We Are Different part 5

Writer : Human Paper | Length : Chaptered | Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Kwon Yoona, Jessica Jung, Kim Taeyeon and other member |  Gender : YURI girlsXgirl

…………………………………………….

“yuri-shi, mohon maaf untuk saat ini anda harus ditahan selama belum adanya beberapa bukti yang kuat jika anda bukan pelaku atas kejadian ini dan kami masih perlu melakukan beberapa investigasi terhadap kejadian yang menimpa tuan kim, mari ikut kami ke kantor polisi” ucap salah satu anggota kepolisian pusat

“Nne” ucap yuri, kedua tangannya mulai diborgol

“Chankkaman!” ucap tiffany menghentikan langkah para polisi yang hendak membawa yuri ke kantor polisi

Yuri pun menoleh ke arahnya

“Izinkan aku membersihkan dan mengobati lukanya” lanjut tiffany

Kedua polisi itu melihat ke arah yuri yang hampir sebagian wajahnya masih mengeluarkan darah akibat menerima beberapa pukulan dan tendangan dari taeyeon

“Gwaenchanna, aku akan membersihkannya di kantor polisi nanti” ucap yuri tersenyum menatap tiffany

“Andwae” ucap tiffany tertahan dengan memegang pergelangan tangan yuri

“Ahjushi, bolehkah aku membawanya ke ruang rawat disini untuk mengobatinya?” lanjutnya menoleh pada 2 namja dihadapannya itu

“Baiklah, tapi jangan terlalu lama”

“Nne” ucap tiffany segera memeluk lengan yuri dan membawanya masuk ke sebuah ruang rawat yang kosong ,yuri pun didudukannya diatas tempat tidur

Ia hanya terdiam menatap tiffany yang berjalan memasuki kamar mandi dan kembali keluar membawa wadah berisi air, tiffany pun menarik sebuah kursi yang tak jauh darinya dan duduk dihadapan yuri, ia mulai membuka kantong plastik berisi kapas dan obat luka yang sudah ia bawakan

Yuri terus menatap tiffany yang begitu serius membersihkan darah pada sekitar luka yang berada di wajahnya, keduanya hanya terdiam tak ada percakapan

“Bagaimana taeyeon?” ucap yuri setelah keduanya cukup lama terdiam

“…………………..” tiffany hanya diam tak menjawab, ia masih membersihkan wajah yuri membuat yuri kembali terdiam, ia tahu tiffany sangat marah entah padanya atau pada taeyeon. Saat ia dipukuli taeyeon, tiffany yang melerai keduanya ,namun saat itu tiffany membawa taeyeon pergi menjauhinya

Hati yuri merasa sakit melihatnya terutama saat itu juga yoona menatapnya penuh kemarahan dan ikut pergi meninggalkannya, namun akhirnya tiffany kembali dan kini berada dihadapannya

Setelah selesai mengobati lukanya, tiffany terdiam menundukkan kepala dengan posisi masih duduk menghadap yuri. Yuri ikut menunduk dan melihat kedua tangan tiffany mengepal erat ,tangan yuri yang masih terborgol mencoba memegang kedua tangan tiffany, namun ia terkejut saat tiffany menepisnya

Tiffany mengangkat wajahnya dan mengusap air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya itu

“Fany-ah” panggil yuri

Perlahan isakan tiffany makin terdengar, tangannya mulai memukul mukul dada yuri

“Fany-ah” panggil yuri kembali

Perasaannya kembali sakit saat ketakutannya menjadi kenyataan yaitu  melihat sahabat yang sangat dicintainya menangis karenanya

Yuri mengangkat kedua tangannya yang terborgol, ia memasukan lingkaran tangannya pada kepala tiffany dan kemudian memeluk yeoja dihadapannya itu

Tubuh tiffany bergetar, ia menangis dengan menenggelamkan wajahnya pada pundak yuri, perlahan kedua tangannya terangkat membalas pelukan yuri

“Mianhae.. Jeongmal mianhae..” ucap yuri

“Buktikan pada mereka jika kau bukanlah pelakunya yul” ucap tiffany dalam tangisnya

Yuri semakin mengeratkan pelukannya mendengar ucapan tiffany, satu sisi ia merasa bersyukur tiffany ternyata mempercayainya, namun sisi lain ia tahu akan ada banyak masalah besar yang akan ia hadapi. Yuri sebenarnya ingin meledakkan tangisnya mengingat kembali masalah yang ia hadapi terutama tentang kenyataan yang sudah ia ketahui tentang tuan kim yang ternyata adalah ayah kandungnya. Namun tidak ada tempat untuknya bersandar, ia tak pernah ingin menangis dihadapan tiffany karena ia tahu itu akan semakin melukainya

*tok tok tok*

“Yuri-shi, tim investigator sudah menunggu anda di kantor” ucap salah satu polisi yang masuk ke ruangan itu

Yuri kembali mengangkat kedua tangannya melepaskan pelukannya, beruntung meskipun kedua tangannya terborgol ia masih bisa membingkai wajah tiffany dan menghapus air matanya

“Yaish… Kau terlihat buruk saat menangis, uljimma..” ucap yuri tersenyum kembali mengusap air mata yang terus mengalir pada pipi tiffany

“Kau yang membuatku menangis bodoh” ucap tiffany, iapun tersenyum kecil menatap yuri

“Aku titip yoong, sampaikan kata maafku padanya” ucap yuri, ia mulai berdiri dan berjalan meninggalkan tiffany yang kembali menangis di dalam ruangan itu

………

“Yoong… Chankkaman…” teriak jessica yang terus berlari mengikuti langkah yoona yang sangat cepat

Namun yoona terus berjalan tanpa menghiraukannya

“Akh…!” rintih yoona menghentikan langkahnya saat tiba tiba merasakan sakit di bagian jantungnya

“Yoong wae? Kau baik baik saja?” tanya jessica yang sudah dapat menyulunya

Jessica semakin terlihat khawatir saat melihat raut wajah yoona yang semakin terlihat sedang menahan sakit

“Kau harus minum obatmu, kajja” ucap jessica memeluk lengan yoona dan memapahnya hingga mereka masuk kedalam taksi

Tak berapa lama keduanya sampai di apartemen jessica, ia langsung membaringka  yoona diatas tempat tidur miliknya

“Tunggu sebentar aku akan membawakan air minum dan obat untukmu” ucap jessica, ia berjalan keluar sementara yoona hanya terdiam menatap yeoja itu dengan masih menahan sakit

Jessica kembali memasuki kamarnya membawakan segelas air mineral dan sebuah kantong berisi obat obatan. Ia duduk disamping yoona dan membantunya mengangkat tubuh yoona hingga menyandar pada punggung kasur

“Minumlah” ucap jessica perlahan menempelkan gelas itu pada mulut yoona, yoona pun menerimanya

“Sekarang kau minum obat” lanjutnya, jessica membuka kantong berisi onat obatan itu dan membaca aturannya satu persatu “ah.. Yang ini diminum sebelum makan”

Jessica mengeluarkan obat itu dan menyuapkannya pada yoona, namun tangan yoona segera menahannya

“Ini obat apa?” tanya yoona

“Ini obatmu, yuri yang memberikannya padaku, kau harus meminumnya secara rutin” jawab jessica

“Aku tak butuh itu” ucap yoona

“Yah ,kau harus menghargai unnie mu!”

