We Are Different Part 21

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member | Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………..

Seorang suster membuka gorden jendela sebuah ruangan di seoul hospital membuat seseorang yang sedang berbaring disana terbangun

“Selamat pagi jessica-shi” sapa suster itu tersenyum ramah

Pagi” jawab jessica ikut tersenyum

Namun pandangannya beralih saat pintu ruangannya kembali terbuka dan adiknya baru saja masuk

“Kryst?”

Oh hey kau sudah bangun eonnie, aku baru selesai sarapan, kajja kita pulang”

“Huh?” gumam jessica heran

Why? Tadi aku dan yoona baru saja menemui dokter dan menerima hasilnya, kau sudah boleh pulang”

“Yoona? Dia ada kemari?”

Krystal menganggukan kepalanya

Kami datang dari tadi malam, tapi kau sudah tidur dan yoona melarangku untuk membangunkanmu”

“Lalu? Sekarang kemana dia?”

“Sudah pulang”

Pulang? Bukankah ini hari minggu”

“I don’t know, dia terlihat buru buru dan memintaku yang membawamu pulang” ucap krystal

Sementara jessica terdiam masih belum memahami sikap yoona setelah kemarin tiba tiba memotong ucapannya dan langsung memutuskan sambungan telepon, setelah itu yoona tak menghubunginya lagi membuat jessica sedikit kecewa

1 jam kemudian, kedua kakak beradik itu sudah dalam perjalanan menuju rumah

Mengapa kau diam saja sedari tadi? Bukankah seharusnya bahagia?” Ucap krystal yang terus terusan memperhatikan jessica selalu terlihat melamun itu

Molla.. moodku sedang kurang baik”

“Why?”

Jessica hanya mengangkat kedua pundaknya

ah apa kemarin kau mengikuti rapat dengan klien?”

“Rapat? Setahuku tidak ada pertemuan klien” ucap krystal heran

Really? Lalu yoona? Apa dia ada di restoran?”

“Nne.. tapi sorenya dia meninggalkan restoran”

“Where?”

“I don’t know, dia kembali jam 10 malam dan mengajakku untuk pergi ke rumah sakit”

Jessica kembali termenung, firasatnya kini benar benar yakin bahwa yoona dari awal memang tak menyetujui keinginannya untuk mengikuti program bayi tabung karena semenjak 2 bulan terakhir ini sikapnya benar benar berubah

Yah eonnie! Apa yang sedang kau lakukan! Kita sudah sampai” ucap krystal mengetuk ngetuk kaca jendela mobil saat tahu jessica masih terdiam didalam

Jessica tersadar dan melihat mobil yang ditumpanginya sudah berada didalam garasi mansion

Ia pun segera keluar dari mobil dan menyusul krystal yang sudah memasuki mansion

Namun ia terkejut begitu pintu itu dibuka

*dorrr!!!* sebuah tembakan kecil diiringi hamburan pernak pernik pita jatuh diatas kepalanya membuat jessica terkejut memejamkan matanya

“Surprise…!!!!” Teriak orang orang didalam mansion itu

Jessica mulai membuka kedua matanya melihat di sekeliling ruangan sudah dihiasi beberapa hiasan balon dan ucapan selamat

Ia juga melihat yoona, yuri, taeyeon, sunny, amber, sooyoung dan para karyawannya di restoran dengan ceria menyambut kedatangannya

“Jessica…!!! Chukkhae!!” Ucap yuri memeluk adik iparnya itu

Yah, ada apa ini?”

“Tentu saja menyambut kedatanganmu dan merayakan pesta calon bayimu”

“Mwo? Tt…ttapi… dokter belum memutuskan”

Aniyo, dokter sudah mengatakannya padaku pembuahannya sudah berhasil dan tinggal menunggu beberapa hari, dokter mengatakan itu akan berhasil” ucap yoona tersenyum memeluk pinggang jessica dari samping

Jessica hanya terdiam menatap yoona yang terus terusan tersenyum menatapnya, perlahan wajah yoona mendekat dan ciuman lembutpun mendarat pada bibir jessica

Yah! Jangan mengumbar kemesraan didepan yul, kasihan dia” ucap taeyeon membuat yang lain tertawa

Yaish!! Aku baik baik saja!” Ucap yuri memukul lengan taeyeon

Ah ya, ini juga sekaligus perayaan untuk kedatangan bayi taeyeon dan sunny eonnie” ucap yoona pada jessica

Jinjja? Dimana bayi itu, aku ingin melihatnya”

“I’m coming imo…” ucap sunny dengan aegyeo nya berjalan menghampiri jessica dengan membawa bayinya yang baru berumur 1 tahun itu

Aigoo… kyeoptaa…!!” Ucap jessica sangat senang langsung menggendong bayi itu “siapa namanya?”

“Yerim, kim yerim”

Yerim-ah… sebentar lagi kau akan memiliki sepupu” ucap sunny mengayun ayunkan tangan mungil yerim

Nne… nanti kalian bisa bermain bersama” ucap jessica ikut menirukan aegyeo nya

Bagaimana? Cantik kan pilihanku?” Ucap taeyeon

Nne sangat cantik taeng, kau pintar memilihnya”

“Tentu saja, kedua orang tuanya kelak akan merasa rugi karena telah membuang yerim”

Gwaenchanna… kedua orang tuamu yang baru akan membuat hidupmu bahagia yerim-ah…” ucap jessica pada bayi itu membuat sunny dan taeyeon tersenyum haru

Kajja kita makan, aku lapar” ucap taeyeon mengajak mereka menuju ruang keluarga yang sudah ada yuri dan yang lainnya sedang menata segala hidangan

Aku akan membawakan beberapa minuman, kalian ingin apa?”

“Makgeolli” ucap amber mengangkat tangannya disetujui yang lain

Seperti biasa, wine!” Ucap taeyeon ikut mengangkat tangannya

Baiklah..” ucap yoona segera menuju gudang penyimpanan beberapa jenis bir koleksi yuri

*plak!!*

Yah, setelah ini kau akan mengantar yuri ke bandara, nanti kau akan mabuk” ucap sunny setelah memukul pelan kepala taeyeon

Ah ya kau benar haha, kalau begitu aku akan meminumnya sedikit saja” ucap taeyeon

Yaish… sama saja”

“Huh? Kau akan pergi kemana yul?” Tanya jessica heran

Aku akan kembali ke jepang dan tinggal disana untuk beberapa bulan”

“What? Bukankah kau baru saja dari sana?”

“Nne.. aku harus kembali lago kesana, aku pulang hanya untuk mengurus segala keperluan” ucap yuri

Kau senang sekali pergi” ucap jessica terlihat cemberut

Gwaenchanna, kau tak akan kesepian lagi karena sunny akan tinggal disini menemanimu” ucap taeyeon

Jinjja? Dengan yerim?

Tentu saja” ucap taeyeon membuat jessica kembali terlihat senang

Relakan saja eonniku pergi, lagipula dia akan bersama tiffany eonnie disana?” Ucap yoona yang baru datang sambil mengambil beberapa jenis minuman

Nne?” Gumam jessica

“An…anniyoo…” sangkal yuri “jangan didengarkan”

Yah sica, kau tak ingat kalau tiffany akan memulai debut album barunya di jepang? Mereka akan bertemu kembali

What? Daebbak!!! Pantas kau ingin buru buru kembali ke jepang, Kkkah kkah pergilah yul ppali…” ucap jessica mendorong yuri

Yaish!!! Yah!! Tidak seperti itu” ucap yuri memasang wajah sebalnya setelah kembali menjadi bahan bullyan

Ah ya, tiffany masih berada disini kan? Aku harus mengundangnya” ucap jessica berdiri mengambil ponselnya segera menghubungi sahabatnya

Yah, andwae…” ucap yuri namun ia terlambat karena teleponnya sudah terlanjur tersambung pada tiffany

Jessica pun berjalan menjauhi mereka

Yoboseyo?”

“Hey tiff…”

“Jessie?”

“Nne aku memakai ponsel adikku, hey how are you? Sudah lama tak mengobrol semenjak kau sibuk, apa kau sudah melupakanku?”

“Hahaha anniyo… kau berbicara apa, aku tak pernah melupakanmu, aku baik baik saja bagaimana denganmu?”

“Sama denganmu, dan kau sebentar lagi akan menjadi seorang imo”

“Nne? Kau sudah memiliki bayi?”

“Calon tepatnya”

Nne?”

“Aku mengikuti program hamil”

“Jinjja? Sejak kapan? Mengapa aku baru tahu sekarang?”

“Sudah 2 bulan yang lalu, kau nya saja yang sangat sibuk”

“Mianhae… aku tak bermaksud begitu”

“Arasso… sekarang apa kau sedang sibuk?”

“Aku baru saja pulang ke apartemen, jadwalku kosong sekarang, kajja bertemu jessie”

“Nne, kau harus datang ke rumah yul sekarang, kami sedang mengadakan pesta kecil”

“Nne?”

“Yoona baru saja membuat kejutan untukku, kau juga harus ikut merasakan kebahagiaan sahabatmu ini”

“Baiklah, aku akan dat… eh? Apa yul ada?”

Tentu saja, jangan bilang kau menarik ucapanmu setelah ini!”

“T…tapi..”

“Why? Kau takut bertemu dengannya?”

“An..anniyo… bukan begitu”

Pokoknya kau harus datang, kalau tidak persahabatan kita lebih baik berakhir!”

“Mwo? Y…yyahh… jessie”

*tttuttt tuttt tuttt*

Jessica telah menutup telepon sebelum tiffany melanjutkan bicaranya itu

Bagaimana? Dia mau datang?” Ucap taeyeon

Tentu saja” ucap jessica tersenyum smirk pada yuri

Baiklah jangan makan dulu, kita tunggu tiffany eonnie” ucap yoona

Yah, aku harus segera pergi ke bandara” ucap yuri

“Aigoo… pesawatmu berangkat 4 jam lagi babo! Waktumu masih panjang, lagipula bandara tak terlalu jauh dari sini”

“T…ttapi aku harus mempersiapkan perlengkapanku”

Semuanya sudah siap, kau tinggal berangkat saja” ucap amber

“Haish…”

Dan tak butuh waktu lama sebuah mesin mobil terdengar dari luar mansion
Jessicapun segera berlari keluar begitu tahu itu tiffany

Apa acaranya sudah selesai?” Ucap tiffany

Aniyo, kami semua menunggumu”

“Mianhae..”

“Gwaenchanna.. kajja” ucap jessica menggandeng lengan sahabatnya memasuki mansion

Aigo… eonnie mengundang seorang aktris rupanya” ucap amber bertepuk tangan membuat tiffany tersenyum malu saat semua pandangan beralih padanya

Anyeong” sapa tiffany sedikit membungkukan badannya pada mereka

Lama tak melihatmu, kau semakin…

Yah!!” Gumam sunny memotong ucapan taeyeon

Semakin berubah maksudku, aigoo… apa kau cemburu eoh?” Ucap taeyeon menyenggol sunny

Aniyo” ucap sunny dengan nada dinginnya

Yah, jangan bertengkar di pestaku!” Ucap jessica memasang ice glarenya pada kedua yeoja itu “kajja tiff, duduklah” lanjutnya sambil menarik kursi untuk tiffany disampingnya

Eonnie datang sendiri?” Tanya yoona

Nne, ah ya chukkae untukmu dan jessica yoong”

“Yah, ini juga pesta bayiku” ucap taeyeon memasang wajah cemberutnya

“Nne?”

“Taeyeon dan sunny sudah mengadopsi seorang bayi, kim yerim, tapi sekarang yerim sedang tidur dikamarku” ucap jessica

Ah… chukkae atas bayi kalian” ucap tiffany memberikan selamat untuk taeyeon dan sunny

Gomawo” ucap taeyeon sementara sunny hanya mengangguk tanpa memandang tiffany

Karena semuanya sudah hadir, kajja kita makan!!” Ucap yoona dengan semangat

Yah, bersulang dulu” ucap sooyoung mengangkat gelas wine miliknya

Wohooo…!!” Teriak taeyeon ikut mengangkat gelas

Yah, sedikit saja arra?!” Ucap sunny menarik telinga taeyeon

Arasso…” ucap taeyeon mempoutkan bibirnya

Kajja! Cheers!!” Ucap yoona

Mereka pun mulai menikmati hidangan setelah bersulang dan mulai saling mengobrol

Berbeda dengan taeyeon yang sedari tadi tersenyum smirk memperhatikan seseorang

Yul, mengapa sedari tadi kau diam saja?” Ucap taeyeon membuat orang orang didekatnya beralih menatap yuri

Huh? Naega?

Siapa lagi babo! Apa kau gugup karena ada tiffany disini?” Ucap taeyeon membuat yuri maupun tiffany hampir tersedak

Y…yyah! Anniyo… aku biasa saja” ucap yuri mengelap mulutnya “aku diam karena sedang makan, bukankah tidak baik makan sambil berbicara

Ah.. begitu” ucap taeyeon mengangguk anggukan kepalanya

Oh ya eonnie, bagaimana luka di kepalamu? Apa sudah sembuh?” Ucap yoona

Huh? Ini? Emm… nne” ucap yuri menyentuh kepala belakangnya

Tentu saja sembuh” ucap taeyeon tersenyum menatap tiffany yang juga menatapnya

Huh? Waeyo? Apa yang terjadi dengan yul?” Tanya jessica

Yah, apa kau tak tahu, yuri terluka saat malam penerimaan awards”

“Jinjja? Lalu? Apa ada yang terluka?”

“Kepala belakangnya sobek akibat hantaman pecahan kaca lampu”

“Omo! Pantas rambutmu sedikit pendek yul, aku baru menyadarinya, tapi sekarang baik baik saja?”

“Tentu saja, dia langsung mendapatkan pertolongan pertama dari

*brak!!!*

Yah!! Geumanhae!!!” Potong yuri sedikit meninggikan suaranya sambil memukul meja

Iapun langsung berlalu meninggalkan mereka yang terlihat terkejut setelah melihat apa yang yuri lakukan

Yaish!! Dasar jahil! Lihatlah acaraku jadi berantakan” ucap jessica memarahi taeyeon dan yoona

Aku hanya bercanda” ucap taeyeon sementara yoona ikut mengangguk

Bercandaan kalian membuat kedua sahabatku merasa tak nyaman!” Ucap jessica

Nne, mianhae tiffany eonnie” ucap yoona

Jessie, sebaiknya aku pulang” ucap tiffany segera berdiri

Yah andwae!!” Ucap jessica menahan tangan sahabatnya itu

Sepertinya kehadiranku membuat kalian tak nyaman

Aniyo… ini salahku, mianhae.. aku akan memanggil yul kembali” ucap taeyeon ikut berdiri segera menyusul yuri

Aku juga eonnie” ucap yoona menyusul taeyeon

Maafkan aku” ucap tiffany

Aniyo… bukan salahmu, sudahlah jangan dipikirkan arra?!” Ucap jessica mengusap pundak tiffany

Tak berapa lama ketiga yeoja itupun kembali ke ruang makan

Yang lain merasa heran saat melihat yuri yoona dan taeyeon kembali terlihat akur bahkan sambil tertawa saat kembali, padahal beberapa saat yang lalu yuri terlihat marah sampai memukul meja

Yah, ada apa dengan kalian?” Tanya jessica

Anniyo… sudah ku bilang, menjinakan yuri itu gampang kkkk” ucap taeyeon

Yaish…!” Gumam yuri memukul pelan kepala taeyeon “ah ya, waktu ku tinggal satu jam lagi, aku harus segera pergi ke bandara” lanjutnya

Hemm… sayang sekali” ucap jessica terlihat sedih. Mereka pun segera berdiri untuk mengucapkan perpisahan dengan yuri

Sampai kapan kau disana yul?” Tanya sunny

Mungkin cukup lama, sampai pembangunannya selesai dan perusahaan bisa dijalankan dengan baik”

“Arasso, hati hati yul… pulanglah dengan cepat” ucap sunny memeluk yuri

Yang lainpun memeluk yuri dan mengucapkan perpisahan

Jaga pola makanmu arra? Aku tak ingin kau terlihat sama saat kembali nanti” ucap jessica memeluk yuri

Arasso eomma” ucap yuri

Ah ya, aku titip sahabatku juga” ucap jessica

Nne?”

“Tiffany..” ucap jessica merangkul pundak tiffany membuat yuri dan tiffany terkejut

Yuri akan sangat sibuk” ucap taeyeon menepuk pundak yuri

Gwaenchanna jessie, aku akan baik baik saja” ucap tiffany

Hingga yang terakhir yuri berdiri menghadap tiffany untuk berpamitan

Terimakasih sudah datang” ucap yuri kemudian menganggukan kepalanya

Nne, hati hati yul” ucap tiffany ikut sedikit membungkuk

Kajja taeng” ucap yuri setelah berpamitan pada semuanya “ah ya, mana yoona? Tadi dia bilang akan ikut mengantarku ke bandara” lanjutnya saat tak melihat adiknya itu

Tadi dia bilang akan mengganti pakaiannya, biar aku panggilkan” ucap jessica kemudian berlalu menuju kamarnya

Begitu tiba, ia melihat yoona sedang berdiri didepan cermin sedang merapikian diri baru saja berganti pakaian

Yul sudah menunggu” ucap jessica

Oh.. Nne, aku sudah selesai” ucap yoona menghampiri jessica “aku mengantar yul eonnie dulu, kau istirahatlah” lanjutnya mengusap pundak jessica

Setelah mengantar yuri segeralah pulang, ada yang ingin aku bicarakan” ucap jessica kini terlihat serius

Nne? Arasso… Aku akan segera pulang” ucap yoona mendekatkan wajahnya kemudian mengecup lembut kening jessica “aku pergi dulu” ucap yoona kembali sambil mengusap lembut rambut jessica hingga akhirnya berlalu meninggalkan jessica yang masih terpaku dengan sikap yoona

Sica?” panggil seseorang membuyarkan lamunannya

Huh? Nne?” gumam jessica begitu melihat sunny sudah berdiri disampingnya

Ada apa denganmu?”

“Oh? Eemm… Anniyo” ucap jessica kembali bersikap biasa “ah ya, kau mau kemana? Mengapa membawa tas”

Aku harus kembali ke rumah membawakan barang barang dan pakaian yeri, tadi saat kemari kami tak sempat membawanya, untuk itu aku titip yeri disini, aku tak mungkin membawanya

Oh.. Arasso, aku akan menjaganya”

“Gomawo, aku sudah menyiapkan susu hangat didalam botol persiapan jika sewaktu waktu yeri terbangun”

“Nne, aku mengerti”

“Gomawo sica-yaa, aku pergi dulu”

“Nne, josimhae” ucap jessica

Setelah sunny, tiffany pun pamit pulang karena harus kembali latihan untuk mempersiapkan debutnya di jepang nanti

Begitu mereka pergi, jessica kembali ke ruang keluarga untuk membantu membereskan sisa sisa pesta tadi, ia melihat hanya ada krystal, amber dan sooyoung disana

Huh? Yang lain juga sudah pergi?” tanya jessica

“Nne, mereka harus pergi berbelanja bahan bahan menu restoran” ucap krystal

Eonnie istirahat saja, biar kami yang membereskan ini” ucap amber

Aniyo, aku sudah sangat cukup beristirahat, lagipula ini sangatlah banyak” ucap jessica ikut mengangkat piring piring kotor kemudian dibawakannya pada sooyoung yang sedang sibuk mencuci piring dan peralatan lainnya

Hey, lama tak bertemu” sapa jessica pada sooyoung, iapun ikut mengambil sarung tangan dan membantu sooyoung mencuci piring piring kotor itu

Yah, tak perlu membantuku kau istirahat saja”

“Shirro… Aku bosan tidur terus” ucap jessica mempoutkan bibirnya

Hahaha… Yah, Itu untuk persiapan kehamilanmu”

“Hemmm…” jessica hanya menghela nafas

Waeyo?”

“Ani… Ah ya, kau sering bertemu dengan yoona?”

“Tidak, kami juga baru bertemu beberapa hari yang lalu, kau tahu sendiri eonniku baru menikah dan pergi berbulan madu, semua pekerjaan dilimpahkan padaku”

“Begitu ya”

“Wae geurae?”

“Nothing, forget it”

ah ya, bagaimana perasaanmu yang akan menjadi calon ibu?”

“Molla…” gumam jessica terlihat tak bersemangat

Wae? Bukankah kau sangat senang dengan pilihanmu”

“Seharusnya begitu”

“Jangan khawatir, yoona juga akan ikut senang” ucap sooyoung membuat jessica langsung menatapnya

Bagaimana kau tahu?”

“Yah, aku bersamanya dari sejak kecil, tentu saja aku tahu dia”

“Lalu? Bagaimana? Apa yang dia katakan padamu? Apa dia bahagia dengan tindakanku?”

“Kau jangan khawatir” ucap sooyoung

Yah, aku butuh penjelasan”

“Hemm… Kau tenang saja” ucap sooyoung melepaskan sapu tangan dan mencuci kedua tangannya, ia pun berlalu begitu pekerjaannya selesai

Yah!! Choi sooyoung!” teriak jessica saat yeoja itu tak menjawab pertanyaannya namun sooyoung sudah berlalu meninggalkannya

Dengan kesal, jessicapun mencuci tangannya dan memasuki kamar

Namun perasaan kesal itu hilang saat ia melihat wajah tidur yeri yang terlihat sangat tenang

Perlahan ia menghampiri dan ikut berbaring disamping yeri, jessica menatap lekat wajah bayi itu, tangannya mulai menggenggam dan memainkan jari jari mungil yeri

Tanpa terasa air mata jessica mengalir, satu sisi ia merasa bahagia begitu tahu bahwa program bayi tabungnya dinyatakan berhasil, ia tak sabar untuk menantikan kehadiran calon bayinya

Namun sisi lain, ia juga merasakan ketidaknyamanan atas sikap yoona akhir akhir ini walaupun beberapa saat yang lalu ia melihat yoona berubah kembali bersikap lembut dan sangat perhatian padanya. Hingga tak terasa iapun ikut terlelap disamping yeri

…………………………….

Begitu tiba di bandara, taeyeon dan yoona ikut mengantar yuri sampai pintu keberangkatan

kau yakin bisa melakukannya sendiri yul? tak ingin ku temani?” ucap taeyeon

tentu saja, yah kau baru saja memiliki bayi, kau tak boleh meninggalkannya”

“hahaha tentu saja, tadi aku hanya berbasa basi yul”

“haish…!”

“aku juga tak bisa ikut, mianhae… aku harus merawat jessica”

“kalau kau ikut justru kau malah akan menghancurkan semuanya” ucap taeyeon dan yuri kompak

yaish menyebalkan” rutuk yoona

baiklah, aku pergi ya” ucap yuri pamit

nne, hati hati eonnie, jangan terlalu lama disana” ucap yoona memeluk kakaknya itu

arasso, doakan saja semuanya berjalan lancar”

“tentu saja, dan jaga tiffany eonnie disana” ucap yoona

yah!!” gumam yuri melepaskan pelukan dan melihat yoona sudah menertawainya

adikmu benar, siapa lagi yang bisa melindunginya kalau bukan kau” ucap taeyeon

yaish… kalian ini”

“ah ya, kau sudah meminta maaf padanya atas sikapmu tadi?’

“huh? ah iya aku lupa hahaha aku belum meminta maaf” ucap yuri tertawa menggaruk garukkan kepalanya “tapi… apakah harus?”

“yah paboya…!! tentu saja, sikapmu tadi membuatnya gusar, lain kali jangan bersikap berlebihan bahkan sampai memukul meja, untung saja meja itu tak hancur”

“kkkekekek… mianhae, arasso aku akan meminta maaf setelah ini”

baiklah, jaga dirimu baik baik terutama kesehatanmu, selalu hubungi aku jika terjadi apa apa” ucap taeyeon merapikan jaket yang dikenakan yuri

aigo… kadang kadang kau seorang eonnie yang baik” ucap yuri mengusap kepala taeyeon yang tubuhnya lebih pendek darinya itu

yaishh… yah!!” rutuk taeyeon menepis tangan yuri membuat kedua kakak beradik itu menertawainya

hahahah aku pergi..” ucap yuri melambaikan tangannya dan berlalu memasuki pintu keberangkatan, begitupun taeyeon dan yoona juga berlalu meninggalkan bandara setelah tubuh yuri tak terlihat lagi

hoaemm…. hah eonnie, kau yang menyetir ya, aku mengantuk, sepertinya tadi aku minum terlalu banyak” ucap yoona yang terlihat beberapa kali mulai menguap

yah, kau tak tahu sedari tadi aku sudah menahan kantuk? aku juga tak bisa, kajja kita naik taksi saja”

“mwo?? yaish… yasudah kalau begitu” ucap yoona pasrah dan mereka berdua pun akhirnya pulang dengan menggunakan taksi

………………

Sementara yuri juga baru saja menerima kabar yang tak mengenakkan saat menerima informasi bahwa pesawat yang akan mengantarnya ke jepang mengalami keterlambatan selama beberapa jam, hingga ia harus menunggu

huh menyebalkan” rutuk yuri yang baru saja duduk di ruang tunggu

iapun mulai membuka ponselnya “aku tak mungkin memanggil mereka dan menyuruh kembali kesini” gumamnya

Namun saat melihat gambar wallpaper ponselnya, ia kembali teringat dengan ucapan taeyeon yang menyuruhnya untuk meminta maaf pada sosok gambar itu setelah beberapa jam yang lalu dibuat terkejut atas sikapnya

nomorku sudah tak diblokir lagi, apa aku harus menghubunginya?” gumam yuri masih terpaku pada tombol panggilan kontak bernama mantan kekasihnya itu

Sementara itu setelah beberapa jam berlalu jessica perlahan membuka kedua matanya begitu merasakan getaran getaran pada tangannya

Huh? Aigo… Aku sampai tak terasa bisa tiba tiba pulas begini” gumamnya

Iapun mulai terbangun dengan hati hati agar bayi yang masih tertidur pulas disampingnya itu tak terbangun

Namun ia heran saat tahu tak hanya ada dirinya dan yeri yang berada diatas tempat tidur, tepat disisi lain seseorang tengah tertidur pulas juga

Yoona?” gumam jessica begitu menyingkirkan lengan yang menutupi wajah yeoja itu

Namun ia kembali meradakan getaran getaran yang ternyata berasal dari ponsel milik yoona yang tergeletak disamping tubuhnya

Jessica melihat sebuah panggilan masuk dari yuri, iapun segera mengangkatnya dan berjalan menjauhi kedua yeoja yang masih tertidur pulas

Yoboseyo” ucap jessica

Sica?

Nne, ini aku, yoona sedang tertidur”

“Ah syukurlah, aku memang ingin berbicara denganmu, kuhubungi nomormu masih tak aktif”

“Ah ya ponselku masih tertinggal didalam mobil” ucap jessica “tapi ada apa yul? Ah apa kau sudah sampai?”

“Nne aku baru saja tiba, dan masih menunggu temanku menjemput”

Syukurlah, setelah ini lekaslah istirahat yul”

“Arasso…. Ah ya, apa aku mengganggu waktu istirahatmu?”

“Aniyo, tidurpun aku tak merasa pulas”

“Waeyo?”

“Yul, apa aku gagalkan saja program ini?”

Yah, apa yang kau katakan, jangan berpikir bodoh, ada apa denganmu?”

“Adikmu..”

“Yoona?”

“Siapa lagi, dasar bodoh”

“Hahaha mianhae, ada apa dengan adikku?”

“Kau tahu, kemarin begitu menerima kabar baik dari dokter aku langsung menghubunginya dan memberitahu kabar ini, aku pikir dia juga akan sesenang sepertiku, tapi tiba tiba dia segera mengakhiri percakapan kami seolah menghindarinya”

“Tapi aku juga tak mengerti dengan sikapnya hari ini yang sudah berubah kembali” lanjutnya

Hemm… Aku mengerti”

“Yul, tolong berkata jujur padaku, apa yoona berbicara tentang ini padamu”

“Nne, kemarin dia menemuiku, aku rasa itu setelah dia mengakhiri pembicaraan denganmu”

“Jinjja? Lalu”

“Dia bercerita banyak”

Apa… Dia tak menginginkan kehadiran bayi dari perutku?”

“Aniyo… Dia hanya gusar, tapi sekarang buang jauh jauh pikiran itu”

“Wae?”

Aku sudah menasehatinya, taeyeon dan sooyoung begitupun sunny, kami telah menasehatinya dan berhasil membuat adikku sadar, itulah mengapa sikapnya kembali berubah, jangan khawatir, yoona sudah menerimanya dan sangat menantikan kehamilanmu, percaya padaku”

“Jinjja?” ucap jessica terkejut hingga tak terasa air matanya kembali menetes

Yah uljimma…”

“Aku sangat terharu yul”

“Hemm.. Aku mengerti, aku juga bersyukur kalian baik baik saja”

“Kau memang kakak terbaik baginya”

“Hahaha tentu saja”

“Gomawo yul…”

“Nne… Hiduplah dengan baik”

Cih, bisa bisa nya berkata seperti itu, kau pikir sebaik apa hidupmu?”

“Hahaha yah! Geumanhae…”

Yul aku juga mengkhawatirkan keadaan tiffany, kau juga lihatkan tadi, tubuhnya semakin kurus, dan dia sempat mengeluh padaku jika tenggorokannya mulai terasa sakit”

“Mwo? Jinjja?”

Nne, sebenarnya dia memintaku merahasikannya, tapi aku tak mungkin melakukan itu, akupun tak bisa memaksanya untuk berhenti, dia sedang berada di puncak karirnya”

“Hemmm…” gumam yuri

Jaga dia yul” ucap jessica namun yuri hanya diam tak menanggapinya

Beberapa saat kemudian

Yoona perlahan membuka kedua matanya begitu merasakan sebuah sentuhan lembut pada wajahnya
Begitu terbuka, ia melihat sebuah tangan sedang mengusap usap wajahnya, iapun menggenggam tangan itu dan melihat sang pemiliknya yang sedari tadi tersenyum meandanganya

Kau sudah bangun” ucap jessica tersenyum

Yeoppoda..” ucap yoona ikut mengusap wajah jessica

Keduanya masih berbaring menyamping saling berhadapan

Huh? Mana yeri?” Ucap yoona kembali

Sudah sunny ambil 1 jam yang lalu, bahkan yerim menangis, apa kau tak mendengarnya?”

“Huh jinjja? Hehehe aku tak mendengarnya”

“Kau terlalu lelap” ucap jessica kembali mengusap lembut wajah yoona

Chankkaman” ucap yoona menahan tangan jessica “apa kau menangis?” Lanjutnya begitu menatap kedua mata jessica hingga tak lama ia melihat butir butir air mata jessica mulai mengalir kembali sambil tersenyum

Waeyo?” Ucap yoona menarik tubuh jessica kemudian memeluknya

Jessica hanya menggelengkan kepala dan isakan tangisnya mulai terdengar

Maafkan aku atas sikapku kemarin” ucap yoona yang menyadari kesalahannya

Jangan katakan itu” ucap jessica

Lalu mengapa kau menangis?

Aku… hanya terlalu bahagia dan bersyukur bisa memilikimu yoong

Omo omo, apa aku tak salah dengar?” Ucap yoona membuat jessica mencubit pinggangnya

Kekekekekk… arasso, aku juga bahagia memilikimu, sangat bahagia” ucap yoona mengeratkan pelukannya

Maafkan aku terlalu egois dan memaksamu untuk menuruti keinginanku

Gwaenchanna… memang sudah tugasku membahagiakanmu” ucap yoona melepaskan pelukannya

Kini keduanya duduk saling berhadapan diatas tempat tidur

Yoona masih melihat kedua pipi jessica basah oleh air matanya

Uljimma…” ucap yoona mengusap dan menhapus air mata jessica

Jessica hanya mengangguk

Gomawo…”

“Andwae… jangan pernah mengatakan itu”

“Arasso…”

Aigoo… rambutmu jadi berantakan” ucap yoona dengan perhatian merapikan rambut jessica namun terhenti saat kedua tangan jessica membingkai wajahnya

Keduanya pun tersenyum saling tatap

Jessica menggerakkan bibirnya mengucapkan “i love you” tanpa bersuara

Membuat yoona kembali tersenyum dan mendekatkan wajahnya hingga kedua bibir mereka menyatu menikmati manisnya kisah cinta mereka

…………

Krystal baru saja keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minum
Namun begitu selesai minum, ia heran saat sooyoung baru saja keluar dari kamar lain dan berjalan menghampirinya

Aku kira kau sudah pulang” ucap krystal

Aku sangat mengantuk jadi istirahat sebentar” ucap sooyoung duduk dihadapan krystal dan mengambil gelas air minum milik yeoja dihadapannya itu

Yah! Itu milikku” ucap krystal saat sooyoung meminum air didalam gelas miliknya

memangnya kenapa? Kau sedang tak terkena aids kan

Yaish! Tentu saja tidak, tapi kau bisa mengambil gelas lain

Aku haus” ucap sooyoung menyerahkan gelas itu setelah meminum habis isinya

Krystalpun akhirnya kembali menuangkan air kedalam gelas itu untuk sooyoung

Gomawo” ucap sooyoung memberikan kembali gelas yang sudah kosong itu pada krystal “huh? Odiga?” Lanjutnya saat melihat penampilan krystal yang terlihat rapi

Aku ingin pergi ke deptstore, tapi yoona masih tertidur

Perlu ku temani?

Nne?? Ap… apa kau tak sibuk?

Ani, aku akan mencuci wajahku dulu, tunggulah didalam mobilku” ucap sooyoung menyerahkan kunci mobilnya

Arasso” ucap krystal

Hingga tak berapa lama sooyoung keluar dari rumah dengan penampilan yang sudah terlihat rapi, ia berjalan masuki mobil miliknya yang sudah krystal didalamnya

Kau benar benar tak keberatan mengantarku?” Tanya krystal

Tentu saja, kau pikir aku akan menyuruhmu keluar dari mobilku?” Ucap sooyoung, iapun menginjakkan gas dan keduanya meninggalkan mansion

Sepanjang perjalanan kedua yeoja itu hanya terdiam dengan sesekali krystal memperhatikan sooyoung yang terlihat fokus menyetir

Hey, apa tak keberatan jika aku mengatakan hal ini?” Ucap krystal

Apa?”

“Aku… telah mengetahui mengapa kau berada dipenjara waktu itu” ucap krystal kini membuat sooyoung menatapnya

Lalu?”

“Aku benar benar tak menyangka ada seseorang sepertimu” ucap krystal mamun sooyoung hanya menarik sebelah alisnya pertanda tak mengerti
“Kau hampir mengorbankan nyawamu bahkan membuat ayahmu sendiri… dipenjara, sorry” ucap krystal sedikit ragu

“Apa itu buruk?”

“No…. tentu saja tidak, jujur saja aku begitu kagum padamu, aku tak menyangka kau orang yang seperti itu, aku bahkan sempat berpikir kau melakukan hal itu karena mencintai kakak iparku”

Sooyoung hanya tersenyum simpul mendengarnya

Hingga keduanya telah sampai di pusat perbelanjaan dan sooyoung dengan sabar menemani krystal yang mulai dirasuki oleh jiwa shoppaholicnya

Yah, ini sudah 3 jam apa kau tak lelah?”

“Huh? Really?” Ucap krystal, iapun melihat jam tangannya “oh my god! Sorry…” lanjutnya begitu terkejut

Jika tak diingatkan aku rasa 1 minggu pun tak akan terasa”

“Hahaha yah, mengapa tak memberitahuku dari tadi?”

“Itu karena kau begitu semangat, aku tak ingin merusak moodmu”

“Aww so sweet, kalau begitu sebagai gantinya aku akan mentraktirmu, bagaimana?”

“Terserah kau saja”

Hingga keduanya berhenti di sebuah food court untuk beristirahat

By the way, aku belum pernah melihatmu dengan kekasihmu, apa dia tak akan marah karena kau hampir seharian denganku?” Ucap krystal

Aku tak memiliki kekasih”

“Yah, jangan bohong.. yoona memberitahuku bahwa kekasihmu bernama bora”

“Tumben kau menanyakan hal itu padanya”

“Ak….aku hanya memastikan” ucap krystal terlihat gugup membuat sooyoung tersenyum merasa lucu

“Aku sudah sangat lama berpisah dengan bora” ucap sooyoung yang entah kenapa membuat krystal tersenyum

…………..

.
.
.
.
.
.
.

Beberapa bulan kemudian

Yuri baru saja keluar dari sebuah restoran setelah menikmati makan siangnya
Namun ia berniat untuk tidak langsung kembali ke kantor, ia memilih berjalan jalan santai disepanjang jalanan kota fukuoka jepang yang cukup ramai

Namun saat ia berbelok ke jalanan kecil, tanpa sengaja tubuhnya tertabrak oleh seseorang yang tengah berlari berlawanan arah dengannya

Kyaa!!”

*brukkk!!*

“Kkamjagiya!! Omo! Are u okay?” Ucap yuri membantu membangunkan seorang yeoja yang bertabrakan dengannya

“Huh? Korean?”

Huh? Nne” ucap yuri, namun ia kembali terkejut saat yeoja itu dengan buru buru memakai tudung hoodie nya dan menarik tangan yuri membawanya berlari

Hingga mereka sampai disebuah restoran kecil yang cukup tertutup, orang itu pun segera memesan minuman untuk dirinya dan yuri

Hey, mengapa kau membawaku kemari? Nuguya?” Ucap yuri tak mengerti setelah yeoja itu menyuruhnya duduk

Apa kau seorang paparazzi?”

“Kau bicara apa, tentu saja bukan”

“Kau bilang warga korea, sedang apa kau berada di jepang?”

“Tentu saja bekerja, yah kau siapa? Mengapa menutup diri?”

Baiklah aku akan membukanya, tapi kau jangan berteriak arra? Dan jangan memberitahu siapapun”

“Cih, untuk apa? Memangnya kau siapa? Apa kau buronan?”

“Yaish!” Rutuk yeoja itu, iapun mulai melepaskan tudung hoodie, kacamata hitam dan maskernya hingga wajahnya kini terlihat jelas

Namun yuri masih terdiam menatapnya

Kau sudah melihatku sekarang, jangan beritahu siapapun bahwa aku disini arra?” Ucap yeoja itu

Nne? Kau… siapa?”

“Mwo? Kau tak mengenaliku?”

“Nne..”

Hufth… apa karena aku tak memakai make up ya, tapi tadi saja para penggemar menganaliku, kenapa dengan orang ini?” Ucap yeoja itu dalam hati sambil memandang heran pada yuri yang menatapnya tanpa ekspresi

Arasso, aku hyomin” ucap yeoja itu

Oh… anyeong haseyo hyomin-shi”

“Huh??? K…kkkau baru saja menyapaku seperti ini?

Nne? Memangnya kenapa? Bukankah kita sama sama warga korea?”

“Yah, kau benar benar tak mengenaliku?” Ucap hyomin masih terkejut tak percaya

Kau… baru saja memperkenalkan namamu hyomin-shi”

“T-Ara…”

“Nne? Maksudmu?”

“Yah, apa kau tahu T-Ara?” Ucap hyomin

Namun yuri hanya menggelengkan kepalanya tanpa ekspresi

Heoll… daebak!!! Jinjja!! Apa kau benar benar asli dari korea?” Ucap hyomin menggeleng gelengkan kepalanya merasa tak percaya dengan orang yang baru saja bertemu tanpa sengaja dengannya itu

Nne… aku lahir di gangnam”

“Tapi kau benar benar tak tahu siapa aku? Aigoo… luar biasa sekali”

“Wae geurae…?

Ani, baguslah kalau kau tak tahu, setidaknya aku selamat malam ini”

“Nne? Aku tak mengerti, dan mengapa kau mengajakku kemari?”

“Ah ya aku baru ingat, mianhae… tadi aku dikejar beberapa paparazzi, kau boleh pergi sekarang”

Baiklah, anyeong..” ucap yuri segera berdiri

Yah yah yah chankkaman!” Ucap hyomin menahannya “apa kau benar benar akan meninggalkanku huh?” Lanjutnya

Nne? Bukankah tadi kau menyuruhku pergi?”

“Andwae.. duduklah

Yuri pun kembali duduk

Jadi kau seorang aktris?” Tanya yuri kembali membuka percakapan

Bagaimana kau tahu?”

“Tadi kau bilang sedang dikejar paparazzi, dan… penampilanmu juga…” ucap yuri terhenti

Wae?”

“Kau cukup cantik” ucap yuri

Heoll…” gumam hyomin

Wae?

Aku pikir grupku sangat terkenal

Hehehe jangan salah paham, mungkin hanya aku yang baru tahu karena memang aku tak begitu tahu tentang dunia entertainmen”

“Jadi, apa yang kau lakukan di jepang?”

“Bekerja” ucap yuri “kau?”

Kami sedang mengadakan tour konser di beberapa kota di jepang”

“Jadi kau akan lama tinggal disini?”

“Tentu saja, aku sangat senang”

“Wae?”

Ini comeback kami yang luar biasa, jepang membuat popularitas kami semakin meningkat, itulah mengapa paparazzi berada dimana mana”

“Mengapa tidak di negara sendiri?

Bukannya ingin merendahkan negara sendiri, hanya saja kami kurang dihargai disana, terlebih beberapa skandal yang terlibat dari para member, kami baru saja kehilangan seorang member dan ia keluar dengan beberapa masalah yang melibatkan kami, dan itu sangat berpengaruh pada para fans”

Yuri hanya mengangguk anggukan kepalanya mendengarkan hyomin

Kadang aku iri pada orang biasa sepertimu” ucap hyomin menatap yuri

Gwaenchanna… setiap orang sudah memiliki takdir masing masing, kau harus tetap menjalani impianmu”

“Kau benar”

Tapi mengapa kau sekarang sendirian, kemana temanmu yang lain?”

“Mereka berada di hotel, aku sedang merasa jenuh jadi aku memutuskan untuk berjalan jalan, tahu tahu aku dikejar oleh para paparazzi”

Hmm… pasti berat menjadi orang yang terkenal”

“Begitulah…”

“Lalu? Bagaimana kalau para idol memiliki kekasih?

Tentu saja itu sesuatu hal yang memiliki pengaruh besar terhadap apapun, sebisa mungkin harus bisa menutupinua jika mereka tak ingin dibenci bahkan diteror para fans fanatik, apalagi jika ia aktirs yang sangat terkenal”

“Begitu ya” ucap yuri terdiam memikirkan sesuatu

Tapi tergantung juga siapa pasangannya, biasanya fans akan melihat latar belakang orang yang akan menjadi kekasihnya itu, kadang mereka mendukung jika dinilai cocok, kalau tidak maka siap siap saja menikmati segala hujatan

Yuri kembali menganggukkan kepalanya

Sudah menjelang malam, kau tak dicari managermu?”

“Oh my god kau benar, aku bisa mati”

“Kalau begitu kau harus segera kembali ke hotel”

Bisakah kau melindungiku dari paparazzi?”

“Arasso, aku akan keluar terlebih dahulu memanggilkan taksi, kau tunggu dulu di dekat pintu”

“Baiklah, kajja”

Keduanya pun berjalan menuju kasir, namun saat membuka dompetnya hyomin terlihat gusar

Omo, sial aku tak membawa uang cash, ottokhae?” Gumamnya dalam hati terlihat ragu untuk mengeluarkan kartu

Biar aku saja” ucap yuri yang sudah mengerti

Mianhae, aku akan menggantinya nanti”

“Gwaenchanna…” ucap yuri

Setelah membayar, yuri keluar terlebih dahulu untuk memberhentikan taksi, begitu berhasil ia memberi aba aba pada hyomin saat suasana cukup aman
Hyominpun segera berlari dan memasuki taksi

Gomawo, aku berhutang banyak padamu” ucap hyomin

Nne… gwaenchana… hati hati”

“Kau juga, semangat bekerja! Ku harap kita bertemu lagi setelah kau sukses nanti” ucap hyomin, iapun melambaikan tanganya begitu taksi mulai melaju meninggalkan yuri

……………………………………

Beberapa hari kemudian
Yuri terbangun begitu mendengar ponselnya berbunyi menerima panggilan telepon

Yoboseyo

Yul..”

“Oh nne sica, mian aku baru saja bangun”

Kau tak ke kantor?”

“Aniyo, aku baru saja pulang jam 10 pagi tadi dan nanti malam akan ada acara jadi aku memutuskan untuk istirahat”

“Begitu ya, bagaimana kabarmu? Sudah lama sekali

Baik baik saja hehehe kau sendiri? Bagaimana bayi dalam kandunganmu?”

“Yoona merawatku dengan baik, begitupun calon bayiku, dia semakin berat”

“Ah ya aku juga merindukan adikku, apa dia sedang bekerja?”

Nne… dia juga jadi orang sibuk sepertimu, tapi setidaknya dia tak mencampakkanku”

“Hahaha yah kau menyindirku huh?”

“Sedikit hahaha, jadi apa kau pergi kemarin malam?”

Nne? Kemarin malam?? Odiga?”

“Konser tiffany..”

“Ah…. ya, aku baru ingat”

“Kau benar benar tak menontonnya yul?”

Nne, pada saat itu aku sedang rapat bersama kepala bagian kantorku dan para klien, aku tak mungkin meninggalkan mereka lagipula dia konser di osaka sementara aku berada di fukuoka, jarak kami sangat jauh”

“Yul, osaka itu konser yang pertama beberapa bulan yang lalu, kemarin dia konser di tokyo

Huh? Aku salah ya hehehe mianhae, rasanya baru kemarin dia debut”

“Jadi kau sama sekali tak pernah bertemu dengannya?”

“Emm… aku rasa begitu, kami selalu berada di kota yang berbeda, dan aku tak bisa luput dari pekerjaanku, mianhae”

“Hmm…. begitu ya” ucap jessica merendahkan suaranya terdengar kecewa

Mianhae” ucap yuri kembali

Yul…”

“Nne?”

“Jika kau merasa terusik karena aku terus terusan membicarakannya, aku akan berhenti”

“Emmm…. gwaenchanna, aku tak keberatan kau membicarakannya, dia sahabatmu” ucap yuri berhenti sejenak

Hanya saja… kau tahu bahwa dia hanya masa lalu bagiku, dulu dia memintaku untuk tak muncul lagi di kehidupannya dan aku hanya menuruti keinginannya” lanjutnya

Baiklah jika itu benar benar keputusanmu yul, kau sudah bekerja sangat keras untuk melupakannya”

“Ani… aku tak melupakannya”

“Arasso… lalu bagaimana hidupmu disana? Yah, apa kau telah melupakan seoul huh?”

Hahaha aniyo.. aku juga selalu merasa ingin pulang”

“Kalau begitu pulanglah, kami sangat merindukanmu

Mungkin bulan depan, setelah aku menemukan orang orang yang tepat untuk menjalanlan perusahaanku disini”

“Lalu?” Tanya jessica

Nne?” Ucap yuri tak mengerti

Kau bilang kau masih mencari orang orang yang tepat untuk perusahaanmu, lalu kapan kau mencari orang yang tepat untuk mendampingi hidupmu huh?”

“Hahaha itu….

Yah, apa selama di jepang kau tak bisa menemukannya huh?”

“Aku rasa tidak hahaha”

“Yaish… apa perlu ku carikan huh? Kau ingin yang seprti apa? Namja? Yeoja? Aktris? Orang biasa?”

Yaish… kau ini”

“Ah ya, sekarang lagi musim berpasangan dengan seorang idol, sepertinya orang sepertimu cocok, agar tidak menjadi orang yang selalu ketinggalan zaman”

“Idol?? Ah ya aku ingat sesuatu”

“Nne? Ingat apa?”

Sica-yaa apa kau tahu hyomin?”

“Hyomin?? Emm…. T-Ara?”

“Huh? Kau tahu?”

“Tentu saja, itu girl group kpop yang terkenal, kalau tak salah mereka baru saja comeback”

“Heoll….”

Wae gerae?”

“Hahaha aniyo… setelah mendengar itu darimu, aku jadi benar benar merasa orang yang sangat ketinggalan zaman hahahaha”

“Aigooo…. akhirnya seorang kwon yuri menyadarinya hahaha” ucap jessica yang ikut tertawa terbahak bahak “tapi kenapa kau membicarakan orang itu?”

“Beberapa hari yang lalu kami tak sengaja bertemu”

“Dan kau tak mengenalinya”

“Hahaha begitulah”

Ckckck kau memang luar biasa”

“Setelah tahu darimu sekarang aku baru menyesalinya telah bertemu dengan seorang idol yang sangat terkenal, tahu begitu aku meminta foto bersama hahaha”

“Yah kwon yul, kau tak sadar siapa dirimu huh? Kau bahkan bisa mengundang taylor swift untuk makan malam secara pribadi”

Hahahaha kau bisa saja

Begitu percakapannya dengan jessica berakhir, yuri melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 4 sore, iapun mengambil handuk dan memasuki kamar mandi untuk segera bersiap siap

Hingga 2 jam kemudian ia sudah berada di dalam mobil bersama amber

Kalau saja jessica tak meneleponku, mungkin sekarang aku masih tertidur, aku tak menyangka bisa sepulas itu”

“Hahaha itu karena kau hanya memiliki waktu istirahat sedikit, kau tak ingat jika kau belum tidur selama 2 hari ini huh?”

“Kau benar, harusnya aku memang sekarang masih tidur”

Apa boleh buat, kau menjadi perwakilan negara korea untuk pembukaan acara ini”

“Aigoo…”

Keduanyapun sampai didepan sebuah gedung besar, mobil yang dibawakan amber berhenti tepat disamping sebuah karpet merah

Yuri segera disambut oleh para pelayan dan diantarkannya kedalam gedung

Begitu masuk ia sudah melihat para tamu undangan beserta tamu perwakilan dari berbagai negara di asia

Ternyata ini acara besar” gumam yuri

Yuri tersenyum lega saat melihat dari jauh amber berjalan menghampirinya setelah memarkirkan mobil, namun saat itu seorang tamu yang sedang membawakan minumam tak sengaja menyenggol tubuh yuri hingga minuman itu sedikit menumpahi jas putih yang dipakainya

Oh my god! I’m so sorry miss” ucap tamu itu merasa bersalah

It’s okay…” ucap yuri ramah akhirnya tamu itupun pergi

Yuri menundukkan wajahnya, ia mengambil tissue mencoba membersihkan noda yang tertempel itu

Yul, wae geurae?” Tanya amber begitu tiba

Seseorang baru saja menabrakku dan…” ucap yuri kemudian menunjukkan noda minuman pada jas nya

Omona! Yaish… itu terlihat jelas yul, tak akan bisa dibersihkan dengan tisu, kajja lepas saja biar aku ambilkan lagi didalam mobil” ucap amber membantu membukakan jas yang dipakai yuri

Aku rasa ini tak terlalu jelas”

“Andwae… kau akan berdiri diatas panggung dihadapan para tamu lain” ucap amber “aku akan segera mengambilnya” ucapnya lagi

Gomawo..” ucap yuri

Iapun melihat amber kembali pergi mengambilkan jas cadangan miliknya yang selalu ia siapkan didalam mobil hingga yuri hanya mengenakan kemeja putih yang juga terkena tembusan noda minuman itu, ia kembali mengambil tisu dan mengusap usap kemejanya

Sambil menunggu ia menghampiri meja besar berisi beberapa jenis minuman yang telah disediakan untuk para tamu

Namun saat memilih, tangannya tak sengaja memilih minuman yang sama dengan tangan seseorang yang juga hendak mengambil minuman itu

Oh!!” Ucap keduanya keduanya terkejut

Kau??” Ucap orang itu saat melihat yuri

Oh hyomin-shi, kita bertemu kembali”

“Aigo… aku tak menyangka kita bisa bertemu lagi di acara besar ini”

“Nne… ternyata kau masih mengingatku”

“Hehehe tentu saja, aku tak akan melupakan orang yang pernah menolong dan membuatku berhutang padanya”

Aigo… aku bahkan tak menganggap itu hutang”

“Ah ya aku belum tahu namamu”

“Kwon yuri” ucap yuri mengulurkan tangannya

Ah… yuri, nama yang bagus” ucap hyomin membalas uluran tangan yuri

Gomawo..” ucap yuri

Kini pandangan hyomin beralih pada tangan yuri yang kembali mengusap usap kemejanya yang terlihat bernoda

Wae gerae?”

“Huh? Ini, tadi seseorang menyenggolku dan menunpahkan sedikit minumannya”

“Aigo, kau harus bersabar…” ucap hyomin mengusap lengan yuri “kalau bisa kau harus mengganti kemejamu, ini acara besar kau bisa dimarahi oleh atasanmu”

“Jinjja?”

“Nne, jepang sangat disiplin apalagi dalam acara penting seperti ini”

Hahaha begitu ya, tapi temanku sedang mengambilkannya”

“Syukurlah… ah ya, bisakah kau pilihkan minuman yang enak untukku?”

“Emm…. aku rasa koktail ini, cocok untukmu” ucap yuri mengambilkan salah satu minuman untuk hyomin

Yeoja itupun mulai mencobanya

Mmm… aku menyukainya, gomawo…”

“Nne.. ah ya hyomin-shi, aku sudah tahu T-Ara sekarang hehehe”

Hyomin yang mendengarnya hampir saja tersedak “pwffthhh…. jinjja?

Nne aku sudah melihat dan mendengarkan beberapa lagu kalian” ucap yuri, iapun menggerakan tangannya mencoba menirukan lagu roly poly milik T-Ara dan itu membuat hyomin tertawa

Hahaha aigoo… kau lucu sekali”

“Hebat bukan?”

“Nne nne kau sangat hebat, apa kau penggemar T-Ara sekarang?”

“Hahaha nne…”

Aigo… kau fans yang sangat unik, ah ya minggu depan kami akan mengadakan konser ke 4 di tokyo dome, aku akan memberikan tiket spesial secara gratis untukmu”

“Jinjja?” Ucap yuri terkejut

Tentu saja, kau adalah satu satunya fans yang sangat beruntung karena menerimanya langsung dariku hehehe”

“Heoll… gomawo… tapi aku tak bisa janji untuk datang

Wae?” Ucap hyomin tampak kecewa

Kau tahu aku harus bekerja”

“Aigoo… baru kali ini aku melihat seorang fans yang bahkan mengabaikan tawaran berharga ini hahaha kau benar benar unik, tapi arasso aku mengerti, memang sangat sulit jika bekerja di negera orang” ucap hyomin

Hahaha begitulah..”

“Ah ya, kemarikan ponselmu” ucap hyomin

Nne?” Gumam yuri tampak bingung, iapun mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan diberikan pada hyomin

Yeoja itu tampak sedang mengetikkan nomor dan menekan tombol panggilan, hingga beberapa saat kemudian sesuatu berbunyi dari dalam tas kecil miliknya.

Hyomin membuka tas itu dan segera mengakhiri panggilan telepon, namun ia juga menghapus nomor miliknya dari log panggilan yuri

Jangan salah paham, aku menghapusnya karena itu begitu privasi, tapi aku sudah menyimpan nomormu” ucap hyomin mengangkat ponselnya

Oh nne…” ucap yuri, iapun menerima ponselnya kembali

Aku akan menghubungimu jika ada waktu, kau orang polos tapi sangat enak diajak bercerita, dan aku mempercayaimu, anggap saja kau fans yang beruntung hehehehe”

“Ahahaha… nne… gomawo hyomin-shi” ucap yuri ikut tertawa walaupun ia sendiri masih bingung dengan sikap yeoja dihadapannya itu

Kalau begitu aku harus segera kesana, acaranya akan segera dimulai, kau harus lebih hati hati lagi dalam pekerjaanmu yul”

“Oh nne…”

Sekali lagi gomawo…” ucap hyomin mengangkat gelasnya sementara yuri hanya tersenyum menganggukkan kepalanya

Tepat saat hyomin pergi amberpun tiba membawakan jas lain untuk yuri

Apa aku terlambat?”

“Aniyo… baru saja akan dimulai” ucap yuri, ia segera memakai jasnya dan keduanya berjalan menuju kursi tamu yang telah disediakan

Acarapun dimulai dengan beberapa sambutan dari berbagai perwakilan negaranya, begitu sambutan dari perwakilan negara indonesia selesai

Seorang mc kembali menaiki panggung untuk menyambut perwakilan negara berikutnya

Baiklah perwakilan selanjutnya dari negara tetangga kita korea selatan yang akan diwakili oleh seorang ceo muda yang belum lama ini mendapatkan sebuah penghargaan sebagai ceo muda terbaik di korea selatan sekaligus sebagai inspirator bagi para ceo lain, kita sambut Kwon Yuri, kepadanya dipersilahkan” ucap mc itu membuat para tamu berdiri dan bertepuk tangan

Yuri pun dengan tenang berjalan menaiki panggung dan mulai berpidato
Membuat seseorang hampir saja tersedak oleh minumannya

M…mmwo??? Dd…ddia…?!!!” Gumam hyomin dalam hati, ia sangat terjekut melihat yeoja yang tengah berdiri diatas panggung itu sampai ia berulang ulang mengusap kedua matanya merasa tak percaya jika seseorang yang begitu polos tak mengenalnya itu adalah seorang ceo yang begitu terkenal, bahkan hyomin sempat mengira jika yuri seorang pelayan hingga ia meminta minuman padanya itu, kini hyomin merasa benar benar malu

Aigoo…. dia sangat berkharisma, oppa… dia sama sama perwakilan dari korea, ajak dia untuk bergabung jebal…” ucap jiyeon salah satu member T-Ara pada managernya itu

Oppa juga ingin, oppa sangat mengagumi dari dulu dan berharap dia menjadi ceo di agensi kita hahaha tapi dia tak mungkin jiyeon-ah.. kita berada dibawah”

“Ah andai aku bisa dekat dengannya” ucap enjung

Selama ini aku hanya membaca tentangnya di buku, aku tak menyangka kini bisa melihatnya secara langsung, dia benar benar berkharisma” ucap boram

Huh? Jadi selama ini yang kulihat setiap malam kau membaca buku itu buku tentangnya?” Tanya hyomin

Tentu saja, aku bahkan sampai rela menyamar untuk ikut mengantri mendapatkan buku itu, karena hanya dalam hitungan menit sudah langsung habis”

Daebak” ucap enjung ikut kagum

Tapi.. bukankah dia terlihat begitu polos dan pendiam?” Tanya hyomin masih merasa tak percaya

Dia memang orang yang tenang, tapi dia benar benar seseorang yang hebat, bahkan dia sempat dituduh dan pernah hampir dibunuh oleh seorang pengusaha besar, kau baca saja bukunya, akan ku pinjamkan”

“Nne… berikan padaku” ucap hyomin terlihat begitu tertarik

…………………………………………

Mansion

Jessica memasuki kamarnya begitu selesai berbincang dengan sunny yang kini tinggal satu atap dengannya bersama taeyeon dan putrinya yeri
Ia melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 9 malam, iapun segera mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang

Yoong… kau dimana?” Ucap jessica begitu teleponnya tersambung

Masih di restoran, baru saja selesai rapat bersama klien yang ingin bekerjasama dengan restoran kita” ucap yoona dibalik telepon

Masih lama ya?”

“Aniyo… aku akan segera pulang, kau ingin dibelikan apa honey?”

“Emm… tidak perlu yoong, aku hanya ingin melihatmu”

Baiklah… aku akan segera pulang, kau tidurlah jika sudah mengantuk”

“Arasso… kau hati hati yoong”

“Nne.. saranghae..”

“Nado saranghae…” ucap jessica dan keduanya mengakhiri percakapan mereka

Yoona kembali menghampiri para klien yang juga merupakan teman temannya saat kuliah dulu, mereka baru saja selesai membicarakan tentang kerjasama restoran yoona dengan perusahan mereka

Siapa yang meneleponmu?” Ucap minzi

Istriku”

“Aigoo… tapi kau jadi ikut minum bersama kami kan sekarang?”

“Emm… mianhae.. aku tak bisa, kalian tahu jika jessica sedang hamil”

“Gwaenchanna, aku mengerti yoong” ucap jiyoung “kkah pulanglah

Yoona pun segera membereskan barang barangnya dibantu dengan teman temannya itu

Yoong, jessica sudah memasuki usia kandungan 8 bulan bukan?”

“Nne… aku tak sabar menanti kehadiran calon bayi kami”

“Pasti ini masa masa yang berat juga untukmu”

“Huh? Wae?”

“Bukankah itu masa masa jessica mengidam hal hal yang aneh?”

Emm… setahuku dia tidak pernah meminta sesuatu yang aneh” ucap yoona terlihat mengingat ingat

Jinjja?”

“Nne.. kau tahu setiap hari aku berangkat pagi dan pulang malam, kami hanya memiliki waktu di hari minggu, tapi selama berbulan bulan seperti itu dia tidak pernah meminta apapun yang aneh padaku, dia tak pernah menyulitkanku”

Jinjja? Heolll…. itu patut dipertanyakan” ucap minzi terlihat terkejut

“Wae geurae?”

“Yah, mengidam itu hal yang sangat normal untuk seseorang yang sedang hamil, kau tahu? Istriku saja saat mengandung 3 bulan dulu sudah banyak meminta hal hal yang aneh dan menyukitkanku, bahkan dia pernah meminta pizza yang harus aku beli saat itu juga di rhoma”

Mwo?? Jinjja? Lalu apa kau segera pergi kesana?”

“Tentu saja, awalnya aku membelikan pizza yang berada didekat rumah kami, tapi dia tak mau memakannya dan tetap ingin pizza yang langsung dibuat di rhoma, kau bisa membayangkan betapa stressnya aku”

“Hahahaha ya aku bisa membayangkannya”

Tapi jessica benar benar tak meminta apapun?”

“Nne… dia selalu memakan apapun yang ku beli, walaupun kadang hanya memakannya sedikit”

Mungkin dia memendamnya” ucap dasom ikut bergabung

Nne?” Gumam yoona merasa heran

Tidak semua orang mengungkapkan keinginannya, mungkin jessica mencoba ingin memahamimu yang selalu sibuk sehingga ia hanya memendam semua keinginannya, tapi itu akan membahayakan dia dan calon bayi kalian yoong”

“Mwo? Jinjja?”

“Nne… jessica akan merasa stres dan berpengaruh pada bayinya” ucap dasom

Kau juga harus peka terhadapnya, sesekali tanyakan padanya apa yang sedang ia inginkan, itu akan membuatnya bahagia” ucap minzi

Hemm… arasso, gomawo… kalian telah banyak membantuku”

“Itu karena kau teman gila kami, kkah pulanglah temui istrimu”

“Nne!” Ucap yoona bersemangat, iapun segera berlari memasuki mobil

Satu jam kemudian yoona telah sampai didepan mansion yang sudah terlihat sepi itu, begitu selesai memasukkan mobilnya kedalam garasi ia segera memasuki mansion itu

Oh? Tumben kalian belum tidur” ucap yoona saat melihat taeyeon bersama sunny sedang asik menonton televisi di ruang santai

Kau sudah pulang yoong, nne sunny sedang tak bisa tidur”

“Uri yerim ternyata sudah tidur… mmuah mmuah mmuah” ucap yoona segera menghampiri yeri yang tertidur pulas disamping mereka, ia merasa gemas dan beberapa kali mencium pipi bayi itu

Yah, kkeumanhae… dia akan terbangun” ucap taeyeon menjitak kepala yoona

Aigoo… lihatlah, sepertinya ada yang sudah tak sabar menantikan kehadiran seorang bayi” ucap sunny

Hehehehe eonnie tahu saja, ah ya apa jessica sudah tidur?”

“Aku rasa begitu, dia sudah kedalam kamarnya 1 jam yang lalu”

“Arasso… bye..” ucap yoona

Yah kwon yoona” ucap taeyeon mengehntikan langkah adik tirinya itu

Nne? Wae oppa?” Ucap yoona menggoda tayeon karena memang rambut taeyeon yang selalu dipotong pendek atas keinginan sunny

Yaish!!!” Rutuk taeyeon “yah, aku hanya mengingatkan, kunci pintu kamar kalian”

“Nne? Memangnya kenapa? Apa kami tak pernah menguncinya?”

“Tentu saja! Dan kami selalu mendengar aktivitas kalian didalam kamar” ucap taeyeon dan sunny pun ikut mengangguk

Omo! Jinjja? Hahahaha mianhae…” ucap yoona tertawa malu

Begitu tiba, dengan hati hati yoona membuka pintu kamarnya agar tak mengusik seseorang yang sudah berada didalam kamar

Namun begitu masuk ia justru melihat jessica masih terbaring sedang membaca sebuah buku novel

Huh? Aku pikir sudah tidur, mengapa masih belum tidur honey?”

Jessica menyimpan bukunya dan berjalan menghampiri yoona

Aku tak bisa tidur, bagaimana hari ini?” Ucap jessica membingkai wajah yoona kemudian menciumnya

Emm… seperti biasa, kau sudah makan?”

“Nne.. kau ingin segera mandi yoong? Tapi aku belum mempersiapkan air hangat, tadi aku terlalu lelah”

“Gwaenchanna… biar aku saja, kajja kembali berbaring” ucap yoona membantu jessica dan keduanya pun kembali berbaring dengan yoona memeluk jessica dari samping, ia menggunakan lengan kanannya sebagai bantalan kepala jessica

Mengapa diam saja?” Tanya yoona

Aku senang mencium harum tubuhmu yoong, dari pagi hingga malam rasanya bukan waktu yang singkat” ucap jessica mengangkat kepalanya menatap yoona

“Sica-yaa…”

“Nne?”

“Maafkan aku yang tidak pernah peka terhadapmu dan belum bisa jadi pasangan hidup yang baik untukmu”

“Nne? Mengapa kau mengatakan itu yoong?”

“Apa banyak hal yang kau pendam selama kehamilanmu?”

“Yang aku pendam? Emm… tidak ada kecuali rasa rindu padamu setiap kau sedang bekerja yoong”

“Aigoo… kau membuat kedua pipiku terasa terbakar” ucap yoona tersenyum malu

Yah, aku mengatakan yang sebenarnya”

“Jinjja?” Ucap yoona yang kini mengubah posisinya tengkurap menahan kepalanya dengan kedua lengannya menghadap jessica

Mengapa kau meragukannya?”

“Aniyo.. bukan begitu”

“Lalu?”

“Emm… apa kau pernah mengidam sesuatu?”

“Apa kau mengingkan jawaban yang jujur?”

“Tentu saja”

Nne… aku selalu mengidam banyak hal”

“Mwo?? Lalu ? Apa kau menahannya?”

“Aniyoo…”

“Nne??? Kau pergi melakukannya sendiri?”

“Aniyo…”

“Lalu??”

Aku memintanya pada taeyeon”

“Taeyeon eonnie? Wae?”

“Karena aku tak ingin menyulitkanmu, selama ini kau begitu sibuk sampai waktu istirahatmu pun begitu sedikit”

“Tapi aku ini pasanganmu, aku merasa tidak berguna”

Jangan berbicara seperti itu, kau adalah pasangan sempurna bagi hidupku, lagipula itu sudah beberapa bulan yang lalu, ini sudah bukan masanya mengidam hal hal yang aneh” ucap jessica tersenyum dan mengusap lembut wajah yoona

Tapi mengapa taeyeon eonnie terlihat biasa saja padaku?”

“Aku yang memintanya, diapun mengerti dengan posisimu

Aigoo… aku jadi terharu” ucap yoona menenggelamkan wajahnya pada bantal

Yah, uljimma..” ucap jessica mengusap kepala yoona

Aniyo” ucap yoona kembali mengangkat wajahnya namun kedua pipinya sudah terlihat basah

Aigo… kemarilah” ucap jessica menarik kepalanya hingga bersandar diatas dada jessica, iapun dengan penuh kasih sayang kembali mengusap kepala yoona

Mianhae…” ucap yoona kembali meminta maaf

It’s okay, bagiku kebahagiaan terbesarku adalah melihat wajah ceriamu”

“Kalau begitu mulai besok kau bisa mengatakan semua tentang keinginanmu padaku, jangan pada taeyeon eonnie”

“Nne? Waeyo?”

Aku sudah mengambil cuti dan akan mengabdikan seluruh jiwa dan ragaku untuk seorang jessica jung” ucap yoona yang langsung duduk dan meletakkan telapak tangannya diatas dada

Hahaha… yah… kau lucu sekali” ucap jessica tak bisa menahan tawanya

Yah aku bersungguh sungguh mengatakannya” ucap yoona mempoutkan bibirnya

Arasso… lalu bagaimana dengan pekerjaanmu?” Tanya jessica yang kini ikut duduk dihadapannya yoona

Jessica jung dan bayi kita jauh lebih penting dari segalanya” ucap yoona membingkai wajah jessica membuat kedua pipi yeoja itu memerah hingga keduanyapun saling mendaratkan bibir untuk kembali membangunkan gairah mereka

……………………………………..

Keesokan harinya jessica terbangun begitu mencium wangi beberapa makanan

Good morning” sapa yoona saat jessica terlihat mengusap kedua matanya, iapun tersenyum manatap yoona

Morning too…”

Yoona membantu membangunkan jessica yang sudah mulai kesulitan karena kandungannya yang sudah besar itu

Begitu jessica duduk bersandar, yoona kembali mengambil meja ramping yang sudah berisi beberapa roti, sandwich dan susu lalu ditaruhnya dihadapannya jessica

Kau ingin memakan yang mana?”

“Emm….” gumam jessica terlihat memlih, iapun mengangkat tangannya hendak mengambil salah satu roti, namun dengan cepat yoona segera menahannya

Biar aku suapi” ucap yoona membuat jessica kembali tersenyum

Arassoo..”

“Tapi kau harus minum dulu” ucap yoona mengambilkan gelas berisi susu hangat

Setelah itu yoona dengan penuh perhatian terus menyuapi roti untuk jessica yang terlihat begitu senang hingga ia yang biasanya selalu tak berselera makan kini bisa menghaniskan beberapa potong roti yang cukup banyak

Tumben sekali” gumam jessica

Nne?” Ucap yoona heran

Biasanya aku akan cepat merasa mual dan kembali memuntahkannya”

“Dan sekarang kau tak merasakan itu?”

“Nne…”

“Itu karena aku menyuapimu dengan cinta” goda yoona

Yaish…” gumam jessica mencubit gemas pipi yoona membuat keduanya tertawa

Kau benar benar tak pergi bekerja yoong?”

“Tentu saja, aku tak akan mengkhianati ucapanku sendiri, bahkan aku sudah membuat beberapa jadwal hari ini” ucap yoona menunjukkan sebuah kertas berisi schedule yang ia buat

Aigoo… kau bersemangat sekali”

“Untukmu aku akan selalu bersemangat, kajja kita mandi, setelah itu kita bersiap siap menemui dokter”

Beberapa jam kemudian

Keduanya sudah berada di ruang pemeriksaan kandungan di rumah sakit
Jessica berbaring menghadap sebuah layar dihadapannya, sementara yoona berdiri disampingnya yang ikut menatap layar monitor

Kandungannya sehat, begitupun dengan kondisi tubuh anda jessica-shi” ucap seorang dokter yang memeriksanya

Syukurlah, aku jadi tak sabar menantikan kehadiran malaikat kecil kami” ucap yoona terlihat senang

Jessicapun merasa lebih senang melihat yoona yang begitu bersemangat

Kira kira kapan waktunya?” Ucap yoona kembali

Kurang lebih satu bulan lagi, ah ya apa kalian benar benar tak ingin mengetahui jenis kelaminnya untuk mempersiapkan nama bayi kalian?”

“Aku serahkan pada istriku saja” ucap yoona mengusap lembut kepala jessica

Emm… andwae… biarkan itu menjadi kejutan untuk kami”

“Baiklah… aku tidak akan memaksa dan pemeriksaannya sudah selesai”

“Kamsahamnida..” ucap yoona dan jessica, iapun membantu jessica bangun

Ah ya dokter, apa aku boleh membawanya berkencan diluar?” Ucap yoona

Nne, tapi lebih baik membawanya ke tempat tempat yang lebih sejuk dan sehat”

“Arasso…” ucap yoona

Kedua yeoja itu pun keluar meninggalkan rumah sakit

Apa maksudnya tadi yoong?” Tanya jessica masih terlihat bingung

Aku ingin berkencan diluar denganmu, sudah lama sekali kita merasakannya”

“Nne?”

“Kajja kita pergi ke taman dekat sungai han”

“Aigo… pantas kau membawa keranjang berisi makanan, kau ingin berpiknik eoh?”

“Hehehe tentu saja, sekalian kita mencarikan nama untuk bayi kita” ucap yoona mengusap lembut perut jessica

Oke let’s go!” Ucap jessica bersemangat

……

Setibanya ditaman, keduanya memilih tempat yang cukup nyaman berada disamping pohon tak jauh dari sungai han

Yoonapun segera memasang tikar yang sudah ia bawa sebagai alas duduk

Begitu selesai membantu jessica duduk, ia kembali membuka keranjang dan mengeluarkan beberapa makanan dan minuman

Kau sudah lapar honey?” Ucap yoona

Aniyo, tapi aku haus yoong”

“Arasso, chankkaman” ucap yoona segera mengambil gelas dan menuangkan air mineral untuk jessica

Aigoo… kau benar benar mempersiapkannya”

“Hahaha tentu saja, apa kau senang?”

“Nne!” Ucap jessica semangat

Baiklah kajja kita carikan nama untuk bayi kita” ucap yoona mulai membuka ponselnya

Yoong, sebenarnya aku sudah menemukannya

Nne? Baiklah, siapa nama pilihanmu?”

“Emmm…. eunbi”

“Eunbi? Jung eunbi?”

“Aniyo… kwon eunbi”

“Oke call!” Ucap yoona setuju

Nne? Yah chankkaman, apa kau sendiri suka dan setuju dengan nama itu?”

“Tentu saja, aku akan selalu menyukai pilihanmu” ucap yoona membuat kedua pipi jessica merah semu

Kalau begitu besok ayo kita ke panti asuhan dan rumah sakit”

“Nne?” Ucap yoona heran

Kita akan carikan kakak untuk eunbi, dan aku ingin kau yang memilihnya”

“Jinjja?” Ucap yoona kini terkejut

Geurom… agar kita adil

“Ah ya, bagaimana kalau kita beritahu ini pada yul eonnie” ucap yoona kembali

Ah kau benar yoong,

kajja

Yoona pun kembali membuka ponselnya mulai menekan panggilan video pada eonnie nya yang masih berada di jepang itu

…………………..

Yuri tengah berdiri didepan sebuah gedung cukup besar yang terlihat masih dalam tahap pembangunan

Bagaimana?” Ucap amber menghampirinya

Cukup cepat” ucap yuri tersenyum senang

Aigoo.. apa kau begitu senang eoh?!”

“Tentu saja, dengan begitu kita akan segera pindah dan aku bisa cepat pulang berkumpul dengan keluargaku”

Arra… aku juga merindukan hyunie” ucap amber “ah ya, sudah memasuki jam istirahat, kau ingin kembali ke kantor?”

“Aku akan makan diluar, kau ingin ikut?”

“Masih ada beberapa hal yang harus diurus”

Yah, kau juga butuh istirahat, jangan lewatkan waktu makan siangmu”

“Arasso sajangnim.. kau tenang saja, kkah pergilah makan” ucap amber mendorong yuri hingga berhenti dihadapan mobilnya

Kau yakin tak ingin ikut?” Ucap yuri meyakinkan kembali

Nne.. kkah pergilah”

Yuri pun mengangguk dan menasuki mobilnya, ia melihat amber sudah kembali memasuki gedung yang tengah dibangun itu

Namun saat dirinya hendak menghidupkan mesin mobil, tiba tiba ponselnya berbunyi menerima sebuah panggilan masuk

Ia melihat nomor baru tertera pada panggilan itu

Yoboseyo?” Ucap yuri setelah mengangkatnya

“…….. yuri?” Ucap seorang yeoja, ia sempat terdiam setelah teleponnya terangkat dan terdengar sedikit ragu

Nne, nuguseyo?”

“Em… ini aku, hyomin, apa kau masih mengingatku?”

“Ah hyomin-shi! Nne, tentu saja aku mengingatmu”

“Apa aku mengganggumu yul?”

“Aniyo, aku baru saja akan pergi makan siang”

“Apa kau masih berada di fukuoka?”

“Nne”

“Kebetulan, kajja kita bertemu”

“Baiklah, berikan alamatmu aku akan menjemput”

“Huh? An..andwae, biar aku menggunakan taksi saja”

“Yah andwae, kau seorang aktris, lagipula aku tahu restoran yang aman dari para paparazzi”

“Baiklah, akan aku kirimkan alamatnya”

“Nne…” ucap yuri segera menutup teleponnya

Tak berapa lama ia pun menerima pesan masuk berisi sebuah alamat yang dikirimkan oleh hyomin, tanpa menunggu lama ia segera menginjakkan gas menjemput yeoja itu

1 jam kemudian setelah menjemput, keduanya kini telah tiba disebuah pedesaan, yuripun memarkirkan mobilnya didepan sebuah kedai yang cukup besar

Mengapa kemari yul?” Ucap hyomin heran

Dulu aku sempat akan membangun perusahaanku di daerah sini, saat itu aku menemukan kedai sushi yang sangat lezat”

“Di kedai ini?”

“Nne, wae? Apa kau tak suka? Kalau begitu kita cari tempat lain lagi”

“An..andwae… aku tak keberatan yul, jinjja”

“Ah ya aku baru sadar kalau kau seorang aktris papan atas”

“Yah, jangan berkata seperti itu, aku juga dulu berasal dari desa” ucap hyomin membuat keduanya tertawa

Baiklah, kajja” ucap yuri keluar dari mobil diikuti hyomin

Kini keduanya tengah menikmati berbagai makanan jepang yang telah dihidangkan itu

Bagaimana?” Tanya yuri sembari mengunyah makanannya, ia melihat yeoja dihadapannya itu mengangguk

“Kau benar yul, aku sangat menyukainya, terlebih suasana disini begitu sejuk”

“Maja..”

“Lalu? Mengapa tak jadi membangun perusahaan disini yul?”

Sejujurnya aku menyukai daerah ini, tapi karena lahan ladang yang akan ku beli merupakan mata pencaharian masyarakat sini, aku tak jadi membangunnya”

“Hmmm…” gumam hyomin kembali menganggukan kepalanya

Wae?”

“Yah kwon yul, sekarang aku sudah mengetahui tentangmu”

“Nne?” Ucap yuri belum mengerti

Aku begitu terjekut saat melihatmu diatas panggung beberapa hari yang lalu, mengapa aku baru tahu bahwa kau seorang ceo ternama”

“Hahaha aku rasa itu tak penting hyomin-shi”

“Aniyo, aku begitu kagum padamu”

“Wae? Aku hanya orang biasa”

“Yah, aku telah membaca buku tentangmu”

“Jinjja? Hahaha aku jadi malu”

“Aigo… kau benar benar unik” ucap hyomin menggelengkan kepalanya

Dan saat itu ponsel yuri berdering menerima sebuah panggilan video, ia tersenyum begitu melihat nama yang tertera pada layar ponselnya

Hey yoong…” sapa yuri begitu melihat wajah adiknya

Hey yul..” sapa jessica yang tiba tiba muncul disamping yoona

Oh? Hey sica… aigoo… rupanya kalian sedang berkencan, odiga?”

“Kami sedang berada di taman dekat sungai han, pagi tadi aku sudah membawa jessica ke rumah sakit”

“Bagaimana hasilnya?”

Aku dan kandunganku baik baik saja yul”

“Ah syukurlah, apa jenis kelaminnya sudah diketahui?”

“Kami tidak ingin mengetahuinya sampai persalinan nanti, tapi kami sudah memberinya nama”

“Jinjja? Beritahu aku jebal…”

Kwon eunbi, jessica yang memilihkannya, bagaimana?”

“Eunbi? Nama yang bagus, kapan uri eunbi lahir?”

“Masih sekitar 1 bulan lagi, yah kapan kau pulang eoh??”

Hahaha secepatnya, aku akan pulang sebelum eunbi lahir, tenang saja”

“Syukurlah, ah ya apa kami mengganggu waktu kerjamu?”

Aniyo.. aku sedang makan siang”

“Ah.. syukurlah, bogoshippo…” ucap jessica

Aku juga sangat merindukan kalian”

“Yul, mian lama tadi bajuku tak sengaja tersiram” ucap hyomin yang baru kembali dari toilet

Gwaenchanna?”

“Nne..”

“Omo nugu? Suaranya bukan seperti amber” ucap jessica yang mendengar percakapan mereka

Omo! Tiffany eonnie?!” Timpal yoona

Yah, aniyo…” ucap yuri, iapun segera memutar mode kamera sehingga memperlihatkan sosok hyomin

Aku bersama teman baruku” ucap yuri kembali “dia adikku dan istrinya” lanjutnya pada hyomin

Oh.. anyeonghaseyeo” sapa hyomin

Omo! T-ara!” Ucap jessica terkejut

Aniyo… hanya hyomin

Ah… jadi ini kenapa dulu aku bertanya tentang t-ara yul” ucap jessica

Nne?” Guman hyomin

An..aniyo hehe jangan didengarkan” ucap yuri tertawa gugup

Aigo.. ternyata uri eonnie sedang berkencan, sepertinya hatimu sudah baik baik saja sekarang” ucap yoona

Yah.. anni.. kami hanya makan siang bersama”

“Arasso, sering sering saja makan bersama” goda yoona membuat jessica ikut tertawa

Yah..!!”

“Baiklah kalau begitu kami pulang dulu yul, kkah lanjutkan kencan kalian, bye..” ucap jessica mengakhiri video call nya dengan yuri

Yaish…!! Menyebalkan” rutuk yuri

Kalian lucu sekali yul” ucap hyomin tertawa kecil

Oh haha mianhae kalau kau tak nyaman, mereka memang selalu menyebalkan”

“Gwaenchanna… kita memang sedang berkencan bukan? Hehe” ucap hyomin sementara yuri hanya ikut tertawa

“By the way, apa hatimu sedang tak baik yul?”

“Huh? Aniyo…”

Lalu siapa tiffany yang adikmu maksud?” Tanya hyomin membuat yuri terkejut

Arasso, aku tak akan memaksamu” ucap hyomin kembali saat melihat yuri hanya terdiam

Dia mantan kekasihku” ucap yuri kembali mengangkat wajahnya tersenyum simpul

Aigo… apa dia begitu berarti? Kau langsung terlihat sedih”

“Hahaha aniyo aku baik baik saja jinjja”

“Tapi mengapa harus berpisah? Aku rasa dia akan rugi telah melepaskan orang sepertimu”

“Hahaha yah, mengapa kau begitu mudah mengatakan itu, aku tak sebaik yang kau pikirkan”

“Heol… bahkan kau masih saja merendah”

“Aniyo…”

Hmm… aku rasa aku tahu mengapa kalian berpisah” ucap hyomin memperhatikan yuri begitu lekat

Nne? Wae?”

“Bahkan kau tak menyadarinya, kau terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai tak memperhatikan dirimu sendiri”

Nne?” Ucap yuri masih belum mengerti

Aigoo…” ucap hyomin menggelengkan kepalanya, ia pun segera berdiri mengambil tasnya dan kunci mobil milik yuri “kajja kita membuat mantanmu menyesal telah melepaskanmu” lanjutnya sambil menarik tangan yuri yang masih tetlihat bingung

…………………

Sementara itu yoona dan jessica kini dalam perjalanan pulang

“Daebak! Aku benar benar tak menyangka dengan yul eonnie” ucap yoona masih terlihat excited

Hmm… begitulah” ucap jessica yang sedang mengingat kembali dulu yuri selalu menanyaksn tentang girl group t-ara itu

Tapi apa yul eonnie benar benar telah melupakan tiffany eonnie”

“Dia bahkan tak pernah menghadiri konsernya selama disana”

“Jinjja? Heoll…” ucap yoona terkejut

Aku rasa yul memang sudah berubah sekarang”

“Hmm… aku harap eonnie akan kembali bahagia, dengan siapapun itu” sementara jessica hanya mengangguk walaupun hatinya masih berharap yuri dan sahabatnya akan kembali bersama

Ga tau kalau harapan para readers wkwk

TBC

We Are Different Part 20

picsart_02-21-08-46-28

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………..

Beberapa bulan yang lalu di kantor

Seohyun baru saja tiba dan baru memasuki lift. Namun saat pintu lift mulai menutup tiba-tiba seseorang berlari kearahnya

“hyunie-ah!!! Chankkaman!!” Teriak yeoja itu hingga ia berhasil memasuki lift setelah seohyun menekan tombol buka

“Aigoo… hyuna-yaa kau mengagetkanku saja, kenapa buru-buru, ini masih terlalu pagi” ucap seohyun

“hyuni-ah, ini penting! Apa kau datang sendirian?”

“Nne”

“Apa hari ini yul eonnie datang ke kantor?”

“Emmm… sepertinya datang, tapi mungkin siang atau sore, memangnya ada apa?”

“apa telah terjadi sesuatu padanya?”

“Huh? Maksudmu?” Tanya seohyun masih belum mengerti

“aku dengar yul eonnie berpisah dengan kekasihnya, apa itu benar?”

“Hemmm… Iya”

“Omo!!!” Ucap hyuna terkejut

“Waeyo??”

“Emm… sepertinya ini karena salahku, ah ottokhae…” ucap hyuna terlihat ketakutan dan merasa sangat bersalah

“Yah, apa yang terjadi? Mengapa kau mengatakan begitu?” Tanya seohyun, keduanya kini sudah memasuki ruang kerja asisten yuri itu

“Sebenarnya… beberapa hari yang lalu tiffany eonnie datang ke kantor ini”

“Lalu?”

“Saat itu aku belum tahu kalau dia adalah kekasih yul eonnie, waktu itu aku baru satu bulan bekerja disini”

“yah ceritakan padaku ppali…”

“Aku melihat eunjung sedang berbincang dengan tiffany eonnie, aku menghampiri eunjung untuk membicarakan tentang postinganmu dan rumor kedeketanmu dengan yul eonnie, saat itu aku terlalu excited tanpa tahu kalau yeoja yang sedang berbicara dengan eonjung adalah tiffany kekasih yul eonnie”

“Mwo?? Yah, lalu apa yang terjadi selanjutnya?”

“Aku diberi tahu eunjung, dan tiffany langsung meminta ponselku yang sedang memperlihatkan akun snsmu, dia melihat foto yang kau posting saat berada di toko cincin bersama yul eonnie”

“Ige mwoyaa…??!!! Jadi karena masalah itu?” Ucap seohyun semakin terkejut, karena ia masih ingat sehari setelah yuri membeli cincin, hubungan mereka malah berakhir

“S…ssepertinya begitu, karena tiffany eonnie langsung pergi setelah melihat foto itu”

“Yaish…! Yah, mengapa tak memberitahu dari kemarin?”

“mianhae… saat itu aku tak menyangka jika itu menimbulkan masalah besar karena aku lihat yul eonnie terlihat baik baik saja”

“Yaish… dia hanya menyembunyikan kesedihannya”

“maafkan aku, aku benar benar merasa bersalah…” ucap hyuna menundukan kepalanya

“Gwaenchanna… kkah kembalilah bekerja, biar aku saja yang menjelaskannya” ucap seohyun yang sudah mengerti sifat hyuna

“omo terimakasih banyak hyuni-ah… aku mohon jangan pecat aku”

“Haishh… tidak akan separah itu” ucap seohyun menjitak pelan kepala hyuna

Akhirnya hyuna bisa kembali bekerja dengan tenang, sementara seohyun kembali terdiam memikirkan apa yang telah dibicarakan hoobae nya itu

“Jadi karena itu mereka berpisah” ucap seohyun menopang dagunya, ia memikirkan kembali saat pertama bertemu dengan tiffany di taman, dan beberapa kali saat mereka bertemu ketika dirinya bersama yuri. Sifat tiffany sedikit berbeda namun saat itu ia belum menyadarinya karena melihat yuri yang terlihat bersikap biasa saja

………………

………………

Jessica memasuki sebuah apartemen dimana yuri tinggal, sebelumnya yuri telah menyerahkan rumah besar miliknya pada yoona dan jessica dengan alasan tidak ingin mengganggu rumah tangga dan masa bulan madu mereka berdua. Dengan kejadian yang telah menimpa dirinya dengan tiffany pula yuri memilih menyendiri untuk sementara waktu dan Kini yuri telah 6 bulan tinggal di apartemen itu.

*tingtong* jessica menekan bel pintu apartemen dan tak butuh lama sebuah suara keluar dari speaker pintu

“Nuguseyeo?”

“Yul, ini aku jessica, nomormu sangat sulit dihubungi jadi aku memutuskan untuk datang kemari, apa aku mengganggumu?”

“Aniyo, masuklah” ucap yuri

*piipp* pintupun terbuka setelah terdengar bunyi

Begitu masuk, ia melihat yuri yang juga berjalan menyambutnya

“Hey, lama tak bertemu” ucap yuri memeluk jessica

“Tentu saja, apalagi kau tak pernah mengunjungi rumahmu, nappeun!!”

“Hehehe mianhae, aku terlalu sibuk, bagaimana kabarmu dan yoong?”

“Alasan klasik, aku dan yoona baik baik saja, kami baru pulang dari LA satu bulan yang lalu”

“Huh? Mengapa aku tak tahu”

“Itu karena kau sangat sulit dihubungi dan ditemui babo, kemana saja huh?”

“Aku… seperi biasa bekerja”

“Huh menyebalkan”

“aku baru saja membuka cabang perusahaanku di jepang dan busan, jadi aku jarang berada di seoul”

“Omo? Jadi selama ini kau di jepang?”

“Hanya beberapa bulan, selebihnya aku mengurusi perusahaan disini”

“Aigo… kau benar benar seorang pekerja keras, tapi Setidaknya kau memberitahu kami, kau pikir aku siapa huh? Kau juga harus memikirkan tubuhmu, kau sangat kurus sekarang yul, apa kau menjaga kesehatanmu?”

“Aigoo cerewet sekali” gumam yuri

“Mwoya?!!!”

“Aniyo hehehe mian” ucap yuri tertawa mengacungkan tanda peace nya

“Yah, kemarilah” ucap jessica merentangkan kedua tangannya segera memeluk yuri kembali

“Huh? Wae gerae?” Ucap yuri heran

“Yul, maafkan aku soal pertengkaran kita waktu itu sehingga hubungan kita merenggang” ucapnya kembali

“Gwaenchanna, lagipula aku sudah tak memikirkannya, itu semua salahku sica, mianhae aku terlalu emosi”

“Aku pikir selama berbulan bulan ini kau ingin menghindariku karena marah”

“Aniyo… aku benar benar sibuk mengurusi perusahaanku”

“Hemmm…” gumam jessica menghela nafas

“Waeyo?”

“Yul, kajja kita luruskan sekarang” ucap jessica

“Maksudmu?”

“Yul, aku tahu sampai sekarang kau masih belum mengerti mengapa tiffany seperti itu padamu”

“Nne? Jadi… selama ini kau sudah tahu?”

Jessicapun menjawabnya dengan menganggukan kepala

“Mwo? Mengapa kau tak memberitahuku dari awal?”

“Karena aku pikir kau bisa mencari tahunya sendiri dan menyelesaikan masalah kalian tanpa memperlibatkan orang lain”

“Hemm… kau benar, aku terlalu bodoh” ucap yuri kembali menundukkan wajahnya “tapi bisakah kau beri tahu aku?”

“Tiffany menganggapmu berselingkuh dengan asistenmu”

“Mwo? Wae? Kau tahu sica aku tidak…”

“Nne nne aku tahu yul aku tahu, tapi dengarkan aku dulu arra?” Potong jessica dan yuri pun mengangguk

“Aku tahu kau pasti akan mengatakan bahwa kau tak berselingkuh dan aku percaya itu, tapi tidak bagi tiffany” ucap jessica

“Kau memiliki kebaikan yang luar biasa dan sangat ramah terhadap siapapun salah satunya pada seohyun, tak ada yang melarangmu untuk berbuat kebaikan pada siapapun tapi kau juga harus memikirkan perasaan tiffany, aku yoona taeyeon atau siapapun orang terdekatmu mungkin menganggap hal itu hal yang biasa tapi bagi orang lain? Bagi tiffany? Kau begitu dekat dengan seohyun, karena kau sudah menganggapnya sebagai adik, tapi tiffany? Apa dia tahu? Yang dia tahu hanya apa yang dia lihat bukan apa yang dia dengarkan yul”

“Begitu ya” ucap yuri terdiam menatap kosong

“Kau dan tiffany adalah sahabatku, aku tidak akan memihak pada siapapun tentang masalah kalian, tapi aku percaya kalian bisa mengatasi masalah ini yul”

“Nne, tapi semuanya sudah terlambat dan berakhir sica”

“Lalu? bukankah bisa diperbaiki lagi yul?”

“aniyo, aku mencoba tak memikirkan hal itu lagi”

“Nne??” Gumam jessica merasa heran

“Tak perlu membahas yang sudah berlalu, lihatlah aku sudah baik baik saja sekarang” ucap yuri kembali tersenyum

Jessica terdiam sejenak hingga kemudian ia tersenyum

“Arasso, maafkan aku yul”

“aniyo, aku berterima kasih padamu sica-yaa, kau memang sahabat terbaikku”

“Kau sudah makan? Kebetulan aku membawa makanan untukmu” ucap jessica memperlihatkan bungkusan besar yang ia bawa

“Woah, daebak.. kajja kita makan” ucap yuri segera membawanya ke ruang makan dan mulai menatanya

“Kau tak pergi ke kantor hari ini”

“Tidak, aku baru saja tiba dinihari tadi, kau datang di waktu yang tepat sica-yaa”

“Aigo.. jadi kalau aku tak kemari kau tak akan makan huh?”

“Aniyo.. aku akan makan setelah melanjutkan tidurku hehehe, ah ya bagaimana kabarmu dan adikku?”

“Kami semua baik baik saja, krystal terus menanyakanmu”

“Jinjja? Kalau begitu biarkan saja aku menikah dengan adikmu hehehe”

*pletakkk!!!* sebuah jitakan cukup keras pun mendarat sempurna pada kepala yuri

“Yah, kau gila huh? Aku tak akan pernah merestuinya!”

“Waeyo..” ucap yuri mempoutkan bibirnya sambil tangannya masih mengusap kepalanya yang terasa panas oleh jitakan jessica

“Kau sama saja menyebalkannya dengan adikmu, kkah makanlah” ucap jessica begitu selesai menata makanannya diatas piring

Keduanya pun menikmati makan siang bersama yang sedikit telat itu

“Kemana adikku? Tumben tak ikut”

“Tidak, dia di restoran”

“Kalian baik baik saja kan?”

“Tentu saja, ah ya yul aku ingin memberitahukan sesuatu padamu”

“Apa?” Ucap yuri yang masih menikmati makanannya

“Kau tahu kalau taeyeon dan sunny memiliki seorang bayi?”

“Nne, taeyeon kemarin memberitahuku”

“Kau tahu, mereka baru saja menikah 3 bulan dan sekarang sudah memiliki bayi”

“Itu karena mereka mengadopsinya dari sebuah panti asuhan, kenapa kalian tak melakukannya?”

“Itu dia masalahnya”

“Wae?”

“Aku sudah membicarakan hal ini beberapa bulan yang lalu pada yoona, tapi sepertinya dia tak menyukainya”

“jinjja? Aku rasa yoona sangat suka dengan anak kecil”

“Nne, tapi aku ingin seorang bayi yang lahir dari rahimku” ucap jessica membuat yuri hampir tersedak

“Huh, bahkan ekspresimu juga seperti itu” ucap jessica kembali dengan wajah cemberutnya

“Aku hanya terkejut”

“Lalu? Apa kau setuju?”

“Emmm… aku setuju saja, aku akan selalu mendukung keputusan kalian, lalu bagaimana dengan yoong?”

“Hemmm…” jessica hanya menghela nafas dengan wajah tak semangatnya

“Waeyo?”

Flashback

Jessica membuka kedua matanya saat cahaya matahari menembus kelopak matanya dari sela sela jendela

Ia melihat jam digital disampingnya sudah menunjukkan pukul 7 pagi

“Omo, tumben sekali” gumamnya, ia pun terbangun dan duduk diatas tempat tidur

Jessica tersenyum saat melihat wajah tidur yoona yang begitu tenang itu, sesaat iapun menaruh telapak tangannya diatas pipi yoona

“Yoong, ireonna… sudah pagi” ucapnya dengan nada lembut

Sementara sosok yang tengah dibangunkanpun perlahan membuka kedua matanya

“Hemm… masih pagi, kajja 5 menit lagi” ucap yoona menarik tangan jessica hingga kembali berbaring dan yoona segera memeluk tubuh naked jessica yang hanya dibaluti selimut itu

“Yah, dasar nakal” ucap jessica mencubit hidung yoona

“Aku masih lelah, biarkan aku memelukmu 5 menit lagi” ucap yoona kembali memeluk jessica dan meletakkan kepala jessica diatas dadanya

Jessicapun akhirnya memeluk yoona namun kedua matanya tak terpejam

“Yoong”

“Hmmm…?”

“Tidak kah rumah ini terasa sepi?”

“Aniyo, aku masih bisa mendengar tukang kebun memotong rumput dan merapikan tanaman”

“Yah, bukan itu maksudku” ucap jessica mengangkat wajahnya menatap yoona

“Arasso, nanti kita akan mencarinya” ucap yoona yang sudah memahami arah pembicaran jessica

Yoonapun terbangun dan duduk menyandar pada punggung tempat tidur diikuti jessica yang duduk disampingnya

“Wae geurae?” Tanya yoona yang melihat jessica terlihat masih terdiam

Yeoja itupun menyandarkan kepalanya diatas pundak yoona

“Yoong, aku ingin merasakan menjadi seorang ibu”

“Arasso… nanti kita akan..”

“Aku ingin merasakan tendangan kaki mungil bayi didalam perutku” potong jessica membuat yoona tercekat

Keduanya pun saling pandang satu sama lain, yoona bisa melihat kesungguhan dan harapan dari tatapan jessica yang seolah memohon padanya namun ia hanya bisa terdiam

“Bagaimana menurutmu?” Tanya jessica melepas keheningan di ruangan itu, matanya masih terus memohon menatap kedua mata yoona

“Arasso..” ucap yoona dengan nada pelannya namun kemudian tersenyum

“Meskipun kau sangat cantik tapi aku harap kau bisa bersikap seperti seorang ayah pada anak kita nanti” ucap jessica memeluk yoona kembali

“Nne…” gumam yoona

“Gomawo yoong, i love you” ucap jessica mendekatkan wajahnya dan mencium bibir yoona

Sementara yoona hanya terdiam sambil membalas ciuman jessica namun dengan tatapan kosongnya

Flashback End

“Lalu? Apa yang salah dengannya? Bukankah yoong juga setuju?”

“Nne, setelah itu kami pergi ke rumah sakit untuk berkonsultasi dan dokter menyarankanku untuk mengikuti program bayi tabung seperti yang aku harapkan, saat melakukan tes kesehatan tubuhkupun hasilnya aku diperbolehkan melakukannya”

“Kau sudah memulainya?”

Jessica pun menganggukan kepalanya, namun pandangannya justru berubah sendu

“Waeyo?”

“Program ini sudah berlangsung 2 bulan dan semenjak itu sikap yoona sedikit berubah”

“Berubah bagaimana? Yah, bukankah kau psikolog, kau mungkin tahu alasannya”

“Aniyo… hanya sikap dia yang sulit aku tebak, dia begitu manis dan padaku seperti biasanya namun aku masih merasakan hal yang sedikit ganjal padanya”

“Mungkin itu hanya pengaruh dari program itu, jangan khawatir yoona pasti akan bahagia juga”

“Hemm… aku harap begitu”

tiba tiba bel apartemen yuri pun kembali berbunyi

“Yuri-shi, anda mendapatkan kiriman” ucap seseorang yang dikenali yuri sebagai penjaga apartemen itu

“Oh nne” ucap yuri segera membuka pintu dan menerima paket berbentuk sebuah amplop besar itu, iapun membawanya kembali menghampiri jessica

“Apa itu?”

“Molla..” ucap yuri yang juga tak tahu, iapun membuka amplop itu dan mengambil isinya yang berupa sebuah undangan

“Huh?” Gumam yuri masih merasa heran begitu membaca isi undangan itu

“Apa isinya?” Tanya jessica yang ikut penasaran

“Aku diundang dalam acara pertemuan seluruh CEO di korea selatan dan… aneh sekali”

“Wae geurae?”

“Namaku masuk kedalam nominasi CEO Muda terbaik 2018”

“Aigoo… daebak!! Yah, kau memang pantas masuk kedalam nominasi itu”

“Nne? Apa kau tahu acara itu?”

“Tentu saja, aku pernah menontonnya tahun lalu, dan aku rasa ayahmu juga mendapat penghargaan, yah apa kau belum pernah datang ke acara itu?”

“Tahun lalu aku memang sempat diundang tapi saat itu aku masih di perusahaan ayahku jadi aku berpikir untuk apa aku ikut”

“Yaish dasar bodoh, berarti nanti kau harus datang, itu acara untuk orang orang penting di negara ini”

“Haah… aku malas” ucap yuri

“Bagaimana kalau seandainya nanti kau yang terpilih? Aku rasa perusahaanmu cukup terkenal”

“Benarkah? Aku bahkan tak menyadarinya”

“Itu karena kau hanya bekerja dibalik layar, setiap aku lihat acara acara berita yang selalu meliput perusahaanmu selalu amber yang menjadi juru bicara, yah kalau begitu nanti orang orang tak akan tahu siapa dalang dibalik kesuksesan perusahaan mu itu”

“Huh, itu tak penting, hanya akan membuat seseorang menjadi merasa paling tinggi, aku tak seperti itu”

“Arasso… haish, sangat sulit berdebat dengan yeoja alot sepertimu, makanya lekaslah menikah!!”

“Untuk itu.. berikan adikmu untukku hahahah”

“Yah!! Kau ingin mati huh?!!” Teriak jessica namun yuri sudah terlanjur kabur memasuki kamar mandi sebelum jessica menerkamnya

…………….

Sementara itu Tiffany sedang duduk terdiam menatap keluar apartemennya dari jendela. Kini ia telah tinggal di apartemen milik flowers entertainmen tempat dimana para artis maupun aktor dibawah naungan agensi itu tinggal

Mau tidak maupun tiffany juga harus tinggal disana karena sudah bagian dari mereka, meskipun ia lebih nyaman tinggal diapartemennya sendiri

“Mengapa waktu begitu cepat berlalu” gumamnya saat tak terasa dirinya sudah 6 bulan menjadi seorang penyanyi pendatang baru dan secepat itu juga namanya sudah dikenal oleh masyarakat korea selatan

Namun saat itu ponselnya berbunyi menerima panggilan

“Yoboseyo”

“Fany-ah kau dimana?”

“Huh? Sunbae” ucap tiffany kembali menatap layar ponselnya, ia baru menyadari jika henry yang meneleponnya “aku sedang di apartemen”

“Bisakah kau datang ke studio”

“Nne? Bukankah jadwal latihanku nanti sore”

“datang saja, aku akan menunggumu, arra?”

“Arasso, aku segera kesana” ucap tiffany mengakhiri percakapannya

Tiffany segera menghampiri kaca merapikan dandannya, begitu selesai ia segera mengambil tas dan menuju studio

Begitu sampai ia sudah melihat henry sedang duduk menunggunya bersama para karyawan perusahaannya

“Sunbae, ada apa?”

“Ah kau sudah datang, kemarilah ada yang ingin kami bicarakan, ada kabar baik untukmu”

“Nne?”

“Fany-ah, besok malam akan ada acara pertemuan dan ada penghargaan awards para CEO perusahaan, aku akan mengajakmu untuk ikut mengisi acara, otte?”

“Nne? Waeyo?”

“Yaish, kau seharusnya senang karena yang menontonmu nanti adalah orang orang penting di negara ini, terlebih aku ingin ditemani olehmu jika aku menerima awards nanti, aku masuk nominasi CEO muda terbaik tahun ini”

“B…baiklah, tapi aku khawatir sunbae”

“Percayalah padaku, kau sudah sukses saat konser debutmu di seoul dan bulan depan kau akan debut di jepang, itu bukanlah waktu yang lama fany-ah, artinya kau sudah banyak disukai dan memiliki banyak penggemar hanya dalam waktu yang singkat, jadi jangan khawatir”

“Nne, arasso sunbae” ucap tiffany

……………………

Di restoran

Yoona beserta para pelayan restoran miliknya begitu sibuk melayani para pengunjung yang cukup ramai seperti biasanya itu

Hingga ia tak menyadari salah satu pengunjung yang baru saja duduk terus tersenyum memperhatikannya

“Yah, tumben kau serius begitu” ucap orang itu saat yoona berjalan melewatinya

“Omo! Yah! Sooyoung-ah!! Mengejutkanku saja” ucap yoona saat tahu itu adalah sahabatnya

Keduanya pun saling berpelukan

“Lama juga tak bertemu”

“Eung! Kau juga sombong sekali semenjak menjadi dirut perusahaan eonniemu” ucap yoona mempoutkan bibirnya

“Hahaha apa boleh buat, aku harus menggantikan posisi eonniku yang pergi berbulan madu, lagipula kita tak bertemu hanya 3 bulan saja”

“Yaish!! Itu sangat lama, itupun kita bertemu hanya pada saat pernikahan taeyeon dan sunny eonnie”

“Aku selalu kemari, kaunya saja yang selalu tak ada disini setiap aku datang”

“Hmm… kau kan tahu sekarang aku sudah menikah”

“Hahaha… maja… bagaimana bulan madumu?”

“Mengesankan” ucap yoona tersenyum senang “setiap hari hampir seharian full kami berada di dalam kamar terus hehehe”

“Aigoo… aku jadi geli memikirkannya” ucap spoyoung bergidik membuat keduanya kembali tertawa

Hingga seseorang menghampiri membawakan nampan berisi 2 gelas jus dan beberapa piring makanan cemilan

“Huh? Kau disini lagi?” Ucap sooyoung begitu melihat orang yang dikenalnya itu, krystal

krystal hanya tersenyum simpul mengangkat kedua alisnya, iapun kembali berlalu begitu selesai menaruh semua yang berada di nampan itu ke meja

“Dia baru tiba 1 bulan yang lalu, kemarin pulang hanya mengurusi berkas berkas kepindahan kuliahnya, dan untuk sementara dia bekerja disini” ucap yoona sementara sooyoung hanya mengangguk

“Yah, bukankah ini masih jam kerja kantor? Mengapa kau ada disini” ucap yoona kembali

“Aku bosan” ucap sooyoung kembali meminum jus kesukaannya itu “ah ya, kemana istrimu? Aku tak melihatnya sedari tadi”

“Dia sedang menemui eonnie ku”

“Yul eonnie sudah berada disini? Yah, eonniemu itu sangat luar biasa” puji sooyoung

“Dia melakukan itu untuk melupakan tiffany eonnie”

“Move on yang sangat positif, tapi bukankah tiffany cinta matinya”

“Molla… aku rasa dia sudah baik baik saja sekarang”

“Baguslah, tapi kenapa denganmu?”

“Naega? Waeyeo?” Ucap yoona heran

“Wajahmu kusut, kau selalu begadang?”

“Begitulah, aku mengalami insomnia”

“Wae geurae? Bukankah kau bilang sangat senang sampai tak mau keluar dari kamar?”

“Yah, itu beberapa bulan yang lalu saat masa bulan madu”

“Lalu? Apa sekarang tak pernah melakukannya lagi?”

“Tidak, sudah 2 bulan ini kami tak pernah melakukannya”

“Wae?”

“Sica menginginkan anak”

“Ah… begitu, wajar saja… kalian sudah 6 bulan menikah, eonnieku juga begitu”

“Lalu?” Tanya yoona

“Lalu apa? Mengapa jadi kau yang bertanya”

“Apa sunny eonnie menginginkan kehamilan?”

“Aniyo, mereka sudah mengadopsi seorang bayi dari panti asuhan, tapi mereka masih berada di pulau jeju sekarang”

“Hmmm… begitu ya”

“Waeyo? Jessica menginginkan hamil?” Tanya sooyoung sementara yoona menjawabnya dengan mengangkat kedua alis menandakan iya

“Lalu?” tanya sahabatnya kembali

“Dia sudah membicarakannya dari beberapa bulan yang lalu, aku hanya mengiyakan, aku selalu rutin mengantarnya ke rumah sakit tapi hatiku masih belum bisa sejalan”

“Aku mengerti, tapi meskipun dia terlahir sebagai bayi tabung, kau tetap orang tuanya”

“Tapi aku belum rela youngie-ah, kau tahu aku sangatlah anggun dan berkharisma, jessica sangat cantik seperti princess, bagaimana kalau nanti anakku justru lebih mirip sang penabur benihnya? Akhh..!! Aku tak bisa membayangkannya!!” Ucap yoona mengacak acak kepalanya

“Hahaha kalau begitu cari saja dulu pria tampan yang mau menyumbang spermanya”

“Yah!!!” Teriak yoona ingin rasanya memukul sahabatnya itu

“Hahaha arasso mianhae… hanya bercanda”

“Yaish! Dasar nappeun!! Tak memahami hati dan perasaanku!!” Ucap yoona membuang muka memasang wajah ceberutnya

“Aigoo… chagiya… gwaenchana gwaenchanna…” ucap sooyoung mengusap lembut kepala yoona

“Kau tak ingin memberi solusi?”

“Hmm… ingin, tapi aku tak tahu yoong” ucap sooyoung mengangkat kedua pundaknya

“Yaish…”

“Terima saja, mau bagaimana lagi? Tak ada yang bisa melawan dan merubah takdir yang seperti itu”

“Hhaahh…” gumam yoona terlihat sedikit depresi

“Kapan pembuahan dan pemindahannya dilakukan?”

“Dalam waktu dekat ini” ucap yoona menundukkan kepalanya

Sooyounng hanya terdiam menepuk lembut pundak sahabatnya, ia sendiripun bingung apa yang harus dilakukan

……………..

Beberapa hari kemudian, Tiffany tengah berdiri menatap dirinya sendiri didepan sebuah cermin besar didalam ruang rias

*toktoktok*

“Fany-ah, apa kau sudah siap?” Ucap henry dibalik pintu ruangan itu

“Nne sunbae” ucap tiffany segera keluar menghampiri henry

Dan seketika henry pun terpaku begitu melihat sosok tiffany yang terlihat sangat anggun dengan balutan dress putih yang dipakainya

1451467941_1045275.jpg

“Waeyo sunbae? Apa aku terlihat aneh?”

“Oh.. emm… an.. anniyo, kau sangat cantik” puji henry dengan gugup “kajja” ucap henry dan mobil yang membuawa keduanya pun melaju menuju sebuah gedung dimana acara ajang penghargaan para CEO sukses se korea selatan

Tak butuh waktu lama keduanya pun tiba di gedung itu, mereka disambut para fotografer dan wartawan yang berbaris menyambut mereka saat berjalan diatas red carpet

“Omo!” Gumam tiffany terlihat terkejut

“Wae? Kau pasti gugup”

“Nne, sangat mewah sekali sunbae”

“Tentu saja, mereka adalah para tamu penting, tetaplah tersenyum dan jangan pernah jauh dariku arra?”

“Nne sunbae” ucap tiffany, namun ia terkejut ketika henry mengambil tangan kanannya kemudian dikalungkan pada lengan milik namja itu

Hingga seseorang menghampiri mereka

“Henry-shi kami akan mengantarkan tiffany-shi ke ruang tunggu artis untuk persiapan” ucap namja itu

“Oh nne” ucap henry, ia pun berbali menghadap tiffany “kkah pergilah, berikan penampilan yang terbaik arraso?”

“Nne ttapi… aku khawatir”

“Gwaenchanna… semua akan baik baik saja” ucap henry menepuk kedua pundak tiffany “percaya padaku, kau pasti bisa” lanjutnya sambil tersenyum menatap yeoja itu

Tiffany pun tersenyum mengangguk, kini perasaannya kembali tenang dan ia akhirnya diantar oleh staf itu menuju ruang aktris karena ia merupakan salah satu aktris yang akan mengisi acara penghargaan itu

“Tiffany-shi, anda sangat cantik seperti bidadari” ucap staf itu

Kamsahamnida..”

“Sejujurnya saya sangat mengidolakan anda tiffany-shi”

“Kamsahamnida…” ucap tiffany yang masih terlihat kembali gugup

Hingga keduanya sudah tiba di depan pintu ruang khusus para aktris

“Silahkan tiffany-shi, aku akan pergi sebentar menemui atasanku”

“Oh nne, sekali lagi terimakasih telah mengantarku”

“Nne, aku juga sangat senang” ucap staff itu kemudian iapun pergi

Tiffany dengan gugup membuka pintu ruangan itu, ia tahu didalam pasti sudah ada beberapa artis lain yang juga menunggu untuk penampilan mereka.

Dan benar saja, begitu pintu dibuka ia melihat beberapa artis penyanyi bersama para perias yang juga melihat kedatangannya

Merekapun lang menyapa tiffany dengan ramah

“Omo!! Selamat datang eonnie! Aku tak menyangka bisa berada satu ruangan dengan mu” ucap salah satu member group penyanyi bernama hara, keduanya pernah bertemu dalam acara musik sehingga sudah saling mengenal

Tiffany pun membungkukan badannya membalas sambutan mereka

“Tiffany-shi, silahkan duduk” ucap salah satu perias “apa anda memerlukan riasan tambahan?”

“Oh? An.. anniyo, kamsahamnida aku rasa penampilanku sudah cukup” ucap tiffany ramah

“Anda benar tiffany-shi, jujur saja anda terlihat sangat anggun”

“Kamsahamnida..” ucap tiffany tersenyum malu

Ditengah kesibukan para atris dalam ruangan itu yang masih merias diri mereka, tiffany hanya duduk terdiam menatap layar TV yang cukup besar yang tengah menampilkan acara tersebut yang sudah dimulai, ia melihat beberapa artis lain mulai menampilkan kemampuannya menghibur para tamu undangan

Hingga seorang staf kembali masuk

“Tiffany-shi, anda akan tampil setelah ini, apa anda sudah siap?”

“Oh? Nne…” ucap tiffany segera berdiri

“Kajja aku antar”

Tiffany kembali berjalan menuju belakang panggung

“Mereka akan menampilkan 2 lagu lagi, anda bisa melakukan persiapan di ruang khusus itu” ucap staf itu menunjuk sebuah ruangan kecil kedap suara khusus untuk para penyanyi

“Nne baiklah, kamsahamnida” ucap tiffany segera memasuki ruangan itu

“Hufth… mengapa tidak sedari tadi saja aku disini” gumam tiffany

Iapun mengambil sebuah headphone dan mulai melakukan latihan olah vokal sebelum tampil

……..

Sementara itu sebuah mobil baru saja tiba didepan gedung, 2 orang yeoja tampak keluar dari mobil itu, taeyeon dan yuri

“Joseonghamnida kami terlambat” ucap taeyeon saat disambut staff bagian penyambut undangan, taeyeon pun menyerahkan kartu undangan miliknya dan milik yuri

“Tidak apa apa” ucap staf itu menerima kartu “ah dari kwon’s company, kajja saya antar” lanjutnya

Setetelah menyerahkan kunci mobilnya, kedua yeoja itupun berjalan mengikuti staf itu

“Yah, mengapa harus aku yang datang”

“Dasar bodoh, kau masuk kedalam nominasi, siapa tahu kau menang”

“Kau pikir ini perlombaan huh?”

“Tentu saja, akan sangat bangga saat mengalahkan perusahaan lain, kau akan populer, lagipula aku juga butuh udara segar”

“Maksudmu?”

“Yah, apa kau tak lihat nama nama artis yang akan datang mengisi acara ini? Mereka para girl group dan artis cantik yang akan menyehatkan mata”

“Aigoo… dasar hidung belang” ucap yuri menjitak kepala taeyeon

Hingga keduanya pun duduk bersama para tamu undangan lain, mereka terlihat fokus menonton penampilan salah satu grup yang sedang bernyanyi diatas panggung dan taeyeon yang baru tiba juga langsung terlihat excited menikmati penampilan mereka

“Aigoo… seksi sekali!! Wohooo juhketta!!!” ucap taeyeon terlihat senang menikmati pemandangan dihadapannya itu sesekali tubuhnya pun ikut bergerak mengikuti irama lagu
Berbeda dengan yuri yang mulai sibuk memainkan ponselnya sama sekali tak menikmati acara itu bahkan sampai suara bergemuruh ramai pun ia tetap tak terusik saat para tamu bertepuk senang melihat penampilan mereka berakhir

“Tiffany-shi, anda sudah siap?” Ucap para staf

“Nne..” ucap tiffany tersenyum, iapun mulai melangkahkan kakinya menuju panggung

ia melihat seketika para tamu kembali bersorak senang menyambutnya sampai ia beridiri ditengah tengah panggung

Para tamu kembali tenang saat musik mulai dimainkan dan tiffany dengan tenang mulai mengangkat mic nya dan menyanyikan lagu miliknya itu

“Omo!” Ucap taeyeon yang terdengar oleh yuri hingga yeoja itupun mengangkat wajahnya

Yuri tampak terkejut melihat sosok yang tengah berdiri diatas panggung itu yang mulai menyanyikan irama lagu

“Tiffany?” Gumam yuri terpaku memandang yeoja yang terlihat begitu anggun dimatanya itu

Yuri memang tak mengetahui jika tiffany menjadi salah satu penyanyi yang diundang untuk mengisi acara itu karena ia benar benar tak melihat nama nama yang tertera

Namun ia segera menggelengkan kepalanya

“Yah, karena ini kau memaksaku untuk datang huh?” Ucap nya menyenggol lengan taeyeon

“Tentu saja, yah seharusnya kau senang, dia terlihat sangat sangat cantik malam ini”

“Haish!!” Gumam yuri berdiri dan berjalan meninggalkan tempatnya

“Yah, odiga??” Ucap taeyeon namun tak dihiraukannya

Tiffany telah sukses menampilkan 2 lagu yang membuat para tamu bersorak senang dan semakin bertambah kini penggemarnya
Setelah membungkukan badannya tiffany berjalan meninggalkan panggung

“Sesuai harapan, kau sangat luar biasa” ucap henry yang sudah berdiri menyambutnya dibelakang panggung

“Mengapa sunbae ada disini?”

“Tentu saja menjemputmu, kau tak boleh jauh dariku, kajja bergabung bersama tamu yang lain” ucap henry memberikan lengannya dan tiffany pun menerimanya

“Tiffany-shi..” ucap salah satu staf membuat langkah mereka terhenti

“Ada apa?” Ucap henry

“Begini, setelah ini akan dibacakan award terakhir pemenang penghargaan CEO muda terbaik 2018, kebetulan park seo jeon artis yang mendampingi tuan lee untuk membawakan piala penghargaan tidak bisa hadir, jika bisa kami meminta anda untuk menggantikannya, tuan lee ingin anda yang mendampinginya, apa anda berkenan?”

“Oh tentu saja, dengan senang hati” ucap henry sebelum tiffany mengatakan apapun hingga membuat yeoja itu terkejut

“Huh? E.. aku…”

“Gwaenchanna… itu sangat bagus, kau hanya membawakan piala itu untuk diserahkan pada ceo yang sangat sukses itu, spertinya tuan lee menyukaimu, bukankah itu berita baik untuk kita?” Ucap henry pelan

“Oh b..bbaiklah sunbae” ucap tiffany yang mengetahui maksud henry

Iapun kembali berjalan mengikuti staf itu menuju seorang namja paruh baya yang tengah duduk menunggu

“Tuan, tiffany-shi sudah tiba” ucap staf itu membuat namja itu menoleh

Tiffany terkejut begitu melihat wajah namja yang ternyata ia kenal

“Mr lee?!!” Gumam tiffany

“Lama tak bertemu, duduklah” ucap mr lee

Dengan gugup tiffany pun duduk disamping ayah tiri yuri itu

“Nne… bagaimana kabar anda mr lee?”

“Lebih baik dibanding putriku” ucap mr lee menatap tiffany yang terlihat bingung dengan ucapannya“kau terlihat sangat cantik setelah menjadi seorang aktris” lanjutnya

Tiffany kembali terpaku saat melihat mr lee yang ia tahu namja yang terkenal begitu kejam pada yuri dulu, namun justru kini ia melihat mr lee tersenyum dan berbicara ramah padanya

“K…kamsahamnida” ucap tiffany gugup

“Tuan, ini bunga dan pialanya” ucap staf itu kemudian memberikannya pada tiffany

Keduanya kembali menatap layar yang menampilkan 2 orang MC diatas panggung yang mulai membuka acara selanjutnya

“Baiklah, saat nya kita akan membacakan pemenang dan menampilkan 5 CEO yang masuk kedalam nominasi kategori CEO muda terbaik tahun 2018!! Mari kita lihat” ucap MC itu

Layar pun mulai menampilkan sosok sosok CEO dari beberapa perusahaan ternama itu, terlihat sebuah video yang menampilkan masing masing para CEO yang terlihat begitu keren dari menampilkan berbagai kegiatan mereka hingga sebuah nama terdengar saat video mulai berganti layar

“Kwon Yuri”

Sebuah video kembali diputar menampilkan sosok yuri sama sekali tak menyadari sebuah kamera yang tengah merekam kegiatannya di kantor, serta beberapa potongan video wawancaranya yang terlihat begitu cerdas membuat para tamu undangan berdecak kagum, karena yuri adalah satu satunya wanita yang masuk kedalam nominasi

“Ige mwoya??!! Yah taeyeon-ah, apa kau juga yang melakukannya?” Ucap yuri yang sudah kembali duduk disamping taeyeon

“Aniyo, ini adalah ide seohyun dan para karyawan kantormu, mereka yang mengirimkan beberapa berkas kantor termasuk diam diam merekam kegiatanmu, aku juga tak menyangka kau masuk nominasi”

“Aigoo…” ucap yuri menggeleng gelangkan kepalanya

Dan bukan hanya yuri yang tak menyangka, seseorang yang tengah duduk dibalik panggung terkejutnya begitu nama mantan kekasihnya masuk kedalam nominasi

“Aku juga tak menyangka anakku sesukses itu, bahkan mengalahkan para nominasi lain” ucap mr lee yang sudah paham atas keterkejutan tiffany

“Nne??” Gumam tiffany tak paham menatap mr lee

“Dan pemenang kategori CEO muda terbaik tahun 2018 jatuh kepada…!!! Kwon Yuri!!! Berdasarkan jumlah rating, pendapatan dan beberapa saham serta cabang perusahaan yang dimiliki, chukkae yuri-shi” ucap mc itu

“Nne??!!” Gumam tiffany kembali menatap layar itu

“Kajja” ucap mr lee segera berjalan menuju panggung

Tiffanypun buru buru mengikutinya

Yuri sudah berdiri diatas panggung bersama para mc

“Sambil menunggu piala penghargaan datang, sebaiknya kita berbincang sebentar dulu bersama CEO cantik ini, yuri-shi bagaimana perasaan anda bisa memenangkan penghargaan dan anda juga satu satunya yeoja yang masuk nominasi, luar biasa sekali”

“Saya juga tak menyangkanya karena saya sama sekali tak tahu para karyawan saya mengirimkan nama saya kedalam acara ini, apa tidak ada kesalahan? Barangkali bukan aku”

“Aigoo… tentu saja tidak yuri-shi, kami telah menilainya dari jauh jauh hari, anda memang yang terbaik”

“Baiklah, piala penghargaan sudah tiba, kali ini akan diberikan oleh tuan lee dong wook selaku salah satu CEO paling sukses di negara ini, dan… omo! Ternyata tuan lee tak sendiri, beliau datang diiring seorang bidadari cantik yang beberapa saat yang lalu kita terpaku dengan penampilan anggunnya di panggung ini, tiffany hwang!!” Ucap MC itu membuat yuri ikut beralih menatap yeoja yang berjalan dibelakang ayah tirinya itu

Sesaat pandangan keduanya bertemu saat tiffany memberikan piala dan bunga kepada mr lee untuk diberikan lagi pada yuri

“Baiklah, tuan lee apa ada yang ingin anda sampaikan untuk yuri-shi?”

“Nne” ucap mr lee menerima sebuah mic dari mc itu

“Tiffany-shi, silahkan berdiri disini” ucap mc itu mempersilahkan tiffany berdiri disamping yuri

Iapun dengan gugup mulai berdiri disamping mantan kekasihnya itu sambil mendengarkan mr lee

“Ada beberapa yang sudah tahu dan mungkin ada beberapa juga yang tidak tahu bahwa yuri adalah anak tiriku” ucap mr membuat para tamu undangan sedikit terkejut terutama henry

“Tapi asal kalian tahu bahwa aku sama sekali tak pernah membantunya untuk mensukseskan perusahaannya, bahkan dulu aku sama sekali tak tahu dia diam diam membangun perusahaannya ckckck memang anak yang nakal” ucap mr lee membuat sebagian para tamu tertawa dan kagum

“Tapi kini aku senang dan bangga bahwa anakku bisa sesukses ini, aku ucapkan selamat, terimakasih” ucap mr lee membuat para tamu bertepuk tangan

“Baiklah, selanjutnya yuri-shi? Apa ada yang ingin disampaikan?”

“Emm… aku tidak tahu” ucap yuri membuat para tamu tertawa “yang pasti aku sangat berterima kasih kepada semua yang sudah mendukung dan membantuku terutama para karyawanku yang telah mengirim namaku, kalian telah banyak membantuku hingga sesukses ini dan tentu saja hadiah ini untuk kalian, sekali lagi neomu neomu kamsahamnida…” ucap yuri membungkukan badannya diiringi tepuk tangan para tamu

Acara pun selesai dan kini beralih pada pesta acara standing party untuk para tamu undangan

“Woah daebak!! Sudah kuduga kau akan memenangkannya!” Ucap taeyeon menyambut yuri yang baru saja selesai berbincang dengan mr lee

“Arasso, gomawo…”

“Kau menerima beberapa video ucapan selamat dari para karyawanmu, mereka semua mengadakan acara nonton bersama di kantor, siap siap saja menerima pesta sambutan”

“Aigoo… mereka membuatku terharu”

“Untuk itu, mereka juga mengharapkan bonus darimu hahaha”

“eyyy tenanglah, sudah kupikirkan”

“Yuri-shi, kemarilah bergabung” ucap seorang namja dengan pakaian rapi, saat yuri menoleh disana sudah ada beberapa orang yang berdiri melingkar menikmati pesta

Yuri mengenal sebagian dari mereka yang merupakan para ceo dari perusahan lain

“Kkah bergabunglah, agar kau tak dikatakan sombong” ucap taeyeon

“Haishh…” gumam yuri dengan malas ia bergabung bersama mereka

“Yuri-shi chukkae…” ucap mereka satu persatu memberikan selamat

“Kamsahamnida…” ucap yuri

“Aigo henry-shi, kau membawa seorang bidadari kemari” ucap taeyang

“Waw, aku tak menyangka dia berada di agensimu, bagaimana kau aku beli saja agar dia berada di agensiku?” Ucap suho

“Andwae… dia ini aset perusahaanku haahaha” ucap henry dan mereka kembali berbincang dengan rekannya masing masing sementara yuri hanya terdiam memperhatikan seolah menikmati perbincangan mereka

Berbeda dengan tiffany yang sedari tadi diam diam terus memperhatikannya

“Yah henry-shi, kulihat kau selalu membawanya kemanapun, mengapa kau tak menikahinya saja?”

“Hahaha tentu saja akan kulakukan kalau dia tak menolaknya, bagaimana fany-ah?” ucap henry membuat tiffany terkejut terutama saat yang lain bersorak

“N…nne?!!” Ucap tiffany kemudian kembali memandang yuri yang ternyata sedang memandangnya juga

“An…niyo.. aku belum memikirkan hal itu” ucap tiffany tersenyum kaku

“Dia ini sedang naik daun dan akan melakukan debut di jepang, aku akan segera menikahinya setelah selesai nanti” ucap henry

“Bagaimana denganmu yuri-shi, ku dengar kau masih berstatus single? Apa ketampanan dan kesuksesanku cukup?” Ucap taeyang beralih pada yuri diikuti yang lain

“Yah paboya!! Itu saja tak cukup! Yang paling penting itu cinta dan romantisme, aku memiliki itu” ucap donghae tersenyum menggoda yuri

“Atau mungkin kau lebih menyukai yeoja yang cantik sepertiku?” Ucap hyomin membelai wajah yuri

“Yuri-shi, jangan mau dengannya karena uangmu nanti akan dia habiskan untuk belanja dan belanja, kalau kau mencari istri yang bisa memajukan perusahaan, lebih baik bersamaku saja” ucap boa

“Yah jangan mau dengannya, dia sudah cocok menjadi halmoni” ledek hee chul

“Yah!!! Aku tak setua itu!! Aku hanya lebih berpengalaman”

“Hahaha yah… kalian gila juga ternyata, sudahlah jangan ribut, aku terhibur dengan kalian tapi aku sedang tak ingin memikirkan hal itu” ucap yuri

“Ah ya yuri-shi, kemana asisten cantik yang selalu menemanimu kemanapun itu? Mengapa malam ini tak terlihat?”

“Ah ya benar, seo juhyun si cantik dan pintar itu, kalian terlihat sangat cocok, aku pikir dia istrimu yuri-shi”

“Hahaha aniyo…” ucap yuri tertawa dipaksakan sesekali ia kembali memandang tiffany yang tengah terdiam mengalihkan pandangannya

“Aniyo, dia datang bersamaku” ucap taeyeon yang ikut bergabung

“Omo! Taeyeon-shi anda juga datang, kemana sunny-shi??”

“Tidak, dia ada di rumah”

“Ah ya kudengar anda memiliki seorang bayi perempuan, chukkae..” ucap hee chul dan yang lainpun ikut memberikan semangat

“Aku permisi sebentar” ucap yuri pamit meninggalkan mereka

Ia berniat berjalan jalan didalam gedung yang sangat luas itu yang masih terlihat ramai oleh para tamu yang beberapa ada yang duduk bekelompok ada yang berdiri, mereka sama saja membicarakan tentang perusahaan

“Hemm…” gumam yuri menggelengkan kepalanya kembali merasa tak nyaman dengan acara ini

Hingga tiba tiba seorang anak kecil menabraknya

*dukkk!!!*

“Mianhae eonnie” ucap anak kecil itu

“Omo! Gwaenchanayo?” Tanya yuri mengkhawatirkan anak kecil itu

Bukannya dijawab anak kecil itu kembali berlari lari, dan yuri tersenyum saat ada beberapa anak kecil lain yang ikut berlari lari

“Yah bona-yaa… jangan bermain main disana, berbahaya!!” Ucap seorang ibu yang sedikit berteriak saat berjalan melewati yuri

Yuripun kembali memperhatikan ibu itu mengejar salah satu dari anak anak itu yang tengah berlari mendekati panggung yang sedang dibereskan

Merasa ikut khawatir yuri pun mengikuti ibu itu dan benar saja saat itu sebuah lampu dekorasi yang sedang dilepaskan oleh salah satu staf terjatuh dan tepat dibawahnya terdapat anak kecil yang tengah bersembunyi dari kawan kawannya

“Omo!!!” Teriak staf itu dari atas

“Bona-yaaa…!!” Teriak ibu itu histeris hingga tak bisa bergerak

Yuri yang saat itu dekat jaraknya dengan mereka segera berlari dan berhasil melindungi anak kecil itu setelah lampu dekor mengenai kepalanya

*brakkkk!!!!*

“Kyaaaa….!!” Teriak beberapa staf dan tamu perempuan yang menyaksikannya

“Akh!” Ringis yuri kemudian melepaskan pelukannya “gwaenchanna?” Lanjutnya pada anak kecil itu

“Bona-yaa…!” Teriak ibu itu menghampiri “aigoo syukurlah, kamsahamnida agashi… kamsahamnida” ucap ibu itu terus terus membungkuk berterima kasih kasih pada yuri setelah melihat anaknya baik-baik saja

Orang orang pun menghampiri yuri karena khawatir

“Gwaecha…”

“Omo!!! Anda terluka!!” Potong seseorang saat melihat darah mulai keluar dan mengalir mewarnai pundak pakaian yang dikenakannya, bagian kepala belakang yuri mengalami luka robek akibat mengenai pecahan kaca lampu yang menimpanya

“Omo!! Yul!! Apa yang terjadi?” Ucap taeyeon menghampiri setelah mendengar keributan

“Gwaenchana…” ucap yuri menahan darah yang terus terusan keluar dari kepalanya itu mencoba menenangkan orang orang yang terlihat khawatir melihatnya

Taeyeon pun ikut membantunya dengan melepaskan jas yang dikenakannya untuk menahan pendarahan

“Joseonghamnida… aku benar benar minta maaf” ucap ibu tadi kini beralih merasa bersalah

“Aniyo, gwaenhanayo” ucap taeyeon ikut menenangkan

“Yuri-shi tunggu sebentar kami sudah menghubungi ambulans”

“Yah itu akan lama, apa disini tidak ada peralatan p3k?” Ucap taeyeon

“Ah ya ada ruang kesehatan di lantai 3”

“Kkah pergilah ke mobil, biar aku ambilkan perban” ucap taeyeon menahan yuri “kajja antar aku” ucap taeyeon segera menuju ruang kesehatan

“Omo! Darahnya terus terusan keluar, ottokhae” ucap seseorang terlihat panik

“mengapa lama sekali, apa kotak p3k nya tidak ditemukan”

“Aku membawanya” ucap seorang yang berjalan menghampiri yuri

Yuri pun mengangkat wajahnya, namun ia terkejut begitu melihat orang itu

“Fany?” Gumam yuri dalam hati

Ia tak menyangka jika sosok yang dilihatnya adalah tiffany, yeoja yang selama setengah tahun ini tak pernah lagi bertemu dengannya

Tiffany merendahkan tubuhnya dan duduk dihadapan yuri, ia mulai membuka tas kecilnya dan mengeluarkan beberapa peralatan p3k yang sering ia bawa kemanapun dan kapanpun

Hal itu membuat yuri sedikit tersenyum mengingat tiffany yang selalu siap siaga saat dirinya terluka dan kini yeoja itupun kembali saat yuri kembali terluka

“Mianhae, bisakah kau menunduk?” ucap tiffany perlahan menyingkirkan tangan yuri yang sedang menahan pendarahan itu

Tiffany sedikit meringis memejamkan matanya saat melihat luka di kepala yuri

“Appo?”

“An…anniyo” ucap yuri

“Aku akan sedikit menekannya, tahanlah”

“Nne”

Tiffany pun dengan hati hati mengusapbagian luka yuri dengan kain saputangannya dan kemudian menekannya untuk menghentikan pendarahan

“Ssshhh..!!” Desis yuri saat kain itu tak sengaja menyentuh lukanya dengan reflek tangannya segera terangkat menggenggam tangan tiffany

Tanpa sengaja kedua mata mereka bertemu dengan jarak yang cukup dekat

“Omo, mianhae” ucap tiffany segera mengalihkan pandangannya

“G…gwaenchanna” ucap yuri kembali menunduk

“Ini hanya untuk menyumbat dan menghentikan pendarahan, segeralah pergi ke rumah sakit agar segera diobati, lukamu harus segera dijahit” ucap tiffany begitu selesai memasangkan perban

“Nne..” ucap yuri, ia melihat tiffany kembali berdiri dan berjalan meninggalkannya

“Tiffany-shi…” ucap yuri membuat langkah tiffany berhenti namun tak menoleh

“Kamsahamnida, tiffany-shi” lanjutnya membuat tiffany kini menoleh membalikkan badannya namun ia melihat yuri sudah berlalu meninggalkan tempat itu

……………………..

Sementara disebuah mansion Yoona dan jessica sedang menikmati waktu santainya sebelum tidur, mereka tengah berbaring sambil menonton tv

“Bwahahaha…. lucu sekali aigo” ucap yoona tak bisa menahan tawanya setiap adegan yang diperlihatkan dari layar kaca tersebut, keduanya tengah menonton salah satu acara komedi

“So weird” gumam jessica

“Huh? Bukankah itu lucu?”

“Aniyo..”

“Nne?”

“Yuri”

“Huh?” Gumam yoona semakin tak mengerti

“Yuri tampak berbeda sekarang”

“Nne? Jadi sedari tadi kau memikirkan yul eonnie?”

“Nne” ucap jessica menatap yoona

“Apa yang terjadi?” Ucap yoona penasaran hingga mematikan televisinya

“Aku pikir selama ini dia masih terpuruk, kau masih ingat kan yoong saat masalah itu terjadi lalu yuri tak pernah keluar dari kamarnya selama 1 minggu hingga memutuskan pindah ke apartemen dan menyibukkan diri selama 6 bulan ini”

“Nne, lalu? Bukankah dia mengurusi perusahaannya yang baru itu”

“Huh? Kau sudah tau?”

“Nne, yul eonnie terkadang menghubungiku”

*pletakkk!!!*

“Yah! Mengapa kau tak memberitahuku” ucap jessica menjitak kepala yoona

“Yaish… kau sendiri tak bertanya” ucap yoona mempoutkan bibirkan sambil mengusap kepalanya yang terkena jitakan jessica “lagipula apanya yang aneh, bukankah dia memang biasanya sibuk”

“Aniyo bukan itu, tapi sikapnya”

“Ada apa dengan sikapnya”

“Dia sudah terlihat biasa saja”

“Mwo? Yah, bukankah itu bagus? Itu tandanya dia sudah baik baik saja”

“Bukan itu maksudku, kau tahu kan yuri sangat mencintai tiffany?”

“Nne, sangat sangat cinta, lalu?”

“Sekarang dia seolah sudah melupakannya”

“Mwo? Jinjja?”

“Eung!” Ucap jessica mengangguk yakin

“Mungkin yul eonnie menemukan kekasih yang baru saat dijepang”

“Mwo??? Secepat itu?”

“Yah chagiya, apa kau masih ingat dulu aku pernah bercerita jika aku pernah menyukai seseorang selama beberapa tahun?”

“Nne”

“Itu adalah tiffany eonnie”

“Mwo???” Ucap jessica terkejut namun jari telunjuk yoona buru buru mengunci mulut jessica sebelum mengatakan yang lain

“Aku hanya menyukainya dan hanya memendamnya karena aku tahu eonnieku sangat mencintainya, dan kau tahu? Semua perasaan itu hilang saat aku bertemu denganmu hanya beberapa hari saja”

“Heoll… daebak!! Apa begitu kuat pesonaku” ucap jessica mengusap usap kedua pipinya yang bersemu merah

“Tentu saja” ucap yoona menarik kedua pipi jessica “karena kaulah perempuan yang terbaik dan paling baik dihatiku” lanjutnya

“Jadi maksudmu yuri sudah menemukan orang yang terbaik?”

“Mungkin…” ucap yoona mengangkat kedua pundaknya “sebaiknya kita tanyakan langsung nanti”

“Andwae…. yuri hanya untuk tiffany” gumam jessica terlihat khawatir

Yoona hanya terdiam menatap jessica

“baby” panggil yoona

“hmm…?”

“aku lapar”

“yah, bukankah tadi kita sudah makan?”

“bukan itu..” ucap yoona, keduanya pun saling berpandangan

jessica yang mengerti maksudnya pun tersenyum menatap yoona, tangannya mulai terangkat mengalungkan pada leher yoona dan menariknya hingga bibir mereka bertemu

terdengar deru nafas halus diantara keduanya, tangan yoona mulai masuk menyelusup kedalam kaos yang dikenakan jessica, ia mulai mencari kain pengait bra

“emmh….” erang jessica saat yoona berhasil melepaskan kaitan bra miliknya dan mulai meremas lembut buah dadanya

namun saat akan memulai aksinya

tiba-tiba saja ponsel jessica berbunyi menerima sebuah panggilan sehingga menghentikan aktifitas mereka

“chankkaman” ucap jessica pada yoona, iapun mengambil ponsel itu segera mengangkat telepon

“nne yoboseyeo?”

“…………………………”

“nne, bisa dokter”

“…………………………”

“huh? jimjja?” ucap jessica berubah ekspresi, yoona dapat melihat wajah binar jessica

“nne nne… besok aku akan segera kesana” ucap jessica kemudian mengakhiri pembicaraannya

“ada apa? kau terlihat senang”

“yoong ada berita baik untuk kita”

“waeyo?”

“aku diperbolehkan melakukan pembuahan”

“dari?” ucap yoona membuat jessica tercekat dan keduanya pun saling terdiam

“emmm… itu.. aku belum diberitahu, besok dokter memintaku datang ke rumah sakit” ucap jessica

“Tapi.. besok aku ada rapat dengan klien yang akan bekerja sama membangun cabang restoran kita”

“gwanchanna… aku bisa pergi sendiri” ucap jessica tersenyum menenangkan “apa perlu kita lanjutkan lagi?” ucap jessica beralih tersenyum menggoda

yoona masih terdiam memandang jessica dan kini beralih ponsel yoona yang berbunyi

“oh? sooyoung menelponku, kkah kau tidurlah lebih dulu baby, aku akan menyusulmu” ucap yoona mengusap kepala jessica

“huh, arasso…” ucap jessica mempoutkan bibirnya kemudian berlalu memasuki kamarnya dan yoona berjalan menuju balkon

“yah, ada apa? mengganguku saja” ucap sooyoung begitu yoona mengangkat teleponnya

“aniyo. gomawo sooyoung-ah” ucap yoona, rupanya tadi saat jessica berbincang dengan dokternya, yoona diam diam mengirimkan pesan kepada sooyoung, ia meminta sooyoung untuk menghubunginya

“waeyo?” tanya sooyoung

………………………………..

Keesokan harinya, yuri kembali datang ke kantornya. Para karyawannya kini menyambutnya dengan semangat setelah bosnya menerima penghargaan seabagai CEO terbaik itu

yuripun terlihat senang dan berterima kasih pada para karyawannya, hingga ia memasuki ruangannya

“Aigo… aku pikir kau sudah lupa dengan kantormu” ucap amber membawakan 1 cup kopi untuk bos nya itu

“Hahaha tentu saja tidak, bagaimana keadaan perusahaanku disini?”

“Baik baik saja, ah ya chukkhae sudah mendapat penghargaan CEO muda terbaik tadi malam, aku tahu kau pasti terpilih”

“Nne, aku juga tak menyangkanya haha gomawo berkat kalian juga”

“Aku kemari untuk memberitahumu jika seohyun sudah kembali bekerja tapi aku menempatkan di cabang perusahaan kita di gangnam”

“Jinjja? Hah syukurlah dia kembali, kau tahu aku sampai dipukuli sepupunya begitu dia mengundurkan diri dari perusahaan, apa aku begitu kejam padanya? Sampai dia tak ingin menemuiku” ucap yuri terlihat sedih

“Aniyo.. dia hanya tak sempat menemuimu, kau saja jarang sekali berada disini akhir akhir ini, sama kau melimpahkan pekerjaan pada kami, itulah mengapa kami sangat sibuk”

“Ah kau benar hehehe mianhae, sampaikan juga kata maafku untuk kekasihmu”

“Arasso”

“Yah!!! Kwon yul!!!” Teriak seseorang yang baru saja masuk membuat yuri dan amber menoleh, taeyeon baru saja masuk dengan wajah cerahnya

“aku pergi dulu yul” pamit amber meninggalkan ruangannya sementara yuri hanya mengangguk

“bagaimana keadaanmu sekarang?”

“baik baik saja, kau sendiri yang membawaku ke rumah sakit”

“aku pikir kau sembuh karena tiffany hahahaha” ucap taeyeon menggoda yuri

“hahaha paboya… dia hanya sedikit membantuku”

“tapi membawa pengaruh besar pada hatimu kekekekkk”

“haish….” gumam yuri namun iapun tersenyum simpul

“Yah apa kau tak ingin mengucapkan selamat untukku?” Ucap taeyeon

Ah ya aku lupa, chukkae… atas bayi kalian, kau tak membawanya?”

“Paboya… dia masih berumur 1 tahun dan masih mememinum asi” ucap taeyeon dengan wajah cemberutnya

“Yah waeyo? Kenapa kau malah sedih”

“Aku sedih karena dia telah merebut asinya”

*plakkk!!!*

“Yah!! Dasar pervert!!” Ucap yuri memukul kepala taeyeon dengan beberapa berkas yang dibawanya

“Hahahha kau juga pasti mau kan”

“Yaish!!!” Gumam yuri hendak memukulnya lagi namun ia malah tersenyum “tentu saja mau hahaha” lanjutnya dan kedua yeoja itu kembali tertawa lebar membuat orang orang di kantor menatap heran pada kedua pemimpin perusahaannya itu

“Lalu bagaimana dengan adikmu? Panti asuhan ditempat kami mengadopsi masih memilik beberapa bayi yang sangat lucu yang membutuhkan orang tua, aku rasa cocok untuk mereka”

“Aniyo, jessica ingin merasakan melahirkan”

“Nne??!!” Gumam taeyeon terkejut

“Dia sedang melakukan proses bayi tabung”

“Jinjja? Woah daebak”

“Begitulah…”

“Lalu?”

“Lalu apa?”

“Aku sudah memiliki bayi, yoong akan segera menyusul, kau bahkan belum menikah hahahaha!!!” Ucap taeyeon tertawa puas

“Yaish!!! Kadang aku menyesal mengapa dulu aku harus menolong manusia menyebalkan ini dari bom”

“hahahaha!!! ah ya kapan kau berangkat lagi ke jepang?”

“Besok pagi”

“Aigoo… cepat sekali kau pergi lagi, oh iya apa kau tak tahu yul?”

“Tak tahu apa?”

“Ckck dasar, tiffany akan melakukan konser debut nya di jepang”

“Ohh… aku sudah tahu, aku sempat mendengarnya tadi malam”

“Mwo? Ckck sepertinya kau memang sudah benar benar move on darinya, baguslah..”

“Apanya yang bagus”

“Aniyo hehehe kkah pulanglah, kau harus segera istirahat”

“Aniyo, aku akan pergi ke sbs radio, aku diundang ke acara mereka”

“Aigoo… sudah kuduga, kau akan menjadi superstar sekarang, apa perlu aku antar?”

“Andwae… biar aku saja sendiri, lagipula aku akan langsung pulang”

“Arasso, tapi kau jangan lupa”

“Apa?”

“Segera beli tiket konsernya sebelum habis” ucap taeyeon namun yuri hanya berlalu

“tidak akan” gumam yuri terseyum menggelengkan kepalanya

………………

Tiffany tengah berada disebuah kantor stasiun radio yang telah mengundangnya sekaligus untuk mempromosikan album lagu terbarunya, setelah melakukan debut yang cukup cepat tiffany sudah sukses merilis 2 mini album dan tengah sukses melangsungkan tour di beberapa kota bahkan akhir bulan nanti ia akan melakukan konser debutnya di jepang

Sudah 1 jam berlalu dirinya berada di ruangan itu melakukan waeancara bersama DJ radio

“Baiklah tiffany-shi, pertanyaan berikutnya adalah mengenai album ini… adakah kisah yang menggambarkan suatu kenangan? Biasanya orang orang akan membuat sebuah karya berdasarkan pengalaman pribadinya dan aku lihat dari beberapa lagu anda juga ikut menciptakan liriknya”

“Emm…. nne, lagu pokok dalam album ini berjudul mistake, dimana menceritakan tentang seseorang yang merasakan penyesalan teramat dalam atas apa yang sudah ia lakukan hingga melukai perasaan kekasihnya sehingga mereka berpisah”

“Aigoo… pasti sangat dalam sekali, apakah itu berdasarkan pengalaman pribadi anda?”

Tiffany terdiam sejenak sambil tersenyum simpul

“Aku hanya berharap semua orang akan menyukai lagu ini dan aku ingin orang-orang untuk berpikir terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu agar tidak akan ada rasa penyesalan nantinya” ucapnya

“Ah baiklah… luar biasa sekali” ucap DJ radio itu “tentu saja masyarakat akan menyukainya karena kau adalah seorang dewi” lanjutnya disambut tawa kedua orang itu

“Ah tak terasa kita sudah melakukan wawancara selama 1 jam, sebenarnya aku masih ingin bersama anda tiffany-shi hehehe tapi sayang sekali karena sesuai jadwal yang ditentukan dan masih ada 1 bintang tamu kita lagi hari ini sehingga kita harus berpisah, tapi sebelum diakhiri dengan lagu-lagu terbaru anda silahkan berikan pesan untuk semua pemirsa yang mendengarkan saluran ini tiffany-shi”

“Nne sekali lagi aku ucapkan terimakasih untuk Chingu FM yang telah mengundangku dan kepada semua pendukungku, fanytastic yang telah menyukai karyaku, tanpa kalian aku bukanlah apa apa” ucap tiffany

“Sama sama tiffany-shi, terimakasih karena telah berkenan hadir dengan jadwal anda yang sangat padat ini, dan semoga konser debut anda dijepang bulan depat bisa sukses” ucap DJ itu berdiri membungkukan badannya begitupun tiffany

“Baiklah setelah ini langsung saja kita undang bintang tamu selanjutnya yaitu seorang CEO muda yang beberapa hari yang lalu baru saja mendapatkan penghargaan sebagai CEO muda terbaik tahun 2018, kita sambut kwon yuri!!” Ucap DJ tersebut membuat tiffany yang baru saja berjalan keluar dari ruangan langsung tersentak begitu nama yuri terdengar, sebelumnya ia tak pernah tahu jika akan ada bintang tamu selanjutnya dan sama sekali tidak terpikirkan jika itu adalah mantan kekasihnya, yuri

Tubuh tiffany semakin terpaku saat pintu ruangan itu mulai terbuka dan yuri dengan pakaian kantornya yang sangat rapi mulai memasuki ruangan itu

Keduanya tanpak terkejut saat saling bertatapan, yuri sedikit tersenyum menganggukan kepalanya kepada tiffany untuk menyapa hingga akhirnya berlalu menuju DJ radio yang tengah menyambutnya

Setelah duduk, yuri kembali menoleh kearah pintu dan melihat tiffany sudah berlalu keluar dari ruangan itu

Begitu musik berakhir, DJ itu memberi isyarat pada yuri untuk segera memasang headphone dan memulai percakapan siarang langsung radio

“Yuri-shi, kami mengucapkan terimakasih karena anda telah memenuhi undangan kami ditengah kesibukan anda, suatu kehormatan bagi kami”

“Ah aniyo hehehe aku sedang tidak terlalu sibuk, terimakasih telah mengundangku tapi… ini baru pertama bagiku menghadiri acara radio seperti ini hehe” ucap yuri tertawa canggung

“Gwaenchanna… kita hanya akan berbicara santai dan mengenalkan kepada seluruh masyarakat korea selatan bahwa yang sedang duduk dihadapanku ini adalah seorang CEO pendiri perusahaan beberapa games dan aplikasi edukatif yang sangat berpengaruh pada pendidikan di negara ini, sungguh seorang inspirator di usianya yang masih muda ini, anda juga begitu cantik dan berkharisma yuri-shi, hahaha aku sampai gugup begini..” ucap DJ itu bertepuk tangan

“Ah…hahaha anda terlalu berlebihan” ucap yuri tertawa malu

“Aniyo… aku benar benar beruntung hari ini karena bintang bintang tamu di hari ini sangat cantik, sebelumnya kami telah mengundang tiffany young seorang penyanyi solo pendatang baru namun langsung membuat para masyarakat jatuh cinta padanya termasuk aku hehehehe, apakah anda juga mengetahuinya yuri-shi?”

“Hahaha… nne.. dia sangat cantik” ucap yuri

“Sudah kuduga anda juga pasti mengetahuinya, omo omo! Apa jangan jangan anda juga salah satu penggemarnya?”

“Hahaha… sejujurnya aku tidak terlalu tahu tentang para penyanyi, aku jarang mendengarkan musik”

“Aigo… sayang sekali, tapi aku paham dengan melihat posisi anda yuri-shi, seorang CEO pasti sangat sibuk, untuk itu kita break dulu dengan lagu selanjutnya yang akan diputar dari album terbaru tiffany yang baru saja kita wawancarai dan menurut tiffany-shi lagu ini menceritakan sebuah rasa penyesalan seseorang terhadap kekasihnya, mari dengarkan check it out!!” Ucap DJ itu mulai memutarkan lagu

Begitu music berhenti, sang dj radio pun kembali menaikan volume mic nya.

“Baiklah chingu 1 lagu terbaru dari tiffany telah diputar saatnya kita kembali berbincang dengan bintang tamu kita, kwon yuri, dan kalian bisa kembali mengirimkan beberapa pertanyaan untuk yuri-shi melalui email kami seperti tadi ketika bersama tiffany-shi, terimakasih”

“Kita lanjutkan…. emmm… chankkaman” ucap dj radio ketika menyadari keheningan didalam ruangan itu, ia melihat yuri masih terdiam dengan tatapan kosongnya

“Yuri-shi?” Panggil DJ itu namun yuri tetap terdiam tak bergeming

“Emm…. yuri-shi?” Pangginya kembali menyentuh pundak yuri

“Huh? Oh! Mianhae… hehe” ucap yuri begitu tersadar

“Aigoo… pemirsa, rupanya bintang tamu kita ini masih terlalu larut dengan lagu yang baru saja diputar tadi hahaha apakah anda begitu tersentuh sampai kedua mata anda berkaca kaca yuri-shi”

“Ahahaha aniyo… “

“Ah… sudahlah jujur saja, anda sangat menyukai lagunya kan?”

“Hehehe nne, suaranya sangat indah dan liriknya begitu dalam”

“Benar sekali, lalu mengapa anda menjadi terpaku yuri-shi? Apakah anda pernah mengalami hal seperti didalam lagu itu? Setiap orang pasti pernah merasa menyesal bukan, apakah anda ingin menceritakannya sedikit?”

“Emmm…. nne, aku pernah menyesali sesuatu, aku pernah menyesal karena terlalu memikirkan kesibukanku sehingga aku tak memperhatikan kekasihku sampai akhirnya dia pergi hehe”

“Aigo.. pedih sekali, memang sangat menyebalkan ketika pasangan kita begitu sibuk yuri-shi, akupun merasa begitu kepada suamiku karena dia sangat sangat sibuk sampai jarang sekali berada di rumah, namun aku juga berpikir kembali jika suamiku melakukan itu demi keluarga dan aku yakin anda pun melakukan hal itu”

“Nne… tentu” ucap yuri

“Aku harap anda bisa menemukan pasangan yang bisa mengerti dan memahami kesibukan anda, dan anda juga sampai terlalu ambisius dengan pekerjaan anda yuri-shi”

Nne kamsamanida shinyoung-shi”

“Baiklah kita lanjutkan ke pertanyaan berikutnya, yuri-shi”

“Nne”

“Ini masih berkaitan dengan pertanyaan sebelumnya, tadi anda bilang bahwa kekasih anda telah meninggalkan anda, itu berarti sekarang apa anda single? Atau mungkin sudah ada seseorang dibalik kesuksesan anda ini, biasanya dibalik kesuksesan akan selalu ada seseorang yang sangat berarti dibaliknya”

“Hehehe anniyo…”

“Nne? Tidak ada?”

“Aniyo… tidak ada siapapun selain keluargaku dan rekan rekanku serta karyawanku, merekalah yang membuat perusahaanku maju seperti saat ini, aku bahkan tak menyadarinya. Karena yang terus aku pikirkan bagaimana produk-produk dalam perusahanku bisa semakin bermanfaat untuk masyarakat bukan hanya di negara ini saja tetapi aku harap bisa bermanfaat di negara lain mengingat pendidikan teramat sangat penting”

“Aigo… andai aku belum menikah aku pasti sudah benar benar jatuh cinta pada anda yuri-shi, daebak” ucap dj i “aku yakin yang mendengarkan ini sekarang mulai jatuh cinta pada ceo muda ini, tapi… apakah anda tidak berpikir untuk segera mencari pasangan hidup?”

“Aku… tidak tahu shinyoung-shi hahaha”

“Omo omo, apa mungkin anda belum bisa melupakan mantan kekasih anda?”

“Sepertinya begitu” ucap yuri membuat keduanya tertawa

“Kalau begitu sepertinya anda bersiap siap menghadapi berbagai media yang akan mengorek kisah anda yuri-shi, mengingat hampir seluruh media mulai meliput tentang anda”

“Andwae… hahaha aku hanya bercanda”

“Nne?”

“Aku sudah baik baik saja dengan hidupku yang sekarang ini, aku tak memikirkan siapapun”

“Termasuk mantan kekasih anda?”

“Nne… aku tak pernah memikirkan hal itu lagi, aku tak akan menoleh lagi ke belakang, dan semoga tidak ada awak media yang mencari tahu tentang apa yang aku ucapkan tadi, karena aku tak ingin kehidupannya menjadi terganggu” ucap yuri

“Wow! Tapi sepertinya tanpa mencaripun orang orang sudah mengantri ingin menjadi pasangan anda” ucap dj itu menoleh pada kaca ruangan memperlihatkan para karyawan di kantor itu berjejer mengintip untuk melihat yuri

“Ahahah… anyeong” ucap yuri menyapa mereka

“Baiklah, sekarang saatnya membaca beberapa pertanyaan dari para pendengar yang telah dipilih, dan anda wajib menjawabnya yuri-shi”

“Arasso…”

“Pertanyaan pertama omo, ini pertanyaan menarik dari pengirim bernama kim taeyeon, yuri-shi tadi aku mendengar shinyoung-shi berkata bahwa anda terpaku setelah mendengarkan lagu tiffany, apakah anda menyukai lagunya? Atau mungkin orangnya? Aigoo… haha benar juga”

“Sial” gumam yuri saat tau nama pengirim pertanyaan, rupanya taeyeon tengah mendengarkan acara ini

“Seperti yang tadi saya bilang, aku menyukai lagunya karena suaranya sangat indah”

“Hahaha tegang sekali anda menjawab, santai saja yuri-shi”

“Hehehe nne..”

Yuri kembali merasa tenang saat menerima beberapa pertanyaan lain yang tak lagi menyangkut pautkan dengan mentan kekasihnya itu

Hingga pada pertanyaan berikutnya ia harus kembali memucat

“Omo, chankkaman… menarik sekali, aku menemukan pertanyaan yang sama sebelumnya dengan pertanyaan yang dikirimkan untuk tiffany tadi, dan aku rasa pengirimnya juga sama bernama jessica”

“Mwo?” Ucap yuri terkejut

“Baiklah pertanyaan terakhir dari jessica-shi, apa arti dari orion menurut anda yuri-shi? Tadi tiffany-shi mendapatkan pertanyaan itu dan menjawabnya bahwa orion adalah gambaran dari seorang pangeran yang sangat berkharisma dan selalu menyelamatkan seseorang yang membutuhkannya, bagaimana menurut anda? Tapi saya sebenarnya bingung, saya belum pernah mendengar tentang orion, biasanya jika kisah seorang putri atau pangeran akan dibuatkan film atau novel tapi saya belum pernah menemukan tentang kisah orion”

“Hahaha… sebenarnya orion adalah rasi bintang, itu memang sering dikaitkan dengan seorang pangeran karena orion terdapat 13 jenis bintang yang jika ditarik garis garisnya akan membentuk gambar seperti seorang pangeran yang gagah”

“Aigoo daebak, tapi satu hal yang belum saya mengerti yuri-shi”

“Nne?”

“Aku rasa… mengapa hanya anda dan tiffany yang mengerti tentang itu? Apa mungkin pemirsa yang mendengarkan juga sudah tahu? Nanti kita lihat beberapa komentar dari mereka”

“Ahahaha aku rasa sebagian orang orang sudah tahu shinyoung-shi”

“Benarkah? Oke kita lihat komentar komentar dari mereka” ucap shinyoung mulai membaca satu persatu komentar dari acara streaming yang tengah berpangsung itu

“Yuri-shi bukankah anda dan tiffany berada di satu sekolah yang sama” ucap shinyoung membacakan komentar itu “omo! Jinjja??” Lanjutnya kembali memandang yuri

“Oh? Emm… nne aku rasa begitu”

“Aigo aigo… berarti sebenarnya anda sudah saling mengenal”

“Nne…” ucap yuri pasrah

“Hemm… menarik sekali” ucap shinyoung tersenyum penuh arti “yuri-shi.. dulu acara ini pernah berhasil membuat 1 bintang tamu menjadi berjodoh, apa mungkin kali ini akan terjadi kembali yeorobun?? Hahaha”

“Ahahaha jangan bercanda” ucap yuri tertawa gugup

“Tapi dilihat dari hampir semua komentar membicarakan tentang anda dan tiffany”

“Itu karena bintang tamu hari adalah aku dan tiffany”

“Hemm… benar juga, tapi yeorobun bagaimana kalau minggu depan kita undang langsung keduanya duduk bersama disini?”

“Ahaha… aniyo.. aku tak bisa shinyoung-shi”

“Waeyo?”

“Karena besok aku akan kembali ke jepang”

“Sayang sekali yeorobun, tapi perlu kalian tahu bahwa tiffany juga akan memulai debutnya di jepang, apa mungkin mereka akan kembali bertemu??” Goda shinyoung membuat yuri menundukkan wajahnya yang sudah memerah

“Shinyoung-shi… kkemanhae…” ucap yuri

“Ahahah arasso… tapi apa anda akan menonton konsernya di jepang nanti yuri-shi”

“Aku tidak tahu, aku rasa kami berbeda kota dan aku mungkin akan disibukkan dengan pekerjaanku nanti”

“Aigoo… ckckck baiklah tak terasa kita sudah berada satu jam bersama ceo cantik kita disini, sayang sekali tandanya acara sudah akan berakhir, sebelum diakhiri yuri-shi silahkan memberikan pesan pesan untuk pemirsa dan tiffany”

“Nne? Tiffany?”

“Tentu saja, dia akan memulai konser debutnya di jepang sebentar lagi, setidaknya anda mengucapkan sesuatu pada teman sekolah anda itu”

“Arasso… pertama tama aku ingin berterima kasih kepada semuanya yang telah mendukungku dan pada sbs radio yang telah mengundang, aku harap perusahaanku bisa menciptakan produk yang lebih baik dan bermanfaat lagi, dan untuk anda tiffany-shi… aku harap debut anda akan berlangsung sukses dan jaga kesehatan dengan baik, selalu bawa dan pakai jaket tebal kemanapun karena sekarang mulai memasuki musim dingin, terima kasih”

“Aigo… manis sekali” ucap shinyoung

Dan acara siaranpun selesai begitu musik terakhir dimainkan

Begitupun dengan seseorang yang tengah dalam perjalanan pulang baru saja meletakkan earphonenya setelah mendengarkan siaran langsung radio itu

“Tiffany-shi, anda baik baik saja?” Ucap sang sopir yang melihat yeoja itu mengeluarkan air matanya dari pantulan kaca

“Oh, nne?? Aku baik baik saja” ucap tiffany tersenyum segera mengusap air matanya

………………………………….

Sama halnya dengan seseorang yang baru saja dibawa keluar dari ruangan oleh beberapa suster untuk dipindahkan ke ruang rawat pasien

“Suster, bisakah tolong ambilkan tasku?”

“Oh, nne” ucap suster

Begitu menerima tasnya ia buru buru mengmabil ponselnya untuk menghubungi seseorang

Tak butuh lama teleponpun tersambung dengan lawan bicaranya

“Yoboseyo”

“Yoong, apa kau sudah selesai rapatnya?”

“Emmm… belum sebentar lagi, ada apa sica-ya?”

“Yoong!! Aku sudah selesai melakukan pembuahan, dan dokter bilang kemungkinan besar akan berhasil dan aku bisa hamil!” Ucap jessica dengan nada bahagianya hingga tak terasa air matanya kembali mengalir

Namun berbeda dengan yoona, jessica tak mendengar suara ekspresi apapun dari balik telepon

“Yoong?” Panggil jessica heran

“Mengapa diam saja? Apa kau tak bahagia? Ah ya dokter memintaku untuk tetap di rumah sakit selama 3 hari kedepan agar tahu hasilnya, pulang dari restoran nanti segeralah kem…”

“Rapatnya akan dimulai sica, sudah dulu ya” potong yoona langsung mematikan teleponnya

TBC

 

We Are Different Part 19

PicsArt_02-21-08.46.28

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………..

“Adeul… minumlah, kalian pasti haus..” ucap nyonya kim memanggil ketiga putrinya taeyeon, yuri dan yoona yang sedang sibuk memotong rumput rumput liar yang merusak halaman rumah taeyeon

Setelah ditinggalkan cukup lama, rumah taeyeon jadi tak terurus sehingga halaman rumahnya ditumbuhi rumput rumput liar yang sudah meninggi

Begitu acara makan makan selesai nyonya kim meminta ketiga putrinya untuk membersihkan bagian luar rumah sementara ia, sunny dan jessica membersihkan bagian dalam rumah

“Eomma tidak bisakah dilanjut besok saja?” Ucap taeyeon yang sudah berkeringat cukup banyak

Yoona dan yuri pun menyusul mengambil minuman segar yang sudah dibuatkan oleh sunny dan jessica

“Andwae! Tak boleh menunda nunda pekerjaan, Harus diselesaikan hari ini sebelum salju turun” ucap nyonya kim

“Tidakkah eomma kasihan pada mereka? Yuri baru saja sembuh”

“Aniyo, aku sudah merasa segar” ucap yuri

“Yaish… maksudku yoona, dia baru saja tiba dan pasti sedang lelah karena harus mengurus pernikahannya”

“Aniyo eonnie, semua keperluan sudah beres kau tenang saja, kajja kita lanjutkan lagi” ucap yoona kembali memotong rumput menyusul yuri

“Eiyy… dasar, itu hanya alasan mu saja” ucap nyonya kim memukul lengan taeyeon “kkah lanjutkan lagi kerjanya”

“Arasso…” ucap taeyeon dengan malas kembali menyusul mereka

….

Sementara di dalam rumah

“Sica-yaa, bukankah tiffany adalah kekasih yuri? Mengapa dia tidak ada disini?” Ucap sunny yang sedang sibuk membersihkan piring piring kotor sementara jessica sedang mengepel lantai

“Sepertinya mereka sudah putus”

“Mwo? Wae?”

“Hemmm…???” gumam jessica menghentikan aktivitasnya memandang heran pada sunny “bukankah kau membencinya?” Lanjutnya saat ingat tiffany pernah bercerita padanya tentang sunny

“Aku bertanya karena yuri teman dekatku, aku peduli pada yuri bukan padanya”

“Tiffany menyangka bahwa yuri berselingkuh dengan asistennya”

“Dasar bodoh, aku sudah tahu bagaimana yuri, mana mungkin dia berselingkuh”

“Maja, dia memang keras kepala terlalu percaya ilusinya daripada mencari kenyataan” ucap jessica “atau mungkin dia terlalu trauma karena pernah diselingkuhi” lanjutnya membuat sunny berhenti

“Yah, kau menyindirku huh?”

“An.. aniyo… bukan begitu, maksudku taeyeon bukan kau”

“Hemm… kau benar, bisa bisanya dia menjadikan tiffany sebagai pelampiasan”

“Itu juga karena kau yang tiba tiba meninggalkannya bodoh” ucap jessica dalam hati memandang sunny

…………

Setelah 3 jam berlalu akhirnya mereka berhasil membuat rumah taeyeon kembali terlihat rapi dan terawat

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Taeyeon, yuri dan yoona langsung berbaring di sebuah meja kayu besar yang berada di halaman rumahnya melepaskan rasa lelah setelah selesai memotong rumput rumput liar dan menata kembali tanaman tanaman bunga hiasan

“Haaaahhh…. akhirnya selesai juga, rasanya aku ingin mati” ucap taeyeon dengan nafas yang masih tak beraturan

“Maja… beginilah kalau tak ada namja” ucap yuri yang ikut kelelahan

“Yah eonnie, kau tak sadar disampingmu juga namja?” Ucap yoona

“Yaish..!!!” Gumam taeyeon rasanya ingin memukul membuat yuri dan yoona menertawainya “lihat saja, besok akan aku panjangkan rambutku lagi”

“Andwae… kau terlihat tampan seperti ini oppa” ucap yuri

“Aku setuju” bela yoona

“Yah menyebalkan sekali, kalau saja sedang tak kelelahan sudah aku hajar kalian berdua”

“Memang kau akan menang melawan eonniku?”

“Ani” ucap taeyeon membuat ketiganya tertawa

“Sejuk sekali” ucap yuri memejamkan kedua matanya merasakan angin musim dingin yang berhembus

“Maja” ucap taeyeon dan yoona hampir bersamaan kedua yeoja itupun mengikuti yuri memejamkan kedua matanya

“Aku tak menyangka kita akan seperti ini” ucap yuri kembali membuka matanya “dulu kau sangat membenciku” lanjutnya menatap yoona “apa lagi kau” ucap yuri beralih menatap taeyeon

“Yah eonnie, aku tak membencimu.. aku hanya kesal karena kau terlalu sibuk di perusahaan mr lee” ucap yoona

“Pembelaan diterima, Lalu kalau kau?” Ucap yuri menatap taeyeon

“Emm…. molla… dulu aku terlalu bodoh mungkin hahahahaha” ucap taeyeon dengan tawa ahjummanya

“Nne.. kau memang bodoh, haha apa kau masih ingat saat kau mendatangi kantor dan menarik kerah bajuku”

“Ah iya haha dan untuk melakukan itu aku sampai berjingkrak karena kau terlalu tinggi” ucap taeyeon membuat ketiga yeoja itu kembali tertawa

“Yang terpenting sekarang semua masalah sudah berakhir” ucap yuri

“Belum” ucap yoona membuat kedua yeoja yang berada disampingnya menoleh

“Masalah apa lagi?” Tanya yuri

“Kau” ucap yoona menatap eonnienya

“Huh? Naega? wae?” Ucap yuri heran

“Masalahmu dengan tiffany eonnie”

“Ah kau benar yoong, kita harus membantunya agar tiffany kembali pada yul, tapi sepertinya tinggal kau satu satunya yang bisa” ucap taeyeon

“Waeyo eonnie?”

“Tiffany juga membenciku”

“Jinjja? Heoll… daebak, kalian berdua memang pembuat masalah”

“Yah!! Kau juga kwon yoona!!!” Teriak yuri dan taeyeon segera menyerang adiknya berada di tengah tengah itu hingga ketiganya pun saling menggelitiki

“Yah, kalian childish sekali” ucap sunny menghampiri ketiga yeoja itu

“Huh? Kau sudah mau pulang?” Tanya taeyeon melihat kekasihnya sudah kembali rapi dan membawa tas

“Nne, aku tak bisa meninggalkan eomma sendirian”

“Baiklah, kajja aku antarkan”

“Andwae… kau disini saja berkumpul dengan keluarga”

“Gwaenchanna?”

“Nne…” ucap sunny memeluk kekasihnya kemudian memasuki mobil

“Aku pergi ya” ucapnya kembali melambaikan tangan dan mulai melajukan mobilnya

“Nne… hati hati” ucap ketiga yeoja itu

“Kajja” ucap taeyeon mengajak masuk yuri dan yoona kerumahnya

“Omo! Pantas dari tadi tak mencariku, aku pikir kau tidur baby” ucap yoona memeluk kekasihnya dari belakang

ternyata jessica sedang diajari memasak oleh ibunya taeyeon

“Kalian mandilah dan lekas istirahat” ucap nyonya kim “kau juga sica, kkah istirahatlah”

“Tapi aku tak bisa membiarkan omonim memasak sendirian”

“Gwaenchanna lagipula sudah selesai, tinggal didiamkan beberapa jam saja, kkah susul kekasihmu”

“Arassoyo… omonim juga lekaslah istirahat” ucap jessica melepaskan apron dan memasuki kamar

…..

“Yoong, kau tak mandi?” Ucap jessica saat melihat yoona sudah berbaring memejamkan mata diatas tempat tidur

“Dingin, lagipula aku lelah sekali” ucap yoona dengan suara lemas enggan membuka kedua matanya

“Nanti tubuhmu akan gatal gatal..” ucap jessica yang sudah duduk disamping kekasihnya itu “kajja, aku buatkan air hangat untukmu” lanjutnya

“Gendong aku” ucap yoona mengangkat kedua tangannya

“Yaish…” gumam jessica meraih kedua tangan yoona “huh? Kau hangat” lanjutnya

Jessica melepaskan kedua tangan yoona beralih mengusap kening kekasihnya itu

“Kau demam yoong, apa kau sakit?”

“Sedikit pusing” ucap yoona menatap kekasihnya

“Kau sakit, kajja kita ke dokter aku akan memberitahu yuri” ucap jessica segera berdiri

“Andwae” ucap yoona menahan tangan jessica

“Why?”

“Aku baik baik saja, hanya sedikit demam mungkin karena tadi aku terlalu lama diluar”

“Kalau begitu akan aku buatkan teh hangat untukmu” ucap jessica sementara yoona hanya mengangguk lemah

Tak butuh waktu lama jessica sudah kembali kedalam kamar membawakan secangkir teh hangat yang ia buatkan untuk yoona. Namun ia melihat yoona sudah terlelap

“Yoong, ireonna..” ucap jessica mengusap lembut wajah kekasihnya

“Hmmm..? Sudah selesai?” Ucap yoona segera bangun

“Nne… dan ini obat penurun demam, minumlah” ucap jessica

“Yaish… obat lagi” ucap yoona menerima obat itu dengan malas dan segera meminumnya

“Anak baik..” ucap jessica tersenyum membelai wajah yoona “kkah tidurlah”

“Ah iya, ponselmu terus terusan bergetar baby”

“Really?” Ucap jessica segera mengambil ponselnya yang berada didalam tas miliknya

“Omo!!” Gumam jessica terlihat terkejut saat melihat layar ponsel

“Waeyo?”

“Tiffany beberapa kali menghubungiku”

“Kalau begitu telepon kembali, barangkali sangat penting”

“Nne, kau tidurlah yoong” ucap jessica menarik selimut untuk kekasihnya

Begitu melihat yoona memejamkan matanya, jessica kembali merasih ponsel miliknya untuk menghubungi tiffany

“Yoboseyo”

“Hey tiff”

“Jessie, kau kemana saja?”

“Hehe sorry my baby, tadi aku sibuk ikut membereskan rumah taeyeon, dan aku menaruh ponselku didalam tas”

“Taeyeon?”

“Nne… kami baru merapikan kembali rumahnya yang sudah lama tak terurus”

“Jadi yul juga berada disana?”

“Nne, dia baru saja beristirahat setelah 3 jam memotong rumput rumput liar dihalaman rumah, kau ingin berbicara dengannya?”

“An..aniyo.. aku hanya ada perlu denganmu jessie”

“Ah.. oke, ada apa tiff?”

“Aku rasa kita perlu bertemu, kapan kau akan kembali”

“I don’t know, sepertinya kami akan menginap, besok omonim mengajak yuri dan yoona menemui makam ayah mereka”

“Hmm… begitu ya”

“Setelah pulang nanti aku akan menemuimu”

“Arasso… kau baik baiklah disana, love you jessie”

“Nne… kau juga, love you too baby” ucap jessica mengakhiri percakapan mereka

………..

Baru saja mengakhiri percakapannya dengan jessica di telepon, ponsel tiffany kembali berbunyi. Ia melihat nama henry tertera dalam panggilan itu

Nne sunbae?”

“Fany-ah apa kau sedang sibuk?”

“Aniyo, pengunjung perpustakaan hari ini tidak terlalu banyak, memangnya ada apa ?”

Bisakah kau dengarkan radio? Aku akan melakukan wawancara siaran langsung beberapa menit lagi dan aku memiliki kejutan untukmu”

“Nne? Memangnya apa sunbae?”

“Kau dengarkan saja, aku akan mengirimkan salurannya, aku tutup arra” ucap henry

Belum sempat tiffany berbicara, henry sudah terlanjut menutup teleponnya dan beberapa menit kemudian ia menerima pesan saluran radio. Karena penasaran tiffany pun segera memasangkan hedset yang dibawanya dan mendengarkan radio tersebut

“Baiklah pemirsa, disini kita kedatangan seorang tamu yang namanya tengah melejit di dunia permusikan korea selatan karena terkenal sebagai CEO termuda dengan paras yang tampan, kita sambut Henry Lau-shi”

“Nne anyeong hasimnika yeorobun henry lau imnida, terima kasih telah mengundangku ke acara ini” ucap henry

“Aigoo… dia memang tampan” ucap DJ radio yang membawa acara itu

“Hehe Kamsahamnida shinyoung-shi”

“Baiklah henry-shi, bisakah anda ceritakan bagaimana perjalanan anda hingga sampai menjadi seorang CEO agensi musik bergengsi di korea selatan ini? Padahal nama anda baru muncul belum lama ini”

“Sebenarnya flowers entertainment ini milik ayahku, kebetulan appa adalah seorang musisi dan sangat menyukai musik, saya hanya meneruskannya karena diusia appa yang sudah tidak muda lagi beliau ingin aku meneruskannya”

“Lalu bagaimana perasaan anda henry-shi? Apakah anda merasa tertekan dengan banyaknya saingan saingan perusahaan musik besar lain?”

“Awalnya aku pikir begitu, namun ini tantangan terbesar dan aku percaya aku bisa melakukannya, aku masih muda dan harus dapat membanggakan ayahku”

“Megagumkan sekali, pertanyaan selanjutnya bagaimana tanggapan para aktris dan traine ketika ayah anda digantikan?”

“Mereka semua menerimaku dengan baik, dan yang terpenting 1 hal shinyoung-shi”

“Nne, apa?”

“Jika kita ingin dihargai maka kita harus bisa menghargai orang lain, itulah yang harus aku lakukan kepada para aktris dan trainee serta para karyawan di perusahaan”

“Aigoo… luar biasa sekali” ucap shinyoung bertepuk tangan “ah ya, aku mendapat berita bahwa ‘miss group akan segera comeback mengeluarkan single album?”

“Nne, mereka sekarang sedang melakukan shooting pembuatan MV, mohon dukungannya”

“Ye henry-shi tentu saja kami akan selalu mendukung dan sangat berharap miss group menerima jadi tamu kami saat promosi nanti, dan kalian juga para pemirsa dukunglah miss group karena mereka merupakan girl group yang sangat bertalenta serta memiliki CEO yang luar biasa tentunya hehehe”

“Aigoo… hahaha anda terlalu berlebihan shinyoung-shi”

“Aniyo, bahkan para pendengar memberikan banyak komentar yang baik tentang anda”

“Nne, aku telah membacanya dan mengucapkan banyak terima kasih pada kalian”

“Belum cukup sampai disini pemirsa, karena henry-shi ingin memberikan suatu kejutan untuk kalian semua, apa itu? Mari kita dengar, silahkan henry-shi”

“Nne, sebenarnya ini bukan kejutan tapi… saya ingin sedikit bercerita bahwa dulu semasa kuliah saya pernah menjadi salah satu anggota band kampus di seoul universiy, sehingga saya memasuki dunia musik sudah cukup lama”

“Ah maja henry-shi, saya juga tahu karena saat itu saya adalah seniormu ahaha, mungkin para pemirsa juga tahu dengan lagu band mereka yang pada saat itu sangat terkenal di kalangan mahasiswa”

“Nne… hahaha saya jadi malu”

“Omo omo! Apa ini pertanda bahwa flowers band akan comeback?”

“Aniyo… band kami bubar setelah satu persatu personil lulus dan aku harus melanjutkan studyku di kanada, tapi kemarin aku baru saja bertemu dengan mantan personil bandku, dia adalah vokalis utama, apa kalian mengingatnya?”

“Chankkaman henry-shi, biarkan aku mengingatnya juga” ucap shinyoung mencoba mengingat “kalau tidak salah dia memiliki julukan eye smile?”

“Maja… hahaha tapi aku baca komentar komentar dari kalian belum ada satupun jawaban yang benar”

“Ah aku juga lupa namanya”

“Baiklah akan aku beri tahu, dia adalah tiffany hwang”

“Ah benar… sekarang aku ingat, lalu apa dia sudah menjadi seorang aktris”

“Awalnya aku berpikir begitu, karena impiannya sejak kecil adalah menjadi seorang penyanyi terkenal, dia sudah mencapainya saat masa kuliah namun impian itu kembali terhenti setelah lulus, dan saat kami dipertemukan aku memintanya untuk kembali bernyanyi”

“Omo omo, akan seru jika kalian mengadakan reuni dan melakukan comeback henry-shi”

“Hahaha aniyo, tapi disini aku membawakan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh tiffany, aku ingin meminta pendapat kalian semua yang sedang mendengarkan saluran ini tentang lagu ini, aku harap kalian menyukai dan menikmatinya”

“Ah aku sudah tak sabar henry-shi, aku akan memberitahukan langsung tanggapan para netizen tentang lagu anda diacara ini besok”

“Nne kamsahamnida”

“Baiklah terima kasih henry-shi telah berkenan hadir menjadi tamu kita pda hari ini, kalau begitu mari kita dengarkan lagunya”

Musik pun diputar dimana terdengar suara Tiffany membawakan sebuah lagu yang pernah diciptakannya, once in a life time.

“Mwo??? W…wwae..?” Ucap tiffany terkejut, ia pun segera menutup siaran itu dan langsung menghubungi henry

“Yoboseyeo” ucap henry dibalik telepon

“Sunbae, mengapa kau melakukan itu? Kapan kau mendapatkan laguku?”

“Saat kau bernyanyi kemarin heheh, Surprise… kau suka?”

“T…ttapi itu sangat memalukan, bagaimana kalau mereka tak menyukainya? Aku sampai tak berani melihat komentar mereka”

“Jangan khawatir, percayalah semuanya akan baik baik saja, kau ingat dengan kalimat yang selalu kau ucapkan itu dulu”

“B…bbaiklah, tapi… gomawo sunbae”

“Nne… aku harap akan berhasil, dan kau bisa debut hehe”

“Yaish… kau ini, kalau begitu aku akan kembali bekerja”

“Nne… hwaiting!!”

……..

Keesokan harinya

Jessica baru saja tiba di sebuah restoran. Begitu masuk ia langsung menoleh ke segala arah mencari tiffany.

“Jessie!” Panggil seseorang membuat jessica menoleh, ia melihat tiffany tersenyum melambaikan tangannya, jessica pun segera menghampirinya dan memeluk yeoja itu

“Apa kau menunggu lama?”

“Aniyo, aku juga baru sampai beberapa saat yang lalu, aku sudah memesankan jus kesukaanmu”

“Wow, thanks baby.. sudah lama kita tak pernah merasakan seperti ini lagi”

“Hehe kau benar, bogoshippo… ah ya kenapa kau datang sendiri?”

“Yoona sedang menemui sahabatnya di lapas, lagipula jika dia ikut dia hanya akan mengganggu kencan kita”

“Hahaha kau bisa saja”

“By the way, tumben kau mengajak bertemu, aku pikir kau sudah lupa denganku”

“Yaish! Aku tak sejahat itu”

“Hehehe aku bercanda baby” ucap jessica mengusap kepala tiffany “so?”

Tiffany terdiam sejenak sambil mengaduk aduk minuman miliknya

“Jessie, bagaimana jika aku kembali ke dinia musik?”

“Musik? Kau ingin kembali bernyanyi?”

“Nne… kau tahu itu impianku sejak lama”

“Tapi bukankah kau memiliki nodul yang sewaktu waktu bisa kambuh?”

“Kau benar, tapi aku rasa aku akan baik baik saja jessie lagipula sudah sangat lama aku tak merasakan sakit itu lagi”

“Tapi tiff….” belum sempat jessica melanjutkan bicaranya tiba tiba saja ponsel tiffany berdering menerima panggilan

“Chankkaman” ucap tiffany, iapun segera mengangkat teleponya

Nne sunbae?”

“………………..”

“Aku sedang berada di restoran bersama sahabatku, waeyo?”

“…………………”

“Arasso, aku akan kirimkan alamatnya”

“……………..”

“Nne…” ucap tiffany menutup teleponnya

“Nugu?” Tanya jessica

“Henry sunbae, seniorku saat di kampus dulu” ucap tiffany sementara jessica hanya memganggukan kepalanya tak tertarik membahas lebih tentang namja itu

Hingga tak butuh lama henry tiba di restoran dan menghampiri mereka

“Cepat sekali sunbae kemari” ucap tiffany berdiri menyambut henry

“Nne kebetulan lokasinya tak jauh”

“Ah ya, ini sahabatku jessica” ucap tiffany memperkenalkan sahabatnya, jessicapun berdiri menyapa namja itu

“Ah… anyeong, henry law imnida” ucap henry mengulurkan tangannya dan jessicapun membalasnya

“Jadi, apa yang membawa sunbae kemari?”

“Fany-ah, ini berita bagus untukmu!” Ucap henry penuh semangat

“Nne? Untukku? Apa itu?”

Henry pun segera membuka ponselnya dan memperlihatkan sebuah layar hasil statistik

“Apa ini?” Ucap tiffany belum mengerti

“Lihatlah, ini adalah hasil penilaian lagumu yang aku promosikan kemarin dan 98% orang orang menyukai lagumu dan menginginkan kau segera debut!!” Ucap henry penuh semangat membuat kedua yeoja dihadapannya terkejut

“Jinjja? Waeyo sunbae?”

“Yah, itu karena kau memang memiliki suara yang sangat indah! Bahkan mereka penasaran dengan sosok dibalik suara emas itu”

“Yaish… jangan dilebih lebihkan”

“Aniyo… aku mengatakan yang sesungguhnya fany-ah, so? Bukankah tandanya kau harus bersiap siap untuk melakukan debut?”

“Nne? Tapi….” ucap tiffany masih terlihat ragu

“Tapi apalagi? Bukankah itu impianmu sejak dulu? Tidak ada kata terlambat fany-ah.. ini kesempatanmu”

“Hemmm….” gumam tiffany

“Segeralah berhenti bekerja di perpustakaan, itu tak penting lagi”

“Yah, tidak ada pekerjaan yang tak penting asalkan itu pekerjaan baik, apa bekerja di perpustakaan itu terlihat rendah bagimu?” Ucap jessica dengan nada dinginnya. Dari awal ia memang tak menyukai namja itu, ia merasa henry bukan pria yang baik jika harus menggantikan sosok yuri. Dalam sekali pandang ia tahu henry menyukai tiffany.

“Ahahah mianhae bukan begitu, maksudku alangkah lebih baik jika tiffany melanjutkan impiannya yang tinggal satu langkah lagi” ucap henry terlihat malu

Sementara tiffany yang sedari tadi terdiam kini mengangkat wajahnya kembali

“Aku sudah siap” ucap tiffany

“Mwo? Tapi tiff…”

“Jessie, sunbae benar.. ini impianku sudah lama dan aku sangat menantikannya, aku butuh dukunganmu” ucap tiffany menggenggam erat kedua tangan jessica “hanya kau satu satunya dukungan bagiku”

“Yuri?” Ucap jessica membuat tiffany tersentak, namun ia hanya menggelengkan kepala dengan tatapan sedihnya

“Hemm… arasso, aku akan tetap mendukungmu baby” ucap jessica mengusap lembut kepala tiffany

Tiffany pun segera memeluk sahabatnya merasa senang

“Tapi jika kau merasa tak baik baik saja segera berhenti, bagaimanapun kau harus memikirkan kesehatanmu”

“Aku janji” ucap tiffany tersenyum mengeratkan pelukannya

“Kalau begitu aku pulang dulu dan kau jangan lupa datang di hari pernikahanku arra?”

“Arasso… aku tak mungkin tak datang di hari spesial sahabatku”

“Aku juga mengundangmu” ucap jessica menatap henry

“Kamsahamnida.. dan selamat atas pernikahanmu” ucap henry tersenyum ramah

Jaga tiffany dengan baik arra, jangan sampai terluka”

“Aku janji, dia akan baik baik saja” ucap henry

“Dan kau…” tunjuk jessica pada tiffany

“Nne?”

“Sumbanglah lagu romantis untukku saat hari pernikahanku nanti arra?”

“Arasso…” ucap tiffany tersenyum dan membingkai wajah jessica

“Aku pergi dulu, bye…” ucap jessica meninggalkan mereka

………………….

Sementara di lapas

“Aigoo… kau benar benar datang padaku 3 hari sekali ckckck”

“Hahaha aku tak pernah menghianati ucapanku”

“Arasso, ah iya bukankah pernikahanmu tinggal beberapa hari lagi?”

“Nne…”

“Waeyo? Mengapa kau terlihat tak bersemangat?”

“Aniyo… aku hanya terlalu gugup hehehe”

“Yaish… dasar bodoh, ah ya setelah ini datanglah ke restoran dan tanda tangani surat kepemilikan”

“Huh? Waeyo?”

“Aku memberikan restoran itu jadi milikmu”

“Nne? Wae??”

“Kau kan tahu aku tak begitu peduli dengan restoran itu”

“Tapi itu membawa banyak kenangan bagiku”

“Untuk itu aku tak menutupnya dan memberikannya padamu bodoh”

“Hahaha begitu ya, aku tak ingin menerimanya”

“Huh? Wae?”

“Aku ingin membelinya saja”

“Yaish… arraso, terserah kau saja”

“Soo…”

“Wae?”

“Aku harap kau benar benar hadir menyaksikan hari pernikahanku”

“Kau tenang saja, aku akan datang”

“Nne? Bagaimana caranya?”

“Molla… hahaha”

“Yaish…!!” Rutuk yoona membuat sooyoung tertawa

“Yah, apa itu penting huh?”

“Tentu saja, kau sangat penting bagiku” ucap yoona menundukkan wajahnya

Sementara sooyoung kembali terdiam menatap yeoja dihadapannya itu

*toktoktok*

“Nuna, waktu kunjungan telah habis” ucap seorang petugas dibalik pintu

“Mwo? Mengapa sebentar sekali?”

“Itu karena waktu kita habis oleh makan pabo!”

“Ah iya hehehe” ucap yoona tertawa innocent “kalau begitu aku pergi”

“Kkah… aku sampai bosan melihatmu”

“Yaish!! Menyebalkan, aku pergi”

“Nne hati hati” ucap sooyoung, sosok yoona pun menghilang dari pandangannya

Dan tanpa terasa air mata mengalir membasahi kedua pipinya.

“Nuna, gwaenchanna?” Ucap petugas yang menjaganya

“Nne” ucap sooyoung menghapus air matanya “kyungho-yaa, dia akan datang kembali 3 hari kemudian, saat itu tolong beri alasan kepadanya jika aku tak bisa menemuinya”

“Nne? Waeyo noona?”

“Lakukan saja”

“Oh nne arasso… kajja” ucap penjaga itu mengantar sooyoung kebali ke sel tahanannya

Dan benar saja, 3 hari kemudian yoona kembali datang ke lapas. Namun kyungho berhasil membuat alasan yang diminta sooyoung agar tak menemui yeoja itu. Sehingga yoona hanya menitipkan makanan untuknya.

…………..

Yuri baru saja tiba di mansion milik mr lee, ia memang sengaja akan menemui ayah tirinya itu.

“Hey” sapa amber yang juga baru turun dari mobil

“Huh? Kau juga kemari? Ada apa?” Ucap yuri menghampiri yeoja itu

“Harusnya aku yang berkata seperti itu..”

“Hahaha memangnya untuk apalagi? Bukankah ini juga rumahku?” Ucap yuri

“Haha kau benar, kajja” ucap amber dan keduanya memasuki mansion besar itu

“Nuna, lama tak bertemu semenjak kau pindah rumah” ucap salah satu anak buah mr lee menyambut kedatangan yuri

“Nne… akhir akhir ini aku terlalu sibuk dengan perusahaanku eunwoo-yaa, apa mr lee ada?”

“Nne.. tuan baru saja pulang dari kantornya dan sedang bersiap siap untuk makan malam, ikut bergabunglah noona kau terlihat kurus sekarang”

“Jinjja? Heol… kau perhatian sekali, kalau begitu aku masuk dulu”

“Nne nuna”

Begitu masuk, yuri melihat mr lee baru saja duduk di ruang makan ditemani para maid yang melayaninya

“Ah yuri-shi juga datang, silahkan” ucap salah satu maid membukakan kursi untuk yuri

“Nne, kamsahamnida ahjumma” ucap yuri segera duduk

“Tumben kau kemari” ucap mr lee

“Waeyo? Bukankah ini juga rumahku?” Ucap yuri. Setelah mengetahui tentang kebenaran yang dilakukan ayah tirinya itu, hubungan keduanya kini tak lagi kaku dan yuri selalu mencoba memperhangat lagi hubungan mereka layaknya keluarga.

“Makanlah” ucap me lee

Keduanya pun mulai menikmati makan malam

“Appa” panggil yuri. Ada rasa canggung saat menyebutkan panggilan itu pada ayah tirinya

Yuri melihat reaksi mr lee yang hanya mengangkat sebelah alis menatapnya

“Wae?” Ucap mr lee saat melihat yuri terdiam

“Apa appa sudah mendengar berita tentang pernikahan yoona yang akan diselenggarakan sebentar lagi?”

“Ya”

“Datanglah”

“Bukankah adikmu membenciku”

“Aku sudah bilang padanya dan yoong tak keberatan”

“Aku pikir kau yang akan menikah, bukankah waktu itu aku memintamu membawa kekasihmu kemari untuk makan malam bersama?”

“Emmm… hubungan kami sudah berakhir” ucap yuri menundukan wajahnya

“Pwfftt…!!” Suara seseorang hampir tersedak mendengar hal itu, membuat yuri menoleh

Yuri baru menyadari ternyata tak hanya ia dan mr lee yang sedang menikmati makan malam. Ada amber dan anak buah mr lee lainnya yang juga ikut duduk diantara mereka

“Yah, kau menertawaiku huh?” Ucap yuri

“Aniyoo… aku hanya terlalu terkejut, bukankah kau dengan tiffany eonnie sangat dekat”

“Molla… masalahnya rumit sekali” ucap yuri mempoutkan bibirnya

“Dia menyusahkanmu? Apa perlu aku lenyapkan?” Ucap mr lee tiba tiba

“Andwae…!!” Ucap yuri dan amber bersamaan

“Appa jangan lakukan itu aku mohon, aku masih sangat mencintainya dan semua ini karena kesalahanku, aku akan segera memperbaiki hubungan dengannya” ucap yuri terlihat khawatir dan ketakutan

“Aku hanya bercanda” ucap mr lee tanpa ekspresi apapun

“Nne?” Ucap yuri dan amber kembali bersamaan dan langsung mematung atas apa yang dikatakan namja yang terkenal sangat kejam dan menyeramkan itu. Hampir saja keduanya terjatuh karena terkejut

“Wae?” Ucap mr lee

“Aniyoo… hahaha aku pikir kau serius” ucap yuri tertawa dipaksakan

“Aigoo… bercandanya saja sangat menyeramkan” gumam amber menggelengkan kepalanya

………………..

Hingga hari pernikahan pun tiba

Dari pagi pagi sekali sampai menjelang sore orang orang seisi rumah yuri terlihat sangat sibuk kesana kemari untuk mempersiapkan hari yang sangat istimewa itu. Pesta pernikahan pun memang dilakasanakan disana terlebih halaman rumah yuri yang luas dan memiliki pemandangan yang indah karena berada diatas bukit

Yoona terdiam menatap kekasihnya yang sedang duduk membelakanginya di ruang rias

Perlahan senyumnya mengembang saat kembali mengingat bagaimana pertemuan mereka hingga segala masalah silih berdatangan namun ia tetap selalu mendapatkan kekuatan dari jessica. Ia merasa sangat beruntung memiliki seseorang yang akan menjadi pasangan sehidup sematinya itu.

dd1c43aedc788b0c07b29dedc48d3066

“Wae? Apa kau terpesona melihatku?” Ucap jessica yang mendapati yoona sedang menatapnya dari pantulan kaca

“Nne… hari ini kau benar benar seperti seorang bidadari” ucap yoona “walaupun sebenarnya lebih cantik aku”

“Yah!!”

“Kekekeke… baby, sejujurnya aku sangat gugup” ucap yoona menghampiri dan memeluk kekasihnya dari belakang

“Hemm…. aku juga, aku tak menyangka akhirnya bisa menikah dengan manusia yang teramat sangat menyebalkan ini” ucap jessica membelai wajah yoona, keduanya tersenyum saling tatap melalui pantulan kaca dihadapannya

“Waeyo? Apa kau menyesal?”

“Aniyo, walaupun kau sangat sangat menyebalkan tapi hatiku tetap tak bisa berpaling darimu”

“Aigo…!!! Aku benar benar merasa terbang rasanya” ucap yoona terkejut dengan ucapan kekasihnya itu

“Kkah pergilah, aku akan merias” ucap jessica saat melihat para tim rias dan tim desain gaun pernikahannya tiba

“Shiroo… aku masih ingin melihatmu”

“Andwae… nanti tak akan menjadi kejutan untukmu yoona-shi” ucap salah satu perias itu

“Kkah, lagipula kau juga harus mengganti pakaianmu di ruangan lain”

“Gaun kan?”

“Yaish! Andwae!” Bentak jessica membuat yoona tertawa gemas

“Arasso… aku tahu pasti kau akan lebih lama” ucap yoona segera meninggalkan ruang rias jessica

Benar saja, yoona lebih cepat dibandingkan dengan jessica.

“Yah, kenapa kau cemberut begitu?” Ucap yuri

“Huh, kalau saja aku juga memakai gaun pasti dandananku tak akan sesimpel ini” ucap yoona mempoutkan bibirnya

“Aigo… ternyata kau juga memiliki jiwa kewanitaan ckck aku terkejut”

“Wae….? Setidaknya aku tak cengeng dan payah sepertimu saat menghadapi masalah hubungan” ucap yoona menjulurkan lidahnya

“Mwo??? Jahat sekali kau! Tapi benar juga sih” ucap yuri merenung

“Hahaha gwhaenchanna… yang menjadi masalah sekarang adalah orang tua jessica”

“Huh? Kenapa dengan mereka?”

“Nanti mereka akan bertanya tanya kemana pasanganmu? Lalu akhirnya terbongkar sudah semuanya”

“Omo!! Kau benar juga yoong! Ottokhae… kenapa aku yang malah menjadi panik”

“Molla…” ucap yoona yang sudah pasrah

“Gwanchanna, aku sudah dapat penggantinya, kalian berdua berhutang budi padaku” ucap krystal membuat kedua yeoja itu terkejut

“Omo!! Kenapa tiba tiba ada kau” ucap yoona

“Yaish… aku sedari tadi disini, kaliannya saja yang terlalu fokus seolah dunia milik berdua”

Ruang rias yoona memang terlihat luas dan bukan hanya dirinya dan yuri yang berada disana

“Tapi apa maksudmu tadi?” Tanya yuri

“Sudah tenang saja dia masih didandani, kkah kalian berdua sudah ditunggu di altar”

“Yoona-shi yuri-shi, para tamu undangan sudah tiba”

“Nne tapi….” ucap yuri

“Sudah… sambut saja kedatang mereka dulu, nanti akan aku antarkan dia” ucap krystal mendorong tubuh yuri hingga keluar dari rumahnya

Kedua kakak beradik itupun segera menyambut para tamu undangan yang kebanyak dari mereka adalah teman teman dekat yoona dan rekan kerabat keluarga jessica yang berada di korea

“Aigo… jadi ini calon pasangan hidup putrimu? Cantik sekali” ucap salah satu teman orang tua jessica membuat yoona tersenyum menahan bahagianya saat mulai banyak yang mengagumi kecantikannya

“Aigo… coba saja aku pakai gaun, jessica akan benar benar membunuhku hahaha” ucap yoona dalam hati

“Kamsahamnida… sambil menunggu silahkan nikmati hidangannya” ucap yoona kemudian meninggalkan mereka

Yuri juga ikut menyambut para tamu undangan lain dan ia tersenyum saat seseorang datang bersama para pengawalnya

“Appa! Akhirnya kau mau datang juga” ucap yuri terlihat senang menyambut mr lee

“Kenapa kau terlihat sangat senang, ini bukan pernikahanmu” ucap mr lee dengan ekspresi datarnya

“Yaish… menyebalkan”

“Omo, jadi ini ayah kalian yul? Mengapa baru kali ini kami bertemu dengannya” ucap ayah jessica yang datang bersama istrinya

“Omo!” Gumam yuri terkjut sampai tak bisa berkata apa apa

“Nne aku ayah tirinya, lee dong wook imnida” ucap mr lee mengulurkan tangannya kini terlihat lebih santai

“Kami sudah mendengarnya dari yoona, ku dengar kau sangat sibuk jadi sulit untuk kita bertemu” ucap ayah jessica

“Mwo? Yoona?” Gumam yuri semakin terkejut dan heran

“Ah ya, jeosonghamnida.. aku sangat jarang berada di korea jadi aku sangat terkejut begitu tau tiba tiba putriku akan menikah, jadi aku memutuskan untuk segera pulang” ucap mr lee terlihat ramah kini membuat yuri terpaku melihat ayah tirinya menanggapi dengan baik kedua orang tua jessica seolah ia memang ayah baginya dan yoona. Ia juga tak menyangka jika adiknya pernah menceritakan tentang ayah tirinya kepada kedua orang tua jessica

“Tapi… ngomong ngomong kemana pasanganmu yul? Mengapa aku tak melihatnya sampai sekarang?” Ucap ayah jessica

Membuat yuri kembali terkejut, kini wajahnya memucat menghadapi pertanyaan itu karena tak hanya ada orang tua jessica melainkan mr lee juga mendengar hal itu karena ia tahu yuri baru saja berpisah dengan tiffany

“Ah… emmm….” ucpa yuri gugup memikirkan alasannya

“Dia disini?” Ucap krystal membuat orang orang menoleh termasuk yuri yang membuatnya semakin terkejut

“Hyuni?” Gumam yuri dalam hati

“Bagaimana? Cantik bukan? Eonnie baru saja selesai dirias”

“Aigoo… so beautiful!” Ucap ayah yuri menepuk tepukan tangannya merasa kagum pada seohyun

“Maafkan aku aboji omoni, karena baru datang hari ini kepada kalian” ucap seohyun membungkukan badannya menyapa mereka

“Dia sangat sopan dan anggun, kau sangat beruntung memilikinya yul”

“N…ne…” ucap yuri yang sudah tak bisa mengatakan apa apa. Ia melirik amber yang sedari tadi berdiri disamping mr lee

Yeoja itu hanya terdiam sesekali tersenyum pada yuri

“Kajja kita ke sana” ucap ayah jessica mengajak mr lee bergabung dengan tamu lain

“Yah, mengapa bisa begini?” Tanya yuri masih terlihat shock

“Bersyukurlah kau selamat” ucap krystal

“Tapi hyuni kekasih amber”

“Gwaenchanna… krystal sudah menjelaskan semuanya, lagipula aku senang melihatnya secantik ini” ucap amber merangkul kekasihnya dari samping

“Yah! Lepaskan, aku sudah menyewanya, nanti kalau orang tuaku melihat mereka akan curiga” ucap krystal melepaskan tangan amber dari seohyun sementara seohyun sendiri hanya bisa pasrah

Hhh… apa boleh buat, mianhae hyuni-ah”

“Gwaenchanna eonnie, aku senang membantumu”

“Noona, upacara pernikahan akan segera dimulai, anda diminta masuk kedalam untuk mengantar yoona ke altar” ucap seorang pemandu jalannya pernikahan yoona

“Nne… “ ucap yuri memasuki rumah namun ia heran saat melihat mr lee sudah berada disana

“Huh?” Gumam yuri heran

“Dia yang mengantarku” ucap yoona tanpa ekspresi

“Tak apa, aku ayahnya kan?” Ucap mr lee

“Bb…baiklah, aku akan kembali kesana”

Yuripun kembali bergabung di kursi paling depan dihadapan altar dengan para tamu yang sudah duduk rapi merayakan upacara pernikahan yoona

Setelah alunan piano terdengar, pintu rumahnya terbuka memperlihatkan sosok yoona bersama ayah tirinya yang mulai berjalan diatas red carpet menuju altar dihalaman rumahnya

Semua tamu bergumam merasa kagum melihat yoona yang terlihat dewasa memamerkan senyumnya mencoba agar tak terlihat gugup

Begitu tiba, kini lampu berganti kembali menyoroti pintu rumah untuk menyambut jessica

Para tamu kembali bergumam begitu pintu terbuka memperlihatkan sosok anggun yang mulai berjalan menuju altar

“Woah dia benar benar seperti princess”

Yoona tersenyum ketika mendengar para tamu berdecak kagum pada jessica

IMG-20180728-WA0003[1]

Tak dapat dipungkiri dia sendiripun benar benar merasa kagum pada seseorang yang sebentar lagi akan resmi menjadi pasangan hidupnya

Begitu pandangan keduanya beremu, mereka saling tersenyum sama lain hingga kini yoona dan jessica berdiri saling berhadapan

“Apa kalian sudah siap mengikatkan janji suci kalian”

“Nne” ucap yoona dan jessica masih saling berpandangan

“Baiklah Lim yoona, apa kau bersedia menjadi pasangan hidup jessica jung dari sekarang sampai selamanya, saling memiliki dan menjaga, Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kaya maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan, dan inilah janji setiamu yang tulus kepda Tuhan dan jessica”

“Nne, saya bersedia dan memegang janji itu” ucap yoona menatap tulus pada kekasihnya itu

“Dan jessica jung, apa kau bersedia menjadi pasangan hidup Yoona dari sekarang sampai selamanya, saling memiliki dan menjaga, Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kaya maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan, dan inilah janji setiamu yang tulus kepda Tuhan dan Yoona”

“Nne, saya bersedia dan memegang janji itu” ucap jessica tersenyum hingga wajah keduanya mendekat dan saling mencium bibir

“I love you” bisik jessica memeluk yoona

Hingga terdengar gemuruh tepuk tangan bahagia dari para tamu karena upacara pernikahan yoona dan jessica berhasil dilaksanakan dengan penuh haru dan bahagia

Setelah upacara pernikahan selesai, giliran ucapan dari segala sanak keluarga dan saudari baik dari pihak yoona maupun jessica

Yang pertama kedepan adalah kedua orang tua jessica yang mengucapkan selamat dan ungkapan bahagia atas pernikahan putri pertama mereka

Begitu selesai dan turun MC kembali menawarkan siapa lagi yang ingin maju

“Appa, majulah beri selamat untuk yoona dan jessica” ucap yuri

“Huh? Naega? Wae?” Ucap mr lee

“Yaish… kau sudah jadi wakilnya, orang orang akan merasa heran kalau perwakilan orang tua yoona tak maju”

“Bukankah nanti kau juga maju?”

“Yaish…!” Rutuk yuri

“Arasso” ucap mr lee segera berdiri dan maju

Yoona merasa heran saat bukan yuri yang maju dan ternyata pria yang tadi mengantarnya ke altar

“Ehem… emm… aku bingung mengatakan apa” ucap mr lee

Para tamu yang tadinya terkejut tak menyangka jika seseorang yang terkenal dengan sosok pengusaha besar dan sukses itu adalah ayah tiri yoona dan kini mereka malah tertawa dengan tingkah namja itu

“Aku ikut bahagia atas pernikahan putriku, meskipun dia bukan anak kandungku tapi dia tetaplah anak kebangganku, aku akan selalu mendukung dan mendoakannya agar hidupnya selalu diberi kebahagiaan dan aku akan menunggu untuk menjadi seorang kakek” ucap mr lee yang kini menyunggingkan senyumnya

Tak sedikit para tamu merasa terkesima dengan sosok mr lee, mereka telah mengenal sosok mr lee sebagai seseorang yang sangat dingin dan jarang berbicara

Begitupun yoona, dia memang telah memahami mr lee setelah mendengar dari yuri sosok dia sebenarnya namun untuk menerima jadi ayahnya dia masih ragu karena memang ia tak mengerti bagaimana sosok ayah untuknya setelah sedari lahir tak pernah merasakan hal itu

Namun akhinya yoona pun tersenyum mendengar ungkapan mr lee untuknya, ia tahu namja itu berkata tulus

Setelah turun, kini giliran yuri yang maju ke altar dan berdiri dihadapan mic

“Aigoo… aku tak menyangka adikku akan menikah secepat ini, aku sangat bahagia karena ia telah menemukan pasangan yang teramat sangat sabar menghadapi sosoknya” ucap yuri diiringi tawa para tamu terutama mereka adalah teman teman masa sekolah yoona

“Aku harap setelah menikah adikku bisa menjadi sosok yang bisa melindungi dan bertanggung jawab terlebih… semoga dia jadi berhenti menyusahkanku hehehe” ucap yuri membuat mereka kembali tertawa

“Menyebalkan” ucap yoona tersenyum penuh dendam

Setelah semua keluarga maju dan memberikan ucapan selamat, kini seorang yeoja dengan gaun senada yang dipakainya tiba tiba hadir dan naik ke altar membuat para tamu terkesima terutama yuri

“Tiffany?” Gumam yuri tak mengedipkan kedua matanya melihat yeoja yang baru saja berjalan melewatinya

IMG-20180728-WA0002[1]

Keduanya sempat saling bertatapan sejenak setelah akhirnya tiffany berlalu menuju altar

“Anyeonghaseyo tiffany hwang imnida, aku adalah sahabat terbaik jessica dan eonnie terbaik dari yoona” ucap tiffany dengan senyum bulan sabitnya yang berhasil membuat orang orang jatuh cinta padanya

“Aku ingin mengucapkan selamat atas pernikahan sahabat dan adikku, semoga kalian selalu diberikan kebahagiaan” ucap tiffany

Begitu selesai, ia hendak meninggalkan altar namun jessica segera menghampirinya

“Yah chankkaman, jangan pergi hey jamur” ucap jessica

“Nne?”

“Kau memiliki hutang padaku”

“Huh? Hutang apa jessie”

“Kau harus menyumbangkan sebuah lagu untuk pernikahanku, kau kan sekarang sudah menjadi seorang penyanyi” ucap jessica

“Omo! Sekarang?”

“Tentu saja pabo, kau pikir hari pernikahanku kapan huh?”

“Ah kau benar hehehe” ucap tiffany kembali naik

“Arasso, karena ini hari istimewa bagi sahabat dan adikku, aku akan memberikan sebuah lagu untuk mereka aku harap kalian semua juga menikmatinya” ucap tiffany kembali tersenyum

Para tamu pun bertepuk senang dan lagu yang tiffany bawakan sekaligus sebagai pembukaan acara pesta pernikahan

Sementara yuri masih tetap terpaku melihat yeoja itu bernyanyi

“Memang akan terlihat cantik kalau sudah menjadi mantan” ucap seseorang membuat yuri menoleh

“Kau benar taeng, aku pikir dia malaikat”

“Tapi sepertinya kau harus menyerah”

“Yah, mworago?!”

“Lihatlah” ucap taeyeon mengangkat dagunya kearah seseorang membuat yuri ikut melihatnya

Ia melihat tiffany telah berhenti bernyanyi dan berjalan menuju seorang namja yang tersenyum menjemputnya

“Nugu?”

“Namja yang selalu bersamanya, sudah lama dia menyukai tiffany”

“Ah iya aku ingat dia” ucap yuri

“Lekaskah ambil tiffany kembali sebelum dia berhasil mengambil hatinya”

“Arasso, tapi aku bingung bagaimana caranya, melihatku saja dia tak mau”

“Hahaha kalau begitu relakan”

“Haishh…!! Perusak mood” ucap yuri meninggalkan taeyeon

“Yah odiga?”

“Mencari udara segar” ucap yuri

……….

Sementara yoona dan jessica masih sibuk melayani para tamu yang ingin bersalaman dan memberi selamat untuk mereka

“Baby ternyata teman temanmu sangat banyak” ucap yoona

“Tentu saja, meskipun jauh mereka tetap datang” ucap jessica hingga 2 orang kembali menghampiri mereka

“Sica-yaa”

“Huh kau?” Ucap jessica sedikit terkejut dan heran saat sulli datang. Ia adalah mantan kekasih krystal

“Chukkhae atas pernikahanmu, semoga kalian bahagia selalu”

“Thanks” ucap jessica tersenyum simpul “tapi kenapa kau ada disini?”

“Aku sudah lama tinggal di seoul bersamanya” ucap sulli menunjukkan pasangannya

“Ah… begitu”

“By the way mengapa dia mirip sekali dengan krystal” ucap sully menatap yoona

“Aku pikir kau sudah lupa dengannya” ucap jessica dengan nada dinginnya

“Aniyo, ah ya apa dia ada disini?”

“Tentu saja” ucap jessica hingga kedua orang itu berlalu

“Yeobo, ada apa denganmu dan siapa mereka?”

“Dia sulli, mantan kekasih adikku, pantas krystal sangat ingin pergi ke korea, aku sangat membencinya”

“Tapi mengapa dia datang kemari, apa kau mengundangnya?”

“Dia teman kelasku saat kuliah dulu”

“Ah begitu ya, semoga krystal tak bertemu dengannya”

……….

Krystal sedari tadi hanya terdiam sendirian menikmati pemandangan

“Seharusnya aku ikut merasa bahagia di hari spesial eonniku, tapi mengapa aku masih merasa kesepian begini” gumamnya

“Yah, melamun ditempat seperti ini bisa membuatmu kerasukan” ucap seseorang yang sudah berdiri disampingnya

“Kamjaggiya! Yah! Kau mengejutkanku saja!” Ucap krystal dengan sebal menoleh kearah pemilik suara itu namun ia kembali terkejut “huh? Kau?!!” Tunjuknya pada wajah orang itu

“Waeyo? Aku bukan hantu”

“Mengapa kau ada disini? Bukankah kau kemarin berada dipenjara?”

“Ini hari paling penting bagi sahabatku, aku tak mungkin tak datang” ucap orang itu yang ternyata adalah sooyoung

“Aigoo… sahabat sejati” ucap krystal berepuk tangan menggelengkan kepalanya “tapi mengapa kau ada disini, kkah temui sahabatmu”

“Tadi aku melihatmu dan aku khawatir kau akan kerasukan lalu terjun ke jurang hanya karena ditinggalkan oleh kekasihmu”

“Yah! Aku tak sebodoh itu” rutuk krystal “but wait!!! Mengapa kau tahu?”

“Yoona menceritakannya padaku hahaha”

“What!! Yaishh dasar kakak ipar kurang ajar”

“Wae? Mengapa dia berani meninggalkanmu?”

“Molla… jangan bahas itu, mood ku akan bertambah buruk”

“Kryst??” Panggil seseorang dari belakang membuat krystal dan sooyoung berbalik

Namun krystal terkejut saat melihat orang yang memanggilnya itu adalah sulli mantan kekasihnya

“Kau?” Ucap krystal

“Lama tak bertemu” ucap sulli tersenyum ramah

“Ada apa kau kemari?” Ucap krystal memalingkan wajahnya tak ingin memandang wajah orang yang pernah menyakitinya itu

“Jessica mengundangku, kau tak ingat aku teman kampusnya dulu?”

“Oh…”

“Apa kau hidup dengan baik?” Tanya orang itu membuat krystal kini menatapnya, namun belum sempat menjawab ia melihat seorang yeoja menghampiri sulli dan menggandeng tangannya

“Ah ya, dia hara kekasihku” ucap sulli

“Oh..”

“Aku ingin meminta maaf karena telah meninggalkanmu” ucap sulli membuat krystal menundukkan wajahnya, matanya terlihat berkaca kaca menahan rasa sakit hatinya terhadap yeoja dihadapannya itu

“Lalu mengapa kau kembali dihadapannya? Bukankah kau hanya datang untuk jessica huh? Jangan berani datang kembali jika kau telah meninggalkannya, dan dia sudah hidup dengan sangat bahagia” ucap sooyoung menggang erat tangan krystal dan mengangkatnya keatas

Krystal yang menunduk kembali mengangkat wajahnya karea terkejut dengan apa yang dilakukan sooyoung terhadapnya

“Kau siapa?” Ucap sulli dengan wajah tak sukanya

“Tentu saja aku masa depannya? Dan aku pastikan akulah yang terbaik untuknya karena kau terlalu bodoh telah meninggalkannya demi orang lain” ucap sooyoung dengan nada dingin

“Arasso, semoga kau bahagia” ucap sulli segera berlalu

“Dasar tak punya muka!” Rutuk sooyoung menatap kepergian sulli

*plakk!!!* tiba tiba saja krystal menamparnya

“Aww appo… yah, waeyo?”

“Apa yang sudah kau lakukan? Dasar bodoh!” Ucap krystal dengan kedua mata yang sudah basah

“Aku hanya membantumu, seharusnya kau bersyukur karena dia gagal merendahkanmu! Mengapa kau masih menangisinya? Sudah jelas dia hanya orang bodoh yang berani melukai perasaanmu” ucap sooyoung namun tangis krystal semakin terdengar hingga akhirnya ia lebih memilih memeluk yeoja itu

“Mianhae” ucap sooyoung mengusap kepala krystal

“Aniyo… gomawo” ucap krystal dalam tangisnya

……………..

“Suaramu benar benar sangat memukau fany-ah” ucap henry menyambut tiffany turun dari panggung

“Jinja?”

“Geurom… sudah ku bilang kau memang seorang diva”

Tiffany hanya tersenyum kemudian pandangannya kembali beralih ke tempat pertama dia menatap yuri namun yeoja itu sudah tak ada disana, saat ia bernanyi pun ia tak menemukan sosok yuri

Entah mengapa ia masih ingin menatap wajah yeoja itu meskipun hatinya masih terluka

Hingga pandangannya terhenti pada 2 objek tak jauh darinya, ia berhasil menemukan yuri namun sedang bersama yeoja yang sedang dekat dengannya dari kemarin kemarin hingga membuat hati tiffany semakin terluka, terlebih ia melihat kedua yeoja itu dari awal ia datang saat yuri dan seohyun berbicara diatas altar dan kini kedua yeoja itu kembali terlihat sangat dekat bahkan ia melihat yuri melepaskan tuxedo dan dipakaikannya untuk yeoja itu

“Fany-ah, mengapa kau melamun?”

“Huh? An…aniyo…” ucap tiffany menerima minuman dari henry “sunbae aku lelah, kajja kita pulang saja”

“Nne? Jigeum? Arasso… lagipula besok kau sudah harus latihan”

“Huh? Besok?”

“Nne… lebih cepat lebih baik bukan? Fans sudah menunggumu, lagipula dengan melakukan segala kegiatan kau pasti bisa menyembuhkan hatimu”

“Arassoyo.. kajja”

…………………

“Aigoo… kau benar benar seorang pengantin” ucap seseorang membuat yoona membalikkan badannya

“Soyoung-ah!!” Teriak yoona terkejut, iapun segera berlari memeluk

“Yah, waeyo?”

“Babo-yaa… aku sangat senang, tapi… kenapa kau bisa ada disini?”

“Kau bilang aku harus datang, dasar plin plan” ucap sooyoung mendorong kepala yoona dengan jarinya

“Nne, tapi aku pikir sulit untuk meminta izin keluar dari lapas”

“Tenang saja, aku sudah bebas”

“Nne???” Ucap yoona kembali terkejut “wae?”

“Berkat istrimu”

“Mwo? Jessica?” Ucap yoona semakin heran sementara sooyoung hanya mengangguk

Flashback, 2 hari yang lalu

“Sooyoung-shi” panggil seorang petugas kepolisian

“Nne? Ada apa kyungho-ya”

“Kau sudah dijemput seseorang”

“Huh? Yoona datang lagi? Bilang padanya aku masih belum bisa bertemu”

“Aniyoo… kau sudah dijemput dan boleh pulang”

“Huh? Jinja? Wae??” Ucap sooyoung terkejut dan heran

“Nne, seseorang sudah datang membebaskan anda sooyoung-shi, kajja” ucap kyungho, sooyoungpun berjalan mengikuti namja itu

Begitu sampai di kantor, ia melihat kepala kepolisian dan seseorang tengah duduk membelakanginya

“Ah dia sudah tiba” ucap kepala kepolisian “silahkan duduk sooyoung-shi”

“Huh? Nne..” ucap sooyoung segera masuk dengan wajah bingungnya, ia terus memperhatikan yeoja itu hingga ia dapat melihat wajahnya

“Hey”

“Sica?”

