We Are Different Part 16

PicsArt_02-21-08.46.28

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………..

Yuri dan tiffany kini berada dalam 1 mobil menuju rumahnya sementara taeyeon menggantikan yuri mengantar seohyun pulang

Awalnya yuri meminta semuanya memasuki mobil namun seohyun menolak karena masih harus berbelanja kebutuhan di minimarket, akhirnya taeyeon bersedia menggantikan untuk menemani seohyun setelah dimintai yuri. Karena keadaan tiffany yang kurang sehat dan suhu diluar semakin dingin, akhirnya yuri harus segera membawa tiffany pulang

Selama di perjalanan kedua yeoja itu hanya terdiam dengan pikirannya masing masing. Namun tiffany terkejut saat telapak tangan yuri tiba tiba menyentuh dahinya.

“Masih hangat, kenapa di cuaca sedingin ini kau keluar?” Ucap yuri tanpa melihatnya

“Emm… mianhae yul, aku terlalu mengkhawatirkan yoona yang pergi setelah bertengkar dengan jessica”

“Yoona? Mengapa tak ada yang memberitahuku?”

“Itu… aku tak ingin mengganggu pekerjaanmu” ucap tiffany menatap yuri yang sedari tadi masih fokus menyetir

“Mianhae” ucap tiffany kembali kini menundukkan wajahnya

“Gwaenchanna… tapi lain kali pakailah jaket yang tebal dan beri tahu aku apapun yang terjadi, apalagi yoong adikku” ucap yuri kini menatap wajah tiffany dan sedikit menyunggingkan senyumnya untuk menghilangkan kecanggungan mereka

“Nne… arasso…” ucap tiffany membalas senyuman kekasihnya itu meskipun didalam hatinya ada yang masih mengganggu.

Ya, yeoja yang dilihatnya bersama yuri beberapa saat yang lalu.

“Mengapa mereka hanya berdua? Mengapa keduanya terlihat begitu dekat? Ah.. ya, yuri memang selalu berbuat baik pada siapapun, tapi…. mengapa mengapa dan mengapa?” Begitulah yang ada di isi pikiran tiffany, ingin rasanya ia bertanya namun ia urungkan karena tak ingin suasana kembali canggung dan membebani yuri. Ia masih melihat yuri bersikap tak sehangat seperti biasanya. Tiffany berpikir bahwa itu karena yuri telah memergokinya bersama namja bernama taehyuk itu atau mungkin yuri masih marah padanya karena tak mendengar nasihat dari kekasihnya itu. Yuri selalu mengkhawatirkan keadaan tiffany namun ia malah pergi dengan kecerobohannya tak memakai jaket yang tebal sehingga membuat tubuhnya kembali demam.

“Sudah makan?” Tanya yuri

“Em…” belum sempat tiffany menjawab ternyata suara didalam perutnya sudah mendahului menjawab

“Hemmm….” gumam yuri

“Mianhae…” ucap tiffany kembali meminta maaf

“Gwaenchanna… nanti aku akan memasak” ucap yuri

Sesampainya di rumah, yuri langsung memasuki dapur mempersiapkan segala peralatan memasak dan bahan2nya dari kulkas

“Y..yyul, kau pasti lelah, biar aku saja yang memasak” ucap tiffany menahan tangan yuri yang baru saja akan memasang celemek

“Andwae… kau duduk saja disini” ucap yuri menarik tangan tiffany dan mendudukan tubuhnya di kursi ruang makan “badanmu kembali demam, akan aku buatkan bubur” ucap yuri mengusap lembut kepala tiffany

Yuri pun kembali memasuki dapur dan memasangkan celemek pada tubuhnya, menarik lengan kemeja kantornya yang belum sempat diganti dan mulai mencuci sayuran, memotong hingga memasaknya

Tiffany sedari tadi terus memperhatikan kekasihnya, ia kembali merasa bahagia memiliki yuri tetap begitu perhatian padanya hingga ia sejenak melupakan pikiran pikiran yang mengganggunya mengenai yeoja bernama seohyun itu.

“Ah ya, yul… jessica dari tadi siang sepertinya masih belum keluar dari kamarnya, apa kau tak keberatan membuatkan juga untuknya”

“Nne, tentu saja” ucap yuri mengangkat jempol tangannya keatas

Setengah jam kemudian yuri membawakan nampan dengan beberapa mangkuk yang terisi masakan diatasnya. Ditatanya masakan itu dihadapan kekasihnya.

“Huh? Mengapa hanya dua mangkuk yul?”

“Aku sudah makan jajangmyeon tadi” ucap yuri, iapun mengangkat nampan yang masih terdapat beberapa mangkuk itu “aku akan mengantarkannya kekamar jessica, kau makanlah fany-ah” lanjutnya

Tiffany hanya mengangguk dan melihat yuri mulai berjalan menuju kamar jessica yang berada di lantai 2

Pikiran tiffany kembali terganggu saat mengingat apa yang dikatakan yuri jika dirinya sudah makan diluar, ia kembali membayangkan jika yuri makan bersama yeoja itu. Dan itu membuat hatinya sedikit sesak, tiffany cemburu.

Yuri sudah sampai didepan pintu kamar jessica, ia melihat cahaya kecil berwarna hijau didekat gagang pintu menandakan jika pintu kamar itu tak terkunci

*toktoktok*

“Sica-yaa? Apa kau didalam? Ini aku, yuri” Ucap yuri setelah mengetuk pintu

“Nne yul, ada apa? Masuklah” ucap yeoja itu dari dalam kamar

Yuri pun membuka pintu memasuki kamar, ia melihat jessica tengah duduk menyandar menghadap keluar jendela yang terbuka. Kemudian iapun menghampiri yuri yang membawakan makanan

“Oh my god yul, kau membawakan ini untukku?”

“Tentu saja, aku yang memasaknya, tiffany berpikir kalau kau belum makan karena dari tadi siang tak keluar dari kamar”

“Aniyo.. dia salah, tadi sore aku keluar untuk mencari makanan tapi aku tak bisa masak hehehe jadi aku kembali kedalam kamar, kau memang pahlawanku yul hehehe ah aku lapar” ucap jessica segera melahap masakan dihadapannya itu

“Yaish… pelan pelan, kau seperti baru melihat makanan saja” ucap yuri mengambilkan beberapa lembar tissue untuk jessica

“Hehehe Aku jika sudah kelaparan memang begini yul” ucap jessica membersihkan sudut bibirnya

“Ah ya, apa tiffany sudah tidur?”

“Dia sedang makan dibawah” ucap yuri

“Huh? Mengapa kau masih disini, kkah temani kekasihmu” ucap jessica

“Aku masih ingin disini sebentar, ah ya apa kau sakit?” Ucap yuri menempelkan telapak tangannya pada dahi jessica

“Y..yah! Apa yang kau lakukan?!” Ucap jessica terkejut

“Aku hanya ingin mengetahui keadaanmu, kau baru saja dirawat kemarin dan itu terlalu singkat kau dirawat” ucap yuri

“Aigoo… kau seperti eommaku saja, aku baik baik saja yul jangan khawatir, kau seharusnya mengkhawatirkan tiffany, bukankah dia sedang sakit”

“Hemmm… nne” ucap yuri

“Wae?” Tanya jessica saat melihat ekspresi yuri berubah

“Tadi aku menemukannya di taman kota bersama taeye… taehyuk” ucap yuri hampir salah menyebutkan nama taeyeon yang

“Ah sudah kuduga” ucap jessica

“Nne?” Gumam yuri

“Namja itu pasti taeyeon” ucap jessica tersenyum namun ia kembali terkejut saat tiba tiba yuri membungkam mulutnya

“Y…yyah!!! Pelankan suaramu, yaish… sial mengapa kau selalu tau” ucap yuri sedikit memelankan suaranya karena khawatir didengar tiffany

“Bukankah kamar ini redup suara, dasar bodoh” ucap jessica menyingkirkan tangan yuri sementara yuri tertawa malu

“Tentu saja aku tau, l’m jessica jung!” Ucap jessica menepuk dadanya tersenyum bangga

“Hemm baiklah, dia memang taeyeon yang sedang menyamar, jangan beri tahu siapapun arra?! Apalagi tiffany”

“Arraseo araseo sajangnim” ucap jessica menatapnya datar

“Lalu?” Ucapnya kembali

“Nne?” Tanya yuri tak mengerti membuat jessica memutar kedua bola matanya

“Kau bilang tadi menemukan tiffany bersama taeyeon, dan ekspresimu berubah, apa kau sedang cemburu eoh?” Ucap jessica

“Aniyeo, aku tak cemburu” ucap yuri namun ia masih terlihat tak bersemangat

“Then?”

“Aku sedikit kecewa karena dia selalu ceroboh dan keras kepala, dia pergi mencari adikku dengan hanya memakai jaket yang tipis sementara cuaca diluar sangat dingin”

“Omo! Mianhe… aku tak tahu jika tiffany pergi mencari yoona” ucap jessica

“Gwaenchana, itu karena dia memang keras kepala, tapi kenapa dia sama sekali tak memberitahuku tentang ini”

“Ah ini karena salahku, aku dan yoona tadi pagi bertengkar dan menyebabkan dia pergi, maafkan aku yul” ucap jessica tertunduk merasa bersalah

“Ini bukan salahmu sica-yaa, jangan khawatir aku sudah meminta taeyeon mencarinya”

“Lalu bagaimana dengan keadaan tiffany? Apa dia kembali sakit?”

“Nne, badannya kembali panas” ucap yuri terlihat sedih

Jessica terdiam menatap yeoja dihadapannya itu mencoba mengartikan

“Hemm… kalian sama saja yul”

“Nne?” Ucap yuri tak mengerti

“Dia selalu menutupi hal yang menurutnya akan membuatmu khawatir, dan kau tak menyadari jika kau juga seperti itu, bahkan kau masih menutupi segala permasalahan yang terjadi jika kalian sedang dalam bahaya” ucap jessica

Yuri terdiam mencerna ucapannya, kini ia mengerti apa yang dikatakan jessica

“Kau benar” ucap yuri

“Yul, keadaan semakin memburuk bukan?”

“Nne… tuan choi masih mengirimkan para pembunuh untuk mengincar kita, tapi aku rasa seseorang selalu menggagalkan aksinya”

“Nne? Kau tau siapa orang itu?”

“Nne.. putrinya sendiri, sooyoung”

“Mwo? Sooyoung? Tapi… apa kau yakin?” Ucap jessica terkejut karena belum percaya, bahkan ia bertengkar dengan yoona karena membahas yeoja itu

“Dia sudah bersahabat dengan adikku sedari kecil dan sangat dekat, aku yakin dia yang selalu menyelamatkan adikku” ucap yuri

“Hemm….” gumam jessica tak bisa berkata apa apa, sejujurnya ia masih belum mengerti tentang yeoja bernama choi sooyoung itu, selama ini ia memang ingat jika sooyoung selalu berbuat baik dan sangat perhatian pada yoona, namun sisi lain ia masih menaruh curiga pada yeoja itu.

“Jangan terlalu dipikirkan, lagipula aku rasa ayahku tak akan membahayakan kita lagi”

“Nne? Maksudmu?”

“Tadi siang aku bertemu di acara pertemuan perusahaan, akhirnya ayahku tahu tentang perusahaan yang aku bangun tapi dia tak berkomentar apa apa bahkan saat aku dijodohkan dengan sunny, aku pikir mr lee akan menentukan ternyata dia malah berpihak pada pilihanku, bahkan besok aku diminta membawa tiffany untuk makan malam”

“What? Jinjja?!! Daeebak!” Ucap jessica menepuk kedua tangannya

“Tapi aku masih merasa janggal akan hal itu” ucap yuri

“Wae?”

“You know him right?” Ucap yuri yang telah menceritakan segala tentang ayah tirinya pada jessica

“Ah you’re right, kau tetap harus hati hati yul, tapi setidaknya aku senang mendengar berita tadi, itu tandanya kau akan segera menikah dengan tiffany bukan?” Ucap jessica membuat kedua pipi yuri bersemu merah

“Hahaha ah sudahlah, kau lanjutkan makanmu, aku akan menemui tiffany”

“Yah! Setidaknya rayakan berita bagus itu dengannya malam ini” ucap jessica membuat yuri kembali berbalik

“Yah! Neo Michoseo?!” Rutuk yuri membuat jessica tertawa begitupun yuri

“Baguslah setidaknya kau tertawa, jangan bersedih lagi ara? Yoong pasti segera pulang” ucap yuri kembali, iapun meninggalkan kamar jessica

Yuri berjalan memasuki ruang makan yang sudah terlihat kosong, begitupun tak ada sisa sisa piring kotor diatas meja. Tiffany sudah membersihkannya.

Iapun memasuki kamar tiffany dan mendapati kekasihnya sedang berbaring dengan posisi miring membelakanginya

Yuri mendekati tubuh tiffany kembali memeriksa dahinya, ia melihat tiffany sudah memejamkan kedua matanya

Setelah duduk cukup lama disamping tiffany, Yuri mulai berdiri merapikan selimut untuk menutupi tubuh kekasihnya itu. Ia mencondongkan tubuh dan mendekatkan wajahnya pada wajah tiffany

“I love you” bisik yuri setelah mengecup lembut kening kekasihnya itu

Yuripun meninggalkan kamar karena haris membersihkan tubuhnya setelah seharian bekerja.

Sementara tiffany kembali membuka kedua matanya setelah mendengar pintu kamarnya ditutup. Sebenarnya ia tak tidur dan bahkan sulit memejamkan matanya karena pikirannya masih merasa tak tenang.

………..

Keesokan harinya pagi pagi sekali seisi penghuni rumah yuri harus menelan kabar pahit karena menerima kabar jika yoona berada di rumah sakit dengan keadaan kritis setelah ditemukan oleh para nelayan yang baru saja pulang melaut, terdapat 2 tembakan pada tubuhnya dan hampir mati kehabisan darah namun beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan.

Begitu mereka sampai di rumah sakit, yoona sudah dipindahkan ke ruang icu setelah melakukan operasi.

Jessica tak henti hentinya menangis begitu tiba dan melihat keadaan yoona yang masih belum sadarkan diri dengan beberapa alat bantu yang masih terpasang pada tubuhnya.

Sementara yuri langsung diminta menemui dokter, tiffany menemani dan menenangkan jessica didalam ruangan meskipun awalnya ia ikut menangis.

“Bagaimana keadaannya dokter?” Tanya yuri masih terlihat khawatir

“Kami sudah mengeluarkan kedua peluru didalam tubuhnya, tembakan itu tak melukai bagian bagian yang fatal hanya saja keadaan yoona masih belum cukup baik karena kehabisan banyak darah”

“Tolong lakukan yang terbaik untuk adikku dokter”

“Nne, jangan khawatir yuri-shi.. yoona sudah melewati masa kritisnya, namun dengan keadaannya yang sekarang mungkin butuh beberapa hari untuk kembali sadar”

Setelah menerima keterangan dari dokter, yuri kembali mendatangi ruang icu tempat adiknya dirawat. Namun yuri tak langsung masuk, ia hanya berdiri didepan pintu ruangan dan melihat adiknya yang terbaring lemah dari kaca pintu

Perlahan air mata yuri mengalir, kedua tangannya mengepal erat menahan rasa amarah yang begitu besar terhadap pelaku yang membuat adiknya seperti itu.

“Yul” panggil taeyeon yang baru saja tiba menepuk pelan pundak yuri. Ia datang bersama amber

“Kajja” ucap amber mengajak 2 yeoja itu menjauhi ruangan itu

Ketiga yeoja itu kini sudah berada di rooftop rumah sakit

“Apa yang terjadi?”

“Aku berhasil melacak ponsel yoona dan ponsel itu ditemukan diatas tebing, yoona sepertinya sengaja melompat ke laut setelah tertembak” ucap amber

“Aku bersyukur ia masih mampu berenang dan selamat” ucap yuri masih terlihat sendu

“Apa kau sudah menemukan pelakunya?” Ucap yuri kembali

“Belum tapi….” ucap amber sedikit ragu untuk melanjutkan

Saat itu taeyeon menyerahkan ponselnya pada yuri.

Yuri melihat sebuah berita yang baru saja disiarkan, ia terkejut membelalakkan kedua matanya melihat tayangan berita yang disiarkan langsung itu

“Mwo? Sooyoung?” Ucap yuri

“Tidak hanya darah yoona, tapi darah sooyoung juga ditemukan diatas tebing itu” ucap taeyeon

“Maksudmu dia bersama yoona?”

“Nne, aku juga menemukan sebuah pistol dengan sidik jari sooyoung”

“Mwo? Sooyoung yang menembak adikku?!”

“Tadinya aku berpikir begitu, tapi isi peluru dalam pistol itu masih utuh” ucap taeyeon

“Darah sooyoung yang paling banyak tercecer disana dan baru saja diberita itu mobil sooyoung ditemukan di dasar laut didekat bawah tebing itu, untung kami tiba disana sebelum polisi tahu” lanjut taeyeon

“Ada kemungkinan sooyoung juga melompat ke laut, tapi hanya tubuh yoona yang ditemukan” ucap amber

“Sooyoung tak bisa berenang dan memiliki trauma pada perairan yang dalam” gumam yuri mengingat sahabat adiknya itu yang pernah diselamatkan yoona didanau

Yuri kembali melihat berita itu dan disana belum menerima kabar sooyoung ditemukan

“Polisi akan segera menemuimu dan menunggu keterangan dari yoona, akan ada dugaan jika adikmu berseteru dengan sooyoung, kau harus bersiap siap menanggapi mereka, tapi jangan khawatir, hyoyeon sudah diberitahu dan akan segera kemari, mereka tidak akan langsung memutuskan karena yoona masih belum sadar” ucap taeyeon

“Bukankah kau harus pergi oppa?” Ucap amber

“Yaish! Jangan panggil aku oppa!” Rutuk taeyeon mempoutkan bibirnya

“Huh? Kau akan pergi kemana lagi?” Tanya yuri

“Sunnyku, dia pasti menderita, ku yakin dia sudah berada di tkp sekarang” ucap taeyeon

“Ah.. nne pergilah dan kumpulkan informasi dari mereka”

Taeyeon pun bersama amber meninggalkan rumah sakit, sementara yuri kembali ke ruang icu.

Benar saja, tak lama setelahnya para polisi yang menyelidiki kasus itu datang menemui yuri untuk dimintai keterangan tentang aktivitas yoona sebelum kejadian.

Polisi belum menemukan tersangka dibalik penembakan itu begitupun mereka belum bisa memutuskan perkara pada yoona karena keadaannya yang belum sadar. Dengan dibantu hyoyeon sebagai pengacara yoona, tuntutan tuan choi yang menuduh yoona sebagai pelakunya pun tak bisa begitu saja diputuskan karena belum adanya beberapa bukti yang pasti.

…………

Taeyeon dan amber sudah tiba di tebing dan melihat garis polisi melintang disana, suasana disana cukup ramai terdapat beberapa polisi dan tim penyelidik yang masih melakukan olah TKP begitupun para wartawan yang sudah berkumpul karena kejadian ini menyangkut putri dari seorang pemilik perusahaan besar yang terkenal

Setelah melihat lihat akhirnya taeyeon dapat melihat sunny yang sedang diantar pengawalnya akan memasuki mobil

“Aku akan menemui kekasihku” ucap taeyeon

“Nne eonnie, aku akan menemui vivian” ucap amber

Kedua yeoja itupun berpisah.

Taeyeon segera berlari menghampiri yeoja yang sangat dicintainya itu

“Biar aku saja yang mengantarnya pulang, kau bersama tuan choi saja” ucap taeyeon yang sudah berdandan rapi seperti para pengawal

Pengawal itupun menyerahkan kunci mobil tanpa menaruh curiga terhadap taeyeon karena memiliki identitas pengawal yang dibuat oleh amber dan anak buah tuan choi sangat banyak sehingga mereka kadang tak mengenal satu sama lain

Taeyeon memperhatikan sunny yang masih terisak di jok belakang, iapun mulai menyalakan mesin dan melajukan mobil

“Gwaenchanna…. adikmu pasti selamat dan segera ditemukan” ucap taeyeon memberhentikan mobil

Sunny hanya terdiam keluar dari mobil namun ia terkejut saat melihat melihat dirinya bukan berada di depan rumahya. melainkan di sebuah tempat yang cukup sepi masih di area pegunugan. iapun segera membalikkan badannya setelah mendengar pintu mobil terbuka

“Kk…kkau?!!”

“Nne, ini aku yah! Aku bukan han…”

Belum sempat taeyeon melanjutkan bicaranya sunny sudah langsung berlari memeluknya dan kembali menangis

Taeyeonpun membalas pelukan sunny dan mengusap lembut kepalanya

“Adikku tidak bisa berenang” ucap sunny dalam isak tangisnya

“Sooyoung pasti diselamatkan seseorang”

“Tapi kenapa hanya yoona yang ditemukan, dan kenapa banyak darah sooyoung yang tercecer disana” ucap sunny

“Terjadi penembakan” ucap taeyeon membuat sunny langsung melepaskan pelukannya

“Bagaimana kau tahu?”

“Aku datang pertama bersama para penyelidik, jadi aku ikut mengolah TKP”

“Apa benar yang dikatakan ayahku jika yoona pelakunya?”

“Menurutku bukan, karena hanya pistol sooyoung yang ditemukan dan peluru didalamnya tak terpakai satupun”

“Lalu?”

“masih belum menemukan petunjuk, tapi aku yakin bukan yoona pelakunya kau juga jangan terpancing ucapan ayahmu”

Sunny hanya mengangguk setuju, kini ia sudah tak terlihat membenci taeyeon lagi. Bahkan ia ikut pindah ke jok depan disamping taeyeon

“jangan menangis lagi arra?” ucap taeyeon tangannya mengusap lembut pipi sunny yang masih terlihat basah oleh air matanya

Sunny hanya terdiam menerima perlakuan namja itu padanya, entah kenapa hatinya kini merasa lebih tenang. Ia sendiri bingung mengapa ia tiba tiba memeluk taehyuk padahal biasanya ia selalu bersikap dingin pada namja itu

Perlahan tanpa sunny sadari senyumannya terukir, taeyeon pun ikut tersenyum menatap yeoja di hadapannya itu.

…………………………………..

“Bagaimana keadaannya?” Ucap yuri pada kekasihnya setelah menerima kabar jika jessica pingsan karena terlalu lama menangis dan keadaannya yang masih kurang sehat

“Sudah siuman, tapi sekarang jessie tertidur setelah diberikan obat, dokter menyarankan agar jessie dirawat, dia sudah dipindahkan ke ruang rawat” ucap tiffany

“Kajja kita biarkan jessica istirahat” ucap yuri menarik tangan tiffany mengajaknya keluar ruangan

Tiffany tersenyum tenang karena sedari tadi yuri tak melepaskan genggaman tangannya hingga keduanya tiba di sebuah restoran didekat rumah sakit

“Kau pasti lapar” ucap yuri

“Nne.. aku lapar”

Setelah keduanya memesan makanan, tiffany terus memperhatikan yuri yang terlihat menyimpan beban pikiran

“Yul?” Panggil tiffany

“Nne?”

“Sebenarnya apa yang terjadi pada yoong? Kenapa tadi ada beberapa polisi yang datang?”

“Aku juga belum tahu pasti tapi yoong terkena tembakan” ucap yuri

“Nne?! Wae?!” Ucap tiffany terkejut

Yuri terdiam untuk berpikir, ia bingung harus bagaimana menjelaskannya pada tiffany tentang keadaan yang sebenarnya.

“Emmm… aku juga belum tahu pasti, polisi kemari untuk mendengarkan beberapa keterangan karena bukan hanya yoona yang tertembak”

“Nne?” Gumam tiffany kembali terkejut dan heran

“Sooyoung juga diduga ikut tertembak tapi tubuhnya belum diemukan”

“M…mmwo? Ap.. apa kalian sedang dalam bahaya yul? Siapa yang ingin membahayakan yoong?”

“Hey… tenanglah fany-ah” ucap yuri mengusap tangan kekasihnya yang mulai terlihat panik “semuanya akan baik baik saja” lanjutnya tersenyum menenangkan kekasihnya

“Kau yakin yul? Aku tak ingin terjadi apa apa pada kalian”

“Percayalah padaku, semuanya akan baik baik saja, sekarang makan lah”

…………….

Beberapa hari kemudian

Yuri sedang berada di ruang icu hanya dirinya bersama yoona yang masih belum sadarkan diri. Tiffany harus kembali bekerja dan taeyeon bersama amber masih menyelidiki kasus itu karena jasad sooyoung masih belum ditemukan.

“Yul” panggil seseorang yang baru saja membukakan pintu ruangan

“Hey hyo, masuklah” ucap yuri berdiri menyambut hyoyeon yang kini menjadi pengacara yoona

“Hanya kau yang disini?”

“Nne, aku meminta para polisi menjaga diluar dan tiffany harus kembali bekerja karena sudah lama mengambil cuti, bagaimana perkembangan kasus ini hyo?” ucap yuri

Yuri melihat hyoyeon membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa lembar kertas

“Tuan choi tetap bersikeras menuduh yoona sebagai pelakunya, kau tahu kini polisi berada dibawah kendalinya” ucap hyoyeon “sudah 5 hari jasad sooyoung belum ditemukan, kemungkinan dia tidak selamat dan besok akan dimulai hari peringatan kematiannya” lanjutnya

“Ini pasti berat untuknya setelah sadar nanti” ucap yuri menatap adiknya yang masih terlelap tak sadarkan diri itu

“Sore ini polisi akan mulai bertugas disini sampai adikmu sadar”

“Nne? Wae?”

“Yoona ditetapkan sebagai tersangka, kita harus bisa menemukan beberapa bukti yang kuat karena tuan choi tidak bisa berkuasa saat di pengadilan nanti”

“Satu satunya bukti yang kuat adalah keterangan dari yoona sendiri” ucap yuri

“Yoona tidak mungkin melakukannya” ucap jessica yang sedari tadi sudah berdiri didekat pintu, ia mendengar semua pembicaraan kedua yeoja itu

“Sica? Mengapa kemari, kau masih harus dirawat” ucap yuri segera menghampiri jessica yang masih mengenakan pakaian pasien dan infus yang terpasang

“Aku tidak tenang memikirkan yoona” ucap jessica menitikkan air matanya

“Tenanglah, semuanya akan baik baik saja sica-yaa” ucap yuri memeluk menenangkan jessica

“Omo! Yul!” Ucap hyoyeon yang sudah berdiri menatap yoona

Yuri dan jessica pun mengikuti arah pandangan yeoja itu, mereka meliat jari jari tangan yoona bergerak dan perlahan kedua matanya mulai terbuka

“Yoong!” Panggil yuri dan jessica bersamaan segera menghampiri yoona

“Eonnie…” panggil yoona dengan suara yang masih lemah saat pertama kali melihat sosok yuri

Kemudian yoona beralih menatap jessica yang sudah menangis menggenggam erat tangannya

“Syukurlah kau sadar..” ucap yuri mengusap lembut kepala adiknya itu

“Aku haus..” ucap yoona

Hyoyeon pun segera mengambilkan air minum karena berdiri tak jauh dari meja

“Hyo eonnie juga disini” ucap yoona saat beralih menatap hyoyeon

“Tentu saja, beberapa hari kedepan aku akan selalu disini” ucap hyoyeon mulai membantu yoona minum

“Tunggu sebentar arra, aku akan memanggil dokter” ucap yuri segera berlalu

Begitu selesai minum, yoona kembali menatap jessica

“Mengapa kau masih menangis?”

“Kau jahat!” Ucap jessica memukul pelan lengan yoona

“Mianhae…”

“Jangan terluka lagi” ucap jessica kembali menangis

“Arasseo” ucap yoona “boghoshippo..” lanjutnya tersenyum menatap kekasihnya, ia hendak mengangkat tangannya

“Akhh!!” Ringis yoona kembali menaruh tangannya

“Wae? Lenganmu terluka jangan banyak bergerak”

“Ah iya aku lupa hehe, tadi aku ingin menghapus air matamu”

“Baboyaa…”

“Jangan menangis lagi arra? Bukan hanya tanganku yang sakit, tapi hatiku juga sakit melihatmu seperti ini” ucap yoona

“Arasso…” ucap jessica tersenyum kemudian menundukkan wajahnya mendekati wajah yoona dan mencium lembut bibirnya

“Aigoo… yah! kalian berdua” ucap hyoyeon yang sedari tadi memperhatikan kedua yeoja itu

Ketiganya pun kini tertawa.

Tak berapa lama dokter tiba dan memeriksa tubuh yoona.

“Bagaimana adikku?” Tanya yuri

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, hanya butuh waktu untuk pemulihan” ucap dokter, iapun pamit keluar dari ruangan

“Ah ya, kenapa kau disini, kau masih harus dirawat” ucap dokter kembali saat menyadari ada pasien lain didalam ruangan itu

“Yah…! Kau juga sakit?” Ucap yoona yang baru menyadari kekasihnya memakai pakaian yang sama dengannya

“Anniyo… aku hanya kelelahan”

“Sica-yaa… kau harus kembali ke ruanganmu, para perawat pasti kehilanganmu sekarang” ucap hyoyeon

“Tapi aku masih merindukannya…” rengek jessica memeluk lengan yoona

“Yaish…” gumam hyoyeon, “yah! Yoona juga harus kembali istirahat, kajja aku antar” ucap hyoyeon

“Gwaenchanna.. setelah kau selesai aku akan meminta perawat agar kau dan yoong berada di satu ruangan, kkah kembalilah ke ruanganmu dulu” ucap yuri

“Eonnie daebak” ucap yoona mengangkat jempolnya

Jessica pun akhirnya pasrah dan kembali ke ruangannya bersama hyoyeon

“Apa yang kau rasakan sekarang?” Tanya yuri saat ekspresi yoona berubah

“Eonnie”

“Nne?”

“Bagaimana sooyoung?” Tanya yoona

“Jangan dipikirkan yoong, sekarang yang lebih penting adalah kesem..”

“Ini semua salahku” potong yoona

“Nne?” Ucap yuri tak mengerti

“Bagaimana sooyoung?” Tanya yoona kembali dengan kedua mata yang berkaca kaca

“Dia tidak ditemukan” ucap yuri membuat air mata yoona tumpah

Yuripun segera memeluk adiknya.

“Uljimma” ucap yuri mengusap kepala yoona dan membantu menghapus air matanya. Ia tahu yoona akan sangat sedih karena bagaimanapun juga sooyoung sangat berarti dalam hidupnya.

“Kau harus kuat yoong, masih ada yang harus kamu hadapi, tuan choi…” ucap yuri

“Aku sudah tahu eonnie” ucap yoona

“Lekaslah sembuh, kita hadapi bersama arra… tak akan aku biarkan lagi orang lain menyakitimu” ucap yuri

“Eonnie, kemana pakaian dan jaketku?” Ucap yoona

“Mwo? Mengapa kau menanyakan itu? Mungkin disimpan perawat, apa aku perlu mengambilnya?”

“Nne… ada sesuatu yang sangat penting disitu” ucap yoona

Yuri pun keluar ruangan mencari pakaian yang yoona pakai saat kejadian.

Yoona mengambil ponsel yuri yang berada diatas meja dan membuka situs berita

Tak lama setelahnya, yoona mengepal erat ponsel itu dengan tangan yang bergetar

“Mianhae…“ ucap yoona kembali menangis, ponsel itu pun terjatuh ke lantai dengan layar yang masih memperlihatkan berita tentang proses pemakaman putri pemilik perusahaan choi grup, choi sooyoung.

…………

“Yah, berhentilah minum… kau sudah menghabiskan 4 botol” ucap taeyeon menahan tangan sunny yang hendak menyicikan kembali wine kedalam gelas

Sudah 2 jam keduanya berada di ruang VIP sebuah bar setelah sunny meminta taeyeon untuk menemaninya, taeyeon paham jika sunny tengah tertekan dengan keadaan yang sedang terjadi sehingga ia hanya menurutinya.

Sunny menepis tangan taeyeon dan kembali meminum wine itu

“Dasar keras kepala” ucap taeyeon

Sunny yang mendengarnya hanya tersenyum dan beralih menatap lekat wajah taeyeon

“W…wae?” Ucap taeyeon gugup apalagi saat wajah sunny mendekatinya

Tangan sunny terangkat dan mengambil kaca mata hitam taeyeon

Wajah taeyeon segera berpaling menghindari kontak mata dengan yeoja itu karena takut identitasnya terbongkar

“Ini didalam ruangan dan cahayanya juga redup, kau terlihat aneh memakai kaca mata hitam” ucap sunny melempar kacamata itu

“Arasso… tapi kau tak harus membuangnya, ini kacamata kesukaanku” ucap taeyeon mempoutkan bibirnya kembali mengambil kacamata yang dibung sunny itu

“Hmm… kau sangat mirip seseorang” ucap sunny

“Nugu?”

“Dia juga sangat menyukai berbagai aksesoris yang menurutnya agar terlihat sangat cantik dan tampan” ucap sunny tertawa kecil memandang wine dingin dalam gelas itu, kemudian iapun meminumnya

“Tae…yeon?” Ucap taeyeon

“Ini juga ruangan yang dibelinya khusus tempat dia melampiaskan stresnya” ucap sunny mengadahkan kepalanya

“Ah iya aku baru sadar” ucap taeyeon dalam hati

“Kau belum bisa melupakannya? Aku masih ingat beberapa namja rekan ayahmu yang waktu itu mendekatimu” Ucap taeyeon

“Aku lebih menyukai sersan bodoh itu” ucap sunny

“Tapi dia sudah….”

“Bahkan aku bisa menyusulnya kapanpun” potong sunny

“Y…yyah! Jangan berkata bodoh” ucap taeyeon sedikit membentak

“Mengapa kau semarah itu” ucap sunny

“Yaish… kau mulai mabuk” ucap taeyeon

Sunny kembali mengambil botol wine kelimanya karena sudah habis namun tangan taeyeon kembali menahannya

“Berhentilah” ucap taeyeon

“Aku masih ingin minum!” Ucap sunny melepaskan tangan taeyeon namun genggaman namja itu terlalu kuat

“Yah, berhentilah berpikir bodoh, kau harus bisa menghadapi semuanya.. kau tak sendiri” ucap taeyeon

Sunny terdiam menatap namja dihadapannya itu, hingga tak terasa degup jantungnya kembali berdetak tak beraturan

Tangan sunny perlahan terangkat lalu menyingkirkan poni pendek taeyeon sehingga wajah namja itu terlihat jelas dihadapannya

“Mengapa kau… sangat mirip… dengan…” ucap sunny

Namun ia terkejut saat tiba tiba wakah taeyeon mendekat dan mencium bibirnya

Awalnya sunny terkejut, namun entah mengapa ia tak berniat melepaskannya.

Tangan sunny terangkat menekan kepala taeyeon hingga ciuman keduanya semakin memanas

Taeyeon membaringkan tubuh sunny diatas soffa tak berniat melepaskan bibirnya

“Emmmmmhhhh….” erang sunny meremas erat punggung taeyeon saat namja itu mulai menghisap leher jenjangnya

Punggungnya terangkat saat tangan taeyeon menyelusup kedalamnya untuk membukakan resleting dress yang dikenakan sunny hingga berhasil dibukanya

Bibir keduanya kembali berpagutan dan kini tangan sunny mulai membuka satu persatu kancing kemeja taeyeon namun saat kancing terakhir tangan taeyeon menahannya

“Aaahhh…..” erang sunny kembali saat taeyeon mulai menciuminya dari leher hingga turun kebawah membuat sunny kembali meremas kepala taeyeon

Setelah cukup puas, wajah taeyeon kembali keatas mencium leher sunny hingga pipinya

“I love you” bisik taeyeon pada telinga sunny kemudian iapun mengangkat wajahnya dan melihat sunny yang sedang terdiam menatapnya

Tangan sunny terangkat membelai wajah taeyeon sebelum akhirnya terjatuh dan kedua matanya tertutup erat karena keadaannya yang mabuk berat

(udah ya segitu aja wkwk)

“Hufhhtt…. untung kau mabuk” ucap taeyeon berdiri kembali memasang kancing kemejanya

“Aigoo.. kau membuatku hilang akal” ucap taeyeon menatap tubuh sunny, iapun kembali memasangkan dress pada tubuh yeoja itu dan mengangkatnya meninggalkan tempat itu

Sampai keesokan harinya

Sunny terbangun dan mendapati dirinya sudah terbaring didalam kamar

*toktoktok*

“Sunny-shi… saya membawakan sarapan untul anda” ucap seorang pelayan rumahnya

“Masuklah” ucap sunny menekan remote kunci pintu kamarnya

Pelayan itupun masuk membawakan meja dorong berisi beberapa makanan

“Apa yang terjadi tadi malam? Aku pulang jam berapa?”

“Anda pulang pulul 12 malam dengan keadaan mabuk berat sunny-shi, pengawal taehyuk yang mengantarkan anda kemari”

“Taehyuk?” Gumam sunny, cukup lama berpikir akhirnya ia teringat kemarin seharian penuh namja itu menemaninya kemanapun sampai ke bar

Sunny langsung terbangun dan duduk didepan sebuah cermin tang cukup besar, ia menyibakkan rambutnya dan melihat sebuah tanda merah kecil pada leher nya

Tangannya pun beralih maraba bibirnya, ia masih teringat jelas bagaimana rasa bibir namja itu

Namun entah kenapa sunny merasa tidak marah sedikitpun. Apalagi setelah mengingat kalimat yang diucapkan namja itu sebelum ia tak sadarkan diri.