“Aku tak memiliki unnie”

“Dasar bodoh, kau pikir kau hidup sampai sekarang karena siapa huh? Hargai unniemu! Dia itu sangat menyayangimu! Seharusnya saat keadaan seperti ini kau ada disampingnga untuk menguatkannya! Bukan malah meninggalkannya!” ucap jessica merasa kesal

Yoona kembali terdiam menundukkan wajahnya membuat jessica merasa bersalah karena membentaknya

“Mm…mmianhae” ucap jessica

Yoona mengambil tangan jessica membuka telapak tangannya ,ia mengambil obat itu dan meminumnya

“Ada lagi?” tanya yoona melirik pada kantong obat yang masih dipegang jessica

“Eh? An.. Anniyo, hanya 2 butir itu yang diminum sebelum makan, sekarang tidurlah dulu.. Satu jam lagi akan aku bangunkan” ucap jessica membaringkan tubuh yoona dan menyelimutinya “aku akan membuatkan bubur untukmu” lanjutnya hendak berdiri namun tangan yoona menahannya membuat jessica kembali menoleh

“Gomawo..” ucap yoona , keduanya terdiam saling tatap

“aku tidak tahu sampai kapan aku bisa menjaganya, aku tak bisa selalu melindunginya untuk itu tolong jaga adikku”

“why me…?” ucap jessica 

“entahlah, nuraniku yang berkata begitu, hanya kau yang tahu tentang penyakit jantung adikku, aku tidak ingin tiffany tahu” ucap yuri

“hmm… itu karena kau sangat mirip dengan adikku, dia juga seumuran denganmu jadi aku merasa sedang merawat adikku” ucap jessica setelah mengingat percakapannya dengan yuri beberapa hari yang lalu, kemudian ia pun berjalan meninggalkan kamar

Setelah melihat jessica pergi, yoona menatap kosong ke langit langit kamar ,pikirannya kembali memikirkan yuri. Ia sedikit tersentuh mengingat ucapan jessica beberapa saat yang lalu, ia memang berpikir jika tidak ada yuri ia tak tahu hidupnya seperti apa dahulu. Dan seharusnya ia berada disamping yuri sekarang, satu sisi yoona yakin jika bukan yuri pelakunya ,namun sisi lai  ia mengingay unnienya itu bekerja dibawah perusahaan ayah tirinya yang ia tahu sangat berbahaya itu sehingga membuatnya meragukan keyakinannya terhadap yuri. Karena efek obat yang diminumnya, yoona merasakan ngantuk dan kedua matanya perlahan terpejam

…………………………………………..

Di Mansion Mr lee

“agashi, apa anda sudah mengetahui berita tentang yuri noona?” ucap salah satu pengawalnya yang baru saja memasuki ruang pribadi mr lee

“hmm… “ jawab mr lee yang masih terfokus memeriksa beberapa dokumen

“mian agashi, tadi pihak kepolisian menelepon dan meminta agashi untuk memenuhi panggilan ke kantor polisi” ucap pria itu

Mr lee terdiam mendengarnya, ia meletakkan kembali dokumen yang baru saja diperiksanya itu kedalam laci

“apa sudah ada pihak media yang mengetahui dan meliput?” tanya mr lee

“tidak ada agashi, tim kami sudah mengatasinya, hanya saja… saat hari kejadian terjadi keributan di rumah sakit antara yuri noona dengan salah seorang polisi, yuri noona menerima beberapa pukulan dari polisi itu, tapi kami belum dapat melihat orang itu dengan jelas karena dia membelakangi kamera cctv, kejadian itu membuat perhatian banyak para pengunjung rumah sakit”

*tok tok tok* seseorang baru saja mengetuk pintu ruangan dan pintu pun terbuka

“agashi, apa anda memanggilku?” tanya amber

“kemarilah” ucap mr lee “saat itu kau bersamanya, apa anak itu sengaja melakukannya?”

“aku yakin tidak agashi, saat itu aku memang mengawasinya saat yuri pergi mengunjungi pemakaman, namun kami tidak berada dalam satu mobil karena yuri membawa teman temannya dan yoona” ucap amber “namun saat akan kembali pulang, sebuah mobil dengan 3 orang namja didalamnya mengikuti mobil yuri “ lanjutnya

“kau berhasil menangkap mereka?”

“nne agashi, mereka membawa beberapa senapan, hanya satu orang yang masih bertahan hidup, dia masih ditahan di dalam gudang. tapi… saat itu aku tak melihat yuri didalam mobilnya, aku menelponnya dan dia memberitahuku akan mengunjungi rumahnya di gangnam dengan kereta, aku pikir diantara mereka juga mengikutinya”

“bawa aku padanya” ucap mr lee “dan kau, cari informasi tentang orang yang tertembak itu juga polisi yang menghajar yul”

“baik tuan” ucap amber dan anak buahnya itu, Mr lee pun berjalan mengikuti amber untuk menemui salah satu anak buah yang tertangkap itu

………………………………….

Di sebuah gedung salah satu tempat rahasia milik choi grup, tuan choi duduk dengan ditemani beberapa anak buahnya yang berdiri di sampingnya dan beberapa juga menjaga gedung itu.

tak berapa lama 2 orang namja bertubuh kekar datang mebawa seorang namja dengan beberapa luka di wajahnya

*brukk!!* 2 pengawal mendorong namja itu dengan keras ke hadapan tuan choi

“akh!!” teriak namja itu kesakitan “t.. ttuan.. ampuni aku” lanjutnya segera bangun dan berlutut di hadapan tuan choi

“hanya menghadapi seorang wanita saja kau gagal” ucap tuan choi melempar puntung rokok yang dihisapnya pada wajah namja itu

“b..bbukan begitu tuan, aku sudah membidiknya tepat pada kepalanya, tapi anak buahku tiba tiba mendorongku hingga membuat tembakanku melesat”

Tuan choi menoleh pada 2 pengawal yang membawa namja itu

“kami hanya menemukannya sendiri tuan” ucap salah satu pengawal itu

“an..anniyo, kami berangkat berdua dari pemakaman”

“dan kemana anak buahmu itu? berikan identitasnya” ucap tuan choi

namja itu terdiam “m..mianhae tuan, anak buahmu sangat banyak aku tidak dapat mengenalnya karena kami sama sama memakai penutup wajah”

Tuan choi berdiri memasukkan tangan kanannya kedalam jasnya, ia mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya tepat pada kepala namja itu

“tt..ttunggu ttuan, dia terkena tembakan, aku melihatnya dengan jelas, jika dia masih hidup mungkin bisa segera menem..”