Jessica hanya tersenyum menyapa sooyoung yang terlihat masih kebingungan

“Sooyoung-shi, jessica-shi telah menjelaskan semuanya tentang kasus penculikan dan percobaan pembunuhan yang anda lakukan terhadap jessica-shi, dan jessica telah mencabut semua kasusnya sehingga anda sudah dapat dibebaskan hari ini”

“Huh? Nne… arasso”

“Kalau begitu anda sudah diperbolehkan meninggalkan lapas ini dan semoga kejadian seperti ini tidak akan pernah terulang lagi”

“Sooyoung-shi, ini pakaian dan barang barang milik anda” ucap kyungho yang sudah membawakan kotak barang barang milik sooyoung

“Nne, kamsamnida” ucap sooyoung, ia pun segera menuju ruang ganti

Sooyoung tersenyum setelah keluar dari lapas dan bisa menghirup udara bebas. Namun saat itu sebuah mobil menghampirinya

“Youngie-yaa, masuklah” ucap orang itu membukakan pintu mobilnya

“Sica? Aku kira kau sudah pulang”

“Aku mana mungkin meninggalkanmu” ucap jessica

“Gomawo…”

“Aniyo, aku yang seharusnya berterimakasih padamu karena telah menyelamatkan hidupku dan yoona, you’re the real superhero” ucap jessica tersenyum menatap sooyoung

“Aku kira kau tidak menyukaiku”

“Well… setelah aku tahu siapa dirimu aku tarik kembali pikiranku” ucap jessica membuat keduanya tertawa

Flashback End

“Syukurlah akhirnya kau bisa kembali dengan cepat, tapi kenapa waktu itu kau sulit ditemui?”

“Aku sibuk karena mulai bekerja, disana juga diberi pekerjaan”

“Begitu ya, yang penting sekarang kau sudah bebas” ucap yoona kembali memeluk sooyoung

“Nne, semoga kau bahagia bersama jessica yoong” ucap sooyoung mengusap punggung sahabatnya itu

…………………

Beberapa hari kemudian Yoona, Jessica dan yuri baru saja tiba dibandara untuk mengantar kedua orang tua jessica kembali ke Newyork

“Rasanya cepat sekali aku bertemu dengan daddy dan mom” ucap jessica dengan wajah sedihnya

“Ayahmu tak mungkin lama meninggalkan kantor” ucap nyonya jung

“Nikmati saja masa bulan madu kalian, dan bagaimana pun caranya kami akan menunggu seorang cucu”

“Aigoo… nne arasso, secepatnya kalian akan menggendongnya” ucap jessica

“Jaga 2 anak kesayanganku arra? Jangan sampai ada yang menyakitinya” ucap ayah jessica pada yoona dan yuri

“Nne aboji, aku akan selalu menjaganya” ucap yoona

Hingga kedua orang tua jessica pun pergi meninggalkan ketiga yeoja itu

“Akhirnya sandiwara ini berakhir juga” ucap yuri menghembuskan nafasnya merasa lega

“Hahaha eonnie benar, terimakasih banyak telah membantu, eonnie sangat berjasa”

“Jangan diulangi lagi arra? Karena aku tak akan membantumu”

“Arasso…”

“Tapi aku tak melihat krystal, dia tak ikut?” Tanya yuri

“Dia masih tertidur, menikmati masa galaunya”

“Nne? Kenapa lagi?”

“Saat pesta pernikahan mantan kekasihnha datang dan menemuinya”

“Aigoo… kasihan sekali”

“Tenang saja, aku pikir akan ada seseorang yang bisa membuatnya kembali senang” ucap yoona

“Nugu?” Ucap yuri dan jessica bersamaan

“Kita lihat saja, aku lapar kajja kita makan” ucap yoona

Ketiga yeoja itupun memasuki sebuah restoran tak jauh dari bandara

“Kau tak ke kantor yul?” Tanya jessica

“Setelah ini aku langsung kesana, ah ya bagaimana bulan madu kalian? Sudah ada tempat yang ingin dituju?”

“Emm…. aku tidak tahu hahaha” ucap jessica

Nne, aku juga tak tega meninggalkanmu eonnie”

“Yah, kalau ingin pergi, pergi saja…” ucap yuri

“Kami ingin disini dulu, kalau nanti ingin pergi tinggal pergi” ucap jessica

“Arasso” ucap yuri

Ketiganya kembali terdiam sambil menunggu pesanan mereka tiba

“Aku ingin ke toilet” ucap yoona meninggalkan yuri dan jessica

“Yul, tiffany sudah bisa dihubungi?” Ucap jessica

Sementara yuri hanya menggelengkan kepalanya

Namun saat itu yoona kembali menghampiri dengan buru buru

“Yah, waeyo? Apa kau sebegitu lapar eoh?” Ucap yuri

“Aniyo… eonnie, coba dengarkan” ucap yoona terlihat berkonsentrasi

Wae?? Aku tak bisa mendengarnya, terlalu berisik tempat ini”

“Nne, memangnya ada apa?” Ucap jessica ikut penasaran

“Yaish… jika di toilet suaranya cukup jelas,chankkaman” ucap yoona kembuka ponselnya, ia segera membuka aplikasi radio dan mulai mencari saluran

Tak butuh waktu lama ia berhasil menemukan saluran radio yang ditujunya, saluran yang sedang memperdengarkan sebuah lagu dari seorang yeoja

“Ketemu! Dengarkan baik baik, bukankah ini suara tiffany eonnie?”

“Huh?” Ucap yuri terkejut dan heran, ia kembali mendekatkan telinganya pada ponsel yoona

“Nne, ini suaranya, waeyo? Tapi tiffany tak mungkin….”

“Itu memang suaranya” ucap jessica

“Nne?!!” Ucap yoona dan yuri bersamaan

“Dia sudah mulai debut dan mempromosikan lagu lagunya”

“Mwo?? Wae?” Ucap yuri

“Mianhae, tiffany yang memintaku tak memberitahumu, tapi aku tahu kau pasti akan tahu juga”

“An… andwae! Ini tak boleh terjadi, mengapa kau tak melarangnya”

“Sudah aku larang yul, tapi dia bilang dia sudah merasa baik baik saja”

“Aniyo, dia tak akan baik baik saja” ucap yuri mulai terlihat marah

Yul, itu impian yang sudah lama tiffany simpan”

“Tapi itu tak baik untuk dirinya!” Ucap yuri mulai meninggikan suaranya

“Kalau begitu temui dia! Selama ini kau hanya diam dengan masalahmu, apa kau pernah berpikir kembali mengpa tiffany seperti itu huh? Kau hanya memikirkan dirimu sendiri dan sekarang kau mulai memikirkan tiffany saat semuanya mulai terlambat!!” Ucap jessica ikut merasa emosi

“Arasso” ucap yuri segera meninggalkan kedua yeoja itu

“Omo! Mengapa jadi begini” ucap yoona yang masih merasa heran melihat pertengkaran kedua yeoja itu

“Hufh… mengapa aku memarahinya” ucap jessica dengan nada pelan memijat pelipisnya

“Tenanglah…” ucap yoona mengusap pundak jessica

“Mianhae, aku tak seharusnya memarahi yuri”

“Gwaenchanna, tapi kemana yul eonnie pergi?”

“Dia akan menmui…. omo gawat!”

“Nne?”

“Kajja yoong!!” Ucap jessica menarik tangan yoona

……..

Yuri menghampiri henry dan mendorong tubuh namja itu

“Yah!! Mengapa kau melakukan ini pada tiffany huh?”

“Wae? Apa kau tak suka dia mengejar impiannya kembali? Kau tak suka melihat dia sukses huh?!”

“Tapi kau juga harus memikirkan dirinya! Dia memiliki nodul pita suara!”

“Semuanya bisa diatasi! Kau hanya tinggal duduk dan melihat kesuksesannya! Lagipula dia terlihat baik baik saja”

“Jangan pernah menyepelekan hal itu”

“Itu adalah urusanku, kau sudah tidak ada urusan lagi dengan nya, kau tak ingat kau sudah bukan siapa siapa lagi huh? Jadi berhentilah ikut campur”

“Kau hanya tak suka melihat tiffany lebih bahagia bersamaku bukan?” Ucap henry kembali tersenyum sinis kemudian berlalu meninggalkan yuri

Yuri kembali tersulut emosi dan mendorong tubuh namja itu hingga terjatuh

“Yul! Apa yang kau lakukan?!” Ucap tiffany yang baru saja keluar dari ruang rekaman begitu mendengar suara kerinutan di luar

“Fany-ah, kajja pergi dari sini” ucap yuri menarik tangan tiffany

“Yuri-ah chankkaman” ucap tiffany namun tak dihiraukan yuri

“Yul!!” Panggil tiffany kembali dengan nada yang tinggi dan melepaskan tangan yuri

Wae?”

“Aku tak bisa meninggalkan tempat ini”

“Fany-ah kau jangan termakan oleh rayuannya, tempat baik untukmu” ucap yuri hendak meraih kembali tangan tiffany namun ditolaknya

“Aniyo, kau yang tak baik untukku yul” ucap tiffany membuat yuri mematung

Ini jalanku, ini impianku”

“Tapi itu tak baik untuk kesehatanmu fany-ah”

“Ani, aku sudah tahu jalan mana yang harus aku tempuh, dan mengapa kau baru mempedulikanku sekarang? Kemarin kau kemana saja? Kau hampir tak pernah ada untukku”

“Fany-ah kau tahu bekerja keras untukmu, untuk kita”

“Aniyo, kau hanya memanfaatkan kesibukanmu”

“Mwo? Bagaimana bisa kau menilaiku seperti itu huh?” Ucap yuri kembali merasa emosi

“Sudahlah, aku tak ingin melihatmu”

“Wae? Kau sendiri tak pernah memberiku penjelasan”

“Yul, aku mohon… aku tak ingin melihatmu lagi, kau hanya bagian dari masa laluku yang sangat ingin aku lupakan” ucap tiffany dengan air mata yang masih mengalir

Yuri hanya terdiam mengepalkan kedua tangannya menahan sakit di hatinya

“Arasso, jika itu memang keinginanmu” ucap yuri dengan mada yang sangat berat ia ucapkan

Tiffany dapat melihat dengan jelas air mata yuri mengalir saat mengucapkan itu hingga sosok itu perlahan mulai pergi menjauh dengan langkah yang sangat berat dan saat itu pula tubuh tiffany tumbang menumpahkan tangisnya

TBC

We Are Different Part 18

PicsArt_02-21-08.46.28

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………..

Taeyeon baru saja tiba di paviliun belakang rumah yuri, ia tampak kelelahan setelah seharian menemani sunny

“Huh? Masih jam 9 ternyata” ucap nya sambil meletakkan jas kantor kemudian mengambilkan air minum untuknya

C0R60DZUkAE0HZD

“Hmmmweae???” Gumam taeyeon saat mendengar suara aneh dari arah kamar mandi, pintunya pun sedikit terbuka

Karena khawatir, taeyeon membawa sebuah sapu dan menghampiri kamar mandinya

Pintu kamar mandipun didorongnya agar terbuka lebar

Namun ia tak melihat siapapun, sampai suara itu kembali terdengar dari dalam bathub yang tertutupi kaca pembatas

Taeyeon kembali mengangkat gagang sapu itu memasuki kamar mandinya

*srekkkk!!!*

Saat kaca itu digeser ia sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya

2 yeoja yang tengah terlihat naked sedang menikmati puncaknya gairah cinta mereka

“Kyaaaaaa!!!!” Teriak taeyeon begitu salah satu dari yeoja itu menoleh

“T..ttaeyeon-ah” ucap yeoja itu ikut terkejut juga dan segera bangun

“Y…yyul??” Ucap taeyeon saat mengenali yeoja itu, iapun beralih menoleh pada yeoja lainnya yang masih terbarung di bathube “t…ttifany…???”

Tiffany hanya menolehnya sesaat hingga kesadarannya hilang karena masih dalam keadaan mabuk berat

“Y…yah taeyeon-ah mengapa kau ada disini?” Ucap yuri yang masih sangat gugup, iapun menutup kembali tubuh tiffany yang terlihat naked

“Heolll…. daebak…!!!” Ucap taeyeon menepuk nepukkan tangannya

Dan saat itu juga yoona dan jessica datang memasuki paviliun

“Eonnie apa yang terjadi?” Ucap yoona menghampiri mereka

“Oh my god!!!” Ucap jessica

“Y…yyah!! Kalian!! Mengapa kemari”

“Kami mendengar teriakan dari sini, aku pikir ada apa, ternyata kalian…..” ucap yoona tak melanjutkan ucapannya membuat yuri semakin salah tingkah

Namun tiba tiba ketiga yeoja itu tertawa terbahak bahak melihat ekspresi gugup yuri

“Hahahaha yah, tak perlu segugup itu hahahaha kkah lanjutkan aktivitas kalian kembali, mianhae mengganggumu” ucap taeyeon keluar dari toilet

“Aku pikir ada apa, yah taeyeon eonnie mengapa kau malah mengganggunya, barangkali mereka belum sempat klimaks hahaha” ucap yoona ikut keluar dari kamar mandi diikuti jessica yang masih menertawainya

“Yah kalian jangan jahat padanya hahahahha” ucap jessica

“Kau juga menertawainya baboyaa…” ucap taeyeon

Setelah jessica memberikan selimut kering pada yuri

Yuripun ikut keluar dengan membawa tubuh tiffany dan membaringkannya di kasur milik taeyeon

“Dia mabuk berat saat akan aku ajak pergi, makanya aku kesulitan membawanya” ucap yuri

“Aigoo… jadi karena itu kau mengambil kesempatan huh?” Ucap yoona

“Aniyo… dia yang memulainya, aku juga terbawa mabuk jadinya hehehe” ucap yuri tertawa malu

“Bagaimana tubuhnya? Ijinkan aku melihatnya… jebal…” ucap taeyeon mengusap usap kedua tangannya memohon

“Yah!!! Andwae!!!” Bentak yuri menepis tangan taeyeon yang hendak membukakan selimut yang menutupi tubuh tiffany

“Kau beruntung karena kau orang pertama yang melihatnya” ucap taeyeon

“Jinjja? Jadi selama bersamamu?”

“Dia bahkan selalu menolaknya” ucap taeyeon cemberut

Yuri pun tersenyum mencoba menahan rasa senangnya

“Kajja, kita harus kembali” ucap jessica segera berdiri

“Ah maja, bagaimana kalau kita juga melakukannya di bathube malam ini? Sepertinya seru” ucap yoona penuh semangat

“Yah!!” Bentak yuri dan taeyeon

Setelah mengantar yoona dan jessica sampai pintu, taeyeon pun kembali menghampiri yuri

“Lalu aku tidur dimana?” Ucap taeyeon

“Kau bisa mencari hotel”

“Yaish shirro… aku terlalu lelah, seharian ini aku membantu sunny di kantornya”

“Yasudah kau tidur saja dilantai” ucap yuri melempar satu bantal untuknya

“Yaish! Lagipula ini kamarku, kenapa kalian ada disini?” Ucap taeyeon yang akhirnya berbaring dilantai disamping kasur

“Kedua orang tua jessica ada disini”

“Nne? Mengapa tiba tiba?”

“Molla, mereka menyangka adikku akan segera menikah, dan yoona bilang ayah jessica sangat selektif jadi untuk sementara aku dan tiffany tidak tinggal disana, tapi saat aku akan menjemputnya dia malah sedang mabuk berat” ucap yuri memandang wajah tidur tiffany yang terlihat sangat lelap itu

“Tiffany mabuk berat? Tumben sekali”

“Aku juga tidak tahu” ucap yuri pandangannya menerawang ke langit langit kamar dan pikirannya kembali pada ucapan tiffany beberapa saat yang lalu. Ia yakin ada hal yang tak beres dengan kekasihnya itu

“Jadi selama orang tuanya disini kau akan tinggal di paviliun ini?”

“Ani, aku akan menyewa apartemen”

“Yul” ucap taeyeon

“Hmmm?”

“Aku juga akan pindah dan kembali ke rumahku”

“Wae?” Ucap yuri menatap kakak tirinya itu “apa keadaan omonim sudah membaik?”

“Yepp” ucap taeyeon “lagipula….”

“Wae?”

“Tadi saat aku jemput, dia menolakku dan lebih memilih naik taksi, aku pikir dia benar benar tak ingin melihatku” ucap taeyeon menatap tiffany

“Hemm….”

“Wae?” Tanya taeyeon

“Aku rindu bisa berkumpul keluarga dalam 1 rumah lagi, tidak bisakah ibumu jadi ibuku juga?” Ucap yuri memiringkan badannya menatap taeyeon

“Baboya… kau bisa datang ke rumahku kapanpun kau mau” ucap taeyeon

Namun yuri hanya terdiam menatapnya. Taeyeon pun ikut memikirkan adik tirinya itu

“Yul, setelah meninggalkan keluargamu apa ayahku pernah mengunjungi kalian?”

“Belum pernah sekalipun, bahkan eomma tak pernah memperlihatkan foto wajahnya padaku dan yoona” ucap yuri

“Wae?”

“Eomma bilang kita tak boleh mengusik hidupnya lagi karena appa sudah bahagia dengan keluarga barunya”

Taeyeon yang kini terdiam, mengingat kembali masa kecilnya yang sangat bahagia dan begitu dekat dengan ayahnya itu

“Lalu, apa mr lee ayah yang baik buatmu?”

“Nne”

“Yah, jangan coba menutupi keburukannya”

“Ani, mungkin dia terlihat buruk di mata orang lain, tapi dia tetaplah seorang ayah bagiku”

Taeyeon merubah posisinya menjadi duduk menghadap yuri, merasa penasaran dengan kisahnya itu

“Setelah diadopsinya aku memang sering merasakan kekerasan fisik, dipaksa berlatih taekwondo hingga aku berhasil mendapatkan sabuk hitam, bahkan diajari bagaimana caranya membunuh”

“Tapi dibalik semua itu dia hanya ingin agar aku terlihat berbeda dengan yeoja lainnya. dulu dia sering mengancamku ataupun pada adikku bahwa dia akan membunuh kami jika sewaktu waktu melaporkan tentang perusahaannya, dia selalu mengirimkan anak buahnya untuk mengikutiku dan yoona, aku pikir saat itu dia mnginginkanku mati, tapi ternyata anak buahnya hanya ingin melindungiku”

“tapi bukankah dulu kau memintaku untuk mengungkap kasus perusahaan ayamu?”

“nne… tapi mungkin sekarang aku tak akan melakukannya”

“huh, wae?”

“perusahaannya hanya memanfaatkan dan menghancurkan perusahaan perusahaan gelap. saat dia tahu aku memiliki perusahaan aku kira dia akan menghancurkannya, teryata tidak”

“jinjja?”

“begitu tuan choi yang merupakan ancaman terbesarnya hancur, dia sedikit berubah padaku” ucap yuri kembali menatap taeyeon

“dia bahkan menanyakan rencana pertunanganku dengan tiffany” lanjutnya

“heoll…. daebak…” ucap taeyeon

“ah aku ingat sesuatu” ucap yuri terbangun, iapun membuka tas kantornya

“wae?” tanya taeyeon ikut terbangun

………………………………………….

Keesokan harinya

Tiffany terbangun saat sebuah cahaya berhasil menembus kedua kelopak matanya

Ia melihat seorang yeoja berdiri tak jauh darinya baru saja membukakan jendela kamar

“Jessie?” Ucap tiffany begitu pandangannya mulai jelas pada yeoja itu

“Oh? Mian aku membangunkanmu”

“Gwaenchanna…” ucap tiffany terduduk diatas tempat tidur, ia mengusap kedua matanya yang masih terasa berat itu “nan odiga?” Lanjutnya saat tak mengenali ruangan yang ditempatinya itu

“Kamar paviliun” ucap jessica yang kini mulai duduk disamping tiffany

Iapun mengambil gelas berisi susu hangat yang baru saja dibuatnya kemudian diberikan pada sahabatnya itu

“Minumlah” ucap jessica

“Gomawo…” ucap tiffany menerima susu itu dan diminumnya sampai habis

“Eiyy… apa kau sehaus itu?” Ucap jessica mengambil kembali gelas yang sudah kosong itu dan ditaruhnya diatas meja

“Tenggorokanku terasa kering, kenapa aku ada disini?”

“Kau tak ingat semalam?” Ucap jessica memastikan

Tiffany terdiam mencoba mengingatnya, namun kemudian ia menggelengkan kepalanya

“Dia tidak akan ingat dengan kejadian semalam kalau mabuk berat, butuh beberapa hari mengingatnya kembali” ucap yuri yang sempat dikatakannya pagi tadi pada jessica

“Tadi malam kedua orang tuaku tiba, dan saat itu kau sedang mabuk berat” ucap jessica merapikan rambut tiffany yang sedikit berantakan

“Mwo? Jinjja? Lalu apa mereka tahu?”

“Aniyo, yuri memindahkanmu kesini tanpa mereka tahu”

“Yuri?”

“Nne, kekasihmu” ucap jessica

“lalu orang tuamu sekarang?”

“Mereka sedang ikut ke kantornya yul, ada sedikit sandiwara untuk mereka hehehe”

“Maksudmu?”

“Ini semua ulah adikku, krystal ingin sekali pergi kesini, tapi tak pernah diizinkan jadi dia berbohong pada orang tuaku kalau aku dan yoona akan segera menikah, akhirnya mereka datang”

“Nne? Jinjja? Heoll…” ucap tiffany terkejut

“Untuk itu, ayahku sangat selektif dalam memilih pasangan untuk anak anaknya dan karena peristiwa yang sangat mendadak itu akhirnya kami sedikit berbohong”

“Berbohong bagaimana?”

“Untuk sekarang rumah yul adalah rumah yoona, mianhae… selama ada orang tuaku kalian tidak bisa tinggal disana” ucap jessica menangkupkan kedua tangannya

“Ah… begitu, gwaenchanna..”

“Selain itu aku tak mungkin memberitahu ayahku jika yoona masih menganggur akhirnya dia bilang dia pemilik perusahaan yuri”

“Nne??”

“Hehehe ini hanya sementara” ucap jessica menggenggam kedua tangan sahabatnya untuk meminta restu atas kebohongan mereka

“Arra… tapi berbohong itu tidak baik jessie”

“Ini berbohong demi kebaikan”

“Yaish… ada ada saja” ucap tiffany mulai tertawa menggelengkan kepalanya

“Hahaha kau memang sahabat terbaikku” ucap jessica memeluk tiffany “lalu nanti kau akan tinggal dimana?” Lanjutnya

“Aku bisa tinggal di apartemenku”

“Ah maja”

“Apa semalam yuri juga tidur disini?”

“Tentu saja” ucap jessica menyilangkan kedua tangannya “bahkan kalian sempat bersenang senang” lanjutnya dalam hati

Namun jessica heran saat melihat ekspresi tiffany berubah muram

“Waeyo?”

“Aniyo, lalu taeyeon?”

Jessica hanya mengangkat dagunya menunjuk sebuah bantal dan selimut yang tertata diatas lantai samping tempat tidur

“Dia tidur di lantai?”

“Yeppp…” ucap jessica “apa yang kau rasakan sekarang? Apa masih pusing? Yul memintaku untuk menjagamu”

“Gwaenchanna….” ucap tiffany

“Tapi sepertinya hatimu sedang tak baik baik saja tiff, wae geurae?”

“Hemm…” gumam tiffany menghela nafas dan memeluk kedua lututnya

“Jessie” panggilnya

“Wae? Katakan padaku”

“Apa sebaiknya hubunganku dengan yuri diakhiri saja?” Ucap tiffany membuat jessica terkejut

“Mwo? Why..?? Apa efek mabukmu belum hilang”

“Ani”

“Yah, mengapa kau berkata seperti itu”

“Molla… aku rasa selama ini kami seperti orang asing”

“Bukankah yuri selalu perhatian padamu?”

“Nne… tapi…”

Jessica mendekatkan wajah menunggu jawaban selanjutnya dari tiffany

“Yuri berselingkuh”

“Mwo???” Ucap jessica terkejut

Flashback

Sepulangnya bekerja, tiffany sempat menolak saat dijemput taeyeon. Dan moodnya semakin buruk saat menerima ucapan sinis dari sunny. Akhirnya iapun memutuskan untuk naik taksi.

Saat diperjalanan jessica memberitahunya jika tidak ada siapapun di rumah karena ia dan kekasihnya akan menjemput krystal di bandara.

Begitu memasukkan kembali ponselnya kedalam tas, ia melihat pemandang keluar jendela dan tepat saat itu melewati gedung kantor milik yuri

“Ahjushi, berhenti disini saja” ucap tiffany pada supir taksi

“Oh nne agashi”

Setelah membayar taksi, tiffany berjalan menuju kantor itu

Namun begitu tiba di depan pintu utama, ia diberhentikan oleh satpam penjaga

“Agashi chankkaman, apa anda sudah membuat janji sebelumnya?”

“Aku kekasih yuri” ucap tiffany memperlihatkan kartu identitas miliknya

“Oh anda tiffany-shi, joseonghamnida agashi” ucap satpam itu mempersilahkan masuk begitu tau dia adalah tiffany

Begitu masuk, tiffany diantar oleh resepsionis ke ruangan kerja yuri yang berada lantai 12

“Ruangannya tepat didepan sana tiffany-shi” ucap resepsionis itu menunjuk kearah sebuah ruangan yang masih tertutup

“Nne, kamsahamnida” ucap tiffany, ia kembali berjalan setelah resepsionis itu kembali memasuki lift

“Apa aku akan mengganggunya?” Gumam tiffany begitu berhenti didepan pintu ruangan

Akhirnya tiffany pun memberanikan diri membuka pintu yang tak terkunci itu

“Huh? Odiga??” Ucapnya kembali saat tak melihat yuri didalam ruangan itu

“Jogiyeo, apa anda mencari yuri eonnie?” Ucap salah satu karyawan yang melewatinya

“Oh nne, odiga?” Ucap tiffany

Karyawan itu terdiam memperhatikan tiffany dari ujung kaki sampai ujung kepala, ada raut keraguan pada wajahnya karena saat itu tiffany hanya memakai dress biasa dengan wajah yang hanya sedikit dibaluti make up

“Aku tiffany, kekasihnya” ucap tiffany yang dapat membaca raut wajah karyawan itu

“Huh? Oh joseonghamnida agashi” ucap karyawan itu membungkukan badannya, hampir semua karyawan lama didalam gedung itu tahu jika nama kekasih yuri adalah tiffany hwang, namun mereka masih belum mengetahui wajahnya

“tapi yuri eonnie baru saja pergi bersama asistennya”

“nne? odiga? apa ada rapat dengan klien?”

“emmm… aku rasa tidak, karena yuri eonnie pergi setelah rapat selesai, mungkin mereka.. “

“woah… eonnie, aku rasa mereka benar benar berpacaran” ucap seorang yeoja menghampiri karyawan itu

“nne? nugu?”

“bos kita, yul eonnie dengan asisten barunya”

“mwo???” ucap karyawan itu tampak terkejut terutama tiffany yang ikut mendengarnya

“y..yah! j..jjangan asal bicara” ucap karyawan itu lagi

“aniyo.. aku baru saja melihat sns nya, lihatlah” ucap yeoja itu memperlihatkan unggahan sebuah foto dari pemilik akun instagram seo juhyun itu

“jogiyeo, bolehkah aku melihatnya?” ucap tiffany

“huh? nne…” ucap yeoja itu memberikan ponselnya dengan pandangan bingung karena baru melihat tiffany

Tiffany terdiam melihat postingan foto tersebut, ia melihat lokasi yang tertera hingga akhirnya pergi meninggalkan kedua yeoja itu

“yyah! baboya!!! mengapa kau tak bisa menjaga mulutmu?”

“wae? lagipula berita kedekatan mereka sudah menyebar di kantor ini, tapi… yeoja itu siapa?”

“dia kekasihnya, bodoh!”

“mwo???” ucap yeoja itu sangat terkejut

Begitu tiba di lokasi tempat unggahan foto itu, benar saja tiffany meemukan kekasihnya bersama seohyun yang berdiri tak jauh darinya sedang memilih milih sebuah cincin perhiasan

“ternyata rumit sekali, aku rasa kita sudah 1 jam berada disini” ucap yuri

“gwaenchanna… memang harus mendapatkan yang terbaik bukan?”

“aigoo… uri hyunie sepertinya sudah berpengalaman” ucap yuri mengacak acak rambut seohyun, sementara yeoja itu hanya tertawa menerima perlakuan yuri padanya

“omo omo! eonnie, sepertinya ini lebih bagus” ucap seohyun menunjuk pada salah satu cincin

“jinjja?” ucap yuri ikut mencondongkan wajahnya “aku ingin melihat yang ini” lanjutnya pada pelayan toko perhiasan itu

“nne…” ucap pelayan itu

Begitu dikeluarkan, seohyun langsung mencoba memakaikan cincin itu pada jarinya

“ottokhae?” tanya seohyun memperlihatkan jarinya

“yeoppoda… “ ucap yuri tersenyum senang “apa ini cincin couple?” tanya yuri pada pelayan itu

“nne agashi, terlihat sangat cocok dipakai pada jari kalian berdua” ucap pelayan itu membuat yuri dan seohyun tertawa

“kau suka?”

“tentu saja eonnie”

“kalau begitu aku pilih yang ini” ucap yuri

Tanpa terasa air mata tiffany telah mengalir melihat pemandangan itu, iapun meninggalkan toko perhiasan dengan perasaan yang sangat terluka

Flashback End

“Tiff, kau yakin dengan apa yang kau lihat?” Ucap jessica setelah mendengar cerita dari sahabatnya itu

Tiffany hanya mengangguk dan menundukkan wajahnya yang sudah terlihat basah oleh air mata

“Tapi aku rasa yuri hanya mencintaimu”

Namun isakan tiffany semakin terdengar, jessica pun segera memeluknya

“Akhir akhir ini sikapnya berubah”

“Berubah bagaimana?”

“Molla, kadang aku merasa dia seperti orang asing bagiku jessie”

“Itu hanya perasaanmu saja tiff, bukankah yuri selalu ada untukmu? Dia pangeran orionmu, dia tak akan mungkin mengkhianatimu”

“Lalu apa yang sudah kulihat? selama ini dia belum pernah meyinggung masalah pernikahan kecuali jika ada sesorang yang mendesaknya”

Jessica terdiam mendengar ucapan sahabatnya, ia sendiripun bingung.

“Kau yakin dengan keputusanmu?” Ucap jessica

Tiffany yang kini terdiam mendengar ucapan jessica

“Sebaiknya dibicarakan dulu baik baik, siapa tahu kalian hanya salah paham” ucap jessica mengusap lembut kepala tiffany

……….

Begitu tiba di kantor, yoona dengan perasaan gugupnya membukakan pintu mobil untuk kedua orang tua jessica termasuk krystal.

Pagi tadi kedua orang tua jessica memintanya untuk melihat lihat perusahaan yang telah dibangunnya dan itu membuat yoona sangat terkejut, ia baru ingat kalau dirinya masih berada didalam sandiwara yang telah dibuatnya sendiri

Sehingga mau tidak mau ia harus membawa kedua orang tua jessica ke kantor milik yuri. Ia sempat mengirimkan beberapa pesan pada yuri namun sampai sekarang masih belum dibalas

“Besar dan megah” ucap ayah jessica begitu keluar dari mobil

“Yaish, kemana yul mengapa sulit sekali dihubungi” ucap yoona dalam hati

Begitu keduanya sudah keluar, yoona hendak memasuki mobil kembali untuk memarkirkannya, namun saat itu seorang satpam menghampirinya

“Jogiyeo agashi” ucap satpam itu

“Nne?” Ucap yoona terkejut

“Biar aku saja yang memarkirkannya” ucap satpam itu sopan

“Huffhh…. aku pikir apa” gumam yoona dengan perasaan tenangnya khawatir dia akan diusir oleh satpam itu “yul sepertinya sudah memberitahunya”

“Mom… dad… kajja” ucap yoona mempersilahkan masuk

Lagi lagi yoona dibuat terkejut saat memasuki kantor, terlihat para karyawan kantor berbaris rapi dan tersenyum menyambut kedatangan mereka

Yoona bernafas lega saat melihat yuri ikut berdiri diantara mereka

“Aigoo… mereka ramah sekali” ucap ayah jessica begitu para karyawan membungkuk saat berjalan melewati mereka

Oh nne, disini sopan santun adalah nomor satu” ucap yoona mensejajarkan langkahnya

“Great! Lalu, dimana ruang kerjamu?”

“Huh? Eee…” gumam yoona terlihat bingung, masalahnya ia sama sekali tidak tahu ruang kerja siapapun didalam gedung ini

“Yoona-shi, anyeonghasimnika” ucap seorang yeoja menghampiri dan menyapa mereka

“Oh? Anyeong” ucap yoona

“Nugu?” Ucap ayah jessica

“Anyeonghasimnika tuan, saya seo juhyun asisten yoona-shi” ucap yeoja itu membungkukan badannya kembali

“Mari biar saya yang mengantar untuk melihat lihat gedung ini, karena yoona-shi sebentar lagi akan mengadakan rapat” ucap seohyun

“Begitu ya, baiklah” ucap ayah jessica “menantuku, hwaiting!” Lanjutnya menyemangati yoona

Sementara yoona hanya mengangguk dan tersenyum kikuk. Sampai akhirnya kedua orang tua jessica menghilang dari pandangannya

“Yah! raskal!” Ucap seseorang menepuk pundak yoona

“Kkamjagiya!” Gumam yoona terkejut membalikkan badannya “yaish!! Bikin kaget saja” lanjutnya saat melihat yuri

“Bagaimana pembukaannya? Luar biasa bukan?”

“Daebakk!! Eonnie gomawo” ucap yoona memeluk yuri

“Yah yah yah! Lepaskan! Yaish… orang orang melihat kita” ucap yuri merasa malu saat para karyawannya tertawa melihat mereka

Yuri pun menarik tangan yoona memasuki lift menuju ruangannya

“Aku pikir hidupku akan berakhir pagi ini” ucap yoona

“Hidupmu memang akan segera berakhir baboya, mau sampai kapan kau berbohong”

“Hehehe hanya butuh beberapa hari saja”

“Kapan kalian akan menikah?”

“Molla… besok mereka memintaku untuk melakukan fitting baju pengantin”

“Aigoo…. kenapa kau terlihat frustasi, bukankah harusnya bahagia akan segera menikah”

“Jessica terlihat senang sampai semalaman dia begadang membuatkan desain gaun pengantin”

“Lalu?”

“Aku memikirkan nasibmu” ucap yoona

“Yaish!!!” Gumam yuri melayangkan tangan ingin rasanya ingin memukul adiknya itu

“Mengapa baru menyadarinya sekarang” lanjutnya

“Hehehe apa boleh buat, ah iya, mengapa kita tak menikah di hari yang sama saja?” Ucap yoona

“Yah! Kau gila ya, bukankah kau sudah memberitahu mereka kalau aku sudah menikah”

“Ah kau benar ehehehe aku lupa”

“Menyebalkan” ucap yuri merasa jengkel, iapun duduk di kursi tempatnya bekerja

Namun saat itu pintu ruangan terbuka memperlihatkan seohyun yang membawa kedua orang tua jessica beserta krystal membuat kedua yeoja yang berada didalam ruangan itu terutama yuri yang langsung berdiri saat ayah jessica melihatnya duduk di tempat kursi pemilik perusahaan

“Huh? Bukankah kau bilang ini ruang kerja yoona?” Ucap ayah jessica pada seohyun

“N…nne…” ucap seohyun ikut gugup saat melihat yuri

“Ahahaha ini memang ruanganku dad, kami biasa mengobrol berdua dan eonnieku sangat senang duduk disana” ucap yoona

“Tapi bukankah kau sedang ada rapat?”

“Oh, eeem….” gumam yoona yang kini merasa skak mat

“Tadi klien meminta rapatnya dimundurkan karena masih dalam perjalanan” ucap yuri

Terjadi keheningan didalam ruangan itu sampai akhirnya yuri menyadari saat ayah jessica terus terusan menatapnya

“Ahaha mianhae” ucap yuri tertawa kaku, iapun pamit segera keluar dari ruangan itu diikuti seohyun

Yoona yang melihatnya kembali memucat karena khawatir ayahnya akan bertanya tanya tentang perusahaan yang sama sekali tidak ia mengerti itu.

“Eonnie, perusahaanmu besar sekali dan para karyawanmu selain menawan juga sangat sopan, bagaimana kalau aku ikut bekerja disini” ucap krystal terlihat semangat berbeda dengan yoona yang terkejut

“Nne??!!”

“Yep, sambil menunggu tahun ajaran baru bekerjalah membantu kakak iparmu” ucap nyonya jung

“Bagaimana perkembangan perusahaanmu?” Tanya ayah jessica

“Nne? Eee… baik baik saja, bahkan sedang meningkat”

“Aku ingin melihat perkembangannya”

“Eee… baiklah” ucap yoona mendekati meja kerjanya mulai membuka satu persatu laci mencari berkas berkas tentang perusahaan eonnie nya itu

“Ottokhae? Aku tidak mengerti” rutuk yoona dalam hati masih dalam posisi jongkok menyembunyikan rasa gugupnya dari kedua orang tua jessica

*toktoktok*

“Nne, masuklah” ucap yoona segera berdiri begitu pintu diketuk seseorang dari luar

Pintu ruanganpun terbuka, ia melihat taeyeon berjalan masuk membawa beberapa berkas di tangannya

“Yoona-shi, ini persentasi dan grafik perkembangan perusahaan bulan ini, semuanya sudah saya rekap” ucap taeyeon memberikan berkas berkas itu

“Ah nne, kamsahamnida taehyuk-shi” ucap yoona

“Biar aku lihat” ucap ayah jessica mengambil berkas berkas itu, ia mulai memakaikan kaca matanya dan memeriksa satu persatu berkas itu

Yoona hanya terdiam menunggu komentar dari calon ayah mertuanya itu

“Excuse me, wajahmu terlihat sangat cantik, tapi tampan juga, apa kau seorang namja? Ah tidak penting, apa kau bekerja disini? Ani.. ani.. maksudku apa kau sudah memiliki kekasih?” Ucap krystal mendekati taeyeon yang terkejut dan bingung mendapati pertanyaan pertanyaan itu

“Ehemm!” Gumam ayah jessica menatap tajam putrinya itu

“Yaish, tidak bisakah kau bersikap sedikit anggun, bagaimana orang orang akan jatuh hati padamu” ucap nyonya jung mencubit lengan krystal, iapun tersenyum menatap taeyeon “apa kau mau dengan putriku? Berapa umurmu?” Lanjutnya

“Huh? Emm… anu… joseonghamnida, aku akan segera menikah” ucap taeyeon membuat krystal lagi lagi merasa kecewa

“Haishh… mengapa orang orang yang setiap aku dekati selalu saja sudah memiliki kekasih” rutuk krystal membuat orang orang yang berada didalam ruangan itu tertawa

“Perkembangannya sangat bagus, kau sangat pintar mengendalikan perusahaan” ucap ayah jessica mengembalikan berkas berkas itu

“Makasih banyak dad, ini juga semua berkat kerja sama tim yang sangat kompak” ucap yoona tersenyum menatap taeyeon yang sudah datang tepat waktu

Telepon dalam ruangan itu tiba tiba berdering

“Ye?”

“Yoona-shi para klien sudah tiba, rapat akan segera dimulai”

“Oh ye… aku akan segera kesana” ucap yoona kemudian menutup telepon

“Para klien sudah tiba, aku permisi rapat dulu” pamit yoona pada keluarga jessica

“Kalau begitu, aku juga ingin melihat bagaimana jalannya rapat hari ini” ucap ayah jessica hampir saja membuat jantung yoona copot

“Nne??”

“Aku ingin melihat bagaimana calon menantuku memimpin perusahaannya”

“Oh, y…yye.. dad… kajja” ucap yoona dengan keringat dingin yang mulai mengalir, ia dan ayahnya pun keluar dari ruangan

“Eonnie hwaiting!!!” Teriak krystal

Ketika memasuki ruang rapat yang cukup luas, yoona melihat cukup banyak orang orang yang sudah duduk disana

Ia melihat yuri berjalan menghampirinya

“Oh? Daddy juga ikut rapat?” Tanya yuri

“Ya, apa masih tersisa kursi untukku?”

“Emm… sebenarnya sudah penuh” ucap yuri memeriksa kembali membuat yoona bernapas lega

“Tapi daddy bisa duduk di kursi milikku” lanjutnya, tentu saja membuat wajah yoona kembali memucat

“Yah, hitam!!! Dasar pemberi harapan palsu!!!” Rutuk yoona dalam hati

“Kajja” ucap yuri tersenyum ramah mengajak yoona ke depan layar presentasi

Dan ketika berjalan, yuri menyelipkan sebuah kertas pada tangan yoona

“Bacakan itu saat mempresentasikannya, ini rapat tentang jalannya kerjasama perusahaan klien dengan kita” bisik yuri

Begiti tiba di depan, yoona melihat smeua orang memandangnya dengan fokus

“Sial, mengapa aku harus berada di posisi seperti ini” ucap yoona dalam hati dengan senyum dipaksakan memandang mereka

“B..bbaiklah… emmm….” ucap yoona gugup, apalagi para klien semakin memperhatikannya terutama ayah jessica

“Ah ya, aku sangat berterima kasih pada kalian yang sudah hadir dan ikut bekerja sama dengan perusahaan ini, saya akan menjelaskan bagaimana jalannya kerja sama perusahaan agar dapat berjalan dengan baik” ucap yoona mencoba percaya diri dan ia melihat ayah jessica tersenyum padanya

“Dasar, kaku sekali” ucap yuri dalam hati

Dengan bantuan yuri ia pun berhasil menjelaskan satu persatu hingga pertanyaan pertanyaan dan tanggapan dari para klien sampai akhirnya rapat selesai

Para klien pun pamit dan pergi meninggalkan ruang rapat menyisakan yoona dan seohyun yang masih membereskan berkas berkas, serta kedua orang tua jessica

“Bravo!!!” Ucap ayah jessica menepuk tangan untuk yoona

“Daddy benar benar bangga padamu nak” ucap ayah jessica menepuk pundak yoona

“Nne… terima kasih dad”

“Sudah siang, Kajja kita pergi, biarkan calon menantu terbaik kita bekerja” ucap ayah jessica mengajak isterinya

Mereka pun keluar dari ruang rapat

“Kalau begitu biarkan karyawanku mengantar kalian” ucap yoona mencari cari karyawan yang dikenal olehnya

“Oh, eonnie!” Panggil yoona saat melihat yuri baru saja keluar dari ruang kerjanya

“Nne?”

“Bisakah kau antar mereka pulang?”

“Ye… baiklah, kajja” ucap yuri pada kedua orang tua jessica

“Gomawo eonnie” ucap yoona tersenyum manis pada eonnienya itu, yuri pun menengok dan memberi tatapan membunuh pada yoona

Setelah mengantar mereka ke depan gedung, yoona kembali memasuki lift menuju ruangannya

Namun saat menuju lantai 2 pintu lift terbuka ia bertemu dengan para kliennya yang tadi mengikuti rapat. Ia hendak membungkukan badannya namun mereka terlebih dulu melakukan itu hingga memasuki lift

“Aku pikir kalian sudah pulang”

“Aniyo yoona-shi, kami memang bekerja disini” ucap salah satu dari mereka

Nne??”

“Kami karyawan disini yoona-shi, rapat tadi hanya dibuat oleh yul noona dan meminta kami berpura pura jadi klien”

“Mwo???” Gumam yoona terkejut “yaish… pantas tak ada satupun kritik, ternyata ini hanya dibuat buat” lanjutnya dalam hati

“Tapi tadi anda sangat mengagumkan yoona-shi”

“Jinjja? Kalau begitu apa aku memang cocok jadi ceo disini?” Ucap yoona yang kini terlihat senang, namun itu hanya sesaat sampai ia melihat mereka langsung menggelengkan kepalanya

“Yaish!!!” Rutuk yoona

Begitu lift terbuka, iapun pamit dan memasuki ruangannya

“Huh? Aku pikir kau sudah pulang” ucap yoona saat melihat krystal masih berada disana sedang berbaring diatas soffa

“Rapatnya sudah selesai? Mana mom dan daddy??”

“Mereka sudah pulang” ucap yoona ikut duduk disamping krystal

“What??? Yaish, lagi lagi aku dilupakan”

“Gwaenchanna… di rumah akan terasa bosan”

“Ah aku lapar” ucap krystal memegang perutnya

“Aku juga, kajja kita cari makan” ucap yoona segera berdiri setelah melepas jas kantornya yang terasa risi dipakai

“Yoona-shi… saranghae…” ucap krystal dengan nada manjanya

“Yah, tidak bisakah kau memanggilku eonnie”

“Tidak, kajja” ucap krystal yang sudah merubah raut wajahnya jadi datar

……………………….

Yuri sudah tiba kembali di kantornya, namun ia heran saat melihat ruangannya kosong hanya terlihat jas kantor yoona yang tergeletak diatas meja

“Huh? Kemana yoona?”

“Dia pergi bersama krystal-shi” ucap seohyun

“Huffhhh… baguslah” ucap yuri merasa tenang “hyunie-ah, kau sudah makan?”

“Belum, aku menunggu eonnie kembali”

“Aigoo… perhatian sekali” ucap yuri mengusap kepala seohyun “kajja kita makan diluar saja”

Setelah memasuki restorang yang tak jauh dari kantor, mereka pun segera memesan makanan

Yuri membuka ponselnya memeriksa pesan masuk, namun tak ada satupun pemberitahuan yang masuk. Ia menunggu balasan pesan dari tiffany setelah ia tahu tiffany sudah pergi dari mansion saat mengantar kedua orang tua jessica ke rumahnya.

“Tiffany sudah pergi, dia akan tinggal di apartemennya” ucap jessica beberapa saat yang lalu di rumahnya

“Huh? Mengapa dia tak memberitahuku”

“Dia terlihat buru buru, mungkin mengejar waktu untuk bekerja, kau hubungi saja yul”

“Arasso, aku harus kembali ke kantor” ucap yuri hingga ia pamit dan meninggalkan rumah

“Pwffft….!!!!”

“Waeyo?” Tanya yuri yang sedari tadi melihat seohyun terus terusan menahan tawanya

“Eonnie, bolehkah aku tertawa?”

“Nne, Mengapa tidak” ucap yuri, seohyun pun langsung tertawa lepas memandang yuri “yah, apa ada yang aneh dariku?”

“Nne eonnie, lucu sekali melihatmu memakai seragam karyawan di perusahaanmu”

“Haish… aku pikir apa” rutuk yuri, iapun menyadari saat jas karyawannya masih ia pakai sehingga langsung dilepasnya

“Mengapa dilepas?”

“Karena pakaian ini, semua karyawan menertawaiku”

“Hahaha tapi kau tetap terlihat mengagumkan eonnie”

“Tentu saja, tak ada yang bisa menandingiku arra?” Ucap yuri memasang wajah cool nya

“Arasso…” ucap seohyun memberi 2 jempol

“Huh?” Gumam yuri kini ia yang memandang aneh pada seohyun

“Wae??? Apa ada yang aneh juga dariku?”

“Nne… kau berdandan ya?”

“Mwo? An… aniyo…” ucap seohyun terlihat gugup

“Hahaha aigoo…. kau lucu sekali, yah hyuni-ah… apa kau melakukannya untuk amber?”

“An anni…”

“Akui saja, amber yang memberitahu hubungan kalian hahaha”

“Haishh….”

“Ah iya, pantas sore ini dia bilang akan ke kantor, ternyata untuk menjemput kekasihnya hahahaha”

“Eonnie….”

“Tapi bibirmu terlalu merah, amber kurang menyukainya”

“Jinjja?”

“Nne… kemarilah” ucap yuri

Seohyunpun mendekatkan wajahnya dihadapan yuri. Yeoja itu mulai mengambil tisu dan mengusap usapnya pada bibir seohyun

“aigoo… tebal sekali, kau tak perlu merias wajahmu berlebihan, pakai make up sedikit saja wajahmu sudah sangat cantik” ucap yuri

Tanpa ia sadari seseorang sudah berdiri dibelakangnya

“Yul” panggil orang itu membuat yuri menoleh

“Huh? Fany-ah bagaimana kau tahu aku ada disini?” Ucap yuri segera berdiri

Tiffany hanya tersenyum simpul, sesekali ia memandang seohyun yang juga sedang memperhatikannya

“Yul, aku ingin bicara denganmu”

“Nne… kajja duduklah”

“ani, diluar saja”

“Huh? Eeeem… baiklah” ucap yuri, ia melihat tiffany berjalan keluar restoran

Hyuni-ah kau makanlah duluan, nanti aku akan kembali”

“Nne eonnie” ucap seohyun dengan wajah bingungnya

Yuripun keluar dari restoran menyusul tiffany, ia melihat yeoja itu berjalan menuju taman dekat restoran

“Mengapa tak bicara didalam saja sambil makan, apa kau sudah makan siang?” Ucap yuri setelah berhasil menyusul tiffany

“Yul” panggil tiffany dengan wajah yang masih menunduk

“Nne?”

“Aku pikir lebih baik hubungan kita diakhiri saja sampai disini” ucap tiffany dengan kedua matanya yang sudah basah

“N…nnne?” Gumam yuri terkejut dan bingung “w…wwaeyo?” Lanjutnya

“Terlalu sakit untukku”

“Aku tidak mengerti fany-ah” ucap yuri menggenggam kedua tangan kekasihnya itu

“Aku tahu aku berbeda dengan yang lain, sehingga membuatmu seperti ini sekarang”

Yuri hanya terdiam mencoba mencerna ucapan tiffany, namun ia tetap bingung dan tak mengerti

“Mianhae… aku tidak bisa mengungkapkan apapun, ini terlalu sakit bagiku yul, dan selama ini aku merasa kita sudah seperti orang asing yang berpura pura untuk dekat, kita sama sama banyak menyembunyikan hal apapun, jadi… lebih baik kita akhiri saja”

“Fany-ah…” ucap yuri kini air matanya mulai mengalir

“Aku akan kembali ke apartemenku, dan bisakah aku meminta darimu?”

“…………..”

“Jangan menghubungiku ataupun menemuiku, itu akan membuat hatiku semakin terluka” ucap tiffany melepaskan genggaman tangan yuri

“Gomawo” ucap tiffany tersenyum dengan air matanya yang masih mengalir, iapun meninggalkan yuri yang masih berdiri terpaku atas ucapan tiffany. Sampai ia menyadari saat tiffany sudah tidak ada

begitu memasuki taksi, selama di perjalanan tiffany menumpahkan tangisannya. ada rasa menyesal dalam dirinya karena telah mengucapkan kata berpisah pada orang yang masih sangat dicintainya itu, namun ia sendiri terlalu sakit untuk tetap bertahan.

setelah cukup lama dan isakan tiffany berhenti, supir taksi yang sedari tadi terdiam membiarkannya menangis kini mulai memberanikan diri untuk berbicara

“agashi joseonghamnida, kemana kau akan pergi?”

tiffany yang mendengarnya langsung menatap supir taksi itu dari pantulan kaca mobil, kemudian ia melihat ke jendela

“disini saja” ucap tiffany

“nne agashi” ucap supir taksi itu menepikan mobilnya

setelah membayar ongkos taksi, tiffany berniat berjalan jalan disekitar sana yang merupakan sebuah taman kota yang cukup luas, ia lebih memilih tempat terbuka untuk sedikit menghilangkan sedihnya dibanding berdiam diri didalam kamar karena itu hanya akan membuatnya terus menangis memikirkan yuri

tiffany segera memakaikan kaca mata hitam untuk menutupi kedua matanya yang sembab.

tak lama setelah menurunkan tiffany, supir taksi itu kembali mendapatkan penumpang tak jauh dari taman itu

“huh?” gumam penumpang itu begitu duduk

“wae geurae agashi?” tanya supir taksi itu menengok ke belakang, ia melihat penumpang itu sedang memegang sebuah ponsel berwarna pink

“sepertinya itu milik penumpang sebelumnya yang tertinggal, aigoo… sebegitu sedihnya dia sampai melupakan barangngnya”

“apa yang terjadi?”

“aku tidak tahu pasti, tapi sepanjang perjalanan dia terus menangis, sepertinya baru berpisah dengan kekasihnya”

“oh….” ucap namja itu, iapun tak sengaja menekan tombol power pada ponsel sehingga layarnya hidup

“jogiyeo, izinkan aku mengantarkan ponselnya, sepertinya dia masih berada di sekitar taman sini”

“omo chankkaman” ucap namja itu saat melihat sebuah foto yang dijadikan layar wallpaper ponsel itu

“waeyo?”

“aku mengenal pemilik ponsel ini”

“jinjja?”

“nne, dia tiffany hoobaeku saat kuliah dulu, biar aku coba menghubunginya” ucap namja itu

iapun membuka ponsel miliknya dan langsung menghubungi kontak tiffany

setelah beberapa saat ponsel tiffany berdering menerima panggilan

“wah kau benar, aigoo… kebetulan sekali” ucap supir taksi itu

“joseonghamnida ajushi, sepertinya aku tak jadi pergi dan harus mengembalikan ponsel ini padanya”

“gwaenchanna, kkah temui dia dan kau harus menghiburnya, dia sangat cantik” ucap supir taksi itu

sebelum pergi namja itu mengeluarkan beberapa lembar uang didalam dompetnya dan diberikan pada supir taksi itu

“ajushi terimalah”

“nne? wae? kau kan tak jadi pergi”

“gwaenchanna, ini rasa terima kasihku karena membuatku bisa bertemu dengannya”

“aigoo… hahaha nne nne pergilah, kamsahamnida” ucap supir taksi itu

namja itu pun meninggalkan taksi langsung berlari menuju taman

ia terus mengarahkan pandangannya kemanapun mencari sosok yeoja berpakaian dres warna pink yang telah diberi tahu supir taksi itu

setelah cukup jauh menelusuri taman, akhirnya namja itu menemukan sosok yeoja yang berpakaian dress pink sedang duduk membelakanginya di sekitar pinggir danau, namja itu segera menghampirinya untuk memastikan

“tiffany?” panggil namja itu

yeoja yang tengah duduk pun langsung menoleh ke arahnya

“nne?” ucap yeoja itu

“ternyata benar kau” ucap namja itu segera duduk disamping tiffany

“joseomhaeyo, nugunde?” ucap tiffany bingung

“apa kau tak mengenalku?”

tiffany membuka kaca mata hitamnya kembali memperhatikan wajah namja itu sambil mengingat

“henry sunbae?” ucap tiffany

“maja..” ucap namja itu terlihat senang “aigoo… lama sekali kita tak bertemu”

“nne… tapi mengapa sunbae tahu aku ada disini?” tanya tiffany

henry pun tersenyum dan mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas nya

“ini” ucap henry menunjukkan ponsel milik tiffany dan menyerahkannya

“huh? mengapa ada padamu sunbae?”

“ponselmu ditemukan didalam taksi, begitu tau pemiliknya aku langsung mencarimu hehehe”

“gomawo sunbae, mian sudah merepotkanmu”

“eii…. gwaenchanna, justru aku senang bisa bertemu denganmu kembali”

tiffany hanya tersenyum mendengarnya.

Namja yang duduk disampingnya itu bernama henry lau sunbae nya semasa kuliah, tiffany mengenalnya saat mengikuti anggota club musik kampus, henry lah yang menjadi ketua saat itu dan keduanya cukup akrab

kedua cukup lama terdiam

“fany-ah”

“nne sunbae?”

“apa kau baik baik saja?”

“nne?”

“tadi ajushi pemilik taksi bilang padaku kalau kau menangis sepanjang jalan”

“g…gwaenchana sunbae, aku sudah baik baik saja sekarang”

“jinjja? tapi kau masih terlihat sedih”

“gwaenchanna, aku bisa mengatasinya”

“arasso aku tak akan memaksa, lagipula aku masih percaya kau adalah gadis yang selalu ceria dan penuh semangat seperti dulu”

tiffany kembali menanggapinya dengan tersenyum. kehadiran henry cukup membuat hatinya sedikit terhibur

“ah ya, apa kau sudah makan?” tanya henry

tiffany diam sejenak sampai ia menggelengkan kepalanya

“kajja kita makan, kau sedang tak sibuk kan?”

“tapi sunbae…”

“sesedih apapun suasana hatimu, kau tetap harus memikirkan tubuhmu, kajja” ucap henry segera berdiri mengulurkan tangannya

tiffany pun menggangguk dan menerima tangan henry. kedua nya mengunjungi sebuah restoran tak jauh dari taman

“sejak kapan sunbae berada di seoul? kalau tidak salah dulu bukankah sunbae meneruskan study di kanada?”

“aku baru sampai sini 2 bulan yang lalu dan sekarang aku akan kembali menjadi warga korea hehehe aku terlalu mencintai negara ini”

“apa sunbae sedang tak ada janji? bukankah tadi sudah memasuki taksi?”

“tidak ada, aku baru saja akan pulang tapi aku tak membawa mobil, ah ya kau bekerja di agensi mana sekarang?”

“apa yang kau bicarakan, aku hanya bekerja sebagai penjaga perpustakaan”

“heoll…. tak dapat kupercaya, aku pikir kau sudah menjadi seorang aktris”

“yah, sunbae bisa saja” ucap tiffany sedikit tertawa

“mengapa tak melanjutkan cita citamu? bukankah dulu kau ingin menjadi seorang penyanyi”

“hmm…. molla… tidak mudah bagi orang biasa sepertiku”

“ani, aku tetap memandangmu sebagai seorang musisi, kau pintar membuat lagu dan suaramu sangat indah, untuk itu aku memilihmu sebagai vokalis dulu” ucap henry membuat keduanya tertawa

“yaish… jangan terlalu memujiku, sunbae sendiri? apa masih terjun di dunia musik?”

“tentu saja, hidupku tak akan jauh dari musik, untuk itu aku ke korea untuk melanjutkan perusahaan appa di agensi musik”

“woah daebak” ucap tiffany kagum

“kau ingin menjadi aktris di agensiku?”

“hahaha jangan bercanda”

“aniyo, aku serius” ucap henry terlihat serius

“hemm… molla, umurku sudah 25 dan sangat banyak pemuda yang sangat berbakat”

“yah fany-ah, apa kau merasa setua itu huh? lalu bagaimana denganku” canda henry berhasil membuat tiffany kembali tertawa

………………

“Yul…” panggil taeyeon menghampiri yuri yang sedang berdiri diatas rooftop kantor

“Kenapa kau tahu aku ada disini?”

“seohyun yag memberitahuku, apa yang terjadi?” Ucap taeyeon mengusap punggung adik tirinya itu

“Hmm…. hubunganku dan tiffany sudah berakhir

“mwo? jinjja? waeyo?”

Yuri hanya tersenyum miris mengingat kembali saat tiffany tiba tiba meminta hubungannya diakhiri

“Apa itu karena kehadiranku? Kalau begitu biar aku yang berbicara padanya” ucap taeyeon

“Ani, bukan salahmu” ucap yuri menahan tangan taeyeon yang hendak pergi

“Ini semua salahku” ucap yuri kembali

“Apa yang terjadi?”

“Aku sendiri bingung, dia tak menjelaskan apa apa padaku, dia hanya selalu bilang jika dia merasa lelah”

“Aigoo… bisa bisanya keadaan menjadi seperti ini, padahal baru saja kalian sudah melakukan….” ucap taeyeon namun tak dilanjutkannya saat yuri menatapnya sendu

“Arasso mianhae” lanjutnya

Keduanya pun kembali terdiam memandang pemandangan kota seoul dengan pikirannya masing-masing

“Yul bagaimana kalau kau temui tiffany kem…”

*brukkk!!!* belum sempat taeyeon berucap, tiba tiba saja tubuh yuri tumbang tak sadarkan diri

Perlahan cairan merah kental keluar dari hidungnya

“Yah! Y…yul! Waeyo? Ireonna…” ucap taeyeon menggoyang goyangkan tubuh yuri namun tak ada respon dari yeoja itu

Taeyeon mencoba mengangkat tubuh yuri namun ia malah ikut terjatuh menimpa yeoja itu

“Ah sial, mengapa kau berat seka… tapi memang tubuhku yang kecil sih, haishhh…” gumam taeyeon terus berusaha mengangkat tubuh yuri

Setelah berhasil menggendong yuri, ia segera membawanya menuju rumah sakit.

Ia semakin cemas karena darah yang keluar dari hidung yuri tak kunjung berhenti, wajahnya pun semakin memucat

Begitu tiba, ia langsung berteriak meminta bantuan para petugas rumah sakit hingga yuri dibawa masuk ke ruang igd

“Lakukan yang terbaik arra? Atau aku tuntut rumah sakit ini!” Ucap taeyeon dengan wajah cemasnya

“Arraso agashi, sebaiknya anda tunggu diluar” ucap perawat ini segera menutup pintu

Taeyeon berjalan mondar mandir dengan perasaan yang masih cemas memikirkan keadaan yuri, tangannya begitu sibuk menekan ponselnya mencoba menghubungi seseorang yang sedari tadi sangat sulit dihubungi

“Yaish!!!” Gumam taeyeon, iapun segera meninggalkan rumah sakit

…………………..

Tiffany tengah duduk di kursi taman bersama namja yang tak sengaja bertemu dengannya di taman tadi sore

Saat ini keduanya sedang berada di taman dekat apatemen tiffany

“Aku masih tak menyangka akan bertemu denganmu lagi fany-ah”

“Nne? Wae?”

“Aniyo, aku sangat senang melihatmu lagi, kau sudah sangat berubah sekarang”

“Neomu Yeoppo?” Ucap tiffany

“Nne… kau sangat cantik” ucap henry membuat keduanya tertawa

“Apa kau haus? Aku akan membawakan air minum” ucap namja itu kembali

“Ani, untukmu saja sunbae”

“Geurae, kalau begitu tunggulah” ucap henry meninggalkannya

Tiffany terdiam mengangkat wajahnya melihat taburan bintang di langit, lagi lagi hatinya merasa sakit saat melihat sebuah bintang yang terlihat paling terang tepat diatas kepalanya

“Yah, akhirnya aku menemukanmu” ucap seseorang dengan nafas terengah engah membuat tiffany menoleh

Ia melihat taeyeon berdiri tak jauh darinya dengan pakaian dan rambut yang terlihat acak acak

“Kau?! Ada apa kemari”

“Yaish.. tentu saja aku mencarimu”

“Bukankah aku sudah bilang aku tak ingin lagi melihatmu”

“Nne… ttapi…”

“Fany-ah aku membawakanmu es krim, kau suka?” Ucap henry yang baru saja tiba

“Sunbae, sebaiknya kita pulang” ucap tiffany segera berdiri

“Huh? Nne”

“Yah! Chankkaman!” Ucap taeyeon kembali menghampiri mereka

“Aku haus, kemarikan minumanmu” ucap taeyeon merebut botol minuman yang digenggam henry, iapun meminumnya sampai habis

“Nuguseyo?” Tanya henry

“Kau tak mengenaliku? Kim taeyeon! Aku taeyeon!”

“Oh? Taeyeon-shi? Mianhae… kau terlihat berubah sampai aku tak mengenalimu” ucap henry begitu tau

“Kau sedang apa dengan tiffany malam malam begini?” Ucap taeyeon dengan pandangan sinisnya

“Eh… emmm… kami baru saja bertemu tadi” ucap henry gugup karena yang ia tahu taeyeon adalah kekasih tiffany “mianhae… aku tak bermaksud..”

“Gwaenchanna… dia sudah bukan siapa siapaku lagi” ucap tiffany terlihat kesal

“Mwo? Yah!” Ucap taeyeon namun tiffany kembali berlalu tak menghiraukannya

“Jogiyeo, sepertinya tiffany terlihat terganggu” ucap henry

“Memangnya aku pengganggu huh? Aku ada urusan dengannya” ucap taeyeon kembali berlari menyusul tiffany “jangan ikuti kami arra! Pulanglah, ini masalah keluarga!” Ucap taeyeon membalikkan badannya menunjuk namja itu

Tiffany sudah berdiri didepan lift apartemennya, namun taeyeon berhasil menyusulnya tepat saat lift terbuka

“Yah chankkaman” ucap taeyeon menahan tangan tiffany

“Ada apa lagi? Aku sudah tak memiliki urusan denganmu kim taeyeon” ucap tiffany memasuki lift

“Arraso, tapi jelaskan padaku mengapa kalian berpisah” ucap taeyeon menahan pintu lift

“Bukan urusanmu”

“Fany-ah, jika kau memang merasa terbebani dengan kehadiranku, jangan khawatir karena aku sudah pindah tak akan tinggal bersama kalian lagi, kau tak akan melihatku lagi, jangan tinggalkan yuri”

“Tak ada hubungannya dengan itu” ucap tiffany mencoba melepaskan tangan taeyeon

“Lalu kenapa? Yuri merasa sangat kehilanganmu, tidak kah kau sadar jika dia sangat mencintaimu huh?”

“Bisakah kau pergi dari sini?” Ucap tiffany, kedua matanya kini mulai berakhir

“Yah, jelaskan dulu padaku”

“Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, aku dan yul sudah tak bisa bersama lagi, mengerti?”

“Apa karena namja itu huh? Namja yang selalu menunggumu dari saat kuliah itu? Apa karena dia kau meninggalkan yuri?”

*plakkk!!!*

“Jaga ucapanmu kim taeyeon” ucap tiffany setelah menampar pipi taeyeon dan berhasil membuat tangan taeyeon terlepas hingga perlahan pintu lift mulai tertutup

“Yuri appo!!” Teriak taeyeon kembali menahan lift itu “dia berada di rumah sakit dan sekarang sangat menderita, tidak kah kau menyadarinya huh?” Lanjutnya

Tiffany sedikit terkejut mendengar itu, namun ia hanya bisa terdiam, awalnya ia tak ingin mempercayainya, namun kedua matanya melihat darah yang tertempel cukup banyak pada kemeja taeyeon

………………………..

“yah, perasaan tadi aku hanya mengajakmu makan, mengapa jadi pulang selarut ini” ucap yoona pada krystal

keduanya baru saja keluar dari gedung bioskop karena begitu selesai makan krysTal terus meminta untuk menemaninya menonton movie kesukaannya

“gwaenchanna, akhirnya aku bisa menonton film favoritku hahaha thanks yoong” ucap krystal memeluk lengan yoona “lagipula ini masih jam 7 pabo” lanjutnya

mengapa tak mengajak jessica saja”

“no no no! aku tak akan pernah lagi mengajaknya ke bioskop”

“kenapa?”

“dia selalu tertidur, bahkan saat baru tayang 10 menitpun” ucap krystal mempoutkan bibirnya merasa trauma atas eonnie nya itu

“hahaha maja… dia memang ratunya tidur” ucap yoona memikirkan jessica “bahkan saat melakukan hal itu pun dia selalu ketiduran ckckck” lanjutnya dalam hati

“setelah ini kita akan kemana lagi baby?” ucap krystal dengan nada manjanya

“tentu saja pulang memangnya kemana lagi” ucap yoona “omo! yaish…!! kau membuatku melewatkan sesuatu yang penting!” lanjutnya saat mengingat sesuatu

“why?”

Yoona memeriksa jam tangannya dan segera menarik tangan krystal

“masih ada waktu, kajja!” teriak yoona berlari membawa krystal

“yah yah yah!!! kita akan kemana?”

“aku harus menemui sahabatku”

“yaish… aku pikir apa, mengapa harus berlari lari seperti ini” kesal krystal sampai keduanya memasuki mobil

“kalau tidak kita akan terlambat”

“memangnya dia sedang dimana?”

“nanti kau akan tahu” ucap yoona segera mancapkan gas

tak butuh waktu lama keduanya sudah tiba di kantor polisi

“huh? sahabatmu seorang polisi? apa dia tampan? apa dia cantik?”

“cerewet sekali, dia bukan polisi?”

“lalu?” tanya krystal “omo!! apa dia seorang narapidana?!!” lanjutnya sebelum yoona menjawabnya

“dia tidak seperti yang kau pikirkan”

“maksudmu??” tanya krystal namun yoona tak menjawabnya karena begitu masuk ia langsung berlari menemui polisi

yoona kembali menemui krystal setelah berbincang dengan polisi

“masih ada waktu, kajja” ucap yoona menarik tangan krystal hingga keduanya memasuki sebuah ruangan tempat biasa ia menemui sooyoung

setetelah beberapa saat, pintu pun terbuka

“huh? ternyata kau tak sendiri, nugu?” tanya sooyoung begitu melihat yoona dan krystal

“dia adik iparku?”

“nne? dongsaengnya jessica? pantas mirip”

“yah! jangan samakan aku dengannya, sudah jelas lebih cantik aku arra?!” ucap krystal merasa tak terima

“arasso… bahkan galaknya pun sama”

“mwo??? yah!!” teriak krystal

“ssst…. bisakah kau diam? seharian ini kau sudah banyak berkicau” rutuk yoona

“hahaha kalian akrab sekali, oh ya tumben kau datang jam segini dan…..” ucap sooyoung melihat aneh pada yoona

“wae?”

“tumben pakaianmu rapi dan memakai dasi”

“ohh… emmmm…” gumam yoona bingung menjawabnya karena ia tak ingin memberitahu sooyoung telah terlibat dengan perusahaan karena dulu yoona sangat anti akan hal itu

“tentu saja, dia seorang ceo… tak sepertimu” ucap krystal menatap sinis pada sooyoung

“yah hobak, aku bertanya padanya bukan padamu”

“what did she say?” tanya krystal pada yoona

“hobak itu labu” ucap yoona

“mwo? labu? yah! wae!!”

“keningmu seperti labu halloween, sampai silau aku melihatnya” ledek sooyoung membuat krystal semakin kesal

“what!!! yah! berikan kunci ruanganmu, kau cari mati huh?!”

“aigoo… sepertinya ada yang saling jatuh cinta” ucap yoona yang sedari tadi memperhatikan keributan 2 yeoja itu

“ANIYO!!” jawab krystal dan sooyoung kompak

“yoong bisakah kau keluarkan si hobak ini, ruangan ini terlalu kecil untuk suara bisingnya”

“what did you say!! shiro! aku ingin tetap disini”

“waeyo? apa karena kau senang melihat wajahku?” goda sooyoung

“what the hell!” rutuk krystal segera keluar dari ruangan membuat sooyoung tertawa melihatnya

“aigoo… kau terlihat senang sekali” ucap yoona ikut tersenyum melihat sahabatnya

“dia lucu”

“hmm… arasso, nanti aku akan menjodohkannya denganmu”

“mwo? shirro…” tolak sooyoung “aku hanya senang karena akhirnya ada yang bisa menghiburku, disini sangat membosankan”

“arasso… nanti aku akan membawanya setiap menemuimu”

“apa dia pindah ke korea?”

“hemm…. begitulah, karena ulahnya juga sekarang hidupku jadi rumit”

“wae geurae?”

“aku akan segera menikah dengan jessica”

“mwo?? daebaak!! kapan?”

“molla…. aku hanya menuruti keinginan mereka saja”

“wae? mengapa kau terlihat tak bahagia?”

“aniyo, aku hanya merasa frustasi soo..”

“wae wae wae? ceritakan padaku”

“ayahnya sangat selektif karena tak ingin memiliki menantu seperti mantan jessica”

“yah paboyaa, setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya”

“nne… tapi aku benar benar tersiksa, sampai aku harus berpura pura menjadi seorang CEO di kantor milik yuri”

“mwo?? kau bekerja di kantor? hahaha yah, akhirnya kau kena karmanya”

“yaish…! ini hanya sementara arra, aku sudah tak ingin bekerja disana lagi”

“yah bodoh, mau sampai kapan kau pengangguran huh? kau akan beri makan apa istri dan anakmu”

“arraso…. nanti aku pikirkan lagi”

“yah! dasar! ah iya apa sekarang masih tutup restoranku?”

“aniyo, masih tetap berjalan… siapa dulu pengurusnya hahaha”

“araso, jalankan dengan baik”

“mereka merindukanmu, bahkan luna tak bisa berhenti menangis”

“yaish dasar bocah itu, tapi.. aku juga merindukan mereka”

“di acara pernikahanku nanti apakah kau akan datang?”

“tenang saja” ucap sooyoung tersenyum

“hemmm…” gumam yoona

bagaimana yul eonnie?”

“sepertinya setelah ini aku akan dibunuh olehnya hahaha”

“eiyyy… bocah raskal, kkah pulanglah kasihan si hobak menunggumu lama”

“arasso, kau baik baiklah disini dan aku sudah menitipkan makanan, kali ini menu spesial dari restoranmu”

“daebak… gomawo…”

“nne, anyeong… aku akan merindukanmu” pamit yoona meninggalkan ruangan itu

“aniyo, aku yang akan merindukanmu” gumam sooyoung setelah yoona menghilang dari pandangannya

“yaish lama sekali!” ucap krystal dengan wajah kesalnya yang sudah menunggu didalam mobil

“mianhae… tapi sepertinya kau senang sekali, dia menitipkan salam juga untukmu”

“kau mau cari mati huh?” ucap krystal rasanya ingin memukul kakak iparnya itu “tapi mengapa dia dipenjara? wajahnya tak terlihat seperti penjahat”

“aigoo… bahkan sekarang kau mulai membicarakannya, dia memang tak bersalah”

“aku hanya penasaran, yaish….! lalu?”

“ceritanya panjang, mungkin butuh waktu sampai 2 hari untuk selesai, kau mau mendengarnya?”

“no thanks, kajja pulang” ucap krystal langsung memasang sabuk pengamannya

Yoona hanya tertawa menggelegkan kepalanya melihat krystal, iapun menyalakan mesin menginjakkan gas menuju rumahnya

Begitu sampai, jessica sudah berdiri menyambutnya di depan pintu

“yah, apa kau lembur huh?” ucap jessica melipat kedua tanganya diatas dada

“aniyo, kau tanyakan saja pada bocah itu kenapa pulang jam segini” ucap yoona menunjuk krystal yang sudah lebih dulu memasuki rumah

“yah kau juga bocah” ucap jessica tertawa sambil menjitak yoona, iapun membawakan tas yoona dan keduanya memasuki kamar

“hey! mandi dulu!!” ucap jessica saat melihat yoona langsung menjatuhkan tubuhnya diatas kasur

“baby, apa kata orang tuamu saat pulang kemari tadi?” ucap yoona tersenyum menggoda

“hemm…. lumayan, kau membuat mereka senang”

“tetu saja, aku telah melakukan hal yang luar biasa di kantor, bukankah itu hebat? kau tak ingin memberikan hadiah untukku?” goda yoona menepuk tepukan tangannya pada lahan kasur yanga masih kosong disampingnya

“cih, apanya yang luar biasa, semuanya berkat sekenario yang yuri buat, LEKASLAH MANDI!!!” ucap jessica dengan ice glare nya

“arasoyo…” ucap yoona mempoutkan bibirnya segera bangun memasuki kamar mandi “dasar yul hitam, tak bisa menjaga rahasia” rutuknya dalam hati

…………………….

“Yuri appo!!” Teriak taeyeon kembali menahan lift itu “dia berada di rumah sakit dan sekarang sangat menderita, tidak kah kau menyadarinya huh?” Lanjutnya

Tiffany sedikit terkejut mendengar itu, namun ia hanya bisa terdiam, awalnya ia tak ingin mempercayainya, namun kedua matanya melihat darah yang tertempel cukup banyak pada kemeja taeyeon

“Kau mungkin sekarang akan merasa tenang karena bertemu dengan namja itu setelah berpisah dengan yuri, tapi tidak bagi yuri, tidak ada seorangpun yang bisa lebih baik dari yuri untuk menjadi pendampingmu” ucap taeyeon melepaskan tangannya kembali sehingga pintu lift mulai tertutup rapat

“Hufhh… mengapa aku jadi merasa emosional sekali” ucap taeyeon melonggarkan dasinya

Tiba tiba ponselnya berbunyi menerima panggilan

“Yoboseyo”

“Yah odiga?” Ucap seseorang dengan suara lemasnya

Taeyeon pun terkejut melihat kembali layar ponselnya

“Omo! Yul! Kau sudah sadar, gidaryeo! Aku segera kesana” ucap taeyeon mematikan teleponnya dan buru buru menuju rumah sakit

Tak butuh waktu lama iapun tiba memasuki ruangan tempat yuri dirawat

“kau kemana saja”

“Hanya keluar sebentar, kau bagaimana? Apa yang kau rasakan? Appo? Bagian mana?”

“Yaish… cerewet sekali, aku tidak apa apa, kajja kita pulang”

“Mwo? Andwae!! Kau harus menjalani pengobatan”

“Yah, kau pikir aku kenapa huh? Aku hanya kelelahan”

“Yaish, jangan menutupinya dariku! Aku tahu kau pasti putus asa, jangan khawatir kau pasti akan segera sembuh”

*pletakk!!!*

“Yah kau bicara apa huh, kau mabuk?” Ucap yuri menjitak kepala taeyeon

“Aku khawatir bodoh”

“Yaish!!! Apa kau pikir aku akan mati sekarang huh? Aku hanya kelelahan”

“Jinjja???”

“Nne, yuri-shi hanya kelelahan dan akibat mengalami stress” ucap perawat yang sedari tadi berdiri diantara mereka

“dengar kan? Jangan berpikir yang aneh aneh, kajja pulang”

“An..andwae…!! Kau masih harus istirahat, benarkan suster?” ucap taeyeon menahan tubuh yuri “baboya, aku bisa dibunuh tiffany kalau dia kemari” lanjutnya dalam hati

“Nne sebaiknya yuri-shi dirawat beberapa hari untuk memulihkan kesehatan anda”

“Sudah turuti saja, yah! Aku ini eonniemu, jangan membangkang!” Ucap taeyeon

“Haish… arasso” ucap yuri kembali berbaring dengan wajah kesalnya

Taeyeon pun kini tersenyum manis menarik selimut menutupi tubuh yuri

“Tidurlah yang nyenyak, eonnie disini akan menjagamu arraso?” Ucap taeyeon dengan nada lembut

“Yaish…!!!” Gumam yuri

………………..

Keesokan harinya

Yuri terbangun dan melihat tayeon masih tertidur diatas sofa, ia melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 10 pagi

“Huh? tumben sekali aku tidur lama?” Gumam nya

Yuripun  turun dari kasur pasien memasuki kamar mandi

Sementara taeyeon akhirnya terbangun setelah mendengar suara dari dalam kamar mandi, ia melirik ranjang pasien yang terlihat kosong

“huh tumben dia sudah bangun” gumam taeyeon, iapun mengubah posisinya menjadi duduk mengusap usap kedua matanya

“Yah mengapa kau tak membangunkanku?” Ucap yuri yang baru saja keluar

“Kau terlihat nyenyak, mana tega aku membangunkanmu, bagaimana keadaanmu sekarang?” Ucap taeyeon membantu memapah yuri menuju ranjang pasien

“Yaish…! Aku bisa melakukannya sendiri” ucap yuri menepis tangan taeyeon

“Yah! Jangan membangkang pada eonniemu, cepat berbaring lagi!” Ucap taeyeon mendorong tubuh yuri sampai terjatuh diatas ranjang, iapun kembali menyelimuti tubuh yuri

“Sampai kapan aku seperti ini?”

“Sampai ada orang yang menjengukmu, bukankah pasien harus mendapat jengukan? Hahaha”

“Heoll…. kau pikir aku separah itu huh?” Ucap yuri ingin memukul lengan taeyeon

Namun saat itu pintu ruangan terbuka membuat kedua yeoja itu menoleh

“Eonnie, bagaimana keadaanmu sekarang?” Ucap seohyun memasuki ruangan dengan raut khawatirnya

“Huh? Kenapa kau tahu aku ada disini?”

“Seluruh isi kantor tahu, kau tak ingat pingsan diatas rooftop huh?” Ucap taeyeon membuat yuri tertawa malu

“Mianhae aku baru kesini” ucap seohyun

“Gwaenchanna… lagipula aku tak apa apa, hanya kelelahan saja”

“Eiyy… aku pikir tiffany yang akan menjenguk yuri, dasar jahat! Lalu untuk apa tadi malam aku sampai mencarinya kemana mana?” Rutuk taeyeon dalam hati

“Apa schedule ku hari ini hyunie-ah?”

“Emm….” gumam seohyun membuka tab nya “hari ini tak ada rapat, tapi eonnie memiliki jadwal ikut mengantar yoong eonnie untuk fitting baju pengantin”

“Omo! Aku melupakannya, kajja taeng aku harus segera pergi” ucap yuri kembali bangun

“Yah!” Bentak taeyeon menahan yuri membuat kedua yeoja dihadapannya terdiam menatapnya “arasso, tunggu sebentar dan ganti pakaianmu, aku akan mengambilkan obat untukmu” lanjutnya

………………….

*tinggong*

“Huh? Sunbae?” Ucap tiffany saat membuka pintu apartemen melihat henry yang menekan bel

“Good morning”

“Morning, mengapa sunbae tahu apartemenku?”

“Tentu saja, tadi malam kan aku mengantarmu sampai taman, aku menanyakan satpam nomor kamarmu hehehe”

“Sunbae tak bekerja?”

“Ini hari weekend, kau akan pergi bekerja fany-ah?” Ucap henry yang melihat tiffany sudah berpakaian rapi

“Ani, aku ingin menjenguk temanku di rumah sakit”

“Kajja aku antar”

“Gwaenchanna sunbae, aku memakai taksi saja”

“Eiiyy…. kau harus berhemat, kajja ikut saja denganku” paksa henry, tiffany pun akhirnya menurut saja

Begitu tiba di rumah sakit

“Jogiyeo, apa disini ada pasien yang bernama kwon yuri?” Tanya tiffany pada seorang resepsionis

“Chankkaman agashi, aku akan memeriksanya” ucap resepsionis itu mulai mengetikan nama kwon yuri pada komputer

“Nne ada, pasien atas nama kwon yuri yang dibawa kemari kemarin malam”

“Bisakah beritahu aku dimana ruangannya?”

“Nne, yuri-shi berada di ruang rawat vip nomor 12”

“Kamsahamnida” ucap tiffany, iapun mengajak henry yang sedari tadi menunggunya

“Kwon yuri? Bukankah dia sahabatmu saat sekolah dulu?”

“Nne…”

“Woah… persahabatan kalian sangat erat bisa bertahan sampai sekarang, padahal dulu aku pikir kekasihmu adalah yuri, aku masih ingat dia yang sering menjemputmu setiap pulang dari kampus” ucap henry yang belum mengetahui yuri adalah kekasih tiffany

“Nne sunbae” ucap tiffany hanya mengiyakan

“Fany-ah aku akan menerima telepon, kau duluan saja” ucap henry memperlihatkan layar ponselnya yang berbunyi

“Nne…”

Setelah menelusuri koridor akhirnya tiffany menemukan ruang rawat vip nomor 12 dimana yuri dirawat. Dia tampak ragu untuk membuka pintu ruangan, akhirnya tiffany memutuskan untuk melihat dari kaca pintu

Namun sayangnya, kehadirannya kurang tepat waktu karena didalam ruangan itu sudah ada orang lain yang lebih dulu menjenguknya, seohyun.

Tiffany terdiam memperhatikan kedua yeoja itu yang terlihat sedang tertawa. Dan itu membuat tiffany sedikit menyesal telah datang.

“Sama sekali tak ada raut kesedihan setelah kami baru saja berpisah” ucap tiffany dalam hati

Ia pun menegakkan badannya kembali dan berjalan meninggalkan ruangan itu

“Fany-ah, apa kau sudah menemukannya?” Ucap henry yang datang menyusul

“Nne…” ucap tiffany dengan tatapan kosongnya terus berjalan

“Odiga? Mengapa tak masuk?”

“Ani, sepertinya aku salah orang”

“Nne?”

“Yang berada didalam ruangan itu ternyata orang lain” ucap tiffany tersenyum menatap henry

“Aigoo… hahaha bisa bisanya kau menjenguk orang yang salah, mengapa tak menghubungi dulu?”

“Ani… sunbae kajja sebaiknya kita pergi dari sini”

Tepat saat keduanya pergi, taeyeon datang dari arah lain membawakan obat obatan untuk yuri, namun ia heran saat melihat sebuah bungkusan yang tergeletak diatas kursi tunggu didepan ruangan yuri

“huh? milik siapa? perasaan tadi aku tak melihatnya?” gumam taeyeon saat membuka bungkusan yang berisi bubur dan sup yang masih panas itu

Taeyeon akhirnya membiarkan bungkusan itu dan memasuki ruangan

………….

Di ruang fitting

Jessica sedang menjelaskan beberapa desain yang dibuatnya pada pemilik butik itu sementara yoona berkeliling memperhatikan beberapa desain gaun dan kemeja pengantin yang terpajang di dalam ruangan itu

“Eonnie, kau tak menyangkanya kan, bahwa kau akan segera menikah?” Ucap krystal yang ikut bersama mereka

“Nne, apalagi dengan sangat mendadak ini” jawab yoona menatap datar adik iparnya itu

“Hehehe peace… bukankah lebih cepat lebih baik”

“Majaa….” ucap yoona

“Why? Mengapa kau tak terlihat bersemangat? Yah, apa kau menyesal akan menikahi eonnieku?” Ucap krystal dengan tatapan interogasinya

“Aniyo, bukan begitu”

“Lalu?”

“Yoong!” Panggil seseorang yang baru saja tiba bersama 2 orang lainnya

“Huh? Yul eonnie? Mengapa kemari, baru saja aku akan menjengukmu setelah selesai fitting” ucap yoona yang melihat kedatangan yuri

“shiro…. aku harus ikut, apa aku terlambat?”

“Aniyo, jessica masih berbicara dengan desainer, kau masih tetap akan memilihkan tuxedo untukku?”

“Yepp! Tentu saja, aku ini walimu” ucap yuri bersemangat, namun berbeda dengan yoona yang masih terlihat datar

“Wae?” Tanya yuri, namun ia terkejut saat yoona tiba tiba memeluknya

“Eonnie, mianhae” ucap yoona

“Huh? Waeyo? Apa kau berulah lagi?”

“Kau seharusnya tidak melakukan ini, hatimu pasti terluka sekarang” ucap yoona membuat yuri terdiam

“Gwaenchanna… aku baik baik saja”

“Aku akan berbicara dengan tiffany eonnie nanti”

“Eiyyy…. andwae, ini masalahku dengannya”

“Oh my god! Apa kalian bercerai?” Ucap krystal yang sedari tadi memperhatikan kedua yeoja itu

“Mereka belum menikah” ucap yoona akhirnya memberitahu krystal yang sebenarnya, ia pun sudah siap untuk dimarahi adik iparnya itu

“What?!!!!” Ucap krystal terkejut “amazing!!” Lanjutnya kembali dan kini yoona dan orang-orang disekitarnya yang terkejut

Krystalpun menyingkirkan tubuh yoona dan menggenggam erat kedua tangan yuri

“Eonnie, jangan khawatir… aku pasti akan mengobati lukamu” ucapnya kembali dengan tatapan yang bersungguh sungguh

“Yaish…. paboya..” rutuk yoona menjitak kepala krystal

“Wae…?!! Menggangguku saja” ucap krystal dengan wajah kesal mengusap usap kepalanya sementara yuri hanya melongo atas tindakannya, begitupun taeyeon dan seohyun

“Omo, yul” ucap jessica yang baru datang menghampiri mereka “apa kau sudah sembuh? Kenapa kemari?”

“Nne, aku tidak apa apa hanya kelelahan saja, kau sudah menemukan desainnya?”

“Yupp…! Desainnya aku sendiri yang buat, tapi hanya untukku, karena kau bilang kau yang akan memilihkan tuxedo untuk adikmu, kkah pilihlah, aku memilih 3 gaun berwarna pink, putih dan biru muda”

“Baiklah… akan aku pilihkan” ucap yuri bersemangat, iapun membawa yoona mencarikan tuxedo

“Taeyeon-ah, apa kata dokter? Apa yuri berbohong?” Tanya jessica

“Dia benar, hanya kelelahan dan mengalami stress”

“Hemm… ini pasti berat untuknya” ucap jessica ikut terlihat sedih

“Yaish… yah! Apa kau tak melihatku? Tenanglah, aku sangat bersedia menggantikan mantannya” ucap krystal

“Nne… lakukan saja, lalu aku tinggal mencoret namamu dari daftar keluarga” ucap jessica menyilangkan kedua tangannya membuat krystal mempoutkan bibirnya

“Kajja kita tunggu mereka di cafe” ucap taeyeon, dan mereka pun meninggalkan yuri dan yoona di gedung butik itu

….

Sambil menunggu yoona yang sedang dirias, yuri terus terusan memeriksa ponselnya dari pesan hingga sns

“Bahkan dia sudah mengganti passwordnya” ucap yuri dalam hati saat berulang kali gagal melakukan log in pada akun instagram milik ia dan tiffany yang sudah dibuat semenjak hari jadi mereka

Awalnya yuri tak memiliki akun sns apapun hingga tiffany menyarankan untuk membuat akun khusus mereka berdua walaupun kadang tiffany yang lebih sering memposting

Saat membuka pesan pun, beberapa sms yang ia kirimkan tidak ada satupun balasan dari tiffany

“Hemmm….” gumam yuri menopang dagunya

“Eonnie, bagaimana?” Ucap yoona yang baru saja keluar dari ruang ganti dengan tuxedo berwarna pink pilihan kakaknya itu. Yuri pun menoleh memperhatikan yoona

“Pink warna kesukannya, pasti dia akan terlihat bahagia jika ada disini, bahkan seharusnya tiffany yang memilihkan untuk yoona” ucap yuri dalam hati dengan pikirannya yang masih terpaku pada tiffany

“Yah eonnie, mengapa diam? Apa ini tak cocok untukku?” Tanya yoona heran

“Huh? Anniyo… kau sangat cocok memakainya, tapi….”

“Wae?”

“Aku rasa wajahmu ini sangat cantik, kau lebih cocok mengenakan gaun” ucap yuri mengusap usap dagu memperhatikan wajah adiknya itu

“Hahaha tentu saja, jangan bandingkan wajah dewiku dengan siapapun, tidak ada yang bisa mengalahkan kecantikanku” ucap yoona langsung berpose anggun

“Araso, kalau begitu akan ku pilihkan gaun untukmu”

“Yaish!!! Kau ingin aku dibunuh jessica huh?”

“Hehehe aku bercanda, kau terlihat cocok” ucap yuri mengangkat kedua jempol tangannya

“Baiklah, aku pilih yang ini” ucap yoona pada pemilik butik itu

“Aigoo.. adikku sudah tumbuh dewasa sekarang” ucap yuri mengusap pundak yoona yang keduanya sedang menatap pantulan tubuh mereka pada cermin besar

“Apa kau senang eonnie?”

“geurom, kau sangat pintar memilih jessica sebagai pendampingmu”

“Hehehe tentu saja” ucap yoona tertawa bangga “aku berharap tiffany eonnie akan kembali padamu”

“Hemmm…. aku percaya pada takdir” ucap yuri

“mwo? Apa kau sudah menyerah? Lalu jika kau dengannya tidak ditakdirkan bersama bagaimana?”

“Apa boleh buat, aku tak bisa melawannya, biarkan dia bahagia dengan pilihannya”

“Yaish…” gumam yoona kembali memasuki ruang ganti

“Bagaimana bisa aku merelakannya pergi?” Ucap yuri menundukkan wajahnya, kini air mata yang sedari tadi ditahannya mulai keluar

……………………..

Mobil yang ditumpangi taeyeon telah memasuki pekarangan rumah yang terletak disebuah distrik jeonju. setelah selesai menemani yoona dan jessica melakukan fitting ia langsung membawa yuri ke rumahnya

“ini rumahmu? mengapa kau membawaku kemari?”

“yah, dulu kau bilang ingin merasakan tinggal bersama eomma, aku sudah mengabulkannya, tinggalah disini.. lagipula kau juga butuh istirahat dan udara segar, soal perusahaan aku sudah meminta amber dan seohyun yang mengurusnya, kajja” ucap taeyeon keluar dari mobil

“aigoo… anakku akhirnya pulang” ucap nyonya kim menyambut kedatangan taeyeon

“eomma mianhae kemarin aku tidur di rumah yuri setelah seharian membantu sunny di kantornya”

“gwaenchanna, kekasihmu tak ikut kemari?”

“aniyo dia masih sibuk, tapi aku membawa yuri kemari” ucap taeyeon, iapun melambaikan tangannya menyuruh yuri turun

“anyeong hasimnika omonim” sapa yuri membungkukan badannya

“yah, panggil eomma saja” ucap nyonya kim memeluk yuri “sudah lama tak bertemu”

“nne… joseonghamnida waktu itu aku tak sempat mejengukmu lagi, bagaimana kabar eomma sekarang?”

“gwaenchanna, lihat lagipula aku sudah sangat sehat berkatmu, gomawo sudah menjagaku terutama taeyeon”

“eomma, sekarang dia yang sedang sakit, maukah eomma membuatkan bubur untuknya?”

“omo, jinjja? nne nne eomma akan membuatkan bubur, kajja masuklah disini sangat dingin” ucap nyonya kim

“aku jadi merepotkanmu”

“aniyo… sekarang aku yang harus merawatmu, anggaplah aku seperti ibumu araso? jangan canggung”

“nne eomma, gomawo…”

“kkah istirahatlah didalam kamar”

“aniyo aku sudah banyak beristirahat, biar aku bantu eomma saja”

“andwae… biar aku saja, ini tak akan lama, kkah duduklah”

“sudahlah biar eommaku saja, kajja” ajak taeyeon “sebaiknya kau mengganti bajumu”

“ah ya aku ingin mandi” ucap yuri

“arasso, akan aku siapkan air hanyatnya, kau ambillah baju di lemari kamar”

Yuripun memasuki kamar taeyeon sementara kakak tirinya langsung memasuki kamar mandi menyiapkan air hangat untuk yuri

“yah mengapa lama sekali, air hangatnya sudah siap” ucap taeyeon saat melihat yuri masih berdiam diri

“taeyeon-ah” ucap yuri

“nne? wae?”

“bajumu tidak ada yag muat di badanku” ucap yuri mempoutkan bibirnya

“jinjja? ah maja, badanmu terlalu besar”

“mwo? yah, badanmu yang terlalu kecil”

“arasso…!! senang sekali meledekku, kkah mandilah aku akan membelikan pakaian untukmu”

“huh? jinjja?”

“geurom…. atau kau ingin memakai pakaian milik eomma?”

“hehehe aniyo”

“kkah mandilah” ucap taeyeon mendorong yuri memasuki kamar mandi dan iapun kembali mengenakan jaketnya segera pergi ke supermarket terdekat

beberapa saat kemudian

“yah, kau habis darimana? mana yul?”

“aku baru membelikan pakaian untuknya karena pakaianku tak ada yang muat, dia sedang mandi”

“kkah ajaklah kemari, makanan sudah siap”

“nne komandan” ucap taeyeon memasuki kamarnya, disana yuri sudah selesai mandi

“ini bajumu, nanti lekaslah makan” ucap taeyeon memberikan baju baru utuk yuri, iapun memasuki kamar mandi

“nne… gomawo eonnie” ucap yuri dengan aegyeonya

Beberapa saat kemudian yuri keluar dari kamar mandi dan melihat taeyeon masih duduk menunggunya

“yah taeyeon-ah yang benar saja” ucap yuri dengan wajah cemberutya

“waeyo?”

“ini terlalu besar untukku” ucap yuri mengangkat kedua tagannya dan terlihat sweater yag dikenakan yuri terlalu besar di tubuhnya karena taeyeon memilih ukuran jumbo

“hahaha kau benar, apa boleh buat aku tak tahu ukuran tubuhmu, yang ku tahu hanya ukuran bra sunny hahahaha” ucap taeyeon dengan tawa ahjumma nya

“yaish dasar pervert” rutuk yuri

“kajja kita makan!!!” ucap taeyeon dengan semangat membawa yuri ke ruang makan, disana sudah ada ibunya yang sedang menata piring

“omo, kau memasak banyak sekali eomma” ucap yuri saat meja makan itu terisi full dengan makanan

“kau harus makan yang banyak, tubuhmu kurus sekali yul”

“dia kurus karena baru saja berpisah dengan kekasihnya eomma” ledek taeyeon

“yaish… aniyo..”

“dia kurus karena banyak bekerja, tak sepertimu” ucap nyonya kim membela yuri “tapi benarkah kau berpisah dengan tiffany? wae?”

“nne? bagaimana eomma tahu kekasihku tiffany?”

“taeyeon banyak menceritakan tentangmu, eomma setuju jika tiffany memilihmu, yeoja sebaik dia tak pantas bersama taeyeon”

“yah eomma, apa aku sejahat itu?” ucap taeyeon mempoutkan bibirnya

“ye.. ye.., nappeun!!”

“lihatlah, bahkan eomma mengutukku” ucap taeyeon

“kau memang pantas mendapatkannya” ucap yuri membuat seisi rumah itu tertawa

“aigo… sudah lama sekali tak bisa merasakan seceria ini didalam rumah, yuri-ah tinggalah lebih lama lagi disini”

“wae eomma?”

“tentu saja karena kau anakku, taeyeon tak bisa membuat suasana rumah menjadi hangat”

“yaish… aku tak seperti dulu”

“nne… karena kejadian kemarin kau menjadi berubah sekarang, eomma berterima kasih pada yuri yang telah berhasil mengusir setan setan dalam tubuh taeyeon”

“hahahah… ibumu lucu sekali taeng”

“nne…tapi dia menusukku” rutuk taeyeon dengan wajah cemberutnya, namun akhirnya taeyeon bisa terseyum senang karena bisa melihat nyonya kim kembali terlihat bahagia berkat  kehadiran keluarga barunya itu

……………………………

“fany-ah, waeyo?” tanya henry yang sedari tadi melihat tiffany hanya terdiam selama perjalanan

“aniyo…” ucap tiffany

“setelah ini kemana tujuanmu?”

“pulang saja sunbae”

“mwo? yah, apa kau tak memiliki tujuan?”

“molla… aku tak tahu harus kemana sekarang, bukankah sunbae harus mengurus agensi?”

“ini weekend, aktris aktris dan para trainee pulang ke rumahnya masing masing untuk liburan”

“aku pikir menjadi seorang aktris itu berat dan hidupnya dikekang”

“tidak utuk agensiku, aku memberikan hari hari weekend untuk kebebasan mereka, mereka juga memiliki kehidupan masing masing terutama keluarga, aku tak ingin mereka merasa terkekang dan akhirnya seperti robot yang hanya bergerak sesuai perintah tak melakukannya dari hati” ucap henry membuat tiffany merasa kagum

Sunbae nya itu memang dikenal dengan namja yag sangat murah hati sejak ia kenal dari jaman kuliah, ia kerap kali menjadi idaman para yeoja. namun tiffany heran karena sampai sekarang henry masih saja belum memiliki kekasih

“kau ini sangat mengagumkan sunbae, tapi mengapa masih belum menikah?”

“hahaha banyak yang mengantri untuk memilikiku, tidakkah kau lihat bahwa aku sangat tampan huh?” ucap henry memasang pose cool nya

“yaish percaya diri sekali, lalu mengapa kau tak mengencani salah satunya?”

“aku tak menyukai mereka”

“kau gay?”

“aniyo…”

“lalu?”

Henry hanya tersenyum memandang tiffany “ada yang sedang ingin aku bahagiakan” ucapnya

“hahaha dasar, lekaslah menikah”

“arasso… asal calon istriku sepertimu hahaha”

“yaish…”

“kita mampir dulu kemari” ucap henry memberhentikan mobilnya didepan sebuah toko dvd musik

“ini toko favorite ku juga” ucap tiffany begitu mengenal toko yang juga sering dikunjunginya dikala bosan

“jinjja? daebak, aku juga selalu mendapatkan inspirasi dari sini hehehe”

Keduanya memasuki toko itu dan tiffany langsung antusias mendengarkan beberapa musik dari lagu terbaru hingga lagu lama

“tak sia sia aku membawanya kemari” ucap henry terseyum memperhatikan tiffany

“kau terlihat senang” ucap henry menghampiri

“ini tempat favoritku sunbae, sudah lama aku tak kemari”

“jinjja? kalau begitu bersensang senanglah, aku akan mengambil pesananku sebentar”

”nne” ucap tiffany kembali berkeliling menjelajahi tempat itu hingga langkahnya terhenti saat ia melihat sebuah sudut ruangan

“fany-ah tolong fotokan aku disini” ucap yuri terlihat begitu senang

“seluruh badan?”

“nne juseyo agashi” ucap yuri

“tiffany pun mengarahkan kameranya memfotokan yuri”

snsd yuri.jpg

“bagaimana?” ucap tiffany menunjukan hasilnya

“sempurna” ucap yuri dengan mata yag berbinar

Sekilas kenangannya bersama yuri kembali terlintas saat melihat tempat itu, Tiffany baru menyadari bahwa yuri menyukai tempat ini juga

“fany-ah, kau sudah puas?” ucap henry yang baru saja tiba

“nne, kau sudah selesai sunbae”

“nne, kajja kita pergi”

“kita akan kemana sunbae?”

“ah ya, aku ingin menunjukkan suatu tempat untukmu”

“odiga?”

“tempat yang mungkin membuatmu senang kembali” ucapnya mempercepat laju mobilnya

Hingga mereka pun tiba didepan sebuah gedung

“huh? flowers entertainment? bukankah ini kantor agensimu?”

“right…!!! kajja” ucap yuri keluar dari mobil segera membukakan pintu untuk tiffany

“mengapa kita kemari?”

“untuk memamerkan perusahaanku hahaha”

Keduanya pun memasuki gedung, benar saja didalam gedung itu cukup sepi hanya ada beberapa karyawan di bagian kantor

“omo oppa, baru kali ini aku melihatmu membawa seorang yeoja kemari”

“yeoppo?”

“nne, apa dia kekasihmu?”

“hemm.. calon istriku” bisik henry pada karyawannya itu, iapun kembali membawa tiffany

“yah sunbae, kau bilang apa padanya?” tanya tiffany saat melihat karyawan itu terlihat excited setelah dibisiki henry

“aku tak bilang apa apa” ucap henry mengangkat kedua pundaknya “tada…!!! sudah sampai” ucap henry kembali sambil membukakan pintu sebuah ruang studio  rekaman

“huh? mengapa membawaku kemari?”

“untuk mendegarkan suara indahmu kembali”

“nne?”

“aku yakin, dalam lubuk hatimu masih ada keinginan untuk kembali berbanyi”

“hmm…. kau benar”

“lakukanlah sekarang, tempat ini juga milikmu” ucap henry membawa tiffany ke ruangan tempat untuk rekaman itu

CGCTD2DWoAEDm1t

tiffany dengan gugup memasang headphone, ia melihat henry kembali masuk membawakan sebuah buku kecil

“huh? buku ini…”

“buku berisi lagu lagu yang kau buat saat menjadi anggota band dulu”

“kau masih saja menyimpannya sunbae” ucap tiffany membuka beberapa lembar buku berisi tulisannya itu

“tentu saja, barangkali kau masih mengingat nadanya, aku masih menyimpan semua instrumennya”

“jinjja?”

“geurom… kau sudah siap?”

“nne..”

Tiffany pun dengan percaya diri mulai menyanyikan lagu lagu yang pernah dinyakikannya dulu saat masih menjadi vokalis sebuah band kampus. sementara henry tak henti hentinya menyunggingkan senyuman melihat tiffany begitu menikmati

………………………………

Di rumah taeyeon

“ige mwoya…!!!” ucap taeyeon membuat yuri terkejut, keduanya sedang berbaring di kamar taeyeon dan sama sama sedang memainkan ponselnya

“waeyo?” tanya yuri penasaran

“namja ini benar benar tak pantang menyerah”

“nugu?”

“aku lupa namanya, dia berani beraninya memposting foto tiffany pada sns nya”

“mwo? tiffany?” ucap yuri segera mendekatkan dirinya pada taeyeon

“apa kau tak akan terluka melihatnya yul?” ucap taeyeon sebelum menunjukkan layar ponselya

“justru aku akan terluka jika tak melihatnya”

Taeyeonpun memberikan ponselnya yang memperlihatkan sebuah postingan bergambar foto tiffany yang sedang tersenyum manis memakai headphone sedang berada disebuah ruang studio rekaman

34283346492_d6c3dab869_b.jpg

“yeoppo” gumam yuri

“mwo? aku kira kau akan marah, aku akan meminta dia untuk menghapusnya”

“andwae.. biarkan saja taeng”

“yaish… waeyo? apa kau ingin melihat tiffany bersama dia huh?”

“bukankah namja itu memang sudah menyukainya sejak kuliah dulu”

“tapi aku tak setuju, tiffany lebih pantas bersamamu”

“jika pada akhirnya dia tak bahagia?”

“yah, apa kau seputus asa itu huh?”

“aniyo… aku hanya tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan,  bahkan aku tak tahu dimana letak kesalahanku” ucap yuri kembali berbaring

“yaish… rumit sekali”

“biarkan saja, lagipula tiffany terlihat senang di foto itu”

“masalah hati siapa yang tahu” ucap taeyeon

“yaish… kau mengingatkanku pada ucapan jessica, ah ya sedang apa ya mereka sekarang” ucap yuri kembali membuka ponselnya menghubungi jessica

Yuri menekan tombol panggilan pada kontak jessica. Cukup lama menunggu akhirnya telepon pun tersambung

“Yul… ada ap… ahh!!??”

“Huh? Kau sedang apa sica?” Tanya yuri

“An..anni… ah ah ah!! Yah! Pelan pelan, aku sedang menelepon ahhh….!!!” Ucap jessica terdengar sedang berbicara dengan orang lain

“Tutup saja, pengganggu” ucap seseorang yang suaranya dikenali oleh yuri

“Paboya…!! Dia eonniemu” ucap jessica

“Omo!! Yah, jangan biarkan suaraku terdengar”

“Yah!!! Aku sudah mendengarnya pabo!!” Ucap yuri

“Hehehe mianhae yul” ucap jessica tertawa malu

“Yaish… bisa bisanya aku menelepon kalian disaat…. ah menyebalkan, kalau begitu aku tutup saja” rutuk yuri

“Andwae!!! Jangan ditutup yul, araseoyo aku akan berhenti” ucap jessica “oh ya, kau kemana saja tak ada kabar? Kau tinggal dimana?”

“Kita baru saja bertemu sore tadi pabo, aku tinggal di rumah taeyeon di jeonju”

“Nne? Jauh sekali”

“Besok kesinilah bersama yoona, eomma ingin bertemu”

“Eomma?” Tanya jessica

“Ibunya taeyeon”

“Oh… aku mengerti, baiklah kita akan kesana”

“Nne…”

“Yul, bagaimana tiffany? Kau sudah menghubunginya?”

“Semua kontakku baru dia blokir”

“Mwo? Yaish… dasar perempuan jahat, nanti aku akan menghubunginya”

“Andwae… biarkan saja sica”

“Why? Bukankah itu sudah keterlaluan?”

“Biarkan saja” ucap yuri lagi

“Araso…”

“Sica-yaa kau adalah sahabatnya, aku ingin memintamu untuk tetap jadi sahabat dekatnya, tolong beritahu aku jika terjadi apa apa padanya”

“Tanpa kau minta juga aku akan melakukannya yul”

“Gomawo…”

“Jangan menyerah, aku yakin dia masih mencintaimu”

“Nne…”

Percakapan keduanya pun berakhir. Yuri menaruh ponselnya dan kembali berbaring, ia menoleh ke arah samping melihat taeyeon yang sudah terlelap bahkan mendengkur karena kelelahan setelah beberapa hari tenaganya banyak terkuras, yuri tertawa kecil melihatnya

superthumb

………………………

“Jadi? Kau baru putus dengan yuri? Selama ini kekasihmu yuri bukan taeyeon?” Ucap henry setelah mendengar semua yang diceritakan oleh tiffany

“Nne, mianhae aku tak seharusnya bercerita”

“Gwaenchanna… kau tak seharusnya memendam sendirian”

“Gomawo sunbae”

“Tapi bukankah kalian sudah bersahabat sangat lama”

“Memang ini kesalahanku, seharusnya aku tak mencintainya dari dulu” ucap tiffany tersenyum miris dengan kedua matanya yang sudah berkaca kaca

“Tidak ada yang perlu disalahkan fany-ah” ucap henry mengusap lembut pundak tiffany

“Sunbae, apa yang harus aku lakukan?”

“Apa kau masih mencintainya?” Ucap henry membuat tiffany terdiam dan akhirnya kedua air mata tiffany lolos

Tiffany pun menutup wajahnya yang sudah basah dengan kedua tangannya. Perlahan isakannya mulai terdengar

Henry pun segera memeluknya dari samping

“Gwaenchanna… perlahan kau pasti bisa melupakannya kalau kau memang mau melakukannya, kau pasti bisa fany-ah… apalagi mianhae, sebelumnya kau juga merasakan hal sama oleh taeyeon” ucap henry mengusap usap kepala tiffany

“Jangan pernah merasa sendiri, aku akan membantumu menghilangkan rasa kesepian agar kau tak terus menerus bersedih” lanjutnya “dan berhentilah berhubungan dengannya karena itu bisa membuatmu sakit”

Henry mengambil ponsel tiffany yang berada didalam saku jaket yeoja itu, iapun menghapus dan memblokir semua kontak yuri dan taeyeon agar tak bisa menghubungi tiffany lagi

……….

Keesokan harinya

Taeyeon terbangun tak mendapati yuri disampingnya, iapun keluar dari kamar dan melihat ibunya sedang berada di dapur

“Eomma, kemana yul?” Ucap taeyeon memeluk ibunya dari belakang

“Dia sedang lari pagi, kkah kau juga pergilah berolah raga”

“Shiro… diluar sangat dingin, aku ingin memeluk eomma saja biar hangat”

“Haishh…. kkah mandilah, jangan ganggu eomma”

“Shirro…” ucap taeyeon dengan nada manjanya

“Omo omo omo!! Apa barusan aku mendengar sebuah aegyeo? Merinding sekali” ucap nyonya kim mengusap usap lehernya

“Haish…” gumam taeyeon melepaskan pelukannya “eomma memasak apa?” Lanjutnya hendak mengambil makanan yang masih dimasak itu

“Yaish! Pakai sumpit! Kau belum mencuci tanganmu” ucap nyonya kim menepis tangan taeyeon

“Aigoo… uri eomma pelit sekali” ucap taeyeon beralih membuka kulkas mengambil air minum untuknya

“Selamat pagi” ucap yuri yang baru saja masuk dan melepaskan sepatunya

Taeyeon hanya menjawab dengan mengangkat kedua alisnya karena masih sibuk minum

“Kau tidak kedinginan yul?” Tanya nyonya kim mengantarkan susu hangat untuk yuri

“Aniyeo, gomawo eomma”

“Yah eomma, kau tak membuatkannya untukku??” Ucap taeyeon

“Kau bisa membuatnya sendiri, lagipula kau kan tak olah raga”

“Yaish… pilih kasih, itulah mengapa aku tak ingin memiliki adik” rutuk taeyeon

“Kau mau?” Ucap yuri memberikan gelas susu yang masih berisi setengah itu

“Shiro” tolak taeyeon berlalu meninggalkan kedua yeoja itu

“Eomma, sedang membuat apa?” Ucap yuri menghampiri ke dapur

“Aku membuatkan sup ayam dan nasi goreng kimchi, kkah mandilah nanti kita sarapan”

“Nne… tapi eomma”

“Wae?”

“Adikku dan calon istrinya sedang dalam perjalanan menuju kemari, gwaenchanna?”

“Tentu saja… kalau begitu eomma akan menambahkan porsinya lagi”

“Eomma mianhae merepotkan”

“Eiyy… jangan pernah berkata seperti itu, kita ini keluarga sekarang”

“Araseoyo… gomawo eomma” ucap yuri memeluk dan mencium pipi nyonya kim

Beberapa saat kemudian setelah ketiga nya berkumpul di ruang makan, terdengar suara mesin mobil berhenti diluar rumah

Ternyata yang datang tak hanya satu mobil

“Huh? Sunny eonnie?” Ucap yoona saat keluar dari mobil dan melihat sunny juga baru tiba

“Yoong? Tahu begitu kita satu mobil saja kalau tahu kau mau kemari” ucap sunny

“Kau benar eonnie, lama tak melihatmu” ucap yoona memeluk sunny

“Aigoo… kau tinggi sekali sekarang, kau datang sendirian?”

“Aniyo, aku bersama calon istriku”

“Nne?” Gumam sunny terkejut, iapun melihat seorang yeoja baru saja menutup bagasi mobil setelah mengeluarkan beberapa barang

“Dia sunny eonnie, kakak kandung sooyoung” ucap yoona mengenalkannya pada jessica

Jessica pun membungkukan badannya dan mengulurkan tangan

“Jessica Jung imnida” ucap jessica setelah bersalaman dengan sunny

“Huh? Sepertinya aku pernah melihatmu, tapi… dimana ya” ucap sunny mengingat ingat

Sunny dan jessica memang pernah bertemu secara tidak sengaja saat keduanya baru tiba di incheon airport dan sempat mengalami tabrakan yang membuat tubuh sunny terjatuh

“Wajahnya memang pasaran” ucap yoona

“Yahh, kau mau mati huh?”

“Aniyo, aku maunya menikah denganmu hahaha” ucap yoona menjulurkan lidahnya dan tertawa

“Jadi? Berita pernikahan itu benar?”

“Tentu saja”

“Aigoo… jahat sekali kau mendahului eonniemu” ucap sunny mempoutkan bibirnya

“Hahaha lekaslah meminta taeyeon melamarmu”

“Yah, lama sekali kalian masuk, ppaliwa” ucap taeyeon yang baru saja membukakan pintu rumah

Ketiga yeoja itupun memasuki rumah taeyeon dan disambut oleh yuri dan nyonya kim

“Aigoo… jadi ini si calon pengantin eoh?” Ucap nyonya kim memeluk yoona dan jessica

“Nne… bagaimana? Apa kami terlihat cocok eomma?”

“Ye.. ye… kalian sangat cocok” ucap nyonya kim mengangkat 2 jempol tangannya

“Yah eomma, apa kau tak ingin menyambut calon menantumu juga?” Ucap taeyeon menarik tangan sunny

“Aigoo… eomma sampai lupa hehe, uri sunny kemana saja? Apa keluargamu baik baik saja?”

“Hehehe mianhae omonim, nne mereka semua sehat, eomma menitipkan ini untukmu” ucap sunny memberikan sebuket bunga

“Kajja kita makan, kalian pasti lapar setelah menempuh perjalanan jauh” ucap taeyeon

“Ah ya eomma kami juga membawakan buah buahan dan vitamin” ucap yoona, ia meminta jessica untuk memberikannya juga

“Aigoo… banyak sekali yang ku terima hari ini, apa aku sedang berulang tahun?” Ucap nyonya kim membuat mereka tertawa

Mereka pun segera duduk melingkar dan mulai menikmati sarapan pagi yang terlambat karena waktu sudah cukup siang itu

“Jadi? Kapan acara pernikahan kalian diadakan?”

“Minggu depan, eomma harus mendampingiku arra?” Ucap yoona

“Nne.. tentu saja”

“Eomma, bukankah dia jahat karena sudah mendahului aku dan yuri” ucap taeyeon mempoutkan bibirnya

“Kalian nya saja yang terlalu lama menunda, lihatlah sunny.. dia sekarang pasti kesulitan mengurus perusahaannya sekarang, kau harus selalu berada disampingnya, dan kau yul.. lekaslah dapatkan tiffany kembali” ucap nyonya kim menceramahinya “lagipula… eomma sudah tak sabar menggendong cucu” lanjutnya membuat orang orang didekatnya langsung tersedak bersamaan

……….

Sementara di sebuah kamar apartemen, tiffany tengah duduk menghadap kaca memperhatikan dirinya sendiri dengan tatapan kosong

7ced39f38a617c6c26337e0db9b8a050.png

Pandangannya kini beralih pada laci dihadapannya, ia pun membukanya dan mengambil sebuah kotak kecil berisi sebuah kalung berliontinkan setengah hati, kalung hati itu merupakan kado pemberian yuri saat dirinya tengah berulang tahun dan hal yang sangat berkesan dari kalung itu karena yuri memakaikan pada lehernya secara diam diam sampai tiffany tahu setelah berada di apartemen

“Hanya setengah hati, karena setengah laginya ada padaku” ucap yuri yang masih teringat oleh tiffany

Iapun kembali menaruh kalung itu kedalam kotak kecil, dan ditaruhnya kotak itu kedalam sebuah peti kayu besar yang sudah terisi beberapa barang yang pernah diberikan yuri untuknya. Tiffany telah mengumpulkan kembali barang barang yang berhubungan dengan yuri, ia berniat akan memberikannya kembali seperti apa yang pernah ia lakukan kepada taeyeon

“Tapi… dia tinggal dimana sekarang?” Gumam tiffany dalam hati, ia pun mengambil ponselnya namun ia teringat saat tak menemukan kontak yuri satupun karena henry telah memblokirnya

“Berhenti menghubunginya atau hatimu akan terluka kembali” ucap henry malam tadi

Dan karena itu tiffany kembali menaruh ponselnya. Namun ia masih memandanginya

“Ini hari minggu, dia akan seharian tidur atau pergi ke ilsan” ucapnya

Tiffany mengambil ponselnya dan menghubungi jessica, namun sayangnya jessica tak mengangkat telepon darinya

Karena pada saat itu jessica tengah bercanda tawa menikmati sarapan bersama keluarga barunya di jeonju hingga tak menyadari ponselnya terus terusan bergetar didalam tas nya

……………….

Hingga hari yang paling dinantikan keluarga jung pun tiba

To Be Continued

 

We Are Different part 17

PicsArt_02-21-08.46.28

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………..

“Baiklah kini giliran anda yang harus menjelaskan yoona-shi, apakah benar bukan anda yang menembak sooyoung-shi? apakah anda yang membawa sooyoung-shi terjun ke laut? padahal anda sudah tahu sooyoung-shi memiliki trauma berat

Yoona menundukkan kepalanya saat mengingat kembali kejadian itu, tangannya sedikit bergetar

“Yah! Katakan saja! Dimana kau menyembunyikan senjata setelah menembak anakku?! Huh?! kau juga membawanya kedalam laut! kau sudah membunuhnya!! apa ini balasanmu pada anakku yang selalu membantumu huh?!” Teriak tuan choi dengan penuh emosi

“nne… ak..akku mem..bb..bunuhnya” ucap yoona menggigit bibirnya yang terus bergetar

Orang orang kembali terkejut terutama yuri, jessica, tiffany, taeyeon dan orang orang yang berada di pihaknya. Suasana di ruangan itupun kembali gaduh

“Sudah ku bilang kan, dia pasti…”

“Harusnya itu yang kau katakan tuan choi” potong yoona mengangkat kembali wajahnya menatap namja itu “karena kau lah yang membunuhnya, kau membunuh anakmu sendiri” lanjutnya

Suasana pun semakin gaduh dan tuan choi tampak sangat terkejut dengan apa yang dikatakan yoona

“Bohong!” Teriak tuan choi “dia pasti berbohong!”

“Tuan choi, harap tenang” ucap hakim itu, ia terdiam menunggu susasana kembali tenang

“Yoona-shi, anda tidak bisa langsung menuduhnya, apakah ada bukti jika tuan choi pelakunya?”

“Nne” ucap yoona membuat suasana semakin tegang

“Malam itu aku berniat menemui sooyoung ke restoran miliknya karena sebelumnya kami sempat berseteru setelah tiba-tiba sooyoung memecatku, aku menghampirinya untuk meminta maaf dan berbaikan kembali, tapi saat itu ada beberapa mobil yang menyerang kami dengan senjata”

“Sooyoung langsung menarik tanganku kedalam mobil, kami dikejar sampai akhirnya mereka tak berhasil mengejar kami setelah sooyoung mengambil jalan pintas di daerah pegunungan”

“Apakah anda mengenali wajah orang orang yang mengejar anda?”

“Mereka adalah para anak buah tuan choi, orang orang yang mengejar kami adalah anak buahnya” ucap yoona sesekali matanya memandang kearah tuan choi

“Dia pasti bohong! Dia membunuh anakku!”

Yuri terus mengepalkan kedua tangannya menahan emosi yang mulai memuncak. Ingin rasanya ia meluapkan semua emosinya pada namja itu, namun hyoyeon dan taeyeon terus menenangkannya, bagaimanapun juga ia tak berhak melakukan itu. Yuri juga sedikit menyesal karena ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga jarang sekali ada waktu bersama adiknya. yuri tak bisa memberikan bukti yang kuat. Penjelasannya mengenai orang orang yang selalu mengincar nyawanya dan adiknya itupun tidak mempengaruhi bukti untuk yoona

“Lalu? Apa yang terjadi selanjutnya? Mengapa ditemukan senjata dan terdapat sidik jari sooyoung disana? Anda mengalami luka tembak dan darah sooyoung juga terdapat disana”

Yoona terdiam sejenak untuk menenangkan perasaannya yang kembali bergejolak

“Begitu keluar dari mobil sooyoung sempat mengeluarkan senjata itu dan mengarahkannya padaku”

“Awalnya aku pikir sooyoung ingin menembakku, tapi…” ucap yoona tertahan, air matanya kini berhasil lolos membasahi kedua pipinya

Flashback

Setelah sooyoung mengungkapkan semua emosinya, ia mulai mengarahkan pistol pada yoona.

Sementara yoona masih terpaku atas ungkapan perasaan sooyoung yang telah lama dipendamnya itu. Ia benar benar tak menyangka jika sahabatnya telah lama menyukainya.

Ia paham mengapa sekarang sooyoung semarah itu padanya.

Sehingga ia hanya pasrah ketika sooyoung mulai menarik pelatuk

Yoona memejamkan kedua matanya dan terus mendengar sooyoung meminta maaf padanya.

Beberapa tembakanpun terdengar, namun yoona kembali membuka kedua matanya dan melihat tubuh sooyoung sudah terbaring

“Sooyoung-ah!!!” Teriak yoona berlari menghampiri yeoja itu

“Ambilah ini dan pergilah” ucap sooyoung dengan terbata memberikan sebuah benda kecil dan alat berbentuk earphone pada yoona

Ia mulai terbatuk mengeluarkan darah setelah tubuhnya menerima tembakan

“Aniyeo…” ucap yoona mulai terisak, ia mulai mengangkat tubuh sooyoung dan membawanya pergi sebelum para pelaku datang

Ia terus berjalan membawa tubuh sooyoung hingga tiba di ujung tebing

Suara tembakan kembali berbunyi dan berhasil menembus lengan dan pinggang yoona hingga kedua yeoja itu kembali terjatuh

“Sial” gumam yoona saat mendengar langkah orang orang itu semakin dekat,

Dengan sisa kekuatannya ia kembali terbangun membawa tubuh sooyoung hingga keduanya tiba di tepi bukit. Yoona mendongakan kepalanya ke jurang tebing yang sudah langsung ke lautan itu

Melompat. Hanya itu satu satunya cara yang ada di pikiran yoona sekarang. Ia tak mungkin kuat lagi berlari setelah lengan dan pinggangnya tertembak

“Bertahanlah arra? Jangan lepaskan aku” ucap yoona memegang erat tubuh sooyoung

Iapun segera melompat ke lautan yang cukup tinggi itu, beruntung ombak laut cukup tenang sehingga tak membahayakan mereka

Yoona sekuat tenaga menggerakan seluruh tubuhnya agar dapat kembali ke permukaan membawa tubuh sooyoung hingga akhirnya berhasil

Kedua yeoja itu terbatuk karena menelan banyak air laut

Yoona mengangkat wajahnya kearah tebing dan melihat beberapa cahaya senter kearahnya, karena jarak yg cukup jauh mereka tak bisa menemukannya hingga akhirnya cahaya itu menghilang. Iapun kembali berenang kearah daratan yg cukup jauh

Ia kesulitan menggerakan tubuhnya karena hanya menggunakan kedua kakinya, lengan kanannya terlalu sakit digerakan dan tangan kirinya harus memegang tubuh sooyoung

“Kita akan mati tenggelam, lepaskan saja, lagipula aku sudah tak kuat lagi” ucap sooyoung menggerakan tubuhnya mencoba melepaskan diri

“Aniyo, bertahanlah” ucap yoona

Namun kedua yeoja itu terkejut saat samar samar mendengar sebuah deruman cukup keras dan sebuah benda besar muncul dan terjatuh dari arah bukit kearahnya. Benda itu adalah mobil sooyoung yang dijatuhkan dengan keadaan mesin yang hidup sehingga cahaya lampu mobil itu menyoroti mereka dan semakin mendekat

Yoona membelakakan kedua matanya berpikir jika mereka akan tertimpa mobil yang terjatuh kearah mereka. Ia dengan cepat menggerakan kedua kakinya namun ia kembali terkejut saat sooyoung dengan keras melepaskan diri dengan mendorong tubuh yoona

“An…andwae!!” Teriak yoona membalikkan badannya melihat tubuh sooyoung menjauh

Hingga akhirnya mobil itu memisahkan keduanya.

Tubuh yoona terhempas karena ombak yang berasal dari mobil

Ia kembali berenang menggerakan semua tubuhnya melupakan rasa sakit itu karena harus menemukan sooyoung, sahabatnya yang tidak bisa berenang dan memiliki trauma berat terhadap perairan dalam

Dengan menyalakan senter pada jam tangannya, ia dapat melihat mobil sooyoung semakin tenggelam. Namun ia tak bisa menemukan tubuh sooyoung, kemungkinan tubuhnya juga terhempas karena ombak yang datang berlawanan

“Andwae… sooyoung-ah!!” Teriak yoona terus berenang kesegala arah

Minimnya cahaya dan suasana malam hari membuatnya tak berhasil menemukan tubuh sooyoung, ia hampir saja pingsan karena kelelahan dan rasa sakitnya semakin menyiksa tubuh. Hingga akhirnya ia berenang ke arah daratan dengan sisa kekuatannya

Flashback End

Air mata yoona sudah mengalir deras kembali mengingat kejadian itu. ia terus menyesali dirinya yang tak berhasil menolong sahabatnya bahkan ia tak hadir pada upacara pemakamannya setelah keluarga sooyoung sepakat menyatakan jika sooyoung tak selamat.

“Tapi sooyoung yang tertembak” ucap yoona kembali

“Yah! Lelucon macam apa itu?! Sudah pasti kaulah yang menembaknya! Kau bilang para pelaku yang menyerang kalian tak berhasil menyusul”

“Yoona-shi, dengan hanya menuturkan keterangan anda belum bisa menguatkan bukti, karena bisa saja anda memanipulasinya, apakah anda memiliki bukti lainnya?”

Yoona terdiam, tangannya mulai merogoh saku pakaiannya dan mengeluarkan sebuah benda kecil beserta sebuah memory yang dikeluarkan benda itu

“Sooyoung yang memberikannya padaku” ucap yoona

Senyuman sinis tuan choi kini berubah jadi tegang, wajahnya tampak memucat melihat benda itu

“Y…yah! Itu pasti hanya rekayasa! Jangan pernah percaya ucapannya!” Teriak tuan choi

“Tuan tenanglah, kami akan memeriksa bukti ini dihadapan kalian”

Begitu alat pemutar rekaman itu dinyalakan, mulai terdengar beberapa rekaman berupa percakapan dari beberapa namja

Hingga wajah semua yang ada di ruang sidang terkejut mendengar ada suara tuan choi didalamnya

“Tuan, kami sudah berhasil menemukan yoona” ucap salah satu anak buah

“Tunggu apalagi, bunuh dia”

“Tap… tapi ttuan, sooyoung noona bersamanya”

“Mwo?”

“Sooyoung noona yang membawa yoona kabur dari kami dan…. noona baru saja mengungkapkan perasaannya pada yoona”

“Cih! Lelucon macam apa lagi!”

“Lalu.. harus bagaimana tuan? Sooyoung noona terus meminta kami pergi dan melepaskan yoona”

“Ani” ucap tuan choi dengan nada dinginnya “bunuh mereka berdua”

“T…ttapi tuan”

“Bunuh mereka!!!” Bentak tuan choi

Hingga rekaman itu selesai diputar suasana gaduh kembali terdengar di ruang persidangan, mereka tak menyangka tentang apa yang baru saja mereka dengar. Suara itu memang sangatlah jelas suara tuan choi.

“Ani! Itu bukan suaraku, bisa saja dia membuat buat rekaman itu! Yah, hubunganku dengan anakku sangat dekat, mana mungkin aku membunuh anakku sendiri” Ucap tuan choi menyunggingkan senyum smirknya

Para hakim pengadilan memberi waktu jeda untuk mendiskusikan masalah. Mereka memanggil para saksi dari pihak tuan choi untuk memberi alasan dan bukti yang kuat atas ucapan tuan choi. Sementara yoona kembali menundukkan wajahnya

“Yoona-shi, apa yang dikatakan tuan choi memang masuk akal, beberapa saksi telah mengatakan jika hubungan tuan choi dan sooyoung-shi tidak ada masalah bahkan mereka baru saja mengadakan pertemuan di restoran milik sooyoung, kami tidak bisa membenarkan keaslian rekaman itu, kecuali ada bukti lain lagi yang bisa anda tunjukkan”

“Aku tidak punya bukti lain lagi” ucap yoona masih menundukkan wajahnya

“Sudah ku bilang, memang dialah pelakunya, aku menuntut agar dia dikenakan hukuman mati atas anakku!” Ucap tuan choi disetujui orang orang yang berada di pihaknya

“Sica-yaa!” Ucap yoona saat melihat jessica kembali tak sadarkan diri, namun ia sendiri tak bisa menghampiri kekasihnya itu. Yoona hanya bisa melihat jessica dibawa oleh taeyeon dan tiffany meninggalkan ruang sidang

“Hadirin diharapkan tenang”

“Baiklah, karena yoona-shi tak bisa lagi memberikan bukti maka anda dinyatakan..”

Belum sempat hakim mengucapkan kalimatnya tiba tiba seseorang dari bangku para tamu yang hadir berdiri mengangkat tangannya. Membuat perhatian orang orang beralih padanya.

Orang itu hanya mengenakan hoodie berwarna hitam dengan topi dan masker yang menutupi wajahnya

“Bukan yoona pelakunya” ucap orang itu

“Jogiyeo, nuguseyo? Dan tolong buka topi dan masker anda”

“Aku adalah bukti terakhirnya” ucap orang itu mulai membuka topi dan maskernya

Semua orang tampak terkejut termasuk yoona, apalagi tuan choi begitu melihat wajahnya

“Sooyoung-ah” gumam yoona meneteskan air matanya antara percaya dan tak percaya begitu melihat sahabatnya

Sooyoungpun berjalan menghampiri para hakim

“Apa yang dikatakannya benar” ucap sooyoung menatap tegas pada para hakim itu

“Rekaman itu memang aku yang memberikannya pada yoona karena aku pikir aku tidak akan selamat setelah tertembak, tapi yoona membawaku lompat ke laut, kami hampir mati disana” ucap sooyoung

Flashback

“Kita akan tenggelam, lepaskan saja, lagipula aku sudah tak kuat lagi” ucap sooyoung menggerakan tubuhnya mencoba melepaskan diri

“Andwae bertahanlah” ucap yoona

Namun kedua yeoja itu terkejut saat samar samar mendengar sebuah deruman cukup keras dan sebuah benda besar muncul dan terjatuh dari arah bukit kearahnya. Benda itu adalah mobil sooyoung yang dijatuhkan dengan keadaan mesin yang hidup sehingga cahaya lampu mobil itu menyoroti mereka dan semakin mendekat

Sooyoung melihat yoona kesulitan membawa tubuhnya sementara mobil itu sudah mulai terjatuh ke arah mereka

Akhirnya dengan sekuat tenaga ia melepaskan genggaman yoona dan mendorong tubuh yoona agar menjauh

Beberapa saat setelahnya mobil itu terjatuh ditengah tengah keduanya sehingga sooyoung dan yoona terdorong ombak yang berlawanan arah

Sooyoung sempat tenggelam terbawa arus, ia berpikir jika dirinya akan mati karena tak bisa berenang. Sehingga ia hanya bisa pasrah

Namun sooyoung terkejut begitu punggungnya menabrak sebuah benda yang sangat keras, saat ia lihat ternyata itu adalah karang karang yang berada di tepian tebing

Tangan sooyoungpun mengangkat segala arah dan berhasil meraih ujung karang hingga ia berhasil selamat setelah berpegangan

Dengan sisa kekuatannya ia mengambil ponselnya yang berada didalam saku jaketnya, beruntung ponsel itu masih bisa dihidupkan dan ia langsung menghubungi seseorang

“Yoboseyo, noona kau dimana? Ku dengar kau sedang bersama yoona-shi” ucap seorang namja dibalik telepon

“Yesung-ah odiga?” Ucap sooyoung sambil terbatuk

“Noona apa yang terjadi?! Aku langsung mencarimu setelah mendengar kau bersama yoona-shi”

“Aku berada dilaut tepi tebing, cepat selamatkan aku, aku hampir mati disini”

“Mwo? Ar…arraso, bertahanlah noona aku akan segera menghampirimu, pastikan ponselmu tetap hidup” ucap yesung

“Arasso” ucap sooyoung mematikan teleponnya. Iapun kembali berpegangan erat pada karang dan sekuat tenaga agar tetap tersadar meskipun rasa sakit dan dingin telah menggerogoti tubuhnya

Dengan melacak ponsel milik sooyoung, akhirnya yesung bisa menemukan yeoja itu menggunakan perahu karet.

Yesung merupakan salah satu anak buah tuan choi yang berpihak pada sooyoung, awalnya ia merupakan salah satu informan tuan choi namun karena saat itu ia baru pemula anak buah yang lain selalu memperlakukannya tidak baik, sooyoung yang mengetahui yesung pun membantunya dan menjadikan yesung sebagai pengawal pribadinya. Sooyoung mempercayai yesung bisa diandalkan setelah mengetahui latar belakang kehidupannya, begitupun yesung selalu patuh terhadapnya. Termasuk saat ia diminta sooyoung untuk tak berpihak pada tuan choi dan menjadi informan palsu untuk melindungi yoona dan yuri.

Dan malam itu begitu ia mendengar kabar jika sooyoung dan yoona sedang dalam pengejaran, iapun segera menyusul dan mencari keberadaan kedua yeoja itu.

Setelah berhasil menyelamatkan tuannya, yesung diminta sooyoung untuk mencari yoona di area itu

Mereka pun berhasil menemukan yoona mengambang didekat pantai dengan keadaan tak sadarkan diri.

Yesung menarik tubuh yoona dan menaruhnya di tepi pantai hingga ia diemukan dan diselamatkan para nelayan.

Setelah itu sooyoung segera mendapatkan perawatan di daerah ilsan dan keberadaanya tidak diketahui oleh keluarganya

Flashback End

“Beruntung aku diselamatkan rekanku dan…..” ucap sooyoung terhenti, perlahan ia menundukkan wajahnya

“Ayahkulah pelakunya”

“S…ssoyoung-ah” panggil tuan choi dengan wajah pucatnya

“Dari dulu dia memang berusaha membunuh yoona dan yuri, dia juga telah membunuh kedua orang tua mereka” ucap sooyoung

“Ini beberapa bukti rencana pembunuhannya” lanjutnya mengeluarkan beberapa barang bukti dari dalam tasnya

“Tuan choi semakin terkejut, ia tak menyangka sooyoung putrinya sendiri yang membongkar segala kejahatannya”

“Pertama dia membunuh ibunya karena dulu, saat ibu yoona masih bekerja di rumahku telah mengetahui skandal perselingkuhan ayahku, dengan kedua mataku sendiri aku melihat appa mengancam akan membunuh nyonya kwon jika membocorkannya pada eomma, karena jika terbongkar maka ayahku tidak akan memiliki kekuasaan atas warisan haraboji, sampai ayahku tahu nyonya kwon mengidap penyakit jantung, ia menggantikan obat milik nyonya kwon hingga penyakitnya kambuh, appa meminta dokter untuk menggagalkan operasinya”

Sooyoung mengeluarkan semua memory yang didalamnya berisi rekaman cctv di rumahnya dimana tuan choi melakukan ancaman hingga menggantikan obat obatan

“Kedua tuan kim, seorang dokter yang ikut melakukan operasi pada nyonya kwon juga dibunuh ayahku setelah ia tahu tuan kim adalah ayah kandung yoona”

“Ketiga kim taeyeon” ucap sooyoung membuat sunny terkejut mendengar nama kekasihnya

“Appa meminta anak buahnya membunuh taeyeon karena merupakan seorang sersan kepolisian yang saat itu dekat dengannya, setelah tuan kim dibunuh appa khawatir jika taeyeon akan mengungkap kasus itu” ucap sooyoung

“Untuk buktinya, kalian biasa tanyakan langsung padanya” ucap sooyoung menunjuk seseorang yang duduk disamping yuri

“Karena taeyeon masih hidup” ucap sooyoung membuat orang orang dan taeyeon terkejut terutama sunny dan tiffany

“Ak..akku….” ucap taeyeon terbata karena bingung

“Omo! Dia masih hidup!” Ucap orang orang

“S…sunny-ah” panggil taeyeon

Sunny hanya menangis menatapnya marah

“Pembohong” ucap sunny, iapun berlalu meninggalkan ruang sidang

Taeyeon hanya berdiri terpaku memandang kepergian sunny yang kecewa padanya

…….

“Lalu appa tetap bersikukuh untuk membunuh yoona dan yuri karena ia tahu jika yuri mulai mencari tahu kasus kematian kedua orang tuanya yang janggal”

“Appa tak pernah memikirkan tentang nyawa siapa saja yang mengancamnya, termasuk anak sendiri” ucap sooyoung dengan air matanya yang sudah mengalir, dadanya terasa sesak karena akhirnya ia harus membongkar segala kebusukan ayahnya itu

Sooyoung sebenarnya ingin melakukannya dari dulu namun ia selalu menahannya karena bagaimanapun juga tuan choi adalah ayah kandungnya sendiri yang telah membesarkannya.

“S…sooyoung-ah.. appa tak berm..maksud”

“Tangkap saja dia” ucap istri tuan choi dengan kedua matanya yang sudah basah “beri saja dia hukuman”

Akhirnya sidangpun selesai dan kini tuan choi ditetapkan sebagai pelaku utama dibalik semua kejahatan yang menimpa yuri dan keluarganya. Orang orang yang terlibat dengannya termasuk anak buahnya pun ditangkap

Yuri segera berlari memeluk adiknya yang dinyatakan tak bersalah itu.

Jessica yang sudah siuman pun segera keluar dari mobil berlari menghampiri kekasihnya.

Acara sidang pun selesai. Orang orang mulai pergi meninggalkan gedung setelah tuan choi dibawa ke kantor polisi

“Sooyoung-shi, anda juga harus ikut kami ke kantor polisi untuk memberi keterangan terkait rencana penembakan pada yoona dan penculikan jessica-shi yang ada di dalam rekaman itu” ucap polisi

“Nne” ucap sooyoung, mengangkat kedua tangannya untuk dipasangkan borgol. Iapun berjalan mengikuti polisi yang membawanya

“Youngie-ah” panggil seseorang membuat sooyoung menoleh, ia melihat yoona berdiri tak jauh darinya dengan kedua matanya yang masih berair

Yoona pun kembali berlari memeluk sahabatnya itu

“Yah mengapa kau cengeng sekali eoh” ucap sooyoung begitu tangisan yoona terdengar

………

………

1 minggu kemudian

Yuri beserta keluarganya sedang menikmati sarapan pagi seperti biasanya.

“Ah ya aku lupa” ucap yuri segera berdiri dan menaruh sandwich yang dimakannya

“Odiga yul?” Tanya tiffany

“Aku lupa mengajaknya” ucap yuri segera meninggalkan ruang makan

Setelah beberapa saat ia kembali sambil menarik narik seseorang yang terus menolak ajakannya

“Yah, kau sudah lama tak ikut sarapan bersama.. kajja tiffany membuatkan sandwich terenak” ucap yuri terus menarik tangan orang itu

“An…anni yul, aku sarapan di kantor saja, aku sedang buru…”

“Ah eonnie!! Sudah lama tak melihatmu, kajja sarapanlah bersama kami” ucap yoona melambaikan tangan begitu melihat taeyeon

Jessicapun ikut ikut membantu mengeluarkan kursi untuk taeyeon hingga yuri berhasil mendudukinya

“Yah, kau selama ini selalu buru buru pergi ke kantor tanpa sarapan, tenang saja kantorku tak akan hilang, lagipula kerjaanmu juga bukan yang berat aigoo… sok sibuk sekali”

“B…bbukan begitu yul..” ucap taeyeon masih terlihat gugup, sesekali matanya melirik kearah tiffany yang masih sibuk mengolesi selai pada roti dengan wajah datarnya

Kini tiffany telah mengetahui bahwa namja yang dikenalnya sebagai taehyuk adalah taeyeon saat di persidangan. Taeyeon tampak khawatir akan hal itu, ia tahu tiffany pasti marah padanya karena dulu ia memintanya untuk menghilang dari pandangannya. Akhirnya setelah persidangan taeyeon selalu mencoba menghindar darinya karena ia tahu tiffany pasti tak ingin melihatnya lagi.

“Eonnie, mengapa melamun? Kau ingin roti selai apa sandwich?” Ucap yoona

“Oh? Eemm…. aku ingin sandwich” ucap taeyeon “dibawa saja, aku akan memakannya dikantor” lanjutnya segera berdiri

“Yah! Anja! Kau tak boleh pergi, aku ikut denganmu” ucap yuri

“Huh? Wae?”

“Sudah lama aku tak menservis mobilku, akhirnya dia koma hehehe” ucap yuri tertawa innocent

“Yaish… ppali… aku harus buru buru” ucap taeyeon yang semakin merasa tak nyaman

Bukan, bukan taeyeon yang merasa tak nyaman. Tapi tiffany, taeyeon tahu kehadirannya membuat yeoja itu tak nyaman karena sedari tadi hanya terdiam. Sekalipun bicara hanya sedikit itupun hanya pada yuri, jessica dan yoona tanpa pernah menatap taeyeon.

“Wae…? Apa sunny akan ke kantor?”

“An…anniyo…”

“Ah ya, kemarin dia menghubungiku jika dia merasa kesulitan karena mengambil alih penuh perusahaan ayahnya, sebaiknya kau pindah saja dan bantu kekasihmu taeng” ucap yuri dengan santainya

“Baboya… jangan bahas itu disini! Yaishh…” ucap taeyeon dalam hati

“Ah, hari ini kau jadi ke lapas yoong?” Ucap jessica begitu ingat yoona akan mengunjungi sooyoung yang masih ditahan

“Nne.. kau ingin ikut?”

“Aku di rumah saja” ucap jessica

Yoona hanya diam menatap kekasihnya, ada perasaan tak enak pada jessica karena kekasihnya itu mengetahui jika sooyoung mencintainya. Meskipun jessica telah menemui kantor polisi untuk memaafkan sooyoung dan mencabut kasus yang menimpanya sehingga masa hukumannya dikurangi.

“Apa sebaiknya aku tidak jadi pergi?” Ucap yoona

“Andwae… kau harus menemuinya yoong”

“Arasso…” ucap yoona melanjutkan sarapannya, sesekali ia melirik pada kekasihnya khawatir jika suasana hatinya akan berubah, namun jessica terlalu pintar untuk menyembunyikannya.

“Yul aku sudah selesai” ucap tiffany

“Ah nne, kajja” ucap yuri segera berdiri melonggarkan lengannya untuk tiffany

“Sebaiknya aku naik taksi saja, kau akan terlambat jika mengantarku” ucap tiffany

“Huh? Andwae… kita harus bersama” ucap yuri mengalungkan tangan tiffany pada lengannya

“Kajja taeng” lanjutnya

Selama perjalanan, taeyeon yang duduk sendiri di jok depan sesekali melirik kaca mobil yang memantulkan 2 yeoja yang duduk dibelakangnya, yuri dan tiffany

Ia melihat yuri terus terusan sibuk menerima telepon urusan kantor, sementara tiffany hanya terdiam memandang keluar jendela mobil

“Dia terlihat bosan, dasar yul babo” ucap taeyeon dalam hati

Ia pun berniat menyalakan musik agar suasana lebih santai. Namun sayang sekali saat musik mulai terdengar, taeyeon menyadari jika lagu yang diputarnya merupakan lagu kesukaan taeyeon dan tiffany yang sering diputar saat mereka masih menjadi sepasang kekasih hingga kedua yeoja itu terkejut

“Omo!!” Ucap taeyeon langsung mematikan musik, ia sedikit kesulitan mencari tombol power off karena terlalu gugup. Ia tak bisa membayangkan bagaimana ekspresi marah tiffany yang duduk dibelakangnya

“Yah!”

“Kkamjagiya!” Gumam taeyeon terkejut sata yuri membentaknya

“Aku sedang menelepon, kecilkan volumenya!” Ucap yuri

“N…nne… arasso” ucap taeyeon akhirnya berhasil mematikan musik

“Bwahaha!! Kau lucu sekali taeng, tak biasanya kau begitu” ucap yuri yang melihat ekspresi terkejut kakaknya itu

“Sial, awas kau kwon yul!” Rutuk taeyeon dalam hati

Keduanya pun tiba di gedung perpustakaan pusat tempat tiffany bekerja. Yuri segera keluar dan membukakan pintu mobil untuk tiffany. Begitupun taeyeon ikut keluar.

“Aku bekerja dulu, jangan lupakan makan siangmu arra?!” Ucap tiffany merapikan dasi yang dikenakan kekasihnya

“Aye aye sajangnim” ucap yuri mengusap lembut kepala tiffany dan menciumnya

“Ah ya, hari ini aku akan lembur, nanti biar taeyeon yang menjemputmu” ucap yuri

Taeyeonpun kembali dibuat terkejut oleh yuri

“N…nne?? Tidak usah yul, biar aku pakai taksi saja” ucap tiffany

“Andwae… oppa juga biasanya menjemputmu” ucap yuri “benarkan taeng?”

“Oh? N…ne..” ucap taeyeon tak bisa berbuat apa apa

“Baiklah aku berangkat, fanny-ah hwaiting!”

“Nne… hwaiting yul” ucap tiffany hingga mereka berpisah

“Yah, mengapa harus aku yang menjemputnya” ucap taeyeon setelah menginjakkan gas

“Waeyeo? Bukankah sudah biasa”

“Iya, karena kemarin aku adalah taehyuk”

“Maksudmu?”

“Dulu setelah putus, dia memintaku untuk menghilang dari hidupnya, dan sekarang dia sudah tahu jika taehyuk adalah aku”

“Ohh….” gumam yuri

“Mwo? Hanya itu??” Ucap taeyeon terkejut melihat tanggapan yuri

“Ah iya aku harus terkejut ya” ucap yuri terdiam sejenak “omo! Jinjja? Otthokhae…” lanjutnya dengan ekspresi yang berubah panik

“Yaish..!!!” Rutuk taeyeon ingin rasanya memukul yeoja yang duduk disampingnya itu sementara yuri hanya tertawa

“Wae…? Bukankah bagus jika sering bertemu, tenang saja tiffany pasti sudah memaafkanmu”

“Yah! Ini bukan soal memaafkan atau tidak, kau pasti tahu bagaimana perasaannya” ucap taeyeon

“Aigoo… dan setelah sekian lama akhirnya kau bicara tentang perasaannya, kemarin kemarin kemana saja eoh?” Ledek yuri

“Yaish! Yah, kajja kita berhenti dan berkelahi!” Ucap taeyeon memperlambat laju mobilnya

“Arasseo eonnie… mianhae… jebal” ucap yuri dengan aegyeonya

“Mengapa aku harus memiliki adik yang menyebalkan sepertimu” gumam taeyeon

“Yah, taehyuk oppa! Percuma saja kau menghindarinya, kita saja tinggal bersama, tentu setiap hari bakal selalu bertemu, jalani saja… tiffany tak akan sebenci itu”

“Lalu?”

“Paling dia tak akan pernah menganggap keberadaanmu hahaha” ucap yuri tertawa puas

*pletakkkk*

“Aww… appo…” rengek yuri mengusap usap kepalanya setelah menerima jitakan taeyeon

……………………….

Sel Tahanan

Seorang penjaga baru saja memasuki sel tahanan dan melewati beberapa ruangan hingga ia berhenti didepan sebuah ruang tahanan

Penjaga itupun membuka jendela ruangan itu

“Tahanan nomor 420, berdirilah” ucap penjaga itu

Salah satu penghuni ruangan itupun berdiri begitu kode nomor seragam tahanannya dipanggil

“Sooyoung-shi, anda menerima tamu”

Sooyoung berjalan menghampiri pintu begitu kunci dibukakan

“Nugu?”

“Sepertinya teman anda” ucap penjaga itu setelah memakaikan borgol pada kedua tangan sooyoung

Sooyoung mengikutinya dari belakang hingga tiba disebuah ruangan berukuran 2×2 meter yang dibagi kedalam 2 ruangan dengan pembatas kaca. 1 ruangan untuk tahanan dan 1 ruangan untuk pengunjung sehingga keduanya hanya bisa saling bertatap muka.

Begitu masuk sooyoung melihat seorang yeoja yang dikenalnya tengah duduk dengan wajah yang masih menunduk.

“Hey yoong, aku kira kau tak akan kemari” ucap sooyoung segera duduk dihadapan yoona yang menjadi pengunjung ketiga sooyoung setelah sunny dan nyonya choi

“H…hey… bagaimana kabarmu soo?” Ucap yoona yang masih terlihat gugup

“Aku baik baik saja”

“Ani”

“Huh?” Gumam sooyoung tak mengerti

“Wajahmu terlihat memar, apa kau dilukai orang orang yang berada satu sel denganmu”

“Hahaha tentu saja tidak, kau tak lihat saat di persidangan kemarin? Ini hanya bekas luka waktu kejadian itu” ucap sooyoung mengusap usap wajahnya

“Baboya…” ucap yoona menundukkan wajahnya

“Wae…? Yah, jangan menangis disini arra? Aku akan pergi jika kau kembali menangis”

“Arasso” ucap yoona kembali mengangkat wajahnya, namun kedua matanya sudah terlihat basah

“Yaish…” ucap sooyoung hendak berdiri

“Hajimaa…!”

“Arasso” ucap sooyoung dengan wajah cemberutnya

“Baboya, mengapa kau menyelamatkan nyawaku tanpa memikirkan nyawamu sendiri”

“Aku berhutang nyawa padamu, kau lupa? Lagipula kau kan tahu kalau aku memiliki 9 nyawa hahahaha”

“Yaish… apa kau pikir ini lucu huh?” Ucap yoona

“Ara… mianhae”

“Aku menitipkan makanan pada petugas”

“Untukku?”

“Tentu saja” ucap yoona

“Kapan kau bebas?” Ucapnya kembali

“Baboya… ini baru satu minggu, apa kau begitu merindukanku eoh?”

“Tentu saja, aku tak ingin menemuimu ditempat seperti ini lagi”

“Hahaha…. arasso, aku akan segera dibebaskan”

Yoona kembali terdiam menundukkan wajahnya

“Waktunya akan segera habis, kkah pulanglah” ucap sooyoung kembali

“Sooyoung-ah”

“Nne?”

“Kau adalah satu satunya sahabat terbaik yang aku miliki” ucap yoona

“Yah, semua orang juga tahu itu”

“Aku ingin kau hidup bahagia dengan pilihanmu”

“Maksudmu?” Ucap sooyoung tak mengerti

“Aku menyanyangimu, tapi… bukan aku orangnya yang bisa membahagaiakanmu”

“Yah rusa, aku tak mengerti ucapanmu”

“Yaish…!! Waktu itu kau bilang kau mencintaiku babo!”

“Huh? Jinja? Wae?” Ucap sooyoung dengan wajah bingungnya

“mwo? Yah yah yah! Apa kau tak ingat?”

Sooyoung kembali terdiam mencoba mengingat ingat

“Ah… di tebing itu?”

“N…nne..” ucap yoona kembali gugup

“Hahaha saat itu aku sedang kehabisan ide” ucap sooyoung tertawa malu

“Nne?”

“Aku sedang disadap oleh para anak buah ayahku, akupun menyadap mereka, aku sengaja mengatakan itu karena aku pikir ayahku akan berubah pikiran, tapi ternyata dia malah menginginkan aku mati hahaha”

“Yah! Apa kau pikir itu lelucon huh? Kau hampir mati sungguhan” ucap yoona terlihat marah

“Yang terpenting sekarang aku masih hidup” ucap sooyoung dengan wajah santainya

“Jangan melakukan hal bodoh itu lagi arra?!”

“Arasso sajangnim…”

“Tapi syukurlah kalau ucapanmu tak serius, aku jadi tidak terbebani lagi”

“Yah, lagipula mana mungkin aku mencintai yeoja bodoh sepertimu”

“Yaish…!” Kesal yoona, iapun segera berdiri “aku pulang dulu, hiduplah dengan baik arra?! Jangan sakit, aku akan mengunjungimu setiap hari” ucapnya kembali

“yaish.. tidak perlu, aku bosan melihat wajahmu”

“arasoo…. 3 hari sekali aku mengunjungimu”

“call!” Ucap sooyoung dengan semangat, ia melihat yoona pamit dan meninggalkan dirinya dalam ruangan itu. Dan saat itupun perlahan senyumannya menghilang

“Appo…” gumamnya sambil mengusap dadanya yang terasa sesak

…………..

Yoona berjalan meninggalkan lapas dengan perasaan tenang. Ia mulai membuka ponselnya dan menghubungi jessica

“Kau sudah menemui sooyoung?”

“Nne..!!”

“Waeyo? sepertinya kau senang sekali”

“Tentu saja, hatiku sudah kembali tenang sekarang” ucap yoona

“Syukurlah…” ucap jessica yang langsung bisa memahami kekasihnya itu

“Chagiya, kajja kita jalan-jalan, sudah lama kita tak menghirup udara segar”

“Odiga? Tapi sore nanti kita harus ke bandara”

“Huh? Wae?”

“Menjemput adikku, krystal sedang dalam perjalanan kemari”

“Nne?!!”

……..

……..

Di kantor

Yuri begitu sibuk memperhatikan layar tab nya, sesekali ia berganti menatap layar monitor komputer di hadapannya. Hari ini kerjaannya benar benar sibuk setelah cukup lama ditinggalkan karena kasus tuan choi kemarin

Tiba-tiba teleponnya berdering

“Nne?”

“Eonnie, sunny-shi ingin menemui anda”

“Oke, langsung masuk saja” ucap yuri kemudian menutup teleponnya

Tak berapa lama pintu ruangannya pun terbuka menampilkan sosok sunny yang baru saja masuk

“Syukurlah, kau kembali terlihat baik baik saja sekarang” ucap yuri menghampiri sunny dan memeluknya

“Tentu saja, aku harus memperbaiki perusahaanku”

“Bagaimana nyonya choi? Tuan choi? Sooyoung?”

“Yaish… kau seperti wartawan saja” ucap sunny memukul lengan yuri, keduanya pun duduk “eomma baik baik saja dan sekarang sedang mengurusi surat perceraian appa, dan aku sudah menemui adikku kemarin”

“Hemm… ini pasti berat untukmu”

“Tentu saja, tapi mereka memang lebih baik berpisah, lagipula semua harta perusahaan milik eomma”

“Gwaenchanna… kau pasti bisa, sunkyu-yaa.. hwaiting!!”

“Yah!!” Gertak sunny karena nama kecilnya kembali disebut

Namun keduanya kembali tertawa

“Ah ya, kenapa kau menemuiku, kau tak merindukan taeyeon?” Ucap yuri membuat sunny terdiam

“Dia ada disini hari ini?”

“Nne… kemarin kemarin dia menemui ibunya dan tinggal beberapa hari disana, untungnya keadaan nyonya kim menjadi lebih baik sekarang”

“Syukurlah”

“Kau tak ingin menemuinya?” Tanya yuri kembali

“Hem… aku kecewa padanya, dia sudah membohongiku selama ini”

“Setidaknya dia benar benar tak mati bukan? Seharusnya kau bersyukur, lagipula dia melakukan ini juga untuk melindungi adikmu dan keluargaku”

“Kau benar yul”

“Kkah, temui dia”

“Arasso…” ucap sunny segera berjalan meninggalkan ruang kerja yuri

Sunny kini sudah berada didepan pintu ruang kerja taeyeon, ia sedikit ragu untuk membukanya, namun saat tangannya mulai terangkat hendak memegang gagang pintu saat itu pula pintu tiba tiba terbuka

“Omo!” Gumam sunny terkejut

“Kkamjagiya!!” Ucap taeyeon yang ikut terkejut melihat sosok dihadapannya “s…ssunny?” Ucap taeyeon kembali

“Ap…apa aku mengganggumu?”

“Aniyo… kajja masuklah” ucap taeyeon menarik tangan sunny memasuki ruangannya kembali

“Duduklah, kau ingin minum apa? Aku baru saja ingin memesan kopi di kafe depan kantor”

“Kita minum disana saja” ucap sunny kembali berdiri

“Arasoo…” ucap taeyeon

Tak butuh waktu lama keduanya sudah duduk di kafe dan memesan minuman

“Kau sudah makan?” Tanya taeyeon

“Sudah tadi bersama klien, aku baru saja menemui yuri juga”

“Ah… begitu ya, apa ada masalah di kantor?”

“Begitulah, aku harus menggantikan ayahku, sooyoung juga belum bisa bebas dari penjara” ucap sunny terlihat lesu

“Gwaenchanna…. ada aku” ucap taeyeon mengusap usap tangan sunny

“Eiyy…. kata yuri kau tidak bisa berbuat apa apa di kantor”

“Hehehehe setidaknya aku bisa jadi penjagamu selama 24 jam” ucap taeyeon membuat sunny terdiam

“M…mianhae” ucap taeyeon kembali gugup

“Hemm…. paboya” ucap sunny tersenyum simpul

“Wae? Apa masih marah padaku?”

“Tadinya begitu, tapi ucapan yuri membuatku sadar”

“Ck, yuri lagi” ucap taeyeon cemberut “memang apa yang dia katakan?”

“Aku lebih takut kau benar benar menghilang” ucap sunny menatap penuh arti

Kedua pipi taeyeon langsung memerah semu mendengarnya, ia merasa tubuhnya seakan melayang

“Maafkan aku, saat itu aku tak bermaksud membohongimu selamanya” ucap taeyeon

“Aku mengerti, dan aku sangat berterima kasih padamu” ucap sunny

“Nne?”

“Saat itu kau selalu ada disampingku walaupun sebagai orang lain, dan kau sudah menyelamatkan adikku”

“Mwo? S…ssoyoung memberitahumu?”

“Tentu saja, dia memberitahuku kalau kau sebenarnya ikut bersama yesung dan menyarankan keberadaan sooyoung dirahasiakan, pantas waktu itu kau selalu meyakinkan aku, ckck dasar pembohong kelas kakap” ucap sunny

“Hehehe mianhae, yang paling penting sekarang sudah tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, jangan sedih lagi arra?”

“Arasso, asal kau selalu disampingku” ucap sunny

“Siap komandan!” Ucap taeyeon dan keduanya kembali tertawa

Tiba tiba ponsel taeyeon berdering menerima panggilan dari yuri

“Nne yul?”

“Odiga?”

“Aku sedang bersama sunny, wae?”

“Tiffany sebentar lagi pulang”

“Ah… arasso, aku akan menjemputnya sekarang”

“Gwaenchanna?”

“Nne…” ucap taeyeon, iapun mematikan teleponnya

“Nugu?”

“Yuri, kajja kita harus pergi”

“Odiga?”

“Menjemput kekasihnya, sebentar lagi jam kerjanya selesai” ucap taeyeon segera berdiri dan mengambil jas nya

“Mengapa tak dijemput yuri saja?” Ucap sunny dengan raut dinginnya. Dia masih belum menyukai tiffany.

“Yuri masih sangat sibuk, lagipula mobilnya sedang diperbaiki, kajja” ucap taeyeon memberikan tangannya

Sunny pun menerimanya, meskipun ia sangat malas harus bertemu dengan mantan dari kekasihnya itu

Hingga selama perjalanan sunny hanya terdiam menatap pemandangan diluar kaca

“Wae? Apa kau marah?” Tanya taeyeon

“Aniyo”

“Katakan padaku”

“Sedekat apa dia denganmu sekarang?” Ucap sunny masih dengan raut dinginnya

“dia ini sudah aku anggap seperti adikku sendiri seperti yuri, tenang saja aku hanya mencintaimu” ucap taeyeon meyakinkan kekasihnya itu

Sunny kembali terdiam

“Kajja kita menikah” ucap taeyeon

“N…nne?!” Gumam sunny terkejut

“Kau sudah siap ku nikahi?”

“N…nne… t…tapi…” ucap sunny gugup

“Wae?”

“Yah! Apa kau sedang melamarku? Yaish!!”

“Wae…? Mengapa kau jadi marah?”

“Molla!” Ucap sunny kembali memasang wajah cemberutnya “ige mwoya? Dia melamarku? Didalam mobil seperti ini? Ckck, benar benar tidak romantis!” Gumamnya dalam hati

Keduanya telah tiba didepan gedung perpus dan taeyeon melihat tiffany sudah duduk di halte bus. Iapun segera menepikan mobilnya

Tiffany menoleh saat melihat mobil yang dikenalnya berhenti dihadapannya dan melihat taeyeon keluar dari mobil menghampirinya

“Apa kau menunggu lama?”

“Baru saja, ah ya aku akan memakai taksi saja” ucap tiffany kembali menatap kearah lain

“Andwae… yuri memintaku menjemputmu”

“Gwaenchanna, aku akan menghibunginya nanti” ucap tiffany segera berdiri

“Aniyo… aku harus mengantarmu” ucap taeyeon

“Yah, dia bilang tidak mau, mengapa kau terus memaksanya? Biarkan saja dia pergi dengan taksi, itu keinginannya” ucap sunny yang sudah membuka jendela mobil, sekilas ia menatap dingin pada tiffany yang juga sedang menatapnya

“aku pergi dulu” ucap tiffany segera meninggalkan keduanya begitu taksi berhenti dihadapannya

“C…chankkaman” ucap tayeon namun taksi yang ditumpangi tiffany sudah kembali berjalan

“Kau ingin mengejarnya? Kejar saja” ucap sunny kembali menutup kaca pintu mobil

“Aniyo..” ucap taeyeon kembali memasuki mobilnya “mianhae… kajja kita mencari tempat makan saja, aku lapar” ucapnya kembali mencoba mencairkan suasana

……………………

“seharusnya dia sudah tiba” ucap jessica setelah ia dan yoona tiba di pintu kedatangan bandara. ia melihat jarum jam tangannya sudah menunjukkan pukul 7 malam dan krystal memberitahunya jika ia sudah sampai di bandara 10 menit yang lalu

“coba kau hubungi saja, mungkin kau lupa wajahnya” ucap yoona

“yaish… mana mungkin aku melupakan adikku” ucap jessica mencubit kekasihnya itu

Jessica pun mengambil ponselnya hendak menghubungi krystal

“yah where’re you huh?”

“kau sudah tiba ya, aku sedang di toilet”

“aku tunggu didekat pintu kedatangan”

“oke” ucap krystal

“kajja, kita cari tempat duduk, dia sedang di toilet” ucap jessica meggandeng kembali lengan yoona

setelah beberapa menit, seorang yeoja berambut panjang berjalan cepat menghampiri kedua yeoja itu

“eonnie!!” teriak yeoja itu membuat jessica dan yoona menoleh

“kryst…!!” ucap jessica segera berlari memeluk adiknya itu

“i miss you so much!”

“i’m not” ucap krystal membuat jessica memasang ice glarenya

“kau sendirian?” tanya krystal

“ani, tentu saja bersamanya” ucap jessica menarik tangan yoona hingga berdiri menghadap krystal

“it’s her? seriously?!!” ucap krystal terkejut begitu meihat sosok kekasih yang sangat dicintai kakaknya itu

“wae…?” ucap yoona “apa kau tak ingin memeluk kakak iparmu?”

“oh my godness!!!” ucap krystal memeluk yoona “kau terlihat dewasa saat kulihat di sns eonnieku, but… it’s that you now? kau lebih cocok jadi kekasihku” lanjutnya

*pletakk* jessica langsung menjitaknya setelah mendengar itu

“she’s mine!”

“arasso… hehehe” ucap krystal mengacungkan tanda peace sebelum jessica menerkamnya

“yah, kenapa kau bisa kemari? bukankah mom and dad melarangmu?”

“tentu saja”

“lalu?”

Krystal tersenyum dan mendekatkan wajahnya pada telinga jessica

“aku bilang pada mereka bahwa kau akan segera menikah bulan ini, jadi kami buru buru kesini hehehe”

“m… mmwo..? jadi mereka..?”

“surprise…” ucap 2 orang yang sudah berdiri dibelakang mereka

“m..mom? dad..?” ucap jessica semakin terkejut saat kedua orang tuanya juga ternyata datang

kedua orang tuanya pun memeluk jessica yang masih terdiam itu

“we miss you… akhirnya kami dengar berita itu sekarang, kami sudah menunggu lama eoh?” ucap nyonya jung mengusap lembut kepala jessica

“yoona? kwon yoona?” ucap ayah jessica menunjuk yeoja yang berdiri disamping jessica

Yoona pun segera membungkukkan badannya menyapa kedua orang tua jessica, namun ia terkejut saat ayah yoona memeluknya

“terima kasih telah menjaga anakku selama di seoul”

“oh n.. nne” ucap yoona dengan gugupnya

“kajja kita ke rumah, kalian pasti lelah”

“no, kita belum makan malam, sebaiknya kita ke restoran sekaligus membicarakan kapan acara pernikahan kalian diadakan” ucap nyonya jung

“what???” ucap jessica terkejut

“kajja!” teriak krystal mendorong eonnienya yang masih terpaku itu

“lebih cepat lebih baik bukan? hehehe”

“yah, kau mau mati huh?”

Tak butuh waktu lama mereka sudah tiba di restoran keluarga

“kau terlihat masih sangat muda, apa pekerjaanmu?” ucap ayah jessica

“emm… aku…”

“dia memiliki perusahaan aplikasi dan games” ucap jessica

“that awesome!” ucap nyonya jung kagum

“kau sudah tak memiliki kedua orang tua tapi sangat luar biasa, sebelum dengan jessica apa kau tinggal sendiri?”

“aku bersama eonieku, tapi kita tidak tinggal bersama”

“sekarang kalian tinggal dimana?”

“kami sudah memiliki rumah” ucap jessica

“that’s good” ucap ayah jessica “kau tahu, dulu saat bersama kekasih sebelumnya, jessica selalu menghabiskan uang hasil pekerjaannya untuk kekasihnya itu tapi pada akhirnya dia diselingkuhi, ternyata dia hanya ingin memanfaatkan kekuasaan dari perusahaanku”

“dad… please jangan bahas orang itu lagi” ucap jessica dengan kesalnya

“daddy hanya ingin bercerita”

“ku pastikan jessica akan hidup bahagia, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya termasuk diriku sendiri” ucap yoona tersenyum meyakinkan dan itu berhasil membuat kedua pipi jessica blushing

Kedua orang tua jessica pun terseyum senang

“ah aku sangat iri” ucap krystal mempoutkan bibirnya

“bukankah kau juga bahagia dengan kekasihmu?”

“mereka sudah putus” ucap nyonya jung

“mwo? why?”

“dia diselingkuhi juga” ucap ayah jessica

“dad, aku juga ingin memiliki kekasih dari korea, izinkan aku tinggal disini please…”

“studymu bagaimana?”

“aku bisa pindah, please dad please…” ucap krystal terus memohon

“aku tak yakin kau akan belajar, di LA saja kerjaanmu hanya main dan main saja”

“sica eonnie yang akan megawasiku, aku akan tinggal bersama mereka”

“mwo??” ucap jessica terkejut

“baiklah, lagipula setelah memiliki baby nanti jessica pasti akan kesulitan, kau harus membantunya” ucap nyonya jung berhasil membuat yoona yang sedang minum langsung tersedak

“anyeonghaseyeo” ucap yuri baru saja tiba di restoran. ia membungkukkan badannya menyapa kedua orang tua jessica.  sebelumnya yoona telah memberitahunya untuk datang karena orang tua jessica ada di korea

“ah kau pasti kwon yuri, duduklah…” ucap ayah jessica

“nne, maaf saya baru saja pulang bekerja” ucap yuri segera duduk disamping krystal “kau pasti krystal” lanjutnya menatap yeoja disampingnya itu

“n..nne.. oh my godness!! you look so handsome! apa sudah memiliki kekasih? jadi kekasihku saja jika belum”

“yah, andwae” ucap jessica

“why? kau saja akan menikahi yang lebih muda darimu” ucap krystal tak ingin kalah

“dia sudah menikah” ucap jessica kembali melahap makanannya dengan santai, berbeda dengan yuri yang kembali terkejut

“sayang sekali” ucap krystal mempoutkan bibirnya

“apa kau juga bekerja diperusahaan yang sama dengan adikmu? adikmu sangat luar biasa” ucap ayah jessica

“nne?” gumam yuri belum mengerti

“ah nne, dia seorang karyawan di kantorku, dia sangat banyak membantuku” ucap yoona

“mwo?” gumam yuri

“aigoo.. kalian kakak beradik yang sangat kompak, kau tak membawa istri atau suamimu kemari?” ucap nyonya jung

“ah.. hahaha dia ada di rumah, aku belum memberitahunya kalau kalian datang” ucap yuri tersenyum ramah, kemudian iapun berubah ekspresi ketika memandang adiknya dan jessica “yah, membohogi orang tua itu tidak baik!” ucapnya kembali dalam hati

“ini darurat eonnie, jebal bantu aku” ucap yoona dalam hati seolah mengerti apa yang ada didalam pikiran yuri, ia tersenyum lebar mengangkat kedua alisnya untuk memberikan kode

“mian, aku ke toilet dulu” ucap yuri

Yoona pun sama izin pergi ke toilet setelah beberapa saat untuk menemui yuri

“eonnie, ini lebih parah dari yang kau pikirkan” ucap yoona setelah memasuki toilet dan melihat yuri sedang mencuci tanganya

“yah, kau lagi-lagi berulah, mengapa tiba tiba mereka ada disini?”

“aku juga awalnya tak tahu, aku tiba tiba diberitahu jessica jika krystal akan kemari, aku tak menyangka jika orang tuanya juga ikut, jessica juga belum tahu saat itu”

“lalu?” ucap yuri menggandengkan kedua tanganya diatas pinggang

“krystal sangat ingin pergi ke korea jadi dia memberitahukan pada orang tuanya jika kami akan segera menikah”

“mwo??” ucap yuri terkejut “yah, mengapa tak jujur saja”

“andwae… mereka sudah terlanjur kemari, ayah jessica memiliki riwayat penyakit jantung dan mereka sudah sangat berharap aku dan jessica segera menikah, akhirnya mereka begitu semangat kemari”

“yaish… ottokhaee?”

“eonnie tenang saja, kau hanya perlu mengikuti sandiwara ini”

“yah, apa kau pikir pernikahan adalah sebuah sandiwara huh?”

“ani, aku akan serius menikahi jessica”

“mwo? yah, lalu bagaimana dengan aku?”

“ck, gwaenchanna… setelah aku, kau bisa menikahi tiffany” ucap yoona

“mwo?”

“tenang saja, mereka hanya sementara ada disini, setelah melihat putrinya menikah, mereka akan kembali ke LA, untuk itu…”

“wae?”

“biarkan aku jadi atasanmu di kantor arra? ayahnya sangat selektif, call?? hehehe call!” ucap yoona berlalu meninggalkannya

“mwo? yah!” teriak yuri “yaish menyebalkan, selalu berlaku seenaknya!” rutuk yuri menyusul adiknya

Acara makan malam pun selesai

“apa kalian tinggal bersama?” ucap ayah jessica

“anniyeo, yul eonnie tinggal di apartemen bersama istrinya” ucap yoona sebelum yuri menjawabnya. iapun kembali tersenyum penuh arti pada yuri

“nne, aku tak ingin merepotkan adikku hahaha” ucap yuri tertawa dipaksakan

Yuri membantu membukakan pintu mobil untuk kedua orang tua jessica, ia membungkukan badannya begitu mobil itu akan berjalan

“hufht… hari yang menyebalkan” gumam yuri, namun ponselnya bergetar merima pesan

“eonnie, bawa tiffany eonnie pergi dari rumah ppali… aku akan mengulur perjalanan” – Yoona

“ige mwoya…???” rutuk yuri atas ulah adiknya itu, namun iapun memasuki mobilnya dan segera menuju rumahnya. mau tidak mau di harus mengikuti perintah adiknya itu. ia mencoba menghubungi tiffany agar segera pergi dari rumah, namun nomor kekasihnya mendadak tidak bisa dihubungi sehingga yuri harus buru buru tiba di rumah sebelum yoona dan keluarga jessica tiba.

sementara di rumah, tiffany tengah duduk di ruang makan dengan botol wine yang sudah berserakan, kepalanya melayang kesana kemari dengan mata yang terkantuk kantuk. tiffany tengah mabuk setelah meminum beberapa botol wine milik yuri

“yul babo! taehyuk babo! huh? taehyuk? cih, lelucon macam apa ini” ucap tiffany kemudian kembali meminum wine

“kenapa kalian menyakitiku diwaktu yang bersamaan” ucapnya kembali tersenyum miris

Tiffany medengar suara mobil dari luar, dan saat pintu rumah terbuka ia melihat yuri berjalan terburu buru kearahnya

“ige mwoya..?? mengapa kau mabuk” ucap yuri saat melihat beberapa wine dan makanan ringan berserakan

“tumben kau pulang cepat, ini masih jam 8” ucap tiffany enggan meatap kekasihnya

“fany-ah kita harus segera pergi dari sini ppali”

“mengapa tak kau saja yang pergi”

“kedua orang tua jessica datang ke korea dan sedang dalam perjalanan kemari, kita harus segera pergi”

“memangnya kenapa kalau mereka datang? tidak ada yang salah”

“aniyo, bukan begitu… keadaannya sedang rumit sekarang, nanti akan aku jelaskan, kajja” ucap yuri menarik tangan tiffany namun dengan cepat tiffany menepis

“aku tidak ingin pergi denganmu” ucap tiffany.  iapun berdiri dan berjalan meninggalkannya degan langkah sempoyongan karena efek alkohol

“kau mabuk, ada apa denganmu? tak biasanya kau seperti ini” ucap yuri membantu tiffany memeluknya dari belakang agar kekasihnya tidak jatuh

“molla, lepaskan aku!” ucap tiffany

…..

Mobil yang ditumpangi yoona dan keluarga jessica tiba di rumah yuri. namun yoona terkejut saat mobil yuri masih terparkir di depan rumah.

“mengapa ada mobil disini dan pintu rumah terbuka?” ucap ayah jessica, beruntung ia tak megetahui mobil yuri saat di restoran tadi

“ah it itu… mobilku hehehe, mungkin penjaga rumah belum pulang aigoo.. mengapa tidak ditutup” ucap jessica

Dan saat itu amber datang menghampiri merekau

“ah itu dia” ucap jessica “yah, mengapa kau membiarkan pintu terbuka eoh?” lanjutnya pada amber

“huh? naega?” ucap amber bingung dengan ucapan jessica

“kau sudah boleh pulang, terima kasih telah menjaga rumah” ucap yoona sedikit mendorong pundak amber agar segera pergi

“an.. anniyo aku ingin memeberikan berkas ini pada yuri, kulihat mobilnya sudah ada disini” ucap amber

“ah..hhaha, yul eonnie sudah tak menginap disini, dia sudah pulang ke apartemennya, baiklah akan aku berikan padanya nanti, kkah pulanglah” ucap yoona segera mengambil berkas berkas itu dan berlalu membawa kedua orang tua jessica masuk meninggalkan amber yang masih terlihat kebingungan

“eonnie, dia tampan sekali. apa dia penjaga rumah disini?” ucap krystal yang sedari tadi terpaku menatap amber

“nne… dia temanku juga dan rekan kerja di kantor hehehe kami sudah seperti keluarga” ucap yoona

begitu memasuki rumah, yoona menghela nafasnya lega saat tak melihat sosok yuri dan tiffany. namun itu hanya sesaat setelah melihat meja makan yang masih terlihat berantakan dengan beberapa botol wine dan makanan ringan yang berserakan. begitupun jessica ikut terkejut

“ah mom dad… kalian pasti sangat lelah, melihat lihat rumahnya besok lagi saja, kalian harus segera istirahat” ucap jessica menggandeng lengan kedua orang tuanya membawanya mencarikan kamar

Jessica membawa mereka ke salah satu kamar di lantai bawah, namun ia melihat lampu kecil yang terdapat dipintu itu berwarna merah menandakan pintu terkunci sementara hanya yuri yang memiliki kunci dan password pintu

“sial” gumam jessica

“ah aku lupa, kamar yang ini belum dibersihkan” ucap jessica kembali membawa kedua orang tuanya ke kamar selajutnya, namun lagi lagi kamar terkunci

“wae… mengapa terkunci lagi, aku tak bisa menghubungi yuri dan tiffany karena mereka juga pasti masih bersenyembunyi disini, aku juga tak bisa membawa mereka ke kamarku ataupun yoona, banyak barang barang yang… ah sial!” rutuk jessica dalam hati

dan saat tiba di lantai atas ia melihat pintu kamarnya, kamar yuri dan kamar tiffany tak terkunci

“aku tak mungkin membawa mereka ke kamarku, tapi ..” gumam jessica masih terlihat berpikir

“woah… daebak, rumah ini benar benar elegan” ucap krystal yang baru tiba menyusulnya “eonnie, kamarku yang mana?” lanjutnya menatap jessica yang masih kebingungan

Yoona baru saja membersihkan ruang makan dan membuang botol-botol wine itu. iapun segera buru-buru menyusul jessica

Begitu tiba dilantai atas, ia melihat kekasihnya masih berdiri terpaku sendirian

“sica-yaa… kemana mereka?” ucap yoona

“y,,yyoong apa yul dan tiffany sudah ditemukan?”

“ani, wae? sepertinya mereka bersembunyi di kam……” ucap yoona namun tiba tiba ucapannya terhenti

“krystal ada dikamar yuri dan kedua orang tuaku dikamar tiffany” ucap jessica dengan wajah khawatirnya

“mwo???” ucap yoona terkejut

“kyaaaaaa….!!!!”

Tiba-tiba terdengar sebuah teriakan yang membuat kedua yeoja itu terkejut

…………

Beberapa saat yang lalu

Tiffany masih meronta ronta melepaskan diri saat yuri membantunya berjalan. namun tiba tiba yuri melihat sebuah mobil tiba dan terparkir didekat mobilnya. ia semakin terkejut saat melihat dari kaca rumah, yoona diikuti keluarga jessica turun dari mobil itu. yuripun akhirnya mengangkat tubuh tiffany segera meninggalkan ruang makan

beruntung mereka cukup lama berada di diluar karena kedatangan amber hingga ia berhasil memasuki kamar

“yah! apa yang kau lakukan!” ucap tiffany mendorong tubuh yuri setelah menurunkannya

“sssst… pelankan suaramu” ucap yuri, ia kembali menarik tubuh tiffany memasuki kamar mandi

Yuri mengambil shower dan menyalakan air untuk membasuh wajahnya tiffany yang terlihat berantakan oleh make upnya

“kau selalu seperti ini setiap kali mabuk” ucap yuri mulai mengusap wajah tiffany dengan air

Tiffany hanya terdiam menatap yuri

“kau tahu?” ucap tiffany membuat yuri berhenti mengusap wajahnya

“nne?” gumam yuri

“adakalanya aku sangat ingin marah padamu” ucap tiffany membuat yuri terkejut terutama saat butir air mata mulai mengalir dari mata tiffany

“ada yang tak beres” gumam yuri dalam hati

“f..ffany-ah…” panggil yuri

Perlahan tiffany meutup kedua matanya diikuti tubuhnya yang melemas dan terjatuh

Yuri yang masih terkejut segera menangkap tubuh tiffany hingga kedua tubuh yeoja itu terjatuh memasuki bathub

“aww.. appo…” rengek yuri mengusap usap lengannya karena terbentur, posisi tubuhnya berada dibawah dan tubuh tiffany menindihnya

“fany-ah… apa kau pingsan?” ucap yuri kembali mengusap kepala tiffany yag bersandaar diatas dadanya

“aniyo, aku hanya lelah yul” ucap tiffany

“wae?” ucap yuri yang mengetahui ada yang tidak beres dengan kekasihnya itu

“aku lelah terus memendamnya sendiri, aku lelah terus menerus menutupi kebohonganku”

Yuri terdiam mendengarnya, ada rasa sesak didalam dadanya begitu mendengar hal itu. namun ia kembali tersadar saat tubuhnya mulai merasa basah

“ireonna…. kau akan kedinginan” ucap yuri dengan tangannya merogoh rogoh mencoba mengambilkan selang shower yang masih menyala dan membasahi tubuh mereka hingga bathub itu mulai terisi air dingin

Tiffany mengangkat kepalanya beralih memandang yuri, tubuhnya masih mengunci tubuh yuri dari atas

“aku sangat mencintaimu yul”

“fany-ah…”

“tapi kenapa harus seperti ini” ucap tiffany mulai menangis kembali meletakkan kepalanya diatas dada yuri

yuri kembali terpaku, ia sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada tiffany. ia hanya bisa mengusap usap kepala kekasihnya itu mencoba mencari kata yang tepat agar tak melukai hati kekasihnya itu

“fanny-ah… kau pasti merasakan detak jantungku terdengar cepat” ucap yuri, perlahan isakan tiffany terhenti

“itu karena aku terlalu gugup setiap berada didekatmu…”

“karena aku terlalu mencintaimu… karena aku selalu jatuh cinta padamu lagi dan lagi” ucap yuri membuat tiffany mengangkat kembali wajahnya memandang yuri

“kau tak perlu bertanya apa aku mencintaimu atau tidak, karena kau pasti sudah mengetahuinya” ucap yuri tersenyum dan merapikan rambut tiffany

Senyuman tiffany mulai terukir dan perlahan ia menurunkan wajahnya, menutup kedua matanya.. dan… mencium lembut bibir yuri

Yuri mulai membalas ciuman kekasihnya, hingga bibir mereka saling melumat dari warm kiss hingga passionate kiss yang mulai memanas meskipun air dingin dari shower terus membasahi tubuh mereka, semetara tangan Tiffany semakin kuat mencengkram bahu yuri

Tangan yuri bergerak lembut memasuki baju tiffany dan mengusap lembut punggunya yang halus

Bibir mereka terlepas karena hampir kehabisan oksigen, keduanya kembali tersenyum saling memandang. yuri mencoba mengangkat tubuhnya namun tiffany mendorongnya dan mengunci tubuh yuri. ia kembali menurunkan wajahnya menciumi wajah yuri mulai dari kedua matanya, hidungnya, bibirnya hingga bergeser pada telinga yuri. yuri sedikit menggelitik merasakan geli saat tiffany  menggigit kecil telinganya hingga turun menjamahi lehernya yang jenjang  membuatnya geli, mendesah dan merasa hangat.

“Love you so much yul” ucap tiffany membisikkan kalimat mesra dengan lembut di telinganya

“Love you more than everything fany-ah” balas yuri, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit

kedua tangan yuri mengangkat pinggang tiffany hingga berganti posisi menjadi duduk dengan tubuh tiffany yang masih berada diatas menduduki tubuhnya

Tangan tiffany membingkai wajah yuri, membelainya dan mendekatkan wajahnya kembali mencium bibir yuri

“take me yul” bisik tiffany

Yuripun berganti menciumi bibir tiffany dan turun menjamahi leher jenjang tiffany. hingga suara desahan lembut tiffany  mulai terdengar

Tiffany menekan kepala yuri saat kekasihnya mulai menciumi belahan dadanya

*sretttt!!!* dengan sekali tarik kancing kancing kemeja tiffany terlepas.

tiffany mengangkat kedua tanganya membantu yuri melepaskan kemeja dan tanktop yang dikenakannya hingga hanya bra berwarna pink yang menutupi 2 gundukan miliknya

Yuri mendorong tubuh tiffany secara perlahan hingga posisinya kini berganti dengan tubuh tiffany yang berada dibawah yuri. kedua tangan tiffany beralih mulai membuka satu persatu kancing kemeja yuri. namun belum semuanya selesai dibuka, yuri sudah kembali menyerangnya dengan mencium bibir tiffany

“emmhh….” erang keduanya menikmati passionate kiss itu, tangan yuri meremas lembut punggung halus tiffany hingga berhasil menemukan pengait bra yang masih terpasang pada tubuh tiffany.

Dibukakannya pengait itu dan ditariknya bra tiffany hingga menampilkan dua gudukan putih dan halus dihadapan wajah yuri.

Yuri menelan saliva nya terdiam menatap kedua buah dada tiffany, karena itu baru pertama baginya setelah gagal melakukannya saat mandi bersama. kemarin kemarin ia sempat mengira akan melakukan hal ini ketika tifany tiba tiba memintanya untuk mandi bersama. namun saat itu keduanya terlalu gugup sehingga setelah tubuh keduanya memasuki bathub, mereka hanya terdiam lama. dan saat tiffany akan memulainya ia malah melihat yuri tertidur merasa sangat kelelahan setelah beberapa hari tidak bisa tidur karena masalah yang terjadi pada adiknya. hingga tiffany hanya membantu memandikannya. namun kini ia melihatnya dengan keadaan sadar membuat detak jantugnya semakin terdengar kencang tak beraturan.

ia pernah diberi tontonan sebuah film dewasa oleh yoona yang menampilkan seluruh tubuh naked sang pemain, namun ini baru pertama baginya melihat yang lebih indah dari milik para pemain film dewasa itu, nipple milik tiffany terlihat sangat indah berwarna pink dan lembut

Tiffany yang sedari terpejam mulai membukakan kedua matanya saat merasakan aktivitas yuri berhenti. ia melihat yuri masih terdiam memandang dadanya. tangan tiffany pun kembali menarik wajah yuri hingga sejajar dengan wajahnya

“semuanya milikmu” ucap tiffany tersenyum dan  menempelkan bibirnya pada bibir yuri

Yuri semakin bersemangat mendengar hal itu. ia kembali menurunkan wajahnya mencium setiap inci mulai dari wajahnya, lehernya hingga sampai pada belahan dadanya

saat mulutya tiba digundukan kenyal tersebut, tangan kanannya mulai meremas lembut gundukan satunya hingga erangan tiffany semakin terdengar jelas merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya itu

“akhh… take me yull.. hhh… take me…” erang tiffany membuat gairah yuri semakin memuncak

setelah cukup puas mengisap kedua puting lembut tiffany, yuri beralih menciumi perut lembut kekasihnya dan mulai turun setiap incinya.

tiffany mengangkat pinggangnya saat tangan yuri mulai meyelusup mencoba membukakan rok yang dikenakan tiffany dan berhasil menurunkan rok itu

tiffany semakin meremas kepala yuri.

Hingga tanpa mereka sadari, pintu kamar terbuka dan seseorang memasukinya.

orang itu merasa heran saat mendengar sebuah suara dari dalam kamar mandi, iapun berjalan menghampiri pintu kamar mandi yang sedikit terbuka itu, perlahan tangannya medorong daun pintu agar terbuka lebar dan…

“kyaaaaaaa……….!!!!!!” terdegar teriakan memecah keheningan malam

TBC

udah ah, authornya kek orang gila teriak teriak sendiri ngetik adegan ininya. ga sanggup :(((

We Are Different Part 16

PicsArt_02-21-08.46.28

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………..

Yuri dan tiffany kini berada dalam 1 mobil menuju rumahnya sementara taeyeon menggantikan yuri mengantar seohyun pulang

Awalnya yuri meminta semuanya memasuki mobil namun seohyun menolak karena masih harus berbelanja kebutuhan di minimarket, akhirnya taeyeon bersedia menggantikan untuk menemani seohyun setelah dimintai yuri. Karena keadaan tiffany yang kurang sehat dan suhu diluar semakin dingin, akhirnya yuri harus segera membawa tiffany pulang

Selama di perjalanan kedua yeoja itu hanya terdiam dengan pikirannya masing masing. Namun tiffany terkejut saat telapak tangan yuri tiba tiba menyentuh dahinya.

“Masih hangat, kenapa di cuaca sedingin ini kau keluar?” Ucap yuri tanpa melihatnya

“Emm… mianhae yul, aku terlalu mengkhawatirkan yoona yang pergi setelah bertengkar dengan jessica”

“Yoona? Mengapa tak ada yang memberitahuku?”

“Itu… aku tak ingin mengganggu pekerjaanmu” ucap tiffany menatap yuri yang sedari tadi masih fokus menyetir

“Mianhae” ucap tiffany kembali kini menundukkan wajahnya

“Gwaenchanna… tapi lain kali pakailah jaket yang tebal dan beri tahu aku apapun yang terjadi, apalagi yoong adikku” ucap yuri kini menatap wajah tiffany dan sedikit menyunggingkan senyumnya untuk menghilangkan kecanggungan mereka

“Nne… arasso…” ucap tiffany membalas senyuman kekasihnya itu meskipun didalam hatinya ada yang masih mengganggu.

Ya, yeoja yang dilihatnya bersama yuri beberapa saat yang lalu.

“Mengapa mereka hanya berdua? Mengapa keduanya terlihat begitu dekat? Ah.. ya, yuri memang selalu berbuat baik pada siapapun, tapi…. mengapa mengapa dan mengapa?” Begitulah yang ada di isi pikiran tiffany, ingin rasanya ia bertanya namun ia urungkan karena tak ingin suasana kembali canggung dan membebani yuri. Ia masih melihat yuri bersikap tak sehangat seperti biasanya. Tiffany berpikir bahwa itu karena yuri telah memergokinya bersama namja bernama taehyuk itu atau mungkin yuri masih marah padanya karena tak mendengar nasihat dari kekasihnya itu. Yuri selalu mengkhawatirkan keadaan tiffany namun ia malah pergi dengan kecerobohannya tak memakai jaket yang tebal sehingga membuat tubuhnya kembali demam.

“Sudah makan?” Tanya yuri

“Em…” belum sempat tiffany menjawab ternyata suara didalam perutnya sudah mendahului menjawab

“Hemmm….” gumam yuri

“Mianhae…” ucap tiffany kembali meminta maaf

“Gwaenchanna… nanti aku akan memasak” ucap yuri

Sesampainya di rumah, yuri langsung memasuki dapur mempersiapkan segala peralatan memasak dan bahan2nya dari kulkas

“Y..yyul, kau pasti lelah, biar aku saja yang memasak” ucap tiffany menahan tangan yuri yang baru saja akan memasang celemek

“Andwae… kau duduk saja disini” ucap yuri menarik tangan tiffany dan mendudukan tubuhnya di kursi ruang makan “badanmu kembali demam, akan aku buatkan bubur” ucap yuri mengusap lembut kepala tiffany

Yuri pun kembali memasuki dapur dan memasangkan celemek pada tubuhnya, menarik lengan kemeja kantornya yang belum sempat diganti dan mulai mencuci sayuran, memotong hingga memasaknya

Tiffany sedari tadi terus memperhatikan kekasihnya, ia kembali merasa bahagia memiliki yuri tetap begitu perhatian padanya hingga ia sejenak melupakan pikiran pikiran yang mengganggunya mengenai yeoja bernama seohyun itu.

“Ah ya, yul… jessica dari tadi siang sepertinya masih belum keluar dari kamarnya, apa kau tak keberatan membuatkan juga untuknya”

“Nne, tentu saja” ucap yuri mengangkat jempol tangannya keatas

Setengah jam kemudian yuri membawakan nampan dengan beberapa mangkuk yang terisi masakan diatasnya. Ditatanya masakan itu dihadapan kekasihnya.

“Huh? Mengapa hanya dua mangkuk yul?”

“Aku sudah makan jajangmyeon tadi” ucap yuri, iapun mengangkat nampan yang masih terdapat beberapa mangkuk itu “aku akan mengantarkannya kekamar jessica, kau makanlah fany-ah” lanjutnya

Tiffany hanya mengangguk dan melihat yuri mulai berjalan menuju kamar jessica yang berada di lantai 2

Pikiran tiffany kembali terganggu saat mengingat apa yang dikatakan yuri jika dirinya sudah makan diluar, ia kembali membayangkan jika yuri makan bersama yeoja itu. Dan itu membuat hatinya sedikit sesak, tiffany cemburu.

Yuri sudah sampai didepan pintu kamar jessica, ia melihat cahaya kecil berwarna hijau didekat gagang pintu menandakan jika pintu kamar itu tak terkunci

*toktoktok*

“Sica-yaa? Apa kau didalam? Ini aku, yuri” Ucap yuri setelah mengetuk pintu

“Nne yul, ada apa? Masuklah” ucap yeoja itu dari dalam kamar

Yuri pun membuka pintu memasuki kamar, ia melihat jessica tengah duduk menyandar menghadap keluar jendela yang terbuka. Kemudian iapun menghampiri yuri yang membawakan makanan

“Oh my god yul, kau membawakan ini untukku?”

“Tentu saja, aku yang memasaknya, tiffany berpikir kalau kau belum makan karena dari tadi siang tak keluar dari kamar”

“Aniyo.. dia salah, tadi sore aku keluar untuk mencari makanan tapi aku tak bisa masak hehehe jadi aku kembali kedalam kamar, kau memang pahlawanku yul hehehe ah aku lapar” ucap jessica segera melahap masakan dihadapannya itu

“Yaish… pelan pelan, kau seperti baru melihat makanan saja” ucap yuri mengambilkan beberapa lembar tissue untuk jessica

“Hehehe Aku jika sudah kelaparan memang begini yul” ucap jessica membersihkan sudut bibirnya

“Ah ya, apa tiffany sudah tidur?”

“Dia sedang makan dibawah” ucap yuri

“Huh? Mengapa kau masih disini, kkah temani kekasihmu” ucap jessica

“Aku masih ingin disini sebentar, ah ya apa kau sakit?” Ucap yuri menempelkan telapak tangannya pada dahi jessica

“Y..yah! Apa yang kau lakukan?!” Ucap jessica terkejut

“Aku hanya ingin mengetahui keadaanmu, kau baru saja dirawat kemarin dan itu terlalu singkat kau dirawat” ucap yuri

“Aigoo… kau seperti eommaku saja, aku baik baik saja yul jangan khawatir, kau seharusnya mengkhawatirkan tiffany, bukankah dia sedang sakit”

“Hemmm… nne” ucap yuri

“Wae?” Tanya jessica saat melihat ekspresi yuri berubah

“Tadi aku menemukannya di taman kota bersama taeye… taehyuk” ucap yuri hampir salah menyebutkan nama taeyeon yang

“Ah sudah kuduga” ucap jessica

“Nne?” Gumam yuri

“Namja itu pasti taeyeon” ucap jessica tersenyum namun ia kembali terkejut saat tiba tiba yuri membungkam mulutnya

“Y…yyah!!! Pelankan suaramu, yaish… sial mengapa kau selalu tau” ucap yuri sedikit memelankan suaranya karena khawatir didengar tiffany

“Bukankah kamar ini redup suara, dasar bodoh” ucap jessica menyingkirkan tangan yuri sementara yuri tertawa malu

“Tentu saja aku tau, l’m jessica jung!” Ucap jessica menepuk dadanya tersenyum bangga

“Hemm baiklah, dia memang taeyeon yang sedang menyamar, jangan beri tahu siapapun arra?! Apalagi tiffany”

“Arraseo araseo sajangnim” ucap jessica menatapnya datar

“Lalu?” Ucapnya kembali

“Nne?” Tanya yuri tak mengerti membuat jessica memutar kedua bola matanya

“Kau bilang tadi menemukan tiffany bersama taeyeon, dan ekspresimu berubah, apa kau sedang cemburu eoh?” Ucap jessica

“Aniyeo, aku tak cemburu” ucap yuri namun ia masih terlihat tak bersemangat

“Then?”

“Aku sedikit kecewa karena dia selalu ceroboh dan keras kepala, dia pergi mencari adikku dengan hanya memakai jaket yang tipis sementara cuaca diluar sangat dingin”

“Omo! Mianhe… aku tak tahu jika tiffany pergi mencari yoona” ucap jessica

“Gwaenchana, itu karena dia memang keras kepala, tapi kenapa dia sama sekali tak memberitahuku tentang ini”

“Ah ini karena salahku, aku dan yoona tadi pagi bertengkar dan menyebabkan dia pergi, maafkan aku yul” ucap jessica tertunduk merasa bersalah

“Ini bukan salahmu sica-yaa, jangan khawatir aku sudah meminta taeyeon mencarinya”

“Lalu bagaimana dengan keadaan tiffany? Apa dia kembali sakit?”

“Nne, badannya kembali panas” ucap yuri terlihat sedih

Jessica terdiam menatap yeoja dihadapannya itu mencoba mengartikan

“Hemm… kalian sama saja yul”

“Nne?” Ucap yuri tak mengerti

“Dia selalu menutupi hal yang menurutnya akan membuatmu khawatir, dan kau tak menyadari jika kau juga seperti itu, bahkan kau masih menutupi segala permasalahan yang terjadi jika kalian sedang dalam bahaya” ucap jessica

Yuri terdiam mencerna ucapannya, kini ia mengerti apa yang dikatakan jessica

“Kau benar” ucap yuri

“Yul, keadaan semakin memburuk bukan?”

“Nne… tuan choi masih mengirimkan para pembunuh untuk mengincar kita, tapi aku rasa seseorang selalu menggagalkan aksinya”

“Nne? Kau tau siapa orang itu?”

“Nne.. putrinya sendiri, sooyoung”

“Mwo? Sooyoung? Tapi… apa kau yakin?” Ucap jessica terkejut karena belum percaya, bahkan ia bertengkar dengan yoona karena membahas yeoja itu

“Dia sudah bersahabat dengan adikku sedari kecil dan sangat dekat, aku yakin dia yang selalu menyelamatkan adikku” ucap yuri

“Hemm….” gumam jessica tak bisa berkata apa apa, sejujurnya ia masih belum mengerti tentang yeoja bernama choi sooyoung itu, selama ini ia memang ingat jika sooyoung selalu berbuat baik dan sangat perhatian pada yoona, namun sisi lain ia masih menaruh curiga pada yeoja itu.

“Jangan terlalu dipikirkan, lagipula aku rasa ayahku tak akan membahayakan kita lagi”

“Nne? Maksudmu?”

“Tadi siang aku bertemu di acara pertemuan perusahaan, akhirnya ayahku tahu tentang perusahaan yang aku bangun tapi dia tak berkomentar apa apa bahkan saat aku dijodohkan dengan sunny, aku pikir mr lee akan menentukan ternyata dia malah berpihak pada pilihanku, bahkan besok aku diminta membawa tiffany untuk makan malam”

“What? Jinjja?!! Daeebak!” Ucap jessica menepuk kedua tangannya

“Tapi aku masih merasa janggal akan hal itu” ucap yuri

“Wae?”

“You know him right?” Ucap yuri yang telah menceritakan segala tentang ayah tirinya pada jessica

“Ah you’re right, kau tetap harus hati hati yul, tapi setidaknya aku senang mendengar berita tadi, itu tandanya kau akan segera menikah dengan tiffany bukan?” Ucap jessica membuat kedua pipi yuri bersemu merah

“Hahaha ah sudahlah, kau lanjutkan makanmu, aku akan menemui tiffany”

“Yah! Setidaknya rayakan berita bagus itu dengannya malam ini” ucap jessica membuat yuri kembali berbalik

“Yah! Neo Michoseo?!” Rutuk yuri membuat jessica tertawa begitupun yuri

“Baguslah setidaknya kau tertawa, jangan bersedih lagi ara? Yoong pasti segera pulang” ucap yuri kembali, iapun meninggalkan kamar jessica

Yuri berjalan memasuki ruang makan yang sudah terlihat kosong, begitupun tak ada sisa sisa piring kotor diatas meja. Tiffany sudah membersihkannya.

Iapun memasuki kamar tiffany dan mendapati kekasihnya sedang berbaring dengan posisi miring membelakanginya

Yuri mendekati tubuh tiffany kembali memeriksa dahinya, ia melihat tiffany sudah memejamkan kedua matanya

Setelah duduk cukup lama disamping tiffany, Yuri mulai berdiri merapikan selimut untuk menutupi tubuh kekasihnya itu. Ia mencondongkan tubuh dan mendekatkan wajahnya pada wajah tiffany

“I love you” bisik yuri setelah mengecup lembut kening kekasihnya itu

Yuripun meninggalkan kamar karena haris membersihkan tubuhnya setelah seharian bekerja.

Sementara tiffany kembali membuka kedua matanya setelah mendengar pintu kamarnya ditutup. Sebenarnya ia tak tidur dan bahkan sulit memejamkan matanya karena pikirannya masih merasa tak tenang.

………..

Keesokan harinya pagi pagi sekali seisi penghuni rumah yuri harus menelan kabar pahit karena menerima kabar jika yoona berada di rumah sakit dengan keadaan kritis setelah ditemukan oleh para nelayan yang baru saja pulang melaut, terdapat 2 tembakan pada tubuhnya dan hampir mati kehabisan darah namun beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan.

Begitu mereka sampai di rumah sakit, yoona sudah dipindahkan ke ruang icu setelah melakukan operasi.

Jessica tak henti hentinya menangis begitu tiba dan melihat keadaan yoona yang masih belum sadarkan diri dengan beberapa alat bantu yang masih terpasang pada tubuhnya.

Sementara yuri langsung diminta menemui dokter, tiffany menemani dan menenangkan jessica didalam ruangan meskipun awalnya ia ikut menangis.

“Bagaimana keadaannya dokter?” Tanya yuri masih terlihat khawatir

“Kami sudah mengeluarkan kedua peluru didalam tubuhnya, tembakan itu tak melukai bagian bagian yang fatal hanya saja keadaan yoona masih belum cukup baik karena kehabisan banyak darah”

“Tolong lakukan yang terbaik untuk adikku dokter”

“Nne, jangan khawatir yuri-shi.. yoona sudah melewati masa kritisnya, namun dengan keadaannya yang sekarang mungkin butuh beberapa hari untuk kembali sadar”

Setelah menerima keterangan dari dokter, yuri kembali mendatangi ruang icu tempat adiknya dirawat. Namun yuri tak langsung masuk, ia hanya berdiri didepan pintu ruangan dan melihat adiknya yang terbaring lemah dari kaca pintu

Perlahan air mata yuri mengalir, kedua tangannya mengepal erat menahan rasa amarah yang begitu besar terhadap pelaku yang membuat adiknya seperti itu.

“Yul” panggil taeyeon yang baru saja tiba menepuk pelan pundak yuri. Ia datang bersama amber

“Kajja” ucap amber mengajak 2 yeoja itu menjauhi ruangan itu

Ketiga yeoja itu kini sudah berada di rooftop rumah sakit

“Apa yang terjadi?”

“Aku berhasil melacak ponsel yoona dan ponsel itu ditemukan diatas tebing, yoona sepertinya sengaja melompat ke laut setelah tertembak” ucap amber

“Aku bersyukur ia masih mampu berenang dan selamat” ucap yuri masih terlihat sendu

“Apa kau sudah menemukan pelakunya?” Ucap yuri kembali

“Belum tapi….” ucap amber sedikit ragu untuk melanjutkan

Saat itu taeyeon menyerahkan ponselnya pada yuri.

Yuri melihat sebuah berita yang baru saja disiarkan, ia terkejut membelalakkan kedua matanya melihat tayangan berita yang disiarkan langsung itu

“Mwo? Sooyoung?” Ucap yuri

“Tidak hanya darah yoona, tapi darah sooyoung juga ditemukan diatas tebing itu” ucap taeyeon

“Maksudmu dia bersama yoona?”

“Nne, aku juga menemukan sebuah pistol dengan sidik jari sooyoung”

“Mwo? Sooyoung yang menembak adikku?!”

“Tadinya aku berpikir begitu, tapi isi peluru dalam pistol itu masih utuh” ucap taeyeon

“Darah sooyoung yang paling banyak tercecer disana dan baru saja diberita itu mobil sooyoung ditemukan di dasar laut didekat bawah tebing itu, untung kami tiba disana sebelum polisi tahu” lanjut taeyeon

“Ada kemungkinan sooyoung juga melompat ke laut, tapi hanya tubuh yoona yang ditemukan” ucap amber

“Sooyoung tak bisa berenang dan memiliki trauma pada perairan yang dalam” gumam yuri mengingat sahabat adiknya itu yang pernah diselamatkan yoona didanau

Yuri kembali melihat berita itu dan disana belum menerima kabar sooyoung ditemukan

“Polisi akan segera menemuimu dan menunggu keterangan dari yoona, akan ada dugaan jika adikmu berseteru dengan sooyoung, kau harus bersiap siap menanggapi mereka, tapi jangan khawatir, hyoyeon sudah diberitahu dan akan segera kemari, mereka tidak akan langsung memutuskan karena yoona masih belum sadar” ucap taeyeon

“Bukankah kau harus pergi oppa?” Ucap amber

“Yaish! Jangan panggil aku oppa!” Rutuk taeyeon mempoutkan bibirnya

“Huh? Kau akan pergi kemana lagi?” Tanya yuri

“Sunnyku, dia pasti menderita, ku yakin dia sudah berada di tkp sekarang” ucap taeyeon

“Ah.. nne pergilah dan kumpulkan informasi dari mereka”

Taeyeon pun bersama amber meninggalkan rumah sakit, sementara yuri kembali ke ruang icu.

Benar saja, tak lama setelahnya para polisi yang menyelidiki kasus itu datang menemui yuri untuk dimintai keterangan tentang aktivitas yoona sebelum kejadian.

Polisi belum menemukan tersangka dibalik penembakan itu begitupun mereka belum bisa memutuskan perkara pada yoona karena keadaannya yang belum sadar. Dengan dibantu hyoyeon sebagai pengacara yoona, tuntutan tuan choi yang menuduh yoona sebagai pelakunya pun tak bisa begitu saja diputuskan karena belum adanya beberapa bukti yang pasti.

…………

Taeyeon dan amber sudah tiba di tebing dan melihat garis polisi melintang disana, suasana disana cukup ramai terdapat beberapa polisi dan tim penyelidik yang masih melakukan olah TKP begitupun para wartawan yang sudah berkumpul karena kejadian ini menyangkut putri dari seorang pemilik perusahaan besar yang terkenal

Setelah melihat lihat akhirnya taeyeon dapat melihat sunny yang sedang diantar pengawalnya akan memasuki mobil

“Aku akan menemui kekasihku” ucap taeyeon

“Nne eonnie, aku akan menemui vivian” ucap amber

Kedua yeoja itupun berpisah.

Taeyeon segera berlari menghampiri yeoja yang sangat dicintainya itu

“Biar aku saja yang mengantarnya pulang, kau bersama tuan choi saja” ucap taeyeon yang sudah berdandan rapi seperti para pengawal

Pengawal itupun menyerahkan kunci mobil tanpa menaruh curiga terhadap taeyeon karena memiliki identitas pengawal yang dibuat oleh amber dan anak buah tuan choi sangat banyak sehingga mereka kadang tak mengenal satu sama lain

Taeyeon memperhatikan sunny yang masih terisak di jok belakang, iapun mulai menyalakan mesin dan melajukan mobil

“Gwaenchanna…. adikmu pasti selamat dan segera ditemukan” ucap taeyeon memberhentikan mobil

Sunny hanya terdiam keluar dari mobil namun ia terkejut saat melihat melihat dirinya bukan berada di depan rumahya. melainkan di sebuah tempat yang cukup sepi masih di area pegunugan. iapun segera membalikkan badannya setelah mendengar pintu mobil terbuka

“Kk…kkau?!!”

“Nne, ini aku yah! Aku bukan han…”

Belum sempat taeyeon melanjutkan bicaranya sunny sudah langsung berlari memeluknya dan kembali menangis

Taeyeonpun membalas pelukan sunny dan mengusap lembut kepalanya

“Adikku tidak bisa berenang” ucap sunny dalam isak tangisnya

“Sooyoung pasti diselamatkan seseorang”

“Tapi kenapa hanya yoona yang ditemukan, dan kenapa banyak darah sooyoung yang tercecer disana” ucap sunny

“Terjadi penembakan” ucap taeyeon membuat sunny langsung melepaskan pelukannya

“Bagaimana kau tahu?”

“Aku datang pertama bersama para penyelidik, jadi aku ikut mengolah TKP”

“Apa benar yang dikatakan ayahku jika yoona pelakunya?”

“Menurutku bukan, karena hanya pistol sooyoung yang ditemukan dan peluru didalamnya tak terpakai satupun”

“Lalu?”

“masih belum menemukan petunjuk, tapi aku yakin bukan yoona pelakunya kau juga jangan terpancing ucapan ayahmu”

Sunny hanya mengangguk setuju, kini ia sudah tak terlihat membenci taeyeon lagi. Bahkan ia ikut pindah ke jok depan disamping taeyeon

“jangan menangis lagi arra?” ucap taeyeon tangannya mengusap lembut pipi sunny yang masih terlihat basah oleh air matanya

Sunny hanya terdiam menerima perlakuan namja itu padanya, entah kenapa hatinya kini merasa lebih tenang. Ia sendiri bingung mengapa ia tiba tiba memeluk taehyuk padahal biasanya ia selalu bersikap dingin pada namja itu

Perlahan tanpa sunny sadari senyumannya terukir, taeyeon pun ikut tersenyum menatap yeoja di hadapannya itu.

…………………………………..

“Bagaimana keadaannya?” Ucap yuri pada kekasihnya setelah menerima kabar jika jessica pingsan karena terlalu lama menangis dan keadaannya yang masih kurang sehat

“Sudah siuman, tapi sekarang jessie tertidur setelah diberikan obat, dokter menyarankan agar jessie dirawat, dia sudah dipindahkan ke ruang rawat” ucap tiffany

“Kajja kita biarkan jessica istirahat” ucap yuri menarik tangan tiffany mengajaknya keluar ruangan

Tiffany tersenyum tenang karena sedari tadi yuri tak melepaskan genggaman tangannya hingga keduanya tiba di sebuah restoran didekat rumah sakit

“Kau pasti lapar” ucap yuri

“Nne.. aku lapar”

Setelah keduanya memesan makanan, tiffany terus memperhatikan yuri yang terlihat menyimpan beban pikiran

“Yul?” Panggil tiffany

“Nne?”

“Sebenarnya apa yang terjadi pada yoong? Kenapa tadi ada beberapa polisi yang datang?”

“Aku juga belum tahu pasti tapi yoong terkena tembakan” ucap yuri

“Nne?! Wae?!” Ucap tiffany terkejut

Yuri terdiam untuk berpikir, ia bingung harus bagaimana menjelaskannya pada tiffany tentang keadaan yang sebenarnya.

“Emmm… aku juga belum tahu pasti, polisi kemari untuk mendengarkan beberapa keterangan karena bukan hanya yoona yang tertembak”

“Nne?” Gumam tiffany kembali terkejut dan heran

“Sooyoung juga diduga ikut tertembak tapi tubuhnya belum diemukan”

“M…mmwo? Ap.. apa kalian sedang dalam bahaya yul? Siapa yang ingin membahayakan yoong?”

“Hey… tenanglah fany-ah” ucap yuri mengusap tangan kekasihnya yang mulai terlihat panik “semuanya akan baik baik saja” lanjutnya tersenyum menenangkan kekasihnya

“Kau yakin yul? Aku tak ingin terjadi apa apa pada kalian”

“Percayalah padaku, semuanya akan baik baik saja, sekarang makan lah”

…………….

Beberapa hari kemudian

Yuri sedang berada di ruang icu hanya dirinya bersama yoona yang masih belum sadarkan diri. Tiffany harus kembali bekerja dan taeyeon bersama amber masih menyelidiki kasus itu karena jasad sooyoung masih belum ditemukan.

“Yul” panggil seseorang yang baru saja membukakan pintu ruangan

“Hey hyo, masuklah” ucap yuri berdiri menyambut hyoyeon yang kini menjadi pengacara yoona

“Hanya kau yang disini?”

“Nne, aku meminta para polisi menjaga diluar dan tiffany harus kembali bekerja karena sudah lama mengambil cuti, bagaimana perkembangan kasus ini hyo?” ucap yuri

Yuri melihat hyoyeon membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa lembar kertas

“Tuan choi tetap bersikeras menuduh yoona sebagai pelakunya, kau tahu kini polisi berada dibawah kendalinya” ucap hyoyeon “sudah 5 hari jasad sooyoung belum ditemukan, kemungkinan dia tidak selamat dan besok akan dimulai hari peringatan kematiannya” lanjutnya

“Ini pasti berat untuknya setelah sadar nanti” ucap yuri menatap adiknya yang masih terlelap tak sadarkan diri itu

“Sore ini polisi akan mulai bertugas disini sampai adikmu sadar”

“Nne? Wae?”

“Yoona ditetapkan sebagai tersangka, kita harus bisa menemukan beberapa bukti yang kuat karena tuan choi tidak bisa berkuasa saat di pengadilan nanti”

“Satu satunya bukti yang kuat adalah keterangan dari yoona sendiri” ucap yuri

“Yoona tidak mungkin melakukannya” ucap jessica yang sedari tadi sudah berdiri didekat pintu, ia mendengar semua pembicaraan kedua yeoja itu

“Sica? Mengapa kemari, kau masih harus dirawat” ucap yuri segera menghampiri jessica yang masih mengenakan pakaian pasien dan infus yang terpasang

“Aku tidak tenang memikirkan yoona” ucap jessica menitikkan air matanya

“Tenanglah, semuanya akan baik baik saja sica-yaa” ucap yuri memeluk menenangkan jessica

“Omo! Yul!” Ucap hyoyeon yang sudah berdiri menatap yoona

Yuri dan jessica pun mengikuti arah pandangan yeoja itu, mereka meliat jari jari tangan yoona bergerak dan perlahan kedua matanya mulai terbuka

“Yoong!” Panggil yuri dan jessica bersamaan segera menghampiri yoona

“Eonnie…” panggil yoona dengan suara yang masih lemah saat pertama kali melihat sosok yuri

Kemudian yoona beralih menatap jessica yang sudah menangis menggenggam erat tangannya

“Syukurlah kau sadar..” ucap yuri mengusap lembut kepala adiknya itu

“Aku haus..” ucap yoona

Hyoyeon pun segera mengambilkan air minum karena berdiri tak jauh dari meja

“Hyo eonnie juga disini” ucap yoona saat beralih menatap hyoyeon

“Tentu saja, beberapa hari kedepan aku akan selalu disini” ucap hyoyeon mulai membantu yoona minum

“Tunggu sebentar arra, aku akan memanggil dokter” ucap yuri segera berlalu

Begitu selesai minum, yoona kembali menatap jessica

“Mengapa kau masih menangis?”

“Kau jahat!” Ucap jessica memukul pelan lengan yoona

“Mianhae…”

“Jangan terluka lagi” ucap jessica kembali menangis

“Arasseo” ucap yoona “boghoshippo..” lanjutnya tersenyum menatap kekasihnya, ia hendak mengangkat tangannya

“Akhh!!” Ringis yoona kembali menaruh tangannya

“Wae? Lenganmu terluka jangan banyak bergerak”

“Ah iya aku lupa hehe, tadi aku ingin menghapus air matamu”

“Baboyaa…”

“Jangan menangis lagi arra? Bukan hanya tanganku yang sakit, tapi hatiku juga sakit melihatmu seperti ini” ucap yoona

“Arasso…” ucap jessica tersenyum kemudian menundukkan wajahnya mendekati wajah yoona dan mencium lembut bibirnya

“Aigoo… yah! kalian berdua” ucap hyoyeon yang sedari tadi memperhatikan kedua yeoja itu

Ketiganya pun kini tertawa.

Tak berapa lama dokter tiba dan memeriksa tubuh yoona.

“Bagaimana adikku?” Tanya yuri

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, hanya butuh waktu untuk pemulihan” ucap dokter, iapun pamit keluar dari ruangan

“Ah ya, kenapa kau disini, kau masih harus dirawat” ucap dokter kembali saat menyadari ada pasien lain didalam ruangan itu

“Yah…! Kau juga sakit?” Ucap yoona yang baru menyadari kekasihnya memakai pakaian yang sama dengannya

“Anniyo… aku hanya kelelahan”

“Sica-yaa… kau harus kembali ke ruanganmu, para perawat pasti kehilanganmu sekarang” ucap hyoyeon

“Tapi aku masih merindukannya…” rengek jessica memeluk lengan yoona

“Yaish…” gumam hyoyeon, “yah! Yoona juga harus kembali istirahat, kajja aku antar” ucap hyoyeon

“Gwaenchanna.. setelah kau selesai aku akan meminta perawat agar kau dan yoong berada di satu ruangan, kkah kembalilah ke ruanganmu dulu” ucap yuri

“Eonnie daebak” ucap yoona mengangkat jempolnya

Jessica pun akhirnya pasrah dan kembali ke ruangannya bersama hyoyeon

“Apa yang kau rasakan sekarang?” Tanya yuri saat ekspresi yoona berubah

“Eonnie”

“Nne?”

“Bagaimana sooyoung?” Tanya yoona

“Jangan dipikirkan yoong, sekarang yang lebih penting adalah kesem..”

“Ini semua salahku” potong yoona

“Nne?” Ucap yuri tak mengerti

“Bagaimana sooyoung?” Tanya yoona kembali dengan kedua mata yang berkaca kaca

“Dia tidak ditemukan” ucap yuri membuat air mata yoona tumpah

Yuripun segera memeluk adiknya.

“Uljimma” ucap yuri mengusap kepala yoona dan membantu menghapus air matanya. Ia tahu yoona akan sangat sedih karena bagaimanapun juga sooyoung sangat berarti dalam hidupnya.

“Kau harus kuat yoong, masih ada yang harus kamu hadapi, tuan choi…” ucap yuri

“Aku sudah tahu eonnie” ucap yoona

“Lekaslah sembuh, kita hadapi bersama arra… tak akan aku biarkan lagi orang lain menyakitimu” ucap yuri

“Eonnie, kemana pakaian dan jaketku?” Ucap yoona

“Mwo? Mengapa kau menanyakan itu? Mungkin disimpan perawat, apa aku perlu mengambilnya?”

“Nne… ada sesuatu yang sangat penting disitu” ucap yoona

Yuri pun keluar ruangan mencari pakaian yang yoona pakai saat kejadian.

Yoona mengambil ponsel yuri yang berada diatas meja dan membuka situs berita

Tak lama setelahnya, yoona mengepal erat ponsel itu dengan tangan yang bergetar

“Mianhae…“ ucap yoona kembali menangis, ponsel itu pun terjatuh ke lantai dengan layar yang masih memperlihatkan berita tentang proses pemakaman putri pemilik perusahaan choi grup, choi sooyoung.

…………

“Yah, berhentilah minum… kau sudah menghabiskan 4 botol” ucap taeyeon menahan tangan sunny yang hendak menyicikan kembali wine kedalam gelas

Sudah 2 jam keduanya berada di ruang VIP sebuah bar setelah sunny meminta taeyeon untuk menemaninya, taeyeon paham jika sunny tengah tertekan dengan keadaan yang sedang terjadi sehingga ia hanya menurutinya.

Sunny menepis tangan taeyeon dan kembali meminum wine itu

“Dasar keras kepala” ucap taeyeon

Sunny yang mendengarnya hanya tersenyum dan beralih menatap lekat wajah taeyeon

“W…wae?” Ucap taeyeon gugup apalagi saat wajah sunny mendekatinya

Tangan sunny terangkat dan mengambil kaca mata hitam taeyeon

Wajah taeyeon segera berpaling menghindari kontak mata dengan yeoja itu karena takut identitasnya terbongkar

“Ini didalam ruangan dan cahayanya juga redup, kau terlihat aneh memakai kaca mata hitam” ucap sunny melempar kacamata itu

“Arasso… tapi kau tak harus membuangnya, ini kacamata kesukaanku” ucap taeyeon mempoutkan bibirnya kembali mengambil kacamata yang dibung sunny itu

“Hmm… kau sangat mirip seseorang” ucap sunny

“Nugu?”

“Dia juga sangat menyukai berbagai aksesoris yang menurutnya agar terlihat sangat cantik dan tampan” ucap sunny tertawa kecil memandang wine dingin dalam gelas itu, kemudian iapun meminumnya

“Tae…yeon?” Ucap taeyeon

“Ini juga ruangan yang dibelinya khusus tempat dia melampiaskan stresnya” ucap sunny mengadahkan kepalanya

“Ah iya aku baru sadar” ucap taeyeon dalam hati

“Kau belum bisa melupakannya? Aku masih ingat beberapa namja rekan ayahmu yang waktu itu mendekatimu” Ucap taeyeon

“Aku lebih menyukai sersan bodoh itu” ucap sunny

“Tapi dia sudah….”