“Apa dia masih disini?”

“Anniyo sunny-shi, tadi malam taehyuk-shi langsung pergi setelah mengantar anda”

Wajah sunny kini terlihat kecewa mendengar itu

“Tapi taehyuk-shi meninggalkan pesan untuk anda” ucap pelayan itu mengambil sebuah kertas dari dalam saku dan diberikannya pada sunny

“Hari ini keluargamu akan mengadakan upacara pemakaman sooyoung, jangan pergi dan istirahatlah jika kau masih lelah, tapi jika kau ingin pergi segera hubungi aku agar aku bisa menemanimu, ah ya, aku telah meminta perawatmu untuk menemanimu selama makan, dia tidak akan pergi dari kamar sampai kau menghabiskan makananmu”

Sunny sedikit menyunggingkan senyumnya membaca surat itu, iapun mengangkat wajahnya dan melihat pelayan itu berdiri dihadapannya

Namu ia harus tetap pergi, meskipun didalam hatinya masih berharap jika adiknya itu masih hidup.

………………..

“yoong…” panggil tiffany begitu memasuki ruangan dan melihat yoona sedang duduk diatas kursi roda menatap keluar jendela, yoona pun beraliha menatapnya

“eonnie, kau baru pulang?” ucap yoona memeluk tiffany

“nne, begitu yuri jemput aku langsung memintanya kemari, bagaimana keadaanmu?”

“semakin membaik” ucap yoona tersenyum, beruntung tiffany datang setelah dirinya berhenti menangis, karena yoona tahu hari ini hari upacara kematian sooyoung. beruntung tiffany tak meyadarinya, kecuali satu orang yang sedari tadi berdiri menatapnya, yuri. ia tahu yang tengah yoona rasakan

“syukurlah….” ucap tiffany melepaskan pelukannya “huh?” gumamnya saat melihat jessica tengah tertidur di ranjang pasien samping ranjang yoona

“sica sudah dipindahkan agar satu ruangan denganku, sekarang dia baru saja tertidur setelah diberi obat”

“aigoo… kalian sweet sekali” ucap tiffany menampakkan senyum bulan sabitnya “ah ya, eonnie membawakan makanan kesukaanmu” lanjutnya sambil mengangkat bungkusan yang sedari tadi dibawanya

“jajangmyeon ahjumma!” teriak yoona begitu melihatnya “ah bogoshippo…” lanjutnya

“nne… ahjumma menitipkan pesan untukmu agar lekas sembuh, kajja eonnie suapi” ucap tiffany “yul, kemarilah kau pasti belum makan juga”

“arasso…” ucap yuri namun saat baru beberapa langkah pintu ruangan kembali diketuk sehingga yuri harus berbalik dan membukakan pintu

“oh? hyuni-ah” ucap yuri melihat seohyun yang datang dengan pakaian kantor yang masih melekat pada tubuh yeoja itu

Tiffany pun ikut menoleh begitu mendengar nama yeoja itu disebut

“ah eonnie, aku kemari ingin menjenguk adikmu” ucap seohyun

“kajja masuklah” ucap yuri

“nugu?” ucap yoona saat melihat yeoja itu masuk dan berdiri dihadapannya

“anyeonghaseyo seo juhyun imnida” ucap seohyun membungkukan badannya “saya sekretaris yuri-shi di kantornya”

“yaish… bicara santai saja pada adikku” ucap yuri sedikit mengacak rambut seohyun

“ahaha nne eonnie”

“yeoppoda… eyy hitam, kau bisa saja memilihya” ucap yoona

“yah!” rutuk yuri membuat yoona dan seohyun tertawa

“eonnie, berapa umurmu? kau terlihat lebih muda dari yul” ucap yoona

“bahkan dia lebih muda beberapa bulan darimu” ucap yuri

“nne..” ucap seohyun

“y..yyoong, makanlah lagi” ucap tiffany yang sedari tadi terdiam

“ah ya aku lupa, dia tiffany” ucap yuri

“oh nne, anyeonghaseyeo eonnie” ucap seohyun kembali membungkukkan badannya pada tiffany, tiffany hanya membalasnya dengan tersenyum singkat

“kau sudah makan? kami membawa banyak jajangmyeon, kau mau?” ucap yuri

“oh anniyeo eonnie, aku juga kemari membawakan beberapa buah dan makanan untuk yoona eonnie” ucap seohyun memperlihatkan parsel yang dibawanya, iapun memberikannya pada yuri

“aigoo… gomawo, kau tak perlu repot repot membawakan apapun, cukup datang kesini jika kau mau” ucap yuri menerima parsel itu

“yah mengapa berisik sekali” ucap jessica yag baru saja terbangun

“oh kau sudah bangun chagiya, kemarilah.. ada banyak makanan” ucap yoona

“yah! tiffany! apa yang kau lakukan pada kekasihku!” ucap jessica mempoutkan bibirnya saat melihat tiffany menyuapi yoona, iapun segera mengambil jajangmyeon itu

“hahaha aigoo… apa kau cemburu eoh?!” ucap tiffany memukul lengan jessica, kemudian keduanya pun berpelukkan

“kau baru pulang bekerja baby?” ucap jessica

“nne, kau juga makanlah jessie.. ahjumma memberikan beberapa porsi jajangmyeon..”

“hah.. aku sedang tak nafsu” ucap jessica mengusap usap perutnya “omo! i like it!” ucapnya kembali saat matanya tertuju pada buah buahan yang menumpuk

“oh?!” gumam seohyun membuat jessica beralih menatapnya

nugu?”

“dia seohyun, sekretarisku di kantor” ucap yuri

seohyun pun membungkukan badannya pada jessica

“oh…” gumam jessica kembali mengambil buah buahan itu dan memakannya

“gwaenchanna, dia kekasih adikku, kajja duduklah” ucap yuri

“oh.. haha mianhae” ucap seohyun, kini kedua yeoja itu duduk diatas soffa

“ah ya hyuni-ah bagaimana keadaa kantor? mianhae… aku jadi melimpahkannya padamu untuk saat ini”

“semuanya berjalan degan baik eonnie, amber-shi juga membantuku.. eonnie tidak perlu khawatir, aku megerti keadaanmu, aku sudah membaca beritanya, ini pasti berat untukmu” ucap seohyun “tapi aku percaya bukan yoona eonnie pelakunya” ucapnya kembali menggenggam tangan yuri memberinya semangat

“gomawo hyuni-ah” ucap yuri tersenyum menatap yeoja dihadapannya itu

Berbeda dengan seseorang yang sedari tadi menatap kedua yeoja itu denga wajah sendunya

“ah aku makan terlalu banyak, aku ingin ke kamar mandi dulu” ucap yoona segera berlalu setelah perutnya merasa tak enak

“kau cemburu?” ucap jessica pada tiffany

“huh? an.. anniyo…” ucap tiffany gugup segera mengalihkan pandangannya

“sudah terlihat jelas baboya…” ucap jessica menjitak pelan kepala tiffany

“hufffht… gwaenchanna, yuri memang selalu ramah pada semua orang” ucap tiffany

“tapi hatimu berkata kau sedang tidak baik baik saja” ucap jessica merapikan poni poni tiffany

“hemm… arasseo, kau menang” ucap tiffany

“katakan saja padanya, bukankah setiap hubungan harus saling terbuka?”

“nne.. tapi… aku tak ingin membebani yuri hanya karena ini”

“yah!” teriak jessica membuat yuri dan seohyun menatapnya terutama tiffany yang terkejut karenanya

“kau dan kekasihmu sama sama menjengkelkan! menyebalkan sekali yaish…” ucap jessica menggembungkan pipinya merasa kesal pada sahabatnya itu

…………..

Taeyeon berjalan cepat memasuki rumah duka tempat diadakannya upacara kematian sooyoung, setelah melewati beberapa kerumunan orang akhirnya ia sampai didepan seseorang yang berdiri memunggunginya, sunny

Namun ia terkejut saat tubuh sunny terhuyung hampir jatuh, beruntung dengan sigap ia menangkap dan menahan tubuhnya, sunny mengalami pingsan setelah cukup lama menangisi kematian adiknya itu

Semua yang berada di ruangan terkejut terutama keluarga sunny

“Bawa saja sunny ke rumah” ucap tuan choi, taeyeon pun mengangguk dan segera mengangkat tubuh sunny meninggalkan rumah duka itu

Setelah beberapa jam, akhirnya sunny kembali sadar dan membuka matanya. Ia terkejut saat melihat taehyuk duduk menatapnya

“K…kkau?! Mengapa ada disini?!”

“Tadi kau pingsan, untung aku datang tepat waktu, mengapa kau tak memberitahuku dulu jika kau akan pergi kesana? Kau juga hanya makan sedikit”

“B…bbukan urusanmu, pergilah!”

“Hemm….” gumam taeyeon segera berdiri

“Odiga?” Tanya sunny

“Bukankah kau memintaku pergi?” Ucap taeyeon, namun sunny hanya diam saja. Taeyeonpun kembali melangkahkan kakinya

“Hajima…” ucap sunny membuat langkah taeyeon terhenti, namun ia kembali melangkah

“Yah!” Teriak sunny

“aku hanya ingin ke dapur membawakan makan untukmu” ucap taeyeon membuat wajah sunny memerah karena malu

Setelah cukup lama, sunny merasa tak tenang karena namja itu tak kunjung kembali.

Akhirnya ia terbangun keluar dari kamarnya

Saat menuruni tangga sunny mendengar suara didapur, iapun segera menghampirinya

“Kau sedang apa?” Tanya sunny saat melihat taeyeon hanya mengenakan kemejanya dibaluti celemek tengah mencuci beras

“Memangnya kau pikir aku sedang apa?” Ucap taeyeon memasukan beras itu kedalam panci kecil

“Cih, aku hanya bertanya” ucap sunny mempoutkan bibirnya merasa kesal sementara taeyeon tersenyum menatapnya

“Di rumahku banyak pelayan, kau hanya tinggal menyuruh mereka” ucap sunny kembali

“Tapi mereka tak bisa memasakkan makanan kesukaanmu kan?” Ucap taeyeon menopang wajahnya dihadapan sunny

*degdegdeg*

Degup jantung sunny kembali terdengar kencang karena ulah namja itu dan kembali membuatnya gugup

“Y…yyah! Mem..memang kau tahu apa huh?”

“Kau pernah dengar? Jika kita menyukai seseorang, maka kita akan selalu tahu apa yang dia sukai” ucap taeyeon kembali memasak

“jangan sok tahu!” ucap sunny meninggalkannya dan kembali memasuki kamar, ia tak ingin namja itu mengetahui wajahnya yang sudah memerah itu.

…………………

“Sudah ada jessica sekarang, aku rasa aku tak perlu lagi menginap” ucap yuri

“Nne… kkah pulanglah eonnie”

“Yah! Aku curiga padamu” ucap yuri memicingkan matanya

“Wae…? Yah, aku tak akan berbuat macam macam” ucap yoona

“Awas saja, yah sica-yaa… tendang saja dia kalau berbuat macam macam” ucap yuri

“Arass..”

“Aku juga meragukan jessica” potong tiffany membuat jessica merasa terciduk

“Mwo? Yah kalian!” Ucap yuri menunjuk kedua yeoja itu

“Aniyo… kami tak akan melakukan apa apa, kkah pulanglah kkah….” ucap jessica mendorong kedua yeoja itu keluar dari ruangan

“Haish….” gumam yuri “aku pulang dulu, kau lekaslah sembuh sica-yaa…” ucap yuri mengacak rambut jessica kemudian memelukanya

“Nne eonnie” ucap jessica dengan aegyeo nya

“Yan geumanhae! kau ingin ku bunuh, huh?!” ucap tiffany yang sangat membenci aegyeo itu, namun kemudian iapun memeluk sahabatnya

Jessica kembali memasuki ruangan dan melihat yoona masih duduk menghadap jendela yang terbuka

“Sudah gelap, tak ada yang bisa dilihat” ucap jessica menutup jendela itu namun ia heran daat melihat yoona diam tak menyahutnya, pandangannya terlihat kosong

“Wae?” Tanya jessica duduk dihadapan yoona

“Huh? Anniyeo” ucap yoona begitu sadar

“Ada yang menganggu pikiranmu”

“Kau bisa membaca pikiranku?” Tanya yoona

“Aku tak yakin tentang itu” ucap jessica

“Tak perlu dipikirkan” ucap yoona menarik kedua tangan jessica, ia mulai tersenyum menatap kekasihnya itu

“Jangan sedih lagi arra?!” Ucap jessica dengan kedua tangannya membingkai wajah yoona. Sementara yoona hanya mengangguk

wajah jessica pun mendekat dan menutup kedua matanya, yoona pun membalasnya dengan menempelkan bibirnya pada bibir jessica

“aku mencintaimu” ucap jessica namun yoona terkejut membuka kedua matanya karena yang didengarnya justru suara sooyoung diiringi suara tembakan

……………….

Yuri dan tiffany tengah berjalan menyusuri taman sebelum keduanya pulang

“Yul, akhir akhir ini kau terlihat pendiam dan sering melamun, apa yang mengganggu pikiranmu?”

“Huh? Em…. anniyeo” ucap yuri namun langkahnya terhenti saat tangan tiffany menahannya

“Gwaenchanna… katakan saja” ucap tiffany mendudukkan yuri diatas kursi taman

“Aku memikirkan sidang yang akan dihadapi yoona nanti” ucap yuri

“Kita pasti bisa melewatinya yul” ucap tiffany mengusap lengan yuri untuk menenangkan kekasihnya itu

“Tapi rasanya aku ingin marah pada diriku sendiri”

“Wae?”

“Akhir akhir ini aku terlalu sibuk bekerja sampai aku kadang tak terlalu memperhatikan yoona, sampai saat aku dimintai keterangan oleh polisi tentang yoona saja aku tak tahu” ucap yuri terlihat sedih

“Dan itu akan melemahkan bukti jika yoona tak bersalah” lanjutnya menundukkan wajahnya

“Aku yakin semua akan baik baik saja yul…” ucap tiffany memeluk kekasihnya

Setelah yuri kembali merasa tenang, keduanya kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai di rumah

“huh, hanya kita berdua ya disini” ucap yuri menyalakan lampu rumah

“ah benar” ucap tiffany

“ini kesempatan yang bagus untukmu” ucap jessica tiba tiba muncul ditelinga tiffany

ia teringat percakapannya saat di rumah sakit beberapa jam yang lalu

Flashback

“yah apa kau masih belum melakukannya?” tanya jessica

“yaish mengapa membahasnya disini” ucap tiffany mencubit lengan sahabatnya itu

“aku kira waktu itu yuri melakukanya setelah ada kabar bagus”

“nne?” ucap tiffany belum mengerti

“dia akan segera menikahimu”

“mwo?” ucap tiffany terkejut sekaligus bingung

“ah iya kau belum tahu ya, mungkin seharusnya ini kejutan untukmu, tapi aku malah memberitahumu hahaha mian”

“yaish… menyebalkan sekali, jangan membuatku berharap”

“aigoo… sepertinya ada yang sudah tak sabar hahaha… yah, malam ini aku rasa hanya ada kalian di rumah”

“maksudmu?” tanya tiffany

“oh my god…. ternyata kau juga lama  sekali berpikir, aku dan yoona disini, aku pikir taehyuk tak akan pulang, itu artinya hanya kalian berdua disana, ppali… jangan hilangkan kesempatan itu”

“mwo? maksudmu…..”

“right!” ucap jessica

Tiffany ingin memarahi jessica setelah mengetahui maksud yeoja itu, namun saat itu yuri memasuki ruangan setelah mengantar seohyun keluar rumah sakit.

Flashback End

“ige mwoya…!! jessica babo!!” rutuk tiffany memukul pukul kepalanya sendiri

“waeyo fany-ah, apa kau pusing?” tanya yuri yang melihat tingkah tiffany

“ah anniyo… k..kkau mau mandi yul? biar aku siapkan air hangat nya”

“gwaechanna biar aku saja” ucap yuri

“andwae, biar aku saja” ucap tiffany berjalan mendahului yuri memasuki kamar mandi

“huh? aneh sekali” gumam yuri, iapun menaruh tas, melepaskan jas kantor dan dasinya sebelum akhirnya memasuki kamar mandi,

Yuri melihat tiffany sudah mengisi bathtube

“sudah pas suhunya” ucap tiffany segera berdiri setelah selesai mengatur suhu air

Namun ia terdiam saat melihat yuri berdiri membelakanginya sedang menghadap cermin melepaskan satu persatu kancing kemejanya yang terlihat dari pantulan cermin

“lihatlah, dia terlihat seksi bukan?” ucap jessica dalam telinganya

Tiffany hanya menelan salivanya ketika melihat yuri mengangkat kedua tanganya untuk mengikat rambut dengan kemejanya yang sudah terbuka

43401375105335

“andwae, keadan sekarag sedang tidak baik” gumam tiffany menggigit bibirnya

“justru karena keadaan yang sedang terjadi ini, yuri sangat membutuhkan refleksi dan hanya kamu yang bisa melakukannya, kau mau yuri melakukannya dengan seohyun huh?” ucap jessica kembali

“mwo? andwae!!” ucap tiffany sedikit berteriak hingga yuri mendengarnya

“huh? kenapa fany-ah?” tanya yuri memandangnya khawatir dari pantulan kaca

“yy..yyul, kajja mandi bersama” ucap tiffany tiba tiba membuat yuri terkejut

“m..mwo? ar..arraso” ucap yuri terlihat gugup dan bingung

“mengapa aku segugup ini? bukankah dulu kami sudah terbiasa mandi bersama setiap pergi ke sauna, apa karena kini dia sudah jadi kekasihku? ah ottokhae…?” gumam yuri dengan keringat dingin yang mulai membasahi keningnya saat melihat tiffany mulai membukakan resleting

“yul bisakah tolong aku” ucap tiffany saat tanganya tak bisa meraih resleting pakaiannya itu

“oh.. ..nne” ucap yuri mulai medekat, tangannya terangkat mulai meraih resleting pada punggung tiffany

………….

………….

………….

………….

Setelah melewati 1 bulan pemulihan, Akhirnya yoona sudah harus menghadiri sidang di pengadilan meskipun masih dibantu kursi roda karena belum sembuh total. Ia didampingi hyoyeon sebagai pengacaranya

Begitu sampai, yoona melihat didalam gedung itu sudah ramai oleh para wartawan, para pemilik perusahaan rekan tuan choi dan keluarga besar tuan choi sendiri, mereka sedikit gaduh melihat kedatangan yoona, tak sedikit yang menatapnya tajam penuh amarah karena ia dituduh sebagai pelaku penembakan sooyoung

“Gwaenchanna…” ucap yuri mengusap pundak adiknya itu, ia tahu yoona pasti akan merasa gusar karena ini baru pertama baginya dan kondisi mentalnya masih lemah

Sidang pengadilan berjalan cukup tegang karena dari kedua belah pihak tetap saling bersikukuh membela

Sayangnya tuan choi yang memiliki kekuasaan penuh selalu berhasil menyudutkan yoona. Kurangnya bukti yang kuat membuat posisi yoona terancam

“Baiklah kini giliran anda yang harus menjelaskan yoona-shi, apakah benar bukan anda yang menembak sooyoung-shi? apakah anda yang membawa sooyoung-shi terjun ke laut? padahal anda sudah tahu sooyoung-shi memiliki trauma berat

Yoona menundukkan kepalanya saat mengingat kembali kejadian itu, tangannya sedikit bergetar

“Yah! Katakan saja! Dimana kau menyembunyikan senjata setelah menembak anakku?! Huh?! kau juga membawanya kedalam laut! kau sudah membunuhnya!! apa ini balasanmu pada anakku yang selalu membantumu huh?!” Teriak tuan choi dengan penuh emosi

“nne… ak..akku mem..bb..bunuhnya” ucap yoona menggigit bibirnya yang terus bergetar

Orang orang kembali terkejut terutama yuri, jessica, tiffany, taeyeon dan orang orang yag berada di pihaknya. Suasana di ruangan itupun kembali gaduh

To Be Continued

We Are Different part 8

wp-1487393605957.png

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

………………………………………………

 

“Baiklah silahkan taeyeon-shi untuk mengemukakan tuntutan terkait tentang peristiwa yang menyebabkan tuan kim ayah anda meninggal”

Taeyeon berdiri begitu namanya dipanggil, ia terdiam sejenak mengambil nafas, pandangannya tertuju pada yuri yang berada tak jauh dari hadapannya itu

“Aku mencabut semua tuntutan” ucap taeyeon membuat orang orang yang berada di ruang sidang terkejut dan bertanya tanya

“Taeyeon-ssi apa anda yakin?”

“bukan yuri pelakunya, aku sudah memeriksa beberapa bukti yang sudah cukup jelas, lagipula aku percaya bukan yuri yang melakukannya” ucap taeyeon dengan tegas

Setelah memeriksa dan mencocokkan beberapa alat bukti akhirnya hakim memutuskan bahwa yuri tak bersalah dan dinyatakan bebas membuat orang orang yang berada di pihak yuri merasa lega, orang orang yang berada di pihak taeyeon yang dulu membenci yuri pun kini percaya jika yuri bukanlah pelaku itu setelah mendengar dan melihat semua bukti

Akhirmya sidang pun berakhir dan yuri sudah diperbolehkan untuk meninggalkan tempat yang selama ini ia singgahi, namun setelah mengganti semua pakaiannya sebelum pergi yuri menemui taeyeon di rooftop gedung

Yuri menghampiri dan berdiri disamping taeyeon yang sudah berada disana, keduanya berdiri sambil memandang pemandangan seoul dari atas gedung kepolisian

“Aku kira kau benar benar membenciku” ucap yuri memulai percakapan

“Aku memang membencimu, tapi aku harus menerima kenyataan” ucap taeyeon, pikirannya kembali pada pernyataan hyoyeon yang membuatnya berubah pikiran

Flashback

1 hari sebelum kematian ayahnya, saat itu taeyeon sedang berada di ruang kerja apartemennya, hyoyeon datang menemuinya

“Bagaimana hasil penyelidikanmu? Aku rasa emosimu sudah berkurang” tanya hyoyeon

“Masih belum ada bukti yang jelas, semuanya hanya dugaan sementara”

“Bolehkah aku berpendapat?”

“Katakan”

“Aku rasa memang bukan yuri yang melakukannya” ucap hyoyeon membuat taeyeon berhenti membaca berkas berkas tentang kasus itu yang ia copy kan dari para penyidik

“Jangan membuat pemikiran baru yang akan memperumit” ucap hyoyeon

“Oke, aku akan menjelaskannya pertama apa kau tahu tempat kejadian itu?”

“Rumah yuri yang dulu yang sudah lama tak disinggahinya” ucap taeyeon

“Dalam ponsel ayahmu tak ada panggilan dari dari nomor milik yuri kan”

“Bisa saja yuri meminta ayahku untuk menemuinya menggunakan media lain, kau tahu? Yuri pernah mengancamku akan menghancurkan ayahku karena kasus lama yang membuatnya kehilangan ibunya”

“Taeyeon-ah dengar, pagi itu saat tuan kim memberikan surat wasiat padaku aku memeriksanya dan terdapat 2 surat, satu tertulis untukmu dan satu lagi tertulis nama seseorang, lalu waktu itu dia memintaku mengantarnya ke stasiun dan wajahnya tak terlihat seperti sedang mendapat ancaman, wajahnya terlihat tenang” ucap hyoyeon membuat taeyeon memandangnya karena tertarik

“Maksudmu? Ayahku membuat 2 warisan?”

“Nne… Dan orang itu bernama kwon yuri” ucap hyoyeon membuat taeyeon terkejut bukan main

“Jangan bercanda” ucap taeyeon

Hyoyeon membuka tas nya dan memberikan 2 amplop berisi surat warisan pada taeyeon

Taeyeon pun kembali terkejut saat membaca tulisan itu yang ia kenal benar jika itu tulisan ayahnya

“Wae..?” gumam taeyeon

“Aku sudah menyelidikinya” ucap hyoyeon

“Ayahmu adalah ayah kandung yuri juga taeng, setelah membaca surat itu aku penasaran dan mulai meminta rekan rekanku utuk mencari informasi, saat itu aku ingin mengajakmu hanya saja kondisimu sedang tidak memungkinkan” ucap hyoyeon

“Mm…mmwo?” ucap taeyeon terkejut

“Sebelum menikahi ibumu, tuan kim sudah memiliki isteri bernama kwon hyerin yang merupakan ibu kandung yuri, tuan kwon meninggalkan mereka saat yuri masih berumur 1 tahun dan ibunya sedang mengandung anak kedua, umurmu dengan yuri hampir sama karena hubungan tuan kim dengan ibumu juga sudah berlangsung lama sebelum menikahinya, namun saat itu tuan kim memilih ibumu dan tinggal beberapa saat di luar negeri sampai akhirnya ia bertemu dengan kwon hyerin saat menjalani operasi jantung”

“J..jjadi.. Ayahku seperti itu?”

“Nne… Aku sendiri mendengar penjelasan langsung dari seorang ahjumma yang begitu dekat dengan keluarga kwon saat sebelum kejadian itu yuri menemuinya untuk mengambil kunci rumahnya karena hari itu adalah hari peringatan kematian ibunya, yuri selalu datang setiap hari peringatan itu untuk menaruh foto foto perkembangan dirinya dengan yoona, ia sengaja melakukan itu karena ahjumma itu selalu bilang jika ayah yuri selalu datang berkunjung, ia berharap ayahnya dapat melihat foto foto itu”

Taeyeon terdiam memandang sebuah kalender. Ya, dia ingat setiap tahun di bulan itu ayahnya selalu pergi ke gangnam tanpa memberitahunya, namun hari itu tuan kim pergi tepat ditanggal kematian istri pertamanya, ia tak tahu jika yuri akan berkunjung ke rumahnya

“Aku pikir ahjumma itu akan menjadi saksi, namun ia mengatakan jika yuri memintanya untuk pergi menjauhi rumahnya menghindar dari para penyidik”

“Wae?” tanya taeyeon

“Molla, ia sendiri merasa bingung, seharusnya yuri meminta ahjumma itu menjadi saksi agar ia terbebas tapi justru yuri malah mengasingkan ahjumma itu”

Taeyeon terdiam tampak berpikir, ia pun setuju dan tertarik dengan ucapan hyoyeon

Flashback end

“Gomawo…” ucap yuri tersenyum menoleh kearah taeyeon dan merentangkan tangannya hendak memeluk yeoja itu

Namun  dengan cepat kedua tangan taeyeon menahan tubuh yuri agar tidak memeluknya

“Apa yang kau lakukan?”

“Tentu saja memelukmu” ucap yuri

“Dengar, aku melakukan ini bukan berarti aku menyukaimu”

“Arra…” ucap yuri tetap memeluk taeyeon

“Yah!!!” teriak taeyeon merasa kesal, namun ia terdiam menerima pelukan yuri, selama ini ia tak pernah menerima pelukan dari seorang teman senyaman itu, taeyeon memang tak pernah memiliki teman yang begitu dekat selain hyoyeon, baginya teman itu sama saja hanya ada disaat butuh kemudian akan meninggalkan saat taeyeon terpuruk

“Kau terlihat tampan jika tersenyum seperti itu taenggu-yaa, jangan selalu menjadi sersan yang menyebalkan” ucap yuri yang sudah melepaskan pelukannya

Taeyeon tersenyum masam, ia kembali memandang pemandangan dihadapannya

Tangannya memasuki saku jaket nya dan mengambil sebuah botol bir kecil hendak meminumnya, namun yuri yang melihatnya langsung merebut minuman itu

“Yah apa yang kau lakukan, kemarikan” ucap taeyeon hendak merebutnya namun dengan cepat yuri melempar botol itu kedalam tong sampah

“Yah!” teriak taeyeon kembali

“Yah!!!” teriak yuri lebih keras membuat taeyeon terkejut

“Wae…?” ucap taeyeon merendahkan suaranya

“Wae? Itu minuman beralkohol! Dasar bodoh”

“Memangnya kenapa? Aku bebas meminumnya sekarang, Lagipula aku sudah bukan seorang polisi” ucap taeyeon

“Mwo? Jangan bercanda”

“Aku sudah diberhentikan”

“Wae?”

Taeyeon hanya terdiam memandang wajah yuri yang masih menunggu jawabannya

“Mianhae” ucap taeyeon

“Huh?” gumam yuri tak mengerti

“Maafkan aku selalu menyakiti fisikmu”

“Hahaha… Kau lucu sekali, tentu saja aku sudah lama memendam dendam padamu”

*plak!!!* dengan cukup keras yuri memukul kepala taeyeon

“Yah!!” teriak taeyeon namun yuri sudah terlanjur berlari meninggalkannya

Taeyeonpun mengikuti yuri meninggalkan rooftop

“Yul!” teriak tiffany saat tiba di kantor polisi bersamaan dengan keluarnya yuri

Tiffanypun berlari memeluk sahabatnya itu

“Apa aku terlambat?” ucap tiffany kembali

“Anniyo, lagipula aku sudah bebas sekarang” ucap yuri tersenyum memandang tiffany dengan kedua tangan yang masih memeluk pinggang yeoja dihadapannya itu

“Jinja?” ucap tiffany dengan kedua mata yang berbinar

“Tentu saja, taeyeon mencabut semua tuntutannya dan dari segala bukti menunjukkan memang bukan aku pelakunya, haaah lega rasanya” ucap yuri merentangkan kedua tangannya

“taeyeon?”

“nne, entah kenapa hari ini dia begitu baik padaku, padahal kemarin dia sangat membenciku”

“hmm… begitu ya, syukurlah aku sangat senang kau akhirnya terbebas” ucap tiffany mengembangkan senyumnya meskipun hatinya sedikit menolak ketika nama mantan kekasihnya disebut  “Tapi yul..” ucap tiffany kembali

“Wae?” tanya yuri terlihat khawatir

“Yoong tadi malam pingsan dan sampai sekarang berada di rumah sakit”

“Mwo? Wae…?”

“Dokter bilang yoong kelelahan”

“Yaish… Kajja kita kesana” ucap yuri yang sudah terlihat sangat khawatir

Taeyeon yang sedari tadi berada dibelakang yuri sempat penasaran, namun ketika hendak menghampiri yuri kedua matanya bertemu dengan tatapan tiffany, taeyeon segera menghentikan langkahnya

Cukup lama berpandangan, tiffany segera membuang muka dan membalikkan badannya menyusul yuri

……………………….

“Baby, apa semuanya sudah lengkap?” ucap tyler sambil berjalan membawa koper besar milik jessica

“Nne” ucap jessica

Keduanya pun mengendarai sebuah mobil yang dikemudikan tyler menuju bandara, hari ini jessica akan dibawa kembali ke USA

Jessica terdiam memandang pemandangan luar jendela mobil, tangannya meraba bibirnya dan mengingat kembali ketika yoona mencium bibirnya

“Mengapa jantungku selalu berdetak cepat setiap mengingat itu” ucap jessica dalam hati dengan tangan kiri yang memegang dadanya

………………………………

Begitu tiba di rumah sakit, tiffany dan yuri segera bergegas menuju ruangan tempat dimana yoona dirawat, namun langkah mereka terhenti ketika melihat yoona baru saja keluar dari ruang administrasi dan telah memakai pakaiannya lengkap

“yoong?” panggil yuri membuat yeoja dihadapannya itu menoleh kearah yuri

“huh? unnie? mengapa ada disini? Baru saja aku akan ke kantor polisi untuk menemuimu” tanya yoona heran

“Yoong bukankah kau masih harus mendapat perawatan?” ucap tiffany terlihat khawatir

“Ahahaha aku sudah baik baik saja, lagipula kau sudah aku hanya kelelahan” ucap yoona menggaruk garuk kepalanya kemudian melirik yuri

“Yah, lain kali kurangi aktivitasmu, kajja kita pulang, kau masih harus istirahat” ucap yuri

“Dengar kata unniemu! Dasar rascal, kajja kalian pulang ke apartemenku saja” ucap tiffany

“Hehehe mianhae, kajja” ucap yoona menggandeng lengan kedua unnienya itu berjalan meninggalkan rumah sakit, namun setelah beberapa langkah yoona kembali berhenti

“Chankkaman! Kenapa unnie bisa berada disini dan mengajakku pulang?”

“Tentu saja aku aku sudah bisa menghirup udara bebas yoong” ucap yuri ikut menghentikan langkahnya dan tersenyum mengangkat wajahnya

“Mwo? Jadi unnie sudah bebas?” ucap yoona excited

“Tentu saja, kau tak ingin memberikan selam…” belum sempat yuri berbicara yoona sudah terlebih dahulu memeluknya senang

“Akhirnya, jangan meninggalkanku lagi” ucap yoona memeluk erat tubuh yuri

Tiffany tersenyum bahagia melihat kedua yeoja dihadapannya itu, namun yuri yang melihatnya langsung merentangkan tangannya dan tiffany bergabung berpelukkan dengan mereka

….

Setelah tiba diapartemen, saat hendak membukakan pintu tiba tiba seorang ahjumma yang merupakan tetangga kamarnya menghampiri membawakan sebuah kotak kecil

“tiffany-shi” panggil ahjumma itu membuat ketiga yeoja dihadapannya menoleh

“ah, nne ahjumma ada apa?”

“tiga jam yang lalu temanmu kemari dan menitipkan ini untukmu, dia bilang kau tidak ada diapartemen” ucap ahjumma itu menyerahkan kotak kecil yang dibawanya pada tiffany

“kamsahamnida ahjumma” ucap tiffany

“nne..” jawab ahjumma itu sambil berlalu meninggalkan ketiga yeoja itu

“huh? jessica?” ucap tiffany membaca tulisan nama jessic pada kotak itu

Tiffany, yoona dan yuri pun memasuki apartemen

“bukankah ulang tahunmu masih beberapa hari lagi?” ucap yuri ikut merasa heran

“nne, aneh sekali” ucap tiffany membolak balikkan kotak itu “coba ku lihat” lanjutnya sambil mulai membuka kotak itu

Setelah dibuka, tiffany tersenyum senang saat melihat sebuah case ponsel yang terlingat sangat cantik terutama case itu berwarna pink

“kyaaaa…. ini lucu sekali! aku sangat menyukainya, she’s really my bestfriend” ucap tiffany excited sambil memeluk hadiah pemberian dari jessica

“yah, kau bilang aku adalah satu satunya sahabat terbaik untukmu” ucap yuri sebal

“hhehe aku akan mengatakannya setelah kau memberiku kado nanti” ucap tiffany memberikan merong pada yuri

“sahabat yang baik tak akan menitipkan kado” ucap yoona yang sudah duduk di ruang makan sambil menikmati buah apel yang diambilnya dari kulkas

“ah.. benar juga” ucap tiffany “huh? ada suratnya” lanjutnya saat melihat kembali pada kotak itu, tiffany pun segera membuka dan membacanya

 

 

 

“happy birhtday my best Tiffy! i hope all your dream wish come true baby and i love you so much. aku orang yang pertama mengucapkan bukan? hehehe

 

“Tiff, maafkan aku yang pergi tanpa memberitahumu dulu aku harus kembali ke USA, tadi aku ke apartemenmu tapi kau tak ada, aku baru ingat kau akan menghadiri sidang yuri. aku harap kasusnya segera terselesaikan dan yuri bisa segera dibebaskan. agar tiket yang ku beri tak sia sia.

ah ya, aku akan mengucapkan terimakasih padamu atas semuanya selama aku tinggal disini, kau benar sahabat terbaikku, bahkan mungkin aku akan sangat bahagia jika kau menjadi kekasihku hahaha just kidding babe

jaga kesehatanmu baik baik tiff, aku pastikan kita akan bertemu kembali karna aku tahu aku pasti akan merindukanmu hehehe

lupakan semua kesedihanmu dan hiduplah bahagia dengan orang orang yang mencintaimu, I love you my Tiffy, chu!” 😘

“mwo?! jessie pergi?” ucap tiffany terkejut setelah membaca surat itu, yuri dan yoona pun ikut terdiam mendengar itu

“oddiga?” tanya yoona yang sudah menghampiri tiffany dan membaca surat itu, yoona ikut membelalakkan kedua matanya setelah membaca surat itu

“unnie ayo ikut aku” ucap yoona kembali sambil menarik tangan yuri membawanya keluar

“hey.. kalian mau kemana?” teriak tiffany yang masih berada di dalam apartemen, iapun segera berlari menyusul

“oddiga?” tanya yuri heran namun yoona terus melangkahkan kakinya cukup cepat dan ketiganya memasuki sebuah taksi meninggalkan apartemen tiffany

15 menit perjalanan, kini taksi itu menepi. ketiga yeoja itu tiba di bandara incheon. rupanya yoona buru buru ingin menyusul jessica dengan harapan  jika yeoja itu masih berada disana

“apa masih mungkin jessie masih berada disini? ahjumma bilang dia menitipkan surat itu sudah beberapa jam yang lalu yoong” ucap tiffany mengikuti langkah yoona

namun yoona masih terdiam, ia berhenti di sebuah layar besar yang menampilkan jadwal penerbangan dari incheon airport, ia melihat semua penerbangan ke USA sudah tidak terssedia, iapun kembali berjalan menuju tempat check in tiket

“permisi, apa semua penerbangan ke USA sudah take off?”

