Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member | Gender : YURI girlsXgirl
……………………………………..
Yuri dan tiffany kini berada dalam 1 mobil menuju rumahnya sementara taeyeon menggantikan yuri mengantar seohyun pulang
Awalnya yuri meminta semuanya memasuki mobil namun seohyun menolak karena masih harus berbelanja kebutuhan di minimarket, akhirnya taeyeon bersedia menggantikan untuk menemani seohyun setelah dimintai yuri. Karena keadaan tiffany yang kurang sehat dan suhu diluar semakin dingin, akhirnya yuri harus segera membawa tiffany pulang
Selama di perjalanan kedua yeoja itu hanya terdiam dengan pikirannya masing masing. Namun tiffany terkejut saat telapak tangan yuri tiba tiba menyentuh dahinya.
“Masih hangat, kenapa di cuaca sedingin ini kau keluar?” Ucap yuri tanpa melihatnya
“Emm… mianhae yul, aku terlalu mengkhawatirkan yoona yang pergi setelah bertengkar dengan jessica”
“Yoona? Mengapa tak ada yang memberitahuku?”
“Itu… aku tak ingin mengganggu pekerjaanmu” ucap tiffany menatap yuri yang sedari tadi masih fokus menyetir
“Mianhae” ucap tiffany kembali kini menundukkan wajahnya
“Gwaenchanna… tapi lain kali pakailah jaket yang tebal dan beri tahu aku apapun yang terjadi, apalagi yoong adikku” ucap yuri kini menatap wajah tiffany dan sedikit menyunggingkan senyumnya untuk menghilangkan kecanggungan mereka
“Nne… arasso…” ucap tiffany membalas senyuman kekasihnya itu meskipun didalam hatinya ada yang masih mengganggu.
Ya, yeoja yang dilihatnya bersama yuri beberapa saat yang lalu.
“Mengapa mereka hanya berdua? Mengapa keduanya terlihat begitu dekat? Ah.. ya, yuri memang selalu berbuat baik pada siapapun, tapi…. mengapa mengapa dan mengapa?” Begitulah yang ada di isi pikiran tiffany, ingin rasanya ia bertanya namun ia urungkan karena tak ingin suasana kembali canggung dan membebani yuri. Ia masih melihat yuri bersikap tak sehangat seperti biasanya. Tiffany berpikir bahwa itu karena yuri telah memergokinya bersama namja bernama taehyuk itu atau mungkin yuri masih marah padanya karena tak mendengar nasihat dari kekasihnya itu. Yuri selalu mengkhawatirkan keadaan tiffany namun ia malah pergi dengan kecerobohannya tak memakai jaket yang tebal sehingga membuat tubuhnya kembali demam.
“Sudah makan?” Tanya yuri
“Em…” belum sempat tiffany menjawab ternyata suara didalam perutnya sudah mendahului menjawab
“Hemmm….” gumam yuri
“Mianhae…” ucap tiffany kembali meminta maaf
“Gwaenchanna… nanti aku akan memasak” ucap yuri
Sesampainya di rumah, yuri langsung memasuki dapur mempersiapkan segala peralatan memasak dan bahan2nya dari kulkas
“Y..yyul, kau pasti lelah, biar aku saja yang memasak” ucap tiffany menahan tangan yuri yang baru saja akan memasang celemek
“Andwae… kau duduk saja disini” ucap yuri menarik tangan tiffany dan mendudukan tubuhnya di kursi ruang makan “badanmu kembali demam, akan aku buatkan bubur” ucap yuri mengusap lembut kepala tiffany
Yuri pun kembali memasuki dapur dan memasangkan celemek pada tubuhnya, menarik lengan kemeja kantornya yang belum sempat diganti dan mulai mencuci sayuran, memotong hingga memasaknya
Tiffany sedari tadi terus memperhatikan kekasihnya, ia kembali merasa bahagia memiliki yuri tetap begitu perhatian padanya hingga ia sejenak melupakan pikiran pikiran yang mengganggunya mengenai yeoja bernama seohyun itu.
“Ah ya, yul… jessica dari tadi siang sepertinya masih belum keluar dari kamarnya, apa kau tak keberatan membuatkan juga untuknya”
“Nne, tentu saja” ucap yuri mengangkat jempol tangannya keatas
Setengah jam kemudian yuri membawakan nampan dengan beberapa mangkuk yang terisi masakan diatasnya. Ditatanya masakan itu dihadapan kekasihnya.
“Huh? Mengapa hanya dua mangkuk yul?”
“Aku sudah makan jajangmyeon tadi” ucap yuri, iapun mengangkat nampan yang masih terdapat beberapa mangkuk itu “aku akan mengantarkannya kekamar jessica, kau makanlah fany-ah” lanjutnya
Tiffany hanya mengangguk dan melihat yuri mulai berjalan menuju kamar jessica yang berada di lantai 2
Pikiran tiffany kembali terganggu saat mengingat apa yang dikatakan yuri jika dirinya sudah makan diluar, ia kembali membayangkan jika yuri makan bersama yeoja itu. Dan itu membuat hatinya sedikit sesak, tiffany cemburu.
Yuri sudah sampai didepan pintu kamar jessica, ia melihat cahaya kecil berwarna hijau didekat gagang pintu menandakan jika pintu kamar itu tak terkunci
*toktoktok*
“Sica-yaa? Apa kau didalam? Ini aku, yuri” Ucap yuri setelah mengetuk pintu
“Nne yul, ada apa? Masuklah” ucap yeoja itu dari dalam kamar
Yuri pun membuka pintu memasuki kamar, ia melihat jessica tengah duduk menyandar menghadap keluar jendela yang terbuka. Kemudian iapun menghampiri yuri yang membawakan makanan
“Oh my god yul, kau membawakan ini untukku?”
“Tentu saja, aku yang memasaknya, tiffany berpikir kalau kau belum makan karena dari tadi siang tak keluar dari kamar”
“Aniyo.. dia salah, tadi sore aku keluar untuk mencari makanan tapi aku tak bisa masak hehehe jadi aku kembali kedalam kamar, kau memang pahlawanku yul hehehe ah aku lapar” ucap jessica segera melahap masakan dihadapannya itu
“Yaish… pelan pelan, kau seperti baru melihat makanan saja” ucap yuri mengambilkan beberapa lembar tissue untuk jessica
“Hehehe Aku jika sudah kelaparan memang begini yul” ucap jessica membersihkan sudut bibirnya
“Ah ya, apa tiffany sudah tidur?”