“Bahkan aku bisa menyusulnya kapanpun” potong sunny

“Y…yyah! Jangan berkata bodoh” ucap taeyeon sedikit membentak

“Mengapa kau semarah itu” ucap sunny

“Yaish… kau mulai mabuk” ucap taeyeon

Sunny kembali mengambil botol wine kelimanya karena sudah habis namun tangan taeyeon kembali menahannya

“Berhentilah” ucap taeyeon

“Aku masih ingin minum!” Ucap sunny melepaskan tangan taeyeon namun genggaman namja itu terlalu kuat

“Yah, berhentilah berpikir bodoh, kau harus bisa menghadapi semuanya.. kau tak sendiri” ucap taeyeon

Sunny terdiam menatap namja dihadapannya itu, hingga tak terasa degup jantungnya kembali berdetak tak beraturan

Tangan sunny perlahan terangkat lalu menyingkirkan poni pendek taeyeon sehingga wajah namja itu terlihat jelas dihadapannya

“Mengapa kau… sangat mirip… dengan…” ucap sunny

Namun ia terkejut saat tiba tiba wakah taeyeon mendekat dan mencium bibirnya

Awalnya sunny terkejut, namun entah mengapa ia tak berniat melepaskannya.

Tangan sunny terangkat menekan kepala taeyeon hingga ciuman keduanya semakin memanas

Taeyeon membaringkan tubuh sunny diatas soffa tak berniat melepaskan bibirnya

“Emmmmmhhhh….” erang sunny meremas erat punggung taeyeon saat namja itu mulai menghisap leher jenjangnya

Punggungnya terangkat saat tangan taeyeon menyelusup kedalamnya untuk membukakan resleting dress yang dikenakan sunny hingga berhasil dibukanya

Bibir keduanya kembali berpagutan dan kini tangan sunny mulai membuka satu persatu kancing kemeja taeyeon namun saat kancing terakhir tangan taeyeon menahannya

“Aaahhh…..” erang sunny kembali saat taeyeon mulai menciuminya dari leher hingga turun kebawah membuat sunny kembali meremas kepala taeyeon

Setelah cukup puas, wajah taeyeon kembali keatas mencium leher sunny hingga pipinya

“I love you” bisik taeyeon pada telinga sunny kemudian iapun mengangkat wajahnya dan melihat sunny yang sedang terdiam menatapnya

Tangan sunny terangkat membelai wajah taeyeon sebelum akhirnya terjatuh dan kedua matanya tertutup erat karena keadaannya yang mabuk berat

(udah ya segitu aja wkwk)

“Hufhhtt…. untung kau mabuk” ucap taeyeon berdiri kembali memasang kancing kemejanya

“Aigoo.. kau membuatku hilang akal” ucap taeyeon menatap tubuh sunny, iapun kembali memasangkan dress pada tubuh yeoja itu dan mengangkatnya meninggalkan tempat itu

Sampai keesokan harinya

Sunny terbangun dan mendapati dirinya sudah terbaring didalam kamar

*toktoktok*

“Sunny-shi… saya membawakan sarapan untul anda” ucap seorang pelayan rumahnya

“Masuklah” ucap sunny menekan remote kunci pintu kamarnya

Pelayan itupun masuk membawakan meja dorong berisi beberapa makanan

“Apa yang terjadi tadi malam? Aku pulang jam berapa?”

“Anda pulang pulul 12 malam dengan keadaan mabuk berat sunny-shi, pengawal taehyuk yang mengantarkan anda kemari”

“Taehyuk?” Gumam sunny, cukup lama berpikir akhirnya ia teringat kemarin seharian penuh namja itu menemaninya kemanapun sampai ke bar

Sunny langsung terbangun dan duduk didepan sebuah cermin tang cukup besar, ia menyibakkan rambutnya dan melihat sebuah tanda merah kecil pada leher nya

Tangannya pun beralih maraba bibirnya, ia masih teringat jelas bagaimana rasa bibir namja itu

Namun entah kenapa sunny merasa tidak marah sedikitpun. Apalagi setelah mengingat kalimat yang diucapkan namja itu sebelum ia tak sadarkan diri.

“Apa dia masih disini?”

“Anniyo sunny-shi, tadi malam taehyuk-shi langsung pergi setelah mengantar anda”

Wajah sunny kini terlihat kecewa mendengar itu

“Tapi taehyuk-shi meninggalkan pesan untuk anda” ucap pelayan itu mengambil sebuah kertas dari dalam saku dan diberikannya pada sunny

“Hari ini keluargamu akan mengadakan upacara pemakaman sooyoung, jangan pergi dan istirahatlah jika kau masih lelah, tapi jika kau ingin pergi segera hubungi aku agar aku bisa menemanimu, ah ya, aku telah meminta perawatmu untuk menemanimu selama makan, dia tidak akan pergi dari kamar sampai kau menghabiskan makananmu”

Sunny sedikit menyunggingkan senyumnya membaca surat itu, iapun mengangkat wajahnya dan melihat pelayan itu berdiri dihadapannya

Namu ia harus tetap pergi, meskipun didalam hatinya masih berharap jika adiknya itu masih hidup.

………………..

“yoong…” panggil tiffany begitu memasuki ruangan dan melihat yoona sedang duduk diatas kursi roda menatap keluar jendela, yoona pun beraliha menatapnya

“eonnie, kau baru pulang?” ucap yoona memeluk tiffany

“nne, begitu yuri jemput aku langsung memintanya kemari, bagaimana keadaanmu?”

“semakin membaik” ucap yoona tersenyum, beruntung tiffany datang setelah dirinya berhenti menangis, karena yoona tahu hari ini hari upacara kematian sooyoung. beruntung tiffany tak meyadarinya, kecuali satu orang yang sedari tadi berdiri menatapnya, yuri. ia tahu yang tengah yoona rasakan

“syukurlah….” ucap tiffany melepaskan pelukannya “huh?” gumamnya saat melihat jessica tengah tertidur di ranjang pasien samping ranjang yoona

“sica sudah dipindahkan agar satu ruangan denganku, sekarang dia baru saja tertidur setelah diberi obat”

“aigoo… kalian sweet sekali” ucap tiffany menampakkan senyum bulan sabitnya “ah ya, eonnie membawakan makanan kesukaanmu” lanjutnya sambil mengangkat bungkusan yang sedari tadi dibawanya

“jajangmyeon ahjumma!” teriak yoona begitu melihatnya “ah bogoshippo…” lanjutnya

“nne… ahjumma menitipkan pesan untukmu agar lekas sembuh, kajja eonnie suapi” ucap tiffany “yul, kemarilah kau pasti belum makan juga”

“arasso…” ucap yuri namun saat baru beberapa langkah pintu ruangan kembali diketuk sehingga yuri harus berbalik dan membukakan pintu

“oh? hyuni-ah” ucap yuri melihat seohyun yang datang dengan pakaian kantor yang masih melekat pada tubuh yeoja itu

Tiffany pun ikut menoleh begitu mendengar nama yeoja itu disebut

“ah eonnie, aku kemari ingin menjenguk adikmu” ucap seohyun

“kajja masuklah” ucap yuri

“nugu?” ucap yoona saat melihat yeoja itu masuk dan berdiri dihadapannya

“anyeonghaseyo seo juhyun imnida” ucap seohyun membungkukan badannya “saya sekretaris yuri-shi di kantornya”

“yaish… bicara santai saja pada adikku” ucap yuri sedikit mengacak rambut seohyun

“ahaha nne eonnie”

“yeoppoda… eyy hitam, kau bisa saja memilihya” ucap yoona

“yah!” rutuk yuri membuat yoona dan seohyun tertawa

“eonnie, berapa umurmu? kau terlihat lebih muda dari yul” ucap yoona

“bahkan dia lebih muda beberapa bulan darimu” ucap yuri

“nne..” ucap seohyun

“y..yyoong, makanlah lagi” ucap tiffany yang sedari tadi terdiam

“ah ya aku lupa, dia tiffany” ucap yuri

“oh nne, anyeonghaseyeo eonnie” ucap seohyun kembali membungkukkan badannya pada tiffany, tiffany hanya membalasnya dengan tersenyum singkat

“kau sudah makan? kami membawa banyak jajangmyeon, kau mau?” ucap yuri

“oh anniyeo eonnie, aku juga kemari membawakan beberapa buah dan makanan untuk yoona eonnie” ucap seohyun memperlihatkan parsel yang dibawanya, iapun memberikannya pada yuri

“aigoo… gomawo, kau tak perlu repot repot membawakan apapun, cukup datang kesini jika kau mau” ucap yuri menerima parsel itu

“yah mengapa berisik sekali” ucap jessica yag baru saja terbangun

“oh kau sudah bangun chagiya, kemarilah.. ada banyak makanan” ucap yoona

“yah! tiffany! apa yang kau lakukan pada kekasihku!” ucap jessica mempoutkan bibirnya saat melihat tiffany menyuapi yoona, iapun segera mengambil jajangmyeon itu

“hahaha aigoo… apa kau cemburu eoh?!” ucap tiffany memukul lengan jessica, kemudian keduanya pun berpelukkan

“kau baru pulang bekerja baby?” ucap jessica

“nne, kau juga makanlah jessie.. ahjumma memberikan beberapa porsi jajangmyeon..”

“hah.. aku sedang tak nafsu” ucap jessica mengusap usap perutnya “omo! i like it!” ucapnya kembali saat matanya tertuju pada buah buahan yang menumpuk

“oh?!” gumam seohyun membuat jessica beralih menatapnya

nugu?”

“dia seohyun, sekretarisku di kantor” ucap yuri

seohyun pun membungkukan badannya pada jessica

“oh…” gumam jessica kembali mengambil buah buahan itu dan memakannya

“gwaenchanna, dia kekasih adikku, kajja duduklah” ucap yuri

“oh.. haha mianhae” ucap seohyun, kini kedua yeoja itu duduk diatas soffa

“ah ya hyuni-ah bagaimana keadaa kantor? mianhae… aku jadi melimpahkannya padamu untuk saat ini”

“semuanya berjalan degan baik eonnie, amber-shi juga membantuku.. eonnie tidak perlu khawatir, aku megerti keadaanmu, aku sudah membaca beritanya, ini pasti berat untukmu” ucap seohyun “tapi aku percaya bukan yoona eonnie pelakunya” ucapnya kembali menggenggam tangan yuri memberinya semangat

“gomawo hyuni-ah” ucap yuri tersenyum menatap yeoja dihadapannya itu

Berbeda dengan seseorang yang sedari tadi menatap kedua yeoja itu denga wajah sendunya

“ah aku makan terlalu banyak, aku ingin ke kamar mandi dulu” ucap yoona segera berlalu setelah perutnya merasa tak enak

“kau cemburu?” ucap jessica pada tiffany

“huh? an.. anniyo…” ucap tiffany gugup segera mengalihkan pandangannya

“sudah terlihat jelas baboya…” ucap jessica menjitak pelan kepala tiffany

“hufffht… gwaenchanna, yuri memang selalu ramah pada semua orang” ucap tiffany

“tapi hatimu berkata kau sedang tidak baik baik saja” ucap jessica merapikan poni poni tiffany

“hemm… arasseo, kau menang” ucap tiffany

“katakan saja padanya, bukankah setiap hubungan harus saling terbuka?”

“nne.. tapi… aku tak ingin membebani yuri hanya karena ini”

“yah!” teriak jessica membuat yuri dan seohyun menatapnya terutama tiffany yang terkejut karenanya

“kau dan kekasihmu sama sama menjengkelkan! menyebalkan sekali yaish…” ucap jessica menggembungkan pipinya merasa kesal pada sahabatnya itu

…………..

Taeyeon berjalan cepat memasuki rumah duka tempat diadakannya upacara kematian sooyoung, setelah melewati beberapa kerumunan orang akhirnya ia sampai didepan seseorang yang berdiri memunggunginya, sunny

Namun ia terkejut saat tubuh sunny terhuyung hampir jatuh, beruntung dengan sigap ia menangkap dan menahan tubuhnya, sunny mengalami pingsan setelah cukup lama menangisi kematian adiknya itu

Semua yang berada di ruangan terkejut terutama keluarga sunny

“Bawa saja sunny ke rumah” ucap tuan choi, taeyeon pun mengangguk dan segera mengangkat tubuh sunny meninggalkan rumah duka itu

Setelah beberapa jam, akhirnya sunny kembali sadar dan membuka matanya. Ia terkejut saat melihat taehyuk duduk menatapnya

“K…kkau?! Mengapa ada disini?!”

“Tadi kau pingsan, untung aku datang tepat waktu, mengapa kau tak memberitahuku dulu jika kau akan pergi kesana? Kau juga hanya makan sedikit”

“B…bbukan urusanmu, pergilah!”

“Hemm….” gumam taeyeon segera berdiri

“Odiga?” Tanya sunny

“Bukankah kau memintaku pergi?” Ucap taeyeon, namun sunny hanya diam saja. Taeyeonpun kembali melangkahkan kakinya

“Hajima…” ucap sunny membuat langkah taeyeon terhenti, namun ia kembali melangkah

“Yah!” Teriak sunny

“aku hanya ingin ke dapur membawakan makan untukmu” ucap taeyeon membuat wajah sunny memerah karena malu

Setelah cukup lama, sunny merasa tak tenang karena namja itu tak kunjung kembali.

Akhirnya ia terbangun keluar dari kamarnya

Saat menuruni tangga sunny mendengar suara didapur, iapun segera menghampirinya

“Kau sedang apa?” Tanya sunny saat melihat taeyeon hanya mengenakan kemejanya dibaluti celemek tengah mencuci beras

“Memangnya kau pikir aku sedang apa?” Ucap taeyeon memasukan beras itu kedalam panci kecil

“Cih, aku hanya bertanya” ucap sunny mempoutkan bibirnya merasa kesal sementara taeyeon tersenyum menatapnya

“Di rumahku banyak pelayan, kau hanya tinggal menyuruh mereka” ucap sunny kembali

“Tapi mereka tak bisa memasakkan makanan kesukaanmu kan?” Ucap taeyeon menopang wajahnya dihadapan sunny

*degdegdeg*

Degup jantung sunny kembali terdengar kencang karena ulah namja itu dan kembali membuatnya gugup

“Y…yyah! Mem..memang kau tahu apa huh?”

“Kau pernah dengar? Jika kita menyukai seseorang, maka kita akan selalu tahu apa yang dia sukai” ucap taeyeon kembali memasak

“jangan sok tahu!” ucap sunny meninggalkannya dan kembali memasuki kamar, ia tak ingin namja itu mengetahui wajahnya yang sudah memerah itu.

…………………

“Sudah ada jessica sekarang, aku rasa aku tak perlu lagi menginap” ucap yuri

“Nne… kkah pulanglah eonnie”

“Yah! Aku curiga padamu” ucap yuri memicingkan matanya

“Wae…? Yah, aku tak akan berbuat macam macam” ucap yoona

“Awas saja, yah sica-yaa… tendang saja dia kalau berbuat macam macam” ucap yuri

“Arass..”

“Aku juga meragukan jessica” potong tiffany membuat jessica merasa terciduk

“Mwo? Yah kalian!” Ucap yuri menunjuk kedua yeoja itu

“Aniyo… kami tak akan melakukan apa apa, kkah pulanglah kkah….” ucap jessica mendorong kedua yeoja itu keluar dari ruangan

“Haish….” gumam yuri “aku pulang dulu, kau lekaslah sembuh sica-yaa…” ucap yuri mengacak rambut jessica kemudian memelukanya

“Nne eonnie” ucap jessica dengan aegyeo nya

“Yan geumanhae! kau ingin ku bunuh, huh?!” ucap tiffany yang sangat membenci aegyeo itu, namun kemudian iapun memeluk sahabatnya

Jessica kembali memasuki ruangan dan melihat yoona masih duduk menghadap jendela yang terbuka

“Sudah gelap, tak ada yang bisa dilihat” ucap jessica menutup jendela itu namun ia heran daat melihat yoona diam tak menyahutnya, pandangannya terlihat kosong

“Wae?” Tanya jessica duduk dihadapan yoona

“Huh? Anniyeo” ucap yoona begitu sadar

“Ada yang menganggu pikiranmu”

“Kau bisa membaca pikiranku?” Tanya yoona

“Aku tak yakin tentang itu” ucap jessica

“Tak perlu dipikirkan” ucap yoona menarik kedua tangan jessica, ia mulai tersenyum menatap kekasihnya itu

“Jangan sedih lagi arra?!” Ucap jessica dengan kedua tangannya membingkai wajah yoona. Sementara yoona hanya mengangguk

wajah jessica pun mendekat dan menutup kedua matanya, yoona pun membalasnya dengan menempelkan bibirnya pada bibir jessica

“aku mencintaimu” ucap jessica namun yoona terkejut membuka kedua matanya karena yang didengarnya justru suara sooyoung diiringi suara tembakan

……………….

Yuri dan tiffany tengah berjalan menyusuri taman sebelum keduanya pulang

“Yul, akhir akhir ini kau terlihat pendiam dan sering melamun, apa yang mengganggu pikiranmu?”

“Huh? Em…. anniyeo” ucap yuri namun langkahnya terhenti saat tangan tiffany menahannya

“Gwaenchanna… katakan saja” ucap tiffany mendudukkan yuri diatas kursi taman

“Aku memikirkan sidang yang akan dihadapi yoona nanti” ucap yuri

“Kita pasti bisa melewatinya yul” ucap tiffany mengusap lengan yuri untuk menenangkan kekasihnya itu

“Tapi rasanya aku ingin marah pada diriku sendiri”

“Wae?”

“Akhir akhir ini aku terlalu sibuk bekerja sampai aku kadang tak terlalu memperhatikan yoona, sampai saat aku dimintai keterangan oleh polisi tentang yoona saja aku tak tahu” ucap yuri terlihat sedih

“Dan itu akan melemahkan bukti jika yoona tak bersalah” lanjutnya menundukkan wajahnya

“Aku yakin semua akan baik baik saja yul…” ucap tiffany memeluk kekasihnya

Setelah yuri kembali merasa tenang, keduanya kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai di rumah

“huh, hanya kita berdua ya disini” ucap yuri menyalakan lampu rumah

“ah benar” ucap tiffany

“ini kesempatan yang bagus untukmu” ucap jessica tiba tiba muncul ditelinga tiffany

ia teringat percakapannya saat di rumah sakit beberapa jam yang lalu

Flashback

“yah apa kau masih belum melakukannya?” tanya jessica

“yaish mengapa membahasnya disini” ucap tiffany mencubit lengan sahabatnya itu

“aku kira waktu itu yuri melakukanya setelah ada kabar bagus”

“nne?” ucap tiffany belum mengerti

“dia akan segera menikahimu”

“mwo?” ucap tiffany terkejut sekaligus bingung

“ah iya kau belum tahu ya, mungkin seharusnya ini kejutan untukmu, tapi aku malah memberitahumu hahaha mian”

“yaish… menyebalkan sekali, jangan membuatku berharap”

“aigoo… sepertinya ada yang sudah tak sabar hahaha… yah, malam ini aku rasa hanya ada kalian di rumah”

“maksudmu?” tanya tiffany

“oh my god…. ternyata kau juga lama  sekali berpikir, aku dan yoona disini, aku pikir taehyuk tak akan pulang, itu artinya hanya kalian berdua disana, ppali… jangan hilangkan kesempatan itu”

“mwo? maksudmu…..”

“right!” ucap jessica

Tiffany ingin memarahi jessica setelah mengetahui maksud yeoja itu, namun saat itu yuri memasuki ruangan setelah mengantar seohyun keluar rumah sakit.

Flashback End

“ige mwoya…!! jessica babo!!” rutuk tiffany memukul pukul kepalanya sendiri

“waeyo fany-ah, apa kau pusing?” tanya yuri yang melihat tingkah tiffany

“ah anniyo… k..kkau mau mandi yul? biar aku siapkan air hangat nya”

“gwaechanna biar aku saja” ucap yuri

“andwae, biar aku saja” ucap tiffany berjalan mendahului yuri memasuki kamar mandi

“huh? aneh sekali” gumam yuri, iapun menaruh tas, melepaskan jas kantor dan dasinya sebelum akhirnya memasuki kamar mandi,

Yuri melihat tiffany sudah mengisi bathtube

“sudah pas suhunya” ucap tiffany segera berdiri setelah selesai mengatur suhu air

Namun ia terdiam saat melihat yuri berdiri membelakanginya sedang menghadap cermin melepaskan satu persatu kancing kemejanya yang terlihat dari pantulan cermin

“lihatlah, dia terlihat seksi bukan?” ucap jessica dalam telinganya

Tiffany hanya menelan salivanya ketika melihat yuri mengangkat kedua tanganya untuk mengikat rambut dengan kemejanya yang sudah terbuka

43401375105335

“andwae, keadan sekarag sedang tidak baik” gumam tiffany menggigit bibirnya

“justru karena keadaan yang sedang terjadi ini, yuri sangat membutuhkan refleksi dan hanya kamu yang bisa melakukannya, kau mau yuri melakukannya dengan seohyun huh?” ucap jessica kembali

“mwo? andwae!!” ucap tiffany sedikit berteriak hingga yuri mendengarnya

“huh? kenapa fany-ah?” tanya yuri memandangnya khawatir dari pantulan kaca

“yy..yyul, kajja mandi bersama” ucap tiffany tiba tiba membuat yuri terkejut

“m..mwo? ar..arraso” ucap yuri terlihat gugup dan bingung

“mengapa aku segugup ini? bukankah dulu kami sudah terbiasa mandi bersama setiap pergi ke sauna, apa karena kini dia sudah jadi kekasihku? ah ottokhae…?” gumam yuri dengan keringat dingin yang mulai membasahi keningnya saat melihat tiffany mulai membukakan resleting

“yul bisakah tolong aku” ucap tiffany saat tanganya tak bisa meraih resleting pakaiannya itu

“oh.. ..nne” ucap yuri mulai medekat, tangannya terangkat mulai meraih resleting pada punggung tiffany

………….

………….

………….

………….

Setelah melewati 1 bulan pemulihan, Akhirnya yoona sudah harus menghadiri sidang di pengadilan meskipun masih dibantu kursi roda karena belum sembuh total. Ia didampingi hyoyeon sebagai pengacaranya

Begitu sampai, yoona melihat didalam gedung itu sudah ramai oleh para wartawan, para pemilik perusahaan rekan tuan choi dan keluarga besar tuan choi sendiri, mereka sedikit gaduh melihat kedatangan yoona, tak sedikit yang menatapnya tajam penuh amarah karena ia dituduh sebagai pelaku penembakan sooyoung

“Gwaenchanna…” ucap yuri mengusap pundak adiknya itu, ia tahu yoona pasti akan merasa gusar karena ini baru pertama baginya dan kondisi mentalnya masih lemah

Sidang pengadilan berjalan cukup tegang karena dari kedua belah pihak tetap saling bersikukuh membela

Sayangnya tuan choi yang memiliki kekuasaan penuh selalu berhasil menyudutkan yoona. Kurangnya bukti yang kuat membuat posisi yoona terancam

“Baiklah kini giliran anda yang harus menjelaskan yoona-shi, apakah benar bukan anda yang menembak sooyoung-shi? apakah anda yang membawa sooyoung-shi terjun ke laut? padahal anda sudah tahu sooyoung-shi memiliki trauma berat

Yoona menundukkan kepalanya saat mengingat kembali kejadian itu, tangannya sedikit bergetar

“Yah! Katakan saja! Dimana kau menyembunyikan senjata setelah menembak anakku?! Huh?! kau juga membawanya kedalam laut! kau sudah membunuhnya!! apa ini balasanmu pada anakku yang selalu membantumu huh?!” Teriak tuan choi dengan penuh emosi

“nne… ak..akku mem..bb..bunuhnya” ucap yoona menggigit bibirnya yang terus bergetar

Orang orang kembali terkejut terutama yuri, jessica, tiffany, taeyeon dan orang orang yag berada di pihaknya. Suasana di ruangan itupun kembali gaduh

To Be Continued

We Are Different Part 15

PicsArt_02-21-08.46.28

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………………

Di kantor

Pagi itu taeyeon memasuki ruang kerja yuri dan menemukan sang penghuninya sedang duduk begitu serius memandang layar laptop dihadapannya

“Morning yul” ucap taeyeon sambil melempar kopi kaleng kearah yuri

Yuripun dengan sigap menangkap kaleng tersebut

“Yah, jangan bertindak bodoh, aku sedang serius” ucap yuri menaruh kaleng itu diatas meja kerja nya

“Hey santailah sedikit, ini masih pagi” ucap taeyeon membuka tutup kaleng kopi miliknya

“Ckck, lihatlah siapa yang sedang berbicara, bukankah dulu kau adalah manusia robot” ucap yuri meledek taeyeon yang dulu memiliki sifat yang sangat dingin dan selalu serius

“Eyyy, kan kau sendiri yang merubah sikapku”  ucap taeyeon santai

“Naega? Cih, sejak kapan kita akur”  ucap yuri tersenyum smirk, namun keduanyapun akhirnya tertawa

“Arasso aku kalah” ucap taeyeon

“Ada apa kau kemari? tumben”

“Aku bosan, aku butuh sesuatu yang segar”

“Baboyaa, kau pikir aku badut penghiburmu eoh?!” Ucap yuri mempoutkan bibirnya

“Setidaknya ceritakan padaku tentang tadi malam” ucap taeyeon tersenyum menggoda

“Huh? Ada apa dengan tadi malam?” Ucap yuri tak mengerti

“Yaish… tak usah menyangkal, aku mendengar semuanya?”

“Mwoyaa? Yah aku sungguh tak mengerti dengan ucapanmu”

“Hemmm… semalam kau dengan tiffany…”

Flashback

Setelah selesai membereskan acara barbecue taeyeon memasuki paviliun. iapun mengambil handuk berniat untuk mandi menghilangkan bau asap dari tubuhnya akibat terlalu lama memanggang daging saat pesta barbecue tadi

Namun setelah memasuki kamar mandi dan berniat mengisi bathub, saluran air tak kunjung mengalir setelah ia memutar kran

“wae?” gumam taeyeon

Ia kembali menghidupkan dan memeriksa selang air namun tetap saja tak menyala. Dengan membawa handuk, taeyeon keluar dari paviliun berniat untuk menumpang mandi di rumah yuri

*tingtong*

“yul…..” panggil taeyeon menekan bel pintu rumah, namun tak ada satupun yang menyahut dan membukakan pintu

*ceklek*“eh??” gumam taeyeon saat membuka pintu yang ternyata tak terkunci itu

“dasar ceroboh” ucap taeyeon, iapun memasuki rumah. Tampak didalam rumah terlihat sepi, ia berpikir jika semua penguninya sudah terlelap saat melihat pintu pintu kamar tertutup rapat

Taeyeon merasa kesulitan mencari letak kamar mandi karena tak begitu tau, iapun memutuskan untuk membangunkan yuri dan berjalan kearah kamarnya

*toktoktok*

“yul” panggil taeyeon mengetuk pintu kamarnya namun lagi-lagi tak ada sahutan dari dalam

Taeyeon menekan gagang pintu kamar

“oddi?” gumam taeyeon saat pintu kamar yuri terbuka namun tak ada sang pemilik didalam kamar tersebut

Taeyeon kembali menutup pintu, setelah beberapa langkah taeyeon mendengar sebuah suara yang dikenalnya berada didalam salah satu kamar, taeyeon pun mendekati kamar tersebut

Saat tangannya terangkat hendak mengetuk, tiba-tiba taeyeon mendengar suara rintihan dari dalam kamar tersebut

Taeyeon merasa penasaran begitu suara-suara itu semakin jelas terdengar, ia pun menempelkan telinganya pada pintu

“omo” gumam taeyeon begitu tau pemilik suara dua orang yang berada didalam kamar itu adalah yuri dan tiffany

“akh… appo…” rintih tiffany dari dalam kamar

“mianhae, karena kau baru pertama kali merasakannya, memang akan sedikit terasa sakit”

“arasso, tapi pelan pelan saja”

“hehehe jika sudah terbiasa kau pasti akan menikmatinya” 

“akh akh akh…. Yul… chankkaman” teriak tiffany kembali sedikit mendesah kesakitan

“omo omo!! Yah kwon yul!!!” gumam taeyeon terlihat kesal memikirkan kedua yeoja itu terlebih saat mendengar yuri malah tertawa

“hahaha.. appo?” Tanya yuri

“ani… geli hahaha” ucap tiffany kini terdengar ia malah tertawa

“ige mwoyaa?!!” gumam taeyeon kembali

“aku mulai lagi ya honey, sudah siap?”

“nne… tapi pelan pelan jebal” ucap tiffany merengek

Dengan perasaan yang campur aduk Taeyeon terus menempelkan telinganya pada pintu kamar mendengar aktivitas kedua yeoja itu hingga ia melupakan tujuannya untuk mencari kamar mandi

Flashback end

*plakk* cukup keras yuri memukul kepala taeyeon dengan beberapa lembar map kerjaan yang dipegangnya

“aww! yah, appo…!” ringis taeyeon mengusap usap kepalanya “kenapa kau memukulku, lagipula aku tak keberatan dengan hal itu”

“dasar bodoh, kau pikir aku melakukan apa malam tadi huh, dasar byuntaeng”

“jadi? tadi malam..” ucap taeyeon namun belum sempat ia melanjutkan ucapannya yuri kembali hendak memukulnya hingga membuat taeyeon berhenti

“tadi malam aku hanya mengobatinya”

“huh?” gumam taeyeon tak mengerti

“aku memang berada didalam kamarnya, saat itu tiffany muntah muntah karena  terlalu banyak minum wine, yah! kau kan yang memberinya wine?!”

“n..nne… tapi aku tak menyuruhnya untuk menghabiskan semua”

“mwo?!! tiffany menghabiskan semuanya?!!” ucap yuri terkejut

“aku tak memaksanya jinja!!” ucap taeyeon mengacungkan tanda peace jarinya

“yaish… awas saja kau membuatnya mabuk lagi”

“wae…? bukankah itu hal yang enak jika sambil melakukannya, akan terasa lebih… hoott…”

“YAH!! KIM TAEYEON!!” teriak yuri dengan kedua pipi yang mulai bersemu merah setelah digoda taeyeon

sementara kakak tirinya itu hanya tertawa puas

“yaish… kkah pergilah ke ruanganmu, kerjaanku jadi terganggu” ucap yuri kembali duduk

“shiro… aku ingin tahu pengobatan apa yang kau beri pada fany sampai dia….. mendesah” goda taeyeon sedikit pelan karena takut dipukul yuri kembali

“yah!!!” teriak yuri mengejar taeyeon yang sudah berlari

Begitupun di rumah, tiffany baru saja memperlihatkan leher dan punggungnya pada Jessica yang juga telah mencurigainya

“hahahaha!!! Ige mwoya…” ucap Jessica tertawa terbahak bahak “heol… yuri daebak, kenapa ini bisa terjadi?”

“tadi malam setelah acara barbecue selesai taehyuk oppa memberiku red wine”

“mwo? Wae?”

“aku mengeluh padanya akhir akhir ini aku sulit tidur, jadi oppa memberiku minuman itu agar aku bisa tidur, tapi aku tak sengaja menghabiskan semuanya”

“mwo???” gumam Jessica kembali terkejut, ia tak menyangka tiffany memium alkohol bahkan sampai menghabiskannya, karena selama ini Jessica melihat tiffany tak pernah meminum minuman beralkohol selain soju, itupun hanya sedikit

“Lalu? Kau jadi mabuk?” Tanya Jessica kembali

“nne.. dan yuri mengobatiku”

Flashback

Malam tadi setelah acara selesai, tiffany memasuki kamar mandi yang berada didalam kamarnya untuk mengganti baju dan membasuh wajahnya

“akhh!! pusing sekali” gumam tiffany berdiri memijit keningnya menghadap kaca kamar mandi

Tak berapa lama ia mendengar suara pintu kamar terbuka dan ditutup kembali

“yul” panggil tiffany dari dalam kamar mandi

“nne.. ini aku, kau sedang mandi?” ucap yuri

“aniyo…” ucap tiffany

tiffany kembali merasa mual dan akhirnya memuntahkan isi dalam perutnya, yuri yang mendengarnya segera memasuki kamar mandi merasa khawatir

“fany-ah wae?” Tanya yuri yang sudah berdiri disamping kekasihnya itu

“kepalaku pusing dan mual yul, sepertinya aku masuk angin” keluh tiffany

“omo, wajahmu pucat, badanmu juga panas” ucap yuri setelah memeriksa dahi tiffany, yuri pun membantu tiffany memijit leher belakangnya saat tiffany kembali muntah

“fany-ah.. apa kau mabuk?” Tanya yuri saat mencium bau alkohol

“nne… aku meminum wine, mianhae yul” ucap tiffany

“gwaenchanna…” ucap yuri mengusap usap punggung tiffany

Setelah membasuh wajahnya, yuri membawa tiffany keatas tempat tidur

“apa masih terasa pusing dan mual?”

Tiffany hanya mengangguk lemah

“kalau begitu tunggulah, aku akan membelikan obat” ucap yuri hendak berdiri, namun tangan tiffany menahan tangannya

“andwae… kau tahu aku benci obat-obatan” ucap tiffany memasang puppy eyesnya

“hmm… arasso, kau tidurlah aku akan membuatkan teh hangat” ucap yuri merapikan selimut yang menutupi tubuh tiffany, tiffany pun mengangguk dan memejamkan kedua matanya

“Yul, tidurlah disini malam ini” ucap tiffany

“Nne araseo, aku mandi dulu”

Setengah jam berlalu yuri keluar dari kamar mandi dengan tubuhnya yang kembali terasa segar setelah bergulat dengan asap. Setelah mengganti pakaian yuri mengambil gelas berisi teh hangat untuk tiffany, iapun naik keatas tempat tidur hendak membangunkan kelasihnya itu. Namun ia melihat tubuh tiffany bergetar, yuripun kembali memeriksa tubuh tiffany

“fany-ah.. demammu kembali tinggi” ucap yuri

“badanku benar-benar tak enak yul, tapi aku tak ingin meminum obat” ucap tiffany terbangun dan duduk diatas temat tidur

“Minumlah ini” ucap yuri menyuapkan gelas berisi teh hangat itu

“ku obati dengan cara tradisional saja ya? Kau terkena masuk angin, dulu eomma selalu mengobati dengan cara ini jika aku terkena masuk angin” ucap yuri kembali

Tiffany pun mengangguk, yuri segera mengambil koin dan handbody

“kau harus membuka pakaianmu” ucap yuri membantu membukakan baju tidur tiffany hingga hanya memakai tanktop saja, yuri menarik kembali selimut dan menutupi tubuh bagian depan tubuh tiffany agar tak merasa kedingan

“aku mulai ya” ucap yuri, ia melihat tiffany kembali menganggukkan kepalanya. Iapun menyibakkan rambut panjang tiffany kesamping hingga leher jenjangnya terlihat. Yuri mulai mengkerik leher tiffany dengan koin setelah diolesi handbody

“akh… appo…” rintih tiffany

“mianhae, karena kau baru pertama kali merasakannya, memang akan sedikit terasa sakit”

“arasseo, tapi pelan pelan saja”

“hehehe jika sudah terbiasa kau pasti akan menikmatinya” ucap yuri, begitu selesai di leher, ia mulai mengkerik punggung tiffany

Hingga rintihan demi rintihan tiffany terdengar yang membuat seseorang dibalik pintu berpikir yang tidak-tidak terhadap kedua yeoja itu

“akh akh akh…. Yul… chankkaman” teriak tiffany kembali kesakitan

“hahaha.. appo?” Tanya yuri

“ani… geli hahaha” ucap tiffany kini terdengar ia malah tertawa

“aku mulai lagi ya honey, sudah siap?”

“nne… tapi pelan pelan jebal” ucap tiffany merengek

Yuri kembali melakukan aktifitasnya memberikan pengobatan alternatif pada tiffany dan dari pengobatan itu memberikan bekas guratan guratan merah pada leher dan punggung tiffany hingga pagi

Flashback End

Setelah mendengar cerita tiffany, Jessica kembali tertawa terbahak-bahak membayangkan bagaimana tersiksanya sahabatnya itu tadi malam, namun ia bersyukur kini tiffany sudah kembali sehat.

……………………….

Kantor

Yuri baru saja selesai menceritakan yang sebenarnya tentang tadi malam persis seperti yang tiffany ceritakan pada Jessica agar taeyeon tak terus menggodanya.

“jangan berpikiran yang tidak-tidak lagi arra?!” ucap yuri

“hahaha arasseo bos, tapi menurutku kau harus mengambil cuti yul”

“huh? Wae?”

“yah, luangkanlah waktumu bersama tiffany, kulihat kau sibuk sekali, jangan sampai menyesal pada akhirnya, sepertiku”

“mwo? Jadi kau merasa menyesal pada tiffany”

“nne.. aku akui itu, makanya jangan sampai aku merebut kembali tiffany darimu”

“mwo?! kau mau mati huh?”

“ani, aku hanya bercanda hehe”

“yaish…. mau kau kemanakan sunny huh?”

“ah maja, tapi dia sangat sulit sekali ku taklukan, dia hanya menginginkan taeyeon” keluh taeyeon mempoutkan bibirnya

“tapi taeyeon sudah meninggal, kau lupa?”

“ah.. ya, kau benar hehehe”

“haish… sampai kapan akan terus begini taeyeon-ah?”

“sampai semuanya baik-baik saja, untuk itu lekaskah luangkan waktumu dengan tiffany sebelum semuanya tak baik”

“hemm… aku begini juga untuk masa depanku dengannya, lagipula adanya kau sebagai dirut disini sama sekali tak membantu” ucap yuri
“baboya… kau sendiri yang memutuskan, kau tahu hidupku bukan ditempat seperti ini, kau seharusnya menjadikanku sebagai bodyguard misalnya”

“tak ada bodyguard yang tubuhnya mungil sepertimu”  ledek yuri

“yah!!” kesal taeyeon sementara yuri hanya menertawainya

Namun saat itu seohyun asisten yuri mengetuk pintu dan memasuki ruangannya membuat kedua yeoja itu menoleh padanya

“eonnie, apa aku mengganggu?”

“aniyeo.. kemarilah, ada apa hyuni-yaa?” ucap yuri

“aku mendapatkan telepon dari pemilik perusahaan choi grup, eonnie diundang dalam acara pertemuan bersama para pemilik perusahaan sekaligus memperkenalkan restoran milik putrinya ”

“huh, Tuan choi? Tumben sekali, dimana tempatnya?”

“Young Resto”

Yuri tampak berpikir sejenak namun ia terkejut begitu mengingat nama restoran itu

“mwo? Gawat!” Ucap yuri segera mengambil ponselnya untuk menghubungi yoona yang juga bekerja di restoran itu

Namun setelah beberapa kali nomor yoona sulit sekali untuk dihubungi, begitupun dengan jessica

“Sial, duaduanya sulit dihubungi,Taeyeon-ah kajja ikut aku” ucap yuri segera berdiri dan mengambil jas nya “kajja hyun” ucap yuri pada asistennya itu, kedua yeoja itupun mengikuti yuri dibelakang kecuali taeyeon yang kini sudah berjalan sejajar dengan yuri

“yah, wae?” Tanya taeyeon

“itu tempat adikku dan Jessica bekerja, yoona dalam bahaya” ucap yuri “kau pakai kumis dan kaca mata hitam, ppali” lanjutnya

“wae?” Tanya taeyeon kembali

“sekarang kau sebagai bodyguardku” ucap yuri memberikan kunci mobilnya

“mwo? Yah!!” teriak taeyeon namun yuri segera membukakan pintu mobil untuk seohyun dan dirinya. Akhirnya taeyeon pun mengikuti perintahnya

“hyunie-yaa kapan acaranya dimulai?” Tanya yuri

“jam 10 eonnie”

“masih ada waktu 1 jam lagi, semoga belum ada siapapun”

Begitu sampai, taeyeon yang masih dalam penyamarannya keluar dari mobil dan berjalan memasuki cafe resto milik sooyoung tersebut

“Maaf agashi, semua meja restoran sudah penuh karena akan ada acara” ucap salah satu pelayan menghampiri restoran

“Aigoo sayang sekali, kalau begitu aku mau memesan 3 gelas americano untuk ku bawa saja”

“Baiklah, tunggu sebentar” ucap pelayan tersebut mulai membuatkan pesanan taeyeon

Sambil menunggu taeyeon melihat ke segala arah didalam ruangan restoran tersebut untuk mencari sosok yoona

“jeogiyo, apakah ada salah satu pelayan yang bernama yoona disini?” Tanya taeyeon pada pelayan tersebut

“Nne?”

“Anu, aku memiliki teman kecil bernama kwon yoona, ku dengar dia bekerja di restoran pusat kota, beberapa hari kemarin aku mencarinya barangkali dia bekerja disini”

“Em… kemarin yoona-shi memang bekerja disini, tapi…” ucap pelayan tersebut sedikit memberi jeda dengan wajah ragunya

Sementara taeyeon begitu fokus menunggu jawaban selanjutnya

“dia sudah tidak bekerja disini” ucap seorang pelayan bertubuh paling tinggi tiba menghampiri rekannya yang sedang membuatkan kopi

“oh.. begitu ya, kamsahamnida” ucap taeyeon memperbaiki letak kacamata hitam yang dipakainya setelah melihat sooyoung yang berbicara

Taeyeon membawa 3 cup kopi itu dan masuk kedalam mobil yang terparkir cukup jauh dari restoran itu

“bagaimana?” tanya yuri

“yoona sudah tidak bekerja disana lagi” ucap taeyeon memberikan 2 cup kopi itu pada seohyun dan yuri

“jinjja? padahal tadi malam dia bilang jika hari ini akan bekerja” ucap yuri

“sooyoung sendiri yang memberitahuku” ucap taeyeon membuat yuri terdiam

“emm… jeogiyo, mianhae… sebenarnya apa yang sedang terjadi?” tanya seohyun yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka kebingungan

“aaahahaha… jangan dipikirkan hyuni-ah, bukan urusan perusahaan” ucap yuri

Seohyun pun hanya mengangguk

“ah ya, ku dengar kau lulusan universitas california?” tanya yuri mencoba mengalihkan pembicaraan, ia sendiri merasa sedikit tak enak karena sedari tadi mengabaikan asistennya itu

“ah nne eonnie” ucap seohyun

“mwo? berarti kau mengenal sunny?” ucap taeyeon saat mengingat kekasihnya pernah berada di universitas yang sama

“yah, kau pikir hanya ada satu mahasiswa yang bernama sunny eoh? USA sangat luas”

“tapi mahasiswa yang berasal dari korea mungkin bisa terhitung jumlahnya” ucap taeyeon tak ingin kalah

“sunny? ah apa dia bernama choi… sunny?” ucap seohyun mencoba mengingat

“maja!!” ucap taeyeon semangat, iapun menjulurkan lidahnya pada yuri

“nne, dia sunbae 2 tingkat berada diatasku, aku mengenalnya saat dia menjadi ketua di forum mahasiswa korea dikampus kami” ucap seohyun

“Bagaimana dia selama disana?” tanya taeyeon

“emm… molla… aku tak begitu tahu, karena disana dia terkenal dengan sifat yang sangat dingin, namun dia salah satu mahasiswa lulusan terbaik”

“hahaha uri sunny” ucap taeyeon tertawa bangga “lalu, apa dia memiliki kekasih selama disana?” lanjutnya

“emm…..” gumam seohyun kembali mengingat “molla… aku tak begitu dekat dengannya”

“yah! pertanyaan macam apa itu, kau sudah dengarkan kalau hyuni tidak begitu dekat kekasihmu” ucap yuri menjitak kepala taeyeon “ah sudah hampir jam 10, kajja kita kesana”

Taeyeonpun menyalakan mobil dan ketiganya menuju restoran, sudah terlihat beberapa mobil tamu yang tarparkir rapi disana

“kau ingin aku jadi dirutmu apa bodyguard?” tanya taeyeon sebelum ketiganya keluar

“bodyguardku saja, kau sudah tidak berguna menjadi dirut, kkah gantilah pakaianmu” ucap yuri membuka pintu mobil dan berjalan meninggalkan taeyeon memasuki restoran bersama seohyun

“yaish..!!! adik kurang hajar” rutuk taeyeon, iapun segera ,mengganti pakaiannya mengenakan kemeja putih dan jas hitam dilengkapi peralatan bodyguard

…..

Yuri berada dalam 1 meja bersama tuan choi dan mr lee ayah tirinya sementara taeyeon duduk bersama seohyun dan para bodyguard lainnya yang mengawal tuan mereka, namun taeyeon tetap mengawassi mereka karena sunny bersama mereka

“jarang sekali kita berkumpul seperti ini” ucap tuan choi pada para tamu dihadapannya “ah ya, youngie-yaa… kemarilah” ucap tuan choi kembali memanggil salah seorang yang mengenakan pakaian pelayan restoran itu

“nne…” ucap sooyoung menghampiri

“restoran ini adalah milik putriku, aku megundang kalian untuk memperkenalkannya, dulu aku memintanya untuk bergabung diperusahaan, tapi dia anak yang sangat sulit diatur dan memilih membangun restoran ini” ucap tuan choi membuat para tamu cukup ramai membicarakan putri tuan choi itu merasa kagum “kalau begitu silahkan nikmati hidangannya” lanjutnya, iapun kembali ke tempat duduknya

Sudah 1 jam acara makan makan berlangsug

“ah ya yul, ku degar kau meyetujui permintaan putriku agar perusahaanmu bekerja sama?” ucap tuan choi pada yuri

“nne…”

“aigoo…  lihat lah mr lee, putrimu sangat luar biasa sudah sukses membangun perusahaannya sendiri” ucap tuan choi bertepuk kagum

“saat itu dia menggunakan nama amber sebagai CEO, mana bisa aku tahu kalau putriku sagat luar biasa hahaha” ucap mr lee membuat para tamu yang berada satu meja dengan mereka tertawa termasuk yuri meskipun di dalam hatinya ia merasa khawatir karena pada akhirnya ayahnya tahu jika yuri memiliki perusahaan yang ia bangun sendiri. ia tahu jika mr lee hanya bersandiwara dihadapan para tamu pandangannya pun bertemu dengan pandangan mr lee

“usia putriku dan putrimu sudah matang, akan sangat baik jika kerjasama kita berlangsung seterusnya bukan?” ucap tuan choi membuat sunny yang sedari tadi terdiam kini mengangkat wajahnya

“appa… apa maksudmu?”

“tentu saja aku ingin menjodohkanmu dengan yuri, kalian terlihat cocok apalagi kalian sudah saling kenal dari kecil” ucap tuan choi kembali tertawa

“appa..!!” ucap sunny terlihat marah dan meninggalkan restoran

para pengawalnya hendak mengejar namun tuan choi menahan mereka

“biarkan saja” ucap tuan choi “jadi bagaimana menurutmu mr lee?” ucapnya kembali menatap serius pada ayah tiri yuri

Yuripun begitu serius menunggu apa yang akan diucapkan mr lee

“masalah itu aku serahkan pada putriku saja” ucap mr lee kini beralih menatap yuri

“mm…mianhae, aku sudah memiliki sesorang yang aku cintai” ucap yuri sedikit ragu dan khawatir

“hmmm…. apa boleh buat, putriku menolaknya” ucap mr lee membuat tuan choi pasrah, sebagian para tamu pun tertawa melihat mereka yang dianggapnya sebagai hiburan, namun sebagian ada juga yang menyuruh yuri menarik kembali keputusannya

Begitu acara selesai, saat yuri hendak meninggalkan restoran salah satu pengawal ayahnya menghampiri

“noona, mr lee meminta noona menemuinya di rumah”

“huh? araseo,tunggu sebentar aku akan memberitahu asistenku” ucap yuri

“nne noona, kami akan menunggu didalam mobil”

“huh? kemana taeyeon?” tanya yuri saat melihat hanya ada seohyun didalam mobil

“taeyeon oppa pergi beberapa saat yag lalu sebelum acara selesai, aku rasa dia mengejar putri tuan choi yang meninggalkan restoran”

“ah.. begitu, hyunie-ah aku diminta ayahku kerumahnya, apa kau bisa kembali ke kantor membawa mobil ini?”

“eh… it…itu… mianhae eonnie, aku belum bisa mengendarai mobil, ah tapi biar aku memakai taksi saja” ucap seohyun mengambil tasnya

“huh? jinja? gwaenchana?”

“nne eonnie”

“kalau begitu tinggalkan saja kuncinya didalam, kajja aku akan mengantarmu”

“nne? apa eonnie tak membawa mobil ini?”

“anniyeo, aku dijemput mereka” ucap yuri memandang mobil pengawal “biarkan taeyeon membawanya, kajja” ucapnya kembali kemudian megantar seohyun hingga mendapatkan taksi

………………………….

Sementara itu, taeyeon berhasil menyusul sunny yang meninggalkan acara makan siang bersama para pemilik perusahaan dengan rasa kesalnya

“Hey chankkaman!” Ucap taeyeon sedikit  berteriak menyusul langkah sunny, tangan sunny pun berhasil digenggamnya membuat yeoja itu menghentikan langkah

“Apa urusanmu? Lepaskan!” Ucap sunny mencoba melepaskan genggaman tangan taeyeon

“Kau urusanku” ucap taeyeon

Sunny hanya terdiam heran menatap taeyeon

“Kajja ikut bersamaku” ucap taeyeon kembali menarik tangan sunny berjalan

“Oddi? Shiro!!” Ucap sunny namun genggaman taeyeon terlalu kuat hingga sunny tak mampu melepaskannya meskipun ia terus memukul pundak taeyeon sampai berhenti didepan sebuah mobil lexus berwarna hitam

“Masuklah” ucap Taeyeon membuka pintu mobil

“Shiro!” Tolak sunny membuang muka

“Haishhh…. sudah masuk saja, kau mau ayahmu menyusul dan membawamu kembali kedalam restoran?”

Sunny langsung memasuki mobil itu setelah mendengar ucapan taeyeon, meskipun kesal tapi menurutnya itu lebih  baik jika harus kembali kedalam restoran

Taeyeon menginjakkan gas setelah melihat sunny selesai memasang seatbelt. Keduanya hanya terdiam selama perjalanan

“yah, odiga?” Tanya sunny

“emm… molla..” ucap taeyeon mengangkat kedua pundaknya

“yaish… kau hanya membuang waktuku, berhenti disini”

“shirro… bukan aku yang membuang waktumu, tapi kau sendiri, kau tak sadar kau sendiri yang meninggalkan acara?” ucap taeyeon

“yaish… menyebalkan” rutuk sunny

Namun saat itu ponsel sunny berbunyi menerima panggilan, sunny pun mengangkatya setelah tahu bukan ayahnya yang memanggilnya

“ada apa hyo?” ucap sunny setelah mengangkat telpon sementara taeyeon langsung memeperhatikannya begitu nama sahabatnya disebut

“……..”

“araseo, aku sedang dalam perjalanan, aku akan langsung kesana” ucap sunny, iapun menutup teleponnya

“apa yang hyoyeon bicarakan?” tanya taeyeon

“huh? mengapa kau tahu dia yang meneleponku?”

“eh? eee….tadi kau meyebutkan namanya, aku mengetahuinya dari yuri, ku dengar dia dekat denganmu”

“anni, kami tak begitu dekat”

“mwo? tapi kemarin aku dengar kalau kau dan dia dijodohkan”

“mwoya…!! lelucon macam apalagi itu! menyebalkan”

“mwo?” ucap taeyeon ikut terkejut “sial! jadi saat itu hyoyeon hanya mengecohku!” lanjutnya dalam hati mengingat saat hyoyeon mengunjungi rumah yuri dan mengatakan jika dia dijodohkan dengan sunny dan itu membuat taeyeon sangat terkejut sampai menjatuhkan masakan yang baru saja dibuatnya, ternyata itu hanya taktik taeyeon saja yang telah mencurigainya

“ada apa denganmu?” tanya sunny saat melihat taeyeon terpaku

“an..anni… hahaha” ucap taeyeon merasa lega

“tapi aku kesal, tadi ayahku menjodohkanku dengan yuri”

“mworagoo??!!!” ucap taeyeon kembali terkejut hingga menginjakkan rem tiba tiba, beruntung kduanya mengenakan seatbelt

“YAH!!! kau sudah gila huh?!!” teriak sunny yang ikut terkejut atas tindakan taeyeon

“m..mmianhae… aku sangat terkejut” ucap taeyeon menginjakan gas mobil kembali

“yaish… mengapa kau yang terkejut”

“tapi apa kau menerimanya?”

“kalau aku menerimanya untuk apa sekarang aku berada didalam mobil ini, aku langsung keluar karena kesal pada ayahku”

“haah… syukurlah..” ucap taeyeon terlihat lega

“wae…? kenapa kau yang senang”

“an..aniyeo…” ucap taeyeon “ah ya, ada apa hyoyeon meneleponmu?”

“dia memintaku menjenguk nyonya kim di rumah sakit”

“nyonya kim?” ucap taeyeon

“nne, kau bisa menurunkanku disini aku bisa naik saja taehyuk-shi, terimakasih telah membawaku pergi” ucap sunny

“an.. aniyo, biar aku antar kesana”

Begitu sampai, taeyeon mengikuti sunny memasuki rumah sakit itu untuk menjenguk ibunya. ada rasa rindu sekaligus rasa bersalah yang sangat besar dalam diri taeyeon karena telah membuat ibunya menderita, namun itulah satu satunya agar ibunya tidak berada dalam bahaya jika tahu taeyeon masih hidup

“kau tak masuk?” tanya sunny begitu memasuki ruagan sementara taeyeon berhenti didepan pintu

“anni.. aku tunggu disini saja” ucap taeyeon, sunny pun menutup pintu ruangan dan berjalan menghampiri nyonya kim yag sedak duduk menatap kosong pada jendela yang terbuka

“eomma… mianhae” gumam taeyeon

Perlahan air mata taeyeon mengalir memperhatikan ibunya dari kaca pintu, ia begitu merindukan ibu yang telah melahirkannya itu setelah lama tak menemuinya

1 jam kemudian keduanya sudah berada di cafe dekat rumah sakit setelah menjenguk ibu taeyeon

“kenapa kau terlihat murung?” tanya sunny karena sedari melihat taeyeon menjadi pendiam daripada sebelumnya

“eh? anniyo, melihat ahjumma tadi aku jadi teringat dengan kedua orang tuaku” ucap taeyeon

“nyonya kim sudah kehilangan dua orang sangat dicintainya, tuan kim dan… kim taeyeon” ucap sunny terlihat sedih begitu nama kekasihnya dia sebut

“kau juga sedih?”

“paboya.. tentu saja, apa kau tak tahu rasanya kehilangan seseorang yang sangat kau cintai?” ucap sunny dengan kedua mata yang sudah berkaca kaca

“bahkan ketika kau belum sempat memaafkannya” ucapnya kembali, kini air matanya kembali lolos

“mianhae sunny-ah” ucap taeyeon dalam hati, hatinya ikut merasakan sakit melihat sunny

“gwaenchanna, uljimma” ucap taeyeon mengambil tissue dan mengusapkannya pada pipi sunny

Sunny sedikit terkejut dan terdiam memandang namja dihadapannya itu, ada perasaan berbeda ketika tangan taeyeon menyentuh pipinya. Namun buru buru ia tepis tangan taeyeon dan merebut tissue darinya

“ak…aku ingin pulang” ucap sunny terlihat gugup

“araseo” ucap taeyeon ikut berdiri dan menyusul sunny yang sudah berjalan terlebih dahulu

……………………

Yuri telah berada di ruangan ayah tirinya mr. Lee beberapa jam setelah acara makan siang bersama di restoran

“Ap.. appa…” panggil yuri pada namja yang sedang berdiri membelakanginya itu, wajahnya terlihat sedikit memucat karena rasa takut pada ayah tirinya itu

“Duduklah” ucap mr. Lee berbalik dan segera duduk dihadapan yuri, yuripun duduk dihadapannya

“Ap.. appa.. mianhae.. aku lama tak memberitahumu soal perusahaanku” ucap yuri sedikit terbata

“Apa kau bermaksud merobohkan perusahaan ayahmu setelah bekerjasama dengan perusahaan choi grup?” Ucap mr lee dengan raut dinginnya

“T…tidak appa, aku sama sekali tidak bermaksud begitu”

“Hmmm… arasso, lanjutkan saja urusanmu” ucap mr lee membuat yuri mengangkat wajahnya merasa heran karena ayahnya tak terlihat marah sedikitpun

“N..nne??” Gumam yuri

“Mengapa kau menolak perjodohan dengan sunny?”

“Ap..appa… kau mungkin tadi sudah mendengarnya, aku sudah memiliki seseorang yang sangat aku cintai”

“Arasso, kau boleh kembali ke kantormu” ucap mr kwon

“Nne” ucap yuri segera berdiri, membungkuk dan pergi meninggalkan ruangan ayahnya

“Yul, besok malam bawalah kekasihmu kemari  untuk makan malam” ucap ayah yuri membuat yuri menghentikan langkahnya, lagi lagi ia merasa heran dengan sikap ayah tirinya itu

“Nne appa” ucap yuri menoleh, iapun kembali melanjutkan langkahnya

Setelah yuri pergi, jung moo selaku asisten mr lee mendekati tuannya itu

“Tuan, aku kira tuan akan marah pada yuri noona”

“Hmm… biarkan saja” ucap mr lee kembali duduk menyunggingkan senyum smirknya

………………………

Di rumah

Jessica dan tiffany baru saja selesai menikmati sarapan yang terlambat karena harus mendengar cerita tiffany. namun saat keduanya asik berbincang pintu rumah terbuka memperlihatkan sosok yoona

“huh? yoong, mengapa jam segini sudah pulang?” tanya tiffany heran

“nne, aku sedang malas eonnie” ucap yoona menghammpiri dan mengambil minuman untuknya

“huh dasar, kau pasti belum sarapan, akan aku buatkan sandwich” ucap tiffany memasuki dapur hingga menyisakan yoona dan jessica di ruang makan

“ada apa denganmu?” ucap jessica yang sedari tadi memperhatikan kekasihnya itu

“aku tidak akan bekerja disana lagi” ucap yoona

“wae? bukankah kau bilang restoran itu milikmu?”

“sudah bukan milikku lagi”

“sudah kubilang kan, berhentilah! sooyoung bukanlah sahabat yang baik untukmu” ucap jessica

“bagaimana bisa kau menyimpulkannya seperti itu?” ucap yoona

“yah bukalah kedua matamu, tidakkah kau sadar kau selalu dalam bahaya? aku yakin soal penculikan kemarin pun dia…”

*brak!!!* yoona menaruh gelas minum nya cukup keras hingga membuat jessica terkejut, ia kembali merasa kesal

“jangan mengada ada! aku dengannya sudah bersahabat dekat sejak kecil!”

“buktinya sekarang dia memecatmu kan? mau sampai kapan kau terus bergantung padanya huh? lihat yuri! dia bisa membangun perusahaan sendiri hingga sukses seperti itu, tidak kah kau berpikir sedikitpun untuk membantunya?” ucap jessica tak ingin kalah. kedua yeoja itu memang sama sama memiliki sifat yang keras

“jadi kau lebih menyukainya? huh? kenapa kau tak menikah saja dengannya?”

“yoong! berpikirlah dewasa! apa kau tak memikirkan hubungan kita? kita sudah bukan anak anak lagi, mau sampai kapan kita seperti ini terus!”

Yoona hanya terdiam masih merasa kesal pada jessica hingga terjadi keheningan antara keduanya

“ada apa ini?” taya tiffany begitu tiba membawakan sandwich yang telah dibuatnya, ia kebingungan saat atmosfer ruangan itu begitu hening dan canggung

“eonnie mianhae, aku sarapan diluar saja” ucap yoona, iapun mengambil jaketnya dan kembali meninggalkan rumah

“jeesie?” panggil tiffany pada sahabatnya yang tengah duduk memunggunginya

Namun tiffany melihat jessica menundukkan dan menutup wajahnya, perlahan tubuhnya bergetar dan terdengar suara isak tangis. iapun segera memeluk jessica untuk menenangkannya

“gwaenchanna… nanti aku akan bicara pada yoong”

“andwae… ini masalah ku dengannya tiff” ucap jessica masih dalam tangisnya

Tiffaypun mengeratkan pelukannya sambil mengusap punggung jessica

………………….

“huh? kemana orang-orang” ucap taeyeon begitu memasuki rumah dan melihat hanya ada tiffany yang sedang menonton TV

“jessica didalam kamarnya, mana yuri?” ucap tiffany

“aku pikir dia sudah di rumah, mungkin masih berada di kantornya”

“huh? oppa tak pergi ke kantor?”

“pagi tadi ada pertemuan para CEO, aku sempat ikut dengannya namun aku pergi lebih dulu, lagipula dia bersama hyunie”

“hyuni? nugu?”

“asisten barunya di kantor” ucap taeyeon membuat tiffany terdiam

“wae? apa kau cemburu eoh?” ucap taeyeon kembali mencubit hidung tiffany

“yah, ani…” ucap tiffany terlihat kesal

“ah ya, apa kau melihat yoona?”

“nne, tadi siang yoong sempat pulang tapi….”

“wae?”

“yoong bertengkar dengan jessie” ucap tiffany terlihat murung

“huh? ada masalah apa memang?”

“molla…” ucap tiffany mempotkan bibirnya “oppa, kajja kita cari yoona” lanjutnya

“mwo? odiga? wae?”

“yaish… kita harus bantu menyatukan mereka kembali, jessie sahabatku dan yoong adikku”

“araseo, kapan?”

“jigeum!”

“mwo? jigeum?! yah yah yah, ini sudah jam berapa fany-ah” ucap taeyeon melihat jam yang sudah menunjukkan jam 9 malam

“gwaenchana.. kau kan namja, aku sangat mengkhawatirkan yoong. dia harus pulang ke rumah, jebal..”

“yaish… araseo kajja” ucap taeyeon pasrah, iapun mengenakan jaketnya kembali

……………..

Di kantor

Yuri baru saja mengunci ruangan pribadinya dan hendak pulang, namun saat melewati koridor ia melihat satu ruangan kerja yang masih menyala. yuripun menghampirinya

“hyunie?” panggil yuri saat membuka pintu dan melihat seorang yeoja tengah duduk dengan beberapa berkasi dihadapanya

“oh eonnie, aku kira sudah pulang”

“anniyo, mengapa belum pulang?”

“masih ada beberapa laporan yang belum aku selesaikan eonnie”

“aigoo… pasti amber banyak meninggalkan kerjaan yang belum ia selesaikan, gwaenchana hyuni-ah dikerjakan besok lagi saja, ini sudah malam”

“jinjja eonnie?”

“geurom… kajja kita pulang bersama” ucap yuri tersenyum ramah membuat seohyun terpaku memandang atasannya itu

Keduanya pun meninggalkan kantor

“kau tinggal dimana?” tanya yuri

“tak jauh dari sini eonnie, aku sengaja mencari apartemen yang tak jauh agar bisa pergi kekantor berjalan kaki, dengan begitu aku bisa berhemat” ucap seohyun terlihat begitu bersemangat

“aigo.. kau lucu sekali, baiklah kalau begitu aku antar”

“nne? ah gwaenchanna eonnie aku tak ingin merepotkanmu”

“gwaenchanna… kau tak boleh menolak atasanmu, kajja” ucap yuri

Begitu diperjalanan, keduanya lebih banyak terdiam karena seohyun yang memiliki sifat pendiam masih merasa canggung pada atasannya itu

“Hyuni-ah apa kau sudah makan?” Ucap yuri

“Em…sud…” ucap seohyun namun tak dilanjutkannya saat terdengar suara bunyi didalam perut memotong ucapannya dan itu membuatnya malu

“Hahaha aigoo… kajja kita makan dulu, aku juga lapar” ucap yuri menarik tangan seohyun mencarikan kedai makanan untuk disinggahinya

tak butuh lama keduanya sudah sampai di kedai makan

“Aku ingin jajamyeon dan arak beras, kau?” Ucap yuri

“Aku japchae dan salad eonnie” ucap seohyun

“Baiklah” ucap yuri, iapun memanggil pelayan dan memesan makanan

Keduanya kembali berbincang sambil menunggu pesanan tiba. Yuri yang memiliki sifat ramah terhadap siapapun membuat keduanya mudah akrab dengan cepat

“Hyuni-ah, apa kau tinggal sendirian di apartemen?” Tanya yuri

“Anni, aku tinggal berdua dengan adikku, dia masih kuliah di soshi university”

“Daebak, kau memiliki keluarga yang pintar”

“Kamsahamnida eonnie, ayah dan ibuku menjadi dosen di seoul university, aku ingin sukses seperti mereka”

“Woah… aku ikut bangga”

“Tapi mereka sudah meninggal 2 tahun yang lalu karena kecelakaan” ucap seohyun kini wajahnya terlihat sedih

“Omo, mianhae…”

“Gwaenchanna eonnie, aku tidak ingin orang lain ikut bersedih”

“Hyuni-ah, anggap saja aku eonniemu arra, aku juga memiliki seorang adik satu satunya dari keluarga yang aku miliki, sepertinya dia seumuran denganmu”

“Nne eonnie, ah aku belum tahu adikmu, apa dia juga bekerja di perusahaan?”

“Ani, dia sangat membencinya hahaha”

“Nne? Lalu?”

“Dulu dia bekerja di restoran, tapi sepertinya sudah tidak lagi?

“Nne? Wae eonnie? Apa dia yang tadi pagi kau cemaskan?”

“Maja, dia memang selalu membuatku cemas hahaha”

“Tapi sebenarnya apa yang terjadi?”

“Hyuni-ah aku beruntung kau bekerja di perusahaanku, kadang ada beberapa perusahaan yang selalu melakukan segala cara sekalipun melenyapkan nyawa untuk memajukan perusahaannya”

“Nne, aku pernah mendengar hal itu eonnie, tapi aku percaya eonnie adalah orang yang sangat baik”

Yuri hanya tertawa mendengar ucapan seohyun yang terlihatnya sangat polos itu

“Yah, mengapa kau begitu cepat menyimpulkannya eoh?”

“Aku sudah mendengar semua cerita tentangmu dari amber eonnie, jujur aku sangat mengagumimu” ucap seohyun begitu serius

Dan saat itupun pesanan mereka tiba

“Hyuni-ah, kau begitu suka sayur sayuran eoh?” Ucap yuri saat melihat seohyun begitu lahap memakan salad

“Geurom! sayuran segar akan membuat tubuh sehat, yah eonnie jangan pernah memakan junkfood lagi, araseo?!” Ucap seohyun begitu serius

“Huh? Wae?”

“Nanti kau akan mati besoknya”

“Yah! Hahahha aigooo” ucap yuri tertawa mendengar ucapan maknae nya itu

Keduanya pun kembali menikmati makan malam yang penuh tawa itu hingga yuri kembali mengantarnya

Dalam perjalanan yuri kembali membelikan kue ikan untuknya dan seohyun untuk dimakan selama perjalanan

“ah ada kue ikan, hyuni-ah kau mau?” ucap yuri segera menghampiri penjual kue ikan dan memesankan dua bungkus untuknya dan seohyun

“Eonnie, kau sudah banyak mentraktirku hari ini, aku merasa tidak enak”

“Gwaenchanna… aku tinggal memotong gajimu”

“Yaah… eonnie” rengek seohyun

“Hahaha aku hanya bercanda” ucap yuri tertawa namun, ia saat itu melihat 2 orang yang terlihat familiar tengah duduk di kursi taman, iapun menghampiri mereka

“Eonnie, odiga?” Ucap seohyun heran karena meninggalkan pesanannya

…….

“Yah, sudah ku bilang sebaiknya kita pulang saja, yoona mungkin sudah pulang atau menginap di hotel”

“Araseo, hah capek sekali” ucap tiffany segera duduk di kursi taman setelah ia dan taeyeon berkeliling mencari yoona kemana pun

Tiffany mengusap usap kedua tangannya yang terasa beku

“Yaish… mengapa kau memakai jaket yang tipis” ucap taeyeon saat melihat tiffany kedingan

“Tadi aku terlalu terburu buru, jadi salah ambil” ucap tiffany meniup tiupkan tangannya

Taeyeon yang melihatnya segera melepaskan jaket miliknya

“Igo, pakailah” ucap taeyeon menyerahkan jaket

“Shiro, aku tidak apa apa”

“Yaish, jangan berlagak, pakailah ppali” ucap taeyeon melempar jaketnya

“Yaish!” Ucap tiffany kesal, iapun mengenakan jaket milik taeyeon “nanti kau yang akan mati kedinginan” lanjutnya

“Gwaenchanna, aku ini namja tangguh, aku sudah biasa melewati hal ini” ucap taeyeon

“Huh percaya diri sekali” ucap tiffany, ia kembali mengusap usapkan kedua tangannya yang masih terasa dingin

“Yaish, kau juga tak memakai sarung tangan, kemarikan tanganmu” ucap taeyeon meraih kedua tangan tiffany

“Yah, apa yang kau lakukan!” Ucap tiffany terkejut menarik kembali kedua tangannya

“Membantu menghangatkan tanganmu, kemarilah” ucap taeyeon meraih kembali kedua tangan tiffany dan meniup tiupkannya

“Yah geumanhae..” ucap tiffany, ia sedikit tertawa karena merasa geli saat tangannya ditiupi taeyeon

“Ffuuuhh!!!! Wae..? Tanganku juga kedinginan, lagi pula tidak akan ada yang meli…” ucap taeyeon namun terhenti saat suara seseorang memanggilnya

“Tiffany?” Panggil yuri yang sudah berdiri di hadapan mereka

“Y…yyul?!” Ucap tiffany terkejut, iapun buru buru menarik tangannya yang sedang digenggam taeyeon

“eonni.. ternyata kau disini, cepat sekali kau menghilang, ini kue ikanmu” ucap seohyun memberikan bungkusan berisi kue ikan itu pada yuri namun ia terdiam saat pandanganya bertemu dengan pandangan eorang yeoja yang tengah duduk dihadapannya

………………

“Yah choi sooyoung!” Panggil yoona saat melihat sahabatnya akan memasuki mobil

Sooyoung pun sedikit terkejut karena melihat sahabatnya datang kembali, namun ia kembali membuang muka dan tetap memasuki mobil

“Yah!”

*toktoktok*

Yoona mencoba membuka pintu mobil sayangnya sooyoung terlanjur menguncinya. Namun yoona tak ingin kalah, ia terus mengetuk kaca pintu mobil

“Pulanglah, aku tak ingin melihatmu lagi” ucap sooyoung menyalakan mesin mobil, namun ia terkejut saat akan menginjakan gas karena yoona sudah berdiri dihadapan mobil

“Yah! Kau gila ya, kau bisa tertabrak!” Teriak sooyoung

“Lakukan saja jika membuatmu senang” teriak yoona

“Yaish!!” Gumam sooyoung memukul stir mobil, iapun mematikan mesin dan keluar dari mobil

“Yah! Sudah kubilang, aku membencimu! Jangan pernah muncul lagi dihadapanku” ucap sooyoung penuh amarah

“Jelaskan apa alasannya!”

Namun saat itu sebuah mobil melaju kencang dan menembakkan senjata kearah mereka, beruntung tembakannya melesat hingga tak mengenai yoona maupun sooyoung

Kedua yeoja itu tampak terkejut dan menundukkan wajahnya melindungi diri dibalik mobil

“Sial!” Gumam sooyoung, iapun membuka pintu mobil segera menarik tubuh yoona memasukannya kedalam mobil

Begitu keduanya masuk, sooyoung segera menginjakan gas meninggalkan restoran

Terjadi kejar kejaran antara mobil sooyoung dengan musuhnya, beruntung jalanan mulai terlihat sepi dan sooyoung memilih rute kearah pegunungan yang jarang sekali dilewati kendaraan pada malam hari

Yoona hanya terdiam memegang erat erat karena ketakutan

“Ap…apa yahg terjadi?” Ucap yoona

Namun sooyoung tak menjawabnya, ia terlalu fokus menyetir dengan kecepatan penuh

Hingga keduanya lolos dari kejaran mereka setelah sooyoung berhasil memasuki jalan pintas

“Odiga?” Tanya yoona kembali saat mobil yang mereka tumpngi memasuki hutan yang tampak sangat gelap

Begitu sampai di area terbuka, sooyoung mematikan mesin mobil dan membuka dashboard

“kita hentikan sekarang” ucap sooyoung mengambil sehuah pistol dari dalam dashboard

“Turunlah” ucap sooyoung mengarahkan pistol itu pada yoona

Yoonapun mengikuti perintah sooyoung, begitu keluar sooyoung melayangkan pukulan kearah kening yoona hingga mengeluarkan darah karena terkena gagang pistol

“Kenapa kau selalu menyusahkanku? Huh? Wae…!!!!” Teriak sooyoung terlihat sangat marah

“begitu ya, mianhae” ucap yoona menundukan wajahnya

“Yah, aku ingin membunuhmu, mengapa kau tak melawanku? Bangunlah”

“Ani”

“Wae?”

“Aku tak bisa memukul sahabatku sendiri” ucap yoona

“Geumanhae geumanhae geumanhae!!!! Aku muak mendengarnya” ucap sooyoung kembali mengarahkan pistolnya

Yoona mengusap darah pada keningnya, iapun tersenyum saat darah itu menempel pada jarinya

“Kenapa tak dari dulu kau melakukannya?” Ucap yoona dengan kedua mata yang berkaca kaca

“Kenapa kau selalu menolongku?” Ucapnya kembali membuat sooyoung terkejut

Yoona telah mengetahui semuanya tentang kejadian dimana tuan kim tertembak dan sooyounglah yang menyelamatkan eonnienya dari serangan itu sampai ia sendiri yang tertembak, ia juga sudah mengetahui jika sooyoung diam diam mengawasinya saat berada di dapur villa dengan jendela terbuka setiap yoona memasak, saat yoona tekena serangan jantung ia tahu sooyoung yang membukakan pintu kamar dan menghampirinya, sooyoung membuang botol obat itu karena ada salah satu anak buah tuan choi yang menyelinap dan mengganti obat obatan miliknya namun rencana itu gagal dan sooyoung mengangkat tubuh yoona segera membawanya ke rumah sakit dan terakhir saat diacara pelepasan kematian taeyeon sooyoung yang membiusnya dan membawa yoona meninggalkan gedung itu agar terhindar dari para anak buah tuan choi, ialah yang menaruh tubuh yoona didepan pintu apartemen jessica setelah tau jessica sudah kembali. Yoona telah mengetahui semuanya

Air mata yoona pun berhasil lolos mengingat semua yang dilakukan sahabatnya itu

Sementara sooyoung hanya terdiam

“Aku sangat berterima kasih padamu, tapi kenapa kau lakukan semua itu? Jika sebenarnya kau ingin membunuhku”

“Aku…. mencintaimu” ucap sooyoung

Kini yoona lah yang terkejut mendengar pengakuan sahabatnya itu

“Karena itulah aku ingin membunuhmu, kau hanya beban bagiku” ucap sooyoung

“M…mwo? S..ssejak kapan?” Ucap yoona terbata masih tak percaya

“Sejak kau menyelamatkan nyawaku”

“S…sooyoung-ah..”

yoona melihat air mata sooyoung mulai lolos membasahi kedua pipinya

“Kau mungkin membenciku setelah mendengar hal ini”

“Nne?”

“Akulah yang menculik jessica, aku ingin dia yang mati, aku menukar data tentangmu dengannya agar anak buahku mengincarnya bukan kau”

“M…mwo?” Ucap yoona kembali terkejut

“Untuk itu kajja akhiri saja sampai disini” ucap sooyoung menarik pelatuk dan mengarahkan pistol itu kembali

“Yah yoona-yaa!!! Ppali… nanti kau akan ketahuan ssaem” ucap yeoja bertubuh tinggi dari nya yang sudah berlari cukup jauh

“Yah sooyoung-ah chankkaman, aku sesak nafas” ucap yoona terduduk diatas rumput lapangan

“Yaish… bahkan gedung sekolahmu masih berada dibelakangmu” ucap sooyoung berjalan kembali menghampiri yoona

“Paboyaa… jantungku tak sekuat punyamu”

“Araseo” ucap sooyoung, iapun berjongkok dihadapan yoona

“Wae?” Ucap yoona heran

“Naiklah, ppali sebelum ssaem melihat kita”

“Huh? jinjja?”

“Geurom!! Ppali! Atau ku tinggalkan kau saja”

“Arasso” ucap yoona memeluk punggung sooyoung

9ace916b2677cb4de9ec65fd086b6b58.jpg

Yeoja itupun berdiri dan kembali berjalan membawa tubuh yoona

“Mianhae kalau tubuhku berat” ucap yoona

“Cih! Berat? Bahkan aku seperti membawa kapas hahaha”

“Yaish…!!!” Rutuk yoona menggelitiki tubuh sooyoung

“Yah yah yah!! Kau mau mati huh? Hahaha” ucap sooyoung menjatuhkan tubuhnya dan tubuh yoona hingga keduanya berbaring diatas lapangan saling menggelitiki

Akhirnya keduanya pun berhenti karena kelelahan

“Sooyoung-ah” panggil yoona

“Nne?” Ucap sooyoung memandangnya

“Besok kau akan meninggalkanku ke paris, apa kau akan melupakanku?”

“Nne? Hahaha jangan bodoh!” Ucap sooyoung tertawa, namun tawanya terhenti saat ia melihat air mata yoona mengalir

Yoonapun segera memeluk sooyoung dan kembali menangis

“Mengapa rasanya begitu sakit saat kau akan meninggalkanku”

“Yah, kau masih memiliki yuri dan tiffany eonni” ucap sooyoung, namun air matanyapun perlahan ikut mengalir

“Tapi mereka tak sepertimu”

“aigooo apa aku begitu spesial bagimu huh?”

“nne, kau sangat berarti bagiku” ucap yoona membuat sooyoung terdiam

“Yaish… mengapa kau cengeng sekali eoh?!” Ucap sooyoung melepaskan pelukannya

Yoona mengambil jari kelingking sooyoung dan dikaitkannya pada jarinya

“Berjanjilah padaku” ucap yoona

“Nne?” Ucap sooyoung heran

“Jangan lupakan aku arra? Begitu menginjakkan kaki di seoul setelah kembali nanti, harus aku orang pertama yang kau temui araseo?!”

“Aigoo… araseo sajangnim! Akan aku tepati janjiku” ucap sooyoung tersenyum

Keduanya pun kembali berpelukan

Dan beberapa tahun setelah lulus, sooyoung kembali ke seoul dan menepati janjinya untuk menemui yoona sebagai yang pertama yang ia temui.

Persahabatan keduanya kembali erat.

Sooyoung memejamkan kedua matanya yang terlihat basah dan perlahan ia melepaskan pelatuk senjata yang ia genggam erat itu

“mianhae.. aku mencintaimu”

*dorrr dorrr doorrr!!!*

Terdengar bunyi tembakan yang melengking di telinganya hingga membuat seseorang terbaring mengeluarkan darah dari tubuhnya yang tertembus oleh beberapa peluru

To Be Continued

NB :  selamat mengulang ke part sebelumnya karena bingung…

 

 

We Are Different part 14

PicsArt_02-21-08.46.28

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

…………………………………………….

“tempatnya sedikit berantakan, kekasihmu sepertinya sempat melakukan perlawanan” ucap vivian, sahabat yuri sekaligus seorang polisi yang menangani kasus penculikan jessica

yuri sengaja hanya meminta bantuan kepadanya tanpa diketahui pihak kepolisian lain.

kini yoona, yuri, vivian, taeyeon dan tiffany sudah berada di lokasi TKP setelah jessica diculik

“tetap saja jessica diculik” ucap yoona yang terlihat sedih

“Apa kau kau tak menemaninya?” tanya tiffany

“sica memintaku untuk menunggu di parkiran, bahkan dia sangat menolak jika aku ikut, dia baru saja marah kepadaku sebelumnya, jadi aku hanya menuruti perintahnya saja, aku tak tahu jika kejadiannya akan seperti ini” ucap yoona kembali tertunduk, satu sisi ia merasa menyesal karena itu

“hmm.. ini bukan salahmu yoong, jangan sedih jessica pasti segera ditemukan dengan selamat” ucap tiffany memeluk yoona dari samping mencoba menangkannya

“apa dia memberitahumu apa yang sedang ia cari?” tanya taeyeon yang ikut bersama mereka

“anniyo, dia tak menjelaskan apa apa, tapi aku rasa sikapnya sedikit berbeda seharian ini” ucap yoona membuat keempat yeoja dihadapannya langsung memperhatikannya

“kenapa dengan sikapnya?”

“dia lebih banyak diam dan tumben sekali menolak bergabung saat kami berkumpul dengan sooyoung” ucap yoona

“sooyoung?” gumam yuri heran

“nne, sudah beberapa hari ini aku tak bertemu dengannya dan dia kembali lagi ke restoran, aku sangat merindukannya jadi kami menghabiskan waktu bersama setelah restoran tutup”

“omo! chankkaman!” ucap yuri membuat keempat yeoja itu memandangnya. yuri langsung berlari keluar ruangan

Tak berapa lama yuri kembali membawa sebuah koper kecil berwarna hitam, iapun membukanya dan menyalakan layar dalam koper itu

“Apa yang akan kau lakukan yul?” tanya taeyeon

“Kemarin sica meminjam alat penyadap padaku, semoga saja alat itu masih aktif dan dapat menemukan lokasi dimana dia berada”

………………………………………

di rumah tuan choi

sooyoung baru saja keluar kamarnya dan hendak pergi meninggalkan rumah

“youngie-yaa” panggil tuan choi

“apa kau sedang buru buru?”

“anniyo, wae appa?”

“ada yang ingin appa bicarakan” ucap tuan choi kemudian berjalan memasuki ruang pribadinya, sooyoung pun langsung mengikutinya

“ada apa?” tanya sooyoung setelah duduk dihadapan ayahnya

“sejak kapan kau memiliki restoran dan bekerja disana?” tanya tuan choi membuat sooyoung terkejut karena akhirnya ayahnya mengetahui hal itu

“e……” gumam sooyoung bingung akan menjawab apa

“wae? bukankah appa selalu memintamu untuk bekerja di kantor membantu eonniemu?”

“appa, aku tak menyukai pekerjaan itu”

“geurae, appa tak akan memaksamu untuk membangun usaha apapun, setidaknya kau mau bekerja”

“yasudah kalau begitu aku pergi dulu” ucap sooyoung langsung berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan

“apa kau bekerja sendirian?” tanya tuan choi secara tiba tiba membuat langkah sooyoung terhenti

“n..nne”

“lain kali appa akan mengunjungi restoranmu untuk mengetahui sejauh mana kesuksesan usaha mu youngie-yaa” ucap tuan choi

sooyoung hanya diam tak menjawabnya, hingga ia memutuskan untuk melanjutkan langkahnya meninggalkan ruangan tersebut

………………………………

*byurrr!!!!*

“emmmhh…!!!” erang jessica terbangun setelah dikejutkan dengan siraman air dingin, saat membuka kedua matanya ia melihat beberapa namja sudah berdiri dihadapannya. kini tubuhnya sudah diikat dengan mulutnya yang dibekap

“jadi kau yang bernama kwon yoona? huh, cukup lincah juga sampai bisa melenyapkan beberapa temanku” ucap namja itu tersenyum sinis sementara jessica hanya menatap mereka

“tapi sayangnya kau sedikit ceroboh” lanjut namja itu mengeluarkan kembali alat penyadap milik jessica yang ditemukannya itu

Flashback

beberapa jam sebelum penculikan, rupanya anak buah tuan choi sudah standby menunggu didepan restoran. hingga malam tiba mereka melihat dua orang yeoja keluar dari restoran yang sudah tutup itu

“bos itu target kita”

“sepertinya mereka belum akan pulang, mereka meninggalkan mobilnya, kalian berdua ikuti kedua yeoja itu jangan menyerang sebelum aku menyuruh, aku akan memasuki restoran untuk memeriksa”

“baik bos” ucap kedua namja itu, mereka pun segera keluar dari mobil untuk mengintai. sementara yang lain memasuki restoran

Para kaki tangan tuan choi dengan detail memeriksa satu persatu barang barang di dalam restoran itu hingga akhirnya menemukan alat penyadap itu pada baju seragam kerja

“sujin-ah, apa yang sedang mereka lakukan?” ucapnya saat menelepon anak buahnya yang sedang mengawasi yoona dan jessica

“mereka sedang menikmati makan malam ditaman bos”

“kalau begitu kembalilah ke mobil dan tunggu dibelakang restoran”

“huh? wae?”

“mereka akan kembali ke restoran, karena aku sudah menemukan barang yang dia tinggal”

“baik bos”

mereka pun segera kembali ke restoran dan memindahkan mobilnya ke belakang bangunan itu

setelah menunggu 1 jam, mereka melihat dua yeoja itu kembali dan salah satunya memasuki restoran. tanpa ia sadari 2 anak buah tuan choi sudah mengintainya hingga mereka berhasil membawa jessica yang diduga sebagai yoona

Flashback End

“apa kita harus menghubungi tuan choi dulu?” bisik rekannya

“tidak, tuan choi meminta langsung dibunuh saja” ucap namja itu mulai menodongkan pistol itu kearah kepala jessica “lagipula aku sudah muak melihatnya, dia sudah membunuh rekan rekanku” lanjutnya, jarinya mulai bergerak melepaskan pelatuk itu sementara jessica hanya memejamkan matanya ketakutan

*prankk!!!*

*dorrrr!! dorrr!!!* beberapa tembakan terdengar di dalam ruangan itu membuat 2 orang terbaring

“sica!!!” teriak yoona saat melihat kekasihnya tak sadarkan diri

*dorrr!!!* sebuah tembakan hampir saja mengenai kepala yoona

“yoong, gwaenchanna?” tanya yuri yang berada dibelakangnya

“nne”

“serang mereka!” teriak para anak buah tuan choi yang berhasil menghindar hingga terjadi baku tembak dan perkelahian antara para anak buah tuan choi yang cukup banyak melawan yoona, yuri, taeyeon dan vivian yang berhasil menemukan lokasi mereka

perlahan jessica membuka kedua matanya setelah tubuhnya terjatuh akibat dorongan anak buah tuan choi, ia melihat namja yang hampir membunuhnya sudah tergeletak tak bernyawa dengan beberapa tembakan pada kepala dan tubuhnya, matanya beralih pada beberapa orang yang sedang melakukan baku tembak dan ia melihat yoona diantara mereka

“yoong” panggil jessica dalam hati, air matanya mulai mengalir karena bahagia sekaligus khawatir melihat kekasihnya. namun ia melihat seseorang berlari menghampirinya, awalnya jessica terkejut dan ketakutan

“gwaenchanna?” ucap orang itu mulai melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki jessica. jessica kembali membuka kedua matanya setelah tau kalau orang itu bukanlah musuh, namun ia terkejut saat melihat wajah orang itu

“taeyeon?” ucap jessica setelah penutup mulutnya dilepas

apa tubuhmu ada yang terluka?” tanya taeyeon menghiraukan ucapan jessica

“an.. annie… bagaimana kau..”

“kajja kita harus segera pergi dari sini” potong taeyeon membantu mengangkat tubuh jessica dan berhasil keluar dari gedung itu

“tunggulah disini, dan ini” ucap taeyeon memberikan sebuah pistol pada jessica setelah memasukkan dirinya kedalam mobil “tembak saja mereka jika menghampiri mobil, arrasso?” lanjutnya

“n..nne.. tapi.. kau..” ucap jessica namun taeyeon langsung menutup pintu mobil  dan berlari meninggalkannya

setelah menunggu beberapa lama, jessica melihat 4 orang keluar dari gedung itu, ia tersenyum saat melihat yoona salah satunya

“yoong…!!” teriak jessica berlari dan memeluk kekasihnya

“Gwaenchanna?” tanya yoona segera melapaskan pelukannya dan memeriksa jessica

“Nne…” ucap jessica tersenyum senang

“Anniyo, kau terluka” ucap yoona dengan kedua mata yang berkaca kaca, ia memandang jessica yang terdapat beberapa lebam pada wajahnya yang terlihat sangat pucat itu “kajja kita ke rumah sakit” ucap yoona langsung mengangkat tubuh jessica membawanya kedalam mobil

Sementara ketiga yeoja yang melihatnya hanya bisa tersenyum ikut senang

“Adikmu sudah terlihat dewasa sekarang yul” ucap vivian

“Nne… Akupun terkejut tak menyangka melihatnya seperti itu” ucap yuri ikut tersenyum

“Tapi… Bagaimana dengan mereka?” ucap taeyeon menoleh kembali menatap gedung kosong itu

“Biar aku yang mengurusnya, kalian pergilah dari sini karena polisi akan segera kemari” ucap vivian

“Aku berhutang banyak padamu” ucap yuri memeluk sahabatnya itu

“Tentu saja kau harus mentraktirku nanti hahaha” ucap vivian

Hingga merekapun meninggalkan vivian sendiri di tempat itu

…………………………….

Setelah kejadian itu, jessica langsung dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan beberapa perawatan

Yuri terdiam menatap jessica yang masih tertidur pulas

“Yul?” panggil seorang yeoja membuyarkan lamunan yuri

“Huh? Fany-ah, kau baru saja datang?”

“Nne.. Aku panggil tapi kau diam saja, sedang memikirkan apa?”

“Ah anniyo hehehe”

“Ah ya bagaimana keadaan jessica? Apa dia terluka parah?” ucap tiffany terlihat khawatir

“Tidak ada fany-ah, sica hanya perlu banyak istirahat”

“Lalu kamu? Yoong? Dan yang lain?”

“Kami semua baik baik saja”

“Hmmm… Syukurlah, eh? wajahmu terlihat pucat, apa kau kurang tidur lagi?” tanya tiffany membingkai wajah kekasihnya itu

“hehehe aku lupa, aku belum sempat tidur setelah berhasil membawa jessica”

“yaish kebiasaan, kajja kita pulang dulu, kau harus istirahat” ucap tiffany memegang erat tangan yuri dan membawana keluar ruangan dimana jessica dirawat

“tapi aku berencana untuk mengadakan barbecue, sore ini jessica sudah diperbolehkan pulang”

“benarkah? yasudah kalau begitu biar aku yang belanja, nanti kau menunggu saja didalam mobil” ucap tiffany

Benar saja, selama diperjalan yuri langsung tertidur pulas didalam mobil, awalnya ia sempat menolak ketika tiffany meminta kunci mobil agar dia yang mengemudi, namun karena ia benar benar merasa kelelahan akhirnya yuri mengalah hingga 2 jam berlalu keduanya sudah tiba di rumah milik yuri setelah tiffany berbelanja banyak bahan bahan untuk acara barbecue

“yul, ireonna.. kita sudah sampai” ucap tiffany mengusap usap rambut yuri

“enghh…? begitu ya?” ucap yuri yang masih memejamkan matanya enggan terbuka, tangannya mulai merogoh kesela sela pintu dengan mata tertutup namun akhirnya pintu mobil disampingnya dapat terbuka setelah dibantu oleh tiffany

Yuripun berjalan sambil terus memejamkan kedua matanya

“hahaha dasar yul” tawa tiffany menggelengkan kepalanya melihat yuri, iapun membantu yuri memapahnya hingga memasuki kamar

*brukk!!* yuri lagsung menjatuhkan tubuhnya diatas kasur

“yaish… lepas dulu sepatumu yul..” ucap tiffany

“hhmm?? nne.. smcbwdjfjidwgv” ucap yuri meracau dan kembali tertidur pulas

“yaish dasar” gumam tiffany, iapun merendahkan tubuhnya dan duduk diatas tempat tidur disamping yuri, tangannya mulai melepaskan satu persatu sepatu yang masih terpasang dikaki kekasihnya itu

Begitu selesai menaruh sepatu, tiffany kembali menghampiri yuri, ia mulai menghidupkan AC didalam kamar itu karena melihat dahi yuri yang berkeringat

Tiffany pun naik keatas kasur berniat membukakan jaket yang dipakai oleh yuri

“kekekeke… kau lucu sekali, sebegitu lelah eoh?” ucap tiffany tertawa kecil saat melihat wajah tidur yuri terlihat lucu baginya, ia pun mengusap usap wajah kekasihnya itu

“dari dulu aku selalu bahagia saat bersamamu, kenapa baru sekarang ini aku menyadari bahwa melihat wajahmu saat tertidur saja sudah sebahagia ini?” gumam tiffany. perlahan ia merendahkan tubuhnya hingga jarak wajahnya sangat dekat dengan wajah yuri “I really love you, yul” bisik tiffany memejamkan kedua matanya dan kembali merendahkan wajahnya hingga menempelkan bibirnya pada bibir yuri

Cukup lama tiffany mencium bibir yuri, tiba tiba saja ia terkejut saat tangan kanan yuri terangkat dan menekan kepalanya hingga ciuman keduanya semakin dalam

“emmhh……” erang tiffany

“y..yyul.. apa yang kau lakukan?” ucap tiffany dalam hati. namun ia masih melihat yuri yang terus memejamkan kedua matanya hingga akhirnya tiffany berhasil melepaskan diri

*degdegdegdeg* “kenapa jantungku berdebar seperti ini” ucap tiffany dalam hati, ia melihat yuri yang kembali tertidur pulas entah menyadari atau tidak atas apa yang sudah dilakukannya itu

Tiffany pun segera menyelimuti tubuh yuri dan berlari meninggalkan kamar

“omo!! kau mengagetkanku saja” ucap taeyeon yang hampir saja bertabrakan dengan tiffany yang baru saja keluar kamar, begitu pun tiffany yang ikut terkejut

“ad…ada apa kau kemari?” tanya tiffany gugup

“aku ingin menemui yuri, apa dia ada didalam?”

“an anniyo.. dia sedang tidur”

“yasudah biar ku bangunkan”

“andwae…! dia baru saja tidur dan sangat kelelahan”

“yaish… arrasso, apa bahan bahan makanan yang berada didepan itu untuk acara barbecue?” tanya taeyeon

“nne… kajja bantu aku menyiapkannya” ucap tiffany menarik tangan taeyeon menjauhi kamar yuri

………………………

“hemmmhh…” gumam jessica perlahan membuka kedua matanya setelah cukup lama tertidur

“hey” sapa yoona yang sudah duduk disampingnya

“yoong, berapa lama aku tertidur?” ucap jessica memulihkan kesadarannya

“emm… sekitar 11 jam” ucap yoona tersenyum pada kekasihnya

“omo!” ucap jessica terkejut “apa kau tak tidur?” lanjutnya

“anniyo, aku tidur disampingmu tadi, bagaimana keadaanmu?”

“lebih enak, apa aku sudah boleh pulang?”

“tentu saja, di rumah akan mengadakan barbecue atas kepulanganmu” ucap yoona tersenyum mengusap lembut kepala jessica

“jinjja?” gumam jessica terlihat senang, yoonapun mengangguk mengiyakan

“tapi sebelum pulang kau harus memakan bubur sup ini kemudian meminum obat” ucap yoona mengambil mangkuk berisi sup itu, iapun mulai mengaduk dan meniupinya hingga disuapkan pada jessica

“apa kau yang membuatnya?”

“anniyo, tadi siang tiffany eonnie menjengukmu dan membawakan sup dan bubur ini untukmu, tapi kau tertidur sangat pulas jadi dia kembali mengantar yul eonnie pulang” ucap yoona mengambil tissue dan membersihkan bubur yang menempel di sudut bibir jessica

Jessica kembali tersenyum melihat perlakuan manis kekasihnya itu

“wae?” tanya yoona heran

“nothing” jawab jessica kembali tersenyum

“Ah ya, tadi krystal menelpon”

“Omo! Jinjja?” ucap jessica terkejut “apa dia tahu tentang ini?” lanjutnya

“Anniyo, aku belum memberitahunya”

“Andwae…!! Dia dan keluargaku tak boleh tahu, mereka akan khawatir” 

“Arrasso, jja suapan terakhir, setelah ini kita siap siap untuk pulang” ucap yoona kembali menyuapkan bubur sup itu

………………………………

“Kau selalu saja terlihat diam, bahkan saat kekasihmu tidurpun” ucap taeyeon yang selalu memperhatikan terus saja terdiam selama menata perlengkapan barbecue yang diadakan di halaman rumah

“Nne? Kau bilang apa?” tanya tiffany tak menangkap ucapan taeyeon

“Aigoo… Rupanya kau melamun, memikirkan apa eoh?”

“Anniyo…” ucap tiffany

“Eiyyy, tadi kau keluar dari kamar yul kan, kalian sudah melakukan apa?” goda taeyeon

“An.. Anniyoo… Dasar bodoh, mengapa kau berkata seperti itu”

“Anni, hanya bertanya mengapa kau segugup itu?”

“Ak.. Aku biasa saja, kkah cucilah kentang kentang ini” ucap tiffany memberikan kantong plastik berisi kentang itu

“Arraso, tapi jawab dulu pertanyaanku”

“Pertanyaan apa?” tanya tiffany

“Apa kau dan yuri sudah melakukannya?” tanya taeyeon dengan mengangkat kedua jarinya

“Mwo? Yah!!” teriak tiffany memukul lengan taeyeon

“Wae? Aku hanya bertanya, kau hanya tinggal menjawab iya dan tidak, begitu saja” ucap taeyeon dengan wajah tanpa dosanya

“Yaish…” gumam tiffany meninggalkan taeyeon setelah mengambil kembali kentang itu

“Wae…? Kenapa kau tak menjawabnya?” tanya taeyeon yang ikut menyusul dan membantu tiffany membersihkan kentang kentang itu

“Apa untungnya bagimu? Itu masalah pribadi”

“Anni, yul itu sudah aku anggap sebagai adikku, jadi aku ingin tahu bagaimana dia terhadapmu”

“Mengapa kau tak menanyakan langsung padanya?” 

“Ck, bisa saja dia menyangkal”

“Kami belum pernah melakukannya, puas kau?”

“Jinjja? Jangan berbohong, ku lihat kalian sangat sangat sangatlah dekat dan harmonis”

“Yah!! Apa itu berarti kami harus melakukannya eoh? Dasar byunt!”

“Heol, daebak!” ucap taeyeon bertepuk tangan “tapi…wae?” tanya nya kembali

“Yaish… Apakah tidak ada pembahasan lain eoh?” ucap tiffany terlihat kesal

“Anni, lagipula kita sudah dewasa, jadi aku biasa saja membicarakan hal itu”

“Itu bagimu! Tidak bagiku! >_<“

“Aku tak akan menanyakan hal itu jika tak melihatmu terlihat gugup dengan wajah yang memerah saat keluar dari kamar yul”

“Yaish… Itu karena suhu didalam kamar sangat panas”

“Aahhahaha jadi karena panas ya, daebak” ucap taeyeon

“Yah! Jangan berpikir yang tidak tidak!” 

“Arraso, hanya saja bagiku rasanya aneh” ucap taeyeon

“Apanya yang aneh?”

“Setiap hubungan yang sangat dekat pasti hampir semuanya pernah melakukan hal itu, aku yakin yoona dan sica pun pasti pernah melakukannya”

“Mwo? Yah kim taehyuk! Mengapa kau mengatakannya padaku”

“Wae? Memangnya kenapa?” tanya taeyeon dengan ekspresi datarnya

“Anniyo, kau sendiri pasti selalu melakukannya”

“Tidak juga, aku dengannya sudah putus”

“Omo!” ucap tiffany terkejut

“Wae?”

“Apa kau mengatakan itu karena ingin menggodaku? Andwae!! Kau tak boleh macam macam padaku!”

“Yaish…! Baboya… Tentu saja tidak” ucap taeyeon jengkel “selama masih menjadi kekasihkupun kau selalu menolaknya” lanjutnya dalam hati

“Woah, sepertinya akan ada pesta disini” ucap hyoyeon yang baru saja tiba

“Hey hyo, kajja bergabunglah… Kebetulan sekali kau datang” ucap tiffany menghampiri hyoyeon

“Omo! Gawat” gumam taeyeon yang melihat kehadiran sahabatnya, ia pun kembali mrmbalikkan badannya berpura pura serius mencuci kentang dan sayuran lainnya

“Yah, kau bicara seperti itu agar aku membantumu menyiapkan makanan kan?”

“Hehehe tahu saja, apa boleh buat… Di runah hanya aku yang bisa memasak” ucap tiffany “ah dia juga lumayan” lanjutnya saat melihat taeyeon menghampiri mereka

Taeyeonpun mengangkat wajahnya dan kembali bertatapan dengan hyoyeon

“Ah.. Begitu, baiklah aku akan bergabung, kemana kekasihmu?” tanya hyoyeon kembali menatap tiffany

“Dia sedang”

“Aku disini” ucap yuri yang sudah berdiri menuangkan air mineral untuk diminumnya

“Omo! Kau mengagetkanku saja” ucap tiffany

“Baru bangun yul? Kau terlihat berantakan” ucap hyoyeon

“Nne… Tadi aku mengantuk sekali sampai tak sadar jika aku sudah berada dikamarku, siapa yang memindahkanku?” tanya yuri membuat taeyeon yang menatapnya langsung memandang tiffany

“Kk..kkau berjalan sendiri” ucap tiffany gugup setelah mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu. Namun ia bersyukur yuri tak mengingat apa yang sudah dilakukannya terhadap tiffany

“Kalau begitu aku mandi dulu” ucap yuri kembali memasuki rumah

“Wae?” tanya tiffany pada taeyeon yang masih menatapnya dengan senyuman yang sulit diartikan itu

…………..

Tak berapa lama yoona dan jessica pun tiba di rumah

“jesie…!!!” teriak tiffany berlari menyambut jessica “welcome home, miss you so much” lanjutnya segera memeluk sahabatnya itu

“miss you too baby” ucap jessica membalas pelukan tiffany “woah sepertinya sedang ada pesta” ucapnya kembali saat melihat beberapa orang berada di halaman rumah

“nne, kami mengadakan barbecue untuk menyambut kepulanganmu” jawab tiffany, tiffany pun membawa jessica bergabung bersama mereka

“hey sica, bagaimana keadaanmu?” ucap yuri yang sudah berada disana ikut membantu taeyeon memanggang daging

“sangat baik” ucap jessica tersenyum senang “ohh??” gumamnya saat pandangannya mengarah pada yeoja yang berdiri memunggunya disamping yuri. jessica pun berjalan menghampiri

“taeyeon?” ucap jessica membuat orang orang yang berada disana mengalihkan pandangannya pada jessica

“sial” gumam taeyeon dalam hati, ia masih terdiam memunggungi jessica

“yah, dia bukan taeyeon sica-yaa, dia namja” ucap yuri

Taeyeonpun membalikkan badannya dengan gugup menghadap jessica

“anyeong, kim taehyuk imnida, senang melihat anda baik baik saja jessica-shi” ucap taeyeon membungkukkan badannya, iapun kembali membalikkan melanjutkan aktivitasnya

“oh? tapi… dia.. sangat mirip”

“yah, apa tak ada yang ingin menyambutku?” ucap yoona yang baru saja tiba setelah memindahkan barang barang milik jessica dari mobil

“hey yoong, makanan belum siap sebaiknya kau bantu hyoyeon memotong daging daging itu, ppali” ucap yuri

“yaish… arrasso” ucap yoona mempoutkan bibirnya kesal, iapun bergabung membantu hyoyeon

“sica, kajja sebaiknya kau duduk saja jangan terlalu banyak melakukan aktivitas” ucap tiffany membawa jessica menjauhi pemanggang, keduanya pun duduk di tempat makan malam diadakan tak jauh dari sana

“tiff, apa kau mengenalnya?” tanya jessica yang masih memperhatikan taeyeon

“nugu?” ucap tiffany, iapun mengikuti arah pandangan jessica “namja itu?”

“tidak kah kau berpikir jika dia itu taeyeon?”

“jangan mengada ngada, dia taehyuk oppa sahabtnya yul”

“jinjja? tapi aku belum pernah mendengar tentang dia sebelumnya”

“hemm… molla” ucap tiffany “igo, aku sudah membungkuskan daging untukmu, aaa…” lanjutnya sambil menyuapkan daging yang sudah dibungkus oleh daun letuce

“thank you..” ucap jessica sambil mengunyah daging itu “aaa massyyytaah…” lanjutnya kegirangan membuat tiffany tertawa kecil

“tapi tiff..” ucap jessica kembali membuat tiffany menatapnya “tidak kah kau berpikir jika dia.. mirip… taeyeon?” ucap jessica setelah ada jeda karena ragu mengatakannya karena nama yang disebutkan adalah mantan kekasih sahabatnya itu

Tiffany terdiam mendengar ucapan jessica, iapun kembali menoleh menatap taeyeon yang masih sibuk bersama yang lain

“sejujurnya akupun awalnya terkejut sepertimu saat pertama kali melihatnya” ucap tiffany “saat itu yuri yang mengenalkannya padaku, tapi aku tak ingin menunjukkan keterkejutanku dihadapan yuri, yul juga menanyakan hal yang sama sepertimu” ucap tiffany kembali

“dan kau berpura pura bersikap biasa saja?”

“kau benar, aku bisa merasakan perasaan yul dan aku tak ingin menyakitinya”

“daebak, ternyata kau memang sudah mencintai yuri dari dulu” ucap jessica takjub

“lagipula kalaupun dia taeyeon, perasaanku sudah biasa saja” ucap tiffany mengalihkan pandangannya pada jessica

“syukurlah, aku khawatir tadi ucapanku menyakitimu, mianhae”

“gwaenchanna..” ucap tiffany “tapi jessie, aku ingin bertanya padamu”

“nne, katakan” ucap jessica mengambil minuman karena merasa haus

“kau sudah lumayan lama menjalin hubungan dengan yoong, apa… kalian sudah pernah melakukannya?” tanya tiffany ragu

“pwwffhhtt!!! yah, mengapa kau tiba tiba bertanya itu?” ucap jessica terkejut hampir menyemburkan air putih yang sedang diminumnya

“aku kesal dengan taehyuk oppa, dia terus mendesakku dengan pertanyaan itu” ucap tiffany mempoutkan bibirnya “dia juga berpikir jika kau dan yoong sudah melakukannya”

“m..mmwo? yaish kurang hajar” ucap jessica

“jadi??” ucap tiffany menatap serius pada jessica

“w…wae..?” ucap jessica gugup menatap sahabatnya itu

“apa yang diucapkannya benar?” tanya tiffany

“y..yyah! pertanyaanmu itu yaish..” ucap jessica menjitak pelan kepala tiffany

“aku hanya kesal dia terus menanyakan hal itu padaku, apa setiap pasangan harus melakukannya?”

“tidak juga, seharusnya mereka melakukannya setelah ada ikatan pernikahan, hanya saja kadang cinta membutakan segalanya, ada yang melakukannya karena nafsu saja, karena kebutuhan, karena cinta dan karena ingin mengikat karena dia adalah milik kita”

“jadi kau sudah melakukannya?” ucap tiffany terlihat kembali serius

“ck, baiklah aku mengakuinya” ucap jessica pasrah

“woah daebak” ucap tiffany terkejut

“kau sendiri? dulu kau bilang padaku belum pernah melakukan hal itu dengan taeyeon karena kau selalu belum merasa siap, apa perasaan mu seperti itu juga pada yul?” tanya jessica membuat tiffany membelalakkan kedua matanya

“e… anni…” ucap tiffany

“wae? kau sudah melakukannya dengan yul?”

“anniyo… tapi…”

“wae?” tanya jessica mendekatkan wajahnya pada tiffany karena penasaran

“entah mengapa perasaanku terasa terbakar setiap kali kami melakukan kissing”

“woah, lalu? apa yuri… mulai memintanya?”

“anni….”

“yaish.. kau membingungkan”

“yul tak pernah memintanya, dia pernah bilang ingin menjaga perasaanku dan tidak akan memintanya”

“dan kau kecewa dengan ucapannya?” ucap jessica mulai tertawa

“aninde…”

“yah, lantas mengapa tak segera menikah saja”

“yaish.. pernikahan bukan sesuau yang main main”

“arasso, lakukan saja jika kau ingin melakukannya” ucap jessica tersenyum memegang pundak tiffany, iapun mendekatkan wajahnya didekat telinga tiffany “apa perlu aku mengajarkannya padamu?” bisik jessica

“yah!!! jessica!!!” teriak tiffany dengan wajah yang sudah memerah membuat jessica tertawa terbahak bahak

“kalian seru sekali, apa yang dibicarakan?” ucap yuri yang baru saja tiba membawa daging yang sudah matang

“kau ingin tahu apa yang kami bicarakan?”

“nne… ceritakan padaku” ucap yuri sambil menata daging daging itu pada piring

“andwae…!!! kami tak membicarakan apa apa” ucap tiffany segera membungkam mulut jessica dengan tangannya

“huh? aneh sekali” ucap yuri bingung melihat kedua yeoja itu “yah yeddeuraa…. makanan sudah siap, kajja” teriaknya pada yang lain

Yang lain segera bergabung dan duduk melingkar di meja makan yang cukup besar itu. makan malampun dimulai dengan  beberapa tambahan cerita lucu dari masing masing terutama yoona, hyoyeon dan yuri yang lebih banyak menceritakan hal hal lucu sehingga membuat suasana malam itu tampak ceria

……………………………………

Kediaman tuan choi

“tuan, jisung bersama anak buah yang lain tewas saat melakukan penculikkan yoona, mereka kembali gagal” ucap yesung kaki tangan yang selalu berada disamping tuan choi itu

“sial! dasar bodoh mereka” umpat tuan choi kembali menelan kekecewaannya pada para anak buahnya

Yesungpun pamit dan meninggalkan ruangan tersebut. ia berjalan menuju lantai atas setelah mendapat panggilan dari sooyoung

*toktoktok*

“noona ini aku” ucap yesung setelah mengetuk pintu kamar sooyoung. ia menengok ke segala arah memastikan tak ada yang mengawasinya

“masuklah” ucap sooyoung dari dalam

Yesung pun memasuki kamar itu dan melihat sooyoung sedang duduk membersihkan beberapa senjata tajam miliknya

“yesung-ah bagaimana ayahku?” tanya sooyoung

“tuan choi saat ini tampak marah dan emosi karena jisung dan para anak buahnya gagal menculik dan membunuh yoona, bahkan mereka tewas” ucap yesung

“begitu ya, lalu apa kau sudah menemukan tempat dimana yoona tinggal saat ini?”

“belum noona, keberadaan mereka masih sulit dilacak, kami selalu kehilangan jejak setiap mengikuti yuri setiap pulang dari kantornya”

“hemm… begitu ya” ucap sooyoung meletakkan senjata senjata itu kembali ke tempatnya “kau boleh keluar yesung-ah, gomawo”

“nne.. tapi….” ucap yesung sedikit ragu, ia melihat sooyoung kembali menatapnya

“wae?” tanya sooyoung

“mengapa tuan choi begitu ingin membunuh kedua kakak beradik itu? apa hanya karena kesalahan dokter pada saat melakukan operasi untuk ibunya?”

“anniyo, lebih dari itu tapi aku tak bisa menjelaskannya padamu” ucap sooyoung

“nne baiklah, kalau begitu aku pamit dulu noona” ucap yesung. ia pun meninggalkan kamar sooyoung

Sementara sooyoung kembali terdiam, pandangannya tertuju pada foto bergambar dirinya bersama yoona

……………………..

3 jam berlalu, acara barbecue di rumah yuri telah usai setelah makanan diatas meja habis

“yah, sudah ku bilang jangan telalu banyak minum soju! kau jadi mabuk kan” ucap jessica memarahi yoona yang terlihat mabuk menyandarkan kepalanya pada meja

“anniyo.. aku tak mabuk hehehe” ucap yoona tertawa menatap jessica

“yaish, kajja kita ke kamar” ucap jessica merangkul tangan yoona membantunya berdiri

“chagiya, aku merindukanmu kajja kita bermain malam ini” bisik yoona

“mwo? shiro!! kau harus pergi bekeja besok”

“kalau begitu aku ingin tidur disini saja” ucap yoona kembali duduk dan menyandarkan kepalanya diatas meja

“yah andwae… kau akan mati kedinginan” ucap jessica kembali menarik tangan yoona

“aku tidak ingin masuk sebelum kau mau” ucap yoona

“yaish dasar bocah! kajja”

“call?” ucap yoona

“ck, arasso” ucap jessica pasrah

“what!!! yah, jessie..!!” ucap tiffany yang sedari tadi memperhatikan mereka

“omo! kau mendengarnya tiff” ucap jessica tersenyum innocent

“yah, kalian!” ucap tiffany menunjukk jessica dan yoona

“eonnie, sebaiknya kau segera menikah dengan eonniku, kau tak tahu? banyak sekali yeoja dan namja yang ingin menjadi kekasihnya” ucap yoona “dan lakukan saja sebelum orang lain mendahuluimu hehehe” ucapnya kembali

“yah!!! paboya!!” teriak tiffany menjitak kepala yoona

“hahaha apa yang dikatakan yoong benar, atau… kau ingin tidur bersama kami?” goda jessica

“yaish!! kalian gila! kkah pergilah” ucap tiffany mendorong kedua yeoja itu berjalan memasuki rumah

“hufht… untung tak ada yang mendengar” ucap tiffany saat kembali berjalan menuju halaman. beruntung tadi hanya ada mereka bertiga di meja makan sementara yuri, taeyeon dan hyoyeon sedang mematikan arang dan membereskan alat pemanggang

“kau masuk saja, biar aku yang membereskan ini” ucap taeyeon mengambil piring piring yang berada di tangan tiffany

“gwaenchanna.. aku belum mengantuk, sepertinya aku tak bisa tidur”

“kalau begitu minumlah ini” ucap taeyeon mengeluarkan tempat minum kecil dari jaketnya

“apa ini?”

“aku selalu meminum ini jika kesulitan tidur” ucap taeyeon

Tiffany pun menerimanya dan mulai membuka tutup botol itu, ia mencium botol itu sebelum meminumnya

“yah minum saja” ucap taeyeon

Awalnya tiffany tampak ragu dan kembali memandang taeyeon, namun kemudian iapun mulai meminumnya

“yack!! minuman apa ini? keras sekali”

“red wine” ucap taeyeon

“mwo? yah! kau seperti….” ucap tiffany namun ucapannya terhenti

ia kembali teringat beberapa tahun yang lalu saat menginap di rumah taeyeon

“fany-ah…” ucap taeyeon memeluk tiffany dari belakang, tangannya mulai meraba bagian bagian tubuh tiffany, kemudian iapun membalikkan badan kekasihnya hingga berhadapan dengannya

kedua tangan taeyeon membingkai wajah tiffany, tanpa ragu ia segera mencium bibir kekasihnya. tangannya kembali turun mengusap usap punggung tiffany

“jangan taeyeon-ah” ucap tiffany melepaskan ciumannya saat merasakan tangan taeyeon hampir membuka resleting dress pada punggungnya

“wae?”

“aku.. belum siap melakukannya”

“kita sudah 2 tahun” ucap taeyeon

“nne.. tapi.. jangan sekarang, aku mohon” ucap tiffany menundukkan kepalanya

“arasso” ucap taeyeon melepaskan kedua tangannya, iapun berjalan meninggalkan kamar

“oddiga? apa kau marah?” tanya tiffany mengikuti kekasihnya itu

Namun taeyeon terus berjalan tak menjawabnya sampai mereka sampai di ruang bawah tanah

“tempat apa ini?” tanya tiffany, namun ia sedikit terkejut saat taeyeon menyalakan lampu sehingga ruangan tersebut terlihat jelas dengan beberapa botol terpasang rapi pada rak rak besar di ruangan itu. ia melihat taeyeon mengambil satu botol besar dan kembali mematikan lampu ruangan

“apa itu?” tanya tiffany kembali

“red wine” ucap taeyeon “ini membantuku setiap kesulitan tidur, aku akan meminumnya bersama appa, kau tidurlah” ucap taeyeon kembali kemudian berjalan meninggalkan kekasihnya itu

Saat itu tiffany menyadari botol botol itu juga selalu terpajang di lemari kamar didalam rumah ataupun apartemen taeyeon, ia memang tahu jika taeyeon selalu mengalami insomnia dan ternyata red wine yang bisa membantunya

Flashback End

“wae?” tanya taeyeon yang melihat tiffany terdiam tak mlanjutkan ucapannya

“aninne, aku masuk dulu” ucap tiffany segera berjalan meninggalkan taeyeon yang masih bingung melihatnya

“omo! yah!! kenapa kau menghabiskan semuanya! kau akan mabuk!” teriak taeyeon saat melihat botol itu sudah kosong, namun tiffany terlanjur memasuki rumah

“kenapa kau berteriak sendiri?” tanya yuri yang baru saja mengahampirinya

“an.. anniyo” ucap taeyeon gugup segera memasukan botol kecil itu pada saku jaketnya

“alat alatnya sudah selesai aku bersihkan, sepertinya aku harus pulang” ucap hyoyeon menghampiri yuri dan taeyeon

“huh? mengapa tak menginap saja? masih ada beberapa kamar kosong”

“anninde, besok pagi aku harus pergi ke seoul hospital menjenguk ibunya taeyeon” ucap hyoyeon menatap namja dihadapannya itu

“ah ya bagaimana keadaannya?” tanya yuri

“kesehatannya mulai membaik, tapi beliau masih selalu melamun memikirkan taeyeon, kau datanglah mejenguknya, dia sudah tahu tentang masalah keluarga kalian” ucap hyoyeon

“apa dia mau menerimaku?”

“coba saja, kau bisa meminta dia untuk menemanimu kesana” ucap hyoyeon kembali menatap taeyeon “kalau begitu aku pulang dulu, gomawo atas makan malamnya” ucapnya kembali kemudian pamit pada yuri dan taeyeon

“nne.. hati hati di jalan hyo, kemarilah jika kau bosan” ucap yuri mengantar hyoyeon sampai memasuki mobil

“arasso” ucap hyoyeon, iapun menginjakkan gas meninggalkan kediaman yuri

“sepertinya dia masih mencurigaiku” ucap taeyeon saat yuri kembali menghampirinya

“hemm… bagaimana pun juga lambat laun identitasmu akan terbongkar taeyeon-ah”

“jangan sekarang” ucap taeyeon “lagipula aku akan meninggalkan korea setelah kasus ini selesai”

“yah jangan berkata bodoh, kkah istirahatlah biar aku yang mencuci piring piring ini di dalam rumah” ucap yuri

“arasso” ucap taeyeon menepuk pundak yuri, ia pun meninggalkannya menuju paviliun tempatnya tinggal

…………………………………

Keesokan harinya

“yoong ireonna… Kau harus pergi bekerja” ucap jessica pengusap usap kepala kekasihnya yang masih terlelap disampingnya itu

“10 menit lagi, aku masih lelah karena kau main kasar semalam” ucap yoona memeluk jessica dan kembali tertidur

“yah! kita tak melakukan apa apa dasar bodoh” ucap jessica menepuk pelan dahi yoona

“ah iya aku lupa hehehe ternyata itu hanya mimpi” ucap yoona membuka kedua matanya menatap wajah jessica yang jaraknya sangat dekat dengan wajahnya

*cuppp* dengan cepat ia mengecup bibir jessica memberikan kiss morning

“good morning” ucap yoona tersenyum menatap kekasihnya

“morning too, my love” ucap jessica giliran ia yang mencium bibir yoona “kkah mandilah, aku akan menyiapkan sarapan” ucapnya kembali sambil terbangun dan mengikat rambutnya

“tak ingin mandi bersama?” ucap yoona menarik tangan jessica hingga terjatuh diatas tubuhnya

“yaish…. shirro, dasar pervert” ucap jessica memukul kembali dahi yoona. ia pun kembali bangun meninggalkan yoona didalam kamar

…………………………..

Kediaman tuan choi

“sunny-ah bagaimana perkembangan perusahaan eletronikmu? apa kau berhasil bekerja sama dengan yuri?” ucap tuan choi saat menikmati sarapan pagi bersama keluarga

“nne.. kami sudah menandatangani kontrak kerja sama”

“baguslah,  apa kau menyukai yuri?”

“appa, dia teman masa kecilku”

“memangnya kenapa? kalian sudah saling mengenal satu sama lain, akan sangat bagus jika kalian bersama” ucap tuan choi

“appa…” ucap sunny merasa jengkel

“ah ya youngie-yaa siang ini appa akan mengunjungi restoranmu bersama para klien, siapkan beberapa makanan mewah” ucap tuan choi kini beralih pada sooyoung yang sedari tadi hanya terdiam menikmati sarapan

“mengapa sangat mendadak, aku belum menyiapkan bahan bahannya”

“gwaenchanna, kau bisa meminta pekerjamu menyiapkannya sekarang, lagipula appa akan kesana siang nanti, mungkin sedikit sore”

“arasso, kalau begitu aku pergi dulu” ucap sooyoung menghentikan makannya dan segera bersiap siap

“yah, habiskan dulu sarapanmu, apa kau tak ingin berangkat bersamaku” ucap sunny

“untuk hari ini aku akan sibuk” ucap sooyoung, iapun pamit dan segera berangkat

Saat diperjalanan, sooyoung mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang

“yoboseyo, luna-yaa” ucap sooyoung setelah telepon itu diangkat penerimanya

“oh yoboseyo eonnie, tumben sekali kau menghubungiku”

“akan ada orang-orang penting yang akan membooking untuk nanti siang, bisakah kau dan yan lain datang lebih pagi?” ucap sooyoung

“arasso, sebenarnya aku sudah berada di restoran dan kebetulan hari ini restoran baru saja dibuka setelah beberapa hari tutup”

“nne?” gumam sooyoung heran

“huh? apa eonnie tidak tahu?”

“wae?”

“beberapa hari yang lalu ada kasus penculikkan sica eonnie disini, tempat ini menjadi berantakan namun untungnya sica eonnie sudah berhasil diselamatkan tanpa melibatkan polisi jadi restoran ini bisa kembali dibuka”

“apa yoona sudah berada disana sekarang?”

“nne..  kami baru saja membereskan barang barang”

“aku segera kesana” ucap sooyoung kemudian mematikan teleponnya, iapun kembali menancapkan gas menambah kecepatan

Tak butuh waktu lama sooyoung sudah tiba di restoran, iapun segera memasuki restoran tersebut dan menghampiri para pekerjanya yang masih sibuk menata barang barang

“yah apa yang terjadi dengan restoranku” ucap sooyoung langsung membalikkan tubuh yoona dan mencengkram kerah seragamnya

“huh? aku pikir kau sudah tau”

“mengapa kau tak memberitahuku!” ucap sooyoung semakin mencengkram erat kerah itu

“wae..? mengapa kau terlihat marah?”

Sooyoungpun melepaskan kerah baju yoona dengan kasar

“pergilah, dan jangan pernah kemari” ucap sooyoung membuat yoona dan pekerja yang lain terkejut

“yah choi sooyoung, ada apa denganmu?”

“ini restoran milikku, dan kau hampir saja menghancurkannya!” teriak sooyoung kembali marah

“yah chankkaman, mengapa sekarang kau jadi peduli pada restoran ini? kemarin kau kemana huh?” ucap yoona mulai terlihat kesal

“bukan urusanmu, pergilah aku muak melihatmu”

“shirro, apa karena masalah penculikan ini kau marah? semuanya sudah selesai, lagipula kau bisa datang dan pergi sesukamu, aku yang biasa bertanggung jawab menjalankan restoran selama ini”

Sooyoung kembali emosi dan

*bukk!!!* dengan kencang ia memukul wajah yoona hingga tejatuh

“omo! eonnie!!” teriak luna menghampiri yoona membantu mebangunkannya sementara yang lain segera menahan sooyoung

“lepaskan aku atau kalian aku pecat!” teriak sooyoung membuat yang lain terkejut dan takut, mereka pun segera melepaskan tangannya

“yah, aku tanya sekali lagi ada apa denganmu? bukankah kau tampak tak peduli dengan restoran ini?”

“anni, aku yang mengatur restoran ini mulai sekarang, dan aku memecatmu” ucap sooyoung

“wae?”

“aku akan memasukkan restoran ini kedalam bisnis perusahaan, bukankah kau membencinya? aku rasa kau tak berhak berada disini lagi”

“arasso, semoga kau sukses” ucap yoona melepaskan seragam restoran yang dikenakannya dan melemparkan pada sooyoung

Yoona pun pergi meninggalkan restoran. terjadi keheningan didalam restoran karena mereka masih merasa terkejut dan taku pada sooyoung

“kalian kembalilah bekerja seperti biasa, mianhae atas sikapku” ucap sooyoung

“nne eonnie.. tapi.. alangkah baiknya menyelesaikan masalah secara baik baik”

“arasso” ucap sooyoung menoleh pada jendela menatap yoona yang baru saja memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan restoran

……………………………

“hey morning my tiffy, kau tak bekerja?” ucap jessica saat melihat tiffany memasuki dapur mengambil air minum untuknya

“anniyo, kepalaku masih terasa pusing” ucap tiffany

“wae? apa kau sakit?” ucap jessica menghampiri tiffany dan memeriksa suhu badan tiffany

“anniyo, aku hanya merasa lelah dan badanku sedikit sak…” ucap tiffany menghentikan ucapannya “ah anni..” lanjutnya mengalihkan

“wae??” tanya jessica heran “omo! chankkaman, kau hanya memakan kemeja besar ini, rambutmu berantakan dan..” ucap jessica segera menyingkirkan rambut tiffany yang terurai sehingga lehernya terlihat jelas

“y..yyah!! apa yang kau lakukan” ucap tiffany menyingingkirkan tangan jessica langsung terlihat gugup

“omo! k..kkau!!”

“anni….” teriak tiffany iapun berlari memasuki kamarnya kembali dan menguncinya

“hahaha yah! buka fany-ah…!! ceritakan padaku ppali…!!” teriak jessica terus mengetuk kamar tiffany yang terkunci, ia tak bisa menghentikan tawanya

“jangan berpikir macam macam, aku tak melakukan apa apa” ucap tiffany dari dalam kamar

“arasso, tapi mengapa kau menghindariku, yah buka pintunya” ucap jessica masih meenertawai tiffany

perlahan pintu kamarpun terbuka

 

To Be Continued

pusing saya, ga tamat tamat 😦

Sepertinya part berikutnya akan di proteksi karena ada anu dan anu

kecuali di wattpad mungkin karena saya ga paham gimana proteknya

yang udah pernah dapet pasword gapapa ga perlu tanya lagi karena pw nya as always tetep yang itu

makasih yang udah setia ga bosen nunggu

We Are Different part 13

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………………

“Lain kali hati hati, untung tanganmu tidak terluka” ucap jessica menyapu pecahan pecahan kaca itu

“Nne omonim” ucap yoona memperhatikan jessica

“Wae? Kenapa denganmu? Tadi kau tampak ceria”

“Molla ,tiba tiba perasaanku tak enak”

“Apa jantungmu terasa sakit lagi?”

“Anniyo, ah sudahlah aku sudah tak apa”

*ceklek*

Tepat saat itu pintu rumah terbuka membuat jessica dan yoona menoleh

“Yoong bantu aku bukakan pintu kamar” ucap yuri yang baru saja masuk sambil menggendong tiffany dengan brydal style

“Nne, kenapa dengan fany eonnie? Kalian kemana saja eoh” ucap yoona setelah membukakan pintu kamar

“Dia kelelahan sampai tertidur saat perjalanan pulang, kami baru saja menghadiri pesta” ucap yuri membaringkan tiffany diatas tempat tidur

“Omo! Aku baru ingat! Hari ini sunny eonnie ulang tahun kan? Kau baru saja dari sana?”

“Nne…”

“Omo omo, aku bisa dibunuh sooyoung besok” ucap yoona menepuk keningnya

“Gwaenchanna sooyoung tau kau tak datang, kkah tidurlah dan tutup pintunya”

“Yah apa yang akan kau lakukan pada fany eonnie?”

“Tentu saja menggantikan pakaiannya, dia tak akan nyaman tertidur dengan pakaian seperti ini”

“Jangan berbuat macam macam padanya” ucap yoona memicingkan matanya

“Yah! Tentu saja tidak, memangnya kau huh?” ucap yuri

“Mwo?”

“Yaish, kau pikir aku tak tahu apa yang kau lakukan di dalam tenda bersama jessica huh?”

“Omo! Eon..nie…” ucap yoona terkejut tak menyangka jika yuri ternyata mengetahuinya

“Ck, kali ini ku maafkan, kkah pergilah” ucap yuri

Yoona pun tertawa innocent dan meninggalkan kamar tiffany

…………………………..

Keesokan harinya

Yuri membuka pintu paviliun yang berada dibelakang rumahnya, ia pun berjalan memasuki sebuah kamar dan segera menghampiri seseorang yang masih terbaring dalam tidurnya

“Taeyeon-ah gwaenchanna? Taeyeon-ah…. Oppa…” panggil yuri menggoyang goyangkan pundak taeyeon

“Engghh… Wae..  Aku masih ngantuk” erang taeyeon sedikit membuka matanya melihat yuri namun ia kembali tertidur

“Syukurlah kalau kau baik baik saja” ucap yuri setelah melihat tubuh taeyeon tak terluka, ia mengkhawatirkannya tentang semalam

“Kalau begitu kajja kita berangkat ke kantor” ucap yuri kembali

Hmm… Wae…? Aku masih mengantuk”

“Yaish, kau kan dirut kantorku, ppali…”

“Yah, aku pikir semalam kau hanya bercanda”

“Anniyo aku mengatakan yang sebenarnya, kajja”

“Besok saja, aku mau kembali tidur.. Kkah pergilah”

Yuri terdiam mendengar ucapannya, matanya kembali tertuju pada luka bakar pada bagian leher belakang taeyeon, ia sedikit merasa bersalah karena bom itu meledak sebelum dia berlari jauh sehingga membuat kedua tubuh yeoja itu terpental. Beruntung yuri hanya mengalami luka ringan sementara taeyeon yang terlepas dari gendongannya sudah tak sadarkan diri dan mengalami luka bakar

“Hmm… Baiklah kau kembali istirahat saja” ucap yuri kembali berdiri hendak meninggalkan kamar namun saat itu ponsel di dalam saku jas nya berbunyi menerima panggilan

“Nne ini aku baru saja mau berangkat, Ada apa?” ucap yuri menerima telepon itu

“………………”

“Mwo? Sunny? Ada apa dia ke kantorku?” ucap yuri pada asisten di kantornya itu, suara yuri membuat taeyeon langsung membuka matanya saat menyebutkan nama kekasihnya itu

“…………………..”

“Ah.. Baiklah, aku sudah siap dan tinggal langsung berangkat, jika sunny datang lebih dahulu tunggu saja di ruanganku”

Yuri pun menutup teleponnya dan kembali berjalan meninggalkan kamar taeyeon namun, saat beberapa langkah tiba tiba sebuah tangan menahan pundaknya

“Omo!! Yah!! Kau membuatku terkejut saja” ucap yuri saat melihat taeyeon sudah berdiri dibelakangnya

“Chankkaman, tunggu aku, oke? Aku ikut ke kantor” ucap taeyeon

“Yaish tadi kau bilang tak ikut, baiklah 10 menit!” ucap yuri, taeyeon pun langsung mengambil handuknya dan berlari memasuki kamar mandi

…….

Yuri dan taeyeon sudah berada dalam perjalan menuju kantor milik yuri

“Yaish gara gara kau memintaku buru buru aku jadi tak sempat berdandan” kesal taeyeon yang masih merapikan dasi nya

“Kau sendiri yang meminta untuk ikut, tadi kau bilang ingin tidur saja” ucap yuri yang masih fokus menyetir

“Aku tak akan begini jika sunny tak akan datang, tapi ada apa dia ke kantormu?” 

“Molla, aku juga tak tak tahu” ucap yuri mengangkat kedua pundaknya

Namun yuri kembali memandang taeyeon

“Wae?” tanya taeyeon

“kau terlihat baik baik saja, bagaimana kau bisa menghindari anak buah tuan choi?”

“Ah.. Hahaha itu sih gampang sekali” ucap taeyeon tertawa puas

Flashback

Acara pesta ulang tahun sunny pun selesai, semua tamu undangan termasuk yuri dan tiffany pamit untuk pulang
Dan saat itu pula para anak buah tuan choi langsung siap siaga

“Ikuti mereka, aku harap malam ini kita benar benar berhasil” ucap salah satu pemimpin mereka

“Baik!”

Yuri dan tiffany memasuki lift sementara anak buah tuan choi yang mengikutinya segera turun melewati tangga begitu melihat pintu lift tertutup

Ketika didalam lift, yuri merasakan ponselnya bergetar didalam jasnya, ia pun mengambilnya dan melihat sebuah pesan masuk dari taeyeon

“Aku sudah didalam mobil, suasana disini cukup ramai oleh para tamu, aku akan segera menyalakannya ketika mereka datang”

“Baiklah, hati hati taeng..” balas yuri, iapun kembali memasukkan ponselnya kedalam saku jas

Yuri melepaskan jas nya dan memakaikannya pada tiffany

“Eh?” gumam tiffany terkejut

“Kau akan kedinginan” ucap yuri tersenyum

“Gomawo…” ucap tiffany tersenyum mengeratkan jas itu

“Bolehkah aku melepas ikat rambutmu?” ucap yuri kembali

“Nne? Wae?”

“Aku.. Lebih senang melihat rambutmu tergerai” ucap yuri tersenyum inncocent

“Yaish…” ucap tiiffany mencubit pelan lengan yuri, namun ia pun segera melepaskan pengikat rambutnya sehingga rambut panjangnya tergerai

Begitu lift terbuka, yuri yang berada dibelakang para tamu pun segera menajamkan penglihatannya dan berhasil melihat para anak buah tuan choi yang berjalan kearah mobil yuri yang diparkirkan, ia melihat mobilnya yang mulai menyala dan meninggalkan basemant diikuti para anak buah tuan chou

“Aku harap kau akan baik baik saja taeng” ucap yuri dalam hati

Yuri dan tiffany pun keluar dari lift itu

“Fany-ah… Kemari” ucap yuri menarik tangan tiffany berjalan ke arah lain

“Eh? Bukankah mobilmu terparkir disana?” ucap tiffany

Nne, tapi taehyuk oppa sudah membawanya dan pulang lebih awal, jadi aku meminta amber menjemput kita” ucap yuri

“Oh.. Begitu” ucap tiffany

Setelah beberapa langkah, mereka menemukan amber yang sudah berdiri menunggunya didepan mobil yang dibawanya
Mereka pun segera masuk dan berhasil meninggalkan gedung milik tuan choi tanpa diketahui anak buahnya

Saat diperjalanan taeyeon melihat pada kaca spion mobilnya 2 buah mobil hitam terus mengikutinya

“Apa yang harus aku lakukan?” ucap taeyeon dalam hati

Namun tiba tiba ponselnya berbunyi menerima pesan, taeyeon pun membukanya

“Oddiga? Apa kau kesulitan?” – yuri

“Nne… Sedikit, ada 2 mobil yang mengikutiku, 1 van dan 1 truk hitam, aku sedang berada dijalan guamdong” balas taeyeon

“Otthokae? Apa aku perlu menyusul?” – yuri

“Andwae, aku akan baik baik saja… Aku sudah menemukan ide, bye” balas taeyeon

Ia melihat ponselnya kembali berbunyi menerima pesan dari yuri, namun ia membiarkannya dan tetap fokus menyetir

“Kalian tidak akan bisa masuk” ucap taeyeon tersenyum smirk, ia menginjakkan gas menambah kecepatan dan memasuki sebuah terowongan yang memperlihatkan rambu rambu adanya pemeriksaan kendaraan

“Sial, kita tak bisa masuk, polisi akan menemukan senjata kita, kajja kita tunggu di pintu keluar” ucap anak buah tuan choi, mereka pun menuju arah lain

Setelah melewati pemeriksaan, taeyeon memelankan laju mobilnya, ia melihat map digital dalam mobil itu

“Bagus” gumamnya, iapun menepikan mobilnya dan mensetting mobil itu kedalam automatic driver

Begitu selesai taeyeon keluar dari mobil yang mulai berjalan otomatis itu.

Iapun berjalan kaki dan membuka sebuah pintu didalam terowongan itu yang menuju rel kereta bawah tanah, beruntung tak jauh dari sana ada stasiun bawah tanah. Dan taeyeon berhasil menghindari para anak buah tuan choi yang sedang memburu mobil itu

Begitu mobil itu keluar, anak buah tuan choi yang sudah siap menunggunya segera menginjakkan gas dan kembali mengikuti mobil itu

“Keadaan sudah sepi, lakukan sekarang!” ucap sang pemimpin anak buah itu pada walkie talkienya

Truk yang berada dibelakangpun mulai menambahkan kecepatan

*brakkk!!!*

Dengan keras truk itu menabrak bagian belakang mobil yuri sehingga membuat mobil itu terpental dan berguling beberapa kali

Begitu berhenti, para anak buah tuan choi mulai keluar dari mobilnya dan mendekati mobil yuri yang hampir hancur itu. Namun begitu dicek, mereka terkejut saat melihat sebuah bom wakgu yang terpasang dan sudah menyala itu

“Sial!!”

*DUARRRR!!!* 

Flashback end

“MWO? Kau membunuh mereka? Yah yah yah!” ucap yuri terkejut mendengarkan cerita taeyeon

“Tentu saja, membayar atas apa sudah mereka lakukan terhadapku, aku ingat merekalah yang memukul dan memasng bom di rumahku, mereka akan terus mengincar dan membunuhmu jika dibiarkan saja” ucap taeyeon sementara yuri hanya menggeleng gelengkan kepalaya merasa pasrah

Sesampainya di kantor, taeyeon langsung menarik tangan yuri memasuki gedung

“Yah! Mengapa buru buru sekali” ucap yuri menyeimbangkan langkahnya sedikit berlari

“Apa sunny sudah tiba?” tanya taeyeon pada resepsionis

“Nne, sekitar 10 menit yang lalu, sunny-shi sudah menunggu di ruang tamu” ucap reaepsionis itu

“Baiklah aku akan segera kesana” ucap taeyeon “lantai berapa yul?” lanjutnya

“Lantai 3” ucap yuri

Taeyeon melepaskan tangan yuri segera memasuki lift

“Eonnie, nuguseyo?” tanya resepsionis itu yang masih memperhatikan taeyeon

“Ah ya, dia dirut baru kita mulai hari ini, aku akan memperkenalkannya siang nanti, woori-ah apa pengganti asistenku sudah ada?”

“Nne eonnie, dia…”

“Asistenmu disini” ucap seorang yeoja yang sudah berdiri di belakang yuri

“Kau?” ucap yuri sedikit terkejut saat  menoleh dan melihat seolhyun

“Yah sunbae mengapa kau sekaget itu” ucap seolhyun

“Yah, bukankah kau seorang dokter dan harus mengurus klinikmu, mana mungkin kau menjadi asistenku”

“Ck, bukan aku… Aku kesini hanya mengantar sepupuku” ucap seolhyun menggeser tubuhnya memperlihatkan seorang yeoja yang sudah berdiri dibelakangnya

“Nugu?” tanya yuri, mempehatikan yeoja itu yang terlihat sangat rapi dengan jas kantor dan kaca mata bulat nya

“Hyunie-ah, dia yang akan menjadi bosmu, tampan bukan?”

“An..anyeonghaseyo, s…s.sseo juhyun imnida, aku yang waktu itu diterima untuk menjadi asisten anda yuri-shi” ucap yeoja itu terlihat canggung

“Ah.. Begitu, kenapa nama kalian hampir sama aku jadi bingung memanggilnya”

Baru saja yeoja itu membuka mulutmya untuk menjawab, seolhyun sudah terlebih dahulu menjawabnya

“Panggil saja juhyun” ucap seolhyun

“Ah eonnie…” bisik yeoja itu

“Juhyun? Hmm… Aku rasa kurang cocok, aku panggil kau hyunie saja, kajja ikut aku ke ruanganku” ucap yuri

“Yah yah yah! Bagaimana denganku?” ucap seolhyun

“Kau? Tentu saja kembali ke ilsan, kau tak boleh meninggalkan pasienmu”

“Baiklah, aku kemari hanya ingin mengantarnya, jaga dia arra? Jangan sampai kau menyakitinya”

“Arrasso cerewet sekali, kkah pergilah” ucap yuri

Ketiganya pun berpisah dan seohyun mengikuti yuri ke ruangannya

“Apa amber sudah mengarahkanmu tentang perusahaan ini?” tanya yuri setelah duduk didalam ruangannya “hey duduklah” lanjutnya saat melihat seohyun masih berdiri

“Ah nn..nne…” ucap seohyun segera duduk dihadapan yuri

“Jadi?”

“Nne yuri-shi, amber-shi sudah memperkenalkan perusahaan ini dan saya sudah bisa menghafalnya letak letak keseluruhan dan bagian bagian lain di perusahaan ini”

“Wow, ingatanmu tajam juga ,lalu apa kau sudah mengetahui tentangku?”

“Nne, nama anda kwon yuri, anda pemilik penuh perusahaan ini yang disamarkan atas nama amber-shi”

“Hmm.. Baiklah, hanya itu yang ingin aku tanyakan, untungnya kau sudah banyak tahu, ah ya berapa umurmu?”

“22 yuri-shi”

“Kalau begitu hyunie-ah panggil saja aku eonnie? Dan tak perlu bica formal lagi”

“Nne?” gumam seohyun heran

“Disini sudah seperti rumah dan keluarga, jadi tak perlu formal lagi padaku ataupun pada karyawan lain, perusahaan ini kami jalani senyaman mungkin tetapi tetap harus pada tanggung jawab dan serius bekerja”

“Baiklah yu… Ah eonnie” ucap seohyun mengangguk

“Tugasmu hari ini… pertama buatkan kopi untukku, kau sudah tahu kesukaanku?”

“Nne, americano tanpa gula”

“Sip, lalu setelah itu hubungi seluruh karyawan untuk hadir di acara rapat besar pukul 10 nanti, akan ada perkenalan dirut baru di perusahaan ini, untuk sementara itu saja tugasmu”

“Nne eonnie” ucap seohyun segera pamit dan keluar ruangan

“Haah… Lucu sekali dia seperti adikku, ah apa dia sudah bangun ya” ucap yuri menyandarkan punggungnya

………………………………….

“Gara gara kau terlambat bangun kita jadi kesiangan” ucap jessica mempoutkan bibirnya

“Apa boleh buat, jika tidur bersamamu aku selalu malas membuka kedua mataku, terlalu nyaman hehehe” ucap yoona innocent sambil terus fokus mengemudi mobil. Keduanya sedang menuju ke restoran dimana mereka bekerja

“Yasudah mulai nanti malam tidurlah sendiri!”

“Shirro… Aku tak bisa tidur jika tanpamu” ucap yoona cemberut

“Yah, kau tak bisa bangun terlambat terus babo!”

“Arraso.. Aku akan bangun lebih awal tuan putri”

“Yaish… Awas saja” ucap jessica

Tak berapa lama keduanya tiba dan segera memasuki restoran yang sudah terlihat ramai pengunjung

“Yah! Bisa bisanya kalian terlambat” ucap sooyoung yang sedang menjaga kasir

“Omo! Youngie-ya…!!!” teriak yoona segera berlari dan memeluk sooyoung

“Yah yah yah! Kau tak malu diperhatikan para pengunjung eoh? Lagipula jessica bisa membunuhku” ucap sooyoung yang melihat jessica sedang menatapnya datar itu

“Aku tak peduli, boghoshippoyo…” ucap yoona mengeratkan pelukannya

“Arra… Lepaskan dulu, aku kesulitan bernapas” ucap sooyoung, yoona pun melepaskan pelukannya

Jessica pun ikut memeluk menyambutnya

“Kau kemana saja eoh? Segitu sibukkah?”

“Nne… Aku sibuk” ucap sooyoung “sibuk mengurusi seseorang” lanjutnya dalam hati sambil memandang yoona

“Yaish, apa kau sudah sarapan? Kajja kita makan, aku rindu mengobrol denganmu” ucap yoona

“Yah yah yah, lalu siapa yang akan menjaga kassa?”

“Tenang saja” ucap yoona kemudian melirik jessica yang baru saja mengganti pakaiannya

“Arra… Sana pergilah” ucap jessica datar dan berjalan menuju kassa menggantikan sooyoung

Namun jessica terus memperhatikan sooyoung dan yoona yang sudah duduk di meja pengunjung yang mulai asik berbincang. Ia mulai memasang earphone pada salah satu telinganya, karena diam diam jessica telah menempelkan alat penyadap pada pakaian sooyoung saat memeluknya tadi

Flashback

Tengah malam tadi jessica terbangun karena merasa haus, ia melihat yoona sudah terlelap disampingnya

Saat jessica berjalan keluar kamarnya menuju dapur, tak sengaja ia melihat sebuah pintu ruangan yang sedikit terbuka dengan caya lampu yang terlihat remang remang, karena penasaran iapun menghampiri ruangan itu

“Yul” panggil jessica setelah membuka pintu itu dan melihat yuri didalamnya

“Mengapa kau belum tidur?” ucap yuri setelah melihat jessica menghampirinya

“Aku terbangun karena merasa haus, lalu aku melihat ruangan ini sedikit terbuka, kau sedang apa?”

“Mempersiapkan beberapa alat untuk besok” ucap yuri

Jessica hanya mengangguk melihat lihat ruangan itu memang berisi peralatan yang tak pernah ia lihat sebelumnya, namun ia paham alat alat itu pasti sangat canggih dan dibutuhkan yuri saat ini, tiba tiba pandangannya tertuju pada alat yang berbentuk kecil yang baru saja yuri masukkan kedalam kopernya

“Itu apa yul?” tanya jessica

“Alat penyadap, kita bisa menempelkannya dimanapun setelah melepaskan perekat dan menekan tombol kecil ini, lalu bisa kita dengarkan dengan earphone ini” ucap yuri menunjukkan alat itu

“Woah kecil sekali” ucap jessica menerima dan memperhatikan alat penyadap itu

“Jika besar maka akan mudah diketahui musuh”

“Apa kau memiliki lagi?”

“Nne, wae?”

“Aku ingin meminjamnya”

“Baiklah, pastikan kau tak ketahuan” ucap yuri memberikan kotak kecil berisi alat penyadap itu

“Arraso… Kau tenang saja” ucap jessica tersenyum puas menerima alat itu

Flashback end

Jessica pun mulai mendengarkan percakapan mereka

…………………..

Kantor

“Jadi memang kau yang tadi malam itu?” ucap sunny memandang taeyeon yang sudah duduk dihadapannya

“Memangnya siapa lagi, tapi ada apa kau kemari?”

“Aku ingin bertemu dengan yuri”

“Huh? Yah, aku seorang dirut disini, kau bisa mengatakan apapun padaku”

“Hmm… Aku ingin perusahaanku bisa bekerja sama dengan perusahaan ini” 

“M..mmwo?” ucap taeyeon terkejut

“Wae? Sepertinya kau tak senang”

“An.. anniyo…” ucap taeyeon gugup

“Call” ucap yuri yang sudah berdiri didepan pintu membuat kedua yeoja itu menoleh menatapnya

“Nne…?” gumam taeyeon terkejut

“Ku dengar kau seorang ceo perusahaan produksi gadget, aku rasa akan cocok jika kita bekerja sama” ucap yuri tersenyum menghampiri sunny

“Call” ucap yuri tersenyum senang

“sejujurnya aku masih kesulitan berada di posisi ini, untuk itu aku meminta bantuanmu yuri-ah” lanjutnya memeluk lengan yuri

“Arrasso… Kita akan bahas di rapat besok, sering seringlah datang kemari jika kau mengalami hal yang sulit”

“Call!!” ucap sunny “baiklah besok datanglah ke kantorku, kita adakan meeting” lanjutnya kemudian iapun pamit dan meninggalkan mereka

“Yah yah yah!! Apa maksudmu” ucap taeyeon

“Wae? Bukankah ini ide bagus? Dengan begini kita bisa memanfaatkannya untuk membongkar perusahaan hitamnya”

“Aku tak masalah dengan hal itu, tapi yang ku lihat baru saja tak bisa dibiarkan” ucap taeyeon terlihat kesal

“Nne?” gumam yuri tak mengerti

“Sunny memeluk lenganmu! Dasar bodoh! Kau ini sudah memiliki kekasih!” ucap taeyeon sedikit marah

“Aigo… Hahaha jadi kau cemburu eoh?” ucap yuri mengacak acak rambut pendek taeyeon kemudian meninggalkan ruangan itu

“Yaish… Menyebalkan” ucap taeyeon mempoutkan bibirnya kesal

……………………………….

 Keesokan harinya

“taeyeon-ah aku harus segera pergi, bisa kah kau menolongku?” ucap yuri yang baru saja memasuki ruang kerja taeyeon

“nne, apa?”

“jemput tiffany pulang”

“mwo? memang kau mau kemana?”

“kau lupa? aku harus pergi ke kantor choi grup menemui sunny dan menandatangani kontrak kerja sama perusahaan”

“mwo?? yah yah yah aku harus ikut”

“andwae… hanya aku dan asisten ku”

“yah, kau akan berada dalam bahaya, aku harus mengawasimu”

“bukan karena ingin melihat sunny mu?”

“ah.. hahaha salah satunya itu, jebal…”

“tidak, kau jemput tiffany saja, aku tak punya banyak waktu, bye taeng”

“yah yah yah!!” teriak taeyeon namun yuri bersama asistennya terlanjur meninggalkan ruangannya

Dengan terpaksa taeyeon pun mengambil kunci mobil dan meninggalkan kantor untuk menjemput tiffany

Sesampainya disana taeyeon melihat tiffany sudah berdiri di halte bis tak jauh dari gedung perpus. Ia pun segera menepikan mobilnya dan membuka kaca pintu mobil

“Taehyuk-ssi?” panggil tiffany heran

“Yul tak bisa menjemputmu karena ada rapat, jadi aku yang menggantikannya, kajja” ucap taeyeon membukakan pintu untuk tiffany

“Ah begitu ya, mianhae merepotkanmu taehyuk-ssi” ucap tiffany

“Anniyo, lagipula aku sedang tak sibuk” ucap taeyeon mulai melajukan mobilnya

Selama perjalanan keduanya hanya tampak diam tak ada percakapan

Tiffany yang diam menikmati pemandangan luar dan taeyeon yang selalu diam diam memperhatikannya

“Emm… Fany-ah” panggil taeyeon membuat yeoja disampingnya itu menoleh

“Nne?”

“Apa kau sudah makan?”

“Belum, kenapa?”

“Emm… Aku lapar hehehe” ucap taeyeon tersenyum innocent

“Aigo.. Hahaha baiklah akan aku temani anda makan taehyuk-ssi”

“Yah, behenti memanggilku seperti itu, bicaralah seperti biasa saja..”

“Nne? Lalu aku harus memanggilmu apa?”

“Panggil saja unn… Eh oppa”

“Oppa?” ucap tiffany heran

“Nne… Seperti yul memanggilku itu”

“Baiklah, oppa” ucap tiffany

“Kalau begitu kita mampir dulu ke restoran” ucap taeyeon kembali menepikan mobilnya dan memarkir didepan sebuah restoran

Sesampainya disana taeyeon langsung memesan makanan setelah keduanya duduk

“Kau yakin tak ingin makan?” tanya taeyeon karena tiffany hanya memesan jus strawberry saja

“Nne…” 

“Yah, aturlah pola makanmu dengan baik” ucap taeyeon membuat tiffany memandangnya heran

“Kau akan membuat yuri khawatir” ucap taeyeon kembali setelah melihat ekspresi tiffany padanya

“Nne.. Oppa, baru kali ini aku menemukan namja cerewet sepertimu”

“Mwo? Yah aku bicara seperti ini demi kebaikanmu” ucap taeyeon

Tiffany baru saja membuka mulutnya hendak bicara namun pelayan restoran sudah datang membawakan makanan  dan minuman pesanan mereka hingga membuatnya kembali terdiam

“Kau yakin tak ingin makan” tanya taeyeon kembali

“Tidak, palliwa… Kita harus segera pulang!” Ucap tiffany segera meminum jus miliknya

“Arraso ahjumma, cerewet sekali” ucap taeyeon

“Mwo? Yah!” kesal tiffany membuat taeyeon tersenyum melihatnya

“Wae?” tanya tiffany masih terlihat kesal

“Anni” ucap taeyeon menjulurkan lidahnya pada tiffany namun taeyeon kembali tersenyum mengalihkan pandangannya yang lain “aku senang melihatmu seperti ini fany-ah, karena selama bersamaku dulu aku tak pernah merasakannya” lanjutnya dalam hati

Cukup lama keduanya saling terdiam, taeyeon kembali memandang tiffany yang terus terusan sibuk dengan ponselnya

“Yah, apa kau pikir kau sedang duduk sendirian eoh? Aku bukan boneka”

“Wae…? Lagipula kau sedang makan, tak baik makan sambil bicara”

“Tapi kau selalu fokus pada ponselmu, kau tak ingin memandang wajahku?”

“Huh? Wae?” tanya tiffany heran

“Aku ini pria tampan, apa kau tak terpesona?” ucap taeyeon tersenyum smirk

“Anni” jawab tiffany datar

“Yaish… Arraso, aku tak akan menggodamu lagi”

“Oppa, berapa umurmu?”

“Wae?” 

“Dengan wajah dan sifatmu yang seperti itu aku rasa kau masih anak usia remaja”

“Yah! Sembarangan, aku ini lebih tua darimu”

“Arraso, anak kecil tak akan memiliki pikiran byunt sepertimu”

“Mwo? Yah, apa maksudmu” ucap taeyeon kesal

“Kau pikir aku tak tahu kalau sedari tadi kau selalu memperhatikan butt para yeoja yang berjalan melewatimu” ucap tiffany sedikit berbisik takut didengar orang lain

“Hehehehe kau tahu saja” ucap taeyeon tertawa innocent

“Dasar byuntae!” rutuk tiffany

“Apa boleh buat ,yul yang mengajarkanku”

“Mwo? Yah! Yul tak seperti itu”

“Aigoo… Istrinya tak terima, arraso aku hanya bercanda”

“Yaish menyebalkan, selesaikan makanmu ppalii..!!” ucap tiffany mempoutkan bibirnya

“Arra…” ucap taeyeon ikut memasang wajah cemberutnya, iapun kembali melanjutkan makan

……………………………………………..

Di rumah tuan choi

*toktoktok* seseorang mengetuk pintu ruang pribadi tuam choi

“Masuklah” ucap tuan choi, pintu pun terbuka terlihat beberapa anak buah tuan choi menghampiri dengan membawa beberapa berkas

“Tuan, kami sudah berhasil menemukan mereka, tapi…”

“Tapi apa?”

“Ini.. Tuan” ucap salah satu anak buahnya menyerahkan amplop besar pada tuan choi

Tuan choi pun membukanya dan melihat beberapa lembar foto

d70a2b97f3df6fbfaa97f50d9a1c0a4b.jpg.png

“sooyoung?” ucap tuan choi heran

“nne tuan, dan salah satu dari 2 yeoja itu adalah kwoon yoona, mereka bertiga terlihat bersama pagi tadi dan ternyata yoona bekerja di sebuah restoran bersama dengan sooyoung noona”

“sooyoung bekerja di restoran?”

“menurut pemilik restoran yang terdahulu, sooyoung noona yang telah membeli restoran itu tuan, dan kami berpikir…. jika sooyoung noona berteman dengan yoona”

“bawa mereka sekarang juga!” ucap tuan choi terlihat geram

setelah anak anak buahnya keluar dari ruangan, tuan choi kembali mengambil dan melihat beberapa foto yang memperlihatkan kedekatan sooyoung dengan kedua gadis itu. tiba tiba ia baru saja teringat tentang masa kecil sooyoung yang sempat bersahabat dengan yoona karena sering bermain di panti asuhan, namun ia tak menyangka jika mereka ternyata masih bersahabat hingga sekarang. dengan geram tuan choi meremas semua foto yang ia genggam itu

…………………………….

Resoran

Begitu memasuki dapur, yoona tersenyum saat melihat jessica berdiri membelakanginya asih sibuk membuat minuman jus

“Baby” panggil yoona memeluk jessica dari belakang

“yah, jangan lakukan ini ditempat umum bodoh”

“arrasoo… kau galak sekali ahjumma” ucap yoona mempoutkan bibirnya

“kenapa kau kemari, aku sedang membuatkan makanan dan minuman untuk kalian”

“habis kau lama sekali, aku pikir kau kesulitan karena yang lain sudah pulang”

“anniyo.. aku sudah selesai, kkah bantu aku membawanya” ucap jessica sambil membawa nampan berisi makanan sementara yoona membawa nampan berisi 2 gelas jus

“kenapa hanya ada 2?”

“aku tak ikut gabung”

“wae?” tanya yoona namun jessica tak menjawabnya

keduanya berjalan keluar dapur menghampiri sooyoung yang sedang duduk menunggunya. restoran sudah ditutup karena stok habis lebih cepat, sehingga para pekerja lain sudah pulang menyisakan yoona, jessica dan sooyoung saja.

“yah mengapa lama sekali eoh, aku curiga apa yang kalian lakukan di dapur”

“yah! kami tak berbuat apa apa” ucap jessica mempoutkan bibirnya

“nne… aku hanya memeluknya dari belakang hehehe” ucap yoona tertawa innocent

“nanti saja dibereskannya, duduklah” ucap sooyoung saat melihat jessica kembali berdiri setelah menata makanan diatas meja

“aku tak ikut, kalian lanjutkan saja mengobrol berdua”

“wae?” tanya yoona kembali

“hmm… aku mengantuk, bye..” ucap jessica kembali ke belakang

“yaish… dasar putri tidur” rutuk yoona sementara sooyoung hanya terdiam memandang punggung jessica yang semakin menjauh

“tadi sampai mana pembicaraan kita soo?” ucap yoona kembali sambil menikmati makanannnya

“nne? eee… apa ya, aku lupa hehhe”

“yaish… ah iya aku baru ingat, mianhae… waktu itu aku tak hadir diacara pesta ulang tahun sunny unnie, aku benar benar tak ingat soo”

“gwaenchanna… lagipula pestanya biasa saja karena yang datang hanya rekan rekan perusahaan ayahku”

“ah begitu, unnie mu jadi? turun ke perusahaan?”

“nne.. tapi dia masih bodoh, aku pikir ayahku memintanya untuk bekerjasama dengan perusahaan yuri unnie”

“benarkah? bukankah ayahmu tak menyukai?”

“ayahku hanya tak menyukai ayah tirimu”

“baguslah, aku juga tak menyukainya” ucap yoona kemudian melanjutkan makannya sementara sooyoug hanya memandangnya

Tanpa mereka tahu, jessica masih berdiri dibalik dinding mendengarkan pecakapan mereka

…………………

Begitu tiba di rumahanya, yuri melihat tiffany yang sedang dijemput taeyeon masih belum tiba. iapun menghidupkan ponselnya untuk mengecek, yuri menerima beberapa pesan masuk dari tiffany dan akhirnya tau jika kekasihnya sedang menemani taeyeon makan di restoran. yuri kembali memasukkan ponselnya kedalam saku kemejanya setelah membalas pesan dari tiffany.

 “sepi sekali” gumamnya sambil berjalan menuju dapur, ia membuka laci dan mengambil ramyeon untuk dimasaknya

beberapa menit kemudian saat sedang masak mie ramennya, tiba tiba bel pintu rumahnya berbunyi. yuri pun segera membukakan pintu

“hey hyo, sudah lama tak melihatmu” ucap yuri tersenyum menyapa hyoyeon dan memeluknya

“akhir akhir ini aku sibuk, banyak sekali kasus yul”

“hahahaha kau terlihat lelah, kajja masuklah, apa kau sudah makan? aku sedang membuat ramyeon kau mau?”

“anniyo, aku sudah makan sebelum kemari, ah ya, amber yang memberitahuku alamat rumahmu, mian aku tak menghubungimu dulu kalau aku mau kemari”

“gwaenchanna.. tapi tunggu sebentar, aku ingin mengangkat ramyeonku dulu, kau ambil saja apapun yang ingin kau makan di kulkas”

“nne… aku mau soju” ucap hyoyeon berjalan menuju kulkas “kau juga yul?” lanjutnya

“nne…” ucap yuri

keduanya pun kembali menuju ruang makan sambil yuri menikmati ramyeomnya.

“tumben kau kemari saat hari hari sibukmu hyo” ucap yuri

“aku bingung harus bagaimana, ada seuatu yang terus mengganjal pikiranku yul”

“apa memang?”

“taeyeon” ucap hyoyeon membuat yuri berhenti mengunyah makanannya

“ah ya, bagaimana keadaan ibunya?” tanya yuri mencoba mengalihkan

“kesehatan fisiknya baik baik saja, tapi dia masih memikirkan taeyeon, aku juga” ucap hyoyeon

“wae?”

“yul, apa menurutmu taeyeon semudah itu tewas? aku masih merasa ada yang janggal dari peristiwa kemarin, jasadnya sama sekali tak ditemukan dan… aku selalu merasa jika taeyeon masih hidup”

“itu hanya perasaanmu hyo” ucap yuri

“hufth… entahlah, apa kau tidak berpikir juga kalau itu janggal?”

“jika aku terus memikirkannya, itu akan melukai perasaanku hyo, bagaimanapun juga taeyeon adalah eonnieku”

“kau benar, mianhae…” ucap hyoyeon

“anniyo, aku yang seharusnya meminta maaf padamu” ucap yuri dalam hati

*tingtong* tepat pada saat itu bel pintu rumahnya kembali berbunyi

“mungkin itu tiffany, tunggu sebentar” ucap yuri berjalan membukakan pintu, benar saja saat dibuka kekasihnya yang datang dan langsung memeluk yuri

“mianhae.. apa kau sudah kelaparan yul?” ucap tiffany

“annieyo, aku sudah memasak ramyeon hehehe”

“yaish… sudah ku bilang kau harus belajar masak, jangan makan ramyeon terus” omel tiffany sementara yuri hanya tersenyum innocent

“dia sendiri juga  belum makan yul” ucap taeyeon yang sudah berdiri dibelakang tiffany

“mwo? yah, wae..? oppa apa kau tak mengajaknya makan . bukankah kalian mampir ke restoran”

“nne, aku memang makan disana, tapi kekasihmu sangat cerewet dan tak ingin makan karena tahu kalau kau belum makan, sudah kalian duduk saja, aku akan memasak untuk kalian” ucap taeyeon berjalan memasuki rumah yuri. namun setelah mask dan berjalan menuju dapur, taeyeon terkejut saat melihat hyoyeon yang juga melihatnya

“taeyeon?” panggil hyoyeon merasa heran dan terkejut membuat yuri dan tiffany ikut menatapnya

“o.. omo!” ucap taeyeon dalam hati

“taeyeon?” panggil hyoyeon kembali mulai berjalan menghampiri taeyeon

“a.. anyeong haseyo kim taehyuk imnida” ucap taeyeon membungkukkan badannya

“huh?” gumam hyoyeon

“ah hyoyeon-ah kau salah menduganya, dia taehyuk oppa senior sekaligus sahabatku yang juga tinggal disini, dia dirut diperusahaanku” ucap yuri menghampiri keduanya

“kenapa aku baru melihatnya? bukankah dulu aku selalu datang ke kantormu yul?”

“dia memang baru saja menyelesaikan wamilnya, untuk sementara dia tinggal disini”

“oh.. begitu” ucap hyoyeon menganggukkan kepalanya “mianhae aku salah menduga, kau sangat mirip dengan sahabatku, kebetulan aku sangat merindukannya, aku kim hyoyeon” ucap hyoyeon membalas jabatan tangan taeyeon

“nne.. gwaenchanna, kalau begitu aku permisi dulu” ucap taeyeon kembali berjalan menuju dapur sementara hyoyeon masih memperhatikannya

“sepertinya ada yang jatuh cinta pada pandangan pertama eoh” goda yuri menyenggol lengan hyoyeon

“anniyo… oh iya, aku baru tau kalau kalian sudah menjadi pasangan, chukkhae.. kapan aku menerima undangan pernikahan kalian?” ucap hyoyeon memberi selamat, ketiga yeoja itu kembali duduk sambil menunggu taeyeon yang sedang memasak

“gomawo… tapi yul masih..” ucap tiffany

“secepatnya hyo, doakan saja” potong yuri tersenyum menatap dan menggenggam erat tangan tiffany

“aigoo… tega sekali kalian melakukannya didepanku” ucap hyoyeon mempoutkan bibirnya

“dan kau kapan eoh?”

“aku sedang bingung tentang masalah itu yul”

“huh? wae?”

“kau masih ingat sunny putri pertama tuan choi?”

“tentu saja, dari dulu sampai sekarang kami masih berteman”

“ah.. pantas tuan choi pernah bercerita jika perusahaan yang sunny jalankan akan bekerja sama denganmu, apa itu benar?”

“nne.. baru saja tadi siang aku menemui kantornya, tapi mengapa kau bicara tentangnya?”

“tuan choi memintaku untuk menjadi tunangan sunny” ucap hyoyeon

“mwo??” ucap tiffany dan yuri

*prangg!!!* bersamaan dengan suara pecahnya piring di dapur membuat ketiga yeoja itu mengalihkan pandangannya pada taeyeon

…………………………………….

Restoran

“sudah mulai larut, kau tak ingin lagi tidur di villaku?” ucap sooyoung memakaikan jaketnya berdiap siap untuk pulang setelah keduanya cukup lama mengobrol

“anniyo, aku tidur di rumah saja”

“arraso, sekarang kau sudah memiliki istri akan sulit menginap diluar hahaha”

“hahaha kau benar, menyenangkan ternyata”

“mwo? yah apanya yang menyenangkan?” ucap sooyoung penasaran “yah yah yah bocah, apa kau sudah melakukannya?”

“tentu saja, kami selalu melakukannya setiap malam hahaha” ucap yoona mengeluarkan tawa aligatornnya

“yaish… dasar bodoh!!!” rutuk jessica yang mendengarkan lewat alat penyadapnya di ruangan lain

“omo omo! hahaha daebak! siapa yang mengajarkanmu? ternyata kau sudah tak bocah lagi”

“tentu saja dari video video yang selalu kita tonton di villa hahaha”

“yaish… dasar bocah byunt, hati hati jessica bisa mendengarmu, bisa bisa kau dibunuh hahaha”

“tenang saja, dia sedang tidur” ucap yoona santai

“TENTU SAJA AKU MENDENGARKANMU BABO, AWAS KAU KWON YOONA!!!” ucap jessica dalam hati sambil mengepalkan kedua tangannya

“baiklah, aku pulang dulu mau pulang bersama?”

“anni, akan lama mmbangunkannya, kau duluan saja soo”

“oke, tapi awas! segera pulang setelah kekasihmu bangun, jangan sampai kalian melakukannya disini, arrasso?!”

“yaish… aku tau tempat, kkah pulanglah” ucap yoona mendorong tubuh sooyoung hingga kedepan pintu, namun sebelum keluar langkah sooyoung berhenti dan kembali membalikkan badannya, ia terdiam memandang dinding yang membatasi dapur

“huh? wae? apa ada barangmu yang tertinggal?” tanya yoona saat melihat sooyoung masih berdiri

“anniyo, aku pulang dulu, bye..” ucap sooyoung kembali berjalan dan meninggalkan restoran

Saat itu juga jessica langsung berlari menuju lantai atas memasuki ruang peribadi mereka sebelum yoona menyusulnya

tak berapa lama, yoonapun membuka pintu dan melihat jessica sedang duduk diatas tempat tidur

“eh? kau sudah bangun ternyata” ucap yoona tersenyum senang berbeda dengan jessica yang menatapnya tajam

“kemarilah” ucap jessica mulai melepaskan satu persatu kancing seragam kerja yang ia kenakan

“dengan senang hati” ucap yoona segera berlari hendak memeluk kekasihnya namun

*plak!!!!*

“aw..!! yah appo…” ucap yoona mengusap  usap kepalanya yang baru saja dipukul oleh jessica

“lalu kalau ini bagaimana?” uca jessica menari telinga kanan yoona cukup kencang

“aw aw aw ampun!! aw!! eomma…” rengek yoona dengan kepalanya mengikuti arah tarikan tangan jessica

“yaishh!!! mengapa kau begitu menyebalkan!!!” teriak jessica memarahi kekasihnya itu, iapun melepaskan tangannya dari telinga yoona yang  sudah berwarna merah padam akibat tarikannya itu

“wae..? kenapa kau tiba tiba marah dan memukulku? apa kau baru saja datang bulan?” tanya yoona

“kau sudah…!! arrgh…molla, aku sangat kesal padamu” ucap jessica membuang muka

“wae..? katakan padaku, jangan marah…” ucap yoona memegang kedua pundak jessica mencoba menenangkan

“jangan berani memegangku!”

“ar.. arraso..” ucap yoona segera melepaskan kedua tangannya “kau sangat menyeramkan” lanjutnya namun dengan suara pelan

“WHAT DID YOU SAY??!!!” teriak jessica kembali mengangkat tangannya karena mendengar ucapan yoona

“an..nniyoo mianhae..” ucap yoona segera mengatupkan kedua tangannya didepan jessica agar tak kembali menerima pukulan maut dari kkasihnya itu

“hhaahh… sudahlah, aku mau pulang” ucap jessica segera berdiri

“mwo?? andwae… kau tak boleh meninggalkanku, jangan kembali ke USA jebal.. aku tak ingin kehilanganmu lagi” ucap yoona memeluk kaki jessica untuk menahannya

“oh my gosh, bisa bisanya aku mencintai yeoja babo ini” ucap jessica dalam hati sambil mengusap usap kasar wajahnya

“yah! maksudku aku ingin pulang ke rumah yul!” ucap jessica

“eh?? aku kira kau pergi ke USA hehehe” ucap yoona kembali tertawa innocent sambil melepaskan kedua tangan yang menahan kaki jessica, ia pun segera berdiri dan berlari menyusul jessica yang sudah pergi lebih dulu

“baby… chankkaman…” teriak yoona berlari menyamakan langkah jessica yang sangat cepat

“jangan sentuh! aku sedang kesal padamu” ucap jessica saat merasakan tangan yoona menggenggam tangannya

“arraso.. tapi berhenti dulu” ucap yoona menahan kedua pundak jessica dan membalikkan badannya sehingga keduanya saling berhadapan “kau boleh kesal dan marah padaku, tapi kau tak boleh kedinginan, aku tak ingin kau sakit” ucap yoona memakaikan jaket miliknya pada jessica membuat jessica sadar jika ia keluar tak memakai jaket

Jessica pun terdiam, hatinya kembali merasakan hangat menerima perlakuan yoona yang selalu berhasil membuatnya luluh. karena meskipun kepolosan yoona sangat menyebalkan dan selalu membuatnya kesal, tapi perlakuan dan ketulusannya selalu membuat jessica mencintai yoona dan tak ingin melepaskannya

“kajja sebaiknya kita mencari makanan dulu, aku lapar” ucap yoona mencoba menggenggam tangan jessica penuh hati hati khawatir jessica akan marah padanya, namun jessica hanya terdiam sambil tetap melangkahkan kakinya mengikuti yoona

setelah cukup lama berjalan, keduanya menemukan kedai makanan

“ahjumma, tolong bungkuskan tteokbokki dan kue ikan” ucap yoona sambil memberikan selembaran uang pada penjual itu

“nne..” ucap penjual itu segara membungkuskan pesanan yoona

Setelah menerima makanan itu, yoona kembali menggenggam tangan jessica dan membawanya duduk di kursi taman

“kajja kita makan, kau juga pasti lapar” ucap yoona membukakan 2 kotak makanan berisi tteokbokki dan kue ikan itu, ia pun memberikan garpu kecil pada jessica

“aku tak lapar” ucap jessica dengan wajah dinginnya, ia menatap yoona yang terdiam menatapnya, namun kemudian melihat yeoja itu kembali fokus pada makanannya membuat jessica kembali kesal

“kkah, makanlah aku sudah meniupinya agar tak terlalu panas” ucap yoona menyodorkan kue ikan pada mulut jessica yang tentu saja membuat jessica terkejut

“sudah ku bilang aku tidak mau, kau saja yang makan”

“kau boleh marah dan kesal padaku, tapi kau tak boleh sakit” ucap yoona kembali menyuapi makanan itu, jessicapun membuka mulutnya menerima potongan kue ikan itu

“bagaimana rasanya? enak?” tanya yoona, namun jessica hanya menjawabnya dengan mengangguk sambil menikmati makanan itu

“ah kau benar ini sangat lezat hehehe tau gitu aku membeli banyak” ucap yoona setelah ikut memakannya

Yoona memberikan kotak berisi kue ikan itu pada jessica namun yeoja itu kembali menolaknya membuat yoona mempoutkan bibirnya

“arraso… akan aku suapi” ucap yoona membuat jessica tersenyum senang menatap kekasihnya yang sedang fokus mendinginkan kue ikan itu

“omo omo!” ucap yoona yang berhasil memergoki jessica yang tersenyum memandangnya

“wae?” tanya jessica kembali memasang tatapan dinginnya

“aku baru menyadari jika dihadapanku ini seorang bidadari cantik hehehe” goda yoona berhasil membuat kedua pipi jessica memerah

“yaish… jangan menggodaku!” ucap jessica pura pura kesal namun tak dapat menyembunyikan senyumnya, yoona pun ikut tertawa dan kembali menyuapi makanan itu pada kekasihnya

kini suasana keduanya kembali menghangat

“baby, bukankah setiap hubungan itu harus saling terbuka?”

“tentu saja, memangnya kenapa?”

“anniyo, hanya saja sejujurnya aku masih belum mengerti mengapa kau tiba tiba marah padaku”

“aku sangat kesal padamu” ucap jessica mempoutkan bibirnya

“wae?? apa aku mengatakan hal yang salah dan menyakitimu?”

jessica kembali terdiam menatapnya, sebenarnya ia ingin sekali memarahi kekasihnya yang dengan polosnya bercerita tentang hal hal pribadi hubungan mereka pada sooyoung, hal itu membuatnya sangat malu. namun ia tak bisa melakukan itu karena yoona pasti akan bertanya dan curiga mengapa ia bisa tahu padahal sedang tak bersama mereka.

“anniyo, lupakan saja aku tak ingin membahasnya”

“mianhae… tapi… sampai kapan kau marah padaku?” ucap yoona mempoutkan bibirnya

“sampai detik ini”

“nne??!” gumam yoona terkejut

“aku tak bisa lama lama marah pada orang yang sangat menyebalkan sepertimu” ucap jessica “mianhae sudah menyakitimu” lanjutnya sambil mengusap usap lembut kepala dan telinga yoona yang sempat dijewernya

“gomawo..” ucap yoona memeluk kekasihnya itu

*cuppp* yoona pun mencium bibir jessica dan tersenyum menatap kekasihnya itu

“i love you more than food” ucap yoona

“love you too more than everything” ucap jessica

“kajja kita pulang” ucap yoona menggenggam erat tangan kekasihnya, keduanya kembali menuju restoran untuk mengambil mobil mereka

“kau tunggu disini sebentar, ada barang yang tertinggal” ucap jessica setelah keduanya tiba didepan mobil mereka yang terparkir

“nne? tak ingin ku temani?”

“tidak, hanya sebentar, tunggu saja disini oke?” ucap jessica segera berlari memasuki restoran

“arasso” ucap yoona menatap punggung jessica yang akhirnya menghilang setelah memasuki restoran, iapun berdiri menunggu kekasihnya didepan mobil

jessica berjalan memasuki ruang ganti pakaian, ia memeriksa satu persatu seragam karyawan mencari seragam yang dikenakan sooyoung karena alat penyadap yang ia tempelkan masih terdapat di seragam itu, namun ia kesulitan mencari alat itu yang berbentuk sangat kecil

“dimana ya? aku yakin ini pakaian yang ia kenakan” ucap jessica memeriksa seragam itu dengan teliti, tanpa sadar seseorang sudah berdiri dibelakangnya dan mulai menutup pintu ruangan itu

*trekk!!!* jessica segera membalikkan badannya begitu mendengar suara pintu ruangan tertutup, ia terkejut saat melihat seseorang dengan pakaian serba hitam dan menutupi sebagian wajahnya oleh topi yang ia kenakan itu berdiri dihadapannya

“kau mencari benda ini?” ucap orang itu mengangkat tangannya memperlihatkan benda kecil yang jessica cari

Jessica semakin terkejut melihat nya, ia tahu bahaya sedang mengancamnya, jessicapun mencoba melawan orang itu agar bisa meloloskan diri namun sayang tenaga orang itu begitu kuat sehingga dapat mencengkram dan mengunci tubuhnya

Jessica berusaha memberontak dan mencoba berteriak namun sayang, orang itu lebih cepat bertindak dan berhasil membekap wajah jessica dengan sapu tangan yang sudah diberikan bius sehingga membuat jessica perlahan menjadi tak sadarkan diri

orang itupun mengikat kedua tangan dan kaki jessica yang sudah tak sadarkan diri, ia segera membawanya melalui pintu belakang restoran tanpa diketahui siapapun termasuk yoona yang cukup lama menunggunya

“lama sekali” ucap yoona menatap jam tangannya, ia kembali menatap pintu restoran yang masih terbuka itu namun sayangnya ia tak bisa melihat kedalam karena ruangan utama tampak gelap, ia hanya melihat sedikit cahaya dari ruangan belakang

yoona awalnya ingin masuk, namun ia teringat dengan ucapan jessica yang memintanya untuk menunggu. ia tak ingin jessica kembali marah padanya.

Namun tiba tiba ia melihat sebuah mobil van hitam melaju dengan cepat dari arah belakang restoran, membuat yoona curiga dan segera berlari memasuki restoran karena merasakan firasat yang tak enak tentang kekasihnya

“sica…?” panggil yoona

“jessica..?” panggilnya kembali namun tetap tak ada jawaban dari kekasihnya, iapun mengecek semua ruangan dan tak menemukan jessica dimanapun hingga ia memasuki ruang ganti dan melihat ruangan itu terlihat berantakan

“sial!! sica…..!!!” teriak yoona mengacak acak rambutnya saat teringat dengan mobil van hitam tadi. Jessica telah diculik

TBC

ada yang masih ingat dengan cerita2 sebelumnya?

hehehe maapin ya sempat hiatus karena beberapa hal… 😅

Dear Reader

anyeong readers dan followers saya yang tercinta 🙇😅

ada yang masih inget saya?

cuma mau kasih tau kalo saya punya wattpad hehehe 😁

dan mungkin ff terbaru bakal di post disana. tergantung seberapa banyak yg baca sih

follow dan mampir kuy

nama akun nya @im_sone09 atau ini linknya https://www.wattpad.com/user/im_sone09

makasih…. 🙏

Mending wattpad apa tetep di wordpress?

 

Unexpected Love [2/3]

PicsArt_06-20-03.24.30

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Tiffany Hwang, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………………

1 bulan yang lalu

“jessica-shi, anda harus segera melakukan operasi dan memdapatkan perawatan serius demi kesehatan anda”

“aku masih merasa baik baik baik saja dokter, aku hanya butuh obat untuk menghilangkan rasa sakit saja”

“mau sampai kapan? kesembuhan anda sangatlah penting”

“entahlah” ucap jessica terdiam “dokter sudah memeriksa penyakitku dan mungkin dokter sudah tahu berapa lama lagi umurku untuk bertahan hidup”

“hmm…. dokter bukanlah Tuhan yang bisa menentukan umur seseorang, sebaiknya penyakitmu segera ditangani”

“berapa lama lagi?” tanya jessica kembali dengan wajah seriusnya

“kurang lebih dari satu tahun tergantung bagaimana kau menjaga tubuhmu” ucap dokter itu terasa berat

“baiklah, beri aku obat penahan sakit selama itu”

“Kau selalu saja keras kepala” ucap dokter itu kemudian menuliskan resep obat dan diberikannya pada jessica

“jessica-shi, obat penghilang sakit tak akan bisa membuatmu sembuh, penyakitmu harus segera diangkat” ucap dokter itu kembali saat jessica melangkahkan kakinya, namun ia hanya terdiam dan kembali berjalan

Begitu keluar dari ruang dokter, jessica terdiam menyandarkan punggungnya pada dinding, perlahan tubuhnya luruh. iapun menumpahkan air matanya, karena bagaimanapun juga ia merasa sedih atas kondisi badannya terlebih saat ia tahu masa hidupnya tak akan lama lagi

Jessica terlalu takut membayangkan hal itu, ia akan sendirian dan merasakan kesepian terlebih dua sahabatnya sama sama sibuk.

tangisnya kembali tumpah, beruntung koridor itu tampak sepi. namun tak berapa lama, jessica melihat sepasang kaki berada dihadapannya, iapun mengangkat wajahnya dan melihat seorang yeoja berpakaian seragam pasien sedang menunduk menatapnya. buru buru jessica menghapus air matanya namun ia melihat yeoja itu memasukkan tangannya kedalam saku kemudian mengeluarkan sapu tangan dan memberikannya pada jessica tanpa bicara apapun.

setelah menerima saputangan itu, jessica melihat yeoja itu kembali berjalan tanpa berbicara padanya hingga memasuki ruangan tempat dirinya dirawat.

Flashback End

dan jessica kini melihat yeoja itu kembali dihadapannya. ia tak menyangka jika yeoja itu adalah yoona adik dari tiffany. saat mengantar keluarga tiffany dari rumah sakit, jessica tak begitu memperhatikan yoona, apalagi waktu itu ia mengenakan masker yang menutupi sebagian wajahnya

“t..ttif, aku akan mengambil minum” ucap jessica

“nne…”

begitu keluar, jessica melihat ibu tiffany sedang duduk dan iapun menghampirinya

“omonim.. bolehkah aku duduk?”

“eh? nne.. nne.. silahkan jessica-shi”

“ah hahaha lebih baik omonim memanggilku jessica saja” ucap jessica tertawa malu

“ah.. baiklah, kalau begitu panggil aku eomma saja, anggap saja aku ibumu sica”

“n..nn eom..ma” ucap jessica ragu

“kau sudah makan sica?”

“nne.. sudah, eomma apa aku boleh bertanya tentang yoong?”

“nne… tentu saja”

saat itupun ibu tiffany menceritakan semua tentang yoona bahkan keluarganya. entah kenapa dia begitu anusias mengenal tentang keluarga tiffany.

……………………………………………..

Beberapa hari kemudian

di kampus

“yah jamur, wae? kau terlihat seram” ucap yuri yang memergoki tiffany yang sedang tersenyum senyum sendiri

“anniyo, ah ya yul apa kau masih ingat yeoja yang waktu itu datang ke restoran dan pergi bersamaku”

“jessica jung?”

“huh? kau sudah tahu dia?”

“tentu saja, siapa yang tak mengenalnya. memangnya kenapa?”

“huh? mengapa hanya aku yang baru tahu jika dia seorang penyanyi terkenal, bahkan dari naungan agensi impianku, aku baru saja mendownload lagu lagunya kemarin, suaranya sangat indah” ucap tiffany

“nne.. tapi sayangnya dia sudah keluar”

“m..mmwo?!!” ucap tiffany terkejut

“yah, jangan bilang kau baru mengetahuinya”

“j..jinjja? wae?”

“huh.. sudah kuduga” ucap yuri menatapnya datar “molla… aku hanya melihat taeyeon yang menjelaskannya di media, dia dikeluarkan pihak agensinya”

“mwo? jinjja?”

“mengapa kau seterkejut itu?” ucap yuri heran yang tak biasanya melihat sahabatnya seperti itu yang bahkan ia tahu tiffany jarang sekali mengetahui aktor aktris maupun penyanyi karena terlalu sibuk

“tentu saja, bukankah mereka terkenal”

“Entahlah, banyak sekali opini, tapi ku dengar karena banyak fans taengsic yang tak menyukainya karena sifatnya yang dingin dan sombong”

“mwo? menurutku itu sama sekali tak benar”

“tapi kenapa dia bisa mengenalmu?”

“waktu itu kita pernah bertemu saat aku bekerja di minimarket” ucap tiffany namun ia terdiam “apa dia mabuk karena masalah itu?” lanjutnya dalam hati

“aku juga pernah beberapa kali melihatnya di rumah sakit saat menjenguk yoona, mungkin dia sakit” ucap yuri

“sakit?” gumam tiffany dalam hati

………………………………………..

di butik, jessica baru saja mengantarkan pelanggannya keluar.

“sekali lagi kamsahamnida jessica-shi, kami sangat puas dengan hasil desain gaun yang anda buat, ternyata selain bernyanyi kau juga sangat berbakat menjadi desaigner”

“kamsahamnida..” ucap jessica tersenyum membungkukan badannya

hingga mereka pun meninggalkan butik. begitu masuk kembali ia merogoh saku jasnya mengambil ponsel

“hallo baby”

“hey sica… kemana saja baru menghubungiku eoh?”

“hehehe mianhae aku sibuk”

“yaish.. alasan klasik, boghosippho..”

“aku juga merindukanmu my taenggu, ah apa aku mengganggumu?”

“baboya.. tentu saja tidak, bagaimana keadaanmu sekarang?”

“tentu saja aku baik baik saja, taenggu.. ku dengar SMent akan mengadakan audisi?”

“nne.. satu bulan lagi, ada apa?” omo omo, apa kau akan mengikuti lagi?”

“Yah mana mungkin… apa kau sibuk?”

“anni, aku memiliki waktu kosong 4 jam, kajja kita bertemu”

“baiklah, kita bertemu di basecamp”

“yaaayyyy… on the way!” ucap taeyeon antusias

……………………………………..

Restoran

“hmmm… dia tak datang” gumam tiffany dalam hati menatap meja pengunjung nomor 18 yang selalu jessica duduki. sudah beberapa hari ini jessica memang selalu mengunjungi restoran tempatnya bekerja dan selalu memilih meja nomor 18, angka kesukaannya. namun sayangnya hari ini yeoja yang diharapkannya itu tak datang hingga jam kerja tiffany berakhir.

“tiff…” panggil seseorang membuat tiffany langsung menoleh kearah sumber suara, senyumnya mengembang saat ia melihat jessica berdiri disamping mobilnya yang sedang terparkir

“jessie…” gumam tiffany dalam hati

“hmm… sepertinya ada yang mau kencan lagi, baiklah aku pergi duluan ya.. bye jamur” ucap yuri memeluk tiffany kemudian berlalu

“hati hati yul…” teriak tiffany, iapun kembali membalikkan badannya dan berjalan menghampiri jessica

“kau terlambat” ucap tiffany terlihat kesal

“omo, apa kau menungguku?”

“an.. anniyo..” ucap tiffany salah tingkah

“kajja ikut aku”

“huh? oddiga? aku harus bekerja lagi nanti”

“ikut saja, ini sesuatu yang penting…” ucap jessica membukakan pintu mobil untuk tiffany

Setelah 20 menit perjalanan, mereka sampai di basecamp studio milik sooyoung

“ini rumahmu?” tanya tiffany saat turun dan melihat bangunan yang cukup besar dihadapannya itu

“bukan, kajja kita masuk” ucap jessica menarik tangan tiffany membuat yeoja itu terkejut dengan kedua pipinya yang memerah

“yah, kau lama sekali” ucap taeyeon yang sudah lama menunggunya

“hehehe mian, taeng aku membawa temanku” ucap jessica menarik tangan tiffany hingga berdiri sejajar dengannya

“omo! taeyeon eonnie!” gumam tiffany merasa terkejut

“huh? teman?” ucap taeyeon heran “anyeong.. kim taeyeon imnida” lanjutnya

“ah any..nyeong, tiffany hwang imnida” ucap tiffany membungkukan badannya namun masih merasa gugup, ia tak menyangka jika jessica akan membawanya menemui penyanyi solo terkenal yang pernah satu grup dengannya itu

“taeyeon-ah.. tolong lihatlah kemampuan suaranya”

“nne?” gumam taeyeon dan tiffany bersamaan

“j..jjesie.. mmaksudmu?” ucap tiffany

“kajja” ucap jessica menarik kembali tangan tiffany dan membawanya ke ruang studio rekaman dalam rumah itu

“bernyanyilah, tunjukan suara indahmu padanya” ucap jessica memasangkan headphone pada tiffany

“jessie..” ucap tiffany merasa malu

“bernyanyi saja, jangan gugup” ucap jessica kembali, iapun meninggalkan tiffany didalam ruangan itu dan berdiri disamping taeyeon dibalik kaca pembatas sambil memandang tiffany

Tiffany masih terdiam dengan rasa gugupnya, apalagi dihadapannya berdiri 2 orang penyanyi terkenal yang kemampuan bernyanyinya tak bisa diragukan lagi. namun ia melihat jessica kembali tersenyum mengepalkan tangannya keatas memberi semangat pada tiffany. perlahan rasa percaya diri tiffany pun muncul

Tiffany terdiam sejenak memejamkan matanya untuk benar benar menghilangkan kegugupannya sebelum akhirnya mulai bernyanyi

0b0087071d09178dd57e090cd57d0e571238764802_full

Taeyeon terpaku dan sedikit membuka mulutnya saat mendengarkan tiffany bernyanyi dibalik earphonenya membuat jessica tersenyum menatap sahabatnya itu

“bagaimana taeng?” ucap jessica

“suaranya indah” ucap taeyeon “tapi… bagaimana kau bisa mengenalnya? apa dia juga seorang penyanyi terkenal?”

“ceritanya panjang, dia hanya seorang pelayan restoran yang kadang mengisi hiburan dengan bernyanyi di restoran itu”

“aku rasa suaranya terlalu indah untuk menjadi seorang penyanyi hiburan, tapi… mengapa kau membawanya kemari?”

“dia memiliki impian untuk menjadi sepertimu”

“SMent?” ucap taeyeon dan mendapat anggukan dari jessica

“Tolong buat impiannya terwujud taeng” ucap jessica

Taeyeon dan jessica kembali terdiam dan memasang kembali earphonenya

Begitu selesai, jessica kembali mengantar tiffany karena harus bekerja kembali di mini market

“jessie, mengapa kau mengajakku dan menyuruhku bernyanyi tadi? aku sangat malu”

“wae? suaramu sangat indah”

“tapi.. mengapa kau membawa taeyeon eonnie?”

“karena… aku pikir kau layak bersanding dengannya diatas panggung nanti, menggantikanku”

“huh?” gumam tiffany tak mengerti

“sebentar lagi akan ada audisi dan bahkan audisi entah sebagai penyanyi solo ataupun partner taeyeon yang menggantikanku, aku yakin kau akan lolos dan bisa langsung menggantikanku”

Tiffany terkejut mendengar hal itu, namun ia kembali teringat jika jessica sudah keluar dari agensi itu

“tapi.. wae?” ucap tiffany

“wae??” ucap jessica heran

“kenapa kau keluar, jessie” ucap tiffany sedikit ragu membuat jessica terdiam sejenak namun ia kemudian tersenyum

“memang sudah seharusnya” ucap jessica

“apa kau sakit?” tanya tiffany membuat senyuman jessica seketika menghilang, ia terkejut atas ucapan tiffany, beruntung tiffany tak menyadarinya

“anniyo… hanya sedikit masalah”

“tapi kulihat kau dan taeyeon eonnie baik baik saja tadi”

“tentu saja, kami sudah lama bersahabat”

“hmmm… begitu ya”

“why? mengapa kau masih terlihat ragu”

“jika aku daftar dan diterima, bagaimana eomma dan yoong nanti”

“ah ya kau masih memiliki waktu satu bulan, sebaiknya kau berhenti bekerja di minimarket tiff”

“huh? wae?”

“untuk yoong, aku sudah bertanya dan belajar dari dokter, kita bisa berusaha membuat yoong dapat berinteraksi dengan baik lagi, bahkan semoga saja yoong bisa ceria kembali, yoong membutuhkan orang orang didekatnya”

akhirnya tiffany pun menyetujuinya.

Hari demi hari jessica lebih sering menghabiskan waktunya bersama keluarga tiffany terutama dengan yoona. hingga yoona sedikit demi sedikit mulai merespon bahkan mulai bisa tersenyum dengan candaan tiffany dan jessica. tak jarang kedua yeoja itu membawa yoona jalan jalan meskipun tak jauh, tapi hal itu berhasil membuat yoona kembali seperti dulu meskipun masih sedikit canggung. hal itu tentu saja membuat tiffany dan ibunya bahagia terutama jessica, ia juga merasa bahagia menjadi bagian dari mereka karena ibu tiffany selalu memperlakukannya seperti pada anak kandung sendiri.

Dan selama itu pula tiffany memiliki waktu untuk berlatih sampai hari audisi tiba sesuai jadwal yang telah diterimanya.

ia senang begitu masuk ruang audisi dan melihat taeyeon yang menjadi salah satu yang menyeleksi, keduanya sudah cukup dekat karena jessica selalu membawanya ke studio untuk latihan dan taeyeonlah yang menjadi pelatihnya

Begitu keluar jessica yang menunggunya di basement segera berlari menghampiri tiffany

“bagaimana?” tanya jessica namun ia hanya melihat tiffany terus menundukkan kepalanya membuat jessica khawatir

“aku lolos dan aku bisa jadi partner duet taeyeon eonnie” ucap tiffany tersenyum dengan kedua matanya yang berkaca kaca

jessica yang mendengarnya langsung memeluknya bahagia

“chukkae” ucap jessica

“gomawo…” ucap tiffany melepaskan pelukannya dan keduanya terlihat menangis bahagia “ini semua berkat mu jessie”

“bukan aku, tapi karena usahamu”

“eonnie.. chukkae” ucap seseorang yang sudah berdiri dibelakang tiffany membawakan sebuah bunga untuk

“omo! yoong!!” teriak tiffany terkejut sekaligus senang menerima kejutan dari adiknya yang hadir

setelah mengantar tiffany, jessica langsung buru buru menjemput yoona dan beruntung saat tiba nama tiffany masih belum dipanggil sehingga ketika memasuki ruang audisi yoona dapat melihatnya kecuali jessica yang menunggunya diluar. bagaimanapun juga ia tak bisa menampakkan wajahnya lagi di gedung mantan agensinya itu

Tiffany memeluk yoona merasakan bahagia

…………………………………………….

Beberapa hari kemudian

Di restoran

hari ini tiffany mengundurkan diri bekerja di restoran yang sudah ia tekuni selama 2 tahun itu, karena kini ia akan melanjutkan impiannya sebagai seorang penyanyi setelah berhasil lolos audisi di SMent. untuk itu tiffany pun pamit kepada teman teman termasuk sang pemiik restoran

“chukkae…” ucap sang pemilik restoran memeluk tiffany diikuti teman teman pelayan restoran lainnya

“gomawo.. aku akan merindukan kalian”

“eonnie, jangan lupakan kami setelah terkenal nanti” ucap teman temannya itu

“hahaha tenang saja, aku akan selalu berkunjung kemari” ucap tiffany, iapun dibawa teman temannya kembali memasuki dapur restoran untuk menikmati masa masa terakhirnya

“gomawo sudah mewujudkan impian sahabatku yang sempat tertunda” ucap yuri pada jessica yang sama sama masih berdiri di depan restoran

“hmm… bukan karenaku” ucap jessica

“tapi… kenapa kau keluar?” tanya yuri membuat jessica menoleh menatapnya

“memang sudah seharusnya” jawab jessica

“kau… tak sedang sakit kan?”

“hahaha tentu saja tidak” ucap jessica tertawa

“omo, aku tak menyangka kau bisa tertawa, aku pikir kau benar benar seorang ice princess”

“yah!!” ucap jessica mengangkat tangannya namun yuri sudah berlari memasuki restoran

………………………………………………..

Setelah dari restoran, jessica kembali mengantar tiffany pulang

“kenapa kau terlihat murung?” tanya jessica yang melihat tiffany hanya diam melihat keluar jendela

“aku memikirkan yoong” ucap tiffany memandang jessica “aku akan tinggal di dorm nanti, aku tak bisa menjaganya”

“jangan terlalu dipikirkan, aku yang akan menjaganya, lagipula keadaan yoona sudah mulai membaik” ucap jessica tersenyum menenangkan tiffany

Namun ia malah melihat tiffany kembali terdiam memandangnya

“why?”

“jessie, mengapa kau melakukan ini padaku?” tanya tiffany

“hmm… entahlah” ucap jessica mengangkat kedua pundaknya

“yaish…”

……………………………….

sudah beberapa minggu tiffany tinggal di dorm dan mulai disibukkan dengan debut dan promosi ke berbagai radio maupun siaran Televisi sebagai anggota penyanyi duet baru yang sekarang bernama taeny. memiliki paras cantik dan indah membuatnya mudah dikenal dan diterima oleh masyarakat.

karena hal itu pula Tiffany menjadi jarang bertemu dengan jessica.

Tiffany dan taeyeon baru saja menyelesaikan schedule terakhirnya dihari itu.

“akhirnya selesai juga, apa kau lelah fany-ah?” ucap taeyeon mengenakan seatbelt nya, keduanya baru saja memasuki mobil dan taeyeon lah yang mengemudi

“hmm… lumayan eonnie, aku tak menyangka jika schedule nya akan semakin padat”

“hehehe maklumi saja, tapi kau senang kan?”

“tentu saja eonnie” ucap tiffany dengan eye smilenya

“yah bisa kah kau berhenti memanggilku eonnie”

“wae..?”

“aku terasa tua jika dipanggil itu”

“hehehe baiklah, taenggu? aku selalu mendengar jessie memanggil itu padamu”

“hmm… oke, sebenarnya aku memiliki banyak nama panggilan”

“jinjja?” ucap tiffany antusias

“taetae, taenggu, taehyuk, taeng, emm… oppa”

“nne? oppa?”

“nne.. mereka selalu saja memanggilku itu, aigoo… apa wajahku masih kurang cantik, menyebalkan”

“hahaha… kau lucu sekali, tapi.. menurutku wajahmu memang tampan taeng”

“yaish… hati hati kau jatuh cinta padaku” ucap taeyeon

“ah ya, apa hari ini ada schedule”

“jika ada, mana mungkin aku yang menjadi supirmu.. tentu saja kosong, wae?”

“apa aku dibolehkan pulang?”

“nne, tentu.. kau akan pulang?”

“nne” jawab tiffany menganggukkan kepalanya “aku rindu pada eomma dan adikku” lanjutnya

“baiklah, jam berapa aku mengantarmu?”

“andwae… tidak perlu, kau istirahat saja taeng. lagipula sekarang sudah jam 4 pagi, aku akan berangkat pukul 7 nanti”

“hmm.. yasudah, tapi kau harus hati hati didepan publik”

“jangan khawatir, aku sudah banyak belajar dari jessica”

“jessica? fany-ah apa kau dekat dengannya sekarang?”

“emm… seperti itu lah, wae?”

“anniyo, hanya saja aku heran, aku sudah mengenalnya lebih dari 7 tahun.. setahuku dia sangat dingin pada orang yang tak dikenal ataupun baru dikenalnya”

“akupun dulu berpikir begitu”

“tapi sebenarnya hatinya sangat hangat, dia selalu melakukan apapun dengan tulus” ucap taeyeon

“nne.. aku bisa merasakannya” ucap tiffany dalam hati

“taeng, aku masih belum mengerti”  ucap tiffany kembali

“wae?”

“mengapa jessie bisa keluar dari taengsic?”

“ah? emm… itu karena…” ucap taeyeon diam sebentar mencari alasan lain sementara tiffany terus menatapnya menunggu jawaban “jessica tidak memperpanjang masa kontraknya”

“benarkah?” ucap tiffany tanpa rasa curiga “sayang sekali, padahal waktu itu aku baru bertemu dengannya”

“nne, jessica ingin fokus pada bisnis butiknya dan menjadi seorang desaigner” ucap taeyeon sementara tiffany hanya menganggukan kepalanya

Setibanya di dorm, taeyeon langsung memasuki kamar untuk istirahat sementara tiffany segera membereskan barang barang yang akan dibawanya untuk pulang, hari ini kesempatannya untuk bertemu dengan keluarganya setelah hampir satu bulan ia disibukkan menjadi member taeny bersama partner nya taeyeon.

begitu siap tiffany membuka pintu kamar taeyeon yang tak terkunci, ia melihat yeoja itu sudah terlelap kemudian iapun menutupnya kembali dan mengenakan kaca mata hitam beserta topi penyamarannya. kini ia tak bisa bebas kemanapun setelah dikenal banyak oleh para fans nya.

begitu sampai di rumah, tiffany langsung disambut hangat oleh yoona dan ibunya

“eonnie, boghosippo” ucap yoona memeluk tiffany

“nado.. bagaimana kabarmu dan eomma?”

“kami baik baik saja, apa kau sudah tau?”

“tau apa?”

“mulai lusa aku sudah mulai sekolah”

“huh? jinjja? mengapa tak memberitahuku dari awal?” ucap tiffany terkejut

“apa boleh buat eonnie terlalu sibuk sampai tak menjawab telepon dariku.. jessica eonnie selalu mengajariku dan satu minggu yang lalu dia mengantarku untuk mengikuti tes di sekolah, dan aku lolos”

“jessica?”

“nne, sica eonnie selalu kesini setiap hari” ucap yoona terlihat senang

“ternyata dia memang melakukannya” ucap tiffany dalam hati “berarti hari ini dia akan kemari” lanjutnya sambil tersenyum senyum sendiri merasa senang

“kalau begitu eonnie mandi dulu, eonnie baru saja pulang dari siaran”

“omo, kau pasti lelah sayang, kkah mandilah lalu segera istirahat” ucap ibu tiffany

…………………………………….

“soo tolong ambilkan tissue” ucap jessica sedikit berteriak dari dalam kamarnya

Pintu kamarpun terbuka

“omo sica! hidungmu berdarah lagi? banyak sekali” ucap sooyoung langsung berlari menghampiri dan membantu membersihkan darah yang keluar dari hidung sahabatnya itu

“nne.. menyebalkan sekali”

“kajja kita ke rumah sakit saja”

“andwae.. aku harus bertemu yoona, hari ini kami akan ke lotte world”

“yah, pikirkan kesehatanmu! kau tak lihat tubuhmu semakin kurus?”

“aku baik baik saja” ucap jessica

“terserah kau saja” ucap sooyoung terlihat dingin sambil membuang tissue yang dipegangnya cukup keras kesamping jessica. sooyoung merasa kesal dan marah pada sahabatnya itu. iapun berlalu meninggalkan kamar jessica

dan saat itupula pandangan jessica mulai terlihat buram saat melihat tubuh sooyoung yang meninggalkan kamarnya, ia mulai memijat pelipisnya mencoba menetralkan kembali namun tetap saja

…………………………………………..

setelah tertidur selama 4 jam tiffany membuka kedua matanya karena perutnya terasa kosong. ia pun berjalan keluar kamar dan melihat yoona sedang duduk menonton TV

“yoong eomma oddiga?”

“eomma sedang pergi berbelanja, tapi eomma sudah membuatkan makanan untuk eonnie”

“jinjja? wah.. aku lapar sekali, kajja makan”

“eonnie saja, aku sudah makan”

“yoong jam berapa jessica datang kemari?”

“hari ini sica eonnie tak datang”

“eh? wae?”

“molla..”

Tiffany terdiam mendengar itu, ada sedikit rasa kecewa karena yeoja yang dinantikannya ternyata tak jadi datang ke rumahnya. ia pun kembali memasuki kamarnya dan tak jadi makan hingga tiffany kembali tertidur.

cukup lama tertdur, tiba tiba tiffany merasakan sesuatu yang dingin menempel pada kedua pipinya, perlahan iapun membuka kedua matanya dan melihat seorang yeoja tersenyum menatapnya

IMG_8092_filtered.jpg

“wake up” ucap jessica dengan kedua tangannya yang masih membingkai wajah tiffany

“jessie…” ucap tiffany terbangun dan duduk diatas tempat tidurnya, keduanya pun langsung berpelukan “aku merindukanmu” ucap tiffany kembali

“aku juga, bagaimana masa debutmu?” ucap jessica melepaskan pelukannya

“cukup melelahkan, bulan depan kami akan mengadakan konser, ternyata belum ada satu hari tiketnya sudah terjual habis”

“woah.. daebak, mianhae.. aku jarang membuka internet jadi tertinggal berita, kalau tahu aku akan menunggu tiket itu”

“jangan khawatir, aku sudah membeli banyak hehehe”

“jinjja?”

“tentu saja”

“kalau begitu bangunlah dan segera mandi, kita akan pergi”

“huh? oddiga? aku sudah mandi”

“kalau begitu cuci muka saja, tadinya aku akan mengajak yoong ke lotte world tapi aku datang terlambat dan waktunya tak akan cukup, jadi kita jalan jalan saja sambil mencari kado untuk ulang tahun sahabatku sooyoung”

“baiklah 10 menit!” ucap tiffany bergegas memasuki kamar mandi sementara jessica hanya tertawa melihat tingkah yeoja itu yang tak berubah

begitu siap, tiffany keluar dari kamarnya dan melihat jessica bersama yoona sedang duduk menonton tv

“kajja, aku sudah siap” ucap tiffany

“eonnie, aku tak jadi ikut” ucap yoona

“huh? wae?”

“aku akan ke rumah haraboji bersama eomma dan menginap disana selama satu hari”

“jinjja? tapi eonnie tak bisa menginap”

“gwaenchanna… kalian nikmati saja waktu kencan berdua” ucap yoona sambil tertawa

“y..yyah! bicara apa kau” ucap tiffany terlihat salah tingkah dengan kedua pipi yang memerah

“kkah prgilah, nanti waktu kencan kalian akan terbuang” ucap yoona mendorong jessica dan tiffany keluar rumah kemudian kembali menutup pintu rumahnya

“yaish… sifat menyebalkannya kembali muncul” ucap tiffany pura pura terihat kesal

“hahaha kalian sangat lucu, kajja” ucap jessica memasuki mobil nya diikuti tiffany

“kita akan kemana?”

“emm… pusat kota, tapi kita akan restoran dulu karena kau belum mengisi perutmu”

“huh? kenapa kau bisa tahu?”

“makanan di atas meja masih utuh, yoong bilang itu untukmu tapi kau malah tidur lagi”

“ahaahaha bahkan aku saja sudah lupa jessie” ucap tiffany

“……………….”

“wae?” tanya tiffany melihat jessica terdiam memandangnya

“kau satusatunya wanita yang memanggil aku jessie”

“eh?? mianhae.. apa kau tak suka?”

“anniyo… aku menyukainya” ucap jessica tersenyum memandang yeoja yang duduk disammpingnya itu, begitupun tiffany yang ikut memamerkan senyum bulan sabitnya

sesampainya disana mereka pun langsung menuju restoran dan jessica menemani tiffany mengisi perutnya dan begitu selesai keduanya menuju mall

“sepertinya kita sangat ahli dalam hal penyamaran, sejauh ini belum ada yang menyadari kehadiranmu” ucap jessica membetulkan kacamata hitamnya

“nne.. untung saja, sejujurnya aku lebih menyukai tiffany yang dulu sebelum seperti sekarang ini yang tak bebas” ucap tiffany mempoutkan bibirnya

“jangan khawatir, semuanya pasti selalu ada rintangan tapi kau harus tetap menghadapinya” ucap jessica mengusap usap kepala tiffany membuat yeoja dihadapannya itu terkejut dan salah tingkah

cukup lama berkeliling akhirnya jessica mendapatkan barang yang akan dijadikannya kado untuk sooyoung. namun saat keduanya berjalan

“omo bukankah itu tiffany eonnie?” ucap seseorang yang tedengar jelas oleh jessica dan tiffany

“jessie ini tak baik” bisik tiffany sambil mempercepat jalannya

“ah iya sepertinya itu tiffany! dia bersama siapa? dia bukan taeyeon eonnie”

“mereka pasti akan mengikuti kita, tiff apa kau siap?” ucap jessica

“nne?” gumam tiffany belum mengerti, namun ia terkejut saat tiba tiba tangan jessica meraih tangannya dan menggenggamnya dengan erat, jessica mulai berlari menariknya

“omo mereka lari!” teriak orang orang itu dan ikut mengikuti jessica dan tiffany

“mereka kadang kadang menyeramkan” ucap jessica mempererat tangannya terus berlari

sementara tiffany malah terus tersenyum memandang tangannya yang terus digenggam erat oleh jessica sampai tak menyadari mereka memasuki sebuah photobox

“sepertinya kita aman disini” ucap jessica mulai mengintip keluar tanpa melepaskan tangannya “apa kau baik baik saja?” ucap jessica kembali

“ah? n.. nne…” ucap tiffany gugup

kita harus bersembunyi dulu sampai mereka pergi” ucap jessica

“nne…” ucap tiffany kembali

cukup lama keduanya terdiam, jessica baru menyadari tempatnya bersembunyi saat melihat lihat isi ruangan itu

“omo, aku baru sadar kalau ini photobox hahaha” ucap jessica tertawa

namun tiffany kembali tersenyum memandang yeoja dihadapannya itu, lagi lagi ia merasa senang melihat jessica yang terlihat lebih ceria itu

“kajja sambil menunggu kita foto foto saja” ucap jessica membuka dompetnya dan mengeluakan kartu miliknya

jessica mulai melepaskan syal dan kacamata nya, tiffany pun mengikutinya

“kajja.. “ ucap jessica menekan tombol dan waktu mulai bergerak mundur

36083_snsd-tiffany-and-jessicas-selca

“aww kyeopta..” ucap jessica girang “jja, simpanlah” lanjutnya memberikan foto itu pada tiffany

“huh? hanya satu?” tanya tiffany heran

“nne… jangan dihilangkan, agar kau akan tetap mengingatku saat melihat foto itu hehehe” ucap jessica namun tiffany kembali merasa heran

“maksudmu?”

“ah sepertinya sudah aman, kajja kita pergi dari sini” ucap jessica kembali menggandeng tangan tiffany

……

“mianhae gara gara aku kau jadi begini, aku tak menyangka jika kau seterkenal itu dengan cepat” ucap jessica

“gwaenchanna…” ucap tiffany tersenyum “lagipula aku menyukainya” lanjutnya dalam hati sambil memandang langit yang sudah tampak gelap

Jessica dan tiffany bejalan menyusuri taman kota karena mobilnya yang terparkir cukup jauh

“mungkin akan sulit merasakan seperti ini lagi nanti” ucap jessica

“huh? wae? bukankah kita ahli menyamar?”

“nne… tapi kau akan semakin sibuk, kau akan jauh dari tiffany yang dulu” ucap jessica menghentikan langkahnya dan berdiri dihadapan tiffany

“mengapa kau mengatakan itu?” tanya tiffany

“bukan apa apa” ucap jessica tersenyum “jauh didepan sana masih banyak rintangan sulit yang akan kau hadapi, aku hanya berharap kau akan selalu menjaga kesehatanmu” lanjutnya sambil merapikan jaket yang tiffany kenakan

keduanya kembali berjalan sambil bergandengan tangan, kini mereka tak lagi merasa canggung

“selama bersamamu, aku rasa rintangan rintangan yang aku hadapi terasa ringan, jessie” ucap tiffany dalam hati sambil terus tersenyum memandang tangannya yang digenggam erat oleh yeoja disampingnya itu

……………………………………

satu bulan berlalu, hari yang dinantikan pun tiba. tiffany terlihat gelisah duduk di ruang rias sebelum tampil diatas panggung

“fany-ah wae?”

“aku merasa gugup taeng, ini kali pertamaku dalam konser”

“yah tenanglah… kau sudah terbiasa bernyanyi diatas panggung, tak beda jauh dengan ini, hanya saja penontonnya lebih banyak”

“aku takut melakukan kesalahan”

“jangan khawatir, kau bukan malaikat.. semua orang pasti melakukan kesalahan. percaya diri saja” ucap taeyeon mengusap usap pundak tiffany

“gomawo.. aku sudah merasa baikan” ucap tiffany mulai tersenyum

“kajja, sebentar lagi kita perform” ucap taeyeon mengulurkan tangannya

“chankkaman, aku cek ponselku sebentar” ucap tiffany mulai membuka ponselnya, ia melihat beberapa pesan masuk namun yang ia buka hanya dari 1 orang yang ditunggunya

“aku sudah di bangku penonton bersama eomma, yoona dan sahabatmu, hwaiting!!” – jessica

Tiffany kembali melebarkan senyumnya membaca isi pesan itu, iapun berdiri dan menerima tangan taeyeon untuk segara menuju panggung

begitu masuk, tiffany mendengar teriakan para penggemarnya dan musikpun mulai terdengar, ia menoleh kearah taeyeon yang juga sedang memandangnya, ia melihat yeoja menganggukan kepalanya dan mulai mengangkat mic.

-post blog- snsd+taeyeon+tiffany+lost+in+love

“tiffany eonnie cantik sekali” ucap yoona diseujui tiga yeoja disampingnya itu terutama jessica yang sedari tadi terus melebarkan senyumnya memandang tiffany

namun setelah membawakan beberapa lagu, jessica kembali merasakan pusing dan penglihatannya kembali buram. ia tak bisa melihat tiffany dengan jelas dan tiba tiba ia merasakan cairan keluar dari hidungnya, tangannya mengusap cairan itu yang ternyata adalah darah, jessica kembali mimisan. iapun buru buru menutupnya khawatir diketahui orang lain

“aku ke kamar mandi dulu” ucap jessica

“nne eonnie apa perlu ku temani?”

“andwae… eonnie hanya sebentar” ucap jessica segera berlalu meninggalkan konser

setelah berlari akhirnya jessica menemukan kamar mandi dan segera masuk

namun saat jessica masih membersihkan hidungnya di dalam toilet, ia mendengar beberapa yeoja memasuki kamar mandi dan berbincang bincang dibalik pintu

“Ini konser pertama setelah debutnya tiffany menjadi taeny, aku rasa ini konser terbaik yang pernah aku lihat” ucap salah satu yeoja

“nne, walaupun tiffany pendatang baru aku rasa dia memang cocok menggantikan jessica” ucap yeoja yang lain

“aku setuju denganmu jiyeon-ah, tiffany lebih ramah dan selalu tersenyum dibanding jessica yang selalu terlihat dingin, pantas saja dia dikeluarkan, aku sangat bersyukur” ucap yeoja itu

“tapi ku dengar tiffany dekat dengan jessica, waktu itu salah satu foto di berita memperlihatkan mereka yang terlihat sedang kencan disebuah mall”

“jinjja? aku harap berita itu palsu, aku sangat tak setuju jika tiffany dekat dengan jessica, aku membenci yeoja itu”

Jessica hanya terdiam mendengar hal itu didalam toilet

“aku setuju, dan aku rasa taeny pasangan yang sangat cocok, apa kalian tak berpikir jika mereka menjalin hubungan yang serius?”

“aku rasa begitu, aku selalu melihat taeyeon eonnie sangat perhatian padanya”

“kyaaa… aku sangat mendukung mereka”

“aku juga, aku harap mereka benar benar menjadi sepasang kekasih selamanya” ucap yeoja itu disetujui teman teman lainnya.

“aku tak setuju jika tiffany dengan jessica, aku pernah mendengar temanku pernah bertemu dengannya di rumah sakit, aku rasa jessica memiliki penyakit parah”

“jinjja? heol… pantas dia dikeluarkan, jika dia kekasih tiffany apa tak kasihan kalau dia akan meninggalkan tiffany?”

“hahaha tenang saja, apa kalian melupakan taeyeon yang selalu disampingnya?” ucap yeoja itu diikuti tawa teman temannya. merekapun meninggalkan kamar mandi hingga menyisakan jessica yang sedari tadi mendengarkan semuanya

perlahan pintu toilet terbuka dan jessica berjalan memandang dirinya didepan cermin kamar mandi. ia kembali mengingat ucapan ucapan para yeoja tadi yang sedikit membuat hatinya terasa sakit.

……………………..

“lama sekali eonnie, konsernya sudah berakhir” ucap yoona saat jessica kembali

“jinjja? mianhae..”

“eonnie, apa kau sakit? wajahmu terlihat pucat”

“ah anniyo.. hanya karena gelap saja lampunya”

“kalau begitu kajja, kita akan terlambat” ucap yoona menarik tangan jessica

“huh? oddiga?”

“belakang panggung menemui tiffany eonnie, eomma dan yul eonnie sudah disana” ucap yoona

keduanya pun berjalan ke belakang panggung dan mencari ruang make up dimana taeny berada

begitu masuk jessica melihat tifany yang sedang tersenyum senang memeluk ibunya

“eonnie.. chukkae.. konsermu sukses” ucap yoona segera berlari memeluk tiffany bergantian

“gomawo aku semangat karena kalian” ucap tiffany

“tayeon-shi… terima kasih telah menjaga tiffany, aku dengar kau sangat baik padanya” ucap ibu tiffany memeluk taeyeon

“ah.. bukan apa apa omonim, memang sudah seharusnya kami saling menjaga” ucap taeyeon

jessica hanya terdiam memandang mereka, ia masih berdiri didepan pintu hingga tiffany memandangnya

“yah, mau sampai kapan kau berdiri disitu eoh?”

“eh? ah iya hehehe mianhae” ucap jessica segera menghampiri dan memeluk tiffany “chukkae..” lanjutnya kemudian memberikan bunga yang dibawanya untuk tiffany

“gomawo..” ucap tiffany tersenyum senang menerima bunga itu

mereka pun kembali berbincang, namun saat itu jessica hanya terdiam memandang mereka, perasaannya benar benar sedang tidak baik. beruntung rasa sakit dan darahnya sudah menghilang setelah meminum beberapa pil yang selalu dibawanya.

“sudah malam, eomma harus pulang karena yoong juga besok harus berangkat sekolah” ucap ibu tiffany

“hmm.. padahal aku masih merindukan kalian” ucap tiffany mempoutkan bibirnya terlihat sedih

“gwaenchanna… bisa pulang jika tak ada schedule kan” ucap taeyeon

“ah ya aku ingat hehehe tapi apa kau berani mengantar jemput aku hehe” canda tiffany

“nne.. tentu saja?” ucap taeyeon tersenyum senang

akhirnya merekapun pamit dan meninggalkan ruang rias

“jessie, chankkaman” ucap tiffany menahan tangan jessica

“eh? wae?” tanya jessica membalikkan badannya

“gwaenchanna?” ucap tiffany menempelkan telapak tangannya diatas kening jessica

“y..yah apa yang kau lakukan, aku baik baik saja”

“kau hanya diam saja tadi, aku pikir kau sedang sakit”

“anniyo.. aku baik baik saja”

“hmm.. syukurlah, apa kau akan mengantarkan mereka?”

“nne..”

“gomawo, hati hati dijalan.. dan segera hubungi aku setelah sampai rumah nanti” ucap tiffany memeluk yeoja dihadapannya itu

“hmm.. bye..” ucap jessica tersenyum singkat, iapun meninggalkan tiffany menyusul yoona dan ibunya

namun setelah tiba di dorm dan menunggu beberapa jam tiffany tak kunjung menerima telpon maupun pesan dari jessica, hingga ia tertidur.

………………………………

sudah satu bulan semenjak konser pertama tiffany jessica tak pernah menghubunginya bahkan telepon dan pesan yang beberapa kali tiffany kirimkan pun jarang sekali dibalas, kalaupun dibalas hanya seperlunya saja membuat tiffany bingung terlebih yoona memberitahunya semenjak hari itupun jessica tak lagi ke rumahnya

“kau melamun lagi fany-ah” ucap taeyeon membuyarkan lamunan tiffany yang terus memikirkan jessica

“taeng apa jessica selalu menghubungimu?” tanya tiffany

“nne, kenapa?”

“mengapa dia jarang sekai menghubungiku, apa dia sanagt sibuk?”

“emm… nne, dia sangat sibuk” ucap taeyeon sedikit canggung, iapun segera meninggalkan kamarnya

taeyeon mengambil ponselnya dan mulai menekan tombol panggilan

“hallo?”

“sica?”

“nne? ada apa taeng?”

“kau baik baik saja? kau dimana?”

“nne.. aku baik baik saja, aku sedang bersama sooyoung di butik”

“hufhht….” gumam taeyeon membuang nafas lega

“wae?”

“anniyo, hanya saja tiffany mengeluh kau jarang sekali menghubunginya, aku jadi mengkhawatirkan keadaanmu”

“hahaha aku baik baik saja, bukankah tadi malam kita baru saja chatt”

“tapi kenapa kau tak menghubungi tiffany? apa kau memang jarang membalas pesannya?”

“benarkah? hehehe aku jarang membuka ponselku, kadang saat aku pegang yang aku buka hanya darimu”

“apa kalian sedang ada masalah?”

“anniyo.. apa dia hidup dengan baik?”

“nne… aku selalu menjaganya hehehe jangan khawatir” ucap taeyeon

“apa kau menyukainya?”