“nne, penerbangan terakhir sudah take off 2 jam yang lalu”

“ah begitu ya, kamsahamnida” ucap yoona membungkukkan badannya pada petugas itu, iapun kembali berjalan menghampiri yuri dan tiffany yang berdiri tak jauh darinya

“bagaimana?” tanya yuri

“dia sudah pergi” ucap yoona lemas kembali berjalan meninggalkan bandara

Yuri yang melihat perubahan pada yoona langsung menatap tiffany dan mengangkat alisnya menanyakan apa yang terjadi

“aku juga tidak mengerti yul, yang ku tahu mereka sering bertengkar seperti anjing dan kucing setiap kali bertemu”

Yuri dan tiffany pun segera menyusul yoona

……………..

di ruang pribadi tuan choi

“tuan, yuri sudah dibebaskan dari tahanan” ucap salah satu anak buah tuan choi

“sial! apa yang terjadi?”

“anak korban menarik semua tuntutan dan beberapa kumpulan bukti bukti yang menunjukkan jika yuri tak bersalah”

“dasar sersan bodoh!” umpat tuan choi kesal “lalu, apa ada yang membuntutinya sekarang?”

“nne, 3 orang sudah diarahkan untuk selalu membuntutinya, dari info yang saya dapat, yuri tak pulang ke rumahnya tuan”

“oddiga?”

“dia bersama 2 orang yeoja menuju sebuah apartemen dan hingga sekarang mereka masih berada disana, diduga adiknya juga berada di salah satu mereka”

“yesung-ah apa kau sudah mendapatkan identitas adiknya?”

“nne tuan, ini” ucap anak buah bernama yesung itu sambil menyerahkan berkas identitas adik yuri

“hmmm…” *srrak!!* tuan choi melempar berkas itu kasar ke atas mejanya “segera singkirkan mereka” lanjutnya

“baik tuan” ucap para anak buah tuan choi kemudian meninggalkan ruangannya

Yesung berjalan memisahkan diri dari tim nya, ia berjalan memasuki lift dan menekan tombol lantai 3 pada mansion milik tuannya itu

*tok tok tok* jimin mengetuk pintu salah satu kamar dalam mansion itu sambil sesekali menoleh ke segala arah dengan tatapan waspadanya

“masuklah” ucap seseorang dari dalam, pintu itupun terbuka secara otomatis

“apa aku mengganggu?” tanya yesung setelah memasuki kamar, ia melihat sooyoung sedang duduk di atas kursi di balkon

“anniyo, aku menunggu kabar darimu, bagaimana ayahku?”

“aku baru saja menemuinya dan memberitahu jika yuri sudah dibebaskan dari penjara, apa nuna juga sudah tahu?”

“tentu saja, apa ayahku menanyakan tentang adiknya?”

“nne, dan aku telah memberikan berkas identitas tentang adiknya dari yang nuna berikan kemarin, tuan choi meminta untuk segera membunuhnya, setelah meninggalkan kantor polisi yuri bersama seorang wanita mnuju rumah sakit dan menemui seseorang, namun setelah keluar mereka menjadi bertiga dan sampai sekarang mereka berada di sebuah apartemen”

“apa kau tahu alamatnya?”

“nne, ini” ucap yesung mengambil sebuah kertas kecil berisikan alamat sebuah apartemen dan memberikannya pada sooyoung

“sudah ada anak buah appa yang membuntuti mereka?’

“nne, jisung taeyang dan dragon sudah berada disana membuntutinya”

“hmm… ada lagi?”

“hanya itu nuna”

“baiklah, gomawo yesung-ah aku harus segera pergi dan jangan beri tahu ayahku tentang ini”

“nne nuna” ucap yesung menundukkan kepalanya memberi hormat pada majikannya itu

…………………………

Yuri berjalan memasuki kamar tiffany, ia melihat yoona sedang duduk terdiam memandang keluar jendela

“sepertinya yedongsaengku sedang bersedih” ucap yuri menghampiri yoona dan ikut duduk disampingnya

“aku sedang tak bersemangat” ucap yoona menatap yuri sekilas kemudian kembali memangku wajahnya dengan kedua tangannya

“wae..? apa ini ada hubungannya dengan jessica?” goda yuri membuat yoona menatapnya begitu nama yeoja itu disebut

“jadi itu benar?” ucap yuri kembali karena yoona hanya terdiam “kau selalu terlihat marah jika aku membicarakan jessica kemarin”

“hmm… sepertinya aku menyukainya” ucap yoona menundukkan wajahnya

“mwo? woah.. daebak” ucap yuri menepuk nepukkan kedua tangannya “aigoo.. yedongsaeng unnie sudah mulai dewasa sekarang” lanjutnya sambil mengusap rambut yoona

“tapi aku sudah membuatnya marah”

“huh? wae…?”

“aku mencium bibirnya”

“mm… mmwo?” ucap yuri terkejut “bagaimana bisa? tapi kau sudah mengungkapkannya kan?”

“aku sengaja melakukan itu, aku juga sudah mengungkapkannya beberapa kali tapi dia sepertinya tak mempercayaiku”

“pasti karena kau mengatakannya sambil bercanda kan? -____- ” 

“anniyo aku selalu serius mengatakannya, tapi tak apalah seperti ini, dia sudah pergi jauh membawa kemarahannya terhadapku”

“wae..? mengapa kau membuatnya marah? yah! ingat pesanku, jangan pernah menyakiti hati seseong apalagi dia seorang yeoja”

“dia sudah memiliki kekasih dan namja itu mengatakan akan menikahinya”

“hemm… rumit sekali, tapi apa kau yakin jessica tak menyukaimu?”

“molla… yang ku tahu dia selalu menolakku” ucap yoona kembali sendu

“jangan sedih, kau ini adikku yang paling cantik sekaligus tampan, pasti akan banyak yang mau padamu” ucap yuri merangkul pundak yoona, yoona pun tersenyum menatap unnienya itu meskipun senyumnya dipaksakan, karena bagaimanapun juga yoona tetap masih mencintai jessica

“hey kenapa kalian belum tidur?” ucap tiffany yang baru saja selesai mandi

“pembicaraan seorang adik dan kakak hehehe, kau lekaslah tidur fany-ah kau pasti lelah, kau juga yoong” ucap yuri segera berdiri dan memakai kembali jaketnya

“huh? kau mau kemana yul?” tanya tiffany heran

“aku harus ke rumah, mr. lee pasti mencariku”

“jadi kau tak menginap disini?” ucap tiffany terlihat sedikit kecewa

“nne.. mianhae.. tapi aku akan selalu berkunjung kemari, tolong jaga adikku ya” ucap yuri mengusap usap kepala tiffany membuat kedua pipi yeoja dihadapannya itu mulai memerah

“n.. nne t.. ttentu saja” ucap tiffany gugup

“kalau begitu aku pergi dulu” ucap yuri memeluk yoona “jaga kesehatanmu, jangan berlatih dulu untuk sementara waktu ini, call?” lanjutnya

“call” ucap yoona setuju

yuri pun diantar tiffany menuju pintu keluar

“aku pulang dulu” ucap yuri membalikkan badannya menghadap tiffany setelah tiba di pintu apartemen tiffany

“nne, jaga dirimu baik baik yul.. dan jika ayahmu jahat tidurlah disini”

“hahaha… baiklah” ucap yuri tertawa melihat kepolosan sahabat yang dicintainya itu, iapun memeluk tiffany kemudian kembali membalikkan badannya berjalan meninggalkan apartemen

tiffany menundukkan wajahnya dan memasukkan tangan kanannya kedalam saku bathrobe yang dikenakannya, kemudian ia mengeluarkan dua lembar tiket sebuah pertunjukkan teater, tiket itu ia dapatkan saat membuka kotak phone case yang diberikan oleh jessica bersama sebuah catatan kecil

“tadinya aku membeli 2 lembar tiket ini untuk kita menonton bersama untuk merayakan malam ulang tahunmu, ku pastikan pertunjukannya sangat bagus, tapi sayangnya aku harus segera pergi, so’ pergilah berkencan bersama yuri, dan segeralah ungkapkan perasaanmu padanya, ppali!! atau aku akan mengambil yul darimu”  

tiffany kembali tersenyum mengingat apa yang jessica tuliskan pada catatan itu, iapun segera mengangkat wajahnya dan berlari menyusul yuri yang masih berdiri menunggu pintu lift terbuka

“yul chankaman!” teriak tiffany membuat yuri menoleh kearahnya

“nne? ada apa fany-ah?” ucap yuri berjalan menghampiri tiffany yang belum sampai padanya

“apa minggu depan kau akan sibuk?”

“tentu saja tidak, minggu depan adalah hari ulang tahunmu, aku akan mengosongkan semua kegiatanku agar bisa bersamamu”

“ah kebetulan, kajja kita menonton pertunjukkan ini” ucap tiffany memperlihatkan sebuah poster kecil bersama 2 tiket pertunjukkan itu

“huh? apa ini?”

“pertunjukkan teater, ini terlihat seru”

“hmm…”

“wae? apa kau tak menyukainya?” ucap tiffany terlihat sedih melihat ekspresi yuri

“anniyo, hanya saja kau kan yang akan berulang tahun, seharusnya aku yang mengajakmu keluar fany-ah”

“yaish aku pikir apa, gwaenchanna… lagipula ini dari jessica, tadinya dia membelikan 2 tiket ini untukku dan untuknya tapi dia lebih dulu pergi”

“kenapa kau tak mengajak taeyeon?” tanya yuri membuat tiffany tersentak, hatinya kembali merasa tak enak mendengar nama mantan kekasihnya itu disebut yuri memang belum mengetahuinya

“an.. anniyo.. aku sedang ingin pergi bersamamu, ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu yul”

“ah… jadi kau merindukanku? hahaha baiklah… tapi…”

“tapi apa?”

“karena ini kencan pertama kita setelah sekian lamanya maka kau harus berdandan secantik mungkin”

“hahaha kau tenang saja babo!” ucap tiffany menjitak kepala yuri

saat itupun pintu lift terbuka setelah yuri tekan

“aku harus segera pergi” ucap yuri mengusap kepala tiffany kemudian berjalan memasuki lift

“nne, hati hati yul” ucap tiffany tersenyum memperlihatkan bulan sabit pada kedua matanya membuat yuri kembali terkesima, namun senyuman itu perlahan menghilang setelah pintu lift tertutup

sambil terus tersenyum dengan perasaan bahagia, tiffany berjalan memasuki apartemennya

………………………………………….

setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, jessica akhirnya sampai di USA dan diantarkan tyler ke rumahnya yang ia tinggali bersama adiknya krystal, ia sengaja tak langsung menuju rumah orang tuanya karena ingin beristirahat sejenak terlebih ia masih enggan bertemu kedua orang tuanya saat bersama tyler

begitu tiba, tyler membantu jessica membawakan barang barangnya kedalam rumah jessica

“sepertinya adikmu sedang pergi”

“hemm… sepertinya begitu”

“bagimana jika aku tidur di rumahmu?”

“what? no tyler, kau harus pulang”

“why? bukankah kita sudah biasa?”

“anni… aku sedang merasa sangat lelah”

“hmm… baiklah aku mengerti, kau segerah beristirahat, besok aku akan kembali” ucap tyler mengecup singkat bibir jessica

“hati hati” ucap jessica menutup pintu rumah dan menguncinya. ia terlalu malas berbincang lama dengan kekasihnya itu

Setelah selesai mandi, jessica langsung berbaring diatas tempat tidurnya karena merasa lelah, namun sebelum kedua matanya terpejam ia mengambil ponsel dan mengaktifkannya

jessica tersenyum ketika menerima dan membaca sebuah pesan yang masuk

“aku sudah mengajaknya dan dia mau pergi denganku, aku sedikit kecewa karena dia kembali menyebut nama orang itu, thanks so much tiketnya baby, aku akan segera mengungkapkannya, tiffany jjang!! ^_^ i love you jessie, aku akan selalu merindukanmu” – My Tiffy

Jessica kembali meletakkan ponsel itu diatas meja kamarnya, ia tak berniat membalas pesan dari sahabatnya itu, karena merasa sangat lelah perahan iapun memejamkan matanya dan dalam sekejap dirinya sudah berada di dunia mimpi

……………………………………

Taeyeon baru saja tiba di rumahnya, saat membukakan pintu tiba tiba ponselnya bergetar menerima panggilan, taeyeon mengambil ponsel yang berada di dalam saku jasnya dan mengangkat telepon itu setelah melihat nama yang tertera dilayar panggilan

“yoboseyo, ada apa hyo? kau begadang lagi?”

“taenggu-yaa oddiga?” tanya hyoyeon

“aku baru saja tiba di rumahku, wae?”

“andwae! kau tak boleh masuk! pergilah dari sana”

“mwo? wae..? aku baru saja tiba, aku lelah”

“andwae taenggu yah, kau dalam baha…”

*tut..tutt…tutt….* belum sempat hyoyeon menyelesaikan telepeonnya sudah terputus

saat mendengarkan hyoyeon, tanpa taeyeon sadari tak jauh darinya seseorang baru saja menembakkan sebuah senjata peredam suara kearahnya dan peluru itu menembus kakinya hingga membuat taeyeon terjatuh didepan pintu

“akhh!!!” teriak taeyeon kesakitan, ia melihat ponselnya tergeletak setelah terbanting, sambil menahan sakit pada kakinya taeyeon berusaha meraih ponsel itu namun seseorang sudah berdiri didekat ponsel itu dan menginjak ponsel itu sekuat tenaga hingga hancur, taeyeon terkejut dan mengangkat wajahnya melihat sosok itu namun sayangnya orang yang berdiri didekatnya itu mengenakan penutup kepala sehingga taeyeon tak dapat melihat wajahnya, tiba tiba 2 orang lain datang dan menyerang taeyeon dengan pemukul baseball

*bukkk!!! bukk!!!*

“akhh!!!”

tak henti henti nya ketiga orang itu memukuli dan menendang tubuh taeyeon kemudian menyeretnya kedalam rumah

*brukk!!!* tubuh taeyeon dilempar dengan keadaan terbaring taeyeon hanya bisa terdiam menahan rasa sakitnya sementara darah terus keluar dari kakinya yang terkena tembakan itu

“hancurkan tempat ini” ucap salah satu dari ketiga namja itu

mereka pun segera memasang beberapa bom waktu di setiap sudut ruangan dan dengan segera mereka meninggalkan rumah taeyeon setelah menekan waktu mundur dari bom itu

taeyeon mengangkat wajahnya melihat kearah salah satu bom yang terpasang tak jauh darinya itu, ia melihat sisa waktu yang hanya menyisakan 5 menit 37 detik. dengan bersusah payah ia berusaha bangun agar keluar dari rumahnya sebelum bom bom itu meledak dan menghancurkan tubuhnya, namun sayangnya luka tembakan dan pukulan pukan dari ketiga namja itu membuat tubuhnya sangat lemah hingga ia kembali terjatuh

“sial” gumam taeyeon yang masih terbaring lemah dilantai, wajahnya semakin memucat karena banyaknya darah yang keluar

ia kembali memandang waktu yang tertera pada bom itu yang hanya menyisakan waktu 3 menit  26 detik untuknya.

“apa aku harus berakhir seperti ini?” ucapnya kembali dalam hati, perlahan ia tersenyum memejamkan kedua matanya, saat itu pula air mata taeyeon mengalir seiring mengalirnya waktu yang terus berkurang pada bom bom itu

 

TBC

Nunggu banyak yang baca dan komen baru dilanjut 😁 hehe

We Are Different part 6

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

…………………………………………….

10 tahun yang lalu

“Youngie-ya ppali, appa akan terlambat” ucap tuan choi yang sudah berdiri menunggunya, ia membukakan pintu mobil untuk sooyoung

Sooyoungpun segera berlari dan memasuki mobilnya, namun ia merasa heran saat melihat ada 2 anak kecil lain yang duduk di jok belakang

“Nugu?” ucap sooyoung yang sudah duduk disamping mereka

“Mereka putri dari pasien appa yang meninggal, sekarang kita akan mampir dulu ke panti asuhan karena appa harus mengantar mereka kesana” ucap tuan choi yang sudah berada di dalam mobil

Tuan choi pun membawa mereka menuju panti asuhan

Setibanya disana tuan choi langsung disambut pemilik panti dan beberapa wartawan dan awak media yang sudah menunggu untuk meliputnya

Di media, Tuan choi memang sangat terkenal sebagai pemilik rumah sakit yang selalu memberikan santunan pada keluarga pasien yang jika salah satu dari mereka meninggal dunia saat dirawat disana termasuk sekarang setelah satu pasien meninggal, media langsung menyorot tuan kim yang mengatakan jika akan membiayai kedua puteri dari pasien itu dan membawanya ke panti asuhan yang sudah lama ia dirikan itu.

“Appa akan berbicara bersama mereka, kalian bermain lah dulu bersama yang lain” ucap tuan choi pada keempat anak kecil diahadapannya itu kemudian meninggalkan mereka

“Ngomong ngomong kita belum kenal satu sama lain, choi sooyoung imnida” ucap sooyoung mengulurkan tangannya

“Kwon yuri, dan ini adikku” ucap yuri membalas uluran tangan sooyoung

“Kwon yoona imnida” ucap yoona membungkukkan badannya

“Dia adikmu?” tanya yuri pada sooyoung saat menatap sunny “siapa namamu?”

“Yah! Enak saja, aku ini unnie nya!” ucap sunny menggembungkan kedua pipi chubby nya membuat yuri dan yoona terkejut namun kemudian menertawainya bersama sooyoung

“Hahaha mianhae, tubuhmu terlihat lebih kecil dari nya” ucap yuri mencoba menghentikan tawanya

“Dasar menyebalkan, aku choi sunny” ucap sunny mengulurkan tangannya pada yuri dan yoona

Setelah berkenalan keempat yeoja itu terlihat akrab terutama dengan tingkah sooyoung yang sama dork nya dengan yoonyul

Mereka pun bergabung bersama anak anak panti asuhan lain yang sebagian ada yang sedang bermain bola di taman

“Hey kenapa dari tadi kau diam saja?” tanya yuri menghampiri sunny yang sedari tadi hanya duduk memperhatikan anak anak yang sedang bermain bola

“Moodku sedang buruk”

“Wae?”

“Teman dekatku sudah satu minggu tak masuk, dan aku baru mengetahui kabarnya jika ia pindah sekolah”

“Aigoo… Kau masih bisa menemuinya ke sekolah barunya”

“Sayangnya dia pindah ke luar negeri, dan dia pergi secara tiba tiba, menyebalkan!”

“Woah luar negeri? Aku juga ingin kesana agar bisa menemui appaku”

“Eh? Memang appa mu dimana?”

“Molla, eomma bilang dia tinggal diluar negeri”

“Ayahmu seorang nahkoda?”

“Anniyo, appa bersama keluarga baru nya disana”

“Ah… Aku mengerti ,mianhae tapi mengapa kau ingin bertemu ayahmu? Bukankah dia sudah jahat karena meninggalkan keluargamu?”

“Aku hanya ingin mengetahui wajahnya” ucap yuri mengadahkan kepalanya memandang langit

“Yul!! Kajja bermain lagi! Kita tertinggal” teriak salah seorang namja yang sedang bermain bola

“Ah iya ,aku lupa aku sedang bermain” ucap yuri kemudian berlari bergabung berasama teman teman barunya

“Dasar bodoh” gumam sunny tertawa memandang yuri yang sudah bergabung bersama

“Yoong oper bolanya padaku!” teriak sooyoung yang terus berlari, namun karena terlalu fokus pada bola sooyoung  tak melihat sebuah batu yang berukuran cukup besar sehingga membuat kakinya tersandung, karena kehilangan keseimbangan sooyoung terjatuh dan tubuhnya terus mengguling akibat keadaan tanah yang miring, sooyoung baru menyadari jika ia berlari di atas permukaan tanah yang cukup dekat dengan danau

*byurr!!!*

Akhirnya tubuh sooyoung terjatuh kedanau yang dalam itu

“Youngie-yaa!!” teriak anak anak lain segera berlari ke tepi danah memanggil manggil nama sooyoung

“Hupp… Hwaah.. Tool… Hmmpp…”

Sooyoung terus menggerak gerakan tangan dan kakinya agar tubuhnya tidak tenggelam namun bukannya menepi ia malah semakin menjauhi pinggiran danau, ia berusaha meminta tolong pada teman temannya karena sooyoung tak bisa berenang, namun tangan dan kakinya mulai melemas kelelahan, perlahan tubuhnya semakin tenggelam dan sooyoung berpikir jika hidupnya akan berakhir disana

“Panggil tuan choi atau orang dewasa ppali!!” ucap salah satu temannya, yang lain pun segera berlari meminta pertolongan

“Anniyo, ini akan terlambat dia akan tenggelam” gumam yoona, iapun melepas sandalnya dan menceburkan tubuhnya kedalam danau

“Yoong!!” teriak yuri, iapun menyusul yoona menceburkan dirinya

Yoona terus berenang, ia terkejut saat tak lagi melihat tubuh sooyoung, yoona pun mengambil napas dan mulai menyelam, beruntung ia segera mendapati tubuh sooyoung dan menariknya ke permukaan, yuri yang menyusulnya segera membantu menarik tubuh yoona dan sooyoung ke tepi danau hingga tubuh sooyoung yang lemas tak sadarkan diri itu segera dibaringkan

Yoona menepuk nepuk wajah sooyoung untuk memeriksa kesadarannya namun sooyoung masih tak sadarkan diri , ia pun melakukan CPR

“Youngie-yaa ireonna” ucap sunny yang sudah menangis

“Youngie!! Ada apa ini?” ucap tuan choi yang baru tiba

“Uhhuk!! Uhhukk”

Sooyoung terbatuk tepat saat ayahnya tiba, ia terdiam memandang yoona telah berhasil menyelamatkan nyawanya dan sooyoungpun didudukkan

“Youngie-ya kajja kita ke rumah sakit!” ucap ayah sooyoung segera mengangkat tubuh putrinya itu dan membawanya memasuki mobil bersama sunny

Yoona beserta anak anak lain berlari mengikutinya hingga sooyoung memasuki mobil dan dibawanya ke rumah sakit

Saat melewatinya sooyoung terus memandang yoona yang telah menyelamatkan nyawanya itu

………………

“Yah!! Tower!!” teriak yoona membuyarkan lamunannya

“Eh? Kapan kau tiba yoong?” ucap sooyoung yang terkejut akibat teriakan yoona

“Dari tadi aku sudah disini memanggilmu beberapa kali, tapi kau malah asik dengan imajinasimu” ucap yoona terlihat kesal

“Hehehe mianhae, ada apa?”

“Anni aku hanya khawatir melihatmu seperti itu, apa yang sedang kau pikirkan?”

“Tidak ada, kau sudah makan?”

“Belum, ah aku jadi lapar, kau mau ku buatkan ramyeon?”

“Anni, kau saja yang makan, aku tinggal tidur ya” ucap sooyoung segera berdiri hendak memasuki kamarnya

“Chankkaman” ucap yoona menahan pundak sooyoung hingga berbalik menghadapnya

“Wae?”

“Bagaimana dengan lenganmu? Apa sudah diobati?”

“Ah.. Ini” ucap sooyoung mengangkat lengannya “nne, setelah pulang tadi aku langsung ke dokter”

“Bagaimana jatuhmu hingga separah itu? Wajahmu juga ada luka gores”

“Aku tak ingat, lagipula lenganku sudah membaik”

“Cih, apanya yang membaik lenganmu berdarah beberapa jam yang lalu babo! Lagipula selama ini kau kemana saja? Aku jarang melihatmu “

“Kau tenang saja, aku pulang ke rumah dan beberapa hari ini aku tidur disana ,ada urusan keluarga”

“Ada masalah apa? Sepertinya sangat serius”

“Anniyo, hanya urusan biasa, sudah sana makan”

Yoona pun berdiri dan meninggalkannya sementara sooyoung kembali terdiam

“Sampai kapan?” ucap sooyoung dalam hati menatap punggung yoona dengan kedua tangannya yang mengepal

………………………

Keesokan harinya

“Yul!!” teriak seorang yeoja berseragam polisi membukakan pintul sel

Yuri pun mengangkat wajahnya

“Vivian? Ada apa kemari?”

“Harusnya aku yang bertanya, apa yang terjadi di rumahmu? Mengapa eommaku dipindahkan?” tanya vivian segera duduk disamping yuri

Vivian adalah teman kecil yuri dan yoona. Yang sekarang bekerja sebagai polisi di daerah jeonju

“Kau pasti tahu”

“Nne aku tahu ada penembakkan ,tapi wae? Aku tau kau bukan pelakunya”

“Hmm… Belum saatnya aku ceritakan”

“Yah! Aku sudah meminta izin dipindah tugaskan kemari, aku berpihak padamu! Kajja apa yang harus aku lakukan agar kau bisa segera keluar dari sini”

“Yah, cerewet sekali”

“Yaish… Aku khawatir padamu babo!” ucap vivian mengunci leher yuri dengan lengannya

“Yah yah yah! Lepaskan aku…!”

“Shirro!” ucap vivian terus mengunci yuri yang terus meronta

“Y..yyul” ucap seorang yeoja yang sudah berdiri di depan pintu sel membuat kedua yeoja itu menatapnya

“Uh? Tiffany?” ucap yuri terlihat senang saat melihat tiffany, sudah beberapa hari ini ia tak melihatnya dan yuri sangat merindukannya

“Mm..mmianhae mengganggu kalian, aku akan menunggu disana” ucap tiffany segera meninggalkan yuri

“Wae? Padahal dia bisa saja bergabung” ucap vivian merasa heran

“Mungkin dia masih mengira kita masih berhubungan” ucap yuri

“Uh? Tentu saja kita masih, sejak kapan kita bermusuhan”

“Baboya…! Bukan itu maksudku, dulu kau pernah menjadi kekasihku” ucap yuri menjitak kepala vivian

“Apanya yang kekasih, kau yang memaksaku berpura pura menjadi pasanganmu di pesta perpisahan sekolahmu, yah! Kau belum membayarnya!” ucap vivian

“Sssst…. Jangan terlalu keras, nanti fany dengar” ucap yuri membungkam mulut vivian

“Hemmmpp…h!!” gumam vivian

“Arra… Nanti aku bayar” ucap yuri melepaskan tangannya “aku akan menemuinya dulu, jangan ganggu kami, arra?!”

“Arrasoo…” ucap vivian menatap yuri yang sudah berjalan keluar, perlahan vivian pun tersenyum smirk

…..

“Fany-ah kau datang sendiri?” ucap yuri menghampiri tiffany

“Nne, jessica sedang bekerja jadi tak bisa menemaniku”

“Dasar es batu, jahat sekali dia belum menjengukku” gumam yuri mengacak pinggangnya

“Apa vivian selalu datang kesini?”

“Anniyo baru hari ini saja, ah ya kau kemana saja eoh?”

“Hehe mianhae aku baru saja sembuh”

“Wae? Kau sakit apa?” ucap yuri langsung duduk disamping tiffany dan memeriksanya

“Hahaha gwaenchanna” ucap tiffany merasa geli saat tangan yuri memeriksa dahi dan lehernya “aku hanya terkena demam, ini karena cuaca yang terlalu dingin” ucap tiffany mengusap usap kedua telapak tangannya

“Hmm… Kau terlihat semakin kurus, apa taeyeon tetap menjagamu dengan baik?” ucap yuri membetulkan jaket tebal yang dikenakan tiffany dan menarik resletingnya

Tiffany terdiam mendengar nama taeyeon, hatinya kembali terasa sakit atas kejadian tak terduga beberapa hari yang lalu di di apartemen kekasihnya itu

Flashback

Malam itu setelah dari rumah sakit menemui nyonya kim, tiffany memutuskan untuk pulang. namun saat taksi yang ditumpanginya melewati apartemen taeyeon ia memutuskan untuk mengunjunginya berharap taeyeon berada disana

begitu tiba ia menekan password apartemen taeyeon, ia tersenyum saat aroma pewangi baru yang taeyeon katakan pagi tadi mulai tercium dihidungnya

*piiip*

ia pun memasuki apartemen taeyeon setelah pintu terbuka

“taenggu, kau didalam?” panggil tiffany memasuki kamar taeyeon

ia tersenyum saat melihat taeyeon sedang terbaring diatas tempat tidurnya, tiffany mendekati dan duduk disampingnya tangan tiffany mulai mengusap wajah taeyeon

perlahan taeyeon yang kesadarannya memulih mulai membuka kedua matanya dan menatap tiffany

“kau kemana saja? aku sangat mengkhawatirkanmu” ucap tiffany tersenyum menatap taeyeon

taeyeon pun terbangun dan duduk disamping tiffany, ia memijit kepalanya yang masih terasa pusing

“fany-ah ada apa kau kemari?” tanya taeyeon

“aku hanya ingin memastikan”

“kau pikir ini jam berapa?” ucap taeyeon terlihat kesal

“mianhae, kau sangat sulit dihubungi dari tadi siang dan aku mendapat kabar jika omonim dibawa ke rumah sakit dan dirawat, setelah dari kantor polisi aku langsung kesana” ucap tiffany

Taeyeon hanya terdiam mendengarnya, ia mendekatkan wajahnya hendak menicum bibir tiffany

“taeng… kau mabuk?” tanya tiffany karena mencium bau alkohol dan menahan taeyeon dengan memegang kedua pundak yeoja itu

belum sempat taeyeon menjawab, pintu kamar mandi di dalam kaarnya terbuka dan seorang yeoja yang memakai bathrobe baru saja keluar

“taeng sepertinya shower……. “ ucap sunny namun tak melanjutkan bicaranya saat kedua matanya bertemu dengan pandangan tiffany “tiff.. tiffany?” panggil sunny merasa terkejut

“sunny?” ucap tiffany yang tak kalah terkejut, ketiga nya cukup lama terdiam

“t.. ttaeng” ucap tiffany memandang taeyeon meminta penjelasan, ia sudah mengetahui hubungan sunny dan taeyeon yang pernah menjadi pasangan kekasih sebelum dia bersama taeyeon namun ia tak menyangka jika mantan kekasih taeyeon berada di apartemen kekasihnya itu

“ann.. anniyo, ini tidak seperti yang kau pikirkan fany-ah” ucap sunny

Kedua mata tiffany sudah berkaca kaca, bagaimanapun juga ia merasakan sakit

“taeyeon-ah tolong jelaskan” ucap tiffany

“dia memang bersamaku malam ini fany-ah” ucap taeyeon sedikit menundukkan wajahnya “sudah beberapa hari ini kami memang sering bertemu” lanjutnya

“mwo? apa maksudnya taeng?” ucap tiffany semakin tak mengerti

“mianhae, aku masih mencintainya” ucap taeyeon membuat kedua yeoja dihadapannya terkejut mendengar itu

“t.. taeyeon-ah jangan bercanda, kau mabuk” ucap sunny

“anniyo, perasaanku tak pernah bercanda, selama ini aku selalu mencoba melupakanmu dengan bersama tiffany, aku pikir aku bisa melakukannya namun aku tak bisa sunny-ah” ucap taeyeon memandang sunny dengan tatapan seriusnya sementara air mata tiffany tak henti hentinya mengalir, selama ini taeyeon yang selalu ia percayai telah membohonginya

“fany-ah mianh..”

*plakkk!!!* belum sempat taeyeon menyelesaikan ucapannya tiffany sudah menampar keras pipi taeyeon ia pun berlari meninggalkan apartemen taeyeon

“taeyeon-ah jika ini lelucon ini sangatlah tidak lucu!” ucap sunny yang mulai kesal

“apa kau pikir ini lelucon?”

“kau sudah melukai perasaan tiffany!”

“kau pikir kau tidak melakukannya padaku? huh?” ucap taeyeon mulai berdiri menghadap sunny “apa selama meninggalkanku kau pernah memikirkan perasaanku sunny-ah? apa kau pernah berpikir berapa lama aku menahan sakitku menunggumu?”

“cukup taeng!” ucap sunny mulai terisak, ia hendak berjalan meninggalkan taeyeon namun taeyeon segera menahan dan memeluknya

“aku mencintaimu sunny, aku masih sangat mencintaimu” ucap taeyeon mengeratkan pelukannya

namun pada akhirnya sunny melepaskan pelukan taeyeon dan meninggalkan apartemen dengan perasaan yang tak menentu

Flashback end

“ini menyakitkan yul” ucap tiffany pelan

“Nne?” gumam yuri tak mendengarnya

“Aku baik baik saja, taeyeon menjagaku dengan baik” ucap tiffany tersenyum menatap yuri

“Ah baguslah, jangan sakit lagi fany-ah itu akan membuatku sakit juga” ucap yuri mengusap kepala tiffany dan memeluknya

Tanpa terasa air mata tiffany kembali lolos saat yuri memeluknya, ingin rasanya ia menumpahkan tangisannya di pelukan yuri yang baginya selalu terasa nyaman

Yuri hendak melepaskan pelukannya namun tangan tiffany menahannya

“Jangan lepaskan” ucap tiffany

“Eh?” gumam yuri tak mengerti

“Biarkan seperti ini dulu” ucap tiffany

Ia kembali menumpahkan air matanya dalam diam

Flashback

“Huh huh huh!!”

Yuri mengusap keringat diatas keningngya dan mengatur nafasnya setelah berlari ke segala tempat di sekolah setelah yoona memberitahunya jika tiffany menangis setelah bertengkar dengan taeyeon, ia memicingkan matanya saat melihat sosok yeoja yang sedang duduk dibawah sebuah pohon di taman sekolah yang tak jauh darinya. Yuri kembali berlari menghampiri yeoja itu setelah dugaannya benar jika yeoja itu adalah tiffany

“Orion kau dimana? Tolong aku, tolong hilangkan sakit hatiku” ucap tiffany dalam hati dan terus menangis

“Fany-ah wae?” ucap yuri

Tiffany masih terdiam terus menangis, kedua matanya yang basah menatap yuri yang terlihat mengkhawatirkannya

Tiffany pun memeluk yuri dan membenamkan wajahnya pada pundak sahabatnya itu

“Apa yang terjadi? Ku dengar kau bertengkar dengan kekasihmu? Wae? Bukankah hubungan kalian baru satu minggu?” tanya yuri bertubi tubi

Namun hanya tangisan tiffany yang menjawabnya

“Jika dia memang menyakitimu, tunggulah sebentar aku akan memberi pelajaran untuknya” ucap yuri mulai merasa kesal, ia tak pernah ingin melihat tiffany menangis karena hatinya juga ikut merasakan sakit

“Andwae yuri-yaa” ucap tiffany menahan yuri yang hendak pergi “ini salahku” lanjutnya kembali menangis

“Lalu kenapa kau yang menangis? Kau akan menangis jika ada yang melukaimu, aku harus menanyakannya pada taeyeon” ucap yuri

Namun tiffany menarik lengan yuri dan kembali memeluknya

“Fany-ah kau pikir aku tak pernah memperhatikanmu? setelah kau bersama taeyeon kau selalu menangis, wae? Ceritakan saja padaku jika taeyeon menyakitimu”

“Anniyo, ini salahku yul” ucap tiffany

“Kau selalu berkata seperti itu, sebegitu besarkah rasa cintamu padanya?”

Tiffany terdiam mendengarnya, kini isakannya mulai tak terdengar lagi

“Nne, aku yang salah karena terlalu mengharapkannya bahkan mungkin aku terlalu mencintainya” ucap tiffany

Kini yuri yang terdiam mendengar itu, hatinya merasakan sakit yang teramat dalam mendengar pengakuan tiffany

“Arraso aku tak akan membalasnya, aku hanya akan memberikan pundakku padamu”

Tiffany semakin mengeratkan pelukannya, yuripun terus mengusap usap rambut tiffany

Flashback end

………………………………

Setelah terdiam cukup lama, Tiffany mengusap air matanya dan mulai melepaskan pelukannya

“Gomawo” ucap tiffany kembali tersenyum

“Apa kau sangat merindukanku? Sampai segitunya” ucap yuri menaik turunkan sebelas alisnya

“Nne ,aku sangat merindukanmu babo! Kapan kau akan terbebas yul?”

“Molla, situasinya sedang rumit” ucap yuri

“Omo! Kau membawa makanan unnie! Ah kebetulan aku sedang lapar” ucap vivian yang baru saja muncul, ia mendekati tiffany dan membuka kotak besar yang berada disampingnya

“Ah ya aku lupa, aku kemari membawa makanan untukmu yul, aku khawatir kau tidak bisa menjaga pola makanmu karea kau sangat selektif terhadap makanan”

“Ah..hahaha aku hanya trauma terhadap makanan” ucap yuri menggaruk garukkan kepala belakangnya. Semenjak pernah keracunan makanan Yuri memang sedikit trauma terhadap jenis makanan ditempat yang asing baginya.