*dorrr!!!!*  *brukk*

tubuh namja itu terkulai tak bernyawa dengan kepala yang mulai mengeluarkan banyak darah setelah tertembus peluru

“bersihkan, dan temukan orang yang baru saja diucapkannya itu”

“baik tuan” ucap para anak buahnya itu

Tuan choi baru saja beberapa langkah hendak meninggalkan gedung itu, seorang anak buah lainnya datang dengan tergesa gesa

“tuan, kami sudah menemukan data dari kedua anak kwon hyerin” ucap orang itu memberikan berapa lembar kertas berisi foto dan data diri

Tuan choi menerimanya dan membuka lembaran kertas itu, namun wajahnya begitu terkejut

“kwon yuri? dari bourbound company?! apa ini?!!” ucap tuan kwon meninggikan suaranya

“nne, yuri merupakan anak angkat dari mr lee namun hanya yuri yang tinggal bersama mr lee, aku pikir mungkin hanya yuri yang diangkat menjadi putri mr lee sedangkan kwon yoona adiknya aku masih belum dapat menemukannya karena sehun, xiumin dan jisoo yang saat itu bertugas membunuh mereka masih belum kembali sampai sekarang, kemungkinan besar mereka tertangkap oleh mr lee”

*sraaak!!!* tuan choi dengan keras melempar dokumen itu pada wajah anak buahnya yang bernama dong wook itu

“sial!!! kenapa ini bisa terjadi! arrrgghh…!! kita dalam masalah besar jika mereka tahu!” teriak tuan choi membuat semua anak buah yang melihatnya terkejut

“jj.. jjadi bbagaimana tuan? apa yang harus kita lakukan?”

“kita bersiap siap saja, jika mereka sudah mengetahuinya,  apa boleh buat kita tak boleh gegabah karena mereka bukan lawan yang mudah” ucap tuan choi “tapi aku aku ingin kalian lenyapkan kim jun pyo serta keluarganya sebelum mereka tahu pelakunya”

“Tapi tuan, bukankah putri dari dokter kim seorang sersan?”

“Tenang saja, aku bisa mengatasinya” ucap tuan choi tersenyum smirk memandang sebuah foto

………………………………………

Apartemen jessica

Jessica kembali duduk disamping yoona yang tengah tertidur dari 1 jam yang lalu, ia meletakkan mangkok berisi bubur yang baru saja dibuatnya itu

Ia tak langsung membangunkan yoona, jessica terdiam memandang wajah tidur yoona

“Wajahmu terlihat tenang jika sedang tertidur, tapi setelah terbangun mengapa kau begitu menyebalkan” ucap jessica dalam hati, tanpa ia sadara kedua tangannya terangkat dan membingkai wajah yoona hingga perlahan yoona membuka kedua matanya

“Omo! Apa yang sudah aku lakukan?!” ucap jessica dalam hati dan segera melepaskan kedua tangannya begitu sadar

“K..kkau cepat sekali terbangun” ucap jessica

“Tanganmu sangat dingin” ucap yoona, ia terbangun dan duduk menyandar pada punggung kasur
“Eh? Kk..kau tahu ya, hehe mian” ucap jessica bertambah gugup iapun langsung mengambil mangkok berisi bubur itu “sekarang makanlah, aku sudah buatkan bubur untuk mu”

Yoona terdiam tak menerima bubur itu, ia hanya menatap jessica lekat

“Kenapa kau melakukan ini?” tanya yoona

“Eh? Maksudmu?”

“Kau diminta yul unnie untuk menjagaku?”

“Tentu saja, kau sedang sakit dan tak ada yang merawatmu, kau sendiri saja tak bisa merawat diri”

“Wae…”

“Wae?” ucap jessica bingung

“Apa kalian berpacaran?” ucap yoona mengangkat sebelah alisnya

“Anniyo…”

“Lalu?”

“Yuri tidak bisa selalu menjaga dan melindungimu, entahlah aku pikir dia sedang menyembunyikan sesuatu hal yg mungkin sangat berbahaya hingga ia ingin selalu melindungimu, tapi dia tak pernah ingin menceritakannya, apa mungkin kau sudah tahu?” ucap jessica, yoona kembali terdiam mencerna apa yang jessica katakan

“Anniyo” ucap yoona

“Lagipula dia tidak ingin tiffany tahu jadi dia menitipkanmu padaku karena tak memiliki teman lain, aigoo…” 

“Ah kau benar, fany unnie tidak boleh tahu hal ini” ucap yoona

“Jadi sekarang kau harus menurut padaku, kkah makan lah aku sudah susah payah membuatkanmu bubur” ucap jessica memberikan mangkuk bubur itu pada yoona

“Kenapa kau tak menolaknya? Bukankah kau membenciku?” tanya yoona

“Kau memang sangat sangat sangat menyebalkan, tapi aku tak membencimu”

“Wae? Apa kau menyukaiku?”

“What? Yah!” teriak jessica mengangkat tangannya

“Jangan pukul aku, aku sedang sakit” ucap yoona dengan tenang sebelum jessica melayangkan pukulannya

“Yaish…! Jadi kau punya tameng sekarang, eoh? Jika tak ingin ku pukul berhentilah bersikap menyebalkan” ucap jessica menurunkan tangannya kembali

“Arraso, ahjumma”

“Yah! Aku bukan ahjumma!”

“Arra… Nona jessica jung sooyeon”

“Eh? Mengapa kau tahu namaku?”

“Kau sendiri yang memberikan identitasmu saat di restoran, dasar bodoh”

“Ah iya, aku melupakannya” ucap jessica tertawa innocent

Yoona pun mulai melahap bubur yang dibuat oleh jessica hingga habis

“Aku harus pulang” ucap yoona setelah meletakkan mangkuk yang sudah kosong itu

“Baiklah..” ucap jessica segera berdiri

“Eh? Aku pikir kau akan menahanku dan meminta aku menginap disini” ucap yoona mempoutkan bibir

“Baboya, kau sudah memiliki rumah.. Lagipula aku hanya memiliki 1 tempat tidur”

“Gwaenchanna…” ucap yoona

“Andwae! Aku tak ingin tidur 1 kasur bersamamu” ucap jessica

“Huh? Aku tidak mengatakan hal itu, maksudku kau bisa tidur di soffa” ucap yoona innocent

“What?! Yaish! Sudah sana pulang! Lagipula sudah mulai larut malam” ucap jessica mendorong punggung yoona hingga keluar

“Kau tidak akan mengantarku?” tanya yoona

“Tidak, aku masih trauma keluar malam sendirian”

“Kau kan bisa menginap di rumahku”

“Mwo? Shirro! Dasar pervert!” ucap jessica langsung menutup pintunya

“Gomawo… Aku akan menghubungimu setelah sampai di rumah” ucap yoona menatap pintu dihadapannya yang sudah tertutup itu

Jessica yang masih berdiri dibalik pintu itu hanya tersenyum tak menjawab. Perlahan ia mendengar langkah yoona semakin menjauh dan menghilang.

……………………………

*tap tap tap tap* seseorang berjalan cepat di sebuah koridor rumah sakit yang sudah terlihat sepi, ia melihat jarum jam tangan yang dikenakannya itu menunjukkan pukul 11 malam. Setelah sampai didepan pintu ruangan yang dituju, iapun segera memasuki ruangan itu dan melihat taeyeon sedang duduk terdiam memandang sorang perempuan yang terbaring tak dengan jarum infus dan oksigen yang terpasang

“Taeng, bagaimana kabar nyonya kim?” 