“nne… siapa yang tak jatuh cinta dengan eye smilenya, setiap hari aku selalu dibuat jatuh cinta olehnya” ucap taeyeon membuat jessica terdiam

“sica?” panggil taeyeon

“nne, mianhae taeng aku sedang ada pertemuan dengan pelangganku”

“ah.. ya baiklah, tetap jaga kondisimu sica”

“nne.. kau juga, dan jangan lupa datang di pesta ulang tahunku nanti”

“omo! aku baru ingat hahaha”

“yah!!” umpat jesssica namun taeyeon segera menutupnya. ia kembali berlari memasuki kamar

“fany-ah.. kajja”

“huh? oddiga?”

“mencari kado untuk jessica”

“nne??” gumam tiffany masih tak mengerti

“aku baru ingat besok jessica ulang tahun dan malam ini akan diadakan pesta di basecamp, kajja kau harus ikut”

“benarkah?” ucap tiffany tersenyum senang, akhirnya dia bisa bertemu dengan seseorang yang selalu ia rindukan itu, namun senyumnya pelahan menghilang kembali “mengapa aku baru tahu tanggal ulang tahunnya sekarang” lanjutnya dalam hati

Hari itu pula taeny menghabiskan waktu kosongnya untuk mencarikan kado untuk jessica serta mencari pakaian yang akan dikenakannya untuk pesta ulang tahun sahabatnya itu hingga hari yang dinantikan pun tiba. beruntung malam itu jadwal kegiatan taeny selesai lebih cepat sehingga begitu selesai keduanya langsung mengganti pakaian dan segera menuju basecamp di rumah studio milik sooyoung

begitu tiba , suasana di sekitar rumah cukup ramai dengan para tamu yang kebanyakan teman kampus mereka yang hadir

“sepertinya kita terlambat” ucap taeyeon saat mendengar teriakan teriakan para tamu

Tiffany terus memperhatikan keramaian yang tak jauh dari hadapannya sambil berjalan menghampiri, ia sangat penasaran dengan keramaian itu hingga satu persatu ia bisa melewati orang orang yang menghalangi pandangannya.

Tiffany tersenyum saat melihat jessica berdiri tak jauh darinya sedang memberikan tanda tangan pada teman temannya yang mengidolakannya, namun yeoja itu masih tak menyadari kedatangannya

B0s6B-FCAAAryyO

jessica yang selalu ia pikirkan itu masih tetap terlihat anggun dimatanya terlebih balutan dress putih yang menyempurnakan penampilannya membuat jantung tiffany kembali bergetar

namun saat akan kembali berjalan menghampiri jessica, tiffany melihat sooyoung sudah berjalan dan berdiri dibalik punggung jessica dengan kedua tangan yang menyembunyikan seikat bunga mawar dibalik punggungnya

jessicapun membalikkan tubuhnya menghadap sooyoung

“sica.. aku mencintaimu” ucap sooyoung memberikan bunga mawar itu beserta bungkusan yang ia keluarkan dari dalam saku tuxedonya

Tiffany terkejut melihat pemandangan itu, ia melihat jessica tersenyum dengan yang dilakukan sooyoung

teriakan teman temannya kembali terdengar terlebih saat sooyoung membukakan bungkusan kecil yang berisi sebuah cincin dan langsung dikenakan pada jari jessica

“omo!” ucap taeyeon yang sudah berdiri disamping tiffany ikut merasa terkejut

“jika kau menolakku, kau bisa membuang cincin itu sekarang” ucap sooyoung berhenti sejenak

“dan jika kau menerimaku….” lanjutnya

“cium cium cium!!!” teriak teman temannya

“jessie…” gumam tiffany namun ia membelalakkan kedua matanya saat jessica tersenyum kemudian mencium bibir sooyoung membuat suasana kembali ramai dengan tepuk tangan, jessica telah menerima sooyoung. teman temannya merasakan bahagia terutama taeyeon yang tak menyangka jika kedua sahabatnya saling mencintai. taeyeon segera berlari menghampiri kedua sahabatnya dan bergabung bersama tamu yang lain.

kecuali satu orang yang sedari tadi berdiri mematung memandang pemandangan dihadapannya. tanpa terasa air mata tiffany mengalir, tangannya meremas kado yang dibawanya. sebuah liontin couple yang ia belikan untuknya dan jessica. rencananya malam ini tiffanypun ingin mengungkapkan perasaannya pada jessica. namun hal yang tak disangkanya pun terjadi, kini ia mengerti mengapa jessica tak pernah menghubunginya.

perlahan tiffany berjalan mundur dan meninggalkan pesta tanpa diketahui orang orang disekitarnya. namun tanpa ia tahu, jessica memandang kepergiannya.

“mianhae” ucap jessica dalam hati

………………………

keesokan harinya tiffany terbangun dan mendapati dirinya berada di ruangan asing. namun saat menoleh kesamping ia melihat kepala taeyeon sedang bersandar sambil duduk diatas kursi. taeyeon tengah tertidur

“taeng…” panggil tiffany sambil mengusap kepalanya

“uhmm… oh? fany-ah kau sudah sadar, syukurlah” ucap taeyeon setelah terbangun

“aku dimana?” tanya tiffany

“kau berada di ruang rawat rumah sakit, tadi malam kau pingsan di dalam mobil” ucap taeyeon terlihat sedih “mengapa kau tak memberitahuku jika kondisi badanmu sedang tak baik, bahkan aku tak tahu kau meninggalkan pesta, mianhae..” lanjutnya

“benarkah? bukan salahmu taeng.. aku hanya tak ingin mengacaukan pesta ulang tahunnya” ucap tiffany tersenyum dipaksakan, hatinya kembali merasa sakit begitu mengingat tadi malam

TBC

Unexpected Love [1/3]

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Tiffany Hwang, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………………

Orang orang bilang… Cinta sejati itu akan datang tanpa kita duga, tanpa kita tahu darimana dan kapan dipertemukan. kadang, kita selalu sibuk mencari cinta sejati kita sekeras apapun, namun sangat sulit didapatkan. tanpa pernah berpikir dan menduga, bahwa sebenarnya ia berada didekat kita.

…………….

Seorang yeoja baru saja memasuki sebuah mini market dengan langkah buru burunya. Begitu masuk, kepalanya menoleh ke segala arah karena tak melihat sang penjaga kasir ditempatnya

“Eonnie” panggil seorang yeoja yang baru saja keluar dari gudang

“Ah hara-yaa, apa aku terlalu lama? Mianhae..” ucap yeoja itu membungkukan badannya merasa menyesal

“Anniyo, lagipula aku juga baru selesai mengganti pakaian” ucap yeoja bernama koo hara itu “oh? Apa kau berlari? Kau sangat berkeringat, igo minumlah” lanjutnya saat melihat yeoja itu terlihat kelelahan, hara pun memberikan botol minuman miliknya

“Gomawo… Nne, aku takut kau terlalu lama menungguku, kau akan pulang kemalaman hara-yaa” ucap yeoja itu

“Gwaenchanna… Lagipula aku dijemput kekasihku” ucap hara mengalihkan pandangannya pada seorang namja yang sedang duduk di kursi pengunjung, namja itu pun melambaikan tangannya

“Hah… Syukurlah, aku khawatir kau pulang sendiri, karena bus terakhir sudah berangkat”

“Ah.. Jadi karena itu eonnie berlari kesini, kkah ganti pakaianmu aku akan menunggu”

“Nne..” ucap yeoja itu segera memasuki toilet mengganti pakaiannya dengan seragam penjaga kasir minimarket itu

Selesai mengganti pakaiannya, yeoja itu terdiam memandang pantulan dirinya didepan sebuah cermin, ia terdiam memandang wajahnya yang terlihat sangat kelelahan. Bagaimana tidak? Pagi sampai siang ia harus kuliah, dari siang sampai sore bekerja sampingan sebagai pelayan restoran dan malamnya ia harus menjaga mini market sampai pagi hingga waktu istirahatnya sangat sedikit.

“Hufth… Fany-ah, hwaiting!!” gumam yeoja itu mengangkat kedua tangannya yang terkepal memberi semangat untuk dirinya

Iapun mengambil sebuah benda kecil didalam saku dan di pasangkannya, name tag bertuliskan namanya, Tiffany Hwang.

Begitu selesai, hara pamit dan meninggalkan tiffany yang menggantikannya bekerja di mini market itu

Tiffany melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 12 malam, ia melihat ke meja pengunjung yang sudah kosong. Karena sudah larut, pengunjung minimarket sudah mulai berkurang dan jarang. Hal itu membuatnya memiliki kesempatan untuk membaca buku ataupun mengerjakan tugas tugas kuliahnya yang selalu ia bawa

……………………………………….

Malam itu, seorang yeoja baru saja keluar dari sebuah gedung agensi musik tempatnya bekerja. Langkahnya terlihat berat, ia berhenti didapan gedung itu dan mengadahkan kepalanya

“SM Entertainment” ia tersenyum membaca didalam hati tulisan yang terpasang diatas gedung itu

SMent merupakan perusahaan tempatnya bekerja sebagai seorang penyanyi dan model yang membuat dirinya cukup dikenal. Ia sangat mencintai tempatnya bekerja itu meskipun terbilang sangat ketat dan tak jarang membuatnya tertekan oleh aturan aturan, namun hal itulah yang membuat namanya dikenal banyak orang dan memiliki beberapa penggemar.

Perlahan senyumnya menghilang beralih menjadi tatapan sendu ketika kenangan itu memudar karena malam itu juga ia harus berhenti, lebih tepatnya dipaksa berhenti oleh pihak perusahaan itu.

Dengan langkah berat iapun kembali berjalan meninggalkan gedung itu, namun saat beberapa langkah, seorang yeoja baru saja keluar dari gedung itu dan berlari menghampirinya

“Sica…!! Jessica!! Chankkaman!!” teriak yeoja itu memanggilnya

Namun sang pemilik nama itu terus berjalan tak menghiraukan yeoja itu

“Yah! Sica… Chankkaman aku ingin bicara sebentar, jebal…” ucap yeoja itu menyamakan langkahnya setelah berhasil menyusul

“Ada apa lagi taeng?”

“Sica, aku yakin tuan lee tak semudah itu memberhentikanmu”

“Apa kau tak dengar semua yang dia katakan tadi?”

“Tapi aku yakin dia mengatakan hal itu hanya memberikanmu waktu agar kau beristirahat dan lebih fokus pada penyembuhanmu, aku juga ingin kau sembuh sica-yaa” ucap yeoja itu menggenggam tangan jessica

“Aku dikeluarkan, kim taeyeon” ucap jessica dengan nada beratnya, hampir saja air matanya tumpah namun ia berusaha menahannya

“Anniyo… Apa aku juga perlu mengundurkan diri sica-yaa”

“Yah baboyaa, andwae… Kau masih bisa berkarir solo taeng”

“Tapi apa gunanya jika partner duetku tak ada disampingku? Kita akan kembali bernyanyi setelah kau sembuh”

Jessica Jung dan Kim Taeyeon merupakan penyanyi Duo dengan nama panggung TaengSic yang cukup dikenal di seoul. Keduanya sudah 4 tahun meniti karir di agensi naungannya itu. Selain partner, mereka merupakan pasangan sahabat yang sangat dekat meskipun keduanya memiliki sifat yang sama, keras kepala.

“andwae, jangan lakukan itu” ucap jessica

“Sica-ya.. Apa yang harus aku lakukan?” ucap taeyeon mulai menitikkan air matanya

“Taeyeon-ah dengar, karirmu sedang meningkat, masalah keluarnya aku tak akan membuat impianmu pupus, jangan membuat fansmu kecewa, aku yakin kau bisa melakukannya” ucap jessica membingkai wajah taeyeon dan menghapus air mata sahabatnya itu

“Aku akan selalu ada untukmu sica”

“Hmm.. Kau akan sulit menemuiku karena kau akan sangat sibuk, jangan pernah memaksa kabur arra! Kau boleh menemuiku jika sedang ada waktu kosong, aku janji aku akan baik baik saja”

“Tapi dengan sifat dinginmu, apa kau yakin bisa melakukannya? Yah, bersikap hangatlah agar memiliki banyak teman, kau hanya tinggal sendiri di seoul”

“Arrasso, sekarang kkah pulanglah.. Besok pagi kau harus bersiap siap menghadiri pers atas keluarnya aku”

“shirro, aku ingin mengantarmu”

“Aandwae.. Aku sedang ingin sendiri taenggu, jebal”

“Hmm… tapi jangan terlalu larut arraso?!”

“Nne.. Eomma” ucap jessica tersenyum kemudian memeluk sahabatnya itu, yeoja yang dekat dengannya sejak sekolah hingga sekarang dan menjadikan mereka sahabat bahkan seperti keluarga

Cukup lama berpelukan, keduanya pun saling melambaikan tangan sebelum akhirnya berpisah

Jessica melanjutkan langkahnya menyusuri kota seoul yang mulai terlihat sepi

Ia terus berjalan sambil menundukkan kepalanya hingga tak terasa langkahnya terhenti didepan sebuah mini market

Jessicapun menghapus air matanya agar tak diketahui orang jika ia baru saja menangis

“Anyeong.. Selamat malam” sapa seorang yeoja penjaga minimarket itu tersenyum ramah pada jessica

Jessica sempat terpaku menatap senyuman yeoja yang memiliki eye smile itu. Namun ia buru buru membalas sapaannya dengan menganggukan kepalanya

……………………………………….

Tiffany mengangkat kepalanya untuk merengganggkan urat lehernya yang terasa kaku karena sedari tadi fokus mengisi tugas kuliah

“Oh?” gumam nya saat melihat pintu minimarket terbuka

“Anyeong.. Selamat malam” sapa tiffany membungkukkan badannya dan tersenyum pada yeoja itu

“Eh? Ada apa dengannya? Matanya terlihat sembab” ucapnya kembali dalam hati

Yeoja itu hanya terdiam menganggukan kepalanya membalas sapaan tiffany kemudian kembali berjalan untuk mengambil beberapa minuman

Cukup lama menunggu, tiffany kembali berdiri saat yeoja itu berjalan menghampirinya dan menaruh 5 botol soju

“Ada lagi agashi?” tanya tiffany

Yeoja itu hanya membalasnya dengan gelengan kepala

“baiklah, totalnya 29000 won” ucap tiffany

yeoja itu pun membuka dompetnya

“wajahnya terlihat familiar, sangat cantik, apa dia seorang aktris?” ucapnya dalam hati

“ehhemm…” gumam yeoja itu membuat lamunan tiffany tersadar

“ah.. mm..mmianhae” ucap tiffany segera menerima uang itu

“Agashi, apa…”

“nne ambil saja semua kembaliannya” ucap yeoja itu memotong ucapan tiffany hingga kemudian berlalu keluar dari mini market

“t..ttapi.. Bukan itu, yaish..” ucap tiffany mempoutkan bibirnya saat yeoja itu sudah terlebih dahulu keluar

………………………………………..

Jessica duduk didepan minimarket itu setelah membeli beberapa botol soju yang akan diminumnya sendiri berharap pikiran stresnya akan berkurang, namun sampai menghabiskan 2 botol pikirannya tetap kacau memikirkan kembali kejadian sore tadi

Flashback

“sica-ya.. gwaenchanna? apa kata dokter?” ucap taeyeon menghampiri jessica yang baru saja memasuki gedung SMEnt

“gwaenchanna.. mianhae membuatmu khawatir, huffht.. untung saja aku pingsan setelah kita perform” ucap jessica

“kau yakin? wajahmu masih terlihat pucat” ucap taeyeon masih terlihat khawatir

“jinjja? mungkin karena make up ku memudar hehehe”

“yaish… Anak ini” ucap taeyeon mengacak acak rambut sahabatnya itu

“sica noona, kau diminta menghadap tuan lee di ruangannya”

“oh? baiklah” ucap jessica merapikan dirinya “yaish… gara gara kau rambutku jadi berantakan”

taeyeon hanya tertawa innocent dengan tanda peace nya

“minho-yaa ada apa? apa aku juga?” tanya taeyeon setelah melihat jessica meninggalkan ruangan mereka

“anni, hanya jessica noona, aku juga tidak tahu” jawab namja itu

Jessica pun segera memasuki ruangan tuan lee dan melihat bos nya sedang duduk membaca berkas berkas

“tuan apa kau memanggilku?”

“nne kemari dan duduklah” ucap tuan lee menaruh berkas berkasi itu

“ada apa tuan?”

“bacalah dan jelaskan padaku” ucap tuan lee memberikan berkas itu. jessica langsung menerimanya namun ia mebelalakkan kedua matanya dan terkejut setelah mebaca berkas itu yang menunjukkan keterangan dokter tentangnya

“kalau memang sengaja merahasiakannya, kau datang pada dokter yang salah karena sunny keponakanku” ucap tuan lee

sementara jessica hanya terdiam menundukkan kepalanya, ia sendiri merasa bingung harus berbicara apa karena rahasianya akhirnya diketahui sang pemilik perusahaan yang telah membesarkan namanya itu

“sudah berapa lama kau membohongiku?” ucap tuan lee kembali karena jessica tak kunjung berbicara

“2 tahun tuan”

“jadi sudah selama itu hingga sekarang kankermu mulai memasuki stadium 3”

jessica kembali menundukkan kepalanya mendengar itu

“sica, kau dan taeyeon memang termasuk visual di perusahaan ini, tapi kau sudah tahu peraturan dari perusahaan ini”

“nne tuan”

Tuan lee mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang

“nne tuan?” ucap seseorang dibalik telepon itu

“minji-ah, transferkan semua hasil kerja jessica pada rekeningnya dan segera siapkan pers untuk besok” ucap tuan lee membuat jessica terkejut mengangkat wajahnya memandang bosnya itu

“nne? t..tapi tuan” ucap minji sang manager dari taengsic itu

namun tuan lee mematikan teleponnya tanpa menjawabnya

“t..ttuan” ucap jessica

“jika kau akan menghadiri pers nanti, jangan pernah beri tahu siapapun jika kau keluar karena penyakit kankermu” ucap tuan lee kembali fokus pada layar tab nya

dengan langkah berat jessica keluar dari ruangan pribadi bosnya itu.

“sica-ya..” panggil taeyeon yang sedari tadi berdiri dibalik pintu

“taeyeon-ah apa kau mendengarnya?”

“n..nne, mianhae..” ucap taeyeon menundukkan kepalanya, namun jessica dapat melihat air mata yang mengalir dipipi taeyeon

“uljimma… kajja bantu aku membereskan barang barangku” ucap jessica menarik tangan sahabatnya itu

Flashback End

Jessica tersenyum miris mengingat hal itu hingga tiba tiba kepalanya terasa semakin pusing, jessica menyadari jika soju yang sedang diminumnya merupakan botol kelima dari yang sudah ia habiskan

perlahan ia merendahkan kepalanya hingga menyandar diatas meja

……………………………………….

“hufht… akhirnya selesai juga” ucap tiffany tersenyum senang dan merenggangkan otot otot tangannya begitu tugas kuliahnya selesai “omo, sudah jam 2… oh??” gumanya saat melihat yeoja tadi masih terduduk di kursi pengunjung yang disediakan mini market itu

Tiffany pun berjalan keluar menghampiri yeoja itu yang terlihat menyandarkan kepalanya diatas meja

“agashi…” panggil tiffany namun yeoja itu tak bergerak

“ck, kau mabuk” ucap tiffany kembali saat melihat 5 botol soju yang sudah terlihat kosong diatas meja itu

Tiffany kembali melangkahkan kakinya memasuki mini market namun langkahnya terhenti saat angin bertiup menerpa tubuhnya, ia kembali membalikkan badannya dan berjalan menghampiri yeoja itu

Tiffany melepaskan jaket tebal yang dipakainya dan dipakaikan pada tubuh yeoja yang tengah tertidur pulas itu

“meskipun kau tertidur pulas, angin malam tak akan baik untuk tubuhmu” ucap tiffany  mengeratkan jaketnya pada tubuh yeoja itu hingga ia kembali memasuki mini market

waktu demi waktu terlewati, setiap jam tiffany menoleh kearah yeoja yang sedang tertidur pulas itu khawatir terjadi apa apa dan berharap yeoja itu bangun. namun hingga waktu menunjukkan pukul 5 pagi saat jam kerja nya selesai ia masih melihat yeoja itu tertidur

“aku pergi dulu seohyun-ah… hwaiting!!” pamit tiffany pada rekan yang menggantikannya kerja itu

iapun kembali berjalan menghampiri yeoja itu

“agashi…”

“………………….”

“agashi??” panggilnya kembali kali ini sambil sedikit menggoyangkan tubuh yeoja itu namun ia terkejut saat tiba tiba tubuh yeoja itu roboh dan terjatuh

“omo!! agashi…!!” panggil tiffany kembali terlihat panik, ia membalikkan tubuh yeoja itu dan memangkunya, tangannya langsung memeriksa tubuhnya dan terasa panas

“yaish… rumah sakit cukup jauh, aku tak bisa mengantarnya kesana, otthokae..” gumamnya

“Seohyun-ah…!!!” teriak tiffany memanggil rekannya itu

“nne eonnie? omo! apa yang terjadi?” ucap ucap yeoja bernama seo juhyun itu

“molla… kajja bantu aku mengangkatnya” ucap tiffany

“omo!! eonnie!!!” ucap seohyun terkejut saat melihat wajah yeoja itu

“nne? wae seohyun-ah?”

“dd..ddia… jessica eonnie”

“jessica? nugu?” ucap tiffany heran

“jessica jung! penyanyi pasangan duet taeyeon eonnie, taengsic!”

“molla.. aku tak menonton tv”

“yaish.. mereka cukup terkenal eonnie, otthokae?”

“aku juga bingung, apa kita antar ke agensinya saja?” ucap tiffany

“nne eonnie, mereka juga pasti memiliki dorm”

“andwae” ucap jessica tiba tiba terbangun namun masih terlihat sangat lemah itu, tangannya terangkat menggenggam tangan tiffany

“omo!! agashi, kau mengagetkanku saja, apa aku antar saja ke rumah sakit”

“andwae, aku mohon” ucap jessica menggeleng gelengkan kepalanya dengan air matanya yang mulai mengalir

Tiffany mengangkat wajahnya memandang seohyun, namun yeoja dihadapannya itupun mengangkat kedua pundaknya

Tiffany kembali menundukkan wajahnya namun ia melihat jessica sudah kembali tertidur

“yah.. agashi… ieronna.. kemana aku harus mengantarmu” panggil tiffany menggoyang goyangkan tubuh jessica namun yeoja itu tak kembali terbangun

“untuk sementara lebih baik dibawa ke rumah eonnie saja”

“mwo..??? y..yyah, aku tak mungkin membawanya”

“apa boleh buat eonnie, akupun harus bekerja”

“haish… baiklah, kajja bantu aku”

Dengan dibantu seohyun, tiffany memasukkan yeoja itu kedalam taksi dan membawa yeoja itu ke rumahnya

“hufht… benar benar hari yang sangat melelahkan” ucap tiffany memandang wajah tidur jessica yang baru saja ia baringkan diatas tempat tidurnya

setelah mengganti pakaiannya, tiffany mengambil salah satu bantal disamping jessica hingga kemudian ia berbaring diatas lantai disamping tempat tidur miliknya yang dipakai jessica, ukuran tempat tidurnya memang hanya untuk ukuran satu orang. akhirnya tiffany harus merelakan dirinya tidur diatas lantai

“masih ada waktu 2 jam” gumanya saat mengambil jam weekernya dan mengatur alarm

karena kelelahan, dengan cepat tiffany langsung terlelap

……………………………………..

jessica terbangun dari tidurnya, namun ia terkejut saat melihat dirinya berada ditempat asing

“dimana aku?” ucapnya melihat lihat isi ruangan yang terlihat cukup kecil dibanding kamar diapartemennya

ia memejamkan matanya kembali sambil memijat mijat kepalanya yang masih terasa pusing, jessica mencoba mengingat kembali tentang semalam

“molla… aku juga bingung, apa kita antar ke agensinya saja?” ucap tiffany

“nne eonnie, mereka juga pasti memiliki dorm”

“andwae” ucap jessica tiba tiba terbangun namun masih terlihat sangat lemah itu, tangannya terangkat menggenggam tangan tiffany

“omo!! agashi, kau mengagetkanku saja, apa aku antar saja ke rumah sakit”

“anni, aku mohon” ucap jessica

jessica kembali membuka kedua matanya setelah dapat mengingatnya, ia menoleh kearah meja disamping tempat tidur dan mengambil sebuah bingkai foto yang memperlihatkan seorang yeoja sang pemilik kamar itu

“ternyata memang dia yang membawaku” ucapnya dalam hati

jessicapun bangun dan berjalan keluar dari kamar itu untuk mencari kamar mandi, ia melihat waktu sudah menunjukan pukul 12 siang

………………………………

“baiklah pertemuan kita hari ini sudah cukup, aku harap kalian dapat mengerjakan tugas dengan baik” ucap seorang dosen “tiffany… tiffany-shi…” ucapnya kembali sebelum berjalan keluar kelas

“yah.. fany-ah… ireonna.. ssaem memanggilmu” bisik yuri menggoyang goyangkan tubuh tiffany

“omo! n..nne ssaem!” ucap tiffany langsung terbangun dan duduk tegap memandang ssaemnya itu

“cuci wajahmu agar jam selanjutnya kau tidak tidur, kali ini kau ku maafkan” ucap dosen itu membuat seisi kelas menertawai tiffany

nne ssaem, kamsahamnida” ucap tiffany membungkukan badannya

“yah fany-ah, sudahlah kau bekerja di salah satu saja.. apa kau tak lelah?”

“tentu saja aku lelah yul”

“mau sampai kapan kau seperti ini?” tanya yuri, kini keduanya berjalan keluar kelas karena sudah tidak ada jam kuliah

“sampai adikku sembuh” ucap tiffany membuat yuri terdiam, ia tahu sahabatnya itu adalah satu satunya tulang punggung keluarga setelah ayah tiffany meninggal karena kecelakaan yang sekaligus membuat adiknya mengalami depresi berat. sementara ibu tiffany hanya bisa terdiam menjaga adiknya di rumah sakit. berbeda dengan kehidupan yuri yang terbilang cukup meskipun keduanya sama sama jauh dari keluarga mereka.

“kau akan langsung bekerja?”

“tentu saja” ucap tiffany tersenyum ceria kembali

“kalau kau lelah istirhat saja, aku bisa membuatkan surat izin untuk bos”

“anniyo… aku baik baik saja yul, kajja kita akan terlambat” ucap tiffany menarik tangan yuri menuju motor milik sahabatnya itu

“kau selalu saja keras kepala, nanti jika kau pingsan lagi bagaimana?” ucap yuri memberikan helm pada tiffany

“ada kwon yuri yang siap menggendongku hehehehe” ucap tiffany tertawa memakaikan helmnya “omo!!” gumamnya kembali sebelum duduk

“wae?” ucap yuri

“aku jadi teringat yeoja yang pingsan tadi malam” ucap tiffany “mabuk tepatnya” lanjutnya dalam hati

“nugu?”

“dia……” ucap tiffany “seorang yeoja, tapi aku tak mengenalnya, aku membawanya ke rumahku”

“apa kita harus ke rumah untuk memeriksanya?”

“anniyo, aku sudah menuliskan surat untuknya”

“tapi apa kau yakin dia orang baik?”

“nne… lagipula dirumahku tak ada barang barang berharga hahaha”

“yaish… kau ini, kajja naiklah”

tiffany kembali memikirkan yeoja yang dia tahu jessica jung seorang penyanyi yang diberitahu seohyun dan ID card yang dilihatnya tadi malam. ia sengaja tak memberitahu yuri karena khawatir akan ada masalah besar

………………………………………….

begitu selesai membasuh wajahnya, jessica kembali kedalam kamar untuk mengambil tas nya karena dia harus segera pulang. namun ia melihat secarik kertas yang tertempel pada tas miliknya itu

“mianhae jessica-shi aku tak bisa mengantarmu pulang dan sekarang meninggalkanmu karena harus pergi kuliah, aku juga tak bisa pulang cepat karena langsung bekerja. aku harap kau baik baik saja dan tidak kembali mabuk, ah ya aku meninggalkan ramyeon jika kau lapar. aku akan pulang terlambat dan jika jessica-shi mau pulang tolong kuncikan pintu ini dan taruh saja di rak sepatuku, kamsahamnida”

jessica mengambil kunci yang ikut tertempel ditasnya dan iapun meninggalkan rumah milik tiffany, tepat saat itu ponselnya berbunyi menerima panggilan

“hallo taeyeon-ah”

“yah oddiga? kau sulit sekali dihubungi dan tak membalas pesanku”

“mianhae aku baru saja membuka ponselku”

“kau baik baik saja?” ucap taeyeon terdengar khawatir

“nne… apa kau baru saja menghadiri pers??”

“nne… mianhae”

“kau tak perlu meminta maaf”

keduanya kembali terdiam karena situasi itu

“sica.. apa yang kau butuhkan sekarang?” ucap taeyeon

“anniyo, aku baik baik saja”

“yaish… kau selalu saja bilang begitu”

“hehehe yah apa kau sudah makan? jangan melewati makan siangmu”

“dasar bodoh, harusnya aku yang berkata itu padamu… kau sendiri bagaimana?”

“aku sudah makan”

“kau dimana sekarang? sooyoung mencarimu”

“sooyoung? ada apa dia mencariku?”

“tentu saja aku memintanya untuk menjagamu, bos meminta managerku untuk memadatkan jadwalku jadi aku tak selalu bisa didekatmu, jadi aku menghubunginya”

“yah!! dasar bodoh”

“aku hanya mengatakannya jika jika kau sakit, tak lebih”

“yaish… baiklah aku akan memintanya menjemputku sekarang”

“nne… semoga kau selalu baik baik saja, bilang padaku jika kau akan ke rumah sakit, bilang pada youngie jika kau merasakan apa apa, jangan dipendam lagi”

“arasso… aku pergi dulu, bye taeng” ucap jessica mematikan teleponnya. ia pun pergi meninggalkan rumah tiffany setelah menguncinya

……………………………………………..

Satu bulan berlalu

Tiffany mengunjungi rumah sakit pusat untuk menemui adiknya yang sedang masa perawatan disana, kebetulan hari itu adalah hari minggu jadi tiffany libur untuk bekerja dan kuliahnya

“eomma” ucap tiffany begitu masuk membuat ibunya menoleh

“fany-ah.. kenapa baru sekarang kau kemari” ucap ibu tiffany memeluk putrinya

“mianhae… banyak sekali pekerjaan yang harus lembur, apa yang terjadi? bagaimana keadaan yoong?” ucap tiffany beralih menatap adiknya Yoona yang sedang terbaring dengan tatapan kosongnya. yoona menderita tekanan dan depresi karena mengetahui ayahnya tidak selamat dalam kecelakaan lalu lintas saat akan menjemputnya di sekolah, yoona sangat dekat dengan ayahnya

“tetap seperti biasa, hanya saja hutang kita sudah terlalu menumpuk, pihak rumah sakit sudah meminta kita untuk merawat yoong di rumah”

Dibalik pelukan ibunya, tiffany menghapus air matanya yang hampir mengalir itu. iapun memaksakan senyumnya melepaskan pelukan

“aku akan berbicara pada pihak administrasi” ucap tiffany. iapun kembali keluar dari ruangan dan terdiam sejenak dibalik pintu menumpahkan air matanya

…………………………………………………..

“sica, ireonna… dasar, gampang sekali kau tidur” ucap sooyoung yang sudah memarkirkan mobilnya di basement rumah sakit, hari ini ia mengantar jessica

sudah satu bulan setelah keluarnya jessica dari taengsic membuatnya mulai memikirkan kondisi kesehatannya. karena nasihat dari taeyeon ia menjadi terdorong untuk sembuh sambil merintis karirnya sebagai seorang desaigner

“hehehe u know me babe” ucap jessica

keduanya pun turun dan memasuki rumah sakit. namun saat keluar dari lift dari jarak yang cukup jauh pandangan jessica tertuju pada seorang yeoja yang sedang berjalan menuju ruang administrasi rumah sakit

“huh?? dia…. “ gumam jessica melepaskan kacamata hitamnya memandang lekat yeoja itu memastikan

“sica, wae? kajja dokter sudah menunggumu” ucap sooyoung yang melihat jessica terdiam

“anniyo..” ucap jessica kembali berjalan

……………………………………………

“jadi memang adikku tak bisa dirawat lagi disini?” ucap tiffany

“minhae tiffany-shi, sudah merupakan kebijakan rumah sakit kecuali anda sudah bisa melunasi semua biaya maka pasien bisa kembali dirawat”

“hmm… baiklah, tapi apakah bisa jika adikku dipulangkan besok?”

“bisa tiffany-shi, kami akan menyiapkan obat obatan untuk adik anda”

“kamsahamnida, aku akan sesegera mungkin melunaskan hutang hutangnya” ucap tiffany

“nne…”

Tiffany pun meninggalkan ruangan itu namun saat keluar ia hampir bertabrakan dengan seorang yeoja

“omo! mianhae..” ucap tiffany membungkukkan badannya

“n..nne.. gwaenchanna..” ucap yeoja itu  memandang tiffany yang kembali berjalan sambil menundukkan wajahnya “ada apa dengannya?” lanjutnya

“soo, kau kenapa?” uccap jessica yang baru saja menyusul

“anniyo, aku hanya hampir bertabrakan dengannya” ucap sooyoung kembali memandang yeoja itu membuat jessica ikut menoleh dan melihat seorang yeoja yang dilihatnya satu jam yang lalu membuat jessica terkejut dan langsung saja memasuki ruangan administrasi pusat itu

“ahjushi, apa perempuan tadi seorang pasien?” tanya jessica pada petugas itu

“yang baru saja keluar tadi yang seusia agashi?”

“nne…”

“anniyo, adiknya yang sudah beberapa bulan dirawat disini tapi sayangnya dengan terpaksa besok mereka harus membawanya pulang”

“eh? wae?” tanya jessica sementara sooyoung hanya menatap mereka bingung, baru kali ini ia melihat jessica banyak bicara bahkan menanyakan seseorang. karena selama ini sikapnya sangat dingin pada siapapun kecuali padanya dan taeyeon.

“keluarganya sudah menyimpan hutang yang sangat banyak dan menurut kebijakan rumah sakit adiknya harus segera dipulangkan”

“apa sakitnya sangat parah?”

“nne, selain karna kondisi tubuhnya yang hanya memiliki satu ginjal juga kondisi psikis pasien yang harus mendapatkan perawatan khusus”

“memang berapa biaya hutangnya?”

“sudah mencapai 200 juta won dan itu sudah kebijakan dari rumah sakit untuk segera memulangkan pasien sampai mereka bisa melunasinya, tapi untuk obat obatan yang dibutuhkan kami akan memberikannya”

“hmm.. kamsahamnida ahjushi, mianhae aku banyak bertanya, dia temanku” ucap jessica kemudian pamit dan keluar dari ruangan

“sica, nugu? apa dia benar teman mu? mengapa aku tak mengenalnya?” tanya sooyoung setelah keduanya tiba di basement

“molla, aku juga tak mengenalnya” ucap jessica

“huh? lalu?” ucap sooyoung semakin bingung

“dia pernah menolongku”

“ah.. begitu” ucap sooyoung mulai menjalankan mobilnya sementara jessica terdiam menatap keluar kaca

……………………………………….

keesokan harinya

“yul, hari ini aku izin tak masuk kuliah dan bekerja karena harus menjemput adikku pulang” ucap tiffany menelpon yuri

“oh?! yoong sudah sembuh?”

“lumayan, dia sudah diperbolehkan dirawat di rumah” ucap tiffany

“baiklah aku akan ke tempatmu dan kita akan menjemput yoong bersama”

“andwae.. kau masuk saja lagipula aku sudah diperjalanan”

“wae? aku bisa menyusul ke rumah sakit”

“tak usah yul.. ibuku sudah menyewa mobil, kau lanjutkan kuliah saja”

“baiklah, aku akan ke rumahmu sepulang kerja nanti, kau hati hati dijalan chagiyaa”

“nne… yeobo” ucap tiffany mengakhiri teleponnya

sesampainya di rumah sakit ia segera menuju ruangan dimana adik dan ibunya berada, namun baru saja ia masuk seorang yeoja yang sedari tadi berdiri didepan pintu masuk menyapanya

“hey” sapa yeoja itu membuat tiffany menghentikan langkahnya

“oh?! jessica-shi?” ucap tiffany mencoba menebak kembali setelah melihat yeoja itu, ia sedikit lupa karena sudah lama tak melihat yeoja itu terlebih penampilannya jessica yang terlihat lebih rapi

“nne” ucap jessica

“anyeong? kebetulan kita bertemu lagi” ucap tiffany setelah membungkukkan badannya

“anniyo, aku memang menunggumu, aku tak tahu dimana ruangannya jadi aku menunggu disini?”

“eh?? wae jessica-shi? apa waktu itu ada barangmu yang tertinggal di rumahku?”

“tidak juga, aku hanya ingin mengembalikan jaketmu, aku baru menyadari jaketmu kupakai hingga pulang, aku ingin mengembalikannya dari dulu hanya saja aku lupa jalannya dan kebetulan kemarin aku melihatmu disini”

“ah.. begitu, kamsahamnida jessica-shi” ucap tiffany

“an..anniyo, seharusnya aku yang berterima kasih karena kau telah menolongku, mianhae sudah merepotkanmu”

“tidak apa apa jessica-shi” ucap tiffany tersenyum kembali menampakkan eye smilenya membuat jessica terpaku

“b..bbaiklah kalau begitu, aku permisi” ucap jessica pamit, mereka pun kembali berpisah dan tiffany segara menemui ibu dan adiknya

“hufht…” gumam jessica membuang nafasnya kasar begitu memasuki mobil

“fany-ah…” panggil ibu tiffany segara memeluk putrinya itu

“eomma.. wae? mengapa menangis?”

“ada seseorang yang membayarkan setengah dari hutang biaya rumah sakit”

“mwo? jinjja?” ucap tiffany terkejut sementara ibunya hanya menjawabnya dengan mengangguk

Tiffany langsung melepaskan pelukan ibunya dan berlari menuju ruangan administrasi

“ahjushi, apa benar ada yang membayarkan biaya rumah sakit adikku?” ucap tiffany

“omo! kau mengagetkan ku saja, nne.. ada yang membayarkan setengahnya, jadi biaya rawat adikmu tinggal 100 juta won, chukkae…”

“nugu?”

“dia tak mau memberikan identitasnya, dia bilang dia adalah temanmu”

“temanku? kapan dia kemari ahjushi?”

“sekitar 2 jam yang lalu”

“dia sama sekali tak memberitahu?”

“nne…”

“hmm… baiklah, kamsahamnida ahjushi” ucap tiffany kemudian meninggalkan ruangan itu dengan penuh tanda tanya dalam pikirannya

……………………………………

“fanny-ah barang barang kita terlalu banyak, sepertinya akan sulit jika dengan bus, halte bus juga cukup jauh dari rumah”

“benar juga, eomma dan yoong tunggu sebentar eonnie akan mencari taksi”

“pakai mobilku saja” ucap seseorang membuat tiffany dan ibunya menoleh

“jessica-shi? ah andwae. rumahku cukup jauh, aku bisa memanggil taksi” ucap tiffany

“akan sulit membawa barang barang sebanyak ini kedepan, mobilku berada disana, kajja” ucap jessica langsung membawa barang barang milik keluarga tiffany itu

“omo! kajja eomma, yoong” ucap tiffany membawa barang barang sementara ibunya mendorong kursi roda membawa yoona

“jessica-shi mianhae merepotkanmu” ucap tiffany yang sudah menyamakan langkahnya dengan jessica

“tak apa, ini keinginanku” ucap jessica

setelah memasukkan barang barangnya dan menggendong yoona kedalam mobil, tiffany pun masuk dan duduk di jok depan disamping jessica yang mengemudi

“masukkan alamatmu disini” ucap jessica menunjukkan layar gps yang terpasang didalam mobilnya itu

“nne…” ucap tiffany

selama diperjalanan, mereka tampak canggung apalagi tiffany melihat ibunya dan yoona tertidur

“jessica-shi…”

“cukup panggil jessica” potong jessica “ada apa?” lanjutnya

“ah nne.. mian, kita baru saja bertemu dari satu bulan yang lalu tapi aku sudah banyak merepotkanmu” ucap tiffany terlihat malu dan canggung karena jessica yang terlihat dingin

“gwaenchanna” ucap jessica kali ini menoleh dan tersenyum pada tiffany

“omona, dia cantik sekali” ucap tiffany dalam hati namun ia buru buru mengalihkan pandangannya keluar

………………………………………..

sesampainya disana jessica kembali membantu mengantarkan barang barang kedalam rumah tiffany sementara yoona dan ibunya sudah terlebih dahulu masuk setelah berterima kasih pada jessica

“rumahmu sangat kecil dan seingatku kamar tidur hanya ada satu” ucap jessica saat diantar tiffany menuju mobilnya

“nne.. itu untuk eomma dan yoong”

“lalu kau?”

“aku bisa tidur di soffa ruang tengah”

“kau selalu tidur di soffa?”

“anniyo, dulu aku tinggal sendiri disini sementara eomma dan yoong di gangnam, hanya saja rumah disana sudah dijual untuk  biaya pengobatan adikku”

“apa tak sebaiknya mencari rumah yang lebih besar lagi?” tanya jessica

sementara tiffany hanya menjawabnya dengan tersenyum menggelengkan kepalanya membuat jessica teringat dengan kondisi keuangan mereka

“mianhae.. kalau begitu aku pamit” ucap jessica berjalan menuju mobilnya

“jessie…” panggil tiffany membuat jessica membalikkan badannya namun ia terkejut saat tiffany tiba tiba memeluknya

“gomawo… aku bersyukur hari ini orang orang sangat baik pada keluargaku termasuk kau” ucap tiffany dalam pelukannya, air matanya pun mulai lolos dari pipinya

jessica hanya terdiam mendengar yang dikatakannya.

Ia sendiri terkejut ketika menyadari apa yang sudah diperbuatnya. Tak biasanya ia peduli pada orang apa lagi dengan yang tak dikenalnya.

……………………………………………

sudah dua hari akhirnya tiffany kembali masuk kuliah, seperti biasa sesampainya di kampus yuri selalu datang lebih awal dan menunggunya

“fany-ah” sapa yuri melambaikan tangannya namun ada yang bereda dari sahabatnya itu

Tiffany tampak diam dan cuek menatap yuri sambil berjalan melewatinya tak seperti biasanya yang selalu terlihat senang ketika bertemu dengannya

“huh?” gumam yuri heran

“yah jamur, ada apa denganmu? mengapa wajahmu tampak kusut?” tanya yuri menyusul dan duduk disampingnya

“aku kecewa padamu” ucap tiffany enggan menatapnya

“wae? apa karena aku tak menjemputmu?”

“anni”

“wae? apa karena aku tak ke rumahmu kemarin? mianhae… bos tak mengizinkanku, bukannya aku sudah mengirim pesan untukmu” ucap yuri

“ck, tak usah berpura pura bodoh”

“huh?? wae? aku tak mengerti”

“sudah ku bilang aku tak ingin kau menghabiskan uangmu untuk biaya adikku, yul 100 juta won bukan jumlah yang sedikit”

“mwo? maksudmu?” ucap yuri semakin tak mengerti

“kau kan yang mebayarkan setengah dari biaya hutang rumah sakit?”

“mwoya..? jadi ada yang membayarinya?”

“huh? bukan kau?”

“baboya… bukankah kau selalu melarangku, mana mungkin aku melakukan apa yabg kau larang”

“yaish… lalu siapa” ucap tiffany terlihat bingung

“jadi, ada yang membiayai sebanyak itu, apa kau tak menanyakan identitasnya?”

“mereka bilang orang itu tak ingin identitasnya tidak diketahui, tapi itu dari temanku, dan temanku yang paling dekat dan peduli siapa lagi kalau bukan kau” ucap tiffany kembali memicingkan kedua matanya menatap yuri

“yah, bukan aku.. aku berani bersumpah” ucap yuri mengangkat 2 jarinya

“akhhh…! lalu siapa, aku tak ingin memiliki banyak hutang” ucap tiffany kembali terlihat frustasi

“aku pikir orang itu tulus melakukannya dan tak meminta kau menggantinya, buktinya dia tak memberikan kartu identitasnya, aku yakin dia orang yang sangat baik” ucap yuri berhasil menenangkan sahabatnya itu

…………………………………

“akhirnya kita kesini juga” ucap sooyoung ketika mobil yang ia kendarai bersama jessica baru saja tiba didepan sebuah rumah yang cukup besar

“jadi tempat ini memang selalu kosong?” ucap jessica menatap rumah itu yang terlihat sepi

“nne… semenjak kau dan taeyeon bekerja di perusahaan itu dan menjadi penyanyi terkenal aku jadi kesepian disini”

Rumah itu merupakan studio musik milik sooyoung yang sengaja dibangun untuk tempat sooyoung, jessica dan taeyeon latihan olah vocal dan basecamp mereka sepulang sekolah sampai kuliah. namun semenjak lulus mereka jadi jarang bertemu terlebih jessica dan taeyeon diterima di agensi musik SMEnt yang terkenal di seoul kecuali sooyoung yang sebenarnya tak tertarik di dunia musik, ia sengaja membangun studio itu demi kedua sahabatnya yang sangat menyukai musik

“mianhae… kau tahu agensi itu sangat ketat untuk meminta izin keluar”

“arraso, setidaknya kau sudah keluar sekarang hahaha”

“yah!!” kesal jessica memukul lengan sooyoung

keduanya pun memasuki rumah itu dan mulai membereskan, membuka kain kain penutup barang barang didalam rumah tu termasuk ruang studio rekaman

“kau kan seorang CEO, mengapa kau tak menggunakan studio ini juga?”

“yah kau meledekku? sampai sekarang aku tak bisa bernyanyi, lagipula aku membangun ini memang hanya untuk kita”

“berarti aku boleh kembali menggunakannya?”

“tentu saja, aku tahu kau rindu bernyanyi” ucap sooyoung memberikan salah satu kunci rumah itu pada jessica

“yeaay…!!!” teriak jessica berlari lari senang

sooyoung tersenyum menatap sahabatnya kembali terlihat sesenang itu

“tetaplah ceria seperti itu sica-yaa, karena aku sakit jika melihatmu kesakitan” ucap sooyoung dalam hati, ia sudah mengetahui penyakit yang diderita jessica tanpa sepengetahuan sahabatnya itu. ia tahu jessica tengah merahasiakan itu padanya. meskipun begitu sooyoung tak marah dan berjanji akan selalu melindungi jessica.

………………………………………………

hari demi hari berlalu, namun saat itu juga kesehatan jessica mulai menurun karena penyakit kanker yang dideritanya. dokter memang selalu memintanya untuk dirawat segera ditangani namun jessica selalu mengundurnya dengan alasan tak bisa meninggalkan butik yang ia bangun selama ini. semenjak keluar dari dunia musik jessica membuka usaha butiknya dan menjadi seorang desaigner bahkan masih diminta beberapa perusahaan fashion untuk dijadikan model. bahkan tak jarang ia dipanggil perushaan musik untuk bergabung dan kembali menjadi penyanyi solo agar dapat menyaingi mantan agensi yang pernah menaunginya itu, namun jessica selalu menolaknya karena tak pernah ingin bersaing dengan Taeyeon sahabatnya yang saat ini tengah naik daun.

sepulangnya dari rumah sakit, jessica merasa lapar dan memutuskan untuk mengunjungi sebuah restoran

“selamat datang agashi” ucap pelayan restoran itu mengantar jessica ke meja pengunjung “ini menunya agashi, silahkan” ucap pelayan itu kembali

setelah mencatat pesanan milik jessica pelayan itu pun berlalu

jessica terdiam memandang keluar jendela, namun saat itu ponselnya berbunyi menerima telepon dari sahabatnya

“hallo, soo ada apa?”

“yah! mengapa kau ke rumah sakit tanpa memberitahuku? bukankah sudah ku bilang biar aku yang selalu mengantarmu”

“hehehe mianhae, kau bilang akan ada rapat bersama clien mu, jadi aku pikir kau sibuk”

“tapi kau lebih penting sica-yaa… aku bisa mengatur waktu rapat kembali”

“aww so sweet…”

“yah aku berkata serius”

“arasso.. kau galak sekali, tak usah khawatir soo lagipula aku sudah pulang”

“sekarang kau dimana?”

“restoran, aku lapar hehehe”

“yah, jangan memakan yang sembarangan, kirimkan alamat lokasimu, aku akan segera kesana sekarang”

“anniyo.. aku hanya memesan salad sayur dan buah buahan, baiklah akan aku kirim” ucap jessica mematikan teleponnya dan segera mengirim lokasi restoran itu

begitu pesanannya tiba, ia langsung menikmatinya sambil menunggu sahabatnya tiba.

suasana restoran cukup ramai, alunan musik pun mulai terdengar dan seorang yeoja baru saja naik keatas panggung kecil yang disediakan oleh restoran itu. Jessica mendengar penyanyi itu berbicara menyapa para pengunjung, awalnya ia masih menikmati makanannya enggan melihat. namun saat yeoja itu mulai bernyanyi, ia langsung mengangkat wajahnya tertarik dengan suara yeoja itu saat bernyanyi. Jessica membelalakkan kedua matanya begitu melihat yeoja yang sedang bernyanyi diatas panggung

snsd jessica wild romance official pictures

76fbbba1e4be5c98e388308cbbd8ca50.jpg

“tiffany?” gumamnya

selain menjadi pelayan restoran, tiffany tak jarang menerima pekerjaan tambahan sebagai pengisi acara di restoran tempatnya bekerja itu setelah jam kerjanya selesai. ia sangat senang melakukannya karena menjadi seorang penyanyi adalah impiannya sejak kecil, namun mau tidak mau impiannya harus tertunda karena keadaan. meskipun begitu, ia tetap senang dan tak berhenti bernyanyi, para pengunjungpun menyukai suaranya yang sangat merdu, termasuk jessica.

sampai tak menyadari ia terus terusan tersenyum memandang tiffany yang sedang bernyanyi itu. dan saat itu pula kedua mata mata merela bertemu

awalnya tiffany terkejut saat melihat jessica berada didalam restoran itu apalagi yeoja yang biasa bersikap dingin itu sedang tersenyum padanya

snsd-jessica-wild-romance-screencaps-13

Tiffany melihat jessica sedikit mengangguk menyapanya, tiffanypun membalasnya dengan senyuman khas nya, eye smile membuat jessica semakin melebarkan senyumnya.

“aku menyukai senyuman itu” ucap jessica dalam hati

Namun sooyoung yang baru saja tiba mengalihkan perhatiannya karena berdiri tepat menghalangi tubuh tiffany diatas panggung

“yah, serius sekali kau sampai tak mendengar panggilanku” ucap sooyoung

“yaish.. menghalangi saja, duduklah” ucap jessica sebal

“wae?” ucap sooyoung heran, iapun mengikuti arah pandang jessica dan melihat seorang yeoja yang sedang bernyanyi diatas panggung itu “nugu? wajah dan suaranya sangat cantik, tapi… rasanya aku pernah melihatnya” lanjutnya

“kau dari kantor langsung kemari? apa kau sudah makan?” ucap jessica saat melihat sooyoung masih memakai kemeja dan jas kantornya bahkan dasinya masi terpasang rapi

“nne… melelahkan sekali” ucap sooyoung melepaskan jas dan dasinya, ia pun melipat tangan kemejanya kemudian mengambil jus strawberry milik jessica dan menghabiskannya tanpa sisa

“yah!! pesan sendiri dasar bodoh!” kesal jessica mempoutkan bibirnya

“pesankan untukku hehehe” ucap sooyoung mengacak acak rambut jessica merasa gemas

“apa dia kekasihnya?” ucap tiffany memandang jessica yang kini tak duduk sendirian itu, apalagi mereka terlihat sangat akrab

Tiffany barus saja menyelesaikan lagu terakhirnya dan ia pun turun dari atas panggung. ia melihat jessica masih fokus pada yeoja yang duduk disampingnya itu sebelum akhirnya masuk kembali ke ruang ganti

“daebak!! kau selalu terlihat mengagumkan fany-ah” ucap yuri betepuk tangan merasa senang

“hmm…” gumam tiffany terlihat tak bersemangat, iapun mengganti pakaiannya karena pekerjaannya sudah selesai

“wae? kenapa dengan wajahmu?”

“anniyo.. hehehe” ucap tiffany mengacak acak dan menggelitiki yuri hingga keduanya keluar dari restoran

…………………………………

“huh? kemana dia?” tanya jessica dalam hati saat melihat panggung sudah terlihat sepi tak ada sosok tiffany. ia terlalu sibuk berbincang dengan sooyoung hingga tak menyadari jika tiffany sudah selesai perform sedari tadi

Jessica pun menoleh ke segala arah mencari sosok tiffany, hingga akhirnya ia menemukan yeoja itu didepan restoran dan sudah berganti pakaian

Jessica berdiri dan baru saja mau menyusulnya, namun saat itu ia melihat seseorang membawa motornya berhenti didepan tiffany dan memberikan satu helm untuknya. tiffany pun langsung duduk dibonceng oleh yeoja itu

“oddiga?” tanya sooyoung yang melihat jessica cukup lama berdiri

“anniyo” ucap jessica kembali duduk

……………………………………

keesokan harinya jessica kembali mengunjungi restoran itu dan berharap bertemu kembali dengan tiffany, kali ini dia datang satu jam lebih awal dari kemarin. namun sudah 20 menit ia tak kunjung melihat tiffany diatas panggung

“jessie?” panggil seorang yeoja yang ternyata adalah tiffany yang sedang mebawakan nampan berisi pesanan milik jessica. yeoja yang dipanggilnya pun ikut terkejut saat melihat tiffany

“tiffany?” ucap jessica menatapnya heran

“aku memang bekerja sebagai pelayan restoran ini, kemarin hanya kerja tambahan saja” ucap tiffany seolah mengerti raut wajah jessica

“ah.. begitu” ucap jessica mengangguk paham

“apa kau datang sendiri?”

“nne..” ucap jessica

“tapi mianhae aku tak bisa menemanimu, karena aku bisa dipecat jika ketahuan bos sedang berbincang dengan pengunjung” ucap tiffany

“gwaenchanna, tapi jam berapa kau selesai bekerja?”

“sekitar 1 jam lagi, wae?”

“ada yang ingin aku bicarakan, aku akan menunggu sampai kau selesai bekerja”

“baiklah, silahkan nikmati makanannya” ucap tiffany yang lagi lagi memberikan eye smilenya pada jessica

Satu jam berlalu tiffany sudah selesai bekeja dan mengganti baju nya. jessicapun menunggunya didepan restoran akhirnya melihat tiffany keluar, namun ia bersama seorang yeoja yang dilihatnya kemarin. mereka kembali terlihat sangat dekat dan akrab.

“mianhae menunggumu lama” ucap tiffany tersenyum

“it’s okay” ucap jessica kembali dengan wajah dinginnya, entah kenapa perasaannya kembali merasa buruk ditambah saat melihat tiffany kembali berjalan menghampiri yeoja itu

“sepertinya aku akan pulang bersamanya yul”

“jadi sekarang kau memiliki teman eoh? aku pikir hanya aku” ucap yuri mempoutkan bibirnya pura pura kesal

“yah! dasar, kkah pulanglah..” ucap tiffany mendorong tubuh yuri dan keduanya kembali tertawa

“arraso… kau jangan melewatkan makan malammu sebelum berangkat bekerja, aku titip salam untuk eomma dan yoong”

“nne mamanim.. kau juga hati hati” ucap tiffany, kedua yeoja itu pun berpelukan hingga mereka berpisah

Tiffany berjalan memasuki mobil jessica, jessica meliriknya dan masih melihat tiffany tersenyum sendiri memasang seatbelt nya

“kekasihmu?” ucap jessica

“huh? hahaha anniyo… dia sahabatku” ucap tiffany membuat jessica entah kenapa tiba tiba tersenyum dan merasa senang mendengarnya

“jadi kau akan membawaku kemana? mianhae.. aku hanya memiliki waktu sebentar karena harus kembali bekerja”

“hanya mengantarmu pulang”

“huh?” gumam tiffany heran

“wae?” tanya jessica

“anniyo.. jadi kau menungguku hanya untuk mengantarku pulang?”

“nne…” ucap jessica

Begitu diperjalanan, keduanya tampak sama sama diam masih merasa canggung

“omo! jessie bisakah menepi sebentar?”

“nne?” ucap jessica heran, iapun menepikan mobilnya dan tiffany segera keluar

Jessica melihat tiffany berlari tak jauh di depan mobilnya berhenti, ia memperhatikan yeoja itu yang rupanya hendak membantu seorang nenek yang kesulitan menyebrangi jalan raya yang cukup lebar. perlahan senyum jessica pun mengembang bahkan ia sedikit tertawa saat tiffany yang juga kesulitan membawa nenek itu karena lalu lintas yang cukup ramai terlebih tidak ada zebra cross dan rambu rambu yang tertera

Jessicapun membuka pintu mobilnya dan menghampiri mereka

“kajja” ucap jessica memeluk lengan nenek itu dari samping kanannya sementara tiffany dari samping kiri. akhirnya merekapun berhasil membantu nenek itu dan kembali kedalam mobil

“gomawo” ucap tiffany tersenyum senang

“hmm? nne…” ucap jessica kembali melajukan mobilnya, namun ia heran saat tiffany terus memperhatikannya “wae?” ucap jessica kembali ketika memergoki tiffany sedang memandangnya

“bolehkah aku mengatakan sesuatu?” ucap tiffany

“katakan saja”

“jessie, kau memang terlihat sangat dingin dari luar, tapi hatimu sangatlah hangat” ucap tiffany membuat jessica terkejut karena selama ini orang orang selalu memandangnya sebagai orang yang sangat dingin, saat masih menjadi penyanyi pun fans lebih banyak menyukai taeyeon yang memiliki sikap ramah dan bahkan jessica selalu dijuluki ice princss oleh para penggemarnya

Jessica tersenyum dan entah mengapa ia merasa sangat bahagia saat tiffany mengatakan hal itu

“mengapa kau diam saja? apa kau marah?” ucap tiffany

“anni… gomawo” ucap jessica tersenyum menatap tiffany

“ah ya, kemarin aku membaca artikel tentangmu”

“lalu?” ucap jessica

“kau seorang penyanyi terkenal dan sangat cantik” ucap tiffany membuat jessica hampir tertawa melihat wajah polos tiffany mengatakan itu

“apa spesialnya?”

“aku iri padamu, jessie”

“wae?”

“karena aku sangat ingin sepertimu” ucap tiffany membuat jessica terdiam “menjadi salah satu kebanggaan SMEnt adalah satu impian terbesarku” lanjutnya

“kau memiliki wajah cantik dan suaramu juga bahkan lebih bagus dariku” ucap jessica membuat tiffany terkejut

“jinjja? jangan meledekku”

“anniyo.. aku jujur mengatakannya, bahkan aku sangat menyukai suaramu” ucap jessica membuat tiffany terus terusan tersenyum

“wae?” tanya jessica heran

“anni.. entah kenapa aku merasa bahagia saat kau mengatakan itu, kita seperti sudah sangat dekat padahal baru saling mengenal dan bertemu dalam beberapa hari” ucap tiffany membuat jessica terdiam menatap yeoja yang duduk disampingnya itu

“nne.. aku juga heran mengapa aku bisa senyaman ini dengan seseorang yang baru saja aku kenal ini” ucap jessica dalam hati

sesampainya di rumah, tiffany dan jessica langsung disambut oleh ibunya tiffany

“jess…sica-shi?” ucap ibu tiffany mengingat ingat yeoja yang dihadapannya

“nne omonim, ternyata kau masih mengingatku” ucap jessica tersenyum dan membungkukkan badannya

“aigoo… kau memang sangat cantik, mianhae waktu mengantar yoong aku tak begitu jelas melihatmu, tiffany selalu menceritakan tentangmu”

“nne?” ucap jessica heran kemudian menatap tiffany

“ann.. anniyo.. aku tak bicara macam macam, aku hanya memperlihatkan fotomu di sebuah majalah, kajja sebaiknya kita masuk” ucap tiffany terlihat salah tingkah

“apa eomma dan yoong sudah makan?” ucap tiffany kembali

“eomma sudah makan, tapi yoong masih tak ingin makan fany-ah” ucap ibu tiffany terlihat sedih

“biar aku coba membujuknya” ucap tiffany mulai menyiapkan makanan untuk diknya itu, iapun memasuki kamar yoona dan jessica mengikutinya

Begitu masuk, jessica melihat seorang yeoja sedang duduk terdiam daiatas tempat tidurnya

“yoong.. mengapa masih belum makan eoh? apa yoong menunggu eonnie pulang?” ucap tiffany dengan sedikit beraegyeo

Yoona pun mengangkat wajahnya dan keduamatanya bertemu dengan tatapan jessica

“kau?” ucap jessica tekejut

TBC

Tadinya mau 1 shoot, ternyata kepanjangan. sebenernya udah selesai cuma nunggu respon yg lain aja dulu suka apa engga nya hehe soalnya udah lama ga nulis a.ka ngetik cerita jadi sedikit sulit. maafkan terlalu biasa, karena menulis tak semudah melupakan si dia.. aih

Lanjut??

We Are Different part 12

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………………

12 tahun yang lalu

Setelah mengalami insiden tenggelam di danau, sooyoung segera dilarikan ke rumah sakit dan langsung mendapatkan perawatan, beruntung yoona telah menyelamatkannya. Namun, ia tetap harus di rawat selama beberapa hari karena mengalami syok

Siang itu sooyoung terbangun dan melihat tidak ada siapapun di ruang rawat kecuali dirinya, iapun mengambil ponsel miliknya yang tergeletak diatas meja ruangan itu

“yoboseyo”

“appa” ucap sooyoung

“ada apa youngie-ah? bagaimana keadaanmu sekarang?”

“aku baik baik saja, apa sudah boleh pulang hari ini?”

“andwae, kau masih harus dirawat selama beberapa hari agar kondisimu benar benar pulih youngie-ah”

“appa oddiega? mengapa tak ada satu pun yang menemaniku disini?”

“appa berada di kantor, appa sangat sibuk sayang, eomma sedang pergi, appa akan meminta sunkyu untuk menemanimu sepulang sekolahnya nanti” ucap ayah sooyoung dibalik telepon

Sooyoung terdiam pandangannya tertuju pada jam dinding yang menunjukkan pukul 10 pagi, sementara sunny eonni nya pulang sekolah jam 4 sore karena ada les bahasa

“baiklah” ucap sooyoung, iapun mengakhiri teleponnya

Sooyoung terdiam menatap langit langit ruangan itu, ia merasa bosan berada disana namun ia sendiri tak bisa melakukan apa apa, ia terlalu takut pada ayahnya yang melarangnya untuk keluar

*toktoktok* pandangan sooyoung beralih ke arah pintu ruangan saat seseorang dari luar mengetuk dan membuka pintu itu

“hey, apa aku menganggumu?” ucap seorang yeoja yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu, yeoja yang telah menyelamatkan nyawa sooyoung, yoona

“anniyo, masuklah” ucap sooyoung, yoona pun segera memasuki ruangan dan berjalan menghampiri sooyoung

“mengapa kau kemari? kau tak sekolah?” tanya sooyoung

“tadi pagi aku berangkat sampai istirahat, lalu aku pergi kemari hehehe aku malas dengan pelajaran bahasa asing, ssaemku sangat galak”

“yah! baboya… jadi karena itu kau membolos? kau bisa dihukum”

“tidak juga, aku mengkhawatirkanmu” ucap yoona membuat sooyoung terdiam

Selama ini baru kali ini sooyoung mengenal seseorang yang seusianya merasa peduli terhadapnya, karena disekolahnya meskipun sooyoung seorang chaebol ia selalu tertindas dan sering dibully bahkan selalu mendapat perlakuan kasar oleh teman temannya.

“mengapa kau diam saja?” tanya yoona heran

“anniyo” ucap sooyoung “gangnam sangat jauh, kau berani ke seoul sendiri?”

“tentu saja aku berani, aku sering ke seoul untuk mengirimkan kue kue pesanan pelanggan milik kepala panti asuhan, ah ya aku membawakan kue juga untukmu” ucap yoona mengangkat kantong plastik yang ia bawa untuk ditunjukkan pada sooyoung, iapun segera membukanya

“kau tak menjualnya?”

“anniyo, aku sudah membelinya”

“kau tinggal di panti, apa kau punya uang?”

“yah! kasar sekali, tentu saja aku punya” ucap yoona mempoutkan bibirnya namun hal itu membuat sooyoung tertawa merasa lucu oleh tingkah yoona

“tapi.. mengapa disini sepi sekali? teman temanmu tak menjengukmu?” ucap yoona kembali namun membuat sooyoung berhenti tertawa

“mereka tak akan kemari”

“wae..?”

“kau akan merasakannya ketika sekolah di sekolah para chaebol”

Yoona hanya mengangguk anggukan kepalanya, meskipun ia sebenarnya tak mengerti

“mengapa kau menolongku?”

“aku sudah tak ingin mendengar dan melihat kematian lagi, cukup ibuku”

“kau bisa saja ikut tenggelam dan mati”

“setidaknya kau tak mati sendirian kan? hehehe” canda yoona membuat sooyoung memukul lengannya

Semenjak saat itu yoona sering menjenguk sooyoung sepulang sekolah atau ketika dirinya bolos hingga sooyoung sudah diperbolehkan untuk pulang. kini keduanya berteman dekat meskipun sooyoung masih merasa kaku. namun yoona selalu mampu mencairkan suasana hingga suatu hari saat mengantarkan kue yoona tak sengaja menemukan sooyoung sedang dipukuli oleh 5 orang siswa seusianya disebuah taman yang tampak sepi, kini ia paham maksud dari perkataan sooyoung saat dirawat di rumah sakit dulu.

“yah!! apa yang kalian lakukan pada temanku huh?” teriak yoona membuat kelima siswa itu menoleh kearahnya

“mwo? teman? hahaha” ucap salah satu siswa membuat keempat temannya ikut tertawa

“yah, sejak kapan kau memiliki teman huh?” ucap siswa itu kembali sambil menarik kerah seragam yang dikenakan sooyoung

“yah!!! sekali lagi kau menyentuhnya, kau akan mati!” teriak yoona

“mwo? kajja habisi dia” ucap siswa itu melepaskan kerah seragam sooyoung mulai berjalan menghampiri yoona diikuti keempat temannya

“omo! ottokhae..” ucap yoona dalam hati, ia mulai merasa panik karena ia sendiri tak bisa berkelahi

Hingga akhirnya yoona lah yang dipukuli oleh kelima siswa itu, ia mencoba melawan dengan menggerak gerakkan tangan dan kakinya sebisanya namun tetap saja tubuh kecilnya tak bisa melawan kelima siswa itu

Merasa tak tahan sooyoung pun menoleh kesegala arah, pandangannya terhenti pada sebuah batu yang cukup besar, iapun segera mengambil batu itu

*dukkk!!!* sebuah suara terdengar cukup keras membuat keheningan ditaman itu

*brukkk* tubuh seseorang diantara kelima siswa itu ambruk setelah menerima hantaman batu yang di emparkan oleh sooyoung, siswa itu tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dari kepalanya

Yoona membelalakkan kedua matanyamelihat hal itu, bahkan sooyoung dan keempat siswa didekatnya ikut terkejut

“yah, apa yang kalian lakukan? Sore begini anak sekolahan tak boleh berkeliaran” teriak seorang petugas kepolisian yang kebetulan sedang melewati taman membuat keenam yeoja itu menoleh dan melihat petugas itu berjalan cepat menghampiri mereka

takut tertangkap keempat siswa itu langsung berlari meninggalkan yoona, sooyoung serta temannya yang sudah tak sadarkan diri itu. yoona dan sooyoungpun demikian, mereka mencoba berlari namun yoona kembali terjatuh karena kaki kanannya terluka setelah dipukuli kelima siswa itu

“youngie-ya.. kau juga pergilah, ppali!! kau bisa tertangkap”

“andwae, kau akan tertangkap”

“gwaenchanna” ucap yoona namun sooyoung tetap terdiam disamping yoona hingga keduanya tertangkap dan dibawa ke kantor polisi

“nne.. sykurlah kalau begitu” ucap salah satu petugas saat menerima telepon dri pihak rumah sakit

“yah, kalian berdua! siapa yang mendidikmu hingga melakukan kejahatan seperti ini huh? beruntung anak itu masih bisa diselamatkan, dasar bodoh!” ucap petugas itu membentak kedua yeoja dihadapannya yang hanya bisa menunduk

“dimana anakku?” ucap seorang namja paruh baya setelah memasuki kantor polisi

“omo! tuan” ucap petugas itu segera berdiri dan membungkukkan badannya memberi hormat, para petugas lain pun melakukan hal yang sama

“appa” ucap sooyoung terkejut saat mendengar dan melihat ayahnya yang baru saja tiba

“youngie-ah…” panggil ibu sooyoung yang baru saja masuk dan berlari memeluk sooyoung “apa yang terjadi? mengapa kau terlihat seperti ini sayang?” ucapnya kembali sambil menangis

“eomma…” ucap sooyoung

“maaf tuan, anak anak ini termasuk putri anda telah melakukan kekerasan hingga mengakibatkan seorang anak terluka parah hingga dilarikan ke rumah sakit”

*plak!!!* dengan keras tuan choi menampar pipi sooyoung membuat orang orang yang berada didalam kantor polisi itu terkejut termasuk istrinya

“dasar anak nakal! apa aku pernah mengajarimu melakukan hal itu huh? untuk apa kau disekolahkan jika kelakuanmu seperti ini? bikin malu keluarga saja” bentak tuan choi memarahi sooyoung yang mulai menangis ketakutan

“t..ttuan, mohon tenang” ucap petugas itu

“s..ssebenarnya aku yang salah” ucap yoona terbata karena ikut merasa takut, “saya yang melakukannya tuan bukan sooyoung, sooyoung tak melakukan apa apa” lanjutnya sambil menundukkan kepalanya kembali

Ayah sooyoung menarik kerahnya hendak memukul yoona namun sooyoung segera berlari menahannya

“appa andwae..” ucap sooyoung sambil menangis memeluk kaki ayahnya

“baiklah, aku serahkan saja pada kalian” ucap ayah sooyoung mulai mereda “dan kau, jangan dekati anakku lagi” ucapnya kembali sambil menunjuk pada yoona

Keluarga sooyoung pun meninggalkan kantor polisi termasuk sooyoung sendiri

hingga hanya yoona yang masih ditahan di kantor polisi karena telah mengakui perbuatannya

“yah, tubuhmu kecil tapi sudah bisa melakukan kekerasan dan bisa bisanya kau mencari masalah pada keluarga choi, kau tak tahu siapa mereka huh?” bentak polisi itu pada yoona

“yah!! jangan membentak adikku!” ucap yuri meninggikan suaranya membuat petugas itu menoleh dan melihat seorang anak sudah berdiri di depan pintu

“nuguyaa?”

“aku eonninya, wae?”

“yah, aku yang ku panggil adalah orang tua kalian”

“kami sudah tak memiliki orang tua” ucap yuri

“yaish.. pantas saja kalian kurang mendapatkan didikan seperti ini, kau tahu? adikmu sudah memukuli seorang siswa sampai dilarikan rumah sakit”

“mwo? yah! tarik kembali ucapanmu! adikku tak mungkin melakukan hal itu!” ucap yuri

*plak!!*

“aww” rintih yuri saat petugas itu memukul kepalanya

“dasar bodoh, sudah jelas adikmu yang mengakuinya, sudahlah aku tak ingin berdebat dengan anak kecil, kkah bawa adikmu pulang”

“m..mmwo? jadi aku tidak dipenjara?” ucap yoona terkejut

“dasar bodoh, kau masih anak anak! tapi kau harus menyelesaikan ini” ucap petugas itu memberikan sebuah kertas yang baru saja dicetak, yuri pun menerima dan membacanya

“itu tagihan biaya rumah sakit anak yang dia lukai, orang tuanya hanya menuntut untuk membayar seluruh biaya perawatan anaknya itu, kalian harus melunasinya besok, sekarang pulanglah” ucap petugas itu kembali

“kajja yoong” ucap yuri membawa yoona meninggalkan kantor polisi

“Hey, chankkaman!” panggil petugas itu kembali

“Ada apa ahjushi, bukankah urusan adikku sudah selesai” ucap yuri

“Nne.. Nne… Bawel sekali, ambillah” ucap petugas itu memberikan beberapa lembar uang

“Mwo? Untuk apa? Tadi kau memarahi kami” ucap yuri

“Dasar bodoh, tentu saja untuk kalian, ambil dan pulanglah, anak kecil dilarang berkeliaran malam malam”

“Kamsahamnida ahjushi” ucap yoona menerima uang itu dan segera berlari meninggalkan kantor polisi

“Yah kwon yoona!! Dasar!” teriak yuri, iapun membungkukkan badannya pamit pada petugas itu setelah berterima kasih

Kini keduanya berjalan melewati sebuah taman setelah yuri berhasil menyusul adiknya, hari sudah mulai gelap dan keduanya hanya berjalan saling terdiam

“Yah, mengapa kau mengambil uangnya” ucap yuri

“Wae? Bukankah ahjushi itu sendiri yang memberi? Eomma bilang kita tak boleh menolak pemberian dari orang lain” ucap yoona innocent

“Ya.. Tapi kita harus lihat dulu siapa yang memberinya”

“Petugas kepolisian” jawab yoona

“Yah! Bukan itu maksudku.. Yaish!”

“Wae..? Apa aku salah bicara?”

“Anniyo, lupakan” ucap yuri malas menanggapi

Keduanya kembali terdiam sambil terus berjalan menyusuri taman

“unnie, bolehkah aku melihatnya?” tanya yoona meminta kertas tagihan itu

“andwae.. ini tak seberapa” ucap yuri

“yaish…!!” gumam yoona dengan mudah merebut kertas itu dari tangan yuri, iapun melihatnya dan langsung membelalakkan kedua matanya melihat total tagihan biaya rumah sakit yang sangat besar itu

“omo! semahal ini?”

“hmm..” jawab yuri mengangkat kedua alisnya

“un..unnie.. mengapa kau tak memarahiku atau memukulku saja?” ucap yoona mengehentikan langkahnya

“untuk apa? pukulan tak akan menyelesaikan masalah” ucap yuri

“apa kau tak marah?”

“baboya… tentu saja aku marah” ucap yuri mengangkat tangan kanannya, yoona pun langsung memejamkan kedua matanya siap menerima pukulan dari yuri, namun yang ia rasakan bukan pukulan

“eh?” gumam yoona terkejut

Yuri malah mengusap kepalanya dan merapikan rambutnya yang terlihat berantakan membuat yoona kembali membuka kedua matanya

“rasa khawatirku lebih besar dari amarahku, kau ini dongsaengku, satu satunya yang ku miliki sekarang, aku lebih takut kehilanganmu” ucap yuri tersenyum kembali mengusap kepala yoona

Yoona hanya terdiam, kedua matanya mulai berair mendengar ucapan yuri, iapun langsung memeluk unnienya itu

“unnie… mianhae.. hiks hiks” ucap yoona menangis memeluk yuri

Yuri pun membalas pelukan yoona dan mengusap usap punggung menenangkan  dongsaengnya itu.

……..

setelah kejadian itu, sudah 2 minggu sooyoung tak menemui yoona dan selalu menghindar jika tak sengaja melihat yoona yang sedang mengantarkan kue kue langganannya di seoul. ia masih merasa bersalah pada yoona namun ia terlalu takut dan mengira yoona membencinya. namun hal itu membuatnya terus dihantui rasa bersalah hingga pada suatu hari ia mengunjungi panti asuhan dimana yoona tinggal.

Sooyoung berjalan menuju taman karena tak menemukan yoona didalam kamarnya, tak berapa lama ia melihat dari kejauhan anak anak panti sedang bermain di taman termasuk yoona yang sedang asik bermain bola bersama para namja seusianya

sooyoung pun perlahan menghampiri lapangan, namun yoona masih tak menyadari kehadirannya

“yoong, aku haus.. ambilkan minum untukku ppali” ucap yuri saat melihat sooyoung sedang berdiri disamping lapangan

“yaish..! baiklah” ucap yoona segera berlari meninggalkan lapangan untuk mengambilkan minum, namun langkahnya terhenti saat melihat sooyoung berdiri di hadapannya

kedua yeoja itu tampak terkejut, apalagi sooyoung yang mulai gelagapan salah tingkah. yoona kembali berjalan menghampirinya

“y..yyoong…” sapa sooyoung dengan gugup saat melihat yoona menatapnya tajam

*plakkk!!!*

“aww” rintih sooyoung mengsuap lengannya setelah menerima pukulan dari yoona

“yah, kau kemana saja? aku selalu mencarimu, bahkan aku selalu gagal menemukanmu di sekolah”

“k..kkenapa kau mencariku?”

“yaish… tentu saja untuk menemuimu, dasar bodoh, kajja temani aku mengambilkan air minum” ucap yoona menggandeng tangan sooyoung

“c..chankkaman!” ucap sooyoung menahan tangan yoona

“wae?”

“apa kau tak marah padaku?”

“huh? wae?” tanya yoona terlihat heran

“m.. mmasalah di kantor polisi saat itu” ucap sooyoung menundukkan kepalanya kembali merasa bersalah

“ah… jadi karena hal itu kau menghindariku huh?”

“n..nne, aku takut kau marah”

“mwo? dasar bodoh! Aku lebih marah saat kau menghindariku, kau ini sahabatku” ucap yoona membuat sooyoung mengangkat wajahnya, ia melihat yoona tersenyum tulus padanya membuat kedua matanya mulai berkaca kaca

“wae?” tanya yoona

“anniyo”  ucap sooyoung memeluk sahabatnya itu, air matanya pun berhasil lolos “boghoshippo” ucapnya kembali

“nado… aku juga sangat merindukanmu, ah bagaimana sekarang? apa masih ada yang mengganggumu?” ucap yoona tersenyum membalas pelukan sooyoung

“anniyo, berkatmu mereka jadi takut terhadapku, dan aku mulai memiliki beberapa teman di sekolah hehehe, gomawo..” ucap sooyoung tersenyum senang yoona pun ikut tertawa

Yuri ikut tersenyum memandang mereka dari kejauhan.

…………………………….

2017

*toktoktok*

Sooyoung menoleh kearah pintu kamarnya dan melihat pintu itu perlahan terbuka

“youngie-yaa sarapan sudah siap, kajja appamu sudah menunggu dibawah” ucap ibu sooyoung

“nne, eomma duluan saja, 5 menit lagi aku turun” ucap sooyoung, ibunya pun kembali menutup pintu kamarnya

sooyoung kembali memandang sebuah bingkai foto yang sedari tadi digenggamnya, foto bergambar dirinya bersama sahabatnya itu

20160211110328_1_1455188608.jpg

“hmm…” gumamnya masih terdiam menatap foto itu, iapun meletakkannya didalam laci mejanya dan segera berjalan menuju ruang makan, ia melihat eomma dan appanya sudah duduk menikmati sarapan pagi sebelum berangkat ke kantor

“sunny eonnie oddiega?” tanya sooyoung yang sudah duduk disamping ibunya

“seperti biasa, dia masih tak ingin keluar dari kamarnya, hmm… Padahal malam nanti malam ulang tahunnya, apa pesta nanti malam dibatalkan saja?” ucap ibu sooyoung pada suaminya

“Mana bisa aku membatalkannya, aku sudah menyebarkan undangan, bibi han tolong antarkan makanan untuk sunny, pastikan dia siap untuk pestanya malam nanti” ucap tuan kwon dengan nada dinginnya

“biar aku saja yang mengantarkannya, aku makan bersama eonnie ya” ucap sooyoung berdiri kembali ikut membantu bibi han menata makanan diatas nampan

setelah semuanya disiapkan, sooyoung pun berjalan menuju kamar sunny yang berada dilantai paling atas mansion

begitu masuk ia melihat sunny sedang duduk terdiam memandang keluar jendela yang terbuka

“sampai kapan kau terus meratapinya? itu tak akan membuat taeyeon kembali” ucap sooyoung menghampiri sunny dan meletakkan makanan yang dibawanya di meja

sunny masih terdiam enggan menjawab, hanya kedua matanya menatap tajam pada sooyoung, ia merasa kesal terhadap ucapan adiknya itu

“wae,,? apa aku salah bicara?” tanya sooyoung

“lebih baik kau pergi daripada memperburuk moodku” ucap sunny kembali mengalihkan pandangannya keluar jendela

“hemm… baiklah mianhae, aku tak bermaksud seperti itu, aku hanya tak ingin kau melakukan hal yang sia sia” ucap sooyoung

“kau benar, tapi ini masih menyakitkan” ucap sunny menundukkan kepalanya, air matanya kembali lolos. bagaimana pun juga kepergian taeyeon yang secara tiba tiba membuat dirinya drop

“arra… aku mengerti perasaanmu, cukup sampai disini kau menangisinya sekarang sudah beberapa bulan dia pergi” ucap sooyoung memeluk kakaknya dari belakang

“aku tak bisa” ucap sunny dalam tangisnya

“Nanti malam adalah pesta ulang tahunmu, siapa tahu hatimu bisa sembuh dengan bertemu beberapa rekan kerja appa” ucap sooyoung ,namun jawaban yang ia dapati malah tatapan tajam sunny

“Arra arra… Aku hanya bercanda” ucap sooyong kembali

“Kau selalu saja menyebalkan” ucap sunny

“Lebih baik sekarang kau makan, lalu bersiap siap untuk pesta malam nanti”

“Apa konsepnya?” 

“Aigo… Jadi kau tak tahu?”

“Bahkan aku tak ingat jika besok hari ulang tahunku”

“Yaish…. Baiklah, kalau begitu biar aku pikirkan” ucap sooyoung terdiam sejenak memandang kakaknya itu

“Emm…. Dengan melihat keadaanmu, aku pikir pesta topeng lebih baik”

“Wae? Apa wajahku terlihat buruk?” tanya sunny meraba raba wajahnya

“Nne… Lihatlah” ucap sooyoung memegang kedua pundak sunny dan memutarnya hingga keduanya menghadap sebuah cermin yang cukup besar “sudah berapa hari kau menangisinya eoh? Bahkan kedua matamu masih terlihat sembab”

“Kau benar, baiklah aku setuju dengan pendapatmu”

“Kalau begitu habiskan makananmu, aku akan membicarakan hal ini pada appa” ucap sooyoung mengusap usap pundak sunny, ia pun berjalan meninggalkan kamar eonninya itu

………………………………………..

Apartemen Tiffany

Yuri terbangun dan melihat disampingnya sudah tidak ada kekasihnya, tiffany. malam tadi setelah pulang dari kantor ia memutuskan untuk menginap di apartemen tiffany,  semenjak keduanya berhasil saling mengungkapkan perasaannya di pegunungan songnisam park, kini usia hubungan mereka sudah mwnginjak 3 bulan

Setelah kesadarannya terkumpul yuri duduk diatas tempat tidur dan mengambil ponselnya, ia melihat beberapa pesan masuk dari amber. yuri terdiam membaca satu persatu pesan itu

Sementara tiffany dengan pakaian rapinya sudah berada di dapur baru saja membuat sandwich

“good morning” ucap yuri memeluk kekasihnya dari belakang membuat tiffany tersenyum dan menghentikan aktivitasnya

Tiffany pun membalikkan badannya

*cupp*

“morning too” ucap tiffany setelah memberikan morning kissnya pada bibir yuri, keduanya pun kembali tersenyum

“Huh? kau sudah mau pergi?” tanya tiffany saat melihat yuri sudah memakai pakaian yang sudah rapi

“nne, aku akan berkunjung ke ilsan, kau juga akan bekerja?”

“Nne.. Tapi akhir akhir ini kau sering ke ilsan, kau menemui siapa?”

“Menemui sahabatku yang baru saja sembuh dari kecelakaan”

“Sahabat?”

“Nne, baiklah kita berangkat bersama, aku akan mengantarmu” ucap yuri mengusap usap lembut kepala tiffany

“tapi aku berangkat jam 8 nanti, masih ada waktu satu jam”

“gwaenchanna, mengapa kau bangun pagi sekali?”

“aku ingin menyiapkan sarapan untukmu, kajja aku sudah membuat sandwich” ucap tiffany menarik tangan yuri ke ruang makan

Keduanya pun duduk berhadapan sambil menikmati sarapan pagi yang disiapkan oleh tiffany

“Fany-ah” panggil yuri menatap kekasihnya itu

“Nne?” ucap tiffany yang masih sibuk mengunyah sandwich miliknya

“Emm… Ada 2 hal yang ingin aku bicarakan”

“Katakan saja, sepertinya itu terdengar penting”

“Nne, ini sangat penting hehehe pertama… Maukah kau menemaniku menghadiri pesta ulang tahun temanku malam nanti?”

“Tentu saja” ucap tiffany tersenyum, tangannya mulai menggenggam tangan yuri “lalu yang kedua?”

“Emm….” gumam yuri terlihat ragu

“Katakan saja” ucap tiffany mengusap usap tangan yuri

“Mau kah kau tinggal bersamaku?” ucap yuri ragu, perlahan keringat pada dahinya mulai muncul khawatir tiffany akan menolak tawarannya

Karena mau tak mau mereka harus meninggalkan apartemen yang mereka tempati sekarang

Flashback

1 jam yang lalu. setelah menerima pesan dari amber, yuri langsung meneleponnya.

“Hallo, yuri-ah apa kau menerima pesan dariku?” ucap amber begitu menerima telepon dari yuri

“Nne, kau yakin itu benar?”

“Tentu saja, beberapa hari ini aku sering melihat sebuah mobil yang selalu terparkir tak jauh dari sini, mobil itu juga sama dengan mobil yang selalu mengikutimu, mereka juga selalu mengawasi apartemen ini, tempat kekasihmu sudah tak aman yul, kalian harus segera pindah dari sana sebelum mereka menghancurkan apartemen ini dan terjadi sesuatu pada kekasihmu ataupun adikmu”

“Kau benar, apa kau sudah menyiapkannya?”

“Nne, aku sudah menyimpan kunci rumah beserta alamatnya, ku pastikan disana aman, dan pakailah mobil milikku, mereka sudah menargetkan mobil yang kau pakai saat pergi kemarin, aku sudah menyimpan kuncinya juga di loker”

“Baiklah, gomawo…”

“Nne, hati hati yul”

“Kau juga” ucap yuri kemudian mengakhiri panggilannya

Flashback End

“Mau kah kau tinggal bersamaku?”

“Wae? Bukankah kita belum menikah?”

“Nne… Tapi, aku tak bisa membiarkanmu sendiri, aku selalu ingin bersamamu, aku juga khawatir kau kembali mengalami mimpi buruk setiap malam, lagipula aku tak akan berbuat macam macam padamu sampai aku menikahimu, aku janji” ucap yuri panjang lebar dan terlihat begitu serius membuat tiffany tertawa merasa lucu

“Wae…?” tanya yuri heran

“Anniyo… Hahaha kau lucu sekali yul”

“Jadi? Apa kau mau?”

“Hmmm… Aku sudah hampir 5 tahun tinggal disini, terlalu banyak kenangan indah yg sulit aku lupakan” ucap tiffany membuat yuri tercekat

Ia pun terdiam oleh ucapan tiffany, ia tahu apartemen ini dipilihkan oleh taeyeon saat dirinya diterima di seoul university, saat itu taeyeon lah yang memberikan apartemen untuknya, awalnya taeyeon menawarkan rumahnya agar tiffany menenpatinya selama taeyeon melanjutkan studynya di kepolisian, namun tiffany menolaknya. Rumah taeyeon ia rasa terlalu mewah dan tiffany merasa tak nyaman. Akhirnya taeyeon mengalah dan memahami sifat kesederhanaan tiffany.

“Aku hanya bercanda” ucap tiffany tersenyum kembali mengusap tangan yuri untuk menghilangkan ketegangan kekasihnya itu

“Aku…” ucap yuri masih tertunduk

“Kapan kau akan membawaku? Aku harus siap siap membereskan barang barangku” ucap tiffany membuat yuri mengangkat wajahnya kembali

“An…aniyoo… Masalah itu biar aku yg tangani, aku akan menjemputmu setelah pekerjaanmu selesai nanti”

“Baiklah, kajja kita berangkat” ucap tiffany menggenggam tangan yuri

Keduanya pun segera meninggalkan apartemen

……………………………………….

Yoona terbangun membuka kedua matanya begitu pipi kanannya merasakan sentuhan yang terasa dingin, namun ia tersenyum saat melihat wajah seseorang yang tersenyum sedang menatapnya terlebih rasa dingin pada pipinya kini terasa halus saat tangan jessica mengusap usap lembut dan membingkai wajahnya

Jessica memang bangun lebih awal dan setelah selesai mandi ia berjalan menghampiri kekasihnya yang masih terlelap, ia pun duduk disamping yoona. Jessica tersenyum memandang kekasihnya itu, ia sangat menyukai wajah tidur yoona yang terlihat polos dan alami. Ia pun menempelkan telapak tangannya yang terasa dingin oleh basuhan air pada wajah yoona hingga kekasihnya itu terbangun.

“Wake up” ucap jessica tanpa suara hanya menggerakan mulutnya

“Hmmm…. Wae?” gumam yoona sedikit mengangkat tubuhnya kemudian duduk menyandarkan punggungnya “ini masih jam 8 pagi” lanjutnya saat melirik pada jam weeker tak jauh darinya

“Kita harus bersiap siap” ucap jessica berjalan membuka lemari pakaiannya untuk mengganti baju

“Oddiega? Bukankah kita masih berangkat 2 jam lagi”

“Bukan itu, kita harus segera membereskan barang barang dan pergi dari sini”

“Hah?” gumam yoona masih tak mengerti

“Tadi yul menghubungi ponselmu, dan saat aku angkat dia meminta kita untuk melakukan hal itu, kit harus segera pindah dari sini”

“Wae?” tanya yoona

“Orang orang yang ingin membahayakan kalian sudah mengincar tempat ini, jadi tempat ini sudah tak aman lagi, yul juga mengajak tiffany”

“Ah begitu, baiklah”

“Kkah mandilah, aku akan menyiapkan sarapan” ucap jessica

“Shirro… Aku ingin melihatmu mengganti pakaian dulu” ucap yoona dengan senyum evilnya

“Yah!! Dasar pervert, andwae!” ucap jessica hendak meninggalkan kamar setelah mendapatkan pakaiannya, namun dengan segera yoona terbangun dan menarik tangan jessica

“Kyaaaaa….” teriak jessica saat tubuhnya tertarik dan terjatuh diatas tubuh yoona, kedua tubuh yeoja itu kini sudah kembali berada diatas kasur

“Yy..yah! Apa yang akan kau lakukan?” tanya jessica saat wajah yoona perlahan mendekati wajah jessica, ia mencoba memberontak namun yoona berhasil mengunci tubuhnya hingga tak bisa bergerak, jessica hanya terdiam pasrah dan memejamkan kedua matanya

*cupp*

“Good morning” ucap yoona tersenyum setelah mencium singkat bibir jessica membuat kekasihnya itu kembali membuka kedua matanya

“Huh?” gumam jessica heran

“Aku belum mengucapkan itu tadi, kkah ganti bajumu” ucap yoona melepaskan tubuhnya yang telah mengunci tubuh jessica ,ia pun berjalan memasuki kamar mandi

“Yaish, aku pikir apa” ucap jessica namun ia tersenyum setelah mengingat apa yang dilakukan yoona barusan

Jessica pun bangun dan segera mengganti pakaiannya kemudian bersiap siap menyiapkan sarapan untuknya dengan kekasihnya itu

…………

Begitu sampai di tempat kerja tiffany, yuri membukan pintu mobil untuk kekasihnya itu

“Setelah pekerjaanmu selesai segera hubungi aku, nanti aku akan menjemputmu, lalu kita fitting pakaian untuk pesta nanti” ucap yuri

“Fitting? Sepertinya temanmu bukan orang yang biasa” 

“Hmm… Begitulah, dia putri rekan perusahan, sebenarnya dia teman kecilku juga”

“Ah otthokhae… Aku takut membuatmu malu”

“Wae…? Itu tak akan terjadi, tenang saja aku selalu disampingmu, ku pastikan orang orang justru akan iri melihatku karena membawa seorang bidadari hehehe”

“Hahaha kau bisa saja, kkah nanti kau akan terlambat ke kantor” ucap tiffany merapikan dasi yuri

“Baiklah” ucap yuri memeluk tiffany dan mengecup kening kekasihnya itu “fany-ah hwaiting!” lanjutnya memberi semangat pada tiffany

“Nne hwaiting!” jawab tiffany ,keduanya pun tertawa dan yuri memasuki mobilnya meninggalkan perpustakaan pusat ,tempat dimana tiffany bekerja

Setelah melaju, yuri menginjakkan gas menambah kecepatan mobilnya untuk menuju ilsan, hari ini ia tak berniat berangkat ke kantor

Setelah menempuh 1 jam perjalanan, ia pun sampai di ilsan tepatnya di klinik SH dimana taeyeon dirawat

Yuri melihat taeyeon baru saja selesai melatih kakinya untuk kembali berjalan normal setelah cukup lama mendapatkan perawatan akibat terkena timah panas yang menembus tulangnya, yuripun langsung menghampiri yeoja itu di taman klinik

“Bagaimana kakimu?” ucap yuri membuat taeyeon menoleh kearahnya

“Sudah lebih baik dari sebelum sebelumnya dan aku sudah mulai terbiasa dengan alat ini, akhirnya kau kemari ,kemana saja eoh?” ucap taeyeon

“Aigooo… Kau merindukanku? Hahaha mianhae, aku baru saja mempublikasikan perusahaanku”

“Yaish… Percaya diri sekali, aku merasa bosan disini, bawa aku pergi ppali…”

“Yah, kau masih harus mendapat perawatan agar lekas sembuh taeyeon-ah”

“Tidak kah kau lihat jika aku sudah baik baik saja?”

“Haishh.. Akan aku tanyakan dulu” ucap yuri, iapun menoleh mencari seolhyun “seolhyun-ah bisakah kau kemari?” lanjutnya memanggil hoobae nya yang didapati tak jauh darinya sedang berbincang dengan yeri

“Oh nne” ucap seolhyun segera menghampiri sunbae nya itu

“Bagaimana keadaan taeyeon sekarang?” tanya yuri

“Kesehatan tubuhnya sudah semakin membaik sunbae, alat yang terpasang pada tulang kakinya juga sudah bisa digerakan dengan baik, tapi taeyeon-shi masih harus memakai alat untuk mempermudah kakinya berjalan”

“Jadi apa dia sudah boleh pulang?”

“Nne, tapi pasien masih harus meminum beberapa obat dan masih harus mengeceknya secara rutin”

“Baiklah segera siapkan ya, aku akan membawanya pulang hari ini”

“Nne sunbae” ucap seolhyun kemudian berlalu meninggalkan kedua yeoja itu

“Kajja kita mencari sarapan sambil menunggu obatmu” ucap yuri membantu memapah taeyeon

“Yaish aku sudah bisa berjalan” ucap taeyeon menepis tangan yuri

“Baiklah kajja” ucap yuri kini tangannya beralih menggenggam tangan taeyeon dan menariknya berjalan meninggalkan klinik mencari tempat makan yang tak jauh dari sana

Sementara taeyeon hanya terdiam menerima perlakuan adik tirinya itu

….

“Apa hidupku masih terancam?” ucap taeyeon setelah selesai menikmati sarapan paginya

“Tentu saja, tapi sejauh ini mereka belum mengetahui keadaanmu yang sebenarnya” 

“Ah jadi aku sudah mati ya”

“Nne, mianhae aku yang mengonsepnya karena jika mereka tau kau masih hidup akan sangat berbahaya untukmu”

“Tapi bagaimana ibuku?”

“Emm… Mianhae, ibumu sangat syok hingga sampai sekarang masih mendapat perawatan di rumah sakit pusat, tapi hyoyeon dan keluarganya sudah menjaga ibumu disana”

“Rumahku sudah hancur, mungkin apartemenku juga tak akan aman”

“Nne, akan sangat berbahaya juga jika kau tinggal di hotel”

“Lalu?”

“Aku akan membawamu ke rumahku”

“Apa disana aman?” 

“Tentu saja, bahkan adikku, jessica serta tiffany juga akan tinggal disana”

“Mwo? T…ttiffany?” ucap taeyeon terkejut

“Nne, aku rasa tidak apa jika mereka akhirnya tau jika kau masih hidup”

“An..anni, andwae… Bisakah kau carikan tempat tinggal lain?”

“Wae…? Hanya itu sementara tempat paling aman, lagipula kau masih belum aman”

“Tapi bisakah aku tak tinggal dengan tiffany?”

“Wae…?” ucap yuri

“Kau tahu aku sudah berpisah dengannya? Dia tak ingin melihat wajahku lagi sampai dia sudah siap, aku tak ingin menyakitinya”

“Hmmm… Arraso aku mengerti, aku akan menanyakan amber dulu” ucap yuri, iapun mengambil ponselnya dan segera menghubungi amber, tak butuh waktu lama yuri mengakhiri panggilannya

“disana ada paviliun yang terpisah dari rumahku, kau bisa tinggal disana dan mungkin tiffany tak akan tahu keberadaanmu” ucap yuri

“Baguslah, kau jangan beri tahu mereka dulu tentang keberadaanku”

“Arrasso Mamanim” ucap yuri menundukan kepalanya

“Yaish…!!” ucap taeyeon menjitak kapala yuri dan keduanya pun tertawa

“Tapi besok ulang tahun sunny, apa nanti malam akan diadakan pesta di rumah tuan choi?”

“Ne aku mendapatkan undangan, ah bukankah dia mantan kekasihmu? Saat hari peringatan terakhirmu dia terlihat sangat terpukul, aku jadi merasa bersalah padanya”


“Apa menurutmu itu pesta besar?”

“Sepertinya begitu, beberapa rekan perusahaan juga menerima undangan, sepertinya tuan choi mengundang banyak para pemilik perusahaan perusahaan besar, terlebih sunny akan diangkat menjadi pemimpin perusahaan tuan choi tapi tuan choi masih tetap berada dibelakangnya, mungkin sunny hanya dimanfaafkannya karena bisa menarik perhatian para rekan bisnisnya”

“Mwo…? Kalau begitu bawa aku malam nanti” ucap taeyeon 

“Mwoo??? Yah Andwae.. Kau mau mati sungguhan huh?” ucap yuri tak kalah terkejut

“Anni, tapi sunny dalam bahaya yul! Dia tak boleh masuk kedalam jurang setan ayahnya”

“Wae…?”

“Dasar bodoh, aku tak akan pernah membiarkan kekasihku dalam bahaya”

“Mwoo? Kekasih? Jadi k..kkau? Yah! Apa hubunganmu dengan tiffany berakhir karena dia?”

“Anniyo… Semua karena salahku, dari awal aku memang hanya mencoba melupakan sunny dengan menerima tiffany, tapi bagaimanapun juga pada akhirnya aku tetap tak bisa melepaskannya”

“Mwo? Yah!!!” teriak yuri menarik kerah baju taeyeon merasa marah “yaish! Tahu begitu aku tak akan mengeluarkanmu dari rumahmu!” lanjutnya sambil melepaskan cengkramannya

“Nne… Karena itu tiffany tak ingin melihat wajahku lagi, tapi bodohnya dengan tulus dia bilang telah memaafkanku” ucap taeyeon tersenyum sedih menundukkan kepalanya

“Karena dia memang selalu memiliki hati yang tulus tak sepertimu” ucap yuri masih merasa kesal

“Nne kau benar, aku harap ada seseorang yang tulus dan lebih baik dariku yang bisa membahagiakannya” ucap taeyeon mengangkat wajahnya menatap yuri

Sementara yuri hanya terdiam

“Jadi kau tetap ingin menemui sunny?”

“Nne… Jebal” ucap taeyeon memohon

………………………

“Untuk sementara kalian akan tinggal disini” ucap amber begitu ketiga yeoja itu tiba di sebuah rumah yang memiliki halaman cukup luas itu setelah menjemput yoona dan jessica

“Woah besar sekali, ini milikmu?” ucap yoona

“Anniyo, ini milik yul. Aku menggunakan uangnya untuk membelikan rumah ini, lokasinya cukup aman dan strategis, aku masih harus menyelesaikan beberapa urusan, aku tinggal dulu” ucap amber mengambil kunci mobilnya dan meninggalkan yoonsic

“Benar benar selera unnieku” ucap yoona masih takjub menoleh ke segala ruangan di dalam rumah yg cukup besar itu, namun pandangannya terhenti pada tatapan jessica yang sedang memandangnya

“Wae?” tanya yoona

“Seharusnya kita juga memiliki rumah, kapan kau akan menikahiku?”

“Arrasso, setelah restoran kita sukses aku akan membangun rumah untuk kita”

“Yah bukankah itu milik sooyoung”

“Anniyo, restoran itu milikku, sooyoung yang memberikannya untukku”

“Yaish kau tak bisa seenaknya menerima, apalagi restoran itu bukan restoran kecil kecilan”

“Wae…? Bukankah kita tak boleh menolak pemberian orang”

“Kau memintanya bahkan memaksanya membangun restoran kan?”

“Nne, tapi dia menurutinya, dan sekarang aku memilikinya untuk awal usahaku”

“Yaish… Sudahlah, aku akan kalah jika berdebat denganmu” ucap jessica berjalan mendahului yoona memasuki kamar

“Kenapa kau terlihat marah?” tanya yoona setelah berhasil menyusul kekasihnya

“Anni, aku tidak marah” ucap jessica enggan menatap yoona, ia mulai membuka koper dan mengeluarkan isinya untuk ditata kedalam lemari

Yoona pun ikut membuka koper miliknya

“Yah, apa yang kau lakukan?” ucap jessica

“Tentu saja menata baju bajuku”

“Yaish kau memiliki kamar sendiri, kita tak boleh tidur bersama”

“Wae…?”

“Yah! Dasar bodoh, kita sedang tinggal bersama yuri dan tiffany”

“Ah ahahaha aku baru ingat” ucap yoona tertawa menggaruk garukkan kepalanya “arra, aku akan kekamarku, tapi tengah malam nanti kamarku jangan dikunci, arrasso?”

“Why?”

“Tentu saja agar aku bisa diam diam memasuki kamar dan tidur bersamamu” ucap yoona dengan tawa innocent

“Yaish… get out! dasar pervert!” ucap jessica mendorong tubuh yoona keluar dari kamar nya, iapun melihat yoona yang masih tertawa berjalan menuju kamarnya yang tak jauh dari kamar jessica

“Kau terlalu polos sampai tak pernah menyadari jika bahaya sudah berada di sekelilingmu” ucap jessica dalam hati

Jessica memang diam diam mencurigai sooyoung setelah mengetahui kronologis kasus penembakkan ayah yuri, dan menemui yoona yang tak sadarkan diri didepan pintu apartemennya. Ditambah ucapan yuri yang memintanya selalu memperhatikan yeoja itu jika sedang bersama yoona. Jessica telah menduga jika sooyoung terlibat di dalam kasus itu

………………………………..

“Ini beberapa obat yang harus rutin diminum, aku sudah menuliskan aturan minumnya disana” ucap seolhyun memberikan kotak berisi obat obatan pada yuri

“Nne, gomawo seolhyun-ah, maafkan dia kalau selama ini merepotkanmu”

“Anniyo, memang sudah tugasku, tapi kau masih memiliki hutang padaku”

“Huh? Hutang apa?”

“Kau masih belum menceritakan apa yang sebenarnya terjadi”

“Hahaha yaish… Arraso nanti akan aku mengunjungimu lagi, kalau begitu aku pergi dulu” ucap yuri kemudian berlalu meninggalkan klinik

“Dia kekasihmu?” tanya taeyeon begitu yuri memasuki mobil, taeyeon sudah terlebih dahulu duduk didalam

“Anni, yah mengapa kau duduk dibelakang, pindah! Aku bukan supirmu”

“Hahaha arasso, aigoo tadinya aku mau tidur” ucap taeyeon, iapun langsung pindah ke jok depan

Setelah melihat taeyeon mengenakan sabuk pengaman, yuripun menyalakan mesin mobil dan melaju meninggalkan ilsan

……

“Wae? Kenapa kau terus memandangku? Kau jatuh cinta padaku?” ucap taeyeon yang sedari tadi memergoki yuri selalu memperhatikannya setiap berhenti di lampu merah

“Anniyo, aku memperhatikan luka bakar di bagian leher dan telinga belakangmu”

“Ah ini, gara gara ini juga rambutku harus dipotong pendek, menyebalkan”

“Hahaha kau benar, aku bahkan baru menyadarinya jika rambutmu pendek, pantas terlihat berbeda” 

“Yaish menyebalkan”

“Tapi kau terlihat seperti namja, tampan”

“Omo omo! Apa sekarang kau benar benar jatuh cinta padaku?” ucap taeyeon pura pura terlihat terkejut dan ketakutan

“Hahaha dasar bodoh, mana mungkin aku jatuh cinta pada orang pendek sepertimu, lagipula aku sudah memiliki kekasih” ucap yuri tersenyum senang memikirkan wajah cantik tiffany

“Nugu?”

“Sejak kapan kau peduli padaku, bukankah biasanya kau tak peduli terhadap apapun?” sindir yuri

“Yaish… Arra, aku akan diam” ucap taeyeon kembali mengalihkan pandangannya

“Ini sudah beberapa bulan dari kasus itu dan aku masih belum bisa mengumpulkan beberapa bukti terhadap tuan choi” ucap yuri membuka kembali percakapan setelah keduanya cukup lama terdiam, taeyeonpun kembali menatapnya

“Pasti karena banyaknya anak buah dari tuan choi”

“Nne, mereka selalu saja mengincar nyawaku dan adikku”

“Lalu ayahmu?”

“Dia terlihat tak peduli terhadap hal itu, pekerjaanku pun di kantor tidak terlalu berat kali ini, jadi aku manfaatkan untuk fokus pada perusahaan game ku”

“Apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?” ucap taeyeon membuat yuri menoleh menatapnya

“Wae? Bukankah waktu itu kau yang mengatakannya?” ucap taeyeon kembali

“Segeralah sadar dan bantu aku”

Yuri tersenyum ketika dirinya mengingat pernah mengucapkan itu saat taeyeon belum sadar dari koma nya, rupanya ia tak tahu jika sebenarnya taeyeon mendengarkan ucapannya

“Baiklah, karena sudah beberapa bulan kau meninggal, aku rasa orang orang sudah melupakanmu, apalagi dengan penampilanmu yang sekarang”

“Lalu? Apa yang akan kau lakukan padaku?”

“Emm… Sebaiknya kita perbaiki dulu penampilanmu, kau masih terlihat buruk, let’s go!” ucap yuri terlihat semangat dan menambah kecepatan mobilnya

Setelah menempuh satu jam perjalanan, keduanya tiba di seoul

“Kenapa kau mengajakku ke tempat seperti ini?” ucap taeyeon memperbaiki topi yang ia kenakan untuk melindungi wajahnya, yuri baru saja membawanya memasuki sebuah mall besar di seoul

“Untuk merubah penampilanmu, kajja” ucap yuri menarik tangan taeyeon dan memasuki sebuah salon kecantikan

Keduanyapun langsung disambut pemilik salon itu

“Aigoo… Uri yul kemana saja baru kesini eoh?”

“Hahaha mianhae aku terlalu sibuk gyuri-ah” ucap yuri memeluk teman yang pernah satu kampus dengannya itu, keduanya cukup dekat karena yuri salah satu pelanggan salonnya

“Kau masih terlihat tampan, apa yang mau kau ubah lagi?”

“Anniyo bukan aku, tapi oppaku” ucap yuri tersenyum dan menggeser tubuhnya yang telah menutupi tubuh taeyeon yang berdiri di belakangnya

“Omo!” teriak gyuri sampai menutup mulutnya saat melihat taeyeon “yah, mengapa kau baru memberi tahuku jika kau memiliki oppa yang sangat cute tampan eoh?” bisik gyuri membuat yuri tertawa

“Mianhae, aku saja baru ingat jika memiliki kakak laki laki, dia baru saja pulang wajib militer” bohong yuri

“Ah begitu, kalau begitu kajja ikuti aku, berhubung pelangganku adalah seorang namja jadi aku sendiri yang akan melayaninya kekekekekk”

“yah, apa kau yakin dia bisa merubahku menjadi namja? ini salon kecantikan” bisik taeyeon

“kau tenang saja, dia sudah ahlinya merubah gaya apapun” jawab yuri

“hey mengapa diam saja, kajja” ucap gyuri

“Dia sedikit pemalu, ah ya gyuri-ah carikan pakaian untuk menghadiri sebuah pesta untuknya dan ubah dia setampan mungkin” ucap yuri

“Arrasso, serahkan saja padaku” ucap gyuri mengacungkan jempolnya

“kkah masuklah, aku akan pergi sebentar menjemput kekasihku, hubungi aku jika sudah selesai” ucap yuri memberikan sebuah ponsel pada taeyeon

………………………………..

“Yoong kajja antar aku” ucap jessica menghampiri yoona yang asik menonton TV

“Oddiega?” 

“I’m on period, aku lupa membelinya”

“Huh sayang sekali, berarti malam ini kita tak bisa..”

“Yah! Jangan memulai, kau jadi ingin mengantarku atau tidak” potong jessica

“Hehehe aku bercanda aigoo.. Kau seram sekali, kajja kita let’s go” ucap yoona segera mengambil jaketnya

“Kita jalan kaki saja, saat perjalanan kesini tadi aku lihat sebuah mini market tak jauh dari sini” ucap jessica memeluk lengan kekasihnya itu sementara yoona hanya tersenyum

Beberapa menit setelah yoonsic pergi, mobil yang ditumpangi yuri dan tiffany tiba

“Dandanlah secantik mungkin, aku akan kembali menjemputmu” ucap yuri setelah membukakan pintu mobil untuk tiffany

“Eh? Kau akan pergi lagi yul?”

“Nne, aku harus menjemput temanku, kita akan pergi ke pesta bersamanya lagipula dia juga akan tinggal disini tapi di paviliun belakang”

“Arraso aku akan bersiap siap, kau hati hati di jalan yul” ucap tiffany kembali tersenyum dan memberikan kecupan singkat di pipi kelasihnya itu

Yuri pun segera meninggalkan rumah untuk menjemput taeyeon

……….

Begitu sampai

“Yah! Lama sekali eoh! Menyebalkan” ucap taeyeon yang sudah cukup lama berdiri menunggu yuri menjemputnya

“Mianh… Omo!” ucap yuri terkejut saat melihat perubahan pada penampilan taeyeon, wajahnya terlihat lebih cerah dengan tatanan rambut pendek gaya barunya membuat taeyeon benae benar terlihat seperti seorang namja

(Cr : taenghuan51.com)

“Wae…? Ada apa dengan ekspresi menyebalkanmu itu” ucap taeyeon memandang yuri datar

“An..anniyo, kau tampan sekali oppa!” ucap yuri sedikit beragyeo sambil menggodanya

“Yah! Agyeomu membuatku mual, kajja kita harus pergi dari sini”

“Nne oppa.. Jebal…” ucap yuri

Keduanya pun berjalan menuju basement dan memasuki mobil

“Yah, mengapa kau duduk didepan, pindah ke belakang!” ucap yuri saat melihat taeyeon duduk disampingnya

“Wae? Tadi kau memintaku duduk didepan”

“Aku membawa kekasihku, ppali”

“Yaish, arasso” ucap taeyeon kesal, iapun berpindah ke jok belakang”

Diperjalanan

“Taeng aku sudah memberitahu tiffany kalau kau akan tinggal di paviliun”

“Mwo? Yah!! Lalu apa tiffany terlihat marah?”

“Anniyo, dia belum tahu jika itu kau, aku tak memberitahunya”

“Haah… Syukurlah, kau membuatku jantungan”

“Tapi tetap saja kau akan bertemu dengannya”

“Mwo? Otthokhae..?” 

“Aku rasa dia tak akan mengenali penampilan barumu, aku saja hampir tak mengenalimu”

“Yah! Aku telah bersamanya beberapa tahun, bagaimana jika dia tetap mengenaliku huh?”

“Ya… Apa boleh buat, kau harus mengakuinya”

“Yaish… Menyebalkan” ucap taeyeon

*piip piiippp* suara klakson mobil terdengar setelah mobil yuri tiba di rumah barunya itu

“Sudah sampai, kajja” ucap yuri

“Ini rumahmu? Mengapa kita kemari?” ucap taeyeon heran

“Untuk menjemput kekasihku” ucap yuri tersenyum memandang pintu rumahnya yang mulai terbuka, taeyeon pun ikut menoleh

Namun taeyeon sangat terkejut saat tampak seorang yeoja mengenakan dress putih yang berjalan kearahnya, tiffany terlihat sangat anggun

“Y..yyul, jja…jjadi” ucap taeyeon terbata

“Nne dia kekasihku sekarang, kau tak tahu berapa lama aku menunggunya taeng aku senang sekaligus sedih setelah mengetahui hubungan kalian berakhir” ucap yuri membuat taeyeon terdiam menatap yuri yang sudah keluar dari mobil menyambut kekasihnya itu

“Bagaimana penampilanku yul? Apa aku terlihat jelek?” tanya tiffany memutar mutarkan tubuhnya dihadapannya yuri, wajahnya terlihat malu

“Anniyo, kau sangat cantik fany-ah, dan selalu terlihat cantik” ucap yuri tersenyum tenang

“Hahaha kau bisa saja, kajja” ucap tiffany

“Chankkaman, ada seseorang yang ingin aku kenalkan”

“Nne? Nugu?”

“Hey turunlah” panggil yuri pada taeyeon yang masih terdiam didalam mobilnya, tiffanypun ikut menoleh saat pintu mobil terbuka dan menampilkan sosok namja dengan tampilan yang sangat rapi

Perlahan taeyeon berjalan menghampiri kedua yeoja itu dengan kepala yang masih menunduk

Perkanalkan dirimu, ini tiffany… Kekasihku” ucap yuri setelah ada jeda, ia sendiri sedikit ragu dan khawatir jika rahasia taeyeon akan terbongkar

“anyeong, tiffany hwang imnida” ucap tiffany tersenyum mengangkat tangan kanannya

Taeyeon pun mengangkat wajahnya dan kini keduanya saling bertatapan dalam jarak yang dekat

*deg deg deg deg…* detak jantung taeyeon langsung berdetak keras saat melihat wajah tiffany dengan dandanan senada seperti biasanya namun terlihat nampak berbeda dari yang biasanya saat mereka masih menjadi pasangan kekasih, wajah tiffany yang sekarang terlihat begitu cerah

“T..ttae…” ucap taeyeon namun ia terkejut dengan ucapannya yang hampir menyebutkan namanya

“Nne?” ucap tiffany tak mendengarnya

“Taehyuk, kim taehyuk” ucap taeyeon membungkukan badannya dan menjabat tangan tiffany

“Ah… Taehyuk oppa, senang berkenalan denganmu” ucap tiffany tersenyum kembali pada taeyeon “kajja kita berangkat” ucapnya kembali pada yuri

“Nne kajja” ucap yuri membukakan pintu mobilnya untuk tiffany “ayo oppa” lanjutnya pada taeyeon yang masih terpaku

“Ah n.. Nne” ucap taeyeon segera memasuki mobil

Tiffany duduk disamping yuri yang mengemudikan mobil sementara taeyeon duduk di jok belakang

Selama diperjalanan menuju rumah sunny taeyeon lebih memilih diam memperhatikan interaksi mantan kekasihnya yang kini telah menjadi kekasih adik tirinya itu. Satu sisi ia bersyukur saat tiffany tak mengenalnya, namun sisi lain hatinya sedikit sakit melihat hal itu terlebih tiffany memang sudah tak ingin mengenalnya. Namun ia bersyukur bisa meoihat tiffany terlihat bahagia bersama yuri

…………………………………

Maksud hati ingin berbelanja di sebuah mini market, yoona dan jessica justru malah mengunjungi sebuah mall besar tak jauh dari sana hingga keduanya tak menyadari hari sudah gelap

“Mwo? Sudah jam 9, kau sih keasikan berbelanja” ucap yoona setelah melihat jam tangannya

“Yah bukankah kau sendiri yang menawariku kemari”

“Hehehe apa boleh buat, kau terlihat menyeramkan tadi”

“Mwo?” ucap jessica kembali menatapnya tajam

“Anniyo… Aku hanya bercanda, kajja kita pulang dan makan malam di rumah saja” ucap yoona menggandeng tangan kekasihnya itu

Keduanya kembali berjalan menuju tempat tinggal barunya

Namun ditengah perjalanan saat keduanya melewati gang sepi, saat berbelok langkah mereka terhenti ketika melihat segerombolan pria yang sedang mabuk dan bermain main di gang itu

“Omo! Pertanda buruk” ucap yoona, jessica pun ikut terkejut melihatnya

“Sebaiknya kita putar arah dan mencari taksi saja yoong” ucap jessica mengeratkan genggaman tangannya pada lengan yoona

Sayangnya saat keduanya berbalik salah seorang dari kelima pria yang sedang mabuk itu melihat keduanya

“Hey… Noona noona, oddiega? Mengapa berputar arah? Kemarilah bersenang senang bersama kami hahaha” ucap namja itu diiringi tawa teman temannya, mereka mulai berjalan mengikuti yoona dan jessica

“Jangan dengarkan, kajja” ucap jessica kembali melangkahkan kakinya

“Hey mau kemana? Kenapa buru buru sekali?” ucap seorang namja yang tiba tiba muncul dari gang lain yang sudah menghadang mereka

“Wow, sukjin-ah kau datang diwaktu yang tepat, apa kau membawa soju pesanan kami?”

“Tentu saja, ah.. Sepertinya ada yang akan bergabung bersama kita” ucap pria bernama sukjin itu mendekati yoona dan jessica yang mulai berjalan mundur

Langkah keduanya terhenti saat kelima namja itu sudah berada dekat di belakangnya

“Yoong aku takut” bisik jessica ketakutan dan memejamkan kedua matanya, yoona pun memeluknya

“Hey jangan takut noona, aigoo… Butt mu seksi sekali” ucap sukjin dengan tangannya hendak menyentuh butt jessica

“Yah, jangan sentuh! Itu milikku!” ucap yoona kesal menepis tangan namja itu

“Aigoo.. Jadi kalian sepasang kekasih eoh? Sayang sekali kalau begitu, bagaimana jika kalian bersama kami saja? Kami lebih nikmat hahaha” ucap bos dari keenam namja itu kembali tertawa ,tangannya hendak merangkul pundak jessica

“Jangan mimpi” ucap yoona langsung menarik rangan namja itu dan memutarnya

“Akkkh!!!” teriak namja itu kesakitan mambuat teman temannya terkejut

“Yah mengapa kalian diam saja, bantu aku!” ucap namja itu membuat kelima temannya tersadar dan mulai menyerang yoona, yoona pun mendorong namja itu dan melindungi tubuh jessica dari serangan para namja yang sedang mabuk itu hingga terjadi perkelahian

Jessica semakin ketakutan dan khawatir melihat yoona beberapa kali diserang namun ketakutan itu perlahan berubah menjadi rasa kagum, yoona yang ia lihat kini berbeda dari yoona yang saat pertama kali ia temui dengan kasus yang sama saat bertemu dengan beberapa preman. Dulu yoona hanya berpura pura pingsan untuk menyelamatkan dirinya namun kini ia melihat yoona dengan sigap melawan para namja itu hingga satu persatu mereka tersungkur menerima pukulan dari yoona

*brukkk!!!*

“Akh!! Ampun noona, kami tak akan mengganggu lagi” ucap salah satu namja yang terakhir dibuat K.O oleh yoona

“Awas saja aku menemui kalian yang sedang mwngganggu seorang yeoja lagi, akan kupatahkan leher kalian satu persatu! Arrasso?!” ucap yoona mengancam mereka

“Nne.. Arrasso…” ucap keenam namja itu yang masih terbaring kesakitan

“Kajja” ucap yoona menggengam tangan jessica membawanya meninggalkan gang itu

“Y..yyong benarkah itu kau?” ucap jessica masih merasa terkejut

“Wae…? Apa kau melihat malaikat pencabut nyawa disekelilingku?”

“Anniyo, aku hanya tak menyangka”

“Entahlah, aku seperti mendapat kekuatan saat orang lain ingin menyentuhmu, dan aku baru sadar jika aku sudah berlatih beladiri” ucap yoona

“Aku tidak ingin terjadi hal yang buruk padanya, tapi aku juga tidak bisa selalu menjaganya, bahkan mungkin suatu saat aku tidak bisa ada disampingnya lagi” ucap yuri, kini wajahnya terlihat serius

“Wae? Kau terdengar seperti akan pergi jauh”

“Untuk saat ini aku tak bisa melindunginya, untuk itu aku ingin memintamu untuk selalu disampingnya, percayalah walaupun dia menyebalkan tapi yoong anak yang baik, dia akan selalu melindungi seseorang yang ia cintai”

Jessica tersenyum mengingat kembali ucapan yuri yang terbukti itu, iapun semakin mengeratkan pelukannya pada lengan kekasihnya itu

“Wae? Kau sesenang itu?”

“Tentu saja, setidaknya kau jadi bisa menjaga dirimu bahkan melindungiku, gomawo…”

“Nne? Hanya itu?” ucap yoona menghentikan langkahnya

Keduanya sudah sampai didepan rumah

“Memangnya apa lagi?” tanya jessica innocent membalikkan badannya menghadap yoona

“Anniyo…” ucap yoona kembali berjalan mendahuluinya, namun saat melewati tangan jessica meraih tangan yoona dan menariknya cukup hingga yoona kembali berbalik

*cupp* dengan cepat jessica membingkai wajah yoona dan mencium bibirnya yang tentu saja membuat yoona terkejut atas perlakuannya

Namun yoona tersenyum senang dengan kedua tanganya terangkat memeluk pinggang jessica dan membalas ciuman kekasihnya itu

………………..

Yuri, tiffany dan taeyeon telah tiba digedung milik tuan choi tempat diadakannya pesta ulang tahun sunny.

“Sepertinya kita sedikit terlambat, oppa apa kau sudah memakai topengmu?” tanya yuri yang mulai memakaikan topeng begitupun tiffany

“Ah aku lupa menaruhnya, kalian duluan saja sepertinya topengku terjatuh”

“Yaish… Baiklah, kau langsung masuk saja nanti, gunakan ini” ucap yuri memberikan kartu undangan pada taeyeon

“Nne… Bersenang senanglah” ucap taeyeon

Yuri dan tiffany pun mulai berjalan memasuki lift ,saat itu taeyeon mulai memakaikan topengnya yang sedari tadi ia simpan didalam saku jasnya, iapun keluar dari mobil dan memasuki lift yang lain

“apa kami terlambat?” ucap yuri saat disambut oleh sooyoung

“sedikit, kira kira satu jam lah” ucap sooyoung diikuti tawa yuri

“hahah mianhae, pestanya sudah mulai?”

“nne, langsung bergabung saja, ah ya apa hanya kalian berdua?” tanya sooyoung

“nne, adikku dan kekasihnya menghilang sedari pagi ,ah ya dia kemkasihku sekarang”

“omo! anyeong eonnie, mian aku baru menyadari jika kau tiffany eonnie, kau selalu saja terlihat cantik” ucap sooyoung

“gomawo youngie-yaa kau juga semakin tampan” canda tiffany

“yah, kalian jangan saling menggoda yaish…” ucap yuri, ketiganya pun kembali tertawa hingga tanpa mereka sadari tengah diawasi oleh beberapa anak buah tuan choi

“sasaran sudah berada disini, tapi sekarang sedang bersama sooyoung noona” ucap jinyoung salah satu anak buah tuan choi yang berdiri tak jauh dari ketiga yeoja itu

“tetap awasi dan ikuti gerak geriknya hingga pesta usai, lalu tangkap bahkan bunuh mereka saat pulang”

“baiklah”

……

taeyeon berjalan memasuki ruangan dimana pesta diadakan setelah berhasil masuk tanpa dicurigai karena kartu undangan yang diberikan oleh yuri.

ia terus berjalan melewati para tamu undangan yang sedang menikmati alunan musik klasik dalam pesta tersebut kepalanya masih sibuk menoleh ke segala arah mencari sosok yang selama ini dia rindukan hingga tak butuh waktu lama ia meenemukan sosok itu sedang duduk tak jauh darinya 

taeyeon pun tersenyum dan kembali melangkahkan kakinya menghampiri yeoja itu, namun baru beberapa langkah ia kembali terhenti saat melihat tuan choi membawa beberapa namja yang masih terlihat muda menghampiri yeoja itu

“sunny-ah mengapa kau diam saja? apa kau tak menikmati pesta yang sudah appa buat ini eoh?” ucap tuan kwon membuyarkan lamunan sunny

“anniyo, ada apa appa kemari”

“appa mengundang beberapa rekan perusahaan appa yang mungkin bisa berteman baik dan bekerja sama denganmu” ucap tuan choi memperlihatkan 3 orang namja yang sudah berdiri dibelakangnya, sementara sunny hanya menatap malas pada ketiga namja itu

“hmm… aku tak membutuhkan itu”

“yaish… jangan seperti itu, kkah nikmati perkenalan kalian, appa akan kembali menemui tamu undangan lainnya” ucap tuan choi berlalu meninggalkan putrinya bersama ketiga namja itu

“anyeong, apakah kami boleh duduk bergabung?”

“duduklah” ucap sunny

“perkenalkan kim jaejoong imnida” ucap salah satu namja itu mengulurkan tangannya

“sunny” jawab sunny membalas tangan jaeejong

“gongchan imnida” ucap namja kedua

“minwoo imnida” ucap namja ketiga, sunny pun tersenyum singkat menganggukkan kepalanya

“kim taehyuk imnida” ucap taeyeon yang baru saja ikut bergabung di meja mereka membuat sunny dan ketiga namja dihadapannya menoleh kearah pemilik nama itu

“nugu? apa aku sudah mempersilahkanmu duduk? tidak sopan” ucap sunny dengan nada sinisnya, ia memang terkenal dingin pada orang orang yang belum dikenalnya

“dia rekanku sekaligus dirut baru diperusahaan gameku sunny-ah hehe mianhae dia memang begitu” ucap yuri menepuk pundak taeyeon, beruntung ia datang disaat yang tepat

“oh begitu” ucap sunny singkat segera berdiri menyambut yuri

“selamat ulang tahun, kau masih saja terlihat pendek eoh” ucap yuri memberikan kado dan memeluk sunny

“yaish..! menyebalkan, gomawo..” ucap sunny membalas pelukan yuri “kau?” ucapnya kembali saat melihat tiffany berdiri dibelakang yuri

“dia datang sebagai kekasihku” ucap yuri

“ah… begitu, duduklah” ucap sunny

“anniyo, aku belum menemui ayahmu, kalian kembali mengobrol saja” ucap yuri “dan kau… kau jangan menggodanya, arra?” lanjutnya sambil menunjuk taeyeon

sunny pun kembali memandang taeyeon yang diketahuinya sebagai kim taehyuk itu. ada perasaan berbeda saat memandang namja itu. ia pun kembali duduk

“sunny-shi senang sekali mendengar anda akan bergabung dengan perusahaan tuan choi” ucap jaejoong

“nne… aku juga, aku harap kita bisa menjadi mitra dan bekerja sama dengan baik” tambah minwoo

“apa kau sudah memikirkan kembali dengan keputusan itu? apa yakin akan merasa nyaman?” ucap taeyeon membuat sunny kembali menatapnya

“maksudmu?” ucap sunny

“anniyo hanya saja apa tidakkah terlalu munafik jika menyukai apa yang sebenarnya tidak kita sukai?” ucap taeyeon tersenyum sinis

“yah, kau tak pantas berkata seperti itu padanya, kau tak tahu jika dia adalah pewaris perusahaan tuan choi huh?” ucap gongchan

sementara sunny hanya menatapnya sinis merasa tersinggung dengan ucapan taeyeon

“suka atau tidaknya bukankah ini sama sekali bukanlah urusanmu?” ucap sunny membuat taeyeon terdiam

“kau benar, itu memang bukan urusanku, aku hanya tak ingin kau mengambil langkah yang salah, karena jika kau sudah tersesat maka kau akan sulit untuk kembali” ucap taeyeon segera berdiri dan meninggalkan mereka, namun sunny masih terus menatap punggung taeyeon yang berjalan semakin menjauh

“sunny-shi?” panggil minwoo

“n..nne?” ucap sunny mengalihkan pandangannya pada minwo, namun saat kembali menoleh sayangnya sosok taeyeon sudah tak terlihat lagi

“sunny-shi bagaimana kalau kita..”

“mianhae aku harus menemui adikku, senang bisa mengenal kalian” ucap sunny segera berdiri dan meninggalkan ketiga namja itu

Sunny berjalan kearah dimana taeyeon pergi, entah kenapa tubuhnya merasa tertarik untuk kembali menemui namja bernama taehyuk pergi padahal ia sendiri merasa kesal pada namja itu. namun sayangnya sosok taehyuk tak ditemukannya karena banyaknya tamu undangan yang sedang melakukan dansa bersama para pasangannya. namun saat akan kembali tiba tiba seseorang menarik tangannya dan memeluk pinggang sunny membuat sunny terkejut segera melepaskan diri namun tangan orang itu cukup kuat hingga ia berhenti memberontak saat wajahnya terangkat melihat sosok yang berani memeluknya itu, kim taehyuk a.ka taeyeon

“kau mencariku?” ucap taeyeon tersenyum

“anniya, lepaskan aku” ucap sunny kembali berontak

“anniyo sampai musik berhenti, nikmati saja.. musik klasik akan membuat pikiranmu tenang jika diresapi” ucap taeyeon membuat sunny terdiam dengan ucapannya, perlahan tubuhnya pun ikut bergerak mengikuti gerakan taeyeon, tangannya mulai terangkat melingkari leher taeyeon dan keduanya menikmati dansa bersama para pasangan lainnya

“pundak ini….” ucap sunny dalam hati, sosok kim taehyuk entah kenapa mengingatkannya pada taeyeon

“apa kau baik baik saja?” ucap taeyeon

“maksudmu?”

“apa kau baik baik saja?” ucap taeyeon kembali

“anniyo” jawab sunny pelan namun masih dapat didengar taeyeon

….

“anyeong tuan choi” ucap yuri menyapa tuan choi yang sedang berkumpul dengan para ceo perusahaan besar

“hey yul, aigoo… kau semakin cantik saja” ucap tuan choi menyambut yuri dan mengajaknya bergabung

“ah ya aku dengar belum lama ini kau membuka perusahaan aplikasi games yang cukup terkenal” ucap tuan choi kembali membuat para ceo lain saling menatap kagum

“ahahaha anniyo, masih belum sesukses itu..” ucap yuri tertawa malu

“aigoo.. jangan merendah seperti itu, lihatlah dia masih sangat muda tapi jiwa pekerja kerasnya begitu membara, aku harap anakku sepertimu” puji tuan choi pada rekan rekannya

“hahaha tuan bisa saja, ah ya aku akan berdansa bersama kekasihku”

“nne.. nne.. nikmati pestanya yul” ucap tuan choi tersenyum memandang yuri yang sudah berjalan menuju tempat dansa, perlahan senyuman tuan choi pun berubah menjadi tersenyum smirk menatap yuri

“mengapa sedari tadi kau diam saja? apa kau tak nyaman?”

“hemm… sedikit, kenapa kau tak memberi tahuku jika ini ulang tahun sunny?” ucap tiffany tersenyum malu

“minhae… apa sebaiknya kita pulang sekarang?”

“an.. anniyo.. andwae, aku sudah tak apa apa sekarang, aku hanya merasa sedikit tak nyaman saat kau bersama mereka” ucap tiffany menoleh kembali menatap tuan choi dengan rekan rekannya

“ah.. akupun begitu hahaha, kajja kita berdansa”

“nne..? t..ttapi aku belum pernah berdansa, aku masih belum bisa”

“tenang saja, hanya ikuti gerakanku, lambat laun kau akan menikmati dan menyukainya” ucap yuri menghadap tiffany, menggenggam kedua tangannya hingga melingkarkan pada lehernya, kedua tangan yuri pun melingkar pada pinggang tiffany

“otthokhae?” tanya yuri setelah mulai berdansa

“aku menyukainya” ucap tiffany tersenyum mengangkat wajahnya memandang yuri, yuripun menurunkan wajahnya dan mencium bibir tiffany

………………..

pesta telah usai, yuri dan tiffany pun pamit untuk pulang

“mobil yang membawa mereka sudah bergerak, segera ikuti” ucap jinyoung yang sudah sigap didalam van bersama rekan rekannya, mereka pun mengikuti mobil yuri

“tidurlah, kau terlihat mengantuk fany-ah, mianhae membuatmu lelah karena belum beristirahat sepulang bekerja”

“gwaenchanna… aku senang bisa seperti ini denganmu yul, sangat jarang sekali” ucap tiffany

“hehehe aku juga senang, akan aku usahakan agar kita bisa selalu seperti ini” ucap yuri mengusap usap kepala tiffany

“Suasana tampak sepi, segera lakukan!” ucap jinyoung pada walkie talkie

“nne” ucap seseorang dibalik walkie talkie itu yang sudah mengendarai sebuah truk besar yang berada di belakang van yang dikendarai jinyoung dan rekan rekannya, namja itu pun menginjakkan gas mendahului van hingga kecepatan truk itu semakin bertambah dan…

*brakkk!!!!!* dengan kencang truk itu menabrak sebuah mobil yang berada didepannya hingga berhasil terguling beberapa kali

…………..

*prank!!!!*

“yah! apa yang kau lakukan” ucap jessica setelah mendengar sebuah benda jatuh di dapur

“manhae, piringnya licin saat akuncuci hingga jatuh hehehe” ucap yoona tersenyum innocent

“yaish… selalu saja ceroboh, chankkaman jangan disentuh nanti pecahannyabakan melukai tanganmu, aku akan membawakan sapu” ucap jessica meninggalkan yoona

perlahan senyuman yoona menghilang, tangannya meraba dadanya

“perasaan apa ini?” ucapnya dalam hati saat merasakan detak jantungnya tiba tiba berdetak begitu cepat

TBC

We Are Different part 10

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl


Diacara upacara kematian taeyeon

Yuri berjalan keluar begitu merasa tak nyaman dengan kehadiran Tuan Choi dan para anak buahnya.

Ia pun menghampiri amber yang sedang berdiri menghadap sebuah danau sambil menikmati rokok yang dihisapnya di luar gedung

“Yah, bisa bisanya kau melakukan hal ini di acara seperti ini” ucap yuri langsung merebut puntung rokok itu dan membuangnya ketempat sampah setelah bara pada rokok itu ia celupkan ke air danau

“Yaish… Kau menggangguku saja, aku merasa stress di dalam melihat orang2 menangis” ucap amber

“Hmmm… Mereka merasa kehilangan, babo!” 

“Aku tahu…” ucap amber, namun kini pandangannya teralihkan pada sebuah mobil berwarna hitam yang melintas dengan kecepatan yang sedikit kencang tak jauh di belakang yuri

Yuri pun ikut memutar badannya dan melihat mobil yang dipandangi amber sudah melaju jauh

“Ada apa?” tanya yuri merasa heran

“mobil itu terlihat aneh, apa keadaan di dalam baik baik saja?”

“Hmmm… Tuan choi dan anak buahnya baru saja tiba, aku malas melihatnya”

“Ah… Jadi karena itu ke keluar?”

“Anni, aku akan pergi ke suatu tempat sebentar, aku akan kembali lagi nanti”

“Oddiga? Apa aku perlu mengantarmu?”

“Menjenguk teman lamaku, andwae kau jaga adikku saja, dia sedang ikut membantu hyoyeon di dalam”

“Baiklah, hati hati bos” ucap amber melambaikan tangannya, ia pun berjalan memasuki gedung itu begitu melihat yuri sudah pergi dengan mobilnya

Setelah menempuh 30 menit perjalanan dengan kecepatan penuh akhirnya yuri tiba di klinik di sebuah desa yang berjarak sedikit jauh dari seoul

Ia memasuki klinik itu dan langsung tersenyum pada seorang yeoja berusia 2 tahun lebih muda darinya

“Saat mendengar suara mobil aku tahu itu pasti kau unnie” ucap yeoja itu

“Jinja? Wah instingmu tajam juga seolhyun-ah” ucap yuri pada yeoja yang memiliki nama kim seol-hyun itu

Seolhyun adalah seorang hoobae yuri di sekolah kursus bela diri dulu, keduanya tampak akrab seperti bersaudara karena yuri selalu memperlakukannya sebagai seorang adik layaknya yoona

Walaupun keduanya sudah berpisah setelah yuri lulus namun hubungan mereka masih dekat

Kini setelah lulus kuliahnya, seolhyun bekerja sebagai seorang dokter di sebuah desa di daerah ilsan. Yuri lah yang membantu membangun rumah untuk tempat tinggal seolhyun dan bahkan sebuah klinik cukup besar untuk kebutuhan dan rawat inap para penduduk desa yang membutuhkan perawatan

Kini klinik itu memiliki 10 karyawan yang dibagi sebagai perawat dan apoteker dan seolhyun yang menjadi kepala klinik

“Tentu saja.. Aku selalu mengikutimu saat masih berlatih bela diri dulu” ucap seolhyun bangga
“Hahaha baguslah, ah aku jadi rindu songsaengnim”

“Aku juga, unnie apa kau sudah makan?”

“Sudah seolhyun-ah, aku kemari untuk bertemu dengannya”

“Ah.. Aku mengerti, kajja” ucap seolhyun mengantar yuri ke klinik yang tak jauh dari rumahnya itu

Tak berapa lama keduanya pun tiba di sebuah ruang rawat, disana terbaring seorang yeoja yang masih terlelap dengan beberapa peralatan medis yang masih terpasang pada tubuhnya. Yuri pun langsung menghampiri dan berdiri disamping yeoja itu

“bagaimana keadaannya?” tanya yuri

“sudah mulai membaik unnie, beruntung dia memiliki tubuh yang kuat” ucap seolhyun

Yuri mengangguk paham dan kembali menatap yeoja itu

“lekaslah bangun dan bantu aku” ucap yuri dalam hati sambil tangannya mengusap usap kepala yeoja yang tengah terbaring lemah itu

………………………………

Yoona terbangun saat sebuah suara mengusik telinganya, perlahan kedua matanya terbuka dan melihat seorang yeoja yang sangat ia kenal sedang duduk menatapnya, yeoja itupun tersenyum padanya

“Bahkan dalam mimpipun kau terlihat sangat cantik” ucap yoona dalam hati, iapun kembali memejamkan matanya sambil menyunggingkan senyumnya karena merasa bahagia bisa bertemu kembali dengan yeoja yang sangat ia rindukan, jessica jung yang kini hadir kembali dalam mimpinya

“Yah! Mau sampai kapan kau tidur huh?” ucap seorang yeoja membuat yoona kembali membuka matanya dan kembali melihat jessica dihadapannya, kini kesadaran yoona sudah pulih dan ia benar benar melihat jessica yang nyata adanya

“Omo!! Mengapa kau ada disini?” ucap yoona dengan keterkejutannya hingga ia melompat dan duduk diatas tempat tidur

*plakk!!!*

“Dasar bodoh! tentu saja, ini apartemenku!” ucap jessica setelah memukul kepala yoona

“aw.. Yah! Appo…” ucap yoona mengusap usap kepalanya “tapi.. Apa aku masih bermimpi ya?” ucapnya kembali sambil mengangkat wajahnya menerawang menatap langit langit kamar

Jessica pun dengan cepat langsung menarik telinga yoona membuat yoona meringis

“Bagaimana? Apa sekarang kau masih berpikir kalau ini mimpi?”

“Aw aw aw…! Yah, ampun… arra arra.. ini bukan mimpi” ucap yoona mencoba melepaskan tangan jessica

Jessica pun melepaskan tarikannya pada telinga yoona

“Tapi.. Mengapa aku ada disini?” tanya yoona sambil mengusap udap telinganya yang sudah seperti kepiting rebus itu

“I don’t know, seseorang menekan bel pintu apartemenku dan saat ku buka ternyata kau sudah berbaring di depan pintu, apa yang terjadi?” ucap jessica mulai terlihat khawatir, kini ia duduk dijadapan yoona yang jaraknya cukup dekat

“M..mmolla, aku tak ingat” ucap yoona gugup karena wajah jessica cukup dekat dengannya

“Kau yakin? Kau sudah pingsan selama 12 jam”

“Jinja?” ucap yoona terkejut dan melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam “tapi.. Aku tak bisa mengingat apapun yang terjadi tadi pagi” lanjutnya

“Kau memakai pekaian serba hitam, apa kau sudah mengunjungi makam ibumu?”

“Eomma?” ucap yoona menundukkan wajahnya dan melihat tubuhnya memakai kemeja dan celana berwarna hitam

“Omo!! Aku baru ingat! Tadi pagi aku berada di dalam gedung saat upacara pemakaman!” ucap yoona kembali merasa terkejut setelah ingatannya kembali

“Huh? Upacara pemakaman? Siapa yang meninggal?” tanya jessica

“T.. Ttaeyeon unnie”

“Taeyeon? Mantan kekasih tiffany? Apa yang terjadi?” tanya jessica merasa terkejut tak menyangka

“Rumahnya terjadi pengeboman hingga semuanya hancur, dan dari bukti bukti yang didapat taeyeon unnie berada didalam rumahnya dan menjadi korban” ucap yoona dengan tatapan sedihnya, bagaimana pun juga ia tahu jika taeyeon adalah kakak tirinya

“Hmm.. Pantas aku tekan bel apartemennya sama sekali tak ada jawaban, dan dia telah mengganti passwordnya”

“Anniyo, fany unnie tak menghadiri acara itu, aku datang sendiri” ucap yoona

“Jinja? Mungkin dia sedang butuh waktu untuk menyendiri”

“Hmmm…” Gumam yoona memikirkan tiffany yang sudah ia anggap sebagai unne nya itu

Keduanya terdiam cukup lama hingga yoona kembali mengangkat wajahnya

“Ahjumma” panggil yoona membuat jessica menatapnya

“Mwo?” ucap jessica mulai kesal saat yoona kembali memanggilnya dengan panggilan itu

Namun rasa kesalnya perlahan menghilang saat yoona tiba tiba memeluknya

*degdegdegdeg* detak jantung jessica mulai berdetak cepat dalam pelukan yoona

“Mianhae… Jeongmal mianhae dengan apa yang sudah aku lakukan padamu” ucap yoona semakin mengeratkan pelukannya “Aku senang akhirnya kau kembali, aku mohon jangan pergi lagi, dan jangan pernah pergi lagi” lanjutnya

Jessicapun perlahan melepaskan pelukannya, ia melihat yoona masih menundukkan kepalanya karena merasa bersalah

“Tak apa jika kau membenciku, setidaknya jangan menghilang dari pandanganku, aku benar benar……”

*cuppp*

Belum sempat yoona melanjutkan bicaranya, jessica telah mengunci mulutnya dengan mulut jessica membuat yoona membelalakkan kedua matanya karena terkejut

*degdegdegdeg* detak jantung keduanya kembali berdetak cepat dengan kedua bibir yangasih menempel itu

Perlahan yoona memejamkan matanya, tangannya terangkat membingkai wajah jessica dan mulai membalas ciuman jessica

“Mmmh….” erang jessica ikut memejamkan matanya menikmati lumatan bibir yoona yang terasa lebih lembut dibandingkan dengan yang pernah yoona lakukan terhadapnya saat di tempat gym dulu

Tubuh jessica sedikit terdorong hingga perlahan ia berbaring diatas tempat tidur dengan posisinya yang berada dibawah tubuh yoona, meskipun posisinya berubah keduanya tak berniat untuk melepaskan pagutan bibirnya satu sama lain

Tangan jessica mulai mengusap dan menekan kepala yoona agar memperdalam ciumannya begitupun tangan yoona mulai turun melesap memasuki kaos tidur yang jessica kenakan

Jessica sedikit mengangkat tubuhnya membantu yoona melepaskan pengikat bra yang ia kenakan hingga berhasil terlepas, tangan yoona pun mengusap lembut punggung halus jessica, ia mulai melepaskan kaos jessica hingga semuanya terlepas dan menampilkan tubuh halus jessica yang membuatnya semakin mabuk kepayang

*ahayy… Deuh!!*

Lanjutin dan bayangin sendiri!! 😤 dasar keenakan 😒

……………………………………….

“fany-ah” panggil yuri ketika baru saja sampai dan melihat tiffany sedang berdiri sendirian didepan sebuah foto taeyeon yang sudah terpasang di rumah duka, yuri segera berlari menghampiri tiffany

“yul” panggil setelah membalikkan badannya dan menerima pelukan yuri

“gwaenchanna?” tanya yuri khawatir mengeratkan pelukannya dan mengusap kepala tiffany

“nne… gwaenchanna yul, tadi pagi aku hanya terlalu terkejut”

“uljimma… jangan menangis lagi” ucap yuri melepaskan pelukannya, kini kedua tangannya membingkai wajah tiffany

“nne..” ucap tiffany tersenyum menatap yuri, kini senyumannya tak dipaksakan lagi

Tiffany sudah merasa tenang setelah melihat yuri

“kajja, sudah mulai larut” ucap yuri menggenggam erat tangan tiffany dan membawanya keluar dari rumah duka

“yul” panggil tiffany menahan tangan yuri dan menghentikan langkahnya

“nne? ada apa?”

“apa kau sudah makan? aku lapar” ucap tiffany dengan senyum innocent nya

“huh?” gumam yuri heran dan melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 11 malam itu, tak biasanya tiffany merasa lapar pada jam segitu, namun ia mengerti pasti tiffany seharian hanya mengurung diri memikirkan taeyeon “baiklah kajja kita mencari makanan, aku juga lapar” ucap yuri kembali menggenggam tangan tiffany dan menuntunnya, tiffany pun kembali tersenyum

tak berapa lama keduanya tiba di sebuah kawasan tempat makan yang buka tengah malam, suasana disana masih cukup ramai karena terletak di pusat kota

“kau ingin makan apa?” tanya yuri sambil melihat lihat kedai makan yang berjejer rapi dengan beragam warna lampu lampu yang menghiasi setiap toko agar bisa menarik perhatian para pejalan kaki

“em… aku ingin ramyeon pedas dan tteokbokki” ucap tiffany membuat langkah yuri terhenti dan kini menatapnya datar pertanda ia tak mengizinkan keinginan tiffany, bagaimanapun juga perut tiffany pasti masih belum terisi makanan dan itu akan membuatnya sakit jika memakan pedas

“baiklah… ramyeon tak pedas dan kue beras manis saja” ucap tiffany pasrah, yuri pun berubah ekspresi menjadi tersenyum senang, ia kembali menarik tangan tiffany dan dengan semangat menuju kedai ramyeon idolanya yang selalu ia kunjungi bersama adiknya yoona

“aiigoo… lihatlah siapa yang datang, akhirnya aku bisa melihatmu kembali tampan” ucap ahjumma sang pemilik kedai ramyeon itu pada yuri yang baru saja masuk

“hahaha… ahjumma, apa aku semakin tampan?” canda yuri dengan menaruh jari jempol dan telunjuk dibawah dagunya membentuk huruf V itu sambil tersenyum smirk

“tentu saja kau semakin tampan anakku hahah, omo kau juga semakin cantik miyoung-ah, ah… kalian semakin terlihat cocok saja hahaha carilah tempat duduk, aku akan menyiapkan makanan kalian” ucap ahjumma itu masih tertawa senang berjalan menuju dapur

“ahjumma masih saja tak berubah” ucap tiffany tertawa kecil menatap punggung ahjumma itu

“kau benar, ah aku merindukkannya” ucap yuri ikut menatap ahjumma itu “kajja kita duduk” lanjutnya

keduanya pun duduk dan tak butuh waktu lama ahjumma sudah kembali membawakan 2 mangkuk ramyeon dan kue beras manis lalu dihidangkannya di meja YulTi

“tumben adikmu tak ikut” ucap ahjumma

“anni, ini kencan kita berdua hehehe” ucap yuri membuat tiffany mencubit lengannya merasa malu

“aigoo… dasar anak muda jaman sekarang, bahkan beberapa minggu yang lalu adikmu pun kemari membawa kekasihnya”

“jinjja?”

“nne… mereka sangat cocok, aigoo… tangkapan kalian memang sangat lah bagus hahaha” ucap ahjumma itu kembali tertawa diikuti yuri

“what? tangkapan?” ucap tiffany terkejut dengan suara pelannya, sementara yuri hanya mengedipkan sebelah matanya begitu mendengar ucapan tiffany

“makanlah, aku tinggal dulu ya, pelanggan malam ini lumayan banyak, nikmati kencan kalian”

“nne ahjumma, kamsahamnida..” ucap yuri dan tiffany

“yul, kenapa aku tak melihat yoong?”

“aku juga sempat kehilangannya setelah meninggalkannya di acara tadi siang, setelah aku kembali yoona sudah tak ada, aku sempat khawatir tapi tadi saat menjemputmu aku kembali menghubunginya dan yoona akhirnya menjawab teleponku, dia sedang bersama jessica”

“jessica?”

“nne, sahabatmu sudah kembali ke seoul”

“jinja?” ucap tiffany tersenyum senang karena sahabatnya sudah kembali “berarti malam ini yoong menginap di apartemen jessica?”

“nne… “ ucap yuri

setelah makan malam selesai, yuri mengantar tiffany ke apartemennya

“apa kau akan menemui yoong?”

“anniyo aku langsung pulang, kau lekaslah istirahat besok aku akan kembali kesini”

“apa kau tak ke kantor?”

“anni, sudah satu minggu ini mr lee jarang memanggil, mungkin karena ada kasus ini mr lee jadi membebaskanku, jadi aku tak terlalu sibuk” ucap yuri “lagipula aku pikir kau sedang membutuhkan seseorang untuk menghiburmu” lanjutnya

“nne… aku sangat membutuhkan itu” ucap tiffany tersenyum menatap yuri

“baiklah, besok aku akan kemari, sekarang lekaslah tidur” ucap yuri mendorong masuk tiffany kedalam apartemennya

“nne, kau hati hati dijalan yul” ucap tiffany

Yuri pun tersenyum melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan apartemen

………………………………………..

Keesokan harinya, tiffany sedang membereskan barang barang kenangannya ketika masih bersama taeyeon, ia masukkan barang barang itu kedalam kardus yang akan ia simpan, menurutnya kini barang barang itu tak lagi harus ia pandangi karena akan melukai hatinya meskipun kini ia sudah merelakan taeyeon pergi. Saat memasukkan barang terakhir, tiffany terdiam melihat barang itu sebelum memasukkannya kedalam kardus, ia membalikkan barang itu yang berupa sebuah bingkai berisi foto dirinya bersama taeyeon yang terlihat bahagia

“secepat itukah kau pergi? bahkan aku masih belum memaafkanmu” ucap tiffany memandang foto bergambar dirinya bersama dengan yeoja yang pernah dicintainya itu

*tingtong* tiba tiba bel pintu berbunyi, dan tepat saat itu sebuah sms masuk pada ponselnya

“aku sudah di depan pintu ^_^”

Tiffany pun tersenyum segera memasukkan foto itu kedalam kardus dan langsung berlari membukakan pintu, namun ia terkejut saat melihat orang yang sedang berdiri berhadapan dengannya itu, orang itu mengeluarkan senyum smirknya dan….

*slebb!!*

sebuah pisau tajam pun menembus perutnya tanpa sempat menghindar hingga tetes demi tetes darah keluar dan mengalir dari dalam perut yeoja itu, perlahan senyuman manis itupun menghilang

*brukkkk!!!*

“Kyaaaa….!!” teriak tiffany langsung terbangun, ternyata itu hanyalah mimpi buruk yang ia alami

Tiffany masih terdiam mengatur nafasnya yang masih terengah engah karena terkejut dan ketakutan, perlahan ia mengusap wajahnya mencoba menenangkan diri

*tingtong….*

Tiffany kembali terkejut mendengarkan bel pintu apartemennya berbunyi, kini suara itu terdengarnya

“Apa itu benar benar yuri?” ucapnya dalam hati, ia pun mengambil ponselnya dan segera menghubungi yuri

“Yoboseyo, ada apa fany-ah?”

“Yul, apa kau sudah kesini?”

“Anni, aku baru selesai mandi dan bersiap siap, wae?”

“An..anniyo, lekaslah kem.. Kemari” ucap tiffany dengan suara terbata

“Apa yang terjadi fany-ah?” 

“Anni.. Aku hanya mengalami mimpi buruk”

“Baiklah aku akan segera kesana, kau tenangkan pikiranmu”

Tiffany mematikan teleponnya dan kini bel pintu kembali berbunyi, ia mulai bangun dan berjalan menuju pintu. Tiffany pun mengintip melalui lubang kecil pintu itu namun ia tak melihat siapapun disana dan kini ia kembali ketakutan

*tingtong*

“Kyaaa..” teriak tiffany karena terkejut belnya kembali berbunyi

“Pwffft… Hahaha ssst….” 

“Huh?” gumam tiffany merasa heran setelah mendengar sebuah suara tawa dibalik pintu, iapun mencoba memberanikan diri membukakan pintu itu

“Tada……!!!!” teriak yoona dan jessica yang sudah membawakan cake ulang tahun dan lilin yang sudah menyala itu

“Happy birthday too you… Happy birthday to you… Happy birhtday my tiffy… (Fanny unnie) happy birthday to you….” ucap jessica dan yoona menyanyikan lagu untuk tiffany sambil berjalan memasuki apartemen tiffany pun ikut berjalan mundur dan menerima cake itu

“happy birthday baby!! i miss yo so much” ucap jessica segera memeluk tiffany

“Yah, aku pikir ada apa” ucap tiffany dengan kedua mata yang berkaca kaca “gomawo…” lanjutnya

“Memangnga ada apa? Kami mendengar kau berteriak didalam, apa kau seterkejut itu tiff?” ucap jessica kembali tertawa

“Anniyo, ah lupakan saja” ucap tiffany kembali tersenyum menatap cake itu

“Let’s make a wish, maaf sedikit terlambat merayakannya” ucap jessica

“Gwaenchanna…” ucap tiffany memejamkan kedua matanya kemudian ia mulai meniup lilin itu

110801tiffany-jpg.jpeg

“Yeeaaay…..!!!” teriak jessica dan yoona senang

Saat itu pun yuri tiba di apartemen tiffany

“Uh? Ternyata ada kalian disini, apa ini sedang diadakan pesta?” ucap yuri melihat ketiga yeoja itu

“Hey yul, senang melihatmu kembali” ucap jessica merentangkan kedua tangannya

“Baboya… Harusnya aku yang bilang seperti itu” ucap yuri memeluk jessica

Namun ia segera melepaskannya saat melihat mata tajam predator yoona mulai membara

“Hey… Yoong, kemarin kau menghilang ternyata sedang bersama jessica, apa tidurmu pulas?” ucap yuri sementara yoona kembali menatapnya kesal

large

“Cih, apanya yg pulas dasar pengganggu, gara gara kau kebahagiaanku jadi terganggu” ucap yoona dalam hati, ia benar benar merasa kesal pada unnie nya itu

Flashback

Malam tadi

yoona baru saja melepaskan pakaian jessica hingga tubuh halus yeoja itu terlihat naked, jessica pun membuka pakaian yoona dan kini tubuh naked mereka telah berpadu dengan ditutupi selimut, posisi yoona masih berada diatas tubuh jessica dengan kedua tangan sebagai tumpuannya

Jessica tersenyum mengalungkan kedua lengannya pada leher yoona

“Take me” ucap jessica pelan namun masih dapat terdengar oleh yoona

Yoona pun ikut tersenyum dan kembali menenggelamkan bibirnya pada bibir jessica, perlahan ciumannya mulai turun ke leher membuat jessica mengerang

Saat ciuman yoona mulai bergerak turun tiba tiba ponsel yoona berbunyi menerima panggilan, awalnya yoona mengabaikan panggilan itu namun ponselnya terus terusan berbunyi membuatnya merasa terganggu

“Angkat dulu yoong, mungkin itu penting” ucap jessica mengangkat kepala yoona dan membingkai wajahnya sambil tersenyum

“Hmm… Baiklah” ucap yoona dengan malas

Iapun terbangun dan mengambil ponsel itu

Yoona terkejut saat melihat puluhan panggilan tak terjawab dari nomor yuri serta beberapa pesan masuk diterima dari unnienya itu. Ponselnya kembali berbunyi dengan nomor panggilan yang sama ,yoona pun segera mengangkatnya

“Yoboseyo unnie” ucap yoona

“Yoong? Yah, kau kemana saja? Aku sangat khawatir, amber kehilanganmu saat di tempat duka tadi ,kau sangat sulit dihubungi apa kau baik baik saja?” ucap yuri dengan nada khawatirnya

“Nne aku baik baik saja unnie, mianhae aku ketiduran dan baru saja bangun tadi” 

“Oddiga? Mengapa kau pergi tanpa meninggalkan jejak?”

“Aku.. Sedang berada di apartemen jessica” ucap yoona membalikkan badannya menatap kearah jessica yang sedang berbaring memunggunginya

“Huh? Jessica?”

“N..nne, tadi siang jessica baru saja tiba dan aku buru buru menjemputnya jadi aku tak sempat memberi tahu, mianhae” ucap yoona sedikit berbohong pada yuri karena tak ingin membuat unnie nya kembali khawatir

“Ah syukurlah, aku pikir ada apa apa denganmu, ah ya apa jessica tak ingin berbicara denganku?”

“An..andwae! D..ddia sudah tidur” ucap yoona gelagapan, ia takut yuri akan tahu apa yang sedang mereka lakukan tadi

“Oh iya pasti dia kelelahan, kau juga lekas istirahat yoong dan jangan tidur satu kasur bersama nya arra?!”

“N..nne.. Unnie, aku tidur di soffa” ucap yoona memelankan suaranya takut terdengar oleh jessica

Ia pun mengakhiri panggilannya, dan tersenyum senang. Dengan semangat ia menaruh ponsel itu dan kembali menghampiri jessica

“Manhae… Unnie ku yang menelepon” ucap yoona namun tak ada jawaban dari jessica yang masih terbaring membelakanginya, tubuhnya sudah tertutupi selimut kecuali bagian kepala dan lengannya yang mengapit selimut itu

Yoona pun merasa heran dan mendekati tubuh jessica, yoona membalikkan tubuh jessica hingga menghadapnya

“Huh?” gumam yoona sedikit terkejut dan tak percaya jika jessica sudah tertidur lelap

“Yah!” panggil yoona menempel tempelkan telunjuknya pada wajah jessica namun jessica tetap terlelap tak terusik sedikitpun

Sebuah fakta jika Jessica memang tak bisa diganggu gugat jika sudah terlelap seberisik apapun suasananya.

“Yaish!! Unnie!!!! Kau sudah mengusik rasa bahagiaku!!! Arrrghhh!” teriak yoona dalam hati sambil mengacak acak rambutnya merasa frustasi

tumblr_m31wh5k3hb1r45688

Flashback end

“Nne aku tidur sangat sangat sangat pulas” ucap yoona sambil melirik malas pada jessica yang sudah tersenyum innocent padanya

“Sekarang kita sudah kembali kumpul, sebaiknya apa yang akan kita lakukan untuk merayakan pesta ulang tahun tiffany?” ucap jessica

“Barbecue?” ucap tiffany

“Ah aku bosan, bagaimana kalau kita camping di hutan?” usul jessica

“Camping?” gumam yuri heran

“Aku setuju dengannya, kalau hanya pesta barbecue atau makan makan di restoran itu sudah biasa lagipula fany unnie pasti sangat butuh tempat untuk menyegarkan pikiran, bagaimana?” ucap yoona menyetujui pendapat jessica

Semuanya terdiam menunggu jawaban dari tiffany

“Baiklah, tapi bagaimana denganmu yul? Apa kau di izinkan appamu?” ucap tiffany

Kini semuanya beralih memandang yuri

“Tenang saja aku bisa pergi bersama kalian hari ini, kajja kita bersiap siap” ucap yuri, semuanya pun bersemangat  menyiapkan apapun untuk keperluan camp mereka hingga tak butuh 2 jam semuanya sudah siap dan dimasukkan ke bagasi mobil

“Apa sudah tak ada yg tertinggal?” ucap yuri ketika semuanya memasuki mobil, ialah yang mengemudi mobil

“Sepertinya ada, let’s go…!” teriak yoona dengan semangat yang sudah duduk disamping yuri, sementa jessica dan tiffany duduk di belakang kedua bersaudara itu

Yuri mulai menyalakan mesin dan menginjakkan gas meninggalkan apartemen. perjalanan pun dimulai

“Tapi, kemana tujuan kita?” tanya yuri membuat ketiga yeoja itu terdiam membeku

Ya, selama tadi mereka hanya memutuskan tanpa memikirkan kemana mereka akan tuju

Hingga semuanya tertawa merasa bodoh

“Aigoo… Bisa bisanya kita seperti ini” ucap yuri yang sudah berhenti tertawa

“Ah ya aku ingat, soo dulu seorang mahasiswa pecinta alam di kampusnya, aku akan menanyakan tempat yang bagus padanya” ucap yoona mulai membuka ponselnya mencari kontak sooyoung untuk dihubungi

Yuri pun langsung menoleh mendengar ucapan yoona, namun ia tak berniat untuk berbicara

“Yoboseyo” ucap sooyoung dibalik telepon

“Hey soo, akhirnya nomormu aktif, kemana saja eoh? Aku merindukanmu”

“Hahaha mianhae aku sibuk, bagaimana keadaanmu?”

“Aku baik baik saja, apa kau berada di restoran sekarang?” 

“Anniyo, aku sedang dalam perjalanan sepertinya aku tidak kesana, wae?”

“Sayang sekali, padahal aku ingin mengajakmu. Kalau begitu bisakah kau memberitahuku tempat yang sangat bagus untuk melakukan camping?”

“Camping?” ucap sooyoung

“Nne, dulu kan kau seorang mahasiswa pecinta alam, kau pasti banyak tahu tempat yang bagus”

“Yah! Dasar bodoh, aku kuliah di paris, aku hanya tahu tempat tempat yang bagus di daerah sana dan bagian eropa, kalau mau pergilah ke new caledonia hahaha”

“Yah! Menyebalkan, kalau begitu aku sudah salah meneleponmu” ucap yoona kesal mempoutkan bibirnya

“Hahahaha arra arra, aku tahu beberapa tempat yang bagus di seoul, pergilah ke songnisam park, disana pemandangannya sangat bagus dan spot camp yang sangat tepat”

“Songnisam? Baiklah, apa kau akan menyusul?”

“Anniyo, aku masih sibuk”

“Jangan bilang kau sebenarnya akan menjadi ceo perusahaan ayahmu”

“Hahaha yah sepertinya ucapanmu benar”

“Baiklah baiklah sekarang kau akan menjadi anak kantoran, chukkae…” ucap yoona malas

“Hahahaha sudahlah kkah pergilah nikmati masa kencanmu dengan jessica, aku akan memberikan kalian berdua hari libur”

“Huh? Bagaimana kau tahu jika jessica sudah berada di seoul?”

“Hanya menebak, memangnya dengan siapa lagi kau mau berlibur? Dengan yeoja aja kau kaku kecuali pada yeoja blonde itu hahaha”

“Yaish! Dasar, bye!!” ucap yoona kembali kesal dan mematikan panggilannya

“Songnisam?” ucap yuri ketika mendengar tadi yoona menyebutkan tempat itu

“Nne soo bilang disana pegunungan yang sangat bagus untuk camping, ottokhae?” ucap yoona membalikkan badannya menghadap kedua yeoja yang duduk di belakang “aih??” gumamnya saat melihat kedua yeoja itu sudah terlelap

“Apa boleh buat, diam berarti tanda setuju, kajja…!!” ucap yuri meninggikan kecepatan mobilnya setelah mengatur map menuju lokasi yang akan mereka kunjungi

………………………………………….

Di Perusahan Choi Group

“Tuan, target tidak ditemukan di rumah maupun kantornya sejak tadi pagi, apartemen yang ditinggali kekasihnya pun kosong” ucap mark salah satu anak buah tuan choi yang ditugaskan mengikuti kemanapun yuri pergi

“Sial, lagi lagi kita kehilangan jejak” ucap tuan choi

Tiba tiba telepon di ruangannya berdering

“Tuan apa anda sedang sibuk? Ada yang ingin bertemu”

“Nugu?”

“Yesung-shi”

“Biarkan dia masuk” ucap tuan choi kemudian mematikan teleponnya

Tak berapa lama yesung pun masuk

“Ada apa?”

“Tuan aku telah melacak keberadaan mereka”

“Oddiga?”

“Yuri hari ini meninggalkan seoul dan dipastikan mereka ikut dengannya, tim kami berhasil menemukan ini” ucap yesung memberikan kertas cetakan bukti pemesanan tiket pesawat, disitu nama yuri memang tertera telah memesan 4 tiket pesawat yang take off pada hari ini menuju paris

“Mungkin mereka sedang berlibur tuan, mr lee sudah tidak menggunakan yuri di perusahaannya” ucap yesung menjelaskan secar detail

“Hmm… Baiklah, pastikan kalian segera bergerak jika mereka kembali, dan kau…” ucap tuan choi menunjuk mark “kali ini aku memaafkanmu” lanjutnya ,mark pun menunduk meminta maaf, kedua anak buahnya pun segera meninggalkan ruangan tuan choi

Yesung berjalan memasuki lift dan meninggalkan gedung choi group, begitu sampai diluar ia menerima panggilan dan segera mengangkatnya

“Apa kau sudah menemui ayahku?”

“Nne noona, aku baru saja memberitahukan semuanya sesuai permintaanmu, kamsahamnida telah mempercayaiku tapi sepertinya mark marah terhadapku”

“Hahaha begitulah siasat dalam bekerja, meskipun kalian sama setidaknya ayahku bisa tau siapa saja yang bekerja keras untuknya ,kau harus bisa lebih cepat meskipun belum lama bekerja disini”

“Nne noona, sekali lagi terima kasih banyak” ucap yesung tersenyum senang mematikan teleponnya, iapun pergi untuk sedikit bersantai karena target untuk saat ini sedang tidak ada di seoul

…………………………………………

Setelah menempuh 4 jam perjalanan, keempat yeoja itupun sampai di parkiran mobil daerah songnisam park

“Yoong ireonna…” panggil yuri sedikit menggoyangkan tubuh yoona, yoona pun terbangun diikuti tiffany dan jessica

“Apa kita sudah sampai?”

“Nne… Aku sudah membiarkan kalian tertidur agar siap mendaki sekarang, kajja” ucap yuri mulai mengeluarkan barang barang dan mengenakan tas

Tas milik yuri dan yoona memang sedikit padat dan besar karena berisi barang barang dan alat alat camp dibanding milik jessica dan tiffany

Setelah semuanya siap merekapun melakukan pemanasan dan mulai mendaki, hari ini tak banyak para pengunjung yang akan melakukan camp karena memang bukan musimnya tapi untungnya cuaca sangat bagus

“Woah… Indah sekali” teriak jessica takjub melihat pemandangan setiap yang mereka pijak, itu membuatnya tak berhenti melakukan selca untuk mengabadikan moment itu dan segera mengunggahnya di media sosial sebelum sinyal ponselnya menghilang. Jessica berada lebih jauh didepan ketiga yeoja itu karena terlalu semangat mencari spot yang bagus untuk melakukan selca

“Aigoo… Lihatlah kelakuan american girl itu ckckck” ucap yoona terus memperhatikan jessica

“Tapi kau menyukainya kan?” goda yuri

“Tentu saja, dia satu datunya ahjumma yang bisa membuka hatiku” ucap yoona tersenyum memandang jessica dan berjalan cepat menyusul yeoja itu membuat yuri dan tiffany tertawa

“Kau sudah bisa tertawa, apa kau senang?” tanya yuri saat melihat tiffany tertawa

“Nne… Bersama kalian aku selalu dibuat tertawa” 

“Igo minumlah, kau sudah berkeringat, tak terasa kita sudah mendaki selama 1 jam setengah” ucap yuri memberikan air mineral pada tiffany dan mengelapi keringat yang membasahi kening yeoja itu

Tiffany pun menerima dan segera meminumnya, ia memang merasa kelelahan

“Pelan pelan, nanti kau akan tersedak” ucap yuri penuh perhatian membuat tiffany blushing

..

“yah! apa kau tak lelah? dari tadi kau berjalan jauh dariku” ucap yoona menghampiri jessica yang masih sibuk berfoto

“ah kau benar juga, lelah sekali” ucap jessica meletakkan tasnya

“minumlah” ucap yoona memberikan air mineral pada jessica

“gomawo…” ucap jessica segera meminumnya

Yoona ikut menelaan salivanya saat melihat leher jenjang jessica yang bergerak saat menelan air mineral itu

“wae?” tanya jessica yang menyadari yoona memperhatikannya

“anniyo, aku jadi merasa haus” ucap yoona mengambil botol air mineral yang digenggam jessica, iapun segera meminumnya

“hufhht…. sudah pukul 5 sore, berapa lama lagi kita sampai?”

“emm… sekitar satu jam”

“mwo? bagaimana kalau hari mulai gelap?”

“memangnya kenapa? kau tenang saja, begitu sampai kita bisa langsung beristirahat” ucap yoona

“hmm… baiklah” ucap jessica mulai menggendong tas nya dan kembali membuka ponselnya

“kau masih saja berfoto -____- “

“wae…? aku harus mengirim foto foto ini pada adikku, dia pasti merasa iri”

“yang kau bilang mirip denganku?”

“yepp you’re right” ucap jessica memberikan jempolnya

“berarti dia sangat cantik sepertiku hahaha” ucap yoona tertawa senang

“yah! siapa bilang, yang jelas aku lebih cantik darinya”

“aigoo… nne… ahjumma dihadapanku ini memang wanita tercantik di seoul” ucap yoona membuat jessica mempoutkan bibirnya namun merasa senang

“ck, terserah kau saja” ucap jessica

“yah, kau terus berfoto apa tak berniat mengajakku selca?”

“yaish… shiro!” ucap jessica memberikan merong

“hufthh…” gumam yoona pasrah melanjutkan langkahnya namun ia terkejut saat jessica berdiri dihadapanya dan menempelkan tubuhnya pada yoona

“kajja, say cheese…!!!” ucap jessica mengangkat ponselnya melakukan selca bersama yoona, yoona pun ikut bergaya

*cekrek*

B-cC2GCCcAAdptk.jpg

“woah cantik” ucap yoona melihat hasil gambar itu

“thanks…” ucap jessica senang

“aku memuji wajahku, bukan wajahmu” ucap yoona datar

“yaish… menyebalkan! aku tak mau berfoto denganmu lagi!” ucap jessica sebal segera berjalan mendahului yoona, sementara yoona hanya tertawa melihat tingkah jessica yang selalu membuatnya gemas itu

Akhirnya keempat yeoja itupun tiba di area tanah yang landai yang cocok dijadikan tempat untuk memasang tenda, mereka sengaja mencari jarak yang sedikit jauh dengan pendaki yang melakukan camping juga

Yuri dan yoona segera menurunkan tas nya dan memasang tenda sementara tiffany dan jessica mencari ranting ranting dan kayu untuk membuat api unggun karena suhu mulai terasa dingin setelah matahari tenggelam dan hari mulai gelap

tak butuh waktu lama tenda dengan ukuran yang lumayan besar pun sudah terpasang, yuri dan yoona mengambil tas mereka kemudian dimasukkan kedalam tenda termasuk tas milik tiffany dan jessica

“bagaimana? apa kalian kesulitan menyalakan apinya?” ucap yuri menghampiri jessica dan tiffany yang sedang  membuatkan api unggun

“nne, dari tadi apinya tak mau menyala” ucap jessica kesal

“hahaha aigoo… pantas saja tak mau menyala, sampai pagipun tak akan menyala jika seperti ini” ucap yuri tertawa saat melihat kayu kayu itu menumpuk, yuri membongkar kembali kau kayu itu dan mulai menata satu persatu sementara tiffany dan jessica terdiam memperhatikan

“Kayu kayu ini harus diposisikan seperti ini, harus ada celah diantara mereka agar udara bisa masuk dan api akan mudah menyala dan merambat” ucap yuri menjelaskan pada kedua yeoja itu

“wooah…” ucap tiffany dan jessica takjub saat api yang yuri nyalakan dengan cepat membakar kayu kayu pohon itu

Setelah melakukan barbecue dan makan malam, keempat yeoja itupun langsung terlelap karena merasa kelelahan

“engh…!” “anni… andwae,,,” gumam tiffany pelan dengan kedua mata yang masih terpejam

Yuri terbangun begitu mendengar suara tiffany, ia melihat wajah tiffany sudah berkeringat padahal cuaca sangat dingin

wajahnya mulai bergerak menggeleng gelengkan kepalanya, tiffany kembali mimpi buruk. yuri melihat yeoja dihadapannya itu terus mengigau terlihat ketakutan, iapun segera mengusap keringat diwajahnya

“fany-ah.. waeyoo?” ucap yuri terus mengusap wajah tiffany dan menggenggam tangannya

Tiffany perlahan membuka kedua matanya yang mulai berair

“yul..” panggil tiffany pelan dan langsung memeluk tubuh yuri

“wae? apa kau mimpi buruk lagi?” ucap yuri ikut memeluk tiffany dari samping, tiffany pun menganggukkan kepalanya dan menenggelamkan wajahnya diatas dada yuri

“gwaenchanna… aku disini, aku akan menjagamu, tidurlah..” ucap yuri mengusap usap punggung dan kepala tiffany dan masih memeluknya

To Be Continued

Part berikutnya mungkin di protect karena ada anu…

Yg mau password cukup DM instagram atau Whatsapp kalau bisa sertakan nama akun wp kalian yes. TOLONG jangan minta password lewat kolom komentar wp yess. Karna tidak akan dibalas 😂🙏

Dm / wa jug dibales engganya cuma Tuhan yang tahu 😂

KAMINGSUN!!


“TRUE or DARE”

“true!! true!! true!! karena jika kau memilih dare aku akan memintamu mencium bibirku sekarang!” ucap yoona semangat

“yah!!” teriak jessica kesal membuat yuri dan tiffany tertawa

We Are Different part 9

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl
……………………………………………

“Unnie, kau sedang tak sibuk? Bagaimana kalau kita hang out? Sudah lama kita tak pernah keluar bersama” ucap krystal yang tiba tiba memasuki kamar jessica dan mendapati kakaknya yang sedang berbaring diatas tempat tidurnya itu

“Hmm… Sorry aku sedang malas kryst, lagi pula sebentar lagi aku akan pergi”

“Kau akan pergi lagi? Why? Akhir akhir ini kau selalu pergi, bahkan kekasihmu selalu mencarimu”

“Aku ingin melanjutkan tesisku yang sempat tertunda, aku harus ke beberapa tempat untuk melakukan penelitian”

“Tapi.. Apa kau tak bosan? Ini sudah hampir satu minggu, aku merindukanmu” ucap krystal dengan nada sendunya dan berlalu meninggalkan kamar. Sementara jessica hanya terdiam menatap adiknya yang mulai menghilang dari pandangannya itu

“Mianhae kryst, entah kenapa hatiku masih terasa sakit setiap melihat wajahmu, sekilas kau begitu mirip dengannya” ucap jessica dalam hati

Flashback

malam itu setelah cukup lama tertidur setelah menempuh perjalan seoul – USA  jessica kembali terbangun karena merasa haus, iapun berjalan memasuki dapur untuk menegambil air minum, tepat pada saat itu krystal baru saja tiba

“unnie, you’re back!” teriak krystal begitu melihat jessica sudah kembali sementara jessica yang menoleh begitu mendengar suara adiknya langsung terdiam saat melihat wajah krystal yang tersenyum padanya

“yoona?” gumamnya saat menatap wajah krystal yang sangat mirip dengan yoona, saat itupun jantungnya kembali berdetak sangat cepat

krystalpun berlari memeluknya

“i really miss you” ucap krystal

“ah.. dia memang benar benar mirip dengan adikku” ucapnya kembali dalam hati

“aku juga merindukanmu kryst” ucap jessica melepaskan pelukannya, keduanyapun berbincang terutama krystal yang menceritakan banyak hal yang terjadi selama jessica meninggalkan LA, namun semenjak menyadari jika wajah krystal mirip dengan yeoja yang selalu mengganggu pikirannya itu jessica terus terusan menunduk menghindari bertatap mata dengan adiknya karena terus mengingatkannya pada yoona

Flashback end

setelah memulihkan pikirannya, jessica pun terbangun dan segera bersiap siap, hari ini ia berniat untuk menemui kedua orang tuanya

…………………………

seoul

Yuri dan tiffany baru saja keluar dari gedung teater setelah keduanya menonton sebuah pertunjukan teater musikal

“Bagaimana pertunjukan tadi? Kau menyukainya?” tanya tiffany antusias

“Emmm… Lumayan, aku menyukainya” ucap yuri tersenyum menatap sahabatnya itu

“Kyaaa…. Kau berhasil jessie, seleramu memang sangat bagus, gomawo…” ucap tiffany dalam hati dengan terus tersenyum riang

“Ya aku menyukai raut wajahmu yang selalu berubah ubah namun tetap manis saat menonton pertunjukan tadi, aku senang karena mu” ucap yuri dalam hati

Keduanya hanya tersenyum dengan isi pikiran masing-masing

“Ah sudah jam 9 malam, tak terasa ya” ucap tiffany setelah melihat jarum jam pada pergelangan tangannya

“Kau benar, mengapa waktu begitu cepat berlalu” ucap yuri menatap langit malam yang cerah itu

“Apa kita akan pulang?”

“Anniyo, hari ulang tahunmu masih tersisa beberapa jam lagi” 

“Tapi, apa kau tak lelah yul? Sedari pagi kau terus bersamaku bahkan kita sampai hampir kehabisan suara setelah menaiki wahana wahana lotte world tadi siang”

“Hahaha baboya, seharusnya aku yang bertanya seperti itu, apa kau tak lelah?”

“Anniyo” ucap tiffany tersenyum menggelengkan kepalanya “selama bersamamu , seberapa lamapun waktunya, aku tak akan pernah merasa lelah yul” lanjutnya dalam hati, ia masih belum berani mengungkapkan perasaannya pada yuri

Keduanya kini berjalan memasuki sebuah taman

“kenapa kau terus terusan tersenyum sendiri seperti itu?” tanya yuri heran menatap raut wajah tiffany

“an.. anniyo” ucap tiffany gugup segera mengalihkan pandangannya “ak.. aku hanya menyukai langit malam ini, begitu cerah dan banyak bintang” lanjutnya sambil kembali tersenyum memandang langit

“ah kau benar, cuaca malam ini sangat mendukung untuk kencan kita hehehe” ucap yuri tertawa dan tersenyum memandang langit

“yul..” “fanny-ah” ucap kedua yeoja itu bersamaan dan saling memandang

“kau duluan saja” ucap yuri

“anniyo.. kau saja yul”

“hmm… Baiklah, aku ingin bertanya” ucap yuri terdiam sejenak “dulu kau pernah bercerita padaku tentang itu” ucap yuri menunjuk sebuah bintang yang terlihat paling terang diantara bintang bintang sekitarnya

“huh? bintang?” ucap tiffany belum mengerti ucapan yuri

“nne, orion” ucap yuri

“ah… orion, pangeran orion yang kau maksud? lalu, apa hubungannya dengan bintang?”

“yah, baboya… apa kau tidak tahu jika orion adalah sebuah rasi bintang”

“Jinja? hehe anniyo.. aku kira itu hanyalah sebuah nama pangeran di negeri negeri dongeng, jadi orion itu sebuah rasi bintang ya” ucap tiffany tertawa innocent

“nne salah satu rasi bintang paling terkenal, orion memang sekumpulan bintang yang membentuk pola seorang bergambar pria jika kita tarik garis garisnya, ada 13 bintang tepatnya”  ucap yuri kembali mengangkat jari telunjuk dan mengayun ayunkan seolah sedang menggambarkannya di langit

sementara tiffany memandangnya takjub seoerti melihat seorang pria dari yang telah yuri gambar

“woah… daebak, lalu jika orion memiliki 13 bintang, apa mereka juga memiliki nama?”

“nne.. ada rigel, betelgeuse, gamma orionis, alnilam, alnitak, kappa orionis, mintala, lota orionis, eta orionis, pi 3 orionis, lambda orionis, phi orionis, upsilon orionis” ucap yuri menyebutkan nama nama bintang itu sambil menghitung dengan ibu jarinya

“woah… kau benar benar daebak, jinjja” ucap tiffany menepuk nepukan kedua tangannya

“lalu, pangeranmu termasuk pada salah satu bintang mana diantara ke 13 itu?” ucap yuri

“bukankah mereka sama sama dalam rasi bintang orion?”

“anni… mereka memiliki cahaya yang berbeda”

“benarkah? ah molla… kami hanya bertemu satu kali dan itu sudah sangat lama”

“tapi kau masih belum bisa melupakannya kan?”

“nne…” ucap tiffany menundukkan kepalanya “bahkan mungkin aku tak bisa melupakannya” lanjutnya dalam hati

“cinta pertama memang sulit dilupakan” ucap yuri kembali memandang langit sementara tiffany langsung memandang yuri begitu mendengar ucapannya

tiffany hanya terdiam dalam pikirannya, satu sisi ia mencintai yuri namun sisi lain ia sadar jika ia masih belum bisa melupakan cinta pertamanya itu

“jangan bersedih, mungkin kau tak menyadari jika sebenarnya setiap hari kau selalu melihatnya, atau dia yang melihatmu” ucap yuri

“maksudmu?” ucap tiffany mengeryitkan dahinya membuat yuri terenyum

“jika dia adalah seorang pangeran yang sangat berarti bagimu, mungkin dia adalah rigel. bintang orion yang paling terang diantara bintang-bintang lainnya” ucap yuri menunjuk pada salah satu bintang yang paling terang itu

“dia akan terus terlihat setiap malam cerah, bahkan tetap terlihat paling terang, saat itu mungkin dia terus melihatmu” lanjutnya kembali tersenyum dan memandang tiffany

“hmm… tapi dia jauh yul” ucap tiffany sendu

“anniyo, dia sudah ada disini” ucap yuri

“huh, jinja? oddiga?” tanya tiffany menoleh ke segala arah untuk mencari namun ia tak menemukan manusia di sekitar mereka

“aiigoo.. dia ada disini” menunjuk dada tiffany membuat tiffany ikut menunduk memandang jari yuri “jika kau tak bisa melupakannya berarti dia sudah menjadi kenangan paling berarti untukmu, setiap kenangan yang tak bisa kau lupakan bukankah berarti sudah tersimpan di hati?” lanjutnya

“ah.. kau benar yul” ucap tiffany tersenyum malu

 “sekarang giliranmu” ucap yuri

“hehehe aku sudah lupa mau bicara apa” ucap tiffany menggaruk garukkan kepalanya yang tak gatal itu

“yah, dasar…” ucap yuri menjitak pelan kepala sahabatnya itu

“aku tak mungkin mengungkapkan perasaanku disaat seperti ini” ucap tiffany dalam hati memandang yuri yang kembali fokus memandang langit

keduanya terdiam cukup lama

“ah iya, sebenarnya aku penasaran padamu, bagaimana kau bisa sangat mengetahui tentang rasi orion?”

“eommaku, dia adalah seorang lulusan astronomi, dia banyak menceritakan tentang alam semesta setiap sebelum tidur”

“ah.. pantas, eomma mu adalah orang sangat hebat” ucap tiffany

“tentu saja”

waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, yuri mengeluarkan kue cake buatannya yang sudah ia bawa dan mengeluarkan lilin kecil yang sudah ia simpan di sakunya

“sudah waktunya” ucap yuri sambil menyalakan lilin yang sudah ditaruh diatas kue itu, tiffany kembali tersenyum senang melihatnya, walaupun yuri tak memberinya kejutan seperti perayaan ulang tahun yang dilakukan orang2 biasanya, tiffany tetap merasakan senang karena baginya bisa merayakan ulang tahun bersama yuri sudah merasa sangat bahagia

“jja..!! saengil chukkhae hamnida…  saengil chukkhae hamnida…

saranghaneun uri miyoungie… saengil chukkhae hamnida…” ucap yuri menyanyikan lagu ulang tahun sambil membawa kue itu dihadap wajah tiffany

3a8346dde535aaaf9bd30068875b65e5.jpg

“kya.. gomawo…” ucap tiffany tersenyum senang menampakkan eye smile nya

64621111201201300118593947840938288_001.jpg

“kkah make a wish dulu sebelum kau meniupnya”

“arra..” ucap tiffany kemudian memejamkan kedua matanya dengan kedua tangan yang mengepal, dengan tersenyum ia memanjatkan segala harapannya didalam hati dan tiffany pun meniup lilin itu hingga padam

“yaaayyy….!!!” teriak yuri senang, ia menaruh lilin itu kemudian menyuapkan potongan potongan kecil cake itu pada tiffany

“gomawo… Ini lezat yul” ucap tiffany

“Tentu saja, siapa dulu yang membuatnya”

“Jadi.. Kau yang membuatnya? Bukankah kau bilang tak bisa memasak?”

“Yah, kau tak tahu seberapa lama aku melakukan kursus demi membuat ini huh?”

“Hehehe aku hanya terkejut, mianhae.. Dan makasih banyak yul, aku sangat terharu dengan usahamu itu, ini sangat lezat” ucap tiffany kembali menerima suapan cake dari yuri hingga cake itu habis

“sekarang pejamkan kedua matamu kembali” ucap yuri

“huh? wae..?” tanya tiffany

“sudahlah, turuti saja perintahku”

“hmm… baiklah” ucap tiffany memejamkan kedua matanya tiffany namun tiba tiba ia merasakan tubuhnya dipeluk

“huh?”  gumam tiffany merasa heran membuka kedua matanya dan hendak melepaskan pelukan namun kedua tangan yuri menahannya

“biarkan seperti ini dulu, dan tetap pejamkan matamu” ucap yuri, tiffany pun mengangguk dan kembali memejamkan kedua matanya

Setelah cukup lama akhirnya yuri melepaskan pelukannya

“selesai, sekarang kau boleh membuka kedua matamu” ucapnya

tiffany kembali membuka kedua matanya

“huh, aneh sekali” ucap tiffany

“sudah larut, kajja kita pulang.. kau harus istirahat”

“kau tak ingin memberiku kado?” tanya tiffany

“huh? ah… anniyo, aku melupakannya hehehe” ucap yuri tertawa sambil menggaruk garukkan kepalanya sementara tiffany hanya mempoutkan bibirnya

keduanya pun kembali berjalan meninggalkan taman

“y..yyul” panggil tiffany setelah keduanya cukup lama terdiam

“nne?” ucap yuri menoleh pada yeoja disampingnya itu

“apa kau masih mengingat cinta pertamamu?” tanya tiffany, ia melihat yuri terdiam kembali sambil memandang kedepan

“hmm… tentu, aku masih ingat”

“nugu? apa vivian cinta pertamamu?”

“anniyo, aku bertemu cinta pertamaku sama sepertimu saat masih sekolah dulu”

“woah, apa dia tampan?”

“anniyo, dia seorang yeoja”

“apa dia cantik?”

“nne… dia memiliki wajah dan suara yang sangat cantik” ucap yuri kembali memandang tiffany “sepertimu” lanjutnya

“hmm… pasti dulu kau sangat bahagia”

“anniyo”

“wae? apa cintamu bertepuk sebelah tangan?”

“anni… “

“lalu? mestinya kan kau merasa bahagia yul”

“nne, aku memang bahagia saat pertama bertemu dengannya aku sudah langsung jatuh cinta padanya, tapi saat itu juga aku merasakan sakit”

“wae?”

“aku sudah lupa hehehe” ucap yuri mengacak acak rambut tiffany

“yaish… menyebalkan” kesal tiffany berjalan mendahului yuri

“apa yul masih mencintai cinta pertamanya sama sepertiku?” ucap tiffany dalam hati

“hey… chankkaman… jangan marah” ucap yuri menyusul langkah tiffany, hingga tiffany berhenti ketika sampai didepan apartemennya

“aku kira kau mencintaiku” ucap tiffany sedikit ragu, namun ia benar benar ingin tahu bagaimana perasaan yuri terhadapnya

“tentu saja aku mencintaimu” ucap yuri membuat kedua mata tiffany terbuka lebar dan sedikit membuka mulutnya karena terkejut

“karena kau sahabat terbaikku” ucap yuri kembali sambil tersenyum mengusap usap kepala tiffany “kkah, masuklah dan istirahat” lanjutnya

namun yuri melihat tiffany masih diam saja dengan sedikit menundukkan wajahnya

“wae??” tanya yuri, tangannya hendak memegang pundak tiffany namun tiffany langsung menghindar

“an.. anniyo, ak.. akku masuk dulu yul, bye” ucap tiffany segera meninggalkan yuri tanpa memandang yeoja dihadapnnya itu

Yuri hanya tersenyum memandang kepergian tiffany, iapun berjalan menuju basement apartemen untuk mengambil mobilnya

saat meninggalkan gedung teater yuri meminta amber untuk mengambil dan mengantarkan mobilnya ke apartemen tiffany karena yuri dan tiffany memilih berjalan. dan kini mobil milik yuri usdah berada disana.

………………

keesokan harinya, tiffany terbangun dan langsung tersenyum begitu menundukkan wajahnya dan melihat sebuah kalung berliontinkan setengah hati yang merupakan kalung couple

Flashback

malam tadi setelah memasuki apartemennya tiffany segera melempar tas kecil yang dibawanya dan dengan malas langsung berbaring diatas tempat tidurnya tanpa mengganti baju dahulu

namun ia kembali terbangun karena merasa tak nyaman tidur memakai pakaian itu, iapun melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 3 dinihari, tiffany terbangun berjalan ke dalam kamar mandi sambil membawa kaos untuk mengganti pakaiannya

setelah membuka baju mata tiffany tertuju pada sesbuah benda yang terlihat berkilau terkena cahaya lampu, benda itu tanpa ia sadari telah melingkar pada lehernya, awalnya tiffany merasa bingung namun kemudian  ia tersenyum, pikirannya kembali pada beberapa jam yang lalu saat merayakan hari ulang tahunnya bersama yuri dan saat itu yuri memeluknya cukup lama

Tiffany baru menyadari ternyata yuri memasangkan kalung itu padanya sebagai kado ulang tahunnya

“baboya…” ucap tiffany memukul kepalanya sendiri

setelah mengganti baju tiffany kembali berbaring diaatas tempat tidurnya, matanya tak langsung terpejam. ia mengambil ponsel dan mengirimkan sebuah pesan pada yuri

“apa kau sudah tidur? yah, baboya… kenapa kau tak memberitahuku tentang kalung ini?” tapi.. gomawo.. ^_^” – send

“hehehe surprise, kau menyukainya?” – yuri

“yah, aku pikir kau sudah tidur, tentu saja aku sangat menyukainya ^_^ tapi kenapa liotinnya hanya berbentuk setengah hati?” tanya tiffany

“karena setengahnya ada padaku dan aku memakainya sekarang” -yuri

tiffany kembali tersenyum senang meletakkan ponsel diatas dadanya setelah membaca balasan pesan dari sahabatnya itu hingga tak terasa ia kembali tertidur tanpa sempat membalas pesan yuri

Flashback end

setelah cukup lama memandang kalung itu, tiffany mengambil ponselnya hendak menghubungi yuri namun baru saja ia menekan tombol nomor tiba tiba yoona mengetuk pintu kamarnya

“unnie… apa kau sudah bangun?”

“nne sudah yoong, masuklah aku tak mengunci kamarku” ucap tiffany meletakkan kembali ponselnya dan mengubah posisinya duduk diatas tempat tidurnya

“un.. unnie..” panggil yoona pada tiffany dengan wajah yang memucat

“ada apa yoong?”

“t..ttaeyeon unnie…” ucap yoona sedikit menundukkan kepalanya, ia merasa ragu untuk mengatakannya

…………..

Yuri dan amber baru saja tiba dan memarkirkan mobilnya beberapa meter disekitaran rumah taeyeon yang sudah dibatasi garis polisi, banyak sekali polisi dan detektif disana yang sedang melakukan penyelidikan terhadap pemboman rumah taeyeon yang terjadi tadi malam.

yuri terdiam begitu melihat pemandangan dihadapannya, rumah taeyeon yang terlihat hancur tak tertisa, beruntung halaman rumah taeyeon sangat luas hingga tak sampai mengenai rumah tetangganya meskipun hampir seluruh pohon dan tanaman serta dinding pagar rumahnya ikut hancur

“hyoyeon-shi…” panggil yuri pada yeoja yang berdiri terdiam tak jauh dari sana

“aku terlambat” ucap hyoyeon kembali menundukkan kepalanya, raut wajahnya terlihat sangat menyesal merasa sangat bersalah karena terlambat menolong sahabat dekatnya itu “taeyeon tak bisa ditemukan karena semuanya sudah sangat hancur hingga sangat sulit melakukan identifikasi dari sisa sisa itu, para keparat itu memasang beberapa bom didalam rumahnya, aku berharap taeyeon tak berada disana tapi polisi berhasil menemukan itu” ucapnya kembali sambil matanya tertuju pada sebuah barang yang diletakan ditempat penyelidikan, mata yuri pun ikut tertuju pada barang itu

yuri terdiam memandang sebuah ponsel mirip milik taeyeon yang terlihat hangus, tangannya mengusap usap pundak hyoyeon untuk menenangkannya, ia tahu yeoja itu merasa sangat sedih dan tertekan

“Siwan-shi, apa ini milik taeyeon?” tanya yuri pada seorang detektif yang pernah menangani kasusnya saat berada di penjara dulu

“kau? kenapa ada disini?”

“taeyeon saudara tiriku”

“ah ya aku ingat, nne itu milik taeyeon-shi, ponsel itu ditemukan berada tak jauh dari rumahnya, taeyeon-shi memang berada di rumahnya karena hyoyeon-shi mengatakan jika ia baru saja tiba di rumahnya saat ditelepon olehnya, namun tiba ia tak mendengar suara taeyeon, diduga taeyeon-shi mendapatkan penyerangan karena hyoyeon-shi sempat mendengar suara pukulan sebelum akhirnya sambungannya terputus, dilihat dari kerusakan pada layar ini ponsel taeyeon dipukul atau diinjak oleh pelaku dan kemungkinan pelaku tidak hanya satu orang”

“apa bukti dari para pelaku masih belum ditemukan?”

“sejauh ini kami masih menyelidiki seseorang yang menghubungi pengacaranya dan mengatakan jika taeyeon-shi sedang dalam bahaya, sayangnya nomor penelepon itu tak bisa terdeteksi, saya kira ini bukan kasus yang kecil hingga membuat si pembunuh benar benar menghilangkan taeyeon-shi”

“hmm… tadi malam hyoyeon-shi sempat menghubungiku, tapi sayangnya saat itu sedang bersama sahabatku untuk merayakan ulang tahunnya” ucap yuri kembali memandang hyoyeon

“kami turut berduka cita atas kejadian ini yuri-shi”

“nne… kamsahamnida siwan-shi” ucap yuri membungkukan badannya pamit pada detektif itu

“sunbae, nugu?” tanya salah satu polisi yang baru saja menghapiri detektif bernama siwan itu

“jonghyun-ah, aku tugaskan padamu untuk mengawasi dia dan mencari tahu tentang perusahaan ayah tirinya, ku dengar sebelumnya taeyeon menangani tugas untuk membuka kedok beberapa perusahaan gelap dan salah satunya perusahaan besar borbound, aku rasa salah satu perusahan perusahaan gelap itu yang diberada dibalik kasus ini”

“nne sunbaenim”

……………

sore harinya di sebuah gedung, upacara kematian taeyeon digelar meskipun jasad taeyeon tak ada karena tubuh taeyeon ikut hancur bersama rumahnya akibat bom itu. hanya sebuah foto taeyeon yang terpajang disebuah peti kosong sebagai simbol.

ruangan itu sudah terisi banyak orang yang ingin melepaskan kepergian taeyeon, kebanyakan mereka adalah para polisi baik rekan rekan, para sunbae maupun para hoobae di kepolisian tempat taeyeon bekerja

Yuri menarik lengan kemejanya dan mengusap keringat pada dahinya begitu selesai memberikan beberapa hidangan kepada para pelayat, dari awal yuri memang berada disana untuk mengatur acara tersebut setelah mengetahui ibu taeyeon kembali dirawat di rumah sakit karena mengalami syok berat setelah mendapatkan kabar tentang putri satu ssatunya itu hingga yuri lah yang bertanggung jawab atas acara ini.

“unnie” panggil seseorang membuat yuri menoleh kearahnya

“yoong..” ucap yuri

“mianhae aku terlambat”

“gwaenchanna, kau datang sendirian?”

“nne.. sebenarnya tadi pagi aku bersama fanny unnie mendatangi rumah taeyeon unnie”

“mwo? lalu tiffany?”

“fanny unnie tidak bisa ikut kemari, setelah dari sana fanny unnie terus menangis dan mengurung diri didalam kamarnya”

“hmm…. pasti ini sangat berat untuknya” ucap yuri “miyoungie… mianhae..” lanjutnya dalam hati sambil memikirkan tiffany

“kau istirahat saja dulu, biar aku yang ikut membantu mereka menghidangkan makanan untuk tamu” ucap yoona, yuri pun mengangguk

ia terus memandang adiknya yang mulai berjalan menuju dapur, namun pandangannya teralihkan saat mendengar beberapa orang tiba di ruangan itu, ia melihat sunny yang langsung berlari dan menangis dihadapan peti sampai beberapa maid yang mengikuti kembali menenangkannya, pandangan yuri beralih pada seseorang berpakaian serba hitam diikuti beberapa bodyguard dibelakangnya, tuan choi. pandangan tuan choi dan yuri sempat bertemu saat saling berpapasan. yuri masih terdiam menatap tuan choi yang sudah tak lagi memandangnya

merasa ada yang memperhatikannya, tuan choi pun kembali membalikkan badannya dan saat itu pula yuri buru buru mengalihkan tatapannya dan berjalan meninggalkan tempat itu, sayangnya tuan choi mengetahui jika yuri tengah memandangnya

“adiknya pasti berada disini, cari dan tangkap dia” bisik tuan choi pada salah satu bodyguard yang berada disampingnya

“nne tuan” ucap bodyguard itu segera mberitahukan pada anak buah lainnya

“huh? oddiga?” ucap yoona saat melihat yuri berjalan keluar, ia baru saja keluar dari dapur hendak menghampiri yuri “unn… hmmp…!!” panggil yoona namun tepat saat itu seseorang berpakaian serba hitam muncul  dari belakang  langsung membekapnya dengan sapu tangan dan langsung menempelkan alat setrum pada tubuh yoona hingga membuatnya tak sadarkan diri, orang itupun menyeret dan membawa tubuh yoona melalui pintu belakang gedung sayangnya saat itu keadaan dapur sedang sepi hingga tak ada yang mengetahui hal itu

………………..

USA

“unnie, apa yang terjadi?” ucap krystal yang baru memasuki kamar jessica, ia melihat jessica sedang berbaring diatas tempat tidurnya setelah melewati acara makan malam yang sempat terjadi masalah

“kau sudah melihatnya kryst” ucap jessica

flashback

Tadi malam keluarga jessica dan keluarga tyler tengah mengadakan pertemuan keluarga dan makan malam bersama disebuah restoran. mereka sengaja mengadakan pertemuan keluarga untuk membicarakan acara pertunangan jessica dan tyler

“aku senang melihat kalian sudah kembali bersama, jessica adalah perempuan yang sangat baik” ucap ibu tyler membuka percakapan setelah makan malam selesai, sementara ibu jessica hanya tersenyum menanggapinya

“aku minta maaf karna sempat membuat jessica kecewa dan pergi, tapi aku senang pada akhirnya bisa membawanya kembali, jadi aku ingin memutuskan untuk segera mengadakan acara pertunangan kami” ucap tyler membuat jessica terkejut atas ucapan pria itu

“hmm.. lebih bagus memang begitu, kalian sangat cocok” ucap ayah jessica

“jadi, bagaimana pendapatmu nak?” tanya ibu jessica, orang orang disekitarnya pun memandang jessica yang masih terdiam

“i’m sorry” ucap jessica membuat keluarganya maupun keluarga tyler terkejut dan heran “i’m so sorry, aku tak bisa melanjutkan ini”

“apa maksudmu, sica?” ucap tyler

“mianhae, aku rasa aku tak bisa menerimanya, kita akhiri saja, aku benar benar minta maaf” ucap jessica membuat kedua orang tuanya saling berpadangan, jessica pun segera berdiri dan meninggalkan mereka

“jessica, apa maksudmu?” ucap tyler yang berhasil menyusul dan menahan jessica

“apa kalimatku kurang jelas tadi?”

“kau menolakku, but why? bukankah di seoul kau sudah menerimaku bahkan kau ikut denganku kemari?”

“ya, saat itu aku pikir aku bisa menerimamu kembali, ternyata aku tak bisa”

“bukankah sudah ku jelaskan jika perempuan itu hanyalah sahabatku?”

“nne, tapi bukan karena itu tyler”

“lalu apa?”

“aku… sudah tak memiliki perasaan yang sama terhadapmu, aku sudah tidak bisa mencintaimu lagi, maafkan aku” ucap jessica mendundukkan wajahnya

“why? karna perempuan korea sialan itu?”

“apa maksudmu?”

“aku tau perempuan korea sialan itu yang sudah membuatmu seperti ini” ucap tyler tersenyum sinis menatap jessica

“yah, mengapa kau memanggilnya seperti itu?!” ucap jessica mulai meninggikan suaranya

“sial, harusnya dulu aku benar benar memberinya pelajaran” ucap tyler

*plak!!!* jessica langsung menampar pipi tyler mendengar itu

“apa yang sudah kau lakukan padanya?” kesal jessica

“sica, aku hanya memberinya pelajaran , aku tau dia mencintaimu untuk itu aku menemuinya agar dia menjauhimu, seharusnya kau bersyukur aku telah membebaskanmu dari hubungan gila itu”

*plak!!* lagi lagi jessica menampar pipi tyler

ingatannya kembali saat yoona berubah sikap padanya, padahal hubungan mereka sempat membaik dan membuat jessica senang, namun saat yoona berubah sikap dan tiba tiba mencium bibirnya ia tahu jika itu agar membuatnya membenci yoona.

“cukup, mulai sekarang jangan pernah mengusik hidupku maupun perempuan itu!” ucap jessica

“why? mengapa kau memb…”

“aku mencintainya” ucap jessica memotong ucapan tyler

“what? hahaha jangan gila sica! hubungan kalian tidak masuk akal, bagaimana bisa seorang perempuan dengan perempuan? itu hanya lelucon gila”

“ya, mungkin ini memang gila, tapi aku memang mencintainya, jadi kumohon jangan pernah mengganggu kehidupanku lagi, jadi kau bisa kembali bersama sahabatmu yang bisa menenangkanmu itu” ucap jessica mengeluarkan sebuah amplop dan menyerahkan kasar pada tyler, iapun meninggalkan tyler yang masih terdiam kesal menatap kepergiannya

tyler membuka amplop itu dan melihat beberapa lembar foto bergambar dirinya tengah berciuman mesra di bibir bahkan ada beberapa foto dirinya yang sedang tidur bersama tanpa sehelai pakaian yang hanya ditutupi selimut bersama perempuan yang ia sebut sebagai sahabatnya itu. tyler sangat terkejut karena jessica mengetahui itu tyler tak tahu darimana jessica mendapatkannya

“arrgggh!!!” teriak tyler mengacak acak rambutnya meluapkan kekesalannya

Flashback end

” i know.. but, aku hanya ingin meminta penjelasan darimu” ucap krystal

“penjelasan tentang apalagi?”

“tentang seorang perempuan bernama im yoona” ucap krystal membuat jessica terkejut langsung bangun dan duduk diatas tempat tidurnya

“k..kkryst, bagaimana kau…” ucap jessica masih gugup karena keterkejutannya

“aku tahu kau memutuskan tyler bukan hanya karna si brengsek itu berselingkuh dibelakangmu, aku rasa ada hal lain yang mengganggu pikiranmu, dan ternyata itu benar”

“tapi bagaimana kau bisa tahu?”

“hmm… dari status SNS mu saat tinggal di seoul kemarin sudah jelas jika kau sedang membenci seseorang dan pada akhirnya kau menyukainya, setelah kau kembali kesini banyak hal yang berubah darimu”

“yah, apa kau menguntitku”

“big no! lebih tepatnya aku, mom and daddy mengkhawatirkanmu bodoh!”

“hmmm…” gumam jessica kembali menundukkan wajahnya

“dia cantik juga” ucap krystal kembali membuat jessica mengangkat wajah dan menatapnya, pandangannya meminta penjelasan dari krystal

“aku sudah melihatnya di ponselmu, ada beberapa wajah yang terlihat candid, so aku pikir kau diam diam memotretnya kan?” ucap krystal

“kk…kkryst, apalagi yang kau tahu?” ucap jessica gugup

“aku pikir… kakakku mulai mencintai perempuan itu” ucap krystal memandang jessica yang kembali menundukkan wajahnya

“ini gila kryst, ini benar benar gila” ucap jessica mulai meneteskan air matanya

“mengapa kau bicara seperti itu?”

“aku tak seharusnya seperti ini, ada yang salah dengan perasaanku, benar benar bodoh”

“kau yang bodoh” ucap krystal membuat jessica menatapnya “apa yang salah dengan perasaanmu? kau sudah jelas mencintainya tapi kau terus menepis perasaanmu itu kan?”

“tapi hubungan ini rasanya terlihat gila”

“apanya yang gila? bukankah disini sudah biasa hubungan seperti itu?”

“ya.. but, how to explain it to mom and daddy?”

“just bring her here”

“aku takut kryst, aku takut mereka tak bisa menerimanya”

“kau tak takut aku mendahuluimu?” ucap krystal menyerahkan sebuah foto yang tertera pada layar ponselnya

ixw32a.jpg

“in.. ini…” ucap jessica terkejut, iapun mengambil ponsel itu dan membuka beberapa foto lainnya

“she’s my girlfriend” ucap krystal dengan wajah innocent nya

“what? lalu… mom and daddy?”

“tentu saja mereka sudah tau”

“what…?!!” ucap jessica kembali terkejut

“mereka sudah lama mengetahui hubunganku, bahkan aku selalu membawanya ke rumah, mom dan daddy menyukainya, kau sih… tadi malam malah langsung pergi tak langsung menjelaskannya pada mereka”

“t..ttapi…”

“aku sudah menjelaskannya pada mereka, awalnya mereka sempat marah saat kau tiba tiba pergi, tapi aku sudah menunujukkan beberapa foto pria brengsek itu”

“apa tentang yoona mereka tahu?”

“tentu saja, kau hanya perlu membawanya kemari, aku yakin pasti dia lebih muda darimu, aku jadi penasaran seberapa menyebalkannya dia hingga membuat unnieku yang seorang ice princess bisa jatuh cinta padanya”

“kryst… gomawo..” ucap jessica memeluk adik kesayangannya itu “mianhae atas sikapku padamu beberapa hari ini”

“it’s okay, aku tahu kau hanya terluka karena aku mirip dengannya” ucap krstal membuat jessica menunduk malu “ayo kemasi barang barangmu” ucap krystal segera berdiri, jessica pun dengan semangat segera mengambil kopernya

To Be Continued

…..

kamingsun….

“bagaimana keadaannya?” ucap yuri pada seorang dokter, keduanya tengah berdiri disamping seseorang yang masih terbaring tak sadarkan diri dengan beberapa alat medis yang terpasang pada tubuhnya

“mulai membaik, beruntung dia memiliki daya tahan tubuh yang kuat” ucap dokter itu

“hmm… lekaslah bangun dan bantu aku” ucap yuri dalam hati sambil tangannya mengusap usap lengan seseorang yang tengah terbaring itu

……………

yoona terbangun dan langsung saat melihat seorang yeoja sedang duduk menatapnya

“omo!! mengapa kau ada disini?” ucap yoona dengan keterkejutannya hingga ia melompat dan duduk diatas tempat tidur

*plak!!*

“Dasar bodoh! tentu saja, ini apartemenku!” ucap orang itu setelah memukul kepala yoona

“aw.. yah, appo..” ucap yoona mengusap usap kepalanya “tapi.. apa aku masih bermimpi ya?” lanjutnya mulai tersenyum kembali memandang yeoja dihadapannya itu

yeoja itupun dengan cepat langsung menjewer keras telinga yoona

…..

“secepat itukah kau pergi? bahkan aku masih belum memaafkanmu” ucap seorang yeoja pada sebuah foto bergambar dirinya bersama dengan yeoja yang pernah dicintainya itu

*tingtong* tiba tiba bel pintu berbunyi, dan tepat saat itu sebuah sms masuk pada ponselnya

“aku di depan pintu ^_^”

yeoja itupun tersenyum dan langsung berlari membukakan pintu, namun ia terkejut saat melihat orang yang sedang berdiri berhadapan dengannya itu, orang itu mengeluarkan senyum smirknya dan….

*slebb!!*

sebuah pisau tajam pun menembus perutnya tanpa sempat menghindar hingga tetes demi tetes darah keluar dan mengalir dari dalam perut yeoja itu, perlahan senyuman manis itupun menghilang

……………..

“bagus, bunuh satu persatu mereka hingga polisi kesulitan dengan kasus yang berdatangan ini, jangan sampai meninggalkan jejak atau kalian sendiri yang akan mati”

“nne..”

We Are Different part 8

wp-1487393605957.png

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

………………………………………………

 

“Baiklah silahkan taeyeon-shi untuk mengemukakan tuntutan terkait tentang peristiwa yang menyebabkan tuan kim ayah anda meninggal”

Taeyeon berdiri begitu namanya dipanggil, ia terdiam sejenak mengambil nafas, pandangannya tertuju pada yuri yang berada tak jauh dari hadapannya itu

“Aku mencabut semua tuntutan” ucap taeyeon membuat orang orang yang berada di ruang sidang terkejut dan bertanya tanya

“Taeyeon-ssi apa anda yakin?”

“bukan yuri pelakunya, aku sudah memeriksa beberapa bukti yang sudah cukup jelas, lagipula aku percaya bukan yuri yang melakukannya” ucap taeyeon dengan tegas

Setelah memeriksa dan mencocokkan beberapa alat bukti akhirnya hakim memutuskan bahwa yuri tak bersalah dan dinyatakan bebas membuat orang orang yang berada di pihak yuri merasa lega, orang orang yang berada di pihak taeyeon yang dulu membenci yuri pun kini percaya jika yuri bukanlah pelaku itu setelah mendengar dan melihat semua bukti

Akhirmya sidang pun berakhir dan yuri sudah diperbolehkan untuk meninggalkan tempat yang selama ini ia singgahi, namun setelah mengganti semua pakaiannya sebelum pergi yuri menemui taeyeon di rooftop gedung

Yuri menghampiri dan berdiri disamping taeyeon yang sudah berada disana, keduanya berdiri sambil memandang pemandangan seoul dari atas gedung kepolisian

“Aku kira kau benar benar membenciku” ucap yuri memulai percakapan

“Aku memang membencimu, tapi aku harus menerima kenyataan” ucap taeyeon, pikirannya kembali pada pernyataan hyoyeon yang membuatnya berubah pikiran

Flashback

1 hari sebelum kematian ayahnya, saat itu taeyeon sedang berada di ruang kerja apartemennya, hyoyeon datang menemuinya

“Bagaimana hasil penyelidikanmu? Aku rasa emosimu sudah berkurang” tanya hyoyeon

“Masih belum ada bukti yang jelas, semuanya hanya dugaan sementara”

“Bolehkah aku berpendapat?”

“Katakan”

“Aku rasa memang bukan yuri yang melakukannya” ucap hyoyeon membuat taeyeon berhenti membaca berkas berkas tentang kasus itu yang ia copy kan dari para penyidik

“Jangan membuat pemikiran baru yang akan memperumit” ucap hyoyeon

“Oke, aku akan menjelaskannya pertama apa kau tahu tempat kejadian itu?”

“Rumah yuri yang dulu yang sudah lama tak disinggahinya” ucap taeyeon

“Dalam ponsel ayahmu tak ada panggilan dari dari nomor milik yuri kan”

“Bisa saja yuri meminta ayahku untuk menemuinya menggunakan media lain, kau tahu? Yuri pernah mengancamku akan menghancurkan ayahku karena kasus lama yang membuatnya kehilangan ibunya”

“Taeyeon-ah dengar, pagi itu saat tuan kim memberikan surat wasiat padaku aku memeriksanya dan terdapat 2 surat, satu tertulis untukmu dan satu lagi tertulis nama seseorang, lalu waktu itu dia memintaku mengantarnya ke stasiun dan wajahnya tak terlihat seperti sedang mendapat ancaman, wajahnya terlihat tenang” ucap hyoyeon membuat taeyeon memandangnya karena tertarik

“Maksudmu? Ayahku membuat 2 warisan?”

“Nne… Dan orang itu bernama kwon yuri” ucap hyoyeon membuat taeyeon terkejut bukan main

“Jangan bercanda” ucap taeyeon

Hyoyeon membuka tas nya dan memberikan 2 amplop berisi surat warisan pada taeyeon

Taeyeon pun kembali terkejut saat membaca tulisan itu yang ia kenal benar jika itu tulisan ayahnya

“Wae..?” gumam taeyeon

“Aku sudah menyelidikinya” ucap hyoyeon

“Ayahmu adalah ayah kandung yuri juga taeng, setelah membaca surat itu aku penasaran dan mulai meminta rekan rekanku utuk mencari informasi, saat itu aku ingin mengajakmu hanya saja kondisimu sedang tidak memungkinkan” ucap hyoyeon

“Mm…mmwo?” ucap taeyeon terkejut

“Sebelum menikahi ibumu, tuan kim sudah memiliki isteri bernama kwon hyerin yang merupakan ibu kandung yuri, tuan kwon meninggalkan mereka saat yuri masih berumur 1 tahun dan ibunya sedang mengandung anak kedua, umurmu dengan yuri hampir sama karena hubungan tuan kim dengan ibumu juga sudah berlangsung lama sebelum menikahinya, namun saat itu tuan kim memilih ibumu dan tinggal beberapa saat di luar negeri sampai akhirnya ia bertemu dengan kwon hyerin saat menjalani operasi jantung”

“J..jjadi.. Ayahku seperti itu?”

“Nne… Aku sendiri mendengar penjelasan langsung dari seorang ahjumma yang begitu dekat dengan keluarga kwon saat sebelum kejadian itu yuri menemuinya untuk mengambil kunci rumahnya karena hari itu adalah hari peringatan kematian ibunya, yuri selalu datang setiap hari peringatan itu untuk menaruh foto foto perkembangan dirinya dengan yoona, ia sengaja melakukan itu karena ahjumma itu selalu bilang jika ayah yuri selalu datang berkunjung, ia berharap ayahnya dapat melihat foto foto itu”

Taeyeon terdiam memandang sebuah kalender. Ya, dia ingat setiap tahun di bulan itu ayahnya selalu pergi ke gangnam tanpa memberitahunya, namun hari itu tuan kim pergi tepat ditanggal kematian istri pertamanya, ia tak tahu jika yuri akan berkunjung ke rumahnya

“Aku pikir ahjumma itu akan menjadi saksi, namun ia mengatakan jika yuri memintanya untuk pergi menjauhi rumahnya menghindar dari para penyidik”

“Wae?” tanya taeyeon

“Molla, ia sendiri merasa bingung, seharusnya yuri meminta ahjumma itu menjadi saksi agar ia terbebas tapi justru yuri malah mengasingkan ahjumma itu”

Taeyeon terdiam tampak berpikir, ia pun setuju dan tertarik dengan ucapan hyoyeon

Flashback end

“Gomawo…” ucap yuri tersenyum menoleh kearah taeyeon dan merentangkan tangannya hendak memeluk yeoja itu

Namun  dengan cepat kedua tangan taeyeon menahan tubuh yuri agar tidak memeluknya

“Apa yang kau lakukan?”

“Tentu saja memelukmu” ucap yuri

“Dengar, aku melakukan ini bukan berarti aku menyukaimu”

“Arra…” ucap yuri tetap memeluk taeyeon

“Yah!!!” teriak taeyeon merasa kesal, namun ia terdiam menerima pelukan yuri, selama ini ia tak pernah menerima pelukan dari seorang teman senyaman itu, taeyeon memang tak pernah memiliki teman yang begitu dekat selain hyoyeon, baginya teman itu sama saja hanya ada disaat butuh kemudian akan meninggalkan saat taeyeon terpuruk

“Kau terlihat tampan jika tersenyum seperti itu taenggu-yaa, jangan selalu menjadi sersan yang menyebalkan” ucap yuri yang sudah melepaskan pelukannya

Taeyeon tersenyum masam, ia kembali memandang pemandangan dihadapannya

Tangannya memasuki saku jaket nya dan mengambil sebuah botol bir kecil hendak meminumnya, namun yuri yang melihatnya langsung merebut minuman itu

“Yah apa yang kau lakukan, kemarikan” ucap taeyeon hendak merebutnya namun dengan cepat yuri melempar botol itu kedalam tong sampah

“Yah!” teriak taeyeon kembali

“Yah!!!” teriak yuri lebih keras membuat taeyeon terkejut

“Wae…?” ucap taeyeon merendahkan suaranya

“Wae? Itu minuman beralkohol! Dasar bodoh”

“Memangnya kenapa? Aku bebas meminumnya sekarang, Lagipula aku sudah bukan seorang polisi” ucap taeyeon

“Mwo? Jangan bercanda”

“Aku sudah diberhentikan”

“Wae?”

Taeyeon hanya terdiam memandang wajah yuri yang masih menunggu jawabannya

“Mianhae” ucap taeyeon

“Huh?” gumam yuri tak mengerti

“Maafkan aku selalu menyakiti fisikmu”

“Hahaha… Kau lucu sekali, tentu saja aku sudah lama memendam dendam padamu”

*plak!!!* dengan cukup keras yuri memukul kepala taeyeon

“Yah!!” teriak taeyeon namun yuri sudah terlanjur berlari meninggalkannya

Taeyeonpun mengikuti yuri meninggalkan rooftop

“Yul!” teriak tiffany saat tiba di kantor polisi bersamaan dengan keluarnya yuri

Tiffanypun berlari memeluk sahabatnya itu

“Apa aku terlambat?” ucap tiffany kembali

“Anniyo, lagipula aku sudah bebas sekarang” ucap yuri tersenyum memandang tiffany dengan kedua tangan yang masih memeluk pinggang yeoja dihadapannya itu

“Jinja?” ucap tiffany dengan kedua mata yang berbinar

“Tentu saja, taeyeon mencabut semua tuntutannya dan dari segala bukti menunjukkan memang bukan aku pelakunya, haaah lega rasanya” ucap yuri merentangkan kedua tangannya

“taeyeon?”

“nne, entah kenapa hari ini dia begitu baik padaku, padahal kemarin dia sangat membenciku”

“hmm… begitu ya, syukurlah aku sangat senang kau akhirnya terbebas” ucap tiffany mengembangkan senyumnya meskipun hatinya sedikit menolak ketika nama mantan kekasihnya disebut  “Tapi yul..” ucap tiffany kembali

“Wae?” tanya yuri terlihat khawatir

“Yoong tadi malam pingsan dan sampai sekarang berada di rumah sakit”

“Mwo? Wae…?”

“Dokter bilang yoong kelelahan”

“Yaish… Kajja kita kesana” ucap yuri yang sudah terlihat sangat khawatir

Taeyeon yang sedari tadi berada dibelakang yuri sempat penasaran, namun ketika hendak menghampiri yuri kedua matanya bertemu dengan tatapan tiffany, taeyeon segera menghentikan langkahnya

Cukup lama berpandangan, tiffany segera membuang muka dan membalikkan badannya menyusul yuri

……………………….