“Dia sedang makan dibawah” ucap yuri
“Huh? Mengapa kau masih disini, kkah temani kekasihmu” ucap jessica
“Aku masih ingin disini sebentar, ah ya apa kau sakit?” Ucap yuri menempelkan telapak tangannya pada dahi jessica
“Y..yah! Apa yang kau lakukan?!” Ucap jessica terkejut
“Aku hanya ingin mengetahui keadaanmu, kau baru saja dirawat kemarin dan itu terlalu singkat kau dirawat” ucap yuri
“Aigoo… kau seperti eommaku saja, aku baik baik saja yul jangan khawatir, kau seharusnya mengkhawatirkan tiffany, bukankah dia sedang sakit”
“Hemmm… nne” ucap yuri
“Wae?” Tanya jessica saat melihat ekspresi yuri berubah
“Tadi aku menemukannya di taman kota bersama taeye… taehyuk” ucap yuri hampir salah menyebutkan nama taeyeon yang
“Ah sudah kuduga” ucap jessica
“Nne?” Gumam yuri
“Namja itu pasti taeyeon” ucap jessica tersenyum namun ia kembali terkejut saat tiba tiba yuri membungkam mulutnya
“Y…yyah!!! Pelankan suaramu, yaish… sial mengapa kau selalu tau” ucap yuri sedikit memelankan suaranya karena khawatir didengar tiffany
“Bukankah kamar ini redup suara, dasar bodoh” ucap jessica menyingkirkan tangan yuri sementara yuri tertawa malu
“Tentu saja aku tau, l’m jessica jung!” Ucap jessica menepuk dadanya tersenyum bangga
“Hemm baiklah, dia memang taeyeon yang sedang menyamar, jangan beri tahu siapapun arra?! Apalagi tiffany”
“Arraseo araseo sajangnim” ucap jessica menatapnya datar
“Lalu?” Ucapnya kembali
“Nne?” Tanya yuri tak mengerti membuat jessica memutar kedua bola matanya
“Kau bilang tadi menemukan tiffany bersama taeyeon, dan ekspresimu berubah, apa kau sedang cemburu eoh?” Ucap jessica
“Aniyeo, aku tak cemburu” ucap yuri namun ia masih terlihat tak bersemangat
“Then?”
“Aku sedikit kecewa karena dia selalu ceroboh dan keras kepala, dia pergi mencari adikku dengan hanya memakai jaket yang tipis sementara cuaca diluar sangat dingin”
“Omo! Mianhe… aku tak tahu jika tiffany pergi mencari yoona” ucap jessica
“Gwaenchana, itu karena dia memang keras kepala, tapi kenapa dia sama sekali tak memberitahuku tentang ini”
“Ah ini karena salahku, aku dan yoona tadi pagi bertengkar dan menyebabkan dia pergi, maafkan aku yul” ucap jessica tertunduk merasa bersalah
“Ini bukan salahmu sica-yaa, jangan khawatir aku sudah meminta taeyeon mencarinya”
“Lalu bagaimana dengan keadaan tiffany? Apa dia kembali sakit?”
“Nne, badannya kembali panas” ucap yuri terlihat sedih
Jessica terdiam menatap yeoja dihadapannya itu mencoba mengartikan
“Hemm… kalian sama saja yul”
“Nne?” Ucap yuri tak mengerti
“Dia selalu menutupi hal yang menurutnya akan membuatmu khawatir, dan kau tak menyadari jika kau juga seperti itu, bahkan kau masih menutupi segala permasalahan yang terjadi jika kalian sedang dalam bahaya” ucap jessica
Yuri terdiam mencerna ucapannya, kini ia mengerti apa yang dikatakan jessica
“Kau benar” ucap yuri
“Yul, keadaan semakin memburuk bukan?”
“Nne… tuan choi masih mengirimkan para pembunuh untuk mengincar kita, tapi aku rasa seseorang selalu menggagalkan aksinya”
“Nne? Kau tau siapa orang itu?”
“Nne.. putrinya sendiri, sooyoung”
“Mwo? Sooyoung? Tapi… apa kau yakin?” Ucap jessica terkejut karena belum percaya, bahkan ia bertengkar dengan yoona karena membahas yeoja itu
“Dia sudah bersahabat dengan adikku sedari kecil dan sangat dekat, aku yakin dia yang selalu menyelamatkan adikku” ucap yuri
“Hemm….” gumam jessica tak bisa berkata apa apa, sejujurnya ia masih belum mengerti tentang yeoja bernama choi sooyoung itu, selama ini ia memang ingat jika sooyoung selalu berbuat baik dan sangat perhatian pada yoona, namun sisi lain ia masih menaruh curiga pada yeoja itu.
“Jangan terlalu dipikirkan, lagipula aku rasa ayahku tak akan membahayakan kita lagi”
“Nne? Maksudmu?”
“Tadi siang aku bertemu di acara pertemuan perusahaan, akhirnya ayahku tahu tentang perusahaan yang aku bangun tapi dia tak berkomentar apa apa bahkan saat aku dijodohkan dengan sunny, aku pikir mr lee akan menentukan ternyata dia malah berpihak pada pilihanku, bahkan besok aku diminta membawa tiffany untuk makan malam”
“What? Jinjja?!! Daeebak!” Ucap jessica menepuk kedua tangannya
“Tapi aku masih merasa janggal akan hal itu” ucap yuri
“Wae?”
“You know him right?” Ucap yuri yang telah menceritakan segala tentang ayah tirinya pada jessica
“Ah you’re right, kau tetap harus hati hati yul, tapi setidaknya aku senang mendengar berita tadi, itu tandanya kau akan segera menikah dengan tiffany bukan?” Ucap jessica membuat kedua pipi yuri bersemu merah
“Hahaha ah sudahlah, kau lanjutkan makanmu, aku akan menemui tiffany”
“Yah! Setidaknya rayakan berita bagus itu dengannya malam ini” ucap jessica membuat yuri kembali berbalik
“Yah! Neo Michoseo?!” Rutuk yuri membuat jessica tertawa begitupun yuri
“Baguslah setidaknya kau tertawa, jangan bersedih lagi ara? Yoong pasti segera pulang” ucap yuri kembali, iapun meninggalkan kamar jessica
Yuri berjalan memasuki ruang makan yang sudah terlihat kosong, begitupun tak ada sisa sisa piring kotor diatas meja. Tiffany sudah membersihkannya.
Iapun memasuki kamar tiffany dan mendapati kekasihnya sedang berbaring dengan posisi miring membelakanginya
Yuri mendekati tubuh tiffany kembali memeriksa dahinya, ia melihat tiffany sudah memejamkan kedua matanya
Setelah duduk cukup lama disamping tiffany, Yuri mulai berdiri merapikan selimut untuk menutupi tubuh kekasihnya itu. Ia mencondongkan tubuh dan mendekatkan wajahnya pada wajah tiffany
“I love you” bisik yuri setelah mengecup lembut kening kekasihnya itu
Yuripun meninggalkan kamar karena haris membersihkan tubuhnya setelah seharian bekerja.
Sementara tiffany kembali membuka kedua matanya setelah mendengar pintu kamarnya ditutup. Sebenarnya ia tak tidur dan bahkan sulit memejamkan matanya karena pikirannya masih merasa tak tenang.
………..
Keesokan harinya pagi pagi sekali seisi penghuni rumah yuri harus menelan kabar pahit karena menerima kabar jika yoona berada di rumah sakit dengan keadaan kritis setelah ditemukan oleh para nelayan yang baru saja pulang melaut, terdapat 2 tembakan pada tubuhnya dan hampir mati kehabisan darah namun beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan.
Begitu mereka sampai di rumah sakit, yoona sudah dipindahkan ke ruang icu setelah melakukan operasi.
Jessica tak henti hentinya menangis begitu tiba dan melihat keadaan yoona yang masih belum sadarkan diri dengan beberapa alat bantu yang masih terpasang pada tubuhnya.
Sementara yuri langsung diminta menemui dokter, tiffany menemani dan menenangkan jessica didalam ruangan meskipun awalnya ia ikut menangis.