“Eomma sangat syok dan jatuh pingsan hyo” ucap taeyeon saat melihat sahabat sekaligus pengacara ayahnya itu

“Appa dan eomma mu pasti akan segera baik baik saja” ucap hyoyeon mengusap pundak taeyeon

“Hmm… Hyo, bolehkah aku menjadi seorang pembunuh?”

“Dasar bodoh, kau bicara apa? Kajja kita keluar, kau butuh udara segar” ucap hyoyeon, taeyeon pun mengangguk dan keduanya berjalan meninggalkan ruang rawat nyonya kim

Tak berapa lama keduanya tiba disebuah club malam dan taeyeon memesan meja vip disana

“Yah bodoh, kau ini sudah menjadi seorang sersan, mengapa kau masih saja mengunjungi tempat seperti ini” ucap hyoyeon sedikit berteriak karena suasana disana begitu berisik dengan iringan musik DJ

“Kau juga seorang pengacara tapi mengapa mengikutiku dan ikut minum, lagipula aku sedang di skors” ucap taeyeon mulai menuangkan bir pada gelas miliknya dan hyoyeon

“Itu karena kau mengajakku kesini dan hanya ada minuman minuman seperti ini disini, eh? Wae..?”

*plak*

“Aku tak mengajakmu bodoh, kau yang mengikutiku, aku memukul seorang pembunuh” ucap taeyeon memukul kepala hyoyeon

“Hahaha aku ini mengkhawatirkanmu, aku tau jika pikiranmu terguncang kau akan kemari, aku tak ingin menjadi pengacaramu karena kejadian beberapa tahun lalu”

“Huh? Memang aku sudah berbuat apa?”

*plak!!* 

“Yaish… Bisa bisanya kau lupa, kau hampir membunuh seorang namja ditempat seperti ini karena mabuk berat setelah kau bertengkar dengan kekasihmu!” ucap hyoyeon kini membalas pukulan pada kepala taeyeon

“Ah… Ya aku ingat hehehe” ucap taeyeon tertawa innocent sambil terus meminum beberapa gelas bir sampai ia mulai mabuk berbeda dengan hyoyeon yang baru menghabiskan setengah gelas

“Taeng, aku ingin bertanya sesuatu padamu”

“Nne, katakan”

“Apa kau memiliki saudara?” tanya hyoyeon

“Yah! Baboya, kau sudah mengenalku sejak kita berumur 13 tahun, bahkan kau tinggal di rumahku selama 5 tahun, kau pikir kau melihat siapa lagi selain aku?”

“Ah… Begitu ya”

“Wae…?”

“Jangan beri tahu taeyeon tentang hal ini”

Tiba tiba hyoyeon teringat ucapan tuan kim

“Anniyo, mungkin aku mulai mabuk”

“Kajja kita kesana” ucap taeyeon menunjuk pada kerumunan orang yang sedang menikmati alunan musik

“Shirro, aku disini saja lagipula cahayanya membuat kedua mataku pusing”

“Yah! Lepaskan kacamata bulatmu itu, kau setia sekali terus memakainya hahaha” ucap taeyeon mulai berdiri

Namun tiba tiba sunny datang dan menghampiri mereka

“Taeyeon-ah! Gwaenchanna? Aku baru mengetahui kabar yang menimpa ayahmu” ucap sunny terlihat khawatir menatap taeyeon

Taeyeon terdiam memandangnya, dengan sisa kesadarannya ia kembali teringat dengan kejadian kemarin malam bersama yeoja dihadapannya itu

“Gwaenchanna…” ucap taeyeon, iapun kembali duduk “ada apa kau kemari sunny-ah?” lanjutnya

“Tentu saja aku sangat mengkhawatirkanmu” ucap sunny

Taeyeon tersenyum miris sambil sedikit menundukkan wajahnya

“Ini karena ayahmu” ucap taeyeon dalam hati

Flashback

“Hiks hiks” pagi pagi sekali sunny menangis didalam kelas membuat orang orang bingung melihatnya

*brak!!* suara pintu kelas terbuka dengan keras, taeyeon berlari menghampirinya

“Sunny-ah, apa yang terjadi?” tanya taeyeon dengan nada khawatirnya

“Appa jahat padaku”

“Wae…?” 

“Dia ingin aku meneruskan perusahaannya setelah lulus nanti”

“Gwaenchanna… Itu tidak akan sulit”

“Shirro, kau tahu aku sangat berbeda dengan appaku! Aku benci appa” teriak sunny dalam tangisnya

“Sst… Uljimma…” ucap taeyeon memeluk kekasihnya itu

Beberapa bulan setelah melewati ujian kelulusan

“Taeyeon-ah”

“Nne?” ucap taeyeon yang berbaring diatas rumput hijau dengan paha sunny yang menjadi bantal kepalanya

Keduanya sedang berada di taman sekolah seperti yang sering dilakukannya pada waktu istirahat karena keduanya berbeda kelas

“Apa aku harus pergi keluar negeri agar aku tak bekerja di perusahaan appaku?”

“Andwae…!! Kau akan meninggkalkanku?” ucap taeyeon yang langsung terbangun

Sunny hanya terdiam menatapnya

Hingga beberapa hari setelahnya sunny menemui taeyeon di lapangan basket

“Hey baby, baru saja aku akan menjemputmu ke kelas” ucap taeyeon

“Taeyeon-ah ada hal ingin aku bicarakan berdua denganmu” ucap sunny

Teman teman taeyeon yang berada disana pun segera meninggalkan lapangan begitu mendengar apa yang dikatakan sunny, pasangan taeyeon dengan sunny memang sangat disegani oleh para siswa di sekolahnya karena sunny merupakan seorang putri dari penyumbang terbesar di sekolah, sedangkan taeyeon selain putri seorang dokter terkenal juga sebagai siswa yang memiliki nilai tertinggi di sekolah setiap tahunnya

Sunny terlihat sedikit ragu, namun akhirnya ia memberikan sebuah amplop berwarna putih pada taeyeon

“Apa ini? Surat cinta?” tanya taeyeon menerima amplop itu dan membukanya

Namun setelah membacanya raut wajah taeyeon berubah dengan tangannya sedikit bergetar

“K…kkau… Akan menerimanya?”

Sunny hnya terdiam menundukkan kepalanya. Surat yang diterima taeyeon adalah surat pemberitahuan sebuah ubiversitas di USA yang menerima sunny sebagai mahasiswa baru disana

“Kau akan meninggalkanku?”

“Taeyeon-ah, aku tak bisa menuruti keinginan appaku, perusahaan itu bukan keinginanku” ucap sunny mulai menitikan air matanya

“Kita bisa lalu bersama, aku akan selalu berada disampingmu”

“Aku tidak bisa” ucap sunny menggeleng gelengkan kepalanya

“Baiklah, aku akan menunggumu” ucap taeyeon

“Anni, kita akhiri saja” ucap sunny membuat taeyeon terkejut

“Wae…? Kita sudah berjanji akan selalu bersama sampai tua nanti, apa kau melupakan itu?”