“Baby, apa semuanya sudah lengkap?” ucap tyler sambil berjalan membawa koper besar milik jessica

“Nne” ucap jessica

Keduanya pun mengendarai sebuah mobil yang dikemudikan tyler menuju bandara, hari ini jessica akan dibawa kembali ke USA

Jessica terdiam memandang pemandangan luar jendela mobil, tangannya meraba bibirnya dan mengingat kembali ketika yoona mencium bibirnya

“Mengapa jantungku selalu berdetak cepat setiap mengingat itu” ucap jessica dalam hati dengan tangan kiri yang memegang dadanya

………………………………

Begitu tiba di rumah sakit, tiffany dan yuri segera bergegas menuju ruangan tempat dimana yoona dirawat, namun langkah mereka terhenti ketika melihat yoona baru saja keluar dari ruang administrasi dan telah memakai pakaiannya lengkap

“yoong?” panggil yuri membuat yeoja dihadapannya itu menoleh kearah yuri

“huh? unnie? mengapa ada disini? Baru saja aku akan ke kantor polisi untuk menemuimu” tanya yoona heran

“Yoong bukankah kau masih harus mendapat perawatan?” ucap tiffany terlihat khawatir

“Ahahaha aku sudah baik baik saja, lagipula kau sudah aku hanya kelelahan” ucap yoona menggaruk garuk kepalanya kemudian melirik yuri

“Yah, lain kali kurangi aktivitasmu, kajja kita pulang, kau masih harus istirahat” ucap yuri

“Dengar kata unniemu! Dasar rascal, kajja kalian pulang ke apartemenku saja” ucap tiffany

“Hehehe mianhae, kajja” ucap yoona menggandeng lengan kedua unnienya itu berjalan meninggalkan rumah sakit, namun setelah beberapa langkah yoona kembali berhenti

“Chankkaman! Kenapa unnie bisa berada disini dan mengajakku pulang?”

“Tentu saja aku aku sudah bisa menghirup udara bebas yoong” ucap yuri ikut menghentikan langkahnya dan tersenyum mengangkat wajahnya

“Mwo? Jadi unnie sudah bebas?” ucap yoona excited

“Tentu saja, kau tak ingin memberikan selam…” belum sempat yuri berbicara yoona sudah terlebih dahulu memeluknya senang

“Akhirnya, jangan meninggalkanku lagi” ucap yoona memeluk erat tubuh yuri

Tiffany tersenyum bahagia melihat kedua yeoja dihadapannya itu, namun yuri yang melihatnya langsung merentangkan tangannya dan tiffany bergabung berpelukkan dengan mereka

….

Setelah tiba diapartemen, saat hendak membukakan pintu tiba tiba seorang ahjumma yang merupakan tetangga kamarnya menghampiri membawakan sebuah kotak kecil

“tiffany-shi” panggil ahjumma itu membuat ketiga yeoja dihadapannya menoleh

“ah, nne ahjumma ada apa?”

“tiga jam yang lalu temanmu kemari dan menitipkan ini untukmu, dia bilang kau tidak ada diapartemen” ucap ahjumma itu menyerahkan kotak kecil yang dibawanya pada tiffany

“kamsahamnida ahjumma” ucap tiffany

“nne..” jawab ahjumma itu sambil berlalu meninggalkan ketiga yeoja itu

“huh? jessica?” ucap tiffany membaca tulisan nama jessic pada kotak itu

Tiffany, yoona dan yuri pun memasuki apartemen

“bukankah ulang tahunmu masih beberapa hari lagi?” ucap yuri ikut merasa heran

“nne, aneh sekali” ucap tiffany membolak balikkan kotak itu “coba ku lihat” lanjutnya sambil mulai membuka kotak itu

Setelah dibuka, tiffany tersenyum senang saat melihat sebuah case ponsel yang terlingat sangat cantik terutama case itu berwarna pink

“kyaaaa…. ini lucu sekali! aku sangat menyukainya, she’s really my bestfriend” ucap tiffany excited sambil memeluk hadiah pemberian dari jessica

“yah, kau bilang aku adalah satu satunya sahabat terbaik untukmu” ucap yuri sebal

“hhehe aku akan mengatakannya setelah kau memberiku kado nanti” ucap tiffany memberikan merong pada yuri

“sahabat yang baik tak akan menitipkan kado” ucap yoona yang sudah duduk di ruang makan sambil menikmati buah apel yang diambilnya dari kulkas

“ah.. benar juga” ucap tiffany “huh? ada suratnya” lanjutnya saat melihat kembali pada kotak itu, tiffany pun segera membuka dan membacanya

 

 

 

“happy birhtday my best Tiffy! i hope all your dream wish come true baby and i love you so much. aku orang yang pertama mengucapkan bukan? hehehe

 

“Tiff, maafkan aku yang pergi tanpa memberitahumu dulu aku harus kembali ke USA, tadi aku ke apartemenmu tapi kau tak ada, aku baru ingat kau akan menghadiri sidang yuri. aku harap kasusnya segera terselesaikan dan yuri bisa segera dibebaskan. agar tiket yang ku beri tak sia sia.

ah ya, aku akan mengucapkan terimakasih padamu atas semuanya selama aku tinggal disini, kau benar sahabat terbaikku, bahkan mungkin aku akan sangat bahagia jika kau menjadi kekasihku hahaha just kidding babe

jaga kesehatanmu baik baik tiff, aku pastikan kita akan bertemu kembali karna aku tahu aku pasti akan merindukanmu hehehe

lupakan semua kesedihanmu dan hiduplah bahagia dengan orang orang yang mencintaimu, I love you my Tiffy, chu!” 😘

“mwo?! jessie pergi?” ucap tiffany terkejut setelah membaca surat itu, yuri dan yoona pun ikut terdiam mendengar itu

“oddiga?” tanya yoona yang sudah menghampiri tiffany dan membaca surat itu, yoona ikut membelalakkan kedua matanya setelah membaca surat itu

“unnie ayo ikut aku” ucap yoona kembali sambil menarik tangan yuri membawanya keluar

“hey.. kalian mau kemana?” teriak tiffany yang masih berada di dalam apartemen, iapun segera berlari menyusul

“oddiga?” tanya yuri heran namun yoona terus melangkahkan kakinya cukup cepat dan ketiganya memasuki sebuah taksi meninggalkan apartemen tiffany

15 menit perjalanan, kini taksi itu menepi. ketiga yeoja itu tiba di bandara incheon. rupanya yoona buru buru ingin menyusul jessica dengan harapan  jika yeoja itu masih berada disana

“apa masih mungkin jessie masih berada disini? ahjumma bilang dia menitipkan surat itu sudah beberapa jam yang lalu yoong” ucap tiffany mengikuti langkah yoona

namun yoona masih terdiam, ia berhenti di sebuah layar besar yang menampilkan jadwal penerbangan dari incheon airport, ia melihat semua penerbangan ke USA sudah tidak terssedia, iapun kembali berjalan menuju tempat check in tiket

“permisi, apa semua penerbangan ke USA sudah take off?”

“nne, penerbangan terakhir sudah take off 2 jam yang lalu”

“ah begitu ya, kamsahamnida” ucap yoona membungkukkan badannya pada petugas itu, iapun kembali berjalan menghampiri yuri dan tiffany yang berdiri tak jauh darinya

“bagaimana?” tanya yuri

“dia sudah pergi” ucap yoona lemas kembali berjalan meninggalkan bandara

Yuri yang melihat perubahan pada yoona langsung menatap tiffany dan mengangkat alisnya menanyakan apa yang terjadi

“aku juga tidak mengerti yul, yang ku tahu mereka sering bertengkar seperti anjing dan kucing setiap kali bertemu”

Yuri dan tiffany pun segera menyusul yoona

……………..

di ruang pribadi tuan choi

“tuan, yuri sudah dibebaskan dari tahanan” ucap salah satu anak buah tuan choi

“sial! apa yang terjadi?”

“anak korban menarik semua tuntutan dan beberapa kumpulan bukti bukti yang menunjukkan jika yuri tak bersalah”

“dasar sersan bodoh!” umpat tuan choi kesal “lalu, apa ada yang membuntutinya sekarang?”

“nne, 3 orang sudah diarahkan untuk selalu membuntutinya, dari info yang saya dapat, yuri tak pulang ke rumahnya tuan”

“oddiga?”

“dia bersama 2 orang yeoja menuju sebuah apartemen dan hingga sekarang mereka masih berada disana, diduga adiknya juga berada di salah satu mereka”

“yesung-ah apa kau sudah mendapatkan identitas adiknya?”

“nne tuan, ini” ucap anak buah bernama yesung itu sambil menyerahkan berkas identitas adik yuri

“hmmm…” *srrak!!* tuan choi melempar berkas itu kasar ke atas mejanya “segera singkirkan mereka” lanjutnya

“baik tuan” ucap para anak buah tuan choi kemudian meninggalkan ruangannya

Yesung berjalan memisahkan diri dari tim nya, ia berjalan memasuki lift dan menekan tombol lantai 3 pada mansion milik tuannya itu

*tok tok tok* jimin mengetuk pintu salah satu kamar dalam mansion itu sambil sesekali menoleh ke segala arah dengan tatapan waspadanya

“masuklah” ucap seseorang dari dalam, pintu itupun terbuka secara otomatis

“apa aku mengganggu?” tanya yesung setelah memasuki kamar, ia melihat sooyoung sedang duduk di atas kursi di balkon

“anniyo, aku menunggu kabar darimu, bagaimana ayahku?”

“aku baru saja menemuinya dan memberitahu jika yuri sudah dibebaskan dari penjara, apa nuna juga sudah tahu?”

“tentu saja, apa ayahku menanyakan tentang adiknya?”

“nne, dan aku telah memberikan berkas identitas tentang adiknya dari yang nuna berikan kemarin, tuan choi meminta untuk segera membunuhnya, setelah meninggalkan kantor polisi yuri bersama seorang wanita mnuju rumah sakit dan menemui seseorang, namun setelah keluar mereka menjadi bertiga dan sampai sekarang mereka berada di sebuah apartemen”

“apa kau tahu alamatnya?”

“nne, ini” ucap yesung mengambil sebuah kertas kecil berisikan alamat sebuah apartemen dan memberikannya pada sooyoung

“sudah ada anak buah appa yang membuntuti mereka?’

“nne, jisung taeyang dan dragon sudah berada disana membuntutinya”

“hmm… ada lagi?”

“hanya itu nuna”

“baiklah, gomawo yesung-ah aku harus segera pergi dan jangan beri tahu ayahku tentang ini”

“nne nuna” ucap yesung menundukkan kepalanya memberi hormat pada majikannya itu

…………………………

Yuri berjalan memasuki kamar tiffany, ia melihat yoona sedang duduk terdiam memandang keluar jendela

“sepertinya yedongsaengku sedang bersedih” ucap yuri menghampiri yoona dan ikut duduk disampingnya

“aku sedang tak bersemangat” ucap yoona menatap yuri sekilas kemudian kembali memangku wajahnya dengan kedua tangannya

“wae..? apa ini ada hubungannya dengan jessica?” goda yuri membuat yoona menatapnya begitu nama yeoja itu disebut

“jadi itu benar?” ucap yuri kembali karena yoona hanya terdiam “kau selalu terlihat marah jika aku membicarakan jessica kemarin”

“hmm… sepertinya aku menyukainya” ucap yoona menundukkan wajahnya

“mwo? woah.. daebak” ucap yuri menepuk nepukkan kedua tangannya “aigoo.. yedongsaeng unnie sudah mulai dewasa sekarang” lanjutnya sambil mengusap rambut yoona

“tapi aku sudah membuatnya marah”

“huh? wae…?”

“aku mencium bibirnya”

“mm… mmwo?” ucap yuri terkejut “bagaimana bisa? tapi kau sudah mengungkapkannya kan?”

“aku sengaja melakukan itu, aku juga sudah mengungkapkannya beberapa kali tapi dia sepertinya tak mempercayaiku”

“pasti karena kau mengatakannya sambil bercanda kan? -____- ” 

“anniyo aku selalu serius mengatakannya, tapi tak apalah seperti ini, dia sudah pergi jauh membawa kemarahannya terhadapku”

“wae..? mengapa kau membuatnya marah? yah! ingat pesanku, jangan pernah menyakiti hati seseong apalagi dia seorang yeoja”

“dia sudah memiliki kekasih dan namja itu mengatakan akan menikahinya”

“hemm… rumit sekali, tapi apa kau yakin jessica tak menyukaimu?”

“molla… yang ku tahu dia selalu menolakku” ucap yoona kembali sendu

“jangan sedih, kau ini adikku yang paling cantik sekaligus tampan, pasti akan banyak yang mau padamu” ucap yuri merangkul pundak yoona, yoona pun tersenyum menatap unnienya itu meskipun senyumnya dipaksakan, karena bagaimanapun juga yoona tetap masih mencintai jessica

“hey kenapa kalian belum tidur?” ucap tiffany yang baru saja selesai mandi

“pembicaraan seorang adik dan kakak hehehe, kau lekaslah tidur fany-ah kau pasti lelah, kau juga yoong” ucap yuri segera berdiri dan memakai kembali jaketnya

“huh? kau mau kemana yul?” tanya tiffany heran

“aku harus ke rumah, mr. lee pasti mencariku”

“jadi kau tak menginap disini?” ucap tiffany terlihat sedikit kecewa

“nne.. mianhae.. tapi aku akan selalu berkunjung kemari, tolong jaga adikku ya” ucap yuri mengusap usap kepala tiffany membuat kedua pipi yeoja dihadapannya itu mulai memerah

“n.. nne t.. ttentu saja” ucap tiffany gugup

“kalau begitu aku pergi dulu” ucap yuri memeluk yoona “jaga kesehatanmu, jangan berlatih dulu untuk sementara waktu ini, call?” lanjutnya

“call” ucap yoona setuju

yuri pun diantar tiffany menuju pintu keluar

“aku pulang dulu” ucap yuri membalikkan badannya menghadap tiffany setelah tiba di pintu apartemen tiffany

“nne, jaga dirimu baik baik yul.. dan jika ayahmu jahat tidurlah disini”

“hahaha… baiklah” ucap yuri tertawa melihat kepolosan sahabat yang dicintainya itu, iapun memeluk tiffany kemudian kembali membalikkan badannya berjalan meninggalkan apartemen

tiffany menundukkan wajahnya dan memasukkan tangan kanannya kedalam saku bathrobe yang dikenakannya, kemudian ia mengeluarkan dua lembar tiket sebuah pertunjukkan teater, tiket itu ia dapatkan saat membuka kotak phone case yang diberikan oleh jessica bersama sebuah catatan kecil

“tadinya aku membeli 2 lembar tiket ini untuk kita menonton bersama untuk merayakan malam ulang tahunmu, ku pastikan pertunjukannya sangat bagus, tapi sayangnya aku harus segera pergi, so’ pergilah berkencan bersama yuri, dan segeralah ungkapkan perasaanmu padanya, ppali!! atau aku akan mengambil yul darimu”  

tiffany kembali tersenyum mengingat apa yang jessica tuliskan pada catatan itu, iapun segera mengangkat wajahnya dan berlari menyusul yuri yang masih berdiri menunggu pintu lift terbuka

“yul chankaman!” teriak tiffany membuat yuri menoleh kearahnya

“nne? ada apa fany-ah?” ucap yuri berjalan menghampiri tiffany yang belum sampai padanya

“apa minggu depan kau akan sibuk?”

“tentu saja tidak, minggu depan adalah hari ulang tahunmu, aku akan mengosongkan semua kegiatanku agar bisa bersamamu”

“ah kebetulan, kajja kita menonton pertunjukkan ini” ucap tiffany memperlihatkan sebuah poster kecil bersama 2 tiket pertunjukkan itu

“huh? apa ini?”

“pertunjukkan teater, ini terlihat seru”

“hmm…”

“wae? apa kau tak menyukainya?” ucap tiffany terlihat sedih melihat ekspresi yuri

“anniyo, hanya saja kau kan yang akan berulang tahun, seharusnya aku yang mengajakmu keluar fany-ah”

“yaish aku pikir apa, gwaenchanna… lagipula ini dari jessica, tadinya dia membelikan 2 tiket ini untukku dan untuknya tapi dia lebih dulu pergi”

“kenapa kau tak mengajak taeyeon?” tanya yuri membuat tiffany tersentak, hatinya kembali merasa tak enak mendengar nama mantan kekasihnya itu disebut yuri memang belum mengetahuinya

“an.. anniyo.. aku sedang ingin pergi bersamamu, ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu yul”

“ah… jadi kau merindukanku? hahaha baiklah… tapi…”

“tapi apa?”

“karena ini kencan pertama kita setelah sekian lamanya maka kau harus berdandan secantik mungkin”

“hahaha kau tenang saja babo!” ucap tiffany menjitak kepala yuri

saat itupun pintu lift terbuka setelah yuri tekan

“aku harus segera pergi” ucap yuri mengusap kepala tiffany kemudian berjalan memasuki lift

“nne, hati hati yul” ucap tiffany tersenyum memperlihatkan bulan sabit pada kedua matanya membuat yuri kembali terkesima, namun senyuman itu perlahan menghilang setelah pintu lift tertutup

sambil terus tersenyum dengan perasaan bahagia, tiffany berjalan memasuki apartemennya

………………………………………….

setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, jessica akhirnya sampai di USA dan diantarkan tyler ke rumahnya yang ia tinggali bersama adiknya krystal, ia sengaja tak langsung menuju rumah orang tuanya karena ingin beristirahat sejenak terlebih ia masih enggan bertemu kedua orang tuanya saat bersama tyler

begitu tiba, tyler membantu jessica membawakan barang barangnya kedalam rumah jessica

“sepertinya adikmu sedang pergi”

“hemm… sepertinya begitu”

“bagimana jika aku tidur di rumahmu?”

“what? no tyler, kau harus pulang”

“why? bukankah kita sudah biasa?”

“anni… aku sedang merasa sangat lelah”

“hmm… baiklah aku mengerti, kau segerah beristirahat, besok aku akan kembali” ucap tyler mengecup singkat bibir jessica

“hati hati” ucap jessica menutup pintu rumah dan menguncinya. ia terlalu malas berbincang lama dengan kekasihnya itu

Setelah selesai mandi, jessica langsung berbaring diatas tempat tidurnya karena merasa lelah, namun sebelum kedua matanya terpejam ia mengambil ponsel dan mengaktifkannya

jessica tersenyum ketika menerima dan membaca sebuah pesan yang masuk

“aku sudah mengajaknya dan dia mau pergi denganku, aku sedikit kecewa karena dia kembali menyebut nama orang itu, thanks so much tiketnya baby, aku akan segera mengungkapkannya, tiffany jjang!! ^_^ i love you jessie, aku akan selalu merindukanmu” – My Tiffy

Jessica kembali meletakkan ponsel itu diatas meja kamarnya, ia tak berniat membalas pesan dari sahabatnya itu, karena merasa sangat lelah perahan iapun memejamkan matanya dan dalam sekejap dirinya sudah berada di dunia mimpi

……………………………………

Taeyeon baru saja tiba di rumahnya, saat membukakan pintu tiba tiba ponselnya bergetar menerima panggilan, taeyeon mengambil ponsel yang berada di dalam saku jasnya dan mengangkat telepon itu setelah melihat nama yang tertera dilayar panggilan

“yoboseyo, ada apa hyo? kau begadang lagi?”

“taenggu-yaa oddiga?” tanya hyoyeon

“aku baru saja tiba di rumahku, wae?”

“andwae! kau tak boleh masuk! pergilah dari sana”

“mwo? wae..? aku baru saja tiba, aku lelah”

“andwae taenggu yah, kau dalam baha…”

*tut..tutt…tutt….* belum sempat hyoyeon menyelesaikan telepeonnya sudah terputus

saat mendengarkan hyoyeon, tanpa taeyeon sadari tak jauh darinya seseorang baru saja menembakkan sebuah senjata peredam suara kearahnya dan peluru itu menembus kakinya hingga membuat taeyeon terjatuh didepan pintu

“akhh!!!” teriak taeyeon kesakitan, ia melihat ponselnya tergeletak setelah terbanting, sambil menahan sakit pada kakinya taeyeon berusaha meraih ponsel itu namun seseorang sudah berdiri didekat ponsel itu dan menginjak ponsel itu sekuat tenaga hingga hancur, taeyeon terkejut dan mengangkat wajahnya melihat sosok itu namun sayangnya orang yang berdiri didekatnya itu mengenakan penutup kepala sehingga taeyeon tak dapat melihat wajahnya, tiba tiba 2 orang lain datang dan menyerang taeyeon dengan pemukul baseball

*bukkk!!! bukk!!!*

“akhh!!!”

tak henti henti nya ketiga orang itu memukuli dan menendang tubuh taeyeon kemudian menyeretnya kedalam rumah

*brukk!!!* tubuh taeyeon dilempar dengan keadaan terbaring taeyeon hanya bisa terdiam menahan rasa sakitnya sementara darah terus keluar dari kakinya yang terkena tembakan itu

“hancurkan tempat ini” ucap salah satu dari ketiga namja itu

mereka pun segera memasang beberapa bom waktu di setiap sudut ruangan dan dengan segera mereka meninggalkan rumah taeyeon setelah menekan waktu mundur dari bom itu

taeyeon mengangkat wajahnya melihat kearah salah satu bom yang terpasang tak jauh darinya itu, ia melihat sisa waktu yang hanya menyisakan 5 menit 37 detik. dengan bersusah payah ia berusaha bangun agar keluar dari rumahnya sebelum bom bom itu meledak dan menghancurkan tubuhnya, namun sayangnya luka tembakan dan pukulan pukan dari ketiga namja itu membuat tubuhnya sangat lemah hingga ia kembali terjatuh

“sial” gumam taeyeon yang masih terbaring lemah dilantai, wajahnya semakin memucat karena banyaknya darah yang keluar

ia kembali memandang waktu yang tertera pada bom itu yang hanya menyisakan waktu 3 menit  26 detik untuknya.

“apa aku harus berakhir seperti ini?” ucapnya kembali dalam hati, perlahan ia tersenyum memejamkan kedua matanya, saat itu pula air mata taeyeon mengalir seiring mengalirnya waktu yang terus berkurang pada bom bom itu

 

TBC

Nunggu banyak yang baca dan komen baru dilanjut 😁 hehe

We Are Different part 7

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

………………………………………………

Setelah mematikan televisi sooyoung berjalan menuju dapur, ia melihat yoona sedang membelakanginya sehingga tidak tahu kehadirannya, ia menghentikan langkahnya memperhatikan yoona yang sedang memotong beberapa gurita yang akan diolahnya perlahan sooyoung mengambil pisau dan menyembunyikannya dibalik punggung, ia kembali berjalan menghampiri yoona dalam diam

“akhh!!!!!” teriak yoona

“baboya.. pisau itu terlalu kecil untuk memotong gurita, kkah obati lukamu” ucap sooyoung menggeser yoona yang sedang meniup niup jarinya yang teriris pisau, sooyoungpun menggantikan posisi yoona dan mulai mengiris iris daging gurita itu

“gurita gurita itu tak ingin diam, hati hati dengan jarimu” ucap yoona

“tenang saja, aku tak sepertimu” ucap sooyoung yang dengan mudah memotong daging gurita itu kedalam beberapa bagian

“woah daebak” ucap yoona takjub

“mengapa kau masih disini, lekas obati jarimu”

“ini hanya luka kecil” ucap yoona menunjukkan luka di jari telunjuknya yang masih mengeluarkan darah itu

Sooyoung menghentikan kegiatannya dan menaruh kedua tangannya diatas pinggang sambil memandang yoona

“arraso… kau seperti eommaku saja” ucap yoona mempoutkan bibirnya dan mulai menyalakan kran membersihkan lukanya

“jadi kapan kau mulai berlatih?” tanya sooyoung

“molla, amber belum menghubungiku”

“kau benar benar ingin melakukannya?”

“nne, aku tidak mungkin terus bergantung pada unnieku, aku tahu bahaya besar sedang mengikuti kehidupan kami” ucap yoona sedikit menundukkan kepalanya memikirkan apa yang telah didengarnya beberapa hari lalu di kantor polisi

Flashback

Setelah yoona meninggalkan amber dan yuri, yoona tidak langsung pergi,ia bersembunyi dibalik dinding ruangan itu untuk mendengarkan pembicaraan dua yeoja itu, ia tahu itu pembicaraan yang serius

“jadi kau berhasil menangkap para pengintai itu? siapa mereka?” tanya yuri kembali serius, amber menegakkan badannya dan mulai mencondongkan tubuhnya mendekati yuri

“2 diantaranya mati tertembak, untungnya masih ada 1 orang yang hidup, mereka anak buah dari tuan choi”

“hmm…”

“eh? kau tak terkejut?”

“aku sudah menduganya, sebenarnya aku sudah tahu jika tuan choi pemilik rumah sakit itu, aku berpikir jika tuan choi berniat membunuhku dan yoona”

“karena itu untuk saat ini mianhae aku tak bisa membantumu keluar dari sini”

“Tapi masih ada hal yang ganjal” ucap yuri terlihat sedang berpikir

“Ganjal? Maksudmu?”

“Seharusnya aku yang tertembak padahal posisiku sangat mudah untuk dibidik, tapi justru tuan kim yang tertembak dan lagi….” ucap yuri mengingat kembali kejadian itu “posisi peluru yang menembus punggung tuan kim bukan posisi untuk membunuh, kalaupun tuan kim yang menjadi sasaran harusnya pada kepalanya atau bagian jantungnya”

“Jadi maksudmu pengintai itu melakukan kesalahan?”

“Aku rasa disana tidak hanya ada satu orang, aku mendengar sedikit keributan dan saat aku menyerang mereka aku yakin salah satu dari mereka terkena tembakanku, karena aku mendengar teriakannya dan dia terjatuh, lalu mendengar suara langkah kaki memasuki hutan”

“Apa menurutmu seseorang mencoba menggagalkan aksi penembakan itu?”

“Entahlah aku masih belum yakin”

“Apa kau sempat melihat wajahnya?”

“Sayangnya tidak”

“Daebak”

“Nne?” gumam yuri tak mengerti

“Pendengaranmu sangat tajam, itulah mengapa kau masih hidup sampai sekarang” ucap amber takjub

“Hahaha yah, aku bersyukur akan hal ini”

“Mianhae, aku belum bisa melakukan apa apa sekarang”

“gwaenchanna, aku hanya akan terus memintamu menjaga adikku”

“baiklah”

“dan latihlah dia bela diri”

“eh?? bukankah dulu kau melarangnya?”

“nne, tapi setelah kejadian ini pasti bahaya akan selalu mengintainya”

“arra, ah apa dia tahu tentang ayahmu?”

“anniyo, aku masih belum bisa memberitahunya, aku takut akan melukai jantungnya”

“baiklah, kalau begitu aku harus segera pergi mengawasi adikmu, aku akan segera melatihnya nanti”

“gomawo” ucap yuri memeluk amber

Setelah mendengar itu yoona langsung pergi, beruntung yuri dan amber tidak mengetahui keberadaannya. dan semenjak itu yoona selalu memikirkan apa yang dikatakan unnienya itu

Flashback end

cukup lama terdiam, pandangan yoona tertuju pada lengan sooyoung yang terluka

“Kenapa kau diam saja? Kau membuang buang air” ucap sooyoung menyadarkan yoona, ia pun segera mematikan kran air yang sedari tadi terus menyala

“Eh mianhae…” ucap yoona

“Untuk saat ini aku mungkin akan jarang berada di restoran”

“Huh? Wae?”

“Aku diminta membantu unnieku mengurus perusahaannya, jadi kau harus bisa mengurus restoran , lagipula kekasihmu juga berada disana”

“Begitu ya, hahaha dia bukan kekasihku bodoh”

“Tapi kau menyukainya”

“Yaish… Bagaimana bisa kau tahu?”

“Yah, wajah bodoh sepertimu sangat mudah ditebak”

“Hahaha menyebalkan”

“Kajja ,makanan sudah siap” ucap sooyoung menata makanan itu keatas nampan ,yoonapun membantu membawakannya dan keduanya menikmati makan malam bersama

……………………………..

Keesokan harinya

*ting tong* pagi pagi sekali bel pintu apartemen jessica berbunyi

Jessica yang sudah terbangun dan sedang menyiapkan sarapan pun segera berlari dengan semangat membuka pintu apartemennya

“Yah, kau sekarang jadi ra….” ucap jessica saat membuka pintu namun ucapannya terhenti saat bukan yoona yang berada dibalik pintu itu “tyler?” ucap jessica kembali menatap wajah pria dihadapannya itu

“Baby, ternyata kau memang disini” ucap tyler langsung memeluk jessica

Dengan cepat jessica melepaskan pelukan tyler

“Ada apa kau kemari?”

“Baby, selama ini aku selalu mencarimu”

“Kita sudah tidak ada hubungan apa apa lagi, tolong pergi dari hadapanku” ucap jessica mulai emosi ,ia menutup pintu apartemennya namun tyler menahan

“Baby, dengarkan penjelasanku dulu ,ini tak seperti yang kau pikirkan”

“Penjelasan apa lagi? Kau sendiri yang melepaskanku! Kau pikir aku tak tahu apa yang kau lakukan dengan wanita didalam kantormu itu, huh?!!” ucap jessica mulai menitikkan air matanya

“Baby, aku tak ada hubungan apa apa dengannya”

“Cukup! Aku muak mendengar alasan bodohmu itu!” teriak jessica mendorong keras pintunya namun tyler sekuat tenaga menahannya

“Dia sahabatku! Dia hanya mencoba menenangkanku ketika aku down!” teriak tyler membuat jessica melepaskan pintu itu

“Saat itu aku tak berniat melepaskanmu, saat itu pikiranku benar benar kacau dengan keadaan perusahaanku yang sedang tak baik, aku mencoba menghubungimu karena aku membutuhkanmu untuk menenangkanku, tapi berkali kali kamu menolaknya dan aku mengetahui kau sedang merayakan pesta bersama teman temanmu” ucap tyler kembali membuat jessica terdiam dalam tangisnya, kini emosinya mulai memudar

“saat tahu hal itu aku sangat kacau, disaat aku terjatuh tak ada satupun yang mengerti, maafkan aku saat itu aku dalam keadaan emosi dan putus asa, aku benar benar minta maaf atas apa yang telah aku ucapkan, aku sangat menyesal”

Jessica kembali menangis mendengar penjelasan dari tyler

Melihat jessica terdiam tyler kembali memeluknya

“Aku benar benar menyesal dengan keputusanku, aku selalu mencarimu kemana pun dan akhirnya aku bisa menemukanmu, aku mohon kembalilah padaku, aku benar benar sangat mencintaimu” ucap tyler

Saat itu juga yoona membalikkan badannya dibalik dinding tak jauh dari mereka, beberapa saat yang lalu saat tiba didepan apartemen, yoona bertemu dengan seorang pria yang tampak kebingungan sedang mencoba menghubungi seseorang, namun pria itu segera menaruh ponsel kedalam sakunya saat melihat yoona berjalan melewatinya

“Hey.. Excuse me” ucap pria itu

“Ya?” gumam yoona menghentikan langkahnya

“Apa kau penghuni apartemen disini?”

“Anniyo, aku ingin menemui temanku”

“Ah apa kau mengenal seorang perempuan bernama jessica jung?”

“Jessica jung?” ucap yoona tampak heran

“dia kekasihku yang sudah lumayan lama pergi dari USA, selama ini aku selalu mencarinya, aku mendapatkan kabar dari adiknya jika dia tinggal di apartemen ini”

Yoona terdiam mendengarnya, apalagi setelah pria ini mengatakan jika dia kekasih dari jessica jung, pria yang diceritakan telah meninggalkan jessica karena perempuan lain, yoona merasa geram namun ia sendiri bingung mengapa pria ini mencari jessica dan bahkan mencarinya sampai seoul.

“Ya, dia salah satu penghuni apartemen ini” ucap yoona setelah cukup lama terdiam

“Benarkah? Ah thanks god!” ucap pria itu tampak senang “kalau begitu, apakah kau tahu nomor kamarnya?” lanjutnya

“nomor 418” ucap yoona

“Ah thanks so much! Aku beruntung bertemu denganmu” ucap pria itu menggegam kedua tangan yoona

Pria itu pun berjalan memasuki gedung apartemen menuju kamar jessica, karena khawatir yoona mengikuti pria itu dari belakang

namun setelah keluar dari lift ia memperhatikan mereka cukup lama, awalnya ia akan menghampiri ketika melihat jessica sedang berusaha menutup pintu yang ditahan oleh pria bernama tyler itu, namun setelah mendengarkan penjelasan tyler yoona menghentikan niatnya dan ia melihat jessica berpelukan bersama pria itu, tanpa terasa itu membuat hati yoona terluka. ia pun segera pergi meninggalkan apartemen

…………………………………..

*tap tap tap*

suara langkah seseorang berlari membuat kedua mata yuri terbuka, ia melihat seseorang membukakan pintu sel dengan nafas yang tak teratur seusai berlari menuju tempatnya

“yy… yyul…!! huh huh huh huh!!”

“nne? apa yang terjadi?” tanya yuri melihat wajah vivian yang memucat

“ayahmu yul, kajja ikut aku” ucap vivian segera membawa yuri keluar dan memasuki mobil menuju rumah sakit

“ayahku? ada apa dengan tuan kim?” tanya yuri masih tak mengerti

“ayahmu mengalami kritis kembali”  ucap vivian dengan fokus mengendarai mobil yang dibawanya

Sesampainya di rumah sakit kedua yeoja itu segera berlari menuju ruang dimana tuan kim di rawat, begitu tiba sudah banyak orang orang dan polisi yang berdiri diluar ruangan, semuanya tampak begitu serius

“sir, bagaimana sekarang? apa yang terjadi?” ucap vivian kepada atasannya yang sudah berada disana

“kenapa dia ada disini?” tanya sersan yang menggantikan posisi taeyeon untuk sementara itu

“aku yang membawanya, bagaimana pun juga dia berhak tahu”

“sayangnya kalian terlambat” ucap sersan itu menundukkan kepalanya

“nne? apa yang terjadi?” tanya vivian

tanpa pikir panjang yuri berjalan dan membukakan pintu ruangan itu, ia tampak terkejut saat  mlihat taeyeon sedang menangis sambil memeluk tuan kim yang terbaring dengan kedua mata yang tertutup, semua alat yang terpasang pada tubuhnya telah dilepas

“tuan kim tidak dapat tertolong” ucap sersan itu

Yuri terdiam mematung atas apa yang telah dilihatnya, air matanya berhasil lolos membasahi pipinya, entah mengapa hatinya begitu sakit menerima kenyataan itu jika tuan kim yang ternyata ayah kandungnya sudah tidak ada di dunia ini tanpa sempat keduanya berbincang

Yuri kembali berjalan mundur, ia sempat melihat taeyeon yang melihat kehadirannya namun taeyeon tak berkata apa apa ataupun tak terlihat emosi saat melihat kehadiran yuri

“yul, kajja” ucap vivian menarik lengan yuri dan dibawanya ke rooftop rumah sakit

“mianhae aku terlambat membawamu” ucap vivian menundukkan kepalanya

saat itu juga tubuh yuri roboh dan menangis sejadi jadinya sambil terduduk

“appa…” ucap yuri dalam tangisnya “appa… wae…?” ucap yuri kembali

Sementara vivian terdiam menundukkan kepalanya

……………………………………..

Setelah beberapa hari tak masuk kini jessica kembali bekerja di restoran, namun ia merasa heran ketika tak melihat yoona maupun sooyoung didalam sana, biasanya ia selalu dijemput yeoja yang selalu mengganggunya bahkan kemarin pun yoona sama sekali tak menemuinya

“Luna-yaa apa kau tak melihat yoona dan sooyoung?” 

“Sooyoung unnie untuk beberapa hari ini tak bisa mengunjungi restoran, sedangkan yoong unnie sepertinya hari ini tak akan bekerja ,kau juga sudah beberapa hari ini tak masuk”

“Ah ya ada beberapa hal yang harus aku urus, Huh yoona? Why?”

“Molla.. kemarin wajahnya tampak buruk, dia juga hanya bekerja setengah hari”

“Ah begitu ya, kalau begitu aku ganti pakaian dulu, gomawo luna-yaa” ucap jessica kemudian berjalan memasuki ruang ganti “Aneh sekali, apa mungkin dia sedang bertengkar lagi dengan yuri?” gumamnya

………………………….

“Fany unnie?” panggil yoona saat melihat yeoja yang dikenalnya sedang berjalan dari arah halte menuju sebuah gedung rumah duka dimana acara penghormatan terakhir kematian tuan kim

“Oh hey yoong, kau juga akan mendatangi penghomatan terakhir tuan kim?” tanya tiffany segera menghampiri yoona dan keduanya kembali berjalan beriringan

“Nne aku ingin menemani yul unnie, kenapa unnie berangkat sendiri? Tak bersama taeyeon unnie?”

“Ah anni..y..” ucap tiffany namun tak dilanjutkannya begitu melihat kearah seseorang yang tak jauh dihadapannya

Ia melihat taeyeon yang sedang berdiri didepan peti jenazah ayahnya. Tiffany menghentikan langkahnya di bagian barisan belakang para pengunjung yang sedang memberikan penghormatan terakhir, suasana didalam sangat ramai oleh para pendatang yang menghadiri acara itu

“Wae..?” ucap yoona ikut melihat kearah yang dilihat tiffany

Yoona terkejut dan membulatkan kedua matanya ketika melihat taeyeon yang sedang berpelukan seorang yeoja yang dikenalnya “taeyeon unnie? Sunny unnie?” gumam yoona kemudian kembali memandang tiffany

“Hubungan kami sudah berakhir” ucap tiffany tersenyum miris memandang yoona, kedua matanya sudah terlihat berkaca kaca karena bagaimanapun juga melihat pemandangan itu membuat hatinya terasa sakit

“Gwaenchanna…” ucap yoona merangkul dan menepuk pundak tiffany

“Nne, aku akan baik baik saja… Gomawo yoong” ucap tiffany kembali tersenyum

“Sir, tersangka mendatangi tempat ini” ucap salah seorang polisi menghampiri dan memberitahukan atasannya

Suara polisi itu cukup keras membuat orang orang didalam ruangan itu sempat ramai membicarakan kasus itu, mereka tampak geram karena yang mereka tahu jika yuri benar benar tersangka dibalik penembakkan yang terjadi pada tuan kim

Tak berapa lama yoona dan tiffany melihat yeoja yang dikenalnya memakai pakaian serba hitam dengan kedua tangan yang di borgol memasuki ruangan itu, awalnya yoona tampak senang melihat unnie nya namun ia terkejut saat melihat seorang namja menghampiri yuri dan memukulnya

“Yah!! Dasar pembunuh!” teriak namja itu mencoba terus menyerang yuri namun para polisi dengan segera menahan namja itu, tidak hanya namja yang menyerang yuri, banyak para pengunjung pun yang menyoraki dan memaki yuri membuat vivian kembali membawa yuri keluar, awalnya yuri menolak namun karena melihat situasi akhirnya yuri kembali meninggalkan ruangan dan memasuki mobil

Saat itu juga yoona dan tiffany mengikutinya

“Unnie! Chankkaman!” teriak yoona begitu keempat yeoja itu tiba di base ment

“Huh? Yoong, kau juga datang kemari” ucap vivian saat menoleh kebelakang

“Nne, aku tahu jika yul akan kemari, bisakah kau beri waktu untukku dan unnieku?”

“Baiklah, kalian bisa berbicara didalam van itu, disana cukup luas” ucap vivian melepaskan geganggaman tangannya pada lengan yuri

“Kajja unnie” ucap yoona menggandeng lengan yuri dan memasuki sebuah van hitam milik vivian

Vivian pun membawa tiffany sedikit menjauhi mereka

Begitu duduk ,yoona memandang yuri yang terus terdiam sambil menunduk

“Kenapa kau tak menepisnya?” ucap yoona sambil mengusapkan ibu jarinya pada darah yang keluar dari ujung bibir yuri akibat pukulan namja itu

“Aku… “ ucap yuri menahan tangisnya

Yoonapun memeluk yuri

“Arra, memang menyakitkan.. Kau boleh menangis” ucap yoona

Tanpa menunggu lama tubuh yuri pun bergetar menumpahkan tangisannya dipelukan yoona

“Ini memang tak adil ketika 24 tahun kita tak mengetahui sosok seorang ayah, dan ketika dia ada justru malah pergi meninggalkan kita” ucap yoona mengusap usap punggung yuri

Yuri terkejut mendengar apa yang dikatakan adiknya itu, iapun segera melepaskan pelukannya

“Yoong, kau sudah tahu?”

“Nne… Aku tak sengaja mendengarnya saat kau berbicara dengan amber unnie” ucap yoona

“Yoong mianhae, bukan maksudku tak ingin memberitahumu” sesal yuri

“Gwaenchanna, awalnya memang aku terkejut saat mengetahui korban itu adalah ayah kandung kita , aku tahu kau tak akan membunuh sosok yang selalu kau kagumi sejak kecil meskipun kita tak pernah tahu sosoknya” ucap yoona merapikan poni poni rambut yuri yang terlihat berantakan “aku diberitahu amber jika appa meninggal, aku langsung segera kesini karena aku tahu kau pasti akan datang” lanjutnya

Yuri kembali menitikkan air matanya memandang yoona

“Aku belum sempat menanyakannya kenapa dia meninggalkan eomma padahal eomma selalu menceritakan hal hal yang bagus tentangnya padaku, bahkan eomma selalu memberitahuku jika aku tak boleh memebencinya” ucap yuri “bahkan aku belum sempat mengenalkanmu padanya” lanjutnya sambil menundukkan kepala

“Gwaenchanna, mianhae aku sebenarnya tak peduli tuan kim appaku atau bukan, karena bagiku sosok ayah yang ku kenal sejak kecil adalah kau, sejak kecil kau selalu menjadi tulang punggung membantu eomma untuk kita tetap bertahan hidup bahkan setelah eomma pergi pun kau tetap menjadi sosok orang tua bagiku” ucap yoona kembali memeluk yuri

Ingatan yoona kembali pada beberapa tahun silam dimana dirinya sedang didalam kantor kepala sekolah bersama kedua orang tua dari musuhnya, hara

Yoona dan hara telah terlibat keributan dilapangan basket saat jam olahraga berlangsung sehingga kedua orang tua masing masing baik yoona maupun hara dipanggil oleh kepala sekolah, kedua orang tua hara telah hadir kecuali yoona

“Yah, aku tak memiliki banyak waktu! Mana orang tuamu! Kepala sekolah, beri saja dia hukuman” ucap ayah hara yang tampak geram

“Mwo? Enak saja kau bicara, aku sudah sampai!” ucap yuri yang sudah berdiri didepan pintu

Yoona tersenyum saat melihat unnie nya itu

“Yah, siapa kau huh?” ucap ayah hara sambil menunjuk yuri

“Em.. Dia perwakilan dari orang tua yoona” ucap kepala sekolah

“Mwo? Yah, jangan bercanda! Sesibuk apa orang tuanya huh?” ucap ayah hara meninggikan suaranya

“Aku memang orang tuanya! Wae..? Apa kau takut huh?”  ucap yuri tak mau kalah

“Tuan, mianhae.. Kedua orang tua dari siswa ini memang sudah tidak ada ,jadi hanya yuri unnie nya yang bertanggung jawab” ucap kepala sekolah kembali

“Huh pantas kelakuannya seperti itu, karena tak pernah mendapatkan didikan orang tua”

“Yah ahjushi! Justru anakmu yang kurang mendapatkan didikan darimu, lihat saja wajahnya lebih banyak terluka dibanding adikku, sudah jelas dia yang membully adikku, adikku hanya ingin mempertahankan diri”

“Mwo? Yah..!” 

“Wae…? Ahjushi pikir aku tak dapat membuktikannya, pak kepala sekolah bisa menujukkan cctv jika mau, aku berani dikeluarkan dari sekolah ini jika dugaanku salah” ucap yuri memotong pembicaran ayah hara “kajja yoong” ucap yuri kembali sambil menarik tangan yoona dan menundukkan badannya pada kepala sekolah sebelum mereka meninggalkan ruangan

“Mwo??? Yah! Anak kurang ajar” teriak ayah hara menunjuk tunjuk yoona dan yuri yang sudah keluar dari ruangan

“Sudah sudah tuan, dilihat dari rekaman cctv itu memang benar..”

“Jadi kau ingin menghukum anakku? Kau berani menghukum anak dari perusahaan YJ group dibanding 2 anak tanpa orang tua itu?”

“Emm.. Mianhae tuan, sebenarnya kwon bersaudara sudah diangkat menjadi anak dari tuan lee, aku tak bisa memberitahumu tadi karena mereka tak ingin orang orang tahu”

“M..mmwo? Lee dari bourbound group?” ucap ayah hara tampak terkejut dengan wajah yang memucat

“Nne tuan” ucap kepala sekolah

Setelah meninggalkan ruangan kepala sekolah yuri membawa yoona ke kantin sekolah

“Apa kau terluka?” tanya yuri memeriksa wajah yoona, ia terlihat khawatir karena yoona tak bisa berkelahi

“Anniyo, saat hara membullyku dengan keras aku melemparkan bola basket yang ku genggam ke wajahnya, saat dia ingin membalas untungnya sonsaengnim tiba tepat waktu, hara sudah menaikkan kursi untuk memukulku, hampir saja”

“Ah syukurlah” ucap yuri mengusap kepala yoona

“Aku pikir kau akan memarahiku”

“Mwo? Anniyo, untuk apa aku memarahimu, seharusnya tadi aku tendang wajah ahjhusi itu yang sudah berani memakimu” ucap yuri yang terlihat kesal

“Hahaha andwae, nanti kau mendapat hukuman” ucap yoona tertawa

“Duduklah, kau ingin minum apa? Akan ku pesankan” ucap yuri

“Tapi unnie inikan bukan waktu istirahat”

“Kau tenang saja, lagipula salah mereka sendiri yang telah menyita waktu, lagipula kalaupun memasuki kelas kita pasti akan dimarahi guru”

“Tapi kenapa kau bisa tahu jika hara yang memulai duluan”

“Ah.. Itu, tadi saat berjalan di koridor tiffany memanggilku dan memberitahuku jika hara memang selalu membully orang orang, sebenarnya aku hanya berbicara asal asalan saat meminta kepala sekolah untuk mengecek cctv, tapi untunglah ucapanku benar hahaha” ucap yuri tertawa bangga

“Yaish… Aku ingin jus jeruk” 

“Baiklah ,tunggu disini” ucap yuri meninggalkan yoona untuk memesankan minuman

Yoona tersenyum memandang punggung yuri yang berjalan menjauh

Flashback end

“Harusnya aku tendang wajah ahjushi yang berani memukulmu itu” ucap yoona menirukan apa yang yuri katakan dulu

Yuri sedikit tertawa mendengarnya, kini ia sudah tak lagi menangis

“Andwae… Nanti kau akan dihukum kepala sekolah” ucap yuri menanggapinya

Keduanya kini tertawa dan melepaskan pelukan

“Kau harus segera keluar dari sel, kita harus segera membawa para pelaku menggantikan posisimu”

“Baiklah, tapi… Apa kau masih selalu bersama sooyoung?”

“Kau tenang saja” ucap yoona tersenyum memandang yuri

“Jaga dirimu baik baik yoong” ucap yuri

…….

Sementara diluar, tiffany dan vivian berdiri menunggu yuri dan yoona

Kedua yeoja itu sedari tadi tampak terdiam dengan kesibukan masing masing

Tiffany yang sibuk diam memainkan kakinya sedangkan vivian yang sibuk mengunyah permen karet, keduanya sesekali saling melirik satu sama lain hingga kini tatapan keduanya bertemu, tiffany langsung menundukkan kepalanya

“Ah ya, aku baru sadar kenapa kau ada disini? Bukankah seharusnya kau bersama taeyeon?” ucap vivian memulai percakapan

“Anniyo, kami sudah berpisah..” ucap tiffany

“Hmm… Pantas” ucap vivian mengangguk anggukkan kepalanya

“Apa selama didalam sel yuri hidup dengan baik?”

“Kenapa kau tak tanyakan langsung padanya?” ucap vivian

“Anniyo, dia selalu menutupi keadannya karena tak ingin membuatku khawatir”

“Ah… Begitu ya, nne dia hidup dengan baik, makan minum dan mandi sesuai jadwal”

“Syukurlah, gomawo telah menjaga yuri dengan baik, kalau begitu aku permisi pergi lebih dulu, tolong sampaikan pada yoona nanti” ucap tiffany mulai melamgkahkan kakinya

“Kapan aku akan mengungkapkannya?” ucap vivian membuat langkah tiffany terhenti

“Nne?” gumam tiffany merasa heran

“Atau mungkin apa yul yang sudah mengungkapkannya?” ucap vivian

“Maksudmu?” tanya tiffany masih belum mengerti

“Aigoo ternyata si bodoh itu memang pengecut” ucap vivian menepuk jidatnya

“Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan”

“Yah, sebenarnya aku tak berhak memberitahukan hal ini, tapi aku sudah muak melihat tingkah kalian, haishhh… Yuri menyukaimu!”

“Mwo? Tentu saja, dia sahabatku” ucap tiffany

“Yah, baboya…! Dia mencintaimu! Kau tahukan cinta itu apa?”

“Mwo??? C.. C…cinta? Anniyo, tak mungkin, bukankah kalian…”

“Nne.. Aku minta maaf saat kemarin hanya ingin menggodamu, lagipula aku hanya ingin memastikan apa cinta yuri memang benar benar bertepuk sebelah tangan, tapi setelah melihat tingkahmu aku sudah tahu jika kau juga menyukainya”

Tiffany semakin terkejut mendengarnya, selama ini ia selalu menyangka jika vivian dan yuri kembali bersama, namun yang lebih terkejut ketika ia mengetahui jika yuri mencintainya ternyata bukan karena hanya sekedar sahabat

“Yuri sudah mencintaimu saat pertama mengenalmu di sekolah, tapi saat itu kau justru mencintai taeyeon, jadi dia lebih memilih tetap menjadi sahabatmu sampai sekarang, sadarlah.. Apa perhatiannya padamu kurang dari yang taeyeon berikan, aku rasa lebih dari itu” ucap vivian

“Kenapa kau bisa tahu? Bukankah kau mantan kekasihnya?”

“Hmm… Sedikit memalukan mengatakan hal ini, kami dari kecil sudah bersahabat dan akan tetap bersahabat sampai kapanpun, selama menjelang pesta malam perpisahan yuri memintaku untuk berpura pura menjadi kekasihnya agar saat perpisahan tiba, awalnya aku menolaknya karena kita berbeda sekolah, tapi setelah aku tahu dia menyukai sahabatnya yang bernama tiffany hwang namun sudah memiliki kekasih akhirnya aku menerimanya, kau tahu perasaannya saat malam perpisahan ketika diatas panggung taeyeon menciummu? Ughh…! Hatinya benar benar hancur”

Air mata tiffany berhasil lolos dari kedua pipinya, ia benar benar terkejut mendengar penjelasan dari vivian sampai ia menutup mulut dengan telapak tangannya

Flashback

Tiffany dan yuri sedang bersantai menikmati jam istirahat mereka di sebuah taman dibawah pohon tempat kesukaan mereka

“Ah tak terasa sudah menjelang perpisahan” ucap yuri mengadahkan kepalanya memandang langit yang tampak cerah

“Kau benar, ah sedih sekali” ucap tiffany mempoutkan bibirnya

“Wae?”

“Kau tahu kan malam puncak nanti akan ada undian hukuman bagi yang tidak membawa pasangan harus tampil diatas panggung”

“Kau tenang saja, lagipula siswa tingkat akhir banyak yang tak memiliki pasangan”

“Tapi kau tahu sendiri yul nasibku disini seperti apa, sudah pasti hyomin akan beraksi”

“Kenapa kau terlihat cemas, gwaenchanna… Tunjukkan suara emasmu pada mereka” ucap yuri tersenyum menatap tiffany

“Huh? Memang kau pernah mendengarkan aku berbanyi?” 

“Anniyo hehehe” 

“Yaish… Aku tak bisa melakukannya”

“Wae…?”

“Aku hanya ingin bernyanyi untuk orion” ucap tiffany dalam hati

“Aku yang akan menjadi pasanganmu saat malam perpisahan nanti” ucap yuri membuat tiffany mengangkat wajahnya kembali

“Huh? Kau lagi?” ucap tiffany

“Hehehe apa boleh buat, kau bilang kau tak ingin bernanyi dihadapan mereka”

“Hemmmm…..” gumam tiffany menopang dagunya sambil memandang kearah lapangan basket, kedua matanya tertuju pada sosok kecil yang sedang bermain basket bersama teman temannya, sosok kecil yang tekenal pandai dalam berbagai mata pelajaran dan menjadi ketua tim basket di sekolahnya, kim taeyeon

“Kau masih mengharapkannya?” tanya yuri yang mengetahui arah tatapan tiffany

“Bahkan sampai tak terasa hingga mendekati perpisahan” ucap tiffany

Yuri terdiam memandang sahabatnya yang masih fokus menatap taeyeon itu

Begitu jam perlajaran berakhir, yuri meminta tiffany dan yoona untuk pulang terlebih dahulu karena alasan ada urusan di sekolah.

Dan setelah melihat yoona dan tiffany keluar dari gedung sekolah, yuri segera berlari menuju rooftop gedung, ia membuka pintu gudang tempat penyimpanan peralatan sekolah yang sudah tak terpakai, kemudian yuri mengambil sebuah peti kayu yang tersimpan didalam sebuah lemari ,ia terdiam memandang peti itu ,ia teringat saat pertama kali membuatkan peti kayu itu pada tiffany

“Igo” ucap yuri memberikan peti kayu yang dibuatnya pada tiffany

“Apa ini?” tanya tiffany heran

“Peti untuk menyimpan surat surat cintamu pada taeyeon, kau bilang kau tak berani memberikannya, bisa menyimpanannya disini, setidaknya saat setelah lulus nanti dan memiliki suami kau bisa membacanya kembali untuk mengenang cinta pertamamu”

“Yah, dia bukan cinta pertamaku”

“Ah terserah saja dia cinta pertamamu atau bukan hahaha”

“Tapi kau benar juga, aku akan menyimpannya” ucap tiffany dengan senyum bulan sabitnya, iapun menyimpan seluruh surat yang selalu ia buat untuk taeyeon didalam peti itu dan disimpannya kedalam lemari didalam gudang

Setelah cukup lama terdiam, yuri mengambil sebuah kunci peti itu, sebenarnya ia tak memberitahu tiffany jika ia juga memiliki kunci serep peti itu dan diam diam selalu membaca isi surat yang tiffany buat untuk taeyeon

Yuri membawa peti itu dan kembali turun, langkahnya menuju lapangan basket dimana masih ada tim basket sekolah yang sedang berlatih, yuri duduk di kursi penonton hingga sesi latihan usai ,yuri pun langsung mencari sosok yang ditunggunya didalam ruang ganti

“Taeyeon-ah!” panggil yuri pada sosok pendek yang sedang berjalan dan berbincang dengan temannya itu

Taeyeonpun menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya melihat kearah yuri

“Ada apa?” ucap taeyeon

“Bisakah kita berbicara sebentar?”

“Untuk? Apa kau mengenalku?” ucap taeyeon menaikkan sebelah alisnya

“Ada hal yang penting yang ingin aku bicarakan, sebentar saja. Anniyo, aku kwon yuri dari kelas bisnis B”

“Baiklah” ucap taeyeon “kalian duluan saja” lanjutnya pada teman temannya itu hingga didalam ruang ganti hanya ada mereka berdua

“So?” ucap taeyeon

“Sebenarnya, aku hanya ingin memberikan ini” ucap yuri memberikan peti kayu kecil dan sebuah kunci pada taeyeon

Taeyeon kembali menaikkan sebelah alisnya merasa heran

“Itu surat cinta yang dibuat sahabatku untukmu sedari kelas pertama” ucap yuri

“Cih” decak taeyeon tersenyum meremehkan, ia memang sering mendapatkan surat surat cinta bahkan makanan dan coklat dari para penggemarnya di sekolah dan saat itu juga ia selalu menolaknya karena telah memiliki sunny, namun kini ia justru mendapatkan sekotak surat surat yang telah lama dipendam penggemarnya itu

“Setahuku kau sudah berpisah dengan sunny” ucap yuri membuat taeyeon geram dan menjatuhkan keras peti kayu itu beralih mencengkram keras kerah seragam yuri

“Yah! Tau apa kau huh? Jangan ikut campur urusanku!” ucap taeyeon

“Anniyo… Aku tak bermaksud menguntitmu, lagipula hampir seluruh sekolah sudah tahu” ucap yuri namun taeyeon semakin keras mencengkram kerah seragam yuri dan mendorong tubuhnya hingga membentur loker loker

“Jadi kau ingin meremehkanku?” 

“Anniyo, tidak sama sekali” ucap yuri membuat taeyeon melepaskan cengkraman pada kerah seragamnya

“Dia tiffany hwang sahabatku, dia benar benar telah lama menyukaimu, aku pastikan dia adalah orang yang sangat tulus, aku sudah sangat lama mengenalnya, aku harap dia benar benar bisa mengobati lukamu” ucap yuri kembali membuat taeyeon terdiam “aku harap kau bisa membuka hatimu” lanjutnya sambil menepuk pundak taeyeon kemudian pergi meninggalkannya

Taeyeon terdiam mencerna kembali apa yang diucapkan oleh yuri, pandangannya kini kembali ke peti kayu yang ia lempar. Taeyeon pun mengambil peti itu dan malam itu satu persatu taeyeon membaca surat yang tiffany buat hingga habis

Satu minggu kemudian

“Yul…. !!” teriak tiffany sambil berlari menghampiri yuri yang sedang berbaring dibawah pohon

“Wae…? Mengganggu tidurku sa…”

Belum sempat yuri melanjutkan bicaranya, tiffany sudah langsung memeluknya

“Yul, hari ini aku bahagia ,sangat bahagia!” ucap tiffany yang terus terusan tersenyum menampakkan bulan sabit pada kedua matanya

“Wae wae wae?? Kau baru saja mendapatkan jackpot eoh?”

“Anniyo… Bukan itu”

“Wae??”

“Taeyeon tadi menemuiku dan mengajakku berbicara hanya berdua! Kau tahu? Dia telah membaca surat surat ku!” ucap tiffany excited

“Waah… Chukkhae, lalu apa yang taeyeon ucapkan padamu?”

“Dia bilang masih sedikit sulit membuka hatinya tapi setelah membaca surat suratku dia akan berusaha membuka hatinya untukku dan memintaku menjadi pasangannya saat pesta perpisahan nanti, kyaaa!!!” teriak tiffany sambil tertawa dan meloncat loncat girang

Yuri pun ikut tertawa dan ikut meloncat, meskipun perasaannya sakit tapi baginya kebahagiaannya tiffany adalah kebahagiannya

“Tapi… Kau dengan siapa nanti?” ucap tiffany dengan raut wajah sedihnya

“Ah ya, aku juga hampir lupa memberitahumu, aku sudah mendapatkan pasangan untuk pesta nanti”

“Yah! Kau jahat sekali tak lekas memberitahuku, untung taeyeon datang tepat waktu”

“Hahaha kau benar” ucap yuri sambil tertawa dipaksakan

“Tapi… Nugu?”

“Emm.. Sebenarnya dia seseorang yang sudah lama aku sukai, tapi dia berbeda sekolah, kau jangan bilang siapa siapa ya”

“Baiklah rahasia terjaga, tapi… Kau sudah memiliki kekasih sekarang” ucap tiffany denga raut wajah yang kembali terlihat sedih

“Wae…?”

“Perhatianmu padaku akan terbagi bahkan mungkin kau akan melupakanku”

“Baboya…! Tentu saja tidak akan, aku akan tetap selalu ada untukmu, kau tenang saja lagipula dia berbeda sekolah hahaha”

“Ah… Kau benar hehehe, hmm… Bahagia sekali sekarang” ucap tiffany membaringkan tubuhnya diatas rumput dengan paha yuri sebagai bantalan kepala nya, perlahan tiffany memejamkan matanya

“Ya… Aku harap kau selalu bahagia” ucap yuri tersenyum memandang wajah tidur tiffany sambil mengusap usap rambut panjangnya itu membuat tiffany kembali tersenyum

Flashback end

“Aku.. Aku pergi dulu, mianhae” ucap tiffany segera berjalan meninggalkan basement setelah mendengarkan apa yang telah diceritakan vivian

“Huh? Apa aku salah bicara?” gumam vivian saat melihat kepergian tiffany

Tak berapa lama setelah tiffany pergi, yoona membuka pintu mobil dan keluar dari sana

“Kau sudah selesai berbicara dengan yul?”

“Nne, huh tiffany unnie oddiga?”

“Ah.. Dia sudah pulang, kau ingin ku antar?”

“Begitu ya, anniyo aku membawa motorku” ucap yoona “unnie, aku pergi dulu, jaga kesehatanmu” lanjutnya pada yuri yang baru saja membuka kaca mobil

“Nne yoong, hwaiting! Jangan terlalu dipaksakan jika kau lelah”

Yoonapun pergi meninggalkan mereka, ia memutuskan untuk mengunjungi restoran sebelum amber menjemputnya untuk memulai latihan

Hanya butuh waktu 15 menit yoona sampai disana, ia melihat papan “close” restoran itu sudah terpasang

Hari ini sangat banyak pengunjung sehingga bahan bahan di restoran cepat habis dan tutup lebih cepat

“Yah, kau kemana saja?” ucap jessica begitu melihat yoona baru saja memasuki restoran

“Menemui unnieku” ucap yoona berjalan melewati jessica tanpa melihat kearahnya

“Benarkah? Lalu bagaimana kabarnya sekarang?” tanya jessica berjalan mengikuti yoona

“Dia baik baik saja” ucap yoona sambil terus berjalan menuju dapur

“Key, aku lapar tolong masakkan makanan untukku” ucap yoona kembali pada key sang koki restoran yang sedang membereskan dapur

“Mianhae nuna, bahan bahan sudah habis aku dan irene baru akan belanja bahan bahan setelah selesai membereskan restoran” ucap key

“Ah begitu ya, yasudah kalau begitu” ucap yoona kembali berjalan meninggalkan dapur

“Kau lapar? Kajja kita makan diluar, aku jadi ketagihan untuk makan di kedai jajangmyeon ahjumma itu” ucap jessica kembali berjalan mengikuti yoona

“Tidak kau saja, lagipula aku tak terlalu lapar” ucap yoona masih terus mengacuhkan jessica dan berjalan keluar dari restoran namun jessica masih terus berjalan mengikutinya

“Chankkaman… Tumben kau berkata seperti itu, biasanya kau sangat shikshin” ucap jessicia

Baru saja yoona membalikkan tubuhnya hendak menghentikan jessica, seorang namja dengan pakaian rapinya menghampiri mereka

“Baby, apa pekerjaanmu sudah selesai?” tanya pria itu membuat yoona dan jessica menoleh

“Tyler? Nne restoran baru saja tutup” ucap jessica

Yoona terkejut saat tiba tiba tyler memeluk jessica tepat dihadapannya

“Aku lapar, ayo kita makan” ucap tyler menggenggam tangan jessica hendak membawanya pergi

“Wait” ucap jessica menghentikan langkahnya  “yoong kau mau kemana?” lanjutnya kembali menghentikan langkah yoona yang hendak meninggalkan mereka

“Aku akan pulang, wae? Kau sudah dijemput kekasihmu”

“Kami mau makan, apa kau mau ikut?” ucap jessica

“Anniyo” ucap yoona menatap jessica yang selalu terlihat indah dimatanya ,namun kini hati nya terasa sakit melihat keindahan itu

Cukup lama keduanya terdiam saling tatap

“Hey.. Bukankah kita pernah bertemu di apartemen kekasihku?” ucap tyler menghampiri kedua yeoja itu

“Ah.. Ya” ucap yoona tersenyum dipaksakan

“Pantas kau mengetahui ruangan apartemen jessica,ternyata kalian sudah saling mengenal, apa kau rekan kerjanya?” ucap taeyeon

“Annieyo, dia pemilik restoran tempatku bekerja” ucap jessica

“Huh? Begitu ya, i’m so sorry aku baru mengetahuinya”

“Gwaenchanna, aku pergi dulu” ucap yoona tersenyum pada jessica dan tyler kemudian berjalan meninggkan restoran

Sementara jessica masih terus memandangi kepergian yoona

“Baby, ayo” ucap tyler menggenggam tangan jessica dan membawanya memasuki mobil

“Jadi kalian sudah pernah bertemu?” tanya jessica setelah mengingat percakapan tyler dengan yoona tadi

“Yea.. Dia yang memberitahuku nomor apartemenmu” jawab tyler yang sesekali melihat ke arah kekasihnya itu

“Apa waktu dia mau menjemputku ya? Ada yang aneh dengan sikapnya hari ini” gumam jessica dalam hati memikirkan yoona

…………………………………

Yoona sudah di jemput amber dan dibawanya ke gedung fitness milik yuri pribadi yang selalu dipakainya untuk berlatih

“Woah… Ini semua milik unnieku?” ucap yoona takjub saat melihat isi ruangan besar itu terlihat lengkap dengan berbagai alat fitnrss bahkan terdapat ring arena tinju

“Tentu saja, kau baru mengetahuinya?”

“Nne, dulu aku pernah diajaknya tapi aku malas hehehe, apa hanya kau dan dia yang memakai ini?”

“Nne.. Aku pernah mengusulkan untuk membuka gedung ini untuk dipakai umum, tapi yul menolaknya, dia lebih suka berlatih dalam sepi”

“Dasar, selalu saja menyendiri” gumam yoona

Hari itu juga yoona mulai berlatih dengan amber sebagai pelatihnya

…………………………….

Beberapa hari kemudian

Di apartemen tiffany

Tiffany terbangun setelah beberapa hari mengurung diri didalam kamarnya , ia terdiam memandang langit langit kamar, pikirannya kembali memikirkan apa yang telah diceritakan oleh vivian tentang perasaan yuri padanya.

Tiffany mengambil ponselnya dan membuka album foto melihat gambar gambar dirinya bersama yuri

*dugdugdug*

“Ah kenapa dengan detak jantungku? Kenapa aku begitu bahagia melihat ini” ucap tiffany dalam hatinya, saat melihat foto yuri yang sedang mencium pipi nya

“Woah cute! Yul, kajja kita selca” ucap tiffany yang sudah siap memegang kamera. Namun yuri tiba tiba mencium pipinya untuk yang pertama kali tepat saat menekan tombol kamera itu 

“Yah! Apa yang kau lakukan yaish.. Untung taeyeon sedang tidak ada disini” ucap tiffany mempoutkan bibirnya “bisa bisa kau dihajar olehnya” lanjutnya sementara yuri hanya tertawa kemudian melihat hasil foto itu

“Hahaha gwaenchanna, pipimu sangat menggemaskan aku jadi tak tahan hahaha bagaimana hasilnya?”

“Yaish…” ucap tiffany menepuk keningnya saat melihat hasil foto itu

“Wah bagus sekali! Jangan di hapus ya”

“Shirro.. Aku tak ingin taeyeon marah” ucap tiffany mengotak atik kameranya

“Jebaljuseyo unnie.. Pwweaseee…” ucap yuri memohon dengan suara aegyeo nya

“Sudah, blee” ucap tiffany memberikan merong pada yuri dan menunjukkan layar kamera yang sudah tak memperlihatkan foto mereka

Yuri pun mempoutkan bibirnya kesal

Perlahan tiffany tersenyum mengingat kenangan foto itu, sebenarnya ia tak menghapusnya hanya menekan tombol hide hingga yuri tak mengetahuinya

“Kau tak bekerja?” ucap jessica yang sudah berdiri didepan pintu kamar tiffany

Karena terlalu fokus ,tiffany sampai tak menyadari kehadiran jessica

“Kau mengagetkanku saja jessie, annieyo aku sudah berhenti, duduklah” ucap tiffany mengganti posisinya duduk diatas tempat tidur

Jessicapun menghampiri dan duduk disamping sahabatnya

“Why?”

“Hotel itu milik taeyeon”

“Hmm… Apakah putus hubungan juga harus meninggalkan semuanya yang berhubungan dengannya tiff?” 

“Entahlah, hatiku masih begitu sakit”

“Arra.. Aku mengerti, Kau terlihat sangat berantakan” ucap jessica merapikan poni poni tiffany yang sedikit acak acakan itu

Jessica telah mengetahui hubungan taeny telah berakhir, pagi itu setelah tiffany meninggalkan apartemen taeyeon ia langsung menemui jessica dan menumpahkan semua kesedihannya. Jessica sendiri merasa sangat marah melihat sahabat dekatnya tersakiti, namun ia bingung tak bisa berbuat apa apa karena tiffany melarangnya saat akan menemui taeyeon untuk memarahinya. Tiffany sangat membenci pertengkaran

“Jessie, jika sekarang aku mencintai seseorang apa aku terlihat murahan?”

“What? Tentu saja tidak baby, justru itu lebih bagus setidaknya kau bisa melupakan taeyeon, siapa orang itu?”

“Y..yy..yuri” ucap tiffany ragu dan menundukkan kepalanya

“Hemm… Fany-ah, aku sudah tahu kau mencintainya sejak lama”

“Mwo? Bagaimana kau bisa tahu?”

“Kedua matamu terlihat berbinar setiap kali menceritakan tentangnya, bahkan kau yang tadinya bersedih setelah bertengkar dengan taeyeon langsung ceria dan terlihat bahagia saat yuri menemuimu, I know all of you baby”

“Tadi pagi vivian sahabatnya menceritakan semua tentang perasaan yuri padaku”

“Dan yuri mencintaimu?” ucap jessica membuat tiffany terkejut memandang jessica

“B..bbagaimana kau..”

“Yuri yang memberitahuku” potong jessica “setiap kali kita jalan berempat yuri selalu menceritakan tentangmu, aku pikir dia akan mengungkapkannya padamu secara langsung, ternyata justru kau tahu dari orang lain, huh.. Dasar kwon yul, tapi kau jangan kecewa fany-ah, dia hanya ingin menjaga perasaanmu yang saat itu masih bersama taeyeon”

“Kau sudah tahu perasaanku padanya, apa kau memberitahu itu pada yul?”

“Annieyo.. Aku bukan jembatan penghubung hubungan orang tiff, aku lebih suka melihat perasaan kalian bertemu pada waktunya” ucap jessica tersenyum memandang sahabatnya itu, hatinya ikut bahagia saat mengetahui kedua sahabatnya saling mencintai

“Aku baru menyadari jika aku telah lama menyukainya, perasaanku selalu berbeda saat bersamanya, tapi saat itu aku selalu menepisnya, aku takut persahabatan kita berubah jika aku mengungkapkan perasaanku, lagipula saat itu aku masih belum yakin dan aku tak ingin menyakiti taeyeon”

“Dan sekarang perasaanmu dan perasaan taeyeon sama sama terbebas, sudahlah.. Kalian sudah menemukan orang yang tepat, kini saatnya kau mulai menata kembali perasaanmu pada yuri” ucap jessica

“Tapi aku bingung bagaimana mememulainya” ucap tiffany terlihat sendu

“Yah! Kalian sudah kenal dan bersahabat sangat lama, bersikap seperti biasanya saja”

“Kau tahu aku adalah orang yang mudah gugup jessie” 

“Ck, arraso.. Akupun entah mengapa jadi seperti itu sekarang” ucap jessica mengalihkan padangannyankeluar jendela

“Why? Apa karena kekasihmu sudah kembali? Oh ya ,kemana dia?”

“Aku rasa bukan” ucap jessica “dia sedang pergi keluar bertenu dengan rekan bisnis nya”

“Lalu karena apa?”

“Apa kau pikir aku bisa menyukai seorang yeoja?” tanya jessica memandang tiffany

“Molla” ucap tiffany mengangkat kedua bahunya “tapi bukannya kau menyukaiku” lanjutnya dengan polos

“Hemm kau benar tiff” ucap jessica memandang datar pada tiffany

“Hehehe aku hanya bercanda, memang ada apa denganmu jessie?”

“Entahlah, sebelum tyler kembali ada seseorang yang membuat perasaanku berubah ubah”

“Wah, jinjja?” ucap tiffany terkejut “Tapi aku tak mengerti maksudmu” ucapnya kembali

“Tyler kembali dan telah menjelaskan semuanya ,tapi entah mengapa perasaanku biasa saja sedangkan orang itu sudah mampu membuat perasaanku beraduk aduk padahal aku belum lama mengenalnya”

“Hmm.. Itu karena dulu kau terlalu kecewa pada tyler, woah mungkin kau mulai jatuh cinta padanya”

“Kau benar aku terlalu benci pada tyler, tapi… Aku sendiri ragu pada perasaanku pada orang itu”

“Pilihlah mana yang terbaik untukmu, jessie”

Jessica hanya terdiam memandang tiffany

“Tapi… Yeoja itu bukan aku kan?” ucap tiffany kembali

“Yah!!! Tentu saja bukan” ucap jessica menjitak kepala tiffany keduanyapun tertawa

“sudah jam 4, aku harus pergi” ucap jessica setelah melihat jam tangannya

“Oddiga?” 

“Molla.. Hehe perasaanku mengatakan aku harus pergi”

“Huh? Dasar aneh, kau baru saja pulang bekerja, apa tak lelah? Mau ku temani?” 

“Andwae.. Kau istirahat saja, lagipula aku malu membawa yeoja dengan kedua mata yang membengkak, nanti orang mengira aku yang menyakitimu” ucap jessica memberikan merong pada tiffany

“Yaish..”

Jessica pun pergi meninggalkan apartemen, ia memberhentikan sebuah taksi

“Sudaj beberapa hari ini dia menghindariku, Huh mengapa aku terus memikirkanya? Apa dia sudah makan?” gumam jessica, ia mulai menekan tombol panggilan pada sooyoung

“Yoboseyo” ucap sooyoung dibalik telepon

“Soo, apa yoona bersamamu?”

“Annieyo, aku pikir dia sedang berlatih hari ini”

“Berlatih? Apa?”

“Nne, bela diri”

“What? Bukankah dia sedang sakit?”

“Nne.. Kau benar”

“Yah!! Kau sahabatnya, mengapa tak melarangnya”

“Hemmm… Apa boleh buat, itu keinginannya”

“Yaish… Apa kau tahu dia dimana?”

“Nne, akan aku kirimkan alamatnya”

*klik* jessica mengakhiri panggilanya dan tak berapa lama sooyoung mengirimkan pesan berisi sebuah alamat

Jessica pun langsung menuju ke alamat itu

Tak berapa lama taksi yang ditumpanginya berhenti didepan sebuah gedung yang cukup besar, jessica segera turun dan memasuki gedung itu

“Kenapa sepi sekali” gumamnya begitu masuk ,beruntung pintu gedung itu tak terkunci

Ia terus berjalan masuk melewati beberapa alat latihan fittness hingga mendengar sebuah suara tak jauh darinya ,jessica segera berjalan menuju sumber suara itu, ia tersenyum sekaligus kesal saat melihat yoona masih terlihat sedang berlatih bersama seorang yeoja berambut pendek

“Kau sudah cukup bagus dan sangat cepat menguasainya”

“Tentu saja, yul unnie selaluenceramahiku  jika kita melakukannya bersungguh sungguh maka akan terasa mudah”

“Hahaha tapi ini biasanya cukup sulit bagi pemula yoong” ucap amber, namun ia mengalihkan pandangannya saat melihat seorang yeoja yang berdiri di belakang yoona, yoona pun ikut membalikkan badannya

“Kenapa kau ada disini?” ucap yoona terlihat tak suka

“Harusnya aku yang bicara seperti itu” ucap jessica tak mau kalah

“Aku rasa latihanmu sudah cukup, kalau begitu aku pergi dulu” ucap amber menepuk pundak yoona dan segera meninggalkan kedua yeoja itu

Yoona pun mengalihkan padandangannya, ia mengambil handuk kecil dan mengelap keringatnya

“Bukan urusanmu” ucap yoona

“Wae…? Kenapa kau bersikap seperti ini padaku?” 

“Biasa saja” ucap yoona berjalan melewati jessica namun dengan segera jessica menahan tangan yoona

Ia sangat tidak menyukai seseorang yang memendam apapun padanya sekalipun orang itu membencinya

“Aku ini sudah lama belajar ilmu psikologi dan sudah lama juga aku membaca berbagai pikiran orang lain” ucap jessica

Yoona menghentikan langkahnya dan terdiam sejenak, kemudian ia berbalik menghadap jessica

“Berarti kau sudah mengerti dengan apa yang ada di pikiranku” ucap yoona kembali berbalik dan berjalan

“Aku tak bisa” ucap jessica menghentikan langkahnya “aku tak bisa membaca sikap maupun pikiranmu” lanjutnya menundukkan kepala

“Wae?” ucap yoona

“Karena kau sangat menyebalkan dan selalu berubah ubah” kesal jessica

“Lalu mengapa kau kemari?” ucap yoona membuat jessica tersentak dan merasa bingung

“Aku… Itu karena aku diberitahu jika kau sedang berlatih bela diri, kau tahu kan itu tak akan baik untuk kesehatanmu saat ini”

“Kenapa kau peduli?” ucap yoona membuat jessica merasa terskak mat kembali

“Wae…? Aku hanya ingin tahu mengapa kau bersikap seperti menghindari ku”

“Kau mungkin bisa belajar membaca pikiran orang lain, tapi kau tak belajar bagaimana arti cemburu” ucap yoona

Sebenarnya ia tak merasa kaget dan memiliki pikiran itu sebelumnya atas sikap yoona padanya, hanya saja ia masih ragu dengan perasaan yoona maupun perasaannya

“W…why..?” ucap jessica gugup

Yoona tak bisa menjawabnya, ia mulai berjalan menghampiri jessica dengan tatapan seriusnya

Hal itu membuat jessica semakin gugup dan perlahan ia memundurkan langkahnya hingga terhenti saat punggungnya menabrak sebuah alat fitness, detak jantungnya semakin tak karuan karena jarak tubuhnya dengan tubuh yoona begitu dekat jessica kembali mengangkat wajahnya menatap kedua mata yoona yang masih terlihat serius

Dengan cepat yoona menurunkan wajahnya dan mencium bibir jessica dalam dalam membuat yeoja dihadapnnya itu sangat terkejut dengan apa yang dilakukan yoona

Jessica mencoba mendorong tubuh yoona berusaha melepaskan diri namun tubuh yoona dengan kuat mengunci tubuhnya

“Mmmmhhh…..!!!” erang jessica mencoba menggeleng gelengkan wajahnya hingga ciuman yang cukup lama itu terlepas, yoona pun melepaskan tubuhnya dan mengambil nafas yang hampir kehabisan karena cukup lama berciuman itu

*plak!!!* dengan keras jessica menampar pipi yoona, tanpa mengucapkan apa apa ia berlari meninggalkan yoona yang masih berdiri mematung

Sementara yoona masih terdiam membiarkan jessica pergi, tangannya meraba pipinya yang terasa panas akibat tamparan jessica

2 hari yang lalu tyler menemuinya tanpa sepengetahuan jessica, tyler selalu melihat jessica terus bersikap aneh dan selalu menceritakan yoona padanya, ia juga tahu jika yoona menyukai jessica setelah jessica menceritakan itu padanya, jessica jika sedang merasa kesal pasti akan mengungkapkan kekesalannya itu, sata itu jessica memang merasa kesal pada yoona yang selalu menghindarinya.

Karena itu tyler mendatangi yoona dan mengancamnya agar menjauhi jessica dan membuat jessica kembali ke USA. Ia memberitahu yoona jika ayah jessica tak bisa menerima hubungan sesama jenis dan tyler mengatakan akan segera menikahi jessica jika ia kembali ke USA. Setelah itu yoona terus memikirkan apa yang diucapkan tyler, satu sisi ia memikirkan perasaannya namun sisi lain ia juga memikirkan perasaan orang tua jessica, sudah cukup lama juga jessica tinggal di seoul sudah pasti otang tuanya sangat merindukan jessica.

Akhirnya dengan terpaksa yoona melakukan hal itu pada jessica agar yeoja itu membencinya karena ia tahu jessica telah menolak perasaannya

“Akh!” rintih yoona mulai merasakan sakit pada jantungnya, ia segera mengambil kunci motor dan meninggalkan gedung

………………………………

Malam harinya yoona tiba di villa

“Uhhuk!! Uhhuk!!” yoona terus terbatuk sedari perjalanan pulang tadi, wajahnya terlihat pucat dengan keringat dingin yang sudah membasahi tubuhnya, ia terus memegang dada nya yang sudah mulai terasa sakit

“Soo…” panggil yoona saat memasuki villa yang terlihat sepi itu

Karena tak ada sahutan, iapun memasuki kamarnya

*bruukk!!* belum sampai ditempat tidurnya yoona terjatuh ke lantai akibat jantungnya yang semakin terasa sakit

Dengan sekuat tenaga ia merangkak menuju laci untuk mengambil obat miliknya

Tadi siang yoona terlalu semangat berlatih sampai lupa meminum obatnya bahkan yoona belum mengisi perutnya dengan makanan sedari pagi

“Akh…!!” teriak yoona kesakitan sambil menekan dadanya

Akhirnya dengan susah payah ia sampai dan membuka laci yang cukup tinggi itu, pandangannya mulai terlihat buram, ia mulai bangun dan merogoh rogoh isi laci mencari obat obatan miliknya

Namun setelah dapat, karena tangannya yang bergetar ia tak sengaja menjatuhkan botol kecil berisi obat obat miliknya hingga hingga botol itu menggelinding di lantai

“Sial” gumam yoona

“Akh…!!” *brukkk!!!*

Yoona kembali terjatuh ke lantai dan terbaring dengan posisi miring. Ia dapat melihat botol obat itu berada tak jauh dari hadapannya, yoona pun merentangkan tangannya mencoba meraih botol itu namun tak usai didapatkannya

*ceklek* 

Tiba tiba seseorang membukakan pintu kamar yoona dan berdiri disana

Yoona tak dapat melihat jelas wajah orang itu, karena kondisi kamarnya yang minim cahaya dan pandangannya yang buram

Orang itu berjalan menghampiri dan menundukkan kepalanya saat melihat botol kecil berisi obat milik yoona

Orang itu pun berjongkok dihadapan yoona dan meraih botol obat itu namun ia tak lekas memberikannya pada yoona

“T.. Ttolong aku…” ucap yoona dengan sekuat tenaga mengadahkan tangannya pada orang itu

Orang itu masih terdiam dan tiba tiba melempar botol obat kecil itu tepat masuk kedalam kotak sampah yang berada diujung kamar

Akhirnya pandangan yoona mulai memudar dan menjadi gelap

……………………………………

“Kau masih belum bisa membunuhnya? Huh?” 

“Mianhae, hanya saja waktunya yang selalu tidak tepat”

“Hari ini kau akan menemuinya bukan”

“Nne, akan aku lakukan hari ini”

……………………………..

“Anniyo, ini tidak mungkin!” ucap yuri “katakan ini hanya mimpi”

TBC


Maafkan lama, abis liburan 🙏

We Are Different part 6

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

…………………………………………….

10 tahun yang lalu

“Youngie-ya ppali, appa akan terlambat” ucap tuan choi yang sudah berdiri menunggunya, ia membukakan pintu mobil untuk sooyoung

Sooyoungpun segera berlari dan memasuki mobilnya, namun ia merasa heran saat melihat ada 2 anak kecil lain yang duduk di jok belakang

“Nugu?” ucap sooyoung yang sudah duduk disamping mereka

“Mereka putri dari pasien appa yang meninggal, sekarang kita akan mampir dulu ke panti asuhan karena appa harus mengantar mereka kesana” ucap tuan choi yang sudah berada di dalam mobil

Tuan choi pun membawa mereka menuju panti asuhan

Setibanya disana tuan choi langsung disambut pemilik panti dan beberapa wartawan dan awak media yang sudah menunggu untuk meliputnya

Di media, Tuan choi memang sangat terkenal sebagai pemilik rumah sakit yang selalu memberikan santunan pada keluarga pasien yang jika salah satu dari mereka meninggal dunia saat dirawat disana termasuk sekarang setelah satu pasien meninggal, media langsung menyorot tuan kim yang mengatakan jika akan membiayai kedua puteri dari pasien itu dan membawanya ke panti asuhan yang sudah lama ia dirikan itu.

“Appa akan berbicara bersama mereka, kalian bermain lah dulu bersama yang lain” ucap tuan choi pada keempat anak kecil diahadapannya itu kemudian meninggalkan mereka

“Ngomong ngomong kita belum kenal satu sama lain, choi sooyoung imnida” ucap sooyoung mengulurkan tangannya

“Kwon yuri, dan ini adikku” ucap yuri membalas uluran tangan sooyoung

“Kwon yoona imnida” ucap yoona membungkukkan badannya

“Dia adikmu?” tanya yuri pada sooyoung saat menatap sunny “siapa namamu?”

“Yah! Enak saja, aku ini unnie nya!” ucap sunny menggembungkan kedua pipi chubby nya membuat yuri dan yoona terkejut namun kemudian menertawainya bersama sooyoung

“Hahaha mianhae, tubuhmu terlihat lebih kecil dari nya” ucap yuri mencoba menghentikan tawanya

“Dasar menyebalkan, aku choi sunny” ucap sunny mengulurkan tangannya pada yuri dan yoona

Setelah berkenalan keempat yeoja itu terlihat akrab terutama dengan tingkah sooyoung yang sama dork nya dengan yoonyul

Mereka pun bergabung bersama anak anak panti asuhan lain yang sebagian ada yang sedang bermain bola di taman

“Hey kenapa dari tadi kau diam saja?” tanya yuri menghampiri sunny yang sedari tadi hanya duduk memperhatikan anak anak yang sedang bermain bola

“Moodku sedang buruk”

“Wae?”

“Teman dekatku sudah satu minggu tak masuk, dan aku baru mengetahui kabarnya jika ia pindah sekolah”

“Aigoo… Kau masih bisa menemuinya ke sekolah barunya”

“Sayangnya dia pindah ke luar negeri, dan dia pergi secara tiba tiba, menyebalkan!”

“Woah luar negeri? Aku juga ingin kesana agar bisa menemui appaku”

“Eh? Memang appa mu dimana?”

“Molla, eomma bilang dia tinggal diluar negeri”

“Ayahmu seorang nahkoda?”

“Anniyo, appa bersama keluarga baru nya disana”

“Ah… Aku mengerti ,mianhae tapi mengapa kau ingin bertemu ayahmu? Bukankah dia sudah jahat karena meninggalkan keluargamu?”

“Aku hanya ingin mengetahui wajahnya” ucap yuri mengadahkan kepalanya memandang langit

“Yul!! Kajja bermain lagi! Kita tertinggal” teriak salah seorang namja yang sedang bermain bola

“Ah iya ,aku lupa aku sedang bermain” ucap yuri kemudian berlari bergabung berasama teman teman barunya

“Dasar bodoh” gumam sunny tertawa memandang yuri yang sudah bergabung bersama

“Yoong oper bolanya padaku!” teriak sooyoung yang terus berlari, namun karena terlalu fokus pada bola sooyoung  tak melihat sebuah batu yang berukuran cukup besar sehingga membuat kakinya tersandung, karena kehilangan keseimbangan sooyoung terjatuh dan tubuhnya terus mengguling akibat keadaan tanah yang miring, sooyoung baru menyadari jika ia berlari di atas permukaan tanah yang cukup dekat dengan danau

*byurr!!!*

Akhirnya tubuh sooyoung terjatuh kedanau yang dalam itu

“Youngie-yaa!!” teriak anak anak lain segera berlari ke tepi danah memanggil manggil nama sooyoung

“Hupp… Hwaah.. Tool… Hmmpp…”

Sooyoung terus menggerak gerakan tangan dan kakinya agar tubuhnya tidak tenggelam namun bukannya menepi ia malah semakin menjauhi pinggiran danau, ia berusaha meminta tolong pada teman temannya karena sooyoung tak bisa berenang, namun tangan dan kakinya mulai melemas kelelahan, perlahan tubuhnya semakin tenggelam dan sooyoung berpikir jika hidupnya akan berakhir disana

“Panggil tuan choi atau orang dewasa ppali!!” ucap salah satu temannya, yang lain pun segera berlari meminta pertolongan

“Anniyo, ini akan terlambat dia akan tenggelam” gumam yoona, iapun melepas sandalnya dan menceburkan tubuhnya kedalam danau

“Yoong!!” teriak yuri, iapun menyusul yoona menceburkan dirinya

Yoona terus berenang, ia terkejut saat tak lagi melihat tubuh sooyoung, yoona pun mengambil napas dan mulai menyelam, beruntung ia segera mendapati tubuh sooyoung dan menariknya ke permukaan, yuri yang menyusulnya segera membantu menarik tubuh yoona dan sooyoung ke tepi danau hingga tubuh sooyoung yang lemas tak sadarkan diri itu segera dibaringkan

Yoona menepuk nepuk wajah sooyoung untuk memeriksa kesadarannya namun sooyoung masih tak sadarkan diri , ia pun melakukan CPR

“Youngie-yaa ireonna” ucap sunny yang sudah menangis

“Youngie!! Ada apa ini?” ucap tuan choi yang baru tiba

“Uhhuk!! Uhhukk”

Sooyoung terbatuk tepat saat ayahnya tiba, ia terdiam memandang yoona telah berhasil menyelamatkan nyawanya dan sooyoungpun didudukkan

“Youngie-ya kajja kita ke rumah sakit!” ucap ayah sooyoung segera mengangkat tubuh putrinya itu dan membawanya memasuki mobil bersama sunny

Yoona beserta anak anak lain berlari mengikutinya hingga sooyoung memasuki mobil dan dibawanya ke rumah sakit

Saat melewatinya sooyoung terus memandang yoona yang telah menyelamatkan nyawanya itu

………………

“Yah!! Tower!!” teriak yoona membuyarkan lamunannya

“Eh? Kapan kau tiba yoong?” ucap sooyoung yang terkejut akibat teriakan yoona

“Dari tadi aku sudah disini memanggilmu beberapa kali, tapi kau malah asik dengan imajinasimu” ucap yoona terlihat kesal

“Hehehe mianhae, ada apa?”

“Anni aku hanya khawatir melihatmu seperti itu, apa yang sedang kau pikirkan?”

“Tidak ada, kau sudah makan?”

“Belum, ah aku jadi lapar, kau mau ku buatkan ramyeon?”

“Anni, kau saja yang makan, aku tinggal tidur ya” ucap sooyoung segera berdiri hendak memasuki kamarnya

“Chankkaman” ucap yoona menahan pundak sooyoung hingga berbalik menghadapnya

“Wae?”

“Bagaimana dengan lenganmu? Apa sudah diobati?”

“Ah.. Ini” ucap sooyoung mengangkat lengannya “nne, setelah pulang tadi aku langsung ke dokter”

“Bagaimana jatuhmu hingga separah itu? Wajahmu juga ada luka gores”

“Aku tak ingat, lagipula lenganku sudah membaik”

“Cih, apanya yang membaik lenganmu berdarah beberapa jam yang lalu babo! Lagipula selama ini kau kemana saja? Aku jarang melihatmu “

“Kau tenang saja, aku pulang ke rumah dan beberapa hari ini aku tidur disana ,ada urusan keluarga”

“Ada masalah apa? Sepertinya sangat serius”

“Anniyo, hanya urusan biasa, sudah sana makan”

Yoona pun berdiri dan meninggalkannya sementara sooyoung kembali terdiam

“Sampai kapan?” ucap sooyoung dalam hati menatap punggung yoona dengan kedua tangannya yang mengepal

………………………

Keesokan harinya

“Yul!!” teriak seorang yeoja berseragam polisi membukakan pintul sel

Yuri pun mengangkat wajahnya

“Vivian? Ada apa kemari?”

“Harusnya aku yang bertanya, apa yang terjadi di rumahmu? Mengapa eommaku dipindahkan?” tanya vivian segera duduk disamping yuri

Vivian adalah teman kecil yuri dan yoona. Yang sekarang bekerja sebagai polisi di daerah jeonju

“Kau pasti tahu”

“Nne aku tahu ada penembakkan ,tapi wae? Aku tau kau bukan pelakunya”

“Hmm… Belum saatnya aku ceritakan”

“Yah! Aku sudah meminta izin dipindah tugaskan kemari, aku berpihak padamu! Kajja apa yang harus aku lakukan agar kau bisa segera keluar dari sini”

“Yah, cerewet sekali”

“Yaish… Aku khawatir padamu babo!” ucap vivian mengunci leher yuri dengan lengannya

“Yah yah yah! Lepaskan aku…!”

“Shirro!” ucap vivian terus mengunci yuri yang terus meronta

“Y..yyul” ucap seorang yeoja yang sudah berdiri di depan pintu sel membuat kedua yeoja itu menatapnya

“Uh? Tiffany?” ucap yuri terlihat senang saat melihat tiffany, sudah beberapa hari ini ia tak melihatnya dan yuri sangat merindukannya

“Mm..mmianhae mengganggu kalian, aku akan menunggu disana” ucap tiffany segera meninggalkan yuri

“Wae? Padahal dia bisa saja bergabung” ucap vivian merasa heran

“Mungkin dia masih mengira kita masih berhubungan” ucap yuri

“Uh? Tentu saja kita masih, sejak kapan kita bermusuhan”

“Baboya…! Bukan itu maksudku, dulu kau pernah menjadi kekasihku” ucap yuri menjitak kepala vivian

“Apanya yang kekasih, kau yang memaksaku berpura pura menjadi pasanganmu di pesta perpisahan sekolahmu, yah! Kau belum membayarnya!” ucap vivian

“Sssst…. Jangan terlalu keras, nanti fany dengar” ucap yuri membungkam mulut vivian

“Hemmmpp…h!!” gumam vivian

“Arra… Nanti aku bayar” ucap yuri melepaskan tangannya “aku akan menemuinya dulu, jangan ganggu kami, arra?!”

“Arrasoo…” ucap vivian menatap yuri yang sudah berjalan keluar, perlahan vivian pun tersenyum smirk

…..

“Fany-ah kau datang sendiri?” ucap yuri menghampiri tiffany

“Nne, jessica sedang bekerja jadi tak bisa menemaniku”

“Dasar es batu, jahat sekali dia belum menjengukku” gumam yuri mengacak pinggangnya

“Apa vivian selalu datang kesini?”

“Anniyo baru hari ini saja, ah ya kau kemana saja eoh?”

“Hehe mianhae aku baru saja sembuh”

“Wae? Kau sakit apa?” ucap yuri langsung duduk disamping tiffany dan memeriksanya

“Hahaha gwaenchanna” ucap tiffany merasa geli saat tangan yuri memeriksa dahi dan lehernya “aku hanya terkena demam, ini karena cuaca yang terlalu dingin” ucap tiffany mengusap usap kedua telapak tangannya

“Hmm… Kau terlihat semakin kurus, apa taeyeon tetap menjagamu dengan baik?” ucap yuri membetulkan jaket tebal yang dikenakan tiffany dan menarik resletingnya

Tiffany terdiam mendengar nama taeyeon, hatinya kembali terasa sakit atas kejadian tak terduga beberapa hari yang lalu di di apartemen kekasihnya itu

Flashback

Malam itu setelah dari rumah sakit menemui nyonya kim, tiffany memutuskan untuk pulang. namun saat taksi yang ditumpanginya melewati apartemen taeyeon ia memutuskan untuk mengunjunginya berharap taeyeon berada disana

begitu tiba ia menekan password apartemen taeyeon, ia tersenyum saat aroma pewangi baru yang taeyeon katakan pagi tadi mulai tercium dihidungnya

*piiip*

ia pun memasuki apartemen taeyeon setelah pintu terbuka

“taenggu, kau didalam?” panggil tiffany memasuki kamar taeyeon

ia tersenyum saat melihat taeyeon sedang terbaring diatas tempat tidurnya, tiffany mendekati dan duduk disampingnya tangan tiffany mulai mengusap wajah taeyeon

perlahan taeyeon yang kesadarannya memulih mulai membuka kedua matanya dan menatap tiffany

“kau kemana saja? aku sangat mengkhawatirkanmu” ucap tiffany tersenyum menatap taeyeon

taeyeon pun terbangun dan duduk disamping tiffany, ia memijit kepalanya yang masih terasa pusing

“fany-ah ada apa kau kemari?” tanya taeyeon

“aku hanya ingin memastikan”

“kau pikir ini jam berapa?” ucap taeyeon terlihat kesal

“mianhae, kau sangat sulit dihubungi dari tadi siang dan aku mendapat kabar jika omonim dibawa ke rumah sakit dan dirawat, setelah dari kantor polisi aku langsung kesana” ucap tiffany

Taeyeon hanya terdiam mendengarnya, ia mendekatkan wajahnya hendak menicum bibir tiffany

“taeng… kau mabuk?” tanya tiffany karena mencium bau alkohol dan menahan taeyeon dengan memegang kedua pundak yeoja itu

belum sempat taeyeon menjawab, pintu kamar mandi di dalam kaarnya terbuka dan seorang yeoja yang memakai bathrobe baru saja keluar

“taeng sepertinya shower……. “ ucap sunny namun tak melanjutkan bicaranya saat kedua matanya bertemu dengan pandangan tiffany “tiff.. tiffany?” panggil sunny merasa terkejut

“sunny?” ucap tiffany yang tak kalah terkejut, ketiga nya cukup lama terdiam

“t.. ttaeng” ucap tiffany memandang taeyeon meminta penjelasan, ia sudah mengetahui hubungan sunny dan taeyeon yang pernah menjadi pasangan kekasih sebelum dia bersama taeyeon namun ia tak menyangka jika mantan kekasih taeyeon berada di apartemen kekasihnya itu

“ann.. anniyo, ini tidak seperti yang kau pikirkan fany-ah” ucap sunny

Kedua mata tiffany sudah berkaca kaca, bagaimanapun juga ia merasakan sakit

“taeyeon-ah tolong jelaskan” ucap tiffany

“dia memang bersamaku malam ini fany-ah” ucap taeyeon sedikit menundukkan wajahnya “sudah beberapa hari ini kami memang sering bertemu” lanjutnya

“mwo? apa maksudnya taeng?” ucap tiffany semakin tak mengerti

“mianhae, aku masih mencintainya” ucap taeyeon membuat kedua yeoja dihadapannya terkejut mendengar itu

“t.. taeyeon-ah jangan bercanda, kau mabuk” ucap sunny

“anniyo, perasaanku tak pernah bercanda, selama ini aku selalu mencoba melupakanmu dengan bersama tiffany, aku pikir aku bisa melakukannya namun aku tak bisa sunny-ah” ucap taeyeon memandang sunny dengan tatapan seriusnya sementara air mata tiffany tak henti hentinya mengalir, selama ini taeyeon yang selalu ia percayai telah membohonginya

“fany-ah mianh..”

*plakkk!!!* belum sempat taeyeon menyelesaikan ucapannya tiffany sudah menampar keras pipi taeyeon ia pun berlari meninggalkan apartemen taeyeon

“taeyeon-ah jika ini lelucon ini sangatlah tidak lucu!” ucap sunny yang mulai kesal

“apa kau pikir ini lelucon?”

“kau sudah melukai perasaan tiffany!”

“kau pikir kau tidak melakukannya padaku? huh?” ucap taeyeon mulai berdiri menghadap sunny “apa selama meninggalkanku kau pernah memikirkan perasaanku sunny-ah? apa kau pernah berpikir berapa lama aku menahan sakitku menunggumu?”

“cukup taeng!” ucap sunny mulai terisak, ia hendak berjalan meninggalkan taeyeon namun taeyeon segera menahan dan memeluknya

“aku mencintaimu sunny, aku masih sangat mencintaimu” ucap taeyeon mengeratkan pelukannya

namun pada akhirnya sunny melepaskan pelukan taeyeon dan meninggalkan apartemen dengan perasaan yang tak menentu

Flashback end

“ini menyakitkan yul” ucap tiffany pelan

“Nne?” gumam yuri tak mendengarnya

“Aku baik baik saja, taeyeon menjagaku dengan baik” ucap tiffany tersenyum menatap yuri

“Ah baguslah, jangan sakit lagi fany-ah itu akan membuatku sakit juga” ucap yuri mengusap kepala tiffany dan memeluknya

Tanpa terasa air mata tiffany kembali lolos saat yuri memeluknya, ingin rasanya ia menumpahkan tangisannya di pelukan yuri yang baginya selalu terasa nyaman

Yuri hendak melepaskan pelukannya namun tangan tiffany menahannya

“Jangan lepaskan” ucap tiffany

“Eh?” gumam yuri tak mengerti

“Biarkan seperti ini dulu” ucap tiffany

Ia kembali menumpahkan air matanya dalam diam

Flashback

“Huh huh huh!!”

Yuri mengusap keringat diatas keningngya dan mengatur nafasnya setelah berlari ke segala tempat di sekolah setelah yoona memberitahunya jika tiffany menangis setelah bertengkar dengan taeyeon, ia memicingkan matanya saat melihat sosok yeoja yang sedang duduk dibawah sebuah pohon di taman sekolah yang tak jauh darinya. Yuri kembali berlari menghampiri yeoja itu setelah dugaannya benar jika yeoja itu adalah tiffany

“Orion kau dimana? Tolong aku, tolong hilangkan sakit hatiku” ucap tiffany dalam hati dan terus menangis

“Fany-ah wae?” ucap yuri

Tiffany masih terdiam terus menangis, kedua matanya yang basah menatap yuri yang terlihat mengkhawatirkannya

Tiffany pun memeluk yuri dan membenamkan wajahnya pada pundak sahabatnya itu

“Apa yang terjadi? Ku dengar kau bertengkar dengan kekasihmu? Wae? Bukankah hubungan kalian baru satu minggu?” tanya yuri bertubi tubi

Namun hanya tangisan tiffany yang menjawabnya

“Jika dia memang menyakitimu, tunggulah sebentar aku akan memberi pelajaran untuknya” ucap yuri mulai merasa kesal, ia tak pernah ingin melihat tiffany menangis karena hatinya juga ikut merasakan sakit

“Andwae yuri-yaa” ucap tiffany menahan yuri yang hendak pergi “ini salahku” lanjutnya kembali menangis

“Lalu kenapa kau yang menangis? Kau akan menangis jika ada yang melukaimu, aku harus menanyakannya pada taeyeon” ucap yuri

Namun tiffany menarik lengan yuri dan kembali memeluknya

“Fany-ah kau pikir aku tak pernah memperhatikanmu? setelah kau bersama taeyeon kau selalu menangis, wae? Ceritakan saja padaku jika taeyeon menyakitimu”

“Anniyo, ini salahku yul” ucap tiffany

“Kau selalu berkata seperti itu, sebegitu besarkah rasa cintamu padanya?”

Tiffany terdiam mendengarnya, kini isakannya mulai tak terdengar lagi

“Nne, aku yang salah karena terlalu mengharapkannya bahkan mungkin aku terlalu mencintainya” ucap tiffany

Kini yuri yang terdiam mendengar itu, hatinya merasakan sakit yang teramat dalam mendengar pengakuan tiffany

“Arraso aku tak akan membalasnya, aku hanya akan memberikan pundakku padamu”

Tiffany semakin mengeratkan pelukannya, yuripun terus mengusap usap rambut tiffany

Flashback end

………………………………

Setelah terdiam cukup lama, Tiffany mengusap air matanya dan mulai melepaskan pelukannya

“Gomawo” ucap tiffany kembali tersenyum

“Apa kau sangat merindukanku? Sampai segitunya” ucap yuri menaik turunkan sebelas alisnya

“Nne ,aku sangat merindukanmu babo! Kapan kau akan terbebas yul?”

“Molla, situasinya sedang rumit” ucap yuri

“Omo! Kau membawa makanan unnie! Ah kebetulan aku sedang lapar” ucap vivian yang baru saja muncul, ia mendekati tiffany dan membuka kotak besar yang berada disampingnya

“Ah ya aku lupa, aku kemari membawa makanan untukmu yul, aku khawatir kau tidak bisa menjaga pola makanmu karea kau sangat selektif terhadap makanan”

“Ah..hahaha aku hanya trauma terhadap makanan” ucap yuri menggaruk garukkan kepala belakangnya. Semenjak pernah keracunan makanan Yuri memang sedikit trauma terhadap jenis makanan ditempat yang asing baginya.

“Arraso aku mengerti, makanan yang kubuat masih segar dan bebas racun hehehe kau tenang saja” ucap tiffany membukakan tupperware dan memberikannya pada yuri

“Apa aku boleh memakannya juga?” ucap vivian

“Tentu saja kau bilang kau lapar, aku membawa banyak makanan” ucap tiffany memberikan  satu kotak berisi makanan pada vivian

“Woah gomawo unnie” ucap vivian senang menerima kotak itu, kini posisinya pindah duduk disamping yuri

“Kau pasti kesulitan karena kedua tanganmu di borgol, kajja aku suapi” ucap vivian mulai menyuapkan makanan pada yuri, yuri pun menerimanya dengan senang

“Aaa… Masytaaah…” ucap yuri menepuk tepukkan tangannya

“Ehmm… Yul, sebaiknya aku pulang”

“Eh? Waeyo…?”

“Aku… Aku harus pergi bekerja” ucap tiffany mulai melangkahkan kakinya hendak meninggalkan ruangan

“baiklah, hati hati di jalan unnie!” ucap vivian melambaikan tangnnya pada tiffany

“yah!!” teriak yuri

“wae? aku sudah dipindah tugaskan sebagai penjagamu disini, jadi mulai sekarang aku yang berhak mengatur jadwal kunjungan”

“yaish…

“gwaenchanna, aku akan mengunjungimu lagi, ah anni… aku akan menunggumu pulang yul” ucap tiffany iapun kembali membalikkan badannya namun lagi lagi yuri menahannya

“chankkaman” ucap yuri mendekati tiffany kedua tangannya merapikan jaket yang dipakai tiffany “kau bilang cuaca diluar sangat dingin kau harus menutup tubuhmu, jangan sakit lagi arra?” ucap yuri mengusap rambut tiffany

“n… nne… aku pergi dulu yul” ucap tiffany buru buru segera meninggalkannya karena tak ingin wajah merahnya terlihat oleh yuri

“hahahaha”

“kenapa kau tertawa? dasar bodoh, aku masih ingin melihat wajahnya”

“kau yang bodoh, tidak kah kau sadar jika yeoja itu cemburu padaku?” ucap vivian melanjutkan tawanya

“mwo? tiffany? hahaha jangan bicara yang bukan bukan”

“yaish dasar tidak peka, dari aku kuliah di london sampai lulus belum pernah mendengar kabar kau memiliki kekasih” ledek vivian

“kau tau, aku…”

“arra arra… aku tau, itu karena kau mencintai tiffany unnie”

“hehehe sudahlah jangan bahas itu”

“jadi dia masih bersama dengan si sersan itu? wah… daebak”

“yah!!!” teriak yuri

“arraso, kajja lanjutkan ceritamu, apa yang sebenarnya terjadi waktu itu?”

Yuri terdiam, ia sedikit ragu untuk menceritakannya

“kau tenang saja, hanya ada aku dan kau disini, ppali..” ucap vivian menebak raut wajah yuri

“memang bukan aku yang melakukannya, sebenci dan semarah apapun perasaanku aku tak akan melakukannya”

“kenapa dia ada didalam rumahmu? apa kalian ada janji untuk saling bertemu dan sebenarnya siapa namja yang tertembak itu?”

“dia…… ayahku”

“mwo??” ucap vivian terkejut

“saat itu ahjumma memberitahuku, aku langsung berlari menuju rumahku untuk segera melihatnya dan aku benar benar melihatnya”

“hhmmm…. apa ayahmu mungkin seorang mafia?”

“anniyo, dia seorang dokter, tapi aku sudah tahu pelaku dibalik penembakan ini”

“dokter? kemarin aku juga baru saja menangani kasus pembunuhan seorang dokter, kau tahu? cara membunuhnya sangat keji sekali”

“jinja? apa pelakunya sudah tertangkap?”

“sepertinya belum, setelah mengetahui kasus tentangmu aku langsung meminta dipindahkan kemari”

“yaish kau ini”

“wae? kau ini lebih penting, kau harus lekas bertindak dan keluar dari sini, kau harus segera menangkap para pelaku”

……………………..

“Kau melamun?” ucap jessica menghampiri yoona yang sedang duduk memandang ikan ikan yang berada di akuarium

“Anniyo, aku sedang berbincang dengan mereka” ucap yoona

“Eh? Sejak kapan ikan bisa berbicara?” tanya jessica bingung ikut memandang ikan ikan hias itu

“Sejak nenek moyang kita belum lahir, kau nya saja yang tak pernah memperlajarinya”

“Yah! Jangan membodohiku, aku tak pernah mendengar ada pelajaran bahasa ikan”

“Yah, untuk apa aku berbohong.. Kau pikir sedari tadi apa yang aku lakukan? Yaish bahkan kau tak sopan tidak menyapa mereka, kau tau? Salah satu dari mereka ada ikan yang sudah halmoni”

“Jinjja? Ah anyeong halmoni” ucap jessica sedikit menundukkan kepalanya pada ikan ikan itu sementara yoona berusaha untuk menahan tawanya ,tentu saja jessica kembali menjadi korban kebohongannya

“Ada apa kau kemari? Kau sudah membereskan semuanya?”

“Tentu, lihat saja semuanya sudah rapi.. Ah aku lupa, kemarin kau bertemu dengan yul, bagaimana kabarnya? Aku belum menemuinya, ah ottokhae” ucap jessica dengan raut khawatir memikirkan yuri

“Yah kenapa dengan raut wajahmu? Dia baik baik saja, dia makan dengan baik dan tidur dengan baik juga jadi kau tak perlu kesana karena sudah tahu kabarnya” ucap yoona menatapnya kesal

“Wae…? Aku ingin melihatnya secara langsung, lagipula dia pasti membutuhkan teman untuk mendengarkannya, yul pasti melewati hari hari yang rumit” ucap jessica

“Yaish…” gumam yoona segera berdiri dan meninggalkannya keluar restoran

“Yah yah yah, oddiga?” ucap jessica berlari menyusulnya

“Pulang, lagipula sudah malam aku sudah mengantuk”

“Lalu aku?” ucap jessica menghentikan langkahnya dihadapan yoona

“Kau? Kau pulang ke apartemenmu memangnya kemana lagi” ucap yoona kembali berjalan

“Kau tidak mengantarku?”

“Anniyo” ucap yoona mengabaikannya

“Yaah…!!” teriak jessica ,iapun berjalan kembali memasuki restoran, sialnya rekan rekan kerjanya yang lain sudah pulang “haish… ottokhae” gumamnya

namun saat membalikkan tubuhnya jessica terkejut saat sebuah tubuh seseorang sudah berdiri dihadapannya

“kyaaaaaa…..!!!!!”

“yah, berisik sekali” ucap orang itu menyalakan lampu restoran

“yah! kau senang sekali membuatku terkejut, yaish!!! menyebalkan” ucap jessica merasa kesal saat melihat orang itu adalah yoona

“kau nya saja yang mudah terkejut, kajja” ucap yoona menarik tangan jessica, ia kembali mematikan lampu restoran dan menguncinya

“kau bilang tak ingin mengantarku” ucap jessica masih merasa kesal

“aku tak mungkin tega membiarkanmu”

“kau senang sekali menarik ulur hati seseorang” 

“benarkah? mianhae… “ ucap yoona masih terus berjalan menatap kedepan dengan tangannya yang masih menggenggam tangan jessica “lagipula kau bisa memberhentikan taksi, kenapa kau memintaku mengantarmu?” lanjutnya

“ah benar juga, jessica babo” ucap jessica dalam hati “percaya diri sekali, siapa juga yang meminta diantar olehmu, lepaskan aku ingin pulang”

“shirro, aku lapar, kau tak lapar?”

“ah benar juga” gumamnya dalam hati “baiklah, kita makan dimana? jangan terlalu jauh, ini sudah mulai larut malam” ucap jessica

Yoona tak menjawabnya, ia hanya terus berjalan dengan menarik tangan jessica hingga keduanya sampai disebuah kedai makanan

“ahjumma, 2 porsi seperti biasa” ucap yoona pada seorang ahjumma pemilik kedai tersebut

“hey yoong, kau tak bersama unnie mu?”

“anniyo, aku bersamanya” ucap yoona menunjuk pada jessica, jessica pun membungkukkan badannya menyapa ahjumma itu

“omo! kekasihmu?” ucap ahjumma itu tertegun saat melihat jessica

“nne” jawab yoona

“an.. “

” aigoo yeoppoda…” ucap ahjumma sebelum jessica melanjutkan ucapannya “kajja duduklah” lanjutnya sambil membawa nampan berisi 2 mangkok jajangmyeon dan 22 botol soju yang sudah siap disajikan

“kamsahamnida ahjumma…” ucap yoona saat menerima makanan tersebut

“nne, nikmati kencan makan malam kalian hehehe” ucap ahjumma itu kemudian berlalu pergi

“yah apa maksud ucapanmu tadi” ucap jessica

“yang mana?” tanya yoona

“haish… lupakan” ucap jessica, keduanya pun mulai menikmati jajangmyeon yang sudah berada dihadapan mereka

“aaah… masyta.. sudah lama sekali aku tak makan disini, kau suka?” ucap yoona dengan jajangmyeon yang masih menggembul di pipinya

“nne ini memang lezat, kau selalu kemari? sepertinya ahjumma itu sangat mengenalmu”

“tentu saja, sepulang sekolah aku selalu kemari bersama unnieku”

“woah sudah lama sekali kedai ini”

“ini memang kedai jajangmyeon paling terkenal disini, ah yul unnie juga pasti merindukannya, sudah lama sekali kami tidak pernah kesini”

tanpa terasa jessica tersenyum mendengar itu

“wae?” tanya yoona

“anniyo, aku hanya senang hubunganmu dengan yuri sudah membaik” ucap jessica

“hmm… kau bilang kau memiliki dongsaeng?”

“nne, dia sekarang tingkat akhir high school”

“apa kau tak merindukannya?”

“walaupun dia menyebalkan sepertimu tentu saja aku merindukannya, tapi hampir setiap hari dia menelponku ataupun sebaliknya”

“kenapa kau memilih seoul?”

“molla, kedua orang tuaku memang berasal dari negara ini tapi sekarang ini adalah pertama kalinya untukku menginjakkan kaki di seoul, awalnya aku ragu namun setelah mengenal tiffany yang juga tinggal sendirian, aku jadi yakin akupun bisa”

“apa kau begitu memang karena ingin melupakan seseorang?”

“hmm…” gumam jessica mulai mengambil soju dan meminumnya “aku hanya ingin memulai kehidupanku yang baru, aku sudah terlalu muak menangisi namja brengsek itu” lanjutnya

“apa yang terjadi?” tanya yoona

Jessica hanya memandang yoona merasa ragu jika menceritakannya karena ia tahu yoona tak pernah luput dari mengerjainya

“yah, mengapa memandangku seperti itu? aku juga bisa bersikap serius” ucap yoona

“dia tiba tiba mumutuskan hubungan tanpa alasan, padahal kami sudah merencanakan tanggal pertunangan kami yang akan diadakan beberapa bulan lagi, tapi saat aku menemui kantornya untuk memastikan, sayangnya aku melihat si brengsek itu bersama perempuan lain”

“woah daebak, pasti yeoja itu lebih cantik darimu”

“yah!!!” teriak jessica memandang tajam pada yoona tanpa ia sadari hampir semua pengunjung kedai merasa terkejut karena teriakannya itu

“aku bercanda hehehe aku yakin namja itu suatu saat nanti akan menyesal telah melepaskan  yeoja secantikmu” ucap yoona melanjutkan makannya

Kini emosi jessica mulai menurun, lagi lagi yoona telah membuat perasaannya naik turun

“dasar menyebalkan” gumam jessica

“tenang saja, kau akan merasa bahagia disini” ucap yoona tersenyum memandang jessica begitupun jessica yang terdiam memandang yoona, keduanya cukup lama saling memandang

“ak.. aku sudah kenyang” ucap jessica

“jinja? makananmu masih tersisa”

“ini terlalu banyak untukku, lain kali jangan memesankan 1 porsi untukku”

“baiklah, kajja kita pulang” ucap yoona mulai berdiri

Yoona kembali mengantar jessica ke apartemennya

“gomawo… kau ingin mampir?” ucap jessica setelah kduanya tiba didepan apartemen jessica

“anniyo aku langsung pulang saja” ucap yoona “ah ya, besok bangunlah pukul 6 pagi”

“eh? wae?? bukankah restoran buka jam 10?”

“pokoknya bangun saja dan lekas bersiap siap, aku akan menjemputmu jam 7, bye..” ucap yoona melambaikan tangannya dan berlari meninggalkan jessica

“huh? dasar” ucap jessica namun kemudian tersenyum menatap punggung yoona yang semakin menjauh dan menghilang dibalik lift

…………………….

keesokan harinya sesuai apa yang diucapkan yoona tadi malam, pukul 7 pagi ia tiba di apartemen jessica

“good morning” ucap yoona tersenyum saat pintu apartemen jessica terbuka

“ternyata kau memang kesini, masuklah aku baru saja membuatkan sarapan” ucap jessica yang sudah terlihat rapi

“tentu saja, aku tak pernah mengkhianati lidahku sendiri” ucap yoona berjalan mengikuti langkah jessica

“jadi, apa yang membuatmu memintaku bangun pagi?” tanya jessica sambil memberikan potongan  sandwich yang dibuatnya

“kita akan pergi”

“pergi? oddiga?”

“jalan jalan, membuatmu senang”

“eh? bukankah ini bukan hari libur kerja?” tanya jessica bingung

“tentu saja bukan, apa kau tak lelah? kau juga butuh bersenang senang, kau tenang saja aku sudah memberitahukan yang lain”

“hhh… kau ini, selalu saja berlaku seenaknya”

“tentu saja aku melakukan ini untukmu” ucap yoona

“yy..yah, kk.. kau ini” ucap jessica merasa gugup dengan kedua pipi yang hampir blushing

“kajja kita berangkat” ucap yoona mulai berdiri dan kembali menggenggam tangan jessica

“c.. changkaman, aku ingin mengambil ponselku” ucap jessica menahan tangan yoona

“baiklah, aku akan menunggu dibawah” ucap yoona kemudian berjalan meninggalkan jessica

“hufhht… apa apaan ini” ucap jessica membuang nafas dengan kedua tangan yang memegang dadanya, iapun berjjalan memasuki kamar untuk mengambil tas kecil dan ponsel yang sedang di charger nya. namun alis jessica terangkat saat mencabut kabel pengisi daya yang membuat layar ponselnya menyala dan memperlihatkan beberapa panggilan dari sebuah nomor kontak

Dahinya mengkerut saat membuka kunci layar dan melihat pemilik nomor yang berkali kali memanggilnya itu, jessica pun menutup kembali layar ponselnya setelah menghapus nomor panggilan itu namun saat akan memasukkan ponselnya kedalam tas tiba tiba ponselnya kembali berbunyi menerima panggilan

saat dilihat, nomor kontak yang sama kembali meneleponnya membuat jessica terdiam cukup alama menatap layar ponsel yang terus berkedip menerima panggilan itu

Namun jessica segera menekan tombol merah menolak panggilan itu dan mematikan ponselnya, iapun segera menemui yoona yang sudah menunggunya

“yah lama sekali” ucap yoona yang sudah terlihat kesal

page.jpg

“mianhae” ucap jessica “eh? kita akan mengendarai motor?” lanjutnya menatap heran pada yoona yang sudah menggunakan helm dan duduk disebuah motor

“nne, apa kau tak suka?”

“anniyo, mana helm untukku?” tanya jessica, yoonapun memberikan satu helm untuk jessica dan segera dipakainya

“kau tak ingin berpegangan padaku?”

“shirro” ucap jessica yang sudah duduk dibelakang yoona

“baiklah” ucap yoona, iapun segera menghidupkan mesin motor dan tanpa jessica duga yoona langsung menarik gas membuat seseorang yang duduk dibelakangnya merasa terkejut hingga akhirnya kedua tangan jessica memeluk pinggang yoona dengan erat

Yoona pun tersenyum senang

………………………………………

*tingtong* suara bel pintu apartemen taeyeon berbunyi saat seseorang menekannya dari luar

“fany-ah?” ucap taeyeon saat membukakan pintu dan melihat tiffany berdiri disana “kenapa tak langsung masuk saja? aku tak mengganti password pintuku”

“gwaenchanna” ucap tiffany singkat

“masuklah” ucap taeyeon

“anniyo” ucap tiffany masih berdiri didepan pintu membuat taeyeon membalikkan badannya “aku kemari hanya ingin mengembalikan ini semua” ucap tiffany memberikan kotak besar berisi barang barang yang taeyeon berikan selama masih menjalin hubungan bersama

Taeyeonpun dengan kaku menerima kotak itu

“wae..?” tanya taeyeon

“aku rasa aku tak pantas menerimanya lagi” ucap tiffany “dan ini..” lanjutnya sambil melepaskan cincin yang dikenakannya dan diberikan pada taeyeon. cincin itu adalah cincin couple yang diberikan taeyeon sebagai perayaan hari anniversary hubungan mereka yang sudah menginjak 3 tahun dari awal hubungan mereka dimulai, saat itu tiffany merasa sangat bahagia memakai cincin itu. namun sekarang justru memakai cincin itu membuatnya terluka

Taeyeon hanya terdiam memandang tiffany, ia merasa sangat bersalah pada yeoja dihadapannya itu namun ia sendiri tak bisa melakukan apa apa

“aku pergi, terima kasih atas semuanya” ucap tiffany segera membalikkan badannya

saat itu taeyeon buru buru meletakkan kotak besar itu dan berlari mengejar tiffany

“fany-ah, chankkaman!” ucap taeyeon menarik tangan tiffany dan memeluknya

Tiffany mencoba melepaskan diri dari pelukan taeyeon namun taeyeon terlalu erat memeluknya

“mianhae… jeomngmal mianhae” ucap taeyeon mulai menitikkan air matanya begitu pun tiffany “kau memiliki hati yang sangat tulus, tapi aku tak bisa menjaga ketulusan itu, aku sangat menyesal dengan keputusanku tapi aku tak bisa terus membohongimu” lanjutnya, taeyeon mulai melepaskan pelukannya

“gwaencahanna” ucap tiffany buru buru menghapus air matanya

“kau bisa membenciku” ucap taeyeon menatap wajah tiffany yang masih menunduk

“aku tak akan melakukannya” ucap tiffany “hanya saja, untuk saat ini bisakah menghilang dari kehidupanku? rasanya sangat menyakitkan saat melihat wajahmu taeng, mianhae” 

“aku mengerti, aku tak akan mengganggumu sampai tiba saatnya kita bertemu kembali” ucap taeyeon

“aku harap hanya aku satu satunya perempuan yang kau lakukan seperti ini” ucap tiffany melangkahkan kakinya meninggalkan taeyeon yang terdiam mematung memandang kepergian tiffany

……………………………………

“kyaaa yeppoda..! lihat, warna ikan ikan itu berwarna warni!” ucap jessica excited dan terus memotret beberapa jesi ikan yang ditemuinya sementara yoona ikut tersenyum senang memandang ikan ikan itu

keduanya tengah berada didalam sebuah ruangan yang diatasnya terdapat akuarium besar, yoona mengajak jessica menikmati beberapa pemandangan ikan di sea world

“kau senang?”

“nne, kau tahu? padahal rumah kedua orang tuaku di USA tepat berada di pinggir laut, tapi belum pernah sekalipun aku berenang disana”

“eh? wae…? bukankah berenang itu sangat menyenangkan? kalau aku mungkin sudah setiap hari menghabiskan waktu dengan berenang”

“aku juga ingin begitu, tapi tetanggaku saat berenang disana tiba tiba diserang oleh hiu”

“omo! menyeramkan sekali”

“itulah kenapa aku tak pernah berenang disana, kau masih mau?”

“hahaha kalau begitu kasusnya sepertinya aku perlu berpikir kembali” ucap yoona membuat keduanya tertawa

“sudah sore, apa kau tak lapar?” ucap yoona kembali setelah melihat jarum jam pada jam tangannya

“uhm.. aku lapar” ucap jessica menganggukkan kepalanya

Yoona pun membawanya ke sebuah restoran seafood

“kau tak memiliki alergi pada sea food kan?” tanya yoona sebelum memesan makanan

“tidak, aku hanya memiliki alergi pada mentimun”

“ah.. haha kau tenang saja disini tidak ada mentimun” ucap yoona

Keduanyanya pun duduk sambil menunggu makanan yang dipesannya tiba

“sambil menunggu kita sebaiknya melakukan apa?” tanya yoona

“emm…  ah ya, aku belum pernah mendengar kisah cintamu, sekarang giliranmu” ucap jessica

“kisah cinta? aku tak memilikinya”

“yah jangan bohong, wajah player sepertimu itu tak mungkin jika tak memiliki kekasih”

“yah, haha aku mengatakan yang sebenarnya”

“heol… tak bisa ku duga” ucap jessica

“tapi aku pernah menyukai seseorang selama 6 tahun ini”

“mwo? jinja? lalu?”

“molla hahaha”

“yah! nugu? apa kau pernah mengungkapkannya?”

“aku tak pernah mengungkapkannya, bahkan aku sendiri bingung dengan perasaanku”

“wae?”

“perasaan itu sudah hilang setelah aku mengenal seseorang”

“hmm… berarti yang kau rasakan selama 6 tahun pada orang itu hanya rasa kagum”

“ah..hahaha begitu ya”

“huh.. untuk seseorang yang belum pernah memiliki kekasih mana bisa mengartikan perasaan sendiri”

“dulu aku selalu berpikir jika memiliki kekasih hanya merepotkan” ucap yoona

“yah tidak semuanya seperti itu babo! lalu apa sekarang kau sedang menyukai seseorang?”

“nne…”

“apa kau benar benar menyukainya atau sekedar mengaguminya atau bahkan mencintainya?”

“mungkin tiga tiganya”

“woah daebak! tapi kau tak bisa secepat itu menyimpulkannya”

“molla… aku hanya merasakan bahagia setiap melihatnya”

“apa kau sudah mengungkapkannya?”

“aku selalu mengatakannya, tapi dia tak pernah menanggapinya”

“mungkin karena dia masih belum yakin padamu, begitulah bagi orang yang suka jahil” ucap jessica memberikan merong pada yoona

“hahaha dia nya saja yang bodoh”

“kalian selalu bertemu setiap hari?” tanya jessica

“nne…”

“kenapa kau bisa menyukainya?”

“molla, apa cinta itu butuh alasan?”

“emm… i don’t know, mungkin untuk mengetahui mana suka kagum dan cinta”

“begitu ya, entahlah.. melihat wajahnya saja jantungku selalu berdebar sangat kencang”

“hahaha aigoo… kau sudah dewasa sekarang”

“yah! memang kau pikir aku berumur berapa eoh?”

“bukan karena umurmu, tapi karena kekonyolanmu itu babo!”

“hahaha begitu ya”

“siapa orang yang sukai? mungkin aku bisa membantumu”

“emm… dia seorang yeoja”

“eiyy… gwaenchanna… aku sudah terbiasa sekarang, nugu?”

“seorang yeoja yang sedang berada dihadapanku saat ini” ucap yoona memandang lekat kedua mata jessica

“mm.. mmwo?” ucap jessica terkejut

Yoona hanya tersenyum mengangkat kedua alisnya

“y.. yyah! jangan bercanda!” ucap jessica merasa gugup, ia sendiri masih berpikir jika yoona sedang menjahilinya

“kau bisa lihat sendiri kan, dia tak pernah mempercayaiku” ucap yoona

tepat saat itu makanan datang dan yoona mulai sibuk memakan sea food yang sudah dihidangkan itu berbeda dengan jessica dengan perasaannya yang kembali tak menentu

“makanlah, tak perlu dipikirkan” ucap yoona

“siapa juga yang memikirkan itu” ucap jessica segera melahap makanan dihadapannya itu

keduanya terdiam saling menikmati makanan masing masing

“setelah ini kau ingin aku bawa kemana?” ucap yoona memulai pembiaraan lagi

“pulang saja, lagipula ini sudah mulai malam”

“baiklah”

Begitu selesai, yoona kembali mengantarkan jessica pulang ke apartemennya

“terima kasih untuk hari ini” ucap jessica membalikkan badannya ssetelah sampai didepan pintu apartemennya

“kau senang?”

“nne, sangat sangat senang” 

“baguslah, tapi aku tak bisa mengajakmu seperti ini setiap hari”

“hahaha dasar bodoh, tentu saja.. kita harus kembali bekerja, kkah pulanglah”

“uh? tak ada kisseu?”

“yah!!” teriak jessica mengangkat tangannya hendak memukul yoona

“arraso.. aku hanya bercanda hehe”

“yaish..!”

“tapi yang tadi aku serius mengatakannya”

“huh?” gumam jessica tak mengerti

“aku benar benar menyukaimu” ucap yoona  tersenyum kemudian melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan jessica yang mematung karena ucapan yoona

keasadarannya mulai kembali saat yoona tak terlihat lagi, iapun memasuki apartemennya dan tak terasa sedari tadi bibirnya terus tersenyum namun tiba tiba ponselnya kembali berbunyi menerima panggilan masuk, jessica pun membuka tas nya untuk mengambil ponsel itu. jessica terkejut saat melihat terdapat puluhan panggilan tak terjawab dari nomor yang sama yang meneleponnya pagi tadi. nomor itupun kini kembali memanggilnya membuat jessica bimbang, ia hanya terdiam memandang nomor yang tak lagi memiliki nama itu, meskipun begitu ia masih hapal pemilik nomor itu, tyler kwon. mantan kekasih yang mengkhianatinya itu. satu sisi ia masih merasa sakit hati terhadap mantan kekasihnya itu namun sisi lain ia masih bingung dengan perasaannya sendiri. jessica masih terdiam memandang lampu led yang terus berkedip yang menandakan panggilan masih belum berakhir

“hallo”

……………………………….

dengan perasaan berbunga bunga yoona memasuki villa yang menjadi tempat tinggalnya bersama sooyoung

“aku pulang…” teriak yoona

“yah kau kemana saja hari ini bolos bekerja” ucap sooyoung yang sedang menonton TV

“hehehe aku ingin menenangkan pikiran”

“jadi kau kencan bersama jessica? sampai bolos bersamaan”

“hehehe begitulah, mianhae aku tak bermaksud menduakanmu youngie-yaa…” ucap yoona memeluk sooyoung dan hendak menciumnya namun sooyoung segera menyingkirkan kepala yoona

“yaaah!! baboyaa!!” teriak sooyoung

“hehehe kau sudah makan?” tanya yoona

“sudah, tapi aku lapar lagi hehehe” ucap sooyoung mengusap usap perutnya

“yaish… shikshin! aku membawa beberapa gurita kecil, aku akan membuatkan sannakji, lagipula aku juga lapar lagi hehehe”

“yaish kau juga shikshin! kkah buatkan untukku” ucap sooyoung mendorong yoona, yoona pun berjalan menuju dapur dan mulai membuat sannakji

Setelah cukup lama, sooyoung mematika televisinya dan terdiam, ia menoleh kearah dapur dan melihat yoona yang masih serius membuatkan makanan untuknya

Sooyoungpun mulai berdiri dan berjalan menuju dapur, ia melihat yoona  membelakanginya sehingga tidak tahu kehadirannya, ia menghentikan langkahnya memperhatikan yoona yang sedang memotong beberapa gurita yang akan diolahnya perlahan sooyoung mengambil pisau dan menyembunyikannya dibalik punggung, ia kembali berjalan menghampiri yoona dalam diam

“akhh!!!!!”

……………………………..

*tap tap tap*

suara langkah seseorang berlari membuat kedua mata yuri terbuka, ia melihat seseorang membukakan pintu sel dengan nafas yang tak teratur seusai berlari menuju tempatnya

“yy… yyul…!! huh huh huh huh!!”

“nne? apa yang terjadi?” tanya yuti melihat wajah vivian yang memucat

TBC

We Are Different part 5

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

…………………………………………….

“yuri-shi, mohon maaf untuk saat ini anda harus ditahan selama belum adanya beberapa bukti yang kuat jika anda bukan pelaku atas kejadian ini dan kami masih perlu melakukan beberapa investigasi terhadap kejadian yang menimpa tuan kim, mari ikut kami ke kantor polisi” ucap salah satu anggota kepolisian pusat

“Nne” ucap yuri, kedua tangannya mulai diborgol

“Chankkaman!” ucap tiffany menghentikan langkah para polisi yang hendak membawa yuri ke kantor polisi

Yuri pun menoleh ke arahnya

“Izinkan aku membersihkan dan mengobati lukanya” lanjut tiffany

Kedua polisi itu melihat ke arah yuri yang hampir sebagian wajahnya masih mengeluarkan darah akibat menerima beberapa pukulan dan tendangan dari taeyeon

“Gwaenchanna, aku akan membersihkannya di kantor polisi nanti” ucap yuri tersenyum menatap tiffany

“Andwae” ucap tiffany tertahan dengan memegang pergelangan tangan yuri

“Ahjushi, bolehkah aku membawanya ke ruang rawat disini untuk mengobatinya?” lanjutnya menoleh pada 2 namja dihadapannya itu

“Baiklah, tapi jangan terlalu lama”

“Nne” ucap tiffany segera memeluk lengan yuri dan membawanya masuk ke sebuah ruang rawat yang kosong ,yuri pun didudukannya diatas tempat tidur

Ia hanya terdiam menatap tiffany yang berjalan memasuki kamar mandi dan kembali keluar membawa wadah berisi air, tiffany pun menarik sebuah kursi yang tak jauh darinya dan duduk dihadapan yuri, ia mulai membuka kantong plastik berisi kapas dan obat luka yang sudah ia bawakan

Yuri terus menatap tiffany yang begitu serius membersihkan darah pada sekitar luka yang berada di wajahnya, keduanya hanya terdiam tak ada percakapan

“Bagaimana taeyeon?” ucap yuri setelah keduanya cukup lama terdiam

“…………………..” tiffany hanya diam tak menjawab, ia masih membersihkan wajah yuri membuat yuri kembali terdiam, ia tahu tiffany sangat marah entah padanya atau pada taeyeon. Saat ia dipukuli taeyeon, tiffany yang melerai keduanya ,namun saat itu tiffany membawa taeyeon pergi menjauhinya

Hati yuri merasa sakit melihatnya terutama saat itu juga yoona menatapnya penuh kemarahan dan ikut pergi meninggalkannya, namun akhirnya tiffany kembali dan kini berada dihadapannya

Setelah selesai mengobati lukanya, tiffany terdiam menundukkan kepala dengan posisi masih duduk menghadap yuri. Yuri ikut menunduk dan melihat kedua tangan tiffany mengepal erat ,tangan yuri yang masih terborgol mencoba memegang kedua tangan tiffany, namun ia terkejut saat tiffany menepisnya

Tiffany mengangkat wajahnya dan mengusap air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya itu

“Fany-ah” panggil yuri

Perlahan isakan tiffany makin terdengar, tangannya mulai memukul mukul dada yuri

“Fany-ah” panggil yuri kembali

Perasaannya kembali sakit saat ketakutannya menjadi kenyataan yaitu  melihat sahabat yang sangat dicintainya menangis karenanya

Yuri mengangkat kedua tangannya yang terborgol, ia memasukan lingkaran tangannya pada kepala tiffany dan kemudian memeluk yeoja dihadapannya itu

Tubuh tiffany bergetar, ia menangis dengan menenggelamkan wajahnya pada pundak yuri, perlahan kedua tangannya terangkat membalas pelukan yuri

“Mianhae.. Jeongmal mianhae..” ucap yuri

“Buktikan pada mereka jika kau bukanlah pelakunya yul” ucap tiffany dalam tangisnya

Yuri semakin mengeratkan pelukannya mendengar ucapan tiffany, satu sisi ia merasa bersyukur tiffany ternyata mempercayainya, namun sisi lain ia tahu akan ada banyak masalah besar yang akan ia hadapi. Yuri sebenarnya ingin meledakkan tangisnya mengingat kembali masalah yang ia hadapi terutama tentang kenyataan yang sudah ia ketahui tentang tuan kim yang ternyata adalah ayah kandungnya. Namun tidak ada tempat untuknya bersandar, ia tak pernah ingin menangis dihadapan tiffany karena ia tahu itu akan semakin melukainya

*tok tok tok*

“Yuri-shi, tim investigator sudah menunggu anda di kantor” ucap salah satu polisi yang masuk ke ruangan itu

Yuri kembali mengangkat kedua tangannya melepaskan pelukannya, beruntung meskipun kedua tangannya terborgol ia masih bisa membingkai wajah tiffany dan menghapus air matanya

“Yaish… Kau terlihat buruk saat menangis, uljimma..” ucap yuri tersenyum kembali mengusap air mata yang terus mengalir pada pipi tiffany

“Kau yang membuatku menangis bodoh” ucap tiffany, iapun tersenyum kecil menatap yuri

“Aku titip yoong, sampaikan kata maafku padanya” ucap yuri, ia mulai berdiri dan berjalan meninggalkan tiffany yang kembali menangis di dalam ruangan itu

………

“Yoong… Chankkaman…” teriak jessica yang terus berlari mengikuti langkah yoona yang sangat cepat

Namun yoona terus berjalan tanpa menghiraukannya

“Akh…!” rintih yoona menghentikan langkahnya saat tiba tiba merasakan sakit di bagian jantungnya

“Yoong wae? Kau baik baik saja?” tanya jessica yang sudah dapat menyulunya

Jessica semakin terlihat khawatir saat melihat raut wajah yoona yang semakin terlihat sedang menahan sakit

“Kau harus minum obatmu, kajja” ucap jessica memeluk lengan yoona dan memapahnya hingga mereka masuk kedalam taksi

Tak berapa lama keduanya sampai di apartemen jessica, ia langsung membaringka  yoona diatas tempat tidur miliknya

“Tunggu sebentar aku akan membawakan air minum dan obat untukmu” ucap jessica, ia berjalan keluar sementara yoona hanya terdiam menatap yeoja itu dengan masih menahan sakit

Jessica kembali memasuki kamarnya membawakan segelas air mineral dan sebuah kantong berisi obat obatan. Ia duduk disamping yoona dan membantunya mengangkat tubuh yoona hingga menyandar pada punggung kasur

“Minumlah” ucap jessica perlahan menempelkan gelas itu pada mulut yoona, yoona pun menerimanya

“Sekarang kau minum obat” lanjutnya, jessica membuka kantong berisi onat obatan itu dan membaca aturannya satu persatu “ah.. Yang ini diminum sebelum makan”

Jessica mengeluarkan obat itu dan menyuapkannya pada yoona, namun tangan yoona segera menahannya

“Ini obat apa?” tanya yoona

“Ini obatmu, yuri yang memberikannya padaku, kau harus meminumnya secara rutin” jawab jessica

“Aku tak butuh itu” ucap yoona

“Yah ,kau harus menghargai unnie mu!”

“Aku tak memiliki unnie”

“Dasar bodoh, kau pikir kau hidup sampai sekarang karena siapa huh? Hargai unniemu! Dia itu sangat menyayangimu! Seharusnya saat keadaan seperti ini kau ada disampingnga untuk menguatkannya! Bukan malah meninggalkannya!” ucap jessica merasa kesal

Yoona kembali terdiam menundukkan wajahnya membuat jessica merasa bersalah karena membentaknya

“Mm…mmianhae” ucap jessica

Yoona mengambil tangan jessica membuka telapak tangannya ,ia mengambil obat itu dan meminumnya

“Ada lagi?” tanya yoona melirik pada kantong obat yang masih dipegang jessica

“Eh? An.. Anniyo, hanya 2 butir itu yang diminum sebelum makan, sekarang tidurlah dulu.. Satu jam lagi akan aku bangunkan” ucap jessica membaringkan tubuh yoona dan menyelimutinya “aku akan membuatkan bubur untukmu” lanjutnya hendak berdiri namun tangan yoona menahannya membuat jessica kembali menoleh

“Gomawo..” ucap yoona , keduanya terdiam saling tatap

“aku tidak tahu sampai kapan aku bisa menjaganya, aku tak bisa selalu melindunginya untuk itu tolong jaga adikku”

“why me…?” ucap jessica 

“entahlah, nuraniku yang berkata begitu, hanya kau yang tahu tentang penyakit jantung adikku, aku tidak ingin tiffany tahu” ucap yuri

“hmm… itu karena kau sangat mirip dengan adikku, dia juga seumuran denganmu jadi aku merasa sedang merawat adikku” ucap jessica setelah mengingat percakapannya dengan yuri beberapa hari yang lalu, kemudian ia pun berjalan meninggalkan kamar

Setelah melihat jessica pergi, yoona menatap kosong ke langit langit kamar ,pikirannya kembali memikirkan yuri. Ia sedikit tersentuh mengingat ucapan jessica beberapa saat yang lalu, ia memang berpikir jika tidak ada yuri ia tak tahu hidupnya seperti apa dahulu. Dan seharusnya ia berada disamping yuri sekarang, satu sisi yoona yakin jika bukan yuri pelakunya ,namun sisi lai  ia mengingay unnienya itu bekerja dibawah perusahaan ayah tirinya yang ia tahu sangat berbahaya itu sehingga membuatnya meragukan keyakinannya terhadap yuri. Karena efek obat yang diminumnya, yoona merasakan ngantuk dan kedua matanya perlahan terpejam

…………………………………………..

Di Mansion Mr lee

“agashi, apa anda sudah mengetahui berita tentang yuri noona?” ucap salah satu pengawalnya yang baru saja memasuki ruang pribadi mr lee

“hmm… “ jawab mr lee yang masih terfokus memeriksa beberapa dokumen

“mian agashi, tadi pihak kepolisian menelepon dan meminta agashi untuk memenuhi panggilan ke kantor polisi” ucap pria itu

Mr lee terdiam mendengarnya, ia meletakkan kembali dokumen yang baru saja diperiksanya itu kedalam laci

“apa sudah ada pihak media yang mengetahui dan meliput?” tanya mr lee

“tidak ada agashi, tim kami sudah mengatasinya, hanya saja… saat hari kejadian terjadi keributan di rumah sakit antara yuri noona dengan salah seorang polisi, yuri noona menerima beberapa pukulan dari polisi itu, tapi kami belum dapat melihat orang itu dengan jelas karena dia membelakangi kamera cctv, kejadian itu membuat perhatian banyak para pengunjung rumah sakit”

*tok tok tok* seseorang baru saja mengetuk pintu ruangan dan pintu pun terbuka

“agashi, apa anda memanggilku?” tanya amber

“kemarilah” ucap mr lee “saat itu kau bersamanya, apa anak itu sengaja melakukannya?”

“aku yakin tidak agashi, saat itu aku memang mengawasinya saat yuri pergi mengunjungi pemakaman, namun kami tidak berada dalam satu mobil karena yuri membawa teman temannya dan yoona” ucap amber “namun saat akan kembali pulang, sebuah mobil dengan 3 orang namja didalamnya mengikuti mobil yuri “ lanjutnya

“kau berhasil menangkap mereka?”

“nne agashi, mereka membawa beberapa senapan, hanya satu orang yang masih bertahan hidup, dia masih ditahan di dalam gudang. tapi… saat itu aku tak melihat yuri didalam mobilnya, aku menelponnya dan dia memberitahuku akan mengunjungi rumahnya di gangnam dengan kereta, aku pikir diantara mereka juga mengikutinya”

“bawa aku padanya” ucap mr lee “dan kau, cari informasi tentang orang yang tertembak itu juga polisi yang menghajar yul”

“baik tuan” ucap amber dan anak buahnya itu, Mr lee pun berjalan mengikuti amber untuk menemui salah satu anak buah yang tertangkap itu

………………………………….

Di sebuah gedung salah satu tempat rahasia milik choi grup, tuan choi duduk dengan ditemani beberapa anak buahnya yang berdiri di sampingnya dan beberapa juga menjaga gedung itu.

tak berapa lama 2 orang namja bertubuh kekar datang mebawa seorang namja dengan beberapa luka di wajahnya

*brukk!!* 2 pengawal mendorong namja itu dengan keras ke hadapan tuan choi

“akh!!” teriak namja itu kesakitan “t.. ttuan.. ampuni aku” lanjutnya segera bangun dan berlutut di hadapan tuan choi

“hanya menghadapi seorang wanita saja kau gagal” ucap tuan choi melempar puntung rokok yang dihisapnya pada wajah namja itu

“b..bbukan begitu tuan, aku sudah membidiknya tepat pada kepalanya, tapi anak buahku tiba tiba mendorongku hingga membuat tembakanku melesat”

Tuan choi menoleh pada 2 pengawal yang membawa namja itu

“kami hanya menemukannya sendiri tuan” ucap salah satu pengawal itu

“an..anniyo, kami berangkat berdua dari pemakaman”

“dan kemana anak buahmu itu? berikan identitasnya” ucap tuan choi

namja itu terdiam “m..mianhae tuan, anak buahmu sangat banyak aku tidak dapat mengenalnya karena kami sama sama memakai penutup wajah”

Tuan choi berdiri memasukkan tangan kanannya kedalam jasnya, ia mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya tepat pada kepala namja itu

“tt..ttunggu ttuan, dia terkena tembakan, aku melihatnya dengan jelas, jika dia masih hidup mungkin bisa segera menem..”

*dorrr!!!!*  *brukk*

tubuh namja itu terkulai tak bernyawa dengan kepala yang mulai mengeluarkan banyak darah setelah tertembus peluru

“bersihkan, dan temukan orang yang baru saja diucapkannya itu”

“baik tuan” ucap para anak buahnya itu

Tuan choi baru saja beberapa langkah hendak meninggalkan gedung itu, seorang anak buah lainnya datang dengan tergesa gesa

“tuan, kami sudah menemukan data dari kedua anak kwon hyerin” ucap orang itu memberikan berapa lembar kertas berisi foto dan data diri

Tuan choi menerimanya dan membuka lembaran kertas itu, namun wajahnya begitu terkejut

“kwon yuri? dari bourbound company?! apa ini?!!” ucap tuan kwon meninggikan suaranya

“nne, yuri merupakan anak angkat dari mr lee namun hanya yuri yang tinggal bersama mr lee, aku pikir mungkin hanya yuri yang diangkat menjadi putri mr lee sedangkan kwon yoona adiknya aku masih belum dapat menemukannya karena sehun, xiumin dan jisoo yang saat itu bertugas membunuh mereka masih belum kembali sampai sekarang, kemungkinan besar mereka tertangkap oleh mr lee”

*sraaak!!!* tuan choi dengan keras melempar dokumen itu pada wajah anak buahnya yang bernama dong wook itu

“sial!!! kenapa ini bisa terjadi! arrrgghh…!! kita dalam masalah besar jika mereka tahu!” teriak tuan choi membuat semua anak buah yang melihatnya terkejut

“jj.. jjadi bbagaimana tuan? apa yang harus kita lakukan?”

“kita bersiap siap saja, jika mereka sudah mengetahuinya,  apa boleh buat kita tak boleh gegabah karena mereka bukan lawan yang mudah” ucap tuan choi “tapi aku aku ingin kalian lenyapkan kim jun pyo serta keluarganya sebelum mereka tahu pelakunya”

“Tapi tuan, bukankah putri dari dokter kim seorang sersan?”

“Tenang saja, aku bisa mengatasinya” ucap tuan choi tersenyum smirk memandang sebuah foto

………………………………………

Apartemen jessica

Jessica kembali duduk disamping yoona yang tengah tertidur dari 1 jam yang lalu, ia meletakkan mangkok berisi bubur yang baru saja dibuatnya itu

Ia tak langsung membangunkan yoona, jessica terdiam memandang wajah tidur yoona

“Wajahmu terlihat tenang jika sedang tertidur, tapi setelah terbangun mengapa kau begitu menyebalkan” ucap jessica dalam hati, tanpa ia sadara kedua tangannya terangkat dan membingkai wajah yoona hingga perlahan yoona membuka kedua matanya

“Omo! Apa yang sudah aku lakukan?!” ucap jessica dalam hati dan segera melepaskan kedua tangannya begitu sadar

“K..kkau cepat sekali terbangun” ucap jessica

“Tanganmu sangat dingin” ucap yoona, ia terbangun dan duduk menyandar pada punggung kasur
“Eh? Kk..kau tahu ya, hehe mian” ucap jessica bertambah gugup iapun langsung mengambil mangkok berisi bubur itu “sekarang makanlah, aku sudah buatkan bubur untuk mu”

Yoona terdiam tak menerima bubur itu, ia hanya menatap jessica lekat

“Kenapa kau melakukan ini?” tanya yoona

“Eh? Maksudmu?”

“Kau diminta yul unnie untuk menjagaku?”

“Tentu saja, kau sedang sakit dan tak ada yang merawatmu, kau sendiri saja tak bisa merawat diri”

“Wae…”

“Wae?” ucap jessica bingung

“Apa kalian berpacaran?” ucap yoona mengangkat sebelah alisnya

“Anniyo…”

“Lalu?”

“Yuri tidak bisa selalu menjaga dan melindungimu, entahlah aku pikir dia sedang menyembunyikan sesuatu hal yg mungkin sangat berbahaya hingga ia ingin selalu melindungimu, tapi dia tak pernah ingin menceritakannya, apa mungkin kau sudah tahu?” ucap jessica, yoona kembali terdiam mencerna apa yang jessica katakan

“Anniyo” ucap yoona

“Lagipula dia tidak ingin tiffany tahu jadi dia menitipkanmu padaku karena tak memiliki teman lain, aigoo…” 

“Ah kau benar, fany unnie tidak boleh tahu hal ini” ucap yoona

“Jadi sekarang kau harus menurut padaku, kkah makan lah aku sudah susah payah membuatkanmu bubur” ucap jessica memberikan mangkuk bubur itu pada yoona

“Kenapa kau tak menolaknya? Bukankah kau membenciku?” tanya yoona

“Kau memang sangat sangat sangat menyebalkan, tapi aku tak membencimu”

“Wae? Apa kau menyukaiku?”

“What? Yah!” teriak jessica mengangkat tangannya

“Jangan pukul aku, aku sedang sakit” ucap yoona dengan tenang sebelum jessica melayangkan pukulannya

“Yaish…! Jadi kau punya tameng sekarang, eoh? Jika tak ingin ku pukul berhentilah bersikap menyebalkan” ucap jessica menurunkan tangannya kembali

“Arraso, ahjumma”

“Yah! Aku bukan ahjumma!”

“Arra… Nona jessica jung sooyeon”

“Eh? Mengapa kau tahu namaku?”

“Kau sendiri yang memberikan identitasmu saat di restoran, dasar bodoh”

“Ah iya, aku melupakannya” ucap jessica tertawa innocent

Yoona pun mulai melahap bubur yang dibuat oleh jessica hingga habis

“Aku harus pulang” ucap yoona setelah meletakkan mangkuk yang sudah kosong itu

“Baiklah..” ucap jessica segera berdiri

“Eh? Aku pikir kau akan menahanku dan meminta aku menginap disini” ucap yoona mempoutkan bibir

“Baboya, kau sudah memiliki rumah.. Lagipula aku hanya memiliki 1 tempat tidur”

“Gwaenchanna…” ucap yoona

“Andwae! Aku tak ingin tidur 1 kasur bersamamu” ucap jessica

“Huh? Aku tidak mengatakan hal itu, maksudku kau bisa tidur di soffa” ucap yoona innocent

“What?! Yaish! Sudah sana pulang! Lagipula sudah mulai larut malam” ucap jessica mendorong punggung yoona hingga keluar

“Kau tidak akan mengantarku?” tanya yoona

“Tidak, aku masih trauma keluar malam sendirian”

“Kau kan bisa menginap di rumahku”

“Mwo? Shirro! Dasar pervert!” ucap jessica langsung menutup pintunya

“Gomawo… Aku akan menghubungimu setelah sampai di rumah” ucap yoona menatap pintu dihadapannya yang sudah tertutup itu

Jessica yang masih berdiri dibalik pintu itu hanya tersenyum tak menjawab. Perlahan ia mendengar langkah yoona semakin menjauh dan menghilang.

……………………………

*tap tap tap tap* seseorang berjalan cepat di sebuah koridor rumah sakit yang sudah terlihat sepi, ia melihat jarum jam tangan yang dikenakannya itu menunjukkan pukul 11 malam. Setelah sampai didepan pintu ruangan yang dituju, iapun segera memasuki ruangan itu dan melihat taeyeon sedang duduk terdiam memandang sorang perempuan yang terbaring tak dengan jarum infus dan oksigen yang terpasang

“Taeng, bagaimana kabar nyonya kim?” 

“Eomma sangat syok dan jatuh pingsan hyo” ucap taeyeon saat melihat sahabat sekaligus pengacara ayahnya itu

“Appa dan eomma mu pasti akan segera baik baik saja” ucap hyoyeon mengusap pundak taeyeon

“Hmm… Hyo, bolehkah aku menjadi seorang pembunuh?”

“Dasar bodoh, kau bicara apa? Kajja kita keluar, kau butuh udara segar” ucap hyoyeon, taeyeon pun mengangguk dan keduanya berjalan meninggalkan ruang rawat nyonya kim

Tak berapa lama keduanya tiba disebuah club malam dan taeyeon memesan meja vip disana

“Yah bodoh, kau ini sudah menjadi seorang sersan, mengapa kau masih saja mengunjungi tempat seperti ini” ucap hyoyeon sedikit berteriak karena suasana disana begitu berisik dengan iringan musik DJ

“Kau juga seorang pengacara tapi mengapa mengikutiku dan ikut minum, lagipula aku sedang di skors” ucap taeyeon mulai menuangkan bir pada gelas miliknya dan hyoyeon

“Itu karena kau mengajakku kesini dan hanya ada minuman minuman seperti ini disini, eh? Wae..?”

*plak*

“Aku tak mengajakmu bodoh, kau yang mengikutiku, aku memukul seorang pembunuh” ucap taeyeon memukul kepala hyoyeon

“Hahaha aku ini mengkhawatirkanmu, aku tau jika pikiranmu terguncang kau akan kemari, aku tak ingin menjadi pengacaramu karena kejadian beberapa tahun lalu”

“Huh? Memang aku sudah berbuat apa?”

*plak!!* 

“Yaish… Bisa bisanya kau lupa, kau hampir membunuh seorang namja ditempat seperti ini karena mabuk berat setelah kau bertengkar dengan kekasihmu!” ucap hyoyeon kini membalas pukulan pada kepala taeyeon

“Ah… Ya aku ingat hehehe” ucap taeyeon tertawa innocent sambil terus meminum beberapa gelas bir sampai ia mulai mabuk berbeda dengan hyoyeon yang baru menghabiskan setengah gelas

“Taeng, aku ingin bertanya sesuatu padamu”

“Nne, katakan”

“Apa kau memiliki saudara?” tanya hyoyeon

“Yah! Baboya, kau sudah mengenalku sejak kita berumur 13 tahun, bahkan kau tinggal di rumahku selama 5 tahun, kau pikir kau melihat siapa lagi selain aku?”

“Ah… Begitu ya”

“Wae…?”

“Jangan beri tahu taeyeon tentang hal ini”

Tiba tiba hyoyeon teringat ucapan tuan kim

“Anniyo, mungkin aku mulai mabuk”

“Kajja kita kesana” ucap taeyeon menunjuk pada kerumunan orang yang sedang menikmati alunan musik

“Shirro, aku disini saja lagipula cahayanya membuat kedua mataku pusing”

“Yah! Lepaskan kacamata bulatmu itu, kau setia sekali terus memakainya hahaha” ucap taeyeon mulai berdiri

Namun tiba tiba sunny datang dan menghampiri mereka

“Taeyeon-ah! Gwaenchanna? Aku baru mengetahui kabar yang menimpa ayahmu” ucap sunny terlihat khawatir menatap taeyeon

Taeyeon terdiam memandangnya, dengan sisa kesadarannya ia kembali teringat dengan kejadian kemarin malam bersama yeoja dihadapannya itu

“Gwaenchanna…” ucap taeyeon, iapun kembali duduk “ada apa kau kemari sunny-ah?” lanjutnya

“Tentu saja aku sangat mengkhawatirkanmu” ucap sunny

Taeyeon tersenyum miris sambil sedikit menundukkan wajahnya

“Ini karena ayahmu” ucap taeyeon dalam hati

Flashback

“Hiks hiks” pagi pagi sekali sunny menangis didalam kelas membuat orang orang bingung melihatnya

*brak!!* suara pintu kelas terbuka dengan keras, taeyeon berlari menghampirinya

“Sunny-ah, apa yang terjadi?” tanya taeyeon dengan nada khawatirnya

“Appa jahat padaku”

“Wae…?” 

“Dia ingin aku meneruskan perusahaannya setelah lulus nanti”

“Gwaenchanna… Itu tidak akan sulit”

“Shirro, kau tahu aku sangat berbeda dengan appaku! Aku benci appa” teriak sunny dalam tangisnya

“Sst… Uljimma…” ucap taeyeon memeluk kekasihnya itu

Beberapa bulan setelah melewati ujian kelulusan

“Taeyeon-ah”

“Nne?” ucap taeyeon yang berbaring diatas rumput hijau dengan paha sunny yang menjadi bantal kepalanya

Keduanya sedang berada di taman sekolah seperti yang sering dilakukannya pada waktu istirahat karena keduanya berbeda kelas

“Apa aku harus pergi keluar negeri agar aku tak bekerja di perusahaan appaku?”

“Andwae…!! Kau akan meninggkalkanku?” ucap taeyeon yang langsung terbangun

Sunny hanya terdiam menatapnya

Hingga beberapa hari setelahnya sunny menemui taeyeon di lapangan basket

“Hey baby, baru saja aku akan menjemputmu ke kelas” ucap taeyeon

“Taeyeon-ah ada hal ingin aku bicarakan berdua denganmu” ucap sunny

Teman teman taeyeon yang berada disana pun segera meninggalkan lapangan begitu mendengar apa yang dikatakan sunny, pasangan taeyeon dengan sunny memang sangat disegani oleh para siswa di sekolahnya karena sunny merupakan seorang putri dari penyumbang terbesar di sekolah, sedangkan taeyeon selain putri seorang dokter terkenal juga sebagai siswa yang memiliki nilai tertinggi di sekolah setiap tahunnya

Sunny terlihat sedikit ragu, namun akhirnya ia memberikan sebuah amplop berwarna putih pada taeyeon

“Apa ini? Surat cinta?” tanya taeyeon menerima amplop itu dan membukanya

Namun setelah membacanya raut wajah taeyeon berubah dengan tangannya sedikit bergetar

“K…kkau… Akan menerimanya?”

Sunny hnya terdiam menundukkan kepalanya. Surat yang diterima taeyeon adalah surat pemberitahuan sebuah ubiversitas di USA yang menerima sunny sebagai mahasiswa baru disana

“Kau akan meninggalkanku?”

“Taeyeon-ah, aku tak bisa menuruti keinginan appaku, perusahaan itu bukan keinginanku” ucap sunny mulai menitikan air matanya

“Kita bisa lalu bersama, aku akan selalu berada disampingmu”

“Aku tidak bisa” ucap sunny menggeleng gelengkan kepalanya

“Baiklah, aku akan menunggumu” ucap taeyeon

“Anni, kita akhiri saja” ucap sunny membuat taeyeon terkejut

“Wae…? Kita sudah berjanji akan selalu bersama sampai tua nanti, apa kau melupakan itu?”

“Aku tidak bisa” ucap sunny berlari meninggalkan taeyeon yang masih berdiri mematung

Sejak saat itu setiap hari sebelum perayan kelulusan tiba, taeyeon selalu berusaha menemui sunny namun sunny selalu menolak dan menghindarinya hingga taeyeon benar benar kecewa dan salah satu temannya memberitahukan jika ada seorang siswa yang mengaguminya sejak kelas 1, ia menerima saran dari temannya agar mendekati yeoja itu untuk membuat sunny cemburu, taeyeon pun mencobanya dan menemui yeoja yang mengaguminya itu, bernama tiffany hwang. hingga keduanya menjadi sepasang kekasih, namun sayangnya sunny tetap pada keputusannya hingga ia benar benar pergi meninggalkan korea.

Keduanya bertemu kembali setelah sunny kembali ke korea dan taeyeon diundang ayahnya dalam pesta penyambutannya

“Kenapa kau tampak terkejut? Aku diundang oleh ayahmu” ucap taeyeon

“Kau dekat dengan appaku?”

“Entahlah, aku hanya sedang menyelidiki beberapa perusahaan gelap”

“Jangan terlalu dekat dengan appaku”

“Wae? Ah.. Ku dengar kau pulang untuk bergabung di perusahaan ayahmu, aku rasa aku masih ingat dulu kau sangat membenci hal itu”

“Ini tidak seperti yang kau pikirkan”

“Hey kenapa kita begitu tegang, aku tak marah tentang hal itu lagipula tiffany sudah menjagaku selama beberapa tahun ini” ucap taeyeon tersenyum menatap sunny

Berbeda dengan raut wajah sunny yang berubah

“Aku pergi dulu” ucap sunny dengan nada dinginnya

Taeyeon kembali tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya sambil menatap sunny yang berjalan menjauhinya, ia tahu sunny sedang cemburu padanya

Flashback end

Taeyeon mengepalkan kedua tangannya erat

“Taeyeon-ah.. Gwaencha…”

Belum selesai sunny berbicara, taeyeon tiba tiba memeluknya erat

“Anniyo, aku tidak sedang baik baik saja sunny-ah” ucap taeyeon menitikkan air matanya

Sunny pun membalas pelukan taeyeon

“Aku sangat membenci ayahmu, tapi aku tak bisa membencimu” ucap taeyeon dalam hati

Waktu sudah menunjukkan pulu 03.00 dinihari

“Taeyeon-ah kajja pulang” ucap sunny mencoba membangunkan taeyeon yang tertidur menyandarkan kepalanya diatas meja

Taeyeon hanya bergumam enggan terbangun, ia sudah sangat mabuk setelah menghabiskan beberapa botol bir

“Hyo bangunlah, kajja kita bawa taeyeon pulang” ucap sunny menggoyangkan hyoyeon yang juga tertidur namun ia tidak sampai mabuk hanya kelelahan setelah seharian bekerja

“Ah, nne..” ucap hyoyeon mulai mengaitkan lengan taeyeon pada pundaknya

“Hyo, aku mual” gumam taeyeon yang sedikit terbangun

“Mwo?! Yah yah chankkaman!!” ucap hyoyeon

“Huuwweeee mmmmpph!!” 

Belum sempat taeyeon memuntahkan isi perutnya hyoyeon sudah membekap mulutnya dengan jaket milik taeyeon

“Sunny-ah aku akan membawanya ke toilet, kau tunggulah di mobil” ucap hyoyeon, iapun langsung membawa taeyeon ke dalam toilet hingga ia bajunya selamat dari muntahan taeyeon

“Sudah ku katakan, jangan munum terlalu banyak! Dasar bodoh” ucap hyoyeon memijat mijat leher taeyeon

“Sudah selesai hyo, hah.. Perutku rasanya diaduk aduk” ucap taeyeon membilas wajahnya dengan air, kini kesadarannya mulai pulih

“Salahmu sendiri bodoh” ucap yeoja disampingnya itu

Hyoyeon pun kembali memapah taeyeon karena masih terasa pusing

Begitu sampai di apartemen, hyoyeon dan sunny membaringkan taeyeon diatas tempat tidurnya

“Kau akan menginap disini?” tanya sunny

“Nne, dia sedang sangat tertekan dengan kejadian yang menimpa kedua orang tuanya, aku khawatir dia selalu seperti ini”

“Terus jaga dia hyo, aku juga sangat mengkhawatirkannya” ucap sunny kembali menatap wajah taeyeon yang sudah tertidur

“Kenapa saat itu kau meninggalkannya sunny-ah, taeng sangat mencintaimu”

“Aku….” ucap sunny tak meneruskannya

“Apa kau masih mencintainya?” tanya hyoyeon membuat sunny terkejut

“Ap.. Apa maksudmu?” ucap sunny gugup

“Anni, aku hanya bertanya” ucap hyoyeon innocent

*plak!!* 

“Yaish…!! Dasar bodoh!” ucap sunny kesal setelah memukul lengan hyoyeon

“Kau tidurlah disini, aku akan kebawah mencari kopi” ucap hyoyoen kemudian berjalan meninggalkan apartemen taeyeon
………

*Your destination number is not answer, please try again*

“yaish… kau kemana taeng?” ucap tiffany kesal setelah beberapa kali menekan panggilan nomor kekasihnya itu, sudah hampir 3 jam ia menunggu taeyeon di dalam ruang rawat nyonya kim

Setelah melerai perkelahian tiffany membawa taeyeon menjauhi yuri karena jika terus melihat yuri ia tahu kekasihnya akan terus emosi. setelah mulai tenang taeyeon dipanggil atasannya untuk menemuinya, tiffany pun mengantar taeyeon ke kantor polisi. namun karena sangat lama menunggu tiffany mengirim sms pada taeyeon ia akan keluar dan meminta taeyeon untuk menunggunya jika telah selesai berbicara dengan atasannya itu. tiffany pun kembali ke rumah sakit untuk menemui yuri karena dari perkelahian itu ia sangat mengkhawatirkan yuri yang memiliki banyak luka diwajahnya, ia tahu yuri tidak bersalah meskipun ia sudah mengetahui apa yang terjadi. ia begitu mengkhawatirkan yuri yang tak bisa berkelahi sehingga menerima beberapa pukulan dari taeyeon dan itu membuat hati tiffany ikut terluka, ia sangat ingin memarahi taeyeon namun ia tahu itu malah akan memperburuk keadaan

Setelah menemui yuri, tiffany kembali ke kantor polisi untuk menemui taeyeon, namun ia tidak menemukan taeyeon, dan salah satu rekan taeyeon yang berada disana memberitahunya jika nyonya kim jatuh pingsan setelah mengetahui kabar yang menimpa suaminya dan taeyeon sedang menuju kesana. tiffany pun segera menyusulnya, dan baru tiba di rumah sakit pukul 12 malam setelah bertanya pada tetangga rumah taeyeon dimana ibunya dirawat karena taeyeon tak kunjung menjawab panggilan teleponnya. ia tiba di rumah sakit 1 jam setelah taeyeon meninggalkan rumah sakit

Tiffany merasa kelelahan dan beristirahat di ruang rawat nyonya kim sambil menunggu taeyeon

“ah sudah jam 2, besok siang aku harus bekerja, aku tidak bisa meminta cuti” gumam tiffany, iapun segera berdiri dan memakaikan kembali jaket tebalnya

“omonim, aku pergi dulu, semoga lekas sembuh, besok aku akan kembali kesini” ucap tiffany mengusap usap lebut lengan dan kepala nyonya kim

Tiffany pun meninggalkan rumah sakit

Namun saat diperjalanan ia kembali mengkhawatirkan kekasihnya itu, karena arah taksi yang ditumpanginya melewati apartemen taeyeon iapun memutuskan untuk beristirahat disana dan berharap taeyeon berada disana

Tiffany menekan password apartemen taeyeon, ia tersenyum saat aroma pewangi baru yang taeyeon katakan pagi tadi mulai tercium dihidungnya

*piiip*

ia pun memasuki apartemen taeyeon setelah pintu terbuka

…………….

“huffft… dingin sekali” gumam hyoyeon mengusap usap cup berisi cappucino hangat yang baru saja ia beli di sebuah mini market tak jauh dari apartemen, kini ia telah kembali ke apartemen dan pintu lift yang membawanya terbuka

“omo!!” teriak hyoyeon saat akan menabrak seorang yeoja yang akan memasuki lift “aku pikir kau hantu, mianhae” lanjutnya sambil terus menatap yeoja itu

yeoja itu mengangkat wajahnya menatap hyoyeon

“tiff… fany?” ucap hyoyeon terkejut saat melihat wajah yeoja itu, kedua matanya tampak merah seperti baru saja menangis

“fany-ah.. chankam…” belum sempat hyoyeon melanjutkan ucapannya pintu lift yang membawa tiffany sudah tertutup dan berjalan.

“yaish… ini buruk!” ucap hyoyeon kembali dan berlari menuju kamar taeyeon, namun saat akan masuk, ia bertabrakan dengan sunny yang baru saja keluar

“s…ssuny-ah apa yang terjadi?” tanya hyoyeon menggenggam pergelangan tangan sunny, ia melihat yeoja itu terisak

“lepaskan aku hyo” ucap sunny

“oddiga?” tanya hyoyeon kembali

“tolong lepaskan tanganku, aku ingin pergi” ucap sunny kembali terisak

“baiklah..” ucap hyoyeon melapaskan tangan sunny, ia melihat sunny kmbalu berjalan meninggalkan apartemen

Hyoyeonpun masuk dan menghampiri taeyeon, ia melihat taeyeon terduduk diatas tempat tidur sambil menundukkan kepalanya

“taeng apa yang telah terjadi?” ucap hyoyeon

…………………………………

Keesokan harinya

Yuri baru saja memasuki ruang tahanan tempatnya ditahan, ia baru saja menemui beberapa polisi, investigator dan detektif yang mengusut kasus yang menimpa padanya dan tuan kim

Dengan kedua tangan yang terus terborgol ia menyandarkan punggungnya pada dinding ruangan dan mulai terduduk menundukkan kepalanya sambil mengingat percakapannya bersama para polisi beberapa saat yang lalu

“apa kau yakin dengan ucapanmu kemarin jika salah satu pelaku tertembak?”

“nne, aku mendengar teiakannya”

“yuri-shi, kami sudah mengolah TKP disana, kami tak menemukan darah, peluru ataupun jejak, meskipun ada beberapa semak yang rusak tapi itu tidak bisa membantu”

“hmm… aku tak bisa menjelaskan hal lain lagi setelah itu” ucap yuri menundukkan wajahnya

“minhae, karena bukti pertama yang memegang senjata saat kejadian itu dan tidak cukup bukti jika ada orang lain maka kini kau ditetapkan sebagai tersangka dan besok harus menghadiri sidang pertama dan akan tetap ditahan sampai hakim memutuskan, aku harap tuan kim segera sadar dari komanya dan bisa segera menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi”

“nne.. tapi aku rasa tuan kim masih dalam bahaya, tolong selalu jaga dia” ucap yuri

Ketua polisi itu terdiam tampak berpikir sambil memandang kedua bola mata yuri

“baiklah, aku akan mengirim anak buahku untuk berjaga disana”

“sir, Mr lee sudah tiba disini” ucap salah satu polisi yang datang menghampiri

“kajja yuri-shi ikut kami” ucap para polisi itu, yuri pun dibawa ke ruang kunjungan dan melihat ayah tirinya sedang duduk menunggunya

“kalian sudah melakukan tugas dengan baik, terima kasih telah menjaga putriku dan tak menyakitinya” ucap mr lee kembali menatap wajah yuri yang masih menyisakan beberapa bekas luka pukulan

“mianhatta agashi, saat itu sersan taeyeon yang merupakan puteri dari tuan kim merasa sangat emosi dan tidak bisa mengontrol emosinya”

“gwaenchanna aku baik baik saja appa” ucap yuri tersenyum menatap ayah tirinya itu

“aku tidak bisa membantumu lebih” ucap mr lee menatap yuri “aku akan menyerahkan semuanya pada kalian, jadi tolong lakukan tugas kalian dengan baik dan jaga anakku” lanjutnya sambil menatap satu persatu para polisi yang berada disana

“baik agashi” ucap para polisi

Mr lee pun pamit dan meninggalkan kantor polisi karena harus kembali ke kantornya.

……………………………………

Sudah 3 hari yuri ditahan setelah melaksanakan sidang pertama yang membuatnya ditetapkan sebagai tersangka dan kembali mendekam di penjara. dan selama itu pula yang hadir hanya mr lee dan taeyeon serta para anak buah mr lee

yuri sedang terdiam didalam ruangannya, seorang polisi datang membuka pintu ruangan itu

“yuri-shi, ada keluarga yang ingin menemui anda” ucap polisi itu

“nugu?” gumam yuri, iapun terbangun dan berjalan menuju ruang kunjungan, ia trsenyum saat melihat seseorang sedang duduk menunggunya

“yoong” ucap yuri membuat yeoja itu menoleh kearahnya

Yuripun duduk dihadapannya

“baru tiga hari kau sudah terlihat kurus” ucap yoona

“begitu ya, makanan disini tidak seenak makanan luar, apa kau membawa beberapa makanan untukku?”

“tentu saja, aku tau kau sangat pilih pilih makanan, aku membawakanmu jajangmyeon” ucap yoona mengangkat sebuah box berisi beberapa makanan

“omo omo! kyaaaa… gomawo..” ucap yuri berteriak senang

Keduanya pun menikmati beberapa makanan yang dibawa oleh yoona, beruntung mr lee meminta pada para polisi untuk memberi yuri perlakuan berbeda dari para tahanan lain dan disetujui

“ah perutku benar benar terasa enak sekarang” ucap yuri mengusap usap perutnya

“yaish… bersihkan dulu kotoran di wajahmu, dari dulu kau selalu saja berantakan jika makan, bagaimana saat kau makan bersama kekasihmu nanti eoh?” ucap yoona mengambil beberapa tissue dan diusapkannya pada pajah yuri yang terlihat kotor oleh sisa bumbu jajangmyeon yang dimakannya

Yuri terdiam, matanya berkaca kaca melihat perlakuan yoona padanya. sudah beberapa tahun lamanya ia belum pernah lagi merasakan perhatian dari adiknya itu seperti yang dilakukannya sekarang

“wae..?” ucap yoona menatap kedua mata yuri yang hampir menangis

“anniyo, aku hanya senang melihatmu yoong”

“hmm… sebenarnya aku kesal padamu, tapi….”

“wae?”

“aku lebih takut kehilanganmu” ucap yoona sedikit merendahkan suaranya namun masih bisa didengar oleh yuri

“aku akan baik baik saja” ucap yuri menggenggam kedua tangan yoona

“apa kau selalu menangis di dalam sana?”

“anniyo.. yah! kau pikir aku anak kecil eoh?”

“kau memang sudah dewasa tapi kau ini cengeng!” ucap yoona memberikan merong pada yuri

“yaish…!! menyebalkan”

“wajahmu terlihat sangat buruk” ucap yoona menatap luka luka biru yang masih terlihat disudut bibir dan pada dahi yuri

“benarkah? tapi para tahanan disini mengatakan jika aku terlihat tampan” ucap yuri mengusap usap dagunya

“kenapa kau tak melawannya?”

“aku tidak bisa”

“lalu apa gunanya sabuk hitammu?” ledek yoona

“hahaha… walaupun pukulannya tak seberapa aku tetap tak bisa melawannya”

“wae…?” ucap yoona kesal

“tenagaku akan terbuang sia sia melawan si pendek itu hahaha” ucap yuri tertawa

“yaish… kalau begitu biar aku yang membalasnya”

“berkelahi saja kau tak bisa”

“aku akan berlatih! lihat saja, akan ku pastikan dia meminta maaf padamu”

“dia memukulku karena ayahnya tertembak yoong” ucap yuri dengan nada yang mulai terdengar serius

“aku tau, bagaimanapun juga itu tindakan yang tidak tepat, namanya menghakimi sendiri”

“omo! sejak kapan otakmu menjadi pintar”

“sejak meninggalkan mansion”

“hmm… arra, sekarang kau sudah mendapatkan kebebasan”

“tentu saja, kau tak ingin sepertiku?”

“tentu saja ingin, dasar bodoh”

“tinggalah bersamaku setelah keluar nanti”

Yuri terdiam mendengarnya

“andwae, itu akan membahayakanmu, bahkan aku tak tahu bahaya seperti apa lagi setelah aku keluar nanti” ucap yuri dalam hati memandang adiknya itu

“yoong berlatihlah ilmu bela diri untuk menjaga dirimu”

“shirro, kau bilang kau akan selalu menjagaku, jadi untuk apa aku melakukan itu”

“dasar bodoh, setidaknya kau akan baik baik saja selama aku tak bersamamu”

“arasso…”

“hey yul” sapa amber yang baru saja memasuki ruang kunjungan “oh kau juga disini yoong, senang rasanya melihat kalian kembali akur” lanjutnya

“hey.. kemana saja kau eoh?”

“hehehe mianhae aku sibuk, yoong bisakah tinggalkan kami berdua dulu sebentar?”

“wae…? aku ini bukan lagi anak kecil”

“yaish.. ini tentang ayahmu, kau masih mau mendengarnya?”

“anniyo, aku pergi unnie aku harus kembali ke restoran”

“oke hati hati yoong dan titipkan salam ku pada jessica” ucap yuri terbangun hendak memeluk yoona

*pletak!!!* 

bukannya balasan pelukan yang didapat melainkan jitakan pada kepalanya

“aw.. appo..” gumam yuri mengusap usap kepalanya

“andwae!”

“wae..?”

“anniyo, aku tetap tak akan mengatakannya, aku pergi” ucap yoona berjalan meninggalkan ruang itu

“yaish… menyebalkan” gumam yuri dan kembali duduk

“hahaha senang sekali melihat kalian kembali akur” ucap amber yang sedari tadi tertawa melihat tingkah kedua kakak beradik itu

“apanya yang akur” ucap yuri mempoutkan bibirnya

“so, apa kau hidup dengan baik disini? mianhae aku baru mengunjungimu sekarang”

“gwaenchanna…”

“aku sebenarnya ingin kau mengajukan banding dan segera keluar dari sini, aku bisa saja menjadi saksi dan membawa tersangka yang mengintai yoona saat dipemakaman itu, hanya saja itu terlalu berbahaya untukmu yul”

“hmm.. aku sudah menduganya, akupun tak bisa berkata apa apa selain menunggu ap… Eh tuan kim sadar” ucap yuri

“tak apa jika kau ingin menyebutnya appa” ucap amber membuat yuri terkejut

“kau sudah tau?”

“baboya, tentu saja.. kau memintaku menyembunyikan ahjumma agar polisi tak menanyakannya mengapa tuan kim berada di rumahmu, tentu saja saat itu ahjumma menjelaskan semuanya, ia terus menangis memaksaku membawanya kemari untuk menjadi saksi, tapi aku sudah menahannya dan membawanya pergi jauh”

“haha dia memang pemaksa” ucap yuri

“ahjumma menitipkan ini padamu” ucap amber memberikan sebuah amplop, yuri membukanya dan melihat beberapa foto bergambar barang barang didalam sebuah kotak

“apa ini?”

“entahlah, dia memintamu untuk mengingatnya” ucap amber

“tentu saja aku mengingatnya” ucap yuri dalam hati

“hmm… sayangnya aku memiliki ingatan yang buruk hehehe aku pikir dia akan menitipkan makanan, dasar ahjumma” ucap yuri kesal

“kau ingin makan apalagi? bukankah adikmu sudah membawakannya untukmu”

“ah kau benar hehehe”

“yaish… kau ini bos yang bodoh” ucap amber

“mwo? yah! aku ini yang menggajimu bahkan kau terus menerima uang dari games games yang aku ciptakan!”

“hahaha yah anggap saja itu sisi baiknya dari kau hahaha” ucap amber tertawa puas

“jadi kau berhasil menangkap para pengintai itu? siapa mereka?” tanya yuri kembali serius, amber menegakkan badannya dan mulai mencondongkan tubuhnya mendekati yuri

“2 diantaranya mati tertembak, untungnya masih ada 1 orang yang hidup, mereka anak buah dari tuan choi”

“hmm…”

“eh? kau tak terkejut?”

“aku sudah menduganya, sebenarnya aku sudah tahu jika tuan choi pemilik rumah sakit itu, aku berpikir jika tuan choi berniat membunuhku dan yoona”

“karena itu untuk saat ini mianhae aku tak bisa membantumu keluar dari sini”

“gwaenchanna, aku hanya akan terus memintamu menjaga adikku”

“nne”

“dan latihlah dia bela diri”

“eh?? bukankah dulu kau melarangnya?”

“nne, tapi setelah kejadian ini pasti bahaya akan selalu mengintainya”

“arra, ah apa dia tahu tentang ayahmu?”

“anniyo, aku masih belum bisa memberitahunya, aku takut akan melukai jantungnya”

“baiklah, kalau begitu aku harus segera pergi mengawasi adikmu, aku akan segera melatihnya nanti”

“gomawo” ucap yuri memeluk amber

“yah! kau ini memang bos yang menyebalkan baiknya yaish…” ucap amber membalas pelukan yuri

Ia pun  pergi dan yuri kembali kedalam ruangannya

……………………………..

di restoran

“kemana dia? apa dia sakit lagi?” gumam jessica saat tak melihat yoona sedari pagi

“kau mencari si rusa?” tanya sooyoung mengejutkan jessica

“yaish… anniyo, tapi kemana dia?”

“kantor polisi mengunjungi unnie nya” ucap sooyoung

“oh.. begitu” ucap jessica kembali melakukan aktivitasnya mengelap meja “mwo??!! ke kantor polisi? jinja?” ucapnya kembali merasa excited

“yaish! yah! kau membuat jantungku hampir copot!” ucap sooyoung mengusap usap dadanya

“hehhe mianhae eh? kenapa dengan lenganmu?” ucap jessica saat melihat sebuah perban melilit lengan kanannya “wajahmu juga ada luka gores, apa kau berkelahi?” 

“anniyo, kemarin aku terjatuh”

“ah… pantas sudah beberapa hari aku tak melihatmu”

Sooyoung mengambil jaketnya dan mengenakannya

jessica kembali membalikkan badannya namun seseorang tiba tiba sudah berdiri dihadapannya

“boo!!!”

“kyaaaa!!!”

*cekrek cekrek cekrek*

“aaahahaha…. aku mendapatkannya! soo…!! aku mendapatkan wajah terkejutnya hahaha aigoo.. jelek sekali!” teriak yoona sambil tertawa aligator

“YAHH!!! IM YOONA!” teriak jessica dengan tatapan devil nya

“omo!” yoona langsung berlari dan jessica segera mengejarnya sambil melayangkan gagang sapu yang diambilnya

“yah!! kemarikan ponselmu atau kau akan mati!!” teriak jessica terus mengejar yoona, beruntung restoran sudah tutup sehingga hanya ada mereka dan karyawan lain yang tertawa menontonnya, yoona mengoper ponselnya pada sooyoung, sooyoung pun mngoper ponselnya pada jinki yang ikut bergabung

🎵 You better run run run run run
Deoneun mot bwa geodeocha jullae
You better run run run run run
Nal butjabado gwanshim kkeodullae Hey🎵

“ah lagu yang cocok untuk mereka” ucap luna setelah memutar musik ikut memecah keributan didalam restoran tersebut

…………

Setelah lelah berlari lari jessica, yoona dan sooyoung duduk di soffa pengunjung

“Aigoo tangan ku merah karena gagang sapu yang kau pukulkan” ucap yoona memperlihatkan lengannya yang memiliki beberapa bekas kemerahan

“Itu karena salah mu sendiri bodoh” 

“Hehehe mianhae, sudah ku bilang aku sangat suka jika kau sedang marah”

“Yah! Menyebalkan”

“Ah ya aku lupa, soo mulai besok aku akan belajar kungfu!” ucap yoona exicited sambil melayang layangkan tangannya

“Yah yah yah, turun kan tanganmu” ucap sooyoung namun yoona malah terus berpura pura menyerangnya

“Aku akan menjadi petinju internasional, wacauww!! Hiatt!!” 

*plak!!!* akhirnya pukulan yoona mengenai lengan sooyoung

“Aw!!! Yah! Appo…” teriak sooyoung meringis kesakitan memegang lengannya

Yoona terkejut saat lengan baju sooyoung berubah warna

“Omo! Kau berdarah?” ucap yoona

Belum sempat sooyoung berbicara yoona sudah menarik jaketnya dan melepaskan ya hingga melihat perban putih yang melilit lengannya sudah berwarna merah padam

“Wae…?” ucap yoona terlihat khawatir

“Dia terjatuh” ucap jessica

“Jinja? Kajja kita ke rumah sakit!” ucap yoona hendak membangunkan sahabatnya itu

“Andwae, aku baik baik saja.. Aku hanya tinggal mengganti perbannya”

“Tapi darahmu sangat banyak! Yah bodoh, kau habis melakukan apa sampai terjatuh begitu parah?”

“Hehehe biasa, in acton! Aku pergi dulu menemui dokterku” ucap sooyoung

“Apa aku perlu mengantarmu?”

“Andwae, kau antar saja jessica pulang”

“Baiklah, mianhae…” ucap yoona

Sooyoung pun pergi meniggalkan restoran

Begitu pun yoona dan jessica mulai menaiki bis, setelah keduanya cukup dekat yoona selalu mengantarnya pulang karena jessica masih trauma sendirian di luar

“Dasar bodoh! Bukan nya membangunkanku kau malah membiarkan bus kita melewati 1 halte” ucap jessica merasa kesal, keduanya harus kembali berjalan karena bus yang membawa mereka kebablasan

“Hehehe apa boleh buat, aku terlalu terpaku menatap wajah tidurmu”

“Yah! Jangan coba coba menggodaku” ucap jessica mengepalkan tinjunya

“Hehehe arraso” ucap yoona

Tiba tiba jessica menghentikan langkahnya dan memegang tangan yoona membuat yeoja itu juga menghentikan langkahnya

“Wae?” tanya yoona

Jessica menarik lengan jaket yang dikenakan yoona hingga memperlihatkan tangan putihnya

“Apa kau benar benar terluka?” ucap jessica memeriksa tangan yoona, ia sebenarnya khawatir setelah yoona mendapatkan beberapa pukulan dan gagang sapu yang dilayangkannya

“Anniyo, aku baik baik saja”

“Tapi tadi tanganmu merah merah”

“Oh… Hahaha itu karena aku memiliku kulit yang putih jadi cepat membekas jima terkena pukulan, tapi itu akan hilang kembali dalam beberapa saat”

“Jinja? Gwaenchanna?”

“Yaish yeoja macam apa kau setelah memukul lalu kembali merasa khawatir”

“Yah, itu karena kau sendiri yang sangat menyebalkan”

“Kau kan tahu….”

“Arra arra arra aku menyukai wajah marahmu” ucap jessica melanjutkan apa yang akan yoona katakan

“Eh? Hahahaha anak pintar” ucap yoona mengusap usap kepala jessica

“Ah ya, tadi pagi kau benar benar menemui yuri?”

“Nne… Wae?”

“Anniyo, aku hanya senang mendengarnya”

“Dia menitipkan salam untukmu” ucap yoona dengan wajah tak sukanya

“Jinja…?” ucap jessica excited

“Yah yah yah! Ekspresi macam apa itu” ucap yoona kesal

“Tapi tumben kau menemuinya sendiri, aku pikir kau benar benar marah padanya”

“Ya.. Aku memang marah padanya, tapi entahlah aku tak tahu mengapa selalu mengikuti perintahmu”

“Wow daebak, apa kau menyukaiku?”

“Sepertinya begitu” ucap yoona berjalan mendahului jessica sementara jessica kembali menghentikan  langkahnya merasa terkejut

Entah perasaannya merasa senang atau hanya keterkejutan semata, entahlah jessica selalu merasa hal aneh dengan tingkah yoona yang selalu tiba tiba

…………………

“bunuh yuri begitu dia terbebas nanti”


TBC

mohon maaf seharusnya ini diunggah kemarin2, karena ada kendala di lp yang sudah tua renta jadi terganggu

Oh ya, gomawo atas jawaban jawaban kalian beserta alasannya

Hampir semuanya memiliki pendapat yang sama

Sebenarnya author juga sependapat dengan kalian, karena author bukanlah anak gawel jadi ngga terlalu suka ff yg pake “lawh guweh” hehehe benar juga kata kalian, jadi sulit membayangkannya karena mereka dari korea rasanya aneh kalo pake bahasa gawel

Tapi author masih menyadari jika tulisan author masih jauh banget dari kata sempoa. 

Mohon maaf yass

We Are Different part 4

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………………..

Taeyeon terbangun begitu mendengar alarm jamnya berbunyi. ia mengusap usap kedua matanya dan melihat dirinya sudah terbaring diatas tempat tidur kamar miliknya. ia terkejut saat melihat tubuhnya tak memakai pakaian sehelaipun kecuali selimut tebal yang menutupi tubuhnya, taeyeonpun langsung terbangun dan duduk diatas tempat tidur tersebut. Ia menoleh melihat pakaian yang dikenakannya semalam berserekan diatas lantai. ia menunduk dengan kedua tangan yang menumpu kepalanya mencoba mengingat apa yang sudah terjadi padanya tadi malam, namun pikirannya terhenti begitu mendengar bunyi shower kamar mandi berhenti, ia sadar tak hanya dirinya yang berada didalam kamar tersebut. tak berapa lama ia melihat seorang yeoja yang masih mengenakan  melangkah keluar dari kamar mandi tersebut

“sunny?” ucap taeyeon begitu melihat wajah yeoja itu

“lekaslah mandi, hari ini kau tak bekerja?” ucap sunny dengan ekspresi yang terlihat biasa, berbeda dengan taeyeon wajahnya terlihat pucat karena terkejut

“apa yang terjadi tadi malam?” tanya taeyeon tak menjawab pertanyaan sunny

“lebih baik kau ingat ingat sendiri, aku tak ingin berbohong padamu” ucap sunny mulai melepaskan bathrobe yang ia kenakan dihadapan taeyeon, posisinya memang memunggungi taeyeon tapi tetap saja membuat taeyeon semakin gugup

“ap.. apa yang sedang kau lakukan?” ucap taeyeon

“tentu saja mengganti pakaianku, memangnya apa lagi? aku sudah cukup lelah dengan apa yang kita lakukan semalam, kau benar benar liar”

“mwo?” ucap taeyeon kembali terkejut

Flashback

Setelah mengunjungi rumah kedua orang tuanya, taeyeon mengunjungi sebuah club malam untuk menenangkan pikirannya

Begitu sampai, ia langsung menghabiskan beberapa gelas alkohol dan mulai menikmati alunan musik didalam club tersebut

“Kau masih saja selalu kesini” ucap seorang yeoja membuat taeyeon mengangkat wajahnya melihat yeoja itu

“Sunny?”

“Baboyaa, kau sudah menghabiskan berapa gelas hingga membuatmu seperti ini? Dasar polisi tak berguna” ucap sunny saat melihat taeyeon sangat mabuk hingga kesulitan mengenalinya

*brak!!!* taeyeon meletakkan gelas yang digenggamnya begitu keras setelah mendengar kalimat terakhir yang diucapkan sunny membuat yeoja dihadapannya itu terkejut

“Ya, aku memang polisi tak berguna hahaha kau benar sunny-ah”

“Ada apa denganmu taeng?” tanya sunny terlihat khawatir

“Anniyo, lagipula aku tak mabuk kau pulanglah”

“Anniyo, kau yang harus pulang taeng, kau sudah mabuk berat, kajja” ucap sunny mulai merangkul dan mengaitkan tangan taeyeon pada pundaknya

Sunnypun memapah taeyeon yang sudah mabuk meninggalkan club dan mengantarnya pulang ke apartemen taeyeon

Begitu sampai sunny langsung membaringkan taeyeon yang hampir hilang kesadarannya, namun saat berbalik dan hendak meninggalkan kamar tiba tiba taeyeon terbangun dan menahan tangan sunny

“Kajjima” ucap taeyeon

“Eh? Aku harus pulang taeng, kau tidurlah”

“Kau selalu saja meninggalkanku” ucap taeyeon membuat sunny terdiam “dulu kita sama sama berjanji akan menikah dan hidup bahagia setelah lulus sekolah, tapi kau tiba tiba memutuskan akan pergi ke USA dan menghilang dari kehidupanku”

“T… Ttaeng…” ucap sunny mencoba melepaskan genggaman tangan taeyeon namun taeyeon menarik tangannya hingga tubuh sunny terjatuh keatas tempat tidur menimpa taeyeon yang segera memeluknya

“Apa kau melupakan hal itu? Apa kau sudah melupakanku?” ucap taeyeon

“Taeyeon-ah kau mabuk, lepaskan aku kau sudah memiliki tiff… mmmhhh….” ucap sunny namun ucapannya terpotong saat tiba tiba taeyeon menindih tubuh sunny dan mencium bibirnya

Sunny mencoba memberontak namun taeyeon begitu kuat menahan tubuhnya

“Sesakit ini kah perasaanku?” ucap taeyeon setelah mengangkat kepalanya

Sunny berniat melepaskan diri saat merasakan taeyeon mulai melepaskan cengkramannya namun ia melihat air mata taeyeon mulai mengalir

“Wae…? Ada apa denganmu taeng?” ucap sunny membingkai wajah taeyeon yang menunduk, namun air mata taeyeon mengalir semakin deras

“Uljimma..” ucap sunny kembali menghapus air mata taeyeon yang tak ingin berhenti

Taeyeon hanya menggelengkan kepalanya dan kembali menunduk menangis mengingat masalah yang terjadi pada ayahnya

Sunnypun kembali mengangkat wajah taeyeon dan mencium bibirnya

“Uljimma… Aku… Juga merindukanmu” ucap sunny kembali mencium bibir taeyeon

Taeyeon perlahan membuka kedua matanya menatap wajah sunny, tangan taeyeon mulai memeluk leher sunny dan menekan yeoja itu untuk memperdalam ciumannya hingga keduanya semakin merasakan kenikmatan

*dan terjadilah asdfjflflfjfkdl*

*cut!*

Flashback end

Taeyeon mengusap usap kasar wajahnya begitu mengingat kejadian tadi malam

“Kau bisa melupakannya” ucap sunny yang sudah paham menatap taeyeon

“Sunny-ah.. Mm.. Mmianhae” ucap taeyeon merasa bersalah

“Hmm… Aku harus segera pergi, mandilah” ucap sunny kemudian meninggalkan taeyeon yang hanya terdiam

Sunny adalah mantan kekasih taeyeon, keduanya sudah menjalin hubungan sejak kelas 1 SMA dan merupakan pasangan teromantis di sekolahnya, namun setelah menempuh ujian kelulusan tiba tiba sunny memutuskan hubungan keduanya karena akan melanjutkan kuliahnya ke USA, taeyeon yang saat itu kecewa mencoba melampiaskan dengan mendekati tiffany yang ia tahu gadis itu telah lama mengagumi taeyeon. Awalnya taeyeon hanya ingin membuat sunny cemburu dan menyesal atas keputusannya, namun sunny tetap meninggalkannya. Hingga akhirnya taeyeon menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk mencoba mencintai tiffany hingga hubungannya bertahan sampai saat ini. Namun kini taeyeon bertemu sunny kembali saat ayah sunny mengundangnya di acara pesta menyambut kedatangan sunny. Taeyeon hanya mencoba bersikap biasa meskipun pada kenyataannya ia masih belum bisa melupakan sunny.

…………………………………………..

“Hey tiffy, hari minggu begini kau tetap pergi bekerja?” sapa jessica saat dirinya berpapasan dengan tiffany di depan gedung apartemen

“Hay jessie, anniyo aku akan pergi menemui taeyeon, tadi malam dia tak bisa dihubungi”

“Aigoo, padahal kemarin siang kalian sudah bertemu”

“Hehehe tetap saja komunikasi harus terus berjalan, taeng selalu melupakan malamnya, makanya aku harus selalu menghubunginya, kau baru saja pergi joging?”

“Nne, udara pagi disini sejuk sekali” ucap jessica merentangkan kedua tangannya menikmati hembusan angin pagi

“Eh? Apa hanya aku yang merasa kedinginan?” ucap tiffany merasa heran, ia sendiri memakai jaket tebal dan melihat orang orang mengenakan jaket juga “kalau begitu aku pergi, jessie aku membuatkan sarapan untukmu”

“Ah.. Okay thanks baby ,nanti aku ke apartemenmu, take care” ucap jessica, keduanya pun berpisah

Jessica memasuki apartemen miliknya, namun baru saja beberapa langkah bel pintu apartemennya berbunyi, iapun kembali untuk membukakan pintu

“Uh? Kau? Ada apa kemari?” tanya jessica menaikkan sebelah alisnya begitu melihat yoona mengunjungi apartemennya

“tadi aku baru saja berolah raga ah kau juga ya? Mengapa kita tidak bertemu ya haha” ucap yoona dengan wajah cerianya

“Aku tidak bertanya hal itu, ada apa kau kemari?”

“Hey aku ini tamu, kau tak mempersilahkan aku masuk?” ucap yoona membuat jessica memutar kedua bola matanya

“Hhh… Masuklah” ucap jessica pasrah

“Wah apartemenmu rapi sekali” ucap yoona begitu masuk dan duduk diatas soffa, jessica tak menjawabnya ia hanya berjalan meninggalkannya ke dapur

Tak berapa lama jessica pun kembali dengan membawakan dua gelas minuman untuknya dan satu lagi diberikan pada yoona

“Gomawo..” ucap yoona menerima minuman itu

“Ada apa kemari? kau sendirian?” tanya jessica kembali

“Aku hanya ingin berkunjung, nne memangnya bersama siapa lagi?”

“Unnie mu tak ikut?” tanya jessica membuat raut wajah yoona berubah

“Anni” jawab yoona singkat

“Oh.. Begitu” 

“Mengapa kau menanyakannya? Kau menyukainya?” tanya yoona dengan nada yang ketus

“Anniyo, aku hanya bertanya” ucap jessica

“Oh”

“Kenapa dengan anak ini? Tadi terlihat ceria sekarang jadi menyebalkan lagi” ucap jessica dalam hati

“Aku ingin membeberitahumu, mulai besok kau sudah bisa bekerja di restoran” ucap yoona

“Mwo? Yah sejak kapan aku menerimanya?”

“Sejak sekarang” 

“Yaish… Aku tid”

*tingtong* bel pintu apartemen jessica berbunyi kembali, jessica pun berdiri dan berjalan untuk membukakan pintu

“Yeoppodaa..” gumam yoona saat melihat jessica menyibakkan dan mengikat rambut panjangnya yang sebelumnya tergerai

“Good morning” sapa seorang yeoja begitu pintu dibukakan

“Hey yul! Good morning, tumben pagi pagi kau kesini” ucap jessica senang dan mempersilahkan yuri masuk

“Nne, tadinya aku ingin mengunjungi apartemen tiffany tapi tak ada orang disana, jadi sekalian saja aku kemari”

“Ah.. Begitu ya, dia memang sedang pergi mengunjungi rumah taeyeon, kau kalah cepat yul”

“Hahaha kau ini”

“Ada apa kau kemari?” ucap yoona dengan raut wajah tak sukanya begitu melihat yuri masuk

“T…tternyata ada kau yoong, aku hanya ingin berkunjung sebentar, mianhae aku mengganggu waktu kalian” ucap yuri terkejut begitu melihat adiknya sudah berada disana

“Gwaenchanna, kami tidak sedang ada acara, kau ingin minum apa yul?” ucap jessica

“Yaish, tadi dia tidak menawariku minuman” ucap yoona dalam hati melirik sebal pada jessica “aku pulang dulu” lanjutnya membuat langkah jessica terhenti

“Andwae, biar aku saja yang pergi” ucap yuri menahan tangan yoona

“Eh? Ada apa dengan kalian?” tanya jessica heran

“Lepaskan aku” ucap yoona dengan nada dinginnya

Yuri pun segera melepaskan tangannya

“Aku harus pulang, tiba tiba moodku memburuk” ucap yoona kemudian kembali berjalan dan meninggalkan apartemen jessica

“Maafkan sikap adikku, dia sebenarnya tak seperti itu” ucap yuri tersenyum malu

“It’s okkay yul, aku sudah biasa menghadapi sikapnya, tapi… Ada apa dengan kalian? Kalian terlihat seperti sedang bertengkar”

“Anniyo, hanya masalah kecil” ucap yuri

“Jinja? Kalau hanya masalah kecil mana mungkin dia terlihat sangat marah seperti itu”

Yuri terdiam mendengarnya, ia terlihat ragu untuk menceritakannya pada jessica namun yeoja dihadapannya itu sudah memahami raut wajah yuri

“Aku bukanlah seseorang yang mudah akrab dengan orang lain, tapi rasanya berbeda saat mengenal tiffany dulu, sama denganmu yul, rasanya kau selalu memiliki daya tarik para yeoja, apa kau pernah melakukan ritual?”

“Hahaha kau bicara apa sica, yah! aku tak pernah melakukan hal semcam itu ,mungkin ini karena wajahku saja yang terlihat berkharisma” ucap yuri mengusap usap dagunya

“Yaish percaya diri sekali”

“Hubunganku dengan yoona memang sedang tak baik, bahkan sudah lama dia tidak tinggal di rumah” 

“Mwo?? Pantas waktu itu dia berkata seperti itu” ucap jessica begitu mengingat awal pertemuannya dengan yoona setelah meninggalkan rumah sakit

“Memang yoong berbicara apa padamu?”

“Anniyo, aku sudah lupa” ucap jessica

“Yaish… Kau ini”

………………………………..

Tiffany telah sampai di apartemen taeyeon dan langsung masuk kedalam

“Good morning taeng ^_^” sapa tiffany begitu memasuki kamar taeyeon dan melihat kekasihnya sedang duduk memainkan ponselnya

“Uh tumben kau kesini tak menghubungiku dulu pany-ah, untung aku sedang berada di rumah” ucap taeyeon segera berdiri memeluk dan memberikan morning kiss pada kekasihnya

“Tadi malam kau kemana? Nomormu tak bisa dihubungi, apa kau melupakan makan malammu?”

“Ah ya, setelah pulang dari jeonju aku lupa mencharger ponselku, mianhae.. Tapi aku tak melupakan makan malam”

“Syukurlah ^_^” ucap tiffany kembali memeluk kekasihnya namun raut wajahnya berubah “eh? Kau mengganti parfum taeng?” tanya tiffany begitu mencium aroma yang asing di dalam kamar taeyeon

“Ah.. Y..yya, eh anniyo, ini bukan parfum, aku mengganti pewangi ruang kamarku” ucap taeyeon dengan wajah yang memucat, pasalnya wangi parfum sunny masih menyebar didalam kamarnya

“Ah.. Begitu ya, wanginya sangat enak tumben sekali kau membeli pewangi yang sangat feminim hahaha” ucap tiffany menertawai kekasihnya itu

“Hahaha memangnya tidak boleh eoh? Kau lupa jika selain tampan aku juga sangat cantik” ucap taeyeon memberikan merong pada tiffany

“Yaish… Andwae! Kau cukup tampan saja!” kesal tiffany mencubit pinggang taeyeon

Keduanyapun kembali bercanda tawa. Taeyeon kembali merasa tenang karena tiffany tak mencurigainya

“Wajahmu terlihat pucat, apa kau sakit?” tanya tiffany menempelkan punggung telapak tangannya diatas dahi taeyeon

“Anniyo.. Aku baik baik saja” ucap taeyeon melepaskan tangan tiffany

“Apa kau mabuk semalam?” tanya tiffany memicingkan kedua matanya

“Hehehe sedikit” ucap taeyeon yang langsung mendapat jeweran ditelinganya

“Kau bilang tak akan mabuk lagi! Apa kau pergi ke sebuah club lagi eoh?!”

“An.. Anniyo… Aku hanya meminum soju bersama appa di rumah”

“Aku pikir kau pergi ke club lagi! Kalian ini, pasti kalian mabuk semalaman. Huh.. Appa sama anak sama saja” ucap tiffany membuat taeyeon terdiam

“Aku tak seperti appaku” ucap taeyeon dengan nada dinginnya

“Apanya, kalian sama saja”

“Aku bilang aku tak seperti appaku!” ucap taeyeon kembali dengan meninggikan suaranya membuat tiffany terkejut

“Ada apa denganmu taeng?” ucap tiffany dengan wajah ketakutan

“An..anniyo, mianhae..” ucap taeyeon segera memeluk tiffany

“Mianhae.. Pany-ah” ucap taeyeon kembali didalam hati

…………………………..

Keesokan harinya

Yuri terbangun dan langsung membuka ponselnya ,ia terenyum begitu melihat layar wallpaper yang bergambar dirinya bersama tiffany sedang tersenyum senang bersama anjing kesangannya bermama Hani. Foto itu diambil saat tiffany berulang tahun yang ke 20, saat itu yuri memberikan kado seekor anak anjing yang lucu yang kemudian diberi nama hani oleh yuri

mereka pun melakukan foto bersama untuk mengabadikannya dan sejak saat itu yuri menggunakan foto itu sebagai wallpaper pada ponselnya hingga sekarang. Yuri selalu membuka ponselnya setiap bangun pagi agar bisa melihat tiffany, baginya hanya melihat yeoja itu di dalam foto saja sudah membuatnya bahagia.

Kini tatapan yuri tertuju pada tanggal kalender yang tertera dilayar ponselnya , hari ini adalah hari peringatan kematian eomma nya yang ke 16 tahun

yuri menekan tombol panggilan pada ayah tirinya itu

“appa, hari ini aku tidak akan pergi ke kantor”

“wae?”

“aku akan mengunjungi makam eomma, hari ini hari kematian eomma”

“pergilah bersama amber”

“nne”

“baiklah” ucap mr lee kemudian menutup telponnya

yuripun segera terbangun dan memasuki kamar mandi

……………………………..

“Selamat pagi…” sapa para karyawan begitu melihat yoona dan sooyoung baru saja tiba memasuki restoran ,namun mereka terlihat heran saat yoona tak menjawabnya dan langsung berjalan menuju ruang ganti, tak seperti biasanya yang selalu terlihat ceria bahkan selalu bercanda

“Dari kemarin moodnya sedang buruk” ucap sooyoung seolah mengerti raut wajah para karyawannya

“Ah begitu ya, pantas wajahnya terlihat suram” ucap jinki membuat orang orang didalam restoran tersebut tertawa

Mereka pun kembali membersekan dan menata restoran sebelum dibuka

*cring cring cring!!* bunyi lonceng yang tergantung pada pintu restoran berbunyi begitu seseorang membukakan pintu

“Selamat pagi… Mianhae noona, restoran kami masih belum buka” ucap jinki

“Anniyo.. Aku kemari bukan..” ucap jessica yang datang tersebut

“Ada apa kau kemari?” potong yoona yang sudah berdiri disamping jinki, jinki pun meninggalkan keduanya

“Yah, kau bilang mulai sekarang aku sudah bisa bekerja, yasudah klo begitu aku pulang” ucap jessica hendak membalikkan badannya namun yoona segera menahan tangannya

“Gantilah pakaianmu” ucap yoona menarik tangan jessica dan membawanya ke ruang ganti karyawan

“Yaish…!! Kalau bukan karena yul yang meminta aku tidak akan pernah mau bekerja bersama orang menyebalkan ini!” rutuk jessica setelah melihat yoona meninggalkan ruang ganti

Flashback

“Kalian terlihat seperti sedang bertengkar”

“Anniyo, hanya masalah kecil” ucap yuri

“Pasti adikmu sendiri yang membuat ulah hingga membuat kalian bertengkar”

“Bukan, ini karena salahku”

“Aku tak percaya, sifatmu dan adikmu sangatlah berbeda ,you’re all really different”

“Dulu yoong tak seperti itu, dia orang yang sangat ceria, akulah yang membuatnya berubah menjadi seperti sekarang”

“Yah, kwon yul! Kau selalu saja setengah setengah jika bercerita, sebenarnya inti malasahnya apa?” 

“Aku tidak bisa memberitahumu sekarang, mianhae”

“Baiklah aku tak akan memaksamu”

“Bisakah aku meminta bantuanmu?” ucap yuri

“Sure, katakan”

“Ku lihat kau dengan adikku sangat dekat”

“Anniyo, itu tidak seperti yang kau lihat”

“Aku tidak ingin terjadi hal yang buruk padanya, tapi aku juga tidak bisa selalu menjaganya, bahkan mungkin suatu saat aku tidak bisa ada disampingnya lagi” ucap yuri, kini wajahnya terlihat serius

“Wae? Kau terdengar seperti akan pergi jauh”

“Untuk saat ini aku tak bisa melindunginya, untuk itu aku ingin memintamu untuk selalu disampingnya, percayalah walaupun dia menyebalkan tapi yoong anak yang baik, jebal…”

“Hhhh… Akan aku pikirkan kembali”

“Aku percaya padamu, sica” ucap yuri memegang kedua tangan jessica dan menatapnya

*Deg.. Deg.. Deg..* 

“Omo, ada apa ini?” ucap jessica dalam hati begitu merasakan detak jantungnya terdengar kencang

“Besok adalah peringatan hari kematian ibuku, bisakah kau membujuk adikku untuk datang? Dia tak pernah mengunjungi makan eomma”

“Jadi kedua orang tua kalian memang sudah tidak ada? Tapi kenapa adikmu tak pernah ingin mengunjunginya?”

“Nne, ayahku pergi meninggalkan eomma saat aku masih kecil, saat itu aku baru berusia 1 tahun jadi aku tak bisa mengingat wajah ayahku, saat berumur 10 tahun hari itu adikku berulang tahun, tapi yoong sedang dirawat di rumah sakit karena terkena tyfus, sepulang sekolah aku segera membelinya kado dan mengunjungi rumah sakit, namun sayangnya kadoku malah tertinggal, setibanya disana aku justru mendapati ibuku dibawa ke ruang UGD, ahjumma bilang penyakit jantung eomma tiba tiba kambuh, dan hari itu juga aku dan adikku kehilangan uri eomma, semenjak saat itu sikap adikku berubah dan dia masih marah terhadap eomma” ucap yuri tersenyum sedih sambil mengusap air matanya yang hampir mengalir

“M..mmianhae..” ucap jessica yang sudah menitikkan air matanya merasakan kesedihan yuri, ia pun mengusap usap pundak yuri

“Jangan bersedih lagi, aku akan mencoba membantumu” ucap jessica kembali membuat yuri mengangkat wajahnya

“Gomawo” ucap yuri memeluk jessica
Flashback end

Kini jessica telah rapi memakai seragam kerjanya dan segera keluar menghampiri yoona, ia melihat yoona sudah berdiri bersama karyawan lainnya termasuk sooyoung

“mulai hari ini kita mendapatkan teman baru yang akan bekerja disini, perkenalkan dirimu” ucap yoona dengan nada dinginnya

“Nne, anyeong.. Jessica jung imnida, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik dan mohon bantuannya” ucap jessica menyapa para karyawan lain ,mereka sudah terlihat akrab dan mengantar jessica ke dapur

“Rasanya aku pernah melihatnya” ucap sooyoung

“Oddiga?”

“Entahlah aku lupa, yah seleramu bagus juga, dia cantik”

“Yah! Jangan coba merayunya!” ucap yoona kesal

“Hahaha anniyo… Kau tenang saja, eh? Kau akan tetap bekerja hari ini?”

“Tentu saja, memangnya kenapa?”

“Kau tak akan menemui ibumu?”

“Kau wakili saja, aku malas kesana”

“Yaish… Anak durhaka! Baiklah aku pergi dulu” ucap sooyoung, “baguslah kau tak pergi, tetaplah disini dan jangan pergi kesana” lanjut sooyoung dalam hati

“Oddiga? Bukankah bora sedang berada di LA?” tanya yoona

“Ada beberapa hal harus aku urus” ucap sooyoung, iapun pergi meninggalkan restoran

Restoran mulai dibuka dan beberapa saat kemudian para pengunjung yang kebanyakan orang orang kantor mulai berdatangan membuat para karyawan restoran tersebut sibuk termasuk jessica dan yoona

“Yah antarkan ini pada meja nomor 19” ucap yoona memberikan nampan berisi makanan pada jessica

“Bisakah kau memanggil namaku? Dasar tidak sopan, aku ini lebih tua darimu!” 

“Nne ,unnie bisakah kau antarkan ini? Jebaljuseyoo” ucap yoona dengan aegyoo nya

“Mengapa dia bisa berubah dengan cepat seperti itu, yaish.. Menyebalkan” ucap jessica dalam hati , ia segera mengambil nampan dan meninggalkan yoona

…………………………

Choi mansion

seorang namja dengan pakaian jas dokternya datang menemui tuan choi

“tuan, hari ini adalah hari peringatan kematian kwon hyerin” ucap namja itu

“berita bagus min joong, itu berarti kedua anak dari hyerin akan datang menemui makam mendiang ibunya” ucap tuan choi pada namja bernama min joong itu “kalian lekaslah bergerak” lanjutnya kepada para anak buahnya yang sudah berkumpul

mereka pun langsung bergerak sesuai perintah tuan choi untuk membunuh yuri dan yoona

“kalau begitu aku permisi tuan, aku harus segera kembali ke rumah sakit” ucap min joong

“min joong-ssi, kau yang menghubungiku jika kedua putri hyerin masih hidup dan mengetahui kejadian 15 tahun yang lalu kan”

“nne tuan, beberapa hari yang lalu adiknya sempat di rawat di rumah sakit dan aku bertemu dengan yuri”

“dan saat itu dia membicarakan tentang ibunya?”

“nne tuan, itulah mengapa aku segera menghubungi anda”

“mengapa saat itu kau tak segera melenyapkannya?”

Min joong terdiam mengingat kembali saat pertemuannya dengan yuri, saat itu ia memang berniat akan membunuh yuri

“jadi… yang dirawat itu…”

“ya, dia adikku, yoong. tapi dia sudah pergi dari sini” ucap yuri melanjutkan ucapan min joong

“b..bbegitu ya, eh? wae..? dia masih harus mendapat perawatan” ucap dokter itu masih dengan nada gugupnya, sebutir keringat dingin mengalir pada pelipisnya

“dia tak akan mau, oh ya aku baru tahu ahjushi sekarang bekerja disini”

“oh n..n.. nne… aku sudah 7 tahun bekerja disini setelah dipindah tugaskan dari yonsei hospital”

“begitu ya, oh ya bagaimana hasil pemeriksaan adikku?” tanya yuri

“itu… em.. yoona…” ucap dokter itu, tangannya yang berada dibawah meja perlahan membuka laci dan mengambil sebuah jarum suntikan yang sudah terisi cairan tanpa sepengetahuan yuri “dari hasil pemeriksaan pertama yoona memiliki penyakit jantung bawaan yang bisa disebabkan karena faktor keturunan, namun adikmu harus kembali diperiksa untuk benar benar memastikan jika itu benar atau salah dan harus segera ditangani, sayangnya kau bilang adikmu sudah pergi”

“aku rasa memang dia terkena penyakit itu” ucap yuri menundukkan wajahnya, ia teringat dari kecil sering mendapati yoona yang selalu tiba tiba merasakan sakit pada jantungnya dan memiliki fisik yang lemah, namun yoona selalu menolak jika diajak untuk berobat. yuri sedikit menyesal karena dulu tidak membawa adiknya berobat

“adikmu bisa sembuh jika segera ditangani sejak sekarang”

“nne aku akan mencoba membujuknya, bisakah kau berikan obat untuk sekarang?”

“nne tentu saja, rumah sakit ini sudah memiliki obat yang sangat bagus untuk penyakit itu, tapi… aku rasa adikmu harus segera mengambil tindakan operasi”

“aku meragukannya” ucap yuri terdiam sejenak “bahkan dokter dokter ahli jantung dari yonsei hospital rumah sakit terbaik pun gagal menyelamatkan ibuku” lanjutnya menatap wajah keterkejutan min joong

“y..yyul, it… itu…” ucap min joong terbata, tangannya semakin mengeratkan jarum suntikan yang ia sembunyikan dibawah meja itu. dugaannya benar jika yuri akan mengungkit masalah itu bahkan ia tahu yuri sudah mencurigainya

“bodohnya saat itu aku masih terlalu polos merasa sangat senang saat aku dan adikku dikirim ke panti asuhan dan segala kehidupanku dibiayai oleh pemilik rumah sakit itu, padahal itu hanya untuk menutupi masalah itu, benarkan? ahjushi?”

wajah min joong semakin memucat tak bisa berkata apa apa

“aku pergi dulu, permisi” ucap yuri setelah melihat dokter dihadapannya terdiam cukup lama, ia mengambil kertas resep diatas meja yang sudah dituliskan dokter itu sebelumnya

begitu melihat yuri berjalan membelakanginya, min joong segera berdiri dengan menyembunyikan jarum suntik itu dibelakang punggungnya dan berjalan mengikuti yuri, ia sudah bersiap akan menyuntikkan jarum yang sudah berisi cairan itu pada yuri namun saat sudah siap tiba tiba pintu ruangannya terbuka dari luar dan seorang perawat masuk hingga min joong langsung menurunkan kembali dan menyembunyikan jarum itu

beruntung saat itu yuri tidak mengetahuinya

Flashback end

“mianhae tuan, saat itu rumah sakit sedang ramai, aku tak bisa gegabah”

“kau boleh pergi sekarang” ucap tuan choi yang sudah berdiri memunggunginya memandang pemandangan diluar jendela

“baik tuan” ucap min joong segera meninggalkan ruang pribadi tuan choi

“bunuh dia” ucap tuan choi pada salah satu penjaganya

………………………………………..

di rumah kedua orang tua taeyeon

“Ahjushu apa ini tidak terlalu cepat untuk menuliskan surat wasiat? anda bahkan terlihat sangat sehat” ucap pengacara tuan kim yang diminta untuk menemuinya

“masalah kematian tidak akan ada yang tahu hyoyeon-ah, jangan beritahu taeyeon tentang hal ini”

“nne ahjushi”

“hyoyeon-ah, bisakah kau antar aku ke stasiun?”

“nne? anda akan pergi tanpa membawa mobil?”

“nne, aku ingin mengunjungi rumah temanku di gangnam”

“baiklah, kajja” ucap hyoyeon

Setelah pamit hyoyeonpun mengatar tuan kim ke stasiun

“hyoyeon-ah, gomawo”

“nne ahjushi, ini bukan apa apa”

“berteman baiklah dengan taeyeon seperti aku dengan appamu”

“hehehe tentu saja ahjushi, hanya saja taeyeon begitu sibuk sekarang”

“ingatkan dia untuk selalu sering menemui ibunya, dan tolong jaga istriku”

“eh? mengapa anda berkata seperti itu?”

“anniyo, hanya ingin berpesan padamu”

“hahaha kau membuatku merinding saja”

“kkah pergilah, aku juga akan pergi”

“nne, hati hati dijalan ahjushi” ucap hyoyeon

keduanya pun berpisah di stasiun

………………………………

“yul, apa kau lama menungguku?” ucap tiffany yang baru saja tiba

tadi siang setelah tiffany bisa dihubungi, yuri memintanya untuk menemuinya disebuah kafe tempat biasa mereka bertemu

“anniyo, aku juga baru saja tiba beberapa menit yang lalu, duduklah aku sudah memesankan minuman bebarap makanan untukmu”

“gomawo, yul mianhae tadi pagi selama perjalan aku menaruh ponselku di dalam tas jadi aku tak tahu jika kau menghubungiku” ucap tiffany dengan raut menyesal

“gwaenchanna, apa aku mengganggu waktumu dengan taeyeon?”

“anniyo, saat kau menghubungiku tadi aku memang sedang dalam perjalanan pulang”

“eh? kalian tidak pergi berkencan? ini hari minggu”

“anni, taeyeon sedang dalam mood yang buruk”

“dan kau masih selalu jadi pelampiasan kemarahannya?”

“anniyo.. taeyeon tidak marah marah hari ini”

“syukurlah, akan ku dandani wajah tampannya jika berani membentakmu lagi” canda yuri mengepalkan tangan dan mengadahkannya keatas

“hahaha nne, pukulah dia yuri-ah, tapi sebelum memukulkan mungkin wajah tampanmu sudah dihabisi olehnya” ucap tiffany sambil tertawa

“ah ya, aku lupa aku tak bisa berkelahi hehehe” ucap yuri menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal itu

Selama ini tiffany memang tak pernah tahu jika yuri sudah mendapatkan sabuk hitam dalam taekwondo yang sudah  ia jalani saat masih sekolah

saat mengetahui yuri yang mengambil ponsel dan dompet jessica dari para perampok itu awalnya tiffany curiga namun saat itu menjelaskan padanya jika bukan dia yang mengambil dompet itu melainkan seorang polisi yang menjadi teman yuri. tiffany pun mempercayainya.

Ia sengaja menutupi hal itu karena tiffany sangat membenci perkelahian, sejak kecil tiffany memiliki trauma dan jantung yang lemah terhadap kekerasan akibat sering melihat perkelahian di daerah sekitar rumahnya, ia akan terkejut dan tubuhnya melemah jika melihat perkelahian

“jadi ada apa kau memintaku bertemu? kau tak bekerja?”

“anniyo, pekerjaanku tak terlalu sibuk sekarang dan aku sudah meminta izin appaku”

“ahh… apa kau merindukanku?”