“Arraso aku mengerti, makanan yang kubuat masih segar dan bebas racun hehehe kau tenang saja” ucap tiffany membukakan tupperware dan memberikannya pada yuri

“Apa aku boleh memakannya juga?” ucap vivian

“Tentu saja kau bilang kau lapar, aku membawa banyak makanan” ucap tiffany memberikan  satu kotak berisi makanan pada vivian

“Woah gomawo unnie” ucap vivian senang menerima kotak itu, kini posisinya pindah duduk disamping yuri

“Kau pasti kesulitan karena kedua tanganmu di borgol, kajja aku suapi” ucap vivian mulai menyuapkan makanan pada yuri, yuri pun menerimanya dengan senang

“Aaa… Masytaaah…” ucap yuri menepuk tepukkan tangannya

“Ehmm… Yul, sebaiknya aku pulang”

“Eh? Waeyo…?”

“Aku… Aku harus pergi bekerja” ucap tiffany mulai melangkahkan kakinya hendak meninggalkan ruangan

“baiklah, hati hati di jalan unnie!” ucap vivian melambaikan tangnnya pada tiffany

“yah!!” teriak yuri

“wae? aku sudah dipindah tugaskan sebagai penjagamu disini, jadi mulai sekarang aku yang berhak mengatur jadwal kunjungan”

“yaish…

“gwaenchanna, aku akan mengunjungimu lagi, ah anni… aku akan menunggumu pulang yul” ucap tiffany iapun kembali membalikkan badannya namun lagi lagi yuri menahannya

“chankkaman” ucap yuri mendekati tiffany kedua tangannya merapikan jaket yang dipakai tiffany “kau bilang cuaca diluar sangat dingin kau harus menutup tubuhmu, jangan sakit lagi arra?” ucap yuri mengusap rambut tiffany

“n… nne… aku pergi dulu yul” ucap tiffany buru buru segera meninggalkannya karena tak ingin wajah merahnya terlihat oleh yuri

“hahahaha”

“kenapa kau tertawa? dasar bodoh, aku masih ingin melihat wajahnya”

“kau yang bodoh, tidak kah kau sadar jika yeoja itu cemburu padaku?” ucap vivian melanjutkan tawanya

“mwo? tiffany? hahaha jangan bicara yang bukan bukan”

“yaish dasar tidak peka, dari aku kuliah di london sampai lulus belum pernah mendengar kabar kau memiliki kekasih” ledek vivian

“kau tau, aku…”

“arra arra… aku tau, itu karena kau mencintai tiffany unnie”

“hehehe sudahlah jangan bahas itu”

“jadi dia masih bersama dengan si sersan itu? wah… daebak”

“yah!!!” teriak yuri

“arraso, kajja lanjutkan ceritamu, apa yang sebenarnya terjadi waktu itu?”

Yuri terdiam, ia sedikit ragu untuk menceritakannya

“kau tenang saja, hanya ada aku dan kau disini, ppali..” ucap vivian menebak raut wajah yuri

“memang bukan aku yang melakukannya, sebenci dan semarah apapun perasaanku aku tak akan melakukannya”

“kenapa dia ada didalam rumahmu? apa kalian ada janji untuk saling bertemu dan sebenarnya siapa namja yang tertembak itu?”

“dia…… ayahku”

“mwo??” ucap vivian terkejut

“saat itu ahjumma memberitahuku, aku langsung berlari menuju rumahku untuk segera melihatnya dan aku benar benar melihatnya”

“hhmmm…. apa ayahmu mungkin seorang mafia?”

“anniyo, dia seorang dokter, tapi aku sudah tahu pelaku dibalik penembakan ini”

“dokter? kemarin aku juga baru saja menangani kasus pembunuhan seorang dokter, kau tahu? cara membunuhnya sangat keji sekali”

“jinja? apa pelakunya sudah tertangkap?”

“sepertinya belum, setelah mengetahui kasus tentangmu aku langsung meminta dipindahkan kemari”

“yaish kau ini”

“wae? kau ini lebih penting, kau harus lekas bertindak dan keluar dari sini, kau harus segera menangkap para pelaku”

……………………..

“Kau melamun?” ucap jessica menghampiri yoona yang sedang duduk memandang ikan ikan yang berada di akuarium

“Anniyo, aku sedang berbincang dengan mereka” ucap yoona

“Eh? Sejak kapan ikan bisa berbicara?” tanya jessica bingung ikut memandang ikan ikan hias itu

“Sejak nenek moyang kita belum lahir, kau nya saja yang tak pernah memperlajarinya”

“Yah! Jangan membodohiku, aku tak pernah mendengar ada pelajaran bahasa ikan”

“Yah, untuk apa aku berbohong.. Kau pikir sedari tadi apa yang aku lakukan? Yaish bahkan kau tak sopan tidak menyapa mereka, kau tau? Salah satu dari mereka ada ikan yang sudah halmoni”

“Jinjja? Ah anyeong halmoni” ucap jessica sedikit menundukkan kepalanya pada ikan ikan itu sementara yoona berusaha untuk menahan tawanya ,tentu saja jessica kembali menjadi korban kebohongannya

“Ada apa kau kemari? Kau sudah membereskan semuanya?”

“Tentu, lihat saja semuanya sudah rapi.. Ah aku lupa, kemarin kau bertemu dengan yul, bagaimana kabarnya? Aku belum menemuinya, ah ottokhae” ucap jessica dengan raut khawatir memikirkan yuri

“Yah kenapa dengan raut wajahmu? Dia baik baik saja, dia makan dengan baik dan tidur dengan baik juga jadi kau tak perlu kesana karena sudah tahu kabarnya” ucap yoona menatapnya kesal

“Wae…? Aku ingin melihatnya secara langsung, lagipula dia pasti membutuhkan teman untuk mendengarkannya, yul pasti melewati hari hari yang rumit” ucap jessica

“Yaish…” gumam yoona segera berdiri dan meninggalkannya keluar restoran

“Yah yah yah, oddiga?” ucap jessica berlari menyusulnya

“Pulang, lagipula sudah malam aku sudah mengantuk”

“Lalu aku?” ucap jessica menghentikan langkahnya dihadapan yoona

“Kau? Kau pulang ke apartemenmu memangnya kemana lagi” ucap yoona kembali berjalan

“Kau tidak mengantarku?”

“Anniyo” ucap yoona mengabaikannya

“Yaah…!!” teriak jessica ,iapun berjalan kembali memasuki restoran, sialnya rekan rekan kerjanya yang lain sudah pulang “haish… ottokhae” gumamnya

namun saat membalikkan tubuhnya jessica terkejut saat sebuah tubuh seseorang sudah berdiri dihadapannya

“kyaaaaaa…..!!!!!”

“yah, berisik sekali” ucap orang itu menyalakan lampu restoran

“yah! kau senang sekali membuatku terkejut, yaish!!! menyebalkan” ucap jessica merasa kesal saat melihat orang itu adalah yoona

“kau nya saja yang mudah terkejut, kajja” ucap yoona menarik tangan jessica, ia kembali mematikan lampu restoran dan menguncinya

“kau bilang tak ingin mengantarku” ucap jessica masih merasa kesal

“aku tak mungkin tega membiarkanmu”

“kau senang sekali menarik ulur hati seseorang” 

“benarkah? mianhae… “ ucap yoona masih terus berjalan menatap kedepan dengan tangannya yang masih menggenggam tangan jessica “lagipula kau bisa memberhentikan taksi, kenapa kau memintaku mengantarmu?” lanjutnya

“ah benar juga, jessica babo” ucap jessica dalam hati “percaya diri sekali, siapa juga yang meminta diantar olehmu, lepaskan aku ingin pulang”

“shirro, aku lapar, kau tak lapar?”

“ah benar juga” gumamnya dalam hati “baiklah, kita makan dimana? jangan terlalu jauh, ini sudah mulai larut malam” ucap jessica

Yoona tak menjawabnya, ia hanya terus berjalan dengan menarik tangan jessica hingga keduanya sampai disebuah kedai makanan

“ahjumma, 2 porsi seperti biasa” ucap yoona pada seorang ahjumma pemilik kedai tersebut

“hey yoong, kau tak bersama unnie mu?”

“anniyo, aku bersamanya” ucap yoona menunjuk pada jessica, jessica pun membungkukkan badannya menyapa ahjumma itu

“omo! kekasihmu?” ucap ahjumma itu tertegun saat melihat jessica

“nne” jawab yoona

“an.. “

” aigoo yeoppoda…” ucap ahjumma sebelum jessica melanjutkan ucapannya “kajja duduklah” lanjutnya sambil membawa nampan berisi 2 mangkok jajangmyeon dan 22 botol soju yang sudah siap disajikan

“kamsahamnida ahjumma…” ucap yoona saat menerima makanan tersebut

“nne, nikmati kencan makan malam kalian hehehe” ucap ahjumma itu kemudian berlalu pergi

“yah apa maksud ucapanmu tadi” ucap jessica

“yang mana?” tanya yoona

“haish… lupakan” ucap jessica, keduanya pun mulai menikmati jajangmyeon yang sudah berada dihadapan mereka

“aaah… masyta.. sudah lama sekali aku tak makan disini, kau suka?” ucap yoona dengan jajangmyeon yang masih menggembul di pipinya

“nne ini memang lezat, kau selalu kemari? sepertinya ahjumma itu sangat mengenalmu”

“tentu saja, sepulang sekolah aku selalu kemari bersama unnieku”

“woah sudah lama sekali kedai ini”

“ini memang kedai jajangmyeon paling terkenal disini, ah yul unnie juga pasti merindukannya, sudah lama sekali kami tidak pernah kesini”

tanpa terasa jessica tersenyum mendengar itu

“wae?” tanya yoona

“anniyo, aku hanya senang hubunganmu dengan yuri sudah membaik” ucap jessica

“hmm… kau bilang kau memiliki dongsaeng?”

“nne, dia sekarang tingkat akhir high school”

“apa kau tak merindukannya?”

“walaupun dia menyebalkan sepertimu tentu saja aku merindukannya, tapi hampir setiap hari dia menelponku ataupun sebaliknya”

“kenapa kau memilih seoul?”

“molla, kedua orang tuaku memang berasal dari negara ini tapi sekarang ini adalah pertama kalinya untukku menginjakkan kaki di seoul, awalnya aku ragu namun setelah mengenal tiffany yang juga tinggal sendirian, aku jadi yakin akupun bisa”

“apa kau begitu memang karena ingin melupakan seseorang?”

“hmm…” gumam jessica mulai mengambil soju dan meminumnya “aku hanya ingin memulai kehidupanku yang baru, aku sudah terlalu muak menangisi namja brengsek itu” lanjutnya

“apa yang terjadi?” tanya yoona

Jessica hanya memandang yoona merasa ragu jika menceritakannya karena ia tahu yoona tak pernah luput dari mengerjainya

“yah, mengapa memandangku seperti itu? aku juga bisa bersikap serius” ucap yoona

“dia tiba tiba mumutuskan hubungan tanpa alasan, padahal kami sudah merencanakan tanggal pertunangan kami yang akan diadakan beberapa bulan lagi, tapi saat aku menemui kantornya untuk memastikan, sayangnya aku melihat si brengsek itu bersama perempuan lain”

“woah daebak, pasti yeoja itu lebih cantik darimu”

“yah!!!” teriak jessica memandang tajam pada yoona tanpa ia sadari hampir semua pengunjung kedai merasa terkejut karena teriakannya itu

“aku bercanda hehehe aku yakin namja itu suatu saat nanti akan menyesal telah melepaskan  yeoja secantikmu” ucap yoona melanjutkan makannya

Kini emosi jessica mulai menurun, lagi lagi yoona telah membuat perasaannya naik turun

“dasar menyebalkan” gumam jessica

“tenang saja, kau akan merasa bahagia disini” ucap yoona tersenyum memandang jessica begitupun jessica yang terdiam memandang yoona, keduanya cukup lama saling memandang

“ak.. aku sudah kenyang” ucap jessica

“jinja? makananmu masih tersisa”

“ini terlalu banyak untukku, lain kali jangan memesankan 1 porsi untukku”

“baiklah, kajja kita pulang” ucap yoona mulai berdiri

Yoona kembali mengantar jessica ke apartemennya

“gomawo… kau ingin mampir?” ucap jessica setelah kduanya tiba didepan apartemen jessica

“anniyo aku langsung pulang saja” ucap yoona “ah ya, besok bangunlah pukul 6 pagi”

“eh? wae?? bukankah restoran buka jam 10?”

“pokoknya bangun saja dan lekas bersiap siap, aku akan menjemputmu jam 7, bye..” ucap yoona melambaikan tangannya dan berlari meninggalkan jessica

“huh? dasar” ucap jessica namun kemudian tersenyum menatap punggung yoona yang semakin menjauh dan menghilang dibalik lift

…………………….

keesokan harinya sesuai apa yang diucapkan yoona tadi malam, pukul 7 pagi ia tiba di apartemen jessica

“good morning” ucap yoona tersenyum saat pintu apartemen jessica terbuka

“ternyata kau memang kesini, masuklah aku baru saja membuatkan sarapan” ucap jessica yang sudah terlihat rapi

“tentu saja, aku tak pernah mengkhianati lidahku sendiri” ucap yoona berjalan mengikuti langkah jessica

“jadi, apa yang membuatmu memintaku bangun pagi?” tanya jessica sambil memberikan potongan  sandwich yang dibuatnya

“kita akan pergi”

“pergi? oddiga?”

“jalan jalan, membuatmu senang”

“eh? bukankah ini bukan hari libur kerja?” tanya jessica bingung

“tentu saja bukan, apa kau tak lelah? kau juga butuh bersenang senang, kau tenang saja aku sudah memberitahukan yang lain”

“hhh… kau ini, selalu saja berlaku seenaknya”

“tentu saja aku melakukan ini untukmu” ucap yoona

“yy..yah, kk.. kau ini” ucap jessica merasa gugup dengan kedua pipi yang hampir blushing

“kajja kita berangkat” ucap yoona mulai berdiri dan kembali menggenggam tangan jessica

“c.. changkaman, aku ingin mengambil ponselku” ucap jessica menahan tangan yoona

“baiklah, aku akan menunggu dibawah” ucap yoona kemudian berjalan meninggalkan jessica

“hufhht… apa apaan ini” ucap jessica membuang nafas dengan kedua tangan yang memegang dadanya, iapun berjjalan memasuki kamar untuk mengambil tas kecil dan ponsel yang sedang di charger nya. namun alis jessica terangkat saat mencabut kabel pengisi daya yang membuat layar ponselnya menyala dan memperlihatkan beberapa panggilan dari sebuah nomor kontak

Dahinya mengkerut saat membuka kunci layar dan melihat pemilik nomor yang berkali kali memanggilnya itu, jessica pun menutup kembali layar ponselnya setelah menghapus nomor panggilan itu namun saat akan memasukkan ponselnya kedalam tas tiba tiba ponselnya kembali berbunyi menerima panggilan

saat dilihat, nomor kontak yang sama kembali meneleponnya membuat jessica terdiam cukup alama menatap layar ponsel yang terus berkedip menerima panggilan itu

Namun jessica segera menekan tombol merah menolak panggilan itu dan mematikan ponselnya, iapun segera menemui yoona yang sudah menunggunya

“yah lama sekali” ucap yoona yang sudah terlihat kesal

page.jpg

“mianhae” ucap jessica “eh? kita akan mengendarai motor?” lanjutnya menatap heran pada yoona yang sudah menggunakan helm dan duduk disebuah motor

“nne, apa kau tak suka?”

“anniyo, mana helm untukku?” tanya jessica, yoonapun memberikan satu helm untuk jessica dan segera dipakainya

“kau tak ingin berpegangan padaku?”

“shirro” ucap jessica yang sudah duduk dibelakang yoona

“baiklah” ucap yoona, iapun segera menghidupkan mesin motor dan tanpa jessica duga yoona langsung menarik gas membuat seseorang yang duduk dibelakangnya merasa terkejut hingga akhirnya kedua tangan jessica memeluk pinggang yoona dengan erat

Yoona pun tersenyum senang

………………………………………

*tingtong* suara bel pintu apartemen taeyeon berbunyi saat seseorang menekannya dari luar

“fany-ah?” ucap taeyeon saat membukakan pintu dan melihat tiffany berdiri disana “kenapa tak langsung masuk saja? aku tak mengganti password pintuku”

“gwaenchanna” ucap tiffany singkat

“masuklah” ucap taeyeon

“anniyo” ucap tiffany masih berdiri didepan pintu membuat taeyeon membalikkan badannya “aku kemari hanya ingin mengembalikan ini semua” ucap tiffany memberikan kotak besar berisi barang barang yang taeyeon berikan selama masih menjalin hubungan bersama

Taeyeonpun dengan kaku menerima kotak itu

“wae..?” tanya taeyeon

“aku rasa aku tak pantas menerimanya lagi” ucap tiffany “dan ini..” lanjutnya sambil melepaskan cincin yang dikenakannya dan diberikan pada taeyeon. cincin itu adalah cincin couple yang diberikan taeyeon sebagai perayaan hari anniversary hubungan mereka yang sudah menginjak 3 tahun dari awal hubungan mereka dimulai, saat itu tiffany merasa sangat bahagia memakai cincin itu. namun sekarang justru memakai cincin itu membuatnya terluka

Taeyeon hanya terdiam memandang tiffany, ia merasa sangat bersalah pada yeoja dihadapannya itu namun ia sendiri tak bisa melakukan apa apa

“aku pergi, terima kasih atas semuanya” ucap tiffany segera membalikkan badannya

saat itu taeyeon buru buru meletakkan kotak besar itu dan berlari mengejar tiffany

“fany-ah, chankkaman!” ucap taeyeon menarik tangan tiffany dan memeluknya

Tiffany mencoba melepaskan diri dari pelukan taeyeon namun taeyeon terlalu erat memeluknya

“mianhae… jeomngmal mianhae” ucap taeyeon mulai menitikkan air matanya begitu pun tiffany “kau memiliki hati yang sangat tulus, tapi aku tak bisa menjaga ketulusan itu, aku sangat menyesal dengan keputusanku tapi aku tak bisa terus membohongimu” lanjutnya, taeyeon mulai melepaskan pelukannya

“gwaencahanna” ucap tiffany buru buru menghapus air matanya

“kau bisa membenciku” ucap taeyeon menatap wajah tiffany yang masih menunduk

“aku tak akan melakukannya” ucap tiffany “hanya saja, untuk saat ini bisakah menghilang dari kehidupanku? rasanya sangat menyakitkan saat melihat wajahmu taeng, mianhae” 

“aku mengerti, aku tak akan mengganggumu sampai tiba saatnya kita bertemu kembali” ucap taeyeon

“aku harap hanya aku satu satunya perempuan yang kau lakukan seperti ini” ucap tiffany melangkahkan kakinya meninggalkan taeyeon yang terdiam mematung memandang kepergian tiffany

……………………………………

“kyaaa yeppoda..! lihat, warna ikan ikan itu berwarna warni!” ucap jessica excited dan terus memotret beberapa jesi ikan yang ditemuinya sementara yoona ikut tersenyum senang memandang ikan ikan itu

keduanya tengah berada didalam sebuah ruangan yang diatasnya terdapat akuarium besar, yoona mengajak jessica menikmati beberapa pemandangan ikan di sea world

“kau senang?”

“nne, kau tahu? padahal rumah kedua orang tuaku di USA tepat berada di pinggir laut, tapi belum pernah sekalipun aku berenang disana”

“eh? wae…? bukankah berenang itu sangat menyenangkan? kalau aku mungkin sudah setiap hari menghabiskan waktu dengan berenang”

“aku juga ingin begitu, tapi tetanggaku saat berenang disana tiba tiba diserang oleh hiu”

“omo! menyeramkan sekali”

“itulah kenapa aku tak pernah berenang disana, kau masih mau?”

“hahaha kalau begitu kasusnya sepertinya aku perlu berpikir kembali” ucap yoona membuat keduanya tertawa

“sudah sore, apa kau tak lapar?” ucap yoona kembali setelah melihat jarum jam pada jam tangannya

“uhm.. aku lapar” ucap jessica menganggukkan kepalanya

Yoona pun membawanya ke sebuah restoran seafood

“kau tak memiliki alergi pada sea food kan?” tanya yoona sebelum memesan makanan

“tidak, aku hanya memiliki alergi pada mentimun”

“ah.. haha kau tenang saja disini tidak ada mentimun” ucap yoona

Keduanyanya pun duduk sambil menunggu makanan yang dipesannya tiba

“sambil menunggu kita sebaiknya melakukan apa?” tanya yoona

“emm…  ah ya, aku belum pernah mendengar kisah cintamu, sekarang giliranmu” ucap jessica

“kisah cinta? aku tak memilikinya”

“yah jangan bohong, wajah player sepertimu itu tak mungkin jika tak memiliki kekasih”

“yah, haha aku mengatakan yang sebenarnya”

“heol… tak bisa ku duga” ucap jessica

“tapi aku pernah menyukai seseorang selama 6 tahun ini”

“mwo? jinja? lalu?”

“molla hahaha”

“yah! nugu? apa kau pernah mengungkapkannya?”

“aku tak pernah mengungkapkannya, bahkan aku sendiri bingung dengan perasaanku”

“wae?”

“perasaan itu sudah hilang setelah aku mengenal seseorang”

“hmm… berarti yang kau rasakan selama 6 tahun pada orang itu hanya rasa kagum”

“ah..hahaha begitu ya”

“huh.. untuk seseorang yang belum pernah memiliki kekasih mana bisa mengartikan perasaan sendiri”

“dulu aku selalu berpikir jika memiliki kekasih hanya merepotkan” ucap yoona

“yah tidak semuanya seperti itu babo! lalu apa sekarang kau sedang menyukai seseorang?”

“nne…”

“apa kau benar benar menyukainya atau sekedar mengaguminya atau bahkan mencintainya?”

“mungkin tiga tiganya”

“woah daebak! tapi kau tak bisa secepat itu menyimpulkannya”

“molla… aku hanya merasakan bahagia setiap melihatnya”

“apa kau sudah mengungkapkannya?”

“aku selalu mengatakannya, tapi dia tak pernah menanggapinya”

“mungkin karena dia masih belum yakin padamu, begitulah bagi orang yang suka jahil” ucap jessica memberikan merong pada yoona

“hahaha dia nya saja yang bodoh”

“kalian selalu bertemu setiap hari?” tanya jessica

“nne…”

“kenapa kau bisa menyukainya?”

“molla, apa cinta itu butuh alasan?”

“emm… i don’t know, mungkin untuk mengetahui mana suka kagum dan cinta”

“begitu ya, entahlah.. melihat wajahnya saja jantungku selalu berdebar sangat kencang”

“hahaha aigoo… kau sudah dewasa sekarang”

“yah! memang kau pikir aku berumur berapa eoh?”

“bukan karena umurmu, tapi karena kekonyolanmu itu babo!”

“hahaha begitu ya”

“siapa orang yang sukai? mungkin aku bisa membantumu”

“emm… dia seorang yeoja”

“eiyy… gwaenchanna… aku sudah terbiasa sekarang, nugu?”

“seorang yeoja yang sedang berada dihadapanku saat ini” ucap yoona memandang lekat kedua mata jessica

“mm.. mmwo?” ucap jessica terkejut

Yoona hanya tersenyum mengangkat kedua alisnya

“y.. yyah! jangan bercanda!” ucap jessica merasa gugup, ia sendiri masih berpikir jika yoona sedang menjahilinya

“kau bisa lihat sendiri kan, dia tak pernah mempercayaiku” ucap yoona

tepat saat itu makanan datang dan yoona mulai sibuk memakan sea food yang sudah dihidangkan itu berbeda dengan jessica dengan perasaannya yang kembali tak menentu

“makanlah, tak perlu dipikirkan” ucap yoona

“siapa juga yang memikirkan itu” ucap jessica segera melahap makanan dihadapannya itu

keduanya terdiam saling menikmati makanan masing masing

“setelah ini kau ingin aku bawa kemana?” ucap yoona memulai pembiaraan lagi

“pulang saja, lagipula ini sudah mulai malam”

“baiklah”

Begitu selesai, yoona kembali mengantarkan jessica pulang ke apartemennya

“terima kasih untuk hari ini” ucap jessica membalikkan badannya ssetelah sampai didepan pintu apartemennya

“kau senang?”

“nne, sangat sangat senang” 

“baguslah, tapi aku tak bisa mengajakmu seperti ini setiap hari”

“hahaha dasar bodoh, tentu saja.. kita harus kembali bekerja, kkah pulanglah”

“uh? tak ada kisseu?”

“yah!!” teriak jessica mengangkat tangannya hendak memukul yoona

“arraso.. aku hanya bercanda hehe”

“yaish..!”

“tapi yang tadi aku serius mengatakannya”

“huh?” gumam jessica tak mengerti

“aku benar benar menyukaimu” ucap yoona  tersenyum kemudian melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan jessica yang mematung karena ucapan yoona

keasadarannya mulai kembali saat yoona tak terlihat lagi, iapun memasuki apartemennya dan tak terasa sedari tadi bibirnya terus tersenyum namun tiba tiba ponselnya kembali berbunyi menerima panggilan masuk, jessica pun membuka tas nya untuk mengambil ponsel itu. jessica terkejut saat melihat terdapat puluhan panggilan tak terjawab dari nomor yang sama yang meneleponnya pagi tadi. nomor itupun kini kembali memanggilnya membuat jessica bimbang, ia hanya terdiam memandang nomor yang tak lagi memiliki nama itu, meskipun begitu ia masih hapal pemilik nomor itu, tyler kwon. mantan kekasih yang mengkhianatinya itu. satu sisi ia masih merasa sakit hati terhadap mantan kekasihnya itu namun sisi lain ia masih bingung dengan perasaannya sendiri. jessica masih terdiam memandang lampu led yang terus berkedip yang menandakan panggilan masih belum berakhir

“hallo”

……………………………….

dengan perasaan berbunga bunga yoona memasuki villa yang menjadi tempat tinggalnya bersama sooyoung

“aku pulang…” teriak yoona

“yah kau kemana saja hari ini bolos bekerja” ucap sooyoung yang sedang menonton TV

“hehehe aku ingin menenangkan pikiran”

“jadi kau kencan bersama jessica? sampai bolos bersamaan”

“hehehe begitulah, mianhae aku tak bermaksud menduakanmu youngie-yaa…” ucap yoona memeluk sooyoung dan hendak menciumnya namun sooyoung segera menyingkirkan kepala yoona

“yaaah!! baboyaa!!” teriak sooyoung

“hehehe kau sudah makan?” tanya yoona

“sudah, tapi aku lapar lagi hehehe” ucap sooyoung mengusap usap perutnya

“yaish… shikshin! aku membawa beberapa gurita kecil, aku akan membuatkan sannakji, lagipula aku juga lapar lagi hehehe”

“yaish kau juga shikshin! kkah buatkan untukku” ucap sooyoung mendorong yoona, yoona pun berjalan menuju dapur dan mulai membuat sannakji

Setelah cukup lama, sooyoung mematika televisinya dan terdiam, ia menoleh kearah dapur dan melihat yoona yang masih serius membuatkan makanan untuknya

Sooyoungpun mulai berdiri dan berjalan menuju dapur, ia melihat yoona  membelakanginya sehingga tidak tahu kehadirannya, ia menghentikan langkahnya memperhatikan yoona yang sedang memotong beberapa gurita yang akan diolahnya perlahan sooyoung mengambil pisau dan menyembunyikannya dibalik punggung, ia kembali berjalan menghampiri yoona dalam diam

“akhh!!!!!”

……………………………..

*tap tap tap*

suara langkah seseorang berlari membuat kedua mata yuri terbuka, ia melihat seseorang membukakan pintu sel dengan nafas yang tak teratur seusai berlari menuju tempatnya

“yy… yyul…!! huh huh huh huh!!”

“nne? apa yang terjadi?” tanya yuti melihat wajah vivian yang memucat

TBC

We Are Different part 5

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

…………………………………………….

“yuri-shi, mohon maaf untuk saat ini anda harus ditahan selama belum adanya beberapa bukti yang kuat jika anda bukan pelaku atas kejadian ini dan kami masih perlu melakukan beberapa investigasi terhadap kejadian yang menimpa tuan kim, mari ikut kami ke kantor polisi” ucap salah satu anggota kepolisian pusat

“Nne” ucap yuri, kedua tangannya mulai diborgol

“Chankkaman!” ucap tiffany menghentikan langkah para polisi yang hendak membawa yuri ke kantor polisi

Yuri pun menoleh ke arahnya

“Izinkan aku membersihkan dan mengobati lukanya” lanjut tiffany

Kedua polisi itu melihat ke arah yuri yang hampir sebagian wajahnya masih mengeluarkan darah akibat menerima beberapa pukulan dan tendangan dari taeyeon

“Gwaenchanna, aku akan membersihkannya di kantor polisi nanti” ucap yuri tersenyum menatap tiffany

“Andwae” ucap tiffany tertahan dengan memegang pergelangan tangan yuri

“Ahjushi, bolehkah aku membawanya ke ruang rawat disini untuk mengobatinya?” lanjutnya menoleh pada 2 namja dihadapannya itu

“Baiklah, tapi jangan terlalu lama”

“Nne” ucap tiffany segera memeluk lengan yuri dan membawanya masuk ke sebuah ruang rawat yang kosong ,yuri pun didudukannya diatas tempat tidur

Ia hanya terdiam menatap tiffany yang berjalan memasuki kamar mandi dan kembali keluar membawa wadah berisi air, tiffany pun menarik sebuah kursi yang tak jauh darinya dan duduk dihadapan yuri, ia mulai membuka kantong plastik berisi kapas dan obat luka yang sudah ia bawakan

Yuri terus menatap tiffany yang begitu serius membersihkan darah pada sekitar luka yang berada di wajahnya, keduanya hanya terdiam tak ada percakapan

“Bagaimana taeyeon?” ucap yuri setelah keduanya cukup lama terdiam

“…………………..” tiffany hanya diam tak menjawab, ia masih membersihkan wajah yuri membuat yuri kembali terdiam, ia tahu tiffany sangat marah entah padanya atau pada taeyeon. Saat ia dipukuli taeyeon, tiffany yang melerai keduanya ,namun saat itu tiffany membawa taeyeon pergi menjauhinya

Hati yuri merasa sakit melihatnya terutama saat itu juga yoona menatapnya penuh kemarahan dan ikut pergi meninggalkannya, namun akhirnya tiffany kembali dan kini berada dihadapannya

Setelah selesai mengobati lukanya, tiffany terdiam menundukkan kepala dengan posisi masih duduk menghadap yuri. Yuri ikut menunduk dan melihat kedua tangan tiffany mengepal erat ,tangan yuri yang masih terborgol mencoba memegang kedua tangan tiffany, namun ia terkejut saat tiffany menepisnya

Tiffany mengangkat wajahnya dan mengusap air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya itu

“Fany-ah” panggil yuri

Perlahan isakan tiffany makin terdengar, tangannya mulai memukul mukul dada yuri

“Fany-ah” panggil yuri kembali

Perasaannya kembali sakit saat ketakutannya menjadi kenyataan yaitu  melihat sahabat yang sangat dicintainya menangis karenanya

Yuri mengangkat kedua tangannya yang terborgol, ia memasukan lingkaran tangannya pada kepala tiffany dan kemudian memeluk yeoja dihadapannya itu

Tubuh tiffany bergetar, ia menangis dengan menenggelamkan wajahnya pada pundak yuri, perlahan kedua tangannya terangkat membalas pelukan yuri

“Mianhae.. Jeongmal mianhae..” ucap yuri

“Buktikan pada mereka jika kau bukanlah pelakunya yul” ucap tiffany dalam tangisnya

Yuri semakin mengeratkan pelukannya mendengar ucapan tiffany, satu sisi ia merasa bersyukur tiffany ternyata mempercayainya, namun sisi lain ia tahu akan ada banyak masalah besar yang akan ia hadapi. Yuri sebenarnya ingin meledakkan tangisnya mengingat kembali masalah yang ia hadapi terutama tentang kenyataan yang sudah ia ketahui tentang tuan kim yang ternyata adalah ayah kandungnya. Namun tidak ada tempat untuknya bersandar, ia tak pernah ingin menangis dihadapan tiffany karena ia tahu itu akan semakin melukainya

*tok tok tok*

“Yuri-shi, tim investigator sudah menunggu anda di kantor” ucap salah satu polisi yang masuk ke ruangan itu

Yuri kembali mengangkat kedua tangannya melepaskan pelukannya, beruntung meskipun kedua tangannya terborgol ia masih bisa membingkai wajah tiffany dan menghapus air matanya

“Yaish… Kau terlihat buruk saat menangis, uljimma..” ucap yuri tersenyum kembali mengusap air mata yang terus mengalir pada pipi tiffany

“Kau yang membuatku menangis bodoh” ucap tiffany, iapun tersenyum kecil menatap yuri

“Aku titip yoong, sampaikan kata maafku padanya” ucap yuri, ia mulai berdiri dan berjalan meninggalkan tiffany yang kembali menangis di dalam ruangan itu

………

“Yoong… Chankkaman…” teriak jessica yang terus berlari mengikuti langkah yoona yang sangat cepat

Namun yoona terus berjalan tanpa menghiraukannya

“Akh…!” rintih yoona menghentikan langkahnya saat tiba tiba merasakan sakit di bagian jantungnya

“Yoong wae? Kau baik baik saja?” tanya jessica yang sudah dapat menyulunya

Jessica semakin terlihat khawatir saat melihat raut wajah yoona yang semakin terlihat sedang menahan sakit

“Kau harus minum obatmu, kajja” ucap jessica memeluk lengan yoona dan memapahnya hingga mereka masuk kedalam taksi

Tak berapa lama keduanya sampai di apartemen jessica, ia langsung membaringka  yoona diatas tempat tidur miliknya

“Tunggu sebentar aku akan membawakan air minum dan obat untukmu” ucap jessica, ia berjalan keluar sementara yoona hanya terdiam menatap yeoja itu dengan masih menahan sakit

Jessica kembali memasuki kamarnya membawakan segelas air mineral dan sebuah kantong berisi obat obatan. Ia duduk disamping yoona dan membantunya mengangkat tubuh yoona hingga menyandar pada punggung kasur

“Minumlah” ucap jessica perlahan menempelkan gelas itu pada mulut yoona, yoona pun menerimanya

“Sekarang kau minum obat” lanjutnya, jessica membuka kantong berisi onat obatan itu dan membaca aturannya satu persatu “ah.. Yang ini diminum sebelum makan”

Jessica mengeluarkan obat itu dan menyuapkannya pada yoona, namun tangan yoona segera menahannya

“Ini obat apa?” tanya yoona

“Ini obatmu, yuri yang memberikannya padaku, kau harus meminumnya secara rutin” jawab jessica

“Aku tak butuh itu” ucap yoona

“Yah ,kau harus menghargai unnie mu!”

“Aku tak memiliki unnie”

“Dasar bodoh, kau pikir kau hidup sampai sekarang karena siapa huh? Hargai unniemu! Dia itu sangat menyayangimu! Seharusnya saat keadaan seperti ini kau ada disampingnga untuk menguatkannya! Bukan malah meninggalkannya!” ucap jessica merasa kesal

Yoona kembali terdiam menundukkan wajahnya membuat jessica merasa bersalah karena membentaknya

“Mm…mmianhae” ucap jessica

Yoona mengambil tangan jessica membuka telapak tangannya ,ia mengambil obat itu dan meminumnya

“Ada lagi?” tanya yoona melirik pada kantong obat yang masih dipegang jessica

“Eh? An.. Anniyo, hanya 2 butir itu yang diminum sebelum makan, sekarang tidurlah dulu.. Satu jam lagi akan aku bangunkan” ucap jessica membaringkan tubuh yoona dan menyelimutinya “aku akan membuatkan bubur untukmu” lanjutnya hendak berdiri namun tangan yoona menahannya membuat jessica kembali menoleh

“Gomawo..” ucap yoona , keduanya terdiam saling tatap

“aku tidak tahu sampai kapan aku bisa menjaganya, aku tak bisa selalu melindunginya untuk itu tolong jaga adikku”

“why me…?” ucap jessica 

“entahlah, nuraniku yang berkata begitu, hanya kau yang tahu tentang penyakit jantung adikku, aku tidak ingin tiffany tahu” ucap yuri

“hmm… itu karena kau sangat mirip dengan adikku, dia juga seumuran denganmu jadi aku merasa sedang merawat adikku” ucap jessica setelah mengingat percakapannya dengan yuri beberapa hari yang lalu, kemudian ia pun berjalan meninggalkan kamar

Setelah melihat jessica pergi, yoona menatap kosong ke langit langit kamar ,pikirannya kembali memikirkan yuri. Ia sedikit tersentuh mengingat ucapan jessica beberapa saat yang lalu, ia memang berpikir jika tidak ada yuri ia tak tahu hidupnya seperti apa dahulu. Dan seharusnya ia berada disamping yuri sekarang, satu sisi yoona yakin jika bukan yuri pelakunya ,namun sisi lai  ia mengingay unnienya itu bekerja dibawah perusahaan ayah tirinya yang ia tahu sangat berbahaya itu sehingga membuatnya meragukan keyakinannya terhadap yuri. Karena efek obat yang diminumnya, yoona merasakan ngantuk dan kedua matanya perlahan terpejam

…………………………………………..