“Bagaimana keadaannya dokter?” Tanya yuri masih terlihat khawatir
“Kami sudah mengeluarkan kedua peluru didalam tubuhnya, tembakan itu tak melukai bagian bagian yang fatal hanya saja keadaan yoona masih belum cukup baik karena kehabisan banyak darah”
“Tolong lakukan yang terbaik untuk adikku dokter”
“Nne, jangan khawatir yuri-shi.. yoona sudah melewati masa kritisnya, namun dengan keadaannya yang sekarang mungkin butuh beberapa hari untuk kembali sadar”
Setelah menerima keterangan dari dokter, yuri kembali mendatangi ruang icu tempat adiknya dirawat. Namun yuri tak langsung masuk, ia hanya berdiri didepan pintu ruangan dan melihat adiknya yang terbaring lemah dari kaca pintu
Perlahan air mata yuri mengalir, kedua tangannya mengepal erat menahan rasa amarah yang begitu besar terhadap pelaku yang membuat adiknya seperti itu.
“Yul” panggil taeyeon yang baru saja tiba menepuk pelan pundak yuri. Ia datang bersama amber
“Kajja” ucap amber mengajak 2 yeoja itu menjauhi ruangan itu
Ketiga yeoja itu kini sudah berada di rooftop rumah sakit
“Apa yang terjadi?”
“Aku berhasil melacak ponsel yoona dan ponsel itu ditemukan diatas tebing, yoona sepertinya sengaja melompat ke laut setelah tertembak” ucap amber
“Aku bersyukur ia masih mampu berenang dan selamat” ucap yuri masih terlihat sendu
“Apa kau sudah menemukan pelakunya?” Ucap yuri kembali
“Belum tapi….” ucap amber sedikit ragu untuk melanjutkan
Saat itu taeyeon menyerahkan ponselnya pada yuri.
Yuri melihat sebuah berita yang baru saja disiarkan, ia terkejut membelalakkan kedua matanya melihat tayangan berita yang disiarkan langsung itu
“Mwo? Sooyoung?” Ucap yuri
“Tidak hanya darah yoona, tapi darah sooyoung juga ditemukan diatas tebing itu” ucap taeyeon
“Maksudmu dia bersama yoona?”
“Nne, aku juga menemukan sebuah pistol dengan sidik jari sooyoung”
“Mwo? Sooyoung yang menembak adikku?!”
“Tadinya aku berpikir begitu, tapi isi peluru dalam pistol itu masih utuh” ucap taeyeon
“Darah sooyoung yang paling banyak tercecer disana dan baru saja diberita itu mobil sooyoung ditemukan di dasar laut didekat bawah tebing itu, untung kami tiba disana sebelum polisi tahu” lanjut taeyeon
“Ada kemungkinan sooyoung juga melompat ke laut, tapi hanya tubuh yoona yang ditemukan” ucap amber
“Sooyoung tak bisa berenang dan memiliki trauma pada perairan yang dalam” gumam yuri mengingat sahabat adiknya itu yang pernah diselamatkan yoona didanau
Yuri kembali melihat berita itu dan disana belum menerima kabar sooyoung ditemukan
“Polisi akan segera menemuimu dan menunggu keterangan dari yoona, akan ada dugaan jika adikmu berseteru dengan sooyoung, kau harus bersiap siap menanggapi mereka, tapi jangan khawatir, hyoyeon sudah diberitahu dan akan segera kemari, mereka tidak akan langsung memutuskan karena yoona masih belum sadar” ucap taeyeon
“Bukankah kau harus pergi oppa?” Ucap amber
“Yaish! Jangan panggil aku oppa!” Rutuk taeyeon mempoutkan bibirnya
“Huh? Kau akan pergi kemana lagi?” Tanya yuri
“Sunnyku, dia pasti menderita, ku yakin dia sudah berada di tkp sekarang” ucap taeyeon
“Ah.. nne pergilah dan kumpulkan informasi dari mereka”
Taeyeon pun bersama amber meninggalkan rumah sakit, sementara yuri kembali ke ruang icu.
Benar saja, tak lama setelahnya para polisi yang menyelidiki kasus itu datang menemui yuri untuk dimintai keterangan tentang aktivitas yoona sebelum kejadian.
Polisi belum menemukan tersangka dibalik penembakan itu begitupun mereka belum bisa memutuskan perkara pada yoona karena keadaannya yang belum sadar. Dengan dibantu hyoyeon sebagai pengacara yoona, tuntutan tuan choi yang menuduh yoona sebagai pelakunya pun tak bisa begitu saja diputuskan karena belum adanya beberapa bukti yang pasti.
…………
Taeyeon dan amber sudah tiba di tebing dan melihat garis polisi melintang disana, suasana disana cukup ramai terdapat beberapa polisi dan tim penyelidik yang masih melakukan olah TKP begitupun para wartawan yang sudah berkumpul karena kejadian ini menyangkut putri dari seorang pemilik perusahaan besar yang terkenal
Setelah melihat lihat akhirnya taeyeon dapat melihat sunny yang sedang diantar pengawalnya akan memasuki mobil
“Aku akan menemui kekasihku” ucap taeyeon
“Nne eonnie, aku akan menemui vivian” ucap amber
Kedua yeoja itupun berpisah.
Taeyeon segera berlari menghampiri yeoja yang sangat dicintainya itu
“Biar aku saja yang mengantarnya pulang, kau bersama tuan choi saja” ucap taeyeon yang sudah berdandan rapi seperti para pengawal
Pengawal itupun menyerahkan kunci mobil tanpa menaruh curiga terhadap taeyeon karena memiliki identitas pengawal yang dibuat oleh amber dan anak buah tuan choi sangat banyak sehingga mereka kadang tak mengenal satu sama lain
Taeyeon memperhatikan sunny yang masih terisak di jok belakang, iapun mulai menyalakan mesin dan melajukan mobil
“Gwaenchanna…. adikmu pasti selamat dan segera ditemukan” ucap taeyeon memberhentikan mobil
Sunny hanya terdiam keluar dari mobil namun ia terkejut saat melihat melihat dirinya bukan berada di depan rumahya. melainkan di sebuah tempat yang cukup sepi masih di area pegunugan. iapun segera membalikkan badannya setelah mendengar pintu mobil terbuka
“Kk…kkau?!!”
“Nne, ini aku yah! Aku bukan han…”
Belum sempat taeyeon melanjutkan bicaranya sunny sudah langsung berlari memeluknya dan kembali menangis
Taeyeonpun membalas pelukan sunny dan mengusap lembut kepalanya
“Adikku tidak bisa berenang” ucap sunny dalam isak tangisnya
“Sooyoung pasti diselamatkan seseorang”
“Tapi kenapa hanya yoona yang ditemukan, dan kenapa banyak darah sooyoung yang tercecer disana” ucap sunny
“Terjadi penembakan” ucap taeyeon membuat sunny langsung melepaskan pelukannya
“Bagaimana kau tahu?”
“Aku datang pertama bersama para penyelidik, jadi aku ikut mengolah TKP”
“Apa benar yang dikatakan ayahku jika yoona pelakunya?”
“Menurutku bukan, karena hanya pistol sooyoung yang ditemukan dan peluru didalamnya tak terpakai satupun”
“Lalu?”