“Aku tidak bisa” ucap sunny berlari meninggalkan taeyeon yang masih berdiri mematung

Sejak saat itu setiap hari sebelum perayan kelulusan tiba, taeyeon selalu berusaha menemui sunny namun sunny selalu menolak dan menghindarinya hingga taeyeon benar benar kecewa dan salah satu temannya memberitahukan jika ada seorang siswa yang mengaguminya sejak kelas 1, ia menerima saran dari temannya agar mendekati yeoja itu untuk membuat sunny cemburu, taeyeon pun mencobanya dan menemui yeoja yang mengaguminya itu, bernama tiffany hwang. hingga keduanya menjadi sepasang kekasih, namun sayangnya sunny tetap pada keputusannya hingga ia benar benar pergi meninggalkan korea.

Keduanya bertemu kembali setelah sunny kembali ke korea dan taeyeon diundang ayahnya dalam pesta penyambutannya

“Kenapa kau tampak terkejut? Aku diundang oleh ayahmu” ucap taeyeon

“Kau dekat dengan appaku?”

“Entahlah, aku hanya sedang menyelidiki beberapa perusahaan gelap”

“Jangan terlalu dekat dengan appaku”

“Wae? Ah.. Ku dengar kau pulang untuk bergabung di perusahaan ayahmu, aku rasa aku masih ingat dulu kau sangat membenci hal itu”

“Ini tidak seperti yang kau pikirkan”

“Hey kenapa kita begitu tegang, aku tak marah tentang hal itu lagipula tiffany sudah menjagaku selama beberapa tahun ini” ucap taeyeon tersenyum menatap sunny

Berbeda dengan raut wajah sunny yang berubah

“Aku pergi dulu” ucap sunny dengan nada dinginnya

Taeyeon kembali tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya sambil menatap sunny yang berjalan menjauhinya, ia tahu sunny sedang cemburu padanya

Flashback end

Taeyeon mengepalkan kedua tangannya erat

“Taeyeon-ah.. Gwaencha…”

Belum selesai sunny berbicara, taeyeon tiba tiba memeluknya erat

“Anniyo, aku tidak sedang baik baik saja sunny-ah” ucap taeyeon menitikkan air matanya

Sunny pun membalas pelukan taeyeon

“Aku sangat membenci ayahmu, tapi aku tak bisa membencimu” ucap taeyeon dalam hati

Waktu sudah menunjukkan pulu 03.00 dinihari

“Taeyeon-ah kajja pulang” ucap sunny mencoba membangunkan taeyeon yang tertidur menyandarkan kepalanya diatas meja

Taeyeon hanya bergumam enggan terbangun, ia sudah sangat mabuk setelah menghabiskan beberapa botol bir

“Hyo bangunlah, kajja kita bawa taeyeon pulang” ucap sunny menggoyangkan hyoyeon yang juga tertidur namun ia tidak sampai mabuk hanya kelelahan setelah seharian bekerja

“Ah, nne..” ucap hyoyeon mulai mengaitkan lengan taeyeon pada pundaknya

“Hyo, aku mual” gumam taeyeon yang sedikit terbangun

“Mwo?! Yah yah chankkaman!!” ucap hyoyeon

“Huuwweeee mmmmpph!!” 

Belum sempat taeyeon memuntahkan isi perutnya hyoyeon sudah membekap mulutnya dengan jaket milik taeyeon

“Sunny-ah aku akan membawanya ke toilet, kau tunggulah di mobil” ucap hyoyeon, iapun langsung membawa taeyeon ke dalam toilet hingga ia bajunya selamat dari muntahan taeyeon

“Sudah ku katakan, jangan munum terlalu banyak! Dasar bodoh” ucap hyoyeon memijat mijat leher taeyeon

“Sudah selesai hyo, hah.. Perutku rasanya diaduk aduk” ucap taeyeon membilas wajahnya dengan air, kini kesadarannya mulai pulih

“Salahmu sendiri bodoh” ucap yeoja disampingnya itu

Hyoyeon pun kembali memapah taeyeon karena masih terasa pusing

Begitu sampai di apartemen, hyoyeon dan sunny membaringkan taeyeon diatas tempat tidurnya

“Kau akan menginap disini?” tanya sunny

“Nne, dia sedang sangat tertekan dengan kejadian yang menimpa kedua orang tuanya, aku khawatir dia selalu seperti ini”

“Terus jaga dia hyo, aku juga sangat mengkhawatirkannya” ucap sunny kembali menatap wajah taeyeon yang sudah tertidur

“Kenapa saat itu kau meninggalkannya sunny-ah, taeng sangat mencintaimu”

“Aku….” ucap sunny tak meneruskannya

“Apa kau masih mencintainya?” tanya hyoyeon membuat sunny terkejut

“Ap.. Apa maksudmu?” ucap sunny gugup

“Anni, aku hanya bertanya” ucap hyoyeon innocent

*plak!!* 

“Yaish…!! Dasar bodoh!” ucap sunny kesal setelah memukul lengan hyoyeon

“Kau tidurlah disini, aku akan kebawah mencari kopi” ucap hyoyoen kemudian berjalan meninggalkan apartemen taeyeon
………

*Your destination number is not answer, please try again*

“yaish… kau kemana taeng?” ucap tiffany kesal setelah beberapa kali menekan panggilan nomor kekasihnya itu, sudah hampir 3 jam ia menunggu taeyeon di dalam ruang rawat nyonya kim

Setelah melerai perkelahian tiffany membawa taeyeon menjauhi yuri karena jika terus melihat yuri ia tahu kekasihnya akan terus emosi. setelah mulai tenang taeyeon dipanggil atasannya untuk menemuinya, tiffany pun mengantar taeyeon ke kantor polisi. namun karena sangat lama menunggu tiffany mengirim sms pada taeyeon ia akan keluar dan meminta taeyeon untuk menunggunya jika telah selesai berbicara dengan atasannya itu. tiffany pun kembali ke rumah sakit untuk menemui yuri karena dari perkelahian itu ia sangat mengkhawatirkan yuri yang memiliki banyak luka diwajahnya, ia tahu yuri tidak bersalah meskipun ia sudah mengetahui apa yang terjadi. ia begitu mengkhawatirkan yuri yang tak bisa berkelahi sehingga menerima beberapa pukulan dari taeyeon dan itu membuat hati tiffany ikut terluka, ia sangat ingin memarahi taeyeon namun ia tahu itu malah akan memperburuk keadaan

Setelah menemui yuri, tiffany kembali ke kantor polisi untuk menemui taeyeon, namun ia tidak menemukan taeyeon, dan salah satu rekan taeyeon yang berada disana memberitahunya jika nyonya kim jatuh pingsan setelah mengetahui kabar yang menimpa suaminya dan taeyeon sedang menuju kesana. tiffany pun segera menyusulnya, dan baru tiba di rumah sakit pukul 12 malam setelah bertanya pada tetangga rumah taeyeon dimana ibunya dirawat karena taeyeon tak kunjung menjawab panggilan teleponnya. ia tiba di rumah sakit 1 jam setelah taeyeon meninggalkan rumah sakit

Tiffany merasa kelelahan dan beristirahat di ruang rawat nyonya kim sambil menunggu taeyeon

“ah sudah jam 2, besok siang aku harus bekerja, aku tidak bisa meminta cuti” gumam tiffany, iapun segera berdiri dan memakaikan kembali jaket tebalnya

“omonim, aku pergi dulu, semoga lekas sembuh, besok aku akan kembali kesini” ucap tiffany mengusap usap lebut lengan dan kepala nyonya kim

Tiffany pun meninggalkan rumah sakit

Namun saat diperjalanan ia kembali mengkhawatirkan kekasihnya itu, karena arah taksi yang ditumpanginya melewati apartemen taeyeon iapun memutuskan untuk beristirahat disana dan berharap taeyeon berada disana

Tiffany menekan password apartemen taeyeon, ia tersenyum saat aroma pewangi baru yang taeyeon katakan pagi tadi mulai tercium dihidungnya

*piiip*

ia pun memasuki apartemen taeyeon setelah pintu terbuka

…………….