Di Mansion Mr lee

“agashi, apa anda sudah mengetahui berita tentang yuri noona?” ucap salah satu pengawalnya yang baru saja memasuki ruang pribadi mr lee

“hmm… “ jawab mr lee yang masih terfokus memeriksa beberapa dokumen

“mian agashi, tadi pihak kepolisian menelepon dan meminta agashi untuk memenuhi panggilan ke kantor polisi” ucap pria itu

Mr lee terdiam mendengarnya, ia meletakkan kembali dokumen yang baru saja diperiksanya itu kedalam laci

“apa sudah ada pihak media yang mengetahui dan meliput?” tanya mr lee

“tidak ada agashi, tim kami sudah mengatasinya, hanya saja… saat hari kejadian terjadi keributan di rumah sakit antara yuri noona dengan salah seorang polisi, yuri noona menerima beberapa pukulan dari polisi itu, tapi kami belum dapat melihat orang itu dengan jelas karena dia membelakangi kamera cctv, kejadian itu membuat perhatian banyak para pengunjung rumah sakit”

*tok tok tok* seseorang baru saja mengetuk pintu ruangan dan pintu pun terbuka

“agashi, apa anda memanggilku?” tanya amber

“kemarilah” ucap mr lee “saat itu kau bersamanya, apa anak itu sengaja melakukannya?”

“aku yakin tidak agashi, saat itu aku memang mengawasinya saat yuri pergi mengunjungi pemakaman, namun kami tidak berada dalam satu mobil karena yuri membawa teman temannya dan yoona” ucap amber “namun saat akan kembali pulang, sebuah mobil dengan 3 orang namja didalamnya mengikuti mobil yuri “ lanjutnya

“kau berhasil menangkap mereka?”

“nne agashi, mereka membawa beberapa senapan, hanya satu orang yang masih bertahan hidup, dia masih ditahan di dalam gudang. tapi… saat itu aku tak melihat yuri didalam mobilnya, aku menelponnya dan dia memberitahuku akan mengunjungi rumahnya di gangnam dengan kereta, aku pikir diantara mereka juga mengikutinya”

“bawa aku padanya” ucap mr lee “dan kau, cari informasi tentang orang yang tertembak itu juga polisi yang menghajar yul”

“baik tuan” ucap amber dan anak buahnya itu, Mr lee pun berjalan mengikuti amber untuk menemui salah satu anak buah yang tertangkap itu

………………………………….

Di sebuah gedung salah satu tempat rahasia milik choi grup, tuan choi duduk dengan ditemani beberapa anak buahnya yang berdiri di sampingnya dan beberapa juga menjaga gedung itu.

tak berapa lama 2 orang namja bertubuh kekar datang mebawa seorang namja dengan beberapa luka di wajahnya

*brukk!!* 2 pengawal mendorong namja itu dengan keras ke hadapan tuan choi

“akh!!” teriak namja itu kesakitan “t.. ttuan.. ampuni aku” lanjutnya segera bangun dan berlutut di hadapan tuan choi

“hanya menghadapi seorang wanita saja kau gagal” ucap tuan choi melempar puntung rokok yang dihisapnya pada wajah namja itu

“b..bbukan begitu tuan, aku sudah membidiknya tepat pada kepalanya, tapi anak buahku tiba tiba mendorongku hingga membuat tembakanku melesat”

Tuan choi menoleh pada 2 pengawal yang membawa namja itu

“kami hanya menemukannya sendiri tuan” ucap salah satu pengawal itu

“an..anniyo, kami berangkat berdua dari pemakaman”

“dan kemana anak buahmu itu? berikan identitasnya” ucap tuan choi

namja itu terdiam “m..mianhae tuan, anak buahmu sangat banyak aku tidak dapat mengenalnya karena kami sama sama memakai penutup wajah”

Tuan choi berdiri memasukkan tangan kanannya kedalam jasnya, ia mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya tepat pada kepala namja itu

“tt..ttunggu ttuan, dia terkena tembakan, aku melihatnya dengan jelas, jika dia masih hidup mungkin bisa segera menem..”

*dorrr!!!!*  *brukk*

tubuh namja itu terkulai tak bernyawa dengan kepala yang mulai mengeluarkan banyak darah setelah tertembus peluru

“bersihkan, dan temukan orang yang baru saja diucapkannya itu”

“baik tuan” ucap para anak buahnya itu

Tuan choi baru saja beberapa langkah hendak meninggalkan gedung itu, seorang anak buah lainnya datang dengan tergesa gesa

“tuan, kami sudah menemukan data dari kedua anak kwon hyerin” ucap orang itu memberikan berapa lembar kertas berisi foto dan data diri

Tuan choi menerimanya dan membuka lembaran kertas itu, namun wajahnya begitu terkejut

“kwon yuri? dari bourbound company?! apa ini?!!” ucap tuan kwon meninggikan suaranya

“nne, yuri merupakan anak angkat dari mr lee namun hanya yuri yang tinggal bersama mr lee, aku pikir mungkin hanya yuri yang diangkat menjadi putri mr lee sedangkan kwon yoona adiknya aku masih belum dapat menemukannya karena sehun, xiumin dan jisoo yang saat itu bertugas membunuh mereka masih belum kembali sampai sekarang, kemungkinan besar mereka tertangkap oleh mr lee”

*sraaak!!!* tuan choi dengan keras melempar dokumen itu pada wajah anak buahnya yang bernama dong wook itu

“sial!!! kenapa ini bisa terjadi! arrrgghh…!! kita dalam masalah besar jika mereka tahu!” teriak tuan choi membuat semua anak buah yang melihatnya terkejut

“jj.. jjadi bbagaimana tuan? apa yang harus kita lakukan?”

“kita bersiap siap saja, jika mereka sudah mengetahuinya,  apa boleh buat kita tak boleh gegabah karena mereka bukan lawan yang mudah” ucap tuan choi “tapi aku aku ingin kalian lenyapkan kim jun pyo serta keluarganya sebelum mereka tahu pelakunya”

“Tapi tuan, bukankah putri dari dokter kim seorang sersan?”

“Tenang saja, aku bisa mengatasinya” ucap tuan choi tersenyum smirk memandang sebuah foto

………………………………………

Apartemen jessica

Jessica kembali duduk disamping yoona yang tengah tertidur dari 1 jam yang lalu, ia meletakkan mangkok berisi bubur yang baru saja dibuatnya itu

Ia tak langsung membangunkan yoona, jessica terdiam memandang wajah tidur yoona

“Wajahmu terlihat tenang jika sedang tertidur, tapi setelah terbangun mengapa kau begitu menyebalkan” ucap jessica dalam hati, tanpa ia sadara kedua tangannya terangkat dan membingkai wajah yoona hingga perlahan yoona membuka kedua matanya

“Omo! Apa yang sudah aku lakukan?!” ucap jessica dalam hati dan segera melepaskan kedua tangannya begitu sadar

“K..kkau cepat sekali terbangun” ucap jessica

“Tanganmu sangat dingin” ucap yoona, ia terbangun dan duduk menyandar pada punggung kasur
“Eh? Kk..kau tahu ya, hehe mian” ucap jessica bertambah gugup iapun langsung mengambil mangkok berisi bubur itu “sekarang makanlah, aku sudah buatkan bubur untuk mu”

Yoona terdiam tak menerima bubur itu, ia hanya menatap jessica lekat

“Kenapa kau melakukan ini?” tanya yoona

“Eh? Maksudmu?”

“Kau diminta yul unnie untuk menjagaku?”

“Tentu saja, kau sedang sakit dan tak ada yang merawatmu, kau sendiri saja tak bisa merawat diri”

“Wae…”

“Wae?” ucap jessica bingung

“Apa kalian berpacaran?” ucap yoona mengangkat sebelah alisnya

“Anniyo…”

“Lalu?”

“Yuri tidak bisa selalu menjaga dan melindungimu, entahlah aku pikir dia sedang menyembunyikan sesuatu hal yg mungkin sangat berbahaya hingga ia ingin selalu melindungimu, tapi dia tak pernah ingin menceritakannya, apa mungkin kau sudah tahu?” ucap jessica, yoona kembali terdiam mencerna apa yang jessica katakan

“Anniyo” ucap yoona

“Lagipula dia tidak ingin tiffany tahu jadi dia menitipkanmu padaku karena tak memiliki teman lain, aigoo…” 

“Ah kau benar, fany unnie tidak boleh tahu hal ini” ucap yoona

“Jadi sekarang kau harus menurut padaku, kkah makan lah aku sudah susah payah membuatkanmu bubur” ucap jessica memberikan mangkuk bubur itu pada yoona

“Kenapa kau tak menolaknya? Bukankah kau membenciku?” tanya yoona

“Kau memang sangat sangat sangat menyebalkan, tapi aku tak membencimu”

“Wae? Apa kau menyukaiku?”

“What? Yah!” teriak jessica mengangkat tangannya

“Jangan pukul aku, aku sedang sakit” ucap yoona dengan tenang sebelum jessica melayangkan pukulannya

“Yaish…! Jadi kau punya tameng sekarang, eoh? Jika tak ingin ku pukul berhentilah bersikap menyebalkan” ucap jessica menurunkan tangannya kembali

“Arraso, ahjumma”

“Yah! Aku bukan ahjumma!”

“Arra… Nona jessica jung sooyeon”

“Eh? Mengapa kau tahu namaku?”

“Kau sendiri yang memberikan identitasmu saat di restoran, dasar bodoh”

“Ah iya, aku melupakannya” ucap jessica tertawa innocent

Yoona pun mulai melahap bubur yang dibuat oleh jessica hingga habis

“Aku harus pulang” ucap yoona setelah meletakkan mangkuk yang sudah kosong itu

“Baiklah..” ucap jessica segera berdiri

“Eh? Aku pikir kau akan menahanku dan meminta aku menginap disini” ucap yoona mempoutkan bibir

“Baboya, kau sudah memiliki rumah.. Lagipula aku hanya memiliki 1 tempat tidur”

“Gwaenchanna…” ucap yoona

“Andwae! Aku tak ingin tidur 1 kasur bersamamu” ucap jessica

“Huh? Aku tidak mengatakan hal itu, maksudku kau bisa tidur di soffa” ucap yoona innocent

“What?! Yaish! Sudah sana pulang! Lagipula sudah mulai larut malam” ucap jessica mendorong punggung yoona hingga keluar

“Kau tidak akan mengantarku?” tanya yoona

“Tidak, aku masih trauma keluar malam sendirian”

“Kau kan bisa menginap di rumahku”

“Mwo? Shirro! Dasar pervert!” ucap jessica langsung menutup pintunya

“Gomawo… Aku akan menghubungimu setelah sampai di rumah” ucap yoona menatap pintu dihadapannya yang sudah tertutup itu

Jessica yang masih berdiri dibalik pintu itu hanya tersenyum tak menjawab. Perlahan ia mendengar langkah yoona semakin menjauh dan menghilang.

……………………………

*tap tap tap tap* seseorang berjalan cepat di sebuah koridor rumah sakit yang sudah terlihat sepi, ia melihat jarum jam tangan yang dikenakannya itu menunjukkan pukul 11 malam. Setelah sampai didepan pintu ruangan yang dituju, iapun segera memasuki ruangan itu dan melihat taeyeon sedang duduk terdiam memandang sorang perempuan yang terbaring tak dengan jarum infus dan oksigen yang terpasang

“Taeng, bagaimana kabar nyonya kim?” 

“Eomma sangat syok dan jatuh pingsan hyo” ucap taeyeon saat melihat sahabat sekaligus pengacara ayahnya itu

“Appa dan eomma mu pasti akan segera baik baik saja” ucap hyoyeon mengusap pundak taeyeon

“Hmm… Hyo, bolehkah aku menjadi seorang pembunuh?”

“Dasar bodoh, kau bicara apa? Kajja kita keluar, kau butuh udara segar” ucap hyoyeon, taeyeon pun mengangguk dan keduanya berjalan meninggalkan ruang rawat nyonya kim

Tak berapa lama keduanya tiba disebuah club malam dan taeyeon memesan meja vip disana

“Yah bodoh, kau ini sudah menjadi seorang sersan, mengapa kau masih saja mengunjungi tempat seperti ini” ucap hyoyeon sedikit berteriak karena suasana disana begitu berisik dengan iringan musik DJ

“Kau juga seorang pengacara tapi mengapa mengikutiku dan ikut minum, lagipula aku sedang di skors” ucap taeyeon mulai menuangkan bir pada gelas miliknya dan hyoyeon

“Itu karena kau mengajakku kesini dan hanya ada minuman minuman seperti ini disini, eh? Wae..?”

*plak*

“Aku tak mengajakmu bodoh, kau yang mengikutiku, aku memukul seorang pembunuh” ucap taeyeon memukul kepala hyoyeon

“Hahaha aku ini mengkhawatirkanmu, aku tau jika pikiranmu terguncang kau akan kemari, aku tak ingin menjadi pengacaramu karena kejadian beberapa tahun lalu”

“Huh? Memang aku sudah berbuat apa?”

*plak!!* 

“Yaish… Bisa bisanya kau lupa, kau hampir membunuh seorang namja ditempat seperti ini karena mabuk berat setelah kau bertengkar dengan kekasihmu!” ucap hyoyeon kini membalas pukulan pada kepala taeyeon

“Ah… Ya aku ingat hehehe” ucap taeyeon tertawa innocent sambil terus meminum beberapa gelas bir sampai ia mulai mabuk berbeda dengan hyoyeon yang baru menghabiskan setengah gelas

“Taeng, aku ingin bertanya sesuatu padamu”

“Nne, katakan”

“Apa kau memiliki saudara?” tanya hyoyeon

“Yah! Baboya, kau sudah mengenalku sejak kita berumur 13 tahun, bahkan kau tinggal di rumahku selama 5 tahun, kau pikir kau melihat siapa lagi selain aku?”

“Ah… Begitu ya”

“Wae…?”

“Jangan beri tahu taeyeon tentang hal ini”

Tiba tiba hyoyeon teringat ucapan tuan kim

“Anniyo, mungkin aku mulai mabuk”

“Kajja kita kesana” ucap taeyeon menunjuk pada kerumunan orang yang sedang menikmati alunan musik

“Shirro, aku disini saja lagipula cahayanya membuat kedua mataku pusing”

“Yah! Lepaskan kacamata bulatmu itu, kau setia sekali terus memakainya hahaha” ucap taeyeon mulai berdiri

Namun tiba tiba sunny datang dan menghampiri mereka

“Taeyeon-ah! Gwaenchanna? Aku baru mengetahui kabar yang menimpa ayahmu” ucap sunny terlihat khawatir menatap taeyeon

Taeyeon terdiam memandangnya, dengan sisa kesadarannya ia kembali teringat dengan kejadian kemarin malam bersama yeoja dihadapannya itu

“Gwaenchanna…” ucap taeyeon, iapun kembali duduk “ada apa kau kemari sunny-ah?” lanjutnya

“Tentu saja aku sangat mengkhawatirkanmu” ucap sunny

Taeyeon tersenyum miris sambil sedikit menundukkan wajahnya

“Ini karena ayahmu” ucap taeyeon dalam hati

Flashback

“Hiks hiks” pagi pagi sekali sunny menangis didalam kelas membuat orang orang bingung melihatnya

*brak!!* suara pintu kelas terbuka dengan keras, taeyeon berlari menghampirinya

“Sunny-ah, apa yang terjadi?” tanya taeyeon dengan nada khawatirnya

“Appa jahat padaku”

“Wae…?” 

“Dia ingin aku meneruskan perusahaannya setelah lulus nanti”

“Gwaenchanna… Itu tidak akan sulit”

“Shirro, kau tahu aku sangat berbeda dengan appaku! Aku benci appa” teriak sunny dalam tangisnya

“Sst… Uljimma…” ucap taeyeon memeluk kekasihnya itu

Beberapa bulan setelah melewati ujian kelulusan

“Taeyeon-ah”

“Nne?” ucap taeyeon yang berbaring diatas rumput hijau dengan paha sunny yang menjadi bantal kepalanya

Keduanya sedang berada di taman sekolah seperti yang sering dilakukannya pada waktu istirahat karena keduanya berbeda kelas

“Apa aku harus pergi keluar negeri agar aku tak bekerja di perusahaan appaku?”

“Andwae…!! Kau akan meninggkalkanku?” ucap taeyeon yang langsung terbangun

Sunny hanya terdiam menatapnya

Hingga beberapa hari setelahnya sunny menemui taeyeon di lapangan basket

“Hey baby, baru saja aku akan menjemputmu ke kelas” ucap taeyeon

“Taeyeon-ah ada hal ingin aku bicarakan berdua denganmu” ucap sunny

Teman teman taeyeon yang berada disana pun segera meninggalkan lapangan begitu mendengar apa yang dikatakan sunny, pasangan taeyeon dengan sunny memang sangat disegani oleh para siswa di sekolahnya karena sunny merupakan seorang putri dari penyumbang terbesar di sekolah, sedangkan taeyeon selain putri seorang dokter terkenal juga sebagai siswa yang memiliki nilai tertinggi di sekolah setiap tahunnya

Sunny terlihat sedikit ragu, namun akhirnya ia memberikan sebuah amplop berwarna putih pada taeyeon

“Apa ini? Surat cinta?” tanya taeyeon menerima amplop itu dan membukanya

Namun setelah membacanya raut wajah taeyeon berubah dengan tangannya sedikit bergetar

“K…kkau… Akan menerimanya?”

Sunny hnya terdiam menundukkan kepalanya. Surat yang diterima taeyeon adalah surat pemberitahuan sebuah ubiversitas di USA yang menerima sunny sebagai mahasiswa baru disana

“Kau akan meninggalkanku?”

“Taeyeon-ah, aku tak bisa menuruti keinginan appaku, perusahaan itu bukan keinginanku” ucap sunny mulai menitikan air matanya

“Kita bisa lalu bersama, aku akan selalu berada disampingmu”

“Aku tidak bisa” ucap sunny menggeleng gelengkan kepalanya

“Baiklah, aku akan menunggumu” ucap taeyeon

“Anni, kita akhiri saja” ucap sunny membuat taeyeon terkejut

“Wae…? Kita sudah berjanji akan selalu bersama sampai tua nanti, apa kau melupakan itu?”

“Aku tidak bisa” ucap sunny berlari meninggalkan taeyeon yang masih berdiri mematung

Sejak saat itu setiap hari sebelum perayan kelulusan tiba, taeyeon selalu berusaha menemui sunny namun sunny selalu menolak dan menghindarinya hingga taeyeon benar benar kecewa dan salah satu temannya memberitahukan jika ada seorang siswa yang mengaguminya sejak kelas 1, ia menerima saran dari temannya agar mendekati yeoja itu untuk membuat sunny cemburu, taeyeon pun mencobanya dan menemui yeoja yang mengaguminya itu, bernama tiffany hwang. hingga keduanya menjadi sepasang kekasih, namun sayangnya sunny tetap pada keputusannya hingga ia benar benar pergi meninggalkan korea.

Keduanya bertemu kembali setelah sunny kembali ke korea dan taeyeon diundang ayahnya dalam pesta penyambutannya

“Kenapa kau tampak terkejut? Aku diundang oleh ayahmu” ucap taeyeon

“Kau dekat dengan appaku?”

“Entahlah, aku hanya sedang menyelidiki beberapa perusahaan gelap”

“Jangan terlalu dekat dengan appaku”

“Wae? Ah.. Ku dengar kau pulang untuk bergabung di perusahaan ayahmu, aku rasa aku masih ingat dulu kau sangat membenci hal itu”

“Ini tidak seperti yang kau pikirkan”

“Hey kenapa kita begitu tegang, aku tak marah tentang hal itu lagipula tiffany sudah menjagaku selama beberapa tahun ini” ucap taeyeon tersenyum menatap sunny

Berbeda dengan raut wajah sunny yang berubah

“Aku pergi dulu” ucap sunny dengan nada dinginnya

Taeyeon kembali tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya sambil menatap sunny yang berjalan menjauhinya, ia tahu sunny sedang cemburu padanya

Flashback end

Taeyeon mengepalkan kedua tangannya erat

“Taeyeon-ah.. Gwaencha…”

Belum selesai sunny berbicara, taeyeon tiba tiba memeluknya erat

“Anniyo, aku tidak sedang baik baik saja sunny-ah” ucap taeyeon menitikkan air matanya

Sunny pun membalas pelukan taeyeon

“Aku sangat membenci ayahmu, tapi aku tak bisa membencimu” ucap taeyeon dalam hati

Waktu sudah menunjukkan pulu 03.00 dinihari

“Taeyeon-ah kajja pulang” ucap sunny mencoba membangunkan taeyeon yang tertidur menyandarkan kepalanya diatas meja

Taeyeon hanya bergumam enggan terbangun, ia sudah sangat mabuk setelah menghabiskan beberapa botol bir

“Hyo bangunlah, kajja kita bawa taeyeon pulang” ucap sunny menggoyangkan hyoyeon yang juga tertidur namun ia tidak sampai mabuk hanya kelelahan setelah seharian bekerja

“Ah, nne..” ucap hyoyeon mulai mengaitkan lengan taeyeon pada pundaknya

“Hyo, aku mual” gumam taeyeon yang sedikit terbangun

“Mwo?! Yah yah chankkaman!!” ucap hyoyeon

“Huuwweeee mmmmpph!!” 

Belum sempat taeyeon memuntahkan isi perutnya hyoyeon sudah membekap mulutnya dengan jaket milik taeyeon

“Sunny-ah aku akan membawanya ke toilet, kau tunggulah di mobil” ucap hyoyeon, iapun langsung membawa taeyeon ke dalam toilet hingga ia bajunya selamat dari muntahan taeyeon

“Sudah ku katakan, jangan munum terlalu banyak! Dasar bodoh” ucap hyoyeon memijat mijat leher taeyeon

“Sudah selesai hyo, hah.. Perutku rasanya diaduk aduk” ucap taeyeon membilas wajahnya dengan air, kini kesadarannya mulai pulih

“Salahmu sendiri bodoh” ucap yeoja disampingnya itu

Hyoyeon pun kembali memapah taeyeon karena masih terasa pusing

Begitu sampai di apartemen, hyoyeon dan sunny membaringkan taeyeon diatas tempat tidurnya

“Kau akan menginap disini?” tanya sunny

“Nne, dia sedang sangat tertekan dengan kejadian yang menimpa kedua orang tuanya, aku khawatir dia selalu seperti ini”

“Terus jaga dia hyo, aku juga sangat mengkhawatirkannya” ucap sunny kembali menatap wajah taeyeon yang sudah tertidur

“Kenapa saat itu kau meninggalkannya sunny-ah, taeng sangat mencintaimu”

“Aku….” ucap sunny tak meneruskannya

“Apa kau masih mencintainya?” tanya hyoyeon membuat sunny terkejut

“Ap.. Apa maksudmu?” ucap sunny gugup

“Anni, aku hanya bertanya” ucap hyoyeon innocent

*plak!!* 

“Yaish…!! Dasar bodoh!” ucap sunny kesal setelah memukul lengan hyoyeon

“Kau tidurlah disini, aku akan kebawah mencari kopi” ucap hyoyoen kemudian berjalan meninggalkan apartemen taeyeon
………

*Your destination number is not answer, please try again*

“yaish… kau kemana taeng?” ucap tiffany kesal setelah beberapa kali menekan panggilan nomor kekasihnya itu, sudah hampir 3 jam ia menunggu taeyeon di dalam ruang rawat nyonya kim

Setelah melerai perkelahian tiffany membawa taeyeon menjauhi yuri karena jika terus melihat yuri ia tahu kekasihnya akan terus emosi. setelah mulai tenang taeyeon dipanggil atasannya untuk menemuinya, tiffany pun mengantar taeyeon ke kantor polisi. namun karena sangat lama menunggu tiffany mengirim sms pada taeyeon ia akan keluar dan meminta taeyeon untuk menunggunya jika telah selesai berbicara dengan atasannya itu. tiffany pun kembali ke rumah sakit untuk menemui yuri karena dari perkelahian itu ia sangat mengkhawatirkan yuri yang memiliki banyak luka diwajahnya, ia tahu yuri tidak bersalah meskipun ia sudah mengetahui apa yang terjadi. ia begitu mengkhawatirkan yuri yang tak bisa berkelahi sehingga menerima beberapa pukulan dari taeyeon dan itu membuat hati tiffany ikut terluka, ia sangat ingin memarahi taeyeon namun ia tahu itu malah akan memperburuk keadaan

Setelah menemui yuri, tiffany kembali ke kantor polisi untuk menemui taeyeon, namun ia tidak menemukan taeyeon, dan salah satu rekan taeyeon yang berada disana memberitahunya jika nyonya kim jatuh pingsan setelah mengetahui kabar yang menimpa suaminya dan taeyeon sedang menuju kesana. tiffany pun segera menyusulnya, dan baru tiba di rumah sakit pukul 12 malam setelah bertanya pada tetangga rumah taeyeon dimana ibunya dirawat karena taeyeon tak kunjung menjawab panggilan teleponnya. ia tiba di rumah sakit 1 jam setelah taeyeon meninggalkan rumah sakit

Tiffany merasa kelelahan dan beristirahat di ruang rawat nyonya kim sambil menunggu taeyeon

“ah sudah jam 2, besok siang aku harus bekerja, aku tidak bisa meminta cuti” gumam tiffany, iapun segera berdiri dan memakaikan kembali jaket tebalnya

“omonim, aku pergi dulu, semoga lekas sembuh, besok aku akan kembali kesini” ucap tiffany mengusap usap lebut lengan dan kepala nyonya kim

Tiffany pun meninggalkan rumah sakit

Namun saat diperjalanan ia kembali mengkhawatirkan kekasihnya itu, karena arah taksi yang ditumpanginya melewati apartemen taeyeon iapun memutuskan untuk beristirahat disana dan berharap taeyeon berada disana

Tiffany menekan password apartemen taeyeon, ia tersenyum saat aroma pewangi baru yang taeyeon katakan pagi tadi mulai tercium dihidungnya

*piiip*

ia pun memasuki apartemen taeyeon setelah pintu terbuka

…………….

“huffft… dingin sekali” gumam hyoyeon mengusap usap cup berisi cappucino hangat yang baru saja ia beli di sebuah mini market tak jauh dari apartemen, kini ia telah kembali ke apartemen dan pintu lift yang membawanya terbuka

“omo!!” teriak hyoyeon saat akan menabrak seorang yeoja yang akan memasuki lift “aku pikir kau hantu, mianhae” lanjutnya sambil terus menatap yeoja itu

yeoja itu mengangkat wajahnya menatap hyoyeon

“tiff… fany?” ucap hyoyeon terkejut saat melihat wajah yeoja itu, kedua matanya tampak merah seperti baru saja menangis

“fany-ah.. chankam…” belum sempat hyoyeon melanjutkan ucapannya pintu lift yang membawa tiffany sudah tertutup dan berjalan.

“yaish… ini buruk!” ucap hyoyeon kembali dan berlari menuju kamar taeyeon, namun saat akan masuk, ia bertabrakan dengan sunny yang baru saja keluar

“s…ssuny-ah apa yang terjadi?” tanya hyoyeon menggenggam pergelangan tangan sunny, ia melihat yeoja itu terisak

“lepaskan aku hyo” ucap sunny

“oddiga?” tanya hyoyeon kembali

“tolong lepaskan tanganku, aku ingin pergi” ucap sunny kembali terisak

“baiklah..” ucap hyoyeon melapaskan tangan sunny, ia melihat sunny kmbalu berjalan meninggalkan apartemen

Hyoyeonpun masuk dan menghampiri taeyeon, ia melihat taeyeon terduduk diatas tempat tidur sambil menundukkan kepalanya

“taeng apa yang telah terjadi?” ucap hyoyeon

…………………………………

Keesokan harinya

Yuri baru saja memasuki ruang tahanan tempatnya ditahan, ia baru saja menemui beberapa polisi, investigator dan detektif yang mengusut kasus yang menimpa padanya dan tuan kim

Dengan kedua tangan yang terus terborgol ia menyandarkan punggungnya pada dinding ruangan dan mulai terduduk menundukkan kepalanya sambil mengingat percakapannya bersama para polisi beberapa saat yang lalu

“apa kau yakin dengan ucapanmu kemarin jika salah satu pelaku tertembak?”

“nne, aku mendengar teiakannya”

“yuri-shi, kami sudah mengolah TKP disana, kami tak menemukan darah, peluru ataupun jejak, meskipun ada beberapa semak yang rusak tapi itu tidak bisa membantu”

“hmm… aku tak bisa menjelaskan hal lain lagi setelah itu” ucap yuri menundukkan wajahnya

“minhae, karena bukti pertama yang memegang senjata saat kejadian itu dan tidak cukup bukti jika ada orang lain maka kini kau ditetapkan sebagai tersangka dan besok harus menghadiri sidang pertama dan akan tetap ditahan sampai hakim memutuskan, aku harap tuan kim segera sadar dari komanya dan bisa segera menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi”

“nne.. tapi aku rasa tuan kim masih dalam bahaya, tolong selalu jaga dia” ucap yuri

Ketua polisi itu terdiam tampak berpikir sambil memandang kedua bola mata yuri

“baiklah, aku akan mengirim anak buahku untuk berjaga disana”

“sir, Mr lee sudah tiba disini” ucap salah satu polisi yang datang menghampiri

“kajja yuri-shi ikut kami” ucap para polisi itu, yuri pun dibawa ke ruang kunjungan dan melihat ayah tirinya sedang duduk menunggunya

“kalian sudah melakukan tugas dengan baik, terima kasih telah menjaga putriku dan tak menyakitinya” ucap mr lee kembali menatap wajah yuri yang masih menyisakan beberapa bekas luka pukulan

“mianhatta agashi, saat itu sersan taeyeon yang merupakan puteri dari tuan kim merasa sangat emosi dan tidak bisa mengontrol emosinya”

“gwaenchanna aku baik baik saja appa” ucap yuri tersenyum menatap ayah tirinya itu

“aku tidak bisa membantumu lebih” ucap mr lee menatap yuri “aku akan menyerahkan semuanya pada kalian, jadi tolong lakukan tugas kalian dengan baik dan jaga anakku” lanjutnya sambil menatap satu persatu para polisi yang berada disana

“baik agashi” ucap para polisi

Mr lee pun pamit dan meninggalkan kantor polisi karena harus kembali ke kantornya.

……………………………………

Sudah 3 hari yuri ditahan setelah melaksanakan sidang pertama yang membuatnya ditetapkan sebagai tersangka dan kembali mendekam di penjara. dan selama itu pula yang hadir hanya mr lee dan taeyeon serta para anak buah mr lee

yuri sedang terdiam didalam ruangannya, seorang polisi datang membuka pintu ruangan itu

“yuri-shi, ada keluarga yang ingin menemui anda” ucap polisi itu

“nugu?” gumam yuri, iapun terbangun dan berjalan menuju ruang kunjungan, ia trsenyum saat melihat seseorang sedang duduk menunggunya

“yoong” ucap yuri membuat yeoja itu menoleh kearahnya

Yuripun duduk dihadapannya

“baru tiga hari kau sudah terlihat kurus” ucap yoona

“begitu ya, makanan disini tidak seenak makanan luar, apa kau membawa beberapa makanan untukku?”

“tentu saja, aku tau kau sangat pilih pilih makanan, aku membawakanmu jajangmyeon” ucap yoona mengangkat sebuah box berisi beberapa makanan

“omo omo! kyaaaa… gomawo..” ucap yuri berteriak senang

Keduanya pun menikmati beberapa makanan yang dibawa oleh yoona, beruntung mr lee meminta pada para polisi untuk memberi yuri perlakuan berbeda dari para tahanan lain dan disetujui

“ah perutku benar benar terasa enak sekarang” ucap yuri mengusap usap perutnya

“yaish… bersihkan dulu kotoran di wajahmu, dari dulu kau selalu saja berantakan jika makan, bagaimana saat kau makan bersama kekasihmu nanti eoh?” ucap yoona mengambil beberapa tissue dan diusapkannya pada pajah yuri yang terlihat kotor oleh sisa bumbu jajangmyeon yang dimakannya

Yuri terdiam, matanya berkaca kaca melihat perlakuan yoona padanya. sudah beberapa tahun lamanya ia belum pernah lagi merasakan perhatian dari adiknya itu seperti yang dilakukannya sekarang

“wae..?” ucap yoona menatap kedua mata yuri yang hampir menangis

“anniyo, aku hanya senang melihatmu yoong”

“hmm… sebenarnya aku kesal padamu, tapi….”

“wae?”

“aku lebih takut kehilanganmu” ucap yoona sedikit merendahkan suaranya namun masih bisa didengar oleh yuri

“aku akan baik baik saja” ucap yuri menggenggam kedua tangan yoona

“apa kau selalu menangis di dalam sana?”

“anniyo.. yah! kau pikir aku anak kecil eoh?”

“kau memang sudah dewasa tapi kau ini cengeng!” ucap yoona memberikan merong pada yuri

“yaish…!! menyebalkan”

“wajahmu terlihat sangat buruk” ucap yoona menatap luka luka biru yang masih terlihat disudut bibir dan pada dahi yuri

“benarkah? tapi para tahanan disini mengatakan jika aku terlihat tampan” ucap yuri mengusap usap dagunya

“kenapa kau tak melawannya?”

“aku tidak bisa”

“lalu apa gunanya sabuk hitammu?” ledek yoona

“hahaha… walaupun pukulannya tak seberapa aku tetap tak bisa melawannya”

“wae…?” ucap yoona kesal

“tenagaku akan terbuang sia sia melawan si pendek itu hahaha” ucap yuri tertawa

“yaish… kalau begitu biar aku yang membalasnya”

“berkelahi saja kau tak bisa”

“aku akan berlatih! lihat saja, akan ku pastikan dia meminta maaf padamu”

“dia memukulku karena ayahnya tertembak yoong” ucap yuri dengan nada yang mulai terdengar serius

“aku tau, bagaimanapun juga itu tindakan yang tidak tepat, namanya menghakimi sendiri”

“omo! sejak kapan otakmu menjadi pintar”

“sejak meninggalkan mansion”

“hmm… arra, sekarang kau sudah mendapatkan kebebasan”

“tentu saja, kau tak ingin sepertiku?”

“tentu saja ingin, dasar bodoh”

“tinggalah bersamaku setelah keluar nanti”

Yuri terdiam mendengarnya

“andwae, itu akan membahayakanmu, bahkan aku tak tahu bahaya seperti apa lagi setelah aku keluar nanti” ucap yuri dalam hati memandang adiknya itu

“yoong berlatihlah ilmu bela diri untuk menjaga dirimu”

“shirro, kau bilang kau akan selalu menjagaku, jadi untuk apa aku melakukan itu”

“dasar bodoh, setidaknya kau akan baik baik saja selama aku tak bersamamu”

“arasso…”

“hey yul” sapa amber yang baru saja memasuki ruang kunjungan “oh kau juga disini yoong, senang rasanya melihat kalian kembali akur” lanjutnya

“hey.. kemana saja kau eoh?”

“hehehe mianhae aku sibuk, yoong bisakah tinggalkan kami berdua dulu sebentar?”

“wae…? aku ini bukan lagi anak kecil”

“yaish.. ini tentang ayahmu, kau masih mau mendengarnya?”

“anniyo, aku pergi unnie aku harus kembali ke restoran”

“oke hati hati yoong dan titipkan salam ku pada jessica” ucap yuri terbangun hendak memeluk yoona

*pletak!!!* 

bukannya balasan pelukan yang didapat melainkan jitakan pada kepalanya

“aw.. appo..” gumam yuri mengusap usap kepalanya

“andwae!”

“wae..?”

“anniyo, aku tetap tak akan mengatakannya, aku pergi” ucap yoona berjalan meninggalkan ruang itu

“yaish… menyebalkan” gumam yuri dan kembali duduk

“hahaha senang sekali melihat kalian kembali akur” ucap amber yang sedari tadi tertawa melihat tingkah kedua kakak beradik itu

“apanya yang akur” ucap yuri mempoutkan bibirnya

“so, apa kau hidup dengan baik disini? mianhae aku baru mengunjungimu sekarang”

“gwaenchanna…”

“aku sebenarnya ingin kau mengajukan banding dan segera keluar dari sini, aku bisa saja menjadi saksi dan membawa tersangka yang mengintai yoona saat dipemakaman itu, hanya saja itu terlalu berbahaya untukmu yul”

“hmm.. aku sudah menduganya, akupun tak bisa berkata apa apa selain menunggu ap… Eh tuan kim sadar” ucap yuri

“tak apa jika kau ingin menyebutnya appa” ucap amber membuat yuri terkejut

“kau sudah tau?”

“baboya, tentu saja.. kau memintaku menyembunyikan ahjumma agar polisi tak menanyakannya mengapa tuan kim berada di rumahmu, tentu saja saat itu ahjumma menjelaskan semuanya, ia terus menangis memaksaku membawanya kemari untuk menjadi saksi, tapi aku sudah menahannya dan membawanya pergi jauh”

“haha dia memang pemaksa” ucap yuri

“ahjumma menitipkan ini padamu” ucap amber memberikan sebuah amplop, yuri membukanya dan melihat beberapa foto bergambar barang barang didalam sebuah kotak

“apa ini?”