“hahaha ya aku  merindukanmu miyoung-shi”

“yaish…!! tinggal kau satu satunya yang selalu memanggil nama itu, menyebalkan”

“apa boleh buat, aku menyukainya” ucap yuri kembali tertawa tanpa menyadari kedua pipi tiffany sudah memerah karena ucapannya

“jadi kau rela tak bekerja dan menemuiku karena merindukanku atau ingin meledekku eoh?” ucap tiffany mempoutkan bibirnya merasa sebal

“dua duanya hehehe, terlebih hari ini peringatan hari kematian eomma”

“omo!! yul” ucap tiffany terlihat sangat terkejut

“wae…?”

“mianhae… jeongmal mianhae, aku melupakan hal itu” ucap tiffany dengan kedua mata yang berkaca kaca merasa sangat bersalah pada yuri

“gwaenchanna, aku juga hampir lupa hehehe”

“kau ini, pantas kau memakai pakaian serba hitam, kalau begitu kajja kita kesana, tapi antar aku ke apartemenku dulu untuk mengganti pakaian” ucap tiffany segera berdiri

“yah, mengapa terburu buru, aku sudah memesan beberapa makanan, duduklah kembali. lagipula yoong masih belum selesai bekerja”

“eh? yoong akan hadir?” tanya tiffany dengan wajah berbinarnya

“semoga saja, aku meminta jessica untuk membujuknya”

“jessica? sejak kapan kau dekat dengannya?”

“eem… entahlah, wae? apa kau cemburu?”

“anniyo, aku hanya terkejut sekaligus senang, kau tahu? jessica adalah yeoja yang sangat dingin, aku tak meyangka jika kau bisa dekat dengannya”

“mungkin dia menyukaiku” ucap yuri dengan cuek

*plakkk!!* tiffany memukul kepala yuri

“dasar bodoh!”

“aw appo… mengapa kau memukulku?” ucap yuri mengusap usap kepalanya yang sebenarnya tak terasa sakit karena tiffany hanya memukulnya pelan

“mana mungkin dia menyukaimu, jessie hanya menyukai seorang namja, babo!”

“mengapa kau semarah itu? aku kan tidak tahu” ucap yuri mempoutkan bibirnya

“an.. anniyo, aku tak marah” ucap tiffany salah tingkah

“noona, ini pesanan anda” ucap seorang pelayan kafe yang menghampiri meja yulti dan menyakjikan beberapa makanan yang telah dipesan yuri

“banyak sekali pesananmu” ucap tiffany melihat beberapa makanan yang berada dihadapannya

“entahlah aku sedang ingin makan banyak” ucap yuri mulai menyuapkan makanan pada mulutnya

“seharusnya dari dulu, agar tubuhmu tak kurus seperti itu” ucap tiffany, ia tersenyum melihat yuri yang sedang menikmati makanannya

“Kau tak makan?” tanya yuri saar melihat tiffany hanya minum jus miliknya

“Anni, aku sudah makan tadi”

“Ah… Taeyeon memang koki yang handal selain menjadi polisi”

“Hahaha ,belajarlah masak agar bisa memasakkan makanan untukku”

“Shirro, aku hanya ingin kau yang memasak”

“Yaish… Kkah lanjutkan makanmu, aigoo makanmu sangat berantakan sekali” ucap mengambil tissue  dan mengusapkannya pada dagu yuri

………………………………………………

“haaah… akhirnya selesai juga” ucap jessica setelah selesai menyapu lantai semua ruangan restoran. sudah satu jam yang lalu restoran tersebut tutup karena banyaknya pengunjung membuat bahan bahan di restoran tersebut cepat habis, jadi hari ini hanya sampai sore

“Ini” ucap yoona memberikan segelas jus strawberry pada jessica

“gomawo” ucap jessica menerima jus itu, keduanya pun duduk di kursi pengunjung

“kau lelah?”

“hmm… lumayan, ramai juga pengunjung restoranmu”

“tentu saja, itu semua karena sang pemilik yang tampan sekaligus cantik ini ikut bekerja disini?” ucap yoona mengusap usap dagunya

“eiyyy… percaya diri sekali” ucap jessica “adik sama kakak sama saja” lanjutnya dalam hati

“hahaha aku berkata sesuai fakta, bagaimana hari pertamamu bekerja? kau suka?”

“emmm… lumayan, ada juga yang menyebalkannya”

“wae? katakan padaku siapa yang membuatmu kesal? biar aku kasih hukuman” ucap yoona mengacak pinggang

“kau.. bodoh!” ucap jessica menjitak pelan kepala yoona

“eh? hehehe kalau begitu aku tak jadi memberi hukuman” ucap yoona memberikan tanda peace nya, jessica pun tak bisa menahan tawanya

“setelah ini kau akan langsung pulang?” tanya yoona

“anniyo” jawab jessica

“oddiga”

“menemanimu”

“eh? menemaniku?”

“nne, kita harus pergi menemui ibumu, kau tak merindukannya?” ucap jessica membuat yoona terdiam

“ibuku sudah lama tidak ada” ucap yoona mengalihkan pandangannya

“i know, dan hari ini hari peringatannya kan?”

“bagaimana kau tau? kau diberitahu unnieku?” ucap yoona menatap sinis pada jessica

“anniyo, tiffany yang memberitahuku” bohong jessica, karena ia tahu yoona akan kembali sensitif jika membahas yuri “apa kau cemburu?” goda jessica

“Anniyo, untuk apa aku cemburu pada seorang ahjumma”

“Yah! Kau senang sekali memanggilku iti ,aku ini masih muda!” kesal jessica

“Hahahaha” 

“Kenapa kau tertawa?”

“Kau lucu saat sedang marah, walaupun kau kejam tapi kau terlihat cantik saat sedang marah”

Kedua pipi jessica memerah mendengarnya

“Yyah! Dasar penggoda, kajja sebaiknya kita pergi”

“aku tak ingin pergi” ucap yoona

“wae..? kau tak merindukannya?” tanya jessica, yoona kembali terdiam sedikit menundukkan wajahnya

“kajja” ucap jessica menggenggam tangan yoona membuat yeoja itu mengangkat wajahnya dan melihat jessica yang sudah berdiri dihadapannya tersenyum menatapnya

Yoona pun ikut berdiri dan berjalan mengikuti jessica yang berjalan sambil terus menggenggam tangannya hingga keduanya meninggalkan restoran

“ahirnya dia jinak juga” ucap jessica dalam hati .

tepat saat keduanya keluar, yuri datang bersama tiffany untuk menjemput keduanya dan mereka pun berangkat menuju pemakaman

“mereka tiba!” ucap seorang namja pada kawan kawannya yang sudah lama bersembunyi didalam mobil yang terparkir di pemakaman itu. kawan kawannya pun langsung bergegas melihat keluar jendela dan melihat 4 orang yeoja yang baru saja tiba berjalan menuju sebuah makam yang mereka incar

“sial!” ucap salah satu diantara mereka berlima tersebut

“kajja kita lakukan sekarang” mereka pun sudah siap dengan senjata kedap suara yang digenggamnya

“chankkaman, sasaran hanya 2 orang, apa kita tahu yang mana?” 

keempat orang itu pun terdiam saling menatap satu sama lain kemudian saling menggelengkan kepalanya

“kita tidak bisa membunuh semuanya, lagipula ini tempat terbuka yang luas, dan lihatlah hari ini masih banyak pengunjung disini”

“baiklah, kita tunggu mereka selesai dan kita akan ikuti mereka” ucap ketua dari kelima orang itu

Yuri, Yoona, Tiffany dan Jessica telah tiba dan berdiri didepan sebuah pohon dimana didekat pohon itu terkubur abu dari mendiang kwon hyerin

“eomma kami datang, dan aku membawa yoong kemari” ucap yuri meletakkan rangkaian bunga didepan pohon tersebut

“kajja tiff” bisik jessica menarik tangan tiffany untuk meninggalkan kedua kakak beradik itu

“nne ucap tiffany

Keduanyapun berjalan sedikit menjauh dari makam tersebut

“hey, kedua yeoja itu berjalan menjauhi makam, itu berarti 2 yeoja yang masih berada disana adalah kedua putrinya” ucap salah satu namja itu membuat kawan kawannya kembali membidik sasaran

“kita tetap tidak bisa melakukannya sekarang, posisi kita sangat tidak memungkinkan, jika kita tertangkap sama saja kita tidak akan dibiarkan hidup oleh tuan choi”

“nne, dia benar” ucap namja yang lain

“sial!! baiklah kita tunggu saja”

….

“yoong, kau tak ingin berkata apa apa pada eomma?” tanya yuri yang melihat sedari tadi hanya dia yang berbicara

“…………………….” yoona terdiam sejenak menatap kebawah pohon itu

“eomma, bogoshippo” ucap yoona pelan namun dapat didengar yuri

Kedua kakak beradik itupun berjalan menghampiri tiffany dan jessica yang menunggunya

“kalian pulanglah duluan, aku akan mengunjungi rumah lamaku di gangnam” ucap yuri memberikan kunci mobilnya pada tiffany

“eh? kenapa kita tidak pergi bersama sama saja?” tanya tiffany

“andwae, yoong dan sica pasti kelelahan setelah bekerja, kalian pulang saja duluan” 

“baiklah kalau begitu, kau hati hati dijalan yul”

“nne” ucap yuri, mereka pun berpisah dan yuri berjalan menuju stasiun yang tak jauh dari sana

….

“mereka berpencar, ottokhae? kita hanya membawa satu mobil”

“biar aku yang menangani orang itu, kalian ikuti mereka” ucap ketua dari mereka memasukan senjata laras panjangnya kedalam tas gitar yang dibawanya dan keluar dari mobil

“aku ikut denganmu” ucap salah satu dari mereka, akhirnya kedua orang itu segera berjalan menuju stasiun membuntuti yuri sementara yang lain mengikuti ketiga yeoja itu dengan mobil

…………………

Yuri baru saja memasuki gerbong kereta dan duduk di atas kursi penumpang, tiba tiba ponselnya berbunyi menerima panggilan

“yoboseyo, ada apa amber?”

“oddiga?”

“eh? kau tadi datang ke pemakaman? aku akan pergi ke gangnam mengunjungi rumah lamaku, ada barang barang yang ingin aku ambil”

“oh begitu. nne, tadi aku dibelakang kalian. tapi setelah kalian berpisah ada sebuah mobil yang mencurigakan mengikuti mobilmu”

“jinjja? siapa mereka?”

“aku belum mengetahuinya, tapi aku sedang berada dibelakang mereka sekarang”

“terus ikuti dan lindungi mereka”

“kau tenang saja, yang membuntuti mobilmu hanya ada 3 orang, aku bisa mengatasi hal itu, bagaimana denganmu? apa ada yang membuntutimu?”

“aku rasa tidak ada” ucap yuri menoleh ke segala arah memperhatikan para penumpang

“baiklah akan ku tutup, jaga dirimu baik baik yul”

“nne..”

Yuri pun mengakhiri panggilan itu, ia menatap kluar jendela dan kereta pun meluncur menuju gangnam

……..

Setelah satu jam perjalanan, yuri terbangun saat merasakan laju kereta yang ditumpanginya melambat. ia menoleh kearah jendela kereta tersebut suadh memasuki staisun gangnam

Begitu kereta berhenti para penumpangpun turun termasuk yuri dan 2 orang yang membuntuti tak jauh darinya

………………..

Hyoyeon memasuki kamar apartemennya setelah pekerjaannya selesai, ia segera melepaskan jas yang dikenakannya dan meregangkan otot ototnya yang terasa kaku setelah hampir seharian bekerja sebagai seorang pengacara

Setelah duduk, ia membuka koper kecil yang selalu dibawanya yang berisi beberapa surat penting termasuk surat warisan milik tuan kim

Hyoyeon membuka amplop surat itu, ia menaikkan sebelah alisnya saat melihat terdapat 2 surat didalamnya dengan nama yang berbeda

“kwon yuri?” gumam hyoyeon merasa heran “nugu? kenapa tuan kim membagi warisan itu untuk orang ini juga?” lanjutnya

…………………………………………

“anyeong ahjumma” sapa yuri saat mengunjungi sebuah rumah sederhana didaerah gangnam

“ah yul, kau sudah sangat dewasa sekarang, aigoo… kau tumbuh dengan cepat” ucap seorang ahjumma yang membukakan pintu rumah dan segera memeluk yuri

“hahaha apa aku semakin cantik?”

“geurom… kau sangat cantik seperti hyerin, kajja masuklah”

“tentu saja, ibuku adalah perempuan tercantik di desa ini hahaha”

“arraso.. aku memang kalah cantik dari ibumu” ucap ahjumma itu

“tapi kau juga cantik dan sangat baik ahjumma” ucap yuri memeluknya dari belakang

Ahjumma yang sudah berumur separuh baya itu adalah park shinnyoung yang merupakan tetangga sekaligus teman dekat ibunya, setelah yuri dipindahkan ke panti asuhan shinnyoung lah yang mengurus rumahnya, yuri dan yoona sangat jarang mengunjungi rumahnya setelah diadopsi oleh mr lee dan tinggal di seoul

“gomawo.. kau selalu saja pintar merayu, apa kau dan yoongie sudah menikah?”

“hahaha belum ahjumma, masih belum ada namja yang melamarku” ucap yuri mempoutkan bibirnya

“itu karena wajah tampanmu disukai oleh banyak yeoja bukan namja hahha”

“hahaha aku memang tampan” ucap yuri mengusap usap dagunya

“kau ingin mengunjungi rumahmu?”

“nne, sudah lama sekali aku tidak kesana”

“entah kau datang disaat waktu yang tepat atau tidak yuri-yaa”

“eh? memangnya kenapa?”

“kim jun pyo tadi pagi datang kemari dan mungkin sekarang masih berada di rumahmu karena belum mengembalikan kunci”

“kim jun pyo? nugu?” tanya yuri

“ayahmu” 

Yuri membelalakkan kedua matanya merasa sangat terkejut mengetahui hal itu, iapun segera berdiri

“ahjumma aku harus segera kesana” ucap yuri segera berlari keluar menuju rumahnya yang berada dipaling ujung desa itu

Yuri terus berlari dengan pikiran dan perasaan yang entah bagaimana, pasalnya sejak kecil ia tak pernah mengetahui tentang ayah kandungnya, baik nama maupun wajahnya. ibunya memang selalu menceritakan tentang ayahnya setiap yuri menanyakan hal itu namun tak sekalipun menyebutkan nama ayahnya maupun dimana ayahnya berada. kini setelah 20 tahun lebih akhirnya yuri dapat mengetahui nama ayahnya bahkan orang iru kini sedang berada di rumahnya.

“eomma, apa appa memiliki wajah yang tampan?”

“tentu saja, kau sangat mirip dengannya”

“shirro, aku mirip dengan eomma”

“hahaha geurom.. kau dan yoong memiliki wajah yang cantik seperti eomma”

“kenapa appa pergi?”

“dia sudah menggapai impiannya sekarang, appamu sudah menjadi seorang dokter yang sukses di luar negeri”

“jinjja? kenapa kita tidak ikut bersamanya?”

“kita tidak akan bisa bersamanya lagi yul”

“wae..?”

“appamu sudah memiliki kehidupan yang baru dan mungkin sudah melupakan kita”

“berarti appa adalah seorang malaikat yang baik dan jahat”

“kenapa kau berkata seperti itu?”

“songsaengnim bilang dokter itu seperti malaikat karena selalu menyembuhkan banyak orang, appa seorang dokter. tapi appa juga jahat karena meninggalkan kita”

ibu yuri hanya tersenyum mendengar kata kata polos yang selalu keluar dari bibir putri pertamanya itu, ia mengusap usap kepala yuri

“aku ingin segera dewasa agar menjadi seorang dokter juga”

“eh? bukankah kau ingin menjadi seorang polisi?”

“anniyo, setelah aku tau appaku, aku ingin menjadi dokter agar aku bisa bertemu dengan appa dan membawanya kembali”

“hhmm… mau jadi apapun kau dengan adikmu nanti, eomma berharap kalian selalu menjadi anak yang baik yul” ucap ibunya memeluk yuri “jangan pernah membenci appamu” lanjutnya

Yuri mengusap air mata yang sudah mengalir diatas pipinya itu setelah mengingat kenangan bersama eommanya saat ia masih kecil, tanpa terasa ia sudah sampai dan berhenti dihadapan rumahnya

………..

Tuan kim membuka jendela kamar dan merasakan angin berhembus memasuki ruangan, tampak pemandangan hutan yang hijau dari luar jendela tersebut. ia sedang berada disebuah rumah, tempat pernah ia singgahi di masa lalu bersama isteri pertamanya, kwon hyerin

tuan kim ingat hari ini adalah hari kematian mantan isterinya itu, hingga membuatnya ingin mengunjungi rumah lamanya itu

Didalam kamar tersebut tampak rapi, ia membuka laci mengambil sebuah kotak besar dan membukanya

5.jpg

“kwon Yoona & Kwon Yuri” ucap tuan kim membaca nama dibalik foto yang dilihatnya itu

“kalian sudah tumbuh dewasa sekarang dan yuri lahir di tahun yang sama dengan taeyeon, bahkan aku tak menyangka kalian pernah berada di sekolah yang sama” ucap tuan kim kembali, tanpa terasa ia tersenyum menatap 2 yeoja dalam foto tersebut

Flashback

“Dokter kim, seorang pasien mengalami kritis karena penyakit jantung yang dideritanya dan harus segera melakukan operasi”

“Baiklah, segera persiapkan semuanya” ucap tuan kim, mereka pun dengan segera menuju ruang operasi diikuti taeyeon

“Taeyeon-ah tunggu disini, appa harus mengganti pakaian dan appa akan melakukan operasi, jika kau ingin segera pulang kau hubungi eomma saja”

“Aku akan menunggu appa, kau segeralah masuk, aku tidak akan kemana mana” ucap taeyeon

Setelah mendengar taeyeon, tuan kim pun memasuki ruang ganti untuk bersiap siap melakukan operasi

Begitu masuk, tuan kim terkejut saat melihat seorang yeoja yang sangat ia kenali ternyata yang menjadi pasien nya, ia benar benar tak menyangka jika pasien itu adalah mantan isterinya, kwon hyerin.

Hyerin menoleh menatap lemah tuan kim yang sudah berdiri disampingnya

“aku pikir kau masih tinggal diluar negeri” ucap hyerin dengan nadalemahnya

“mengapa kau tak pernah memberitahuku dari dulu jika kau memiliki penyakit ini?”

hyerin hanya tersenyum menatap tuan kim

“jika suatu saat terjadi sesuatu padaku tolong temui anakku walaupun hanya sekali, mereka sangat merindukanmu” ucap hyerin, perlahan kedua matanya tertutup karena efek bius yang sudah berjalan

“kajja kita mulai” ucap para dokter lain yang sudah memasuki ruang operasi

Namun sayangnya ucapan hyerin menjadi kenyataan, karena ada human error saat menjalani operasi membuat hyerin kehilangan nyawanya, terlebih dihadapan pria yang masih sangat dicintainya

Tuan kim merasa sangat syok dengan apa yang terjadi, namun ia masih bisa menutupinya.

ketika jenazah hyerin dibawa keluar tuan kim ikut berjalan keluar dan melihat sosok anak kecil seusia taeyeon sedang bersama seorang dokter yang menghampirinya

“Dokter, bagaimana ibuku?” ucap anak itu

Dokter hanya terdiam menatap anak kecil itu, perlahan ia berjongkok menyamakan tingginya dan memegang pundak anak itu

“Ibumu… Mianhae, ibumu tidak bisa diselamatkan”

“Eomma…!! Kajjimaa…!” ucap anak kecil itu dalam tangisnya mengikuti jenazah hyerin yang dibawa para perawat

“diakah putriku?” ucap tuan kim menatap anak itu yang semakin menjauh. kemudian tatapannya tertuju pada taeyeon yang ikut terdiam memandang mereka

“Taeyeon-ah…”

“………….”

“Taeyeon-ah…” ucap tuan kim menggoyangkan pundaknya membuat taeyeon tersadar dan menoleh

“Appa…”

“Kajja ikut appa” ucap tuan kim

Hingga sampai di sebuah ruangan. Tuan kim menemui choi soojin yang sudah berkumpul bersama para dokter yang tadi bersamanya di ruang operasi

“Ini satu satunya kesalahan yang terjadi, kepala kim demi nama baik rumah sakit dan nama baik anda beserta dokter yang lain, untuk sementara saya akan mengirim kalian keluar negeri” ucap sang pemilik rumah sakit

“Tapi, bagaimana dengan pasien itu dan keluarganya?” ucap tuan kim

“Aku sudah meminta untuk merubah semua data, dan kau jangan khawatir mereka bukanlah keluarga yang mengerti, orang itu hanya memiliki dua orang putri yang masih dibawah umur”

“……………..” tuan kim tampak terdiam

“Atau kau ingin rumah sakit ini ditutup, dan kau akan mendekam di penjara”

Wajah tuan kim berubah menjadi pucat setelah mendengar itu, keringat dingin mulai membanjiri punggungnya

“Aku akan mengurus semuanya karena aku masih menghormatimu, pergilah malam ini, akan aku kirimkan tiket untukmu dan keluargamu” ucap orang itu kembali

“tapi.. bisakah aku meminta satu hal lagi?” ucap tuan kim

“tolong jaga anak anak pasien yang meninggal itu”

“baiklah, akan aku urus, sekarang kalian boleh pergi dan siapapun yang membocorkan hal ini, aku tak akan membiarkan kalian hidup dengan tenang”

Flashback

“mianhae… jeongmal mianhae, harusnya saat itu aku membawa kalian tinggal bersamaku” ucap tuan kim menghapus air mata yang mulai mengaliri pipinya

*brak!!!* tiba tiba pintu kamar tersebut terbuka cukup keras membuat tuan kim terkejut, ia melihat seorang yeoja berdiri disana

“kau…” ucap yuri terkejut menunjuk tuan kim

“yuri… kwon yuri” ucap tuan kim saat melihat wajah yeoja dihadapannya mirip dengan wajah dari foto yang dipegangnya itu

“tuan kim, kau…” ucap yuri berjalan perlahan menghampiri tuan kim

“anakku” ucap tuan kim mengangkat tangannya membelai wajah yuri, air matanya kembali lolos membasahi pipinya

“mau jadi apapun kau dengan adikmu nanti, eomma berharap kalian selalu menjadi anak yang baik yul, jangan pernah membenci appamu”  ucap ibunya yang selalu ia simpan dalam ingatannya

“ap.. appa..” ucap yuri dengan suara bergetarnya

namun

*DORR DORR!!!* terdengar 2 tembakan memecah keheningan hutan dan menembus punggung seseorang yang berada didalam kamar itu

“tuan kim!!!” teriak yuri saat tubuh pria paruh baya itu tumbang dalam pelukannya, telapak tangan kanannya merasakan sebuah cairan yang keluar dari punggung tuan kim, yuri terkejut saat melihat telapak tangannya sudah dilumuri banyak darah yang keluar dari punggung tuan kim

“uhhuk.. uhhhuk..” tuan kim terbatuk dan mengeluarkan darah dari dalam mulutnya

Yuri masih terus memeluknya, namun telinga tajamnya mendengar sebuah suara dibalik semak semak hutan yang mengarah jendelanya, dengan cepat ia mengeluarkan pistol yang berada didalam jas nya dan menagrahkannya ke hutan

*dorr dorr dorrr!!*

“akh!!!” terdengar teriakan seseorang dibalik semak semak itu setelah yuri melepaskan beberapa kali tembakan kearahnya

…………

beberapa saat yang lalu 2 orang tak jauh dari balik jendela yang terbuka itu sudah siap dengan senjata yang digenggamnya

“sasaran yang pas”

“chankkaman, ada orang lain disana” 

“aku tak peduli, orang itu sudah tua, dia tak akan tahu atau mungkin aku harus membunuh keduanya hahaha” ucap namja itu, ia memicingkan sebelah matanya dan mulai menekan pelatuk senapan yang digenggamnya

“anniyo, ini tidak boleh terjadi” ucap orang disampingnya

tepat saat namja itu hendak melepaskan tembakannya, seseorang disampingnya tiba tiba mendorongnya hingga tembakan itu melesat namun saayangnya mengenai tubuh tuan kim

“sial!! apa yang kau lakukan?” teriak namja itu memarahi kawannya

namun tiba tiba beberapa tembakan menyerang mereka dari dalam kamar itu membuat keduanya terkejut dan segera melindungi diri

“akh!!!” teriak salah satu dari mereka karena terlambat menghindar dan sebuah peluru menembus lengannya hingga mebuatnya terjatuh

Namja yang melihat rekannya tergeletak itu langsung berlari meninggalkannya memasuki hutan

seseorang yang tergeletak itu perlahan bergerak, ia masih sadar karena hanya lengannya yang tertembak

“akh! sial, aku tak boleh tertangkap” ucap orang itu, iapun dengan susah payah segera berlari meninggalkan tempat itu

…………………

“sial!! aku tak bisa mengejarnya” ucap yuri dalam hati saat mendengar langkah kaki yang semakin menjauh memasuki hutan

“tuan kim, bertahanlah…” ucap yuri mulai membaringkan tuan kim diatas tempat tidur

Tuan kim terus terbatuk mengeluarkan darah yang terus terusan keluar dari dalam mulutnya

Yuripun dengan segera menghubungi ambuans dan polisi

…………………….

Taeyeon baru saja merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, ia berniat akan memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan pikirannya yang masih kacau

namun tiba tiba saja ponselnya berbunyi, saat mengakat telepon tersebut taeyeon sangat terkejut begitu menerima kabar jika ayahnya tertembak dan mengalami kondisi yang sangat kritis, dengan segera ia terbangun mengambil jaketnya

Taeyeon menginjakkan gas mobilnya dalam dalam dengan membuat mobil melaju dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit dimana ayahnya berada

“kwon yuri” ucap taeyeon dalam hati dengan tatapan amarahnya, mengeratkan cengkraman kedua tangannya pada setir mobil

…………………

Yuri duduk terdiam sambil menunduk menunggu di depan sebuah ruang operasi dimana tuan kim sedang ditangani

“Jadi dia… tuan kim adalah Appaku”

“Yang membuat eomma meninggal adalah appaku sendiri?” gumam yuri

ia mengusap air matanya mulai mengalir

*tap tap tap* terdengar suara langkah kaki yang cepat mendekati ruang operasi, yuri menoleh dan melihat taeyeon bersama para polisi yang menjemputnya sedang berjalan cepat menghampirinya, taeyeon langsung berlari saat melihat yuri

*bukkk!!!!* dengan keras taeyeon memukul wajah yuri membuat tubuh yeoja itu terjatuh

“Apa yang sudah kau lakukan pasa appaku huh?!!!” teroak taeyeon mengangkat kerah baju yuri dan kembali memukulnya beberapa kali

Para polisi yang berada disana mencoba melepaskan dan menangkan taeyeon namun taeyeon memberontak dan memukuli yuri

“Taeyeon-ah!! Yul!!” teriak tiffany yang baru saja tiba bersama jessica dan yoona

TBC

We Are Different part 3

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

………………………………….

Di kantor Bourbound

“Hey yul” sapa amber yang baru saja memasuki ruang kerja yuri

“Hey, sudah lama tak melihatmu”

“Yaa setelah kau pindah tugaskan, pekerjaanku yang sekarang sangat merepotkan”

“Hahaha mianhae… Ada apa kemari?”

“Aku ingin memberikan ini” ucap amber membuka tasnya mengeluarkan sebuah dompet dan ponsel

“Eh? Apa ini?” tanya yuri membolak balikan ponsel dan membuka dompet pink itu

“Itu dompet dan ponsel, babo!” 

“Yah! Aku tau.. Maksudku ini maksudnya apa?”

“Ah.. Itu, dua hari yang lalu aku sudah menemukan orang orang yang menyerang adikmu, mereka mengaku hanya berniat merampok seorang yeoja dan mengambil ponsel beserta dompetnya tapi saat itu yoong datang untuk menggagalkan dan mereka langsung menyerang adikmu, mereka mengira adikmu seorang namja jadi mereka melayangkan pukulan yang keras pada adikmu” terang amber pada yuri

“Begitu ya, kurang hajar mereka.. Tapi kau tak membunuh mereka kan?”

“Hahaha tadinya sih aku berniat begitu”

“Mwo?! Yah!”

“Aku hanya bercanda haha, setelah kau memintaku untuk tak membunuh, aku tak pernah melakukan itu lagi” ucap amber menepuk pundak yuri “aku hanya melumpuhkan mereka dan mengirimnya ke bui” tambahnya

“Syukurlah”

“Aku harus segera pergi”

“Nne, aku titip dia ya”

“Aye aye kapten!” ucap amber, ia pun pergi meninggalkan ruang kerja yuri

Begitu melihat pintu ditutup, yuri kembali memperhatikan 2 objek yang dipegangnya. Ia meletakkan ponsel dan membuka dompet berwarna pink itu

“Jessica jung soyeon?” ucapnya sambil membaca kartu identitas yang ia keluarkan dari dompet itu

“Dia bukan warga negara korea”

*duukkkk* 

“Ah m..mmianhae”

“Oh.. Jadi perempuan yang berada di rumah sakit itu” ucapnya saat mengingat kembali kejadian beberapa hari yang lalu

Yuri memasukkan kembali kartu identitas itu kedalam dompet, kini ia mengambil ponsel berwarna putih itu dan yuri mencoba menghidupkan ponsel itu
“Eh?” gumam yuri saat melihat isi batre ponsel itu yang terlihat kosong “dasar anak itu (amber), bukannya di charger dulu” tambahnya

Yuri pun mulai mengisi daya batre ponsel itu

*kring kring kring* telepon didalam ruang kerja yuri berdering

“Nne?” ucap yuri setelah mengangkat panggilan itu

“Noona, mr lee meninta anda menghadiri rapat perusahaan yang akan diadakan 5 menit lagi”

“Arraso, aku segera kesana”

*trek* begitu menutup telepon ,yuri mengambil dompet itu dan memasukannya kedalam laci meja kerjanya

………………………………

Kantor polisi

“Bagaimana? Apa benar mereka pelakunya?” tanya tiffany begitu melihat taeyeon keluar dari ruang bui

“Sepertinya begitu, mereka sering berkeliaran di gang sekitar supermarket itu, dan mereka baru tertangkap 2 hari yang lalu oleh seseorang yang tak diketahui identitasnya dan dia mengirim mereka kesini” ucap taeyeon “kau bisa melihat dan memastikan mereka yang telah merampas dompet dan ponselmu, aku sudah memanggil salah satu dari mereka untuk menemuimu” ucap taeyeon kembali pada jessica

“Kajja” ucap tiffany menarik tangan jessica dan memasuki ruang pengunjung untuk bertemu dengan pelaku

Begitu masuk dan melihat seorang namja sedang duduk, jessica terkejut melihatnya

“Nne, memang itu orangnya. Dia adalah ketua dari geng” ucap jessica, iapun duduk berhadapan dengan namja itu yang dihalangi sebuah meja

*brakk!!*

“Yah! Kemarikan ponsel dan dompetku!” teriak jessica sambil menggebrak meja membuat namja itu kaget

“Ak..aku tidak tau” ucap namja itu terlihat ketakutan sambil mengusap usap lehernya yang tiba tiba merasakan hawa dingin, begitupun tiffany, taeyeon dan seorang pejaga. Mereka melakukan hal sama karena tiba tiba merasakan hawa dingin

“Mengapa tiba tiba aku jadi kedinginan begini” ucap taeyeon

“Aku juga” ucap tiffany mengusap usap kedua lengannya

“What?! Bagaimana bisa kau tak tahu, kau sendiri yang mengambilnya!” ucap jessica manatap tajam namja itu

“Ak..akku benar benar tidak tahu, waktu itu seseorang mendatangi basecamp kami dan mengambil dompet dan ponsel milikmu, tapi aku tak tau identitasnya, dia menutupi sebagian wajahnya”

Namja itu pun dibawa kembali ke ruang tahanan

“Yaish…! Ah ottokhae…” ucap jessica mengacak acak rambutnya sambil berjalan keluar dari kantor polisi bersama taeyeon dan tiffany

“Kau jangan khawatir jessie, orang itu yang membawa mereka kemari pasti bukanlah orang jahat dan akan mengembalikan ponsel serta dompetmu” ucap tiffany mengusap usap pundak jessica untuk menenangkannya

“Coba dihubungi saja nomormu” ucap taeyeon

“Ah taetae benar, jja aku akan menghubungi nomormu” ucap tiffany, iapun mengeluarkan ponselnya mulai menghubungi nomor kontak jessica

“Your number destination is not active, please try again” 

Tiffany mencoba sekali lagi menghubunginya namun tetap yang terdengar hanya suara operator

“Sayang sekali, sepertinya memang sedang tak aktif” ucap tiffany menatap jessica

“Jangan khawatir, pasti akan dikembalikan” ucap taeyeon

“Hufht.. Semoga saja, gomawo taeyeon-ah, mian telah merepotkanmu”

“Anniyo, memang sudah kewajibanku, setelah ini kalian akan kemana?”

“Aku akan mengajak jessie jalan jalan untuk menghilangkan stress nya”

“Kalau begitu kalian hati hati, mianhae aku tak bisa ikut” ucap taeyeon

“Gwaenchanna…” ucap tiffany, iapun memeluk taeyeon kemudian keduanya berpisah karena taeyeon masih harus bekerja di kantor polisi

“Bisakah kalian tak selalu memperlihatkan kemesraan kalian di depanku” ucap jessica setelah keduanya berjalan menjauhi kantor polisi

“Hehehe wae? Kau cemburu jessie?” kekeh tiffany menggoda jessica

“Nne.. Aku cemburu!” ucap jessica merangkul pundak tiffany “tapi….” ucap jessica kembali sambil menghentikan langkahnya

“Tapi apa?” tanya tiffany

“Apa yang sudah kalian lakukan selama 2 tahun itu?”

“Aku bersama taeng? Seperti hal nya sepasang kekasih biasa, memang kenapa?”

“Ah… Begitu, jadi bagaimana melakukannya?”

“Maksudmu?” tanya tiffany tak mengerti

“Ah c’mon… 😒 beberapa hari yang lalu kau menginap di rumahnya dan kau mengeluh jika tangan kananmu terasa pegal, so…..”

“Mwo? Yah! Kau pikir aku melakukan apa? Waktu itu tanganku pegal karena semalaman membantunya mengetik beberapa laporan kerjanya, yaish… Dasar byunt!” 

“Hahaha… Aku kan sahabatmu, jadi aku berhak mengetahuinya, jadi.. Apa kalian sudah melakukan itu?”

“Yah, kau memerasku jessie 😒 anniyo, kami belum pernah melakukannya”

“Mwo? Kenapa bisa? Setiap pasangan kekasih yang hubungannya sudah lama biasanya melakukan itu”

“Nne… Tapi tidak untuk kami”

“Wae?”

“Aku hanya belum siap, taeyeon memang sering memintanya, tapi aku selalu merasa aku masih belum siap” ucap tiffany “terlebih… Dengan perasaanku yang juga selalu menolak keinginanku” lanjutnya dalam hati sambil memegang dadanya

“Hahaha kau memang benar benar polos! memang sebaiknya kau melakukannya setelah kalian menikah nanti, tapi kau juga harus hati hati tiff”

“Hati hati?”

“Nne, katamu taeyeon selalu memintanya tapi kau juga selalu menolaknya, bisa bisa kekasihmu melampiaskan hasratnya pada yang lain” ucap jessica dengan wajah seriusnya

“Maksudmu dia selingkuh? Anniyo… Taeyeon tak mungkin melakukan itu! Babo!”

“Hahaha aku hanya bercanda”

“Yaish… Kau senang sekali menjahiliku”

“Karena kaulah satu satunya yang selalu bisa membuatku tertawa lepas tiff hehehe lagipula kau gadis yang sangat polos aigoo, oh ya kita mau kemana sekarang? Tak terasa kita sudah berjalan jauh”

“Itu karena kau terus mengoceh jessie, kau ini.. Diluarnya saja tampak dingin, tapi sebenarnya kau orang yang sangat sangat sangat banyak bicara”

“Hehehe peace 😁✌  so? Where did we go?”

“Emmm… Ah ha, apa kau lapar jessie?”

“Nne aku lapar”

“Aku ingat adikku sekarang sudah bekerja di restoran, bagaimana kalau kita kesana”

“Oke, tapi aku baru tahu kau memiliki adik”

“Anniyo, sebenarnya dia adik yul tapi aku juga sudah menggapnya sebagai adikku sendiri, dia sangat lucu kau pasti akan selalu tertawa karena nya”

“Baiklah.. Tapi kau tahu sendiri aku bagaimana terhadap orang yang baru aku kenal”

“Hahaha kau tenang saja, walaupun cuek dia orang yang mudah akrab dengan siapapun, dia juga tampan.. Kau juga pasti akan menyukainya” ucap tiffany excited

“Arraso, kajja kita kesana aku sudah lapar”

Keduanya menghentikan sebuah taksi dan segera meluncur

“Aku masih belum tahu alamatnya, sebaiknya aku telpon dia dulu”

……………………….

“yah, ireonna.. ini sudah siang kau tak lapar?” ucap sooyoung membangunkan yoona yang masih terbungkus selimut

“sebentar lagi soo, isi badanku terasa remuk setelah bekerja beberapa hari ini” jawab yoona dengan suara seraknya enggan membuka mata

“hahaha yah, kau baru bekerja 3 hari babo! lagipula ini kan keinginanmu”

Flashback

Beberapa hari yang lalu setelah meninggalkan apartemen yoona segera kembali ke villa dan menemui sooyoung

“youngie-yaa…!!!” teriak yoona memanggil sooyoung begitu memasuki villa

“aku disini” ucap sooyoung yang sedang duduk di soffa sambil menonton TV

“youngie-ya” panggil yoona kembali

“nne kemarilah” ucap sooyoung melambaikan tangannya

*pletaaakkk!!!!* sooyoung segera meluncurkan jitakannya pada kepala yoona begitu yeoja itu duduk disampingnya

“aww appo..! kenapa kau memukulku?!”

“itu karena kau menghilang! semalam kau kemana huh? bukannya membeli makanan!” ucap sooyoung kesal “hey, kenapa denganmu? kau berkelahi?” lanjutnya saat pandangan sooyoung tertuju pada luka disudut bibir yoona

“ah.. ini hehe ceritanya panjang, ada yang jauh lebih penting lagi soo!”

“shiro! ceritakan dulu padaku” ucap sooyoung tak mau kalah

“ck, kau ini.. arraso, tadi malam saat menuju depstore aku tak sengaja melihat seorang yeoja sedang diganggu para namja  yang sedang mabuk”

“dan kau menolongnya? sejak kapan kau menjadi orang yang peduli? hahaha”

“awalnya aku tak bermaksud begitu, entahlah tiba tiba aku merasa tubuhku ditarik untuk menghampirinya”

“lalu?”

“seperti yang kau lihat, gara gara mereka wajah cantik sekaligus tampan ku jadi tercemar”

“hahaha…!! dan semalam kau menginap di rumah yeoja yang kau tolong? bagaimana? apa dia cantik?”

“anniyo, tadi malam aku menginap di rumah sakit”

“eh? wae…?”

“entahlah, tiba tiba saat terbangun aku sudah berada disana”

“lalu apa kata dokter?”

“molla, aku langsung pergi saat yul unnie menemuiku”

*plak!!!* sooyoung memukul kepala yoona

“baboyaa.. setidaknya kau ambil obatmu dulu”

“ck, kau pikir aku sakit eoh??” ucap yoona mempoutkan bibirnya merasa kesal “sudahlah lupakan, ada hal yang jauh lebih penting soo, jebal bantu aku”

“apa itu?”

“aku harus bekerja, kajja bangunlah restoran dan aku akan bekerja disitu”

“mworago?? pwwfftt…. hahahaha!!!”

“yah! aku serius bodoh!”

“hahaha… sejak kapan? hahaha kau lucu…”

“yaish… menyebalkan!”

“tapi wae..? bukankah kau orang yang sangat malas”

“kau tahu, setelah aku mengantar ahjumma itu aku baru sadar jika dia berada di gedung apartemen yang sama dengan fany unnie, dan sialnya aku bertemu dengannya” ucap yoona “dia tahu jika aku kabur, aku sebisa mungkin mencari alasan dan aku berkata jika aku sudah bekerja” tambahnya

“hmm… masalah itu tenanglah, kita bisa atur dan menyewa restoran jika fany unnie ingin menemuimu”

“anniyo.. aku tak ingin membohonginya”

“dasar, senang sekali menyusahkanku, arraso.. kapan kita memulainya?”

“jiggeum!”

“mwo?? sekarang? yah! apa kau serius?”

“tentu saja, aku mau mandi dulu, kau bersiap siaplah!” ucap yoona segera berlari memasuki kamarnya

“arraso, dasar!” ucap sooyoung menggeleng gelengkan kepalanya

Pada hari itu juga sooyoung dan yoona menemukan sebuah restoran di pusat kota, sooyoung membeli restoran yang sudah lama berdiri itu sehingga tak perlu lagi mencari pekerja, sooyoung juga lah menjadi pemilik restoran sementara yoona ikut menjadi pelayan restoran itu bersama 4 pekerja yang sudah lama bekerja di restoran tersebut key dan irene sebagai koki sedangkan jinki dan luna sebagai pelayan ditambah dengan yoona. karena letaknya yang strategis dan kelezatan segala makanannya restoran yang sudah berganti nama menjadi young resto tersebut selalu banyak dikunjungi pengunjung sehingga yoona harus bekerja keras. beruntung yoona cepat akrab dan dekat dengan para pekerja restoran tersebut.

Flashback END

“soo, apa hari sabtu restoran tetap buka?”

“tentu, hari sabtu restoran akan ramai dikunjungi karena banyak pasangan yang menikmati malam minggu, memangnya kau?”

“yaish…”

“hahaha kau tak perlu bekerja jika lelah, aku kesana dulu” ucap sooyoung meninggalkan kamar yoona

Baru saja akan terlelap kembali tiba tiba ponsel yoona berdering, awalnya ia mengabaikan panggilan itu namun dering ponselnya terus berbunyi, akhirnya dengan malas tanpa melihat nama si pemanggil yoona pun mengangkat teleponnya

“yoboseyo..”

“yoong… kau sedang bekerja ya? mian mengganggumu”

“nugu?” ucap yoona dengan malas

“ini aku, tiffany”

“huh? fany unnie?!” ucap yoona terkejut hingga posisinya langsung duduk diatas tempat tidur

“nne ini aku, yaish… jangan jangan kau tak menyimpan nomorku..?!”

“ann.. anni.. aku tadi sedang tidak fokus hehehe mian, tapi ada apa kau menelponku?”

“aku dan temanku sedang dalam perjalanan menuju restoran tempatmu bekerja, tapi bisakah kau kirim alamat restoran itu?”

“m..mmworagoo..??? un unnie oddiga?”

“aku masih didalam taksi”

“ah oke nanti aku kirim alamatnya lewat pesan” ucap yoona segera menutup telepon

Yoona melempar ponselnya dan berlari membuka jendela kamarnya

“Youngie-yaaa!!! chankkaman!!!” teriak yoona dari jendela kamarnya yang berada dilantai atas, tepat saat itu sooyoung baru saja menyalakan mesin mobilnya

begitu mendengar teriakan yoona, sooyoungpun kembali mematikan mobilnya dan membuka kaca jendela mobil

“yah! ada apa?” ucap sooyoung mengeluarkan kepalasnya ke jendela mobil

“Tunggu aku! Jangan berangkat dulu!” teriak yoona, iapun segera menutup kembali jendela kamarnya kemudian berlari menyusul sooyoung

*brak!!* 

“Kajja berangkat!” ucap yoona setelah memasuki mobil

“Huh? Kau kenapa ikut? Dan… Yah!! Mandi dulu!!” 

“Ini darurat soo! Ppali..! Aku mandi disana saja ppali!!”

“Arraso.. Dasar pelayan rasa bos” ucap sooyoung, iapun segera menginjakkan gas menuju restorannya sementara yoona membuka kembali ponselnya untuk mengirim alamat restoran tempatnya bekerja pada tiffany

……….

*ting!!!* suara ponsel tiffany berbunyi menerima sebuah pesan, iapun membukanya

“Ah dapat, ahjushi…! Tolong antar kami ke young resto di jalan xxxx pusat kota”

“Arachi” ucap sopir taksi itu

“Jessie ,mengapa kau melamun?”

“Aku masih memikirkan orang yang mengambil ponselku”

“Apa mungkin dia orang yang telah menolongmu itu?” 

“Ah kau benar!” ucap jessica menepuk kedua tangannya “tapi… Anni anni.. Tidak mungkin”

“Wae…? Bukankah kau bilang saat itu hanya ada kau, kelima namja yang mengganggumu dan orang yang menolongmu?”

“Nne.. Tapi, orang bodoh itu saja pingsan setelah dipukul oleh mereka, mana mungkin dia berani mendatangi kembali dan menghajar mereka” ucap jessica mengingat kembali saat melihat wajah namja itu terlihat babak belur saat di kantor polisi

“Ah kau benar juga, tapi bisa saja. Apa kau mengetahui namanya?”

“Saat dia mengantarku sempat memberitahukan namanya, tapi saat itu aku sedang benar benar kesal padanya jadi aku tak peduli dan tak ingat”

“Hahaha wae…? Bukankah dia yang sudah menolongmu?”

“Nne, tapi dia membalasnya dengan menyusahkanku, kau tahu? Dia mirip sekali dengan adikku, tapi sifatnya sangat sangat sangat menyebalkan!”

“Hahaha hati hati, bisa bisa kau menyukainya”

“Yaish, shiro! Kalaupun aku menyukai seorang perempuan aku tidak ingin orang itu adalah dia”

……………………………..

Di kantor kepolisian

“Eh? Aku pikir kau ikut bersama kekasihmu” ucap hyunji seorang petugas kepolisian yang juga rekan taeyeon

“Anniyo, aku akan jeonju menemui ayahku” ucap taeyeon yang masih sibuk membereskan beberapa berkas diatas meja kerjanya

Begitu selesai ia langsung pergi menuju jeonju tempat kedua orang tuanya tinggal

Selama diperjalanan pikiran taeyeon terus melayang memikirkan banyak hal yang mengganjal, tiba tiba ia teringat dengan kejadian 15 tahun yang lalu saat ia masih menduduki bangku Sekolah Dasar

Saat itu taeyeon baru saja dijemput oleh ayahnya saat jam pelajaran telah berakhir. Taeyeon langsung memasuki mobil begitu ayahnya tiba

“Appa, aku mendapatkan nilai matematika tertinggi saat ulangan harian tadi” ucap taeyeon dengan wajah cerianya namun beru saja tuan kim menoleh ponsel didalam saku jas nya berbunyi

“Yoboseyo” ucap tuan kim

“…………………”

“Jinja? Baiklah saya segera ke rumah sakit sekarang” ucap tuan kim kemudian mematikan teleponnya

Taeyeon melihat raut wajah ayahnya berubah, tuan kim menginjakkan gas mobilnya semakin dalam

“Appa, apa yang terjadi?”

“Taeyeon-ah, appa harus segera pergi ke rumah sakit karena ada pasien yang sedang mengalami kritis, bisakah kau tunggu apa disana nanti?”

“Nne appa”

Setelah 15 menit perjalan, keduanya tiba. Di yonsei hospital tempat ayah taeyeon bekerja sebagai kepala dokter ahli jantung.

Begitu turun ,seorang dokter datang menghampiri dengan tergesa gesa

“Dokter kim, pasien bernama kwon hyerin mengalami kritis dan harus segera melakukan operasi”

“Baiklah, segera persiapkan semuanya” ucap tuan kim, mereka pun dengan segera menuju ruang operasi diikuti taeyeon

“Taeyeon-ah tunggu disini, appa harus mengganti pakaian dan appa akan melakukan operasi, jika kau ingin segera pulang kau hubungi eomma saja”

“Aku akan menunggu appa, kau segeralah masuk, aku tidak akan kemana mana” ucap taeyeon

Setelah mendengar taeyeon, tuan kim pun memasuki ruang ganti untuk bersiap siap melakukan operasi

Sementara taeyeon kecil duduk menunggunya di depan ruang operasi

“Eomma!!” teriak seorang yeoja seusia taeyeon yang baru saja tiba bersama seorang ahjumma

Anak itu berlari hendak memasuki ruang operasi, namun beberapa perawat menahannya

“Nak, kau tak diizinkan masuk” ucap salah satu perawat

“Tapi eommaku berada didalam! Aku ingin melihat eommaku!”

Anak itu terus memberontak meski ditahan oleh beberapa perawat

“Yah! Bisakah kau diam? Kau sangat berisik kau pikir ini dimana?” ucap taeyeon dengan nada ketusnya

“Diam katamu? Kau pikir kau siapa? Ibuku berada didalam sana!” ucap anak itu

“Kau pikir kau akan melakukan apa jika sudah berada didalam sana? Ibumu sedang dalam masa operasi” ucap taeyeon

Anak itupun terdiam, namun saat itu pintu ruang operasi terbuka membuat pandangan taeyeon dan anak itu tertuju kesana, mereka melihat beberapa perawat dengan tergesa gesa berlari keluar dan masuk ruang operasi.

“Bagaimana ini? Aku belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya ,aku bisa dipecat!” ucap seorang perawat yang dapat didengar oleh taeyeon dan anak itu saat berjalan melewati mereka

Baik taeyeon maupun anak itu hanya terdiam memperhatikan mereka.

Namun begitu seorang dokter keluar dari ruang operasi, anak itu langsung berlari menghampiri

“Dokter, bagaimana ibuku?” ucap anak itu

Dokter hanya terdiam menatap anak kecil itu, perlahan ia berjongkok menyamakan tingginya dan memegang pundak anak itu

“Ibumu… Mianhae, ibumu tidak bisa diselamatkan”

Taeyeon membulatkan kedua matanya begitu mendengar ucapan dokter itu, ia sendiri merasa terkejut. Taeyeon terus memandangi anak itu yang menangis histeris dan ikut berlari mengikuti jasad ibunya yang baru saja dibawa keluar daruang operasi, tampak seluruh tubuhnya ditutupi oleh kain putih

“Eomma…!! Kajjimaa…!” ucap anak kecil itu dalam tangisnya

Taeyeon sendiri masih terdiam syok

“Taeyeon-ah…”

“………….”

“Taeyeon-ah…” ucap seseorang sambil menggoyangkan pundaknya membuat taeyeon tersadar dan menoleh

“Appa…”

“Kajja ikut appa” ucap tuan kim

Taeyeon pun ikut berjalan mengikuti ayahnya meskipun pandangannya masih terus tertuju pada para perawat yang membawa jasad ibu itu

Hingga sampai di sebuah ruangan. Taeyeon melihat beberapa dokter dan beberapa orang yang mengenakan jas kantoran dengan rapi

“Ini satu satunya kesalahan yang terjadi, kepala kim demi nama baik rumah sakit dan nama baik anda beserta dokter yang lain, untuk sementara saya akan mengirim kalian keluar negeri” ucap sang pemilik rumah sakit

“Tapi, bagaimana dengan pasien itu dan keluarganya?” ucap tuan kim

“Aku sudah meminta untuk merubah semua data, dan kau jangan khawatir mereka bukanlah keluarga yang mengerti, orang itu hanya memiliki dua orang putri yang masih dibawah umur”

“……………..” tuan kim tampak terdiam

“Atau kau ingin rumah sakit ini ditutup, dan kau akan mendekam di penjara”

Wajah tuan kim berubah menjadi pucat setelah mendengar itu, keringat dingin mulai membanjiri punggungnya

“Aku akan mengurus semuanya karena aku masih menghormatimu, pergilah malam ini, akan aku kirimkan tiket untukmu dan keluargamu” ucap orang itu kembali

Taeyeon terdiam mendengarnya, ia tak terlalu paham dengan pembicaraan mereka hingga ayahnya menghampiri dan membawanya pergi

Begitu mobil yang ditumpanginya keluar dari basement parkir & melewati depan rumah sakit, taeyeon kembali melihat anak seusianya yang baru saja kehilangan ibunya itu sedang duduk termenung didepan pintu rumah sakit, taeyeon mengangkat tubuhnya untuk melihat anak itu hingga mobil itu berbelok dan anak itu tidak bisa terlihat lagi oleh taeyeon

“Appa, apa yang terjadi?” 

“Taeyeon-ah malam ini kita akan pindah”

“Pindah? Wae..?”

“Appa dipindah tugaskan”

“Tapi aku ingin tetap tinggal disini” ucap taeyeon

“Diamlah, pakai sabuk pengamanmu appa akan menghubungi eomma mu untuk bersiap siap” ucap tuan kim dengan nada dinginnya

Dan malam itu juga taeyeon beserta keluarganya pindah ke London dan taeyeon melanjutkan sekolahnya disana. Mereka kembali pindah ke seoul saat taeyeon menginjak bangku SMA. Ayah taeyeonpun kembali menjadi dokter di yonsei university

Flashback

Hanya butuh 1 jam akhirnya taeyeon tiba di rumah kedua orang tuanya

“Taeng tumben sekali kau pulang nak, kau sendirian?” ucap ibu taeyeon begitu menyambut putrinya

“Nne eomma, aku ingin bertemu appa”

“Appamu sedang memancing di danau, kau sudah makan taeng?”

“Sudah eomma, aku akan menemui appa dulu” ucap taeyeon

Iapun berjalan menuju danau yang berada tak jauh dari rumahnya, dulu danau itu sering ia gunakan sebagai tempat bermainnya saat sebelum pindah ke london. Kini danau itu sudah terlihat berubah karena telah dipasangi tembok pembatas.

“Tumben appa memancing sendirian” ucap taeyeon pada seorang pria yang sudah paruh baya dihadapannya

“Taeyeon-ah, kapan kau datang?”

“Baru saja appa”

“Kajja bantu appa ambil ember ikan ini, biar eomma yang memasaknya” ucap tuan kim segera berdiri dan membereskan peralatan pancingnya, taeyeonpun  segera membantunya

“Tumben kau kemari, ada perlu apa? Biasanya kau melupakan kedua orang tuamu”

“Hehehe Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan appa”

“Aigoo.. Dari kecil hingga sekarang kau selalu banyak bertanya, tak salah aku memasukanmu ke kepolisian”

……………………………………

Setelah sampai, Tiffany dan Jessica segera memasuki restoran tempat dimana yoona bekerja

“selamat datang ^_^” sapa seorang pelayan restoran pada mereka dan mengantarnya pada meja pengunjung “silahkan, ini menu nya”

“sebenarnya aku juga ingin berte….” ucap tiffany sambil menerima buku menu

“unnie…!!” teriak yoona pada tiffany, kini penampilannya telah rapi dengan seragam pelayan setelah mandi, beuntung ia tepat waktu

Yoonapun berjalan cepat kearah tiffany

“suguhkan semua menu yang ada disini, dia unnieku” ucap yoona kembali pada pelayan bernama jinki itu

“baik noona” ucap jinki kemudian berlalu meninggalkan mereka

“aigoo kau terlihat dewasa sekarang memakai seragam kerjamu, oh ya yoong aku membawa sahabatku kemari, perkenalkan” ucap tiffany

Jessica yang awalnya fokus melihat lihat menu makanan pun mengangkat wajahnya dan menengok

“kau….?!!!” ucap jessica menunjuk yoona

“woah…! ahjumma!!” ucap yoona senang

“eh? kalian sudah saling kenal ya?” ucap tiffany

Jessica segera berdiri

*plak!!!* jessica memukul kepala yoona dan menjewer telinganya

“aw aw aw… appo ahjumma”

“yah, kembalikan ponselku!!” ucap jessica sambil terus menjewer telinga yoona

“ah ah bukan aku yang mengambilnya”

“bohong! aku sudah menemui para perampok itu dan katanya ponsel dan dompetku sudah diambil, saat itu hanya kau yang tahu kejadiannya”

“nne tapi bukan aku adudududuh…!!” ucap yoona terus meringis mencoba melepaskan tangan jessica

Sementara tiffany yang melihatnya begitu kebingungan, beruntung susasana restoran masih terlihat sepi hanya ada mereka karena baru dibuka 1 jam yang lalu

Namun tiba tiba ponsel tiffany berbunyi

“jessie.. nomormu menelponku” ucap tiffany memperlihatkan layar ponselnya yang terlihat menerima panggilan dari nomor jessica

jessicapun melepaskan tangannya dari telinga yoona yang sudah terlihat memerah, sementara yoona langsung mengusap telinganya yang terasa panas itu sambil mempoutkan bibirnya

“sudah kubilang bukan aku! dasar nenek sihir!”

“yah! kau ingin ku jewer lagi huh?!” ucap jessica hendak mengangkat tangannya lagi “fany-ah ayo angkat” tambahnya ketika baru ingat

“nne..” ucap tiffany segera mengangkatnya “yoboseyo..?”

“nne, yoboseyo..” ucap seseorang dibalik telepon

“………………..”

Namun keduanya terdiam

“yul..?” ucap tiffany yang mengenali suara itu

“tiffany?” ucap yuri bersamaan

“bagaimana ponsel temanku bisa berada ditanganmu?” tanya tiffany

“ah nne, aku berniat akan mengembalikannya makanya aku menghubungi nomor panggilan terakhir di ponsel ini, aku tak mneyangka jika itu nomormu”

“ponsel itu beberapa hari yang lalu diambil oleh para perampok yang menggangu jessica, jadi apa kau yang membawa mereka ke kantor polisi?” ucap tiffany

“emm… itu…..”

“ah sudahlah yang penting sudah ketemu, aku tak menyangka juga jika itu kau, kemarilah yul aku sedang bersama jessica dan yoong”

“y.. yyong?”

“nne, aku akan menunggumu.. akan ku kirimkan alamatnya” ucap tiffany segera mengakhiri telepon

……..

Setengah jam kemudian yuri sudah berada di restoran dan keempat yeoja itu kini duduk saling berhadapan, yuri duduk disamping tiffany sementara yoona dan jessica duduk bersampingan menghadap yulti

“ah jessica ini ponsel dan dompet milikmu, perkenalkan aku kwon yuri” ucap yuri mengeluarkan tas kecil berisi dompet dan ponsel milik jessica, ia mengulurkan tangannya

“terima kasih banyak… nne aku jessica jung” ucap jessica membalas uluran tangan yuri

“uh? kau yang waktu itu di rumah sakit kan? aku juga berterima kasih padamu karena telah membawa dan menjaga adikku di rumah sakit” ucap yuri

“ah bukan apa apa, itu karena adikmu telah menolongku” ucap jessica tersenyum dipaksakan saat melirik kearah yoona

sementara yoona hanya terdiam, memicingkan matanya menatap tajam ke arah yuri

“jadi kau selalu mengawasiku” ucap yoona dalam hati

*glekk!* yuri hanya bisa menelan ludahnya menerima tatapan tajam yoona

“eh? yoong dirawat di rumah sakit? wae…?” tanya tiffany terlihat khawatir

“an anniyo, aku tak apa apa unnie, itu karena perutku sedang kosong saja hehehe” ucap yoona

“anni, kau sakit yoong” ucap yuri cepat membuat ketiga yeoja itu terdiam

“ee… ahahha adikku bukan hanya karena perut kosong, dia terkena anemia jadi aku diberi obat oleh dokter untuknya” ucap yuri mengeluarkan kantong obat obatan kemudian diberikannya pada yoona “diminum yang teratur yoong”

Dengan malas yoona pun menerimanya “nne unnie”

“dengarlah kata unniemu! jangan berbohong lagi, arasso?!” ucap tiffany mengusap lembut kepala yoona

“arraso unnie” ucap yoona dengan aegyonya

Sementara yuri kembali terdiam memandang mereka

Begitu makanan dihidangkan keempat yeoja itupun menikmatinya. hanya tiffany dan yoona yang aktif berbincang dan bersenda gurau sementara jessica dan yuri hanya jadi pendengar

“ah ya, jessie katamu kau akan mencari pekerjaan, yoong apa disini masih ada lowongan?” ucap tiffany polos

“ah itu…” ucap jessica

“oh aku pikir ahjumma ini sedang dipindah tugaskan ke seoul” ledek yoona melirik jessica “tapi kau bisa mengambil kerja sambilan, disini masih ada lowongan sebagai pelayan restoran” ucap yoona kembali

“ah… i’m die!!” ucap jessica dalam hati karena ketahuan berbohong pada yoona

“uh? aku baru kau sudah bekerja jessie” ucap tiffany terlihat biasa karena tak mengetahuinya

“ah..hahaha” ucap jessica tertawa dipaksakan

“oke mulai besok ahjumma sudah bisa mulai bekerja disini” ucap yoona

“mwo..? yah! memang restoran ini milik siapa bisa seenakmu, huh?”

“tentu saja milikku” ucap yoona

Yuri yang mendengarnya langsung memandang kearah yoona

“mwo..? aku membeli restoran ini sekaligus ikut bekerja disini, apa itu salah?” ucap yoona pada yuri

“an anniyo.. aku bangga padamu yoong” ucap yuri

“ah… aku juga sangat bangga padamu yoong! ternyata dugaanku benar! tapi mengapa waktu itu kau bilang hanya seorang pelayan eoh?” ucap tiffany memeluk yoona dari samping

“hehehe aku hanya ingin memberikanmu kejutan unnie” ucap yoona

“kita sudah selesai makan, bagaimana kalau malam ini kita jalan jalan? lagipula sudah lama sekali kita tidak pernah bersama sama lagi” ucap tiffany

“eh tapi…” ucap yuri melirik yoona

“kajja” ucap yoona terenyum riang pada tiffany dan segera menggandengnya. akhirnya keempatnya pun pergi jalan jalan menyusuri kota seoul dan berhenti disebuah timezone

malam itu tiffany dan yoona tampak senang menikmati segala jenis permainan sementara yuri dan jessica hanya terus mengikuti dan menontonnya dari belakang, jessica jarang mengikuti permainan jika diajak karena memang tidak terlalu suka games dan tidak bisa melakukannya sementara yuri lebih senang memperhatikan tiffany yang terus terusan mengeluarkan senyum bulan sabitnya begitu pun ia senang melihat yoona tertawa kembali meskipun tanpa menganggap kehadirannya. ya, keduanya hanya berpura pura baik baik saja di depan tiffany

dan selama itu pula jessica diam diam memperhatikan yuri yang selalu tersenyum menatap tiffany hingga keduanya duduk kursi pengunjung menunggu tiffany dan yoona yang sedang bermain basket

“kalian terlihat sangat dekat” ucap jessica membuat yuri menoleh kearahnya

“nne, kami sudah bersama selama 6 tahun lebih” ucap yuri

“mengapa kau tak menjadikannya sebagai kekasihmu?” canda jessica

“hahaha… aku tak bisa, dia sudah memiliki kekasih”

“tapikan mereka berpacaran dari 2 tahun yang lalu, saat sebelum mereka bersama?”

“anniyo, mereka sudah dekat dari kami masih bersekolah, tapi mereka sempat terputus saat lulus dan taeyeon menempuh akademi kepolisiannya hingga mereka kembali bersama lagi setelah taeyeon lulus”

“pantas kekasihnya begitu membencimu hahaha tapi mengapa kau tak mengungkapkan saja?” ucap jessica membuat yuri terdiam menatapnya

“sepertinya kau sangat paham mengenai perasaan”

“hahaha…” jessica tertawa malu begitupun yuri ikut tertawa

“aku hanya tak ingin melukainya”

“benarkah, aku lihat kau orang yang baik” ucap jessica

“bagaimana bisa? kita hanya bertemu baru dua kali, heol.. apa jangan jangan kau seorang peramal” ucap yuri

*pletak!!!* jessica menjuruskan jitakannya pada kepala yuri

“yah, aku bukan peramal, lagipula tiffany selalu menceritakan hal hal yang baik tentangmu berbeda dengan cerita tentang kekasihnya”

“jinja hahaha”

“so?”

“sudah ku bilang aku tak ingin melukainya”

“yah! alasan yang tak logis, jika kau memang tak ingin melukai seseorang maka kau harus selalu menjaganya”

Yuri kembali terdiam menatap jessica

“wae…?” tanya jessica heran

“kemarikan ponselmu” ucap yuri mengadahkan tangannya

“untuk apa?” ucap jessica sambil memberikan ponselnya

“mengetahui nomormu” ucap yuri segera menekan nomor miliknya dan memanggil nomor itu hingga nomor jessica muncul pada ponsel milik yuri

“eh?” gumam jessica masih heran

“aku rasa kau bukan orang yang biasa, kau kan masih berhutang padaku atas ponsel dan dompetmu”

“nne… lalu?”

“mungkin suatu saat aku membutuhkanmu” ucap yuri tersenyum menatap jessica

01.jpg

Membuat jessica tertegun menatap yuri yang tersenyum padanya

………………………………………..

Tayeon menginjakkan gas nya dalam dalam saat kembali menuju seoul, pikirannya kini benar benar kacau

beberapa saat yang lalu.

setelah menikmati makan malam bersama dengan kedua orang tuanya, taeyeon menemui ayahnya di ruang pribadi miliki tuan kim

“apa yang membawamu kemari tae”

“appa, bukankah appa selalu mengajariku tentang kejujuran”

“nne, itu sangat penting tapi kenapa kau berkata seperti itu?”

“karena aku ingin bertanya padamu” ucap taeyeon berhenti sejenak “appa, apa yang terjadi sebelum kita pindah ke london dulu?” lanjutnya

Tuan kim membelalakkan kedua matanya tampak terkejut

“anniyo, tidak ada yang terjadi, appa hanya dipindah tugaskan kesana” ucap tuan kim

“apa benar kematian kwon hyerin karena kesalahan para dokter?” ucap taeyeon “termasuk appa yang berada didalamnya” lanjutnya dengan suara ragunya

“……………………..” tuan kim tmpak terdiam tak bisa menjawab “tae, bagaimana kau..”

“putrinya adalah teman masa sekolahku” ucap taeyeon memotong ucapan tuan kim dan kembali membuat ayahnya terkejut

“appa, mengapa kau melakukan hal itu?” ucap taeyeon kembali dengan suaranya yang bergetar menahan rasa kecewanya

“taeyeon-ah…” ucap tuan kwon terhenti sejenak “apa kau akan memenjarakan ayahmu sendiri?” lanjutnya

taeyeon terdiam menundukkan kepalanya, kedua tangannya mengepal menahan amarahnya, pasalnya kini ayahnya memang mengakui kesalahan fatal yang telah diperbuatnya namun ia sadar jika orang itu juga adalah seorang ayah yang telah membesarkan serta membuatnya jadi putri yang dibanggakan

“appa… wae..?” ucap taeyeon, air matanya berhasil lolos

“taeyeon-ah, mianhae…” ucap tuan kim hendak memeluk putrinya itu namun taeyeon segera bergeser menolaknya

“saat itu appa terlalu takut, dan appa tak ingin membuat rumah sakit yang telah membesarkan nama appa jadi hancur, appa sangat dibanggakan di rumah sakit itu sehingga appa tak menyangka jika appa melakukan kesalahan saat melakukan operasi jantung pada pasien itu” ucap tuan kim kembali

“siapa pemilik rumah sakit itu hingga menjadikan appa sebagai monster?”

“choi soojin” ucap tuan kim membuat taeyeon membelalakkan kedua matanya merasa sangat terkejut

Taeyeon melangkahkan kakinya hendak meninggalkan ruangan namun tangan tuan kim menahannya

“taeyeon-ah, kau tak ingin kehilangan appa dan eomma kan?” ucap tuan kim

Taeyeon beberapa kali memukul keras setirnya merasa benar benar kesal memikirkan kembali percakapan bersama ayahnya itu

………………………………..

“yeobo, kemana anak anak?” tanya tuan choi begitu sampai di rumahnya

“sunny bilang sedang mengunjungi temannya, youngie sepertinya tiur di villa lagi”

“dasar anak nakal” ucap tuan choi, namun tiba tiba ponselnya berbunyi menerima panggilan, begitu melihat nama yang tertera pada panggilan itu tuan choi berjalan menjauhi isterinya

“ada apa?” tanya tuan choi begitu mengangkatnya

“tuan, tentang kejadian 15 tahun yang lalu, anak dari kwon soojin masih hidup dan mereka kini telah mengetahui kasus ini”

“mwo? sial! bagaimana bisa? apa keberadaan mereka sudah diketahui?”

“untuk saat ini kami masih mencarinya, mereka sudah tidak tinggal di panti asuhan lagi”

“segera cari sampai dapat dan segera lenyapkan! atau kalian sendiri yang akan lenyap!”

“b..bbaik tuan, kami akan segera mencarinya”

Tuan choi tampak gelisah dan kesal setelah menutup telepon itu, ia tidak menyangka jika kejadian 15 tahun yang lalu kini akan kembali mengancamnya

TBC

Fyi

Rumah sakit yonsei itu milik tuan choi soojin, ayahnya sooyoung

Ayahnya sooyoung belum tau kalau yuri itu sebenarnya anak dari pasien yang jadi korban kasus itu

dan untuk yg taeny shipper, mohon maaf di akhir cerita ini mereka ngga akan bersama lagi jadi sekedar pemberitahuan biar kalian ga kecewa dan nyesel baca ff ini, sekali lagi maaf ya..

We Are Different part 2


Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

………………………………….

“Ugh…..!!! Huft selesai juga” ucap jessica setelah selesai memindahkan barang barang di dalam apartemen baru yang akan ia tinggali selama di seoul

Jessica tinggal berada di gedung yang sama bersama tiffany, hanya berada dua lantai diatasnya

Begitu melihat ruangannya sudah terlihat rapi, ia duduk di soffa untuk meregangkan otot ototnya

“Jessie….!!” teriak tiffany yang baru saja tiba memasuki apartemen jessica “woah kau sudah membereskan semua ini dari pagi? Daeeeeebak!!”

“Seperti yang kau lihat, kau baru pulang bekerja?” ucap jessica saat melihat tiffany masih memakai seragam kerjanya

Tiffany bekerja sebagai resepsionis sebuah hotel berbintang di seoul.

“Nne tadi aku langsung kesini, mianhae aku tak membantumu”

“It’s okay tiff, kau sudah makan?”

“Belum, oh ya aku membawakanmu jus strawberry” ucap tiffany menyerahkan jus yang ia beli itu

“Thanks babe, kau ada acara malam ini?”

“Nne, taeyeon mengajakku makan malam diluar, wae?”

“Tadinya aku mau mengajak makan malam denganmu, tapi lain kali saja”

“Mianhae…” ucap tiffany dengan raut wajah sedihnya

“It’s okay honey, kau bilang kalian sangat jarang memiliki waktu bersama, now it’s your time with your first love”

“She’s not my first love”

“Eh? Bukankah kau bilang dia kekasih pertamamu?”

“Nne, tapi dia bukan cinta pertamaku”

“Then who?”

Tiffany terdiam, perlahan senyumnya mulai merekah saat pikirannya harus kembali mengingat seseorang yang pertama kali membuka hatinya

“Dia….. Seseorang yang berbeda” ucap tiffany

Flashback

10 tahun yang lalu

“Fany-ssi tolong jual kue kue ini di sekitar taman, cuaca cerah seperti ini pasti disana banyak sekali pengunjung” ucap seorang perempuan setengah baya yang baru saja selesai memasukkan kue kue yang ia buat kedalam keranjang

“Nne ahjumma” ucap tiffany semangat, ia pun menerima keranjang yang lumayan berat karena terisi banyak kue itu

Dengan ceria tiffany berjalan berkeliling taman menjual kue kue itu, hari itu begitu cerah dan tiffany sangat menyukai langit biru yang menurutnya sangat indah, melihatnya ia merasakan hati yang tenang

Begitu sampai, ia melihat sekumpulan namja seusianya sedang bermain bola ditaman, tiffany pun duduk menontonnya sekalian mengistirahatkan kakinya setelah cukup lama berkeliling, meskipun taman lumayan banyak pengunjung yang datang namun baru setengah kerangjang kue yang terjual

Tak berapa lama ia melihat salah satu namja yang sedang bermain bola itu berjalan kearahnya

“Noona, apa yang kau bawa?”

“Ah kebetulan, aku membawa banyak kue yang kujual, ini sangat lezat” ucap tiffany memberikan senyum bulan sabitnya

“Jinja? Baiklah aku ambil” ucap namja itu mengambil beberapa kue dan memakannya

“Dia terlihat tampan” ucap tiffany dalam hati memandang namja yang sedang menikmati kue yang dijualnya itu

“Ottokhae?” tanya tiffany

“Hmm… Lumayan” ucap namja itu

“Yah daesung-ah kau sedang apa? Kajja main lagi” ucap seorang namja lain menghampirnya

“Yah, ini sangat lezat cobalah” ucap daesung

“Benarkah?” ucap namja itu kemudian ikut mengambil dan memakan kue itu “memang lezat, kau akan mentraktirku kan?” tambahnya

“Ambil saja sesukamu” ucap daesung

“Yah! Kemarilah! Disini ada banyak kue!” teriak namja itu, teman teman daesung yang lain pun menghentikan permainan dan menghampiri, kini tiffany dikelilingi 6 orang namja yang mulai menikmati kue yang dijualnya itu, tentu saja membuat tiffany senang karena makanan yang dijualnya hampir habis

“Aku sudah kenyang, kajja kita main lagi” ucap daesung langsung berjalan meninggalkan tiffany begitupun kelima temannya mengikuti

“Hey… Chankkaman” ucap tiffany

“Wae…?”

“Kalian belum membayar”

“Mwo? Bukankah tadi kau yang menawarkan kue itu?”

“Nne tapi aku menawarkan agar kau membelinya”

“Begitu ya” ucap daesung, ia memandang teman temannya yang terdiam menunggunya  “aku tak membawa uang” tambahnya

Kelima teman daesung pun tertawa mendengar kawannya itu dan kembali berjalan meninggalkan tiffany

“Yah! Kalian harus membayarnya!” teriak tiffany, kali ini nadanya cukup tinggi karena kesal merasa dipermainkan, ia berlari memegang tangan daesung untuk menahannya pergi

“Sudah ku bilang aku tak punya uang! Pergilah!” ucap daesung kasar sambil mendorong tiffany hingga tubuhnya terjatuh dan keranjang yang dibawanyapun ikut terjatuh sehingga membuat kue kue didalamnya berserakan. Perlahan air mata tiffany mengalir melihat kue kue itu terlihat kotor dengan tanah tanah yang menempel

“Yah, bayarlah apa yang sudah kau beli” ucap seorang yeoja yang sudah berdiri di dekat tiffany

“Cih, kau temannya huh? Sudahlah kajja lanjutkan permainan kita” ucap daesung kembali membalikkan badannya

*dukkkk* tiba tiba tubuh daesung terdorong ke depan dan hampir terjatuh saat sebuah kaki menendang punggungnya, dengan kesal daesung membalikan tubuhnya dan melihat yeoja tadi yang berani menendangnya

“Bukan seperti itu caramu memperlakukan seorang yeoja, apa kau juga memperlakukan ibumu seperti itu huh?” ucap yeoja itu dengan nada tenangnya

“Sial!” ucap daesung ia pun berjalan cepat dan melayangkan tinjuannya pada yeoja itu

*ssssseeett!!* *brukkk!!!* “akhh!!” teriak daesung saat dengan mudahnya yeoja itu menghindar dan balik menyerangnya sehingga membuat tubuh daesung terhempas kembali ke tanah

Teman teman daesung yang melihatnya langsung ikut menyerang yeoja itu namun lagi lagi mereka lah yang terkena serangan yeoja itu hingga keenam namja itu terkapar kesakitan

“Jika ku lihat kalian seperti itu lagi pada seorang yeoja, tak akan pernah ku maafkan” ucap yeoja itu melempar dompet yang berhasil ia ambil dari saku celana daesung dan mengambil semua uang didalamnya

Yeoja itu berjalan menghampiri tiffany yang masih terduduk diatas tanah setelah terjatuh, ia pun membereskan beberapa kue yang masih terlihat bersih kemudian membangunkan tiffany dan mengajaknya berjalan menjauhi keenam namja yang masih kesakitan itu

“Sudahlah jangan menangis lagi, apa ini cukup?” ucap yeoja itu menyeka air mata tiffany kemudian memberikan lembaran uang yang ia ambil dari dompet daesung

“Aku hanya sedikit ketakutan setiap melihat perkelahian, ini sudah cukup bahkan ini kelebihan 4 lembar” ucap tiffany

“Benarkah? Kalau begitu aku akan mengembalikannya” ucap yeoja itu membalikkan badanya namun tangan tiffany menahannya

“Chankkaman”

“Nne?”

“G… Gggomawo…” ucap tiffany gugup, sebenarnya hatinya tiba tiba berdetak lebih cepat saat melihat yeoja itu memberikan pelajaran pada keenam namja itu, membereskan kue kuenya dan membantu mengangkat tubuhnya untuk berdiri

“Nne, lain kali jangan langsung memberikan kue mu sebelum orang itu memberikan uang padamu”

“Arraso… Sekali lagi gomawo, aku jadi memiliki hutang padamu, bagaimana aku bisa membayarnya? Aku akan melakukan apa saja untuk membayar hutangku” ucap tiffany

“Emm… Apa ya?” ucap yeoja itu tampak sedang berpikir “apa kau tak keberatan memberikanku beberapa kue itu? Aku sangat lapar hehehe”

“Em.. Boleh saja, t..ttapi.. Kue ini sudah terjatuh, pasti ini kotor”

“Gwaenchanna…” ucap yeoja itu mengambil beberapa kue itu “ini masih bisa dibersihkan” tambahnya sambil mengusap usap kue itu menghilangkan tanah tanah kecil yang masih menempel

“Hey.. Itu kotor, kau bisa sakit” ucap tiffany hendak menahan yeoja itu namun sayangnya yeoja itu dengan cepat memasukan kue itu kedalam mulutnya

“Hmm… Ini lezat, kau yang membuatnya?”

“Aniyo, ahjumma yang membuat ini” ucap tiffany

Kini kedua yeoja itu duduk bersampingan dibawah sebuah pohon di tepi danau

“Kau sering jual kue ini berkeliling?”

“Aniyo, biasanya kami membuka stand di dekat sungai han, tapi kemarin saat akan berjualan tiba tiba stand milik ahjumma sudah tidak ada disana” ucap tiffany, wajahnya terlihat sedih

“Wae..?”

“Molla…”

“Jadi karena itu kau menjualnya dengan berkeliling? Apa kau tak merasa lelah dan kepanasan?”

“Tentu saja, tapi ini tak sebanding dengan ahjumma yang telah merawat dan membesarkanku sedari aku bayi”

“Memang kedua orang tuamu kemana?”

“Entahlah, ahjumma yang sudah lama bekerja di rumahku bilang mereka hanya datang menyerahkan aku lalu mereka pergi ke negara lain dan tak pernah kembali”

“Hmm… Mianhae”

“Gwaenchanna, oh ya aku merasa tak enak karena kau memakan kue yang kotor, lain kali akan kubuatkan kue kue untukmu”

“Jinja? Gomawo…”

“Ani.. Harusnya aku yang berterima kasih padamu”

“Kau tau? Kau terlalu cantik untuk berjualan kue, tidak kah kau menjadi seorang model saja?”

*pletak!!* 

“Baboya.. Aku tak menyukai hal semacam itu” ucap tiffany setelah menjitak kepala yeoja itu

“Hehehe… Lalu apa yang kau suka?”

“Emm… Aku suka bernyanyi, aku suka membuat beberapa lagu” 

“Jadi kau ingin menjadi penyanyi terkenal dengan lagu ciptaanmu sendiri?”

“Nne!” ucap tiffany mantap

“Baiklah tunjukan padaku suara emasmu” ucap yeoja itu

“Eh? Hahaha tapi aku malu”

“Yah, mana ada seorang penyanyi terkenal tapi pemalu”

“Shiro.. aku takut kau menertawaiku”

“Kau bilang kau mau melakukan apa saja untukku, aku ingin menjadi orang pertama yang mendengar lagu ciptaanmu sebelum jutaan orang mendengarnya” ucap yeoja itu dan berhasil membuat kedua pipi tiffany memerah

“Baiklah, tapi berjanjilah kau tak akan menertawaiku, karena kau orang pertama yang mendengarnya, yaksok?” ucap tiffany mengangkat jari kelingkingnya

“Geurae…” ucap yeoja itu mengaitkan jari kelingkingnya pada jari tiffany

“Baiklah, ini lagu ciptaanku sendiri” ucap tiffany

Tiffany diam sejenak sambil memejamkan kedua matanya untuk mengatur nafasnya sementara yeoja itu tersenyum memperhatikannya

Dengan kedua mata yang masih terpejam tiffany mulai membuka mulutnya dan mulai bernyanyi

~Naege ssodajin nunbusin bichen neoya

Memareun nae mame dasi kkocheul piwojun

You are my once in a lifetime

Geudaem neolbgo keun uju

Nareul kkaewojun dasi utge han ojig han saram

You arw my, you are my once in a lifetime

Once in a lifetime…. ~~

Tiffany membuka kedua matanya sambil masih tersenyum merasa senang dengan lagu yang dinyanyikannya itu, namun dahinya mengkerut saat menoleh dam melihat yeoja disampingnya itu terdiam menatapnya

“W..wwae…? Kenapa kau diam saja? Apa kau tak su…?” tanya tiffany

“Daebak!!! Aku belum pernah mendengar suara seindah itu” potong yeoja itu sambil menepuk tepukkan kedua tangannya merasa takjub

“Yaish..!! Pintar sekali kau berbohong” ucap tiffany kesal

“Aniyoo, aku berkata jujur padamu, aku benar benar merasa terbang saat mendengarmu bernyanyi, aku yakin sebentar lagi pasti kau akan menjadi penyanyi yang sangat terkenal!” ucap yeoja itu semangat

Tanpa terasa kedua pipi tiffany kembali memerah dibuatnya

“Jinja? Kau senang?”

“Tentu saja, aku jadi ingin selalu disampingmu agar selalu kau nyanyikan hehehe”

“Kk…kkau ini” ucap tiffany gugup

“Sayangnya aku harus segera pergi” ucap yeoja itu melihat jam tangannya

“Oddiga?” tanya tiffany, wajahnya terlihat sedih merasa tak rela jika harus berpisah dengan yeoja itu

“Kedua orang tuaku menungguku dirumah”

“Begitu ya”

“Nne, gomawo atas kue nya… Aku pergi dulu” ucap yeoja itu mulai berdiri namun saat akan membalikkan badannya, tiffany menahan tangannya

“Chankkaman”

“Nne?”

“Apa kita akan bertemu lagi?”

“Tentu saja, kau bisa panggil nama pangeran orion sebanyak tiga kali jika ada yang mengganggumu, maka aku akan datang menolongmu hahaha”

“Pangeran orion? Kenapa pangeran? Kau seorang yeoja”

“Ah…hahaha iya aku lupa” ucap yeoja itu menggaruk garuk rambutnya

“Dasar kau, baiklah aku akan memanggilmu pangeran orion” ucap tiffany tersenyum

“Baiklah aku pergi dulu tuan putri, bye..” ucap yeoja itu berlari menjauhi tiffany

Tiffany terus tersenyum melihat punggung yeoja itu yang semakin menjauh dari pandangannya, ia tertawa saat melihat yeoja itu menghampiri para namja yang telah berbuat nakal padanya, mereka terlihat ketakutan namun yeoja itu ternyata hanya mengembalikan uang yang kelebihan ia ambil untuk tiffany

Yeoja itu kembali berjalan menuju halte dan tubuhnya menghilang dari pandangan tiffany

Flashback End

“Aw… So sweet, tapi… Apa dia juga lagi lagi seorang yeoja? 😒

“Nne… Hehe dialah yang membuatku menyukai seorang yeoja, bagiku dia lebih gentle daripada pria”

“Lalu kenapa kau tak berpacaran dan menikah saja dengannya?”

“Aku tak bisa” ucap tiffany, kini wajahnya terlihat sendu

“Why? Apa dia telah menikah dengan orang lain?”

“Karena aku tak pernah bertemu dengannya lagi” ucap tiffany menundukkan kepalanya “hari itu adalah hari pertama dan terakhirku bertemu dengannya, dia tak pernah terlihat lagi”

“Kau mengetahui nama nya kan? Kita bisa mencarinya”

“Hufht… Yang ku tahu dia bernama pangeran orion” ucap tiffany menundukkan kepalanya

“Don’t be sad… Sekarang kau sudah memiliki seseorang yang mencintaimu” ucap jessica memeluk sahabatnya itu, tiffany pun tersenyum kembali membalas pelukan jessica

………………….

Di kantor bourbound 

021.jpg

Sudah 15 menit taeyeon berada didalam gedung itu untuk menemui yuri

“Ya, hancurkan saja jika kau ingin melakukannya”

“Kau menantangku huh?”

“Anniyo, aku sendiri sudah muak”

“Jangan coba memperdayaku, aku tak pernah mempercayaimu kwon yuri” ucap taeyeon tersenyum smirk “kau sama saja seperti ayahmu, licik dan tak pantas berada di dunia ini” ucapnya kembali sambil berjalan meninggalkan yuri

“Lalu bagaimana dengan ayahmu?” ucap yuri membuat langkah kaki taeyeon terhenti. “Yang begitu mudahnya menutup kasus malapraktik operasi jantung pada ibuku, hanya karena keluargaku orang biasa” ucap yuri kembali “saat itu aku hanya memiliki eomma dan yoong”

Taeyeon masih terdiam tak berniat membalikkan badannya, ia sendiri merasa terkejut dengan ucapan yuri

“Bisakah aku juga menghancurkannya?” ucap yuri

Taeyeon mengepalkan kedua tangannya merasa geram, dengan cepat ia langsung membalikkan badannya, mencengkram erat kerah kemeja yuri dan mendorongnya ke dinding

“Apa maksudmu huh?! Ayahku tak pernah melakukan kesalahan!” teriak taeyeon

“Aku hanya meminta keadilan sebagai seorang anak terhadap kematian ibuku, kau tau? rasanya sakit sekali” ucap yuri dengan tenang

Dengan kasar taeyeon melepaskan kedua tangannya, kemudian ia pergi meninggalkan yuri, pikirannya benar benar bingung setelah mendengarkan yuri. Taeyeon sendiri baru mengetahui jika yuri bukanlah putri kandung dari mr. Lee

Setelah melihat taeyeon pergi, yuri kembali duduk di kursi kerjanya, ia terdiam mengingat kembali percakapannya bersama taeyeon

“Hufht…!!! Rumit sekali” gumam yuri, ia menoleh ke ujung mejanya, kemudian menekan sebuah tombol, kini layar cctv didalam ruangan pribadi di kantornya kembali normal.

Saat hari pertama bekerja di kantor mr lee, tanpa sepengetahuan orang lain yuri telah mengatur semua yang berada didalam ruang kerja nya, termasuk cctv yang selalu mengawasinya

*ceklek* tiba tiba pintu ruangan terbuka, terlihat seorang yeoja seusianya dengan pakaian serba hitam membawa 2 cup kopi memasuki ruangan

“Tadi itu nugu?” tanya yeoja itu sambil menyerahkan 1 cup kopi pada yuri

“Gomawo, ah.. Kau melihatnya? Dia temanku”

“Aku baru tahu kau memiliki teman yang begitu pendek, tapi wajahnya kaku sekali, padahal aku sudah tersenyum padanya”

“Hahaha… Fail! Amber, kau datang sendiri? Apa mr lee dan para bodiguard lain juga sudah datang?”

“Nne aku sendirian kemari mianhae sedikit telat, tapi sepertinya mr lee dan yang lain belum tiba”

“Syukurlah”

“Wae…? Dan yah! Kau masih saja memanggilnya seperti itu saat di kantor! Dia ayahmu!”

“Ah ya, hehehe aku lupa”

“Yaish babo! Oh ya, bagaimamana adikmu? Apa sudah pulang kembali?”

“Anni, dia sepertinya memang tak akan kembali”

“Mwo? Jinja? Heol… Daebak!”

“Yah! Apa maksudmu”

“Hehehe senang sekali terbebas”

“Begitulah… Dia juga mengajakku”

“Baboyaa, kalian berdua akan mati”

“Kau benar, maka dari itu aku tak bisa semudah itu pergi dari lingkaran setan ini”

“Lalu apa yang ingin kau lakukan?”

“Emm…  apa kau masih memihak padaku?”

“Tentu saja, aku berhutang nyawa padamu”

“Bisakah aku meminta tolong padamu?”

……………………………….

Apartemen jessica

“Segarnya…!” ucap jessica sambil bersenandung, ia baru saja selesai mandi setelah tiffany pergi

Begitu selesai mengganti baju, ia kembali memasuki dapur & membuka kulkas

“Yaish… Bagaimana bisa aku mengajak tiffany makan malam, kulkasku saja masih kosong ,jessica babo!” rutuk jessica pada dirinya

Ia pun kembali kedalam kamarnya mengambil tas kecil

Sebelum pergi jessica kembali menghubungi tiffany

“Yoboseyo, ya ada apa jessie?”

“Tiff, apa aku mengganggu?”

“Anniyo, kami masih di perjalanan, wae?”

“Aku ingin pergi berbelanja, bisakah kau beritahu aku jalannya?”

“Eh? Kau yakin? Ini sudah jam 8 malam jessie”

“Why? Bagiku ini masih sore”

“Tapi ini memasuki musim dingin, biasanya jalanan akan sepi, itu akan berbahaya jika kau pergi sendirian”

“Kau seperti ibuku saja, gwaenchanna tak akan terjadi apa apa padaku”

“Yah, aku ini mengkhawatirkanmu babo! Baiklah, sekitar 500 meter ke arah utara ada sebuah supermarket, aku biasa belanja disana untuk kebutuhan makanan, sebaiknya kau naik taksi saja”

“Nne eomma, gomawo…”

“Hey… Ttt…”

*tuuutt tuuttt tuuutt* belum sempat tiffany melanjutkan bicaranya jessica sudah terlebih dahulu mematikan telepon. Ia pun pergi meninggalkan apartemen

“Ini tak sedingin di USA, sebaiknya aku jalan kaki saja lagipula masih terlihat ramai” gumam jessica

……………………………………..

Di sebuah villa

*ceklek* sooyoung baru saja memasuki villa itu dan melihat sahabatnya sedang menonton tv

Kini yoona tak lagi tinggal di hotel, setelah meminta kunci salah satu villa milik keluarganya pada ayahnya, sooyoung meminta yoona untuk tinggal disana karena villa itu juga sangat jarang di huni

“Yah, kemana saja kau” ucap yoona kesal

“Tentu saja kencan, memangnya kau? Yang katanya memiliki wajah cantik sekaligus tampan tapi tak pernah memiliki kekasih” ledek sooyoung membuat yoona melempar bantal kearahnya

“Aku hanya malas memiliki kekasih, mereka merepotkan”

“Hahaha kau ini, oh ya beberapa hari yang lalu saat di pesta yul unnie menanyakanmu”

“Jinja? Lalu kau bilang apa?”

“Aku bilang kau tinggal di hotel” ucap sooyoung

“Yah, baboyaa…! Dia tahu aku tak membawa apa apa saat pergi, dia akan curiga aku memakai uang siapa”

“Kau tenang saja, aku sudah memberitahunya kalau memakai kartu milikku”

“Yaish… Tamatlah aku” ucap yoona menenggelamkan wajahnya pada bantal soffa

“Wae..? Bukankah kau bilang jika kau bukan lagi keluarganya?”

“Aniyo, kemarin hanya kekesalanku saja”

“Babo, lalu pulanglah”

“Shirro, aku tak pernah ingin kembali kesana”

“Dasar labil, ah aku lapar lagi” ucap sooyoung berjalan menuju ruang makan, namun ia terkejut saat membuka kulkas “yah! Mengapa masih kosong? Bukankah aku sudah meminta padamu untuk membeli banyak makanan” teriak sooyoung

“Ah iya, hehehe aku lupa… Aku segera pergi sekarang…” ucap yoona buru buru mengambil jaket kemudian pergi meninggalkan villa

………………………

Begitu selesai berbelanja, jessicapun kembali berjalan menuju apartemennya. Namun saat ia melewati sebuah jalanan yang sudah tampak sepi tiba tiba dari sebuah gang sempit keluar 5 orang namja dan berjalan menuju kearahnya

“Noona mengapa kau sendirian? Apa perlu kami temani?” ucap salah satu namja itu

“Nne, lagipula kau terlihat kesulitan membawa barang barang yang begitu banyak” ucap namja lain

“Anniyo, aku bisa sendiri” ucap jessica kembali berjalan melewati kelima namja itu

Namun kelima namja itu berjalan mengikuti jessica dan berhasil menggalangi jessica dan mengelilinya

“Mengapa terburu buru? Bagaimana kalau kita bersenang senang?”

“Yah! Minggir!” teriak jessica mencoba menerobos namun kelima namja itu satu persatu memegang jessica dan menahannya

Jessica terus meronta namun genggaman namja2 itu terlalu kuat ,kini jessica tampak ketakutan terlebih jalanan disana sangat sepi

“Periksa tasnya dan ambil semua uangnya” ucap salah satu namja yang terlihat seperti ketua dari geng itu

Salah satu namja dari mereka pun menarik tas kecil jessica hingga tali tas itu putus

“Akhh!!” teriak jessica kesakitan pada pundaknya saat namja itu secara paksa menarik tasnya

“Andwae… Aku mohon” ucap jessica saat namja itu mengambil dompet dan ponsel miliknya kemudian diberikannya pada bos mereka

“Yah! Kembalikan dompet dan ponsel itu padanya” ucap seseorang yang sudah berdiri tak jauh dari mereka

“Ini bukan urusanmu, pergilah jika kau masih ingin hidup”

“Aku tak ingin pergi jika kau tak mengembalikannya”

“Mwo? Hahaha kau ingin mati?”

“Tidak juga, aku masih ingin hidup”

“Yaish..! Hajar dia!” ucap bos dari geng itu, namja yang memegangi jessica pun melepaskan tangannya dan keempat namja itu berjalan menghampiri orang itu mulai menyerangnya, namun orang itu pun berhasil ditahan oleh keempat namja itu

“Cih! Dasar so’ jagoan, sudah kubilang jangan ikut campur” ucap bos geng itu menghampiri

*bukkkk!!!* dengan sekali pukulan orang itu pun tersungkur ke atas aspal

“Aw… Appo… Sial, tau begitu dulu aku ikut belajar bela diri bersama unnieku” gumam orang itu dalam hati, ia merasa kesakitan pada dadanya setelah menerima pukulan dari bos geng itu

“Yah! Bangunlah… Apa kau memang tak bisa berkelahi huh?” ucap namja itu kembali mencengkram dan mengangkat orang itu

“Akhh..!! Jan.. Tung..ku akhh!!” teriak orang itu terlihat sangat kesakitan sambil memegangi dadanya

“Mwo? Yah! Jangan mempermainkanku!” ucap namja itu

“Anniyo, ak..akku.. Memiliki penyakit j…jjantung” ucap orang itu kemudian tak sadarkan diri

“B..bbos… Apa dia mati?”

“Molla, kajja kita pergi sebelum polisi datang” ucap namja itu, kelima namja itupun langsung berlari meninggalkan jessica dan seseorang yang terbaring tak sadarkan diri

Melihat itu jessica langsung berlari menghampiri orang itu

“Help..!! Ah ottokhae… Tak ada orang disini, ponselku juga tak ada” ucap jessica terlihat panik, iapun mulai membuka masker dan topi orang itu, namun jessica tampak terkejut saat melihat rambut panjang terurai setelah topi itu dibukanya,ia tak menyangka jika orang itu seorang yeoja

“Oh my god! Mirip sekali dengan krystal” ucap jessica menutup mulutnya karena terkejut saat melihat wajah yeoja itu

Namun tiba tiba yeoja itu membuka kedua matanya

“Apa mereka sudah pergi?” ucap yeoja itu

“Omo!!” teriak jessica kembali terkejut

“Wae…? Aku bukan hantu” ucap yeoja itu terbangun dan duduk diatas aspal ,ia mengusap usap jaketnya

“Jadi kau tidak benar benar pingsan?”

“Tentu saja, aku bisa mati sungguhan dihajar mereka jika tak melakukan ini”

“Yaish!! Jadi sakit jantungmu itu…?”

“Tentu saja tidak, ah tapi pukulannya sakit sekali..” ucap yeoja itu kembali memegang dadanya yang terkena pukulan namja itu “Sialan mereka! Lihat saja nanti kalau aku sudah bisa bela diri” ucapnya kembali

Keduanyapun kembali berdiri dan yeoja itu membalikkan badannya berjalan meninggalkan jessica tanpa bicara apa apa lagi, jessica ingin menghentikannya namun baru beberapa langkah yeoja di hadapannya itu tiba tiba terjatuh tak sadarkan diri

“Oh my god! Hey…!” teriak jessica segeraa berlari menghampiri yeoja itu “hey… Kau tak sedang berpura pura kan? Bangunlah…!” ucap jessica kembali menggoyang goyangkan tubuh yeoja itu namun tetap tidak ada respon membuat jessica semakin panik

“Ottokhae…?!!” ucap jessica menggigit kuku kuku jarinya , hal yang selalu dilakukannya jika sedang merasa panik

Jessica berlari ke arah jalan raya yg cukup terang dan beruntung tak berapa lama ia berhasil mendapatkan taksi

Dengan segera jessica membawa yeoja itu ke rumah sakit

………….

Keesokan harinya

Jessica terbangun dan sadar bahwa ia tertidur diatas kursi dipinggir tempat tidur pasien, ia melihat sosok yeoja sedang terbaring dihadapannya, yeoja yang semalam telah menolongnya sekaligus merepotkannya. tanpa terasa jessica tersenyum saat memandang wajah yeoja itu. Malam tadi karena terlalu panik dan suasana yang gelap membuatnya tak terlalu memperhatikan wajah yeoja itu

11.jpg

“Hmm… Wajahnya mirip sekali dengan adikku, krystal. Aku pikir kau pria, kau tak terlihat seperti perempuan saat menyembunyikan rambut pada topi & tudung hoodie mu, kau… Terlihat tampan” ucap jessica dalam hati “ah tidak tidak! Mengapa aku berkata seperti itu! Dia ini perempuan! Jessica babo!” ucapnya kembali sambil menggeleng gelengkan kepalanya menepis pikiran dan ucapannya barusan itu

Jessica menegakkan badannya bersandar pada punggung kursi saat melihat yeoja itu bergerak dan mulai membuka kedua matanya

“Engh….” gumam yeoja itu mengedip ngedipkan matanya

“Kau sudah sadar, apa yang kau rasakan sekarang?” tanya jessica

“Aku dimana?” tanya yeoja itu tak menjawab pertanyaan jessica

“Kau di rumah sakit, semalam kau tak sadarkan diri setelah berpura pura tak sadarkan diri, dasar bodoh! Kau membuatku panik saja!”

“Begitu ya” ucap yeoja itu datar, iapun mengangkat tubuhnya

“Eh eh eh apa yang ingin kau lakukan?” tanya jessica

“Pulang, memangnya apa lagi? Aku sudah ditunggu temanku, gara gara kau aku jadi tidur disini” ucap yeoja itu

“What?! Yah! Itu kah caramu berterima kasih padaku?!” ucap jessica kesal “oke sama sama, asal kau tahu! Kemarin sedari pagi aku mengangkut angkut barang di apartemen sampai sore dan aku ke supermarket untuk berbelanja, apa kau pikir aku juga tak lelah, huh?!” tambahnya dengan nada yang meninggi

“Siapa?” tanya yeoja itu

“Aku lah!”

“Yang tanya” ucap yeoja itu dengan tatapan datarnya

“What! Yah!!” teriak jessica semakin kesal

“Ssst… Kau berisik, aku haus” ucap yeoja itu kembali menyandarkan punggungnya pada sandaran punggung tempat tidur yang sudah ia tinggikan

“Kau…!!” ucap jessica jengkel karena lagi lagi yeoja dihadapannya itu menghiraukan ucapannya dengan wajah tanpa dosanya, saking kesal jessica mengangkat tangannya hendak memukul wajah yeoja itu namun niatnya urung ketika pandangannya tertuju pada bekas luka pukulan di sudut mulut yeoja itu, kini jessica beralih merasa sedikit bersalah, karenanya yeoja itu dipukuli oleh para namja yang telah menggangunya itu

“Baiklah, aku segera kembali” ucap jessica menurunkan kembali tangannya, iapun berbalik meninggalkan ruangan

Namun saat membuka pintu dan keluar, tak sengaja jessica menabrak seseorang yang hendak memasuki ruangan itu

*dukkk*

“eh, mianhae…” ucap jessica bersamaan dengan orang itu

orang itu menundukkan kepalanya menyapa jessica kemudian memasuki ruangan itu sementara jessica masih memandangnya sambil berjalan keluar

“nugu?” gumamnya

sambil berjalan di koridor rumah sakit, jessica mengingat seseorang yang bertabrakan dengannya tadi, penampilan orang itu terlihat tertutup sama seperti yeoja menyebalkan yang sedang dirawat karenanya  itu. orang itu memakai pakaian serba hitam mulai dari celana, jaket yang dikenakan, topi dan kaca mata hitamnya

“omo!!” ucap jessica menutup mulutnya dengan kedua tangannya “jangan – jangan orang itu bos dari komplotan orang orang jahat tadi malam! mungkin dia ingin memabalas dendam! ah ottokhae.. aku harus segera menggagalkannya, aku tak ingin hidup di seoul hanya untuk terlibat pembunuhan” ucapnya kembali

Dengan cepat jessica membalikkan badannya dan berlari menuju ruangan tempat yeoja menyebalkan itu dirawat

…………………………

Yoona hendak memejamkan matanya kembali ketika melihat jessica berjalan keluar namun niatnya urung ketika melihat seseorang memasuki ruangannya dirawat.

“ada apa kau kemari?” ucap yoona tak berniat memandang orang itu

“yoong… bagaimana keadaannmu sekarang?” tanya orang itu terlihat khawatir, ia membuka tudung jaket, topi serta kaca mata hitamnya, kini rambut coklat panjang tergerai, orang itu adalah yuri unnienya

ia sengaja menutupi sebagian wajahnya itu untuk menghindari pengawasan dari para bodyguard mr. lee dan yuri berhasil menghindari mereka untuk keluar dari kantor

“bukan urusanmu, pergilah urusi perusahaan terkutuk itu” ucap yoona dengan nada kesalnya

“yoong aku mohon jangan seperti ini”

“sudah kubilang pergi!!” teriak yoona menolehkan kepalanya kearah yuri, namun pandangannya bukan tertuju pada yuri, ia melihat jessica sedang berdiri terpaku tepat dibelakang yuri sedang menatapnya. yuri pun ikut menoleh kebelakang saat melihat yoona menatap kearah lain

“eh.. emm… mm. mmianhae..” ucap jessica terbata, iapun membungkukkan badannya dan segera keluar ruangan

“nugu?” ucap yuri kembali menatap yoona

Namun yoona terdiam enggan menjawab, ia hanya menatap tajam pada yuri

“aku benar benar mengkhawatirkanmu, kau pergi meninggalkan rumah tanpa membawa apa apa selain yang kau pakai”

“sudah kubilang ini bukan urusanmu! dan kau….” ucap yoona tertahan “sudah bukan siapa-siapa lagi bagiku”

Bagai tertusuk pisau, hati yuri benar benar merasa sakit mendengar ucapan yoona adik kandungnya sendiri, satu satunya keluarga yang ia miliki, adik yang selalu ingin ia lindungi. namun ia tahu sekarang yoona sudah bukan dongsaeng kecil yang polos lagi, peikirannya sudah semakin dewasa dan satu hal lagi, seperti yang selama ini ditakutkannya terjadi, kini adiknya membencinya. bahkan tak ingin menganggapnya sebagai unnie lagi.

“mianhae..” ucap yuri pelan menundukkan kepalanya

“aku muak melihatmu” ucap yoona, ia melepaskan jarum infusan yang tertancap pada tangannya dan segera mengambil jaket miliknya

“setidaknya kau membawa uang yoong” 

“cih, uang? aku lebih baik berhutang daripada memakan uang haram yang kalian ambil dari banyak nyawa yang terbunuh!” ucap yoona tersenyum sinis

Saat berjalan melewati yuri, tangan yuri menahan tangan yoona hingga tubuh keduanya berhadapan

“pakailah ini” ucap yuri memasukkan kartu ATM miliknya pada saku yoona, yoona hendak mengeluarkan kembali kartu itu namun tangan yuri menahannya “itu uang tabungan hasil kerjaku tanpa terlibat dengan perusahaan, kau jangan khawatir, paswordnya tanggal, bulan dan tahun kelahiranmu”

yoona mengingat saat dia masih tinggal di rumah mr. lee memang setiap malam selalu melihat yuri tak pernah tidur, selalu saja sibuk dengan beberapa layar monitor dan beberapa perangkat yang berserakan di meja. namun yoona pada saat itu tak mengerti apa yang dikerjakan unnienya itu dan yoona bukanlah seseorang yang peduli.

Itu memanglah pekerjaan yuri, sudah 2 tahun ia bersama amber berhasil menciptakan beberapa aplikasi dan game untuk android serta bentuk games lainnya, sebenarnya hanya yuri yang menciptakan namun ia tak ingin mr. lee mengetahui hal itu hingga ia meminta amber untuk mengataskan namakan dirinya sebagai pembuat games yang diciptakannya itu, beruntung amber termasuk orang yang ia percayai karena kejujurannya dan selalau membantu yuri. amber adalah satu satunya anak buah mr. lee yang ia percayai.

cukup lama terdiam, yoona menyingkirkan tangan yuri yang masih menggenggam lengannya, ia kembali berjalan meninggalkan unnie nya itu

……………………………

Setelah tak sengaja memasuki ruangan dan melihat pertengkaran kedua yeoja itu jessica kembali berjalan keluar ruangan

“baboya!!! pikiranku terlalu jauh, orang itu bukan pembunuh! dan dia…. seorang yeoja! ah shit! mengapa disini banyak sekali yeoja yang terlihat tampan! taeyeon, yeoja menyebalkan itu… dan… arggh! kenapa lagi dengan otak ku! hey sadar jessica jung!!” gumamnya sambil terus mondar mandir di koridor depan ruang rawat yoona

namun langkah jessica terhenti saat pintu ruangan itu terbuka, jessica melihat yoona si yeoja menyebalkan baginya itu keluar dari ruangan itu dengan jaketnya

“kajja” ucap yoona meraih pergelangan tangan jessica dan membawanya menjauhi ruangan itu sementara yuri masih terdiam didalam ruangan

“he…heyy.. oddiga?” ucap jessica sedikit berlari menyamakan langkahnya dengan yoona yang berjalan cukup cepat

“pergi dari sini” ucap yoona memandang terus kedepan

“wae..? bukankah kau sedang dirawat? bahkan kau belum menerima hasil pemeriksaan dokter”

“aku tidak apa apa, aku pingsan karena lapar” 

Kini keduanya sudah memasuki taksi dan pergi meninggalkan rumah sakit

*ceklek* seorang perawat baru saja memasuki ruangan

“loh? kemana pasien itu?” ucap perawat itu saat melihat tepat tidur pasien terlihat kosong,  hanya melihat seorang yeoja baru saja membalikkan badannya

“dia sudah pergi”

“eh? kenapa bisa? ah ya, apa agashi anggota keluarganya?”

“ya, aku unnienya”

“kalau begitu mari ikut saya, dokter pemeriksa pasien sudah menunggu diruangannya untuk memberikan hasil pemeriksaan adik agashi, mari”

“ah nne..” ucap yuri berjalan mengikuti perawat itu

Tak berapa lama keduanya sampai, perawat itu membuka pintu dan mempersilahkan yuri untuk masuk, begitu masuk yuri melihat seorang dokter sedang duduk memperhatikan beberapa berkas, dokter itu pun mengangkat wajahnya begitu mengetahui pintu ruangannya terbuka, namun wajahnya tampak terkejut melihat seseorang yang sudah berdiri di hadapannya itu

“y..yyuri?” ucap dokter itu kembali untuk memastikan

“nne, ini aku ahjushi” ucap yuri membungkukkan badannya menyapa namja yang sudah berumur hampir setengah abad itu, dokter itu memiliki nama kim min joong seorang dokter ahli jantung

“jadi… yang dirawat itu…”

“ya, dia adikku, yoong. tapi dia sudah pergi dari sini” ucap yuri melanjutkan ucapan min joong

“b..bbegitu ya, eh? wae..? dia masih harus mendapat perawatan” ucap dokter itu masih dengan nada gugupnya, sebutir keringat dingin mengalir pada pelipisnya

“dia tak akan mau, oh ya aku baru tahu ahjushi sekarang bekerja disini”

“oh n..n.. nne… aku sudah 7 tahun bekerja disini setelah dipindah tugaskan dari yonsei hospital”

“begitu ya, oh ya bagaimana hasil pemeriksaan adikku?” tanya yuri

“itu… em.. yoona…” ucap dokter itu, tangannya yang berada dibawah meja perlahan membuka laci dan mengambil sebuah jarum suntikan yang sudah terisi cairan tanpa sepengetahuan yuri

…………………………..

Di dalam taksi

setelah meninggalkan rumah sakit selama perjalanan baik yoona maupun jessica sama sama terdiam, tak ada percakapan. keduanya begitu sibuk dengan pikiran masing masing

yoona menundukkan kepalanya melihat kartu atm yang terselip di sakunya, atm yang diberikan yuri beberapa saat yang lalu

Sebeneranya yoona merasa bersalah atas bentakan yang ia ucapkan pada unnienya hingga melihat yuri mengeluarkan air mata dihadapannya, ia tahu yuri merasakan sakit hati mendengar ucapannya itu karena yoona pun merasakan hal yang sama. hanya saja rasa bencinya terlalu besar. dulu yoona membenci yuri karena selalu dipukuli mr. lee ataupun anak buahnya karena selalu membelanya setelah yoona melakukan kesalahan. dan kini ia membenciya karena yuri kini menjadi bagian dari mereka. yoona selalu membencinya karena ia mengkhawatirkan unnienya itu, terlalu banyak pengorbanan yang selalu yuri berikan padanya. yoona tidak ingin kehilangan unnie nya namun ia sendiri tak bisa berbuat apa apa hingga satu satunya jalan adalah dengan membenci dan menjauhi yuri.

“kita akan pergi kemana?” tanya jessica memulai percakapan setelah cukup lama keduanya terdiam

“molla…”

“what? tadi itu siapa? kakakmu? mengapa kau tak pergi dengannya? kau harus pulang, pasti keluargamu sangat mengkhawatirkanmu, rumahmu dimana? akan aku antar” ucap jessica

“aku tak memiliki keluarga”

“lalu tadi siapa? jika kau tak punya keluarga lalu selama ini kau tinggal dimana? jangan membodohiku”

“bukan siapa siapa, dan kau ingin tau aku tinggal dimana?” ucap yoona, ia merapatkan tubuhnya, kepalanya mulai mendekati wajah jessica hingga membuat yeoja itu gugup

“aku adalah seorang pembunuh berantai yang kejam yang selalu berkeliaran, jadi aku tak memiliki rumah” bisik yoona pada jessica

“what?!!” teriak jessica “kalau begitu, ahjushi tolong antar kami ke kantor polisi! orang disampingku ternyata seorang pembunuh” ucap jessica

“nn… nne…” jawab sopir taksi itu

“mwoya?? yah yah yah! aku bercanda! ahjushi aku bukan pembunuh jangan antar kami kesana”

“dasar pembohong!” ucap jessica memasang wajah sinisnya pada yoona

“arraso, mianhae..” ucap yoona mempoutkan bibirnya, kini wajah datarnya berubah dengan aegyo membuat jessica terkejut

“apa apaan ini!” ucap jessica dalam hati

“orang menyebalkan sepertimu tak pantas dimaafkan!” ucapnya kembali dengan nada yang terdengar

“setidaknya aku sudah meminta maaf, aku bukan pembunuh kau tenang saja”

“baboya.. tentu saja saat kau pertama kali mengucapkan aku sudah tak percaya, mana ada seorang pembunuh kejam bisa kalah dengan 5 orang namja lalu berpura pura pingsan, dasar bodoh” ucap jessica dalam hati sambil menahan tawanya

“baiklah ku maafkan, sekarang rumahmu dimana? lekaslah pulang, akan aku antar”

“andwae, aku bisa sendiri. lebih baik kau yang pulang duluan, kau tinggal dimana? sepertinya kau bukan asli warga negara disini”

“di depan, ahjushi tolong berhenti didepan sana” ucap jessica

“heol… daebak” gumam yoona

Taksipun berhenti dan keduanya kembali berjalan setelah membayar

“aku memang bukan warga asli korea, aku dari USA dan baru beberapa hari tinggal disini”

“kenapa kau pindah kesini? bukankah disana menyenangkan?”

“ada yang sedang ingin aku lupakan” ucap jessica reflek

“woah, apa itu? mantan kekasihmu? apa karena kau tak jadi menikah dan pasanganmu pindah kelain hati?”

Jessica menghentikan langkahnya, ia menundukkan kepalanya dan mengepalkan kedua tangannya

“baboya.. mengapa bisa bisanya aku berkata seperti itu pada bocah menyebalkan ini!!” ucap jessica dalam hati

“aku bercanda, hahaha” ucap jessica tertawa dipaksakan “pekerjaanku dipindah tugaskan ke seoul jadi mau tidak mau aku harus pindah”

“oh…” ucap yoona datar

“dasar menyebalkan!” ucap jessica kembali dalam hati

“sudah sana pulang! aku sudah sampai” 

Yoona menghentikan langkahnya menatap sebuah gedung apartemen dihadapannya, ia baru menyadari jika gedung ini juga apartemen dimana tiffany tinggal

“nne” ucap yoona

“syukurlah dia tak mampir, aku bisa terkena darah tinggi jika terus terusan bersama bocah menyebalkan ini” ucap jessica dalam hati

“aku masuk” ucap jessica kemudian mengembalikkan badannya

“ahjumma, chankkaman!” teriak yoona menghentikan langkah jessica

“apa lagi? dan…. what?!! yah! aku bukan seorang ahjumma, yaish!!” ucap jessica kesal kembali berjalan menghampiri yoona

*pletakkk!!!* sebuah jitakan pun meluncur pada kepala yoona

“aw, appo…” ucap yoona mengelus elus kepalanya

“salahmu sendiri, ada apa lagi?”

“aku ingin mengetahui namamu”

“yaish… itu tak penting, bahkan aku berharap kita tidak akan pernah bertemu”

“ah… begitu ya, baiklah aku akan memanggilmu ahjumma, aku im yoona kau bisa memanggilku yoong”

“yah!! aku bukan ahjumma!” teriak jessica namun yoona segera mendorong kedua pundaknya hingga memasuki lift apartemen dan menekan tombol tutup

“bye… ahjumma, ingat namaku ya! seorang gadis cantik sekaligus tampan yang pernah menolongmu!” ucap yoona tersenyum riang sambil melambai lambaikan tangannya seiring pintu lift tertutup

“aku bukan ahjumma…!!! kyaaaa!!!” teriak jessica didalam lift setelah meluncur keatas, beruntung didalam lift hanya ada dirinya

Yoona tersenyum setelah mendengar teriakan didalam lift, iapun membalikkan badannya segera meninggalkan apartemen itu namun baru beberapa langkah seseorang memanggilnya

“yoong..?”

“f..ffany unnie” ucap yoona begitu melihat orang yang memanggilnya itu

“kau darimana?”

“ah.. eee.. aku baru saja mengantar seorang ehjumma”

“oh begitu ya” ucap tiffany, ia berjalan menghampir yoona

“aw aw aw…!! appo… ampun unnie…!!” teriak yoona saat tiffany berhasil menjewer telinga kanannya

“kau kemana saja eoh? dasar nakal, bisa bisanya kau kabur dari rumah, kau tau? yul selalu mencarimu dan sangat mengkhawatirkanmu!” ucap tiffany memarahi yoona, kini ia melepaskan jewerannya itu

“arra.. mianhae” ucap yoona mengusap usap telinganya yang terasa panas sudah berwarna merah padam itu

“jelaskan padaku” ucap tiffany dengan nada interogasinya

“aku tidak kabur” ucap yoona

Tiffany tak berbicara, ia hanya menyilangkan kedua tangannya diatas dada

“e… aku hanya bermain dan menginap di villa temanku” ucap yoona

lagi lagi tiffany hanya terdiam dengan kedua tangannya yang masih menyilang diatas dada, kini ia menaikkan sebelah alis dengan tatapan tajamnya memandang yoona

“arra.. arra…” ucap yoona menyerah aku memang kabur dari rumah, aku tak akan kembali dalam beberapa hari”

“wae.. kau tau aku dan yul sangat khawatir padamu” ucap tiffany, kini wajahnya berubah terlihat khawatir

“aku baik baik saja, dan akan selalu baik baik saja”

“jinjja? lalu luka disudut bibirmu itu apa?” 

“ah.. hahaha ini, tadi malam aku baru saja menolong seorang ahjumma yang sedang diganggu para namja, tak sengaja aku terkena pukulan mereka” ucap yoona, namun tawanya terhenti saat melihat tiffany sedikit menunduk dan mulai mengeluarkan air mata

“kenapa kalian selalu terluka” ucap tiffany dengan suara paraunya, ia benar benar menangis

“unnie..” ucap yoona segera memeluk tiffany “aku baik baik saja, aku janji aku akan selalu baik baik saja, kau tak usah khawatir lagi” tambahnya sambil mengusap usap punggung tiffany

“kenapa kau melakukan ini? apa kau dengan yul bertengkar hebat?” ucap tiffany menghapus air matanya

“anniyo…” ucap yoona melepaskan pelukannya “unnie, aku sudah dewasa sekarang, aku juga ingin sepertimu dan yul unnie, merasakan dunia luar”

“bukankah kau memang selalu diluar” ucap tiffany

“eh? hahaha kau benar juga” ucapnya sambil menggagruk garukkan kepalanya yang tak gatal “maksudku, aku ingin hidup mandiri dan memiliki pekerjaan, aku tak bisa terus terusan hanya bermain aku juga ingin merasakan jadi orang dewasa seperti yang lain” 

tiffany terdiam memandang yoona

“wae…? apa kau meragukan perkataanku?”

“nne, sedikit” ucap tiffany polos

“yah! unnie macam apa kau? yaish… menyebalkan” ucap yoona pura pura memasang wajah sebalnya

“hehehe mianhae, aku hanya terlalu khawatir padamu”

“ck, sudah kubilang aku akan baik baik saja, lagipula tadi pagi aku sudah bertemu dengan yul unnie dan menjelaskan semuanya”

“hmm… kau tak bohong lagi kan?”

“anniyo, kau bisa menanyakannya langsung”

“baiklah aku percaya padamu, tapi kau sekarang tinggal dimana? tinggalah bersamaku jika tak ingin pulang ke rumah”

“shiro, aku ingin mencoba hidup mandiri dan lagipula aku sudah mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal” ucap yoona menjulurkan lidahnya

“wah chukkae… kau bekerja dimana?”

“ah.. e.. itu…” ucap yoona terlihat berpikir “ah ha.. aku bekerja sebagai pelayan restoran, ya itu maksudku hehe mian aku sedikit malu mengatakannya”

“aigoo.. kau ini, tapi mengapa sebagai pelayan? kenapa tak ikut bekerja bersama yul saja diperusahaan appamu? atau mendirikan restoran”

“anniyo, aku ingin memulainya dari bawah saja, aku yakin suatu saat nanti aku akan sukses unnie! hwaiting!!” ucap yoona melayangkan kepalan tangannya ke udara

“nne, hwaiting yoong! aku bangga padamu” ucap tiffany mengusap usap kepala yoona

“gomawo… kalau begitu masuklah, kau terlihat lelah”

“nne.. tanganku pegal sekali, malam tadi taeyeon…” ucapan tiffany terhenti ketika melihat yoona memandangnya serius “ah anni.. bukan apa apa hahaha baiklah aku masuk dulu, tapi kau tak ingin ikut? sudah lama tak ke apartemenku”

“ah… kenapa tak dilanjutkan, aku jadi penasaran dan juga ingin merasakannya hehehe”

*pletakkk!* lagi lagi yoona mendapatkan jitakan pada kepalanya

“baboyaa.. kau pikir apa yang sudah kami lakukan! dasar byunt!!”

“hahaha…!! kkah masuklah, aku kapan kapan saja mengunjungimu, hari ini aku harus bekerja”

“begitu ya, yoong hwaiting!!! kapan kapan kita rayakan pekerjaanmu”

“nne.. aku yang akan mentraktir kalian nanti haha”

“dengan senang hati my baby” *cup* ucap tiffany sambil mengecup pipi yoona “kalau begtu aku masuk dulu ya, kau hati hati dijalan dan saat bekerja yoong” ucapnya kembali sambil memasuki lift

“aye aye kapten!!” ucap yoona mengangkat tangannya memberikan hormat, sambil tersenyum menatap tiffany. perlahan pintu lift pun tertutup

“fanny unnie, mianhae” ucap yoona meninggalkan apartemen

TBC

We Are Different part 1

PicsArt_01-10-10.39.52[1].jpg

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Jessica Jung, Kwon Yuri, Tiffany Hwang, and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………..

Di sebuah rumah di sudut kota Newyork, seorang yeoja berambut pirang begitu sibuk memasukkan beberapa pakaiannya kedalam koper pink bertuliskan nama dirinya, Jessica Jung

*tuktuktuk* suara pintu kamarnya terdengar diketuk dari luar membuat yeoja itu menoleh kearah pintu

“masuklah” ucap jessica, tak berapa lama pintu kamarnya terbuka memperlihatkan sosok yeoja yang baru saja pulang dari sekolahnya

“eh?? are you seriously want to go?” ucap yeoja itu tampak terkejut dengan apa yang sedang dilakukan jessica

“yeah” jawab jessica singkat

“but why?”

“hmmm… aku tak bisa hidup seperti ini terus kryst”

“haruskah dengan pergi jauh? kau bisa mencari pria lain yang lebih baik disini, tak perlu pergi jauh”

” I can’t”

“why?”

“aku masih belum bisa melupakan rasa sakit ini, aku sedikit trauma”

“hmm… I see, baiklah jika kau ingin meninggalkan adikmu sendirian disini, pergilah cari kebahagaian yang baru”

“kryst…..”

“hahaha just kidding, you still my best sister” ucap krystal memeluk jessica

“tinggalah bersama mom and daddy jika kau kesepian disini”

“yaish… aku tidak mau, disana tidak bebas” ucap krystal mempoutkan bibirnya

“haha dasar bad girl, tapi kau harus berjanji padaku jaga dirimu baik baik, oke?”

“of course aku bisa menjaga diriku, seharusnya aku yang bilang itu padamu, kau lebih manja dariku”

*pletakkk* jessica menjitak kepala krystal begitu mendengar ejekkan adikknya itu

“tentu saja aku juga bisa menjaga diriku baik baik, ah aku harus segera bersiap siap.. pesawatku berangkat satu jam lagi” ucap jessica melihat jarum jam dan melepaskan jam tangannya, ia pun berdiri dan mengabil handuk untuk segera mandi

“pesawat? kemana kau akan pergi?” tanya krystal menghentikan langkah jessica

“seoul” ucap jessica sambil tersenyum, berbeda dengan krystal yang tampak terkejut mendengarnya

Sudah 2 bulan jessica menikmati rasa sakit hatinya karena mantan kekasih yang sudah berjanji akan menikahinya dalam waktu dekat itu. Tyler kwon, pria yang sangat dicintainya selama 2 tahun itu telah diam diam berselingkuh pada yeoja lain dan diketahui jessica saat mengunjungi apartemennya. Hal itu membuat hati jessica sangat terluka dan merasa trauma ,ia lebih sering mengurung diri didalam rumahnya selama 2 bulan itu.

…………………

Seoul

Didalam ruang makan sebuah mansion besar 3 orang penghuni mansion tersebut sedang menikmati makan siang bersama. Seorang namja paruh baya dan 2 orang yeoja kakak beradik itu tampak diam menikmati makan siang tanpa ada percakapan, terutama salah satu yeoja yang sedari awal terlihat malas bergabung diantara mereka.

“Karena kalian sudah berada disini, aku ingin memberitahukan pada kalian?” ucap namja itu memandang satu persatu yeoja dihadapannya itu

“Apa itu?”
tanya salah satu yeoja dihadapannya sementara yang satu hanya diam terlihat tak peduli

“Kau sudah saatnya bergabung di perusahaan” ucap namja itu

Pria paruh baya yang memiliki nama Mr lee adalah pemiliki salah satu perusahaan besar yang cukup sukses, namun sayang banyak sekali cara kotor yang ia lakukan didalam perusahaan tersebut. Mr lee adalah sosok yang sangat berbahaya dan licik, sehingga perusahaannya selalu lolos dari jerat hukum ataupun segala pemeriksaan – pemeriksaan. Perusahaan lain yang bekerjasama dengannya ibarat seekor mangsa jinak yang sangat mudah dimangsa oleh mr lee, dengan cepat perusahaan itu akan bangkrut dan seluruh asetnya berpindah pada mr lee.

Dua yeoja di hadapannya, kwon yuri dan kwon yoona merupakan kakak beradik yang menjadi putri angkatnya. Berawal dari mr lee yang bertemu dengan yuri saat melewati sebuah lapangan dan melihat yuri sedang berkelahi melawan 5 orang namja yang merupakan anak buah mr lee, saat itu salah satu dari anak buahnya tak sengaja menabrak yoona yang masih kecil saat sedang berjalan membuat yoona terjatuh dan terluka, yuri meminta pada namja itu untuk meminta maaf pada adiknya namun ia malah dilecehkan oleh namja itu. Ia pun semakin marah hingga akhirnya terjadi perkelahian. Mr lee melihat dengan cepat kelima namja itu terkapar tak berdaya karena yuri. Ia terus memperhatikan kedua yeoja itu hingga memasuki sebuah panti asuhan tak jauh dari lapangan itu.

Mr lee pun mengetahui jika kwon bersaudara itu merupakan anak yatim piatu. Beberapa hari kemudian ia mengunjungi panti asuhan itu tentu saja untuk mengadopsi, awalnya ia hanya meminta yuri untuk dijadikan putri angkatnya namun yuri tidak ingin menerima jika tanpa yoona. Mr lee pun menyetujuinya.

Mr lee sengaja memilih seorang yeoja yang akan dijadikan putrinya untuk taktik pada perusahaannya, yuri yang tampak cantik dan kuat telah menarik perhatiannya.

Setelah tinggal bersama ayah tirinya itu yuri selalu dilatih beberapa pelatihan yang dilakukan oleh pria, ia selalu diperlihatkan oleh mr lee bagaimana menjadi seseorang yang licik dan bahkan selalu diperlihatkan bagaimana pemilik perusahaan yang menjadi korban itu dibunuh dihadapannya hingga akhirnya yuri dan yoona mengetahui siapa mr lee. Mereka selalu berusaha kabur namun mr lee selalu mudah menangkap mereka kembali, hingga tubuh yuri memiliki banyak luka akibat dari hukuman. Mr lee bisa saja membunuh kedua kakak beradik itu karena bisa menjadi ancaman untuknya, namun ia tahu selama itu yuri tak pernah membocorkan pada siapapun.

Yuri adalah sosok yang tak banyak bicara, berbeda dengan dirinya yang sangat ceria saat masih hidup di panti asuhan dulu. Sementara yoona, mr lee tak pernah peduli terhadapnya, ia tahu yoona tak pernah menyukainya dan sangat jarang tinggal di rumah. Namun mr lee selalu tahu apa yang dilakukan kedua putri angkatnya itu karena ia memiliki banyak anak buah yang selalu membuntutinya. Ia bisa sewaktu waktu meminta pada anak buahnya untuk membunuh kedua kakak beradik itu jika membocorkan tentangnya pada polisi ataupun orang lain.

..

Yuri tampak terdiam mendengar apa yang dikatakan ayah tirinya itu, ia tahu jika itu akan diucapkannya

Sementara yoona menggenggam erat sendok dan garpu, ia tampak geram mendengar apa yang dikatakan mr lee, ingin rasanya ia membunuh namja dihadapannya itu

*brak!!* dengan keras yoona meletakkan sendok dan garpu yang dipegangnya, ia memandang tajam kedua mata yuri kemudian berdiri dan pergi meninggalkan ruangan tersebut

“Yoong…!!” teriak yuri memanggil adiknya itu, iapun ikut berdiri dan menyusul yoona

“Yoong… Kau mau kemana?”

“Pergi, aku muak! Kajja” ucap yoona

“Yoong” ucap yuri menahan tangan yoona membuat langkahnya terhenti

“Wae…? Cih, jadi kau menerimanya?”

“Ani, bukan begitu tapi…”

“Pergilah, sekarang kau sama saja seperti anjing anjing liar itu” ucap yoona terlihat kesal

“Yoong…”

*bukkk!!!* yoona memukul keras wajah yuri hingga terjatuh

“Jangan pernah memanggil namaku lagi, bilang pada tuan mu aku tak ingin berurusan dengannya lagi dan berhentilah memata mataiku, anggap saja aku tak pernah mengenal kalian” ucap yoona kemudian berlalu meninggalkan mansion besar itu

Mr lee tersenyum sinis melihat kedua kakak beradik itu ,ia mendengar apa yang diucapkan oleh yoona

“Obati lukamu lalu temui aku di ruanganku malam nanti” ucap mr lee berjalan kembali memasuki mansion

“Jangan melukainya” ucap yuri membuat langkah mr lee terhenti

“Jangan apa apakan yoona, aku tau dia pasti tak akan membocorkan semuanya.. Jadi jangan lukai dia, aku mohon” ucap yuri kembali memandang punggung mr lee

Mr lee tertawa kecil mendengarnya, tanpa menoleh ia kembali berjalan memasuki mansion itu

Setelah melihat ayah tirinya pergi, yuri berdiri dan membersihkan tanah tanah yang pada lengannya, ia mengusap bibirnya yang terasa perih akibat pukulan dari yoona

“Yul? Kau sedang apa? Omo, kau terluka” ucap seorang yeoja yang baru saja menghampirinya

“Eh kau, ada apa kemari pany-ah, kau tak bekerja?” ucap yuri menarik lengan tiffany menjauhi mansion

“Aku hanya bekerja setengah hari, sore ini aku harus menjemput sahabatku ke bandara tapi aku meminta izin pada bosku terlalu cepat jadi aku memutuskan untuk menemuimu, kau sudah makan siang yul?”

“Sudah baru saja ,kajja kita pergi dari sini, ayahku sedang berada disini” ucap yuri mengajak tiffany memasuki mobilnya, iapun membawa tiffany meninggalkan mansionnya

Yuri dan tiffany sudah lama bersahabat, mereka bertemu saat yuri menjadi siswa baru di sebuah sekolahan elite, ia melihat tiffany setiap hari selalu dibully oleh setiap siswa di sekolahnya karena merupakan siswa yang diterima karena beasiswa sosial, tiffany bukanlah seorang anak chaebol sehingga selalu mendapat bully.

Flashback

Di sebuah kantin sekolah, tiffany sedang duduk menikmati makan siangnya

*byurr!!!* segelas jus jeruk tumpah pada piring makanan tiffany

“Oopss sorry, aku sengaja melakukannya” ucap hyomin seorang putri dari pemilik salah satu perusahaan terbesar di seoul. Tak hanya memiliki paras yang sangat cantik, Kedua orang tuanya merupakan salah satu penyumbang terbesar di sekolah sehingga tak ada yang berani padanya.

Hyomin selalu membenci tiffany karena tak sedikit juga namja ataupun yeoja yang menyukai tiffany, bukan hanya memiliki paras cantik, senyum bulan sabit yang indah tiffany juga memiliki otak yang cerdas sehingga selalu mendapat peringkat pertama di kelas. Hyomin selalu menganggap tiffany adalah musuh terbesarnya.
“Gwaenchanna”
ucap tiffany mengambil piring itu dan berjalan meninggalkan hyomin cs’ yang tersenyum licik padanya hingga saat akan melangkahkan kaki ia menjulurkan kakinya membuat kaki tiffany tersandung dan terjatuh hingga alat makan yang dipegangnya berserakan

“Hahahahaha” tawa hyomin cs semakin meledak melihat itu

Tiffany menundukkan wajahnya melihat pakaiannya kotor terkena tumpahan makanan itu, ia mengepalkan kedua tangannya merasa sangat kesal, ini bukan pertama kalinya ia dipermalukan oleh hyomin namun semakin hari perbuatan hyomin padanya semakin parah.

Tiffany mengangkat wajahnya menatap kesal pada hyomin

“Mwo..? Apa yang kau lihat huh? Kau mulai berani padaku?” ucap hyomin menarik kerah seragam tiffany kemudian mendorongnya membuat tubuh tiffany mundur beberapa langkah, ia kehilangan keseimbangan hingga akan kembali terjatuh namun tubuh seseorang memeluknya dari belakang menahan tubuh tiffany

“Gwaenchanna?” tanya orang itu membuat tiffany segera membalikkan badannya, ia melihat sosok yang tak dikenalnya sedang menatapnya

Tiffany dan yuri memang belum saling mengenal, namun setelah beberapa bulan yuri bersekolah disana ia selalu memperhatikan tiffany

“Yah buat apa kau menahan sampah itu,  kau putri dari perusahaan mana? Jangan jangan kau sama sepertinya” tanya hyomin

“Kajja bersihkan pakaianmu” ucap yuri pada tiffany menghiraukan ucapan hyomin

“What?!” gumam hyomin terkejut karena ada yang berani mengabaikannya

Dengan kesal hyomin berjalan dan mendorong punggung yuri

“Yah! Aku sedang bertanya padamu bodoh!” teriak hyomin, para siswa yang berada disamping memperhatikan mereka

“Yoong, antar dia” ucap yuri pada yoona yang sedari tadi berada didekatnya, yoona pun mengajak tiffany

Yuri kembali membalikkan badannya ,dengan tenang ia berjalan menghampiri hyomin

Hyomin sedikit terkejut menatap wajah yuri, ia baru sadar jika paras yeoja dihadapannya itu terlihat tampan dimatanya

“Bourbound” ucap yuri

“Woah! Bourbound company!” ucap salah satu siswa yang mendengar, hyomin pun ikut terkejut mendengarnya

Hyomin tahu beberapa nama perusahaan terbesar di seoul termasuk bourbound Company yang terkenal sangat sukses itu.

Hyomin kembali terkejut saat wajah yuri semakin mendekati wajahnya hingga bibir yuri hanya berjarak 5 cm dari telinganya

“Jangan pernah mengganggunya lagi…” bisik yuri “atau perusahaan ayahmu akan hancur” lanjutnya kemudian membalikkan badannya berjalan meninggalkan kantin. Tentu saja yuri hanya berpura pura mengancamnya.

Hyomin membelalakkan kedua matanya, wajahnya menjadi pucat setelah mendengar yang dikatakan yuri. Ia tahu bourbound company memang perusahaan yang tak bisa diremehkan

“Kau kenapa?” tanya hyuna

“An.. Ani, kajja kita pergi” ucap hyomin buru buru meninggalkan kantin

Dan semenjak saat itu hyomin cs ataupun siswa lain tak pernah lagi berani mengganggu tiffany. Tiffany pun memiliki dua sahabat kakak beradik yang selalu berada disampingnya.

Flashback End

………..

Yuri dan tiffany telah sampai disebuah taman, begitu duduk tiffany membuka tas nya dan mengeluarkan kotak p3k kecil yang selalu ia bawa kemanapun

“Aigoo… Kau tak pernah berubah” ucap yuri tertawa kecil

“Diamlah..” ucap tiffany mulai mengobati luka pada sudut bibir yuri “kau dipukul ayahmu lagi? Kenapa dia selalu kasar padamu? Bahkan sampai kau dewasapun” ucap tiffany kembali

Yuri terdiam, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain melihat beberapa anak kecil yang sedang bermain di taman itu, yuri tersenyum miris karena melihat bayangan dirinya bersama yoona yang selalu menghabiskan masa kecil bersama di taman

“Bukan ayahku” ucap yuri, ia kembali memandang tiffany yang terlihat menaikkan sebelah alisnya “yoong”

“Huh yoong? Wae…? Kalian bertengkar?”

“Bahkan dia keluar dari rumah”

“Kabur maksudmu?” tanya tiffany

Yuri menundukkan kepalanya tak menjawab

“Wae…? Ada masalah apa dengan kalian? Akhir akhir ini memang ku lihat kalian tak sedekat dulu tapi aku kira itu hanya perasaanku lagipula kau tak pernah bercerita”

“Ya, dia memang sudah berubah tak seperti aku yang terus menjadi keledai bodoh ayahku” ucap yuri pelan

“Huh? Kau berkata apa?” tanya tiffany tak bisa mendengar jelas

“Yoong kabur karena aku menerima perintah orang itu untuk bergabung dengan perusahaannya”

“Ayahmu?”

*tukkk*

“Ayah tiri” ucap yuri sambil menjitak pelan kepala tiffany

“Arra… Sama saja” ucap tiffany mempoutkan bibirnya “tapi mengapa yoong marah? Bukankah itu bagus jika kau jadi penerus? Mungkin ayahmu sudah ingin beristirahat”

“Ayahku tetap menjadi pemimpin, aku hanya diminta untuk jadi umpannya”

“Umpan?”

“Kau tak akan mengerti” ucap yuri tertawa sambil mengacak acak rambut tiffany

“Yaish… Ara, aku memang tak pernah paham dunia seperti itu”

“Aku mengkhawatirkan yoong”

“Hmm… Tentu saja aku juga, kita akan mencarinya, dia bisa tinggal bersamaku nanti” ucap tiffany menggenggam erat tangan yuri

Yuri terdiam memandang kedua bola mata yeoja di hadapannya itu, tiffany memang selalu menjadi orang yang sangat berarti baginya selain yoona. Yuri hanya percaya pada 2 orang ini.

“Jangan sedih…” ucap tiffany memeluk yuri

*drrtttt drrrttt* ponsel didalam saku jaket yuri bergetar menerima panggilan, tiffany pun melepaskan pelukannya

“Yoboseyo”

“Noona, mr lee meminta anda menemuinya sekarang”

“Aku sedang bersama temanku, mungkin satu jam lagi aku menemuinya”

“Baiklah akan aku sampaikan”

“Nne, kamsahamnida” ucap yuri kemudian mematikan panggilannya

“Ayahmu?” tanya tiffany

Yuri hanya mengangkat kedua alis sambil meminum americano kopi favorit nya itu

“Dasar orang tua plinplan, padahal tadi dia meminta aku menemuinya malam nanti, ini masih pukul 2 sore” ucap yuri

“Hahaha kau lucu sekali aigoo… Orang tua memang suka begitu”

“Kau ke bandara bersama siapa?”

“Tentu saja sendiri”

“Kekasihmu tak mengantar? Apa perlu aku antar?”

“Dia masih sibuk, andwae kau temui saja ayahmu, nanti kau dipukul lagi”

“Yah, putuskan saja yeoja seperti itu apa tak ada yang lebih baik lagi huh? Mencari kekasih itu yang seperti aku”

“Yaish shirro, jangan menceramahiku kau sendiri tak pernah memiliki kekasih setelah putus dari vivian ,padahal itu saat masa sekolah”

“Hahaha apa boleh buat” ucap yuri “aku hanya mencintaimu” tambahnya dalam hati

“Kkah temui ayahmu, lagipula sahabatku sudah mau sampai”

“Baiklah, igo pakai mobilku biar aku jalan kaki saja”

“Andwae aku akan mengantarmu”

“Baiklah, kajja”

Tiffany pun mengantar yuri kembali ke mansion besar itu.ia menepikan mobilnya begitu sampai didepan mansion

“tak apa jika mobilmu aku pakai?”

“tentu saja, minhae tak bisa mengantarmu”

“gwaenchanna, kkah masuklah”

“hati hati dijalan” ucap yuri, iapun keluar dari mobil memasuki mansion

“jangan terluka lagi, aku mohon” ucap tiffany menatap punggung yuri yang semakin menjauh, iapun meninggalkan mansion itu

……..

“Hey buddy, mengapa wajahmu kusut sekali eoh?” tanya yeoja berperawakan tinggi menghampiri dan merangkul pundak yoona yang baru saja tiba di lapangan basket taman

“Moodku memang sedang buruk soo”

“Wae? Duduklah” ucap yeoja bernama choi sooyoung itu “oy! Belikan 2 minuman” ucapnya kembali pada temannya sambil memberikan beberapa lembar uang

“Aku kabur”

“Eh? Hahaha jangan bercanda” ucap sooyoung tak percaya karena melihat yoona tak membawa apa apa

“Bahkan aku sudah tak ingin menjadi bagian dari mereka” ucap yoona

“Tak biasanya idiot sepertimu bicara serius seperti ini hahaha” ucap sooyoung mengacak acak rambut sahabatnya itu

Yoona hanya terdiam menundukkan kepalanya membuat sooyoung ikut diam, kini ia tahu sahabatnya memang sedang tak bercanda

“Wae? Bukankah sangat enak hidup menjadi seorang anak dari pemilik perusahaan besar? Bahkan keluargamu lebih suskses dari keluargaku” ucap sooyoung

“Aku tak sepertimu”

“Kau masih membenci ayahmu? Seperti ayahku saja”

“Kalau begitu kita bertukar saja ,biar aku menjadi anak ayahmu agar sama sama membenci ayahku”

*pletakk!!*

“Baboyaaa! Tentu saja aku tak mau” ucap sooyoung menjitak kepala yoona

“Agar aku bisa menghancurkannya” ucap yoona pelan namun sooyoung masih dapat mendengarnya

“Hmm… Lalu yul?” tanya sooyoung

“Jangan pernah sebut nama dia lagi”

“Mwo? Kau juga kini membencinya? Wae…? Bukankah kalian sangat dekat, bahkan aku selalu iri melihatmu memiliki unnie yang sangat peduli pada adiknya, tak seperti si lee sunkyu pendek”

“Yah! Sunny unnie juga kakakmu”

“Tapi dia tak sebaik yul ,bahkan kami terlihat seperti orang asing”

“Itu karena sunny unnie sudah lama tinggal di USA, setelah pulang kalian pasti akan akrab”

“Molla, dia memang hari ini akan pulang ke seoul, tapi aku tak peduli padanya”

“Adik yang bodoh”

“Memangnya kau tidak? Kau sendiri sekrang membenci unnie mu”

“Soo, bagiamana perasaanmu jika sunny unnie diminta bergabung dengan perusahaan ayahmu?”

“Pertanyaanmu memang nyata, dia pulang karena akan meneruskan perusahaan appa, tentu saja aku bahagia”

“Wae?”

“Dulu appa memintaku yang meneruskan perusahaannya tapi dengan melihat pergaulanku yang selalu bersama orang orang idiot ini dia meragukanku hehehe aku memang tak pernah ingin terjun di dunia seperti itu”

“Begitu ya”

“Wae? Apa yul unnie diminta meneruskan perusahaan ayahmu?”

“sudahlah jangan bahas hal itu, aku muak”

“geurae… kajja kita makan saja, aku lapar” ucap sooyoung merangkul pundak mengajaknya mencari kedai makan

*sreeettt*

Seseorang baru saja memasukkan senapan jarak jauh miliknya kedalam tas setelah beberapa saat yang lalu membidik yoona, orang itu membuka ponselnya dan menghubungi tuannya

“yoboseyo mr lee”

“bagaimana?”

“dia tidak membocorkan ataupun membahasnya, dia mengatakan jika tak ingin membahas itu lagi pada temannya itu”

“hmm… pergilah dari situ, mulai sekarang jangan membuntutinya lagi”

“baik mr”

…………………

Jessica baru saja tiba di incheon airport setelah menempuh beberapa jam perjalanan dari USA. Setelah mengambil kopernya di bagasi, iapun berjalan ke pintu kedatangan dimana banyak sekali orang orang yang menunggu kedatangan orang yang tiba, jessica meneoleh kesana kemari sambil membaca setiap tulisan nama nama yang dipegang oleh orang orang yang akan menjemput, namun tak satupun jessica menemukan namanya

“Kemana dia?” ucap jessica, iapun membuka ponselnya

 “Yoboseyo..”

“Ah jessie, kau sudah sampai?”

“Yepp, kau jadi menjemputku?”

“Nne tentu saja, aku hampir sampai”

“Baiklah, aku tunggu di pintu kedatangan”

“Oke, kau memakai pakaian berwarna apa?”

“Kemeja putih, jeans hitam dan aku membawa koper berwarna pink”

“Baiklah”

*klik* jessica mematikan teleponnya, sambil memasukkan kembali ponselmya kedalam tas ia berjalan mencari tempat duduk yang kosong namun tak sengaja ia bertabrakan dengan seseorang

*dukkk*

“Ah.. S..ssorry.. Aku sedang lengah” ucap jessica membangunkan yeoja yang terjatuh karena ditabraknya itu

“Yaish, kau buta ya!” ucap orang itu kesal dan menepis tangan jessica, ia pun berdiri

“Sudahlah unnie, dia sudah meminta maaf, kajja appa sudah menunggu”

Kedua yeoja berperawakan sangat tinggi dan pendek itupun meninggalkan jessica yang masih berdiri mematung karena perilaku orang itu padanya

“Kasar sekali, ah apa masyarakat disini memang seperti itu? Tapi dia tak seperti orang itu” ucap jessica, iapun mendapatkan tempat duduk dan menunggu temannya sambil memainkan game pada ponselnya

Tak berapa lama pandangan jessica tertuju pada sepasang sepatu berwarna pink tepat berada dihadapannya, iapun mengangkat wajahnya melihat pemiliki sepatu itu dan melihat sosok yeoja  sedang berdiri menatapnya

“Jessie? Jessica jung?” sapa  yeoja itu

“Ya, tiffany?” ucap jessica

“Kyaaaaaaa….!!” keduanya berteriak dan saling berpelukan merasa senang hingga tak menyadari beberapa orang memperhatikan mereka

“Akhirnya kita bertemu, woah kau lebih cantik dari yang aku lihat di profil pict mu” ucap tiffany tersenyum senang

“Dan senyummu memang benar benar cantik” ucap jessica ikut tersenyum senang

“Aigoo… Bahasa koreamu sangat lancar, kau pasti sangat pintar”

“Hahaha tentu saja, aku selalu meminta kedua orang tuaku berbicara korea jika mengobrol”

Jessica telah mengenal tiffany selama hampir 1 tahun, namun selama itu pula mereka belum pernah bertemu satu sama lain. Awalnya keduanya hanya berkenalan di dunia maya, saat itu jessica adalah penggemar SNSD girl group korea yang sangat terkenal di banyak negara termasuk di negaranya begitupun tiffany, keduanya selalu saling membalas komentar hingga akhirnya saling bertukar nomor.  Entah mengapa jessica merasa nyaman jika berbagi cerita pada tiffany, baginya tiffany selain menjadi pendengar yang baik juga selalu memberikan masukan masukan pada jessica. Saat jessica mengalami masalah dengan mantan kekasihnya tiffany yang selalu mensuportnya hingga membuat jessica berpikir untuk pergi ke seoul, awalnya tiffany melarangnya karena meskipun kedua orang tua jessica berasal dari seoul namun jessica belum pernah mengunjungi korea dan tak memiliki satupun saudara disana. Namun jessica memiliki sifat yang keras sehingga tiffany mengalah.

“Kajja ke apartemenku, aku sudah memesan beberapa makanan” ucap tiffany mengambil koper milik jessica

Jessica tersenyum menatap punggung tiffany yang berjalan didepannya

“Kau memang benar benar baik tiff, bahkan lebih baik dari semua temanku yang setiap hari selalu bertemu” ucap jessica dalam hati

Setelah menempuh 30 menit perjalan keduanya tiba di sebuah apartemen tepat dengan kedatangan pengirim makanan yang telah tiffany pesan

“Apa masih ada tempat yang kosong disini?”

“Emm.. Sepertinya masih ada beberapa di lantai lantai atas, wae?”

“Aku akan lama tinggal disini”

“Jadi kau memang benar benar akan memulai hidup yang baru?”

“Nne…”

“Kenapa tak tinggal bersamaku saja?”

“Baboyaa, aku tak ingin menyusahkanmu”

“Geurae… Tapi aku akan selalu ada untukmu honey”

“Aw cheesy..” 

“Hahahaha” keduanya tertawa dan memasuki apartemen milik tiffany

“Besok lagi saja mencarinya, malam ini kau menginaplah disini”

“Apa kekasihmu tak akan marah?”

“Tentu saja, lagipula aku selalu menceritakan tentangmu padanya, dan dia tahu jika kau akan mengunjungi seoul, kkah mandilah aku akan menyiapkan makan malam kita”

“Nne..” ucap jessica

Iapun membuka kopernya mengambil beberapa pakaian, kemudian memasuki kamar mandi

Sementara tiffany berjalan menuju ruang santai mengambil beberapa piring untuk acara makan malam bersama sahabatnya itu, ruangan ruangan di dalam apartemen tiffany memang sangat sederhana dan tidak dilengkapi ruang makan, hanya ada 1 kamar tidur ruang santai (ruang tv), kamar mandi dan dapur serta balkon.

*tit tit tit tit* *ceklek* pintu apartemen tiffany terbuka setelah terdengar bunyi pasword yang ditekan seseorang dari luar, sosok yeoja baru saja memasuki apartemennya, ia berjalan begitu cepat mencari tiffany

“Apa ini?!” ucap orang itu sedikit meninggikan suaranya saat melihat banyak makanan yang tertata

“Ah taeng, kau mengagetkanku saja, kajja bantu aku”

Yeoja itu bernama kim taeyeon kekasih tiffany, keduanya sudah menjadi sepasang kekasih selama 2 tahun. Taeyeon bekerja sebagai sersan di kepolisian pusat, taeyeon memiliki sifat yang dingin dan keras sangat berbanding terbalik dengan tiffany, saat bulan bulan pertama menjalin hubungan keduanya memang baik baik seperti halnya pasangan kekasih yang bahagia namun seiring berjalannya waktu setelah taeyeon diangkat menjadi sersan, sifatnya perlahan berubah terlebih ia begitu membenci keluarga yuri. Ia telah mengetahui kebusukan perusahaan mr lee dan selalu berusaha mencari bukti bukti kejahatan pada perusahaan itu meskipun kepala pusat telah menutup segala kasus yang berkaitan dengan perusahaan tersebut.

Meskipun keduanya selalu berdebat tapi tiffany tetap mencintai taeyeon.

“Mana orang itu?!” tanya taeyeon masih terlihat kesal

“Orang itu?”

“Aku melihat mobil yuri dibawah, kau bersamanya kan?!” ucap taeyeon

“Ah.. Itu, yul tak ada disini aku yang memakai mobilnya”

“Wae? Kau pikir aku ini siapa bagimu? Mengapa kau tak memintaku mengirimkan mobil untukmu?”

“Kau tak ingat pagi tadi kau beberapa kali menolak teleponku? Sudahlah aku sedang tak ingin berdebat, aku memakai mobil yul untuk menjemput sahabatku jessica di bandara, kau baru pulang bekerja? Pasti belum makan, kajja kita makan malam bersama” ucap tiffany tersenyum memeluk lengan taeyeon namun saat itu keduanya melihat jessica sudah berdiri di depan pintu kamar mandi

“An…anyeong..” sapa jessica sedikit gugup, sebenarnya ia telah cukup lama berdiri disana dan melihat pertengkaran tiffany dan taeyeon, ia merasa bersalah pada tiffany

“Ah jessie kau sudah selesai, kemarilah ini kekasihku, bagaimana? Tampan kan?” ucap tiffany menarik jessica hingga berdiri di hadapan yeoja yang memakai seragam polisi tersebut

“Jessica jung imnida” ucap jessica membungkukkan badan kemudian mengulurkan tangannya

“Kim taeyeon imnida” ucap taeyeon membalas uluran tangan jessica

“Kajja kita makan, aku sudah lapar” ucap tiffany menarik tangan kedua yeoja itu

“Anni, aku ada pertemuan dengan ceo choi grup dan mungkin aku diundang makan malam disana aku harus segera pergi, aku kemari hanya ingin memastikan apa kau baik baik saja” ucap taeyeon kini nada bicaranya merendah

“Begitu ya, sayang sekali tapi nanti kau jangan lupa untuk makan ya” ucap tiffany

“Nne, aku pergi dulu ,mian sudah marah padamu” ucap taeyeon

“Gwaenchanna, kau hanya kelelahan” ucap tiffany tersenyum dan memeluk taeyeon

*cupp* tiffany mencium singkat bibir taeyeon, kemudian yeoja itu pun pergi meninggalkan apartemen tiffany

“Aku melihat semuanya tadi” ucap jessica menatap tiffany yang baru saja mengantar taeyeon ke depan pintu

“Jinjja? Ah ottokhae, aku jadi malu hehehe mianhae, seperti yang pernah aku ceritakan padamu, kami memang selalu bertengkar”

“Justru aku yang minta maaf, ini karenaku”

“Anniyo, taeng marah karena cemburu pada yul”

“Yul? Nugu? Kau belum pernah menceritakan tentang orang itu padaku”

“Itu karena waktu bicaraku lebih sedikit dibanding mendengarkan jutaan ceritamu jessie 😒

“Hehehe mianhae, so let’s talk about him right now, n.o.w!” ucap jessica sambil menyuapkan beberapa makanan pada mulutnya begitupun tiffany

“Her not him”

“A woman again?” ucap jessica

Jessica memang merasa heran pada tiffany, saat mengetahui jika kekasih tiffany seorang yeoja awalnya jessica merasa terkejut tak menyangka, di daerah tempat tinggalnya hal itu memang sudah biasa namun jessica tak pernah menyangka jika sahabatnya juga seperti itu, namun akhirnya ia bisa menerimanya karena jessica tahu cinta memang tak mengenal gender. Dan jessica tahu tiffany sangat mencintai taeyeon.

“Dia sahabat dekatku, dia juga pahlawanku”

“She must be important for you”

“Tentu saja she is everything”

“Kau tak sedang berselingkuh padanya kan?” tanya jessica memicingkan kedua matanya

“Anniyo, dia itu sahabatku bahkan aku sudah menganggapnya sudara”

“Tapi mengapa kekasihmu sangat cemburu padanya?”

“Entahlah, taeyeon juga sangat membenci keluarganya, dia selalu bilang jika yuri sangat berbahaya”

“Maybe she is mafia”

“Aku sudah mengenalnya selama 6 tahun jessie”

“Berarti kekasihmu saja yang terlalu over”

“Begitulah…”

“Kekasih yul juga pasti akan cemburu padamu”

“Hahaha baboya, dia tak pernah memiliki kekasih, terakhir putus dengan kekasihnya saat lulus sekolah”

“Maybe she love you” ucap jessica

Tiffany langsung terdiam mendengarnya, raut wajahnya tampak berubah

“Anni.. Tidak mungkin” ucap tiffany pelan

“Huh? Kau berkata apa?”

“Anniyo, sudah malam kajja kita tidur kau pasti kelelahan” ucap tiffany

Keduanya berbaring diatas tempat tidur, tiffany langsung tertidur pulas karena merasa lelah sementara kedua mata jessica masih terjaga menatap langit langit kamar

“Ini akan menjadi awal dari kehidupanku yang baru, semoga kebahagiaanku kembali, thanks god telah mengirim orang yang sangat baik padaku, semoga aku akan selalu bertemu orang orang yang baik lagi” ucap jessica tersenyum menatap wajah tidur tiffany

Iapun memejamkan kedua matanya

………………..

“Ini kuncinya, silahkan..” ucap seorang resepsionis hotel memebrikan sebuah kunci pada yoona

Yoona telah memesan kamar hotel untuk ditinggalinya selama beberapa hari

Setelah memasuki kamar hotel ia meletakkan ransel barunya yang berisi beberapa baju baru

Ia duduk diatas tempat tidur melepaskan jaketnya dan mengeluarkan kartu kredit milik sahabatnya, sooyoung

“Kau akan tinggal dimana?” tanya sooyoung

“Molla”

“Mianhae untuk sekarang ini aku tak bisa mengajakmu ke rumahku, hari ini unnieku datang jadi akan ada pesta penyambutan di rumahku”

“Gwaenchanna”

“Igo, pesanlah hotel dan belilah beberapa pakaian” ucap sooyoung memberikan kartu kredit miliknya pada yoona “kau ini bodoh sekali kabur tak membawa apa apa” tambahnya

“Kau sendiri tau aku tak pernah memakai uang ayahku”

“Setidaknya kau bawa pakaian pakaianmu, babo”

“Hehehe benar juga”

“Aku harus segera ke bandara, unnieku sebentar lagi sampai” ucap sooyoung segera berdiri namun saat hendak melangkahkan kakinya tangan yoona menahannya

“Gomawo..” ucap yoona

“Nne, pergilah berbelanja” ucap sooyoung menepuk nepuk kedua pundak yoona

Sooyoung memang sudah mengetahui luar dalam diri yoona, meskipun pergaulan keduanya tampak nakal namun sooyoung memiliki kecerdasan dan bisa menempatkan dirinya dalam situasi apapun termasuk tentang dunia perusahaan, hanya saja ia tak pernah ingin ikut campur. Dan baginya yoona adalah adik yang selalu ingin ia lindungi. Mengingat yoona pernah menolong nyawanya

Yoona tersenyum menatap kartu kredit itu ,iapun membuka ponselnya menghubungi sooyoung

“Wae?”

“Aku sudah memesan hotel dan membeli beberapa pakaian”

“Baguslah”

“Kau sedang dalam pesta? Bagaimana disana?”

“Membosankan, ayahmu dan yul unnie juga berada disini”

“Mereka diundang? Bukankah ayahmu sangat membenci orang itu?”

“Hanya menghargai para ceo”

“Apa unnie mu terlihat cantik?”

“Hah.. Pendeknya masih tetap sama, tapi dia sedang dalam mood yang buruk hari ini”

“Hahaha wae…?”

“Saat tiba di bandara dia tertabrak seorang yeoja hingga terpental dan jatuh”

“Omo, hahaha”

“Kau tau, yeoja yang menabraknya sangatlah cantik! Sampai aku lupa membangunkan unnieku”

“Yaish… Kau ini, bora mau kau kemanakan huh? Lalu siapa nama yeoja itu?”

 “Bodohnya aku lupa mengajaknya berkenalan”

“Hahaha sudah kuduga”

“Aku dipanggil ayahku, sudah dulu ya kau mandi sana”

“Hahaha geurae unnie.. Gomawo..”

“Nne.. Hubungi aku jika terjadi apa apa”

“Sarangahe unnie”

“Yaish…!!” *klik* sooyoung mematikan telponnya sementara yoona tertawa terbahak bahak

Ia tersenyum menatap langit langit

“Hemm… Sepertinya aku harus memiliki kekasih, tapi aku masih belum bisa melupakannya” ucap yoona

Perlahan mata yoona pun tertutup dan melanjutkan petualangannya di dunia mimpi mencari sosok yeoja yang selalu hadir disana, yeoja yang selama 6 tahun dicintainya itu

…….

“Huh? Ini pesta besar ternyata, aku kira hanya makan malam biasa” ucap taeyeon saat melihat beberapa mobil mewah berjejer rapi basemant mansion

Taeyeon pun memarkirkan mobilnya, ia berjalan dan disambut para pelayan. malam ini ia diundangnya dalam acara penyambutan kedatangan putri tuan choi dari USA tersebut, taeyeon sangat dekat dengan tuan choi semenjak dimintanya untuk menyelidik tentang perusahaan bourbound.

“Ah sersan kemarilah bergabung” ucap tuan choi yang sedang berkumpul bersama beberapa pengusaha lain

Saat berjalan taeyeon menjadi pusat perhatian para pengusaha yang berada dalam pesta tersebut

“Mianhae aku sedikit terlambat” ucap taeyeon membungkukan badannya dan menyapa para pengusaha yang sedang berkumpul dengan tuan choi itu, namun saat itu pandangannya berhenti pada sosok yang ikut bergabung dalam perjamuan itu, keduanya tampak terdiam saling memandang

Raut wajah taeyeon berubah dan menatap tajam pada yeoja itu, sementara yeoja yang ditatapnya tersenyum menyapanya membuat taeyeon langsung membuang muka merasa tak suka bahkan kesal

“Ambillah beberapa makanan, kau pasti baru pulang bertugas sampai tak sempat mengganti pakaianmu” ucap tuan choi

“Ah nne tuan” ucap taeyeon iapun berjalan menuju stand makanan yang sudah disediakan

Namun saat akan mengambil minuman ia menghentikan langkahnya saat melihat yeoja yang ditemuinya tadi sudah berdiri dihadapannya sedang tersenyum menatap taeyeon

page.jpg

“Sudah lama tak bertemu” ucap yeoja itu

“Apa maumu, kwon yuri” ucap taeyeon

“Jangan salah paham, aku hanya ingin menyapamu, ternyata kau masih membenciku, tidak bisakah kita berteman? Kau ini kekasih sahabatku”

“Cih, aku tak memiliki teman seorang pengusaha kotor sepertimu, tak akan pernah” ucap taeyeon, iapun melangkahkan kakinya mendekati yuri “aku akan segera mengungkap segala kebusukan perusahaanmu, jadi bersiap siaplah untuk hancur dan kau tak akan mengganggu kekasihku lagi” bisik taeyeon

Yuri membelalakkan kedua matanya terkejut mendengar itu

Taeyeon pun berjalan meninggalkan yuri yang masih berdiri mematung sambil tersenyum smirk

Keringat dingin mulai keluar dari pelipis yuri, ia masih berdiri terdiam namun matanya mulai melirik tertuju pada sosok yang sedang berdiri mengamati tak jauh darinya, yuri melihat orang itu mulai berbicara pada headset yang terpasang pada telinganya

Yuripun memejamkan kedua matanya, mulai berkonsentrasi mempertajam pendengarannya

“Ada yang mencurigakan dari sosok yeoja yang diundang oleh tuan choi, ia terdengar baru saja mengancam noona, beritahu yang lain dan mr lee, dia memakai seragam polisi”

Yuri membuka kembali kedua matanya, ia mulai menoleh ke segala arah memperhatikan satu persatu anak buah ayahnya mulai bergerak mencari sosok taeyeon

Ia mengambil minuman jus dan kembali berkumpul bersama tamu lainnya namun saat itu ia tersandung dan kehilangan keseimbangan

*byurrr!!* gelas berisi jus yang digenggamnya pun tumpah mengenai punggung seseorang yang mengenakan pakaian seragam kepolisian, taeyeon

Orang orang disekitar terkejut melihatnya namun akhirmya mereka tertawa melihat tingkah yuri

“Ah mianhae.. Aku kesulitan memakai dress ini jadi tersandung, mianhae.. Ah.. Ottokhae..” ucap yuri terlihat panik lalu mengambil beberapa tissue membersihkan noda jus yang tertempel pada seragam taeyeon

“Aigoo… Wanita cantik ini lucu sekali hahaha” ucap orang orang

“Gwaenchanna” ucap taeyeon dengan kesal segera menepis tangan yuri

“Hahaha.. Kau gantilah pakaian sersan, youngie-yaa berikan pakaian untuknya, kkah antar dia ke kamarmu”

“Nne appa”

Yuri melihat taeyeon memasuki lift dan menghilang dari pesta

“Hufffttt….” yuri membuang nafasnya saat melihat beberapa anak buah ayahnya masih kesana kemari kesulitan mencari taeyeon

Beruntung pesta itu sangat besar dengan cahaya yang redup hingga orang orang tak begitu memperhatikan para tamu lain
“Baboyaa, seragammu itu membuat orang orang disini tampak gelisah, kau tak sadar jika mereka sewaktu waktu bisa membunuhmu, disini tak hanya ayahku yang seorang iblis” ucap yuri dalam hati memandang datu persatu para pengusaha yang menjadi tamu
TBC

Setelah dibaca ternyata trailer percakapan jungsisnya beda, yaudah yg penting intinya sama hehe

Second Chance END

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Jessica Jung, Seojuhyun, Kwon Yuri, Tiffany Hwang, kim Taeyeon, Choi Sooyoung and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………….


Nungguin ya??

Hehe 😁😁

Second Change part 18

picsart_09-15-12.37.07.jpg

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Jessica Jung, Seojuhyun, Kwon Yuri, Tiffany Hwang, kim Taeyeon, Choi Sooyoung and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

…………………………………………

Soshi university

Yoona dan irene baru saja tiba di kampusnya

“unnie, semalam kau kemana saja? sakit appa bertambah parah” ucap yeri begitu melihat yoona langsung berlari menghampirinya

Yoona menghentikan langkahnya, ia melihat irene manatapnya heran

“kau duluan saja, aku akan berbicara dengan adikku sebentar” ucap yoona

“oke” jawab irene, iapun berjalan meninggalkan yoona dan yeri

“semalam aku menginap di rumah irene, ada tugas penting yang harus dikerjakan yeri-ah”

“oh.. begitu, tapi apa hari ini unnie akan pulang?”

“sepertinya beberapa hari kedepan aku tak bisa pulang”

“wae…? sebegitu sulit dan penting kah tugas kuliah unnie? appa sedang membutuhkanmu”

“begitulah, hmm.. appamu seorang dokter yeri-ah dan besok pasti akan segera sembuh”

“nne.. tapi setidaknya jenguklah appa, yah! dia juga appamu, babo!”

“sudahlah, ada yang perlu dibahas lagi? aku harus segera masuk”

“anni… setelah selesai kuliah nanti pulanglah…” ucap yeri

“hhm… sampai ketemu nanti” ucap yoona berjalan meninggalkan adiknya itu

“Yeri-yaa!!” teriak seorang yeoja

“Hey joy!!” ucap yeri melambaikan tangannya pada yeoja bernama joy itu

 

Yoona melanjutkan berjalan menuju kelasnya sendirian, namun pada saat melewati koridor tanpa sengaja ia berpapasan dengan krystal yang sedang berlari melewatinya, keduanya saling bertatapan sejenak hingga yoona mengalihkan pandangannya ke arah lain dan melanjutkan berjalan

“Apa dia masih marah padaku gara gara hal itu? Ah mengapa aku memikirkannya, setidaknya dia jadi tak menggangguku lagi” gumam krystal dalam hati kemudian melanjutkan tujuannya

“Daddy!!” teriak krystal kembali menghampiri yuri yang masih berdiri didepan kampus

“Hey… Bisa bisanya kau melupakan dompetmu”

“Hehehe bukan lupa, tapi tak sengaja terjatuh, mian membuat daddy memutar arah lagi”

“It’s okay… Lagipula tak terlalu jauh, kkah masuklah.. Belajar yang rajin ya baby agar seperti daddy”

“Shiro.. Aku tak mau sepertimu yang selalu sibuk, aku ingin menjadi seorang penyanyi” ucap krystal memberikan merong pada yuri

“Hmm… Baiklah, asal kau tak melupakan daddy setelah terkenal nanti” 

“Tentu saja tidak, aku lebih baik tak memiliki kekasih daripada melupakanmu aku harus segera pergi, bye dad…” ucap krystal melambaikan tangannya kemudian berlalu setelah melihat yuri membalasnya

Yuri masih berdiri terdiam menatap gedung kampus itu kemudian ia menoleh ke segala arah seperti mencari seseorang namun ia tak berhasil melihat orang itu, yuri pun membuka ponselnya

“Kuliah yang rajin, hwaiting ^^” ketik yuri pada pesan lalu ia kirimkan pada kontak nomor seseorang dalam ponselnya

“Yoong?” sapa seseorang membuat yoona mengalihkan pandangannya

“Hyunie” jawabnya

“Apa aku tak salah lihat? Tumben sekali kau berada di perpustakaan” ucap seohyun kemudian duduk disamping yoona

“Hmmm…” gumam yoona hanya mengangguk

“Tadi hara dan irene mencarimu, kenapa kau sendirian?”

“Entahlah, aku sedang ingin menyendiri”

“Perasaanmu sedang tak baik yoong?”

“Begitulah..”

“Kau bisa menceritakannya padaku” ucap seohyun, yoona kembali terdiam menatapnya

……….



Seperti biasanya setiap pagi setiba di kantornya yuri mengunjungi restoran milik jessica untuk membeli kopi kesukaannya terlebih ada seseorang yang selalu ingin dilihatnya

*cringcringg* suara bel pintu restoran berbunyi begitu seseorang membukanya

“Selamat pagi yuri-shi, 1 cup americano?” sapa sooyoung begitu melihat yuri masuk

“Yupp… Hehehe” jawab yuri

Yuri menolehkan kepalanya ke segala arah mencari sosok yang selalu dirindukannya, jessica jung

Namun sosok itu tak dilihatnya, hingga sooyoung telah kembali menghampirinya sambil membawa pesanan yuri

“Youngie-ah kemana jessica?” tanya yuri

“Hari ini sica tidak bisa datang yuri-shi” jawab sooyoung

“Eh? Wae…? Apa dia sibuk?”

“Anni… Tadi pagi sahabatnya menelpon dan memberitahukan jika sica sedang sakit”

“Sakit?” ucap yuri terkejut

“Nne…”

“Ternyata kau disini yuri-shi, kajja kau sudah ditunggu karyawan lain untuk rapat kantor” ucap victoria yang baru saja memasuki restoran

“Ah, nne… Kalau begitu aku pergi ke kantor dulu, bye youngie-ah” pamit yuri pada sooyoung kemudian berlalu menuju kantornya bersama victoria

“Apa jadwalku hari ini padat vic?” tanya yuri

“Nne.. Hari senin akan selalu padat dan lembur yuri-shi”

Yuri terdiam menatap ponselnya ,pikirannya merasa tak tenang saat mengetahui jessica sedang sakit namu  sayangnya ia belum bisa melakukan apa apa karena pekerjaannya

“Sica-yaa ku dengar kau sedang sakit, benarkah? Apa kau sarapan dengan baik?” *send* ketik yuri pada sms untuk dikirimnya pada jessica

“Yuri-shi, bisa kita mulai?” ucap victoria setelah keduanya berada di ruang rapat bersama karyawan lainnya

“Ah.. Nn.. Nnne, mian” ucap yuri, iapun memasukkan ponselnya kedalam saku jasnya

….

“Taeng sakitmu semakin parah, apa sebaiknya kau dirawat saja?” ucap tiffany mengusap usap rambut taeyeon, wajahnya terlihat khawatir melihat wajah taeyeon yang begitu pucat

“Gwaenchanna… Apa yoong sudah bisa dihubungi pany-ah?” ucap taeyeon dengan suara lemahnya

“Masih tak bisa dihubungi taeng, tapi irene teman satu kelasnya di kampus sudah memberi tahu jika yoong bermalam di rumahnya tadi malam dan mereka tengah bersama sekarang di kampus”

“Hmm… Ini salahku” ucap taeyeon kembali menitikkan air mata

Pikirannya kembali memikirkan kejadian kemarin

Flashback

Menjelang siang taeyeon terbangun dari tidurnya, ia merasakan haus namun saat menoleh gelas yang ditaruh disampingnya telah kosong

“Haaah… Ada apa denganku, mengapa lemah begini” ucap taeyeon saat berusaha terbangun

*tingtong* tiba tiba bel rumahnya berbunyi

“Yoong…” Panggil taeyeon, namun suaranya yang parau tak bisa membuat yoona mendengarnya

*tingtong* suara bel pintu rumahnya kembali berbunyi

Dengan sekuat tenaga taeyeon bangun dan berjalan untuk membukakan pintu rumahnya

“Nne.. Chankkaman” ucap taeyeon

*ceklek* taeyeonpun berhasil membuka pintu rumahnya

“Hai, taeng” ucap seorang yeoja menyapa taeyeon

“Sica?” ucap taeyeon sedikit terkejut

“apa aku menganggu?”

“aniyo.. masuklah” ucap taeyeon

“eh? mengapa rumahmu sangat sepi taeng?”

“fany dan yerim sedang pergi ke busan mengunjungi rumah halmoni, duduklah”

“ah… begitu..”

“well… ada apa sica? tumben sekali kau kemari” ucap taeyeon sambil menghidangkan minuman untuk jessica, ia berusaha menguatkan tubuhnya yang masih terasa lemah itu ia bersyukur jessica tak mengetahui keadaannya, taeyeon pun duduk di dekat jessica

“aku… ingin menebus semua kesalahanku taeng”

“maksudmu?”

“aku ingin bertemu dengan anak kandungku, ini memang sudah terlambat, tapi mulai sekarang aku akan mencoba menjadi ibu yang baik untuknya, tapi… apa benar kau telah merawatnya sampai sekarang?”

“hmm… kau tenang saja, dia hidup dengan baik disini sica”

“benarkah?” ucap jessica dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya itu “mianhae..” ucapnya kembali

“gwaenchanna… dia sudah melekat di keluarga ini”

“apa aku bisa melihatnya?”

“nne… bahkan kau sudah bertemu dengannya, sica” ucap taeyeon

Sementara jessica menatapnya heran

“dia berada di kamarnya, sepertinya masih tertidur. kau bisa melihatnya sica” ucap taeyeon kembali sambil menatap tangga

Jessica pun ikut melihat kearah tangga, ia kembali menatap taeyeon dan melihat yeoja dihadapannya itu mengangguk. jessica pun berdiri dan mulai berjalan menaiki tangga rumah taeyeon, begitu sampai diatas ia terlihat bingung ketika melihat ada dua kamar

“sebelah kananmu” ucap taeyeon kembali dari bawah

Jessica kembali berjalan kearah kamar yang ditunjukkan taeyeon, dengan hati berdebar perlahan ia membuka pintu kamar itu dan melihat sosok yeoja yang sedang terbaring dibawah selimut putihnya

*deg deg deg* detak jantungnya semakin berdetak cepat seiring jaraknya yang semakin mendekat, kini jessica sudah berada dihadapan putri kandungnya. ia melihat wajah putrinya tertutup selimut, setelah duduk disampingnya perlahan ia mengangkat tangannya memegang selimut itu dan mulai membukanya untuk melihat wajah putrinya itu

*degdegdeg* jessica sangat terkejut begitu selimut itu dibukanya dan melihat wajah yang dikenalnya berada dihadapannya, ia tak menyangka jika putri kandungnya selama ini adalah sosok yang baru saja kenal dan dekat dengannya itu, Im yoona

“y…yy..yyoong” ucap jessica terbata dengan air mata yang kembali mengalir

Merasa ada yang mengusiknya yoonapun perlahan membuka kedua matanya, ia melihat sosok yeoja tengah duduk dihadapannya sedang menatapnya, perlahan pandangannya semakin jelas dan yoona terkejut saat melihat jessica berada didekatnya

“sica unnie?” ucap yoona langsung terbangun dan duduk diatas tempat tidurnya

Saat itu juga jessica langsung memeluknya erat sambil menangis

“yyoong…” ucap jessica dalam tangisnya

“sica unnie kenapa? mengapa berada disini dan tau rumahku?”

“mianhae… jeongmal mianhae…” ucap jessica semakin mengeratkan pelukannya

Yoona merasa heran dan tak mengerti, ia melihat taeyeon baru saja tiba dan berdiri di depan pintu kamarnya, tiba tiba yoona teringat dengan gambaran gambaran masa kecilnya dengan posisi yang sama

“appa, mengapa kita kemali? ini lumah siapa?” tanya yoona yang sudah digendong taeyeon menuju rumah yang terlihat asing baginya

“kryst…” ucap sosok yeoja yang baru saja membukakan pintu begitu melihat taeyeon dan yoona

“duduklah disini dan tunggu sebentar, appa akan berbicara sebentar dengannya” ucap taeyeon setelah mendudukkan yoona diatas kursi ruang tamu

Yoona hanya mengangguk, ia melihat taeyeon dan yeoja itu berjalan menjauhinya dan berapa lama ia melihat appa nya kembali berjalan menghampirinya bersama yeoja itu

“appa, nugu?” tanya yoona melihat yeoja asing dihadapannya

“dia… ibumu” ucap taeyeon

“anniyo… dia bukan eomma” ucap yoona

“dia ibumu sayang, mulai sekarang yoong akan tinggal bersamanya”

“belsama appa & eomma juga?”

“anni.. hanya yoong”

“shillo.. yoong ingin belsama appa, eomma dan yeli..!!” ucap yoona mulai menangis

Setelah beberapa hari tinggal bersama jessica yoona masih mearasa asing dan selalu menolak apapun yang diberikan oleh jessica

“yoong.. mommy membawakan ddeokbokki dan es krim, katanya ini kesukaanmu” ucap jessica girang begitu memasuki kamar yang ditempati yoona

“shilo…”

“why..? bukankah yoong suka?”

“yoong ingn appa eomma dan yelim” ucap yoona kembali menangis

setiap hari yoona terus menagis dan menolak untuk makan hingga akhirnya jessica merasa tak tega dan mengembalikan yoona pada taeyeon

Flashback End

“mom…my..” ucap  terbata, kini ia telah mengingat semuanya

Jessica melepaskan pelukannya begitu mendengar yoona

“nne… ini mommy kandungmu yoong, mianhae telah meninggalkanmu selama ini” ucap jessica dalam tangisnya

Perlahan air mata yoona pun luruh, ia masih tak percaya jika selama ini taeyeon dan tiffany bukanlah orang tua kandungnya dan lebih mengejutkannya lagi jessica jung yang merupakan orang tuanya.  pandangan yoona kembali tertuju menatap taeyeon yang masih menatapnya dengan kedua air matanya yang telah mengalir, saat itu pula emosi yoona kembali, ia terbangun melepaskan pelukan jessica

“apa lagi ini? apa lagi yang kalian sembunyikan? huh?” ucap yoona namun ia melihat taeyeon terdiam dan jessica yang masih menangis

“katakan ini hanya lelucon!” ucap yoona kembali, ia mengambil tasnya dan berlari meninggalkan kamarnya

“yoong…!!” teriak jessica dan taeyeon

Jessica segera berlari menyusul yoona

“yoong… mianhae… jebal” ucap jessica mencoba menghentikan langkah kaki yoona namun yoona masih terdiam tak menghiraukannya hingga memasuki mobil dan meninggalkan rumahnya

Flashback End

“ini bukan salahmu taeng, berhetilah menyalahkan dirimu, itu akan memperburuk kesehatanmu honey” ucap tiffany tersenyum dan buru buru menghapus air matanya yang mulai mengalir itu beruntung taeyeon tak melihatnya, tiffany juga merasakan sakit melihat taeyeon begitu menderita

“aku harus bagaimana fany-ah” ucap taeyeon

“yang terpenting kau harus segera sehat kembali taeng, lalu kita selesaikan ini bersama” ucap tiffany

Taeyeon kembali menatap tiffany, ia mulai tersenyum merasakan sedikit tenang karena tiffany selalu menghangatkan suasana hatinya itu

……

Soshi University

“hmm…. jadi kau sedang memiliki masalah dengan keluarga lalu kau kabur yoong”

“begitulah, lagipula mereka bukan keluargaku”

“jangan berkata seperti itu, ku lihat keluarga kalian begitu hangat sangat berkunjung ke rumahmu yoong bahkan aku selalu merasa iri dengan kedua orang tuaku yang selalu sibuk dengan pekerjaannya”

“pada akhirnya itu hanya sebuah kebohongan”

“aku memang tak tahu detail masalahmu karena kamu tak ingin menceritakannya, tapi aku hanya ingin mengingatkanmu, tak ada tempat sebaik rumah yoong”

“aku tau, aku hanya sedang ingin menyendiri hyunie”

“baiklah… aku mengerti perasaanmu, lalu nanti malam dan selama kabur nanti kau akan tinggal dimana?”

“hotel mungkin”

“lebih baik kau simpan uangmu, rumahku akan terbuka untukmu yoong” ucap seohyun tersenyum sambil memegang kedua pundak yoona

“hyunie..” ucap yoona menatap seohyun

“kau bisa tinggal di rumahku, lagipula kedua orang tuaku masih berada di jerman”

“gg.. gomawo.. hyunie” 

“never mind, lagipula kau sahabat terbaik yang selalu menghiburku” ucap seohyun memeluk yoona tanpa menyedari air mata yoona telah mengalir

………….

Yuri melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 3 sore, ia kembali menatap ponselnya, wajahnya terlihat gelisah karena pesan yang dikirimkan pada jessica tak kunjung mendapat balasan begitupun yuri telah mencoba beberapa kali menelponnya namun tak pernah diangkat

“sica-ya.. gwaenchanna?” gumam yuri

……..

Jam mata kuliah telah berakhir, krystal dan seulgi segera membereskan alat tulisnya begitu melihat dosen keluar kelas

“kryst apa kau sudah meminta maaf pada yoong unnie?”

“minta maaf? untuk apa aku meminta maaf padanya” ucap krystal tertawa sinis

“tapi apa kau tak merasa jika yang kau lakukan malam itu terlalu kejam?”

Krystal terdiam mengingat kembali kejadian malam itu di pesta penutupan ospek

Flashaback

Krystal merasa kesal setelah melihat yoona menggodanya namun langsung berpaling pada perempuan lain yang pernah dilihatnya di kampus, ia merasa telah dipermainkan oleh yoona. krystal pun berjalan meninggalkan mereka mencari tempat lain, tak berapa lama seulgi bersama kedua sunbae nya menghampiri krystal namun lagi lagi krystal merasakan kesal saat mereka menyebutkan nama yoona hingga ia memilih meninggalkan kedua sunbaenya itu mengajak seulgi ke mencari tempat lain

“kryst mengapa kita meningglakan mereka?”

“mereka menyebalkan, wae…? kau ingin bersama mereka? kkah pergilah” ucap krystal kesal

“anniyo…”

“nne kau bergabunglah bersama mereka biarkan krystal bersamaku, lagipula ia terlihat kesal” ucap amber yang tiba tiba sudah berada disamping krystal dan merangkulnya

Namun seseorang mendorongnya dari belakang

“yah! apa yang kau lakukan?! jangan pernah menyentuhnya!” ucap seseorang itu membuat amber dan krystal menoleh menatapnya, ia melihat yoona sudah berdiri dengan mengepalkan kedua tangannya

“hey…  whats up bro? apa masalahmu huh?” ucap amber

“jangan pernah menyentuhnya, aku tau kau sedang merencanakan sesuatu!” ucap yoona penuh emosi hendak memukul amber namun beruntung irene dan hara datang tepat waktu dan langsung menahan yoona sebelum erjadi keributan

“yoongi-ah tahan emosimu” ucap irene

“nne, ini bukan tempat yang tepat” tambah hara

“hahaha kalian ini lucu sekali hahaha, sungguh hiburan yang menarik” ucap amber menepukkan kedua tangannya

“kau tak perlu mengurusku yoong, kau cukup mengurus yeoja yeoja mu” ucap amber kembali membuat yoona semakin emosi

“kurang ajar!” ucap yoona berhasil melepaskan genggaman tangan irene dan hara, iapun segera menghapiri amber hendak menghajarnya, yoona berhasil mendorong amber hingga terjatuh

*plak!!!!*

orang orang disekitar itu terdiam begitu krystal dengan keras menampar pipi yoona

“yah mengapa kau menamparku? harusnya dia” ucap yoona pada krystal

“what? that’s your fault!”

“tapi dia telah merencakan hal jahat padamu kryst”

“sudah ku bilang jangan pernah mengganggu dan mencampuri urusanku! kau bukan siapa siapa bagiku” bentak krystal, ia segera membangunkan amber dan berjalan meninggalkan yoona dan teman teman tanpa menyadari amber tersenyum licik menatap yoona

Flashback End

“dia memang pantas mendapatkannya, bahkan tadi pagi saat bertemu dengannya pun dia tak ingin menatapku”

“jinjja? mungkin dia marah padamu”

“I don’t care, itu tandanya aku tak akan pernah diganggunya lagi”

“tapi dia sangat baik dan peduli padamu kryst” ucap seulgi

Krystal terdiam memikirkan ucapan seulgi, pikirannya kembali mengingat apapun yang selalu dilakukan yoona padanya walaupun selalu menjengkelkan tapi krystal menyadari jika yoona sangat baik dan peduli padanya

“ah sudahlah, kajja kita pergi” ucap krystal

setelah jam perkuliahan berakhir yoona memutuskan menerima tawaran seohyun untuk menginap di rumahnya, mereka pun bertemu dan pulang bersama namun keduanya berhenti di sebuah super market untuk berbelanja

“hyunie banyak sekali sayuran dan daging yang kau beli”

“hari ini selain kau, kakak sepupu ku juga akan berkunjung ke rumah dan dia memintaku untuk memasakkan makanan untuk sahabatnya yang sedang sakit” ucap seohyun

“benarkah? berarti apa aku akan mengganggu?”

“tentu saja tidak, lagipula dia datang hanya sendiri.. dan dia orang yang welcome pada siapapun, ku pastikan kalian akan cepat akrab”

“hehehe begitu ya”

Begitu tiba di rumah seohyun, yoona membantu seohyun mempersiapkan makan malam

“hyunie, apa kau selalu seperti ini setiap kedua orang tuamu pergi? memasak sendirian?”

“anni… aku akan memasak jika ada tamu yang akan menginap di rumahku, jika tidak ada aku akan meminta maid memasakkannya untukku”

“kau suka memasak?”

“nne… kau yoong?”

“anni, eomma yang selalu memasak”

“allohha…. sweety!!” teriak seorang yeoja begitu memasuki rumah seohyun

“ah dia sudah datang, tunggu sebentar yoong” ucap seohyun, ia melepaskan apronnya dan segera berlari menuju ruang tamu

Yoona mendengar percakapan seohyun dengan kakak sepupunya itu

“jadi kau sedang memasak, apa aku perlu membantumu?” ucap orang itu

“tak perlu unnie kau pasti lelah, lagipula aku bersama temanku”

“benarkah? hahaha syukurlah”

“nne… kkah kenalkan dirimu” ucap seohyun, keduanya sudah tiba di dapur. yoona langsung membalikkan badannya menyapa kakak sepupu seohyun

“annye…ong.. eh? ahjumma?”

“yah! sudah ku bilang jangan panggil itu, yaisshh!! ternyata kau yoong”

“eh? kalian sudah saling mengenal?”

“nne.. dia putri sahabatku, hyunie-ah apa kau memasak banyak hari ini?” ucap hyoyeon

“nne… aku juga membuatkan bubur untuk sahabat unnie yang sedang sakit itu, bagaimana keadaannya sekarang?” tanya seohyun

“semakin buruk” ucap hyoyeon sementara yoona kembali terdiam mendengar percakapan mereka

Tak berapa lama semua masakan telah dihidangkan dan ketiganya mulai menikmati makan malam bersama di rumah seohyun

“heol… aku tak menyangka dunia sesempit ini, calon sepupuku ternyata masih anak dari sahabatku sedniri” ucap hyoyeon

“mwo? anni…” ucap seohyun dan yoona bersamaan

“kami hanya bersahabat dekat” ucap seohyun

“nne…” tambah yoona

“aigoo… nne nne baguslah, kalian jangan menikah dulu sebelum aku menikah”

“eiyy… lekaslah menikah!” ucap seohyun

“nicole masih sibuk dengan pekerjaannya, oh ya yoong bagaimana appamu? tangannya sudah sembuh?”

“nne.. kau bisa lihat sendiri nanti”

“aku akan sulit berkunjung ke rumahmu untuk sekarang sekarang”

“eh? bukankah malam ini kau akan kesana?”

“anni”

“lalu bubur yang akan kau berikan?”

“itu untuk sahabatku, jessica”

“jj..jjessica? jessica jung?”

“nne, dia sahabatku dan aku yang menjadi managernya saat dia masih menjadi aktris, ah aku sudah selesai, juhyun-ah ambilkan buburnya aku harus segera berangkat”

“nne unnie” ucap seohyun segera menuju dapur mengambil bubur yang dibuatnya

Yoona tampak terdiam

“jangan termakan emosi saat menghadapi masalah yoong”

Tiba tiba ucapan seohyun kembali dibenaknya, yoona menatap hyoyeon yang sedang serius menatap ponselnya

“unnie..” panggil yoona

“nne?”

“apa kau sahabat dekat appa ku dan jessica?”

“tentu saja, kami satu kampus dulu, wae..?”

“emm… kalau begitu, apa kau tau jika aku adalah anak kandung dari jessica jung?” ucap yoona pelan namun hyoyeon begitu terkejut mendengarnya

“kk…kkau…? sudah.. tau?” 

“nne… bisakah kau menceritakannya padaku? tapi aku mohon jangan beritahu siapapun dulu”

“tt..ttentu… setelah mengantar bubur nanti aku akan menemuimu, apa kau menginap disini?”

“nne”

“jja, ini buburnya unnie” ucap seohyun setelah kembali dari dapur

“baiklah aku pergi dulu, juhyun-ah nanti aku akan kembali, aku ingin mengobrol dengan bocah rascal ini”

“oke unnie aku tidak akan mengunci pintunya”

Hyoyeonpun segera pergi untuk mengantarkan bubur pada jessica

……

“Sudah jam 9 malam” gumam yuri begitu melihat jam tangannya, ia masih berada di kantor nya, yuri melihat semua karyawannya telah pulang termasuk victoria

Yuri kembali membuka ponselnya mencoba menghubungi jessica kembali

*tuuuttt tuuuuttt tuuuutt*

“hallo” ucap seseorang dibalik teleponnya terdengar lemah

“hallo sica-ya.. bagaimana keadaanmu?”

“yul?”

“nne.. ini aku, bagaimana ku dengar kau sakit”

“nne… sedikit, kau masih berada di kantor?”

“nne, apa kau sudah makan?”

“aku sedang tidak nafsu”

“wae…? kau bersama siapa disana?”

“sendirian, hyoyeon sedang pergi mengunjungi sepupunya”

“tunggulah sebentar aku akan segera kesana” ucap yuri

Belum sempat jessica membalasnya teleponnya telah dimatikan oleh yuri, dan dengan segera yuri menuju rumah jessica

Tak berapa lama ia pun sampai dan begitu berjalan menuju apartemen tepat hyoyeon datang

“yul?”

“hey hyo, kau baru datang?”

“nne… ah kebetulan, kau akan menemui jessica kan? bisakah kau antarkan ini dan membujuknya untuk makan? aku ada urusan mendadak”

“ah nne” ucap yuri menerima bubur yang dibawakan hyoyeon, ia melihat hyoyeon langsung berlari meninggalkan apartemen

Yuri kembali berjalan dan memasuki kamar jessica yang terlihat redup

“sica-ya…” panggil yuri begitu melihat mantan isterinya sedang terbaring diatas tempat tidurnya

“yul..” ucap jessica terbangun, yuripun langsung membantu jessica ke posisi duduk

“badanmu panas sekali, kenapa tak di rawat saja?”

“shiro.. aku tak suka rumah sakit”

“hmm… kalau begitu sekarang kau harus makan, hyoyeon menitipkan ini tadi dia pergi lagi karena ada urusan penting”

“begitu ya, tapi aku tak nafsu makan yul”

“kau harus makan, jja akan aku suapi” ucap yuri

Jessica terdiam menatap yuri yang mulai mengambil piring dan memasukkan bubur itu kemudian kembali menghampiri jessica

“ini lezat sekali sica aku sudah mencobanya, sekarang giliranmu memakannya” ucap yuri sambil mengaduk aduk bubur itu dan mulai menyuapkannya pada jessica

Awalnya jessica menolak namun hatinya kembali luluh saat melihat yuri tersenyum untuknya hingga akhirnya ia menerima suapan dari yuri, yuri terlihat begitu lembut dan perhatian padanya hingga tak terasa bubur itu telah habis

“wah.. daebak!! jika seperti ini berarti aku harus tetap berada disini agar kau mau makan hehehe” ucap yuri

“nne… tetaplah disini yul” ucap jessica membuat yuri terdiam, ia mulai melihat air mata jessica mengalir dipipinya

“sica..” ucap yuri memeluk jessica dan merasakan jessica mulai menangis dalam pelukannya

“gwaenchanna.. aku akan selalu berada disini untukmu” ucap yuri kembali sambil mengusap usap lembut punggung jessica

………………

Di rumah seohyun

Yoona dan hyoyeon duduk di kursi taman setelah memastikan seohyun telah tertidur di kamarnya

“jadi kau kabur dari rumahmu?” ucap hyoyeon

“nne…”

“apa kau marah pada mereka?”

“bahkan mungkin aku membenci appaku, ah anni… kim taeyeon”

“kau tidak seharusnya seperti itu yoong”

“dia telah membuat sahabatnya kecelakaan dan bercerai dengan istrinya”

“kenapa kau bisa menyimpulkan itu?”

“dia berselingkuh dengan ibu kandungku bahkan telah menyembunyikan rahasia besar tentang siapa diriku”

“jadi kau menyalahkannya? ada hal yang tak kau ketahui yoong”

“apa?”

“kau tak seharusnya membencinya, walaupun dia tak ada hubungan darah denganmu tetap saja dia appamu, seseorang yang telah membesarkanmu mengurusmu bahkan telah berjuang mati matian menyembuhkan penyakit kanker yang kau derita saat masih kecil dulu”

“kanker?”

“nne, bahkan kau 2 kali mengalaminya”

“apa karena itu jessica membuangku?”

“dia tidak membuangmu”

“lalu?”

Hyoyeon terdiam, ia mengambil cangkir berisi kopi dan meminumnya sementara yoona masih menatapnya

“saat itu yul baru satu bulan sadar dari koma nya selama satu tahun lebih tapi kondisinya masih sangat rentan.. sayangnya saat akan mengenalkanmu yang masih bayi padanya kau jatuh sakit dan di vonis kanker, sica khawatir jika yul tahu akan mengancam nyawanya”

“karena itu dia membuangku?”

“berhentilah berkata seperti itu, ia menitipkannya pada taeyeon, dia memang sempat putus asa dengan kondisimu tapi taeyeon dan istrinya selalu berusaha menyembuhkanmu, ia mencoba menggantikan bayi untuknya”

“krystal?”

“nne.. jangan pernah menyalahkan taeyeon atau sica, mereka memang pernah melakukan kesalahan di masa lalu, tapi aku rasa taeyeon telah membalasnya lebih dari cukup dengan merawatmu hingga sembuh total dari kanker dan membiayai pengobatan yul sampai ia menjual seluruh perusahaan yang diwariskan kedua orang tuanya”

“sss…semuanya?”

“nne… untuk membayar kesalahannya taeyeon tak pernah memikirkan dirinya sendiri”

Yoona terdiam mendengarnya, ia menundukkan kepalanya dengan air mata yang mulai luruh pada kedua pipinya, ia merasa sangat bersalah pada taeyeon ia menyadari jika taeyeon sellau memberikan apa yang dia butuhkan dan selalu membuatnya dan keluarganya bahagia dari kecil hingga sekarang

Yoona telah memasuki kamar dan terdiam memeluk bantal

“yoong.. kenapa kau terlihat sedih eoh?” ucap taeyeon

“appa, aku dibully teman satu kelasku” ucap yoona mulai menangis

“jinjja? heol… bisa bisanya kesayangan appa diperlakukan seperti itu, kajja ikut appa”

“oddiga appa?”

“membeli es krim hehehe dan appa akan mengajarkanmu ilmu agar kau tak akan di bully lagi”

jinjja?”

“geuromm… kajja sebelum eomma tahu”

keesokan harinya

*kringkringkring*

“pany-ah.. angkat telponnya” ucap taeyeon yang sedang menonton TV

“yoboseyo?” sapa tiffany setelah mengangkat telepon

“……………..”

“mwo?”

“…………….”

“ah… baiklah kami akan segera kesana”

Tiffany menutup teleponnya dengan geram ia menghampiri suaminya yang sedang asik menonton acara kartun kesukaannya, crayon shinchan

“yah kim taeyeon!!”

“w…waee kenapa kau berteriak baby?”

Tiffany segera menarik tangan taeyeon dan membawanya pergi, beberapa menit yang lalu pihak sekolah menelponnya untuk meminta kehadirannya oleh kepala sekolah karena yoona terlibat perkelahian dengan teman satu kelasnya. Tiffany begitu terkejut saat tiba di ruang guru dan melihat beberapa anak dengan kondisi babak belur termasuk yoona yang terlihat berantakan sedang tersenyum innocent padanya. akhirnya mereka pun membawa yoona pulang ke rumah.

“yah! siapa yang mengajarkanmu seperti ini eoh? eomma tak pernah menginginkan kesayangan eomma melakukan kekerasan”

“appa yang mengajarkanku”

“pany-ah… itu bukan kekerasan, tapi bentuk pembelaan diri, uri yoongie telah dibully oleh teman temannya”

“tapi tidak harus dengan membalasnya seperti itu, lihatlah seragam yoong sobek dan rusak”

“berarti bagus dong, lihatlah yoong sama sekali tidak terluka  padahal musuh musuhnya banyak berarti uri yoongie sangat hebat, yaaay!!” ucap taeyeon senang dan melakukan *toss* dengan yoona

“yaish,,, like father like son, yah kim taeyeon!! tidak ada jatah malam ini!!” ucap tiffany kemudian berlalu memasuki kamarnya

“andwae… pany-ah… ampun” ucap taeyeon mempoutkan bibirnya

“appa, jatah itu apa?” tanya yoona polos

“eh? yah pany-ah… bantu aku menjawabnya… hiks hiks”

 

“appa…” ucap yoona dalam tangisnya mengingat masa masa indah bersama taeyeon yang selalu membuatnya merasa menjadi anak yang paling bahagia

TBC

Second Chance part 17

picsart_09-15-12-37-071

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Jessica Jung, Seojuhyun, Kwon Yuri, Tiffany Hwang, kim Taeyeon, Choi Sooyoung and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………..

“mianhae… jeongmal mianhae…” ucap taeyeon dalam tangisnya

Tiffany terdiam menatap taeyeon yang masih terisak setelah menceritakan semua tentang masa lalunya itu

“aku tau kau mungkin membenciku setelah mendengar ini, aku memang bukan ayah yang…” ucap taeyeon kembali, namun tiffany segera menutup bibir taeyeon dengan jari telunjuknya

“jangan katakan itu taeng, jangan pernah… kau adalah suami yang baik, kau adalah ayah yang luar biasa.. aku tak membencimu, setiap orang pasti memiliki masa lalu dan aku tak peduli bagaimana masa lalumu itu, yang lalu biarlah berlalu, selama hidup bersamamu sampai saat ini aku selalu merasa bahagia begitupun yeri dan yoong, kau adalah appa yang luar biasa baik, aku bahkan merasa sangat bersyukur telah memilikimu taeng” ucap tiffany memeluk erat taeyeon

“tapi yoong membenciku sekarang” ucap taeyeon

Tiffany perlahan melepaskan pelukannya, kedua tangannya membingkai wajah taeyeon dan menghapus air mata suaminya itu

“yoong tidak membencimu, itu hanya lah emosinya sesaat taeng, apa dia tau semua ceritanya dari awal hingga akhir?” tanya tiffany, taeyeon hanya menggelengkan kepalanya

“itulah mengapa yoong emosi padamu, karena dia tidak tahu permasalahannya hingga akhir, kau jangan khawatir taeng, lagipula tadi pagi yoong terlihat mengkhawatirkanmu”

“aku harus bagaimana?”

“biar aku yang akan berbicara padanya, jangan dijadikan beban lagi taeng, kita hadapi ini bersama sama”

“fany-ah…” ucap taeyeon menatap tiffany, air matanya kembali mengalir

“sst… uljimma, saat seperti ini aku jadi merasa posisi kita sedang tertukar taeng hehehe seorang suami tidak seharusnya menangis eoh…” ucap tiffany memeluk teyeon kembali

Taeyeon memeluknya semakin erat

“kau tau, aku merasa sangat bersyukur memilikimu fany-ah, gomawo… aku tanpamu bukanlah apa apa” ucap taeyeon

“aku tanpamu pun bukan apa apa taeng…” ucap tiffany melepaskan pelukannya

perlahan wajah taeyeon dan tiffany semakin mendekat hingga akhirnya kedua bibir mereka bertemu dan sentuhan demi sentuhan hangat dari tubuh mereka saling bertemu merasakan manisnya cinta dalam kehidupan mereka

…………

“saya rasa pembahasan kita hari ini dicukupkan sampai disini, senang bertemu dengan kalian” ucap yuri tersenyum pada para client nya itu

“nne yuri-shi, kami juga merasa senang bisa bekerja sama dengan anda, saya tak menyangka jika anda sangat profesional seperti Mr kwon”

“gomawo.. tapi saya masih harus banyak belajar lagi”

“baiklah kalau begitu kami pamit dulu, semoga perusahaan kita dapat bekerja sama dengan baik”

“nne…” ucap yuri ramah

Yuri berjalan mengantarkan para clientnya keluar restoran, setelah melihat mereka pergi yuri kembali memasuki restoran itu dan menghampiri sooyoung yang sedang berdiri di depan mesin kassa

“sudah selesai yuri-shi?” tanya sooyoung

“nne…”

“ini” ucap sooyoung memberikan bill pada yuri, yuripun memberikan kartu debit miliknya

Sambil menunggu, yuri melihat ke segala arah di dalam restoran mencari sosok jessica, namun yeoja itu tak dilihatnya

“sooyoung-shi, kemana pemilik restoran ini?”

“maksud anda jessica?”

“nne…”

“dia berada dilantai atas didalam ruangannya yuri-shi”

“apa dia sedang sibuk?”

“anni… anda ingin bertemu dengannya?”

“nne.. jika boleh, oh ya lebih baik kita bicara biasa saja, rasanya tak enak jika berbicara formal”

“tentu saja, hahaha baiklah kau cukup panggil aku youngie atau terserah apa saja, kau duduklah sebentar akan aku panggilkan dia, ini kartumu”

“oke , gomawo youngie” ucap yuri, iapun berjalan dan memilih duduk disamping jendela yang mengarah pada gedung miliknya

*ceklek*

“sica ada yang ingin bertemu denganmu”

“nugu?” tanya jessica yang sedang asik bermain game pada ponselnya itu

“si CEO perusahaan depan restoran kita”

“yuri?”

“yupp… ppali dia sudah menunggumu” ucap sooyoung kemudian meninggalkan jessica yang masih terdiam didalam ruangan pribadinya

“omo! kenapa aku gugup begini, aaah ottokhae…” ucap jessica menggigit gigit jarinya sambil berjalan mondar mandir

Iapun segera berdiri didepan cermin besar dan memperbaiki penampilannya

“hmm rapi, oke kau siap sica” ucap jessica dalam hati, ia berjalan turun dan menghampiri yuri yang sedang terdiam menatap keluar jendela

“yul…” panggil jessica, yuripun menoleh kearahnya

“hey..” ucap yuri

“emm… ada apa kau mencariku?” tanya jessica setelah duduk dihadapan yuri

“ada banyak hal yang ingin aku bicarakan padamu, apa kau punya cukup waktu?”

“sure…” ucap jessica tersenyum kembali menatap yuri “apa yang ingin kau bicarakan yul?”

“emm… bagaimana kabarmu?” tanya yuri sedikit gugup

Jessica sedikit menundukkan kepalanya menahan senyumnya dan menyembunyikan pipinya yang mulai memerah itu

“seperti yang kau lihat, aku baik baik saja yul.. kau?”

“syukurlah, aku juga baik baik saja..”

“krystal?” tanya jessica

“dia juga semakin membaik sekarang”

“syukurlah..”

“sica, maafkan aku atas sikapku kemarin, tak seharusnya aku bersikap seolah tak mengenalmu..” ucap yuri menundukkan kepalanya

“gwaenchanna… aku mengerti yul” ucap jessica kebali tersenyum

“dan soal krystal….”

“it’s okay yul, mungkin lebih baik seperti ini” ucap jessica memahami maksud yuri

“anni.. aku tak bermaksud seperti itu, aku akan segera memberi tahunya”

“yul, sudah banyak sekali kesalahan yang aku lakukan padamu dan krystal, aku tak ingin membuatnya kembali terluka”

“krystal harus tau sica.. lagipula aku akan menjelaskan padanya agar dia mau mengerti”

“mianhae…” ucap jessica merasa bersalah

“sica..”

“nne..?”

“soal anak kandung kita…”

Jessica sedikit terkejut mendengar itu, ia pun menundukkan kepalanya merasa bersalah

“mianhae…”

“apa sebaiknya kita menemuinya?” tanya yuri

“hmm… biar anak kandung kita aku yang bertanggung jawab yul, aku akan segera menemuinya”

“tapi….”

“gwaenchanna… saatnya aku menebus semua kesalahanku, dan ketika aku dengannya sudah dekat nanti perlahan aku akan memberitahukan tentangmu agar dia mau memahaminya”

“hmm… baiklah, dia anak yang baik walaupun sedikit rascal.. dia tinggal bersama taeyeon” ucap yuri

“nne.. aku akan segera menemuinya nanti”

“gomawo… aku senang kau sudah berubah sica” ucap yuri tersenyum pada jessica, pipi jessica kembali memerah melihat senyuman mantan suaminya itu, ya.. jessica selalu jatuh cinta pada yuri yang selalu tersenyum tulus padanya

“aku juga karena belajar darimu yul, bisakah kita bisa berteman baik sekarang”

“Tentu, datanglah padaku kapanpun kau butuh sica” ucap yuri

“baiklah, kau juga yul… datanglah padaku kapanpun kau butuh”

“kalau begitu aku harus kembali ke kantorku”

“ah nne…”

Keduanya pun berdiri dan jessica mengantar yuri hingga depan restorannya

“semoga kau bahagia dengan siapapun yang menjadi pasanganmu sica” ucap yuri

“nne… kau juga yul” ucap jessica tersenyum namun hatinya sedikit merasakan sakit mengatakan hal itu

Yuripun berjalan menuju kantornya

“woah.. kalian cepat sekali akrabnya” ucap sooyoung merangkul pundak jessica sambil memandangi punggung yuri yang semakin menjauh

“tentu saja, kajja kita masuk” ucap jessica membalikkan badannya, keduanya berjalan memasuki restoran tepat saat itu yuri membalikkan badannya dan melihat sooyoung yang sedang berjalan sambil merangkul jessica

“hmm….” gumam yuri

……………………………

“Hey kalian sudah pulang, kkah eomma sudah menyiapkan pakaian yang akan kalian pakai untuk acara kalian”  ucap tiffany begitu melihat yoona dan yeri baru saja memasuki rumahnya

“Nne… Gomawo eomma, kami bersiap siap dulu” ucap yoona

Kedua kakak beradik itupun langsung memasuki kamar mereka masing masing

2 jam kemudian yoona sudah siap dengan penampilannya, ia berjalan memasuki kamar yeri

“Yeri-ah, kau sudah siap?” 

“Sedikit lagi, omo kau tampan sekali yoong” ucap tiffany yang sedang merapikan rambut yeri

“Benarkah? Ini karena pakaian yang eomma pilihkan untukku” ucap yoona senang

“Nne.. Aku juga suka dengan penampilanku sekarang, gomawo eomma” ucap yeri

“Tentu saja, Eomma akan selalu memberikan yang terbaik untuk 2 kesayangan eomma ini, tapi sayangnya eomma dan appa tak bisa ikut, mianhae..”

“Gwaenchanna, aku akan gantikan kalian” ucap yoona

“Ah.. Senang rasanya melihat kalian akur, anak anak eomma sudah mulai tumbuh dewasa sekarang” ucap tiffany dengan eye smile nya

“Eomma, bagaimana keadaan appa?” tanya yeri

“Appa masih tertidur demamnya masih saja belum turun, tapi kalian tidak usah memikirkan itu.. Appa pasti segera pulih, oh ya yoong… Bisakah eomma meminta tolong?”

“Nne eomma”

“Eomma membuatkan susu hangat untuk appa, tapi eomma lupa mengantarkan kedalam kamar, bisakah yoong antarkan? Eomma masih belum selesai merias yerim”

“Oh.. Nne eomma” ucap yoona

Yoona pun berlalu ke dapur mengambil susu hangat dan mengantarkannya ke dalam kamar orang tuanya itu. Begitu masuk, yoona berjalan menghampiri taeyeon yang sedang terbaring diatas tempat tidurnya, ia terdiam ketika melihat wajah taeyeon yang sangat pucat dan taeyeon terlihat menggigil dan sedikit mengigau dengan kedua mata yang terpejam

Dengan refleks tangan yoona terangkat dan menempelkan telapak tangannya pada dahi taeyeon

“Panas sekali” gumam yoona pelan

Iapun membalikkan badannya hendak pergi namun tiba tiba igauan taeyeon menghentikan langkahnya

“Yoong.. Mianhae…” ucap taeyeon dengan suara paraunya

Yoona menatap bibir taeyeon yang terus bergerak meskipun suaranya sangat pelan dan parau. Ia terdiam sejenak menatap taeyeon namun kemudian kembali membalikkan badannya dan pergi meninggalkan kamar orang tuanya

…………

“Kkangseul.. Where are you? Aku sudah di kampus” ketik krystal pada ponselnya kemudian dikirimnya pada seulgi teman dekatnya itu

Tak berapa lama ponselnya bergetar menerima balasan pesan dari seulgi

“Aku masih dalam perjalanan, tunggulah sebentar”

“Hurry up! Aku kesepian disini”

“Bukankah disana sudah ramai?”

“Yep, but I don’t have a friend except you, so hurry kkangseul!!” 

“Arra… 15 menit lagi aku sampai, berbaurlah dengan yang lain… Atau dengan yoong unnie ㅋㅋㅋㅋ” 

“Yaish…!! Kenapa bahas orang itu!” ucap krystal, ia tak membalas pesan terakhir dari seulgi karena kesal namun setelah itu krystal menoleh ke segala arah mencari seseorang

“Hey, kau mencariku ya?” ucap yoona yang sudah berdiri disamping krystal

“Yah! Stupid! Kau mengejutkanku!” ucap krystal sambil mendengus kesal

“Aku sudah dari tadi menyapamu ,tapi kau tak mendengarnya, kau mencari siapa?” ucap yoona

“Bukan urusanmu” ucap krystal ketus

“Igo” ucap yoona memberikan sebuah kotak yang sudah dibungkus

“Apa ini?” tanya krystal heran

“Ini milikmu, kau akan terlihat cantik saat memakainya” ucap yoona ,krystal pun menerimanya dan mengecek isinya

“Dress? Milikku?”

“Nne…”

“Yah, mengapa ini ada padamu? Apa yang sudah kita lakukan?”

“Banyak sekali yang kita lakukan, dulu” 

“What?!! Yah, apa kau telah meniduriku?”

“Mwo? Anniyo..  saat itu kau memintaku membelikannya dan kau memakainya saat menghadiri pernikahan teman orang tuaku”

“Oh… Berapa yang harus aku ganti?” ucap krystal membuka dompetnya

“Anni… Kau tak usah membayarnya” ucap yoona menahan tangan krystal

“Noway! Aku tak ingin menerima barang pemberian dari player sepertimu”

“Mwo? Yah, aku tak seperti itu..” ucap yoona

“Ternyata kau disini” ucap seorang yeoja setelah menghampiri yoonkryst, keduanyapun memandang yeoja itu

“Eh?? Kau…?” tanya yeoja itu terkejut sambil menunjuk krystal

Yoona pun ikut terkejut

“Chankkaman” ucap yoona pada krystal, iapun segera menarik yeoja itu menjauhi krystal

“Player tetap saja player!” kesal krystal, iapun meninggalkan tempatnya berdiri tadi

“Bukankah dia krystal?” tanya yeoja itu

“Nne.. Ada apa kau kemari yeri-ah?” ucap yoona

“Sejak kapan kau dekat dengannya? Wah ternyata benar kau sudah lama mengaguminya hahaha” ucap yeri sambil menertawai yoona

“Yah, bukan urusanmu! Ada apa kau kemari? Menggangguku saja”

“Disana ada pidato kepala pemimpin fakultas kedokteran, hanya aku yang tak didampingi orang tua ,kajja temani aku” ucap yeri memasang wajah melasnya pada yoona

“Yaish.. Arasso.. Tapi aku akan memberitahunya du.. Eh? Kemana dia?” ucap yoona saat melihat krystal sudah tak ada ditempat pertemuan dengannya tadi

“Ppaliwa…” ucap yeri menarik tangan unnienya itu

“Hufhhtt… Kkangseul.. Where are you? Lama sekali” ucap krystal sambil berjalan menyusuri halaman kampusnya yang terlihat ramai, pesta penutupan sudah dimulai satu jam yang lalu

“Hey.. Akhirnya kau datang juga, kau sendirian? Kemana kedua orang tuamu?” ucap seseorang membuat krystal menoleh kearahnya

“Amber? Daddy masih sibuk dengan pekerjaannya” ucap krystal

Flashback

“Hallo, ada apa baby?” ucap yuri begitu menerima telepon dari krystal

“Dad, malam ini akan ada pesta penutupan acara pengenalan kampus, bisakah kau datang?” ucap krystal

“Hmm.. Mianhae, daddy masih ada beberapa kali pertemuan rapat dengan para client, sepertinya daddy akan lembur gwaenchanayo?”

“Hmm… It’s okay” ucap krystal

“Hey.. Jangan sedih, daddy akan segera menyusul jika pekerjaan daddy selesai lebih cepat, oke?”

“Really? Jadi aku boleh pergi?”

“Tentu saja, itu acaramu.. Asal kau bisa menjaga dirimu baik baik”

“Of course! Kalau begitu aku akan bersiap siap dulu, bye dad.. Love you” ucap krystal

“Nado.. Love you too baby” ucap yuri kemudian mengakhiri teleponnya dan kembali bekerja

Flashback end

“Begitu ya, sama saja dengan kedua orang tuaku”

“Tentu saja ,kedua orang tuamu rekan bisnis perusahaan daddy ku, mungkin sekarang mereka sedang rapat” ucap krystal

“Jinjja? Bagaimana kau tau?”

“Grandpa yang memberitahuku”

“Berita yang bagus” 

“Apanya yang bagus?” tanya krystal heran

“Appa ku dan daddymu rekan bisnis, akan lebih bagus lagi jika kita menjadi menantu dari mereka bukan?”

“Hahaha in your dream!” ucap krystal, keduanya pun tertawa

“Jujur saja, kau terlihat sangat cantik dengan dress yang kau pakai malam ini” ucap amber

“Tentu saja, aku seorang princess haha”

“Yeah.. Ice princess”

“Yah!!” ucap krystal memukul lengan amber

Keduanya kembali bercanda tawa dan mulai terlihat akrab

“Kryst.. Ternyata kau disini, aku mencarimu kemana mana dan kau tak mengangkat telepon dariku, huh” ucap seulgi setelah berhasil menemukan krystal

“Sorry, ponselku aku silent lagipula kau lama sekali” ucap krystal

“Well.. Aku pergi dulu, sampai bertemu di panggung dansa princess” ucap amber pada krystal, ia menatap sinis pada hara dan irene yang sudah bergabung saat datang bersama seulgi. Krystal membalasnya dengan tersenyum, ia tau jika hubungan amber dengan 2 sunbae didepannya itu tidak baik

“Soojung-ah apa kau tak melihat yoong?” tanya hara

“Yah!! Jangan panggil aku itu!”

“Wae.. Bukankah itu nama koreamu? Lidah ku terlalu sulit menyebutkan nama krystal”

“Itu bisa, babo!! Jangan panggil nama itu aku tak suka”

“Wae.. Apa yang salah dengannya?” ucap hara pada irene

“Sudahlah maafkan dia, kryst apa yang kau lakukan tadi bersama amber” ucap irene

“Why? Bukan urusanmu”

“Anni.. Bukan begitu, kau harus tau.. Amber sangat berbahaya” ucap irene

“I don’t think so, kenapa kau berkata seperti itu? Kau disuruh oleh si manusia menyebalkan itu ya?!”

“Anni… Sudah banyak korban yang disakiti oleh amber kryst”

“Aku tak peduli dengan ucapanmu itu selama tak melihat bukti, aku bahkan tak mengenal kalian, lebih baik kalian nasehati bos kalian itu!” ucap krystal

“Yah, yoona tak seperti itu” ucap hara

“Really? Bahkan beberapa saat yang lalu.. Ah sudahlah ,aku malas membahas orang itu, lebih baik kalian pergi! Kkah temui bosmu, kajja seulgi-ah”

“Ah nn.. Nnn..nne” ucap seulgi terbata, ia merasa takut jika krystal sudah terlihat marah itu

…………

“Jessica-shi, sepertinya ini milik kwon’s company” ucap salah satu karyawan restorannya sambil menyerahkan beberapa berkas

“Ah.. Benar sepertinya yul lupa membawanya kembali” ucap jessica ketika menerima berkas bersampulkan kwon’s company itu

“Sini aku antarkan” ucap sooyoung

“Besok saja soo, sepertinya kantor sudah tutup” ucap jessica

“Anni.. Lihat lah lampu ruangannya masih menyala, itu ruang CEO, dulu aku pernah kesana saat mengantarkan kopi untuk CEO yang lama”

“Ah.. Kalau begitu aku saja yang mengantarnya” ucap jessica merebut kembali berkas itu dengan semangat

“Kau tak lelah sica-yaa? Ini sudah larut malam”

“Gwaenchanna… Kalian boleh pulang duluan” ucap jessica

“Baiklah.. Hmmm sepertinya ada yang sedang ingin pendekatan, kajja kita tak boleh mengganggunya” ucap sooyoung pada karyawan lainnya sambil tersenyum menggoda jessica

“An.. Anniyo.. Bukan seperti itu, hah.. Sudahlah aku pergi dulu” ucap jessica terlihat gugup

Jessica segera berlari meninggalkan restorannya karena tak ingin ketahuan oleh para karyawannya dengan kedua pipi yang memerah karena ucapan sooyoung

“10.24 PM” gumamnya saat melihat jarum jam pada pergelangan tangannya, jessica sudah berdiri di depan gedung kwon’s company

“Agashi chankkaman” ucap dua orang penjaga kantor menghentikan langkah jessica yang akan memasuki kantor itu

“Gwaenchanna minjung-ah, dia bosku” teriak sooyoung pada salah satu penjaga yang sudah mengenalnya itu

Dua orang penjaga itupun mempersilahkan jessica dengan sopan

“Mianhae agashi..” ucap minjung

“Gwaenchanna, aku jessica jung.. Aku ingin mengantarkan berkas berkas ini, sepertinya tertinggal saat yuri mengadakan rapat siang tadi”

“Ah begitu, kamsahamnida jessica-shi biar aku yang mengantarkannya”

“Apa yuri masih berada di kantor?” 

“Nne jessica-shi”

“Kalau begitu biar aku saja yang mengantarkan, boleh aku tau dia berada dilantai berapa?” 

“Ah nne, yuri-shi berada di lantai 9 jessica-shi, mari saya antar” ucap minjung

“Ah tak perlu, biar aku sendiri” 

“Baiklah.. Silahkan jessica-shi” ucap minjung mempersilahkan jessica setelah pintu lift terbuka

Begitu sampai di lantai 9, dengan berjalan lambat jessica menelusuri koridor mencari ruangan yuri

Tak berapa lama iapun menemukan satu ruangan dengan lampu yang masih menyala, jessica tersenyum saat melihat sebuah siluet dari balik kaca ruangan

*toktoktok* jessica mengetuk pintu ruangan itu

“Masuklah…” ucap seseorang dari dalam

Jessica pun membuka pintu ruangan pribadi yuri itu, ia kembali tersenyum saat melihat yuri begitu serius bekerja

“Kenapa tak langsung pulang saja vic?” tanya yuri masih serius menatap layar tab miliknya

“Ehmm… Ini aku yul” ucap jessica membuat yuri mengalihkan pandangannya

“Oh s..ssica.. Mianhae aku tak melihatmu tadi”

“Gwaenchanna.. Aku kemari ingin mengantarkan ini” ucap jessica sambil memberikan beberapa berkas kantor

“Oh my god! Aku pikir itu hilang, aku sudah mencari kemana mana, terima kasih banyak sica-yaa.. Untung kau menemukannya”

“Kau masih saja selalu lupa yul” ucap jessica tertawa kecil memandang yuri

“Hehehe mianhae..” ucap yuri menggaruk kepalanya

“Kau lembur sendirian yul?” tanya jessica menoleh ke segala arah tak melihat asistennya itu

“Nne.. Aku meminta victoria untuk menghadiri pesta di kampus menggantikanku untuk mendampingi krystal”

“Oh… “ ucap jessica “yeoja itu sudah dekat dengan yul dan kryst” tambahnya dalam hati

“Restoranmu sudah tutup sica?” tanya yuri membuyarkan lamunan jessica

“Ah nne… Baru saja”

“Kau boleh pulang sica, kau pasti sangat kelelahan, sekali lagi gomawo sudah menjadi malaikat penolongku” ucap yuri tersenyum senang menatap jessica

“Ah..hahaha kau bisa saja” ucap jessica tersipu malu mendengarnya

“Y..yyul apa kau keberatan jika aku menemanimu disini?” ucap jessica kembali

T..ttentu tidak, tapi apa kau tak lelah sica? Kau sudah bekerja dari pagi”

“Anniyo, lagipula aku sudah istirahat tadi sore”

“Hmm baiklah, duduklah sica.. Oh ya kau kedinginan? mau ku buatkan teh hangat?”