“masih belum menemukan petunjuk, tapi aku yakin bukan yoona pelakunya kau juga jangan terpancing ucapan ayahmu”
Sunny hanya mengangguk setuju, kini ia sudah tak terlihat membenci taeyeon lagi. Bahkan ia ikut pindah ke jok depan disamping taeyeon
“jangan menangis lagi arra?” ucap taeyeon tangannya mengusap lembut pipi sunny yang masih terlihat basah oleh air matanya
Sunny hanya terdiam menerima perlakuan namja itu padanya, entah kenapa hatinya kini merasa lebih tenang. Ia sendiri bingung mengapa ia tiba tiba memeluk taehyuk padahal biasanya ia selalu bersikap dingin pada namja itu
Perlahan tanpa sunny sadari senyumannya terukir, taeyeon pun ikut tersenyum menatap yeoja di hadapannya itu.
…………………………………..
“Bagaimana keadaannya?” Ucap yuri pada kekasihnya setelah menerima kabar jika jessica pingsan karena terlalu lama menangis dan keadaannya yang masih kurang sehat
“Sudah siuman, tapi sekarang jessie tertidur setelah diberikan obat, dokter menyarankan agar jessie dirawat, dia sudah dipindahkan ke ruang rawat” ucap tiffany
“Kajja kita biarkan jessica istirahat” ucap yuri menarik tangan tiffany mengajaknya keluar ruangan
Tiffany tersenyum tenang karena sedari tadi yuri tak melepaskan genggaman tangannya hingga keduanya tiba di sebuah restoran didekat rumah sakit
“Kau pasti lapar” ucap yuri
“Nne.. aku lapar”
Setelah keduanya memesan makanan, tiffany terus memperhatikan yuri yang terlihat menyimpan beban pikiran
“Yul?” Panggil tiffany
“Nne?”
“Sebenarnya apa yang terjadi pada yoong? Kenapa tadi ada beberapa polisi yang datang?”
“Aku juga belum tahu pasti tapi yoong terkena tembakan” ucap yuri
“Nne?! Wae?!” Ucap tiffany terkejut
Yuri terdiam untuk berpikir, ia bingung harus bagaimana menjelaskannya pada tiffany tentang keadaan yang sebenarnya.
“Emmm… aku juga belum tahu pasti, polisi kemari untuk mendengarkan beberapa keterangan karena bukan hanya yoona yang tertembak”
“Nne?” Gumam tiffany kembali terkejut dan heran
“Sooyoung juga diduga ikut tertembak tapi tubuhnya belum diemukan”
“M…mmwo? Ap.. apa kalian sedang dalam bahaya yul? Siapa yang ingin membahayakan yoong?”
“Hey… tenanglah fany-ah” ucap yuri mengusap tangan kekasihnya yang mulai terlihat panik “semuanya akan baik baik saja” lanjutnya tersenyum menenangkan kekasihnya
“Kau yakin yul? Aku tak ingin terjadi apa apa pada kalian”
“Percayalah padaku, semuanya akan baik baik saja, sekarang makan lah”
…………….
Beberapa hari kemudian
Yuri sedang berada di ruang icu hanya dirinya bersama yoona yang masih belum sadarkan diri. Tiffany harus kembali bekerja dan taeyeon bersama amber masih menyelidiki kasus itu karena jasad sooyoung masih belum ditemukan.
“Yul” panggil seseorang yang baru saja membukakan pintu ruangan
“Hey hyo, masuklah” ucap yuri berdiri menyambut hyoyeon yang kini menjadi pengacara yoona
“Hanya kau yang disini?”
“Nne, aku meminta para polisi menjaga diluar dan tiffany harus kembali bekerja karena sudah lama mengambil cuti, bagaimana perkembangan kasus ini hyo?” ucap yuri
Yuri melihat hyoyeon membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa lembar kertas
“Tuan choi tetap bersikeras menuduh yoona sebagai pelakunya, kau tahu kini polisi berada dibawah kendalinya” ucap hyoyeon “sudah 5 hari jasad sooyoung belum ditemukan, kemungkinan dia tidak selamat dan besok akan dimulai hari peringatan kematiannya” lanjutnya
“Ini pasti berat untuknya setelah sadar nanti” ucap yuri menatap adiknya yang masih terlelap tak sadarkan diri itu
“Sore ini polisi akan mulai bertugas disini sampai adikmu sadar”
“Nne? Wae?”
“Yoona ditetapkan sebagai tersangka, kita harus bisa menemukan beberapa bukti yang kuat karena tuan choi tidak bisa berkuasa saat di pengadilan nanti”
“Satu satunya bukti yang kuat adalah keterangan dari yoona sendiri” ucap yuri
“Yoona tidak mungkin melakukannya” ucap jessica yang sedari tadi sudah berdiri didekat pintu, ia mendengar semua pembicaraan kedua yeoja itu
“Sica? Mengapa kemari, kau masih harus dirawat” ucap yuri segera menghampiri jessica yang masih mengenakan pakaian pasien dan infus yang terpasang
“Aku tidak tenang memikirkan yoona” ucap jessica menitikkan air matanya
“Tenanglah, semuanya akan baik baik saja sica-yaa” ucap yuri memeluk menenangkan jessica
“Omo! Yul!” Ucap hyoyeon yang sudah berdiri menatap yoona
Yuri dan jessica pun mengikuti arah pandangan yeoja itu, mereka meliat jari jari tangan yoona bergerak dan perlahan kedua matanya mulai terbuka
“Yoong!” Panggil yuri dan jessica bersamaan segera menghampiri yoona
“Eonnie…” panggil yoona dengan suara yang masih lemah saat pertama kali melihat sosok yuri
Kemudian yoona beralih menatap jessica yang sudah menangis menggenggam erat tangannya
“Syukurlah kau sadar..” ucap yuri mengusap lembut kepala adiknya itu
“Aku haus..” ucap yoona
Hyoyeon pun segera mengambilkan air minum karena berdiri tak jauh dari meja
“Hyo eonnie juga disini” ucap yoona saat beralih menatap hyoyeon
“Tentu saja, beberapa hari kedepan aku akan selalu disini” ucap hyoyeon mulai membantu yoona minum
“Tunggu sebentar arra, aku akan memanggil dokter” ucap yuri segera berlalu
Begitu selesai minum, yoona kembali menatap jessica
“Mengapa kau masih menangis?”
“Kau jahat!” Ucap jessica memukul pelan lengan yoona
“Mianhae…”
“Jangan terluka lagi” ucap jessica kembali menangis
“Arasseo” ucap yoona “boghoshippo..” lanjutnya tersenyum menatap kekasihnya, ia hendak mengangkat tangannya
“Akhh!!” Ringis yoona kembali menaruh tangannya
“Wae? Lenganmu terluka jangan banyak bergerak”
“Ah iya aku lupa hehe, tadi aku ingin menghapus air matamu”
“Baboyaa…”
“Jangan menangis lagi arra? Bukan hanya tanganku yang sakit, tapi hatiku juga sakit melihatmu seperti ini” ucap yoona
“Arasso…” ucap jessica tersenyum kemudian menundukkan wajahnya mendekati wajah yoona dan mencium lembut bibirnya
“Aigoo… yah! kalian berdua” ucap hyoyeon yang sedari tadi memperhatikan kedua yeoja itu
Ketiganya pun kini tertawa.
Tak berapa lama dokter tiba dan memeriksa tubuh yoona.