“huffft… dingin sekali” gumam hyoyeon mengusap usap cup berisi cappucino hangat yang baru saja ia beli di sebuah mini market tak jauh dari apartemen, kini ia telah kembali ke apartemen dan pintu lift yang membawanya terbuka

“omo!!” teriak hyoyeon saat akan menabrak seorang yeoja yang akan memasuki lift “aku pikir kau hantu, mianhae” lanjutnya sambil terus menatap yeoja itu

yeoja itu mengangkat wajahnya menatap hyoyeon

“tiff… fany?” ucap hyoyeon terkejut saat melihat wajah yeoja itu, kedua matanya tampak merah seperti baru saja menangis

“fany-ah.. chankam…” belum sempat hyoyeon melanjutkan ucapannya pintu lift yang membawa tiffany sudah tertutup dan berjalan.

“yaish… ini buruk!” ucap hyoyeon kembali dan berlari menuju kamar taeyeon, namun saat akan masuk, ia bertabrakan dengan sunny yang baru saja keluar

“s…ssuny-ah apa yang terjadi?” tanya hyoyeon menggenggam pergelangan tangan sunny, ia melihat yeoja itu terisak

“lepaskan aku hyo” ucap sunny

“oddiga?” tanya hyoyeon kembali

“tolong lepaskan tanganku, aku ingin pergi” ucap sunny kembali terisak

“baiklah..” ucap hyoyeon melapaskan tangan sunny, ia melihat sunny kmbalu berjalan meninggalkan apartemen

Hyoyeonpun masuk dan menghampiri taeyeon, ia melihat taeyeon terduduk diatas tempat tidur sambil menundukkan kepalanya

“taeng apa yang telah terjadi?” ucap hyoyeon

…………………………………

Keesokan harinya

Yuri baru saja memasuki ruang tahanan tempatnya ditahan, ia baru saja menemui beberapa polisi, investigator dan detektif yang mengusut kasus yang menimpa padanya dan tuan kim

Dengan kedua tangan yang terus terborgol ia menyandarkan punggungnya pada dinding ruangan dan mulai terduduk menundukkan kepalanya sambil mengingat percakapannya bersama para polisi beberapa saat yang lalu

“apa kau yakin dengan ucapanmu kemarin jika salah satu pelaku tertembak?”

“nne, aku mendengar teiakannya”

“yuri-shi, kami sudah mengolah TKP disana, kami tak menemukan darah, peluru ataupun jejak, meskipun ada beberapa semak yang rusak tapi itu tidak bisa membantu”

“hmm… aku tak bisa menjelaskan hal lain lagi setelah itu” ucap yuri menundukkan wajahnya

“minhae, karena bukti pertama yang memegang senjata saat kejadian itu dan tidak cukup bukti jika ada orang lain maka kini kau ditetapkan sebagai tersangka dan besok harus menghadiri sidang pertama dan akan tetap ditahan sampai hakim memutuskan, aku harap tuan kim segera sadar dari komanya dan bisa segera menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi”

“nne.. tapi aku rasa tuan kim masih dalam bahaya, tolong selalu jaga dia” ucap yuri

Ketua polisi itu terdiam tampak berpikir sambil memandang kedua bola mata yuri

“baiklah, aku akan mengirim anak buahku untuk berjaga disana”

“sir, Mr lee sudah tiba disini” ucap salah satu polisi yang datang menghampiri

“kajja yuri-shi ikut kami” ucap para polisi itu, yuri pun dibawa ke ruang kunjungan dan melihat ayah tirinya sedang duduk menunggunya

“kalian sudah melakukan tugas dengan baik, terima kasih telah menjaga putriku dan tak menyakitinya” ucap mr lee kembali menatap wajah yuri yang masih menyisakan beberapa bekas luka pukulan

“mianhatta agashi, saat itu sersan taeyeon yang merupakan puteri dari tuan kim merasa sangat emosi dan tidak bisa mengontrol emosinya”

“gwaenchanna aku baik baik saja appa” ucap yuri tersenyum menatap ayah tirinya itu

“aku tidak bisa membantumu lebih” ucap mr lee menatap yuri “aku akan menyerahkan semuanya pada kalian, jadi tolong lakukan tugas kalian dengan baik dan jaga anakku” lanjutnya sambil menatap satu persatu para polisi yang berada disana

“baik agashi” ucap para polisi

Mr lee pun pamit dan meninggalkan kantor polisi karena harus kembali ke kantornya.

……………………………………

Sudah 3 hari yuri ditahan setelah melaksanakan sidang pertama yang membuatnya ditetapkan sebagai tersangka dan kembali mendekam di penjara. dan selama itu pula yang hadir hanya mr lee dan taeyeon serta para anak buah mr lee

yuri sedang terdiam didalam ruangannya, seorang polisi datang membuka pintu ruangan itu

“yuri-shi, ada keluarga yang ingin menemui anda” ucap polisi itu

“nugu?” gumam yuri, iapun terbangun dan berjalan menuju ruang kunjungan, ia trsenyum saat melihat seseorang sedang duduk menunggunya

“yoong” ucap yuri membuat yeoja itu menoleh kearahnya

Yuripun duduk dihadapannya

“baru tiga hari kau sudah terlihat kurus” ucap yoona

“begitu ya, makanan disini tidak seenak makanan luar, apa kau membawa beberapa makanan untukku?”

“tentu saja, aku tau kau sangat pilih pilih makanan, aku membawakanmu jajangmyeon” ucap yoona mengangkat sebuah box berisi beberapa makanan

“omo omo! kyaaaa… gomawo..” ucap yuri berteriak senang

Keduanya pun menikmati beberapa makanan yang dibawa oleh yoona, beruntung mr lee meminta pada para polisi untuk memberi yuri perlakuan berbeda dari para tahanan lain dan disetujui

“ah perutku benar benar terasa enak sekarang” ucap yuri mengusap usap perutnya

“yaish… bersihkan dulu kotoran di wajahmu, dari dulu kau selalu saja berantakan jika makan, bagaimana saat kau makan bersama kekasihmu nanti eoh?” ucap yoona mengambil beberapa tissue dan diusapkannya pada pajah yuri yang terlihat kotor oleh sisa bumbu jajangmyeon yang dimakannya

Yuri terdiam, matanya berkaca kaca melihat perlakuan yoona padanya. sudah beberapa tahun lamanya ia belum pernah lagi merasakan perhatian dari adiknya itu seperti yang dilakukannya sekarang

“wae..?” ucap yoona menatap kedua mata yuri yang hampir menangis

“anniyo, aku hanya senang melihatmu yoong”

“hmm… sebenarnya aku kesal padamu, tapi….”