“Tidak usah yul, aku membawakan ini untukmu” ucap jessica menyerahkan 1 cup kopi

“Woah americano, untukku?” tanya yuri

“Tentu saja yul”

“Gomawooo…” ucap yuri terlihat senang

Jessica tersenyum menatapnya

Flashback

Di sebuah kafe

“Ini pesanan anda” ucap sang pelayan menghidangkan beberapa makanan dan minuman diatas meja yuri dan jessica

“Hmm? Kau hanya memesan kopi? Kau tak makan yul?” tanya jessica heran

“Aku tak lapar hehehe ini sudah membuatku kenyang”

“Eiyy… Itulah kenapa tubuhmu kurus, kau suka sekali dengan kopi, apa enaknya?”

“Emm… Entahlah haha, kau mau mencobanya?”

Jessica pun mengangguk dan menerima kopi itu

“Apa namanya?” tanya jessica sambil menghirup aroma kopi itu

“Americano”

“Baiklah aku akan meminumnya”

Yuri mengangguk tersenyum menatap kekasihnya yang terlihat polos itu, namun ia tertawa saat melihat ekspresi jessica setelah meminum kopi itu

“Kyaaa!! Pait sekali!! Yah seobang! Kenapa kau meminum kopi yang buruk ini!! Hingg 😭” ucap jessica segera meminum jus miliknya

“Hahaha ini tak buruk sica, inilah kopi.. Kau akan menyukainya jika benar benar menghayatinya ketika meminumnya, pikiranku akan merasa tenang setelah meminum kopi”

“Huh terserah kau saja, aku tak akan pernah meminumnya lagi!” kesal jessica sambil mempoutkan bibirnya

Flashback

“Sica, kenapa kau melamun? Duduklah..”

“Ah.. Nne..” ucap jessica, iapun duduk diatas soffa dalam ruangan itu

“Mianhae.. Aku akan menyelesaikan tugasku dulu sebentar sica”

“Gwaenchanna..” ucap jessica

Jessica terdiam menatap yuri yang begitu serius mengerjakan pekerjaannya, namun perlahan matanya begitu berat merasakan ngantuk

Setelah satu jam yuri mematikan layar komputer dan tab nya, membereskan segala berkas berkas yang berada diatas meja kerjanya

“Hufhtt… Akhirnya selesai juga” ucap yuri sambil melemaskan otot lehernya, namun ia terdiam saat pandangannya tertuju pada soffa dan melihat jessica yang sudah terlelap diatasnya. Yuripun berjalan menghampirinya

“Mianhae.. Kau pasti kelelahan” ucapnya sambil berjongkok dihadapan wajah jessica

*deggdeggdegg* detak jantung yuri terdengar begitu cepat

“Kau selalu terlihat cantik di mataku sica, bagaimana bisa aku berpaling darimu” ucap yuri dalam hati

Perlahan wajah yuri mendekat hingga jarak wajahnya dengan wajah jessica begitu dekat, yuri menatap lekat bibir jessica yang terlihat manis baginya, iapun menutup matanya dan dengan lembut mencium bibir jessica

“Emmh….” erang jessica, iapun terbangun dari tidurnya

Namun jessica terkejut saat dirinya sudah berada didalam mobil yang sedang melaju

“Kau sudah bangun sica, tidurmu sangat lelap jadi aku tak tega jika membangunkanmu” ucap yuri membuat jessica menoleh menatapnya

“Ah.. Yyyul” ucap jessica “ternyata tadi hanyalah mimpi” tambahnya sambil tangannya memegang bibirnya

“Kau masih tinggal di apartemen yang lama?” 

“Nne..”

“Baiklah..” ucap yuri iapun melajukan gasnya mengantar jessica pulang

Tak berapa lama merekapun tiba didepan apartemen milik jessica

“Gomawo yul” ucap jessica

Keduanya tengah berdiri berhadapan didepan mobil yuri

“Harusnya aku yang berterimakasih padamu karena telah menemaniku tadi” ucap yuri

“Aku senang menemanimu” ucap jessica refleks ,iapun segera menutup mulutnya setelah menyadari ucapannya itu

Keduanya kembali terdiam canggung

“Kk..kkalau begitu masuklah, kau akan kedinginan jika berlama lama diluar” ucap yuri gugup

“Ah nne.. Kau juga hati hati di jalan yul” ucap jessica

Yuri memasuki mobilnya, ia membukakan jendela mobilnya kembali menatap jessica

“Aku pulang dulu” ucap yuri tersenyum

“Nne..” 

Yuripun menginjakkan gas meninggalkan apartemen jessica hingga mobil yang dilajukannya perlahan menghilang dari pandangan jessica

“Hmm…” gumam jessica tersenyum senang, iapun membalikkan badannya berjalan memasuki apartemennya

“Tumben wajahmu terlihat senang setelah pulang bekerja, kemarin kau berteriak teriak karena kelelahan” ucap hyoyeon yang sedang menonton TV

“Hehehe nne aku senang sekali malam ini hyo”

“Wae…? Eh? Kau membeli jas baru lagi?” tanya hyoyeon

“Anni.. Eh?” ucap jessica heran begitu melihat yang dipakainya “ini milik yul” ucapnya dalam hati

Jessica kembali tersenyum senang

“Wae… Tingkahmu aneh sekali” ucap hyoyeon

“Ah sudahlah aku ingin mandi lalu beristirahat, bye hyoo…” ucap jessica kemudian berlari lari kecil sambil bersenandung memasuki kamarnya

Setelah mandi, dengan bathrobe yang masih dikenakannya jessica berbaring diatas tempat tidurnya, pandangannya menerawang memandang langit langit kamarnya sambil kembali memikirkan yuri

Begitupun yuri melakukan hal yang sama di dalam kamarnya

“Manis” ucap yuri tersenyum sambil tangannya menyentuh bibirnya itu

………………..

” yoong… Ireonna, hari ini eomma dan yerim akan pergi ke rumah halmeoni tapi appa tak bisa ikut karena keadaannya masih buruk, eomma titip appa ya” ucap tiffany membangunkan yoona

“Hmm… Nne…” jawab yoona masih terlelap malas untuk membuka kedua matanya

Tiffany pun kembali turun memasuki kamarnya

“Taeng, mianhae harus meninggalkanmu” ucap tiffany menghampiri taeyeon yang masih terbaring lemas

“Gwaenchanna dan sampaikan maafku tak bisa menjenguk halmeoni”

“Baiklah kami berangkat dulu, kau bisa memanggil yoong jika membutuhkan sesuatu tapi dia masih terlelap” 

“Hmm… Hati hati di jalan chagiya” ucap taeyeon

“Get well soon honey” ucap tiffany mengecup singkat bibir taeyeon kemudian berlalu meninggalkan rumah bersama yeri

“Hmm.. Semoga mereka bisa kembali membaik” gumam tiffany sambil serius mengendarai mobilnya

“Nne? Eomma bilang apa?” tanya yeri

“Anniyo… “ ucap tiffany tersenyum

Di rumah yuri

Yuri baru saja selesai memasak untuk sarapan yang akan dinikmatinya bersama krystal

“Morning my handsome daddy” ucap krystal begitu semangat turun dari tangga

“Morning too my baby kryst.. Tumben kau sudah terlihat rapi pagi pagi begini, biasanya sulit sekali dibangunkan”

“Hehehe hari ini aku mau keluar, bolehkah dad?”

“Berarti kau akan meninggalkan daddy di rumah sendirian?” ucap yuri memasang wajah sedih

“Hmm… Hanya hari ini, daddy juga bisa pergi berjalan jalan dengan victoria unnie”

“Baiklah.. Kau pergi bersama siapa kryst?”

“Emm… Amber”

“Amber? Bukankah kemarin kau sempat membencinya?”

“Begitulah, kemarin dia sangat menyebalkan”

“Lalu sekarang?” goda yuri

“Masih tetap menyebalkan hehehe”

“Aigoo.. Sepertinya putri kesayangan daddy sudah dewasa sekarang”

“Dad.. Dia hanya temanku”

“Baiklah… Pergilah bersenang senang, tapi harus sarapan bersama daddy dulu sekarang”

“Tentu, lagipula dia belum menjemputku”

……



Menjelang siang taeyeon terbangun dari tidurnya, ia merasakan haus namun saat menoleh gelas yang ditaruh disampingnya telah kosong

“Haaah… Ada apa denganku, mengapa lemah begini” ucap taeyeon saat berusaha terbangun

*tingtong* tiba tiba bel rumahnya berbunyi

“Yoong…” Panggil taeyeon, namun suaranya yang parau tak bisa membuat yoona mendengarnya

*tingtong* suara bel pintu rumahnya kembali berbunyi

Dengan sekuat tenaga taeyeon bangun dan berjalan untuk membukakan pintu rumahnya

“Nne.. Chankkaman” ucap taeyeon

*ceklek* taeyeonpun berhasil membuka pintu rumahnya

“Hai, taeng” ucap seorang yeoja menyapa taeyeon

“Sica?” ucap taeyeon sedikit terkejut

TBC

Second Chance part 16

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Jessica Jung, Seojuhyun, Kwon Yuri, Tiffany Hwang, kim Taeyeon, Choi Sooyoung and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………..

“kami pulang…!” teriak yeri dan yoona yang baru saja memasuki rumahnya
Yoona melihat taeyeon sudah berada dirumahnya sedang membersihkan alat pemanggang daging

“Hey buddy, kemarilah bantu appa” ucap taeyeon saat melihat yoona berdiri menatapnya

“Mengapa jam segini kau sudah pulang?” tanya yoona

“Hari ini pekerjaanku tak begitu banyak, lagipula kita sedang kedatangan tamu” ucap taeyeon

“Hey… Kalian sudah besar sekarang” ucap hyoyeon yang baru saja mencuci beberapa sayuran

“anyeong, ahjumma” sapa yoona

“yah! cukup panggil aku unnie! aku masih belum tua, yaish..” ucap hyoyeon kesal membuat yeri dan taeyeon tertawa

“Woaaahh appa, kita akan barbecue hari ini?” ucap yeri senang

“Nne.. Karena eomma masih bekerja jadi ini appa yang akan mengurus kalian, kemarilah bantu appa” ucap taeyeon, yeripun segera berlari membantu menata peralatan

“Nanti aku menyusul” ucap yoona kemudian berlalu memasuki kamarnya

“Nne.. Nanti lekas kemari bantu appa” teriak taeyeon

Setelah selesai membersihkan diri, yoona berdiri didepan jendela kamarnya terdiam memandang keluarganya yang sudah mulai melakukan barbecue, ia melihat yeri yang sedang duduk menunggu sambil memainkan garpu, hyoyeon yang sedang membantu taeyeon memanggang daging dan perhatiannya kembali terfokus pada taeyeon yang terlihat kesulitan memanggang daging

“Aw aw!! Mengapa apinya melompat lompat, hyo.. Tolong lindungi aku” teriak taeyeon terus terusan mengusap lengannya yang terkena percikan api api kecil saat memanggang daging

“apa sebaiknya kita memakai baju astronot taeyeon-ah” ucap hyoyeon yang ikut kepanasan menerima cipratan bara api itu

“ide bagus hyo, aaah… sepertinya yang ini sudah matang, yeri-ah.. Kemarilah” ucap taeyeon, yeri pun langsung menghampirinya dan menerima suapan daging yang berikan taeyeon

“Appa.. Ini sulit sekali digigit” ucap yeri

“Eh? Benarkah?”

“ini dalamnya masih belum matang taeng”

“Nne appa, ini tidak enak dan sedikit pahit” ucap yeri melepehkan kembali daging itu dan membuangnya

“Jinjja? Padahal sudah terlihat hampir gosong, ottokhae… Pany-ah lekaslah pulang” ucap taeyeon mempoutkan bibirnya

Yoona menutup kembali tirai jendela kamarnya kemudian berbaring diatas tempat tidurnya tak berniat bergabung bersama keluarganya itu

“hatiku masih terasa sakit setiap ingat apa yang jessica unnie katakan, appa.. aku tak menyangka kau sejahat itu” ucap yoona sambil terdiam memandang foto dirinya bersama kedua orang tuanya yang terlihat bahagia dan kompak itu

taeyeon-tiffany-yoonA-instagram.jpg

*toktoktok* tak berapa lama pintu kamar yoona diketuk dari luar

“yoong…” panggil seseorang dari luar, kemudian pintu pun terbuka dan yoona melihat sosok taeyeon masuk kedalam kamarnya. Yoona langsung menyimpan kembali foto keluarganya itu

“yoong kenapa tak ikut bergabung?”

“aku sedang malas, ada apa appa kemari?”

“jja, appa membawakan daging panggang kesukaanmu, tapi ini sedikit gosong hehe mian” ucap taeyeon berjalan menghampiri yoona

“bawa saja kembali, aku sedang tidak nafsu makan?”

“wae…? yerim bilang kau belum makan selain sarapan, lambungmu bisa sakit, apalagi kau sudah banyak melakukan kegiatan di kampus, jja makanlah.. apa mau appa suapi eoh?” ucap taeyeon yang sudah duduk disamping yoona berbaring, ia mengambil potongan daging itu dengan garpu dan menyuapkannya pada yoona

“shiroo…. sudah ku bilang aku tidak maa…” *prang!!!* 

Daging daging panggang yang telah dibumbui itu jatuh berserakan dengan piring yang pecah setelah terjatuh akibat di dorong oleh yoona membuat taeyeon terkejut, yoona pun ikut terkejut atas apa yang telah dilakukannya. ia menolak disuapi taeyeon dan mendorong tangan taeyeon namun tak menyangka jika dorongannya terlalu kuat membuat piring yang dipegang oleh taeyeon terlepas dan jatuh ke lantai

“ada apa denganmu yoong? akhir akhir ini sikapmu berubah” tanya taeyeon

“aku…. membencimu” ucap yoona menundukkan kepalanya

“wae..? apa kesalahan yang sudah appa lakukan padamu?”

“bukan padaku, tapi pada yul unnie” ucap yoona

*deggg!!* tiba tiba taeyeon merasakan sakit pada dadanya

“mma…mmaksudmu?”

“maksudmu katamu? appa lupa dengan apa yang telah dilakukan appa padanya dulu? yang membuatnya kecelakaan dan koma hingga hilang ingatan?!!” ucap yoona mulai emosi

“yoong…” ucap taeyeon, hatinya kembali sakit mengingat itu terlebih kini yoona telah mengetahuinya. ia baru melihat yoona semarah ini padanya

“dan appa telah membuat hubungan mereka hancur! appa macam apa? aku tak menyangka jika kau sejahat itu dibalik sikap bijaksanamu!!!” teriak yoona

Yoona menaik turunkan nafasnya merasakan emosi yang semakin meningkat, ia melihat taeyeon hanya menundukkan kepalanya

“aku malu memiliki appa sepertimu!!” ucap yoona kembali

taeyeon mengepalkan kedua tangannya dengan kepala yang masih menunduk, matanya terpejam menahan sakit di hatinya, perlahan ia berjalan menghampiri meja mengambil beberapa tissue, taeyeon menurunkan badannya mengambil daging daging dan piring piring pecah yang telah berserakan itu sementara yoona masih terus memandangnya dengan penuh emosi dengan air mata yang telah mengalir

“kau benar yoong, ayah macam apa aku ini? bahkan sampai saat ini aku masih sangat merasa bersalah padanya dan bahkan aku membenci diriku sendiri” ucap taeyeon tenang dengan wajahnya yang masih menunduk, perlahan air mata taeyeonpun mengalir membuat yoona terkejut melihatnya, selama ini ia tak pernah melihat taeyeon menangis bahkan terlihat sedih dihadapannya

“jangan pernah berpikir jika aku merasa bahagia atas kejadian itu yoong, appa juga masih memiliki hati..” tambah taeyeon

“hati? jika appa memiliki hati, appa tak akan mengkianati sahabat appa sendiri!” ucap yoona

Air mata taeyeon kembali mengalir mendengarnya ia kembali mengepalkan tangannya hingga tak menyadari darah mulai menetes dati tangannya karena terlalu kuat meremas pecahan piring kaca yang sedang digenggamnya

“mianhae… jongmal mianhae…” ucap taeyeon yang mulai terisak, yoona pun ikut terisak

“wae.. appa.. wae…?” ucap yoona

“appa memang mencintai jessica saat itu hingga akhirnya appa menusuk sahabat appa sendiri dari belakang, tapi setelah memiliki tiffany dan kalian, appa tak pernah berpikir untuk melakukan kesalahan itu lagi, appa selalu berusaha menjadi appa yang baik untuk kalian agar kalian selalu bahagia terutama kau yoong”

“untuk apa kita bahagia jika diluar sana ada seseorang yang sedang terluka, apa appa melupakan itu? huh?!!”

“anni… appa tak pernah melupakan yul, bahkan appa berjanji akan selalu berusaha menebus semua kesalahan appa padanya dengan apapun yang appa lakukan untuknya”

“pada kenyataannya appa tak bisa membuat mereka kembali” 

“mianhae… appa sudah semaksimal mungkin membantunya tapi mereka memang belum bisa kembali, appa hanya seorang ayah yang selalu ingin menebus semua kesalahan di masa lalu appa dengan menjaga dan membuat keluarga appa bahagia dan berusaha kembali menjadi sahabat yang baik untuk yul”

“jika yul unnie akhirnya tau? apa yang akan kau lakukan?” tanya yoona sinis

“appa akan melakukan apapun untuknya, bahkan jika yul meminta nyawaku, akan appa berikan” ucap taeyeon sambil menghapus air matanya, ia terkejut saat menyadari dan melihat telapak tangannya banyak mengeluarkan darah akibat pecahan piring, taeyeon langsung menutupnya kembali tak ingin yoona tahu

yoona terdiam sedikit terkejut mendengar ucapan taeyeon, ia tau jika appanya berbicara serius, perlahan emosinya menurun setelah mendengarkan appanya itu

“appa… eomma menelfon” teriak yeri dari bawah

taeyeon mulai menghapus air matanya dan berdiri setelah membersihkan lantai yang kotor akibat bumbu daging yang menempel itu

“appa akan menjemput eomma dulu, kau makan lah yoong… appa tak ingin kau sakit, mianhae membuatmu sakit karena appa atas kejadian ini” ucap taeyeon berjalan keluar kamar

“hey buddy, omo! tanganmu berdarah, wae..?” tanya hyoyeon terkejut saat menghampiri taeyeon yang sedang membersihkan darah pada tangannya itu

“ah.. ini, aku tak sengaja menjatuhkan piring dan tanganku terluka saat membereskan pecahan pecahannya, hyo.. mianhae aku akan meninggalkanmu sebentar karena harus menjemput tiffany”

“it’s okay.. aku akan menjaga mereka” ucap hyoyeon

“kalau begitu aku pergi dulu”

“oke buddy, take care”

“oh ya hyo, bisa kah aku meminta tolong padamu, yoong belum makan, dia sedang berada didalam kamarnya”

“oh.. begitu, oke kau tenang saja aku akan mengantarkan makan untuknya”

“gomawo… bye..” ucap taeyeon kemudian berlalu meninggalkan rumahnya

…………………….

“sica-yaa.. sudah selesai, kajja kita pulang” ucap sooyoung setelah membereskan beberapa barang di dalam restoran, para karyawan lain telah lebih dulu pulang hingga menyisakan sooyoung dan jessica

“oh sudah ya, mianhae… aku tak membantumu sampai akhir”

“kau tenang saja aku sudah biasa melakukan ini, lagipula kau terlihat kelelahan sica”

“hhm… memang sangat melelahkan, aku tak menyangka jika restoranku banyak dikunjungi”

“tentu saja, kau pintar memilih letak ini.. Sangat strategis apalagi sekarang banyak gedung dan perusahaan baru disini jadi kebanyakan para pekerja memilih tempat ini untuk bertemu client nya”

“nne… tapi itu menyedihkan buatku” ucap jessica sendu memandang gedung tinggi dihadapannya itu

“wae…?”

“anniyo.. kajja kita mencari tempat makan yang enak, gara gara banyak pengunjung kita sampai kehabisan bahan untuk dimakan sendiri”

“hahaha kau seharusnya senang, lagipula aku bosan makan di restoranmu”

“yah! kau bilang restoran kita itu terbaik”

“hehehe memang, tapi sebelum makan kita harus membeli segala bahan untuk besok sica, kau masih kuat?”

“mwo? apa bahan bahan dan barang yang akan dibeli sangat banyak?”

“tentu saja, bahan bahan di restoran kan sudah habis”

“yah yah yah! tidak bisa kah kita istirahat sebentar? rasanya aku ingin pingsan” ucap jessica dengan wajah memelasnya

“hahaha aku hanya bercanda, kau tenang saja bagian itu sudah diatur karyawan lain sica-yaa.. lagipula ada beberapa produsen yang datang mengirim kesini besok, kajja kita makan”

“yaaaay!! let’s go!!” ucap jessica semangat sambil merangkul pundak sahabatnya itu tanpa menyadari seseorang dari lantai atas gedung sedang memperhatikannya

dag.jpg

……….

Keesokan harinya

Yoona dan yeri menuruni tangga rumahnya dengan dandanan yang sudah rapi hendak berangkat ke kampusnya

“good morning babies.. kajja sarapan pagi sudah siap” ucap tiffany dengan eye smile nya menyapa kedua putri kesayangannya itu

Yeri langsung berlari dan duduk disamping taeyeon dan tiffany sementara yoona menghentikan langkahnya saat kedua matanya menatap taeyeon yang juga sedang menatapnya

wqw.jpg

keduanya saling terdiam, tak seperti pagi sebelumnya biasanya taeyeon dengan ceria mengajak yoona sarapan setiap pagi. hingga pandangan taeyeon beralih ketika tiffany meletakkan piring berisi sandwich dihadapannya. yoona pun duduk disamping tiffany dan taeyeon yang terhalang satu kursi kosong

“eiyy, eomma lupa membawakan susu nya” ucap tiffany hendak berdiri mengambil susu didalam kulkas

“biar aku saja” ucap taeyeon dan yoona bersamaan membuat pandangan tiffany dan yeri tertuju pada keduanya

“omo, kalian kompak sekali hahaha… sudah kalian duduk saja lanjutkan sarapannya, biar eomma yang mengambil, lagipula tanganmu sedang terluka taeng” ucap tiffany membuat pandangan yoona tertuju pada telapak tangan kanan taeyeon yang sudah dibaluti perban

“omo, tangan appa kenapa?” tanya yeri terkejut

“ah.. ini appa tak sengaja memegang bara bekas panggangan tadi malam” ucap taeyeon

“nne… appamu seorang dokter ahli tapi ceroboh dalam hal memasak” ucap tiffany saat kembali mengambil susu

“hehehe… itu kan memang bidang yang berbeda chagiyaa…” ucap taeyeon tertawa innocent

“wuuu alasan” ucap tiffany sambil menarik hidung taeyeon

Yoona masih terdiam menikmati sarapannya, ia memikirkan luka pada tangan taeyeon, ia tahu jika appanya itu sedang berbohong, malam tadi saat akan memasuki kamar mandi yoona melihat bekas darah diatas lantai disamping tempat tidurnya dan ia semakin yakin darah yang dilihatnya itu adalah milik taeyeon setelah memeriksa kotak sampah didapurnya dan menemukan beberapa kapas bekas darah dan pecahan kaca piring yang dipecahkannya

“yoong kenapa kau diam saja baby?” tanya tiffany membuyarkan lamunan yoona

“anni.. aku hanya sedang memikirkan untuk acara nanti malam eomma”

“eh? memang ada acara apa?”

“malam nanti akan ada acara penutupan program pengenalan kampus eomma, semacam pesta penutupan” ucap yeri

“ah.. begitu, apa kedua orang tua diharuskan ikut?” tanya tiffany

“nne… disana juga nanti ada pertemuan kedua orang tua”

“tapi… sepertinya eomma dan appa tak bisa hadir babbies, mianhae..” ucap tiffany membuat ketiga yeoja dihadapannya itu menatapnya

“eh? wae eomma?” tanya yeri

“appamu sedang kurang sehat…” ucap tiffany membuat taeyeon memandangnya

“loh? naega?” tanya taeyeon heran

“nne… badanmu sangat panas saat aku cubit hidungmu tadii” ucap tiffany melayangkan tangannya dan menempelkan kembali pada dahi taeyeon “omo! bahkan sekarang semakin panas, kau demam taeng.. lebih baik hari ini kau tak perlu berangkat ke rumah sakit, aku tak ingin sakitmu semakin parah” tambah tiffany mulai panik, yeri pun terlihat khawatir pada taeyeon, yoona kembali memandang wajah taeyeon yang terlihat pucat

“gwaenchanna… ini hanya demam, lagipula aku seorang dokter fany-ah, aku tahu menanganinya nanti juga lekas sembuh, nanti malam juga kita bisa menghadiri acara di kampus” ucap taeyeon tersenyum

“andwae… dokter juga seorang manusia taeng yang bisa sakit, kau harus istirahat”

“benar apa yang dikatakan eomma, appa istirahat saja di rumah” ucap yoona tanpa memandang taeyeon

“nne appa, yeri tak ingin appa bertambah sakit” tambah yeri

“hmm… baiklah kalau begitu, kkah lanjutkan kembali sarapannya nanti kalian terlambat”

“honey kajja aku antar kedalam kamar, akan kubuatkan bubur nanti”

“nne…” ucap taeyeon sambil berdiri “kalian hati hati dijalan, appa istirahat dulu” tambahnya pada kedua putrinya itu

“nne appa, get well soon.. saranghae” ucap yeri dan berdiri mencium kedua pipi taeyeon sementara yoona hanya diam masih duduk diposisinya, taeyeon memandangnya sebentar kemudian kembali berjalan masuk kedalam kamarnya diantar oleh tiffany

“wae… kenapa kau terlihat sedih?” tanya yoona pada adiknya itu

“tentu saja, baru kali ini aku melihat appa sakit, bahkan tangannya terluka, tadi malam appa sangat semangat membuat makanan untuk kita” ucap yeri

“hmm… uljimma, nanti dia lekas sembuh, uri appa kan seorang dokter handal, kajja kita berangkat” ucap yoona

Yoona dan yeripun pamit pada tiffany kemudian keduanya berangkat ke kampusnya.

…..

“yah, ice princess.. kau terlambat..” ucap sooyoung dengan tatapan datarnya pada jessica yang baru saja tiba di restoran

“minhae… jika kelelahan aku akan susah dibangunkan hehehe”

“kkah.. antarkan bunga ini pada meja nomor 17” ucap sooyoung memeberikan sebuket bunga pada jessica

“bunga? kenapa restoran kita menyediakan bunga?”

“anni.. ini titipan salah seorang pengunjung itu, sepertinya mereka sedang mengadakan meeting”

“oh.. nne…” ucap jessica menerima nampan itu, namun setelah beberapa langkah ia berhenti membalikkan badannya kembali “eh? yah choi sooyoung!! i’m the bos! kenapa datang datang langsung disuruh mengantarkan bunga ini”

“hahaha sudahlah kkah antarkan ppali, mereka sudah menunggu.. ada hal penting yang belum aku selesaikan” ucap sooyoung memutar kembali tubuh jessica mendorong pundaknya untuk kembali berjalan

“nomor berapa soo, aku lupa” ucap jessica kembali menoleh mencari sooyoung

“tujuh belas…” ucap sooyoung dengan makanan menyumpal dalam mulutnya

“yah! ternyata kau malah makan! awas kau!” ucap jessica dengan tatapan esnya, kemudian ia berjalan menuju meja pengunjung bernomor 17 itu

Jessica melihat meja itu berisi 8 orang dengan style kantoran dengan 7 namja dan seorang yeoja yang duduk membelakanginya, iapun berjalan menghampiri meja itu

“excuse me…” ucap jessica membuat 8 orang itu mengalihkan perhatian padanya sebentar termasuk seorang yeoja di hadapannya yang menoleh kearahnya

“ini bunga milik anda mrs…..” jessica tak melanjutkan ucapannya saat kedua matanya memandang sepasang mata yeoja dihadapannya itu

“oh nne…” ucap yeoja itu, iapun terdiam saat memandang jessica

gr3g.jpg

“…………………………”

“gomawo..” ucap yuri tersenyum menerima bunga itu setelah beberapa saat keduanya saling diam

“oh nn.. nnne..” ucap jessica gugup, ia melihat yuri kembali membalikkan badannya setelah menerima bunga itu

Jessicapun kembali berjalan menghampiri choi sooyoung

*pletakk!!!* 

“aw…! wae…?” tanya sooyoung mengusap usap kepalanya yang baru saja dijitak oleh jessica

“yah, kenapa harus aku yang mengantarkan bunga itu!” kesal jessica mempoutkan bibirnya

“kau bilang kau juga ingin menjadi seorang pelayan sica, lagipula pelayan lain sedang sibuk melayani pengunjung lain”

“kenapa tidak kau saja, babo!”

“hehehe aku kan sedang sarapan, tidak baik meninggalkan makanan yang sedang dinikmati sica-yaa..”

“menyebalkan”

“kau pasti belum makan siang, mau kubuatkan apa?”

“hmm… molla, aku sedang tidak nafsu”

“wae? tumben, apa kau tak lapar? kau juga pasti tak sarapan”

“hmm… buatkan sandwich dan jus jeruk saja soo, antarkan ke ruanganku ya” ucap jessica, ia kembali menatap meja nomor 17 itu dan melihat yuri masih serius berbincang dengan para client nya

“okkay…” ucap sooyoung

………………….

Soshi University

“hey” sapa seseorang menghampiri krystal yang sedang duduk bersama seulgi menikmati makan siangnya di restoran kampus

Krystalpun menoleh kearah suara tersebut, namun ia kembali membuang muka setelah melihat orang yang menyapanya itu

“ada apa kau kemari” ucap krystal ketus

“woo… santai..” ucap orang itu kemudian duduk disamping krystal yang masih enggan menatapnya

“aku kemari hanya ingin memberikan ini” ucap orang itu, krystal kembali menoleh dan melihat seikat bunga mawar merah

“rose?” ucap krystal heran

“yes, for you” ucap orang itu tersenyum pada krystal

“aku tak suka bunga” ucap krystal masih dengan nada dinginnya

“ah c’mon… ini hanya permintaan maafku tentang kemarin kemarin, terimalah”

“maaf?” ucap krystal sinis

“yupp, maafkan aku atas sikap dan ucapanku kemarin, kau tau? itu hanya tugas seorang senior dan panitia kedisiplinan.. aku tak benar benar ingin merendahkanmu, bahkan aku merasa sangat bersalah padamu setelah melecehkanmu, ayolah maafkan aku” ucap orang itu tersenyum saat krystal kembali menatapnya

Krystal terdiam tak menerima bunga itu

“baiklah” ucap krystal menerima bunga itu dan menaruhnya diatas meja sementara seulgi terlihat khawatir pada krystal tentang amber yang sedang merencanakan hal jahatnya itu

“good girl.. aku tau kau wanita yang baik and smart” puji orang itu membuat emosi krystal perlahan memudar

“amber” ucap orang itu mengulurkan tangannya

“kwon krytsal jung” ucap krystal menerima jabatan tangan amber

“nama yang cantik, oke aku harus kembali ke lapangan siang ini ada pertandingan basket aku harap kau menontonnya sebentar lagi akan dimulai, see you kryst” ucap amber tersenyum mengedipkan sebelah matanya pada krystal kemudian berjalan meninggalkan kedua yeoja itu

“kryst… apa kau memaafkannya?” tanya seulgi

“sure, dia sudah meminta maaf bahkan memberiku bunga mawar, aku belum pernah menerima pemberian bunga dan ungkapan maaf dari seseorang selama ini”

“why?”

“aku mendengar dari irene unnie agar kita hati hati dengan amber dan kawan kawannya”

“who’s irene?”

“dia sunbae yang merawatku saat sakit dulu, dia memberitahuku untuk menyampaikannya padamu bahwa amber memiliki rencana buruk padamu”

“ahh… temannya si yeoja aneh itu,  kau jangan mudah percaya seulgi-ah, bisa saja sunbae itu berkata seperti itu karena menyukaiku”

“aku rasa dia tak mengenalmu, lagipula yoong unnie kan teman dekatnya”

“lalu kenapa jika dia teman dekatnya?”

“babo-yaa.. mana mungkin irene unnie menyukai seseorang yang disukai sahabatnya itu, lagipula irene unnie sepertinya orang baik”

“kau jangan mudah menilai seseorang seulgi-ah”

“hmm.. terserah kau saja, aku hanya ingin memberitahumu, aku berkata seperti itu karena khawatir terhadapmu” ucap seulgi mempoutkan bibirnya

“tapi kemana orang itu, tumben hari ini tak menggangguku”

“tumben kau mencarinya, apa kau merindukannya” goda seulgi

“yaish enak saja, aku justru bersyukur dia tak menggangguku lagi”

“hahaha…. oh my god! aku lupa” ucap seulgi saat melihat jam tangannya

“why..?”

“irene unnie tadi memberitahuku,dia bersama teman temannya akan bertanding basket setelah upacara penutupan tadi, kajja kita harus menontonnya pasti seru” ucap seulgi menarik tangan krystal

Tak berapa lama keduanya pun tiba di lapangan basket soshi university yang sudah terlihat ramai, setelah berkeliling mencari akhirnya keduanya menemukan bangku kosong dibagian tengah

“mereka sudah main” ucap seulgi

Krystalpun menonton pertandingan basket itu, ia melihat yoona berada di lapangan bersama timnya dan ia melihat amber dan timnya sebagai lawannya

“dia pemain basket? heool…” ucap krystal dalam hati memandang datar pada yoona yang sedang serius mendrible bola

“kyyaaaaa…!!!”

“unnie keren!”

“saranghae unnie..”

teriak beberapa yeoja setelah melihat tembakan yoona tepat memasuki ring basket dan menghasilkan 3 point

banyak mahasiswa baru yang mengagumi yoona setelah menonton aksinya selama bermain basket, yoona memang termasuk pemain terbaik dalam tim nya dengan memiliki wajah berkarismanya membuat para yeoja maupun namja banyak menyukainya

“yaish.. tebar pesona” gumam krystal saat memandang yoona yang sedang tersenyum melambaikan tangannya pada para yeoja yang menyorakinya

Permainanpun berakhir dengan skor akhir yang dimenangkan oleh tim yoona

“kajja kita kesana” ucap seulgi kembali menarik tangan krystal

“kesana? shiro… kau saja” ucap krystal malas

“yasudah, kau tunggu disini ya aku akan memberikan minuman ini pada irene unnie dulu” ucap seulgi kemudian berlari ke pinggir lapangan tempat irene dan tim nya berkumpul

“sunbae, chukkae…” ucap seulgi setelah menghampiri irene

“wah ternyata kau menonton pertandingan ini, mianhae aku tak melihatmu”

“gwaenchanna… kau harus tetap fokus saat bertanding, ini.. aku membawkan minuman untuk mu sunbae” ucap seulgi memberikan botol berisi air mineral dingin pada irene

“wah gomawo..” ucap hara merebut minuman itu dan langsung meminum habis

“yah! itu untukku, yaish…” ucap ierene kesal namun hara sudah terlanjur melarikan diri

“gwaenchanna sunbae, kau ambil milkku saja tapi mianhae ini sudah ku minum”

“ah aku haus, boleh kah aku meminumnya?”

“nne… tentu saja sunbae”

“gomawo seulgi-ah, ohya.. Mulai sekarang kau tak perlu memanggilku sunbae”

“Eh? Wae sunbae?”

“Panggil aku unnie saja”

“Emm… Baiklah unnie”

Krystal merasa bosan setelah hampir lama duduk menunggu seulgi yang tak kunjung kembali itu, akhirnya ia berdiri dan berjalan mencari teman dekatnya itu

“hey kau disini” ucap amber memberhentikan krystal

“hmm…” jawab krystal

“mana temanmu?”

“sedang menemui sunbae nya, dia menyuruhku menunggu tapi ini sudah sepuluh menit dia tak kembali”

“hahaha ckckck baru sepuluh menit”

“it’s too long for me and i didn’t like waiting”

“okay… well, duduklah aku akan menemanimu” ucap amber yang sudah lebih dulu duduk dibangku penonton, krystalpun ikut duduk disampingnya

“kau kalah” ucap krystal

“yeah… kalah dari seorang musuh sangat memalukan bagiku” ucap amber

“musuh? who’s that?” tanya krystal

“siapa lagi, kau sebaiknya berhati hati padanya” ucap amber memandang kearah yoona

“why?”

“karena dia musuhku, dan kau bisa terluka olehnya”

“begitu ya” ucap krystal memandang wajah yoona dari yang cukup jauh darinya

“boleh kah aku meminumnya? tenggorokanku masih terasa kering” ucap amber menunjuk pada botol mineral yang dipegang krystal

“sure, but ini bekas ku”

“it’s okay, i like it” ucap amber mengambil botol itu dan langsung meminumnya “woah… bahkan terasa manis setelah kau tempelkan bibirmu” tambahnya

“stupid..” ucap krystal sedikit tertawa

“nanti malam kau akan datang?” tanya amber

“hmm… I don’t know, tergantung jawaban daddy ku”

“hey… kau sudah dewasa, kau tak perlu meminta izin daddy mu”

“I can’t… aku harus tetap meminta izin padanya”

“well… apa aku perlu ikut meminta izin padanya?”

“hahaha tidak perlu”

“tapi kau harus datang, kau akan menyesal jika tak menghadiri pesta ini”

“okay… akan ku usahakan”

“great…! that’s my girl…” ucap amber senang

“your girl?”

“yeah”

“hahhaha in your dream” ucap krystal sambil tertawa

……

“hey kemana krystal?” tanya yoona setelah menghampiri seulgi dan irene yang sedang asik berbincang

“dia menunggu dibangku penonton unnie, tadi kryst tidak mau saat aku ajak kesini” ucap seulgi, ketiga yeoja itu menoleh kearah bangku penonton namun mereka terkejut

“mwo?? yaish kurang hajar!!” kesal yoona saat melihat krystal dan amber duduk berdua di bangku penonton, ia mengepalkan kdeua tangannya hendak menghampiri dua orang itu

“yoong… tahanlah, jangan hampiri mereka” ucap irene menahan yoona

“wae…? aku tak terima melihat kryst didekati orang jahat itu”

“jangan sekarang, amber bersama teman temannya, lihatlah” ucap irene menunjuk kearah pojok lapangan, yoona melihat teman teman amber sedang berkumpul sambil tertawa tawa melihat kearah amber

“apa yang mereka lakukan? sepertinya ada yang tak beres” ucap yoona hendak menghampiri amber dan krystal namun lagi lagi irene menahannya

“yoong jangan sekarang, nanti akan ku beritahu sesuatu padamu”

“beritahu apa?”

“sebaiknya jangan disini, kajja kita ke resto”

“tapi krystal…”

“sudah biarkan saja dulu, biar kau tau sesuatu dulu yoong ini sangat penting”

“baiklah, kajja”

……………………..

“engghhh…..” erang taeyeon begitu terbangun dari tidurnya, ia melihat tiffany sedang duduk daisampingnya sedang membaca novel, iapun mengangkat tubuhnya dan duduk bersandar

“fany-ah.. jam berapa sekarang?” panggil taeyeon

“eh? kau sudah bangun honey, sudah jam 3 sore”

“omo, aku lupa memberi tahu sunkyu kalau aku tak bisa bekerja hari ini”

“kau tenang saja aku sudah memberitahunya tadi pagi, jja minumlah” ucap tiffany menyerahkan segelas air mineral pada taeyeon

“gomawo…” ucap taeyeon menerima gelas itu dan meminumnya

“panasmu masih belum turun honey” ucap tiffany setelah memeriksa dahi taeyeon

“hmm… tumben sekali” ucap taeyeon kembali berbaring

“taenggu…”

“nne chagiya?”

“apa yang sedang membebani pikiranmu?”

“maksudmu?”

“kau sangat jarang sakit kecuali saat ada yang menggangu pikiranmu, lagipula dari tadi malam kau terlihat murung”

“hmm….”

“so, ceritakan padaku.. jangan ada yang disembunyikan diantara kita” ucap tiffany sambil tersenyum menatap taeyeon

aku takut” ucap taeyeon

“takut? takut kenapa taeng?”

“aku takut setelah menceritakan ini kau akan membenciku dan pergi meninggalkanku”

“taeng… lebih baik sakit karena kejujuran daripada bahagia karena kebohongan, aku tak akan meninggalkanmu, i’m promise” ucap tiffany terdengar tulus

“aku adalah seorang suami dan ayah yang sangat jahat” ucap taeyeon menundukkan kepalanya

“annii.. kau tidak seperti itu taeng..” ucap tiffany mengusap air mata taeyeon yang mulai keluar

“bahkan yoona membenciku”

“why..? aku masih belum mengerti taeng”

“kau tau mengapa aku sangat ingin berusaha melakukan apapapun untuk yuri?”

“karena kau sahabat baiknya?”

“anni… justru aku adalah sahabat paling buruk untuknya, aku telah menusuknya dari belakang, aku telah mengkhianatinya dan aku telah membuatnya kecelakaan dan koma”

Taeyeonpun menceritakan semua tentang masa lalunya dari awal permasalahan terjadi termasuk memberitahu tiffany ia pernah menjalin hubungan dengan jessica dibelakang yuri hingga akhirnya masalah besar itu terjadi.

“mianhae… jeongmal mianhae…” ucap taeyeon

Tiffany terdiam menatap taeyeon yang masih terisak setelah menceritakan semua tentang masa lalunya itu

TBC

 Terimakasih buat yg selalu suport

Buat yg sempat ngoment

Dan selalu sabar menunggu 

Jangan bosen ya

 

Second Chance part 15

picsart_09-15-12.37.07.jpg

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Jessica Jung, Seojuhyun, Kwon Yuri, Tiffany Hwang, kim Taeyeon, Choi Sooyoung and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………..

“Yoong mianhae membuatmu menunggu lama” ucap jessica begitu memasuki mobil yoona

“Gwaenchanna unnie, sudah selesai dibereskan?”

“Nne.. Kajja kita pergi dari sini”

Yoonapun mulai melajukan mobilnya meninggalkan restoran milik jessica

Namun selama di perjalanan yoona selalu melihat kearah jessica yang hanya diam saja memandang pemandangan luar dan sesekali menunduk, wajahnya terlihat sedih

“Unnie gwaenchanna?” tanya yoona

“Hmm.. Nne” ucap jessica tersenyum memandang yoona

“Kau ingin aku antar kemana unnie?”

“Emm… Ah didepan sana, tolong menepi yoong” tunjuk jessica

“Taman?” ucap yoona merasa heran

“Nne.. Aku sedang ingin ke taman”

“Tapi ini sudah mulai gelap unnie lagipula suhu diluar mulai dingin”

“Gwaenchanna…” ucap jessica

Yoonapun menepikan mobilnya disamping sebuah taman besar

“Yoong gomawo telah mengantarku, aku senang bisa kenal denganmu..” ucap jessica tersenyum memandang yoona

“Nne unnie, apa aku perlu menemanimu?”

“Tidak perlu yoong, kau pasti sudah ditunggu kedua orang tuamu, sekali lagi gomawo…” ucap jessica kemudian membuka pintu mobil dan keluar berjalan memasuki taman

Sementara yoona masih terdiam memandang jessica hingga tubuhnya tak terlihat lagi

Suasana di taman lumayan sepi hanya terlihat beberapa pasangan berlalu lalang dengan pakaian tebalnya karena mulai memasuki musim dingin

Jessica menemukan sebuah bukit rumput tempat bermain kelinci dan beberapa kursi tak jauh dari sana, iapun berjalan dan duduk dikursi itu sambil terus mengusap kedua tangannya yang terasa dingin

Taman adalah tujuannya jika jessica sedang merasakan sedih ataupun pikirannya sedang tidak tenang

Setelah duduk ia kembali terdiam dengan wajah yang kembali sendu mengingat kejadian beberapa saat yang lalu yang berhasil membuat hatinya sesak, mata jessica mulai berkaca kaca namun tiba tiba ia merasakan seseorang menyentuh pundaknya, jessica pun mengangkat wajahnya dan melihat yoona baru saja menutupi punggungnya dengan baju hangat miliknya

“Kau bisa kedinginan unnie” ucap yoona saat jessica memandangnya

“Yoong, kenapa kau ada disini?”

“Tadi aku melihatmu pergi tanpa memakai baju hangat, suhu malam ini sangat dingin aku khawatir unnie kedinginan”

“Ah.. Nne, aku lupa meninggalkan baju hangatku saat membereskan ruanganku di restoran tadi, gomawo yoong.. Tapi kau sendiri jadi tak memakai baju hangat” ucap jessica mulai terlihat khawatir hendak melepaskan baju hangat yang dipakaikan yoona untuknya itu namun dengan segera yoona menahannya

“Gwaenchanna… Aku sudah terbiasa, lagi pula aku membeli kopi hangat, ini untukmu” ucap yoona menyerahkan 1 cup kopi hangat pada jessica

“Sekali lagi gomawo… Aku menyusahkanmu”

“Anni…”

Keduanya kembali terdiam dengan pikiran masing masing, yoona melihat jessica kembali menunduk menatap kosong pada cup kopi yang digenggamnya

“Unnie.. kau yakin kau baik baik saja?” tanya yoona kembali

“Nne..” jawab jessica pelan

“Aku juga selalu duduk berdiam diri di taman jika perasaanku sedang tak baik, suasana tenang disini membuat pikiran nyaman” ucap yoona membuat jessica menatapnya dengan kedua mata yang terlihat berkaca kaca

“Tapi akan lebih tenang ketika masalah dan rasa sakit dikeluarkan” ucap yoona kembali sambil merentangkan kedua tangannya

Jessica pun langsung memeluknya dan yoona merasakan tubuh yeoja itu bergetar mulai menangis. Membuatnya terdiam mengusap usap lembut punggung jessica

“Mengapa hatiku ikut merasakan sakit melihatnya seperti ini? Padahal aku baru mengenalnya beberapa waktu yang lalu” ucap yoona dalam hati sambil terus memeluk jessica yang masih dalam tangisnya

Beberapa saat kemudian jessica mulai menegakkan tubuhnya melepaskan pelukannya pada yoona, ia melihat yoona kembali tersenyum menatapnya

“Kau benar yoong, hatiku sedang tidak baik baik saja sekarang”

“Aku mungkin bukan pemberi solusi yang baik, tapi aku bisa menjadi pendengar yang baik untukmu unnie”

“Hmm… Kau lucu sekali yoong” ucap jessica mulai tersenyum

“Jadi.. Apa masalahmu unnie? Bukankah tadi kita tertawa seperti tak ada beban” tanya yoona, jessica kembali menunduk memegang erat kopi yang sudah tak terasa hangat lagi itu

“Tadi aku bertemu dengan yul” ucapnya

“Yul unnie? Dia sudah kembali?” tanya yoona, ia melihat jessica menganggukkan kepalanya

“Bersama krystal” tambah jessica

“K..kkr..krystal?” ucap yoona terkejut, beruntung jessica masih menunduk hingga tak menyadari keterkejutan yoona

“Bukankah itu kabar yang baik unnie?” ucap yoona kembali

“Nne… Seharusnya aku senang melihat mereka kembali, harusnya aku senang melihat yul dan krystal baik baik saja sekarang dan harusnya aku juga senang… Melihat krystal tak mengenaliku” ucap jessica tersenyum dengan air matanya yg kembali mengalir

“Mwo?? Wae…? Bukankah unnie adalah eommanya?” tanya yoona kembali terkejut

Flashback

Setelah jessica dan yuri cukup lama terdiam berdiri saat bertemu disaat yang tak terduga, krystal memanggil yuri membuat keduanya menoleh dan melihat krystal bersama victoria sudah duduk di meja pengunjung restoran

“Daddy.. Ayo duduk” ucap krystal, ia sempat melirik kearah jessica dan pandangan keduanya bertemu

Namun belum sempat mulut jessica terbuka untuk memanggilnya, krystal sudah kembali mengalihkan pandangannya dan terlihat asik berbincang dengan yeoja yang duduk disampingnya

Krystal tak mengenali jessica

“Permisi” ucap yuri pada jessica dan sooyoung

keduanya pun menggeser tubuhnya dan jessica melihat yuri berjalan melewati dengan menunduk tanpa memandang dan seolah tak mengenalnya

“Yul…” panggil jessica dalam hati

Flashback end

“Aku bukan eommanya, lagipula aku memang tak pantas menjadi eommanya” ucap jessica

“Kenapa unnie bicara seperti itu?”

“Krystal bukan putri kandungku, aku memang sangat menyayanginya terutama yul yang sangat sangat mencintanya, tapi dengan kesibukanku dulu membuat perhatianku menjadi berkurang sehingga membuat yul berpikir jika aku lebih memikirkan pekerjaanku, aku menyadarinya.. Aku memang orang yang sangat buruk”

“Anniyo… Jangan pernah berpikir seperti itu unnie”

“Sekarang krystal tak mengenaliku, mungkin ia hilang ingatan saat sadar dari koma nya seperti yul dulu”

“Yul unnie pernah mengalaminya?” tanya yoona pura pura belum pernah mengetahuinya

“Nne… Lagi lagi karenaku”

“Karenamu?” tanya yoona terkejut

“Aku… Aku… Sempat berselingkuh dengan sahabatnya, kim taeyeon, mungkin ini karma untukku” ucap jessica kembali menangis

Seperti tersambar petir, itulah yang yoona rasakan sekarang saat mengetahui satu hal besar tentang yuri, jessica dan appa nya kim taeyeon

“K..kkkim.. Taeyeon?” ucap yoona terbata

“Saat itu aku telah menikah dengan yul dan sedang mengandung anakku, tapi dengan bodohnya aku memiliki prasangka buruk pada yul yang selalu pulang kerja larut malam hingga aku melakukan kesalahan yang besar, sampai akhirnya yul mengetahui hubunganku dengan taeyeon dan membuatnya tertabrak sebuah mobil karenaku hingga mengalami hal yang sama dengan krystal, yul mengalami koma selama satu tahun lebih dan menjadi hilang ingatan setelah sadar dan sembuh”

“Meskipun ingatan yul telah hilang dan kami kembali bersama tapi aku selalu ditakuti rasa bersalah hingga aku melampiaskan dengan terus fokus pada pekerjaanku yang tak disukai yul, aku memang berniat untuk melepaskannya dari dulu”

“Wae..? Bukankah unnie masih mencintainya”

“Aku masih sangat mencintainya yoong, tapi aku tak bisa terus merasa bersalah padanya”

“Aku mengerti perasaan unnie, tapi.. Selama kita masih hidup bukankah lebih baik jika diperbaiki bersama? Aku yakin yul unnie pasti masih sangat mencintaimu”

“Sudah terlambat yoong, yul sudah memulai hidup barunya sekarang, bahkan tadi dia terlihat seperti tak mengenaliku”

“tidak ada kata terlambat untuk merubah diri menjadi lebih baik unnie”

“hmm… kau benar yoong, aku harus bisa memperbaiki diriku dan mulai terbiasa tanpanya”

“jika Tuhan mengijinkan, pasti yul unnie dan krystal akan kembali padamu unnie” ucap yoona

Jessica terdiam menatap yoona

“eh.. ww.. wwae? apa kata kataku salah?”

“hmm… anniya, aku merasa tersentuh dengan ucapanmu yoong, aku tak menyangka kau bisa begitu dewasa”

“itu… appaku yang mengajarkan”

“wah… appamu pasti orang yang sangat luar biasa”

“anniyo.. dia adalah orang yang sangat jahat” ucap yoona dalam hati

“yoong gomawo, berkatmu hati dan pikiranku mulai kembali tenang, aku belum pernah berbicara tentang kehidupanku pada siapapun kecuali padamu sekarang, kita baru saja kenal beberapa saat yang lalu tapi entah mengapa aku begitu nyaman bercerita padamu”

“benarkah? kalau begitu unnie bisa datang padaku kapanpun kau mau bercerita”

“nne… sekali lagi gomawo, sekarang pulanglah yoong sudah mulai larut malam, kau juga pasti sangat kedinginan”

“aku akan mengantarmu pulang unnie”

“tak usah yoong, aku sudah menghubungi sahabatku dan dia akan menjemputku, sebentar lagi juga pasti dia datang”

“kalau begitu aku akan menemanimu sampai sahabat unnie tiba”

“aigoo… kau ini, baiklah”

…………………

“kau mengenalnya yuri-shi?” tanya victoria setelah yuri duduk bergabung

“anni.. nugu?”

“soo bilang dia pemilik restoran ini” ucap victoria

“ahh… begitu ya”

Yuri terdiam mengingat kembali pertemuannya dengan jessica sore tadi, ia merasa bersalah karena berpura pura tak mengenali jessica mantan isterinya itu

“kenapa kita harus kembali bertemu sica-yaa” gumam yuri menatap sebuah foto bergambar dirinya dengan jessica pada layar ponsel miliknya

“daddy, apa aku mengganggu?” ucap krystal dengan sedikit membuka pintu ruang kerja yuri, keduanya sudah berada didalam rumah

“tidak kryst, kemarilah…” ucap yuri tersenyum memandang krystal, krystalpun langsung berjalan menghampiri yuri

“daddy sedang apa? mengapa wajah daddy terlihat sedih?”

“benarkah? anniyo… daddy hanya sedang memikirkan tentang pekerjaan, mengapa kesayanganku belum tidur?”

“hmm… aku tak bisa tidur, maukah daddy menemaniku?”

“tentu saja, kajja daddy temani” ucap yuri kemudian menggendong krystal dan berjalan memasuki kamar putri kesayangannya itu

……………..

“aku pulang…” ucap yoona begitu memasuki rumahnya

“nne…” teriak tiffany dari dapur

“eomma ini pesananmu, mianhae menunggu lama” ucap yoona menyerahkan beberapa bungkusan berisi daging yang dibelinya, sore tadi tiffany menelpon yoona memintanya untuk membeli itu

“gwaenchanna.. lagipula itu untuk besok pagi sayang”

“lalu sekarang eomma sedang memasak apa?”

“ini, ramyun untuk appamu, dia terlambat makan malam sayang”

“oh.. begitu” ucap yoona

“yoong kapan pulang? kajja temani appa memakan ramyun” ucap taeyeon yang baru saja memasuki dapur

Yoona menoleh dan melihat taeyeon sedang mengusap usap rambutnya yang basah dengan handuk, ia baru saja selesai mandi dan berkeramas

“appa saja, aku sudah kenyang” ucap yoona sedikit dingin, hatinya kembali sakit mengingat kembali ucapan jessica tentang hubungan yang pernah dijalin keduanya

“eh? tumben sekali, biasanya selalu ada ruang di perutmu hehehe” ucap taeyeon

“sudah full, aku ke kamar dulu, sudah mengantuk” ucap yoona langsung berjalan melewati taeyeon dengan sikap dinginnya

“kenapa dengannya?” tanya taeyeon heran

“mungkin yoong kelelahan, jja ramyunnya sudah matang” ucap tiffany menyerahkan mangkuk yang berisi ramyun itu

Keesokan harinya dengan dandanan yang sudah rapi yoona turun dari kamarnya yang berada dilantai atas dan berjalan menuju ruang keluarga, ia melihat yeri taeyeon dan tiffany sudah duduk menikmati sarapan pagi, namun yoona kembali merasa marah saat melihat taeyeon

“yoong, kajja sarapan” ucap taeyeon yang melihat yoona

“anniyo, aku mau langsung berangkat ke kampus sekarang” ucap yoona masih bersikap dingin pada taeyeon

“wae? eomma sudah membuatkanmu sandwich, apa dibawa saja sayang biar yoong memakannya didalam mobil?” ucap tiffany

“tidak perlu eomma, aku sudah ada janji sarapan bersama teman temanku, aku pergi dulu ya, bye” ucap yoona berjalan keluar rumahnya tanpa memberi ciuman pada taeny yang biasa dilakukannya setiap hari membuat taeny merasa heran

“ada apa ya dengannya?” tanya tiffany mulai terlihat khawatir

“nanti akan aku tanyakan padanya” ucap taeyeon tersenyum menenangkan tiffany

“appa, krystal teman satu sekolahku yang pernah menjadi pasienmu dulu ku lihat sekarang sudah kembali sembuh dan kuliah di soshi”

“benarkah? syukurlah… oh ya, bagaimana masa pengenalan kampusmu baby?”

“mahasiswa kedokteran hanya terus berada didalam ruangan tak seperti yang lain, hanya mendengarkan beberapa materi tentang kampus”

“begitu ya, syukurlah.. eomma khawatir kau dijahili para senior”

“eomma tenang saja, lagipula hampir seluruh kampus sudah mengetahui jika aku dongsaengnya si preman kampus”

“hahaha baguslah kalau begitu” ucap taeyeon tak bisa menahan tawanya

“yaish… ajaranmu taeng” ucap tiffany mencubit pinggang taeyeon

“awww… enak hehehe” goda taeyeon

“yah..!” ucap tiffany hendak mencubitnya kembali sementara yeri hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua orang tuanya itu

*tiiintiiinnn*  suara klakson mobil terdengar dari luar

“ah sepertinya joy sudah menjemputku, aku berangkat dulu appa eomma” ucap yeri berdiri dan menciumi kedua orang tuanya

“Baby chankkaman, bawakan ini untuk unniemu” ucap tiffany mengambil tupperware dan memasukkan beberapa potong sandwich, kemudian diberikannya pada yeri

“nne… nanti akan aku berikan padanya, bye eomma appa.. saranghae”

“nado saranghae baby, hati hati ya” ucap tiffany melambaikan tangannya setelah mengantar yeri kedepan pintu

di kampus, yoona baru saja keluar dari mobilnya setelah diparkir. saat berjalan menuju kampusnya ia melihat krystal baru saja tiba dan keluar dari mobil yang mengantarnya, yoona sempat melihat sekilas yuri yang mengendarai mobil itu sebelum akhirnya melaju meninggalkan kampus, pandangan yoona kembali tertuju pada krystal, iapun langsung berlari menghampirinya

“kryst…” sapanya

Krystalpun menoleh, ia memutar kedua bola matanya begitu melihat yeoja pervert yang pernah ditampar olehnya, ia kembali membalikkan badannya mengacuhkan yoona

“kryst… chankkaman” ucap yoona kembali mencoba berjalan sejajar dengan krystal

“yah, what do you want?!!” ucap krystal mulai kesal

“kryst, apa kau benar benar tak mengingatku?” tanya yoona membuat krystal berhenti berjalan dan memandangnya

“No, who are you?” jawabnya kemudian kembali berjalan

“aku yoong… dulu kita begitu dekat”

“liar, daddy ku bilang saat sekolah aku tak memiliki teman”

“anniyo… kita dekat, sangat dekat bahkan kita sama sama saling menyukai” ucap yoona kembali membuat krystal berhenti berjalan

“what? yah don’t be liar! aku tak mengingatmu dan aku tak mengenalmu” ucap krystal kembali berjalan namun setelah beberapa langkah ia kembali membalikkan badannya melihat yoona yang masih terdiam

“bahkan sekarang hatiku merasa biasa saja saat melihatmu, dasar pervert! jangan pernah menggangguku lagi” ucap krystal kemudian berjalan kembali meninggalkan yoona yang terdiam mematung setelah mendengarkan ucapan krystal

“kryst…” gumam yoona

“yah rusa! kenapa kau diam mematung disini eoh?” ucap hara dan irene yang baru saja datang dan merangkul pundak yoona

“nne, apa yang sedang kau pikirkan buddy?” tanya irene

“anniyo.. kajja” ucap yoona

ketiga nya kembali berjalan menuju klinik tempat mereka bertugas, langkah irene terhenti saat melihat seorang yeoja sedang berjalan didepannya

“hey kau, kau sudah sehat sekarang?” tanya irene membuat yeoja didepannya menoleh ke arahnya

ah nne sunbae, gomawo kemarin telah merawatku” ucap yeoja itu

“nne.. itu memang tugasku, aku irene dari jurusan sains, kau?”

“aku kang seulgi dari desain grafis”

“wah, kau menyukai seni?”

“nne sunbae, kau menyukai alam ya?” tanya seulgi polos

“ahahaha anniyo… Kau lucu sekali, oh ya kau berteman dengan yeoja yang menjengukmu ke klinik itu kan?”

“nne sunbae dia krystal”

“tolong sampaikan padanya untuk berhati hati dengan senior bernama amber, aku tak sengaja mendengar dia merencanakan sesuatu yang licik bersama teman temannya untuk krystal”

“benarkah?”

“nne… sebaiknya kalian berhati hati dengan mereka”

“nne sunbae gomawo… akan aku sampaikan pada kryst”

“kalau begitu aku bertugas dulu di klinik, jika kau merasa kurang sehat jangan terlalu dipaksakan lagi seulgi-ah”

“nne sunbae sekali lagi gomawo…” ucap seulgi, keduanya pun berjalan kearah yang berbeda

“seulgi-ah..” panggil irene kembali, orang yang dipanggilpun membalikkan badannya

“nne?” ucap seulgi

“hwaiting!!” ucap irene dengan bahasa isyarat dan mengepalkan kedua tangannya memberi semangat pada seulgi membuat yeoja itu tersenyum dengan kedua pipi yang memerah

Tim panitia medis berjalan menuju lapangan tempat para mahasiswa baru dikumpulkan termasuk yoona dan kedua sahabatnya ikut ke lapangan untuk memeriksa kondisi para mahasiswa baru

Yoona tersenyum melihat krystal yang terlihat menggosok gosokkan kedua tangannya merasa kedinginan iapun berjalan menghampirinya

“Pakailah, ini akan sedikit membuat tanganmu hangat” ucap yoona membuat krystal menoleh kearahnya

“Tak perlu” ucapnya dingin

Namun tanpa diduga yoona menarik kedua tangan krystal membuat yeoja itu terkejut

“Yah! What’re you doing?!” tanya krystal menarik tangannya yang sudah terpasang sarung tangan, namun krystal perlahan merasakan kedua tangannya sedikit hangat

“Suhu dingin akan membuat tenagamu berkurang” ucap yoona tenang, ia mulai melepaskan syal yang dililit di lehernya kemudian dipasangkannya pada leher krystal sementara krystal hanya terdiam

“Hangat” ucapnya dalam hati saat merasakan lehernya tak lagi merasa kedinginan

“Kau baik baik saja?” tanya yoona

“Hmm..” jawab krystal menganggukkan kepalanya singkat

“Segera beritahu aku jika kau butuh apapun, aku akan memeriksa mahasiswa yang lain dulu” ucap yoona tersenyum pada krystal yang terdiam menatapnya kemudian yoona berjalan ke arah mahasiswa lain

“Nugu?” tanya seulgi pada krystal

“I don’t know” jawab krystal

“Dia baik sekali, dan terlihat tampan” ucap seulgi

Krystal memandang sarung tangan dan syal yang diberikan padanya dari yoona

“Apa ucapannya tak bohong?” ucap krystal dalam hati

Namun krystal melihat yoona berjalan menuju soerang yeoja yang terlihat sedang menunggunya, dari kejauhan krystal terus memperhatikannya

“Yoong, kau dicari adikmu” ucap salah satu teman yoona

“Oh nne, aku kesana dulu ya” ucap yoona kemudian menghampiri yeri yang sedang menunggunya

“Ada apa yeri-ah?”

“Kau sudah sarapan unnie? 

“Belum, hah lapar sekali” jawab yoona mengusap usap perutnya dengan wajah memelas

“Yah, kau bilang akan pergi sarapan dengan teman temanmu, jja.. eomma menyuruhku mengantarkan ini untukmu” ucap yeri menyerahkan tupperware berisi potongan potongan sandwich pada yoona

“Aigoo… Gomawo uri dongsaeng” ucap yoona senang dan mengusap usap lembut kepala yeri

“Yaish, dia bilang kami sama sama saling menyukai tapi sekarang terlihat mesra, Dasar player!” ucap krystal terlihat kesal saat melihat yoona dan yeoja dihadapannya dari kejauhan

………….

Jessica terus terusan tersenyum sambil bernyanyi menyirami bunga bunga yang ditanamnya didepan restoran

“Yeoppodda…” gumamnya senang

Pandangannya tak sengaja tertuju pada kaca restorannya dan ia terkejut saat melihat seseorang yang dikenalnya dibalik pantulan kaca itu, jessica pun menoleh kebelakang dan benar saja ia melihat yuri sedang berjalan menuju restorannya dengan memakai kaca mata hitamnya

“Omo!” ucap jessica, iapun buru buru bersembunyi dibalik dinding disamping restorannya sebelum yuri melihatnya

Dengan hati hati jessica terus memandangi yuri

“Tampan” gumam jessica

Ia terus memperhatikan yuri hingga memasuki restoran miliknya dan tak berapa lama yuri keluar dengan membawa cup coffee ditangannya, jessica melihat yuri kembali berjalan menuju kantornya

“Yah, apa yang sedang kau lakukan sica?” tanya sooyoung yang hendak membuang sampah

“Eh? Anniyoo… Hanya mencari semut” ucap jessica buru buru berdiri dan langsung berjalan memasuki restorannya

“Huh? Aneh sekali” ucap sooyoung merasa heran

“Americano, hmm… Tetap tak berubah” ucap jessica saat memeriksa bill pesanan yuri, iapun membantu pelayan lainnya membersihkan kaca kaca, restorannya baru saja dibuka

*kringkring* suara bel pintu restoran kembali berbunyi, jessica melihat seorang yeoja yang pernah dilihatnya memasuki restoran miliknya

“Unnie, 1 cup americano please” ucap yeoja itu pada pelayan, jessica terus memperhatikannya

“Hey vic, tumben kau pesan kopi” ucap sooyoung yang baru saja masuk

“Ini untuk bosku” ucap yeoja bernama victoria itu

“Ah.. Jadi dia asisten yul di kantornya, tapi kenapa yul memintanya membelikan kopi lagi?” ucap jessica dalam hati

“Bukankah dia baru saja membelinya tadi” ucap sooyoung

“Nne, tapi dia tak sengaja menumpahkannya saat kakinya tersandung” ucap victoria

“Ckckck cerobohnya tetap tak berubah” ucap jessica kembali

“Ah.. Begitu, baiklah.. Kau tak pesan minuman?” tanya sooyoung

“Anni.. Untuk bosku saja, you know me..”

“Yeah…” ucap sooyoung

Tak berapa lama cup americano diberikannya pada victoria

Victoria pun keluar dan sempat tersenyum pada jessica saat berpapasan dengannya

……………………..

“oke waktunya break.. kami beri waktu 1 jam” ucap ketua panitia

Para mahasiswa pun bubar untuk beristirahat makan siang termasuk krystal dan seulgi yang sudah berada di restoran soshi, keduanya langsung memesan makanan

Yoona kembali tersenyum saat berhasil menemukan krystal yang sedang duduk berdua dengan temannya, iapun berjalan menghampirinya

“akh..!!” rintih krystal jarinya tergores sumpit yang baru dibelahnya

“omo, jarimu berdarah!” ucap seulgi terkejut melihat darah mulai menetes dari jari telunjuk krystal, krystal mengangkat jarinya yang terluka hendak dihisapnya

“jangan dihisap, bakteri dalam air liurmu bisa saja masuk kedalam lukamu dan membuat infeksi” ucap yoona yang berhasil menahan tangan krystal

“bukan urusanmu” ucap krystal ketus hendak memasukkan kembali kembali jarinya pada mulutnya namun lagi lagi yoona menahannya

Yoona menarik tangan krystal dan mulai membersihkan darah pada jarinya yang terluka dengan tissue yang sedikit ditetesi alkohol

“sssshh…” desis krystal merasakan perih saat yoona menempelkan tissue yang sudah ditetesi alkohol itu pada lukanya, yoona pun memandangnya saat mendengar krystal kesakitan

“tahanlah, ini hanya akan terasa perih sebentar” ucap yoona tenang

Krystal terdiam memandang yoona yang begitu serius mengobati lukanya hingga selesai menempelkan plester pada jarinya

“jja, selesai..kau bisa melanjutkan makanmu” ucap yoona tersenyum memandang krystal yang terlihat salah tingkah saat kedua matanya saling berpandangan dengan yeoja dihadapannya itu

“aku sudah tak nafsu setelah melihat darah” ucap krystal

“benarkah? kalau begitu jja, aku membawakan sandwich untukmu” ucap yoona membuka kotak tupperware yang berisi sandwich itu

“sudah ku bilang aku tak nafsu” ucap krystal

“kau pasti akan suka setelah memakannya, ini buatan eommaku… dulu kau sangat menyukainya” ucap yoona memberikan potongan sandwich itu pada tangan krystal

Krystalpun akhirnya memakan sandwich itu, ia terdiam sejenak saat mulai menggigit dan merasakan sandwich yang diberikan oleh yoona itu

“bagaimana? enak bukan?” tanya yoona

“hmm.. lumayan” ucapnya “benar, ini lezat sekali” tambahnya dalam hati

“kau juga mau?” tawar yoona pada seulgi hendak memberikan potongan sandwich itu namun krystal segera menahannya

“dia sudah memiliki makanannya” ucap krystal, ia memberi kode lewat matanya pada seulgi

“ah.. nn..nne unnie gomawo.. Lagipula aku tidak terlalu suka sandwich”

“ah begitu ya, yasudah kalau begitu” ucap yoona hendak memakan sandwich itu namun lagi lagi krystal menahannya

“yah, kau sudah memberikannya padaku, kenapa kau memakannya” ucap krystal

“eh? aku hanya menawarkanmu untuk dimakan bersama, tidak semuanya”

“di LA jika kau memberikan makanan pada seseorang berarti kau tak boleh memintanya kembali” ucap krystal

“ah benarkah? aku baru mendengarnya, yasudah kalau begitu ini untukmu, harus dihabiskan ya, aku akan memakan ramyun milikmu yang tak kau makan”

“ewwh… apa kau tak jijik?”

“wae..? aku hanya tinggal meminta sumpit lagi”

“tapi itu terkena tetesan darahku”

“gwaenchanna.. lagipula itu darahmu” ucap yoona tersenyum innocent, iapun mengambil sumpit yang baru dan mulai memakan ramyun milik krystal

ketiga yeoja itupun menikmati makan siangnya bersama

“dulu appamu bekerja di restoran ini” ucap yoona

“my daddy? tidak mungkin, dia seorang CEO”

“nne… tapi dia sempat bekerja disini saat kau masih dirawat di rumah sakit appaku, jika tak percaya tanyakan saja pada ayahmu, bahkan dia sempat kuliah disini walaupun hanya sebentar”

“Jadi dia yeoja yang pernah daddy ceritakan kemarin” ucap krystal dalam hati

“kau dekat dengan my daddy?” tanya krystal

“tentu saja, kami sangat dekat”

“tapi umurmu?”

“aku hanya satu tahun lebih tua darimu, aku seniormu di soshi high school”

“kau sedang tak bohong agar aku percaya padamu kan?”

“tentu saja, untuk apa aku bohong.. sikapmu memang sangat dingin dan kejam, tapi kita sempat dekat dan bahkan kau memintaku untuk menyatukan yul unnie dengan eommamu”

“my mommy?” ucap krystal heran

“eh?” gumam yoona terkejut oleh ucapannya sendiri yang kelepasan

“emm.. maksudku kau memintaku mencari pasangan yang cocok untuknya”

“lalu apa kau tahu tentang mommy ku? daddy tak pernah menceritakannya padaku, apa dia masih hidup? atau tidak?” tanya krystal

“eh? emm.. aku tidak tau tentang itu”

“jangan bohong”

“anni…”

“awas saja kau ketahuan membohongiku, aku tidak akan pernah memaafkanmu” ucap krystal dengan death glare nya

*glekkk!!* yoona menelan saliva nya begitu mendengar ucapan krystal

“ottokhae…” ucapnya dalam hati

TBC

Second Chance part 14

picsart_09-15-12-37-071

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Jessica Jung, Seojuhyun, Kwon Yuri, Tiffany Hwang, kim Taeyeon, Choi Sooyoung and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………..

Yuri baru saja tiba dan langsung disambut hangat oleh para karyawan kantornya ketika memasuki gedung kwon’s company

“anyeong…” sapa yuri membalas para karyawannya dan tersenyum ramah pada mereka, tak sedikit karyawan yeoja yang langsung jatuh hati padanya. Mereka berjalan mengikuti yuri untuk mengantar ke depan ruangan miliknya

Begitu tiba di depan ruangannya, yuri terdiam memandangi pintu ruangannya

“ahjushi, bisakah aku minta tolong padamu?” ucap yuri pada seorang office boy

“nne tentu saja yuri-shi, apa yang bisa saya bantu?”

“bisakah kau lepas pintu ruanganku?”

“eh? kenapa dilepas yuri-shi?” heran OB itu begitupun karyawan yang lain ikut merasa heran

“nne, kenapa dilepas yuri-shi? apa pintu ini terlihat buruk?”

“anni… aku ingin ruanganku tertap terbuka untuk kalian, jika ingin bertemu dan ada yang ingin diperlukan jangan sungkan sungkan untuk datang padaku, semoga kita bisa bekerjasama dengan baik untuk memajukan perusahaan ini” ucap yuri membuat para karyawan bertepuk senang merasa kagum pada atasannya itu

Setelah pintu dilepas yuri pun masuk kedalam ruangannya dan karyawan yang lain telah kembali ke tempatnya masing masing

“hmm… ini hari pertamaku bekerja, semoga kehidupanku bisa jadi lebih baik sekarang” ucap yuri dalam hati, ia berdiri didepan jendela gedung melihat pemandangan luar

*kringkringkring* telepon didalam ruangan kerja yuri berdering

“yoboseyo..”

“yoboseyo yuri-shi, seseorang yang akan menjadi sekretaris anda sudah tiba”

“baiklah, langsung masuk saja kemari” ucap yuri lalu mematikan teleponnya “aigoo.. padahal pintunya sudah aku lepas” ucapnya kembali, iapun duduk di kursi kerjanya yang baru itu. Tuan kwon telah mengganti semua barang barang yang ada di ruangan yang pernah ditempatinya

Yuri membuka dan melihat beberapa berita pada layar komputernya, pandangannya tertarik pada sebuah berita yang menyebutkan nama mantan isterinya itu

“Jessica Jung mengakhiri kontraknya dengan SMent?” ucap yuri saat membaca judul dan iapun tertarik untuk membaca berita tentang mantan isterinya itu namun saat akan membacanya seorang yeoja masuk kedalam ruangan yuri

“yuri-shi? anyeong…” sapa seorang yeoja yang sudah berdiri didekat pintu, yuri mengangkat kepalanya dan melihat yeoja itu membungkuk lalu melambaikan tangan padanya

“oh, anyeong…” jawab yuri mengclose layar berita yang dibacanya dan berdiri menyapa yeoja itu

page.jpg

“silahkan duduk” ucap yuri

“ah nne.. kamsahamnida” ucap yeoja itu kemudian duduk dihadapanyuri yang dihalangi oleh meja kerja yuri

“sebelumnya perkenalkan nama saya victoria, saya diminta oleh tuan kwon untuk menjadi asisten anda yuri-shi”

“ah begitu… senang bertemu dengan anda victoria-shi, semoga kita bisa bekerjasama dengan baik”

“nne… tapi… mohon maaf yuri-shi, saya berasal dari china jadi bahasa korea saya tidak begitu lancar”

“gwaenchanna… kau bisa menggunakan bahasa inggris jika kesulitan berbicara” ucap yuri

“kamsahamnida yuri-shi”

“sebaiknya kita tak perlu bicara formal vic, rasanya aneh buatku hehe”

“tapi yuri-shi, tuan kwon..”

“ah sudahlah lupakan aturan appaku, kita buat aturan baru mulai sekarang, oke?”

“baiklah yuri-shi, gomawo…”

…………………………………
Di apartemen

“sica-yaa, ku dengar yul sudah berada di seoul dan krystal sudah sadar dari koma nya” ucap hyoyeon yang baru saja datang

“ah.. begitu ya, syukurlah”

“mwo? mengapa kau biasa saja?”

“memang harusnya seperti apa?”

“biasanya kau akan terlihat senang jika membicarakan yul”

“hmm… begitu ya” ucap jessica tersenyum miris

“wae..?”

“anniyo.. sudah satu tahun lebih yul tak pernah memberi kabar, bahkan saat dia kembalipun tak menghubungiku, dia sudah nyaman dengan kehidupannya hyo”

“mengapa harus yul dulu yang menghubungimu? mengapa tak kau duluan?”

“sudahlah, jangan dibahas”

“arasso…. lalu, hari ini rencanamu akan melakukan apa?  semenjak kau keluar dari SMent dan memutuskan hubunganmu dengan taecyeon kau hanya berdiam diri terus di apartemenmu, apa tak bosan”

“tentu saja bosan, aku hanya ingin menghindari media yang ingin meliputku terus, tapi siang ini aku akan pergi ke restoranku”

“ah… aku bahkan baru ingat kau memiliki restoran hahaha sudah lama sekali kita tak pernah kesana”

“kau benar, mulai sekarang aku akan fokus pada restoranku”

“apa si tower itu yang masih mengelolanya?”

“nne… aku merindukannya, sudah lama tak bertemu dengannya”

“ah nado… apa dia sudah memiliki kekasih ya sekarang”

“aku harap belum, jadi aku akan memintanya menikahiku”

“mwo??? yah, kau serius sica?”

“tentu saja aku bercanda, pabo. aku mau mengganti baju dan pergi ke restoran kau ingin ikut?”

“lain kali saja, badanku rasanya pegal pegal”

“yah, apa yang sudah kau lakukan dengan kekashimu?” tanya jessica dengan nada introgasinya (like mother like son 😂)

“tentu saja jalan jalan, memangnya apa lagi”

“anni… lupakan” ucap jessica kemudian meninggalkan hyoyeon di ruang TV

……………….

Di restoran kampus

“Yoong kenapa sedari tadi kau diam saja?” tanya hara

“Nne, apa kau masih memikirkan yeoja yang menamparmu tadi? Memang siapa dia? Apa kau mengenalnya?”

“Hmm… Sepertinya aku salah orang, aku pulang duluan ya” ucap yoona memakaikan tas nya dan berdiri

“Kau tak ingin makan dulu bersama kami?”

Yoona hanya menggelengkan kepalanya “aku sedang tak nafsu, aku duluan.. Bye..” ucapnya sambil berlalu meninggalkan kedua sahabatnya

“Nne.. Hati hati” ucap irene dan hara melambaikan tangannya

“Ada apa dengannya hari ini ya?”

“Entahlah, mungkin karena yeoja tadi”

“Wah… Tindakannya saat memeluk yeoja itu tadi benar benar daebak!” ucap hara menepukkan kedua tangannya

“Ah… Aku baru ingat, dia yeoja yang akan dijadikan korban taruhan oleh amber” ucap irene

“Jinjja?” tanya hara terkejut

…..

Jessica mengendarai mobilnya menuju restoran miliknya yang berada di pusat kota seoul itu, namun raut wajahnya berubah saat merasakan sesuatu pada mobil yang dikendarainya itu

“Eh? Ada apa dengan mobilku? Aneh sekali”

Jessica terkejut saat melihat lampu tanda bahan bakar mobilnya mulai berkedip kedip

“Aigoo… Bisa bisanya aku lupa mengisi bahan bakar mobilku, ckckck”

Jessicapun menepikan mobilnya disebuah mini market, dan segera menghubungi sahabatnya

“Hallo hyo.. Kau masih di apartemenku?” 

“Nne.. Wae?” tanya hyoyeon

“Mobilku kehabisan bahan bakar dan sepertinya tak akan cukup jika ku bawa ke pom”

“Kau hubungi saja mobil derek”

“Kau saja ya, aku tak mengerti mengurusnya”

“Mwo? Yah, kau hanya tinggal meneleponnya”

“Unnie.. Jebal…” ucap jessica dengan nada memohonnya

“Yaish…! Arasso… Kau dimana?” 

“Nanti aku kirimkan alamatnya, gomawo.. Bye.. Mmuah” ucap jessica kemudian mematikan teleponnya

“Huffhht… Dingin sekali” ucap jessica mengeratkan baju hangat dan syal yang dipakainya, iapun menutup sebagian wajah dan memakai kaca mata hitamnya kemudian berjalan memasuki mini market untuk memesan kopi hangat sambil menunggu hyoyeon

Namun sudah satu jam jessica menunggu sahabatnya tak kunjung tiba

“Hyo, kau dimana?” ucap jessica menelepon hyoyeon

“Aku masih diperjalanan sedang terjebak macet, sepertinya ada kecelakaan lalu lintas”

“Apa masih jauh?”

“Sepertinya begitu, kau naik bus atau kereta saja sica”

“Yaish.. Arasso..” ucap jessica kemudian menutup teleponnya

Ia kembali menutup sebagian wajahnya dengan syal dan berjalan menghampiri pelayan mini market itu

“Unnie, apa didekat sini ada stasiun atau pemberhentian bus?”

“Hmm.. Stasiun kereta lumayan jauh dari sini, tapi diseberang jalan ada halte bus” ucap pelayan itu sambil menunjuk

“Ah begitu, kamsahamnida”

“Nne..”

Jessica berjalan menuju halte, beruntung suasana dijalan begitu sepi hanya melihat sebuah mobil yang melaju pelan tak jauh darinya

Iapun kembali melangkahkan kakinya saat melihat lampu hijau pejalan menyala

………………………….

Yoona terdiam mengendarai mobil menuju rumahnya, pikirannya masih teringat dengan kejadian beberapa waktu yang lalu saat pertama kalinya ia bertemu dengan krystal, yoona yakin jika yeoja itu adalah krystal si hantu yang pernah bersamanya

“Aku harus menanyakannya pada appa” gumamnya

Sambil mengemudi tangan kiri yoona mulai merogoh isi tasnya untuk mengambil ponsel, namun sayang tas nya malah terjatuh

Yoona mengurangi kecepatan mobilnya, saat melihat keadaan jalanan lumayan sepi dengan masih mengendarai mobilnya ia pun menundukkan badannya untuk mengambil tas yang terjatuh disamping kakinya

Setelah ponsel didalam tas berhasil diambil nya yoona kembali menaikkan badannya, namun ia terkejut saat melihat lampu merah didepannya dan seseorang sedang berjalan menyebrangi zebra cross. Dengan refleks yoona menginjakkan remnya dalam dalam

*ckiiiitttt!!!!* suara rem mobil yoona terdengar membuat seseorang itu menoleh dan terkejut

“Kyaaaa!!!” jerit orang itu

*dukkk!!!* 

“Aw…!! Appo…” rintih yoona mengusap keningnya yang terbentur stir saat mobilnya berhenti, ia melihat sudah tidak ada orang didepannya, yoona pun langsung keluar dari mobilnya

“Omo!!” ucapnya terkejut saat melihat orang tadi telah terbaring tak sadarkan diri didepan mobilnya, yoona menoleh kesegala arah namun tak ada satupun orang disana kecuali penjaga mini market yang sedang berjaga lumayan jauh darin lokasinya berada

Yoona menurunkan tubuhnya dan memeriksa tubuh orang itu yang memakai pakaian tertutup dan kacamata hitam yang masih terpasang

“Huftthh… Masih bernafas, Aku berhasil tak menabraknya, tapi kenapa dia pingsan ya? Omo! Apa dia memiliki penyakit jantung? Ottokhae…” ucap yoona, iapun langsung mengangkat tubuh yeoja itu dan memasukkannya kedalam mobil miliknya, dengan segera ia membawa yeoja itu ke rumah sakit terdekat

Tak berapa lama iapun tiba di rumah sakit dan yeoja itu segera ditangani

“Bagaimana dokter?” tanya yoona khawatir

“Pasien hanya pingsan karena efek terkejut, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, sekarang pasien sedang tertidur” ucap dokter itu

“Tapi.. Dia tidak memiliki penyakit jantung kan?”

“Mwo? Anniya… Hahaha unniemu baik baik saja tidak memiliki riwayat penyakit apapun”

“Eh? unnie?”

“Nne, dia saudaramu kan? Sangat mirip denganmu, Rasanya aku pernah melihatnya tapi.. Diamana ya” ucap dokter itu terlihat sedang berpikir

“Ah..hahaha kalau begitu apa aku sudah boleh melihat keadaannya?”

“Ah.. Ya.. Tentu saja, setelah bangun pasien sudah bisa dibawa pulang” ucap dokter itu

Yoona pun segera memasuki ruang rawat dimana orang itu ditangani, ia melihat yeoja itu masih tertidur

“Jessica jung??!” ucap yoona terkejut saat melihat wajah yeoja yang masih terbaring itu

Yoona sempat tidak mengenalnya saat membawa yeoja itu karena wajahnya tertutup syal dan kaca mata hitam

Tak berapa lama jessica perlahan membuka kedua matanya terbangun dan melihat seseorang duduk disampingnya

“Unn..nnie… Mianhae..” ucap yoona membantu jessica duduk

“Eh? Nugu?” tanya jessica

“Aku.. Yoong, yang hampir menabrakmu tadi”

“Ah.. Begitu ya, gwaenchanna.. Mian aku terlalu terkejut tadi” ucap jessica

“Anni.. Ini salahku”

“Gwaenchanna.. Aku sudah merasa baik baik saja, apa aku sudah boleh keluar dari sini?”

“Nne.. Kau mau kemana? Biar aku antarkan unnie”

“Apa tak merepotkanmu?”

“Anni.. Anggap saja ini permohonan maaf dariku”

“Haha aigoo.. Sudah kubilang aku baik baik saja, tapi jika kau tak repot baiklah aku tak menolak hehehe”

Keduanya pun berjalan meninggalkan rumah sakit

“Jadi, kau ingin ku antar kemana?”  tanya yoona setelah keduanya memasuki mobil

“Aku akan mengunjungi restoranku di pusat kota”

“Ah… Jadi sekarang unnie mulai mengurus restoran setelah keluar dari sment ya”

“Nne.. Apa kau mengenalku?”

“Eh? Nne.. Tentu saja, aku salah satu penggemarmu, tapi apa kau lupa denganku?”

“Benarkah? Emm.. Nugu? Hehe mian ingatanku sedikit buruk”

“Aku yoong, dulu kita pernah bertemu saat di acara pernikahan gyuri unnie”

“Ah… Kau yang datang bersama yul?”

“Nne.. Kau benar”

“Apa kau kekasih yuri?”

“Eh? Hehe anniya.. Aku teman satu kampus dengannya dulu saat yul unnie kuliah di soshi”

“Ah begitu, kebetulan sekali”

Keduanya tampak mulai akrab selama perjalanan terus berbincang, tak biasanya jessica mudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya, namun ketika mengenal yoona ia merasakan hal yang berbeda seolah telah memiliki ikatan yang kuat. Meskipun begitu jessica masih belum mengetahui tentang yoona

Keduanyapun tiba

“Jadi ini restoran milikmu? Terlihat keren unnie, apa kau yang mendesain nya?”

“nne aku yang mendekorasinya tapi selama ini sahabatku yang mengurusnya selama aku sibuk di SMent, kajja akan ku kenalkan padanya lagipula aku ingin mentraktirmu karena telah mengantar dan menghiburku selama perjalanan tadi”

“Eh.. Hehehe tak usah unnie” ucap yoona malu malu

“Ayolah.. Apa kau tak lapar?”

“Emm…” *kruuukk…kruukk…kruukkk* belum sempat yoona menjawabnya, suara perutnya telah menjawab lebih dulu membuat yoona menunduk malu

“Hahaha aigoo.. Kau lucu sekali, kalau begitu kajja, aku akan marah jika kau menolak” ucap jessica

Yoona pun menurut dan mengikuti jessica memasuki restoran miliknya itu

“Anyeong jessica-shi” ucap karyawan yang membukakan pintu untuk jessica, jessicapun membalas tersenyum

“Hai sica.. “ sapa seorang yeoja

“Youngie-yaa… Boghoshippo..” ucap jessica langsung berjalan dan memeluk sooyoung sahabatnya itu

“Yah, kemana saja kau baru kemari eoh?” ucap sooyoung

“Hehe mian, kau tenang saja mulai sekarang aku akan terus berada disini”

“Mwo? Jadi kau benar benar pensiun dari dunia hiburan?”

“Begitulah, aku ingin memulai hidup baru hehe oh ya aku membawa teman kemari, perkenalkan”

“Anyeong.. Im yoona-imnida unnie bisa memanggilku yoongie” ucap yoona membungkukkan badanya dan mengulurkan tangan

“choi sooyoung-imnida, kau masih muda.. yah sica-yaa sekarang seleramu berpindah ya”

“anni.. dia hanya temanku”

“tapi dia sangat mirip denganmu, barangkali kalian jodoh hehehe” ucap sooyoung mengggodanya

“yah! kau ini, kajja kita duduk” ucap jessica mengajak kedua yeoja itu

“excuse me…” ucap seorang yeoja hendak membayar bill

Sooyoung melihat para karyawannya terlihat sibuk

“sica-ya.. kalian duluan saja” ucap soyoung berjalan ke mesin kasir untuk melayani yeoja itu, jessica sempat berhenti dan melihat yeoja dengan berpakaian kantor yang terlihat rapi itu kemudian kembali berjalan menuju meja pengunjung

“ah kwon yuri sudah membayar semuanya Vic” ucap sooyoung pada yeoja itu

“eh? benarkah?”

“nne, pekerja baru?” tanya sooyoung

“dia CEO baru perusahaanku soo”

“jinjja? muda sekali umurnya”

“nne… dia putera Tuan kwon”

“ah.. pantas, tapi kenapa dia meninggalkanmu dan terlihat buru buru tadi?”

“dia ditelpon keluarganya katanya ada urusan penting yang mendadak”

“oh.. begitu, wah.. kau bisa mendekatinya, dia terlihat cocok dengamu”

“hahahaha kau ini, kami baru saja berkenalan.. aku bahkan baru tahu jika Tuan kwon memiliki putri lagi, setahuku hanya vivian”

“begitu ya, berarti kau harus lebih dekat dengan keluarga kwon agar tau lebih dalam hahaha”

“yaish…! kau sedang kedatangan tamu?” tanya victoria

“nne.. dia pemilik restoran ini”

“begitu ya, aku pikir ini milikmu pribadi, tapi rasanya aku pernah melihatnya”

“anniya, ini milik sahabatku, aku hanya diminta untuk mengelolanya, tentu saja.. dia mantan seorang aktris dan penyanyi terkenal”

“pantas.. cantik juga, dia kekasihmu?”

“hahaha anni… dia sahabatku”

“bisa saja sahabat jadi cinta” ucap victoria, keduanya memandang jessica yang sedang sibuk berbincang dengan yeoja dihadapannya

“hahaha… ada ada saja, walaupun dia sering digosipkan berhubungan dengan banyak namja dan yeoja tapi sebenarnya dia seseorang yang sulit ditaklukan hatinya”

“woo… sepertinya kau banyak tahu tentangnya”

“siapa bilang, dia orang yang sangat penuh dengan rahasia” ucap sooyoung

Keduanya melihat jessica menoleh kearahnya

“sepertinya dia menunggumu, kalau begitu aku akan kembali ke kantor, bye soo…”

“bye… semangat bekerja vic!” ucap sooyoung

Sooyoungpun menghampiri dan duduk bergabung bersama jessica dan yoona

“lama sekali, kami sudah lapar” kesal jessica

“hehehe mian… tadi temanku yang bekerja di perusahaan itu” tunjuk sooyoung pada dua gedung besar yang berdiri diseberang restoran membuat jessica dan yoona menoleh

“gedung baru ya? perasaan dulu saat aku kesini disana masih sebuah gedung kosong yang baru dibangun”

“sudah lama, kau saja yang lama tak pernah kesini”

“begitu ya, hehehe” ucap jessica tertawa innocent

Setelah memesan makanan, ketiganya kembali mengobrol
………….

*tingtong…*

“oh yul, kau baru pulang bekerja?”

“nne eomma, apa krystal ada didalam?”

“nne.. dia sedang mengurung diri didalam kamar setelah berbicara dengan appamu, sepertinya krystal sedang merasa kesal”

“apa yang terjadi?”

“eomma tidak tahu sayang, tadi krystal tak ingin diajak bicara”

“kalau begitu aku akan mencoba berbicara dengannya”

“nne..”

Yuri berjalan memasuki kamar krystal, ia melihat krystal sedang terdiam menatap keluar jendela yang terbuka, ia tersenyum melihat kebiasaan anak kesayangannya itu yang menyukai duduk didekat jendela yang terbuka

“hey.. ada apa dengan kesayanganku? mengapa wajahnya terlihat kusut?” tanya yuri membuat krystal menoleh begitu mendengar suara yuri, iapun langsung berlari memeluk yuri

“daddy…”

“hmm… apa yang membuatmu sedih kryst?”

“aku tidak sedih, aku hanya sedang kesal dad…”

“wae…? ceritakan pada daddy” ucap yuri, keduanya berjalan dan kemudian duduk diatas tempat tidur krystal

“hari ini hari pertama pengenalan kampus, tapi banyak sekali orang yang sangat menyebalkan disana, terutama senior bernama amber itu belum lagi ada seseorang yang tiba tiba memelukku, yaish! pervert!”

“kenapa dengan amber?”

“dia mengataiku stupid girl dengan wajah menyebalkannya itu dad, aku tak terima”

“mwo? berani sekali dia pada anak kesayangan daddy” ucap yuri dengan wajah kesal dan menarik lengan bajunya

“aku meminta grandpa untuk mengeluarkannya dari kampus, tapi grandpa bilang ia tak bisa melakukan itu karena orang tua amber salah satu penyumbang terbesar dikampus dan ayahnya rekan grandpa di perusahaan” ucap krystal mempoutkan bibirnya

“benarkah? woah daebak!”

“yaish.. mengapa daddy malah memujinya!”

“eh? anni.. daddy tak sedang memujinya, lalu orang memelukmu bagaimana?”

“saat itu aku sedang mencari temanku yang sedang istirahat di klinik dan aku bertemu dengan seorang senior, tapi tiba tiba dia memelukku erat sekali sampai aku kesulitan bernapas”

“lalu?”

“aku menamparnya”

“eh? mm.. mme..menamparnya?”

“tentu saja, aku tak mengenalnya tapi dia langsung saja memelukku, pervert!” kesal krystal

“hahaha lucu sekali, kau bersabar saja baby.. masa pengenalan kampus memang begitu, tapi nanti juga mereka akan meminta maaf kembali, kau sudah makan kryst?”

“belum.. tadi aku tak nafsu, tapi sekarang aku lapar hehehe”

“aigoo… yasudah kajja kita pulang, daddy akan memasakkan makanan yang spesial untuk kesayangan daddy”

“really? yaaayyy!!” ucap krystal girang “but dad…” ucap krystal kembali

“hmm..?”

“gendong” ucap krystal dengan wajah memelasnya

“aigoo… kajja” ucap yuri memasang punggungnya, krystalpun dengan senang langsung memeluk punggung yuri dan digendongnya

saat keluar kamar yuri melihat nyonya kwon sedang berada di dapur dan menggelengkan kepalanya begitu melihat dirinya sedang menggendong krystal

“eomma, kami pulang dulu”

“kalian tak makan malam disini saja?”

“anni.. aku ingin masak makanan spesial untuk krystal”

“aigoo.. baiklah, kalian hati hati dijalan ya”

“nne…” ucap keduanya kompak

Diperjalanan

“dad, mengapa jam segini sudah pulang? biasanya orang kantoran biasa pulang malam, apa pekerjaan daddy sudah selesai?”

“belum” ucap yuri tenang

“loh? lalu mengapa daddy pulang?”

“karena kesayangan daddy sedang bersedih”

“oh my god.. i’m so sorry dad…”

“it’s okay honey”

“kalau begitu ayo kembali ke kantor, aku boleh ikut kan?”

“eh? tapi kau belum makan kryst”

“gwaenchanna… kita bisa membeli makanan diluar dan memakannya di kantor, aku janji tak akan menganggu pekerjaan daddy, let’s go dad..”

“hmm… baiklah, lagipula didepan kantor daddy ada restoran, kita bisa makan dulu disana”

Yuri memutar balik arah dan melaju menuju kantornya kembali. tak berapa lama mereka pun tiba, setelah memarkirkan mobilnya yuri menggandeng tangan krystal berjalan menuju sebuah restoran yang berada di seberang kantornya

“yuri-shi…” panggil seseorang membuat yuri dan krystal membalikkan tubuhnya dan melihat victoria berjalan kearahnya mmbawa beberapa berkas

“hai vic.. mian tadi aku meninggalkanmu di restoran”

“gwaenchanna.. aku pikir kau tak akan kembali”

“hehehe aku baru ingat jika pekerjaanku belum selesai, kau darimana?”

“aku baru selesai membawa berkas berkas yang harus dperiksa dari gedung sebelah, disana baru selesai didakan rapat”

“eh? apa aku telah melewatkannya?”

“aku sudah menggantikannya kau tak perlu khawatir yuri-shi, karena sekarang kau disini aku akan memberitahukan hasil rapat tadi”

“baiklah kalau begitu, tapi aku harus mengantar kryst makan, gwaenchanna? oh ya perkenalkan kryst” ucap yuri merangkul pundak krystal

“anyeong.. saya victoria asisten yuri-shi” ucap victoria sopan

“anyeong… kwon krystal  jung, unnie bisa memanggilku krystal” ucap krystal tersenyum membalas uluran tangan victoria

“dia putri kesayanganku” ucap yuri membuat victoria terkejut mendengarnya namun masih bisa ia sembunyikan

“ah.. begitu, putrimu cantik sekali”

“tentu saja, kajja kita ke restoran” ucap yuri

Ketiganya kembali berbincang sambil berjalan menuju restoran

………………………

“hahahaha!!!” sooyoung tertawa terbahak bahak saat ketiga yeoja itu berbincang terutama jessica yang menjadi sasasaran pembicaraan sooyoung dan yoona

“yah! tertawa mu puas sekali” kesal jessica yang merasa terbully

“lagian kau enak sekali dibully sica-ya hahaha”

“yaish menyebalkan, kajja yoong kita pulang saja, lagipula sudah sore”

“nne…”

*drrttt…ddrrtttt…* ponsel yoona bergetar menerima panggilan dari kontak bernama *byunt eomma*

“eh? eommaku menelpon”

“yasudah kau angkat saja dulu dan tunggu aku di luar yoong, aku ingin mengambil beberapa data restoran dulu dan melihat ruangan baruku” ucap jessica

“nne..” jawab yoona, iapun berjalan keluar restoran terlebih dahulu dan segera mengangkat telepon dari eommanya itu

“sulli-ah.. handle dulu, aku akan mengantar dia ke ruangannya.. mulai sekarang sica akan ikut bergabung bekerja disini” ucap sooyoung pada salah satu karyawan restoran

“oh.. nne unnie”

Sooyoung pun mengantar jessica kedalam ruangan yang akan ditempatinya yang berada di lantai atas.

“oh my god! yah! menagapa berantakan sekali ruanganku!” ucap jessica saat memasuki ruangan itu

“hehehe mian aku terlalu sibuk jadi tak sempat membereskannya”

“pantas kekasihmu yang seorang suster itu memutuskanmu”

“itu karena kami sama sama sibuk dan tak ada waktu, yaish.. sudahlah jangan bahas si pendek itu, lagipula kau tenang saja, sebentar lagi asisten cantik perusahaan sebelah akan menjadi pasanganku sica-yaa”

“in your dream, jika dia tau kau pemalas pasti dia tak akan mau”

“hehehe aku akan jadi orang yang rajin setelah mendapatkannya”

“hah.. sudahlah kajja bantu aku membereskan ruangan ini, kasihan yoong menungguku lama nanti” ucap jessica

Keduanya mulai membereskan barang barang yang berada diruangan itu sementara yoona yang akan mengantarkan jessica pulang sudah menunggunya didalam mobil, sebelumnya jessica mengirimkan sms padanya jika ia akan membereskan ruangannya terlebih dulu dan yoona pun membalasnya jika ia bersedia menunggu

Tak berapa lama keduanya selesai membereskan ruangan itu

“kau yakin tidak akan kembali ke panggung hiburan?” tanya sooyoung

“nne… aku akan memulai hidup yang baru”

“memulai hidup yang baru itu harusnya menikah, kau tak ada pikiran kesana?”

“hmm… nothing”

“tapi suaramu indah sekali sica-yaa.. sesekali hiburlah pengunjung disini dengan suara indahmu, lagipula sepertinya kau sudah dilupakan fansmu”

“nne.. kau tenang saja aku tau bagaimana menarik perhatian para pengunjung, yaish… enak saja, tapi bagus juga sih jika penggemarku menghilang, aku jadi bisa merasakan hidupku normal kembali”

“kau ingin menghandle semuanya sepertiku?”

“nne… kecuali memasak hehehe”

“baiklah, tapi jangan terlalu kelelahan.. hyoyeon bilang fisikmu lemah”

“yaish.. yeoja itu mengapa malah membocorkannya”

“yah! itu justru bagus, jadi aku bisa memantaumu”

“aahh… kau perhatian sekali padaku, apa sebenarnya kau menyukaiku?” goda jessica menyenggol lengan sooyoung

“jika aku menyukaimu maka aku harus menjadi orang yang paling sabar seseluruh mahluk di bumi ini” ucap sooyoung memandangnya datar

“yaish… menyebalkan, sudahlah aku pulang dulu, kajja antar aku aku kedepan” ucap jessica menggandeng lengan sooyoung

Sooyoung kembali mengantar jessica, keduanya berjalan turun

Namun tepat didepan pintu restoran, jessica dan sooyoung hampir bertabrakan dengan 3 orang yeoja yang baru saja masuk kedalam restoran membuat jessica terkejut melihatnya

re.jpg

“yul…” “sica”

ucap keduanya bersamaan

TBC

 

Protected: Monster END

This content is password protected. To view it please enter your password below:

Second Chance part 13

 

picsart_09-15-12.37.07.jpg

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Jessica Jung, Seojuhyun, Kwon Yuri, Tiffany Hwang, kim Taeyeon, Choi Sooyoung and other member | Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………………….

SMent

“sica masa kontrakmu telah habis, tapi karena kau termasuk aktris yang populer kau bisa memperpanjang kontrakmu”

“hmm… aku tak akan memperpanjang kontrakku” ucap jessica pada rapat pertemuannya dengan mr. lee

“kau yakin? namamu dikenal karena agensi ini. kau bukan apa apa tanpa agensi ini”

“nne, aku memang bukan apa apa dan bukan siapa siapa lagi mulai sekarang, aku tetap akan berhenti, terimakasih telah membesarkan namaku”

“baiklah jika itu memang keputusanmu”

Jessica keluar ruangan diikuti hyoyeon

“Sica apa kau yakin dengan keputusanmu?”

“Nne…”

“Lalu kau akan menjadi apa setelah ini? Dan aku bagaimana?”

“Aku akan tetap menjadi aku, dan kau… Yah! Kekasihmu itu seorang pengacara kaya, lekaslah menikah!”

“Ah kau benar juga hehehe, tapi aku mengkhawatirkanmu.. Nanti siapa yang akan mengurusmu jika aku tak ada”

“Kau tenang saja, lagi pula aku akan tetap memintamu tetap tinggal di apartemenku”

“Ah kau benar, tapi… Mwo?? Yah, bilang saja kau ingin terus dimasaki olehku, yaishh!!”

“Hahaha tentu saja, ah sudahlah aku ingin bertemu taec oppa dulu”

“Kencan? Tumben.. Sudah lama kau tak bertemu dengannya”

“Maka dari itu aku akan bertemu dengannya malam ini, aku merindukannya”

“Baiklah, kkah pergilah.. Aku juga ingin bertemu nicole”

Taeyeon tak henti hentinya tersenyum memandang yeoja dihadapannya itu, keduanya tengah duduk didalam ruangan di sauna. taeyeon tak menyangka jika hari ini akan bertemu dengan sahabatnya yang telah lama tak memberikan kabar, kwon yuri

Flashback

Taeyeon baru saja membereskan berkas berkas data pasiennya yang baru saja selesai diperiksa

*toktoktok* seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya dari luar

“masuklah” ucap taeyeon yang masih sibuk dengan berkas berkas itu hingga tak melihat seseorang yang baru saja membuka pintu dan memasuki ruangannya

“honey… sesibuk itukah sampai tak ingin membukakan pintu untukku?” ucap seorang yeoja dengan nada manjanya

Merasa suara itu asing dan bukanlah suara tiffany, taeyeon segera mengangkat kepalanya dan betapa terkejutnya taeyeon saat melihat seorang yeoja yang sedang tersenyum menatapnya. Taeyeonpun langsung berjalan menghampirinya

*plakkk* taeyeon memukul kepala yeoja dihadapannya itu

“aww….! Appo…” rengek yeoja itu mengusap-usap kepalanya

“Paboya!! Ku pikir siapa, ternyata kau yul aigoo…”

“Hehe mianhae, aku hanya ingin memberikan kejutan untukmu” ucap yuri tertawa innocent

“Gomawo… Kau berhasil membuatku terkejut” 

“Wae? Apa ada yang aneh dengan penampilanku?”

“Banyak, bahkan aku hampir tak mengenalimu”

“Jinjja?”

“Nne… Kajja kita ke sauna, sudah lama sekali tak kesana”

“Baiklah, tunggu sebentar aku akan menelpon dulu” ucap yuri segera berjalan menjauhi taeyeon

Flashback End

“wae? Mengapa kau memandangku seperti itu?” tanya yuri yang memergoki taeyeon sedang memandangnya

“Anniyo, aku hanya tak menyangka kau kembali yul, kapan kau tiba?”

“Kemarin, aku sedang mengantar putriku berbelanja dan kebetulan mall itu dekat dengan rumah sakitmu jadi aku sekalian berkunjung”

“P..pputri?” tanya taeyeon terkejut

“Daddy!!” teriak seorang yeoja tak jauh dari mereka membuat yultae menoleh kearahnya, mereka melihat seorang yeoja tersenyum melambaikan tangannya

“Hey, kemarilah.. Apa kau kesulitan mencari alamat yang daddy berikan?”

“Tidak, tapi apa yang daddy lakukan ditempat seperti ini? Mengapa banyak sekali ahjumma dan ajushi disini?”

“Ini sauna, sauna disini sangat berbeda dengan sauna di USA kryst”

“Oh.. Begitu”

“Kryst??” ucap taeyeon 

“Dia sudah sembuh sekarang, Berkatmu taeng, aku berhutang besar padamu”

“Naega?” tunjuk taeyeon pada dirinya

“Tentu”

Flashback

Setelah sidang perceraian yulsic tiba tiba nyonya kwon menelpon yuri mengabarkan jika sesuatu terjadi pada krystal. Saat itu juga yuri bersama taeyeon segera menuju rumahnya.

Begitu sampai taeyeon beserta para perawat yang lain yang telah dihubunginya segera memeriksa keadaan krystal yang tiba tiba tubuhnya mengalami kejang kejang sementara yuri beserta keluarganya hanya diperbolehkan menunggu diluar kamar.

Tak berapa lama taeyeon keluar dari kamar itu

*ceklek* taeyeon bersama para perawat yang mebantunya baru saja keluar dari kamar tempat krystal dirawat, yuri yang melihatnya langsung berlari menghampirinya

“taeng… bagaimana keadaan krystal?”

“yy..yyul… mmm..mianhae…” ucap taeyeon dengan suara yang bergetar sambil menundukkan kepalanya

“Wae..? Mengapa kau meminta maaf? Bagaimana keadaan krystal taeng?”

“Aku… Tak bisa…”

“Taeng, jangan bercanda!” bentak yuri langsung mencengkram keras kerah kemeja yang dikenakan taeyeon, sementara yeoja dihadapannya hanya bisa menunduk.

“Omo, sunbae! Cepatlah kemari!” teriak sunny tiba tiba yang masih berada didalam kamar krystal membuat taeyeon dan yang lain segera menoleh, mereka langsung memasuki kamar itu

“Ada apa sunny-ah?”

“Denyut nadinya telah kembali” ucap sunny

Taeyeon pun segera memeriksa kembali keadaan krystal, benar ia merasakan denyut nadi krystal telah kembali padahal beberapa menit yang lalu keadaan krystal semakin parah dan denyut nadinya telah berhenti hingga akhirnya ia benar benar menyerah.

Taeyeon melepaskan stetoskopnya kemudian memandang yuri yang terlihat cemas

“Krystal telah kembali, ini benar benar suatu keajaiban” ucap taeyeon dengan kedua matanya yang telah berkaca kaca

Yuripun langsung meneteskan kedua matanya tak bisa menahan sedih sekaligus bahagianya

“Tapi… Tak ada tanda krystal untuk sadar”

“Jika begini caranya, krystal mungkin harus dibawa ke USA tempat dimana aku dirawat dulu” ucap yuri

“Tapi.. Apa keadaannya akan memungkinkan?” tanya nyonya kwon

“Eomma, dulu aku tak sempat membawanya karena keadaanku yang tak mampu, jadi biarkan sekarang aku membawanya”

“Bisakah kau relakan saja? Dia… Bukan anak kandungmu yul” ucap mr. Kwon tiba tiba membuat semua orang yang berada didalam rumah terkejut

“Appa, aku telah mencintainya dan membesarkannya sejak dia bayi. Bagaimana mungkin dia bukan anakku, walaupun kryst bukan darah dagingku aku tetap selalu mencintainya, kryst tetap putriku” ucap yuri

“Mianhae.. Kau benar yul, sekarang kau bisa membawanya kesana.. Appa akan sewakan pesawat pribadi untukmu” ucap mr. Kwon

“Appa.. Gomawo..” ucap yuri langsung memeluk mr. Kwon

Saat itu juga yuri langsung membawa krystal ke USA dibantu para tim medis

Flashback End

“bukankah itu karena pengobatan disana?” tanya taeyeon

Krystal telah duduk bergabung bersama yultae

“Anni… Beberapa jam setelah sampai di rumah sakit sana tiba tiba krystal sadar taeng, aku sangat terkejut.. Bahkan tim medis disana belum sempat melakukan apapun padanya, karena sudah terlanjur berada disana appa memintaku untuk tetap merawat krystal sampai benar benar pulih, sekalian aku melanjutkan studyku disana dengan bantuan teman temanku, akhirnya keadaan krystal sudah kembali normal dan aku telah menyelesaikan studyku dengan cepat” ucap yuri tersenyum senang menatap taeyeon yang sudah terlihat berkaca kaca mendengarnya, bahkan ia sendiri bingung harus berkata apa

“Apa dia dokter yang telah menyelamatlanku?” tanya krystal

“Yupp, berterima kasihlah padanya” ucap yuri mengusap lembut kepala krystal

“Arasso… Terimakasih banyak ahjumma” ucap krystal langsung memeluk taeyeon

“Yah, aku belum menjadi ahjumma!” ucap taeyeon mempoutkan bibirnya

“Hehehe just kidding, wajahmu imut sekali apa kau sudah menikah?” tanya krystal polos

“Bahkan dia sudah memiliki dua orang putri kryst”

“Oh my gosh, benarkah?” tanya krystal terkejut

“Yupp!!”

“Daddy, apa kau masih lama? Aku pulang duluan ya, aku sudah berjanji akan pulang lebih cepat untuk belajar memasak bersama grandma” ucap krystal

“Nne.. Bawa saja mobil daddy, hati hati ya”

Setelah pamit, krystal segera berjalan meninggalkan yuri dan taeyeon

“Yul, apa jessica sudah tahu kabar ini?”

“Entahlah”

“Eh? Mengapa kau berkata seperti itu?”

“Saat aku menghilangkan kabarku aku benar benar tak berhubungan dengan siapapun di korea kecuali keluargaku, aku ingin fokus dan benar benar merubah hidupku taeng, aku tak bisa seperti kemarin terus”

“Hmm… Ada benarnya juga yul, pantas kau benar benar terlihat berubah”

“Tapi… Aku masih belum bisa melupakannya” ucap yuri tersenyum miris

“Apa krystal tak menanyakannya?”

“Bahkan dia tak ingat siapa ibunya, aku belum pernah memberitahukan tentang jessica padanya”

“Mwo? Apa krystal hilang ingatan?”

“Nne, sama sepertiku, tapi aku bersyukur setelahnya ia memiliki ingatan yang tajam jadi begitu sembuh perlahan krystal bisa mengejar keterlambatan sekolahnya”

“Daebak, Tapi… Apa tak sebaiknya kau beri tahu sica padanya?”

“Aku tak ingin dia merasakan sedih lagi taeng, lagipula sica tak pernah mempedulikannya, mungkin karena kryst bukanlah anak kandung kami”

“Eh? Eee… Itu…”

“Sebenarnya aku masih memikirkan ucapan appaku waktu itu, aku menanyakannya kembali pada appa dan sica dulu, dan… dia membenarkan, aku tak mengerti mengapa sica melakukan itu padaku tapi aku tak pernah menyesal memiliki krystal”

“Apa kau akan membenci jessica?”

“Anni… Aku tak pernah bisa membencinya taeng, hanya saja… Anak kandungku sudah berusia 19 tahun sekarang , dan selama itu aku telah bersalah padanya, aku merasa menjadi orang tua yang paling jahat karena telah membuang anaknya”

“Kau tak seperti itu yul, kau jangan khawatir.. Dia hidup dengan baik”

“Eh? Apa kau juga mengetahuinya?”

“Nne..”

“Jahat sekali kau tak pernah memberitahuku taeng”

“Yul, dengan keadaanmu kemarin aku tak mungkin memberitahumu”

“Hmm.. Kau benar, jika kau sudah tau.. Bisakah aku bertemu dengannya?”

“Bahkan kau pernah bertemu dengannya yul”

……….

Soshi university

“Yoong!!” teriak seseorang memanggil yoona yang sedang bermain basket bersama temannya, kini yoona telah aktif menjadi anggota tim basket kampusnya. Ia sengaja melakukan itu agar dapat menyibukkan dirinya dan segera melupakan krystal. Dengan kesibukkan itu pun akhirnya yoona sudah bisa terbiasa hidup tanpa bayang bayang krystal dalam pikirannya

“Eh hyunie” tanya yoona menghampiri seohyun

“Kau sedang latihan ya? Apa aku menggganggumu? Mianhae..”

“Anniyo… Aku hanya sedang bermain main, ada apa hyunie kemari?”

“Ini, aku ingin memberikan kertas formulir panitia program pengenalan kampus untuk mahasiswa baru, yoong ingin ikut mendaftar?”

“Hyunie ikut?” 

“Nne.. Makanya aku mengajakmu”

“Kalau begitu aku juga ikut, tapi tolong isikan dataku ya hehehehe tanganku tiba tiba lemas”

“Yaish… Dasar, baiklah.. Aku isikan sekarang ya”

“Oke boss!! Eh sekalian kedua sahabatku ya”

“Apa mereka mau?”

“Pasti mau..”

“Baiklah…”

“Kalau begitu aku bermain lagi ya”

“Kkah.. Pergilah”

“Oke, gomawo… Nanti aku antar kau pulang jika sudah selesai”

“Nne..”

Yoonapun berlari ke lapangan basket dan kembali bermain bersama teman temannya. Dulu hubungan keduanya sempat renggang setelah seohyun mengungkapkan perasaannya pada yuri dan ternyata ditolak secara halus oleh yuri, meskipun begitu seohyun merasakan sakit dan mengira jika yuri menyukai yoona dilihat dari kedekatan mereka, namun tak berapa lama seohyun tahu jika yoona dan yuri tak memiliki hubungan apapun selain teman dekat. Akhirnya hubungan yoona dan seohyun kembali dekat dan bersahabat.

………….

“Oppa, mengapa kau mengajakku ke tempat ini?” tanya jessica yang baru saja memasuki sebuah sauna bersama taecyeon

“Cuaca diluar sangat dingin, aku hampir membeku saat syuting tadi.. Jadi kita butuh penghangat, lagipula tempat ini kebanyakan para ahjumma dan ahjushi jadi kita tak akan diganggu para fans dan paparazi”

“Hmm… Arasso…”

Keduanya telah duduk didalam sebuah ruangan setelah selesai mengganti pakaian sauna

“Jadi, apa yang ingin kau bicarakan”

“Oppa, ayo kita putus”

“Eh?” gumam taecyeon terkejut

“Oppa, aku telah bertemu dengan pihak agensiku, aku memutuskan tak akan memperpanjang kontrakku”

“Wae…? Bukankah menjadi aktris dan penyanyi terkenal itu impianmu?”

“Nne, dulu. Sekarang aku akan berhenti ,lagipula selama satu tahun ini kesibukanku hanya sedikit, dan banyak juga aktor dan aktris pendatang baru. Ini kesempatanku untuk mundur, untuk itu.. Jadi ayo kita putus”

“Kau benar benar serius dengan keputusanmu?”

“Tentu saja”

“Hmm… Baiklah, lalu nanti apa alasan kita putus saat diliput di media?”

“Bilang saja kau berselingkuh?”

“Mwo? Shiro… Nanti para fans ku akan membenciku, belum lagi aku pasti akan dibunuh soo hyun, kenapa tidak kau saja yang selingkuh”

“Yah, aku tak bisa melakukan itu, yaish!!”

“Hahaha rumit sekali kita, padahal selama ini kita hanya berpura pura”

“Kau benar oppa, ah sudahlah nanti aku akan menjelaskannya pada media saat pers terkait mundurnya aku dari SMent”

“Baiklah, sica hwaiting!!” ucap taecyeon menyemangati

“Kau kapan akan melamar soo hyun unnie”

“Paboya… Tentu saja secepatnya, gara2 hubungan kita, hubunganku dengannya jadi tersiksa”

“Hehehe mianhae… Untung soo hyun unnie bisa sabar”

“Tentu saja, kekasihku tak jahat sepertimu”

“Mwo? Kau ingin mati huh?? Dia mau melakukan ini karena aku dongsaeng kesayangannya”

“Aigoo…. Ice princess kembali lagi, nne nne.. Uri dongsaeng kesayangan oppa juga” ucap taecyeon mengacak acak kepala jessica membuat jessica kesal namun keduanya kembali tertawa

Tanpa mereka sadari tak jauh dari sana yuri melihatnya

Flashback

“Wah sudah menjelang malam, ayo kita pulang taeng”

“Kita sudah seperti ahjumma saja hahaha”

Keduanya pun berjalan menuju ruang ganti pakaian, namun tak sengaja saat melewati sebuah ruangan yuri melihat seorang yeoja yang mirip dengan jessica, ia pun berhenti dan memperjelas penglihatannya

“Taeng, bukankah itu jessica?” tanya yuri menunjuk pada seorang yeoja tak jauh darinya

“Mana? Ah… Kau benar, dia memang sica, ayo kita hampiri”

“Chankkaman, kita tak bisa menghampirinya taeng”

“Wae…?”

“Lihatlah” ucap yuri, taeyeon kembali menoleh kearah jessica dan baru menyadari ia tak sendirian disana, yultae melihat jessica duduk berdua bersama seorang namja dan keduanya tampak tertawa senang

“Taecyeon?” gumam taeyeon

“Ternyata dia masih bersama pria itu” ucap yuri

“Apa tak sebaiknya kita hampiri?”

“Tak usah taeng, kajja antar aku pulang saja, krystal pasti akan mengamuk jika aku pulang terlambat”

“Yasudah kalau begitu, kajja”

…………………………….

Sesampainya di rumah kedua orang tua yuri

“Apa aku perlu menunggu?”

“Tak usah taeng aku kan membawa mobilku, lagipula aku pasti diminta makan malam disana, baru nanti pulang ke rumahku, kau ikut makan malam saja disini taeng”

“Ah tak usah yul, aku sudah ditunggu istriku”

“Oh.. Begitu, yasudah kalau begitu, gomawo telah mengantarku taeng, aku titip dia ya”

“Nne… Aku pergi dulu yul, bye..”

“Bye..”

Setelah melihat mobil yang dikendarai taeyeon pergi, yuri berjalan memasuki rumah kedua orang tua, ia segera berjalam menuju ruang makan dan melihat keluarganya sudah berkumpul

“Yul, akhirnya kau datang juga.. Untung kami baru mau memulai, kemarilah sayang pimpin do’a” ucap nyonya kwon membukakan kursi untuk yuri

“Grandma, biar aku saja yang memimpin do’a” ucap krystal

“Aigoo… Cucu grandma religius, baiklah kalau begitu”

Suasana makan malam keluarga kwon terlihat sangat harmonis terlebih dengan kehadiran yuri dan krystal yang telah diterima oleh keluarga yuri

“Daddy, tadi siang aku mendapat surat dari soshi university, aku diterima menjadi mahasiswa disana”

“Jinjja? Wah chukkae… Uri krystal memang pintar”

“Kalau begitu besok kita belanja, grandma akan membelikanmu perlengkapan untuk kuliah nanti” ucap nyonya kwon

“Eomma… Kau tak usah melakukan itu, biar aku saja”

“Wae… Krystal cucuku, lagipula kau kan baru diangkat menjadi CEO, kau harus fokus pada pekerjaanmu”

“Kau benar yul, biar krystal bersama grandma” ucap mr.kwon

“Hmm… Baiklah kalau begitu, kapan mulai masuk sayang?”

“Minggu depan, daddy.. Tapi aku takut”

“Takut kenapa baby?”

“Aku takut dibully”

“Tenang saja, daddy akan menghajar mereka yang berani membully mu, lagipula uri krystal kan memiliki kekuatan ice princess, masa kalah sama mereka”

“Nanti grandpa akan usir siapapun yang membullymu hahaha” ucap mr. Kwon

“Wah kejam sekali” ucap yuri dan krystal bersamaan

……..

“Appa pulang..!” teriak taeyeon begitu sampai di rumahnya

“Taeng.. Mengapa kau terlihat senang sekali malam ini?”

“Tentu saja, anak anak sudah tidur?”

“Nne.. Yoong lebih cepat tidur karena setiap hari bermain basket, dan yeri.. Ada berita bagus taeng”

“Apa itu baby?”

“Yerim diterima di fakultas kedokteran sushi university”

“Woah daebak!! Penerusku”

“Kita harus memberinya kejutan taeng”

“Benar, lagipula 2 minggu lagi yeri ulang tahun, kita bisa memberinya kejutan”

“Lalu kenapa dengan hari ini taeng? Mengapa kau begitu senang eoh?”

“Kau mau tau?”

“Tentu saja, yah jangan jangan kau habis digodai yeoja seksi? 😒 ucap tiffany dengan nada interogasinya

“Mwo? Tentu saja bukan”

“Lalu apa?”

“Kalau mau tahu, harus memberiku…?”

“Memberi apa?”

“Kissseu…”

“Yaish! Shiro!”

“Yasudah.. Ah aku mengantuk” ucap taeyeon berpura pura menguap dan berjalan memasuki kamarnya

“Yah yah yah!” kesal tiffany mengikuti suaminya itu

“Kasih atau tidak?” goda taeyeon kembali

“Hmm.. Menyebalkan, baiklah kemarilah” ucap tiffany

Dengan semangat taeyeon menghampiri dan malah mengangkat tubuh tiffany

“Kyaaaa!! Lepaskan aku, aku baru saja selesai mandi!” teriak tiffany

Taeyeon langsung membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur dan langsung menindih tubuh tiffany hingga tak bisa meronta

“Barusan kau bilang kemari, berarti kau membutuhkanku”

“Yah! Itu karna kau memintaku menciummu”

*cupp!* taeyeon mencium singkat bibir tiffany

“Sudah” ucap taeyeon

“Berarti menyingkirlah dari atas tubuhku, yaish!!”

“Shiro!!”

“Wae…?”

“Karena aku menginginkannya lagi” ucap taeyeon melumat kembali bibir tiffany

Mengetahui suaminya sedang kumat ,tiffanypun membalas ciuman taeyeon hingga keduanya saling menikmati

Dan terjadilah asdshdlfldofndpamxjd 😂

*ah sudahlah, bayangkan sendiri bersama oreo. author ga khhuaatt!!* (lambaikan tangan) 😂

………

Satu minggu kemudian

Pagi pagi sekali para panitia sudah berkumpul di hall kampus untuk melakukan briefing sebelum melakukan tugasnya mengatur para mahasiswa baru dalam acara program pengenalan kampus yang diadakan selama 3 hari tersebut.

“Hooaem… Aku masih mengantuk, yah! Im choding, mengapa kita harus jadi panitia acara ini yaish!!” ucap hara dengan wajah ngantuknya

“Bukan aku, hyunie yang meminta.. Tenyata membosankan ya” ucap yoona

“Tapi sebentar lagi kita akan bertemu para hoobae, ku dengar banyak sekali hoobae yang cantik” ucap irene yang terlihat bersemangat

“Nne.. Kau benar juga, lagipula kita jadi panitia kesehatan, aku harap banyak hoobae yang pingsan nanti hahaha” ucap hara

“Kita harus berterima kasih pada hyunie karena telah menempatkan kita di posisi ini”

“Sayangnya musuh kita juga ikut kepanitiaan”

“Benarkah? Nugu?”

“Yah, kau tak lihat jika amber menjadi panitia kedisiplinan” ucap yoona, ketiganya menatap amber dan kawan kawannya yang berdiri tak jauh dari mereka, sekilas tatapan yoona dan amber bertemu, dengan senyum sinis amber memberikan tanda fuck you pada yoona

“Aigoo… Pagi pagi sudah mencari masalah” ucap irene menarik lengan bajunya hendak menghajar amber namun yoona dam hara menahannya

“Paboyaa kita sedang jadi panitia, bisa bisa kita yang mendapatkan masalah” 

“Nne, yoong benar.. Bersabarlah, begitu acara ini selesai kita hajar dia” ucap hara

“Yoong ,ku dengar dongsaengmu juga kuliah disini?”

“Nne.. Dia di kedokteran”

“Woah daebak, pasti dia sangat pintar..” ucap hara excited

“Nne.. Sangat berbeda dengan eonnienya” ledek irene

“Yah! Aku ini memang tak pintar, tapi aku banyak disukai, percuma pintar tapi tak ada yang suka” bela yoona

“Tapi aku suka dengan dongsaengmu” ucap hara

“Mwo?? Yah, bukan berarti yeri tak ada yang menyukai, kau harus antri  yang ke seribu”

“Hahaha sudahlah menyerah saja, kau pasti sangat jauh dari kriteria yeri” ucap irene

“Yaish… Kalian lihat saja, tak butuh berapa lama aku pasti bisa mengambil hatinya”

“Tapi sebelum kau melakukan itu, langkahi dulu mayatku” ucap yoona

“Yaish.. Kalau begitu caranya aku menyerah 😒 ucap hara pasrah

Ketiganya pun tertawa menghiraukan pidato ketua panitia hingga terkena teguran

Tak berapa lama satu persatu mahasiswa baru tiba di kampus

 **

“Yuppp sampai, daddy perlu mengantarmu sampai dalam?” tanya yuri begitu sampai mengantarkan krystal didepan kampus

“Tak usah dad, aku bukan anak kecil lagi”

“Aigoo… Uri krystal memang sudah besar” ucap yuri mengusap usap rambut krystal

“Aku berangkat dad”

“Nne… Disana ada teman dekat daddy, namanya yoong unnie ,jika ada orang yang jahat padamu kau bisa minta perlindungan dari dia, dia salah satu preman kampus hehe”

“Tak perlu, daddy tenang saja.. Aku akan langsung lapor pada grandpa agar langsung dikeluarkan”

“Omo omo! Uri krystal tak kalah menyeramkannya”

“Yasudah aku pergi dulu, daddy semangat bekerjanya, hwaiting!!” 

“Nne, krystal juga, hwaiting!!” 

Krystal pun keluar dari mobil dan melambaikan tangannya begitu mobil yui melaju. Kemudian ia berjalan menuju kampus barunya

Seluruh mahasiswa baru tiap fakultas telah beebaris dilapangan dan sudah mulai melakukan aktivitasnya

“Hey, kau terlihat pucat, apa kau sakit?” tanya krystal pada salah seorang mahasiswa baru yang berbaris disampingnya

“Aku hanya sedikit pusing”

“Kau izin saja pada panitia, daripada sakitmu bertambah parah”

“Gwaenchanna.. Oh ya perkenalkan, kang seulgi imnida” ucap yeoja bernama seulgi mengulurkan tangannya

“Krystal, kwon krystal jung, mari berteman baik” ucap krystal membalas uluran tangan seulgi

“Nne.. Senang berteman denganmu”

“Kalau kau merasakan sakit, kau bisa mengatakannya padaku”

“Nne.. Kau tenang saja”

“Yah! Dua orang yang disana, apa yang sedang dibicarakan!” teriak seorang panitia pada krystal dan seulgi

“Emm.. I didn’t anything” ucap krystal yang tak begitu fasih berbahasa korea

“Aah… Mahasiswa luar ternyata, pantas… Mereka selalu bodoh dalam budaya korea” ucap panitia itu membuat mahasiswa lain menoleh menatap krystal

“Yah, amber.. Apa itu tidak keterlaluan? Kau sudah mempermalukannya didepan umum” bisik panitia lain pada amber panitia kedisiplinan yang memarahi krystal

“Memang itu kan tugasku?” jawab amber, kemudian tersenyum sinis menatap krystal

“Mwo? Yah, you think i’m stupid?!” ucap krystal tak terima

“Yeah, you’re stupid” ucap amber “bitch” ucapnya lagi dengan isyarat mulutnya namun krystal dapat memahaminya

“What? Shut up you’re mounth!” kesal krystal mulai kehabisan kesabarannya

“Kryst.. Tenanglah, kau tak boleh melawannya kau bisa dihukum”

“Tapi dia sudah mempermalukanku, kau tak lihat mulutnya yang busuk itu? Dia harus diberi pelajaran”

“Apa? Kau berani pada para panitia, heyy… Panitia kemarilah ada seorang mahasiswa bodoh disini yang menantangku” teriak amber

“Shit! You’re asshole!” umpat krystal dalam hati ia hendak berjalan menghampiri amber dan menghajarnya namun

*brukk!!* tiba tiba seulgi pingsan membuat yang lain  terkejut melihatnya

“Selgi-ah..!!” teriak krystal menghampiri teman barunya itu

Panitia kesehatan pun datang membawa seulgi ke klinik kampus

Sementara yang lain kembali dibariskan dan amber kembali bergabung bersama teman temannya

“Yah, apa tadi tak terlalu berlebihan?” tanya teman amber

“Hahaha dia terlihat menarik”

“Mwo? Apa kau menyukainya?”

“Stupid, aku hanya akan memakainya”

“Tapi dia terlihat seram, apa kau yakin bisa menaklukannya?”

“Bagaimana jika kita bertaruh?” tantang teman amber yang lain

“Oke”

“Deal”

“Lihat saja kurang dari satu bulan aku bisa mendapatkannya” ucap amber

“Jika tidak berhasil?”

“Kalian bebas ke diskotik dan bersenang senang disana”

Amber dan kawannya tertawa senang sambil memandang krystal yang tak menyadarinya

Sementara irene yang tak sengaja mendengar saat melewati mereka segera berjalan menuju klinik kampus

“Gila, benar benar gila!” umpat irene menghampiri kedua sahabatnya

“Wae..?” tanya hara yang sedang asik berbaring sambil memakan snack nya

Amber dan kawan kawannya sedang taruhan untuk memanfaatkan seorang hoobae”

“Biarkan saja, bukan urusan kita” ucap yoona terlihat tak peduli

“Nne.. Mengapa kau yang panik” ucap hara

“Yaish.. Apa kalian tak kasihan padanya? Dia bisa bunuh diri!” 

“Eiyyy… wait wait wait” ucap hara menempelkan telapak tangannya pada dahi irene

“Yah, kau pikir aku gila! Aku serius!” kesal irene

“Arasso.. Nanti kita akan membantunya” ucap yoona

“Tapi.. Aku belum tahu siapa hoobae itu hehehe” ucap irene tertawa innocent

Kedua sahabatnyapun langsung menghajarnya

**

“Baiklah, acara hari ini sudah selesai kalian sudah boleh pulang dan besok harus berkumpul lagi sebelum jam 8, arasso!?” ucap ketua panitia

“Nne…” jawab para mahasiswa baru

Krystal melihat jam tangannya, iapun teringat dengan seulgi teman barunya yang sedang dirawat di klinik. Ia pun berjalan menuju klinik berniat untuk mengunjunginya dan mengajaknya pulang

“Yah! Ireonna..!! Kalian ini ditugaskan jadi panitia kesehatan malah tidur!” rutuk eunji sang dokter penjaga klinik membangunkan yoona, irene dan hara yang tertidur pulas didalam klinik

Ketiganya pun terbangun dan mengumpulkan nyawanya masing masing

*toktoktok* *ceklek*

“Excusme apa seulgi masih berada di dalam?” tanya krystal yang baru saja masuk klinik

“Nne.. Sepertinya masih, masuk saja kedalam” jawab eunji yang sedang membereskan peralatan klinik

“Hoaemmm… Selesai juga ternyata” ucap yoona mengucek ngucek (duh bahasanya apa mengucek 😂) kedua matanya, ia masih duduk di ranjang pasien yang peruangan hanya dibatasi kain kain panjang

“Seulgi-ah.. Where are you?” ucap krystal berjalan membuka satu persatu kain pembatas ruangan itu dan…

*sreeeetttt…!!* ia membuka kain dan melihat seseorang sedang duduk dan menghadap kearahnya, orang itupun sedikit terkejut dan memandangnya

 rthssrt.jpg

“haaaah… mengapa aku harus memimpikannya lagi” gumam yoona terus mengucek ngucek kedua matanya

“permisi, apa unnie melihat seulgi, kang seulgi?” tanya krystal

“anni….yyoo.. ini b.. ..bukan .. mm..mmimpi?” ucap yoona terbata kembali memandangi yeoja dihadapannya itu

*plak!!* hara menepuk pundak yoona

“yah, bangunlah… kau sedang ditanya, kau mencari siapa?” ucap hara pada yoona kemudian bertanya pada krystal

“aku menc….

*gerppp!!!*

“kryst!!!” teriak yoona langsung memeluk tubuh krytal membuat krystal terkejut

“yy…yyah! lepaskan.. kau siapa?” tanya krystal masih dalam pelukan yoona

“kau kemana saja eoh? kenapa baru hadir sekarang? apa kau kesepian disana?” tanya yoona bertubi tubi membuat kedua sahabatnya yang melihatnya merasa heran termasuk krystal

dengan sekuat tenaga akhirnya krystal bisa melepaskan diri dari pelukan yoona, dan

*plak!!!*

“awww!!” gumam irene dan hara yang melihatnya

“yah! apa yang kau lakukan? dasar pervert!!” teriak krystal memarahi yoona setelah menampar keras pipi yoona

“aduh.. appo… yah, kau telah melupakanku?” tanya yoona terus mengusap usap pipi yang terkena tamparan krystal

“crazy!!” umpat krystal

“kryst?” panggil seulgi yang menghampirinya setelah mendengar keributan

“seulgi-ah kajja kita pulang, banyak sekali orang – orang gila hari ini!” ucap krystal masih kesal

Krystalpun menarik seulgi sementara yoona masih terdiam mengusap usap pipinya yang masih terasa panas akibat tamparan dari krystal

“Yah, kau berani sekali yoong, daeeebak!!!” ucap hara menepuk tepukan tangannya

“apanya yang daebak!” kesal yoona

“tadi itu… nugu?” tanya irene

“dia kryst… omo? kalian bisa melihatnya?” ucap yoona terkejut

“paboya!! kau pikir dia hantu? sepertinya nyawamu belum terkumpul” ucap hara

Begitu tau yoona langsung berlari keluar klinik dan melihat dua yeoja yang sudah berjalan cukup jauh

“kryst… benarkah itu kau?” gumam yoona

TBC

Nih… yang mau krystalnya hidup

Disini yuri benar benar berubah, dari penampilannya pokoknya apapun lah, jadi si taeyeon terkejut a.ka pangling ngeliatnya, begituh

Ngeliat ucapan amber jadi inget tiffany dan para hatters yang ngejudging tanpa mikir dulu 😢

bagi yang amber shipper maap yah, ini  cuma FF 🙏

Second Chance part 12

 

picsart_09-15-12.37.07.jpg

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Jessica Jung, Seojuhyun, Kwon Yuri, Tiffany Hwang, kim Taeyeon, Choi Sooyoung and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

part ini ceritain tentang bagaimana adanya yoona dan krystal dulu

………………………………………..

Beberapa tahun yang lalu

 “yappp, suapan terakhir!!” ucap tiffany begitu semangat melayangkan sendok berisi bubur pada yoona, yoona pun membuka mulutnya kemudian memakan bubur itu

“aaammm… masytaaaah!!” teriak yoona

“omo omo omo! uri yoongie berhasil menghabiskan satu mangkuk bubur hari ini?” tanya taeyeon takjub begitu masuk kedalam ruangan rumah sakit tersebut, ia melepaskan jas dokternya dan segera menghampiri yoona dan tiffany

“tentu saja, eomma bilang kalau yoong menghabiskan bubul ini yoong boleh pulang, yoong tidak mau dicini lagi, yoong juga kangen yelim” ucap yoona kecil dengan suara imutnya

“hhm… eommamu benar, yoong hari ini akan pulang” ucap taeyeon yang sudah duduk disamping yoona

“jinjja?”

“geurom.. “

“yaaaayyy!!!” teriak yoona girang dan langsung memeluk taeyeon

“yoong, tunggu disini dulu ya eomma dan appa akan keuar sebentar” ucap tiffany

“alasso…” ucap yoona

Tiffany pun berjalan menggandeng lengan taeyeon keluar ruangan dimana yoona dirawat. mereka memasuki ruangan tempat kerja taeyeon

“taeng, apa kanker pada kepala yoona benar benar hilang?” tanya tiffany yang terlihat cemas

“nne, usaha kita selama 4 tahun ini berhasil sayang, yoona sudah benar benar sembuh” ucap taeyeon membuat kedua mata tiffany berkaca-kaca dan langsung memeluk suaminya itu

Flashback

Saat itu taeyeon baru saja selesai menangani sebuah keluarga yang baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas, mereka adalah sepasang suami isteri dan bayinya yang masih berumur 2 bulan, namun karena kecelakaan yang dialami begitu fatal, hanya sang bayi yang berhasil selamat

Baru saja ia duduk di kursi ruang kerjanya, seseorang langsung masuk kedalam ruangannya membuat taeyeon terkejut karena orang itu tak mengetuk pintu terlebih dahulu

“ss…ssica?” ucap taeyeon kembali terkejut saat melihat orang itu membuka tudung kepalanya dan sosok itu adalah jessica, ia melihat jessica datang tak sendirian, ia menggendong seorang bayi mungil yang terlihat tertidur

“taeng, tolong bantu aku” ucap jessica yang langsung menangis menghampiri taeyeon

“kk..kau kemana saja? mengapa tak pernah memberi kabar padaku? bagaimana keadaan yul sekarang?” tanya taeyeon karena sudah sangat lama ia tak pernah mendengar kabar tentang sahabatnya setelah yuri dibawa ke amerika

“bukan waktunya untuk membicarakan itu taeng, jebal..”

“okk.. okke.. katakan apa yang terjadi sekarang? mengapa wajahmu terlihat pucat?” tanya taeyeon, ia melihat jessica menangis kembali, iapun membiarkannya dengan mengusap usap pundak sahabatnya itu. tak berapa lama ia mengusap air matanya dan mulai mengatur nafas

“t..ttaeng, ini krystal bayiku” ucap jessica menunjukkan bayi mungil yang sedang tertidur lelap pada taeyeon

“bayi yang sangat lucu, sangat mirip dengan yuri, berapa usianya?” tanya taeyeon mengambil bayi itu dari jessica dan menggendongnya

“9 bulan” ucap jessica kemudian menangis kembali

“hey.. gwaenchanna? apa yang terjadi sica?”

“kryst… krystal mengidap kanker pada otaknya taeng” ucap jessica dalam tangisnya, tubuh jessica terjatuh ke lantai karena tak bisa menahannya begitupun taeyeon sangat terkejut mendengarnya

“oh my god, apa sudah ditangani?” tanya taeyeon

Jessica hanya menggelengkan kepalanya

“aku tak yakin, usianya masih sangat rentan”

“sica, tidak ada yang tak mungkin.. mengapa tak langsung ditangani? rumah sakit disana lebih maju, mengapa kau membawanya kesini?”

“t..ttaeng, untuk kali ini tolong aku”

“apa yang bisa aku lakukan?”

“satu bulan yang lalu yuri terbangun dari komanya”

“benarkah? syukurlah, thanks god” ucap taeyeon tak dapat menahan air matanya mendengar kabar bahagia itu

“yuri juga tampak senang begitu ku beritahu kami telah memiliki bayi, namun beberapa hari terakhir kesehatan krystal menurun dan saat diperiksa aku tak menyangka jika krystal mengidap penyakit itu, aku masih belum memperlihatkan krystal pada yul”

“apa yul tahu yang terjadi pada krystal?” tanya taeyeon, jessica menggelengkan kepalanya

“kondisi yul masih sangat rawan, dokter tak mengizinkan yul untuk berpikir yang berat, akan sangat bahaya jika ia tahu apa yang terjadi dengan krystal taeng, begitupun yul akan tahu jika krystal menjalani pengobatan disana”

“hmm… ini sangat rumit, lalu apa yang akan kau lakukan?”

“tolong…. carikan aku bayi taeng” ucap jessica ragu

“mwo?? kau akan membuang krystal? yah, kau tak boleh melakukan itu sica”

“taeng aku mohon… aku tak ingin kehilangan lagi, melihat kejadian yang menimpa yul kemarin membuatku cukup tersiksa”

“tapi krystal darah dagingmu dan yul, kau harus yakin jika krystal akan sembuh”

“aku hanya tak ingin yul tahu dan membuatnya tersiksa, aku tak ingin kehilangan yul” ucap jessica tak bisa menahan tangisnya

Tayeon terdiam menatapnya, ia sendiri bingung apa yang harus ia lakukan, ia sangat bahagia mengetahui sahabatnya sudah sadar dari koma dan tak ingin sesuatu kembali terjadi pada yuri. namun ia juga merasa iba pada bayi mungil itu

“baiklah, berikan bayi itu padaku dan aku akan memberikan seorang bayi untukmu” ucap taeyeon, jessica mengangkat wajahnya begitu mendengar itu, ia melihat taeyeon sedang menelpon seseorang

“sunny-ah lekasklah ke ruanganku” ucap taeyeon pada seseorang dibalik teleponnya, iapun langsung menutupnya, tak berapa lama seorang perawat mengetuk pintu ruangan dan masuk kedalam

“ada apa sunbae?” tanya perawat bernama sunny yang merupakan asisten taeyeon itu

“tentang pasien yang ku tangani apa sudah ada anggota keluarganya yang datang?”

“nne sunbae, baru saja seorang ahjumma yang mengaku anggota keluarganya datang”

“apa bayi itu akan dibawa oleh keluarganya?”

“emm… soal itu, mereka menyerahkannya pada pihak rumah sakit karena mereka bilang bukanlah keluarga yang mampu”

“bagaimana kondisi bayi itu?”

“suatu keajaiban, kondisinya baik baik saja sunbae”

“kalau begitu bawalah kemari, sudah ada seseorang yang akan merawatnya” ucap taeyeon menoleh pada jessica yang terdiam mendengarkan percakapan taeyeon bersama asistennya itu, sunny pun ikut menoleh menatap jessica

“ah begitu, baiklah aku akan membawanya kemari” ucap sunny menganggukkan kepalanya kemudian berlalu meninggalkan ruangan

“kau bisa membawanya, tapi umurnya masih 2 bulan apa yul ataupun yang lain tak akan merasa curiga dengan perbedaan usia mereka? aku akan membuatkan surat kondisi kesehatan untuk pihak bandara agar dia bisa diperbolehkan naik pesawat, beruntung bayi itu dalam keadaan sehat”

“gwaenchanna… yul masih belum mengetahuinya, terimakasih banyak taeng, aku sangat berhutang padamu” ucap jessica

Setelah sunny kembali masuk dan menyerahkan bayi itu pada jessica, jessica bersiap siap untuk kembali ke amerika. taeyeon mengantarnya ke bandara

“mianhae… jeongmal mianhae” ucap jessica dalam tangisnya sambil menciumi pipi krystal yang tertidur pulas, kemudian ia menyerahkannya pada taeyeon

“aku akan berusaha menyembuhkannya”

“gomawo taeng” ucap jessica memeluk sahabatnya itu dan segera pamit pada taeyeon

“sampaikan salamku untuk yul, aku sangat bahagia.. aku harap yul mau memaafkanku”

“yul mengalami amnesia taeng, aku harap dia benar benar melupakan kejadian itu” ucap jessica

“oh ya, apa nama krystal akan diapakai oleh bayi itu?”

“nne, yul sudah ku beritahu namanya, kau bisa mengganti nama krystal”

“baiklah”

Setelah itu taeyeon pulang ke rumahnya dan menceritakan semuanya pada tiffany, beruntung tiffany mau menerimanya dengan sepenuh hati merawat bayi jessica

“yoona… im yoona, bayi ini kita beri nama itu” ucap tiffany

“nama yang indah, dan yoong akan menjadi seorang eonnie” ucap taeyeon mengusap perut tiffany yang tengah mengandung

Selama 1 tahun yoona menjalani pengobatan dan berhasil menghilangkan kanker itu bersamaan dengan lahirnya kim yerim. sayangnya setelah beberapa bulan kanker itu tumbuh lagi. meskipun begitu taeyeon dan tiffany tak pernah menyerah hingga 3 tahun menjalani pengobatan, yoona benar benar bebas dari penyakit itu

Flashback End

“apa ibu kandung yoong tau hal ini?”

“nne, aku sudah memberi tahunya”

“apa yoong akan diambil?”

“nne, mereka telah kembali ke korea” ucap taeyeon

“aku tak ingin kehilangan yoong” ucap tiffany mulai menangis

“uljimma… kau harus merelakannya, bagaimanapun juga dia bukan anak kandung kita, aku sudah berjanji jika yoong sembuh akan mengembalikannya”

“kau saja yang mengantarkannya taeng, aku tak sanggup”

“baiklah, kau bisa pulang lebih dulu baby, jangan bersedih lagi” ucap taeyeon

Setelah itu taeyeon membawa yoona menuju rumah yuri dimana jessica menunggunya

“appa, mengapa kita kemali? ini lumah siapa?” tanya yoona yang sudah digendong taeyeon menuju rumah yang terlihat asing baginya

“kryst…” ucap jessica yang baru saja membukakan pintu begitu melihat taeyeon dan anak kecil dalam gendongannya

“duduklah disini dan tunggu sebentar, appa akan berbicara sebentar dengannya” ucap taeyeon setelah mendudukkan yoona diatas kursi ruang tamu

Yoona hanya mengangguk, ia melihat taeyeon dan yeoja itu berjalan menjauhinya

“apa kau akan membawanya?” tanya taeyeon

“nne, aku akan menceritakan semuanya pada yul, Mr. kwon sudah tahu jika krystal  yang kami rawat bukanlah anak kandung yul”

“hmm..baiklah” ucap taeyeon, keduanya kembali menghampiri yoona

 

“appa, nugu?” tanya yoona melihat yeoja asing dihadapannya

“dia… ibumu” ucap taeyeon

“anniyo… dia bukan eomma” ucap yoona

“dia ibumu sayang, mulai sekarang yoong akan tinggal bersamanya”

“belsama appa & eomma juga?”

“anni.. hanya yoong”

“shillo.. yoong ingin belsama appa, eomma dan yeli..!!” ucap yoona mulai menangis

Tangisan yoona semakin menjadi saat melihat taeyeon dengan terpaksa meninggalkannya di rumah yuri, saat itu disana hanya ada jessica karena yuri masih berada di rumah kedua orang tuanya

Namun setelah 3 hari jessica mengunjungi rumah taeyeon sambil membawa yoona, ia menyerahkan kembali yoona pada keluarga taeyeon karena yoona terus memberontak dan menangis membuat jessica tak tega melihatnya. dengan bahagia keluarga taeyeon menerima kembali yoona.

sayangnya setelah itu jessica telah melupakan anak kandungnya itu begitu kariernya naik. ia tak pernah lagi menanyakan keadaan yoona.

………………………………………………

Back to 2016

“anniyo… dia bukan eomma” ucap yoona 

“dia ibumu sayang, mulai sekarang yoong akan tinggal bersamanya”

“belsama appa & eomma juga?”

“anni.. hanya yoong”

“shillo.. yoong ingin belsama appa, eomma dan yeli..”

*pukpukpuk* 

“yoong, ieronna.. kita sudah sampai” ucap taeyeon membangunkan yoona yang tertidur didalam mobil, keduanya baru saja pulang dari rumah sakit

“ah, nne appa..” ucap yoona mengedip kedipkan kedua matanya mengumpulkan nyawa, ia melihat sudah berada didalam garasi rumahnya

“yoong.. taeng.. kalian sudah pulang, lekaslah mandi, eomma sudah menyiapkan makan malam” ucap tiffany begitu menyambut kedatangan yoona dan taeyeon

Tiffany melihat yoona masuk kedalam kamarnya, iapun segera menghampiri taeyeon

“taeng, bagaimana hasilnya? apa yoong benar benar terkena penyakit itu”

“anniyo… tidak ada yang terjadi dengannya, yoong baik baik saja sayang” ucap taeyeon memeluk pinggang istrinya itu

“kau tak bohong kan taeng?”

“my baby, untuk apa aku bohong? uri yoongie baik baik saja, lihatlah” ucap taeyeon menunjukkan kertas hasil pemeriksaan yoona yang menunjukkan negative mengidap penyakit skizofrenia

sore tadi yoona dibawa taeyeon ke rumah sakitnya untuk diperiksa, yoona yang mengetahui kedua orang tuanya telah curiga hanya menurut saja

“haaah… syukurlah, thanks god..” ucap tiffany mengepalkan dan mencium kedua tangannya

“tak ada yang dikhawatirkan lagi sekarang”

“tapi mengapa selama beberapa hari ini yoong terlihat sedih dan tak bersemangat taeng?”

“tadi saat diperjalanan yoong bercerita padaku tentang kegalauannya karena yeoja bernama juhh…. siapa itu”

“juhyun..”

“ahh.. benar, juhyun, dia juga merindukan yul”

“hmm.. begitu ya, ah iya, bagiamana yul? apa belum pernah ada kabar tentangnya?”

“belum honey, ah aku lapar..”

“mandi dulu”

“dItemani olehmu kan?”

“shiro!! aku masih belum selesai menata peralatan makan” ucap tiffany yang langsung berlari meninggalkan kamar. taeyeon tertawa kecil melihatnya, namun itu hanya sebentar, tawanya hilang saat melihat surat hasil pemeriksaan yoona, ia kembali memasukkan surat kedalam tasnya

“mianhae pany-ah” gumam taeyeon saat melihat obat-obatan untuk penyakit skizofrenia

Taeyeon masuk kedalam kamar mandi, namun disana ia berdiri membiarkan shower mengguyur kepala dan seluruh tubuhnya, ia terdiam memejamkan mata memikirkan kembali apa yang telah dikatakan jiyoung rekannya beberapa jam yang lalu setelah memeriksa yoona

Flashback

“yeoja itu bernama krystal” ucap jiyoung

“krystal?” ucap taeyeon kembali

“nne, yoong bilang krystal berumur sekitar satu tahun dibawahnya, krystal selalu mengikutinya dan meminta tolong padanya”

“minta tolong apa?”

“menyatukan kedua orang tuanya yang telah bercerai, tapi dia bilang krystal telah pergi dan sudah satu minggu tak pernah kembali menemuinya lagi”

“apa yoong terkena penyakit itu?” tanya taeyeon, ia melihat jiyoung terdiam dan perlahan menganggukkan kepalanya

“karena itu belum berlangsung lama, aku akan memberikannya beberapa obat dan kau bisa membantu mengobatinya dengan terapi, membuatnya banyak berinteraksi dengan orang – orang”

“baiklah, gomawo jiyoungie”

“nne… semoga putrimu lekas sembuh”

Flashback End

Taeyeon masih terdiam dibawah guyuran air shower, pikirannya kembali mencermati perkataan – perkataan yang diucapkan jiyoung

“yeoja itu bernama krystal” ucap jiyoung

“krystal…” gumam taeyeon mengingat ucapan jiyoung “kwon krystal jung” ucapnya kembali

“dia meminta tolong yoong untuk menyatukan kedua orang tuanya yang telah bercerai”

“yul dan sica bercerai…” ucap taeyeon mencoba mencocokkan

“yah, kau benar benar menyukai yul?”

“anniya… aku melakukan ini karena ada maksud lain, aku tak benar benar menyukainya”

“maksudmu?” tanya taeyeon

“emm… aku hanya ingin membuat jessica unnie cemburu melihatnya”

“oh my god, yoong.. mengapa kau melakukan itu?” tanya tiffany

“aku… ingin membantu yul unnie agar bisa kembali bersama jessica unnie” ucap yoona menunduk

Taeyeon kembali teringat dengan percakapannya bersama yoona saat di pesta pernikahan gyuri

“tapi dia bilang krystal telah pergi dan sudah satu minggu tak pernah kembali menemuinya lagi” ucap jiyoung

“satu minggu yang lalu? saat itu hari dimana sidang perceraian yul dan sica, lalu mendapat kabar jika krystal……..” ucap taeyeon

“apa krystal benar benar menemui yoong?”

*toktoktok*

“taeng… mengapa lama sekali? anak – anak sudah menunggu” ucap tiffany membuyarkan taeyeon

“oh.. nne… aku segera kesana” ucap taeyeon langsung buru-buru membersihkan badannya

……

Makan malam

“besok yoong akan masuk kuliah kembali” ucap yoona

“jinjja? syukurlah… tapi jika yoong masih merasa kurang sehat lebih baik tetap istirahat di rumah”

“anni.. yoong sudah merasa baik baik saja, eomma jangan khawatir”

“nne… sekarang makan lah yang banyak sayang, yeri juga… “

“nne..” ucap yeri dan yoona

Begitu makan malam selesai, yoona memasuki kamarnya dan berbaring diatas tempat tidurnya, ia membuka ponselnya dan melihat beberapa pesan masuk dari kedua sahabatnya hara dan irene yang merindukannya, yoona tersenyum dan melakukan chat bersama mereka

begitu menunggu balasan chat mereka, yoona tak sengaja membuka sebuah galeri foto

“kau berfoto saja denganku, kajja say cheese!!!” ucap yoona mengeluarkan ponselnya dan menekan tombol kamera krystal pun ikut tersenyum melihat kearah kamera

“mana, aku ingin melihatnya… apa aku terlihat?”

Yoona melihat hasil kamera itu, ia terdiam melihat hasilnya

“mengapa kau diam saja? aku ingin melihatnya”

“tentu saja terlihat, ponselku ini sangat canggih, segala jenis hantupun bisa terlihat” ucap yoona memasukkan ponselnya kedalam saku

“yah, mengapa kau memasukkan kedalam sakumu! aku ingin melihatnya! yaish…”

yoona teringat kembali pada krystal, ia tersenyum memandang sebuah foto

picsart_10-27-09-32-331

bergambar dirinya dengan krystal, saat itu memang ia tertangkap oleh kamera ponsel yoona

“aku kesepian tanpamu” gumam yoona

kepalanya menoleh kesamping kanan melihat sebuah kalung berliontin cincin

2015052918362945473.jpg

“aku merindukanmu” ucapnya sambil mengusap usap tempat tidurnya yang biasa ditempati oleh krystal

“dulu kehadiranmu membuatku gila, dan sekarang aku kembali gila saat kehilanganmu” ucapnya, perlahan matanya terasa berat dan akhirnya yoona terlelap

……………………..

Soshi University

“yoong…!!” teriak irene dan hara sambil berlari menghampiri yoona yang baru saja keluar dari mobilnya

“bogoshippo…” ucap irene memeluk sahabatnya itu diikuti hara

“aku hanya satu minggu tak masuk, kalian ini”

“nne.. hanya satu minggu, tapi rasanya sepi tanpa si pembuat ulah” ucap hara

“hhahaha aku memang pantas dirindukan, kajja kita masuk”

ketiganya berjalan menuju kelas sambil terus berbincang

“sepertinya si tampan hari ini tak masuk, dia sama sepertimu sudah satu minggu tak pernah kelihatan”

“nne, apa kalian……” ucap hara

“apa?” kata yoona

“menikah” ucap irene dan hara membuat yoona berhenti berjalan

“mwo???”

“nne, apa kalian menikah? kalian sama sama tak masuk selama satu minggu, apa kalian sebenarnya sudah menikah dan melakukan perjalanan bulan madu?”

*pletak!! pletakk!!!*

“aaahh… appo…” rengek hara dan irene kesakitan sambil mengusap kepalanya setelah menerima jitakan dari yoona

“baboyaa…!! aku dengannya tak menikah”

“lalu mengapa dia tak masuk sama sepertimu? juhyun selalu datang menanyakan hal itu”

“benarkah? yul sudah pindah dari kampus ini”

“mwo??? jinjja?? secepat itu?” ucap hara dan irene bersamaan, mereka tampak terkejut

“nne…”

“woah daebak”

“apa yang terjadi dengan hyunie?”

“dia selalu datang menanyakan yul dan kau yoong, tapi 3 hari terakhir ini dia tak pernah menemui kita lagi”

“nne… kasihan dia terlihat begitu sedih”

“ah, itu dia” tunjuk irene, mereka melihat seohyun sedang berjalan menuju gedung jurusannya

“aku harus menemuinya, kalian duluan saja ke kelas” ucap yoona langsung berlari meninggalkan kedua sahabatnya

“eh? apa yang terjadi dengan mereka bertiga?”

“entahlah, kajja kita masuk”

Yoona mempercepat langkahnya menyusul seohyun

“hyunie!” teriaknya, orang yang dipanggilpun menoleh, seohyun tampak terkejut saat melihat yoona namun dengan cepat ia membuang muka dan kembali berjalan membuat yoona merasa heran. ia pun kembali berjalan menyusul seohyun

“hyunie, chankkaman…” ucap yoona mencoba mensejajarkan langkahnya

“ada apa?” tanya seohyun ketus

“emm… mengapa hyunie terlihat seperti sedang menghindariku?”

“anni.. mianhae aku sedang buru buru”

“oh.. nne.. sampai bertemu kembali” ucap yoona tak lagi mengikuti seohyun

…………..

“anniyo… dia bukan eomma” ucap yoona 

“dia ibumu sayang, mulai sekarang yoong akan tinggal bersamanya”

“belsama appa & eomma juga?”

“anni.. hanya yoong”

“shillo.. yoong ingin belsama appa, eomma dan yeli..”

*pukpukpuk* 

“yoong…” ucap hara membangunkannya

yoona tertidur di kelasnya saat mata kuliah berlangsung

“engghh….”

“ireonna… mr. henry memanggilmu”

“yoona, why did you asleep?” tanya mr. henry

“oh, sorry mister I  was feel my body’s unwell”

“ah.. I see, you can take a break on clinic”

“thanks mister” ucap yoona, ia segera berdiri dan meninggalkan kelasnya

Begitu sampai di klinik kampus, yoona langsung berbaring namun ia hanya terdiam menatap langit langit

“mengapa mimpi aneh itu selalu kembali terulang?” gumamnya mencoba mengingat apa yang dimimpikannya, namun sayang mimpi itu tak begitu jelas dalam ingatannya

………………………………….

Hari demi hari, bulan demi bulan hingga memasuki tahun ajaran baru telah dilewati yoona dengan kehidupannya yang sudah terbiasa tanpa krystal, meskipun begitu ia tak pernah berniat melupakannya…

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Taeyeon baru saja membereskan berkas berkas data pasiennya yang baru saja selesai diperiksa

*toktoktok* seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya dari luar

“masuklah” ucap taeyeon yang masih sibuk dengan berkas berkas itu hingga tak melihat seseorang yang baru saja membuka pintu dan memasuki ruangannya

“honey… sesibuk itukah sampai tak ingin membukakan pintu untukku?” ucap seorang yeoja dengan nada manjanya

Merasa suara itu asing dan bukanlah suara tiffany, taeyeon segera mengangkat kepalanya dan betapa terkejutnya taeyeon saat melihat seorang yeoja yang sedang tersenyum menatapnya

TBC

Second Chance part 11

 

picsart_09-15-12.37.07.jpgWriter : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Jessica Jung, Seojuhyun, Kwon Yuri, Tiffany Hwang, kim Taeyeon, Choi Sooyoung and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

Jangan ada Baper diantara kita

…………………………………………….

“aku pulang..” ucap yoona saat memasuki rumahnya

“yoong, dari mana saja? kenapa baru pulang sayang?” tanya tiffany langsung menghampiri yoona, wajahnya terlihat khawatir

“aku seharian bersama hyunie eomma”

“mengapa tak memeberi tahu eomma eoh?”

“hehehe ponselku mati, aku tak membawa charger, mianhae..”

“huh kebiasaan, tapi… mengapa mata yoong merah? habis menangis?”

“anniiyo..” ucap yoona

“hmm… kemarilah” ucap tiffany merentangkan kedua tangannya kemudian memeluk anak kesayangannya itu “eomma tak bisa dibohongi sayang, wae..? ceritakan pada eomma” ucap tiffany kembali

Yoona membalas pelukan tiffany, perlahan tubuhnya bergetar dan yoona kembali menangis

Flashback

“oh ya, katamu kau ingin membicarakan suatu hal?” tanya yoona

“nne.. tapi aku malu mengatakannya” 

“tak perlu malu, lagipula aku juga ingin mengatakan suatu hal untuk hyunie?”

“benarkah? apa itu?”

“nanti saja setelah mendengar hyunie”

“baiklah, sebenarnya aku malu.. tapi aku tak bisa terus memendamnya, lagipula aku lihat yoong cukup dekat dengannya, jadi aku pikir yoong adalah orang yang tepat untuk mengetahuinya”

“maksud hyunie?” tanya yoona heran

“sebenarnya aku… sangat menyukai yul unnie”

*prankkk!!!* yoona menjatuhkan sendoknya setelah mendengar itu

“yoong? kenapa?” tanya seohyun terkejut

“an..anniyo… aku hanya terkejut hehehe” ucap yoona buru buru bersikap biasa kembali

“jadi… hyunie menyukai yul unnie ya?” tanya yoona meyakinkan

nne… aku sudah lama menyukainya, dan aku senang saat tahu yoong dekat dengannya”

“wae..?”

“setidaknya aku bisa mengetahui tentang yul unnie padamu, aku terlalu malu untuk menanyakannya langsung, apa… yul unnie sudah memiliki kekasih?”

“dia baru saja berpisah”

“jinjja? pantas aku selalu melihatnya merenung”

“hmmm… begitulah”

“sekarang giliranmu yoong, apa yang ingin kau katakan?” tanya seohyun

“eh? emm… aku lupa lagi hehehe”

“mwo? yaish… bisa bisanya kau lupa”

“hehehe mianhae…”

“nanti setelah ingat segera beri tahu aku, arasso?”

“nne… ah sudah malam, kajja kita pulang”

“nne kajja, malam ini aku sangat bahagia berkatmu yoong, gomawo… kau sahabat terbaikku” ucap seohyun memeluk lengan yoona. Seementara yoona hanya tersenyum miris  dengan menahan sesak pada dadanya

Flashback end

………………………………..

Yoona memasuki kamarnya dan melihat krystal sedang duduk menunggunya, hatinya kembali merasakan sakit saat melihat wajah krystal karena kembali teringat dengan yuri

krystal yang melihat yoona baru saja masuk langsung berjalan menghampirinya

“yoong, kau darimana saja?” tanya krystal

yoona terdiam tak ingin menjawab sambil berjalan melewatinya

“wae…?” tanya krystal kembali menghampiri yoona yang duduk terdiam disamping tempat tidurnya

“bisakah kau keluar?” ucap yoona

“nne.. tapi ada yang ingin ku bicarakan dahulu padamu”

“Aku sedang tak ingin bicara” ucap yoona yang sudah berbaring membelakangi krystal

“hmm… baiklah, mianhae..” ucap krystal, ia berdiri dan menatap yoona kembali yang tetap dengan posisinya krystalpun berjalan dan menghilang

Karena merasa lelah, yoona langsung tertidur

………………………………

“kalian sudah pulang dari rumah sakit?”

“nne.. sica meminta untuk beristirahat di apartemennya, dia tak nyaman jika tidur di rumah sakit”

“hmm.. kebiasaan, apa dia makan dengan baik?” tanya yuri 

“nne… awalnya dia sulit sekali untuk makan, tapi setelah ku beri tahu bubur dan sup itu buatanmu, dia langsung saja memakannya dengan lahap hahaha”

“benarkah? syukurlah kalau begitu, untung nicole datang ke rumahku jadi bisa aku titipkan bubur untuknya”

“yul..”

“nne..?”

“apa nicole ke rumahmu untuk mengantarkan surat dari pengadilan?”

“hhmm… nne..”

“aku akan mencoba berbicara kembali dengan jessica”

“gwaenchanna.. kau tak perlu melakukan itu hyo, itu sudah keputusannya”

“anniyo.. aku rasa jessica masih sangat mencintaimu”

“……………………..” yuri terdiam mendengarnya

“aku tau kau juga masih mencintainya” ucap hyoyeon

“tentu saja, tapi jessica seorang aktris terkenal sekarang, jika kami kembali itu akan merusak mimpinya, bukan hanya sica tapi kau juga akan terkena dampaknya hyo”

“tapi kalian bisa menyembunyikannya”

“nne… tapi itu hanya akan terus membuatku sakit”

“hmm… kau benar, jika sudah begini aku jadi pusing”

“hehehe gwaenchanna jangan terlalu dipikirkan, aku dan sica akan baik baik saja dengan keadaan seperti ini”

“hmm.. aku pergi dulu yul, aku harus menemui nicole dan sica untuk membicarakan sidang nanti”

“nne.. aku titip sica, bye..”

Setelah mengakhiri teleponnya, yuri kembali menatap krystal yang masih terbaring dalam tidur panjangnya dengan beberapa alat medis terpasang pada tubuhnya, ia pun berjalan menghampiri dan ikut berbaring disamping putri kesayangannya itu

“mianhae… maafkan appa yang tak bisa menjaga keluarga, tapi appa janji akan selalu menjagamu kryst, lekaslah bangun.. appa sangat merindukanmu” ucap yuri sambil mengusap lembut rambut krystal

……………………………………..

Yoona terbangun dan melihat jam yang masih menunjukkan pukul 2 dinihari, ia membalikkan tubuhnya namun ia mengkerutkan dahinya saat tak melihat krystal didalam kamarnya, biasanya yeoja itu selalu berbaring dan tidur disampingnya. ia mengingat kembali beberapa jam yang lalu telah bersikap dingin dan mengusir krystal

“jangan pernah melampiaskan kemarahan pada orang lain yoong, itu akan melukai perasaannya”

Yoona terdiam mengingat nasihat dari taeyeon, setelah nyawanya terkumpul ia berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya mencari krystal, namun yeoja itu tak ditemukannya di berbagai ruangan di rumah yoona.

“hufhhtt…” yoona membuang nafas dan menggelengkan kepalanya saat menemukan krystal tengah terkantuk kantuk diatas kursi yang berada di rooftop rumahnya, yoona kembali memasuki kamarnya dan tak berapa lama ia naik keatas roftop menghampiri krystal dengan membawa selimut

“engh..?” krystal terbangun saat merasakan sesuatu menyentuhnya dan melihat yoona baru saja menyelimutinya

“kau bisa mati kedinginan” ucap yoona

“paboyaa…  aku ini hantu” ucap krystal tersenyum

“tapi kau masih hidup, kenapa kau tidur disini?”

“molla.. aku ketiduran hehehe aku merasa kepalaku sedang diusap lembut, itu akan membuatku mudah tertidur” ucap krystal tersenyum innocent

“pabo, mengapa tak tidur didalam kamar saja”

“aku tak ingin memperburuk moodmu”

“hmm… moodku memang sedang buruk”

“wae…?”

“lupakan, aku sedang tak ingin membahasnya”

“baiklah… mengapa kau terbangun?”

“itu karena aku tak melihatmu didalam kamarku”

“omo, jadi kau merindukanku? hahaha”

“hmm.. sepertinya begitu” ucap yoona membuat krystal langsung terdiam

“…………….”

“wae..? mengapa kau menatapku seperti itu?” tanya yoona

“ann..anniyoo..” jawab krystal gugup dan langsung membuang tatapannya, kedua pipinya tampak merah

“kau bilang ada yang ingin kau bicarakan”

“oh.. itu, nne… ada yang ingin ku bicarakan, tapi aku tak ingin memperburuk moodmu”

“gwaenchanna.. katakan saja”

“nanti kau akan marah padaku”

“anniyo..”

“yaksok?” tanya krystal mengangkat jari kelingkingnya

“aigoo.. orang ini, geurae..” ucap yoona mengaitkan jari kelingkingnya

“ini tentang keluargamu”

“ada apa dengan mereka?”

“adikmu telah mencurigai sifatmu, dan kemarin malam tanpa sepengetahuan kita dia telah merekammu saat kita berada disini, lalu dia memberitahukannya pada kedua orang tuamu, dan itu membuat mereka mengkhawatirkanmu dan mengira jika kau terkena penyakit halusinasi, terutama eommamu… dia menangis mengkhawatirkanmu” ucap krystal

“………………………” yoona terdiam mendengarnya

“mianhae… ini salahku” ucap krystal merasa bersalah

“hmm… apa boleh buat”

“eh?” tanya krystal heran

“karena mereka sudah melihatnya mungkin mereka memang harus mengetahuinya”

“kau akan memberitahukan semuanya tentang ini?”

“anni..”

“lalu? kau akan membiarkan mereka mencurigaimu dan mengira kau mengidap penyakit itu”

“begitulah”

“andwae… mereka akan menganggapmu gila yoong, terutama eommamu, dia sangat mengkhawatirkanmu, dia bilang dia sangat takut kehilanganmu untuk yang kedua kalinya, memang dulu apa yang telah terjadi padamu?”

“benarkah?”

“yah! apa kau tak ingat?”

“anni hehehe mungkin aku hampir mati karena kenakalanku hehehe dulu aku anak yang sangat nakal”

“yaish…”

“kajja kita tidur di kamar, aku masih mengantuk”

Krystal kembali tersenyum saat melihat yoona menarik tangannya dan membawanya masuk kedalam kamar. setelah keduanya berbaring, dengan cepat yoona tertidur kembali. berbeda dengan krystal yang terus terdiam menatap wajah yoona

“kau terlihat manis saat sedang bersikap seperti ini” gumam krystal, tanpa sadar tangannya mengusap lembut wajah yeoja dihadapannya itu

……………………………..

Keesokan harinya

“kenapa kau masih seperti itu?” tanya yoona yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah rapi

“aku di rumah saja, aku sedang malas pergi” ucap krystal masih terbaring diatas tempat tidur yoona

Yoona yang mendengarnya langsung menghampiri dan menempelkan telapak tangannya pada dahi krystal

“ap..apa yang kau lakukan?” tanya krystal gugup

“aku pikir kau sakit”

“anniyo… aku hanya sedang malas, lagipula aku ini hantu.. mana mungkin aku sakit”

“ah.. kau benar, kalau begitu aku pergi dulu, nanti turunlah.. aku akan menyiapkan sarapan untukmu” ucap yoona kemudian berlalu meninggalkan kamarnya

“mungkin aku memang benar benar menyukainya” gumam krystal memegang dadanya

…..

“eh? kau sudah rapi, mau pergi?” tanya hyoyeon

“nne, aku akan pergi, kau tak perlu ikut hyo”

“baiklah, tapi jangan lupa nanti siang kau ada jadwal syuting”

“nne.. aku pergi dulu”

Setelah menempuh satu jam perjalanan, jessica sampai di gedung SMent perusahaan yang telah membesarkan namanya itu. ia akan menemui mr. lee sang pemilik perusahaan itu

*brak!!!* Mr. lee memukul keras meja dihadapannya setelah mendengar apa yang diucapkan jessica

“tentu saja tidak bisa!jika media tau dan seluruh orang tau kau sudah berkeluarga, kau akan hancur dan membuat rugi perusahaan, kau ini icon dalam grupmu dan penyanyi solo yang sedang naik daun, jangan betindak bodoh!” ucap mr. lee

“aku bisa berhenti dan keluar dari SM”

“kau siap untuk menjadi seorang pengangguran? kau siap mengganti rugi pihak sponsor? kau siap menerima orang orang yang akan membencimu? kau tak ingat jika semua yang kau miliki karena mereka tau jika kau seorang single, huh? kau hanya akan mempermalukan dirimu sendiri dengan membodohi orang orang yang mengidolakanmu”

Jessica terdiam mendnegarnya, apa yang dikatakan mr. lee memang ada benarnya, jika ia membocorkan tentang kehidupannya maka akan berdampak besar bagi dirinya maupun perusahaan yang telah membesarkan namanya itu, tentu saja jessica juga tak akan sanggup mengganti semua kerugian. Mr. lee telah tau tentang kehidupan jessica, ia tau jika jessica telah memiliki suami dan seorang anak

“pulanglah dan lupakan tindakan bodohmu itu, lagipula bukankah lusa kau harus menghadiri sidang perceraianmu, jangan sampai media tau atau kau akan hancur, ingat itu”

Merasa tak tahan jessicapun pergi meninggalkan perusahaan itu.

……………..

Soshi university

“guys, tadi Mr. Henry menelponku hari ini tak bisa masuk karna sedang ada perlu” ucap ketua kelas setelah jam mata kuliah sebelumnya baru saja berakhir

“yaaaaaayyy!!!” teriak para mahasiswa termasuk hara dan irene

“senang sekali bisa berakhir lebih awal, kajja kita makan” ucap hara senang

“kajja, eh? yoong kenapa kau masih disini?” tanya irene

“wae..?”

“biasanya kau langsung keluar dan berlari menjemput pangeranmu” ucap irene

“nne… biasanya kau langsung menemui si tampan kwon” tambah hara

“oh…  anni, hari ini aku akan langsung pulang”

“eh? tumben sekali, kau sedang ada acara di rumah?”

“anni”

“yoong!” panggil seseorang yang sudah berdiri di depan pintu kelasnya, yeoja itu melambaikan tangannya saat yoona, irene dan hara menoleh kerahnya

“eh, itu dia.. hey yul” ucap hara

“sekarang bergantian eoh? sang pangeran yang menjemput pangeran hahaha” ucap irene

“kalian sudah makan?” tanya yuri

“belum” ucap hara dan irene kompak

“kajja kita makan” ajak yuri

“wah, kau akan mentraktir kita?”

“anniyo… tentu saja kalian bayar sendiri sendiri”

“wuuuuu!!” teriak hara dan irene menghajar yuri, ketiganya terus bercanda sambil berjalan menuju restoran sementara yoona sedari tadi hanya terdiam mengikuti mereka

“hey..!!” sapa seseorang membuat keempat yeoja itu berhenti

“hyunie” gumam yoona pelan

“kalian mau kemana?”

“kami akan pergi makan, kau sudah makan?” ucap yuri

“emm… belum” ucap seohyun merasa gugup

“kalau begitu ikut saja bersama kami”

“nne.. si kwon hitam akan yang akan membayar semuanya hahaha” ucap irene

“yah!!”

Yoona kembali merasakan sakit saat melihat yeoja yang disukainya sedang tertawa senang, biasanya hanya yoona yang selalu bisa membuatnya tertawa lepas seperti itu namun kini yoona sadar jika yang dicintai seohyun memang bukanlah dirinya

“mian, aku tak bisa ikut bergabung, aku harus segera pulang” ucap yoona membalikkan badannya setelah pamit, namun jalannya terhenti saat tangan yuri menggenggam tangannya

“wae? kenapa kau pergi?”

“aku ingin pulang” ucap yoona

“setidaknya makan bersama kami dulu yoong, tumben sekali biasanya kau sangat senang setiap mendengar makanan” ucap irene

“anni.. aku pulang saja” ucap yoona melepaskan genggaman tangan yuri

“kalau begitu aku akan mentraktir semuanya, tapi kau harus ikut yoong” ucap yuri

“kalian saja aku sedang benar benar ingin pulang”

“apa kau sakit?” tanya yuri langsung menempelkan telapak tangannya pada dahi yoona

“uuuu… so sweet” gumam hara dan irene yang melihatnya kecuali seohyun yang terdiam melihatnya, ia sedikit merasakan cemburu

Yoona yang melihat seohyun langsung menepis tangan yuri

“anniyo.. sudah ku bilang aku ingin pulang” ucap yoona sedikit ketus pada yuri kemudian langsung pergi meninggalkan keempat yeoja itu

“ada apa dengannya?” tanya hara

“mungkin dia sedang PMS, sudahlah nanti juga akan membaik, kajja kita makan” ucap irene

Yuri masih terdiam menatap yoona yang semakin menjauh dari pandangannya, ia merasa khawatir dan heran pada sikap yoona padanya

“haaah… aku bisa gila jika berlama lama berada diantara mereka” rutuk yoona yang sudah meninggalkan kampus

Setibanya dirumah, yoona tak melihat siapapun disana karena tiffany sudah berangkat ke panti asuhan, iapun langsung berjalan memasuki kamarnya. ia tersenyum saat krystal masih berada didalam kamarnya

“kau tak ikut appaku?” tanya yoona

“anni, aku kan sudah bilang jika aku sedang malas.. tapi sekarang aku merasa bosan berdiam diri terus”

“kalau begitu kajja kita pergi”

“eh? kemana? kau tak kuliah?”

“aku sudah tidak ada jam kuliah, katamu kau bosan.. aku juga bosan, jadi kajja kita pergi saja”

“baiklah” ucap krystal semangat

“chankkaman” ucap yoona menahan tangan krystal

“wae?”

“kau tak enak dipandang jika pergi memakai baju seragam sekolah”

“eh? lalu aku harus memakai dress yang panjang itu? shiro.. itu menyulitkanku berjalan, lagipula tak akan ada yang melihatku kecuali kau”

“tetap saja aku tak nyaman, kau bisa memakai milik adikku” ucap yoona menarik tangan krystal memasuki kamar yeri

“kkah gantilah”

“apa adikmu tak akan marah jika kau membakar pakaiannya?”

“kau tenang saja, ppali..”

“arasso… kau tunggu diluar”

Tak berapa lama krystal keluar dari kamar yeri dengan pakaian yang sudah digantinya

“aku memilih yang ini, bagaimana?”

“kau memakai  baju yang sama denganku”

“ah iya, aku baru menyadarinya hehehe mian, kalau begitu aku akan ganti”

“gwaenchanna… kau tak usah menggantinya, kita bisa menjadi couple hari ini, tunggulah.. aku akan membakarnya”

f.jpg

“oh nn..nne..” ucap krystal gugup

Setelahnya mereka berdua pergi meninggalkan rumah

“kita akan kemana?” tanya yoona

“aku ingin ke pantai, sebentar lagi sore pasti menyenangkan melihat sunset nanti”

“baiklah, kita kesana”

“let’s go!!” teriak krystal semangat

selama perjalanan keduanya tampak senang sambil bernyanyi mengikuti lagu yang dimainkan yoona dalam mobilnya

~Neomu banjjak banjjak nooni booshuh~ : yoona

~no no no no no~ : krsytal

~Neomu kkamjjak kkamjjak nollan naneun~ : yoona

~oh oh oh oh oh~ : krystal

~Neomu jjarit jjarit momi ddeullyuh gee gee gee gee gee.. O juhjeun nunbit (oh yeah~) oh joeun hyanggee (oh yeah yeah yeah~) ~ : yoona & krystal

Sesampainya dipantai, krystal langsung berlari lari senang, sementara yoona terus berjalan mengikutinya

“kyaaaa… yeoppodda….!!! disini juga sepi” teriak krystal girang

“tentu saja, ini bukan hari libur”

keduanyapun duduk ditepi pantai, yoona menatap krystal yang tersenyum memejamkan kedua matanya sambil menikmati angin sore

“kau menyukainya?” tanya yoona

“nne… appaku selalu mengajakku ke pantai, dia juga sangat menyukai pantai”

“pantas dia hitam”

“yah! walaupun begitu appaku terlihat tampan”

“nne.. sampai sampai banyak yeoja di kampus yang tergila gila padanya”

“haahhaha memang kau tidak yoong?”

“tentu saja tidak, oh? apa eommamu selalu merasa cemburu jika ada yeoja yang mendekati appamu? pasti dulu juga banyak yang menyukai appamu”

“hahaha tentu saja, eomma sangat menyeramkan jika sedang merasa cemburu”

“jinjja?”

“nne… bahkan atmosfer disekitarnya akan berubah”

“aigoo.. menyeramkan”

“tapi appaku selalu bisa meredakan cemburunya”

“dengan?”

“I don’t know, appa selalu memabawa eomma kedalam kamar jika itu terjadi” ucap krystal polos

“eh?” gumam yoona terkejut

“wae?”

“an.. anni… hehehe ganti topik, eem… masa sekolahmu bagaimana? oh ya, kita berada dalam satu sekolah dulu, kau hanya satu tahun dibawahku, apa kau tak mengenalku?”

“molla… aku tak begitu mengenal banyak orang di sekolahku, aku bukan orang yang peduli pada orang lain”

“hmm… sudah terlihat, kau pasti memiliki sifat yang dingin”

“anniyo.. aku ini orang yang baik”

“baik?? oh my god perlu memikirkannya seribu kali”

“yaishh… geurom.. aku ini baik”

“nne… nne.. nne…”

“yaish, nadamu itu seolah tak mempercayaiku”

“tentu saja tidak, selama ini yang kurasakan darimu hanya penindasan, pabo”

“hehehe benarkah?”

“tentu saja”

Merasa haus, yoona membuka tas yang digendongnya untuk mengambil air mineral didalamnya, namun saat yoona menarik botol itu tiba tiba sebuah kotak kecil terjatuh dari dalam tasnya

“apa itu?” tanya krystal sambil mengambil kotak kecil itu “cincin?” tanya nya kembali saat membuka kotak kecil itu

“memangnya apa lagi? cireng?” ucap yoona

“cincin untuk siapa?”

“tadinya ingin aku berikan untuk seseorang, tapi tak jadi”

“wae..? cincin ini sangat cantik”

“kau suka?”

“tentu saja”

“kalau begitu untukmu saja”

“eh? wae… katamu kau akan memberikannya untuk seseorang”

“sudah kubilang, aku tak jadi memberikannya, jadi untukmu saja”

“jinjja?”

“nne… sini aku pakaikan” ucap yoona mengeluarkan cincin itu dari kotaknya, lalu memegang pergelangan tangan krystal dan memasangkannya sementara krystal dengan detak jantung yang sangat cepat hanya bisa terdiam, wajahnya tampak memerah seperti kepiting rebus

“eh? sepertinya kebesaran, jari tanganmu kurus sekali… pasti karena sudah lama kau tak makan”

“hmm… sayang sekali” ucap krystal melepaskan cincin itu

“gwaenchanna, kau tetap bisa memakainya” ucap yoona, ia melepaskan kalung yang dikenakannya lalu memasukkan cincin itu sebagai liontin kalung

“coba angkat rambutmu” ucap yoona, krystal pun menurut

perlahan yoona memakaikan kaung dengan liontin cicncin itu pada leher krystal

“cantik” uap yoona tersenyum menatap krystal

Krystal menunduk menatap cincin itu, kemudian ia kembali menatap yoona

cukup lama keduanya saling tatap, perlahan wajah krystal dan yoona saling mendekat dan mendekat… hingga jarak kedua bibirnya hanya tersisa beberapa senti lagi

*deg….deg…deg….* krystal menutup kedua matanya dengan detak jantung yang begitu cepat

“hatssyyii!!!!” belum sempat bibir keduanya bertemu, yoona segera memalingkan wajahnya saat tau akan bersin

“ah ada debu masuk ke hidungku, aku memiliki alergi hehehe” ucap yoona innocent

“k..kau membawa tissue?” tanya krystal yang masih merasa gugup

“nne…” ucap yoona kemudian mengeluarkan tissue dari dalam tasnya

“lihat, mataharinya sudah mulai turun, indah sekali” ucap yoona sambil menunjuk ke arah matahari

“ah kau benar…”

keduanya terdiam menatap sunset hingga matahari telah menghilang dari pandangan mereka

“kajja kita pulang” ucap yoona

Selama diperjalanan, krystal selalu diam diam menatap yoona yang sedang fokus mengemudikan mobilnya

“kau tak usah menggantinya, kita bisa menjadi couple hari ini”

“Aku tak tau setelah kau sadar nanti kalung ini akan tetap ada atau tidak, aku berharap ini akan selalu terpasang agar suatu saat nanti ketika kita kembali bertemu aku akan mengenalimu”

Lagi lagi ia tersenyum dengan kedua pipi yang bersemu merah setiap mengingat ucapan2 yoona itu sambil memegang cincin yang diberikan yoona untuknya

“kenapa kau tersenyum seperti itu?” tanya yoona yang berhasil memergoki krystal yang sedang menatapnya

“an..anniyo..” jawabnya gugup

“kau terpesona dengan ketampananku?”

“yaish…percaya diri sekali”

“hahahaha… akuilah, aku memang tampan bahkan lebih tampan dari kekasihmu”

“aku tak memiliki kekasih”

“berarti lebih tampan dari mantan mantan kekasihmu”

“aku tak memiliki mantan”

“mwo? jadi kau belum pernah berpacaran?” tanya yoona terkejut

“nne…”

“daebakkk!!!” kalau aku…”

“tak usah diberitahu, aku sudah tau… kau pasti playgirl kelas kakap saat sekolah”

“hahaha aku tak seperti itu, itu kasar sekali”

“lalu halusnya?”

“aku hanya ingin membagi kasih sayangku pada orang orang, appaku bilang jadilah orang yang penyayang”

“tapi bukan berarti setiap orang kau jadikan pacar paboyaaa”

“apa boleh buat mereka yang menginginkan, aku ini terlalu baik sampai mau menolak saja aku tak sanggup… kau ingatkan aku yang tak menolak saat kau meminta bantuanku?”

“itu karena kau takut ku makan, pabo!”

“hehehe anni.. tentu saja karena aku tulus”

“lalu kenapa tak kau pacari yeoja bernama hyunie itu?” tanya krystal membuat yoona terdiam

“jangan bahas itu”

“wae..? apa kau baru saja ditolak olehnya?”

“……………………………”

“jadi itu benar? huahahahahaha… aku tak menyangka jika seorang playgirl telah ditolak hahaha…!!”

“ck, aku tak ditolaknya.. hanya saja aku terlambat mengungkapkannya”

“sama saja, jika kau mengungkapkan perasaanmu kau akan tetap ditolak olehnya hahaha”

“yaish… puas sekali tertawamu, lagipula asal kau tau..”

“apa?”

“hyunie mencintai appamu”

“mwo?? oh my god! andwae…!! itu tidak boleh terjadi”

“tadi kau tertawa senang”

“anni… aku hanya menertawaimu, jika tau begini aku tentu tak setuju.. tolong lakukan sesuatu”

“apa yang harus aku lakukan, bahkan aku sendiri merasa sakit setiap melihatnya”

“tapi apa appaku juga menyukainya?”

“tentu saja tidak, paboya… kau bilang yul unnie sangat mencintai eommamu”

“oh iya, hehehe appa tidak mungkin menyukainya”

“tapi bisa saja, yul unnie kan sudah lama tak merasakan kasih sayang seorang kekasih, bisa saja hyunie berhasil mencuri hatinya”

“mwo? yah mengapa kau berkata seperti itu yaishhh!!!”

“aku hanya memperkirakan”

“menyebalkan!”

sesampainya di rumah, krystal langsung menghilang karena masih kesal pada yoona, sementara yoona hanya tersenyum menggelengkan kepalanya

“yoong dari mana saja? tadi yul kesini mencarimu” ucap tiffany

“benarkah? aku baru saja dari pantai”

“pantai? dengan siapa?”

“krystal”

“krystal? nugu?”

“ah.. emm.. itu.. temanku hehehe oh ya ada apa yul unnie mencariku?”

“dia bilang dia mengkhawatirkanmu, yul mengira jika kau marah padanya, kalian sedang ada masalah?”

“anniyo… hanya salah paham, yul unnie salah mengira saja”

“oh.. kalau begitu lekas hubungi dia agar tak ada salah paham lagi”

“nne.. aku kedalam kamar dulu eomma”

Beberapa menit setelah yoona memasuki kamarnya, taeyeon tiba dirumahnya

“appa pulang…” ucap taeyeon kemudian memeluk tiffany yang menyambutnya

“kau pulang lebih awal”

“nne.. pasienku hari ini tak banyak, oh ya besok kau ingin ikut?”

“kemana?”

“sidang perceraian yul”

“eh? mereka jadi berpisah?”

“begtulah…” ucap taeyeon terlihat sedih

“hmm.. mungkin itu memang yang terbaik, jangan sedih…”

“nne.. aku hanya membayangkan bagaimana perasaan yul”

“kau harus menghiburnya…”

“tentu saja, kau akan ikut?”

“mianhae… sepertinya tak bisa”

“gwaenchanna, kau istirahat saja dirumah, oh ya anak anak sudah tidur?”

“nne… yoong baru saja masuk kedalam kamarnya, dia baru pulang dari pantai”

“pantai? tumben sekali, dengan yul?”

“bukan.. dengan temannya, mungkin yoong ingin menghibur hatinya dari hyunie”

“oh.. hahaha aigoo… uri yoongie sudah besar sekarang”

“taeng, kapan kau akan memeriksa keadaan yoong? aku khawatir penyakitnya akan semakin parah”

“nne.. kau sabar saja, aku bukan ahlinya di bidang itu tapi aku sudah menghubungi rekanku dan dia akan datang minggu besok, kau tenang saja honey”

“hmm… kalau begitu kkah mandilah, air panasnya sudah disiapkan”

“waw… kajja baby, kita mandi bersama” ucap taeyeon langsung mengangkat tubuh tiffany

“kyaaaaa!!!” teriak tiffany mencoba melepaskan diri namun taeyeon segera membawanya berlari memasuki kamar mandi didalam kamarnya dan segera menguncinya

*dah, selanjutnya pikirkan sendiri apa yang mereka lakukan didalam sana 😂*

…………….

Keesokan harinya

“Morning” ucap yoona menyapa krystal namun yeoja disampingnya masih terdiam tak menjawab

“Wae…? Apa kau masih marah padaku?” tanya yoona

“Diamlah, moodku sedang buruk” ucap krystal enggan memandang yoona

“Aigoo… Ice princess muncul lagi, yasudah aku akan berangkat, aku ingin ikut denganku atau appa?”

“Pergilah, aku akan ikut appamu” 

“Baiklah… Jangan merindukanku, bye…” ucap yoona

“Yaish… Menyebalkan sekali orang itu”

…….

Sesampainya di kampus yoona segera mencari yuri untuk meminta maaf, ia sudah tak lagi merasa kesal padanya. Namun yuri tak berhasil ditemuinya

Hingga selesai perkuliahan yoona kembali mencarinya

“Yul tak masuk hari ini, ku dengar dia sedang sakit” ucap seorang mahasiswa yang berada satu kelas dengan yuri

“Benarkah? Kalau begitu gomawo…” ucap yoona

Setelah keluar dari kelas, yoona mengambil ponselnya untuk menghubungi taeyeon namun setelah beberapa kali dihubungi taeyeon tak kunjung mengangkatnya. Yoona pun menutupnya mengira jika taeyeon masih sibuk menangani pasien

“Halo.. Eomma”

“Nne ada apa yoong?”

“Apa eomma memiliki alamat rumah yul unnie?”

“Nne, kalau tak salah taeng menyimpannya”

 “Bisakah aku memintanya?”

“Nne… Chankkaman”

Tak berapa lama yoona menerima pesan masuk berisi sebuah alamat

Iapun segera pergi menemui alamat rumah itu.

Tak butuh berapa lama ia sampai didepan sebuah mansion besar

“Woah, yul unnie benar benar chaebol” gumam yoona menatap takjub rumah besar itu

*tingtong* yoona segera menekan bel pintu

Tak berapa lama seorang maid keluar membukakan pintu

“Anyeong… Benarkah ini rumah yul unnie?”

“Oh nne.. Anda siapa?”

“Aku teman dekatnya dikampus, yul unnie tak masuk hari ini aku dengar dia sedang sakit jadi aku kemari untuk menjenguknya”

“Eh? Tapi noona sedang tidak ada disini?! dia sedang menghadiri sidang perceraiannya”

“mwo? kk..kkalau begitu aku permisi, gomawo ahjumma”

*drrrrrttt…. drrrttt…* baru saja yoona memasuki mobilnya tiba tiba ponselnya bergetar

“yoboseyo, yoong ada apa tadi kau menelponku”

“appa, kau dimana sekarang?”

“aku baru saja selesai menghadiri sidang perceraian yul”

“mwo? appa dimana sekarang?”

“masih di dekat gedung, appa sedang menunggu yul”

*klik* yoona langsung mematikan teleponnya begitu tau posisi taeyeon

“apa krystal mengetahui semuanya, andwae.. itu tak boleh terjadi” gumam yoona, ia menginjakkan gas dalam dalam menuju gedung persidangan

…………………..

“ssst… uljimma, ini keputusan kita” ucap yuri menenangkan jessica yang tak bisa menahan tangisnya

“mianhae… jeongmal mianhae…” ucap jessica dengan suara parau

“gwaenchanna… kau tak boleh seperti ini, nanti siang jadwal syutingmu kan?”

“berjanjilah kau akan baik baik saja” ucap jessica

“nne.. aku janji, kau juga sica.. kau harus jaga kesehatanmu, jika lelah istirahatlah, jika benar benar tak sanggup melakukannya berhentilah, jangan terlalu memaksakan tubuhmu untuk bekerja, aku tidak ingin melihatmu sakit lagi, aku akan selalu mencoba memperhatikanmu dari jauh”

“anniyo… jangan lakukan itu yul itu akan membuatmu sakit, segeralah lupakan aku dan carilah penggantiku”

“apa kau juga akan melakukan itu?” tanya Yuri

Sementara seseorang disamping Yuri dan Jessica yang menyaksikan pembicaraan keduanya benar benar tak bisa menahan kesedihannya

“kenapa? kenapa kau membohongiku yoong, jadi appa dan eomma sudah lama menandatangi surat perceraian itu, kau telah membohongiku.. hiks hiks hiks” ucap krystal tak bisa menahan tangisnya, hatinya lebih sakit dari yang dirasakan kedua orang tuanya

*ceklek* pintu ruangan itu terbuka

“sica, sudah waktunya kau pergi…” ucap hyoyeon

“kau harus pergi” ucap yuri

“nne…” ucap jessica berjalan keluar ruangan

“sica…” panggil yuri kembali, jessica yang mendengarnya langsung berbalik dan berlari memeluk seseorang yang paling dicintainya itu dan jessica kembali menangis dipelukan yuri

Hyoyeonpun ikut menangis merasakan kesedihan kedua sahabatnya itu, namun ia sendiri tak bisa melakukan apa apa

Diam diam yuri mengeluarkan air matanya karena benar benar tak kuat menahannya, namun dengan cepat ia menghapusnya karena tak ingin jessica tahu

“ssst…. uljimma, kkah ppergilah” ucap yuri mulai melepaskan pelukannya

jessica masih terus menunduk dan membalikkan badannya kembali berjalan meninggalkan yuri

“sica hwaiting!!!” teriak tersenyum yuri menyemangati saat jessica kembali menoleh menatapanya

jessica pun tersenyum walau hatinya masih benar benar merasakan sakit karena kebodohannya

Perlahan senyuman yuri menghilang setelah jessica menghilang dari pandangannya, kini diruangan itu hanya ada dirinya dan krystal yang masih terus menangis.

*toktoktok* “yul…” panggil seseorang dari luar dan membukakan pintu, orang itu melihat yuri tengah terdiam sambil duduk

“yul…” panggil orang itu lagi membuat yuri mengangkat kepalanya

“taeng…”

“gwaenchanna?” tanya taeyeon berjalan menghampiri sahabatnya itu, yuri hanya diam menggelengkan kepalanya

ia kembali menundukkan kepalanya dan perlahan tubuhnya bergetar, ia tak bisa lagi menahan kesedihannya, taeyeon yang melihatnya langsung memeluk tubuh yuri dan membiarkan sahabatnya menumpahkan segala bebannya

“appa… hiks hiks” ucap krystal, namun sayang kedua orang dihadapannya tak bisa melihat dan mendengarnya

“app… akkhhh!!!!” teriak krystal merasakan sakit yang hebat pada  dadanya

*dddrrrttt… dddrrrt….* ponsel yuri terus terusan bergetar menerima sebuah panggilan

taeyeon yang merasakannya langsung mengambil ponsel itu dari saku jaket yuri

“yul.. telepon dari eomma” ucap taeyeon

yuri menghapus air matanya dan segera mengangkat telepon itu

“hallo eomma”

“………………………….”

*prak!!!* yuri menjatuhkan ponselnya membuat taeyeon terkejut

“y..yyyul apa yang terjadi”

“kryst…. andwae..!! taeng kau harus menolongnya”

“nne? ada apa dengannya? kajja kita ke rumahmu!”

Taeyeon dan yuri segera berlari meninggalkan ruangan itu dan bergegas menuju rumahnya

“ap… appa… akhh!! jangan pp..pergi.. akkhh sak..iitt!!” ucap krystal yang terbaring diruangan itu sambil merintih kesakitan

Yoona langsung berlari memasuki gedung setelah tiba, namun gedung itu tampak sepi hanya ada beberapa OB yang sedang membersihkan ruangan

“ahjushi… apa disini telah diadakan sidang perceraian?”

“nne… baru saja selesai satu jam yang lalu”

yoona langsung merogoh sakunya dan mengambil ponsel, ia segera menelpon appanya kembali namun taeyeon tak mengangkatnya

“appa… oddiga..?” gumam yoona yang sudah terlihat panik sambil berjalan ke segala arah mencari appanya karena krystal pasti tak akan jauh dari sana

Namun yoona mematikan teleponnya saat perlahan mendengar sebuah tangisan, ia mengenali suara itu

“kryst…!! kau dimana?” teriak yoona, ia kembali mempertajam pendengarannya dan memeriksa satu persatu ruangan

hingga ruangan terakhir ia buka dan yoona terkejut saat melihat krystal sedang berbaring dengan raut wajah kesakitan

“kryst!!!” teriak yoona langsung berlari menghampiri dan memangkunya

“yy…yyongg…” ucapnya

“kau kenapa?”

“rasanya sakit sekali yoong, mengapa kau membohongiku?”

“mianhae.. aku hanya tak ingin melihatmu menangis lagi”

“pada akhirnya aku telah mengetahui semuanya”

“kita harus segera pergi dari sini, kau harus kuat” ucap yoona mulai mengangkat tubuh krystal namun tiba tiba ia melihat tubuh krystal semakin samar dan hampir menghilang

“kryst.. ad.. ada denganmu? kau tak boleh menghilang”

“akkhh!!!!” krystal kembali berteriak kesakitan

“kryst!!”

“ak..ku… mungkin akan segera pergi selamanya yoong”

“mwo? andwae.. kau harus bertahan aku akan segera membawamu ke rumahmu, bertahanlah” ucap yoona mencoba mengangkat kembali tubuh krystal namun lagi lagi tangannya hanya bisa menembusnya, tubuh krystal kembali terbaring dilantai

“aku harus pergi” ucap krystal

“andwae.. aku mohon”

“yoong… gomawo, walaupun kau telah membohongiku, aku tau maksudmu melakukan itu… gomawo sudah menemaniku selama ini hingga aku tak merasa kesepian, gomawo atas segala bantuanmu untuk menyatukan eommaku”

“anni.. kau tak boleh mengatakan itu, kau harus tetap berada disampingku kryst aku mohon” ucap yoona mulai menitikkan air matanya

Krystal mengakat tangannya mencoba menghapus air mata di pipi yoona namun sayang tangannya hanya menembusnya

“aku… mencintaimu yoong” ucap krystal membuat yoona membelakkan kedua matanya karena terkejut

“aku mencintai im yoona” ucap krystal kembali namun perlahan tubuhnya menghilang dari pandangan yoona

“andwae! kau tak boleh pergi!” ucap yoona saat tak lagi melihat tubuh krystal dihadapannya

“kryst!!!!!” teriak yoona memanggilnya

“Tuhan aku mohon, jangan ambil krystal… aku.. juga mencintainya” ucap yoona dalam tangisnya, ia memegang dadanya yang sudah bedetak cepat setelah mendengar pengakuan dari krystal jika yeoja itu mencintainya, yoona baru menyadari jika ia memiliki perasaan yang sama terhadap krystal. yoona mencintai krystal

………

*ceklek* taeyeon bersama para perawat yang mebantunya baru saja keluar dari kamar tempat krystal dirawat, yuri yang melihatnya langsung berlari menghampirinya

“taeng… bagaimana keadaan krystal?”

“yy..yyul… mmm..mianhae…” ucap taeyeon dengan suara yang bergetar sambil menundukkan kepalanya

TBC

yang baper angkat kakinya….

 

 

 

 

 

 

 

 

Second Chance part 10

picsart_09-15-12.37.07.jpg

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Kwon Soojung (krystal), Kwon Yuri, Jessica Jung, Seojuhyun, Tiffany Hwang, kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

Sangat sulit membuat alur dengan menyatukan permintaan berbagai reader. tapi karena baca komenan kalian jam 6 pagi tadi dengan kekuatan bulan dan matahari author bangun dan langsung ngetik ini sampe sekarang hahaha

Semoga part yang ini kalian suka…

gausah baperrrrrr…

…………………………………………

Pesta telah usai, yuri mengantar yoona pulang ke rumahnya

“unnie, gomawo..”

“anni.. justru aku yang berterima kasih yoong, kau sudah mau menemaniku. mianhae membuat waktumu terbuang”

“tidak kok, justru aku sangat senang.. aku bisa makan banyak hehehe”

“hahaha dasar kau ini, kalau begitu aku pulang dulu ya”

“nde… hati hati dijalan unnie, saranghae..” ucap yoona sambil membentuk love dari kedua tangannya

“hhaha nado..” ucap yuri sebelum akhirnya menginjakkan gas meninggalkan kediaman yoona

Tak berapa lama pasangan taeny tiba, yoona langsung membukakan garasi rumahnya

“eomma tertidur?” tanya yoona sambil menengok kedalam mobil

“nne.. bantu appa mengangkatnya yoong, appa kelelahan”

“apa yang membuat appa kelelahan?” tanya yoona dengan tatapan interograsinya

“tentu saja karena perjalanan yang jauh, apa lagi memangnya” ucap taeyeon

Yoona pun membantu taeyeon mengangkat tubuh tiffany yang tertidur pulas itu dan memindahkannya ke tempat tidur kamar taeny

“eomma cantik sekali” ucap yoona hendak menyelimuti tiffany

“eh, chankkaman… jangan diselimuti dulu”

“wae?”

“appa akan mengganti pakaiannya, dia tak akan tertidur nyaman jika memakai pakaian seperti itu”

“baiklah, aku aka menunggu disini?”

“huh? andwae… kau harus pergi, dasar byunt”

“mwo?? aku tidak byunt sepertimu, aku hanya ingin mengawasimu, kau pasti akan berbuat macam macam pada eommaku”

“anniyo… aku hanya akan mengganti bajunya, tak akan melakukan apa apalagi selain itu”

“jinjja?”

“geurom..”

“baiklah aku akan pergi, kajja” ucap yoona mengajak krystal yang berdiri disampingnya

“huh? kajja? dia mengajak siapa?” tanya taeyeon heran, iapun memandang tiffany yang tertidur pulas “benar, kau memang sangat cantik chagiya, tapi aku tak bisa memakanmu malam ini karna si aligator itu, aigo… seharusnya aku memasukkannya ke akademi kepolisian” ucap taeyeon kembali sambil menggantikan pakaian tiffany

“kenapa kau senyum senyum sendiri?” tanya yoona yang melihat krystal terus tersenyum

“anniyoo.. aku hanya merasa lucu melihat tingkah keluargamu”

“lucu? kalau begitu tertawalah”

“huwahahahahaha..!!!” krystal langsung saja tertawa terbahak bahak mengeluarkan semua yang dipendamnya

“aigo.. menyeramkan” gumam yoona melirik yeoja disampingnya itu namun yoona tersenyum melihat krystal tak terlihat bersedih lagi

Krystal berhenti tertawa dan menghapus air matanya

“aigo.. aku sampai menangis, sepertinya aku bisa mati karena tertawa terus jika berada di rumah ini”

“hahaha seharusnya keluargaku menciptakan acara komedi”

“kau benar hahaha”

“kau belum mengantuk?” tanya yoona

“belum, tadi aku tertidur diperjalanan, lagipula tadi siang juga aku tertidur”

“bagimana kalau kita ke atas rooftop?”

“kajja”

keduanya langsung berlari ke rooftop rumah yoona

“indah sekali, banyak bintang bintang” ucap yoona mengadahkan kepalanya menatap langit

“malam yang yang menyenangkan” ucap krystal sambil tersenyum menatap langit

“kau menyukainya?” tanya yoona ikut tersenyum menatap wajah krystal

“tentu saja.. sangat sangat sangat senang, karena aku bisa melihat eommaku bernyanyi, aku bisa melihat dia bertemu appa tanpa bertengkar, aku bisa melihat wajahnya saat dia cemburu dan karena mu” ucap krystal tersenyum menatap yoona

“aku??”

Krystal mengangguk sambil menunduk dan mengangkat sedikit dress putih yang dikenakannya

fx-krystal-golden-disc-awards-red-carpet-4

Flashback

Sepulang dari kampus, yuri mengajak yoona mencari pakaian yang cocok untuk menghadiri pesta pernikahan, keduanya berjalan melihat lihat toko toko pakaiaan, tiba tiba pandangan yoona tertuju pada sebuah dress yang terpampang dibalik kaca sebuah butik yang pernah ia lewati bersama krystal

“oh my god, so beauty…” gumamnya

“wae…? kau melihat apa?” tanya yoona menghampiri, matanya pun mengikuti arah pandangan krystal

“dress itu sangat cantik, aku ingin sekali memakainya”

“oh… kau tinggal memakainya, kau kan bisa menyentuh benda

“yah! bukan seperti itu, orang orang akan berlari ketakutan jika melihat sebuah dress melayang, agar mereka tak melihat seseorang harus membakarnya dan bilang jika pakaian ini untuk orang yang akan ia berikan”

“lalu?”

“kau lihat kan jika aku sudah beberapa hari hanya memakai seragam sekolah ini? aku bosan…”

Tiba tiba yoona teringat dengan keinginan  krystal saat melewati butik itu.

“unnie, bagaimana kalau kita kesana? sepertinya banyak pakaian yang bagus” ucap yoona sambil menunjuk ke butik yang berada di seberang jalan itu

“oh, baiklah… kajja” ucap yuri

keduanya pun berjalan memasuki butik, begitu masuk yoona langsung berjalan menuju dress putih yang pernah diinginkan krystal itu, ia melihat harga dress itu

“yah, jangan bilang kau ingin aku membelinya lalu aku membakar baju itu untuk diberikan untukmu? kau tak lihat jika harga nya semahal itu? shirro!”

“yah… aku hanya meminta satu, lagipula aku bisa menggantinya setelah aku sadar nanti”

“katamu kau tak akan selamat”

“yah! aku tak berbicara seperti itu, lagipula kau bisa meminta appaku nanti”

“babo-yaah… yang ada aku bisa dipukul appamu jika tiba tiba muncul dan meminta uang padanya, shirro! kajja pulang, kalau tidak ya aku tinggal” ucap yoona berjalan meninggalkan krystal

“yaish… kenapa harus orang yang menyebalkan seperti ini yang dapat melihatku!” kesal krystal, iapun berlari menyusul yoona

yoona kembali teringat dengan percakapannya bersama krystal

“ternyata memang sangat mahal” ucap yoona dengan raut muka ngenes nya sambil memejamkan kedua matanya yang terasa perih melihat harga dress itu

Kemudian ia melihat yuri baru saja keluar dari ruang ganti, yuripun melihatnya

“yoong, apa ini cocok? kemarilah” ucap yuri

yoona melirik sebentar kearah dress putih itu sebelum akhirnya pergi menghampiri yuri

“nne… sangat cocok unnie, kau memiliki selera yang bagus”

“jinjja?”

“geurom…”

“yasudah aku memilih yang ini, dan ini.. untuk kau pakai”

“eh? couple?”

“nne… kau tak suka?”

“aku suka aku suka” ucap yoona menerima pakaian itu, iapun masuk ke ruang ganti dan mencobanya

“wah cocok, kau terlihat cantik yoong” puji yuri saat melihat yoona yang baru keluar dari ruang ganti

“jinjja? berapa harga pakaian ini unnie?”

“tentu saja, kita jadi seperti saudara kembar hehehe… aku tak tau berapa, kau tenang saja biar aku yang membayarnya”

“ah tidak perlu unnie, aku merepotkanmu lagi nanti”

“anniyo… aku yang memintamu mengantarku berarti aku yang harus bertanggung jawab, lagipula kau tenang saja… aku anak orang kaya sekarang hahaha” canda yuri membuat yoona tertawa juga

“nne.. nne.. nne… kau benar tuan putri” canda yoona kembali

Yuri berjalan ke kasir sambil membawa pakaian yang dipilih untuknya dan yoona, setelah itu mereka berjalan keluar

Lagi lagi pandangan yoona tertuju pada pakaian dress putih itu

“unnie, chankkaman”

“nne, ada apa yoong?”

“kau bisa tunggu disini sebentar? aku akan masuk lagi, ada pakaian yang ingin ku beli”

“oh baiklah, ini pakai saja kartu ku” ucap yuri menyerahkan kartu kreditnya

“anniyo.. biar pakai punyaku saja” ucap yoona menolak

iapun masuk kedalam butik itu

“unnie, aku ingin dress yang sama seperti itu” ucap yoona kepada pelayan butik

“oh.. nne.. kau beruntung sekali, masih ada sisa satu lagi, kami hanya menjual 2 unit, yang satu sudah terjual oleh seorang aktris terkenal”

“benarkah?”

“iya.. kau tunggu sebentar, biar aku ambilkan”

Tak berapa lama yoona melihat pelayan itu kembali sambil membawa dress putih yang diinginkannya

“ini, kau menyukainya? sangat cantik bukan? ukurannya all size, sepertinya cocok untuk ukuran tubuhmu”

“oh nde.. aku akan mengambilnya”

“kau ingin mencobanya?”

“ah nanti saja di rumah”

“baiklah, kalau ada apa apa dengan dress ini kecuali kerusakan oleh pribadi, kau bisa kembali datang ke toko ini”

“nde..” 

Yoona berjalan menghampiri yuri yang sedang menunggunya

“sudah? kau membeli apa?”

“nne, aku membeli pakaian hehehe”

“dress putih? kau tau? dress ini sama dengan yang akan jessica kenakan malam ini”

“j..jji..nnjjaa?? kenapa kau bisa tau unnie?” tanya yoona terkejut

“dia telah mengirim pesan gambar padaku apa yang akan dia pakai, dia juga akan datang  ke pesta itu, kau yang akan memakai dress itu yoong? tumben sekali, biasanya aku selalu melihatmu berpakaian namja”

“hahaha anniyo.. ini.. untuk eommaku, hehe”

“wah anak yang baik, kajja kita pulang”

Selama perjalan pulang, yoona terus tersenyum memandang kantong berisi dress putih itu, ia terus membayangkan jika krystal akan sangat senang saat melihat dirinya mengenakan dress yang sama dengan eommanya. beruntung yeoja itu tak ikut dengannya karena tertidur di rumahnya saat yoona pulang untuk mengganti pakaian sebelum pergi bersama yuri.

Sore harinya yoona membakar pakaian itu di atas rooftop rumahnya dengan air mata berlinang menatap sisa tabungannya

Flashback end

“kau tak sadar jika dress itu sama dengan yang dikenakan eommamu? kau tak terlihat senang, aku pikir kau tak menyukainya” ucap yoona

“anniyoo.. tentu saja aku senang, sangat senang, gomawo..” ucap krystal tanpa sadar memeluk yoona

*deg..degg…deggg*

“perasaan apalagi ini” ucap yoona dalam hati

“tapi kenapa wajahmu terlihat sedih?” tanya yoona

“hmm.. aku senang sekaligus sedih, aku ingin sekali berfoto dengannya mengenakan pakaian yang sama tapi sayangnya dia tak bisa melihatku” ucap krystal

“kalau begitu, kau berfoto saja denganku, kajja say cheese!!!” ucap yoona mengeluarkan ponselnya dan menekan tombol kamera krystal pun ikut tersenyum melihat kearah kamera

“mana, aku ingin melihatnya… apa aku terlihat?”

Yoona melihat hasil kamera itu, ia terdiam melihat hasilnya

“mengapa kau diam saja? aku ingin melihatnya”

“tentu saja terlihat, ponselku ini sangat canggih, segala jenis hantupun bisa terlihat” ucap yoona memasukkan ponselnya kedalam saku

“yah, mengapa kau memasukkan kedalam sakumu! aku ingin melihatnya! yaish…”

“wajahmu di foto ini terlihat jelek haha kalau kau melihatnya kau pasti akan menghapusnya”

“benarkah? aku ingin melihatnya”

“andwae! coba saja kalau bisa” ucap yoona memberikan merong pada krystal

“yaish… mulai lagi menyebalkannya” kesal krystal, iapun berlari mengejar yoona yang terus menghindar darinya, namun

*dukkk*

“kyaaaa!!!” teriak krystal ketika dress yang dikenakannya sedikit kepanjangan, krystal tersandung dan hampir terjatuh, yoona yang melihatnya langsung berlari dan menangkap yeoja itu

*bruukk!!* keduanya terjatuh dengan posisi krystal berada diatas tubuh yoona yang berhasil menangkapnya

*degg.. deggg… degg..* detak jantung keduanya terdengar begitu cepat saat kedua mata mereka saling tatap dengan jarak yang sangat dekat

“neommu yeoppo” ucap yoona dalam hati saat memandang wajah krystal dengan jarak yang sangat dekat itu

“omo! ada apa dengan perasaanku?” gumam krystal dalam hati

keduanya terdiam cukup lama dengan posisi yang masih berpandangan

“kena kau!! kemarikan ponselmu!” ucap krystal yang langsung duduk diatas tubuh yoona, ia mulai menggelitiki yoona

“aaahahaha geli ahahahaha ampuuunnn… hahaha” teriak yoona

“yesss!! dapat!” ucap krystal segera menjauhi tubuh yoona setelah berhasil mengambil ponsel itu sementara yoona masih terbaring mengatur nafasnya, ia tersenyum sambil memandang krystal yang mulai membuka ponselnya

“mwo??? yah!! kau beri pasword!! menyebalkan!!” teriak krystal saat melihat layar ponsel milik yoona terkunci dan mencoba beberapa kali membukanya namun tetap tak berhasil, iapun melirik tajam kearah yoona yang telah menertawainya

“menyebalkan” kesal krystal sambil menghilang dari pandangan yoona

“benar dugaanku, unnie aku akan menolongmu” ucap seseorang yang sedari tadi bersembunyi dibalik pintu rooftop

Yoona terbangun dan berjalan memasuki kamarnya, ia tersenyum saat melihat krystal sudah tertidur diatas tempat tidurnya dengan pakaian yang telah kembali berganti ke seragam sekolah

“aigoo… putri tidur” ucap yoona kemudian menyelimuti tubuh krystal

Yoona segera mengganti pakaiannya kemudian berbaring disamping krystal, tak berapa lama iapun tertidur pulas

……

Yuri melihat jam tangannnya yang menunjukkan pukul 10 malam, ia masih mengendarai mobilnya menuju rumahnya, namun saat berhenti di lampu merah ia melihat ke kaca mobilnya tetes demi tetes hujan turun hingga deras. yuri tiba tiba teringat dengan jessica yang sedang menjalani syuting drama nya malam ini

Saat di pesta tadi jessica sempat pamit kepada yuri jika ia akan pergi. yuri merasa khawatir pada mantan istrinya itu

…………………………

“cut!!!” teriak sang sutradara,

Jessica langsung berlari untuk berteduh, tubuhnya telah basah kuyup diterpa hujan yang sangat deras

“oke syuting malam ini selesai dan berhasil, terlebih hujan turun dengan deras sangat mendukung dan pas dengan part ini, kita jadi tak perlu menggunakan hujan buatan”

semua kru pun tepuk tangan dan segera membereskan segala peralatan

“sica-yaa, kau baik baik saja? kau terlihat menggigil dan wajahmu terlihat pucat” ucap hyoyeon menghampiri dan memberikan handuk selimut pada jessica

“bagaimana aku tidak kedinginan.. ini musim dingin dan aku harus hujan hujanan dengan pakaian seperti ini ditengah malam” ucap jessica dengan suara yang menggigil

“hehehe aku pikir seorang ice princess tak akan merasakan kedinginan, ini.. aku membawakan kopi hangat”

jessica pun langsung mengambilnya dan meminumnya

“yah, pelan pelan… kau bisa tersedak, tunggulah disini aku akan pamit kepada mereka, kita harus segera pulang” ucap hyoyeon segera berlari meninggalkannya

Jessica terdiam, tangannya memegang perutnya yang tiba tiba terasa sakit

“akh.. mengapa perih sekali” ucapnya, ia sedikit membungkukkan badannya

“sica, kajja kita pulang” ucap hyoyeon

“hyo, chakkaman” ucap jessica dengan wajah yang terlihat kesakitan

“omo! ada apa denganmu?” ucap hyoyeon terlihat khawatir

“perutku terasa perih sekali setelah meminum kopi”

“omo omo! apa kopi itu beracun? bertahanlah, kajja kita ke rumah sakit”

Hyoyeon memapah jessica dan memayunginya agar tak terkena hujan, namun setelah beberapa langkah tiba-tiba jessica pingsan

*brukk* tubuh jessica terjatuh sehingga hujan kembali mengguyurnya

“astaga! sica!!” teriak hyoyeon begitu panik, ia terus berteriak meminta bantuan, para kru yang melihatnya langsung berlari menghampiri

“omo, ada apa dengan jessica unnie?” tanya salah satu kru yang terlihat panik

“aku tak tau, tadi dia bilang merasakan sakit pada perutnya setelah meminum kopi”

“sica…! hyo apa yang terjadi dengannya? biar aku yang membawanya” teriak seseorang yang langsung berlari dan memeluk tubuh jessica

“yul?!!” ucap hyoyeon terkejut melihat yuri yang datang

Flashback

Saat diperjalanan pulang yuri merasakan perasaan yang tak enak saat melihat hujan yang turun semakin deras, akhirnya ia memutuskan memutar arahnya untuk menuju lokasi syuting jessica yang lumayan jauh. benar saja, saat tiba di lokasi, yuri melihat para kru sedang membereskan peralatan

“ahjushi, apa syuting sudah selesai?”

“nne.. baru saja”

“apa kau tau jessica dimana?”

“tadi managernya baru saja pamit pulang, sepertinya sudah pergi”

“hey.. jessica pingsan, cepat tolong dia!” teriak seorang kru

Yuri yang mendengarnya langsung berlari

“dimana dia?”