“Bagaimana adikku?” Tanya yuri
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, hanya butuh waktu untuk pemulihan” ucap dokter, iapun pamit keluar dari ruangan
“Ah ya, kenapa kau disini, kau masih harus dirawat” ucap dokter kembali saat menyadari ada pasien lain didalam ruangan itu
“Yah…! Kau juga sakit?” Ucap yoona yang baru menyadari kekasihnya memakai pakaian yang sama dengannya
“Anniyo… aku hanya kelelahan”
“Sica-yaa… kau harus kembali ke ruanganmu, para perawat pasti kehilanganmu sekarang” ucap hyoyeon
“Tapi aku masih merindukannya…” rengek jessica memeluk lengan yoona
“Yaish…” gumam hyoyeon, “yah! Yoona juga harus kembali istirahat, kajja aku antar” ucap hyoyeon
“Gwaenchanna.. setelah kau selesai aku akan meminta perawat agar kau dan yoong berada di satu ruangan, kkah kembalilah ke ruanganmu dulu” ucap yuri
“Eonnie daebak” ucap yoona mengangkat jempolnya
Jessica pun akhirnya pasrah dan kembali ke ruangannya bersama hyoyeon
“Apa yang kau rasakan sekarang?” Tanya yuri saat ekspresi yoona berubah
“Eonnie”
“Nne?”
“Bagaimana sooyoung?” Tanya yoona
“Jangan dipikirkan yoong, sekarang yang lebih penting adalah kesem..”
“Ini semua salahku” potong yoona
“Nne?” Ucap yuri tak mengerti
“Bagaimana sooyoung?” Tanya yoona kembali dengan kedua mata yang berkaca kaca
“Dia tidak ditemukan” ucap yuri membuat air mata yoona tumpah
Yuripun segera memeluk adiknya.
“Uljimma” ucap yuri mengusap kepala yoona dan membantu menghapus air matanya. Ia tahu yoona akan sangat sedih karena bagaimanapun juga sooyoung sangat berarti dalam hidupnya.
“Kau harus kuat yoong, masih ada yang harus kamu hadapi, tuan choi…” ucap yuri
“Aku sudah tahu eonnie” ucap yoona
“Lekaslah sembuh, kita hadapi bersama arra… tak akan aku biarkan lagi orang lain menyakitimu” ucap yuri
“Eonnie, kemana pakaian dan jaketku?” Ucap yoona
“Mwo? Mengapa kau menanyakan itu? Mungkin disimpan perawat, apa aku perlu mengambilnya?”
“Nne… ada sesuatu yang sangat penting disitu” ucap yoona
Yuri pun keluar ruangan mencari pakaian yang yoona pakai saat kejadian.
Yoona mengambil ponsel yuri yang berada diatas meja dan membuka situs berita
Tak lama setelahnya, yoona mengepal erat ponsel itu dengan tangan yang bergetar
“Mianhae…“ ucap yoona kembali menangis, ponsel itu pun terjatuh ke lantai dengan layar yang masih memperlihatkan berita tentang proses pemakaman putri pemilik perusahaan choi grup, choi sooyoung.
…………
“Yah, berhentilah minum… kau sudah menghabiskan 4 botol” ucap taeyeon menahan tangan sunny yang hendak menyicikan kembali wine kedalam gelas
Sudah 2 jam keduanya berada di ruang VIP sebuah bar setelah sunny meminta taeyeon untuk menemaninya, taeyeon paham jika sunny tengah tertekan dengan keadaan yang sedang terjadi sehingga ia hanya menurutinya.
Sunny menepis tangan taeyeon dan kembali meminum wine itu
“Dasar keras kepala” ucap taeyeon
Sunny yang mendengarnya hanya tersenyum dan beralih menatap lekat wajah taeyeon
“W…wae?” Ucap taeyeon gugup apalagi saat wajah sunny mendekatinya
Tangan sunny terangkat dan mengambil kaca mata hitam taeyeon
Wajah taeyeon segera berpaling menghindari kontak mata dengan yeoja itu karena takut identitasnya terbongkar
“Ini didalam ruangan dan cahayanya juga redup, kau terlihat aneh memakai kaca mata hitam” ucap sunny melempar kacamata itu
“Arasso… tapi kau tak harus membuangnya, ini kacamata kesukaanku” ucap taeyeon mempoutkan bibirnya kembali mengambil kacamata yang dibung sunny itu
“Hmm… kau sangat mirip seseorang” ucap sunny
“Nugu?”
“Dia juga sangat menyukai berbagai aksesoris yang menurutnya agar terlihat sangat cantik dan tampan” ucap sunny tertawa kecil memandang wine dingin dalam gelas itu, kemudian iapun meminumnya
“Tae…yeon?” Ucap taeyeon
“Ini juga ruangan yang dibelinya khusus tempat dia melampiaskan stresnya” ucap sunny mengadahkan kepalanya
“Ah iya aku baru sadar” ucap taeyeon dalam hati
“Kau belum bisa melupakannya? Aku masih ingat beberapa namja rekan ayahmu yang waktu itu mendekatimu” Ucap taeyeon
“Aku lebih menyukai sersan bodoh itu” ucap sunny
“Tapi dia sudah….”
“Bahkan aku bisa menyusulnya kapanpun” potong sunny
“Y…yyah! Jangan berkata bodoh” ucap taeyeon sedikit membentak
“Mengapa kau semarah itu” ucap sunny
“Yaish… kau mulai mabuk” ucap taeyeon
Sunny kembali mengambil botol wine kelimanya karena sudah habis namun tangan taeyeon kembali menahannya
“Berhentilah” ucap taeyeon
“Aku masih ingin minum!” Ucap sunny melepaskan tangan taeyeon namun genggaman namja itu terlalu kuat
“Yah, berhentilah berpikir bodoh, kau harus bisa menghadapi semuanya.. kau tak sendiri” ucap taeyeon
Sunny terdiam menatap namja dihadapannya itu, hingga tak terasa degup jantungnya kembali berdetak tak beraturan
Tangan sunny perlahan terangkat lalu menyingkirkan poni pendek taeyeon sehingga wajah namja itu terlihat jelas dihadapannya
“Mengapa kau… sangat mirip… dengan…” ucap sunny
Namun ia terkejut saat tiba tiba wakah taeyeon mendekat dan mencium bibirnya
Awalnya sunny terkejut, namun entah mengapa ia tak berniat melepaskannya.
Tangan sunny terangkat menekan kepala taeyeon hingga ciuman keduanya semakin memanas
Taeyeon membaringkan tubuh sunny diatas soffa tak berniat melepaskan bibirnya
“Emmmmmhhhh….” erang sunny meremas erat punggung taeyeon saat namja itu mulai menghisap leher jenjangnya
Punggungnya terangkat saat tangan taeyeon menyelusup kedalamnya untuk membukakan resleting dress yang dikenakan sunny hingga berhasil dibukanya
Bibir keduanya kembali berpagutan dan kini tangan sunny mulai membuka satu persatu kancing kemeja taeyeon namun saat kancing terakhir tangan taeyeon menahannya
“Aaahhh…..” erang sunny kembali saat taeyeon mulai menciuminya dari leher hingga turun kebawah membuat sunny kembali meremas kepala taeyeon
Setelah cukup puas, wajah taeyeon kembali keatas mencium leher sunny hingga pipinya
“I love you” bisik taeyeon pada telinga sunny kemudian iapun mengangkat wajahnya dan melihat sunny yang sedang terdiam menatapnya
Tangan sunny terangkat membelai wajah taeyeon sebelum akhirnya terjatuh dan kedua matanya tertutup erat karena keadaannya yang mabuk berat
(udah ya segitu aja wkwk)
“Hufhhtt…. untung kau mabuk” ucap taeyeon berdiri kembali memasang kancing kemejanya
“Aigoo.. kau membuatku hilang akal” ucap taeyeon menatap tubuh sunny, iapun kembali memasangkan dress pada tubuh yeoja itu dan mengangkatnya meninggalkan tempat itu
Sampai keesokan harinya
Sunny terbangun dan mendapati dirinya sudah terbaring didalam kamar
*toktoktok*
“Sunny-shi… saya membawakan sarapan untul anda” ucap seorang pelayan rumahnya
“Masuklah” ucap sunny menekan remote kunci pintu kamarnya
Pelayan itupun masuk membawakan meja dorong berisi beberapa makanan
“Apa yang terjadi tadi malam? Aku pulang jam berapa?”