“entahlah, dia memintamu untuk mengingatnya” ucap amber

“tentu saja aku mengingatnya” ucap yuri dalam hati

“hmm… sayangnya aku memiliki ingatan yang buruk hehehe aku pikir dia akan menitipkan makanan, dasar ahjumma” ucap yuri kesal

“kau ingin makan apalagi? bukankah adikmu sudah membawakannya untukmu”

“ah kau benar hehehe”

“yaish… kau ini bos yang bodoh” ucap amber

“mwo? yah! aku ini yang menggajimu bahkan kau terus menerima uang dari games games yang aku ciptakan!”

“hahaha yah anggap saja itu sisi baiknya dari kau hahaha” ucap amber tertawa puas

“jadi kau berhasil menangkap para pengintai itu? siapa mereka?” tanya yuri kembali serius, amber menegakkan badannya dan mulai mencondongkan tubuhnya mendekati yuri

“2 diantaranya mati tertembak, untungnya masih ada 1 orang yang hidup, mereka anak buah dari tuan choi”

“hmm…”

“eh? kau tak terkejut?”

“aku sudah menduganya, sebenarnya aku sudah tahu jika tuan choi pemilik rumah sakit itu, aku berpikir jika tuan choi berniat membunuhku dan yoona”

“karena itu untuk saat ini mianhae aku tak bisa membantumu keluar dari sini”

“gwaenchanna, aku hanya akan terus memintamu menjaga adikku”

“nne”

“dan latihlah dia bela diri”

“eh?? bukankah dulu kau melarangnya?”

“nne, tapi setelah kejadian ini pasti bahaya akan selalu mengintainya”

“arra, ah apa dia tahu tentang ayahmu?”

“anniyo, aku masih belum bisa memberitahunya, aku takut akan melukai jantungnya”

“baiklah, kalau begitu aku harus segera pergi mengawasi adikmu, aku akan segera melatihnya nanti”

“gomawo” ucap yuri memeluk amber

“yah! kau ini memang bos yang menyebalkan baiknya yaish…” ucap amber membalas pelukan yuri

Ia pun  pergi dan yuri kembali kedalam ruangannya

……………………………..

di restoran

“kemana dia? apa dia sakit lagi?” gumam jessica saat tak melihat yoona sedari pagi

“kau mencari si rusa?” tanya sooyoung mengejutkan jessica

“yaish… anniyo, tapi kemana dia?”

“kantor polisi mengunjungi unnie nya” ucap sooyoung

“oh.. begitu” ucap jessica kembali melakukan aktivitasnya mengelap meja “mwo??!! ke kantor polisi? jinja?” ucapnya kembali merasa excited

“yaish! yah! kau membuat jantungku hampir copot!” ucap sooyoung mengusap usap dadanya

“hehhe mianhae eh? kenapa dengan lenganmu?” ucap jessica saat melihat sebuah perban melilit lengan kanannya “wajahmu juga ada luka gores, apa kau berkelahi?” 

“anniyo, kemarin aku terjatuh”

“ah… pantas sudah beberapa hari aku tak melihatmu”

Sooyoung mengambil jaketnya dan mengenakannya

jessica kembali membalikkan badannya namun seseorang tiba tiba sudah berdiri dihadapannya

“boo!!!”

“kyaaaa!!!”

*cekrek cekrek cekrek*

“aaahahaha…. aku mendapatkannya! soo…!! aku mendapatkan wajah terkejutnya hahaha aigoo.. jelek sekali!” teriak yoona sambil tertawa aligator

“YAHH!!! IM YOONA!” teriak jessica dengan tatapan devil nya

“omo!” yoona langsung berlari dan jessica segera mengejarnya sambil melayangkan gagang sapu yang diambilnya

“yah!! kemarikan ponselmu atau kau akan mati!!” teriak jessica terus mengejar yoona, beruntung restoran sudah tutup sehingga hanya ada mereka dan karyawan lain yang tertawa menontonnya, yoona mengoper ponselnya pada sooyoung, sooyoung pun mngoper ponselnya pada jinki yang ikut bergabung

🎵 You better run run run run run
Deoneun mot bwa geodeocha jullae
You better run run run run run
Nal butjabado gwanshim kkeodullae Hey🎵

“ah lagu yang cocok untuk mereka” ucap luna setelah memutar musik ikut memecah keributan didalam restoran tersebut

…………

Setelah lelah berlari lari jessica, yoona dan sooyoung duduk di soffa pengunjung

“Aigoo tangan ku merah karena gagang sapu yang kau pukulkan” ucap yoona memperlihatkan lengannya yang memiliki beberapa bekas kemerahan

“Itu karena salah mu sendiri bodoh” 

“Hehehe mianhae, sudah ku bilang aku sangat suka jika kau sedang marah”

“Yah! Menyebalkan”

“Ah ya aku lupa, soo mulai besok aku akan belajar kungfu!” ucap yoona exicited sambil melayang layangkan tangannya

“Yah yah yah, turun kan tanganmu” ucap sooyoung namun yoona malah terus berpura pura menyerangnya

“Aku akan menjadi petinju internasional, wacauww!! Hiatt!!” 

*plak!!!* akhirnya pukulan yoona mengenai lengan sooyoung

“Aw!!! Yah! Appo…” teriak sooyoung meringis kesakitan memegang lengannya

Yoona terkejut saat lengan baju sooyoung berubah warna

“Omo! Kau berdarah?” ucap yoona

Belum sempat sooyoung berbicara yoona sudah menarik jaketnya dan melepaskan ya hingga melihat perban putih yang melilit lengannya sudah berwarna merah padam

“Wae…?” ucap yoona terlihat khawatir

“Dia terjatuh” ucap jessica

“Jinja? Kajja kita ke rumah sakit!” ucap yoona hendak membangunkan sahabatnya itu

“Andwae, aku baik baik saja.. Aku hanya tinggal mengganti perbannya”

“Tapi darahmu sangat banyak! Yah bodoh, kau habis melakukan apa sampai terjatuh begitu parah?”

“Hehehe biasa, in acton! Aku pergi dulu menemui dokterku” ucap sooyoung

“Apa aku perlu mengantarmu?”

“Andwae, kau antar saja jessica pulang”

“Baiklah, mianhae…” ucap yoona

Sooyoung pun pergi meniggalkan restoran

Begitu pun yoona dan jessica mulai menaiki bis, setelah keduanya cukup dekat yoona selalu mengantarnya pulang karena jessica masih trauma sendirian di luar

“Dasar bodoh! Bukan nya membangunkanku kau malah membiarkan bus kita melewati 1 halte” ucap jessica merasa kesal, keduanya harus kembali berjalan karena bus yang membawa mereka kebablasan

“Hehehe apa boleh buat, aku terlalu terpaku menatap wajah tidurmu”

“Yah! Jangan coba coba menggodaku” ucap jessica mengepalkan tinjunya

“Hehehe arraso” ucap yoona

Tiba tiba jessica menghentikan langkahnya dan memegang tangan yoona membuat yeoja itu juga menghentikan langkahnya

“Wae?” tanya yoona

Jessica menarik lengan jaket yang dikenakan yoona hingga memperlihatkan tangan putihnya

“Apa kau benar benar terluka?” ucap jessica memeriksa tangan yoona, ia sebenarnya khawatir setelah yoona mendapatkan beberapa pukulan dan gagang sapu yang dilayangkannya

“Anniyo, aku baik baik saja”

“Tapi tadi tanganmu merah merah”

“Oh… Hahaha itu karena aku memiliku kulit yang putih jadi cepat membekas jima terkena pukulan, tapi itu akan hilang kembali dalam beberapa saat”

“Jinja? Gwaenchanna?”

“Yaish yeoja macam apa kau setelah memukul lalu kembali merasa khawatir”

“Yah, itu karena kau sendiri yang sangat menyebalkan”

“Kau kan tahu….”

“Arra arra arra aku menyukai wajah marahmu” ucap jessica melanjutkan apa yang akan yoona katakan

“Eh? Hahahaha anak pintar” ucap yoona mengusap usap kepala jessica

“Ah ya, tadi pagi kau benar benar menemui yuri?”

“Nne… Wae?”

“Anniyo, aku hanya senang mendengarnya”

“Dia menitipkan salam untukmu” ucap yoona dengan wajah tak sukanya

“Jinja…?” ucap jessica excited

“Yah yah yah! Ekspresi macam apa itu” ucap yoona kesal

“Tapi tumben kau menemuinya sendiri, aku pikir kau benar benar marah padanya”

“Ya.. Aku memang marah padanya, tapi entahlah aku tak tahu mengapa selalu mengikuti perintahmu”

“Wow daebak, apa kau menyukaiku?”

“Sepertinya begitu” ucap yoona berjalan mendahului jessica sementara jessica kembali menghentikan  langkahnya merasa terkejut

Entah perasaannya merasa senang atau hanya keterkejutan semata, entahlah jessica selalu merasa hal aneh dengan tingkah yoona yang selalu tiba tiba

…………………

“bunuh yuri begitu dia terbebas nanti”


TBC

mohon maaf seharusnya ini diunggah kemarin2, karena ada kendala di lp yang sudah tua renta jadi terganggu

Oh ya, gomawo atas jawaban jawaban kalian beserta alasannya

Hampir semuanya memiliki pendapat yang sama

Sebenarnya author juga sependapat dengan kalian, karena author bukanlah anak gawel jadi ngga terlalu suka ff yg pake “lawh guweh” hehehe benar juga kata kalian, jadi sulit membayangkannya karena mereka dari korea rasanya aneh kalo pake bahasa gawel

Tapi author masih menyadari jika tulisan author masih jauh banget dari kata sempoa. 

Mohon maaf yass

We Are Different part 4

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

……………………………………………..

Taeyeon terbangun begitu mendengar alarm jamnya berbunyi. ia mengusap usap kedua matanya dan melihat dirinya sudah terbaring diatas tempat tidur kamar miliknya. ia terkejut saat melihat tubuhnya tak memakai pakaian sehelaipun kecuali selimut tebal yang menutupi tubuhnya, taeyeonpun langsung terbangun dan duduk diatas tempat tidur tersebut. Ia menoleh melihat pakaian yang dikenakannya semalam berserekan diatas lantai. ia menunduk dengan kedua tangan yang menumpu kepalanya mencoba mengingat apa yang sudah terjadi padanya tadi malam, namun pikirannya terhenti begitu mendengar bunyi shower kamar mandi berhenti, ia sadar tak hanya dirinya yang berada didalam kamar tersebut. tak berapa lama ia melihat seorang yeoja yang masih mengenakan  melangkah keluar dari kamar mandi tersebut

“sunny?” ucap taeyeon begitu melihat wajah yeoja itu

“lekaslah mandi, hari ini kau tak bekerja?” ucap sunny dengan ekspresi yang terlihat biasa, berbeda dengan taeyeon wajahnya terlihat pucat karena terkejut

“apa yang terjadi tadi malam?” tanya taeyeon tak menjawab pertanyaan sunny

“lebih baik kau ingat ingat sendiri, aku tak ingin berbohong padamu” ucap sunny mulai melepaskan bathrobe yang ia kenakan dihadapan taeyeon, posisinya memang memunggungi taeyeon tapi tetap saja membuat taeyeon semakin gugup

“ap.. apa yang sedang kau lakukan?” ucap taeyeon

“tentu saja mengganti pakaianku, memangnya apa lagi? aku sudah cukup lelah dengan apa yang kita lakukan semalam, kau benar benar liar”

“mwo?” ucap taeyeon kembali terkejut

Flashback

Setelah mengunjungi rumah kedua orang tuanya, taeyeon mengunjungi sebuah club malam untuk menenangkan pikirannya

Begitu sampai, ia langsung menghabiskan beberapa gelas alkohol dan mulai menikmati alunan musik didalam club tersebut

“Kau masih saja selalu kesini” ucap seorang yeoja membuat taeyeon mengangkat wajahnya melihat yeoja itu

“Sunny?”

“Baboyaa, kau sudah menghabiskan berapa gelas hingga membuatmu seperti ini? Dasar polisi tak berguna” ucap sunny saat melihat taeyeon sangat mabuk hingga kesulitan mengenalinya

*brak!!!* taeyeon meletakkan gelas yang digenggamnya begitu keras setelah mendengar kalimat terakhir yang diucapkan sunny membuat yeoja dihadapannya itu terkejut

“Ya, aku memang polisi tak berguna hahaha kau benar sunny-ah”

“Ada apa denganmu taeng?” tanya sunny terlihat khawatir

“Anniyo, lagipula aku tak mabuk kau pulanglah”

“Anniyo, kau yang harus pulang taeng, kau sudah mabuk berat, kajja” ucap sunny mulai merangkul dan mengaitkan tangan taeyeon pada pundaknya

Sunnypun memapah taeyeon yang sudah mabuk meninggalkan club dan mengantarnya pulang ke apartemen taeyeon

Begitu sampai sunny langsung membaringkan taeyeon yang hampir hilang kesadarannya, namun saat berbalik dan hendak meninggalkan kamar tiba tiba taeyeon terbangun dan menahan tangan sunny

“Kajjima” ucap taeyeon

“Eh? Aku harus pulang taeng, kau tidurlah”

“Kau selalu saja meninggalkanku” ucap taeyeon membuat sunny terdiam “dulu kita sama sama berjanji akan menikah dan hidup bahagia setelah lulus sekolah, tapi kau tiba tiba memutuskan akan pergi ke USA dan menghilang dari kehidupanku”

“T… Ttaeng…” ucap sunny mencoba melepaskan genggaman tangan taeyeon namun taeyeon menarik tangannya hingga tubuh sunny terjatuh keatas tempat tidur menimpa taeyeon yang segera memeluknya

“Apa kau melupakan hal itu? Apa kau sudah melupakanku?” ucap taeyeon

“Taeyeon-ah kau mabuk, lepaskan aku kau sudah memiliki tiff… mmmhhh….” ucap sunny namun ucapannya terpotong saat tiba tiba taeyeon menindih tubuh sunny dan mencium bibirnya

Sunny mencoba memberontak namun taeyeon begitu kuat menahan tubuhnya

“Sesakit ini kah perasaanku?” ucap taeyeon setelah mengangkat kepalanya

Sunny berniat melepaskan diri saat merasakan taeyeon mulai melepaskan cengkramannya namun ia melihat air mata taeyeon mulai mengalir

“Wae…? Ada apa denganmu taeng?” ucap sunny membingkai wajah taeyeon yang menunduk, namun air mata taeyeon mengalir semakin deras

“Uljimma..” ucap sunny kembali menghapus air mata taeyeon yang tak ingin berhenti

Taeyeon hanya menggelengkan kepalanya dan kembali menunduk menangis mengingat masalah yang terjadi pada ayahnya

Sunnypun kembali mengangkat wajah taeyeon dan mencium bibirnya

“Uljimma… Aku… Juga merindukanmu” ucap sunny kembali mencium bibir taeyeon

Taeyeon perlahan membuka kedua matanya menatap wajah sunny, tangan taeyeon mulai memeluk leher sunny dan menekan yeoja itu untuk memperdalam ciumannya hingga keduanya semakin merasakan kenikmatan

*dan terjadilah asdfjflflfjfkdl*

*cut!*

Flashback end

Taeyeon mengusap usap kasar wajahnya begitu mengingat kejadian tadi malam

“Kau bisa melupakannya” ucap sunny yang sudah paham menatap taeyeon

“Sunny-ah.. Mm.. Mmianhae” ucap taeyeon merasa bersalah

“Hmm… Aku harus segera pergi, mandilah” ucap sunny kemudian meninggalkan taeyeon yang hanya terdiam

Sunny adalah mantan kekasih taeyeon, keduanya sudah menjalin hubungan sejak kelas 1 SMA dan merupakan pasangan teromantis di sekolahnya, namun setelah menempuh ujian kelulusan tiba tiba sunny memutuskan hubungan keduanya karena akan melanjutkan kuliahnya ke USA, taeyeon yang saat itu kecewa mencoba melampiaskan dengan mendekati tiffany yang ia tahu gadis itu telah lama mengagumi taeyeon. Awalnya taeyeon hanya ingin membuat sunny cemburu dan menyesal atas keputusannya, namun sunny tetap meninggalkannya. Hingga akhirnya taeyeon menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk mencoba mencintai tiffany hingga hubungannya bertahan sampai saat ini. Namun kini taeyeon bertemu sunny kembali saat ayah sunny mengundangnya di acara pesta menyambut kedatangan sunny. Taeyeon hanya mencoba bersikap biasa meskipun pada kenyataannya ia masih belum bisa melupakan sunny.

…………………………………………..

“Hey tiffy, hari minggu begini kau tetap pergi bekerja?” sapa jessica saat dirinya berpapasan dengan tiffany di depan gedung apartemen

“Hay jessie, anniyo aku akan pergi menemui taeyeon, tadi malam dia tak bisa dihubungi”

“Aigoo, padahal kemarin siang kalian sudah bertemu”

“Hehehe tetap saja komunikasi harus terus berjalan, taeng selalu melupakan malamnya, makanya aku harus selalu menghubunginya, kau baru saja pergi joging?”

“Nne, udara pagi disini sejuk sekali” ucap jessica merentangkan kedua tangannya menikmati hembusan angin pagi

“Eh? Apa hanya aku yang merasa kedinginan?” ucap tiffany merasa heran, ia sendiri memakai jaket tebal dan melihat orang orang mengenakan jaket juga “kalau begitu aku pergi, jessie aku membuatkan sarapan untukmu”

“Ah.. Okay thanks baby ,nanti aku ke apartemenmu, take care” ucap jessica, keduanya pun berpisah

Jessica memasuki apartemen miliknya, namun baru saja beberapa langkah bel pintu apartemennya berbunyi, iapun kembali untuk membukakan pintu

“Uh? Kau? Ada apa kemari?” tanya jessica menaikkan sebelah alisnya begitu melihat yoona mengunjungi apartemennya

“tadi aku baru saja berolah raga ah kau juga ya? Mengapa kita tidak bertemu ya haha” ucap yoona dengan wajah cerianya

“Aku tidak bertanya hal itu, ada apa kau kemari?”

“Hey aku ini tamu, kau tak mempersilahkan aku masuk?” ucap yoona membuat jessica memutar kedua bola matanya

“Hhh… Masuklah” ucap jessica pasrah

“Wah apartemenmu rapi sekali” ucap yoona begitu masuk dan duduk diatas soffa, jessica tak menjawabnya ia hanya berjalan meninggalkannya ke dapur

Tak berapa lama jessica pun kembali dengan membawakan dua gelas minuman untuknya dan satu lagi diberikan pada yoona

“Gomawo..” ucap yoona menerima minuman itu

“Ada apa kemari? kau sendirian?” tanya jessica kembali

“Aku hanya ingin berkunjung, nne memangnya bersama siapa lagi?”

“Unnie mu tak ikut?” tanya jessica membuat raut wajah yoona berubah

“Anni” jawab yoona singkat

“Oh.. Begitu” 

“Mengapa kau menanyakannya? Kau menyukainya?” tanya yoona dengan nada yang ketus

“Anniyo, aku hanya bertanya” ucap jessica

“Oh”

“Kenapa dengan anak ini? Tadi terlihat ceria sekarang jadi menyebalkan lagi” ucap jessica dalam hati

“Aku ingin membeberitahumu, mulai besok kau sudah bisa bekerja di restoran” ucap yoona

“Mwo? Yah sejak kapan aku menerimanya?”

“Sejak sekarang” 

“Yaish… Aku tid”

*tingtong* bel pintu apartemen jessica berbunyi kembali, jessica pun berdiri dan berjalan untuk membukakan pintu

“Yeoppodaa..” gumam yoona saat melihat jessica menyibakkan dan mengikat rambut panjangnya yang sebelumnya tergerai

“Good morning” sapa seorang yeoja begitu pintu dibukakan

“Hey yul! Good morning, tumben pagi pagi kau kesini” ucap jessica senang dan mempersilahkan yuri masuk

“Nne, tadinya aku ingin mengunjungi apartemen tiffany tapi tak ada orang disana, jadi sekalian saja aku kemari”

“Ah.. Begitu ya, dia memang sedang pergi mengunjungi rumah taeyeon, kau kalah cepat yul”

“Hahaha kau ini”

“Ada apa kau kemari?” ucap yoona dengan raut wajah tak sukanya begitu melihat yuri masuk

“T…tternyata ada kau yoong, aku hanya ingin berkunjung sebentar, mianhae aku mengganggu waktu kalian” ucap yuri terkejut begitu melihat adiknya sudah berada disana

“Gwaenchanna, kami tidak sedang ada acara, kau ingin minum apa yul?” ucap jessica

“Yaish, tadi dia tidak menawariku minuman” ucap yoona dalam hati melirik sebal pada jessica “aku pulang dulu” lanjutnya membuat langkah jessica terhenti

“Andwae, biar aku saja yang pergi” ucap yuri menahan tangan yoona

“Eh? Ada apa dengan kalian?” tanya jessica heran

“Lepaskan aku” ucap yoona dengan nada dinginnya

Yuri pun segera melepaskan tangannya

“Aku harus pulang, tiba tiba moodku memburuk” ucap yoona kemudian kembali berjalan dan meninggalkan apartemen jessica

“Maafkan sikap adikku, dia sebenarnya tak seperti itu” ucap yuri tersenyum malu

“It’s okkay yul, aku sudah biasa menghadapi sikapnya, tapi… Ada apa dengan kalian? Kalian terlihat seperti sedang bertengkar”

“Anniyo, hanya masalah kecil” ucap yuri

“Jinja? Kalau hanya masalah kecil mana mungkin dia terlihat sangat marah seperti itu”

Yuri terdiam mendengarnya, ia terlihat ragu untuk menceritakannya pada jessica namun yeoja dihadapannya itu sudah memahami raut wajah yuri

“Aku bukanlah seseorang yang mudah akrab dengan orang lain, tapi rasanya berbeda saat mengenal tiffany dulu, sama denganmu yul, rasanya kau selalu memiliki daya tarik para yeoja, apa kau pernah melakukan ritual?”

“Hahaha kau bicara apa sica, yah! aku tak pernah melakukan hal semcam itu ,mungkin ini karena wajahku saja yang terlihat berkharisma” ucap yuri mengusap usap dagunya

“Yaish percaya diri sekali”

“Hubunganku dengan yoona memang sedang tak baik, bahkan sudah lama dia tidak tinggal di rumah” 

“Mwo?? Pantas waktu itu dia berkata seperti itu” ucap jessica begitu mengingat awal pertemuannya dengan yoona setelah meninggalkan rumah sakit

“Memang yoong berbicara apa padamu?”

“Anniyo, aku sudah lupa” ucap jessica

“Yaish… Kau ini”

………………………………..

Tiffany telah sampai di apartemen taeyeon dan langsung masuk kedalam

“Good morning taeng ^_^” sapa tiffany begitu memasuki kamar taeyeon dan melihat kekasihnya sedang duduk memainkan ponselnya

“Uh tumben kau kesini tak menghubungiku dulu pany-ah, untung aku sedang berada di rumah” ucap taeyeon segera berdiri memeluk dan memberikan morning kiss pada kekasihnya

“Tadi malam kau kemana? Nomormu tak bisa dihubungi, apa kau melupakan makan malammu?”

“Ah ya, setelah pulang dari jeonju aku lupa mencharger ponselku, mianhae.. Tapi aku tak melupakan makan malam”

“Syukurlah ^_^” ucap tiffany kembali memeluk kekasihnya namun raut wajahnya berubah “eh? Kau mengganti parfum taeng?” tanya tiffany begitu mencium aroma yang asing di dalam kamar taeyeon

“Ah.. Y..yya, eh anniyo, ini bukan parfum, aku mengganti pewangi ruang kamarku” ucap taeyeon dengan wajah yang memucat, pasalnya wangi parfum sunny masih menyebar didalam kamarnya

“Ah.. Begitu ya, wanginya sangat enak tumben sekali kau membeli pewangi yang sangat feminim hahaha” ucap tiffany menertawai kekasihnya itu

“Hahaha memangnya tidak boleh eoh? Kau lupa jika selain tampan aku juga sangat cantik” ucap taeyeon memberikan merong pada tiffany

“Yaish… Andwae! Kau cukup tampan saja!” kesal tiffany mencubit pinggang taeyeon

Keduanyapun kembali bercanda tawa. Taeyeon kembali merasa tenang karena tiffany tak mencurigainya

“Wajahmu terlihat pucat, apa kau sakit?” tanya tiffany menempelkan punggung telapak tangannya diatas dahi taeyeon

“Anniyo.. Aku baik baik saja” ucap taeyeon melepaskan tangan tiffany

“Apa kau mabuk semalam?” tanya tiffany memicingkan kedua matanya

“Hehehe sedikit” ucap taeyeon yang langsung mendapat jeweran ditelinganya

“Kau bilang tak akan mabuk lagi! Apa kau pergi ke sebuah club lagi eoh?!”

“An.. Anniyo… Aku hanya meminum soju bersama appa di rumah”

“Aku pikir kau pergi ke club lagi! Kalian ini, pasti kalian mabuk semalaman. Huh.. Appa sama anak sama saja” ucap tiffany membuat taeyeon terdiam

“Aku tak seperti appaku” ucap taeyeon dengan nada dinginnya

“Apanya, kalian sama saja”

“Aku bilang aku tak seperti appaku!” ucap taeyeon kembali dengan meninggikan suaranya membuat tiffany terkejut

“Ada apa denganmu taeng?” ucap tiffany dengan wajah ketakutan

“An..anniyo, mianhae..” ucap taeyeon segera memeluk tiffany

“Mianhae.. Pany-ah” ucap taeyeon kembali didalam hati

…………………………..

Keesokan harinya

Yuri terbangun dan langsung membuka ponselnya ,ia terenyum begitu melihat layar wallpaper yang bergambar dirinya bersama tiffany sedang tersenyum senang bersama anjing kesangannya bermama Hani. Foto itu diambil saat tiffany berulang tahun yang ke 20, saat itu yuri memberikan kado seekor anak anjing yang lucu yang kemudian diberi nama hani oleh yuri

mereka pun melakukan foto bersama untuk mengabadikannya dan sejak saat itu yuri menggunakan foto itu sebagai wallpaper pada ponselnya hingga sekarang. Yuri selalu membuka ponselnya setiap bangun pagi agar bisa melihat tiffany, baginya hanya melihat yeoja itu di dalam foto saja sudah membuatnya bahagia.

Kini tatapan yuri tertuju pada tanggal kalender yang tertera dilayar ponselnya , hari ini adalah hari peringatan kematian eomma nya yang ke 16 tahun

yuri menekan tombol panggilan pada ayah tirinya itu

“appa, hari ini aku tidak akan pergi ke kantor”

“wae?”

“aku akan mengunjungi makam eomma, hari ini hari kematian eomma”

“pergilah bersama amber”

“nne”

“baiklah” ucap mr lee kemudian menutup telponnya

yuripun segera terbangun dan memasuki kamar mandi

……………………………..

“Selamat pagi…” sapa para karyawan begitu melihat yoona dan sooyoung baru saja tiba memasuki restoran ,namun mereka terlihat heran saat yoona tak menjawabnya dan langsung berjalan menuju ruang ganti, tak seperti biasanya yang selalu terlihat ceria bahkan selalu bercanda

“Dari kemarin moodnya sedang buruk” ucap sooyoung seolah mengerti raut wajah para karyawannya

“Ah begitu ya, pantas wajahnya terlihat suram” ucap jinki membuat orang orang didalam restoran tersebut tertawa

Mereka pun kembali membersekan dan menata restoran sebelum dibuka

*cring cring cring!!* bunyi lonceng yang tergantung pada pintu restoran berbunyi begitu seseorang membukakan pintu

“Selamat pagi… Mianhae noona, restoran kami masih belum buka” ucap jinki

“Anniyo.. Aku kemari bukan..” ucap jessica yang datang tersebut

“Ada apa kau kemari?” potong yoona yang sudah berdiri disamping jinki, jinki pun meninggalkan keduanya

“Yah, kau bilang mulai sekarang aku sudah bisa bekerja, yasudah klo begitu aku pulang” ucap jessica hendak membalikkan badannya namun yoona segera menahan tangannya

“Gantilah pakaianmu” ucap yoona menarik tangan jessica dan membawanya ke ruang ganti karyawan

“Yaish…!! Kalau bukan karena yul yang meminta aku tidak akan pernah mau bekerja bersama orang menyebalkan ini!” rutuk jessica setelah melihat yoona meninggalkan ruang ganti

Flashback

“Kalian terlihat seperti sedang bertengkar”

“Anniyo, hanya masalah kecil” ucap yuri

“Pasti adikmu sendiri yang membuat ulah hingga membuat kalian bertengkar”

“Bukan, ini karena salahku”

“Aku tak percaya, sifatmu dan adikmu sangatlah berbeda ,you’re all really different”

“Dulu yoong tak seperti itu, dia orang yang sangat ceria, akulah yang membuatnya berubah menjadi seperti sekarang”

“Yah, kwon yul! Kau selalu saja setengah setengah jika bercerita, sebenarnya inti malasahnya apa?” 

“Aku tidak bisa memberitahumu sekarang, mianhae”

“Baiklah aku tak akan memaksamu”

“Bisakah aku meminta bantuanmu?” ucap yuri

“Sure, katakan”

“Ku lihat kau dengan adikku sangat dekat”

“Anniyo, itu tidak seperti yang kau lihat”

“Aku tidak ingin terjadi hal yang buruk padanya, tapi aku juga tidak bisa selalu menjaganya, bahkan mungkin suatu saat aku tidak bisa ada disampingnya lagi” ucap yuri, kini wajahnya terlihat serius

“Wae? Kau terdengar seperti akan pergi jauh”

“Untuk saat ini aku tak bisa melindunginya, untuk itu aku ingin memintamu untuk selalu disampingnya, percayalah walaupun dia menyebalkan tapi yoong anak yang baik, jebal…”

“Hhhh… Akan aku pikirkan kembali”

“Aku percaya padamu, sica” ucap yuri memegang kedua tangan jessica dan menatapnya

*Deg.. Deg.. Deg..* 

“Omo, ada apa ini?” ucap jessica dalam hati begitu merasakan detak jantungnya terdengar kencang

“Besok adalah peringatan hari kematian ibuku, bisakah kau membujuk adikku untuk datang? Dia tak pernah mengunjungi makan eomma”

“Jadi kedua orang tua kalian memang sudah tidak ada? Tapi kenapa adikmu tak pernah ingin mengunjunginya?”

“Nne, ayahku pergi meninggalkan eomma saat aku masih kecil, saat itu aku baru berusia 1 tahun jadi aku tak bisa mengingat wajah ayahku, saat berumur 10 tahun hari itu adikku berulang tahun, tapi yoong sedang dirawat di rumah sakit karena terkena tyfus, sepulang sekolah aku segera membelinya kado dan mengunjungi rumah sakit, namun sayangnya kadoku malah tertinggal, setibanya disana aku justru mendapati ibuku dibawa ke ruang UGD, ahjumma bilang penyakit jantung eomma tiba tiba kambuh, dan hari itu juga aku dan adikku kehilangan uri eomma, semenjak saat itu sikap adikku berubah dan dia masih marah terhadap eomma” ucap yuri tersenyum sedih sambil mengusap air matanya yang hampir mengalir

“M..mmianhae..” ucap jessica yang sudah menitikkan air matanya merasakan kesedihan yuri, ia pun mengusap usap pundak yuri

“Jangan bersedih lagi, aku akan mencoba membantumu” ucap jessica kembali membuat yuri mengangkat wajahnya

“Gomawo” ucap yuri memeluk jessica
Flashback end

Kini jessica telah rapi memakai seragam kerjanya dan segera keluar menghampiri yoona, ia melihat yoona sudah berdiri bersama karyawan lainnya termasuk sooyoung

“mulai hari ini kita mendapatkan teman baru yang akan bekerja disini, perkenalkan dirimu” ucap yoona dengan nada dinginnya

“Nne, anyeong.. Jessica jung imnida, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik dan mohon bantuannya” ucap jessica menyapa para karyawan lain ,mereka sudah terlihat akrab dan mengantar jessica ke dapur

“Rasanya aku pernah melihatnya” ucap sooyoung

“Oddiga?”

“Entahlah aku lupa, yah seleramu bagus juga, dia cantik”

“Yah! Jangan coba merayunya!” ucap yoona kesal

“Hahaha anniyo… Kau tenang saja, eh? Kau akan tetap bekerja hari ini?”

“Tentu saja, memangnya kenapa?”

“Kau tak akan menemui ibumu?”

“Kau wakili saja, aku malas kesana”

“Yaish… Anak durhaka! Baiklah aku pergi dulu” ucap sooyoung, “baguslah kau tak pergi, tetaplah disini dan jangan pergi kesana” lanjut sooyoung dalam hati

“Oddiga? Bukankah bora sedang berada di LA?” tanya yoona

“Ada beberapa hal harus aku urus” ucap sooyoung, iapun pergi meninggalkan restoran

Restoran mulai dibuka dan beberapa saat kemudian para pengunjung yang kebanyakan orang orang kantor mulai berdatangan membuat para karyawan restoran tersebut sibuk termasuk jessica dan yoona

“Yah antarkan ini pada meja nomor 19” ucap yoona memberikan nampan berisi makanan pada jessica

“Bisakah kau memanggil namaku? Dasar tidak sopan, aku ini lebih tua darimu!” 

“Nne ,unnie bisakah kau antarkan ini? Jebaljuseyoo” ucap yoona dengan aegyoo nya

“Mengapa dia bisa berubah dengan cepat seperti itu, yaish.. Menyebalkan” ucap jessica dalam hati , ia segera mengambil nampan dan meninggalkan yoona

…………………………

Choi mansion

seorang namja dengan pakaian jas dokternya datang menemui tuan choi

“tuan, hari ini adalah hari peringatan kematian kwon hyerin” ucap namja itu

“berita bagus min joong, itu berarti kedua anak dari hyerin akan datang menemui makam mendiang ibunya” ucap tuan choi pada namja bernama min joong itu “kalian lekaslah bergerak” lanjutnya kepada para anak buahnya yang sudah berkumpul

mereka pun langsung bergerak sesuai perintah tuan choi untuk membunuh yuri dan yoona

“kalau begitu aku permisi tuan, aku harus segera kembali ke rumah sakit” ucap min joong

“min joong-ssi, kau yang menghubungiku jika kedua putri hyerin masih hidup dan mengetahui kejadian 15 tahun yang lalu kan”

“nne tuan, beberapa hari yang lalu adiknya sempat di rawat di rumah sakit dan aku bertemu dengan yuri”

“dan saat itu dia membicarakan tentang ibunya?”

“nne tuan, itulah mengapa aku segera menghubungi anda”

“mengapa saat itu kau tak segera melenyapkannya?”

Min joong terdiam mengingat kembali saat pertemuannya dengan yuri, saat itu ia memang berniat akan membunuh yuri

“jadi… yang dirawat itu…”

“ya, dia adikku, yoong. tapi dia sudah pergi dari sini” ucap yuri melanjutkan ucapan min joong

“b..bbegitu ya, eh? wae..? dia masih harus mendapat perawatan” ucap dokter itu masih dengan nada gugupnya, sebutir keringat dingin mengalir pada pelipisnya

“dia tak akan mau, oh ya aku baru tahu ahjushi sekarang bekerja disini”

“oh n..n.. nne… aku sudah 7 tahun bekerja disini setelah dipindah tugaskan dari yonsei hospital”

“begitu ya, oh ya bagaimana hasil pemeriksaan adikku?” tanya yuri

“itu… em.. yoona…” ucap dokter itu, tangannya yang berada dibawah meja perlahan membuka laci dan mengambil sebuah jarum suntikan yang sudah terisi cairan tanpa sepengetahuan yuri “dari hasil pemeriksaan pertama yoona memiliki penyakit jantung bawaan yang bisa disebabkan karena faktor keturunan, namun adikmu harus kembali diperiksa untuk benar benar memastikan jika itu benar atau salah dan harus segera ditangani, sayangnya kau bilang adikmu sudah pergi”

“aku rasa memang dia terkena penyakit itu” ucap yuri menundukkan wajahnya, ia teringat dari kecil sering mendapati yoona yang selalu tiba tiba merasakan sakit pada jantungnya dan memiliki fisik yang lemah, namun yoona selalu menolak jika diajak untuk berobat. yuri sedikit menyesal karena dulu tidak membawa adiknya berobat

“adikmu bisa sembuh jika segera ditangani sejak sekarang”

“nne aku akan mencoba membujuknya, bisakah kau berikan obat untuk sekarang?”