“disana” tunjuk orang itu, yuri pun langsung berlari kearah yang ditunjuk orang itu dan melihat beberapa orang telah berkerumun. Yuri melihat tubuh jessica yang akan diangkat

Flashback End

“kajja hyo, kita bawa ke rumah sakit” ucap yuri

“nne, oh ya, kalian tenang saja kami akan membawa jessica ke rumah sakit, gomawo telah membantu” ucap hyoyeon pada orang orang disana, kemudian berjalan mengikuti yuri dengan memayunginya

Setelah tiba di rumah sakit, jessica langsung ditangani dan dirawat

“bagaimana taeng? apa dia keracunan?” tanya hyoyeon

“anni… itu karena terlalu kelelahan, dan juga perutnya yang kosong sica langsung minum kopi, jessica harus dirawat selama 1 atau 2 hari”

“hyo, untuk satu hari atau 2 hari ini tolong hapus segala jadwal jessica, aku tak ingin dia terlalu memaksakan tubuhnya”

“nne yul.. aku akan mengatur jadwalnya kembali”

“taeng, gomawo… dan mian tengah malam begini aku meneleponmu”

“gwaenchanna yul.. tapi aku harus segera pulang”

“nne.. sekali lagi gomawo..” ucap yuri membungkukkan tubuhnya

“eh haha, kau tak pelu melakukan itu yul.. kau ini sahabat terbaikku, apapun akan aku lakukan untukmu” ucap taeyeon segera mengangkat tubuh yuri kembali tegak kemudian taeyeonpun pamit dan pergi

“hyo.. kau juga boleh pergi, bajumu basah kuyup kau pasti kedinginan, biar aku yang menjaganya”

“tapi tubuhmu juga basah kuyup yul”

“kau tenang saja, aku selalu membawa pakaian cadangan di mobil”

“oh yasudah kalau begitu, aku pulang dulu.. gomawo yul, aku titip jessica”

“nne.. kau hati hati”

Yuri memasuki ruangan tempat jessica dirawat setelah melihat hyoyeon pergi, ia langsung memasuki kamar mandi dan segera mengganti pakaiannnya. Setelah itu dia langsung duduk disamping jessica namun yuri terkejut saat melihat jessica menggigil kedinginan

Yuri meletakkan punggung tangannya diatas dahi jessica, ia merasakan panas

“demammu semakin tinggi” gumam yuri, ia mengambil ponselnya hendak menelpon taeyeon kembali, namun yuri kembali meletakkan ponselnya, ia merasa tak enak jika harus menyuruh taeyeon kembali ke rumah sakit

Yuri menyelimuti jaessica dengan sweaternya namun jessica tetap terlihat kedinginan, akhirnya dengan ragu ia memakai sweater itu kemudian perlahan membuka selimut jessica, yuri mulai naik ke tempat tidur yang cukup besar sehingga tubuhnya cukup. yuri kembali menyelimuti tubuhnya dan tubuh jessica, kini dia telah berbaring diamping mantan istrinya itu

Yuripun segera memeluk tubuh jessica hingga perlahan tubuh jessica tak lagi menggigil dan mulai tertidur pulas.

Yuri terus mengusap usap punggung jessica yang masih tertidur di pelukannya hingga iapun tertidur

……………………………………..

Keesokkan harinya

“mwo? yul unnie tak masuk?” ucap yoona saat masuk ke kelas yuri untuk menemuinya

“nne.. tapi aku tak tau apa alasannya”

“begitu ya, gomawo sudah meberitahuku” ucap yoona, iapun pergi meninggalkan kelas yuri

Yoona berjalan kembali ke gedungnya untuk menemui kedua sahabatnya, hari ini krystal tak mengikutinya karena masih ngambek padanya, ia memilih ikut dengan taeyeon

“hey.. mengapa wajahmu tampak lesu?” tanya hara saat melihat yoona menghampirinya

“mana si tampan?” tanya irene tak melihat yuri yang selalu terlihat menempel dengan yoona itu

“dia tak masuk” ucap yoona mempoutkan bibirnya, iapun duduk disamping kedua sahabatnya itu

“aigoo.. jadi itu alasannya? ckckck kasihan sekali uri yoongie” ucap hara mengusap usap kepala yoona

“tadi juhyun mencarimu?”

“nne? jinjja?” ucap yoona terkejut

“nne.. baru saja dia dari sini?”

“apa katanya?”

“entah, dia hanya bilang bahwa dia mencarimu”

“lalu kemana dia?”

” i don’t know, perpus mungkin.. tadi aku melihatnya membawa buku?” ucap irene

Yoona langsung berdiri dan berlari meninggalkan dua sahabatnya itu untuk menemui seohyun, wajahnya berubah menjadi sangat senang

“aigoo… ada apa dengan si rusa, sebenarnya yang dia sukai itu juhyun apa yul” ucap hara merasa heran

“entahlah… mungkin dia tertular gen kim taeyeon” jawab irene

“hmm.. memang buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya ckckck” ucap hara, keduanya hanya bisa menggelengkan kepala

Sesampainya di perpustakaan yoona melihat seohyun sedang asik membaca buku, iapun tersenyum menghampiri yeoja itu

“boo!!” ucap yoona mengejutkan seohyun dari belakang

“omo! yah, kau mengagetkanku saja”

“hahaha mian, kata kedua sahabatku kau mencariku, benarkah itu?”

“nne.. kau habis dari mana?”

“aku dari gedung managemen mencari yul unnie, tapi dia tak masuk hari ini”

“benarkah? kenapa dia tak masuk?”

“molla… oh ya, ada apa hyunie mencariku?”

“emm.. aku ingin mengajakmu keluar siang ini, ada yang ingin aku bicarakan padamu, apa kau sibuk?”

“tentu saja tidak, ayo”

“nne, tapi aku ingin mengganti pakaian dulu.. kau bisa menjemputku nanti”

“anniya.. biar aku mengantarmu pulang, aku rasa aku tak pelu mengganti pakaianku” ucap yoona, ia tak ingin jika pulang ke rumahnya maka krystal akan ikut dengannya jika tau yoona akan berkencan dengan seohyun

“baiklah, kau memang sudah terlihat tampan yoong hehehe kajja” ucap seohyun tanpa sadar kedua pipi yoona sudah memerah seperti kepiting rebus 

“aigoo.. rasanya aku seperti terbang ke awan.. kyaaaaa… hari ini hari yang tepat untukku, aku akan mengungkapkan semua perasaanku padanya” girang yoona dalam hati

………………………..

Jessica terbangun dan melihat dirinya yang tidur menyamping telah berganti pakaian dengan pakaian pasien rumah sakit dan infusan tertancap pada tangannya, ia teringat tadi malam perutnya terasa sangat sakit setelah meminum kopi membuat jessica berpikir jika itu penyebabnya dia dirawat, sambil memijat keningnya yang sedikit terasa pusing ia mencoba memulihkan kesadarannya

Namun ia merasakan keanehan pada kepalanya, jessica melihat sebuah tangan menjadi bantalan kepalanya, iapun langsung membalikkan badannya dan sangat terkejut saat melihat wajah seseorang begitu dekat dengan wajahnya

“yy…yy..yyul..?” ucapnya pelan karena tak ingin membangunkan yuri yang masih tertidur pulas

“benarkah ini kau?” ucap jessica dalam hati

Perlahan tangannya terangkat mulai membelai wajah yuri yang selalu terlihat bersinar dimatanya itu, jessica memperhatikan begitu lekat wajah yuri sambil tangannya mengusap lembut wajah mantan suaminya itu

Tanpa terasa ia tersenyum merasakan kenyamanan.

Namun jessica segera menutup kembali kedua matanya saat pintu ruangan dibukakan seseorang dari luar

“omo, romantis sekali” ucap orang itu saat melihat kedua yeoja yang dikenalnya masih tertidur pulas dengan posisi saling berhadapan terutama tangan jessica yang masih berada diatas pipi yuri

“astaga..aku lupa menyingkirkan tanganku” ucap jessica dalam hati

“yul.. bangunlah” ucap orang itu membangunkan yuri

Jessica merasakan tubuh yuri mulai bergerak dan mendengar suaranya

“ennghh.. sudah pagi ya, taeng kenapa kau ada disini?

“tentu saja, kau juga tidur bersama jessica” ucap tayeon tersenyum sambil menyilangkan kedua tangannya diatas dadanya

“omo! aku baru ingat ini di rumah sakit!” ucap yuri terkejut dan langsung terbangun

“dasar, yul babo!” ucap jessica dalam hati sambil menahan tawanya

“bahkan kau tidur dengannya”

“eh? jangan salah paham taeng.. semalam jessica terus terusan menggigil dan demamnya naik, tak ada lagi selimut disini akhirnya aku memeluknya agar terasa hangat”

“dia mengkhawatirkanku” ucap jessica dalam hati, ia merasa sangat tersentuh dengan apa yang dilakukan yuri, yuri memang selalu mengkhawatirkannya walapun jessica kadang selalu mengacuhkannya

“gwaenchanna.. tindakanmu sangat baik, tapi bisakah kau turun sebentar? aku ingin memeriksanya dulu, setelah itu kau boleh naik lagi”

“oh.. nne.. anni anni… aku tak akan naik lagi” ucap yuri gugup, ia merasa malu pada sahabatnya itu

“hahaha dasar yul babo” ucap taeyeon sambil tertawa melihat tingkah sahabatnya itu

Termasuk krystal yang tersenyum senang melihat nya

“apa ini akan jadi awal yang baik untuk hubungan mereka? aku harap begitu” ucap krystal

Tak berapa lama taeyeon selesai memeriksa jessica bersamaan dengan datangnya hyoyeon

“morning… oh taeng, kau baru selesai memeriksanya? bagaimana keadaan jessica?” tanya hyoyeon

“nne.. keadaannya mulai membaik dan demamnya sudah turun, sepertinya pengobatan alternatif yul berhasil” ucap taeyeon sambil tersenyum melirik yuri

“wah, pengobatan alternatif apa yul?” tanya hyoyeon

“an..ann..nnie.. taeng hanya bercanda, aku tak melakukan apa apa” ucap yuri salah tingkah dengan pipi yang mulai memerah

Tanpa terasa pipi jessica juga ikut memerah, beruntung tak ada yang menyadarinya

“hahahaha… aigoo.. lucu sekali tingkah gugupmu yul hahaha” ucap taeyeon tertawa senang telah mengerjai sahabatnya itu

“yaish menyebalkan” ucap yuri mempoutkan bibirnya

“aku akan kembali ke ruanganku, nanti perawat akan kesini membawakan makanan dan obat untuk jessica”

“oh kalau begitu aku juga ingin pamit” ucap yuri

“eh? wae..?” tanya hyoyeon, taeyeon dan krystal bersamaan

“aku telah melewati jam kuliahku, aku harus pulang lagipula hyoyeon sudah disini menggantikanku”

“baiklah kalau begitu, hati hati yul gomawo telah menjaga sica” ucap hyoyeon memeluk yuri

Yuri berjalan menghampiri jessica membenarkan letak selimutnya

“lekas sembuh, sica” ucap yuri sambil mengusap lembut pipi jessica sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama taeyeon

“kajjima…” ucap jessica dan krystal dalam hati, tak terasa air matanya keluar

……………………………

“omo! mengapa anakku seperti ini? apa yoong tak memiliki teman di kampusnya?” ucap tiffany meneteskan airmatanya sambil menutup mulutnya karena terkejut setelah melihat video yang ditunjukkan oleh yeri, video itu menunjukan yoona yang sedang berada diatas rooftop rumahnya terlihat berbicara dan tertawa sendiri seperti sedang berinteraksi dengan seseorang namun tak ada siapa siapa lagi selain dirinya dalam video itu

Yeri telah lama mencurigai unnienya itu karena sering memergoki yoona sedang berbicara sendiri

Tiffany langsung menekan tombol panggilan pada suaminya

“hallo baby, ada apa?” ucap taeyeon dibalik telepon

“taetae, apa kau sedang sibuk? aku telah mengirimkan file video pada emailmu”

“anni.. aku sedang berada di ruanganku, baiklah aku akan membukanya”

Tanpa memutuskan panggilan, tiffany dan yeri menunggu jawaban dari taeyeon

“hmm…” tak berapa taeyeon mengeluarkan suaranya

“appa, apa kau sudah melihat nya?” tanya yeri

“nne….”

“apa yang terjadi dengan yoong? ” tanya tiffany terdengar sangat khawatir

“kemungkinan yoong terserang skizofrenia”

“apa itu?” tanya keduanya

“penyakin halusinasi berlebihan, dimana yoong merasa berinteraksi dengan seseorang yang sebenarnya tidak ada orang selain dirinya”

“ottokhae… aku tidak ingin terjadi apa apa lagi dengannya taeng”

“kau tenang saja chagiya, lagipula kita masih belum tau, belum tentu yoong mengalami penyakit itu, mungkin dia sedang latihan drama”

“tapi aku seing melihatnya berbicara sendiri dengan topik yang berbeda appa” ucap yeri

“lebih baik kau segera memeriksanya taeng”

“arasso… kau tenang saja tak usah khawatir”

“yeri-ah, bisakah kau keluar? ada hal penting yang ingin eomma bicarakan dengan appa”

“nne eomma” ucap yeri kemudian pergi keluar dari kamar tiffany

“taeng, apa yoong kemungkinan terkena penyakit itu?” tanya tiffany kembali setelah melihat yeri menutup pintu kamarnya

“hmm.. setelah melihat video dan mendengar penjelasan dari yeri kemungkinan besar seperti itu”

“ottokhae…”

“kau tenang saja, aku akan segera memeriksanya”

“aku tak ingin yoong sakit lagi” ucap tiffany mulai terdengar menangis

“kau menangis baby? ssst… uljimma.. itu tak akan terjadi lagi sayang, aku janji.. dulu kita telah berusaha mati matian menyembuhkannya, maka sekarang aku akan melakukan apapaun lagi untuknya” ucap taeyeon menenangkan tiffany

“i love you taeng..”

“i love you too honey.. sekarang jangan panik dan mennagis lagi ya, kkah masaklah makanan untuk makan siang yeri”

“arasso.. kau juga jangan lupa makan my taetae”

“siap komandan.. bye..”

Setelah mengakhiri teleponnya, taeyeon kembali terdiam sambil memutar ulang video itu

“oh my god! aku telah membuat masalah, yoong mianhae..” ucap krystal sambil memijat keningnya setelah melihat itu

………………….

“yoong.. aku sudah siap, kajja” ucap seohyun menghampiri yoona yang sedang duduk di ruang tamu menunggunya

lagi lagi yoona terpesona dengan penampilan seohyun yang selalu terlihat cantik dimatanya

“nn..nnee kajja” ucap yoona gugup

Keduanya pun pergi meninggalkan rumah seohyun

“kita akan kemana?” tanya yoona sambil fokus menyetir

“emm… sebenarnya aku juga tak tau hehehe?”

“mwo? emm.. bagaimana kalau hari ini kita sedikit bersenang senang?”

“baiklah..” ucap seohyun setuju

Yoona menginjakkan gas dengan hati yang senang.

Tak berapa lama ia memarkirkan mobilnya

“lotte world?”

“nne…  kau pernah kesini?”

“waktu kecil bersama keluargaku, tapi saat itu aku tak sekalipun menaiki wahana”

“eh? wae…?”

“aku takut hehehe”

“aigoo.. kau tenang saja, bersamaku kau tak akan merasakan takut, kajja” ucap yoona menarik tangan seohyun dan membawanya berlari memasuki lotte world

Wahana demi wahana pun dinaikinya membuat kedua yeoja itu tertawa senang

“hahaha… kau benar yoong, ini sangat menyenangkan” ucap seohyun setelah turun dari wahana tornado

“kau tak merasa takut lagi kan?”

“nne.. gomawo.. ini berkat kau” ucap seohyun tersenyum menatap yoona

“omo omo, rasanya aku ingin pingsan melihatnya tersenyum seperti itu” ucap yoona dalam hati dengan kedua pipi yang kembali memerah

“sudah mulai malam, apa kau tak lapar?” tanya yoona

“nne aku lapar, kajja kita makan lagipula kita sudah hampir menaiki semua wahana yang ada disni” ucap seohyun

Kini keduanya telah berada di sebuah restoran yang tak cukup ramai dengan alunan musik yang cukup romantis untuk berkencan

“tak salah aku memilih restoran ini hehehe” ucap yoona dalam hati

“yoong kau terlihat senang sekali hari ini” ucap seohyun yang terus terusan memperhatikan yeoja dihadapannya itu

“benarkah?” tanya yoona “tentu saja ini karena hyunie” tambahnya dalam hati

“nne…” jawab seohyun

“ini karena suasana hatiku sedang baik” ucap yoona

“aku juga merasakan hal yang sama sepertimu”

Yoona tersenyum senang mendengarnya

“oh ya, katamu kau ingin membicarakan suatu hal?” tanya yoona

“nne.. tapi aku malu mengatakannya” 

“tak perlu malu, lagipula aku juga ingin mengatakan suatu hal untuk hyunie?”

“benarkah? apa itu?”

“nanti saja setelah mendengar hyunie”

“baiklah, sebenarnya aku malu.. tapi aku tak bisa terus memendamnya, lagipula aku lihat yoong cukup dekat dengannya, jadi aku pikir yoong adalah orang yang tepat untuk mengetahuinya”

“maksud hyunie?” tanya yoona heran

“sebenarnya aku… sangat menyukai yul unnie”

*prankkk!!!* yoona menjatuhkan sendoknya setelah mendengar itu

TBC

oh ya, klo author salah dalam penulisan dan penjelasan ttg penyakit itu, mohon dikoreksi. maklum author anak hukum bukan anak ipa 

Bagi yang pernah menebak seohyun suka sama yuri. Selamat anda mendapatkan piring cantik dari indomart…!!! yyyaayyyyyy!!! hehehe tapi harus beli rinso dulu isi 10 kg

dah segini dulu, biar kalian greget

kira kira gimana perasaan yoona dan apa tanggapan yoona pada seohyun?

terus setelah tau orang yang yoona cintai ternyata mencintai yuri bagaimana sikap yoona sama yul selanjutnya?

lalu apa yoona masih mau membantu krystal?

dan apa yang bakal taeny lakukan setelah melihat video itu?

jawabannya :

Entahlah…

hehehehe

Bye

 

Second Chance part 9

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Kwon Soojung (krystal), Kwon Yuri, Jessica Jung, Seojuhyun, Tiffany Hwang, kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………………

Yoona dan Yuri telah tiba di pesta pernikahan gyuri dan enjung yang di adakan ditepi pantai, banyak sekali tamu tamu yang telah datang dan menikmati standing party tersebut

hay yul… Kau tampan sekali, eh? Pasangan barumu? Aku pikir kau masih bersama jessica” ucap gyuri saat menyambut kedatangan yuri

(Gyuri ga tau klo yuri dan jessica pernah menikah, taunya mereka pacaran lama pas jaman kuliah)

“Hahaha anni.. Perkenalkan ini yoong” ucap yuri memperkenalkan yeoja disampingnya ,yoona pun membungkuk memberi salam

“Anyeong… Chukkhae atas pernikahanmu unnie”

“Nne.. Gomawo, omo pasanganmu ternyata masih muda yul tumben sekali, padahal dulu kau lebih suka tante tante”

“Hahaha kau ini”

“Yasudah kajja bergabung dengan yang lain”

Gyuri pun mengantar yuri masuk ke tempat para tamu undangan dan bertemu teman teman semasa kuliahnya

Yoona dan krystal mengikutinya dari belakang

“Woah.. Ternyata begini ya rasanya berada di pesta orang orang dewasa” ucap yoona melihat susasana standing party yang diadakan di tepi pantai itu “omo omo omo! Banyak sekali makanan makanan lezat! Yuhuu!!”  ucap yoona girang

“Yaish… Dasar anak anak, yang kau pikirkan hanya makanan” cibir krystal

“Yah memangnya kau bukan anak anak? Huh?”

“Hey si tampan akhirnya menampakkan dirinya” ucap gyuri pada teman temannya

Yul… Kami merindukanmu, kau sulit sekali dihubungi setelah cuti kuliah” ucap hyuna memeluk yuri

“Hehehe mianhae.. Aku sibuk”

“Woah… Makin tampan saja kau, mana si tampan pendek?” ucap soyeon

“Maksudmj taeyeon ya? Aku tak bersamanya, oh ya perkenalkan” ucap yuri menarik tangan yoona yang sedang berdiri dibelakangnya

“Anyeong… Yoona imnida” ucap yoona pada teman teman yuri

Wah, anakmu mirip sekali denganmu dan jessica yul” ucap jihyo dan dibenarkan oleh teman temannya

“Ahahaha… Dia bukan anakku” ucap yuri

“Omo? Benarkah? Mianhae… Dia mirip sekali denganmu, aku pikir dia anakmu, jadi kau sudah berpisah dengan sica?” tanya jihyo

“hmm…. begitulah” jawab yuri

“Pantas aku liat sica di televisi sering tertangkap kamera sedang berkencan dengan namja lawan mainnya di drama terbarunya itu” 

“Gwaenchanna… Yoona tak kalah cantik dari jessica yul haha” ucap gyuri

“Yah, jika sica dengar kau pasti sudah di bunuh” ucap enjung si mempelai wanita yang baru saja bergabung, gyuri kembali ke pintu kedatangan untuk menyambut para tamu

“Haha dia bilang aku lebih cantik dari seorang personil girlband terkenal” girang yoona

“Yah, itu karna ada kelainan pada matanya.. Sudah jelas eommaku lebih cantik darimu” ucap krystal tak terima

“Yoong, mengapa dari tadi kau diam saja? Apa kau tak nyaman? Mianhae..” ucap yuri yang melihat yoona hanya diam saja

“Eh, anniya… Ini karena aku baru pertama kali menghadiri acara pesta pernikahan”

“Oh.. Sebenarnya aku juga merasa canggung, ini baru pertama kalinya juga aku bertemu teman temanku, bahkan aku tak ingat nama nama mereka hehehe”

“Jinjja??!! Aigoo… Apa mereka tak tau?”

“Nne.. Bahkan mereka tak tau jika aku dan jessica telah menikah, dulu sica pernah bilang jika pernikahanku dengannya tak banyak orang orang yang tahu”

“Woah… Luar biasa, emm… Unnie”

“Nne?”

“Aku… Emm…”

Ada apa yoong? Katakan saja”

“Makanan disini terlihat lezat hehehe”

“Aigoo… Hahaha aku kira apa, kau bisa mengambilnya sesukamu yoong”

“Jinjja?”

“Geurom…”

“Kalau begitu aku akan mengambilnya ya, kau ingin ku ambilkan?”

“Tidak usah yoong… Aku masih kenyang, kau saja yang makan”

Yoonapun langsung berjalan menuju stand makanan sementara yuri masih berbincang bersama teman temannya

……

Taeyeon dan tiffany baru saja tiba

“Wah sepertinya kita terlambat, kau sih… Lama sekali dandannya” ucap taeyeon

“Yah, ini salahmu mengajakku berangkat pagi pagi”

“Hehehe kalau tak begitu kan kau tak akan mau, kajja” ucap taeyeon menggandeng lengan istrinya itu

“Taeyeon-ah…!!” panggil seorang yeoja membuat taeny membalikkan badannya

“Sica.. Hey” ucap taeyeon

Karena sedang dalam suasana hati senang jessica langsung berlari memeluk taeyeon sepertinya yang sering dilakukannya semasa kuliah

“sica? tumben kau datang ke pesta pernikahan, biasanya kau selalu sibuk”

“tentu saja, enjung teman dekatku selama kuiah.. lagipula gyuri memintaku untuk mengisi acaranya, dia tidak bersama mu?” tanya jessica

“aniya… aku tak tau dia akan datang apa tidak”

“ehemm” tiffany berdehem karena merasa keberadaannya tak dianggap

“Eh?” gumam taeyeon terkejut, ia melirik tiffany dengan tatapan membunuhnya “Omo! Mati aku” tambahnya dalam hati

“sica-yaa, ini istriku tiffany” ucap taeyeon

“oh? mianhae… aku tak menyadarinya, aku jessica jung” ucap jessica mengulurkan tangannya pada tiffanmy. tiffany pun membalasnya sambil tersenyum ramah

“tiffany hwang”

“wah, istrimu cantik sekali taeng, aku jadi heran mengapa dia mau sama kamu”

“eiyy…. Ucapanmu kurang menusuk” ucap taeyeon

Ketiga yeoja itu berbincang bincang sambil berjalan masuk

“hey, kalian akhirnya datang” sapa gyuri pada ketiga yeoja itu

“gyuri-yaa chukkhae…” ucap taeyeon diikuti jessica dan tiffany

“gomawo… kajja” ucap gyuri mengantar masuk dan kembali berbincang sambil berjalan

“woah banyak teman teman saat masa kuliah dulu” ucap taeyeon saat melihat satu persatu para tamu undangan

“benar, mereka telah banyak berubah ya” ucap jessica membenarkan

“aku setuju, terutama yul.. aku sempat terkejut melihat penampilannya sekarang” ucap gyuri membuat langkah jessica terhenti

“t..tt..ttunggu, yul? dia… datang?” ucap jessica gugup, detak jantungnya kini mulai berdebar

“tentu, tapi kau jangan cemburu sica-ya… dia datang tak sendirian” ucap gyuri

“mwo??” ucap jessica dan taeyeon bersamaan, mereka tampak terkejut

“nde… dia datang bersama pasangannya, yeoja itu tampak terlihat masih sangat muda, itu mereka” tunjuk gyuri pada sekumpulan yeoja yang tengah asik berbincang, jessica melihat yuri berdiri diantara sekelompok yeoja itu namun ia melihat seorang tubuh yeoja dengan posisi membelakanginya sedang merangkul kedua pundak yuri, keduanya terlihat sangat dekat, jessica dapat melihat jelsa wajah yeoja itu sementara yuri  tak menyadari kehadiran jessica

tumblr_lrzirfToYa1r1l73do1_500.jpg

mwoyaaaa..??!!” ucap taeyeon tak kalah terkejut

“ada apa tae..?? oh my gosh!!” ucap tiffany ikut terkejut saat mengikuti arah pandangan taeyeon saat melihat sosok yang sangat dikenalnya sedang berdiri disamping yuri

“ayo bergabung bersama mereka” ajak gyuri

“ah, sepertinya aku harus mengisi acaramu gyu” ucap jessica kembali menghentikan langkahnya

“oh, kau benar sica-ya.. aku merindukan suara indahmu” ucap gyuri “kalau begitu aku akan keatas panggung bersama jessica taeng”

“oh… nde…” ucap taeyeon

gyuri pun segera naik keatas panggung diikuti oleh jessica

“anyeong… para hadirin yang telah datang” ucap gyuri membuat perhatian para tamu tertuju padanya termasuk yuri dan yoona

“kamsahamnida kepada kalian yang telah datang ke acara pesta pernikahanku bersama enjung, baiklah langsung saja untuk meramaikan pesta ini aku telah mengundang sahabatku untuk menghibur kalian… kalian pasti masih ingat dengan yeoja ini, apalagi sekarang dia sudah menjadi aktris terkenal…” ucap gyuri membuat para tamu bergumam bertanya tanya

“hey… lekas naik” ucap gyuri kembali kearah belakang panggung

Tak berapa lama seorang yeoja anggun dengan dress putihnya naik keatas panggung, ia menyunggingkan senyumnya pada semua tamu undangan, para tamu pun tampak terkejut senang, tak menyangka jika seorang jessica akan hadir

beautiful-dress-fashion-girls-generation-Favim.com-2234648.jpg

“sica” gumam yuri saat melihat mantan istrinya berdiri diatas panggung

“omo! neommu yeoppo…” gumam yoona dan krystal

yoonyul tampak terpaku melihat jessica

“sica-yaa…. boghoshippo…!!” teriak seseorang yang pernah menjadi temannya, jessica kembali tersenyum melambaikan tangannya

“anyeong… senang bisa bertemu lagi dengan kalian” ucap jessica “dan chukkhae atas pernikahan kedua sahabatku gyuri dan enjung, aku harap kalian selalu bahagia selamanya.. dan sebagai ucapan selamatku aku akan menghibur kalian dan para tamu undangan dengan membawakan beberapa lagu, semoga kalian menyukainya” ucap jessica kemudian mendapat sorakan gembira dan tepuk tangan dari para tamu undangan

Jessica berjalan kearah para pemain musik dan berbicara pada mereka, tak berapa lama ia kembali ke tangah panggung yang tak terlalu besar itu

suara alunan musik pun terdengar dan jessica mulai mengangkap mic nya dan bernyanyi

~ Jessica Jung – That One Person is You~ [terjemahannya]

Apakah ini yang dinamakan cinta?
Apakah semakin menyakitkan saat kau melakukannya?

ewt.jpg

Sambil bernyanyi, sesekali jessica menatap yuri yang berdiri tak jauh darinya sedang  terdiam melihatnya. lagu yang ia bawakan adalah lagu yang diciptakannya, setiap kali ia menyanyikan bait liriknya jessica kerap kali teringat dengan kebersamaannya saat melewati masa masa bahagia bersama yuri

Saat aku bisa lebih dekat denganmu
Perasaan cintaku tumbuh lebih besar

31eb67dba8e7abf912e9b9c16601c1b7.jpg

Dan itu membuatku takut
Orang yang sangat penting bagiku
Seseorang yang tidak akan pernah kembali
Bagiku itu sudah cukup
Yaitu mencintaimu
Satu satunya orang yang tidak pernah melihatku meskipun aku melihat
Satu satunya orang yang tidak pernah mendengarku meskipun aku memanggil
Apakah kamu mengingatku ?
Apakah kamu memikirkan hal tentangku ?
Kumohon sekali ini saja
Satu satunya hal yang membuatku menangis tetapi
Aku seperti orang bodoh,
Kumohon datanglah padaku sekarang
Datanglah kepadaku yang seperti ini
Karena keinginan terakhirku adalah seseorang yaitu kamu

Hatiku tidak bisa membiarkanmu pergi
Seperti halnya aku mencintaimu
Setiap menit dan setiap detikku sangat menyakitkan

Satu satunya orang yang akan datang ketika aku menutup mata
Satu satunya orang yang berada di sampingku ketika di dalam mimpiku

2hedlqs.jpg

Datanglah kepadaku yang seperti ini
Karena keinginan terakhirku adalah seseorang yaitu kamu

Jessica menyeka air matanya seiring alunan musik berhenti dan lampu yang menyorotinya meredup

suara tepuk tangan terdengar dari para tamu undangan yang terhibur dengan suara emas jessica, banyak yang terhanyut dengan lirik lagu yang dinyanyikannya termasuk yuri yang sedari tadi terpaku mendengar dan meresapi setiap lirik yang dinyanyikan oleh mantan istrinya itu, matanya tampak berkaca kaca namun yuri sebisa mungkin untuk tak menangis di hadapan teman temannya

Jessicapun kembali bernyanyi namun dengan genre musik pop membuat para tamu ikut meloncat maupun bergoyang

“suaranya indah sekali ya, pantas yul sangat mencintainya” ucap tiffany melihat penampilan jessica

“……………….” taeyeon  tak menyahutnya membuat tiffany menoleh menatapnya, ia melihat taeyeon terdiam bukan sedang memandang jessica, iapun kembali mengikuti arah pandangan taeyeon

PicsArt_10-12-12.26.06[1].jpg

Perlahan tiffany melihat taeyeon tersenyum memandang kedua yeoja itu, tiffany pun ikut tersenyum memandang mereka

Jessica telah berhenti bernyanyi dan menuruni panggung, kini hanya terdengar alunan musik dari band yang mengisi pesta pernikahan itu

“kyaaaa… yeoppoddaa…!! aku tak menyangka bisa melihatnya sedekat ini, ah aku ingin meminta tanda tangannya” ucap yoona hendak berjalan menghampiri jessica yang sedang berbincang dengan seorang yeoja tak jauh darinya

Namun mendengar itu, krystal yang yang bisa menyentuh tubuhnya langsung menarik kerah belakang baju yang yoona kenakan membuat yoona tertarik ke belakang

“yah, andwae!! kau tak boleh melakukan itu, pabo!” ucap krystal kesal

“wae…?? aku sangat mengidolakannya” ucap yoona

“yah, kau lupa dengan misi kita eoh? kau harus membuatnya melihat kedekatanmu dengan appaku”

“yaish… arasso..” ucap yoona mempoutkan bibirnya

Jessica sesekali melihat kearah yuri yang masih berdiri disamping yeoja yang dekat dengannya itu, ada rasa sesak di dadanya kerap kali ia melihat yuri dan yeoja itu tertawa, ingin rasanya ia mendekati menyapa dan ingin tau apa yang mereka bicarakan, sudah satu tahun ia tak pernah melihat yuri tertawa

“yah, kau tega sekali meninggalkanku tertidur didalam mobil” ucap hyoyeon membuyarkan lamunan jessica

“hehehe mianhae… kau tidur sangat pulas dan terlihat sangat kelelahan hyo, aku jadi tak tega membangunkanmu”

“eh? bukankah itu yul? mengapa dia sendirian?” ucap hyoyeon saat melihat yuri sedang berdiri tak jauh darinya

“anniya, dia sedang bers…” jessica tak melanjutkan ucapannya saat berbalik dan melihat yuri kini berdiri sendirian “kemana yeoja itu?” gumam jessica

Flashback

Yuri dan yoona tampak asik berbincang, yuri tak bisa menaha tawanya saat yoona bercerita

“hahahaha!! yah, bisa bisanya kau menceritakan hal lucu saat seperti ini, aigoo.. aku sampai menangis” ucap yuri sambil menyeka air disudut matanya karena tak bisa menahan tawanya

“aku ingin mengambil tisuue dan minuman” ucap yuri kembali

“apa perlu ku ambilkan unnie?” tanya yoona

“tidak usah yoong, kau tunggu saja disini” ucap yuri kemudian ia meninggalkan yoona

“aku akan ikut dengan appa” ucap krystal kemudian berlari menyusul yuri

Yonna berdiri menikmati makanan sambil menunggu yuri tanpa menyadari dua orang yeoja berjalan menghampirinya

“hay… bocah tengil” ucap tayeon membuat yoona menoleh kebelakang, wajahnya tampak terkejut melihat kedua orang tuanya berada dihadapannya

“ap..appa.. eomma…” ucap yoona tergagap

“kajja ikut appa” ucap taeyeon menarik telinga yoona, beruntung para tamu tak ada yang melihat ulahnya

“aww aaww appoo… ampun appa aduduh” ringis yoona yang masih dijewer, iapun dibawa ke tempat yang aga tak terlalu ramai

yah bocah, apa yang kau lakukan disini?” ucap taeyeon menyilangkan kedua tangannya diatas dadanya mulai menginterograsi anaknya itu

“aku hanya diminta menemani yul unnie appa, lagipula aku baru pertama kalinya datang ke pesta pernikahan seperti ini, ternyata disini banyak sekali yeoja yeoja cantik dan seksi!” ucap yoona semangat

“benarkah? omo, aku baru menyadarinya” ucap taeyeon dalam hati saat kedua matanya mulai berkelana melihat para yeoja dengan pakaian seksi, namun tatapannya terhenti pada tatapan dingin tiffany yang berhasil memergokinya

“apa yang sedang kau pikirkan, kim taeyeon” ucap tiffany ikut menyilangkan kedua tangannya diatas dada

“hehehe anniya… yah! im yoona, kau ini masih bocah tak seharusnya berkata seperti itu” ucap taeyeon

“huh, didepan eomma saja kau menasehatiku, padahal kau sendiri yang mengajariku, dasar pendek” ucap yoona dalam hati

“yoong, apa benar dengan kedekatanmu dengan yul?” tanya tiffany

“nne.. tentu saja” jawab yoona

“omo omo! rasanya aku ingin pingsan” ucap tiffany memijat keningnya

“yah, kau benar benar menyukai yul?”

“anniya… aku melakukan ini karena ada maksud lain, aku tak benar benar menyukainya”

“maksudmu?” tanya taeyeon

“emm… aku hanya ingin membuat jessica unnie cemburu melihatnya”

“oh my god, yoong.. mengapa kau melakukan itu?” tanya tiffany

“aku… ingin membantu yul unnie agar bisa kembali bersama jessica unnie” ucap yoona menunduk

Taeyeon dan tiffany tampak sangat terkejut mendengarnya, keduanya terdiam saling memandang

“apa yoong sudah tau?” gumam tiffany dalam hati

Yuri telah kembali dengan membawakan tissue dan dua gelas minuman yang akan diberikan satu pada yoona, namun ia heran saat tak melihat yoona ditempat itu

“loh, kemana dia? apa kembali mengambil makanan? ckckck” gumam yuri, iapun terdiam menunggu yoona

Flashback End

“hyo,kau disini saja aku akan mnghampirinya” ucap jessica kemudian berjalan menghampiri yuri

“jadi ini yang membuatnya semangat ingin menghadiri pesta, dasar.. jika masih mencintainya mengapa kau melepaskannya” ucap hyoyeon menatap punggung jessica

“hey yul” sapa jessica membuat yuri menoleh menatapnya

“hey sica, kau sendirian?” ucap yuri tersenyum ramah

“nne… kau?” tanya jessica

“aku bersama yoong”

“oh…” jawab jessica, dalam hatinya ia menyesal telah bertanya seperti itu

“suaramu semakin indah, baru sekarang lagi aku bisa mendengarmu bernyanyi secara langsung, biasanya aku hanya melihatnya di layar kaca”

“hehehe benarkah? kau sih sibuk terus”

“kau akan merasa haus setelah bernyanyi, ini untukmu” ucap yuri memberikan gelas minuman yang akan diberikan pada yoona itu pada jessica, iapun tersenyum menerimanya dengan kedua pipi yang mulai memerah. yuri masih memperhatikannya

Keduanya tampak canggung

“gomawo… yul kau terlihat semakin tampan sekarang” ucap jessica namun ia sendiri terkejut dengan ucapannya yang spontan itu

“hahaha kau bisa saja sica-yaa”

“bagaimana kuliahmu? pasti menyenangkan kembali menjadi mahasiswa”

“hhm… begitulah” ucap yuri “kau sendiri? kau pasti sibuk konser ke berbagai negara dengan album barumu?”

“hhm… begitulah” ucap jessica mengikuti yuri

“hahaha” keduanyapun tertawa

“Yul… Sica…” sapa taeyeon, yulsic menoleh dan melihat taeyeon, tiffany dan yoona menghampirinya

“Hey…” sapa yuri memeluk taeyeon dan tiffany

“Yoong aku pikir kau kemana” ucap yuri kembali

“Hehe mianhae… Aku haus, maukah kau mengantarku mengambil minuman?” ucap yoona, tangannya merangkul lengan yuri dan merapatkan tubuhnya

Jessica terdiam menatapnya, ia berusaha mencoba bersikap tenang walaupun hatinya merasakan sesak

“Oh, nde.. Kajja” ucap yuri

“Taeyeon-ah.. Apa mereka sedang dekat” tanya jessica masih memandang kedua punggung yeoja yang semakin menjauh itu

“Sepertinya…”

“Apa kau tau tentang hubungan mereka?”

“Begitulah… Wae? Kau cemburu?”

“Ten… Eh anniyoo… Aku hanya ingin tau saja seperti apa perempuan itu”

“Sifatnya tak jauh dari sifat yul, 11 12 lah.. Mereka berada di satu kampus”

“Hmm… Begitu ya”

“fany..? tiffany..?” ucap seorang namja membuat ketiga yeoja itu menoleh

“nick?” ucap tiffany menerka nama namja yang memanggilnya itu

“ternyata benar ini kau, yupp… aku nick”

“oh my gosh nick! sudah lama sekali kita kita tak bertemu” ucap tiffany senang dan langsung memeluk namja itu

Nick adalah sahabatnya di LA semasa kecil, keduanya sangat dekat seperti bersaudara. namun saat lulus SMA nick harus kehilangan tiffany yang pindah ke seoul, keduanya pun telah hilang kontak semenjak tiffany mengganti nomornya dan nick tak pernah mengetahui alamat apartemen tiffany di seoul

“benar, ah aku merindukanmu.. kau juga diundangnya? gyuri adalah clien di perusahaanku”

“oh begitu nne… gyuri dan enjung teman dekatku semasa kuliah”

“wah kebetulan sekali.. seperti sebuah takdir” ucap nick senang

huffhht…” taeyeon menghembuskan nafasnya kasar saat melihat istrinya begitu akrab dengan namja yang tak dikenalnya itu, kini giliran dia yang merasa diabaikan

“kau cemburu?” ucap jessica yang melihat situasinya

“anni..”

“akui saja, istrimu sangat cantik dan ramah taeng, kapan kau bertemu dengannya?”

“sudah sangat lama, waktu itu aku bekerja sampingan setelah pulang kuliah sebagai fotografer di perusahaan majalah fashion, dan aku bertemu dengannya saat dia menjadi model majalah perusaahnku”

Flashback

Taeyeon langsung melempar tas nya setelah tiba diapartemen, ia berlari ke dalam kamar mandi dan segara mencuci wajahnya

*ddrrrtttttttt… drrrrrtt….* ponselnya bergetar menerima panggilan, iapun segera mengangkatnya

“taenggu! kau dimana?”

“aku sedang bersiap siap”

“ppaliwa…!! modelnya sudah datang”

“arasso… aku segera berangkat”

Setelah tampilannya cukup rapi, taeyeon segera mengambil peralatan fotografinya dan segera meluncur ke kantor tempatnya bekerja. sebenarnya taeyeon adalah seorang putri pengusaha sukses sama dengan yuri, namun baik taeyeon maupun yuri tak pernah menunjukkannya, keduanya selalu terlihat sederhana dan memilih bekerja sampingan untuk menambah uang sakunya walaupun uang yang mereka miliki sendiri sangatlah banyak.

Tak berapa lama ia tiba dan segera berlari memasuki kantor

“kau terlambat 10 menit taenggu!” ucap henry sambil menyilangkan kedua tangannya diatas dada, henry adalah pemilik perusahaan fashion tersebut

“mianhae,,, ada beberapa hal yang harus aku lakukan di kampus tadi” ucap taeyeon

“hahahaha sudahlah, aku tak bisa memarahimu, bisa bisa perusahaanku akan di gusur ayahmu, kkah lekaslah ke studio, modelnya sudah siap”

“oke bos!” ucap taeyeon langsung berjalan masuk kedalam studio, disana telah banyak rekan rekannya yang sedang mempersiapkan peralatan

“omo! dia modelnya? seksi sekali” ucap taeyeon membelalakkan kedua matanya saat melihat seorang yeoja yang masih menghias wajahnya dengan memakai pakaian casualnya

“memang tema nya begitu, bagaimana cocok bukan? dia berasal dari LA namun dia meneruskan kuliah nya di seoul sambil bekerja menjadi seorang model majalah” ucap henry yang sudah berdiri disampinya, taeyeon hanya terdiam memandang yeoja itu

Setelah semuanya siap, taeyeonpun memulai aksi pemotretannya, ia kerap kali menelan salivanya setiap memotret yeoja dihadapannya itu, detak jantungnya terasa berdetak lebih cepat saat memandang yeoja itu

“oke, selesai” ucap taeyeon

Semua kru pun bertepuk tangan, taeyeon melihat yeoja itu tersenyum padanya sebelum berjalan keluar untuk mengganti pakaiannya

“bulan sabit yang sangat indah” ucap taeyeon saat melihat kedua mata tiffany yang tersenyum padanya itu

ia kembali menunduk melihat hasil potretannya

aS.jpg

“perfect” gumamnya sambil tersenyum memandang wajah yeoja pada kameranya

setelah pekerjaannya selesai, taeyeon mulai mengemasi barang barangnya

“taenggu, kau sudah mau pulang?”

“nne…”

“bisakah aku meminta tolong padamu?”

“tentu, apa itu?”

“ini, ponsel milik tiffany tertinggal, dia telah menelpon ponsel ini dan aku telah mengatakannya akan mengantarkan ponsel ini padanya”

“tiffany? nuguseyo?”

“dia yeoja yang menjadi model kita hari ini, bisakah kau mengantarkan padanya? aku sedang ada urusan penting”

“oh.. nne, akan aku antarkan” ucap taeyeon menerima ponsel berwarna pink itu

“gomawo… aku pergi dulu, kau hati hati ya”

Setelah tiba di apartemennya, taeyeon melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 8 malam, karena merasa sangat kelelahan iapun berniat untuk tidur 1 jam sebelum mengantarkan ponsel itu pada pemiliknya, iapun berbaring diatas tempat tidurnya setelah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya

“yul… apa kau baik baik saja sekarang?” gumamnya kemudian iapun terlelap

Taeyeon sangat terkejut begitu terbangun dan melihat jam yang menunjukkan sudah pukul 8 pagi, ia telah melewatkan waktunya untuk mengantar ponsel itu pada pemiliknya, ia berniat akan mengantarkannya pukul 9 malam tadi namun hasilnya ia malah tertidur pulas hingga pagi

ia membuka layar ponsel itu dan melihat beberapa panggilan dari nomor baru dan kontak bernama jackson

Saat akan meletakkannya tiba tiba ponsel itu berbunyi kembali menerima panggilan dari nomor baru yang sama

“yoboseyoo..” 

“hallo.. apa kau yang menyimpan ponselku?” tanya seorang yeoja dibalik panggilannya

“nne… mianhae, semalam aku berniat tidur sebentar sebelum mengantarkan ponselmu, tapi aku malah ketiduran hingga pagi, kau sangat membutuhkan ponsel ini ya?”

“it’ oke.. aku juga berpikir kau sudah tertidur saat tak mengangkat telepon dariku, sebenarnya lumayan penting sih, aku sedang membutuhkan beberapa file yang berada didalam ponselku”

“oh kalau begitu sekarang aku akan mengantarkannya”

“baiklah.. apa kau sedang tak sibuk? jika sibuk biarkan aku yang menghampirimu saja”

“ah tidak usah, ini kesalahanku.. biar aku yang mengantarkannya, posisimu dimana sekarang?”

“aku baru saja tiba dikampusku, kau bisa kemari”

“baiklah, kampusmu dimana?”

“yonsei university, nanti aku akan memberitahukan detailnya saat kau tiba di kampusku”

“baiklah, aku akan segera kesana setelah mandi”

“oke, thanks..”

Taeyeon mengakhiri panggilannya, sambil tersenyum ia menatap layar ponsel itu. iapun segara memasuki kamar mandi

Setibanya di yonsei university ia kembali menelepon yeoja bernama tiffany itu

“halo.. aku sudah sampai didepan universitasmu” ucap taeyeon setelah panggilannya diterima

“oh oke, aku akan segera kesana”

Taeyeon berdiri menunggu, tak berapa lama seorang yeoja menghampirinya

“ternyata kau yang mengantarnya” ucap yeoja itu, tayeonpun langsung berbalik dan melihat yeoja yang memiliki mata bulan sabit itu sedang tersenyum padanya

“ah.. nn..nde,,” ucapnya gugup, iapun membuka tasnya dan mengeluarkan ponsel pink

“thank you very much.. dan senang bisa bertemu kembali denganmu, aku tiffany hwang” ucap yeoja itu mengulurkan tangannya

“kim taeyeon” ucap taeyeon membalas uluran tangan tiffany “tangan yang sangat lembut” ucap taeyeon dalam hati, namun ia buru buru melepaskannya saat tersadar

“Why you’re not pick up my phone??” ucap seorang namja dengan aksen inggrisnya yang datang secara tiba tiba bersama kedua temannya, namja itu terlihat marah menatap tiffany

“oh jack, i’m sorry.. ponselku tertinggal” ucap tiffany dengan nada ketakutan

“you’re liar! kau pasti sedang selingkuh” bentak namja itu sambil menampar pipi tiffany membuat taeyeon terkejut melihatnya

“i’m not” ucap tiffany

Taeyeon melihat jackson akan kembali menamparnya, namun ia berhasil menahannya saat tangan namja itu melayang tepat beberapa senti lagi didepan wajah tiffany yang terlihat memejamkan kedua matanya

“yah, tidak seharusnya kau memperlakukan wanita seperti itu” ucap taeyeon sambil melemparkan tangan namja itu

“fuck you! she’s my girlfriend! aku bisa melakukan apa yang aku mau padanya” ucap jackson

“yaish… namja babo yang kejam” ucap taeyeon

“what did you say?” tanya jackson yang tak begitu paham bahasa korea

“bad boy, berhentilah melukai dia atau kau akan menyesal” ucap taeyeon tegas

“taetae.. jangan, nanti kau akan disakiti olehnya” ucap tiffany memegang erat tangan taeyeon

“hahahaha yah, siapa kau berani berkata seperti itu?” ucap jackson meremehkan

“itu tak penting, berhentilah menyakitinya bahkan mendekatinya, kau tak layak bersamanya” ucap taeyeon tentu saja membuat jackson marah, ia melayangkan pukulannya

*bukkk!!!* tubuh taeyeon terdorong dan terjatuh saat tinjuan jackson mengenai wajahnya

“taeyeon-ah.. gwaenchanna?” tanya tiffany segera berlari membangunkannya

“akh,,,!!” teriak tiffany saat jackson menarik dan mendorongnya karah lain sebelum sampai dihadapan taeyeon

jackson berjalan menghampiri taeyeon yang masih dengan posisi terduduk, ia hendak menghabisi taeyeon namun saat akan menendang tubuh kecil taeyeon, tubuh jackson terjatuh karena taeyeon berhasil menendangnya, ia melihat taeyeon dengan cepat mengambil posisi berdiri

“pabo-ya!! kalau ingin memulai setidaknya bilang dulu! yaish… wajah berhargaku jadi rusak” rutuk taeyeon

“yah, habisi wanita itu” ucap jackson, kedua rekannya pun segera menyerang taeyeon namun taeyeon berhasil menghindar dan dengan cepat kedua teman jackson terjatuh setelah beberapa kali dipukul oleh taeyeon, hal itu membuat jackson semakin geram, kemudian gilirannya maju dan melayangkan beberapa kali pukulan pada taeyeon namun tidak ada satupun pukulannya yang berhasil mengenai tubuh taeyeon, kini giliran taeyeon yang menyerangnya membuat jackson tersungkur, ia melangkahkan kakinya menghampiri jackson dan hendak memukulnya kembali namun tangan tiffany menahannya

“jangan lakukan itu lagi, aku mohon” ucapnya, taeyeon mulai melihat air mata tiffany mengalir

“ampun bos, aku tak akan mendekatinya lagi” ucap jackson mengangkat kedua tangannya, wajahnya terlihat babak belur dengan darah yang keluar dari hidungnya

“sekali lagi ku lihat kau mendekatinya, aku tak akan segan segan melenyapkanmu, pergilah” ancam taeyeon

Ketiga namja itupun segera berlari ketakutan meninggalkan taeyeon dan tiffany

“aw.. appo.. yaish, awas saja kau!” ucap taeyeon kesakitan saat tangannya menyentuh sudut bibirnya yang berdarah, namun tiba tiba tiffany menarik tangannya dan membawanya pergi, taeyeon hanya diam saja mengikuti tiffany yang tak melepaskan tangannya

Taeyeon melihat yeoja itu membawanya kedalam sebuah caffe, keduanya pun duduk disebelah pojok. taeyeon masih terdiam melihat tiffany yang duduk disampingnya mulai membuka tasnya dan mengeluarkan kotak P3K kecil

“kau tidak seharusnya melakukan itu tadi” ucapnya pelan namun taeyeon dapat mendengarnya, ia mulai menempelkan kapas yang sudah ditetesi obat pada sudut bibir taeyeon

“mianhae.. aku hanya tak tahan melihat seorang yeoja yang disakiti” ucap taeyeon, tak sengaja ia melirik ke lengan tiffany dan melihat darah pada lengannya itu

“Aku tak menyangka kau bisa melawan mereka”

“Dari kecil aku sudah diajari ilmu bela diri oleh appaku, aku anak satu satunya jadi appa ingin aku bisa menjaga diriku”

Tiffany mengangguk paham

“hey kau juga terluka” ucap taeyeon hendak memegang lengan yeoja itu, namun tiffany segera menariknya

“gwaencahnna…” ucapnya

“anniya…. kau juga harus diobati kau pasti terluka saat terjatuh tadi, sekarang aku mengerti mengapa kau menaruh p3k di dalam tasmu, kau pasti sering dilukai oleh namja itu” ucap tayeon, ia kembali menarik lengan tiffany dan melihat luka sobek yang tak terlalu besar

“………………………………” tiffany hanya terdiam menunduk saat taeyeon mulai mengobatinya

“mengapa kau masih saja mau bertahan dengan namja itu?”

“aku tak bisa pergi darinya”

“wae…?”

“aku menumpang di apartemennya, dia banyak membantuku saat aku pertama tinggal di korea, saat itu aku merasa kesulitan tinggal disini”

“dia membantumu karena ingin memanfaatkanmu, jika dia benar benar tulus maka dia tak akan menyakitimu, mulai sekarang jangan lagi tinggal di apartemen namja itu”

“tidak bisa.. aku tidak memiliki siapapun lagi disini, aku merasa tak enak jika menumpang pada teman temanku, mereka adalah orang orang kaya yang sangat gila harta dan suka membully, aku tak ingin mereka tau tentangku, aku tak ingin dibully lagi, aku sudah sangat bersyukur bisa mendapatkan beasiswa dikampus ini”

Taeyeon terdiam menatap tiffany yang terus menunduk, kemudian ia menoleh keluar jendela caffe melihat gedung besar bertuliskan yonsei university, ia tau kampus itu adalah salah satu universitas elite di korea, tak heran jika mahasiswa nya kebanyakan dari kalangan atas

“hmm… mulai sekarang kau akan tinggal di apartemenku” ucap taeyeon membuat tiffany mengangkat wajahnya terlihat terkejut

“anni… aku tak bisa menerimanya”

“kenapa lagi?”

“aku tak ingin menyulitkanmu”

“tidak akan, aku berjanji tak akan seperti jackson… justru aku melakukan ini karena aku ingin melindungimu” ucap taeyeon, ia melihat kedua mata tiffany mulai berkaca kaca

“gomawo…. kau teman terbaik yang aku miliki sekarang” ucap tiffany memeluk tubuh taeyeon

*deggg… deggg… degg…* 

“omo, kenapa dengan detak jantungku?” ucap taeyeon dalam hati saat tiffany terus memeluk tubuhnya

Semenjak saat itu keduanya menjadi semakin dekat, tiffany mengetahui banyak hal tentang taeyeon yang ternyata telah kuliah mengambil kedokteran, awalnya dia menyangka jika taeyeon masih seorang anak sekolah karena tubuhnya yang kecil. begitupun taeyeon telah mengetahui segala tentang kehidupan tiffany, ia mempekerjakan tiffany sebagai model tetap diperusahaan tempatnya bekerja, kebetulan henry sang pemilik perusahaan juga menyukai tiffany

Hingga tiffany pun mengetahui satu hal, jika dibalik sifat taeyeon yang kuat dan selalu menghiburnya tiffany selalu melihat yeoja itu diam diam menangis. tiffany selalu berusaha membuat taeyeon agar ingin bercerita padanya, taeyeon memiliki sifat yang sangat tertutup, ia selalu bisa menutupi kesedihannya dihadapan teman temannya maupun dihadapan tiffany, namun tiffany selalu bisa membaca raut wajah taeyeon. Hingga akhirnya taeyeon bercerita jika ia sedih memikirkan sahabatnya yang sedang koma, namun taeyeon tak menceritakan semuanya.

Tiffanypun tak mampu membendung air matanya seolah ia merasakan kesedihan taeyeon, tiffany telah lama menyukai taeyeon namun ia selalu ragu mengungkapkannya, iapun memeluk taeyeon dan berhasil menenangkannya

“Yul pasti akan segera sembuh, kau bilang dia adalah orang yang sangat baik.. Tuhan pasti sangat menyayanginya dan akan menyembuhkannya” ucap tiffany

Beberapa bulan setelah kelulusannya, ia membawa tiffany ke hadapan kedua orang tuanya untuk meminta restu hubungan mereka, tentu saja membuat tiffany terkejut, terlebih saat kedua orang tua taeyeon mnerimanya dan malam itu juga ia dilamar oleh taeyeon. tiffany merasa sangat bahagia karena akhirnya perasaan cintanya terhadap taeyeon kini telah terbalas. mereka akhirnya menikah dan hidup penuh kebahagiaan

Hingga satu tahun setelah pernikahannya, seseorang datang padanya sambil terisak membawa seorang bayi mungil yang lucu

Flashback End

Jessica memeluk taeyeon setelah mendengar cerita sahabat nya itu

“aku senang mendengar kau sudah bahagia sekarang taeyeon-ah, aku harap kau akan terus dan terus bahagia bersamanya” ucap jaessica sambil tersenyum

“tidak kah kau juga ingin merasakan seperti itu? bersama yuri, kalian masih sama sama saling mencintai dan masih bisa kembali bahagia sica”

“ada banyak hal yang tak kau mengerti taeng, akupun tak mengerti..”

“kau bisa menceritakannya padaku ataupun tiffany, setidaknya kami bisa membantumu”

anniya… aku bisa melewatinya sendiri” ucap jessica mencoba tersenyum, matanya terlihat berkaca kaca

“sica-yaa.. dulu kau pernah menanyakan tentang dia kan? kau tau? dia sekarang…”

“sica-yaa… ternyata kau disini, kita harus segera pergi sekarang, satu jam lagi kau ada jadwal syuting” ucap hyoyeon memotong pembicaraan taeyeon

“oh kau benar, taeng… sampai bertemu lain waktu, gomawo telah bercerita padaku, itu membuatku senang” ucap jessica kemudian berlalu meninggalkan taeyeon

“hidup dengan baik dan berada didekatmu” ucap taeyeon melanjutkan bicaranya sambil memandang punggung jessica yang semakin menjauh dan hilang

TBC

Second Chance part 8

picsart_09-15-12.37.07.jpg

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Kwon Soojung (krystal), Kwon Yuri, Jessica Jung, Seojuhyun, Tiffany Hwang, kim Taeyeon and other member | Gender : YURI girlsXgirl

WARNING!!! ADA UNSUR 18+ gengs!!! jadi hati hati hehe 😅

oh ya, ditegesin lgi ya… ini FF.. jadi apapaun bisa terjadi sesuka yang ada diotak author heheh jadi jan protes.. tapi klo mau membenarkan kekeliruan ya silahkan sekali hehehe
…………………………………………….

“good morning ^^” ucap yoona begitu terbangun dan melihat krystal yang sedang duduk diamping jendela kamar yang sudah dibukanya

“……………………………..” krystal terdiam dan hanya meliriknya sebentar

“wae? kau masih marah padaku, mianhae… tapi kau marah kenapa?”

“hmm… lupakan” jawab krystal singkat

“hari ini kau jangan ikut appaku” ucap yoona sambil tersenyum menatapnya

“why?? aku harus ikut denganmu lagi? shiro! aku tak ingin jadi obat nyamuk lagi diacuhkan olehmu”

“anniyo… ada yang ingin aku tunjukkan padamu”

“apa?”

“pokoknya kau harus ikut, aku mandi dulu” ucap yoona terbangun dan langsung memasuki kamar mandi

*ceklek*

“yoong… bang.. eh? kemana dia? yoong?” panggil tiffany saat tak melihat yoona diatas tempat tidurnya

“aku sedang mandi eomma” teriak yoona dari dalam kamar mandi

“oh… nne…” jawab tiffany “tumben sekali” tambahnya sambil menutup pintu kamar yoona dan kembali bergabung dengan taeyeon dan yeri yang sudah berada di ruang makan

“kenapa wajahmu terlihat bingung pany-ah?” tanya taeyeon saat melihat wajah isterinya itu

“aku hanya merasa aneh melihat yoong akhir akhir ini”

“wae…?”

“akhir akhir ini dia menjadi rajin bangun pagi tanpa aku bangunkan, biasanya sangat sulit membangunkannya”

“bagus dong.. kau tak perlu repot repot keatas lagi untuk membangunkan bocah rascal itu” ucap taeyeon tenang

“tapi appa, aku juga sering melihatnya berbicara sendiri” ucap yeri

“nne… appa juga pernah melihatnya, tapi yoong bilang dia sedang latihan drama”

“drama apa appa?” tanya yoona yang baru saja turun dan bergabung dengan mereka

“anni… aigoo.. tampan sekali uri yoongie, seperti appanya” ucap taeyeon saat melihat penampilan yoona

“huh dulu kau bilang aku tampan mirip yul unnie”

“benarkah? tapi appamu lebih tampan darinya hahaha” puji taeyeon dengan tawa ahjumma nya

“yul unnie? nugu?” tanya yeri

“kau tak akan tau…” ucap yoona memberikan merong pada adiknya

“menyebalkan” ucap yeri mempoutkan bibirnya

“sudah sudah… lekaslah sarapan, nanti kalian terlambat” ucap tiffany memberikan potongan potongan sandwich pada kedua putrinya itu

“eomma, katamu jika berjodoh dengan seseorang itu ada kemiripan ya?”

“tentu, seperti eomma dan appamu, kami miripkan?” ucap tiffany merapatkan dirinya dengan taeyeon, mereka berdua pun melakukan pose

snsd-taeyeon-tiffany-2

“nne… mirip, sama sama pendek dan byunt” ucap yoona 

“yaishhh… anak durhaka, lalu kenapa kau bertanya seperti itu yoong? kau memiliki kekasih?” tanya tiffany

“anniyoo, kata appa kan aku mirip dengan yul unnie, berarti jangan jangan aku dengannya jodoh” ucap yoona polos

“uhhukk uhhhukk!!” taeyeon langsung terbatuk mendengarnya, tiffany pun langsung menepuk nepuk punggung suaminya itu

“yah! pabo-yaa… mengapa kau berbicara seperti itu” ucap taeyeon

“wae…? aku hanya bertanya, mengapa appa sampai tersedak begitu, apa begitu senang mendengarnya?”

“tentu saja tidak!” jawab taeny kompak

“hufhht….” yeri membuang nafasnya kasar dan terus menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah keluarganya itu “bisa bisanya aku dilahirkan dari keluarga yang seperti ini” ucapnya dalam hati

“oh ya, eomma dan appa hari ini akan pergi menghadiri acara pernikahan teman appa, mungkin akan pulang sore… gwaenchanna?”

“nne…” jawab yeri dan yoona

“yasudah kami berangkat dulu” ucap yoona pamit pada kedua orang tuanya

mereka pun berangkat ke sekolah dan soshi university

“yah, apa kau serius menyukai appaku?” tanya krystal

“pabo-yaa tentu saja tidak, kau lupa dengan strategimu agar aku mendekati appamu huh?”

“oh iya hehehe mian, aku pikir kau tak akan mau dengan rencanaku”

“setidaknya dengan begitu urusanku denganmu akan cepat selesai”

“hmm… kau ingin aku segera pergi ya?” tanya krystal sendu

“ann.. anniyo… bukan begitu, maksudku setidaknya kau bisa lekas kembali pada tubuhmu agar cepat sadar dan sembuh” ucap yoona tersenyum pada krystal

*dug…dug..dug…*

“jangan tersenyum seperti itu lagi, itu menyikasaku” ucap krystal dalam hati saat menatap yoona

“kajja” ucap yoona begitu tiba dikampusnya

“kau bilang ada yang ingin kau tunjukkan padaku, mana?” tanya krystal saat keduanya berjalan di koridor

“tunggu sebentar, sepertinya dia belum dat…”

yoona tak melanjutkan pembicaraannya saat orang orang disekitarnya tiba tiba berteriak

“omo! dia datang!”

“kyaaaaa… tampan sekali”

“kau benar, oh my god.. hatiku meleleh”

karena penasaran yoona dan krystal pun membalikan badannya ingin melihat seseorang yang diteriaki itu, namun keduanya tampak terkejut saat melihat seorang yeoja yang baru saja tiba dan berjalan di koridor kampus dengan diteriaki beberapa yeoja yang terpesona melihatnya

f8dba4826373c7e6364e64955abaaf74

yuri berjalan sambil menundukkan kepalanya, ia tampak malu karena banyak yeoja yang meneriakinya itu

pagesadf

“yul unnie?” gumam yoona

“oh.my.god! app..ppaa” ucap krytal sambil menutup mulutnya karena terkejut

“hay yoong, selamat pagi… ah untung ada kau, kajja kita pergi dari sini yeoja disini menyeramkan” ucap yuri langsung menggandeng lengan yoona dan membawanya pergi. tentu saja membuat para yeoja yang meneriakinya merasa sedih dan patah hati saat melihat yuri menggandeng lengan yoona begitu erat

“appa…” gumam krystal masih merasa syok, ia mengikuti kedua yeoja itu

yoona dan yuri berhenti di foodcourt kampus

“unnie, kau tampan sekali hari ini, aku sangat terkejut saat melihatmu tadi”

“jinjja?! yah, kau jadi sama menyeramkannya dengan mereka yoong hahaha” ucap yuri

“yoong… yul good morning.. omo! yul, kau tampan sekali aigoo…” ucap hara yang baru saja tiba menghampiri mereka

“kau sudah memiliki kekasih? bagaiamana jika kau jadi kekasihku saja?” ucap irene

“yah, dia ini lebih cocok denganku!” ucap hara menggandeng lengan yuri

“anni.. kau ini terlalu pendek untuknya” ucap irene tak ingin kalah ikut menggandeng lengan yuri dari sisi lain

“yah, kau pikir kau tinggi eoh? kau juga pendek!” 

“yah, berisik! dia ini kekasihku!” teriak bora yang menghampirinya

“mwoooo??? tidak mungkin!!!” ucap hara dan irene tak terima

“sudah sudah.. kalian ini, bora-yaa.. kami pesan sarapan terenak, biar aku yang traktir hari ini” ucap yuri

“yaaaayyyy!!!” teriak hara dan irene senang

yoona melihat ketiga yeoja itu kembali bercanda, iapun mengambil kesempatan untuk berbicara dengan krystal

“kau terkejut?” tanya yoona membuyarkan lamunan krystal yang sedari tadi tak pernah lepas memandang yuri

“nne… sangat sangat sangat terkejut! jadi ini yang ingin kau tunjukkan padaku? aku tak menyangka jika appa kembali kuliah dan oh my god… appaku tampan sekali” ucap krystal excited

“ku dengar dia ingin kembali kuliah untuk meneruskan perusahaan ayahnya”

“begitu ya, hmm… syukurlah, setidaknya kehidupan appa akan lebih baik dari sebelumnya”

“kau masih ingin aku untuk mendekatinya agar eomma mu cemburu? sepertinya tanpa ku lakukan sudah banyak yeoja yang menyukainya”

“andwae… jangan orang lain, aku ingin kau saja… kau tak memiliki perasaan sungguhan padanya kan?”

“entahlah, detak jantungku terkadang lebih cepat saat melihat appamu, apalagi hari ini”

“omo! yah! andwae! kau tak boleh menyukainya”

“hahaha aku bercanda, jantungku memang berdebar melihat appamu tapi ini bukan perasaan suka, entahlah rasanya berbeda dengan detak jantungku saat melihat orang aku sukai”

“begitu ya, huffht… syukurlah”

…………………….

Diperjalanan menuju acara pernikahan teman taeyeon.

“taeng, bagaimana jika ucapan yoong itu benar?” tanya tiffany pada suaminya yang sedang fokus menyetir

“ucapan yang mana baby?”

“bagaimana jika yoong benar benar menyukai yul?”

“yah, mana mungkin… lihat saja dengan tingkahnya yang player”

“tapi aku khawatir, apa sebaiknya kita beritahukan saja yang sebenarnya? sepertinya yoong sudah lupa dengan masa kecil nya”

“kau tenang saja, dia ini mudah bosan”

“maksudmu? yah, biasanya buah jatuh tak akan jauh dari yang melemparnya dengan ketapel”

“dari pohonnya baby miyoung….” ucap taeyeon membenarkan

“tapi kau bukan pohonnya… jangan jangan kau juga player, kau sering menggoda suster suster di rumah sakit yang terlihat seksi” ucap tiffany mempoutkan bibirnya sementara taeyeon meliriknya sambil tertawa

“hahaha kau tenang saja, meskipun mereka seksi tapi mereka tak seseksi tiffany hwangku”

“yaishh…!!! byunt”

setelah mnempuh perjalanan beberapa jam akhrinya taeyeon memberhentikan mobilnya disebuah hotel mewah. mereka berjalan bergandengan tangan memasuki hotel langsung disambut oleh resepsionis

“selamat datang mrs kim & mrs hwang” ucap resepsionis itu sopan

“ini kunci kamar yang anda pesan”

“thanks..”  ucap taeyeon tersenyum ramah

taeny pun kembali berjalan memasuki lift

“mengapa mereka memberikanmu kunci kamar taeng?”

“karena aku sudah memesannya”

“eh? bukan kah kita akan pergi ke acara pernikahan temanmu?”

“tentu saja”

“lalu?”

“hmm… acaranya baru dimulai nanti malam” jawab taeyeon tenang

“mwo??? yah, mengapa kita berangkat pagi?”

keduanya tiba di kamar yang telah dipesan taeyeon

“aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua dengan istriku tanpa gangguan anak anak, kita selalu disibukkan oleh pekerjaan masing masing, setiap aku pulang pasti kita dalam keadaan sama sama lelah, lagipula saat dirumah perhatianmu selalu saja tertuju pada anak anak”

“aigoo…. uri taetae cemburu eoh?”

“tentu saja… aku merindukanmu” ucap taeyeon memeluk erat tubuh tiffany setelah tiba didalam kamar

“hmm… I miss you too honey” jawab tiffany membalas pelukan taeyeon, namun kedua matanya langsung terbuka lebar saat ia merasakan tangan taeyeon mulai membuka resleting dressnya

“yah, apa yang kau lakukan? aku sudah susah susah berhias dan memakai gaun ini” tanya tiffany melepaskan pelukan taeyeon

“acaranya masih sangat lama, aku bisa meriasmu lagi nanti”

“memangnya bisa?”

“tidak sih hehehe”

“yaish..”

“hmm… yasudah, aku akan keluar mencari udara segar” ucap taeyeon hendak berjalan keluar kamar, namun tiba tiba tangan tiffany menahannya dan menarik tangannya hingga kembali memeluk tubuh taeyeon

“andwae” ucap tiffany pelan, keduanya saling bertatapan, tanpa berlama lama taeyeon langsung menekan tengkuk tiffany dan langsung mencium bibirnya

“emmmhhh….” erang tiffany membalas ciuman taeyeon

perlahan taeyeon kembali melepaskan resleting dress yang dikenakan oleh tiffany, dengan lembut ia mengusap punggung mulus isterinya

taeyeon membaringkan tiffany yang sudah setengah naked diatas tempat tidur yang ditaburi bunga bunga mawar sesuai permintaannya saat memesan kamar

keduanya tersenyum saling menatap sebelum akhirnya taeyeon kembali menikmati bibir lembut tiffany, perlahan ciumannya turun dan menghisap leher jenjang isterinya

“tae.. don’t..” 

mengerti maksudnya, taeyeon langsung turun dan menghisap puting milik tiffany sambil tangan kanannya meremas lembut gundukkan indah milik tiffany

“tae… aaaahhhh….” erang tiffany dengan kedua tangannya yang meremas sprei kasur

remasannya semakin kuat manakala taeyeon kembali turun dan menghisap milik tiffany

“enggghhh……” erang tiffany, ia langsung mengangkat taeyeon dan menghisap bibirnya kembali sambil kedua tangannya melepaskan satu persatu kancing kemeja yang dikenakan taeyeon

begitu terlepas, tiffany melemparnya ke segala arah kemudian ia membalikkan tubuhnya hingga kini berada diatas tubuh taeyeon

“whhoahh omo!” ucap taeyeon terkejut, biasanya posisinya selalu berada diatas

“aaaakhhh… pany-ah….” erang taeyeon saat tiffany menghisap puting taeyeon melakukan seperti apa yang taeyeon lakukan

“bagaimana kalau kau yang hamil saja, dokter” bisik tiffany dengan suara husky nya membuat taeyeon membulatkan kedua matanya

“mwo? andwae…. akhhh… pany-ah.. akhhh…” erang taeyeon begitu tiffany langsung memasukkan dua jarinya kedalam milik taeyeon, ia menempelkan tubuh nakednya dengan tubuh taeyeon hingga kedua tubuh itu saling bergesekkan menikmati irama persetubuhan mereka

“ah ah ah pany-ah…” erang taeyeon saat jari tiffany mempercepat ritme nya didalam milik taeyeon

“akhh… taeyeon-ah…”

“pany-aaahh… ottokhae… ak…ku.. mmm…maau keluaarr aakkh..” ucap taeyeon dengan erangannya

“pabo-yaaah… aahhh…” ucap tiffany langsung menutup bibir tayeon dengan bibirnya

“pann… emmhh…” 

“ennghhh…”

“i’m comm…ming ppany-aahh.. aaahhh”

tiffany langsung memeluk erat tubuh taeyeon saat keduanya mencapai titik klimaks merasakan gesekan demi gesekan milik keduanya

tiffany tetap berbaring memeluk taeyeon dengan menyandarkan kepalanya diatas dada taeyeon menikmati irama detak jantung suaminya

“aku tak menyangka jika aku akan diperkosa oleh istriku.. awww..!!!” ucap taeyeon namun tiffany langsung mencubit pinggangnya

“pabo-yaah…”

“hehehe tapi aku sangat menikmatinya, neomu neomu sarang jusseyyoo miyoungie”

“love you too baby, more than yours”

taeyeon memeluk tiffany, tangan kanannya menari selimut hingga menutupi kedua tubuh naked itu. perlahan keduanya memejamkan kedua matanya menikmati kehangatan tubuh mereka setelah aktivitas panasnya

………………………………………

jam kuliah telah berakhir

“yoong, ayo kita makan” ucap hara

“kalian duluan saja.. aku ingin menemui yul unnie dulu” ucap yoona kemudian langsung berlari keluar kelas

“heyy tunggu… kau melupakanku yaish…!!” teriak krystal ikut berlari menyusul yoona

“lihatlah, sekarang dia begitu dekat dengan yul.. padahal yoong sedang dekat dengan juhyun” ucap irene setelah menatap kepergian sahabatnya itu

“apa menurutmu dia menyukai yul juga?” tanya hara

“maybe, mereka terlihat mirip menurutku”

“hmm.. kau benar, aku pikir hanya aku yang berpikir seperti itu”

“sudahlah, dengan siapapun yoong aku harap dia selalu bahagia”

“kau benar, kajja kita makan”

begitu sampai di gedung management yoona langsung masuk kedalam kelas mencari yuri, namun yeoja itu tak dilihatnya

“anyeong… apa kalian melihat yul unnie?” tanya yoona menghampiri sekelompok yeoja yang sedang duduk berkumpul

“yul unnie? nugu?” 

“eh, yuri maksudku.. kwon yuri”

“eemm… molla..”

“oh? apa kau mencari si tampan itu? dia sedang di perpustakaan” ucap salah satu yeoja disitu

“wah appaku rajin sekali” ucap krystal

“tentu saja, tak seperti dirimu” ucap yoona pelan

“ah begitu, gomawo..” ucap yoona membungkuk pada mereka kemudian berlalu menuju perpustakaan

“omo! tumben sekali kau kesini” ucap onew si penjaga perpustakaan

“ssst… diamlah, apa pengunjung perpus ramai?”

“tidak terlalu, kau masuk saja”

yoona kemudian masuk langsung mencari yuri, iapaun melihat yeoja yang dicarinya sedang duduk dengan serius membaca buku

ju200904282058155

“ternyata kau disini” ucap yoona membuat yuri mengalihkan perhatiannya, iapun tersenyum saat melihat yoona berdiri dihadapannya

“oh, yoong… duduklah, bagaimana kau bisa tau aku berada disini?”

“naluri hehehe, unnie rajin sekali”

“aku harus belajar keras yoong”

“good job.. unnie hwaiting…!!!” ucap yoona menyemangati

“hahaha gomawo… kau lucu sekali yoong”

“tentu saja, kau kemana saja baru menyadari jika aku lucu eoh?”

“hahaha aku baru masuk dua hari disini”

“oh iya hehehe, unnie apa kau tak bosan? aku lapar”

“hmm… baiklah, kajja kita makan aku juga lapar”

“yaaayyy!!”

keduanya berjalan meninggalkan perpustakaan

“kita disini saja unnie” ucap yoona memilih restoran ramen

“geurae, aku akan memesan makanan, kau ingin apa yoong?”

“sama sepertimu unnie”

“oke, tunggulah disini” ucap yuri kemudian berjalan meninggalkannya

yoona menatap krystal yang sudah duduk disampingnya

“hey, mengapa sedari tadi kau diam saja?” tanya yoona

“aku terlalu senang melihat appaku”

“benarkah? kalau begitu aku juga ikut senang”

“gomawo…” ucap krystal tersenyum menatap yoona

“hmm..? untuk apa?”

“semuanya, berkatmu aku bisa bernafas lega sekarang, aku tak akan pernah melupakan ini” ucap krystal tersenyum menatapnya, yoona pun membalas senyumnya

rrrrrr

“kau tau? kau terlihat lebih manis saat tersenyum seperti itu”  ucap yoona

tanpa terasa kedua pipi krystal langsung memerah mendengar ucapan yoona

“kau sebenarnya orang yang baik, jika begini.. aku senang jika kau dengan appaku”

*pletakkkkk!!!*

“aww… yah! mengapa kau menjitakku!!!” kesal krystal mengusap uap kepalanya yang baru saja dijitak oleh yoona

superthumb

“paboyaa… aku tak ingin menjadi seorang ibu yang memiliki anak pabo dan kejam sepertimu”

“yah! kau pikir aku ingin memiliki ibu tiri sekejam kau huh? yang ku maksud aku senang melihat kau bisa akrab dengan appaku, yaiishhh…. menyebalkan!”

“oh… begitu, hhehe mian aku tidak peka”

“yaish…!!”

“yoong, kau berbicara dengan siapa?”

“eh? ah e… aku baru saja menelpon temanku hehe”

“oh begitu” ucap yuri, ia tersenyum memandang yoona

3a8346dde535aaaf9bd30068875b65e5.jpg

“mengapa kau tersenyum seperti itu unnie?”

“anniya… aku hanya senang kau tak lagi membuat masalah dengan mahasiswa lain”

“oh… hehehee ini kan karena aku dekat denganmu sekarang”

“hahaha kalau begitu tetaplah bersamaku yoong”

“omo! apa kau menyukaiku?”

“nne… aku menyukaimu little rascal!!” ucap yuri mencubit gemas kedua pipi yoona

*drrrttt…drrrttt…* tiba tiba ponsel yuri bergetar menerima panggilan

“temanku menelpon, aku tinggal sebentar ya”

“nne…”

tak berapa lama yuri pun kembali duduk setelah teleponnya berakhir

“unnie ada apa denganmu? mengapa kau terlihat bingung?”

“nne aku sedang bingung”

“wae…? ceritakan padaku”

“barusan temanku menelpon, dia mengundangku untuk datang malam ini ke acara pernikahannya dan aku diundang, tapi aku tak ada teman untuk pergi kesana, em… maukah kau menemaniku yoong?”

“emmm… aku…” ucap yoona ragu, ia menatap krystal sambil berpikir

“terima saja ppali…!!!” ucap krystal

“baiklah… aku akan menemanimu”

“wah… gomawo.. kalau begitu kajja kita cari pakaian yang cocok dan langsung berangkat, busan sangat jauh dari sini”

“oke let’s go!” ucap yoona semangat

…………………………

“sica-ya… gyuri meneleponmu” ucap hyoyeon berteriak dari ruang tv

jessica yang sedang berbaring didalam kamarnya pun langsung terbangun dan mengambil ponselnya dari hyoyeon

“yoboseyo?” ucap jessica menerima panggilan dari temannya itu

“sica-ya… apa hari ini kau sibuk?”

“anniyo, memang ada apa?”

“aku mengundangmu ke acara pernikahanku malam ini, dan aku ingin memintamu untuk mengisi acara.. aku ingin kau bernyanyi”

“what..???!! are you kidding me? yah, mengapa sangat mendadak?”

“hehehe apa boleh buat, enjung keburu hamil hehehe”

“yaish dasar”

“kau datang yah, please….”

“hmm… baiklah, apa kau mengundang yul?”

“nne… baru saja aku selesai meneleponnya”

“lalu, apa dia akan datang?”

“ne dia akan datang”

“oke… kalau begitu aku akan bersiap siap”

“oke… bye..”

*klik* jessica mematikan teleponnya

“yessss!!!!!” teriaknya membuat hyoyeon terkejut

“yah, kau kenapa? seperti baru saja mendapat undian lotre!”

“yah, ini lebih dari itu hyo.. kajja bersiap siaplah, kita akan menghadiri malam pernikahan gyuri teman kampusku”

“tumben kau ingin menghadiri acara seperti ini, biasanya kau selalu menolaknya dengan alasan sibuk”

“hehehe ini terkecuali, ah aku akan mandi dan bersiap siap” ucap jessica berlari memasuki kamarnya

hyoyeon hanya menggelengkan kepalanya menatap sahabatnya itu

…………

“pany-ah… bangun sayang” ucap taeyeon membangunkan tiffany

“hhmmm… aku masih mengantuk tae” ucap tiffany masih memejamkan matanya

“apa kau mau ku cium agar bangun eoh?”

tumblr_nzsqc5ua0n1tvv19co1_400

“hahaha andwae… pasti setelah itu kau akan memintanya lebih”

“bangunlah… kita harus bersiap siap”

“nne… kajja kita mandi bersama saja” ucap tiffany

tentu saja membuat taeyeon tersenyum penuh kemenangan

download

“yesss hahaha!! satu ronde lagi pany-ah.. bersiaplah aku akan membalasmu” ucap taeyeon dalam hati dengan senyum evilnya

TBC

nih nih nih, ini gue buat khusus buat para reader yg pada nanyain taeny moment

puas luh pada? puasss eoohh??? 😂

jujur gue teriak teriak histeris gila sendiri bikin adegan “itunya” 😭

seneng yeh kalian bikin gue kesiksa … zahaaddd huwee… 😭

semoga kalian suka deh, kebahagiaan kalian kebahagiaan author juga 😅

NB : yang komen jan pada bahas yang “itu” nya yah, awas lu pada 😅😅😅

 

 

Second Chance part 7

picsart_09-15-12.37.07.jpg


Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Kwon Soojung (krystal), Kwon Yuri, Jessica Jung, Seojuhyun, Tiffany Hwang, kim Taeyeon and other member | Gender : YURI girlsXgirl
…………………………………………….

Yuri terbangun dan melihat jam yang masih menunjukkan pukul 12 malam, karena merasa haus iapun berjalan menuju dapur. Namun saat berjalan perhatiannya tertuju pada ruang kerja ayahnya yang masih menyala dengan pintu yang sedikit terbuka, merasa penasaran yuripun mengintipnya, ia melihat ayahnya begitu serius sedang memeriksa berkas berkas milik perusahaannya

“appa, mengapa belum tidur? bolehkah aku masuk?” tanya yuri memasuki ruang kerja ayahnya itu

“oh yul, masih banyak berkas bekas yang belum appa periksa, nne masuklah”

“wajahmu terlihat lelah, tidak bisakah dilanjutkan besok saja?”

“jika aku melanjutkannya besok, maka pekerjaan akan semakin menumpuk yul”

Yuri kembali terdiam memandangi appanya yang masih terlihat begitu serius, ia melihat gurat wajah appanya yang semakin menua itu namun masih harus bekerja memimpin perusahaannya untuk keluarganya

“appa, boleh kah aku meminta sesuatu?”

“nne, katakan” ucap Mr kwon menghentikan aktivitasnya

“aku… ingin meneruskan perusahan appa, tapi aku butuh belajar dulu, untuk itu.. aku ingin mengambil kuliah lagi”

Mr kwon terkejut mendengarnya, namun ia kembali bersikap tenang

“hmm… baiklah, mulai besok appa akan mencari dosen untuk mengajarkanmu, kau bisa home schooling”

“anni appa, aku ingin kuliah di universitas.. aku juga butuh teman agar bisa belajar bersama”

“geurae, akan appa carikan universitas terbaik untukmu”

“anni anni… aku ingin soshi university appa”

“huh? bukankah itu tempatmu bekerja? apa kau tak akan merasa malu yul?”

“aku sudah nyaman disana appa”

“hmm… geurae, besok pagi kita kesana untuk mengurusnya, lagipula wajahmu masih terlihat sangat muda jadi kau tak akan kesulitan memiliki teman”

“appa”

“nne?”

“saranghae”

Mr kwon tersenyum mendengarnya “lekaslah tidur, besok atau lusa kau akan memulai kuliah”

“shiro.. aku masih ingin menemanimu disini” ucap yuri

“geurae… tapi jangan mengganggu appa, araso?”

“okkkeee…”

Mr kwon kembali melanjutkan aktivitasnya dengan serius, sementara yuri sesekali memainkan komputer ataupun barang barang yang berada di ruangan itu tanpa mengeluarkan suara, namun karena bosan ia kembali duduk di soffa.

Begitu pekerjaannnya selesai, Mr kwon melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 2 dini hari dan ia melihat yuri yang sudah tertidur diatas soffa. perlahan ia mengangkat tubuh yuri dan membawanya kedalam kamar yuri

“tubuhmu begitu kurus yul, appa jadi merasa kembali pada 10 tahun yang lalu, apakah saat kuliah nanti kau akan kembali menjadi anak appa yang rascal?” ucap Mr kwon setelah membaringkan putrinya diatas tempat tidurnya itu

*cuppp* Mr kwon mengecup kening yuri dan menyelimuti putri kesayangannya itu, kemudian ia berjalan meninggalkan kamar yuri.

……………………………………

keesokan harinya, yoona terbangun dan mendapati krystal sedang tersenyum memandangnya. kedua nya sama sama terkejut saat kedua matanya saling memandang

“eh? mengapa kau disini?” tanya yoona

“saat bangun aku tak melihatmu dan aku dengar dari appamu saat yeri menanyakanmu jika kau sedang sakit jadi aku langsung mencarimu, ternyata kau tidur disini, mengapa kau tak tidur dikamarmu?”

“aku tak ingin kau tertular”

“babo-yah… aku ini hantu, mana mungkin akan tertular, kau sakit apa?”

“hanya flu dan demam”

“kau sih.. hujan hujanan, oh ya.. hari ini aku akan dipindahkan”

“eh? dipindahkan kemana?” tanya yoona terkejut

“appamu bilang kemarin kakekku ke rumah sakit menjengukku, lalu meminta appamu untuk memindahkanku ke rumahnya, aku tak menyangka jika appaku masih memiliki keluarga, aku pikir appaku hanya hidup sendirian, karena selama hidupku aku tak pernah melihat ataupun mendengar tentang keluarga appa”

“begitu ya, berarti sekarang kau akan pergi?”

“nne… lagipula kau sedang sakit, kau harus banyak istirahat” ucap krystal

*ceklek*

“oh kau sudah bangun, appa berangkat kerja dulu ya.. kau lekas sembuh my rascal” ucap taeyeon memasuki kamarnya dan mencium kedua pipi yoona

“nne appa, hati hati” ucap yoona

taeyeon pun meninggalkan kamarnya diikuti krystal, sebelum pergi ia kembali berbalik dan melambaikan tangannya sambil tersenyum pada yoona

“bye…” ucap nya sementara yoona hanya membalasnya dengan anggukan

…………………………………

Di soshi university

Yuri baru saja menyelesaikan urusan pendaftaran kuliahnya bersama Mr kwon, begitu selesai keduanya harus berpisah karena Mr kwon harus pergi ke kantor sementara yuri lebih memilih bermain dulu di kampusnya, iapun berjalan menuju restoran tempat dimana ia bekerja dulu.

sepanjang ia berjalan, mahasiswa yeoja ataupun namja selalu memperhatikannya dan tak sedikit yang mengaguminya, termasuk dua sahabat yoona

48604b72927f333a1392723a5bda1054.jpg

“woah lihat, cantik sekali dia.. aku baru melihatnya, sepertinya dia baru masuk sekarang” ucap hara saat berjalan di koridor bersama sahabatnya irene

“yah, itu sih bukan cantik tapi tampan… sepertinya aku pernah melihatnya” ucap irene merasa familiar dengan yeoja itu

“benarkah?”

“sayang sekali tak ada yoong, setelah ini kita harus menjenguknya, otte?”

“of course..”

..

Begitu sampai di restoran, yuri langsung menghampiri bora yang menjadi sahabatnya selama bekerja bersama

“bora-yaa…” panggil yuri

“yul…. kau kemana saja eoh? aku merindukanmu” ucap bora, keduanya pun berpelukan

“mianhae… aku sudah tidak bisa bekerja disini lagi”

“eh? wae…?”

“aku sekarang akan menjadi mahasiswa lagi, tapi kau tenang saja.. setiap hari kita akan bertemu”

“omo! kau kuliah disini? daebak!!”

“nne… aku harus meneruskan perusahaan appaku”

“akhirnya kau mau juga yul, hwaiting!”

“bora-yaa apa aku terlihat tua untuk ukuran seorang mahasiswa?”

“anniyoo… justru kau terlihat lebih muda dari mereka” tunjuk bora pada segerombolan mahasiswi yang sedang duduk di bangku pengunjung restoran

“hahaha kau berlebihan sekali”

“yah, aku ini berkata jujur.. tak akan ada yang menyangka jika kau sudah memiliki seorang putri, bahkan aku lihat banyak sekali mahasiswa yang memperhatikanmu, aigoo… hari pertama saja sudah populer ckckck”

“eh? benarkah?” ucap yuri menoleh ke segala arah dan melihat banyak mahasiswa yang sedang memperhatikannya, iapun tersenyum menyapa mereka

“yah, jangan tebar pesona.. kau bisa dibunuh jessica”

“anniya… aku hanya mencoba bersikap ramah, lagipula… yah jangan bahas dia lagi”

“hehehe mianhae… tapi sebaiknya kau hati hati, sikap ramahmu bisa membuat orang salah memahami”

“maksudmu?”

“yaish… babo!”

“bora-shi…” panggil sang pemilik restoran

“aku harus melayani pegunjung lain kau tak apa ku tinggal?”

“gwaenchanna”

“nanti aku kesini lagi saat senggang, oh ya kau mau pesan apa?”

“emm… cappucino hangat”

“oke… wait”

Borapun meninggalkannya, sambil menunggu yuri membuka tas nya dan mengambil sebuah buku untuk dibacanya, namun seorang yeoja menghampirinya

“unnie, bolehkah aku duduk disini?” tanya yeoja itu

“oh silahkan..” ucap yuri tersenyum ramah

“perkenalkan, aku seo juhyun.. kau bisa memanggilku seohyun atau juhyun” ucap seohyun mengulurkan tangannya

“aku kwon yuri, kau bisa memanggilku yul” ucap yuri membalas jabatan tangan seohyun

“Aku pikir kau seniorku, yul sekarang kuliah disini? aku lihat kemarin kau masih bekerja di restoran ini”

“nne… kau benar hehehe ternyata ada yang tahu juga”

“tak apa, aku senang.. tapi kau pasti tertinggal beberapa kali materi, kau mengambil jurusan apa?”

“management bisnis, tapi aku harus banyak belajar untuk mengikuti tes kelas akselerasi agar bisa lulus dengan cepat”

“woah… kau sangat bersungguh sungguh, aku kagum padamu”

“gomawo..” 

“omo, hara-yaa lihatlah, yeoja yang tadi kita lihat, dia sedang bersama juhyun” ucap irene saat memasuki restoran

“kau benar, mereka terlihat dekat.. lihatlah cara juhyun memandang yeoja itu, sepertinya akan ada cinta segitiga”

“apa sebaiknya kita beri tahu yoong?”

“besok saja saat yoong masuk, kasihan jika kita memberitahunya sekarang bisa bisa sakit yoong bertambah parah”

“kau benar, ayo kita makan sambil mengawasi mereka”

…..

“bosan sekali” gumam yoona yang hanya berbaring dengan kompres yang masih menempel pada dahinya

“yoong kau tak tidur sayang?” tanya tiffany begitu memasuki kamar yoona, yoona telah pindah kedalam kamarnya

“aku bosan, eomma tak pergi mengajar?” ucap yoona

NB : jadi tiffany kerja sebagai pengajar relawan di panti asuhan

“anniya… eomma tak akan meninggalkan putri eomma yang sedang sakit sendirian”

“aku hanya demam…”

“sama saja namanya sakit yoong” ucap tiffany mulai mengupas buah buahan yang ia bawa

“eomma, apa pasien appa yang sedang koma itu benar akan dipindah?”

“nne.. appa bercerita itu padamu yoong?”

“sedikit… memang dipindah kemana?”

“ke rumah orang tuanya..”

“tapi ku dengar dari appa kedua orang tuanya telah berpisah”

“appa bercerita itu padamu? aigoo taetae…”

“gwaenchanna… ku dengar appa adalah teman baik appanya, appa juga butuh bercerita lagipula aku kan sudah bukan anak anak, agar aku tau bagaimana menjadi orang tua nanti”

“hmm… kau benar juga yoong, aku harap suatu saat keluargamu baik baik selalu seperti eomma dan appa”

“lalu, apa keluarga pasien itu memang sedang tak baik?”

“begitulah, mereka telah bercerai, krystal akan ditinggal bersama yuri appanya”

“lalu… mengapa krystal jadi dipindah ke rumah keluarga yul unnie? bukankah yul unnie tak dekat dengan keluarganya?” tanya yoona hati hati, ia khawatir perkataannya akan membuat tiffany curiga

tiffany terdiam sejenak menatap yoona

“apa kau tak ingat saat kau berumur 5 tahun yoong?”

“anni, memang apa yang terjadi?”

“hmm… lupakan.  iya, hubungan yul dengan keluarganya dulu memang tak baik, tapi semenjak yul mengalami kecelakaan keluarganya telah kembali menerima yuri”

“memang apa alasannya yul unnie menjadi tak diterima oleh keluarganya?”

“kata taeyeon dulu hubungan yuri dengan mantan isterinya tak direstui oleh keluarganya”

“jadi sekarang keluarganya menerima kembali setelah mereka bercerai?”

“aku rasa tidak, keluarganya telah kembali sejak yul mengalami kecelakaan”

“apa saat itu keluarganya menerima istri yul unnie?”

“eomma tidak tahu kalau itu, sepertinya appamu yang tau yoong”

“begitu ya, eomma.. jika aku bersama hyuni apa eomma dan appa akan merestui?”

“hyuni? nugu? eomma dan appa akan selalu merestui siapapun pasanganmu asalkan kalian memang saling mencintai yoong”

“dia teman kampusku, tapi…”

“tapi apa?”

“jika aku menyukai yul unnie bagaimana?”

*tukkk* tiffany menjitak pelan kepala yoona

“pabo-yaa…”

“wae…? katamu kau akan merestui aku bersama siapapun pasanganku”

“kecuali itu, lagipula dia sudah memiliki seorang putri, kau mau dengan seorang duda”

“jika saling mencintai mengapa tidak? lagipula yul unni masih terlihat sangat muda”

“aduh… eomma pusing mendengarnya” ucap tiffany memijit keningnya

“hehehe aku hanya bercanda” ucap yoona memeluk eomma kesayangannya itu

…………………..

Jessica tersenyum setelah membaca sebuah pesan masuk pada ponselnya, ternyata dari yuri yang memberitahunya jika mantan suaminya itu akan kembali melanjutkan pendidikannya. walaupun hubungannya tak baik dan sudah berpisah, yuri selalu melakukan kebiasannya untuk selalu memberitahukan jessica apapun yang dia lakukan. meskipun begitu, jessica tak pernah membalasnya

“mengapa kau tersenyum senyum sendiri seperti itu sica-yaa? kau terlihat menakutkan” ucap hyoyeon yang memperhatikannya

“Kau tahu, yul sekarang kembali melanjutkan kuliahnya untuk meneruskan perusahaan appanya”

“benarkah? woah… pasti dikampus dia akan sangat populer, apalagi yul yang akan awet muda pasti akan banyak yeoja yang mendekatinya”

“yah, apa maksudmu?!” ucap jessica menatapnya tajam

“tidak kah kau cemburu?” goda hyoyeon

“ap..apa maksudmu, tentu saja tidak” ucap jessica gugup

hyoyeon tersenyum saat melihat jessica terlihat melamun, ia tahu apa yang sedang dipikirkan sahabatnya itu. jessica baru menyadari jika ucapan hyoyeon ada benarnya, dengan yuri yang memiliki wajah yang awet muda maka ia akan selalu terlihat berkarisma. ditambah dengan sifatnya yang selalu ramah akan membuat para yeoja menyukainya, dan jessica mengkhawatirkan itu.

“mengapa kau melamun? kau memikirkan yul?” goda hyoyeon kembali

“ann.. anniya… kajja kita bekerja” ucap jessica berjalan mendahului hyoyeon yang masih tersenyum menatapnya

“jika masih mencintainya, mengapa kau lebih memilih keegoisanmu sica-ya… dasar sica babo” ucap hyoyeon dalam hati, iapun berjalan menyusul jessica

…………………………………….

Keesokan harinya, keadaan yoona telah membaik dan mulai kuliah kembali. sementara krystal tak ikut taeyeon saat kembali pulang ke rumahnya

Setelah mengantar yeri, ia membawa mobilnya menuju kampusnya, namun saat hampir tiba, yoona menginjak dalam dalam remnya saat seorang yeoja menyeberang jalan secara tiba tiba

“kyaaaa”

*ckiiiittt!!!* *dukk!!!*

“aw…” rintih yoona mengusap usap dahinya yang terbentur setir mobil

“omo!” ucap yoona langsung keluar dari mobilnya, suasana jalan tampak sepi hanya ada yoona dengan seseorang yang hampir ditabraknya

“gwaenchanna? apa kau terluka?” tanya yoona pada seorang yeoja yang terduduk didepan mobil yoona dan terlihat syok

“ah.. nn.. nnne…” jawab yeoja itu saat tersadar keduanya saling berpandangan

“kau terlihat pucat, apa sebaiknya aku antar ke rumah sakit?”

“gwaenchanna.. aku hanya sedikit syok, mianhae karena menyebrang secara tiba tiba”

“nne..”

“kalau begitu permisi, aku sedang terburu buru” ucap yeoja itu membungkukkan badannya dan segera meninggalkan yoona yang masih terdiam menatapnya

“rasanya aku pernah melihatnya” gumam yoona, kemudian ia kembali memasuki mobilnya dan menuju kampusnya

Setibanya di kampus

“yoong..!” panggil hara dan irene bersamaan, keduanya berlari menghampiri yoona

“kau sudah sembuh? baru saja tadi malam kami jenguk” ucap irene

“hahaha aku tak bisa sakit berlama lama, bosan didalam rumah terus”

“kau benar, oh ya kami ingin memberitahumu hal yang sangat penting” ucap hara

“apa itu? kalian terlihat serius sekali”

“tentu saja ini serius, kemarin ada seorang yeoja tampan di kampus ini.. sepertinya dia baru masuk, dan ku lihat dia bersama..”

“yoong!” panggil seseorang memotong pembicaran irene, ketiga yeoja itu menoleh kearah sumber suara dan melihat orang itu tersenyum dan berjalan kearah mereka

w020130521317226763268

“haaah…????” ucap hara dan yeri bersamaan, keduanya tampak terkejut tak percaya menatap orang itu

“yul unnie, wah kau terlihat keren hari ini” ucap yoona terlihat senang, keduanya saling berpelukan

“tentu saja, sekarang aku kuliah disini hehehe”

“woah benarkah? daebakk!!” ucap yoona excited

“hehehe biasa saja… aku jadi malu”

“oh ya, perkenalkan ini teman temanku hara dan irene” ucap yoona memperkenalkan kedua sahabatnya yang masih terlihat meolongo itu

“anyeong… kwon yuri imnida, kau bisa memanggilku yul” ucap yuri ramah dan membungkukkan badannya

“oh.. any..nyeong..aku koo hara, panggil aku hara” ucap hara gugup

“aku irene” ucap irene

“aku harus segera ke kelas, sampai ketemu nanti yoong” ucap yuri, iapun membungkukkan badannya pada hara dan irene kemudian berlalu meninggalkan ketiga yeoja itu

“yah, sejak kapan kau telah mengenalnya yoong?” tanya hara

“lumayan lama” ucap yoona masih tersenyum menatap yuri yang berjalan semakin menjauh

“jinjja…??!!” ucap kedua sahabatnya terkejut

“mengapa kalian terlihat sangat dekat?” tanya irene

“tentu saja, kami berteman baik.. bahkan aku mengaguminya”

“jinjja…??!!” ucap kedua sahabatnya kembali merasa terkejut

“nne… oh ya, tadi kau ingin memberitahuku apa?” tanya yoona

“aa…hahaha tak jadi yoong, mendadak aku hilang ingatan”

“yaish… kau ini, kajja kita kedalam kelas”

ketiga yeoja itupun berjalan menuju kelasnya, sementara tak jauh dari sana seseorang berdiri dibalik pohon dengan mengenakan kaca mata hitam yang sedari tadi memperhatikan sosok yang diikutinya

“ternyata benar juga, baru satu hari sudah dekat dengan siapapun” gumam orang itu

*dddrrrtttt…. drrrtt…* tiba tiba ponsel orang itu bergetar saat menerima panggilan

“yoboseyo” ucapnya

“yah, oddiga??” ucap seseorang dibalik telepon itu

“sedang makan siang, wae?”

“lekaslah kemari , anggotamu telah menunggumu untuk latihan.. kau lupa jika nanti malam akan melakukan konser eoh??”

“tentu saja aku ingat, aku akan segera kesana sekarang” ucapnya kemudian mematikan ponselnya dan meninggalkan kampus

……………………

Di kediaman keluarga yuri

setelah dirinya dipindahkan ke rumah itu, krystal memutuskan menginap disana untuk mengetahui siapa saja dan apa saja yang ada didalam rumah keluarga appanya itu

“appa putri seorang pengusaha besar, tapi kenapa aku tak pernah mengetahuinya.. bahkan yang ku tahu appa hanya sebagai pelayan restoran… mengapa aku baru mengetahui keluarga appa sekarang? sebenarnya apa yang sedang disembunyikan?” ucap krystal merasa bingung

Setelah berjalan jalan mengelilingi rumah yang cukup besar itu, atu persatu ia memasuki kamar, hingga ia berhenti disebuah kamar yang cukup besar

“ah… jadi ini kamar appa” ucapnya, ia berjalan melihat lihat kamar appanya itu, matanya tertarik pada bingkai bingkai foto yang ada di atas rak, dengan cermat ia pandangi satu persatu bingkai foto itu

page.jpg

“keluarga yang harmonis” gumam krystal memandang foto tersebut yang menampilkan yuri bersama keluarganya

reagr.jpg

“hmm…. so sweet, aku rindu melihat kalian seperti ini lagi”

tjatr

“my happiness” ucap krystal membacakan tulisan yuri dibalik foto itu, ia tersenyum saat melihat foto dirinya saat masih begitu dekat dengan eommanya

namun saat melihat foto selanjutnya, ia menaikkan alisnya merasa heran

dgsG.jpg

“siapa baby yang digendong appa dan eomma ini? ini bukanlah aku…” ucap krystal menatap lekat foto bayi tersebut

“apakah appa dan eomma memiliki anak yang lain selain aku? mengapa tak ada foto kecilku bersama appa dan keluarganya” 

“yaish… sial, benda ini tak bisa aku sentuh, padahal aku ingin menyimpannya untuk ku beritahu yoong agar dia mencari tahu tentang baby ini” kesal krystal saat beberapa kali mencoba mengambil foto itu yang tak kunjung berhasil

……………………………………..

Begitu kelas selesai, yuri kembali bergabung dengan yoona dkk karena jam selesainya bersamaan, keempatnya tampak dekat dan akrab saling bercanda tawa, semua mahasiswa yang mengenal yuri tak ada yang tahu tentang yuri kecuali yoona

“yoong…” panggil seohyun kemudian menghampiri yoona

“oh? yul juga disini, anyeong” ucap seohyun kembali saat melihat yuri

“anyeon juhyun-ah” sapa yuri, seohyun pun tersenyum padanya

“yoong, nanti malam jadi kan?” tanya seohyun

“tentu saja… aku harus menjemputmu jam berapa?”

“jam 7 saja yoong, yul, hara dan irene juga ikut kah bersama kita menonton konser snsd?”

“aahahaha tidak, kalian berdua saja” ucap ketiganya kompak

“hmm.. sayang sekali, yasudah kalau begitu aku pamit dulu, aku ada les piano, sampai bertemu nanti..” ucap seohyun melambaikan tangannya kemudian pergi meninggalkan keempat yeoja itu

“rupanya nanti malam akan ada yang berkencan eoh?” ucap yuri menyenggol lengan yoona

“hahaha mereka memang sedang dalam tahap pendekatan yul” ucap hara

“yah! kalian ini” ucap yoona “babo-yaah.. mengapa bilang seperti itu didekat yul unnie” tambahnya dalam hati

Setelah makan sore bersama, keempat yeoja itu berpisah pulang ke rumah masing masing termasuk yoona yang akan segera bersiap siap begitu sampai di rumah

“eomma, appa belum pulang?” tanya nya pada tiffany

“nne.. dia sedang ke rumah yul untuk memeriksa krystal”

“oh begitu, eomma malam ini aku bersama hyunie akan nonton konser SNSD”

“nne… hati hati dan jangan pulang terlaru larut yaa”

“siap komandan!!” ucap yoona semangat dengan bersikap hormat tentara

“hahaha dasar anak kim taeyeon!” ucap tiffany gemas melihat tingkah dork anaknya itu

yoona segera berlari memasuki kamarnya untuk mandi dan bersiap siap

…………..

JA7p1il.jpg

“sowoneul marebhwha…!!” serentak kesembilan yeoja itu mengakhiri lagu terakhirnya membuat penonton bersorak senang dan puas menyaksikan konser mereka, girl band yang beranggotakan sembilan orang itu memang sangat populer di seoul maupun negara lain, banyak yeoja maupun namja yang mengidolakannya termasuk seohyun dan yoona

Penonton pun mulai bubar meninggalkan lapangan

“haah senang sekali rasanya melihat mereka comeback setelah vakum hampir dua tahun”

“nne… kau benar, gomawo hyuni-ah telah mengajakku, kau tahu saja aku suka dengan girl band ini”

“tentu saja aku tahu hehehe kajja kita pulang, sudah mulai larut”

“nne.. kajja” ucap yoona

Yoona tak henti hentinya tersenyum didalam mobilnya setelah mengantar seohyun pulang ke rumahnya

original

“malam yang indah… syududududu….” ucap yoona sambil tersenyum senang  menatap walpaper ponsel bergambar dirinya dengan seohyun saat menonton konser tadi

“aku pulang…” teriak yoona

“yah, pelankan suaramu, ini sudah larut malam” ucap taeyeon menghampiri putrinya

“hehehe mian.. aku terlalu bersemangat, mana eomma?”

“dia sudah tidur, kau jahat sekali tak memberitahu appa jika ada konser SNSD” ucap taeyeon mempoutkan bibirnya, taeyeon termasuk salah satu fangirl GB itu juga

“mianhae… aku tak ingin appa merusak kencanku”

“aigoo… uri yoongie sudah besar ternyata, kkah lekaslah tidur”

“nne.. gomawo appa telah menungguku” *cupp* yoona mencium kedua pipi taeyeon kemudian berlalu menuju kamarnya

“eh? kau disini” ucap yoona saat melihat krystal berada didalam kamarnya

“nne… untung appamu ke rumahku, jadi aku bisa ikut dengannya” ucap krystal tersenyum senang melihat yoona “mengapa aku menjadi senang saat melihatnya” tambahnya dalam hati

“mengapa kau belum tidur?”

“tentu saja aku menunggumu, kau dari mana saja? ada banyak hal yang ingin ku ceritakan padamu”

“kau tahu? aku baru saja berkencan dengan hyunie, kami habis menonton konser SNSD, tak ku sangka hyunie juga mengidolai mereka sama sepertiku kyaaa!!” ucap yoona girang berbeda dengan krystal yang perlahan senyumannya memudar

“begitu ya, pasti kau senang sekali malam ini” ucap krystal

“tentu saja, lihat kami melakukan selca, terlihat cocok bukan? akhirnya aku bisa berfoto berdua bersamanya hahaha” ucap yoona memperlihatkan fotonya bersama seohyun pada krystal

snsd yoona seohyun.jpg

“hmm… nne… kalian terlihat cocok” ucap krystal tersenyum dipaksakan

“sekarang giliranmu, kau ingin bercerita apa?”

“emm… sepertinya aku lupa” bohong krystal, ia tiba tiba merasa tidak mood

“yaish kau ini… masih muda sudah pelupa”

“hehehe… oh ya, bagaimana konsernya? apa sangat ramai penontonnya?”

“tentu saja, aku sampai berdesak desakkan agar sampai didepan”

“kau tahu, eommaku adalah salah satu diantara mereka”

“mwo? hahaha jangan bercanda”

“tentu saja aku serius babo, dia jessica jung”

“j,,,jjji,,njja…?? kau seriuss jessica jung yang sangat cantik itu eommamu?”

“tentu saja, wae?”

“heoll… daeebak!! yah, mengapa kau tak memberitahuku dari awal”

“kau sendiri yang bilang jika tak penting mendengarkan cerita tentangku, babo”

“hehehe mian” ucap yoona mengeluarkan tanda peace nya

“memangnya kenapa jika jessica itu eommaku?”

“tentu saja dengan mengenalmu aku bisa dengan mudah bertemu dengannya dan meminta tanda tangannya untuk hyuni, dia pasti akan sangat senang”

“menyebalkan” ucap krystal berbaring membelakangi yoona

“kau mau kan?”

“shiro!”

“wae…? jebal… nanti aku akan turuti segala permintaanmu”

“aku mengantuk”

“yah, jika tak mau jangan tidur disini!” ucap yoona, namun ia terkejut saat krystal benar benar berdiri hendak meninggalkan kamar, yoonapun segera menarik tangannya untuk menahannya

“minahae… aku hanya bercanda, baiklah baiklah aku tak akan memaksamu lagi”

tanpa menatapnya krystal kembali berbaring diatas tempat tidur yoona dengan posisi yang sama membelakangi yoona

“kau marah ya?”

“…………………”

“kau sudah tidur?” tanya yoona sambil mencolek colekkan ujung telunjuknya pada pundak krystal namun yeoja itu tetap tak bergerak

“yasudah kalau begitu, semoga mimpi indah…” ucap yoona ikut merubah posisi jadi saling membelakangi

krystal masih terdiam dengan mata yang masih terjaga, merasa tak ada gerakan ia pun membalikkan badannya dan melihat yoona yang sudah terlelap

rge.jpg

“mengapa rasanya begitu sakit saat melihatmu dengan yeoja itu” ucap krystal memandang lekat yeoja dihadapannya yang sudah terlelap itu

TBC

banyak yang bertanya tanya sebenaernya yoona anak siapa?

lalu krystal anak siapa??”

dan author anak siapa…??

jawabannya nanti saja di part2 ending, lagipula insting para reader sudar sangat tajam menebak nebak… author aja lama mikirnya heheh kalian ini 😂

Oke part 7 segini dulu, author butuh tidur… Siapa tau ada ide lewat mimpi 😅 good morning gengs, selamat tidur 💤

 

Second Chance part 6

picsart_09-15-12.37.07.jpg

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Kwon Soojung (krystal), Kwon Yuri, Jessica Jung, Seojuhyun, Tiffany Hwang, kim Taeyeon and other member | Gender : YURI girlsXgirl

…………………………………………….

*tingtong*

“yul?”

“eomma…” panggil yuri, nyonya kwon pun berjalan memeluknya

“kau tak bekerja?” tanya nyonya kwon sementara yuri hanya menggelengkan kepalanya

“yasudah kajja masuk” ucap nyonya kwon

“kemana vivian dan appa?”

“vivian sudah berangkat bekerja pagi pagi sekali, appa mu sedang”

“yul..” panggil Mr kwon sebelum nyonya kwon melanjutkan bicaranya

“appa…” panggil yuri menghampiri ayahnya dan memeluknya

Semenjak mengetahui yuri mengalami kecelakaan, seluruh keluarganya langsung menyusulnya ke amerika dan tinggal disana sampai yuri sadar. bagaimanapun juga yuri adalah anak yang paling disayang oleh mr kwon sehingga begitu sadar yuri kembali dekat dengan keluarganya walaupun kedekatan yuri dengan ayahnya masih canggung karena sifat mr kwon yang dingin namun ayahnya itu tak lagi membenci yuri. dengan sifatnya yang dingin dan yuri yang menjadi pendiam membuat yuri tidak terlalu dekat dengan ayahnya, namun mr kwon selalu mengawasinya tanpa sepengetahuan yuri

“kau tak bekerja?” tanya ayah yuri, lagi lagi yuri hanya membalasnya dengan menggeleng

“appa akan berangkat ke kantor ya?”

“nne… appa berangkat dulu” ucap ayah yuri, nyonya kwon pun mengantar ayah yuri ke depan rumah

“buatkan yul bubur dan berikan obat, yul sedikit demam” ucap mr kwon pada istrinya

“nne… hati hati diajalan” ucap nyonya kwon memeluk suaminya

setelah melihat mobil suaminya menjauh, nyonya kwon pun berjalan ke dapur dan membuatkan bubur untuk yuri, tak berapa lama iapun mengantarkannya kedalam kamar yuri, ia melihat anak kesayangannya sedang terdiam sambil duduk menghadap jendela

“mengapa kau melamun sayang?” tanya nyonya kwon membuat yuri menolehnya

“anniya eomma” ucap yuri pelan

“makanlah bubur kemudian minum obat ini, kau sedikit demam sayang.. mengapa tubuhmu semakin kurus eoh?” tanya nyonya kwon mengusap usap lembut kepala yuri

“eomma, jessica telah menceraikanku” ucap yuri lirih, nyonya kwon tampak terkejut dan ia pun langsung memeluk anaknya itu

“sudah tak bisa diperbaiki lagi kah?”  tanya nyonya kwon, yuri kembali menggelengkan kepalanya

“bersabarlah, Tuhan sedang menyiapkan yang terbaik untukmu sayang”

“aku hanya mencintai jessica”

“nne eomma tahu sayang.. sekarang makanlah dulu lalu minum obat, setelah itu tenangkan pikiranmu yul, eomma tak ingin melihatmu sakit lagi”

yuri pun mengangguk dan mulai memakan bubur yang disuapkan nyonya kwon, setelah habis dan minum obat, iapun berbaring diatas tempat tidurnya, nyonya kwon terus mengusap lembut kepala yuri hingga anak kesyangannya itu mulai memejamkan matanya dan tertidur lelap

…………………………..

“ini kampusmu? kyaaaa…. yeoja dan namja disini keren keren! ah jika aku sadar dan sembuh nanti aku ingin melanjutkan studiku disini!” ucap krystal excited begitu menginjakkan kaki di soshi university

“aku tak yakin kampusku akan menerima yeoja babo sepertimu, kajja” ucap yoona berjalan mendahului krystal

“mwo? yah kau pikir kau pintar huh? dasar yoong babo!”

“kau yang babo!”

“menyebalkan”

“yoong” panggil seorang yeoja membuat yoona menoleh kearah sumber suara, iapun tersenyum begitu melihat yeoja yang memanggil namanya itu

“hyunie” ucap yoona

“mengapa kemarin malam kau pergi tanpa memberitahuku?”

“eh, heheh mianhae… saat itu perutku sakit sekali jadi aku buru buru pergi sampai lupa memberitahumu, jeongmal mianhae..”

“oh? Kau sakit? lalu bagaimana keadaannya sekarang? gwaenchanna… saat itu aku hanya khawatir”

“gwaenchanna.. sudah membaik, wah hyuni mengkhawatirkanku?”

“nne… aku pikir yoong marah padaku”

“anniya… untuk apa aku marah hehehe” ucap yoona

keduanya pun berjalan beriringan sementara krsytal terus mengikutinya dari belakang dengan wajah cemberut karena merasa dilupakan

“yoong, lusa nanti akan ada konser SNSD di pusat kota, kau mau nonton? aku telah membeli 2 tiket satu untukku dan satu untukmu jika kau mau, anggap saja ini permohonan maafku karena telah membatalkan acara kita, kau mau menemaniku menonton?”

“mwo? tentu saja aku mau, aku juga menyukai SNSD… gomawo hyuni-ah…” ucap yoona tersenyum senang

“Kau ada kuliah jam berapa yoong?”

“Emm…. Sekitar 2 jam lagi” ucap yoona melihat jam tangannya

“Bagaimana kalau kita pergi sarapan? Kau sudah sarapan?”

“Ah ha ide bagus, kajja” ucap yoona semangat

“Yaishh dasar shikshin! Padahal tadi pagi dia sarapan dulu” ucap krystal, iapun kembali mengikuti kedua yeoja itu

Sesampainya di foodcourt, yoona segera membukakan kursi untuk seohyun

“Gomawo… ” ucap seohyun senang

“Nne… Kau mau pesan apa hyunie?” tanya yoona begitu seorang pelayan menghampiri meja mereka

“Aku ingin sandwich dan jus jeruk tanpa es”

“Kalau begitu aku juga sama dengannya” ucap yoona pada pelayan restoran tersebut

“eh? Yul unnie tidak bekerja hari ini?” tanya seohyun pada pelayan itu

“Anni… Dia sedang izin” jawab pelayan itu, seohyun hanya mengangguk

“Kau mengenal yul unnie?” tanya yoona heran

“Anni… Aku hanya mengenal namanya, dia pelayan yang sangat baik, kau mengenalnya kan yoong? Kulihat kemarin kau pergi dengannya saat pulang kuliah”

“Nne.. Kau benar, dia telah membantuku jadi saat itu aku ajak makan bersama sebagai tanda terimakasihku”

“Wah… Yoong baik sekali” ucap seohyun menepukkan kedua tangannya

“Ahahaha memang sudah seharusnya kan membalas kebaikan”

“Nne kau benar yoong”

Setelah makanan dihidangkan keduanya kembali berbincang dan bercanda tawa, yoona kerap kali terpesona setiap melihat seohyun tertawa karena candaannya

“Hahaha ya ampun yoong lucu sekali kau dan appamu, pasti kalian dekat terus dan tak pernah bertengkar?”

“Justru aku selalu ribut dengannya, tapi tak pernah serius sih, kami memang sangat dekat bahkan jika sedang jalan bersama appaku orang orang yang melihat akan mengira jika kami bukanlah anak dan appa”

“Kau benar yoong, saat pertama kali aku melihatmu dan appamu aku pikir dia adalah temanmu, appamu cute sekali”

“Bukan cute, tapi pendek.. Aku heran, Eomma, appa dan yeri memiliki tubuh yang pendek, tapi kenapa aku tinggi ya”

“Hahaha… Tak semua nya akan lahir sama yoong, berarti kau yang akan memperbaiki keturunan nanti”

“Hahaha kau benar hyunie”

“Omo sudah jam segini, aku harus segera masuk kelas yoong” ucap seohyun setelah melihat jam berwarna pink yang menempel pada pergelangan tangannya

“Nne.. Kalau begitu kita berpisah disini”

“Sampai ketemu nanti yoong, gomawo pagi pagi telah menghiburku” ucap seohyun kemudian berlalu meninggalkan yoona yang masih tersenyum bahagia

“Awal yang indah, andai setiap waktu bisa selalu bersamanya, benarkan?” gumam yoona sambil menoleh kesampingnya

“Omo! Kemana hantu itu?” tanya yoona saat melihat krystal tak ada disampingnya

Yoonapun segera berdiri mencari krystal, ia berjalan ke setiap koridor yang dilewatinya namun tetap tak melihat yeoja yang selalu mengikutinya itu

“Yoong…!!” teriak irene dan hara, keduanya pun berlari menghampiri

“Mengapa wajahmu seperti kebingungan?” tanya hara

“Nne.. Kau sedang mencari kami?” tanya irene

“Anniya… Aku sedang mencari seseorang”

“Nugu? Juhyun?”

“Anni… Hyunie baru saja sarapan bersamaku tadi”

“Mwo??!! Yah kau kencan bersamanya? Daeeebakk!!”

“Tentu saja, kalian tahu? aku senang sekali pagi ini” ucap yoona merangkul kedua sahabatnya itu

“Sudah terlihat dari wajahmu yoong, kajja kita ke kelas” ucap irene

“Tapi aku harus mencari seseorang dulu”

“Nugu? Bukannya temanmu hanya kami?”

“Enak saja, aku punya banyak teman eoh”

“Sudahlah nanti saja mencarinya, kita sudah telat, kajja” ucap irene merangkul dan membawa yoona yang masih menoleh ke segala arah mencari krystal

………….

“Tekanan darah normal, keadaan tubuhmu juga semakin baik.. Tetap pertahankan kesehatanmu ahjushi” ucap taeyeon begitu selesai memeriksa mr kwon

Sebelum berangkat ke kantornya, Mr kwon pergi ke rumah sakit untuk. Memeriksa kesehatannya

“Taeng, apa putri yul dirawat di rumah sakit ini?”

“N…nn..nne ahjushi” jawab taeyeon

“Kalau begitu antarkan aku ke ruangannya”

“Baiklah, ikut aku ahjushi” ucap taeyeon

Mr kwon berjalan mengikuti taeyeon menuju ruangan tempat krystal dirawat

“Bagaimana kondisinya?” tanya Mr kwon sambil berjalan menghampiri krystal

“Masih dalam keadaan koma ahjushi, luka luka pada tubuhnya sangat parah”

“Dia…. Bukanlah cucuku kan?” ucap Mr kwon membuat taeyeon terkejut

“Apa cucuku hidup dengan baik?” tanya Mr kwon kembali

“N…nne ahjushi”

“Aku harus segera ke kantor, lakukan tugasmu dengan baik taeng, anak itu kebahagiaan yul dan tolong rawat cucuku dengan baik”

“Nne ahjushi” ucap taeyeon

Mr kwon pun pergi meninggalkan ruangan

Taeyeon tersenyum menatap punggung Mr kwon yang semakin menjauh dari pandangannya itu

……………………………………

Menjelang sore, yoona dkk baru saja keluar dari kelasnya

“Aigoo… Aku lapar” ucap hara

“aku juga, kajja kita makan” ucap irene

ketiga yeoja itu pun memasuki restoran jepang di kampusnya

“akhir akhir ini kau senang sekali makan di restoran jepang yoong” ucap hara

“benar, apa karena si yeoja tampan itu?” tanya irene

“maksudmu?” tanya yoona dan hara

“ku dengar disini ada seorang pelayan yang sangat tampan, dia sangat disukai para yeoja kampus kita, tapi aku tak melihat pelayan itu hari ini”

“benarkah? yah, mengapa kau tak pernah memberitahuku” ucap hara

“aku saja pernah melihatnya hanya sekali”

yoona sedari tadi hanya diam terlihat sedang memikirkan sesuatu

“hey rusa, mengapa kau diam saja eoh?”

“aku memikirkan sesuatu, tapi aku tak tahu apa itu”

“benarkah? mungkin kau memikirkan hyuni”

“aniyo… bukan itu”

“atau mungkin kau memikirkan si pelayan tampan itu?”

“anni.. aku sedang tak memikirkan yul unn… omo! aku telah melupakan sesuatu!” teriak yoona langsung berdiri, ia teringat telah melupakan krystal yang menghilang sejak beberapa jam yang lalu

“kau mau kemana yoong?”

“kalian tunggu disini, aku ingin mencari seseorang dulu” ucap yoona langsung berlari meninggalkan kedua sahabatnya

“aneh sekali, biasanya ia tak pernah peduli” ucap hara merasa heran

hampir satu jam yoona berkeliling kampus mencari krystal namun tetap tak menemukannya. tiba tiba ponselnya bergetar

“yoboseyo”

“yah! kau kemana? kami sudah selesai makan tinggal kau saja babo” ucap irene dibalik telepon

“oh ya aku lupa, kau habiskan saja makanan ku, sepertinya aku tak bisa kesana”

“geurae… setelah ini kami mau pulang”

“nne.. kalian duluan saja”

setelah mematikan teleponnya yoona kembali mencari krystal. Tak berapa lama saat ia berjalan melewati lapangan basket, matanya tanpa sengaja melihat sosok yeoja sedang duduk menopang dagu sedang menonton para senior yang sedang latihan basket. merasa mengenalnya yoona langsung berlari kearahnya

“yah ternyata kau disini, mengapa main pegi pergi saja eoh!” ucap yoona membuat yeoja itu menoleh kearahnya

“oh? kuliahmu sudah selesai? aku bosan mengikutimu dan mendengar percakapanmu dengan pacarmu itu, kau memaksaku untuk ikut denganmu tapi kau malah mengacuhkanku” ucap krystal membuat yoona terdiam merasa sedikit bersalah

“kuliahku sudah selesai, kajja kita pulang” ucap yoona mengulurkan tangannya, krystal pun menerimanya dan segera berdiri

“bagaimana kuliahmu hari ini?” tanya krystal

“biasa saja”

“yah, harusnya kau lebih semangat”

“aku akan lebih bersemangat jika hyuni satu kelas bersamaku”

“yaish.. kau ini, omo hujan!” ucap krystal saat tetes demi tetes air turun dari langit hingga menjadi hujan deras

“kita terobos saja, hari sudah mulai gelap” ucap yoona

“baiklah”

“oke hitungan ketiga kita lari, kau siap?”

“nne, ayo berhitung bersama”

“hana.. dul…” ucapnya bersama, namun dalam hitungan kedua yoona telah terlebih dahulu berlari

“set… yah! mengapa kau berlari lebih dulu yaishh!!” teriak krystal kemudian berlari menyusul yoona

“kau bisa menghilang, mengapa ikut berlari? kau bisa basah”

“lihatlah, aku tak basah” ucap krystal

“eh, kau benar” ucap yoona saat melihat tubuh krystal yang tak basah

Tak berapa lama keduanyapun sampai di parkiran, tubuh yoona telah basah kuyup karena hujan deras yang mengguyurnya

“hahaha menyenangkan sekali berlari dibawah hujan deras” ucap yoona sambil tertawa, ia menepuk nepukan badannya yang basah

“apanya yang menyenangkan” ucap krystal memeluk dirinya sendiri

“kau kenapa?”

“aku kedinginan, ternyata walaupun tak basah tapi aku dapat merasakan dinginnya” ucap krystal

Setelah mendengar itu yoona membuka pintu mobil dan mengambil sweater miliknya, iapun memakaikannya pada krystal

“mungkin dengan memakai ini kau akan merasa hangat” ucap yoona membuat krystal terdiam saat yoona memakaikan sweater untuknya, pipinya kembali memerah

“bagaiamana kalau orang lain melihat?”

“tak akan, lagipula disini sudah sepi.. sambil menunggu bajuku sedikit kering, aku akan menghangatkan suhu mobil dulu” ucap yoona

sambil menunggu, krystal duduk diatas mobil yoona

“igo, minumlah” ucap yoona menyerahkan susu kotak pada krystal

“eh? kau masih sering meminumnya? ini kan untuk anak anak”

“eommaku selalu memberikan ini untukku dan yeri jika berangkat kuliah, ini baik untuk kesehatan”

“kau beruntung sekali memiliki eomma yang sangat perhatian”

“setelah sadar nanti, kau bisa sering sering main ke rumahku dan kenal dengan eommaku”

krystal terdiam mendengarnya

“mungkin didalam sudah hangat, kajja kita pulang”

Setibanya di rumah, yoona langsung bergegas mandi. Tak berapa lama ia keluar dan melihat krystal masih duduk di kursi samping tempat tidur yoona

“Mengapa kau tak tidur? Kau masih kedinginan?” tanya yoona saat melihat krystal masih memeluk tubuhnya. Krystal mengangguk mengiyakan

“Aku tidak bisa tidur ditempatmu terus”

“Wae? Tidurlah… Lagipula aku tak akan melakukan apapun padamu kkah tidurlah”

Krystalpun langsung berbaring diatas tempat tidur yoona, sambil terdiam ia memandang yoona yang sedang sibuk mengeringkan rambutnya. Karena mengantuk perlahan krystalpun memejamkan matanya

Begitu selesai yoona berjalan dan melihat krystal sudah terpejam, ia menyelimuti krystal yang masih terlihat kedinginan

“Hatsyyyii!!! Ah… Sepertinya aku akan terkena flu” gumam yoona, iapun berjalan keluar kamarnya

“Yoong makanlah”

“Yeri kemana?”

“Dia masih di rumah joy, yeri terjebak hujan disana biar nanti appa yang akan menjemputnya”

“Eomma, badanku rasanya tak enak”

“Benarkah?” tanya tiffany menghampiri yoona “omo, kau demam yoong badanmu panas, biar eomma buatkan bubur untukmu” tambahnya setelah menempelkan telapak tangannya pada kening yoona

Yoona pun duduk di kursi ruang makan, sambil menunggu ia menyandarkan kepalanya diatas meja

Tak berapa lama tiffany menuju ruang dan melihat yoona tertidur dengan meletakkan kepalanya diatas meja makan

“Badanmu semakin panas” gumam tiffany saat memeriksa kembali kening yoona. Iapun membuka ponselnya

“Yoboseoyo.. Ada apa baby?”

“Taetae, yoong terkena demam… Tadi dia pulang hujan hujanan”

“Nne? Kau sudah memberinya obat?”

“Belum, baru saja aku selesai membuatkannya bubur, yoong tertidur begitu menungguku, aku akan membangunkannya untuk segera memakan bubur dan meminum obat”

“Kalau begitu aku akan segera pulang”

“Nne.. Hati hati dan jangan lupa jemput yeri di rumah joy”

“Oke, bye… I love you”

“Love you too”

Setelah mengakhiri panggilannya tiffany membangunkan yoona untuk menyuruhnya makan dan meminum obat

……………………………………….

“unnie! akhirnya kau pulang” teriak vivian saat melihat yuri sedang duduk didalam kamarnya, iapun berlari memeluk unnienya itu

“kau baru saja pulang bekerja?”

“nne… kau sudah bertemu appa?”

“sudah tadi pagi, tapi hanya sebentar karena appa langsung pergi ke kantornya”

“oh.. begitu, bagaimana kabarmu dan keponakanku?”

“aku baik baik saja, tapi krystal masih koma”

“hmm… kita banyak berdo’a saja unnie semoga ada keajaiban, ah aku senang kau pulang, aku dan eomma sangat merindukanmu”

“Yul… Viv… Segeralah turun, makan malam sudah siap” ucap nyonya kwon

Kedua kakak beradik itupun segera turun ,mereka melihat nyonya kwon masih menata piring piring

“Appa sudah pulang?” tanya vivian

“Nne… Dia sedang mandi”

Tak berapa lama Mr kwon turun dan bergabung dengan keluarganya. Suasana makan malam keluarga kwon begitu harmonis dengan adanya yuri walaupun yeoja itu lebih banyak diam mendengarkan candaan vivian

“Bagaimana pekerjaanmu yul?” tanya Mr kwon

“Berjalan seperti biasanya appa”

“Jangan dipaksakan jika itu membuatmu lelah”

“Tak ada pekerjaan yang tak lelah appa, kau tenang saja aku akan selalu baik baik saja”

“Mulai besok krystal akan dipindahkan di rumah ini” ucap Mr kwon

“Nne..???!!” ucap nyonya kwon, yuri dan vivian bersamaan, mereka terkejut mendengarnya

“Kau kan bekerja, jika dia disini eomma yang akan menjaganya, appa akan meminta taeyeon untuk rutin kemari” ucap Mr kwon

“Apa tidak akan merepotkanmu eomma?”

“Tentu tidak sayang, lagipula kau juga harus istirahat sepulang bekerja”

“Kalau begitu gomawo appa eomma” ucap yuri

………………………………

“Appa pulang….” ucap taeyeon setelah memasuki rumahnya sambil menggendong yeri yang sudah tertidur pulas.

“Kau tak kehujanan kan tae?”

“Anni… Bagaimana keadaan yoong?”

“Dia sudah tertidur di kamar kita, badannya masih panas” ucap tiffany. yoona lebih memilih tidur di kamar taeny begitu tau dirinya akan sakit, yoona tak ingin mengganggu tidur krystal

“Aku akan membaringkan yeri, kau lekaslah tidur baby”

“Air hangatnya sudah ku siapkan, aku akan kemar ya taeng”

“Nne…”

Begitu selesai mandi, taeyeon berjalan memasuki kamarnya, ia melihat tiffany sedang berbaring sambil tangannya mengusap usap kepala yoona. Taeyeon pun ikut berbaring disisi yang lain dengan yoona berada ditengah mereka

“Kau lekaslah tidur chagiya, biar aku yang melakukannya” ucap taeyeon menggenggam tangan tiffany yang sedang mengusap yoona

Tiffany pun tersenyum memandangnya

“Bahkan saat malampun senyummu masih sama baby” ucap taeyeon kembali

“Gombal, bagaimana pekerjaanmu hari ini taeng?”

“Berjalan seperti biasa, oh ya.. Tadi pagi kwon samchon datang ke rumah sakit untuk check up kesehatannya”

“Lalu bagaimana hasilnya?”

“Kesehatannya semakin membaik, tapi samchon juga sangat rentan terkena serangan jantung dengan aktivitasnya yang selalu sibuk, tapi ada satu hal lagi…”

“Apa itu taeng?”

“Ia mengetahui jika krystal bukanlah cucunya”

“Jinjja?”

“Nne.. Tapi kulihat dia sudah berubah sekarang”

“Lalu apa samchon menanyakan tentang cucunya?”

“Hmm…. “ jawab taeyeon sambil mengangguk “lekaslah tidur, matamu sudah terlihat mengantuk baby”

“Arasso… Good night honey… Lekas sembuh my baby yoong” ucap tiffany tersenyum memandang taeyeon, kemudian mencium pipi yoona, tiffany pun memejamkan matanya dengan posisi memeluk yoona dari samping

“Night baby, sweet dream” ucap taeyeon tersenyum, sambil terdiam memandang langit langit kamarnya ia kembali mengusap usap kepala yoona

“Aku harap, semuanya akan selalu baik baik saja” ucap taeyeon dalam hati, iapun memejamkan matanya

mytaengo0-1466931636007.jpg

……………………

TBC

Oke segini dulu, mian lagi lagi lama ngepostnya hehehe 😁

 

Second Chance part 5

picsart_09-15-12-37-071

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Kwon Soojung (krystal), Kwon Yuri, Jessica Jung, Seojuhyun, Tiffany Hwang, kim Taeyeon and other member | Gender : YURI girlsXgirl

…………………………………………….

Jessica baru saja sampai diapartemennya setelah menginap di rumah sakit, begitu masuk ia melihat hyoyeon sahabat dekat selaku managernya sedang menikmati makan siang

“yah kau kemana saja? banyak yang mencarimu”

“aku hanya pergi selama satu hari, lagipula aku juga butuh istirahat hyo”

“hmm… kau benar, kau menginap di rumah sakit? bagaimana keadaan krystal dan yul?”

“krystal masih koma, yul sekarang terlihat lebih kurus” jawab jessica, iapun duduk disamping sahabatnya itu setelah mengambil air mineral didalam kulkas. hyoyeon terdiam memperhatikan jessica

“tidak kah kau sadar jika tubuhmu juga semakin kurus?” ucap hyoyeon

“hmm…. hyo bisakah kau panggil nicole kemari?”

NB: nicole = kekasih hyoyeon, nicole bekerja sebagai pengacara

“kau……..”

“aku akan menandatangi surat perceraianku”

“kau serius dengan  keputusanmu sica? tolong pikirkan kembali”

“aku sudah memikirkannya baik baik, aku tak ingin membuat yul terus terusan dalam keadaan sulit”

“Hmm.. Yausudah jika itu memang keputusanmu” ucap hyoyeon, iapun membuka ponselnya dan menghubungi kekasihnya itu

……………………………………………..

tumblr_m31wh5K3Hb1r45688.gif

“shit! bisa bisanya ban mobilku bocor, sepertinya amber dan gengnya berulah lagi” rutuk yoona saat memeriksa mobilnya yang bermasalah itu, ia masih berada di parkiran kampusnya sementara kedua sahabatnya hara dan irene telah pulang lebih dulu

Yoona mengambil ponsel didalam tas nya kemudian menghubungi taeyeon

“yoboseyyoo.. ada apa baby?” 

“appa ban mobilku bocor, ottokhae…?” 

“kenapa bisa bocor? kau ugal ugalan huh?”

“anniyoo… aku baru saja selesai kuliah, ottokhae appa? aku sendirian di parkiran”

“hmm… bukalah bagasi disana ada ban cadangan dan berbagai peralatan, kau bisa mengganti ban nya yoong”

“ottokhae? bahkan aku tak mengerti caranya”

“sejujurnya appa juga tak mengerti hehehehe”

“mwo? yah! appa macam ap…”

*zlapp!!* 

“mwo…? yaish…!! batrenya habis, aarrrgh…!! menyebalkan!” *jedukkk!!* karena kesal yoona menendang keras ban mobil tersebut

“aw aw aw.. appo…” rintihnya karena terlalu keras menendang ban mobil itu

“hey… gwaenchanna?” tanya seseorang, yoona pun menoleh kearah sumber suara tersebut

“oh, unnie..” jawab yoona setelah melihat yuri yang datang

“gwaenchanna? kenapa kau menendang mobilmu?” tanya yuri kembali

“ban mobilku bocor, aku tak mengerti cara menggantikannya” jawab yoona

“ah… begitu, biar aku bantu melakukannya, kau memiliki ban cadangan?”

“n…nne… ada di bagasi unn..nie..” jawab yoona gugup

*ceklek* yuri membuka pintu mobil yoona

“kau duduklah disini” ucap yuri 

“t..ttapi aku akan merepotkanmu”

“kau tenang saja, lagipula pekerjaanku sudah selesai” 

yuri pun membuka bagasi mengambil ban cadangan dan beberapa peralatan yang dibutuhkan, setelah selesai mendongkrak mobil dengan serius ia mulai membuka satu per satu baut dan mencopot ban yang bocor itu. yoona hanya terdiam memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh yuri

“appanya sangatlah baik, tapi mengapa ia bisa memiliki putri yang sangat kejam” ucap yoona dalam hati

Namun setelah beberapa saat ia melihat yuri mengalami kesulitas saat akan menurunkan dongkrak

“unnie biar aku bantu” ucap yoona

“ah, hahaha mianhae aku tiba tiba merasa lemas”

“gwaenchanna… justru harusnya aku yang meminta maaf karena merepotkanmu, kau pasti kelelahan setelah bekerja”

“anniya… aku memang seperti ini”

Setelah dongkrak selesai dicopot, kedua yeoja itu kembali mengemasi peralatan dan memasukkannya kembali kedalam bagasi mobil

“Ini, kau berkeringat” ucap yoona sambil menyerahkan tissue pada yuri

“gomawo…” ucap yuri

“kau pasti kelelahan, sebagai ucapan terima kasihku bagaimana jika aku mentraktirmu makan?”

“hahaha tak usah repot repot, aku tak mengharapkan apapun”

“ayolah unnie, aku tak akan merasa tenang jika memiliki hutang”

“hhmmm… arasso” jawab yuri pasrah

keduanyapun memasuki mobil milik dan yoona membawanya mencari sebuah restoran

diperjalanan

“aku belum mengetahui namamu, namaku yuri.. kwon yuri”

“aku yoona, im yoona.. tapi orang orang memanggilku yoong”

“tak kusangka kau anak yang baik juga yoong”

“Eh? maksudmu?” tanya yoona heran

“selama aku bekerja sebagai pelayan aku selalu memperhatikan setiap mahasiswa dan aku mengingatmu yang sering sekali membuat ulah selalu saja membuat keributan di kampus, aku yakin ban mobilmu bocor karena ulah musuh musuhmu”

“benarkah? hahaha aku jadi malu”

“tak apa, kedua orang tuaku bilang saat aku masih jadi mahasiswa juga sepertimu selalu membuat masalah hahaha tapi putriku justru memiliki sifat yang sangat pendiam dan dingin terhadap orang lain, seperti eommanya”

“benarkah?” tanya yoona “ya… dia memang sangat dingin dan kejam” lanjut yoona dalam hati, sebenarnya ia sudah tau sifat krystal

“nne… tapi sayangnya dia sampai saat ini masih dalam keadaan koma setelah kecelakaan yang menimpanya, aku selalu merasa menyesal, andai saat itu aku mengantarnya ke sekolah” ucap yuri, yoona melihat wajah yeoja disampingnya itu mulai terlihat sedih

“jangan sedih unnie, krystal pasti akan kembali sadar dan sembuh”

“eh? kau mengetahui nama putriku?” ucap yuri heran

“em… e… appaku selalu bercerita padaku, oh ya… aku adalah putri pertama kim taeyeon, dia sahabatmu kan unnie? appa juga banyak bercerita tentangmu”

“benarkah? wah… bisa bisanya aku baru tahu jika kau adalah putri taeyeon”

“mianhae… aku tak memberitahumu dari awal”

setelah tiba disebuah restoran, sambil menikmati makanan yang telah dihidangkan keduanya kembali mengobrol.

“wah? mengapa banyak sekali makanan yang dihidangkan, apa ini tak salah pesanan?” ucap yuri terkejut saat beberapa pelayan bolak balik mengantar makanan pada meja mereka

“anniyo… ini aku yang memesannya”

“mwo? apa kau yakin akan menghabiskannya? aku rasa aku tak sanggup”

“hehehe kau tenang saja, aku adalah seorang shikshin cantik unnie”

“hahaha.. aigoo…”

yoona dan yuri langsung akrab dan dekat dengan saling menceritakan hal hal yang membuat mereka tertawa. begitu selesai, yoona mengantar yuri ke rumah sakit

selama diperjalanan yoona terus memperhatikan yuri yang terdiam menikmati pemandangan

“unnie kau sangat cantik, ah anni… malah terlihat tampan hehehe bahkan kau tak terlihat seperti seorang yang sudah memiliki anak, apa yang kau makan agar bisa terlihat awet muda?”

“hahaha bicaramu lucu sekali yoong, aku tak memakan hal yang aneh aneh… hanya saja, setelah aku mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu, aku telah beberapa kali melakukan pengobatan di LA.. dan begitu kondisiku semakin membaik tiba tiba dokter memberitahuku jika terdapat gangguan pada sel sel penuaan dalam tubuhku, jadi aku akan terlihat seperti ini terus, tapi dibalik itu juga sayangnya tubuhku justru menjadi semakin melemah”

“jadi begitu, seharusnya kau tak bekerja pada pekerjaan yang berat unnie, kau bisa sakit”

“nne… tapi aku sangat menyukai pekerjaanku hehehe lagipula aku harus bekerja keras mendapatkan uang untuk biaya pengobatan krystal”

“kau ini, lalu istri…mu..?” ucap yoona ragu

“dia sedang sibuk, lagipula kami sudah tak bersama lagi”

“wae..?”

“tak baik aku menceritakannya pada anak seusiamu… kau tak akan mengerti, ini masalah orang dewasa yoong” ucap yuri mengacak acak kepala yoona

“yah..!! aku kan sudah bukan anak anak lagi” kesal yoona, namun yuri hanya menertawainya

Beberapa saat kemudian mereka pun tiba di rumah sakit

“hey yul, pekerjaanmu sudah selesai?” tanya taeyeon begitu keduanya bertemu di depan rumah sakit

“nne… aku membelikan jus untukmu, eh? kemana jus itu?” ucap yuri begitu sadar tangannya tak membawakan kantong 

“unnie, jus mu ketinggalan” teriak yoona menyusul yuri

“yoong?” ucap taeyeon heran

“eh? sayang sekali aku bertemu denganmu” ucap yoona terlihat kesal

large.gif

“heoll! mengapa wajahmu terlihat tak senang melihatku?” ucap taeyeon mempoutkan bibirnya

“bagaimana aku tak kesal pada seorang appa yang tak ingin membantu anaknya  yang sedang kesulitan”

“eiiyyy… soal ban mobilmu? mianhae… lagipula mengapa kau mematikan teleponnya? padahal aku ingin memberikanmu nomor seorang montir, lalu bagaimana mobilmu sekarang?”

“yul unnie yang membantuku” ucap yoona tersenyum menatap yuri yang sedari tadi terdiam memperatikan anak dan appa itu

“eh? kalian sudah saling mengenal? gomawo yul sudah membantu yoong, dia memang selalu menyusahkan hehehe”

“yah, apa maksudmu” ucap yoona

“gwaenchanna… aku juga berterima kasih, yoong telah mentraktirku makan hehe dia anak yang baik” ucap yuri mengusap usap kepala yoona

Taeyeon tersenyum senang melihatnya

“yoong karena kau ada disini, jangan pulang sampai pekerjaan appa selesai”

“eh? wae…?”

“tadi eomma kemari dan pulang membawa mobil appa”

“oh… begitu, yasudah kkah selesaikan pekerjaanmu, aku ingin berkeliling sebentar” ucap yoona kemudian meninggalkan kedua yeoja itu.

Yoona sengaja menjauhi taeyeon dan yuri karena ia melihat krystal yang sedang memperhatikannya

“ku lihat kau sudah berkenalan dengan appaku, bahkan di berani mengusap kepalamu, ah aku cemburu” ucap krystal yang sudah berjalan disamping yoona, namun langkahnya terhenti dan terkejut saat tiba tiba yoona berhenti berjalan dan mengusap usap lembut kepala krystal

“sekarang aku sudah membayarnya” ucap yoona

krystal masih terdiam dengan pipi yang mulai memerah, namun ia kembali tersadar ketika melihat yoona kembali berjalan

“lalu, menurutmu bagaimana appaku? apa dia banyak bercerita tentang eommaku?”

“anniyo… dia menjadi tertutup begitu ku singgung tentang eommamu”

“hmm… pasti karena terlalu sakit” ucap krystal sendu

“lalu apa rencanamu?” tanya yoona

“emm…. ada satu rencana sih”

“katakan”

“eomma sangat pencemburu, kulihat kau juga mulai dekat dengan appaku”

“yah, jangan bilang kau ingin aku menyukai appamu”

“anniyo… hanya berpura pura..tidak sungguhan”

“mwo? jadi beneran? yah, mengapa idemu itu sangat aneh… yaish..”

“aku tak memiliki ide lagi, jebal… kita bisa mencobanya, barangkali itu akan berhasil membuat eomma kembali pada appa, please…”

yoona terdiam menatap mata krystal yang terlihat berkaca – kaca, ia tau krystal hanya sedang berpura pura namun ia teringat dengan perkataan yeoja itu yang ingin membuat kedua orang tuanya kembali bersama sebelum ia benar benar pergi

“arasso…” ucap yoona pasrah

“mwo? yess!! yyaaayyy!! gomawo….” ucap krystal girang tanpa sadar ia meloncat loncat terlalu semangat hingga kakinya terkilir dan hampir terjatuh, namun yoona langsung  menarik tangan krystal dan memeluknya sehingga krystal tak terjatuh. namun kedua yeoja itu sama sama terkejut, yoonapun langsung melepaskan pelukannya

“babo-yaa… kau bisa terjatuh dan terluka, dasar ceroboh” marah yoona

“mm..mmianhae..” ucap krystal

“hmm…” ucap yoona mengangguk

“ah aku ingin bertemu appa” ucap krystal kemudian berlari di koridor menuju ruangannya

“perasaan apa ini” gumam yoona sambil memegang dadanya. iapun berjalan menyusul krystal

………..

“aku senang melihat yoong akrab denganmu yul” ucap taeyeon

“nne… dia anak yang baik, hanya saja yoong memiliki hobi selalu membuat ulah di kampus, aku selalu melihatnya beberapa kali ribut dengan mahasiswa lain, aku tak menyangka ternyata dia putrimu hahaha”

“nne… sifatnya benar benar mirip sepertimu saat masih kuliah yul”

“hahah kau benar taeng, eommaku juga selalu bercerita seperti itu”

“behubung kau telah mengenalnya, aku minta tolong padamu untuk memantaunya selama di kampus, jika dia berbuat ulah lagi kau tarik saja telinganya hahaha”

“hahaha… siap komandan”

“sudah sore, aku harus pulang yul.. mianhae”

“gwaenchanna… kkah pulanglah”

“nne… kau juga lekaslah istirahat, kau terlihat sangat kelelahan” ucap taeyeon, iapun membuka pintu tepat dengan kedatangan krystal

“mwo? appamu sudah ingin pulang?”

“kau ingin disini atau ikut denganku?” tanya yoona

“emm… aku ikut denganmu saja, aku tak ingin mengganggu waktu istirahat appa” ucap krystal

saat diperjalanan, yoona selalu menatap pada kaca mobil untuk melihat krystal, namun ia melihat krystal tertidur di kemudi belakang

*dddrttt…. drrttt…* ponsel taeyeon bergetar menerima panggilan

“yoboseyoo…”

“……………………”

“nne… tumben kau meneleponku”

“……………………………………”

“mwo..?? kau sedang tidak bercanda kan??” ucap taeyeon terlihat terkejut membuat yoona mengalihkan pandangannya menjadi memperhatikan taeyeon

“hmm… aku tak mengerti, tapi jika memang itu keputusannya mau gimana lagi”

“…………………………………………..”

” molla….. ini sangat sulit, apalagi dengan kondisi yul yang seperti ini” ucap taeyeon membuat yoona kembali menatapnya begitu mendengar nama yuri disebut, ia begitu penasaran dengan apa yang dibicarakan taeyeon dengan seseorang dibalik teleponnya itu. beberapa saat kemudian taeyeon mengakhiri panggilannya, yoona melihat appanya terdiam melamun sambil memandang ke luar jendela mobil

“appa, apa yang terjadi?”

“istri yul telah menandatangi surat perceraiannya” ucap taeyeon

“m..mmwo..?!!” ucap yoona terkejut, ia langsung buru buru memandang krystal, namun ia menghembuskan napasnya tenang begitu melihat krystal masih tertidur

“nne… aku bingung harus melakukan apa pada yul”

“ah appa… aku lapar, bisakah kita berhenti sebentar dan memakan ramen”

“yah, bukannya kau sudah makan bersama yul? bahkan ia bilang kau makan sangat banyak”

“hehehe aku lapar lagi, jebal…. kau tak ingin anakmu mati kelaparan kan?” ucap yoona memasang puppy eyes nya

“yaiish… kau tak akan mati, babo! yasudah kajja” ucap taeyeon, mereka berdua pun berjalan memasuki mini market begitu yoona menghentikan mobilnya

“hufht…” yoona menghembuskan nafasnya lega karena berhasil membawa taeyeon menjauhi krystal, ia tak ingin krystal mendengarkan apa yang telah dibicarakan taeyeon terkait tentang perceraian ayahnya

taeyeon kembali melanjutkan ceritanya didepan mini market sambil menikmati ramyun bersama yoona.

setibanya dirumah.

“appa, aku akan ke rumah hara, kami ada tugas kelompok”

“nne… hati hati dan jangan pulang terlalu larut” ucap taeyeon, setelah melihat appanya memasuki rumahnya, yoonapun menginjakkan gas mobilnya meninggalkan rumah

beberapa saat kemudian krystalpun terbangun

“hoaemm…. ah aku ketiduran, omo! aku sendirian, huh? taman?” ucapnya saat melihat ke jendela mobil

karena tak melihat yoona, iapun keluar dari mobil mencari yeoja itu

“ini semakin rumit, baru saja aku mengenalnya.. hah… ottokhae..” gumam yoona terdiam memandang langit, ia sedang duduk disebuah bukit buatan tempat bermain kelinci

“ternyata kau disini, kemana appamu?” tanya krystal begitu menemukan yoona

“dia sudah di rumah”

“lalu mengapa kita disini?”

“aku sedang bosan dirumah”

“ah… begitu, mianhae…. tadi aku ketiduran”

“aku ingin bertanya sesuatu padamu”

“silahkan…” ucap krystal tersenyum, keduanya saling berpandangan

“emm… bagaimana jika usaha untuk menyatukan appamu dan eommamu gagal?” tanya yoona ragu, ia melihat perlahan senyuman krystal menghilang dan melihat krystal mengalihkan pandangnya

“hmm… aku tak tau, mungkin aku memang tak bisa merasakan kebahagiaan lagi”

“kau bisa sembuh, setelah itu kau bisa tinggal bersama appamu lalu kau juga bisa bertemu eommamu”

“kau tau kan jika eommaku sangatlah sibuk”

“nne… tapi setidaknya kalian bisa bertemu”

“molla…” ucap krystal memeluk kedua lututnya dan menundukkan kepalanya

“heyy… jangan tidur lagi, dasar putri tidur” ucap yoona membuat krystal kembali mengangkat wajahnya

“aku tak tidur”

“bagaiamana kalau kita melakukan permainan?”

“permainan apa?”

“kertas gunting batu, bagaimana?”

“oke…” ucap krystal, keduanya pun menyembunyikan tangan kanannya di belakang punggung

“oke mulai, kai… bai… bo!!” ucap yoona

sayangnya keduanya sama sama memasang kertas

“kai… bai… bo..!!” ulang yoona

lagi lagi keduanya sama sama memasang batu

“yaish… kai… bai.. bo..!!” teriak yoona, begitu yang ketiga kali yoona memasang batu dan krystal memasang gunting, yoona memenangkan permainan

“hahaha” *pletakk!!!* yoona dengan semangat menjitak kepala krystal, namun lehernya tiba tiba merasakan aura dingin. iapun menghentikan tawanya dan melihat krystal sedang menatapnya tajam

“omo! wae… kau menatapku seperti itu?”

“yah im yoona, mau mati kau huh?”

“wae…? bukankah kau memang kalah permainan?”

“tapi kau tak mengatakan jika hukumannya dengan menjitak kepala” geram krystal siap memangsa

“omo! aku lupa, mian hahaha” ucap yoona langsung berlari sebelum krystal memangsanya

“yah! jangan kabur kau!” teriak krystal langsung menghilang dan dengan sekejap muncul dihadapan yoona

“omo!!” teriak yoona merasa terkejut

“babo-yaah… berani beraninya kau bermain dengan hantu, mau berlari sejauh apapun juga dengan sekejap aku bisa menemukanmu”

“hehe minhae… aku hanya bercanda” ucap yoona mengatupkan kedua tangannya

“kau tau? aku sangat benci jika ada seserang menjitak keningku! yaish..!!” krystal mengangkat tangannya hendak memukul yoona, namun tangannya terhenti saat melihat yoona menutup kedua matanya ketakutan, ia menjadi tak tega karena bagaiamanapun juga yoona telah membantunya. ia pun menjitak kepala yoona pelan

“eh? aku kira kau akan memukulku sangat keras”

“anggap saja aku sedang berbaik hati”

“baikan?” ucap yoona mengangkat jari kelingkingnya, krystal terdiam menatap jari itu, namun kemudian ia tersenyum dan mengangkat jari kelingkingnya kemudian mengaitkannya pada jari kelingking yoona

tangan.jpg

keduanya tersenyum saling memandang

“kajja kita pulang” ucap yoona menarik tangan krystal, keduanya pun kembali bercanda tawa

yoona sengaja membawa krystal keluar agar tak mendengar tentang perceraian kedua orang tuanya, ia tahu jika taeyeon pasti akan menceritakan langsung pada tiffany

……………………………………..

di kediaman orang tua yuri

“Samchon, jessica telah menandatangani surat perceraian itu” ucap seseorang ditelepon

“Hmmm… Begitu ya”

“nne…”

“yasudah kalau begitu” ucap ayah yuri, setelah menutup teleponnya ia berjalan menuju ruang makan dan melihat istrinya dan vivian sedang menikmati makan malamnya

“vivian… bawa yul kembali ke rumah”

“nne appa”

…………………………………….

yoona terbangun dan mendapati krystal sedang tersenyum memandang keluar jendela yang sudah terbuka

kristal-jung

tanpa terasa yoona ikut tersenyum memandang krystal

*ceklek*

tiffany membuka pintu dan memasuki kamar yoona untuk membangunkannya membuat yoona dan krystal menoleh memandangnya

“eh? tumben sekali kau sudah bangun dan membukakan jendela, dengan begini eomma tak perlu membangunkanmu lagi, lekaslah mandi dan sarapan” ucap tiffany

“nne….”

beberapa saat kemudian yoona berjalan menuju ruang makan dengan dandanan yang sudah rapi, iapun duduk bergabung dengan keluarganya

“aku harus segera berangkat, jessica pasti sedang menemui yuri untuk membicarakan perceraiannya itu” ucap taeyeon, tiffany pun menghampirinya untuk merapikan jas taeyeon

“mwo…?!! chankkaman!” ucap yoona, iapun berlari menuju garasi

*toktoktok*

yoona mengetuk kaca mobil penumpang pada mobil taeyeon membuat yeoja yang berada di dalamnya menatapnya

“ada apa?” tanya krystal masih duduk didalam mobil taeyeon

“keluarlah, ppali!”

“wae….? aku akan pergi ke rumah sakit”

“pokoknya lekaslah keluar”

“shiroo, wleee” ucap krystal sambil melakukan merong pada yoona

“yaish…!!” yoona pun berlari memasuki rumah, dan tak lama kemudian ia kembali membawa kunci dan membukakan pintu mobil taeyeon

“yah, kenapa kau tak keluar juga, ppali ikut aku”

“oddiga? aku harus ikut ke rumah sakit”

“sudahlah pokoknya kau ikut saja, lagipula appa mu kan bekerja.. kau pasti akan kesepian disana” ucap yoona menarik tangan krystal dan membawanya keluar dari mobil dan memasukkannya kedalam mobil miliknya

“mengapa dingin sekali, kau menyalakan ac unnie?” tanya yeri setelah memasuki mobil

“anniya.. mungkin ada hantu es batu disampingmu” ucap yoona sambil melirik kearah kaca dan memandang krystal

“mwo? itu aku dong? yah!” ucap krystal

yoonapun menginjakkan gas meninggalkan rumah

………

begitu tiba di rumah sakit, taeyeon segera berjalan menuju ruangan tempat krystal dirawat. begitu masuk, ia melihat yuri sedang duduk sambil menundukkan kepalanya

“yul…” panggil taeyeon membuat yeoja yang dipanggilnya itu mengangkat kepalanya, taeyeon melihat mata yuri yang memerah

“taeng…” ucap yuri lirih

“gwaenchanna..?” tanya taeyeon menghampiri sahabatnya itu

“nne.. aku hanya butuh waktu untuk menghilangkan sakitku” ucap yuri tersenyum dipaksakan

“jessica kemari?”

“nne… dan kami sudah menandatangani surat itu, aku tak tau apa yang akan aku katakan pada krystal begitu ia bangun dan mengetahui semuanya” ucap yuri tertunduk kembali

taeyeon pun langsung memeluknya, tak berapa lama ia merasakan tubuh yuri bergetar.

ia menangis

…..

Begitu sampai diapartemennya, jessica menjatuhkan tubuhnya dan menangis. hatinya merasakan sakit

“mianhae…” ucapnya dalam tangis

Flashback

pagi pagi sekali jessica datang ke rumah sakit

“sica” sapa yul sambil tersenyum senang menatapnya, namun perlahan senyuman yuri berubah dengan mimik heran saat melihat nicole dan hyoyeon

“oh kalian juga kemari” ucap yuri kembali

“yul… aku sudah menandatangani surat perceraian kita” ucap jessica to the point

“n..nn..nne..?!” ucap yuri terkejut

“kita tidak bisa seperti ini terus yul”

“begitu ya, apa sudah ada orang lain di hatimu?” tanya yuri, jessica hanya terdiam menundukkan kepalanya. melihat itu yuri langsung paham, iapun membuka laci dan mengambil sebuah surat perceraian miliknya

“jika itu maumu, aku tak bisa memaksamu untuk terus bertahan..” ucap yuri, iapun menandatangani surat perceraian itu lalu menyerahkannya pada nicole

orang-orang yang berada didalam ruangan itu terdiam

“aku.. harus pergi” ucap jessica

“nanti akan ku hubungi kapan sidang kalian diadakan, masih ada waktu untuk kalian jika ingin berubah pikiran sebelum sidang perceraian kalian dimulai” ucap nikole setelah memasuki surat itu kedalam tas nya

ketiga yeoja itupun pamit dan berjalan keluar meninggalkan ruangan

“sica” panggil yuri membuat ketiga yeoja itu berhenti dan membalikkan badannya

“kalian duluan saja” ucap jessica pada hyo dan nicole, kedua yeoja itupun melanjutkan meninggalkan ruangan, kini didalam ruangan itu hanya ada yuri, jessica dan krystal yang masih dalam keadaan koma

“ada apa yul?”

“kau boleh melupakanku, tapi aku harap kau tak akan pernah melupakan krystal.. aku mohon setelah ia sadar dan sembuh nanti kau temui dia walaupun hanya sesaat, karena krystal juga butuh seorang eomma”

“kau… bisa mencari penggantiku yul”

“anniyo, aku tak akan melakukan itu.. tidak akan pernah sica, aku hanya akan mencintai tiga wanita di dunia ini.. eomma, krystal.. dan kamu”

mata jessica mulai berkaca kaca, namun sebisa mungkin ia menahannya

“anniyo.. ada 4 orang yang harus kau cintai yul” ucap jessica dalam hati

“siapapun pendampingmu nanti, aku harap kau akan selalu bahagia.. sica” ucap yuri mulai menitikkan air matanya

“ak.. aku.. harus pergi, mian yul” ucap jessica kemudian berlari meninggalkan ruangan

Flashback End

 

 

TBC

Second Chance part 4

picsart_09-15-12.37.07.jpg

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Kwon Soojung (krystal), Kwon Yuri, Jessica Jung, Seojuhyun, Tiffany Hwang, kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

Mian… Harusnya ini diaplod kemarin malem, tapi keburu ngantuk hehe jadi tepar 😅✌ dan baru sadar kalo tadi kuliah full hehe 😂

………………………………………

*ceklek* “loh? tumben sekali kau sudah bangun” ucap tiffany begitu masuk kedalam kamar yoona untuk membangunkannya

“ya… kalau bukan karena hantu kejam ini yang berisik membangunkanku sejak jam 5 tadi mungkin sekarang aku masih bermimpi indah” rutuk yoona memandang tajam kearah krystal yang sedang melakukan merong padanyanya

“huh? kau berkata apa yoong?” tanya tiffany yang tak mendengar jelas suara yoona

“anni… mengapa eomma sudah ada di rumah? kapan tiba?”

“jam 4 pagi tadi, appa mu tak bisa meninggalkan pasiennya yang sedang dalam keadaan darurat, hari ini taeng harus ke rumah sakit, kkah lekaslah turun.. eomma sudah menyiapkan sarapan”

“omo! pasti itu aku, aku harus ikut dengannya… aku merindukan appaku” ucap krystal segera berlari meninggalkan kamar yoona, sementara yoona hanya terdiam menatap kepergiannya, iapun berjalan menuju ruang makan

“morning yoong, tumben kau sudah bangun” sapa taeyeon sambil mengulas selai pada rotinya

“hmmm…” jawab yoona, ia menoleh ke segala arah saat tidak melihat sosok hantu yang sering mengikutinya itu

krystal sudah menunggu taeyeon didalam mobil karena takut ketinggalan.

“appa sudah rapi, mau ke rumah sakit?”

“nne… mulai sekarang hari minggu appa tak bisa libur”

“pasien appa begitu parah ya?”

“nne… kau ingin ikut?”

“shirroo, wae aku harus ikut? aku tak mengenalnya”

taeyeon terdiam setelah mendengar perkataan yoona, namun ia kembali melanjutkan sarapannya itu

“appa”

“hmm…?”

“apa dia masih bisa diselamatkan?”

“kau do’akan saja, kalau begitu appa berangkat dulu, jaga eomma dan adikmu ya”

“nne… hati hati appa i love you” ucap yoona mencium kedua pipi taeyeon setelah mengantarnya ke depan rumah, iapun melihat krystal yang sudah berada didalam mobil taeyeon

“bye… aku akan segera kembali, jangan merindukanku ya” teriak krystal saat mobil yang membawanya melewati yoona, sementara yoona hanya menatapnya datar

begitu melihat mobil yang dibawa appanya menghilang dari pandangannya, yoona langsung membuka ponselnya dan menghubungi temannya

“hoaaeemm… ada apa yoong pagi pagi menghubungiku? tumben sekali”

“yah hara-yaa kudengar kau bisa mengusir hantu, lekaslah ke rumahku sekarang juga ppali… ajak irene juga”

“mwo?? yah, yang bisa melakukannya adalah halmoni bukan aku babo! enak sekali kau bicara, lagipula wae kau meminta seperti itu? apa kau melihat hantu?”

“nne… semacam itu, kalau begitu ppali jemput aku dan bawa aku ke nenekmu ppalii!!”

“yah kau tak sabaran sekali, arassoo aku segera ke rumahmu”

……………………

begitu tiba di rumah sakit dan menyimpan tas di ruangan pribadinya, taeyeon segera berjalan menuju ruangan dimana krystal dirawat, namun langkahnya terhenti saat ia melihat seorang yeoja yang dikenalnya sedang berjalan didepannya di koridor

“sica?” sapa taeyeon memastikan, yeoja yang dipanggilnya itupun menoleh kearahnya

“taeyeon? kau bekerja disini?”

“nne… kau kemana saja eoh baru menjenguk anakmu sekarang”

“mwo? kau tau krystal dirawat disini?”

“tentu saja, aku yang menanganinya”

“benarkah? lalu yul? apa dia mengingatmu?”

“anni… tapi aku telah menceritakannya jika aku adalah sahabatnya saat dulu”

sambil berbincang keduanya kembali berjalan menuju ruangan krystal

“bagaimana perkembangan krystal? kau bisa menyelamatkannya kan taeng?”

“hmm… aku akan berusaha semampuku”

“lalu… dia?” tanya jessica ragu sambil menghentikan langkahnya

“dia hidup dengan baik, tidak kah kau ingin melihatnya?”

jessica terdiam mendengarnya

“Aku masih…belum….”

“taeng… sica..?” panggil yuri membuat kedua yeoja itu berbalik menolehnya

“hay yul… kau baru bangun? aigoo… berantakan sekali rupamu” ucap taeyeon menghampiri dan memeluk sahabatnya itu

“hehe semalam aku begitu lelah, ah kebetulan ada kau sica, aku mau pulang untuk mandi dan mengambil beberapa pakaian dulu, kau bisa disini sebentar kan?”

“tentu saja, ini kau pakai saja mobilku”

“gomawo…. kalau begitu aku pergi dulu” pamit yuri

“nne… hati hati yul” ucap jessica

taeyeon tersenyum melihat kedua sahabatnya itu

“kau terlihat baik baik saja dengannya sekarang, mengapa tak kembali bersama? yuri sangat merindukanmu sica”

“pada akhirnya kami akan bertengkar kembali”

“itu karena yul sangat peduli terhadapmu,  dia suamimu… suami mana yang tak sakit melihat istrinya tak mengakui dirinya didepan publik? mau sampai kapan kau akan bersikap seperti itu?”

“aku tak tau taeng”

“kau tak berniat menandatangani surat perceraian itu kan? jangan bilang hubunganmu dengan namja itu adalah benar”

jessica kembali dibuat terdiam oleh perkataan taeyeon

“jangan bahas hal itu taeng, aku sedang tidak mood”

“hmm… baiklah” ucap taeyeon, iapun memeriksa keadaan krystal

“ingatlah bagiamana yul mempertahankanmu dan lebih memilihmu dibanding keluarganya, sica” ucap taeyeon kemudian pergi meninggalkan ruangan

sementara jessica terdiam mencermati ucapan taeyeon, iapun teringat akan masa lalunya

Flashback

“yul…” panggil jessica menghampiri kekasihnya yang sedang serius mengerjakan tugas kuliahnya

“nne… ada apa sica baby” ucap yuri langsung menoleh kearah kekasihnya itu

“aku… positif hamil” ucap jessica ragu

“m..m..mmwo? benarkah?” tanya yuri terkejut

“nne… aku bisa menggugurkannya jika kau mau”

“andwae andwae… jangan lakukan itu sica itu akan menyakitimu, aku akan bertanggung jawab” ucap yuri memegang kedua tangan kekasihnya itu

keesokan harinya yuri membawa jessica ke rumah kedua orang tua yuri. mereka pun makan malam bersama di rumah

“jadi, apa yang ingin kau bicarakan? tak biasanya kau pulang”

“emm…. appa, mianhae… aku telah menghamili jessica dan aku ingin segera menikahinya”

“cih, lelucon macam apa ini?”

“appa aku tidak sedang bercanda”

Ayah yuripun memandang tajam anaknya

“kau ini anak pertama yang akan meneruskan perusahaan, mau ditaruh dimana nama keluarga ini jika berita memalukan ini menyebar? jessica jung, berapa biaya yang kau inginkan? aku akan memberikannya dan kau bisa meninggalkan anakku”

“appa!!! Dia tak akan meninggalkanku dan aku tidak akan meninggalkannya, tak akan pernah!” teriak yuri merasa geram

*brak!!!* “jangan bermain main denganku kwon yuri! kau boleh memilih wanita itu, tapi tinggalkan rumah ini dan jangan pernah menganggapku ayahmu lagi” geram ayah yuri sambil memukul keras meja makan

“Baiklah jika itu maumu appa, aku tetap akan memilih jessica” ucap yuri, ia pun segera menarik tangan jessica dan pergi meninggalkan rumahnya

“yul…” panggil ibu yuri sambil menangis, bagiamanapun juga yuri adalah putri kesayangannya

“eomma…” ucap vivian adik kandung yuri memeluk ibunya menenangkan

“biarkan anak itu pergi, kita lihat seberapa lama ia akan bertahan. aku akan menarik seluruh miliknya, dan kau vivian! jika kau berani melakukan hal seperti kakakmu, jangan harap kau juga akan berada disini lagi” ucap ayah yuri sementara vivian dan ibunya hanya bisa menangis

keesokan harinya, yuri baru saja keluar dari atm center

“hmm… appa telah memblokir semua kartu milikku, untung saja kemarin aku telah mengambil beberapa.. itu akan cukup untuk menyewa apartemen selama beberapa bulan”

“seobang, aku juga memiliki sedikit tabungan, daripada menyewa apartemen lebih baik kita membeli rumah saja, walaupun kecil tapi setidaknya itu akan membuat anak kita nyaman nanti”

“kau benar sica, aku akan mengambil cuti kuliah untuk bekerja… lebih baik kau saja yang melanjutkan studimu baby”

“tapi yul…”

“gwaenchanna, aku harus mencari banyak uang untuk biaya kehidupan kita, aku sudah bukan kwon yul si anak orang kaya lagi hehehe”

setelah beberapa bulan akhirnya mereka menikah dengan pesta seadanya, kehidupan mereka berjalan lancar dengan yuri bekerja sebagai pelayan sebuah restoran, tak jarang jika waktu senggang jessica selalu membantunya dengan menjadi seorang penyanyi di restoran tempat yuri bekerja

meskipun sederhana namun keduanya tampak bahagia

“sica baby, mengapa wajahmu terlihat murung?”

“aku sudah tak cantik lagi yul, semakin perutku membesar wajahku semakin terlihat buruk”

“benarkah? menurutku kau tetap cantik sica”

“you’re liar! pasti kau bicara seperti itu karena terpaksa”

“anniyo… lihatlah, kau begitu cantik… jika kau jelek, mana mungkin aku mati matian bekerja untukmu baby” ucap yuri setelah memperlihatkan jessica pada cermin besar

jessica pun tersenyum dengan pipi yang sudah memerah

“tapi wajahku terlihat bengkak” ucap jessica kembali mempoutkan bibirnya

“apa aku juga harus makan banyak agar wajahku ikut membengkak baby?”

“andwae… nanti ketampananmu hilang, kau harus tetap menjaga karismamu seobang”

“hahaha… yasudah kau jangan sedih lagi sica baby, bengkak ataupun tidak kau selalu terlihat indah dimataku” ucap yuri sambil memback hug isterinya itu

..

Suatu hari, yuri baru saja pulang bekerja sebagai bartender disebuah bar

“seobang, mengapa malam ini kau pulang begitu larut”

“baby kau belum tidur?”

“kenapa kau tak jawab pertanyaanku?”

“ah.. itu, club malam ini begitu ramai hingga pemilik club meminta untuk menambahkan jam, akhirnya jam kerjaku ditambah juga”

“kau sedang tidak berbohong padaku kan yul?”

“baby… untuk apa aku berbohong? sudahlah aku sedang kelelahan, lebih baik kita tidur”

“kau sedang berusaha menyangkal kan yul?!”

“sica.. jangan memulai, jika aku berkata tidak ya tidak.. aku ini suamimu mengapa kau tak mempercayaiku? buktinya apa jika aku berbohong?”

“sudahlah” ucap jessica kemudian berjalan memasuki kamarnya dan menutup pintu sedikit keras

Dengan menahan kesal yuri mengusap wajahnya kasar, ia merasa enggan untuk memasuki kamarnya karena jessica pasti akan tetap mendiaminya. akhirnya yuri lebih memilih tidur di soffa

pertengkaran demi pertengkaran sering terjadi setiap yuri telat pulang ke rumah, yuri yang merasa kelelahan pun tak bisa menahan emosinya. jessicapun selalu meninggalkan rumah dan memilih menginap di apartemen taeyeon jika sedang bertengkar dengan yuri

“sica itu sedang hamil yul, wajar jika dia sangat sensitive”

“tapi taeng dia terlalu keterlaluan mencurigaiku, kau bisa lihat sendiri bagaimana aku bekerja kan? aku tak mungkin membawanya ke club agar dia tahu, aku pulang karena butuh istirahat tapi jessica selalu saja membuat moodku menurun”

“hm… kau sabar saja yul, nanti aku akan membujuknya”

“tak apa jika dia tak ingin pulang biakan pikirannya tenang taeng.. mianhae membuatmu repot”

“gwaenchanna… aku akan menjagnya”

“gomawo taeng”

hingga sebuah kejadian menimpa ketiganya dimana yuri tertabrak sebuah truk setelah menetahui hubungan jessica dan taeyeon

jessica sangat terkejut dan terpukul saat melihat seseorang yang sangat dicintainya terbaring tak sadarkan diri dengan bersimbah darah, ia melihat yuri masih memegang erat sebuah bungkusan yang ingin diberikannya pada jessica saat itu.

setelah yuri dibawa ke ruang icu jessica terus menunggunya, iapun tersadar dengan bungkusan yang digenggamnya pemberian dari yuri, perlahan ia membukanya dan melihat sebuah cincin yang dijadikan sebuah liontin kalung, jessicapun membaca suratnya yang ditulis suaminya itu

“sica baby, dulu kita sempat menjual cincin pernikahan kita untuk menambahkan biaya rumah kita, mianhae aku baru bisa mengembalikannya untukmu sekarang… maafkan aku selalu membuatmu marah, aku tau aku bukanlah suami yang baik untukmu, aku benar benar tidak selingkuh baby, aku sengaja mengambil kerja full untuk membelikan ini untukmu, aku harap kau menyukainya dan lekaslah pulang, tak tahukah setiap waktu aku selalu merindukanmu? neomu neomu sarangjuseyo sica baby…”

jesica menjatuhkan tubuhnya setelah membaca surat itu, ia tak bisa menghentikan tangisannya, hatinya ikut merasakan sakit, ia sangat menyesal telah berburuk sangka pada yuri.kini ia tahu jika yuri memang selalu tulus padanya

flashback end

jessica menghapus air matanya begitu mengingat banyak kenangan kenangan bersama yuri, sejujurnya ia sangat merindukan kebersamaannya bersama yuri. namun setelah karier jessica meningkat dengan terpaksa ia harus meninggalkan yuri dan krystal karena yang penggemarnya tahu jika jessica belum menikah apalagi memeiliki seorang anak

jessica dan yuripun kembali sering beradu argumen, yuri yang tak ingin jessica terus terusan menyembunyikan statusnya dan jessica yang berpikir jika yuri tak pernah mendukungnya, membuat jessica meminta yuri untuk menceraikannya namun keduanya masih merasa ragu terlebih yuri yang masih sangat mencintai jessica, jessicapun hanya memilih untuk meninggalkan rumah dan lebih memilih tinggal diapartemennya karena kehidupan perekonomian keluarganya kembali membaik setelah popularitas jessica meningkat

“mianhae… jeongmal mianhae…” ucap jessica sambil mengusap usap lembut kepala krystal

“eomma… apa yang sedang kau pikirkan?” ucap krystal yang sedari tadi terus memperhatikan jessica, namun ia sendiri tak mengerti apa yang sedang dipikirkan eommanya itu

…………………………………….

di rumah nenek hara

“anak muda, apa benar jika kau telah melihat hantu?” ucap nenek hara

“nne halmoni, dia selalu saja mengikutiku dan terus menggangguku”

“mwo? bernarkah yoong? apa kau sedang bercanda? sejak kapan kau bisa melihat hantu?” tanya hara bertubi tubi

“yah, untuk apa aku bohong” ucap yoona

“diamlah, aku sedang memeriksamu” ucap nenek hara

yoona pun terdiam memperhatikan nenek hara yang menutup kedua matanya sambil memegang kedua tangan yoona

“hmm… dia bukanlah hantu, dia hanyalah sebuah arwah yang keluar sebelum waktunya” ucap nenek hara

“lalu apa kau bisa mengembalikannya?”

“tentu saja aku tak bisa”

“lalu bagaimana aku bisa mengusirnya? dia selalu saja mengangguku”

“ini sulit karena dia tak ada disini, tapi kau bisa mencobanya dirumahmu”

“benarkah?”

“nne, hara-ya… ambilkan hanbok dan tongkat yang berada didalam lemari, berikan padanya”

“nne halmoni” ucap hara, iapun segera memasuki rumah neneknya dan mengambil hanbok itu

“kau bisa membacakan ini dengan memakai hanbok itu” ucap nenek hara dengan membrikan sebuah kertas berisi tulisan mantera pengusir setan

“nne halmoni, lalu apa hantu itu akan pergi nanti?”

“aku tak menjamin karena dia bukanlah arwah yang sudah mati, tapi jika memang itu tak berhasil mungkin memang ada waktunya dia akan kembali ke raganya, mengapa kau tak bersahabat saja dengannya?”

“mwo? shirro… dia sangat menyebalkan dan selalu mengancamku bahwa dia akan memakanku”

“babo-yaa… dia tak mungkin bisa memakan manusia, semua hantu tak akan bisa memakan manusia”

“benarkah? yaish,,, berarti aku telah dibodohi hantu itu”

“kau kan memang bodoh” timpal irene, hara pun ikut menertawainya

“yaish… kalian sama menyebalkannya seperti hantu itu, kajja kita pergi. halmoni gomawo… aku akan mencobanya sekarang”

ketiga yeoja itupun kembali menuju rumah yoona

“yoong aku pulang saja” ucap hara begitu sampai di depan rumah yoona

“aku juga yoong, kau tau sendiri aku sangat takut pada hal hal berbau mistis”

“mwo? yah dasar, yasudah kkah pergilah”

setelah melihat kedua sahabatnya pergi, yoona pun memasuki rumahnya. ia berjalan mengendap endap menuju kamar kedua orang tuanya dan tersenyum saat melihat eommanya tengah tertidur pulas di dalam kamar

yoona pun berlari menuju kamarnya untuk mengganti pakakaiannya. tak berapa lama iapun keluar dengan mengenakan sebuah hanbok dan berjalan menuju halaman rumah

“yeppp aku sudah siap” ucap yoona, ia membuka sebuah kertas yang diberikan oleh nenek hara dan mulai membacanya

CfRPtZCUMAEply1.jpg

” !@#$%^&*(&*&^$$%#$$%&*&*&^%@#TGBC$$^I&^ ” yoona begitu serius membaca tulisan mantra itu sambil berjalan mengelilingi halaman rumahnya

CfRPt9zUkAAs5vu.jpg

“pergilah kau hantu roh menyebalkan” ucap yoona

“hey apa kau lakukan? mengapa kau terlihat lucu memakai pakaian seperti itu?” ucap seorang yeoja membuat aktivitas yoona terhenti

“omo!!! kau mengagetkanku, yah mengapa kau disini?” tanya yoona saat melihat krystal sedang duduk di kursi halaman sedang tertawa memandangnya

“aku bosan disana, aku kembali ikut appamu hehehe”

*wuuuushhh wussshhh wussshhhh* yoona terus terusan mengayun ayunkan tongkatnya dihadapan wajah krystal membuat yeoja itu risih

“yah! apa yang kau lakukan!”

“anniya… aku hanya sedang belajar mengayunkan tongkat” ucap yoona “yaish… ternyata memang tak mempan” gumamnya dalam hati

“omo!! yoong hahaha apa yang sedang kau lakukan hahaha” ucap taeyeon tak bisa menghentikan tawanya saat melihat anakanya itu

“aku sedang latihan drama, berhentilah menertawaiku yaish…”

“oh… begitu haha aigoo… uri yoongi terlihat sangat lucu memakai itu”

“mengapa kau pulang begitu cepat?”

“aku hanya memeriksa pasienku sebentar, mana eomma?”

“di dalam kamar, eomma seang tidur”

“omo! ini moment yang sangat bagus!” ucap taeyeon ia pun berlari menuju kamarnya

“yah! jangan melakukan itu! andwae….” teriak yoona, iapun ikut berlari menyusul appanya, yoona telah mengetahui apa yang akan dilakukan taeyeon pada tiffany

“omo, my baby’s so sexy ayayayayayyy” ucap taeyeon saat melihat tiffany hanya mengenakan tangtop dan hotpants sedang tertidur pulas

tayeonpun segera membuka kancing kemejanya dan melompat keatas tempat tidur langsung memeluk tiffany

“honey… i love you mmuah mmuah mmuah” ucap taeyeon sambil terus terusan menciumi bibir tiffany yang masih tertidur pulas itu

“andwae…!!!” teriak yoona menghampiri dan *brukkk!!!* ia ikut melompat keatas tempat tidur

“awww..!! yah apa yang sedang kalian lakukan? Dan yoong… Omo hahaha mengapa kau memakai pakaian seperti itu?” kesal tiffany begitu terbangun setelah tubuhnya ditindih oleh yoona dan taeyeon

“Yaish, ini tak penting. eomma! apppa akan memperkosamu” tutur yoona

“mwo??? oh my gosh, taeng apa yang telah kau ajarkan padanya?” ucap tiffany sambil memasang ice glarenya

“anni… yah bocah lekaslah keluar, appa dan eomma edang ingin tidur siang”

“shirrooo!! aku juga ingin tidur siang disini!”

“mwo…?? yaah ini tak muat untuk bertiga, ppali…”

“yah mengapa kalian begitu berisik” ucap yeri yang terbangun baru saja keluar dari kamarnya karena terganggu dari kebisingan mereka

“yeri-ah cepat kesini, appa akan memperkosa eomma dan  membuatkan adik baru untuk kita”

“mwo?? andwae…” teriak yeri ikut berlari dan melompat keatas tempat tidur taeny

“andawe andwae andwae!!!”  teriak yeri sambil memukul mukul taeyeon dengan bantal

“yah yah yah! jadi kalian mengajakku berperang eooh? oke kalau begitu, fany-ah ayo hajar mereka” ucap taeyeon kemudian mengambil bantal dan membalas

mereka pun dengan tertawa senang saling memukul dengan bantal

“hmm… senangnya” ucap krystal memandang mereka, matanya terlihat berkaca kaca

…………..

Menjelang malam yoona memasuki kamarnya, pandanganya tertuju pada sosok yeoja yang sedang tertidur pulas diatas tempat tidurnya. Yoona pun barjalan menghampiri dan duduk disamping yeoja itu

Sambil terdiam, yoona memandang lekat wajah krystal yang terlihat pulas

Flashback

Setelah berperang bantal karena kelelahan tiffany dan yeri akhirnya tertidur dikamar taeyeon kecuali yoona yang mengikuti taeyeon ke dapur yang akan mengambil air minum

“Appa, bagiamana pasienmu itu?” tanya yoona sambil duduk di ruang makan

“Tetap tak ada perubahan yoong, appa sendiri bingung harus berbuat apa terlebih masalah pada kedua orang tuanya”

“Apa mereka masih selalu bertengkar?” 

“Eh? Mengapa kau mengetahuinya? Apa kau kenal mereka?”.

“Em… Anniya, aku hanya menebak, bukan kah tadi appa bilang jika kedua orang tuanya terdapat masalah”

“Hmm… Kau benar yoong, yang satu ingin dianggap keberadaannya dan yang satu ingin mempertahankan popularitasnya”

“Begitu ya, apa suaminya itu adalah yeoja yang bekerja sebagai pelayan restoran itu?”

” nne… Apa kau sudah mengenalnya?dja bekerja di restoran kampusmu”

“Anniya…”

“Kalau begitu berkenalan lah dengannya yoong?”

“Wae…? Aku tak mengenalnya”

“Anni… Hanya saja dia teman baik appa, suatu saat kau harus mengenalnya, dia adalah seseorang yang sangaf baik dan… Tampan sepertimu hehe” ucap taeyeon memandang putrinya itu

Yoona hanya terdiam tak mengerti dengan ucapan appanya yang terdengar ambigu baginya

Flashback end

Yoona berdiri dan mengambil selimut didalam lemarinya, tanpa mengusik krystal ia menyelimuti yeoja itu.

“Mengapa aku jadi merasa iba padanya? Ah sudahlah” ucap yoona kemudian ia berjalan meninggalkan kamarnya, yoona memutuskan untuk tidur di kamar yeri karena adiknya itu masih tidur didalam kamar taeny

“Yeoja itu bilang dia masih kelas 3 berrati dia satu angkatan dengan adikku, tapi apa mereka ada di jurusan yang sama ya?” gumam yoona setelah memasuki kamar adiknya

Yoona pun memeriksa rak buku milik adiknya untuk mencari album sekolah

“Ah dapat” ucapnya setelah menemukan album foto sekolah milik yeri

Lembar demi lembar yoona lihat untuk mencari foto yeoja itu, tangannya terhenti saat ia melihat sebuah foto yang mirip dengan yeoja itu

“Ah ini, kwon soojung with american name krystal jung siswi jurusan musik, huh? Ternyata namanya itu, selama ini aku belum pernah menanyakan namanya”

“Unnie, apa yang sedang kau lakukan dikamarku?” tanya yeri yang baru saja memasuki kamar

“Ah kau sudah bangun, malam ini aku ingin tidur dikamarmu”

“Wae…? Dan apa yang sedang kau lakukan?” tanya yeri menghampiri unnie nya itu

“Aku hanya merasa bosan dikamarku, aku sedang melihat lihat album foto sekolah milikmu”

“Oh… Begitu” ucap yeri kemudian berbaring disamping yoona

“Yeri-ah, apa kau mengenal kwon soojung?”

“Huh? Nugu? Aku tak mengenalnya”

“Benarkah? Kau pernah melihat yeoja ini?” tanya yoona sambil menunjukkan foto krystal

“Eh? Yeoja ini yang memiliki nama itu? Aku mengenalnya, tapi aku hanya tau namanya krystal, dia penyiar radio di sekolah tapi ku dengar dia sedang cuti karena mengalami kecelakaan”

“Ah.. Begitu, tapi mengapa dia tak mengenalku ya? Aku kan cukup populer disekolah saat itu?” gumam yoona

“Yaish percaya diri sekali, kau pikir siswa sekolah kita hanya ada seratus dua ratus siswa eoh? Yang ada mengapa kau tak mengenalnya? Setahuku yeoja itu sangat populer, akupun pernah mengaguminya walaupun dia terkenal sangat dingin”

“Begitu ya”

“Kenapa kau bertanya tanya tentang dia? Apa kau menyukainya?”

“Anniyoo… Kenal saja tidak”

“Lalu? Mengapa kau bertanya tanya tentangnya? Apa kau juga mengaguminya? Jja, aku beri ini untukmu” ucap yeri membuka buka album fotonya dan memberikan sebuah foto pada yoona

“Ini yeoja itu? Yah mengapa kau memberikan foto ini padaku”

“Ah sudahlah, aku tau kau mengaguminya unnie.. Ambil saja, dengan begitu kau tak akan menggoda teman temanku lagi, dasar player”

“Mwoyyaaahh?? Aku tak seperti itu yaish…!!”

“Sudahlah aku mau tidur lagi, kau jangan berisik jika ingin tidur dikamarku” ucap yeri membalikkan tubuhnya memebelakangi yoona

“Yaish… Bocah ini” ucap yoona ingin menjitak adiknya itu, namun saat mengangkat tangannya pandangannya tertuju pada foto krystal yang dipegangnya. Iapun tak jadi menjitak krystal dan terdiam memandang foto itu

“Hmm…. Cute juga” refleks yoona sambil memasukan foto itu kedalam sakunya , iapun ikut berbaring disamping adiknha itu

……..

Keesokan harinya krystal merasa heran karena saat terbangun ia melihat tubuhnya ditutupi selimut dan ia tak melihat yoona didalam kamarnya, krystalpun berjalan keluar dari kamar yoona dan berjalan menuju ruang keluarga, ia melihat yoona telah berkumpul bersama keluarganya sedang menikmati sarapan pagi

“Kau sudah bangun” ucap yoona begitu melihat krystal duduk disampingnya

“Semalam kau yang menyelimutiku? Mianhae telah memakai tempat tidurmu, mengapa kau tak membangunkanku?”

“Aku hanya sedikit kasihan padamu yang tertidur begitu pulas”

“Lalu kau tidur dimana semalam?”

“Di kamar adikku” ucap yoona, tanpa sadar keluarganya telah menatapnya heran melihat yoona yang terlihat aneh

“Yoong, kau berbicara dengan siapa?” tanya tiffany

“Eh, hehehe mian aku sedang latihan drama eomma”

“Oh… Aku pikir kau berbicara sendiri, eomma jadi khawatir”

“Hahaha kau tenang saja, anakmu masih waras kok”

“Appa mau berangkat sekarang, yeri-ah kau mau berangkat dengan siapa?” tanya taeyeon

“Ah dia bersama denganku saja appa” ucap yoona

“Baiklah kalau begitu, kalian hati hati yah… Appa berangkat dulu” ucap taeyeon mencium kedua anaknya dan istri kesayangannya itu

“Ah aku harus ikut dengannya, aku ingin tahu keadaanku, aku pergi dulu ya.. Bye” ucap krystal, yoona hanya terdiam tubuh yeoja yang berlari menyusul appanya itu

“Keadaanmu masih sama, tidak kah kau ingin kembali kedalam tubuhmu?” ucap yoona dalam hati

……

“Sica.. Sudah pagi, bangunlah” ucap yuri tengah bersiap siap, jessica menginap di rumah sakit semalam dengan tidur diatas soffa

“Enghh….  Kau mau kemana yul?” tanya jessica 

“Aku akan berngkat bekerja” jawab yuri

“Kau masih bekerja sebagai pelayan restoran yul?” 

“Nne…”

“Yul… Ambilah” ucap jessica sambil memberikan sebuah kartu debit miliknya

“Untuk apa itu?”

“Untuk menyewa apartemen, rumahmu sangat kecil, tidak kah kau merasa tak nyaman?”

“Anni… Kau simpan saja sica, aku lebih nyaman berada dirumahku, ah anniyo, maksudku rumah kita” ucap yuri tersenyum memandang jessica, sementata yeoja dihadapannya itu hanya terdiam

“Hmm… Yasudah kalau begitu , kalau kau ada perlu apa apa kau bisa hubungi aku” 

“Nne… Gomawo..” ucap yuri, diam diam hatinya merasakan sakit karena pada kenyataannya yuri merasa lebih rendah dibanding jessica yang lebih bisa menghasilkan uang lebih banyak darinya, yuri merasa tak bisa melakukan dan memberikan apa apa lagi untuk jessica dengan penghasilannya

Yuri pun pergi meninggalkan ruangan

…..

Di kampus

“Yoong… Bagaimana? Apa hantu itu telah pergi?” tanya hara berlari menghampiri yoona

“Hmm… Begitulah, sampaikan terimakasihku pada halmoni” jawab yoona

“Woah daebak…! Halmoni memang super” ucap irene yang sudah berada disamping yoona

“Mata kuliah sejarah tadi membuatku lapar, kajja kita makan” ajak hara

“Let’s go!! Makan dimana kita?”

Ketiganyapun memasuki food court kampus, saat itu yoona melihat seorang pelayan yang dikenalnya

“Kita makan disana saja” ucap yoona

Restoran jepang? Tumben sekali, tapi sepertinya menarik, kajja” 

Ketiganya pun memasuki restoran itu

“Biar aku saja yang memberikannya” ucap yoona mengambil kertas menu pesanan yang telah ditulis dua sahabatnya itu

“Eh? Kita kan bisa memanggil pelayan yoong” ucap irene namun yoona sudah terlanjur meninggalkan meja

Ia berjalan menghampiri yuri yang sedang membereskan piring piring

“Anyeong…” ucap yoona, iapun menyerahkan kertas pesanan itu pada yuri

“Loh, kau bisa memanggilku tak perlu repot repot kemari”

“Ah gwaenchanna… Aku sekalian ingin meminta maaf telah menabrakmu hingga terjatuh waktu itu”

“Oh… Ternyata itu kau, gwaenchanna… Aku bahkan sudah melupakan hal itu”

“Oh n..nn.nne.. Kalau begitu aku akan kembali ke mejaku”

“Nne…” jawab yuri tersenyum ramah

“Yaish… Bagaimana agar aku bisa akrab dengannya? Dan setelahnya apa yang harus aku lakukan? Dasar hantu cerewet menyusahkanku saja” gumam yoona dalam hati

TBC

Segini dulu yak, keburu ngantuk 😅

Bye…

Second Chance part 3

 

picsart_09-15-12.37.07.jpg

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Im Yoona, Kwon Soojung (krystal), Kwon Yuri, Jessica Jung, Seojuhyun, Tiffany Hwang, kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

 

……………………………………………

Sambil menunggu ramyun matang, yoona kembali duduk dihadapan krystal

“mengapa kau memperhatikanku seperti itu? dasar byunt” ucap krystal segera menutup dadanya saat melihat yoona memperhatikannya dari atas ke bawah

“mwo? yah aku tak sedang memperhatikan dadamu yang kecil itu, aku sedang melihat keseluruhanmu, kau masih sekolah ya”

“what? dada ku kecil? yah! tak sopan sekali kau”

“memang begitu kenyataannya, aku hanya berbicara sesuai fakta”

“kau pikir punyamu lebih besar huh? kau sendiri juga kurus”

“eiyyy… aku tak bilang jika punyaku besar, lagipula mengapa kita jadi membicarakan soal dada”

“kau sendiri yang mulai, babo! lalu mengapa kau tau aku masih sekolah?”

“kau sendiri juga babo, lihatlah.. kau tak sadar jika kau memakai seragam sekolah?”

“oh iya hehehe, aku siswa kelas 3 soshi high school, wae? kau ingin mencari tahu tentangku? aku bisa menceritakan semua tentang kehidupanku”

“yaish… kau percaya diri sekali, aku tak ingin tau tentangmu, tak penting”

“ishh menyebalkan, kau harus tau… agar lebih mudah membantuku”

“tak perlu” ucap yoona membuang muka sambil menyilangkan kedua tangannya diatas dada

“soshi high school? berarti dia satu sekolah dengan yeri omo.. aku juga kan alumni dari sekolah itu haha yoong babo” ucap yoona dalam hati, ia hanya berpura pura cuek pada krystal

yoona kembali berdiri dan mengangkat ramyun matang yang sedang dimasaknya, iapun meletakkan panci berisi ramyun diatas meja makan. krystal terus memperhatikan yoona yang sedang menikmati ramyun yang dibuatnya

“wae? kau mau?”

“aku sudah lama tak mengisi perutku” ucap krystal

“nugu?”

“aku”

“yang…. tanya… hahahaha”

“yaish… menyebalkan sekali manusia ini! jadi penasaran bagaimana rasanya daging manusia”

“hehe aku hanya bercanda, kau mau?”

“shiro.. aku sudah tak nafsu” ucap krystal kemudian berlalu meninggalkan yoona di ruang makan

begitu selesai makan, yoona berjalan memasuki kamarnya

“yah jangan menyentuh barang barangku!” ucap yoona saat melihat krystal berbaring diatas tempat tidurnya sambil mebaca komik milik yoona

“up to me, kau sudah kuliah masih saja suka mebaca buku yang seperti ini”

“up to me” ucap yoona menirukan krystal, kemudian ia duduk disamping krystal “so kapan aku mulai membantumu?” tambahnya, krystal langsung duduk menghadap yoona

“jadi benar kau ingin membantuku?” tanyanya girang

“kau bertanya seperti itu? tentu saja aku tak mau, dasar plin plan”

“yaish menyebalkan…”

“lalu?”

“aku ingin kau membantuku membuat appa dan eommaku kembali bersatu sebelum aku benar benar pergi”

“benar benar pergi maksudmu?”

“sebenarnya aku masih dalam keadaan koma, aku tak tau mengapa arwahku bisa keluar seperti ini, rasanya begitu kesepian.. aku ingin membawa kembali kebahagiaan appaku, dia sangat menderita”

yoona terdiam mendengarkan cerita krystal

“appa dan eommamu berpisah?”

“ku dengar, appa masih belum menandatangani surat perceraiannya, appa dan eomma hanya pisah rumah”

“apa mereka masih saling mencintai?”

“molla… appaku masih sangat menyayangi eomma, tapi ia selalu melihat eomma bermesraan dengan namja lain”

“mengapa kau tak memintaku mencari perempuan lain untuk appamu?”

“yah pabo-yaa.. aku tak ingin perempuan lain selain eommaku!”

“aku hanya bercanda”

“yaish… masih sempat sempatnya bercanda saat seperti ini”

“stop!! jangan bercerita lagi!” ucap yoona mengangkat telapak tangannya didepan wajah krystal

“wae…??”

“sekarang sudah jam 5 sore, aku akan mandi dan bersiap siap”

“kau akan pergi?”

“tentu saja, ini malam minggu”

“ah.. kau akan berkencan, aku heran mengapa ada manusia yang mau denganmu”

“yah, begini begini aku banyak disukai, kau tak tau yah”

“tentu saja tidak, dan aku tak mau tahu”

“yaish.. sana keluar, aku mau mengganti pakaianku”

krystalpun keluar dari kamar yoona dan menunggunya di ruang TV. tak berapa lama ia melihat yoona menuruni tangga dengan pakaian yang sudah rapi

yoona-airport-picture-1

“tampan…” gumam krystal terpaku melihat penampilan yoona, beruntung yeoja itu tak mendengarnya

yoona langsung berjalan membukakan garasi dan mengeluarkan mobilnya

“yah, apa yang kau lakukan, turun!” ucap yoona saat melihat krystal sudah duduk di kemudi belakang

shiro! aku mau ikut denganmu, kau tenang saja… aku tak kan mengganggu kencanmu”

“yaish… awas saja kalau kau menghancurkan kencanku” ucap yoona, ia pun menancapkan gas dan menuju rumah seohyun

**

“haaah… akhirnya selesai juga” ucap bora setelah mengunci pintu restoran

“hahaha kau semangat sekali bora-yaa”

“tentu saja yul, ini malam minggu.. aku akan berkencan dengan kekasihku, kau langsung ke rumah sakit?”

“nne… aku tak bisa meninggalkan krystal sendirian”

“apa jesica unnie tak pernah menjaganya?”

“hmm… anniya, dia hanya sibuk dan belum memiliki waktu kosong”

“kau selalu saja membelanya, yasudah aku pergi dulu ya… kau hati hati dan lekaslah makan”

“nne… bye…”

setelah berpisah, yuri pun berjalan menuju rumah sakit

“yul” panggil seseorang yang baru saja menepikan mobilnya, yuripun menoleh

“sica?”

“kau darimana? masuklah”

“apa tak apa apa kah? bagiamana jika ada orang yang melihat?” tanya yuri sambil menolehkan kepalanya ke segala arah

“tak akan, lagipula ini sudah malam, kajja”

yuri pun segera memasuki mobil yang dikemudikqn jessica

*diperjalanan*

“kau habis darimana?” tanya jessica sambil fokus mengemudi

aku baru saja pulang bekerja, kau sendiri? apa tak ada jadwal syuting atau show?”

“aku juga baru selesai syuting, jadwal hari ini tak terlalu padat” ucap jessica, yuri hanya mengangguk paham dan keduanya kembali terdiam namun sesekali jessica menatap wajah yuri saat yeoja itu tak melihatnya, yuri terlalu asik melihat pemandangan dari kaca mobil

“yul…” panggil jessica pelan, yuripun menoleh

“nne?”

“soal kemarin.. maafkan aku”

“gwaenchanna… itu memang kelalaianku”

jessica kembali terdiam canggung, namun pandangannya tertuju kearah lengan yuri yang terlihat diikat sebuah kain

“kenapa dengan tanganmu yul?” tanya jessica terlihat khawatir

“ahh… ini, tadi siang aku terjatuh setelah tertabrak seorang mahasiswa, tapi ini tak apa apa” ucap yuri sambil mengusap usap tangannya. namun jessica langsung menepikan mobilnya dan berjalan keluar menuju sebuah minimarket, tak berapa lama iapun kembali sambil membawa bungkusan, tanpa bicara ia langsung menarik tangan yuri dan membuka kain penutup luka pada lengannya, sementara yuri hanya terdiam dibuatnya

“luka seperti ini kau bilang tak apa? kau hanya menutupnya dengan kain, lihatlah.. disamping lukamu telah membiru, dari dulu kau selalu saja ceoboh yul”

“hehehe tadi bora telah mengobatiku, tapi di restoran tak ada kain perban dan kami tak ada waktu untuk membelinya jadi hanya memakai kain”

“bora? nugu?”

“rekan kerjaku”

“oh…”

jessica dengan serius mengobati luka pada lengan yuri, sementara yeoja dihadapannya itu hanya terdiam menatap jessica

“aku sangat merindukanmu yang seperti ini, sica” ucap yuri dalam hati sambil tersenyum melihat istrinya itu

tak berapa lama mereka pun tiba, an jessica menepikan mobilnya didedan rumah sakit

“mian, aku hanya bisa mengantarmu sampai sini” ucap jessica

“eh? wae?”

“aku sudah ada janji bertemu dengan taecyeon”

“kau akan berkencan dengannya? ini malam minggu”

“yul… jangan memulai”

“mianhae aku hanya bertanya, yasudah kalau begitu.. gomawo telah mengantarku, semoga kau memiliki waktu untuk menemui krystal, bagaiamanapun juga dia sangat membutuhkanmu”

“hmm… aku tau, nanti aku akan menemuinya”

setelah melihat yuri memasuki rumah sakit, jessica pun menginjakkan gas meninggalkan rumah sakit menuju sebuah restoran di pusat kota seoul

…………………..

Begitu tiba, yoona melihat sebuah mobil terparkir didepan rumah seohyun, iapun segera memarkirkan mobilnya dibelakang mobil itu dan segera berjalan  menuju rumah seohyun

*tingtong* yoona menekan bel pintu rumah seohyun dan tak berapa lama sosok yang dicaringapun membuka pintu

“Yoong, silahkan masuk” ucap seohyun sambil tersenyum menyambut yoona

“Nne…” ucap yoona tersenyum kemudian berjalan memasuki rumah seohyun

“Ah… Jadi dia pacarmu? Hmm… Cantik juga, walaupun lebih cantik aku sih” ucap krystal membuat yoona menatapnya datar namun setelah sampai di ruang tamu pandangan yoona teralih pada seorang namja yang sedang duduk dan tersenyum saat melihatnya

“Yoong, kau mengenalnya kan? Dia yonghwa oppa senior kita di kampus” ucap seohyun

“Ah… Nne, dia kapten basket kan? Anyeong” ucap yoona kemudian menyapa yonghwa

“Anyeong…” sapa yonghwa

“Ommo!! Tampan sekali oppa ini, kyaaa” teriak krystal saat melihat yonghwa ,lagi lagi yoona meliriknya jengkel

“Cih.. Apanya yang tampan, jelas lebih tampan aku” ucap yoona dalam hati

“yoong aku ingin menyampaikan ini padamu, mianhae setelah makan malam nanti aku tak bisa menemanimu nonton karena yonghwa oppa mengajakku ke pameran di book store, aku ingin sekali kesana”

“oh.. gwaenchanna… kita bisa nonton lain kali” ucap yoona tersenyum terpaksa

“bagaimana kalau yoong ikut kami saja, ini sangat baik untuk mahasiswa baru seperti kalian” ucap yonghwa

“ah… kau benar oppa, yoong harus ikut yah yah yah, jebal…” ucap seohyun

“aahahha baiklah kalau begitu” ucap yoona

“omo, sepertinya akan menjadi kencan yang menyenangkan hahaha” ledek krystal membuat yoona menatapnya tajam

“awas kau hantu menyebalkan” gumam yoona

ketiganyapun meninggalkan rumah seohyun menuju restoran dengan mobil milik yoona

*****

“tae mengapa kau melamun?” ucap tiffany saat melihat suaminya melamun sambil berbaring di tempat tidur, iapun ikut berbaring dengan lengan taeyeon sebagai bantalan kepanya

“aku sedang memikirkan yul” ucap taeyeon menoleh pada tiffany kemudian kembali memandang langit langit kamar

“oh ya, bagaiamana keadaan krystal?”

“sejujurnya keadaan krystal sangat buruk, kemunginan untuk sadar hanya beberapa persen.. tapi aku tak tega mengatakan ini pada yul” ungkap taeyeon

“benarkah? tapi kau akan terus berusaha kan baby? aku akan terus mendoakanmu”

“hmm… tentu saja” ucap taeyeon ” dengan ini setidaknya aku bisa menebus semua kesalahanku padamu yul” tambah taeyeon dalam hati, pikirannya kembali melayang memikirkan peristiwa beberapa tahun silam

*flashback*

“taeng, aku ingin mengenalkan seseorang padamu” ucap yuri terlihat senang saat menghampiri sahabatnya yang sedang serius membaca buku di taman kampus

“nugu?” tanya taeyeon begitu mengalihkan pandangannya pada sosok yeoja yang berdiri dibelakang tubuh yul, yeoja itu pun tersenyum dan mengulurkan tangannya

“jessica jung sooyeon imnida” ucap yeoja itu

wp-image-603424387jpg.jpeg

taeyeon tak berkedip saat melihat jessica tersenyum padanya, detak jantungnya terasa lebih cepat dan taeyeon merasa jika kupu kupu didalam perutnya mulai beterbangan ingin melepaskan diri. ya, taeyeon telah jatuh cinta pada jessica

“dia kekasihku dan suatu saat akan menjadi istriku taeng hahaha” ucap yuri membuyarkan lamunan taeyeon

“a.. ah… begitu hahaha kau harus hati hati sica-yaa yul adalah seorang playgirl dan banyak yeoja yang menggodanya” ucap taeyeon

“benarkah?” *plakkk* ucap jessica sambil memukul lengan yuri

“aw… yah yah yah midget mengapa kau berbicara seperti itu, aku sudah tak seperti yul yang dulu lagi…aku bisa membuktikannya padamu sica”

“hmm.. oke, lihat saja jika kau melanggar ucapanmu” ancam jessica sambil memasang ice glare nya namun ketiganya pun kemudian tertawa dan kembali bercanda tawa

hari demi hari taeyeon semakin dekat dengan jessica karena yuri selalu mengajaknya jika akan jalan jalan bersama kekasihnya itu

namun saat pertengahan semester, jessica diketahui hamil hingga yuri memutuskan untuk menikahinya meskipun hubungannya ditentang oleh kedua orang tua yuri yang menginginkan yuri meninggalkan jessica dan meneruskan pendidikannya agar stelah lulus bisa meneruskan perusahaan ayahnya, namun yuri tetap bersikeras ingin bertanggung jawab menikahi jessica hingga nama yuri dihapus dari daftar keluarganya dan seluruh harta milik yuri ditarik oleh ayahnya

yuri memutuskan untuk berhenti kuliah dan memilih bekerja agar bisa menghidupi jessica dan bayi yang dikandungnya meskipun begitu jessica tetap meneruskan studinya, ketika di kampus jessica hanya ditemani oleh taeyeon.

karena kesibukan yuri yang harus bekerja seharian membuat jessica kehilangan perhatian yuri, keduanya kerap kali bertengkar karena sama sama memiliki sifat keras kepala membuat jessica selalu menginap di apartemen taeyeon jika sedang bertengkar dengan yuri, tak jarang taeyeon selalu menasehati keduanya dan membantu agar keduanya menjadi akur kembali

namun disaat kehilangan kasih sayang yuri, jessica telah mengetahui jika taeyeon telah lama mencintainya karena sifat perhatiannya, hingga ia jatuh hati pada sahabatnya itu dan akhirnya keduanya menjalin hubungan dibelakang yuri

setelah beberapa bulan

“sica, aku rasa kita tidak seharusnya seperti ini, yul sangat mencintaimu dan aku hanya akan menjadi sahabat yang sangat jahat” ucap taeyeon

“tapi taeng”

“aku tau kau juga sangat mencintainya dan kau juga sangat membutuhkan kasih sayang hingga kau bisa merasaannya dariku, tapi ini salah sangat salah, didalam perutmu sudah ada darah daging yul bahkan yul rela dihapuskan dari daftar keluarganya demi memilihmu”

“hmm… kau benar taeng” ucap jessica mulai menitikkan air matanya

“sekarang kembalilah padanya, dia sangat merindukanmu… kau sudah satu bulan menghindarinya eoh” ucap taeyeon memeluk jessica

“mianhae taeng…”

“jangan meminta maaf padaku, tapi minta maaflah pada yul. kita lupakan saja hubungan kita selama ini, aku lebih bahagia melihat sahabatku bahagia daripada aku harus bahagia dengan menusuk sahabatku” ucap taeyeon melepaskan pelukannya, ia mengangkat tangannya mengusap air mata jessica namun tanpa sepengetahuan keduanya, yuri telah berdiri tak jauh dari mereka berdua

sepulang bekerja yuri membelikan seikat bunga untuk kembali membujuk jessica agar mau pulang, namun saat tiba diapartemen taeyeon ia melihat pintu apartemen terbuka dan yuripun langsung masuk, namun tak disangka ia mendengarkan dan melihat taeyeon dan jessica

*pluk!!* yuri menjatuhkan bunganya membuat taeyeon dan jessica menoleh kearahnya, keduanya terlihat terkejut saat melihat yuri. dengan perasaan marah yuri berlari meninggalkan apartemen taeyeon

“y..yyul… aku bisa jelaskan” ucap taeyeon setelah berhasil menyusul yuri

“tak ada yang perlu disjelaskan kim taeyeon, aku tak menyangka jika sahabatku sendiri telah menusukku dari belakang”

“yul.. ini tak seperti yang kau pikirkan”

“lalu maksudmu apa menjalin hubungan dengan istriku dibelakangku huh? dan kau jessica, aku tak menyangka kau mengkhianati seluruh pengorbananku”

“yul ini salahku, mianhae” ucap jessica tak bisa menahan tangisnya

“lepaskan!” teriak yuri mencoba melepaskan tangan jessica yang terus menggenggamnya, namun karena terlalu kuat membuat jessica terdorong dan menabrak tubuh taeyeon hingga tubuhnya terdorong kejalan raya dan tak jauh darinya sebuah truk akan melintas dengan kelajuan yang sangat cepat

*tiiinnntiiiinnn…….*

“kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….!” teriak taeyeon, karena terkejut ia merasa tubunya begitu kaku untuk menghindar

“taeng!!!

*braaakkkk!!!* truk itupun berhenti setelah seseorang terlempar begitu tubuhnya tertabrak oleh truk tersebut

perlahan taeyeon membuka kedua matanya saat tubuhnya merasa terlempar, ia masih bisa mendengar jelas suara tangisan jessica tak jauh darinya, iapun mengangkat tubuhnya dan melihat jessica menangis sambil memangku seorang yeoja yang terbaring tak sadarkan diri dengan darah yang terus terusan mengalir dari kepalanya

“yul…. ireonna…. bertahanlah yul… aku mohon!! hiks hiks” teriak jessica sambil menangis histeris

taeyeon terdiam mematung melihat itu

saat dirinya tinggal beberapa meter dari sebuah truk yang melaju kencang kearahnya, yuri langsung berlari menyelamatkan taeyeon, namun sayang tubuh yuri terlambat menghindar hingga truk itu menabrak tubuhnya

“yul…” panggil taeyeon, air matanya pun mengalir melihat sahabatnya itu

setelah kejadian itu yuri langsung dibawa ke amerika untuk  melakukan pengobatan didampingi oleh jessica, taeyeonlah yang bertanggung jawab membiayai seluruh biaya pengobatannya meskipun ia tak bisa ikut ke amerika dan tetap melanjutkan pendidikan kedokterannya di seoul hingga iapun bertemu dengan cinta sejatinya seorang yeoja bernama tiffany hwang dan menikahinya. taeyeon selalu mencari tahu keberadaan yuri hingga ia tahu jika yuri berhasil diselamatkan meskipun sahabatnya itu harus kehilangan ingatannya namun taeyeon bahagia saat mengetahui kehidupan yuri dengan jessica telah kembali bahagia.

Flashback end

“kau menangis? uljimma….” ucap tiffany menghapus air mata taeyeon

“hmm… gomawo honey” ucap taeyeon, iapun memeluk erat istri kesayangannya itu, keduanya pun memejamkan mata

………………

Di book store, yoona membolak balikan buku komiknya. entah sudah berapa komik yang ia baca, iapun kembali menoleh memandang seohyun yang sedang asik berbincang dengan yonghwa, keduanya masih asik membahas buku pengetahuan. yoona tahu jika seohyun sangat suka membaca buku semacam itu, sangat berbeda dengan dirinya yang sangat anti, iapun hanya bisa memandang bosan pada mereka.

“hufht….. membosankan sekali”

“booo!!!” krystalpun tiba tiba muncul dihadapan yoona

“yah! kemana saja kau?”

“aku baru selesai berkeliling, ah… apa kau meindukanku?” goda krystal

“ish… mana mungkin, tadinya aku bersyukur jika kau tak kembali, kajja kita pergi”

“eh? mau kemana? lalu kekasihmu?”

“dia bukan kekasihku, aku bosan disini”

“ah… jadi begitu, pantas kau bosan… sudah kelihatan dari wajahmu”

“kelihatan apa?”

“tipikal orang yang malas belajar apalagi membaca” ucap krystal

“yah! kalau begitu kau pulang sendiri, tak usah ikut denganku!” ucap yoona berjalan meninggalkan krystal

“eh eh.. aku hanya bercanda hehehe”

“bercandamu bukan di waktu yang tepat, mood ku sedang buruk”

“wae…? apa karna namja itu?”

yoona tak menjawabnya, ia terus berjalan diikuti krystal yang mengekor hingga keduanya berhenti disebuah taman

“mengapa kita behenti disini? kau benar benar seperti anak kecil saja, selain membaca komik, mengoleksi robot robotan ternyata kau masih menyukai taman bermain anak anak” ucap krystal, iapun ikut duduk disamping yoona

“kau ini bawel sekali, justru ini yang membuat moodku membaik, aku bisa membayangkan masa kecilku bersama appa dan adikku yang hanya bersenang senang tanpa memikirkan seseorang”

“ah… begitu, kau pasti sangat dekat dengan keluargamu, apa mereka tak pernah bertengkar?”

“anni, appa selalu mengalah jika kedua orang tuaku mulai berbeda pendapat”

“hmm…. senangnya” ucap krystal, yoona pun menoleh kearahnya dan melihat krystal yang terlihat sedih

“apa kedua orang tuamu selalu bertengkar?”

“dulu kami begitu bahagia, tapi setelah karier eomma sebagai seorang aktris dan penyanyi solo meningkat semuanya jadi berubah, kata managernya lebih baik eomma terus berpura pura masih single agar popularitasnya terus meningkat, awalnya appa tak setuju namun eomma sangat mencintai pekerjaannya akhirnya ia mengalah tapi mereka jadi sering beradu argumen hingga eomma marah pada appa dan pergi dari rumah, eomma tinggal diapartemennya”

“dan setelah itu kau dan eomma mu menjadi jauh?”

“untuk bertemu dengannya sekedar makan bersama saja harus sembunyi sembunyi, bahkan saat eomma tiba di rumah sakit saja mereka masih sempat sempatnya bertengkar didekatku” ucap krystal, air matanya mulai luruh membasahi pipinya. tentu saja yoona yang melihatnya merasa tak tega, ingin rasanya ia memeluk yeoja disampingnya itu namun ia terlalu enggan

“lalu mengapa kau berada didalam mobil appaku?”

“appamu yang menanganiku, dan aku mendengar jika appamu dan appaku dulu saling bersahabat, saat itu aku bosan terus terusan berada dirumah sakit tanpa teman mengobrol, akhirnya aku ikut bersama appamu dan aku tak menyangka jika kau ternyata bisa melihatku, apa kau memang bisa melihat hantu?”

“anniyo… hanya kamu hantu yang bisa kulihat, aku juga heran”

keduanya kembali terdiam dengan pikiran masing masing, kini yoona telah mengetahui satu hal lagi jika yeoja dihadapannya itu adalah pasien appa nya dan yoona menjadi teringat tentang appanya yang terlihat akrab dengan seorang yeoja yang bekerja sebagai pelayan di restoran jepang dikampusnya, taeyeon pernah memberitahunya jika putri yeoja itu adalah pasiennya

“aku harap kau bisa membantuku, setidaknya sebelum aku pergi aku bisa melihat appa  kembali bahagia bersama eomma” 

“mengapa kau berbicara seperti itu? yah, apa kau sudah menyerah dengan hidupmu?”

“aku hanya berjaga jaga” ucap krystal, pikirannya kembali mengingat saat ia tak sengaja berjalan melewati ruangan taeyeon dan mendengar dokter itu berbincang dengan asistennya

Flashback

“bagaiamana jawaban dari pihak rumah sakit disana? apa mereka mau menerima?”

“hm… mereka juga meragukan keselamatannya, kemarin sudah ada dari pihak mereka datang kesini dan melihat keadaannya dan mereka merasa tak yakin dengan melihat kondisinya, otak dan tubuhnya bisa dibilang telah mati namun detak jantungnya masih bertahan”

“apa pihak keluarganya telah mengetahui ini sunbae?”

“yul ataupun jessica belum mengetahui hal ini, aku masih belum tega meberitahukan ini pada yul, dia pasti akan sangat terluka mendengarnya”

“lalu? apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“aku akan terus berusaha semampuku”

“aku percaya padamu sunbae”

“gomawo sunny-ah, aku harap kau akan selalu membantuku”

“tentu saja sunbae”

krystal menjatuhkan tubuhnya setelah mendengar itu, air matanya kembali luruh. ia merasa begitu terlambat ingin membuat kedua orang tuanya kembali bersama

Flashback end

“hey lihat, bintang jatuh! ppali ucapkan permohonan ppali…!!” teriak yoona sambil menunjuk kearah langit

“ah benarkah?”

“tentu saja, aku dan keluargaku selalu melakukan itu jika sedang memandang langit bersama” ucap yoona, iapun melihat krystal menutup kedua matanya dan mengepalkan kedua tangannya

Tuhan, aku mohon beri aku kesempatan kedua untuk membuat appa dan eomma kembali bersama sebelum Kau mengambilku” ucap krystal daam hati

“Tuhan, aku tau dia yeoja yang sangat kejam dan sadis terhadapku, tapi aku mohon kabulkan permintaannya agar dia tak terus terusan mengikutiku” ucap yoona ikut mengucapkan permohonan

“kajja kita pulang” ajak yoona, tanpa sengaja ia menarik tangan krystal membuat yeoja disampingnya itu terpaku

keduanyapun berjalan menuju basement parkiran dengan masih bergandengan tangan, namun langkah krsytal terhenti saat melihat sebuah dress terpampang di dalam sebuah toko pakaian

“oh my god, so beauty…” gumamnya

“wae…? kau melihat apa?” tanya yoona menghampiri, matanya pun mengikuti arah pandangan krystal

“dress itu sangat cantik, akun ingin sekali memakainya”

“oh… kau tinggal memakainya, kau kan bisa menyentuh benda”

“yah! bukan seperti itu, orang orang akan berlari ketakutan jika melihat sebuah dress melayang, agar mereka tak melihat seseorang harus membakarnya dan bilang jika pakaian ini untuk orang yang akan ia berikan”

“lalu?”

“kau lihat kan jika aku sudah beberapa hari hanya memakai seragam sekolah ini? aku bosan…”

“yah, jangan bilang kau ingin aku membelinya lalu aku membakar baju itu untuk diberikan untukmu? kau tak lihat jika harga nya semahal itu? shirro!”

“yah… aku hanya meminta satu, lagipula aku bisa menggantinya setelah aku sadar nanti”

“katamu kau tak akan selamat”

“yah! aku tak berbicara seperti itu, lagipula kau bisa meminta appaku nanti”

“babo-yaah… yang ada aku bisa dipukul appamu jika tiba tiba muncul dan meminta uang padanya, shirro! kajja pulang, kalau tidak ya aku tinggal” ucap yoona berjalan meninggalkan krystal

“yaish… kenapa harus orang yang menyebalkan seperti ini yang dapat melihatku!” kesal krystal, iapun berlari menyusul yoona

 

TBC

mian lama bgt ngepost.nya… heheh lagi banyak bgt kegiatan dikampus 

semoga kalian masih ingat huhuhuhu