“Anda pulang pulul 12 malam dengan keadaan mabuk berat sunny-shi, pengawal taehyuk yang mengantarkan anda kemari”
“Taehyuk?” Gumam sunny, cukup lama berpikir akhirnya ia teringat kemarin seharian penuh namja itu menemaninya kemanapun sampai ke bar
Sunny langsung terbangun dan duduk didepan sebuah cermin tang cukup besar, ia menyibakkan rambutnya dan melihat sebuah tanda merah kecil pada leher nya
Tangannya pun beralih maraba bibirnya, ia masih teringat jelas bagaimana rasa bibir namja itu
Namun entah kenapa sunny merasa tidak marah sedikitpun. Apalagi setelah mengingat kalimat yang diucapkan namja itu sebelum ia tak sadarkan diri.
“Apa dia masih disini?”
“Anniyo sunny-shi, tadi malam taehyuk-shi langsung pergi setelah mengantar anda”
Wajah sunny kini terlihat kecewa mendengar itu
“Tapi taehyuk-shi meninggalkan pesan untuk anda” ucap pelayan itu mengambil sebuah kertas dari dalam saku dan diberikannya pada sunny
“Hari ini keluargamu akan mengadakan upacara pemakaman sooyoung, jangan pergi dan istirahatlah jika kau masih lelah, tapi jika kau ingin pergi segera hubungi aku agar aku bisa menemanimu, ah ya, aku telah meminta perawatmu untuk menemanimu selama makan, dia tidak akan pergi dari kamar sampai kau menghabiskan makananmu”
Sunny sedikit menyunggingkan senyumnya membaca surat itu, iapun mengangkat wajahnya dan melihat pelayan itu berdiri dihadapannya
Namu ia harus tetap pergi, meskipun didalam hatinya masih berharap jika adiknya itu masih hidup.
………………..
“yoong…” panggil tiffany begitu memasuki ruangan dan melihat yoona sedang duduk diatas kursi roda menatap keluar jendela, yoona pun beraliha menatapnya
“eonnie, kau baru pulang?” ucap yoona memeluk tiffany
“nne, begitu yuri jemput aku langsung memintanya kemari, bagaimana keadaanmu?”
“semakin membaik” ucap yoona tersenyum, beruntung tiffany datang setelah dirinya berhenti menangis, karena yoona tahu hari ini hari upacara kematian sooyoung. beruntung tiffany tak meyadarinya, kecuali satu orang yang sedari tadi berdiri menatapnya, yuri. ia tahu yang tengah yoona rasakan
“syukurlah….” ucap tiffany melepaskan pelukannya “huh?” gumamnya saat melihat jessica tengah tertidur di ranjang pasien samping ranjang yoona
“sica sudah dipindahkan agar satu ruangan denganku, sekarang dia baru saja tertidur setelah diberi obat”
“aigoo… kalian sweet sekali” ucap tiffany menampakkan senyum bulan sabitnya “ah ya, eonnie membawakan makanan kesukaanmu” lanjutnya sambil mengangkat bungkusan yang sedari tadi dibawanya
“jajangmyeon ahjumma!” teriak yoona begitu melihatnya “ah bogoshippo…” lanjutnya
“nne… ahjumma menitipkan pesan untukmu agar lekas sembuh, kajja eonnie suapi” ucap tiffany “yul, kemarilah kau pasti belum makan juga”
“arasso…” ucap yuri namun saat baru beberapa langkah pintu ruangan kembali diketuk sehingga yuri harus berbalik dan membukakan pintu
“oh? hyuni-ah” ucap yuri melihat seohyun yang datang dengan pakaian kantor yang masih melekat pada tubuh yeoja itu
Tiffany pun ikut menoleh begitu mendengar nama yeoja itu disebut
“ah eonnie, aku kemari ingin menjenguk adikmu” ucap seohyun
“kajja masuklah” ucap yuri
“nugu?” ucap yoona saat melihat yeoja itu masuk dan berdiri dihadapannya
“anyeonghaseyo seo juhyun imnida” ucap seohyun membungkukan badannya “saya sekretaris yuri-shi di kantornya”
“yaish… bicara santai saja pada adikku” ucap yuri sedikit mengacak rambut seohyun
“ahaha nne eonnie”
“yeoppoda… eyy hitam, kau bisa saja memilihya” ucap yoona
“yah!” rutuk yuri membuat yoona dan seohyun tertawa
“eonnie, berapa umurmu? kau terlihat lebih muda dari yul” ucap yoona
“bahkan dia lebih muda beberapa bulan darimu” ucap yuri
“nne..” ucap seohyun
“y..yyoong, makanlah lagi” ucap tiffany yang sedari tadi terdiam
“ah ya aku lupa, dia tiffany” ucap yuri
“oh nne, anyeonghaseyeo eonnie” ucap seohyun kembali membungkukkan badannya pada tiffany, tiffany hanya membalasnya dengan tersenyum singkat
“kau sudah makan? kami membawa banyak jajangmyeon, kau mau?” ucap yuri
“oh anniyeo eonnie, aku juga kemari membawakan beberapa buah dan makanan untuk yoona eonnie” ucap seohyun memperlihatkan parsel yang dibawanya, iapun memberikannya pada yuri
“aigoo… gomawo, kau tak perlu repot repot membawakan apapun, cukup datang kesini jika kau mau” ucap yuri menerima parsel itu
“yah mengapa berisik sekali” ucap jessica yag baru saja terbangun
“oh kau sudah bangun chagiya, kemarilah.. ada banyak makanan” ucap yoona
“yah! tiffany! apa yang kau lakukan pada kekasihku!” ucap jessica mempoutkan bibirnya saat melihat tiffany menyuapi yoona, iapun segera mengambil jajangmyeon itu
“hahaha aigoo… apa kau cemburu eoh?!” ucap tiffany memukul lengan jessica, kemudian keduanya pun berpelukkan
“kau baru pulang bekerja baby?” ucap jessica
“nne, kau juga makanlah jessie.. ahjumma memberikan beberapa porsi jajangmyeon..”
“hah.. aku sedang tak nafsu” ucap jessica mengusap usap perutnya “omo! i like it!” ucapnya kembali saat matanya tertuju pada buah buahan yang menumpuk
“oh?!” gumam seohyun membuat jessica beralih menatapnya
“nugu?”