“nne tentu saja, rumah sakit ini sudah memiliki obat yang sangat bagus untuk penyakit itu, tapi… aku rasa adikmu harus segera mengambil tindakan operasi”

“aku meragukannya” ucap yuri terdiam sejenak “bahkan dokter dokter ahli jantung dari yonsei hospital rumah sakit terbaik pun gagal menyelamatkan ibuku” lanjutnya menatap wajah keterkejutan min joong

“y..yyul, it… itu…” ucap min joong terbata, tangannya semakin mengeratkan jarum suntikan yang ia sembunyikan dibawah meja itu. dugaannya benar jika yuri akan mengungkit masalah itu bahkan ia tahu yuri sudah mencurigainya

“bodohnya saat itu aku masih terlalu polos merasa sangat senang saat aku dan adikku dikirim ke panti asuhan dan segala kehidupanku dibiayai oleh pemilik rumah sakit itu, padahal itu hanya untuk menutupi masalah itu, benarkan? ahjushi?”

wajah min joong semakin memucat tak bisa berkata apa apa

“aku pergi dulu, permisi” ucap yuri setelah melihat dokter dihadapannya terdiam cukup lama, ia mengambil kertas resep diatas meja yang sudah dituliskan dokter itu sebelumnya

begitu melihat yuri berjalan membelakanginya, min joong segera berdiri dengan menyembunyikan jarum suntik itu dibelakang punggungnya dan berjalan mengikuti yuri, ia sudah bersiap akan menyuntikkan jarum yang sudah berisi cairan itu pada yuri namun saat sudah siap tiba tiba pintu ruangannya terbuka dari luar dan seorang perawat masuk hingga min joong langsung menurunkan kembali dan menyembunyikan jarum itu

beruntung saat itu yuri tidak mengetahuinya

Flashback end

“mianhae tuan, saat itu rumah sakit sedang ramai, aku tak bisa gegabah”

“kau boleh pergi sekarang” ucap tuan choi yang sudah berdiri memunggunginya memandang pemandangan diluar jendela

“baik tuan” ucap min joong segera meninggalkan ruang pribadi tuan choi

“bunuh dia” ucap tuan choi pada salah satu penjaganya

………………………………………..

di rumah kedua orang tua taeyeon

“Ahjushu apa ini tidak terlalu cepat untuk menuliskan surat wasiat? anda bahkan terlihat sangat sehat” ucap pengacara tuan kim yang diminta untuk menemuinya

“masalah kematian tidak akan ada yang tahu hyoyeon-ah, jangan beritahu taeyeon tentang hal ini”

“nne ahjushi”

“hyoyeon-ah, bisakah kau antar aku ke stasiun?”

“nne? anda akan pergi tanpa membawa mobil?”

“nne, aku ingin mengunjungi rumah temanku di gangnam”

“baiklah, kajja” ucap hyoyeon

Setelah pamit hyoyeonpun mengatar tuan kim ke stasiun

“hyoyeon-ah, gomawo”

“nne ahjushi, ini bukan apa apa”

“berteman baiklah dengan taeyeon seperti aku dengan appamu”

“hehehe tentu saja ahjushi, hanya saja taeyeon begitu sibuk sekarang”

“ingatkan dia untuk selalu sering menemui ibunya, dan tolong jaga istriku”

“eh? mengapa anda berkata seperti itu?”

“anniyo, hanya ingin berpesan padamu”

“hahaha kau membuatku merinding saja”

“kkah pergilah, aku juga akan pergi”

“nne, hati hati dijalan ahjushi” ucap hyoyeon

keduanya pun berpisah di stasiun

………………………………

“yul, apa kau lama menungguku?” ucap tiffany yang baru saja tiba

tadi siang setelah tiffany bisa dihubungi, yuri memintanya untuk menemuinya disebuah kafe tempat biasa mereka bertemu

“anniyo, aku juga baru saja tiba beberapa menit yang lalu, duduklah aku sudah memesankan minuman bebarap makanan untukmu”

“gomawo, yul mianhae tadi pagi selama perjalan aku menaruh ponselku di dalam tas jadi aku tak tahu jika kau menghubungiku” ucap tiffany dengan raut menyesal

“gwaenchanna, apa aku mengganggu waktumu dengan taeyeon?”

“anniyo, saat kau menghubungiku tadi aku memang sedang dalam perjalanan pulang”

“eh? kalian tidak pergi berkencan? ini hari minggu”

“anni, taeyeon sedang dalam mood yang buruk”

“dan kau masih selalu jadi pelampiasan kemarahannya?”

“anniyo.. taeyeon tidak marah marah hari ini”

“syukurlah, akan ku dandani wajah tampannya jika berani membentakmu lagi” canda yuri mengepalkan tangan dan mengadahkannya keatas

“hahaha nne, pukulah dia yuri-ah, tapi sebelum memukulkan mungkin wajah tampanmu sudah dihabisi olehnya” ucap tiffany sambil tertawa

“ah ya, aku lupa aku tak bisa berkelahi hehehe” ucap yuri menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal itu

Selama ini tiffany memang tak pernah tahu jika yuri sudah mendapatkan sabuk hitam dalam taekwondo yang sudah  ia jalani saat masih sekolah

saat mengetahui yuri yang mengambil ponsel dan dompet jessica dari para perampok itu awalnya tiffany curiga namun saat itu menjelaskan padanya jika bukan dia yang mengambil dompet itu melainkan seorang polisi yang menjadi teman yuri. tiffany pun mempercayainya.

Ia sengaja menutupi hal itu karena tiffany sangat membenci perkelahian, sejak kecil tiffany memiliki trauma dan jantung yang lemah terhadap kekerasan akibat sering melihat perkelahian di daerah sekitar rumahnya, ia akan terkejut dan tubuhnya melemah jika melihat perkelahian

“jadi ada apa kau memintaku bertemu? kau tak bekerja?”

“anniyo, pekerjaanku tak terlalu sibuk sekarang dan aku sudah meminta izin appaku”

“ahh… apa kau merindukanku?”

“hahaha ya aku  merindukanmu miyoung-shi”

“yaish…!! tinggal kau satu satunya yang selalu memanggil nama itu, menyebalkan”

“apa boleh buat, aku menyukainya” ucap yuri kembali tertawa tanpa menyadari kedua pipi tiffany sudah memerah karena ucapannya

“jadi kau rela tak bekerja dan menemuiku karena merindukanku atau ingin meledekku eoh?” ucap tiffany mempoutkan bibirnya merasa sebal

“dua duanya hehehe, terlebih hari ini peringatan hari kematian eomma”

“omo!! yul” ucap tiffany terlihat sangat terkejut

“wae…?”

“mianhae… jeongmal mianhae, aku melupakan hal itu” ucap tiffany dengan kedua mata yang berkaca kaca merasa sangat bersalah pada yuri

“gwaenchanna, aku juga hampir lupa hehehe”

“kau ini, pantas kau memakai pakaian serba hitam, kalau begitu kajja kita kesana, tapi antar aku ke apartemenku dulu untuk mengganti pakaian” ucap tiffany segera berdiri

“yah, mengapa terburu buru, aku sudah memesan beberapa makanan, duduklah kembali. lagipula yoong masih belum selesai bekerja”

“eh? yoong akan hadir?” tanya tiffany dengan wajah berbinarnya

“semoga saja, aku meminta jessica untuk membujuknya”

“jessica? sejak kapan kau dekat dengannya?”

“eem… entahlah, wae? apa kau cemburu?”

“anniyo, aku hanya terkejut sekaligus senang, kau tahu? jessica adalah yeoja yang sangat dingin, aku tak meyangka jika kau bisa dekat dengannya”

“mungkin dia menyukaiku” ucap yuri dengan cuek

*plakkk!!* tiffany memukul kepala yuri

“dasar bodoh!”

“aw appo… mengapa kau memukulku?” ucap yuri mengusap usap kepalanya yang sebenarnya tak terasa sakit karena tiffany hanya memukulnya pelan

“mana mungkin dia menyukaimu, jessie hanya menyukai seorang namja, babo!”

“mengapa kau semarah itu? aku kan tidak tahu” ucap yuri mempoutkan bibirnya

“an.. anniyo, aku tak marah” ucap tiffany salah tingkah

“noona, ini pesanan anda” ucap seorang pelayan kafe yang menghampiri meja yulti dan menyakjikan beberapa makanan yang telah dipesan yuri

“banyak sekali pesananmu” ucap tiffany melihat beberapa makanan yang berada dihadapannya

“entahlah aku sedang ingin makan banyak” ucap yuri mulai menyuapkan makanan pada mulutnya

“seharusnya dari dulu, agar tubuhmu tak kurus seperti itu” ucap tiffany, ia tersenyum melihat yuri yang sedang menikmati makanannya

“Kau tak makan?” tanya yuri saar melihat tiffany hanya minum jus miliknya

“Anni, aku sudah makan tadi”

“Ah… Taeyeon memang koki yang handal selain menjadi polisi”

“Hahaha ,belajarlah masak agar bisa memasakkan makanan untukku”

“Shirro, aku hanya ingin kau yang memasak”

“Yaish… Kkah lanjutkan makanmu, aigoo makanmu sangat berantakan sekali” ucap mengambil tissue  dan mengusapkannya pada dagu yuri

………………………………………………

“haaah… akhirnya selesai juga” ucap jessica setelah selesai menyapu lantai semua ruangan restoran. sudah satu jam yang lalu restoran tersebut tutup karena banyaknya pengunjung membuat bahan bahan di restoran tersebut cepat habis, jadi hari ini hanya sampai sore

“Ini” ucap yoona memberikan segelas jus strawberry pada jessica

“gomawo” ucap jessica menerima jus itu, keduanya pun duduk di kursi pengunjung

“kau lelah?”

“hmm… lumayan, ramai juga pengunjung restoranmu”

“tentu saja, itu semua karena sang pemilik yang tampan sekaligus cantik ini ikut bekerja disini?” ucap yoona mengusap usap dagunya

“eiyyy… percaya diri sekali” ucap jessica “adik sama kakak sama saja” lanjutnya dalam hati

“hahaha aku berkata sesuai fakta, bagaimana hari pertamamu bekerja? kau suka?”

“emmm… lumayan, ada juga yang menyebalkannya”

“wae? katakan padaku siapa yang membuatmu kesal? biar aku kasih hukuman” ucap yoona mengacak pinggang

“kau.. bodoh!” ucap jessica menjitak pelan kepala yoona

“eh? hehehe kalau begitu aku tak jadi memberi hukuman” ucap yoona memberikan tanda peace nya, jessica pun tak bisa menahan tawanya

“setelah ini kau akan langsung pulang?” tanya yoona

“anniyo” jawab jessica

“oddiga”

“menemanimu”

“eh? menemaniku?”

“nne, kita harus pergi menemui ibumu, kau tak merindukannya?” ucap jessica membuat yoona terdiam

“ibuku sudah lama tidak ada” ucap yoona mengalihkan pandangannya

“i know, dan hari ini hari peringatannya kan?”

“bagaimana kau tau? kau diberitahu unnieku?” ucap yoona menatap sinis pada jessica

“anniyo, tiffany yang memberitahuku” bohong jessica, karena ia tahu yoona akan kembali sensitif jika membahas yuri “apa kau cemburu?” goda jessica

“Anniyo, untuk apa aku cemburu pada seorang ahjumma”

“Yah! Kau senang sekali memanggilku iti ,aku ini masih muda!” kesal jessica

“Hahahaha” 

“Kenapa kau tertawa?”

“Kau lucu saat sedang marah, walaupun kau kejam tapi kau terlihat cantik saat sedang marah”

Kedua pipi jessica memerah mendengarnya

“Yyah! Dasar penggoda, kajja sebaiknya kita pergi”

“aku tak ingin pergi” ucap yoona

“wae..? kau tak merindukannya?” tanya jessica, yoona kembali terdiam sedikit menundukkan wajahnya

“kajja” ucap jessica menggenggam tangan yoona membuat yeoja itu mengangkat wajahnya dan melihat jessica yang sudah berdiri dihadapannya tersenyum menatapnya

Yoona pun ikut berdiri dan berjalan mengikuti jessica yang berjalan sambil terus menggenggam tangannya hingga keduanya meninggalkan restoran

“ahirnya dia jinak juga” ucap jessica dalam hati .

tepat saat keduanya keluar, yuri datang bersama tiffany untuk menjemput keduanya dan mereka pun berangkat menuju pemakaman

“mereka tiba!” ucap seorang namja pada kawan kawannya yang sudah lama bersembunyi didalam mobil yang terparkir di pemakaman itu. kawan kawannya pun langsung bergegas melihat keluar jendela dan melihat 4 orang yeoja yang baru saja tiba berjalan menuju sebuah makam yang mereka incar

“sial!” ucap salah satu diantara mereka berlima tersebut

“kajja kita lakukan sekarang” mereka pun sudah siap dengan senjata kedap suara yang digenggamnya

“chankkaman, sasaran hanya 2 orang, apa kita tahu yang mana?” 

keempat orang itu pun terdiam saling menatap satu sama lain kemudian saling menggelengkan kepalanya

“kita tidak bisa membunuh semuanya, lagipula ini tempat terbuka yang luas, dan lihatlah hari ini masih banyak pengunjung disini”

“baiklah, kita tunggu mereka selesai dan kita akan ikuti mereka” ucap ketua dari kelima orang itu

Yuri, Yoona, Tiffany dan Jessica telah tiba dan berdiri didepan sebuah pohon dimana didekat pohon itu terkubur abu dari mendiang kwon hyerin

“eomma kami datang, dan aku membawa yoong kemari” ucap yuri meletakkan rangkaian bunga didepan pohon tersebut

“kajja tiff” bisik jessica menarik tangan tiffany untuk meninggalkan kedua kakak beradik itu

“nne ucap tiffany

Keduanyapun berjalan sedikit menjauh dari makam tersebut

“hey, kedua yeoja itu berjalan menjauhi makam, itu berarti 2 yeoja yang masih berada disana adalah kedua putrinya” ucap salah satu namja itu membuat kawan kawannya kembali membidik sasaran

“kita tetap tidak bisa melakukannya sekarang, posisi kita sangat tidak memungkinkan, jika kita tertangkap sama saja kita tidak akan dibiarkan hidup oleh tuan choi”

“nne, dia benar” ucap namja yang lain

“sial!! baiklah kita tunggu saja”

….

“yoong, kau tak ingin berkata apa apa pada eomma?” tanya yuri yang melihat sedari tadi hanya dia yang berbicara

“…………………….” yoona terdiam sejenak menatap kebawah pohon itu

“eomma, bogoshippo” ucap yoona pelan namun dapat didengar yuri

Kedua kakak beradik itupun berjalan menghampiri tiffany dan jessica yang menunggunya

“kalian pulanglah duluan, aku akan mengunjungi rumah lamaku di gangnam” ucap yuri memberikan kunci mobilnya pada tiffany

“eh? kenapa kita tidak pergi bersama sama saja?” tanya tiffany

“andwae, yoong dan sica pasti kelelahan setelah bekerja, kalian pulang saja duluan” 

“baiklah kalau begitu, kau hati hati dijalan yul”

“nne” ucap yuri, mereka pun berpisah dan yuri berjalan menuju stasiun yang tak jauh dari sana

….

“mereka berpencar, ottokhae? kita hanya membawa satu mobil”

“biar aku yang menangani orang itu, kalian ikuti mereka” ucap ketua dari mereka memasukan senjata laras panjangnya kedalam tas gitar yang dibawanya dan keluar dari mobil

“aku ikut denganmu” ucap salah satu dari mereka, akhirnya kedua orang itu segera berjalan menuju stasiun membuntuti yuri sementara yang lain mengikuti ketiga yeoja itu dengan mobil

…………………

Yuri baru saja memasuki gerbong kereta dan duduk di atas kursi penumpang, tiba tiba ponselnya berbunyi menerima panggilan

“yoboseyo, ada apa amber?”

“oddiga?”

“eh? kau tadi datang ke pemakaman? aku akan pergi ke gangnam mengunjungi rumah lamaku, ada barang barang yang ingin aku ambil”

“oh begitu. nne, tadi aku dibelakang kalian. tapi setelah kalian berpisah ada sebuah mobil yang mencurigakan mengikuti mobilmu”

“jinjja? siapa mereka?”

“aku belum mengetahuinya, tapi aku sedang berada dibelakang mereka sekarang”

“terus ikuti dan lindungi mereka”

“kau tenang saja, yang membuntuti mobilmu hanya ada 3 orang, aku bisa mengatasi hal itu, bagaimana denganmu? apa ada yang membuntutimu?”

“aku rasa tidak ada” ucap yuri menoleh ke segala arah memperhatikan para penumpang

“baiklah akan ku tutup, jaga dirimu baik baik yul”

“nne..”

Yuri pun mengakhiri panggilan itu, ia menatap kluar jendela dan kereta pun meluncur menuju gangnam

……..

Setelah satu jam perjalanan, yuri terbangun saat merasakan laju kereta yang ditumpanginya melambat. ia menoleh kearah jendela kereta tersebut suadh memasuki staisun gangnam

Begitu kereta berhenti para penumpangpun turun termasuk yuri dan 2 orang yang membuntuti tak jauh darinya

………………..

Hyoyeon memasuki kamar apartemennya setelah pekerjaannya selesai, ia segera melepaskan jas yang dikenakannya dan meregangkan otot ototnya yang terasa kaku setelah hampir seharian bekerja sebagai seorang pengacara

Setelah duduk, ia membuka koper kecil yang selalu dibawanya yang berisi beberapa surat penting termasuk surat warisan milik tuan kim

Hyoyeon membuka amplop surat itu, ia menaikkan sebelah alisnya saat melihat terdapat 2 surat didalamnya dengan nama yang berbeda

“kwon yuri?” gumam hyoyeon merasa heran “nugu? kenapa tuan kim membagi warisan itu untuk orang ini juga?” lanjutnya

…………………………………………

“anyeong ahjumma” sapa yuri saat mengunjungi sebuah rumah sederhana didaerah gangnam

“ah yul, kau sudah sangat dewasa sekarang, aigoo… kau tumbuh dengan cepat” ucap seorang ahjumma yang membukakan pintu rumah dan segera memeluk yuri

“hahaha apa aku semakin cantik?”

“geurom… kau sangat cantik seperti hyerin, kajja masuklah”

“tentu saja, ibuku adalah perempuan tercantik di desa ini hahaha”

“arraso.. aku memang kalah cantik dari ibumu” ucap ahjumma itu

“tapi kau juga cantik dan sangat baik ahjumma” ucap yuri memeluknya dari belakang

Ahjumma yang sudah berumur separuh baya itu adalah park shinnyoung yang merupakan tetangga sekaligus teman dekat ibunya, setelah yuri dipindahkan ke panti asuhan shinnyoung lah yang mengurus rumahnya, yuri dan yoona sangat jarang mengunjungi rumahnya setelah diadopsi oleh mr lee dan tinggal di seoul

“gomawo.. kau selalu saja pintar merayu, apa kau dan yoongie sudah menikah?”

“hahaha belum ahjumma, masih belum ada namja yang melamarku” ucap yuri mempoutkan bibirnya

“itu karena wajah tampanmu disukai oleh banyak yeoja bukan namja hahha”

“hahaha aku memang tampan” ucap yuri mengusap usap dagunya

“kau ingin mengunjungi rumahmu?”

“nne, sudah lama sekali aku tidak kesana”

“entah kau datang disaat waktu yang tepat atau tidak yuri-yaa”

“eh? memangnya kenapa?”

“kim jun pyo tadi pagi datang kemari dan mungkin sekarang masih berada di rumahmu karena belum mengembalikan kunci”

“kim jun pyo? nugu?” tanya yuri

“ayahmu” 

Yuri membelalakkan kedua matanya merasa sangat terkejut mengetahui hal itu, iapun segera berdiri

“ahjumma aku harus segera kesana” ucap yuri segera berlari keluar menuju rumahnya yang berada dipaling ujung desa itu

Yuri terus berlari dengan pikiran dan perasaan yang entah bagaimana, pasalnya sejak kecil ia tak pernah mengetahui tentang ayah kandungnya, baik nama maupun wajahnya. ibunya memang selalu menceritakan tentang ayahnya setiap yuri menanyakan hal itu namun tak sekalipun menyebutkan nama ayahnya maupun dimana ayahnya berada. kini setelah 20 tahun lebih akhirnya yuri dapat mengetahui nama ayahnya bahkan orang iru kini sedang berada di rumahnya.

“eomma, apa appa memiliki wajah yang tampan?”

“tentu saja, kau sangat mirip dengannya”

“shirro, aku mirip dengan eomma”

“hahaha geurom.. kau dan yoong memiliki wajah yang cantik seperti eomma”

“kenapa appa pergi?”

“dia sudah menggapai impiannya sekarang, appamu sudah menjadi seorang dokter yang sukses di luar negeri”

“jinjja? kenapa kita tidak ikut bersamanya?”

“kita tidak akan bisa bersamanya lagi yul”

“wae..?”

“appamu sudah memiliki kehidupan yang baru dan mungkin sudah melupakan kita”

“berarti appa adalah seorang malaikat yang baik dan jahat”

“kenapa kau berkata seperti itu?”

“songsaengnim bilang dokter itu seperti malaikat karena selalu menyembuhkan banyak orang, appa seorang dokter. tapi appa juga jahat karena meninggalkan kita”

ibu yuri hanya tersenyum mendengar kata kata polos yang selalu keluar dari bibir putri pertamanya itu, ia mengusap usap kepala yuri

“aku ingin segera dewasa agar menjadi seorang dokter juga”

“eh? bukankah kau ingin menjadi seorang polisi?”

“anniyo, setelah aku tau appaku, aku ingin menjadi dokter agar aku bisa bertemu dengan appa dan membawanya kembali”

“hhmm… mau jadi apapun kau dengan adikmu nanti, eomma berharap kalian selalu menjadi anak yang baik yul” ucap ibunya memeluk yuri “jangan pernah membenci appamu” lanjutnya

Yuri mengusap air mata yang sudah mengalir diatas pipinya itu setelah mengingat kenangan bersama eommanya saat ia masih kecil, tanpa terasa ia sudah sampai dan berhenti dihadapan rumahnya

………..

Tuan kim membuka jendela kamar dan merasakan angin berhembus memasuki ruangan, tampak pemandangan hutan yang hijau dari luar jendela tersebut. ia sedang berada disebuah rumah, tempat pernah ia singgahi di masa lalu bersama isteri pertamanya, kwon hyerin

tuan kim ingat hari ini adalah hari kematian mantan isterinya itu, hingga membuatnya ingin mengunjungi rumah lamanya itu

Didalam kamar tersebut tampak rapi, ia membuka laci mengambil sebuah kotak besar dan membukanya

5.jpg

“kwon Yoona & Kwon Yuri” ucap tuan kim membaca nama dibalik foto yang dilihatnya itu

“kalian sudah tumbuh dewasa sekarang dan yuri lahir di tahun yang sama dengan taeyeon, bahkan aku tak menyangka kalian pernah berada di sekolah yang sama” ucap tuan kim kembali, tanpa terasa ia tersenyum menatap 2 yeoja dalam foto tersebut

Flashback

“Dokter kim, seorang pasien mengalami kritis karena penyakit jantung yang dideritanya dan harus segera melakukan operasi”

“Baiklah, segera persiapkan semuanya” ucap tuan kim, mereka pun dengan segera menuju ruang operasi diikuti taeyeon

“Taeyeon-ah tunggu disini, appa harus mengganti pakaian dan appa akan melakukan operasi, jika kau ingin segera pulang kau hubungi eomma saja”

“Aku akan menunggu appa, kau segeralah masuk, aku tidak akan kemana mana” ucap taeyeon

Setelah mendengar taeyeon, tuan kim pun memasuki ruang ganti untuk bersiap siap melakukan operasi

Begitu masuk, tuan kim terkejut saat melihat seorang yeoja yang sangat ia kenali ternyata yang menjadi pasien nya, ia benar benar tak menyangka jika pasien itu adalah mantan isterinya, kwon hyerin.

Hyerin menoleh menatap lemah tuan kim yang sudah berdiri disampingnya

“aku pikir kau masih tinggal diluar negeri” ucap hyerin dengan nadalemahnya

“mengapa kau tak pernah memberitahuku dari dulu jika kau memiliki penyakit ini?”

hyerin hanya tersenyum menatap tuan kim

“jika suatu saat terjadi sesuatu padaku tolong temui anakku walaupun hanya sekali, mereka sangat merindukanmu” ucap hyerin, perlahan kedua matanya tertutup karena efek bius yang sudah berjalan

“kajja kita mulai” ucap para dokter lain yang sudah memasuki ruang operasi

Namun sayangnya ucapan hyerin menjadi kenyataan, karena ada human error saat menjalani operasi membuat hyerin kehilangan nyawanya, terlebih dihadapan pria yang masih sangat dicintainya

Tuan kim merasa sangat syok dengan apa yang terjadi, namun ia masih bisa menutupinya.

ketika jenazah hyerin dibawa keluar tuan kim ikut berjalan keluar dan melihat sosok anak kecil seusia taeyeon sedang bersama seorang dokter yang menghampirinya

“Dokter, bagaimana ibuku?” ucap anak itu

Dokter hanya terdiam menatap anak kecil itu, perlahan ia berjongkok menyamakan tingginya dan memegang pundak anak itu

“Ibumu… Mianhae, ibumu tidak bisa diselamatkan”

“Eomma…!! Kajjimaa…!” ucap anak kecil itu dalam tangisnya mengikuti jenazah hyerin yang dibawa para perawat

“diakah putriku?” ucap tuan kim menatap anak itu yang semakin menjauh. kemudian tatapannya tertuju pada taeyeon yang ikut terdiam memandang mereka

“Taeyeon-ah…”

“………….”

“Taeyeon-ah…” ucap tuan kim menggoyangkan pundaknya membuat taeyeon tersadar dan menoleh

“Appa…”

“Kajja ikut appa” ucap tuan kim

Hingga sampai di sebuah ruangan. Tuan kim menemui choi soojin yang sudah berkumpul bersama para dokter yang tadi bersamanya di ruang operasi

“Ini satu satunya kesalahan yang terjadi, kepala kim demi nama baik rumah sakit dan nama baik anda beserta dokter yang lain, untuk sementara saya akan mengirim kalian keluar negeri” ucap sang pemilik rumah sakit

“Tapi, bagaimana dengan pasien itu dan keluarganya?” ucap tuan kim

“Aku sudah meminta untuk merubah semua data, dan kau jangan khawatir mereka bukanlah keluarga yang mengerti, orang itu hanya memiliki dua orang putri yang masih dibawah umur”

“……………..” tuan kim tampak terdiam

“Atau kau ingin rumah sakit ini ditutup, dan kau akan mendekam di penjara”

Wajah tuan kim berubah menjadi pucat setelah mendengar itu, keringat dingin mulai membanjiri punggungnya

“Aku akan mengurus semuanya karena aku masih menghormatimu, pergilah malam ini, akan aku kirimkan tiket untukmu dan keluargamu” ucap orang itu kembali

“tapi.. bisakah aku meminta satu hal lagi?” ucap tuan kim

“tolong jaga anak anak pasien yang meninggal itu”

“baiklah, akan aku urus, sekarang kalian boleh pergi dan siapapun yang membocorkan hal ini, aku tak akan membiarkan kalian hidup dengan tenang”

Flashback

“mianhae… jeongmal mianhae, harusnya saat itu aku membawa kalian tinggal bersamaku” ucap tuan kim menghapus air mata yang mulai mengaliri pipinya

*brak!!!* tiba tiba pintu kamar tersebut terbuka cukup keras membuat tuan kim terkejut, ia melihat seorang yeoja berdiri disana

“kau…” ucap yuri terkejut menunjuk tuan kim

“yuri… kwon yuri” ucap tuan kim saat melihat wajah yeoja dihadapannya mirip dengan wajah dari foto yang dipegangnya itu

“tuan kim, kau…” ucap yuri berjalan perlahan menghampiri tuan kim

“anakku” ucap tuan kim mengangkat tangannya membelai wajah yuri, air matanya kembali lolos membasahi pipinya

“mau jadi apapun kau dengan adikmu nanti, eomma berharap kalian selalu menjadi anak yang baik yul, jangan pernah membenci appamu”  ucap ibunya yang selalu ia simpan dalam ingatannya

“ap.. appa..” ucap yuri dengan suara bergetarnya

namun

*DORR DORR!!!* terdengar 2 tembakan memecah keheningan hutan dan menembus punggung seseorang yang berada didalam kamar itu

“tuan kim!!!” teriak yuri saat tubuh pria paruh baya itu tumbang dalam pelukannya, telapak tangan kanannya merasakan sebuah cairan yang keluar dari punggung tuan kim, yuri terkejut saat melihat telapak tangannya sudah dilumuri banyak darah yang keluar dari punggung tuan kim

“uhhuk.. uhhhuk..” tuan kim terbatuk dan mengeluarkan darah dari dalam mulutnya

Yuri masih terus memeluknya, namun telinga tajamnya mendengar sebuah suara dibalik semak semak hutan yang mengarah jendelanya, dengan cepat ia mengeluarkan pistol yang berada didalam jas nya dan menagrahkannya ke hutan

*dorr dorr dorrr!!*

“akh!!!” terdengar teriakan seseorang dibalik semak semak itu setelah yuri melepaskan beberapa kali tembakan kearahnya

…………

beberapa saat yang lalu 2 orang tak jauh dari balik jendela yang terbuka itu sudah siap dengan senjata yang digenggamnya

“sasaran yang pas”

“chankkaman, ada orang lain disana” 

“aku tak peduli, orang itu sudah tua, dia tak akan tahu atau mungkin aku harus membunuh keduanya hahaha” ucap namja itu, ia memicingkan sebelah matanya dan mulai menekan pelatuk senapan yang digenggamnya

“anniyo, ini tidak boleh terjadi” ucap orang disampingnya

tepat saat namja itu hendak melepaskan tembakannya, seseorang disampingnya tiba tiba mendorongnya hingga tembakan itu melesat namun saayangnya mengenai tubuh tuan kim

“sial!! apa yang kau lakukan?” teriak namja itu memarahi kawannya

namun tiba tiba beberapa tembakan menyerang mereka dari dalam kamar itu membuat keduanya terkejut dan segera melindungi diri

“akh!!!” teriak salah satu dari mereka karena terlambat menghindar dan sebuah peluru menembus lengannya hingga mebuatnya terjatuh

Namja yang melihat rekannya tergeletak itu langsung berlari meninggalkannya memasuki hutan

seseorang yang tergeletak itu perlahan bergerak, ia masih sadar karena hanya lengannya yang tertembak

“akh! sial, aku tak boleh tertangkap” ucap orang itu, iapun dengan susah payah segera berlari meninggalkan tempat itu

…………………

“sial!! aku tak bisa mengejarnya” ucap yuri dalam hati saat mendengar langkah kaki yang semakin menjauh memasuki hutan

“tuan kim, bertahanlah…” ucap yuri mulai membaringkan tuan kim diatas tempat tidur

Tuan kim terus terbatuk mengeluarkan darah yang terus terusan keluar dari dalam mulutnya

Yuripun dengan segera menghubungi ambuans dan polisi

…………………….

Taeyeon baru saja merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, ia berniat akan memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan pikirannya yang masih kacau

namun tiba tiba saja ponselnya berbunyi, saat mengakat telepon tersebut taeyeon sangat terkejut begitu menerima kabar jika ayahnya tertembak dan mengalami kondisi yang sangat kritis, dengan segera ia terbangun mengambil jaketnya

Taeyeon menginjakkan gas mobilnya dalam dalam dengan membuat mobil melaju dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit dimana ayahnya berada

“kwon yuri” ucap taeyeon dalam hati dengan tatapan amarahnya, mengeratkan cengkraman kedua tangannya pada setir mobil

…………………

Yuri duduk terdiam sambil menunduk menunggu di depan sebuah ruang operasi dimana tuan kim sedang ditangani

“Jadi dia… tuan kim adalah Appaku”

“Yang membuat eomma meninggal adalah appaku sendiri?” gumam yuri

ia mengusap air matanya mulai mengalir

*tap tap tap* terdengar suara langkah kaki yang cepat mendekati ruang operasi, yuri menoleh dan melihat taeyeon bersama para polisi yang menjemputnya sedang berjalan cepat menghampirinya, taeyeon langsung berlari saat melihat yuri

*bukkk!!!!* dengan keras taeyeon memukul wajah yuri membuat tubuh yeoja itu terjatuh

“Apa yang sudah kau lakukan pasa appaku huh?!!!” teroak taeyeon mengangkat kerah baju yuri dan kembali memukulnya beberapa kali

Para polisi yang berada disana mencoba melepaskan dan menangkan taeyeon namun taeyeon memberontak dan memukuli yuri

“Taeyeon-ah!! Yul!!” teriak tiffany yang baru saja tiba bersama jessica dan yoona

TBC

We Are Different part 3

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

………………………………….

Di kantor Bourbound

“Hey yul” sapa amber yang baru saja memasuki ruang kerja yuri

“Hey, sudah lama tak melihatmu”

“Yaa setelah kau pindah tugaskan, pekerjaanku yang sekarang sangat merepotkan”

“Hahaha mianhae… Ada apa kemari?”

“Aku ingin memberikan ini” ucap amber membuka tasnya mengeluarkan sebuah dompet dan ponsel

“Eh? Apa ini?” tanya yuri membolak balikan ponsel dan membuka dompet pink itu

“Itu dompet dan ponsel, babo!” 

“Yah! Aku tau.. Maksudku ini maksudnya apa?”

“Ah.. Itu, dua hari yang lalu aku sudah menemukan orang orang yang menyerang adikmu, mereka mengaku hanya berniat merampok seorang yeoja dan mengambil ponsel beserta dompetnya tapi saat itu yoong datang untuk menggagalkan dan mereka langsung menyerang adikmu, mereka mengira adikmu seorang namja jadi mereka melayangkan pukulan yang keras pada adikmu” terang amber pada yuri

“Begitu ya, kurang hajar mereka.. Tapi kau tak membunuh mereka kan?”

“Hahaha tadinya sih aku berniat begitu”

“Mwo?! Yah!”

“Aku hanya bercanda haha, setelah kau memintaku untuk tak membunuh, aku tak pernah melakukan itu lagi” ucap amber menepuk pundak yuri “aku hanya melumpuhkan mereka dan mengirimnya ke bui” tambahnya

“Syukurlah”

“Aku harus segera pergi”

“Nne, aku titip dia ya”

“Aye aye kapten!” ucap amber, ia pun pergi meninggalkan ruang kerja yuri

Begitu melihat pintu ditutup, yuri kembali memperhatikan 2 objek yang dipegangnya. Ia meletakkan ponsel dan membuka dompet berwarna pink itu

“Jessica jung soyeon?” ucapnya sambil membaca kartu identitas yang ia keluarkan dari dompet itu

“Dia bukan warga negara korea”

*duukkkk* 

“Ah m..mmianhae”

“Oh.. Jadi perempuan yang berada di rumah sakit itu” ucapnya saat mengingat kembali kejadian beberapa hari yang lalu

Yuri memasukkan kembali kartu identitas itu kedalam dompet, kini ia mengambil ponsel berwarna putih itu dan yuri mencoba menghidupkan ponsel itu
“Eh?” gumam yuri saat melihat isi batre ponsel itu yang terlihat kosong “dasar anak itu (amber), bukannya di charger dulu” tambahnya

Yuri pun mulai mengisi daya batre ponsel itu

*kring kring kring* telepon didalam ruang kerja yuri berdering

“Nne?” ucap yuri setelah mengangkat panggilan itu

“Noona, mr lee meninta anda menghadiri rapat perusahaan yang akan diadakan 5 menit lagi”

“Arraso, aku segera kesana”

*trek* begitu menutup telepon ,yuri mengambil dompet itu dan memasukannya kedalam laci meja kerjanya

………………………………

Kantor polisi

“Bagaimana? Apa benar mereka pelakunya?” tanya tiffany begitu melihat taeyeon keluar dari ruang bui

“Sepertinya begitu, mereka sering berkeliaran di gang sekitar supermarket itu, dan mereka baru tertangkap 2 hari yang lalu oleh seseorang yang tak diketahui identitasnya dan dia mengirim mereka kesini” ucap taeyeon “kau bisa melihat dan memastikan mereka yang telah merampas dompet dan ponselmu, aku sudah memanggil salah satu dari mereka untuk menemuimu” ucap taeyeon kembali pada jessica

“Kajja” ucap tiffany menarik tangan jessica dan memasuki ruang pengunjung untuk bertemu dengan pelaku

Begitu masuk dan melihat seorang namja sedang duduk, jessica terkejut melihatnya

“Nne, memang itu orangnya. Dia adalah ketua dari geng” ucap jessica, iapun duduk berhadapan dengan namja itu yang dihalangi sebuah meja

*brakk!!*

“Yah! Kemarikan ponsel dan dompetku!” teriak jessica sambil menggebrak meja membuat namja itu kaget

“Ak..aku tidak tau” ucap namja itu terlihat ketakutan sambil mengusap usap lehernya yang tiba tiba merasakan hawa dingin, begitupun tiffany, taeyeon dan seorang pejaga. Mereka melakukan hal sama karena tiba tiba merasakan hawa dingin

“Mengapa tiba tiba aku jadi kedinginan begini” ucap taeyeon

“Aku juga” ucap tiffany mengusap usap kedua lengannya

“What?! Bagaimana bisa kau tak tahu, kau sendiri yang mengambilnya!” ucap jessica manatap tajam namja itu

“Ak..akku benar benar tidak tahu, waktu itu seseorang mendatangi basecamp kami dan mengambil dompet dan ponsel milikmu, tapi aku tak tau identitasnya, dia menutupi sebagian wajahnya”

Namja itu pun dibawa kembali ke ruang tahanan

“Yaish…! Ah ottokhae…” ucap jessica mengacak acak rambutnya sambil berjalan keluar dari kantor polisi bersama taeyeon dan tiffany

“Kau jangan khawatir jessie, orang itu yang membawa mereka kemari pasti bukanlah orang jahat dan akan mengembalikan ponsel serta dompetmu” ucap tiffany mengusap usap pundak jessica untuk menenangkannya

“Coba dihubungi saja nomormu” ucap taeyeon

“Ah taetae benar, jja aku akan menghubungi nomormu” ucap tiffany, iapun mengeluarkan ponselnya mulai menghubungi nomor kontak jessica

“Your number destination is not active, please try again” 

Tiffany mencoba sekali lagi menghubunginya namun tetap yang terdengar hanya suara operator

“Sayang sekali, sepertinya memang sedang tak aktif” ucap tiffany menatap jessica

“Jangan khawatir, pasti akan dikembalikan” ucap taeyeon

“Hufht.. Semoga saja, gomawo taeyeon-ah, mian telah merepotkanmu”

“Anniyo, memang sudah kewajibanku, setelah ini kalian akan kemana?”