“wae?”

“aku lebih takut kehilanganmu” ucap yoona sedikit merendahkan suaranya namun masih bisa didengar oleh yuri

“aku akan baik baik saja” ucap yuri menggenggam kedua tangan yoona

“apa kau selalu menangis di dalam sana?”

“anniyo.. yah! kau pikir aku anak kecil eoh?”

“kau memang sudah dewasa tapi kau ini cengeng!” ucap yoona memberikan merong pada yuri

“yaish…!! menyebalkan”

“wajahmu terlihat sangat buruk” ucap yoona menatap luka luka biru yang masih terlihat disudut bibir dan pada dahi yuri

“benarkah? tapi para tahanan disini mengatakan jika aku terlihat tampan” ucap yuri mengusap usap dagunya

“kenapa kau tak melawannya?”

“aku tidak bisa”

“lalu apa gunanya sabuk hitammu?” ledek yoona

“hahaha… walaupun pukulannya tak seberapa aku tetap tak bisa melawannya”

“wae…?” ucap yoona kesal

“tenagaku akan terbuang sia sia melawan si pendek itu hahaha” ucap yuri tertawa

“yaish… kalau begitu biar aku yang membalasnya”

“berkelahi saja kau tak bisa”

“aku akan berlatih! lihat saja, akan ku pastikan dia meminta maaf padamu”

“dia memukulku karena ayahnya tertembak yoong” ucap yuri dengan nada yang mulai terdengar serius

“aku tau, bagaimanapun juga itu tindakan yang tidak tepat, namanya menghakimi sendiri”

“omo! sejak kapan otakmu menjadi pintar”

“sejak meninggalkan mansion”

“hmm… arra, sekarang kau sudah mendapatkan kebebasan”

“tentu saja, kau tak ingin sepertiku?”

“tentu saja ingin, dasar bodoh”

“tinggalah bersamaku setelah keluar nanti”

Yuri terdiam mendengarnya

“andwae, itu akan membahayakanmu, bahkan aku tak tahu bahaya seperti apa lagi setelah aku keluar nanti” ucap yuri dalam hati memandang adiknya itu

“yoong berlatihlah ilmu bela diri untuk menjaga dirimu”

“shirro, kau bilang kau akan selalu menjagaku, jadi untuk apa aku melakukan itu”

“dasar bodoh, setidaknya kau akan baik baik saja selama aku tak bersamamu”

“arasso…”

“hey yul” sapa amber yang baru saja memasuki ruang kunjungan “oh kau juga disini yoong, senang rasanya melihat kalian kembali akur” lanjutnya

“hey.. kemana saja kau eoh?”

“hehehe mianhae aku sibuk, yoong bisakah tinggalkan kami berdua dulu sebentar?”

“wae…? aku ini bukan lagi anak kecil”

“yaish.. ini tentang ayahmu, kau masih mau mendengarnya?”

“anniyo, aku pergi unnie aku harus kembali ke restoran”

“oke hati hati yoong dan titipkan salam ku pada jessica” ucap yuri terbangun hendak memeluk yoona

*pletak!!!* 

bukannya balasan pelukan yang didapat melainkan jitakan pada kepalanya

“aw.. appo..” gumam yuri mengusap usap kepalanya

“andwae!”

“wae..?”

“anniyo, aku tetap tak akan mengatakannya, aku pergi” ucap yoona berjalan meninggalkan ruang itu

“yaish… menyebalkan” gumam yuri dan kembali duduk

“hahaha senang sekali melihat kalian kembali akur” ucap amber yang sedari tadi tertawa melihat tingkah kedua kakak beradik itu

“apanya yang akur” ucap yuri mempoutkan bibirnya

“so, apa kau hidup dengan baik disini? mianhae aku baru mengunjungimu sekarang”

“gwaenchanna…”

“aku sebenarnya ingin kau mengajukan banding dan segera keluar dari sini, aku bisa saja menjadi saksi dan membawa tersangka yang mengintai yoona saat dipemakaman itu, hanya saja itu terlalu berbahaya untukmu yul”

“hmm.. aku sudah menduganya, akupun tak bisa berkata apa apa selain menunggu ap… Eh tuan kim sadar” ucap yuri

“tak apa jika kau ingin menyebutnya appa” ucap amber membuat yuri terkejut

“kau sudah tau?”

“baboya, tentu saja.. kau memintaku menyembunyikan ahjumma agar polisi tak menanyakannya mengapa tuan kim berada di rumahmu, tentu saja saat itu ahjumma menjelaskan semuanya, ia terus menangis memaksaku membawanya kemari untuk menjadi saksi, tapi aku sudah menahannya dan membawanya pergi jauh”

“haha dia memang pemaksa” ucap yuri

“ahjumma menitipkan ini padamu” ucap amber memberikan sebuah amplop, yuri membukanya dan melihat beberapa foto bergambar barang barang didalam sebuah kotak

“apa ini?”

“entahlah, dia memintamu untuk mengingatnya” ucap amber

“tentu saja aku mengingatnya” ucap yuri dalam hati

“hmm… sayangnya aku memiliki ingatan yang buruk hehehe aku pikir dia akan menitipkan makanan, dasar ahjumma” ucap yuri kesal

“kau ingin makan apalagi? bukankah adikmu sudah membawakannya untukmu”

“ah kau benar hehehe”

“yaish… kau ini bos yang bodoh” ucap amber

“mwo? yah! aku ini yang menggajimu bahkan kau terus menerima uang dari games games yang aku ciptakan!”

“hahaha yah anggap saja itu sisi baiknya dari kau hahaha” ucap amber tertawa puas

“jadi kau berhasil menangkap para pengintai itu? siapa mereka?” tanya yuri kembali serius, amber menegakkan badannya dan mulai mencondongkan tubuhnya mendekati yuri

“2 diantaranya mati tertembak, untungnya masih ada 1 orang yang hidup, mereka anak buah dari tuan choi”

“hmm…”

“eh? kau tak terkejut?”

“aku sudah menduganya, sebenarnya aku sudah tahu jika tuan choi pemilik rumah sakit itu, aku berpikir jika tuan choi berniat membunuhku dan yoona”

“karena itu untuk saat ini mianhae aku tak bisa membantumu keluar dari sini”

“gwaenchanna, aku hanya akan terus memintamu menjaga adikku”

“nne”

“dan latihlah dia bela diri”

“eh?? bukankah dulu kau melarangnya?”

“nne, tapi setelah kejadian ini pasti bahaya akan selalu mengintainya”

“arra, ah apa dia tahu tentang ayahmu?”