“dia seohyun, sekretarisku di kantor” ucap yuri
seohyun pun membungkukan badannya pada jessica
“oh…” gumam jessica kembali mengambil buah buahan itu dan memakannya
“gwaenchanna, dia kekasih adikku, kajja duduklah” ucap yuri
“oh.. haha mianhae” ucap seohyun, kini kedua yeoja itu duduk diatas soffa
“ah ya hyuni-ah bagaimana keadaa kantor? mianhae… aku jadi melimpahkannya padamu untuk saat ini”
“semuanya berjalan degan baik eonnie, amber-shi juga membantuku.. eonnie tidak perlu khawatir, aku megerti keadaanmu, aku sudah membaca beritanya, ini pasti berat untukmu” ucap seohyun “tapi aku percaya bukan yoona eonnie pelakunya” ucapnya kembali menggenggam tangan yuri memberinya semangat
“gomawo hyuni-ah” ucap yuri tersenyum menatap yeoja dihadapannya itu
Berbeda dengan seseorang yang sedari tadi menatap kedua yeoja itu denga wajah sendunya
“ah aku makan terlalu banyak, aku ingin ke kamar mandi dulu” ucap yoona segera berlalu setelah perutnya merasa tak enak
“kau cemburu?” ucap jessica pada tiffany
“huh? an.. anniyo…” ucap tiffany gugup segera mengalihkan pandangannya
“sudah terlihat jelas baboya…” ucap jessica menjitak pelan kepala tiffany
“hufffht… gwaenchanna, yuri memang selalu ramah pada semua orang” ucap tiffany
“tapi hatimu berkata kau sedang tidak baik baik saja” ucap jessica merapikan poni poni tiffany
“hemm… arasseo, kau menang” ucap tiffany
“katakan saja padanya, bukankah setiap hubungan harus saling terbuka?”
“nne.. tapi… aku tak ingin membebani yuri hanya karena ini”
“yah!” teriak jessica membuat yuri dan seohyun menatapnya terutama tiffany yang terkejut karenanya
“kau dan kekasihmu sama sama menjengkelkan! menyebalkan sekali yaish…” ucap jessica menggembungkan pipinya merasa kesal pada sahabatnya itu
…………..
Taeyeon berjalan cepat memasuki rumah duka tempat diadakannya upacara kematian sooyoung, setelah melewati beberapa kerumunan orang akhirnya ia sampai didepan seseorang yang berdiri memunggunginya, sunny
Namun ia terkejut saat tubuh sunny terhuyung hampir jatuh, beruntung dengan sigap ia menangkap dan menahan tubuhnya, sunny mengalami pingsan setelah cukup lama menangisi kematian adiknya itu
Semua yang berada di ruangan terkejut terutama keluarga sunny
“Bawa saja sunny ke rumah” ucap tuan choi, taeyeon pun mengangguk dan segera mengangkat tubuh sunny meninggalkan rumah duka itu
Setelah beberapa jam, akhirnya sunny kembali sadar dan membuka matanya. Ia terkejut saat melihat taehyuk duduk menatapnya
“K…kkau?! Mengapa ada disini?!”
“Tadi kau pingsan, untung aku datang tepat waktu, mengapa kau tak memberitahuku dulu jika kau akan pergi kesana? Kau juga hanya makan sedikit”
“B…bbukan urusanmu, pergilah!”
“Hemm….” gumam taeyeon segera berdiri
“Odiga?” Tanya sunny
“Bukankah kau memintaku pergi?” Ucap taeyeon, namun sunny hanya diam saja. Taeyeonpun kembali melangkahkan kakinya
“Hajima…” ucap sunny membuat langkah taeyeon terhenti, namun ia kembali melangkah
“Yah!” Teriak sunny
“aku hanya ingin ke dapur membawakan makan untukmu” ucap taeyeon membuat wajah sunny memerah karena malu
Setelah cukup lama, sunny merasa tak tenang karena namja itu tak kunjung kembali.
Akhirnya ia terbangun keluar dari kamarnya
Saat menuruni tangga sunny mendengar suara didapur, iapun segera menghampirinya
“Kau sedang apa?” Tanya sunny saat melihat taeyeon hanya mengenakan kemejanya dibaluti celemek tengah mencuci beras
“Memangnya kau pikir aku sedang apa?” Ucap taeyeon memasukan beras itu kedalam panci kecil
“Cih, aku hanya bertanya” ucap sunny mempoutkan bibirnya merasa kesal sementara taeyeon tersenyum menatapnya
“Di rumahku banyak pelayan, kau hanya tinggal menyuruh mereka” ucap sunny kembali
“Tapi mereka tak bisa memasakkan makanan kesukaanmu kan?” Ucap taeyeon menopang wajahnya dihadapan sunny
*degdegdeg*
Degup jantung sunny kembali terdengar kencang karena ulah namja itu dan kembali membuatnya gugup
“Y…yyah! Mem..memang kau tahu apa huh?”
“Kau pernah dengar? Jika kita menyukai seseorang, maka kita akan selalu tahu apa yang dia sukai” ucap taeyeon kembali memasak
“jangan sok tahu!” ucap sunny meninggalkannya dan kembali memasuki kamar, ia tak ingin namja itu mengetahui wajahnya yang sudah memerah itu.
…………………
“Sudah ada jessica sekarang, aku rasa aku tak perlu lagi menginap” ucap yuri
“Nne… kkah pulanglah eonnie”
“Yah! Aku curiga padamu” ucap yuri memicingkan matanya
“Wae…? Yah, aku tak akan berbuat macam macam” ucap yoona
“Awas saja, yah sica-yaa… tendang saja dia kalau berbuat macam macam” ucap yuri
“Arass..”
“Aku juga meragukan jessica” potong tiffany membuat jessica merasa terciduk
“Mwo? Yah kalian!” Ucap yuri menunjuk kedua yeoja itu
“Aniyo… kami tak akan melakukan apa apa, kkah pulanglah kkah….” ucap jessica mendorong kedua yeoja itu keluar dari ruangan
“Haish….” gumam yuri “aku pulang dulu, kau lekaslah sembuh sica-yaa…” ucap yuri mengacak rambut jessica kemudian memelukanya
“Nne eonnie” ucap jessica dengan aegyeo nya
“Yan geumanhae! kau ingin ku bunuh, huh?!” ucap tiffany yang sangat membenci aegyeo itu, namun kemudian iapun memeluk sahabatnya
Jessica kembali memasuki ruangan dan melihat yoona masih duduk menghadap jendela yang terbuka
“Sudah gelap, tak ada yang bisa dilihat” ucap jessica menutup jendela itu namun ia heran daat melihat yoona diam tak menyahutnya, pandangannya terlihat kosong
“Wae?” Tanya jessica duduk dihadapan yoona
“Huh? Anniyeo” ucap yoona begitu sadar
“Ada yang menganggu pikiranmu”
“Kau bisa membaca pikiranku?” Tanya yoona
“Aku tak yakin tentang itu” ucap jessica
“Tak perlu dipikirkan” ucap yoona menarik kedua tangan jessica, ia mulai tersenyum menatap kekasihnya itu
“Jangan sedih lagi arra?!” Ucap jessica dengan kedua tangannya membingkai wajah yoona. Sementara yoona hanya mengangguk
wajah jessica pun mendekat dan menutup kedua matanya, yoona pun membalasnya dengan menempelkan bibirnya pada bibir jessica
“aku mencintaimu” ucap jessica namun yoona terkejut membuka kedua matanya karena yang didengarnya justru suara sooyoung diiringi suara tembakan
……………….