“Aku akan mengajak jessie jalan jalan untuk menghilangkan stress nya”

“Kalau begitu kalian hati hati, mianhae aku tak bisa ikut” ucap taeyeon

“Gwaenchanna…” ucap tiffany, iapun memeluk taeyeon kemudian keduanya berpisah karena taeyeon masih harus bekerja di kantor polisi

“Bisakah kalian tak selalu memperlihatkan kemesraan kalian di depanku” ucap jessica setelah keduanya berjalan menjauhi kantor polisi

“Hehehe wae? Kau cemburu jessie?” kekeh tiffany menggoda jessica

“Nne.. Aku cemburu!” ucap jessica merangkul pundak tiffany “tapi….” ucap jessica kembali sambil menghentikan langkahnya

“Tapi apa?” tanya tiffany

“Apa yang sudah kalian lakukan selama 2 tahun itu?”

“Aku bersama taeng? Seperti hal nya sepasang kekasih biasa, memang kenapa?”

“Ah… Begitu, jadi bagaimana melakukannya?”

“Maksudmu?” tanya tiffany tak mengerti

“Ah c’mon… 😒 beberapa hari yang lalu kau menginap di rumahnya dan kau mengeluh jika tangan kananmu terasa pegal, so…..”

“Mwo? Yah! Kau pikir aku melakukan apa? Waktu itu tanganku pegal karena semalaman membantunya mengetik beberapa laporan kerjanya, yaish… Dasar byunt!” 

“Hahaha… Aku kan sahabatmu, jadi aku berhak mengetahuinya, jadi.. Apa kalian sudah melakukan itu?”

“Yah, kau memerasku jessie 😒 anniyo, kami belum pernah melakukannya”

“Mwo? Kenapa bisa? Setiap pasangan kekasih yang hubungannya sudah lama biasanya melakukan itu”

“Nne… Tapi tidak untuk kami”

“Wae?”

“Aku hanya belum siap, taeyeon memang sering memintanya, tapi aku selalu merasa aku masih belum siap” ucap tiffany “terlebih… Dengan perasaanku yang juga selalu menolak keinginanku” lanjutnya dalam hati sambil memegang dadanya

“Hahaha kau memang benar benar polos! memang sebaiknya kau melakukannya setelah kalian menikah nanti, tapi kau juga harus hati hati tiff”

“Hati hati?”

“Nne, katamu taeyeon selalu memintanya tapi kau juga selalu menolaknya, bisa bisa kekasihmu melampiaskan hasratnya pada yang lain” ucap jessica dengan wajah seriusnya

“Maksudmu dia selingkuh? Anniyo… Taeyeon tak mungkin melakukan itu! Babo!”

“Hahaha aku hanya bercanda”

“Yaish… Kau senang sekali menjahiliku”

“Karena kaulah satu satunya yang selalu bisa membuatku tertawa lepas tiff hehehe lagipula kau gadis yang sangat polos aigoo, oh ya kita mau kemana sekarang? Tak terasa kita sudah berjalan jauh”

“Itu karena kau terus mengoceh jessie, kau ini.. Diluarnya saja tampak dingin, tapi sebenarnya kau orang yang sangat sangat sangat banyak bicara”

“Hehehe peace 😁✌  so? Where did we go?”

“Emmm… Ah ha, apa kau lapar jessie?”

“Nne aku lapar”

“Aku ingat adikku sekarang sudah bekerja di restoran, bagaimana kalau kita kesana”

“Oke, tapi aku baru tahu kau memiliki adik”

“Anniyo, sebenarnya dia adik yul tapi aku juga sudah menggapnya sebagai adikku sendiri, dia sangat lucu kau pasti akan selalu tertawa karena nya”

“Baiklah.. Tapi kau tahu sendiri aku bagaimana terhadap orang yang baru aku kenal”

“Hahaha kau tenang saja, walaupun cuek dia orang yang mudah akrab dengan siapapun, dia juga tampan.. Kau juga pasti akan menyukainya” ucap tiffany excited

“Arraso, kajja kita kesana aku sudah lapar”

Keduanya menghentikan sebuah taksi dan segera meluncur

“Aku masih belum tahu alamatnya, sebaiknya aku telpon dia dulu”

……………………….

“yah, ireonna.. ini sudah siang kau tak lapar?” ucap sooyoung membangunkan yoona yang masih terbungkus selimut

“sebentar lagi soo, isi badanku terasa remuk setelah bekerja beberapa hari ini” jawab yoona dengan suara seraknya enggan membuka mata

“hahaha yah, kau baru bekerja 3 hari babo! lagipula ini kan keinginanmu”

Flashback

Beberapa hari yang lalu setelah meninggalkan apartemen yoona segera kembali ke villa dan menemui sooyoung

“youngie-yaa…!!!” teriak yoona memanggil sooyoung begitu memasuki villa

“aku disini” ucap sooyoung yang sedang duduk di soffa sambil menonton TV

“youngie-ya” panggil yoona kembali

“nne kemarilah” ucap sooyoung melambaikan tangannya

*pletaaakkk!!!!* sooyoung segera meluncurkan jitakannya pada kepala yoona begitu yeoja itu duduk disampingnya

“aww appo..! kenapa kau memukulku?!”

“itu karena kau menghilang! semalam kau kemana huh? bukannya membeli makanan!” ucap sooyoung kesal “hey, kenapa denganmu? kau berkelahi?” lanjutnya saat pandangan sooyoung tertuju pada luka disudut bibir yoona

“ah.. ini hehe ceritanya panjang, ada yang jauh lebih penting lagi soo!”

“shiro! ceritakan dulu padaku” ucap sooyoung tak mau kalah

“ck, kau ini.. arraso, tadi malam saat menuju depstore aku tak sengaja melihat seorang yeoja sedang diganggu para namja  yang sedang mabuk”

“dan kau menolongnya? sejak kapan kau menjadi orang yang peduli? hahaha”

“awalnya aku tak bermaksud begitu, entahlah tiba tiba aku merasa tubuhku ditarik untuk menghampirinya”

“lalu?”

“seperti yang kau lihat, gara gara mereka wajah cantik sekaligus tampan ku jadi tercemar”

“hahaha…!! dan semalam kau menginap di rumah yeoja yang kau tolong? bagaimana? apa dia cantik?”

“anniyo, tadi malam aku menginap di rumah sakit”

“eh? wae…?”

“entahlah, tiba tiba saat terbangun aku sudah berada disana”

“lalu apa kata dokter?”

“molla, aku langsung pergi saat yul unnie menemuiku”

*plak!!!* sooyoung memukul kepala yoona

“baboyaa.. setidaknya kau ambil obatmu dulu”

“ck, kau pikir aku sakit eoh??” ucap yoona mempoutkan bibirnya merasa kesal “sudahlah lupakan, ada hal yang jauh lebih penting soo, jebal bantu aku”

“apa itu?”

“aku harus bekerja, kajja bangunlah restoran dan aku akan bekerja disitu”

“mworago?? pwwfftt…. hahahaha!!!”

“yah! aku serius bodoh!”

“hahaha… sejak kapan? hahaha kau lucu…”

“yaish… menyebalkan!”

“tapi wae..? bukankah kau orang yang sangat malas”

“kau tahu, setelah aku mengantar ahjumma itu aku baru sadar jika dia berada di gedung apartemen yang sama dengan fany unnie, dan sialnya aku bertemu dengannya” ucap yoona “dia tahu jika aku kabur, aku sebisa mungkin mencari alasan dan aku berkata jika aku sudah bekerja” tambahnya

“hmm… masalah itu tenanglah, kita bisa atur dan menyewa restoran jika fany unnie ingin menemuimu”

“anniyo.. aku tak ingin membohonginya”

“dasar, senang sekali menyusahkanku, arraso.. kapan kita memulainya?”

“jiggeum!”

“mwo?? sekarang? yah! apa kau serius?”

“tentu saja, aku mau mandi dulu, kau bersiap siaplah!” ucap yoona segera berlari memasuki kamarnya

“arraso, dasar!” ucap sooyoung menggeleng gelengkan kepalanya

Pada hari itu juga sooyoung dan yoona menemukan sebuah restoran di pusat kota, sooyoung membeli restoran yang sudah lama berdiri itu sehingga tak perlu lagi mencari pekerja, sooyoung juga lah menjadi pemilik restoran sementara yoona ikut menjadi pelayan restoran itu bersama 4 pekerja yang sudah lama bekerja di restoran tersebut key dan irene sebagai koki sedangkan jinki dan luna sebagai pelayan ditambah dengan yoona. karena letaknya yang strategis dan kelezatan segala makanannya restoran yang sudah berganti nama menjadi young resto tersebut selalu banyak dikunjungi pengunjung sehingga yoona harus bekerja keras. beruntung yoona cepat akrab dan dekat dengan para pekerja restoran tersebut.

Flashback END

“soo, apa hari sabtu restoran tetap buka?”

“tentu, hari sabtu restoran akan ramai dikunjungi karena banyak pasangan yang menikmati malam minggu, memangnya kau?”

“yaish…”

“hahaha kau tak perlu bekerja jika lelah, aku kesana dulu” ucap sooyoung meninggalkan kamar yoona

Baru saja akan terlelap kembali tiba tiba ponsel yoona berdering, awalnya ia mengabaikan panggilan itu namun dering ponselnya terus berbunyi, akhirnya dengan malas tanpa melihat nama si pemanggil yoona pun mengangkat teleponnya

“yoboseyo..”

“yoong… kau sedang bekerja ya? mian mengganggumu”

“nugu?” ucap yoona dengan malas

“ini aku, tiffany”

“huh? fany unnie?!” ucap yoona terkejut hingga posisinya langsung duduk diatas tempat tidur

“nne ini aku, yaish… jangan jangan kau tak menyimpan nomorku..?!”

“ann.. anni.. aku tadi sedang tidak fokus hehehe mian, tapi ada apa kau menelponku?”

“aku dan temanku sedang dalam perjalanan menuju restoran tempatmu bekerja, tapi bisakah kau kirim alamat restoran itu?”

“m..mmworagoo..??? un unnie oddiga?”

“aku masih didalam taksi”

“ah oke nanti aku kirim alamatnya lewat pesan” ucap yoona segera menutup telepon

Yoona melempar ponselnya dan berlari membuka jendela kamarnya

“Youngie-yaaa!!! chankkaman!!!” teriak yoona dari jendela kamarnya yang berada dilantai atas, tepat saat itu sooyoung baru saja menyalakan mesin mobilnya

begitu mendengar teriakan yoona, sooyoungpun kembali mematikan mobilnya dan membuka kaca jendela mobil

“yah! ada apa?” ucap sooyoung mengeluarkan kepalasnya ke jendela mobil

“Tunggu aku! Jangan berangkat dulu!” teriak yoona, iapun segera menutup kembali jendela kamarnya kemudian berlari menyusul sooyoung

*brak!!* 

“Kajja berangkat!” ucap yoona setelah memasuki mobil

“Huh? Kau kenapa ikut? Dan… Yah!! Mandi dulu!!” 

“Ini darurat soo! Ppali..! Aku mandi disana saja ppali!!”

“Arraso.. Dasar pelayan rasa bos” ucap sooyoung, iapun segera menginjakkan gas menuju restorannya sementara yoona membuka kembali ponselnya untuk mengirim alamat restoran tempatnya bekerja pada tiffany

……….

*ting!!!* suara ponsel tiffany berbunyi menerima sebuah pesan, iapun membukanya

“Ah dapat, ahjushi…! Tolong antar kami ke young resto di jalan xxxx pusat kota”

“Arachi” ucap sopir taksi itu

“Jessie ,mengapa kau melamun?”

“Aku masih memikirkan orang yang mengambil ponselku”

“Apa mungkin dia orang yang telah menolongmu itu?” 

“Ah kau benar!” ucap jessica menepuk kedua tangannya “tapi… Anni anni.. Tidak mungkin”

“Wae…? Bukankah kau bilang saat itu hanya ada kau, kelima namja yang mengganggumu dan orang yang menolongmu?”

“Nne.. Tapi, orang bodoh itu saja pingsan setelah dipukul oleh mereka, mana mungkin dia berani mendatangi kembali dan menghajar mereka” ucap jessica mengingat kembali saat melihat wajah namja itu terlihat babak belur saat di kantor polisi

“Ah kau benar juga, tapi bisa saja. Apa kau mengetahui namanya?”

“Saat dia mengantarku sempat memberitahukan namanya, tapi saat itu aku sedang benar benar kesal padanya jadi aku tak peduli dan tak ingat”

“Hahaha wae…? Bukankah dia yang sudah menolongmu?”

“Nne, tapi dia membalasnya dengan menyusahkanku, kau tahu? Dia mirip sekali dengan adikku, tapi sifatnya sangat sangat sangat menyebalkan!”

“Hahaha hati hati, bisa bisa kau menyukainya”

“Yaish, shiro! Kalaupun aku menyukai seorang perempuan aku tidak ingin orang itu adalah dia”

……………………………..

Di kantor kepolisian

“Eh? Aku pikir kau ikut bersama kekasihmu” ucap hyunji seorang petugas kepolisian yang juga rekan taeyeon

“Anniyo, aku akan jeonju menemui ayahku” ucap taeyeon yang masih sibuk membereskan beberapa berkas diatas meja kerjanya

Begitu selesai ia langsung pergi menuju jeonju tempat kedua orang tuanya tinggal

Selama diperjalanan pikiran taeyeon terus melayang memikirkan banyak hal yang mengganjal, tiba tiba ia teringat dengan kejadian 15 tahun yang lalu saat ia masih menduduki bangku Sekolah Dasar

Saat itu taeyeon baru saja dijemput oleh ayahnya saat jam pelajaran telah berakhir. Taeyeon langsung memasuki mobil begitu ayahnya tiba

“Appa, aku mendapatkan nilai matematika tertinggi saat ulangan harian tadi” ucap taeyeon dengan wajah cerianya namun beru saja tuan kim menoleh ponsel didalam saku jas nya berbunyi

“Yoboseyo” ucap tuan kim

“…………………”

“Jinja? Baiklah saya segera ke rumah sakit sekarang” ucap tuan kim kemudian mematikan teleponnya

Taeyeon melihat raut wajah ayahnya berubah, tuan kim menginjakkan gas mobilnya semakin dalam

“Appa, apa yang terjadi?”

“Taeyeon-ah, appa harus segera pergi ke rumah sakit karena ada pasien yang sedang mengalami kritis, bisakah kau tunggu apa disana nanti?”

“Nne appa”

Setelah 15 menit perjalan, keduanya tiba. Di yonsei hospital tempat ayah taeyeon bekerja sebagai kepala dokter ahli jantung.

Begitu turun ,seorang dokter datang menghampiri dengan tergesa gesa

“Dokter kim, pasien bernama kwon hyerin mengalami kritis dan harus segera melakukan operasi”

“Baiklah, segera persiapkan semuanya” ucap tuan kim, mereka pun dengan segera menuju ruang operasi diikuti taeyeon

“Taeyeon-ah tunggu disini, appa harus mengganti pakaian dan appa akan melakukan operasi, jika kau ingin segera pulang kau hubungi eomma saja”

“Aku akan menunggu appa, kau segeralah masuk, aku tidak akan kemana mana” ucap taeyeon

Setelah mendengar taeyeon, tuan kim pun memasuki ruang ganti untuk bersiap siap melakukan operasi

Sementara taeyeon kecil duduk menunggunya di depan ruang operasi

“Eomma!!” teriak seorang yeoja seusia taeyeon yang baru saja tiba bersama seorang ahjumma

Anak itu berlari hendak memasuki ruang operasi, namun beberapa perawat menahannya

“Nak, kau tak diizinkan masuk” ucap salah satu perawat

“Tapi eommaku berada didalam! Aku ingin melihat eommaku!”

Anak itu terus memberontak meski ditahan oleh beberapa perawat

“Yah! Bisakah kau diam? Kau sangat berisik kau pikir ini dimana?” ucap taeyeon dengan nada ketusnya

“Diam katamu? Kau pikir kau siapa? Ibuku berada didalam sana!” ucap anak itu

“Kau pikir kau akan melakukan apa jika sudah berada didalam sana? Ibumu sedang dalam masa operasi” ucap taeyeon

Anak itupun terdiam, namun saat itu pintu ruang operasi terbuka membuat pandangan taeyeon dan anak itu tertuju kesana, mereka melihat beberapa perawat dengan tergesa gesa berlari keluar dan masuk ruang operasi.

“Bagaimana ini? Aku belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya ,aku bisa dipecat!” ucap seorang perawat yang dapat didengar oleh taeyeon dan anak itu saat berjalan melewati mereka

Baik taeyeon maupun anak itu hanya terdiam memperhatikan mereka.

Namun begitu seorang dokter keluar dari ruang operasi, anak itu langsung berlari menghampiri

“Dokter, bagaimana ibuku?” ucap anak itu

Dokter hanya terdiam menatap anak kecil itu, perlahan ia berjongkok menyamakan tingginya dan memegang pundak anak itu

“Ibumu… Mianhae, ibumu tidak bisa diselamatkan”

Taeyeon membulatkan kedua matanya begitu mendengar ucapan dokter itu, ia sendiri merasa terkejut. Taeyeon terus memandangi anak itu yang menangis histeris dan ikut berlari mengikuti jasad ibunya yang baru saja dibawa keluar daruang operasi, tampak seluruh tubuhnya ditutupi oleh kain putih

“Eomma…!! Kajjimaa…!” ucap anak kecil itu dalam tangisnya

Taeyeon sendiri masih terdiam syok

“Taeyeon-ah…”

“………….”

“Taeyeon-ah…” ucap seseorang sambil menggoyangkan pundaknya membuat taeyeon tersadar dan menoleh

“Appa…”

“Kajja ikut appa” ucap tuan kim

Taeyeon pun ikut berjalan mengikuti ayahnya meskipun pandangannya masih terus tertuju pada para perawat yang membawa jasad ibu itu

Hingga sampai di sebuah ruangan. Taeyeon melihat beberapa dokter dan beberapa orang yang mengenakan jas kantoran dengan rapi

“Ini satu satunya kesalahan yang terjadi, kepala kim demi nama baik rumah sakit dan nama baik anda beserta dokter yang lain, untuk sementara saya akan mengirim kalian keluar negeri” ucap sang pemilik rumah sakit

“Tapi, bagaimana dengan pasien itu dan keluarganya?” ucap tuan kim

“Aku sudah meminta untuk merubah semua data, dan kau jangan khawatir mereka bukanlah keluarga yang mengerti, orang itu hanya memiliki dua orang putri yang masih dibawah umur”

“……………..” tuan kim tampak terdiam

“Atau kau ingin rumah sakit ini ditutup, dan kau akan mendekam di penjara”

Wajah tuan kim berubah menjadi pucat setelah mendengar itu, keringat dingin mulai membanjiri punggungnya

“Aku akan mengurus semuanya karena aku masih menghormatimu, pergilah malam ini, akan aku kirimkan tiket untukmu dan keluargamu” ucap orang itu kembali

Taeyeon terdiam mendengarnya, ia tak terlalu paham dengan pembicaraan mereka hingga ayahnya menghampiri dan membawanya pergi

Begitu mobil yang ditumpanginya keluar dari basement parkir & melewati depan rumah sakit, taeyeon kembali melihat anak seusianya yang baru saja kehilangan ibunya itu sedang duduk termenung didepan pintu rumah sakit, taeyeon mengangkat tubuhnya untuk melihat anak itu hingga mobil itu berbelok dan anak itu tidak bisa terlihat lagi oleh taeyeon

“Appa, apa yang terjadi?” 

“Taeyeon-ah malam ini kita akan pindah”

“Pindah? Wae..?”

“Appa dipindah tugaskan”

“Tapi aku ingin tetap tinggal disini” ucap taeyeon

“Diamlah, pakai sabuk pengamanmu appa akan menghubungi eomma mu untuk bersiap siap” ucap tuan kim dengan nada dinginnya

Dan malam itu juga taeyeon beserta keluarganya pindah ke London dan taeyeon melanjutkan sekolahnya disana. Mereka kembali pindah ke seoul saat taeyeon menginjak bangku SMA. Ayah taeyeonpun kembali menjadi dokter di yonsei university

Flashback

Hanya butuh 1 jam akhirnya taeyeon tiba di rumah kedua orang tuanya

“Taeng tumben sekali kau pulang nak, kau sendirian?” ucap ibu taeyeon begitu menyambut putrinya

“Nne eomma, aku ingin bertemu appa”

“Appamu sedang memancing di danau, kau sudah makan taeng?”

“Sudah eomma, aku akan menemui appa dulu” ucap taeyeon

Iapun berjalan menuju danau yang berada tak jauh dari rumahnya, dulu danau itu sering ia gunakan sebagai tempat bermainnya saat sebelum pindah ke london. Kini danau itu sudah terlihat berubah karena telah dipasangi tembok pembatas.

“Tumben appa memancing sendirian” ucap taeyeon pada seorang pria yang sudah paruh baya dihadapannya

“Taeyeon-ah, kapan kau datang?”

“Baru saja appa”

“Kajja bantu appa ambil ember ikan ini, biar eomma yang memasaknya” ucap tuan kim segera berdiri dan membereskan peralatan pancingnya, taeyeonpun  segera membantunya

“Tumben kau kemari, ada perlu apa? Biasanya kau melupakan kedua orang tuamu”

“Hehehe Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan appa”

“Aigoo.. Dari kecil hingga sekarang kau selalu banyak bertanya, tak salah aku memasukanmu ke kepolisian”

……………………………………

Setelah sampai, Tiffany dan Jessica segera memasuki restoran tempat dimana yoona bekerja

“selamat datang ^_^” sapa seorang pelayan restoran pada mereka dan mengantarnya pada meja pengunjung “silahkan, ini menu nya”

“sebenarnya aku juga ingin berte….” ucap tiffany sambil menerima buku menu

“unnie…!!” teriak yoona pada tiffany, kini penampilannya telah rapi dengan seragam pelayan setelah mandi, beuntung ia tepat waktu

Yoonapun berjalan cepat kearah tiffany

“suguhkan semua menu yang ada disini, dia unnieku” ucap yoona kembali pada pelayan bernama jinki itu

“baik noona” ucap jinki kemudian berlalu meninggalkan mereka

“aigoo kau terlihat dewasa sekarang memakai seragam kerjamu, oh ya yoong aku membawa sahabatku kemari, perkenalkan” ucap tiffany

Jessica yang awalnya fokus melihat lihat menu makanan pun mengangkat wajahnya dan menengok

“kau….?!!!” ucap jessica menunjuk yoona

“woah…! ahjumma!!” ucap yoona senang

“eh? kalian sudah saling kenal ya?” ucap tiffany

Jessica segera berdiri

*plak!!!* jessica memukul kepala yoona dan menjewer telinganya

“aw aw aw… appo ahjumma”

“yah, kembalikan ponselku!!” ucap jessica sambil terus menjewer telinga yoona

“ah ah bukan aku yang mengambilnya”

“bohong! aku sudah menemui para perampok itu dan katanya ponsel dan dompetku sudah diambil, saat itu hanya kau yang tahu kejadiannya”

“nne tapi bukan aku adudududuh…!!” ucap yoona terus meringis mencoba melepaskan tangan jessica

Sementara tiffany yang melihatnya begitu kebingungan, beruntung susasana restoran masih terlihat sepi hanya ada mereka karena baru dibuka 1 jam yang lalu

Namun tiba tiba ponsel tiffany berbunyi

“jessie.. nomormu menelponku” ucap tiffany memperlihatkan layar ponselnya yang terlihat menerima panggilan dari nomor jessica

jessicapun melepaskan tangannya dari telinga yoona yang sudah terlihat memerah, sementara yoona langsung mengusap telinganya yang terasa panas itu sambil mempoutkan bibirnya

“sudah kubilang bukan aku! dasar nenek sihir!”

“yah! kau ingin ku jewer lagi huh?!” ucap jessica hendak mengangkat tangannya lagi “fany-ah ayo angkat” tambahnya ketika baru ingat

“nne..” ucap tiffany segera mengangkatnya “yoboseyo..?”

“nne, yoboseyo..” ucap seseorang dibalik telepon

“………………..”

Namun keduanya terdiam

“yul..?” ucap tiffany yang mengenali suara itu

“tiffany?” ucap yuri bersamaan

“bagaimana ponsel temanku bisa berada ditanganmu?” tanya tiffany

“ah nne, aku berniat akan mengembalikannya makanya aku menghubungi nomor panggilan terakhir di ponsel ini, aku tak mneyangka jika itu nomormu”

“ponsel itu beberapa hari yang lalu diambil oleh para perampok yang menggangu jessica, jadi apa kau yang membawa mereka ke kantor polisi?” ucap tiffany

“emm… itu…..”

“ah sudahlah yang penting sudah ketemu, aku tak menyangka juga jika itu kau, kemarilah yul aku sedang bersama jessica dan yoong”

“y.. yyong?”

“nne, aku akan menunggumu.. akan ku kirimkan alamatnya” ucap tiffany segera mengakhiri telepon

……..

Setengah jam kemudian yuri sudah berada di restoran dan keempat yeoja itu kini duduk saling berhadapan, yuri duduk disamping tiffany sementara yoona dan jessica duduk bersampingan menghadap yulti

“ah jessica ini ponsel dan dompet milikmu, perkenalkan aku kwon yuri” ucap yuri mengeluarkan tas kecil berisi dompet dan ponsel milik jessica, ia mengulurkan tangannya

“terima kasih banyak… nne aku jessica jung” ucap jessica membalas uluran tangan yuri

“uh? kau yang waktu itu di rumah sakit kan? aku juga berterima kasih padamu karena telah membawa dan menjaga adikku di rumah sakit” ucap yuri

“ah bukan apa apa, itu karena adikmu telah menolongku” ucap jessica tersenyum dipaksakan saat melirik kearah yoona

sementara yoona hanya terdiam, memicingkan matanya menatap tajam ke arah yuri

“jadi kau selalu mengawasiku” ucap yoona dalam hati

*glekk!* yuri hanya bisa menelan ludahnya menerima tatapan tajam yoona

“eh? yoong dirawat di rumah sakit? wae…?” tanya tiffany terlihat khawatir

“an anniyo, aku tak apa apa unnie, itu karena perutku sedang kosong saja hehehe” ucap yoona

“anni, kau sakit yoong” ucap yuri cepat membuat ketiga yeoja itu terdiam

“ee… ahahha adikku bukan hanya karena perut kosong, dia terkena anemia jadi aku diberi obat oleh dokter untuknya” ucap yuri mengeluarkan kantong obat obatan kemudian diberikannya pada yoona “diminum yang teratur yoong”

Dengan malas yoona pun menerimanya “nne unnie”

“dengarlah kata unniemu! jangan berbohong lagi, arasso?!” ucap tiffany mengusap lembut kepala yoona

“arraso unnie” ucap yoona dengan aegyonya

Sementara yuri kembali terdiam memandang mereka

Begitu makanan dihidangkan keempat yeoja itupun menikmatinya. hanya tiffany dan yoona yang aktif berbincang dan bersenda gurau sementara jessica dan yuri hanya jadi pendengar

“ah ya, jessie katamu kau akan mencari pekerjaan, yoong apa disini masih ada lowongan?” ucap tiffany polos

“ah itu…” ucap jessica

“oh aku pikir ahjumma ini sedang dipindah tugaskan ke seoul” ledek yoona melirik jessica “tapi kau bisa mengambil kerja sambilan, disini masih ada lowongan sebagai pelayan restoran” ucap yoona kembali

“ah… i’m die!!” ucap jessica dalam hati karena ketahuan berbohong pada yoona

“uh? aku baru kau sudah bekerja jessie” ucap tiffany terlihat biasa karena tak mengetahuinya

“ah..hahaha” ucap jessica tertawa dipaksakan

“oke mulai besok ahjumma sudah bisa mulai bekerja disini” ucap yoona

“mwo..? yah! memang restoran ini milik siapa bisa seenakmu, huh?”

“tentu saja milikku” ucap yoona

Yuri yang mendengarnya langsung memandang kearah yoona

“mwo..? aku membeli restoran ini sekaligus ikut bekerja disini, apa itu salah?” ucap yoona pada yuri

“an anniyo.. aku bangga padamu yoong” ucap yuri

“ah… aku juga sangat bangga padamu yoong! ternyata dugaanku benar! tapi mengapa waktu itu kau bilang hanya seorang pelayan eoh?” ucap tiffany memeluk yoona dari samping

“hehehe aku hanya ingin memberikanmu kejutan unnie” ucap yoona

“kita sudah selesai makan, bagaimana kalau malam ini kita jalan jalan? lagipula sudah lama sekali kita tidak pernah bersama sama lagi” ucap tiffany

“eh tapi…” ucap yuri melirik yoona

“kajja” ucap yoona terenyum riang pada tiffany dan segera menggandengnya. akhirnya keempatnya pun pergi jalan jalan menyusuri kota seoul dan berhenti disebuah timezone

malam itu tiffany dan yoona tampak senang menikmati segala jenis permainan sementara yuri dan jessica hanya terus mengikuti dan menontonnya dari belakang, jessica jarang mengikuti permainan jika diajak karena memang tidak terlalu suka games dan tidak bisa melakukannya sementara yuri lebih senang memperhatikan tiffany yang terus terusan mengeluarkan senyum bulan sabitnya begitu pun ia senang melihat yoona tertawa kembali meskipun tanpa menganggap kehadirannya. ya, keduanya hanya berpura pura baik baik saja di depan tiffany

dan selama itu pula jessica diam diam memperhatikan yuri yang selalu tersenyum menatap tiffany hingga keduanya duduk kursi pengunjung menunggu tiffany dan yoona yang sedang bermain basket

“kalian terlihat sangat dekat” ucap jessica membuat yuri menoleh kearahnya

“nne, kami sudah bersama selama 6 tahun lebih” ucap yuri

“mengapa kau tak menjadikannya sebagai kekasihmu?” canda jessica

“hahaha… aku tak bisa, dia sudah memiliki kekasih”

“tapikan mereka berpacaran dari 2 tahun yang lalu, saat sebelum mereka bersama?”

“anniyo, mereka sudah dekat dari kami masih bersekolah, tapi mereka sempat terputus saat lulus dan taeyeon menempuh akademi kepolisiannya hingga mereka kembali bersama lagi setelah taeyeon lulus”

“pantas kekasihnya begitu membencimu hahaha tapi mengapa kau tak mengungkapkan saja?” ucap jessica membuat yuri terdiam menatapnya

“sepertinya kau sangat paham mengenai perasaan”

“hahaha…” jessica tertawa malu begitupun yuri ikut tertawa

“aku hanya tak ingin melukainya”

“benarkah, aku lihat kau orang yang baik” ucap jessica

“bagaimana bisa? kita hanya bertemu baru dua kali, heol.. apa jangan jangan kau seorang peramal” ucap yuri

*pletak!!!* jessica menjuruskan jitakannya pada kepala yuri

“yah, aku bukan peramal, lagipula tiffany selalu menceritakan hal hal yang baik tentangmu berbeda dengan cerita tentang kekasihnya”

“jinja hahaha”

“so?”

“sudah ku bilang aku tak ingin melukainya”

“yah! alasan yang tak logis, jika kau memang tak ingin melukai seseorang maka kau harus selalu menjaganya”

Yuri kembali terdiam menatap jessica

“wae…?” tanya jessica heran

“kemarikan ponselmu” ucap yuri mengadahkan tangannya

“untuk apa?” ucap jessica sambil memberikan ponselnya

“mengetahui nomormu” ucap yuri segera menekan nomor miliknya dan memanggil nomor itu hingga nomor jessica muncul pada ponsel milik yuri

“eh?” gumam jessica masih heran

“aku rasa kau bukan orang yang biasa, kau kan masih berhutang padaku atas ponsel dan dompetmu”

“nne… lalu?”

“mungkin suatu saat aku membutuhkanmu” ucap yuri tersenyum menatap jessica

01.jpg

Membuat jessica tertegun menatap yuri yang tersenyum padanya

………………………………………..

Tayeon menginjakkan gas nya dalam dalam saat kembali menuju seoul, pikirannya kini benar benar kacau

beberapa saat yang lalu.

setelah menikmati makan malam bersama dengan kedua orang tuanya, taeyeon menemui ayahnya di ruang pribadi miliki tuan kim

“apa yang membawamu kemari tae”

“appa, bukankah appa selalu mengajariku tentang kejujuran”

“nne, itu sangat penting tapi kenapa kau berkata seperti itu?”

“karena aku ingin bertanya padamu” ucap taeyeon berhenti sejenak “appa, apa yang terjadi sebelum kita pindah ke london dulu?” lanjutnya

Tuan kim membelalakkan kedua matanya tampak terkejut

“anniyo, tidak ada yang terjadi, appa hanya dipindah tugaskan kesana” ucap tuan kim

“apa benar kematian kwon hyerin karena kesalahan para dokter?” ucap taeyeon “termasuk appa yang berada didalamnya” lanjutnya dengan suara ragunya

“……………………..” tuan kim tmpak terdiam tak bisa menjawab “tae, bagaimana kau..”

“putrinya adalah teman masa sekolahku” ucap taeyeon memotong ucapan tuan kim dan kembali membuat ayahnya terkejut

“appa, mengapa kau melakukan hal itu?” ucap taeyeon kembali dengan suaranya yang bergetar menahan rasa kecewanya

“taeyeon-ah…” ucap tuan kwon terhenti sejenak “apa kau akan memenjarakan ayahmu sendiri?” lanjutnya

taeyeon terdiam menundukkan kepalanya, kedua tangannya mengepal menahan amarahnya, pasalnya kini ayahnya memang mengakui kesalahan fatal yang telah diperbuatnya namun ia sadar jika orang itu juga adalah seorang ayah yang telah membesarkan serta membuatnya jadi putri yang dibanggakan

“appa… wae..?” ucap taeyeon, air matanya berhasil lolos

“taeyeon-ah, mianhae…” ucap tuan kim hendak memeluk putrinya itu namun taeyeon segera bergeser menolaknya

“saat itu appa terlalu takut, dan appa tak ingin membuat rumah sakit yang telah membesarkan nama appa jadi hancur, appa sangat dibanggakan di rumah sakit itu sehingga appa tak menyangka jika appa melakukan kesalahan saat melakukan operasi jantung pada pasien itu” ucap tuan kim kembali

“siapa pemilik rumah sakit itu hingga menjadikan appa sebagai monster?”

“choi soojin” ucap tuan kim membuat taeyeon membelalakkan kedua matanya merasa sangat terkejut

Taeyeon melangkahkan kakinya hendak meninggalkan ruangan namun tangan tuan kim menahannya

“taeyeon-ah, kau tak ingin kehilangan appa dan eomma kan?” ucap tuan kim

Taeyeon beberapa kali memukul keras setirnya merasa benar benar kesal memikirkan kembali percakapan bersama ayahnya itu

………………………………..

“yeobo, kemana anak anak?” tanya tuan choi begitu sampai di rumahnya

“sunny bilang sedang mengunjungi temannya, youngie sepertinya tiur di villa lagi”

“dasar anak nakal” ucap tuan choi, namun tiba tiba ponselnya berbunyi menerima panggilan, begitu melihat nama yang tertera pada panggilan itu tuan choi berjalan menjauhi isterinya

“ada apa?” tanya tuan choi begitu mengangkatnya

“tuan, tentang kejadian 15 tahun yang lalu, anak dari kwon soojin masih hidup dan mereka kini telah mengetahui kasus ini”

“mwo? sial! bagaimana bisa? apa keberadaan mereka sudah diketahui?”

“untuk saat ini kami masih mencarinya, mereka sudah tidak tinggal di panti asuhan lagi”

“segera cari sampai dapat dan segera lenyapkan! atau kalian sendiri yang akan lenyap!”

“b..bbaik tuan, kami akan segera mencarinya”

Tuan choi tampak gelisah dan kesal setelah menutup telepon itu, ia tidak menyangka jika kejadian 15 tahun yang lalu kini akan kembali mengancamnya

TBC

Fyi

Rumah sakit yonsei itu milik tuan choi soojin, ayahnya sooyoung

Ayahnya sooyoung belum tau kalau yuri itu sebenarnya anak dari pasien yang jadi korban kasus itu

dan untuk yg taeny shipper, mohon maaf di akhir cerita ini mereka ngga akan bersama lagi jadi sekedar pemberitahuan biar kalian ga kecewa dan nyesel baca ff ini, sekali lagi maaf ya..