Yuri dan tiffany tengah berjalan menyusuri taman sebelum keduanya pulang
“Yul, akhir akhir ini kau terlihat pendiam dan sering melamun, apa yang mengganggu pikiranmu?”
“Huh? Em…. anniyeo” ucap yuri namun langkahnya terhenti saat tangan tiffany menahannya
“Gwaenchanna… katakan saja” ucap tiffany mendudukkan yuri diatas kursi taman
“Aku memikirkan sidang yang akan dihadapi yoona nanti” ucap yuri
“Kita pasti bisa melewatinya yul” ucap tiffany mengusap lengan yuri untuk menenangkan kekasihnya itu
“Tapi rasanya aku ingin marah pada diriku sendiri”
“Wae?”
“Akhir akhir ini aku terlalu sibuk bekerja sampai aku kadang tak terlalu memperhatikan yoona, sampai saat aku dimintai keterangan oleh polisi tentang yoona saja aku tak tahu” ucap yuri terlihat sedih
“Dan itu akan melemahkan bukti jika yoona tak bersalah” lanjutnya menundukkan wajahnya
“Aku yakin semua akan baik baik saja yul…” ucap tiffany memeluk kekasihnya
Setelah yuri kembali merasa tenang, keduanya kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai di rumah
“huh, hanya kita berdua ya disini” ucap yuri menyalakan lampu rumah
“ah benar” ucap tiffany
“ini kesempatan yang bagus untukmu” ucap jessica tiba tiba muncul ditelinga tiffany
ia teringat percakapannya saat di rumah sakit beberapa jam yang lalu
Flashback
“yah apa kau masih belum melakukannya?” tanya jessica
“yaish mengapa membahasnya disini” ucap tiffany mencubit lengan sahabatnya itu
“aku kira waktu itu yuri melakukanya setelah ada kabar bagus”
“nne?” ucap tiffany belum mengerti
“dia akan segera menikahimu”
“mwo?” ucap tiffany terkejut sekaligus bingung
“ah iya kau belum tahu ya, mungkin seharusnya ini kejutan untukmu, tapi aku malah memberitahumu hahaha mian”
“yaish… menyebalkan sekali, jangan membuatku berharap”
“aigoo… sepertinya ada yang sudah tak sabar hahaha… yah, malam ini aku rasa hanya ada kalian di rumah”
“maksudmu?” tanya tiffany
“oh my god…. ternyata kau juga lama sekali berpikir, aku dan yoona disini, aku pikir taehyuk tak akan pulang, itu artinya hanya kalian berdua disana, ppali… jangan hilangkan kesempatan itu”
“mwo? maksudmu…..”
“right!” ucap jessica
Tiffany ingin memarahi jessica setelah mengetahui maksud yeoja itu, namun saat itu yuri memasuki ruangan setelah mengantar seohyun keluar rumah sakit.
Flashback End
“ige mwoya…!! jessica babo!!” rutuk tiffany memukul pukul kepalanya sendiri
“waeyo fany-ah, apa kau pusing?” tanya yuri yang melihat tingkah tiffany
“ah anniyo… k..kkau mau mandi yul? biar aku siapkan air hangat nya”
“gwaechanna biar aku saja” ucap yuri
“andwae, biar aku saja” ucap tiffany berjalan mendahului yuri memasuki kamar mandi
“huh? aneh sekali” gumam yuri, iapun menaruh tas, melepaskan jas kantor dan dasinya sebelum akhirnya memasuki kamar mandi,
Yuri melihat tiffany sudah mengisi bathtube
“sudah pas suhunya” ucap tiffany segera berdiri setelah selesai mengatur suhu air
Namun ia terdiam saat melihat yuri berdiri membelakanginya sedang menghadap cermin melepaskan satu persatu kancing kemejanya yang terlihat dari pantulan cermin
“lihatlah, dia terlihat seksi bukan?” ucap jessica dalam telinganya
Tiffany hanya menelan salivanya ketika melihat yuri mengangkat kedua tanganya untuk mengikat rambut dengan kemejanya yang sudah terbuka
“andwae, keadan sekarag sedang tidak baik” gumam tiffany menggigit bibirnya
“justru karena keadaan yang sedang terjadi ini, yuri sangat membutuhkan refleksi dan hanya kamu yang bisa melakukannya, kau mau yuri melakukannya dengan seohyun huh?” ucap jessica kembali
“mwo? andwae!!” ucap tiffany sedikit berteriak hingga yuri mendengarnya
“huh? kenapa fany-ah?” tanya yuri memandangnya khawatir dari pantulan kaca
“yy..yyul, kajja mandi bersama” ucap tiffany tiba tiba membuat yuri terkejut
“m..mwo? ar..arraso” ucap yuri terlihat gugup dan bingung
“mengapa aku segugup ini? bukankah dulu kami sudah terbiasa mandi bersama setiap pergi ke sauna, apa karena kini dia sudah jadi kekasihku? ah ottokhae…?” gumam yuri dengan keringat dingin yang mulai membasahi keningnya saat melihat tiffany mulai membukakan resleting
“yul bisakah tolong aku” ucap tiffany saat tanganya tak bisa meraih resleting pakaiannya itu
“oh.. ..nne” ucap yuri mulai medekat, tangannya terangkat mulai meraih resleting pada punggung tiffany
………….
………….
………….
………….
Setelah melewati 1 bulan pemulihan, Akhirnya yoona sudah harus menghadiri sidang di pengadilan meskipun masih dibantu kursi roda karena belum sembuh total. Ia didampingi hyoyeon sebagai pengacaranya
Begitu sampai, yoona melihat didalam gedung itu sudah ramai oleh para wartawan, para pemilik perusahaan rekan tuan choi dan keluarga besar tuan choi sendiri, mereka sedikit gaduh melihat kedatangan yoona, tak sedikit yang menatapnya tajam penuh amarah karena ia dituduh sebagai pelaku penembakan sooyoung
“Gwaenchanna…” ucap yuri mengusap pundak adiknya itu, ia tahu yoona pasti akan merasa gusar karena ini baru pertama baginya dan kondisi mentalnya masih lemah
Sidang pengadilan berjalan cukup tegang karena dari kedua belah pihak tetap saling bersikukuh membela
Sayangnya tuan choi yang memiliki kekuasaan penuh selalu berhasil menyudutkan yoona. Kurangnya bukti yang kuat membuat posisi yoona terancam
“Baiklah kini giliran anda yang harus menjelaskan yoona-shi, apakah benar bukan anda yang menembak sooyoung-shi? apakah anda yang membawa sooyoung-shi terjun ke laut? padahal anda sudah tahu sooyoung-shi memiliki trauma berat”
Yoona menundukkan kepalanya saat mengingat kembali kejadian itu, tangannya sedikit bergetar
“Yah! Katakan saja! Dimana kau menyembunyikan senjata setelah menembak anakku?! Huh?! kau juga membawanya kedalam laut! kau sudah membunuhnya!! apa ini balasanmu pada anakku yang selalu membantumu huh?!” Teriak tuan choi dengan penuh emosi
“nne… ak..akku mem..bb..bunuhnya” ucap yoona menggigit bibirnya yang terus bergetar
Orang orang kembali terkejut terutama yuri, jessica, tiffany, taeyeon dan orang orang yag berada di pihaknya. Suasana di ruangan itupun kembali gaduh
To Be Continued