“anniyo, aku masih belum bisa memberitahunya, aku takut akan melukai jantungnya”

“baiklah, kalau begitu aku harus segera pergi mengawasi adikmu, aku akan segera melatihnya nanti”

“gomawo” ucap yuri memeluk amber

“yah! kau ini memang bos yang menyebalkan baiknya yaish…” ucap amber membalas pelukan yuri

Ia pun  pergi dan yuri kembali kedalam ruangannya

……………………………..

di restoran

“kemana dia? apa dia sakit lagi?” gumam jessica saat tak melihat yoona sedari pagi

“kau mencari si rusa?” tanya sooyoung mengejutkan jessica

“yaish… anniyo, tapi kemana dia?”

“kantor polisi mengunjungi unnie nya” ucap sooyoung

“oh.. begitu” ucap jessica kembali melakukan aktivitasnya mengelap meja “mwo??!! ke kantor polisi? jinja?” ucapnya kembali merasa excited

“yaish! yah! kau membuat jantungku hampir copot!” ucap sooyoung mengusap usap dadanya

“hehhe mianhae eh? kenapa dengan lenganmu?” ucap jessica saat melihat sebuah perban melilit lengan kanannya “wajahmu juga ada luka gores, apa kau berkelahi?” 

“anniyo, kemarin aku terjatuh”

“ah… pantas sudah beberapa hari aku tak melihatmu”

Sooyoung mengambil jaketnya dan mengenakannya

jessica kembali membalikkan badannya namun seseorang tiba tiba sudah berdiri dihadapannya

“boo!!!”

“kyaaaa!!!”

*cekrek cekrek cekrek*

“aaahahaha…. aku mendapatkannya! soo…!! aku mendapatkan wajah terkejutnya hahaha aigoo.. jelek sekali!” teriak yoona sambil tertawa aligator

“YAHH!!! IM YOONA!” teriak jessica dengan tatapan devil nya

“omo!” yoona langsung berlari dan jessica segera mengejarnya sambil melayangkan gagang sapu yang diambilnya

“yah!! kemarikan ponselmu atau kau akan mati!!” teriak jessica terus mengejar yoona, beruntung restoran sudah tutup sehingga hanya ada mereka dan karyawan lain yang tertawa menontonnya, yoona mengoper ponselnya pada sooyoung, sooyoung pun mngoper ponselnya pada jinki yang ikut bergabung

🎵 You better run run run run run
Deoneun mot bwa geodeocha jullae
You better run run run run run
Nal butjabado gwanshim kkeodullae Hey🎵

“ah lagu yang cocok untuk mereka” ucap luna setelah memutar musik ikut memecah keributan didalam restoran tersebut

…………

Setelah lelah berlari lari jessica, yoona dan sooyoung duduk di soffa pengunjung

“Aigoo tangan ku merah karena gagang sapu yang kau pukulkan” ucap yoona memperlihatkan lengannya yang memiliki beberapa bekas kemerahan

“Itu karena salah mu sendiri bodoh” 

“Hehehe mianhae, sudah ku bilang aku sangat suka jika kau sedang marah”

“Yah! Menyebalkan”

“Ah ya aku lupa, soo mulai besok aku akan belajar kungfu!” ucap yoona exicited sambil melayang layangkan tangannya

“Yah yah yah, turun kan tanganmu” ucap sooyoung namun yoona malah terus berpura pura menyerangnya

“Aku akan menjadi petinju internasional, wacauww!! Hiatt!!” 

*plak!!!* akhirnya pukulan yoona mengenai lengan sooyoung

“Aw!!! Yah! Appo…” teriak sooyoung meringis kesakitan memegang lengannya

Yoona terkejut saat lengan baju sooyoung berubah warna

“Omo! Kau berdarah?” ucap yoona

Belum sempat sooyoung berbicara yoona sudah menarik jaketnya dan melepaskan ya hingga melihat perban putih yang melilit lengannya sudah berwarna merah padam

“Wae…?” ucap yoona terlihat khawatir

“Dia terjatuh” ucap jessica

“Jinja? Kajja kita ke rumah sakit!” ucap yoona hendak membangunkan sahabatnya itu

“Andwae, aku baik baik saja.. Aku hanya tinggal mengganti perbannya”

“Tapi darahmu sangat banyak! Yah bodoh, kau habis melakukan apa sampai terjatuh begitu parah?”

“Hehehe biasa, in acton! Aku pergi dulu menemui dokterku” ucap sooyoung

“Apa aku perlu mengantarmu?”

“Andwae, kau antar saja jessica pulang”

“Baiklah, mianhae…” ucap yoona

Sooyoung pun pergi meniggalkan restoran

Begitu pun yoona dan jessica mulai menaiki bis, setelah keduanya cukup dekat yoona selalu mengantarnya pulang karena jessica masih trauma sendirian di luar

“Dasar bodoh! Bukan nya membangunkanku kau malah membiarkan bus kita melewati 1 halte” ucap jessica merasa kesal, keduanya harus kembali berjalan karena bus yang membawa mereka kebablasan

“Hehehe apa boleh buat, aku terlalu terpaku menatap wajah tidurmu”

“Yah! Jangan coba coba menggodaku” ucap jessica mengepalkan tinjunya

“Hehehe arraso” ucap yoona

Tiba tiba jessica menghentikan langkahnya dan memegang tangan yoona membuat yeoja itu juga menghentikan langkahnya

“Wae?” tanya yoona

Jessica menarik lengan jaket yang dikenakan yoona hingga memperlihatkan tangan putihnya

“Apa kau benar benar terluka?” ucap jessica memeriksa tangan yoona, ia sebenarnya khawatir setelah yoona mendapatkan beberapa pukulan dan gagang sapu yang dilayangkannya

“Anniyo, aku baik baik saja”

“Tapi tadi tanganmu merah merah”

“Oh… Hahaha itu karena aku memiliku kulit yang putih jadi cepat membekas jima terkena pukulan, tapi itu akan hilang kembali dalam beberapa saat”

“Jinja? Gwaenchanna?”

“Yaish yeoja macam apa kau setelah memukul lalu kembali merasa khawatir”

“Yah, itu karena kau sendiri yang sangat menyebalkan”

“Kau kan tahu….”

“Arra arra arra aku menyukai wajah marahmu” ucap jessica melanjutkan apa yang akan yoona katakan

“Eh? Hahahaha anak pintar” ucap yoona mengusap usap kepala jessica

“Ah ya, tadi pagi kau benar benar menemui yuri?”

“Nne… Wae?”

“Anniyo, aku hanya senang mendengarnya”

“Dia menitipkan salam untukmu” ucap yoona dengan wajah tak sukanya

“Jinja…?” ucap jessica excited

“Yah yah yah! Ekspresi macam apa itu” ucap yoona kesal

“Tapi tumben kau menemuinya sendiri, aku pikir kau benar benar marah padanya”

“Ya.. Aku memang marah padanya, tapi entahlah aku tak tahu mengapa selalu mengikuti perintahmu”

“Wow daebak, apa kau menyukaiku?”

“Sepertinya begitu” ucap yoona berjalan mendahului jessica sementara jessica kembali menghentikan  langkahnya merasa terkejut

Entah perasaannya merasa senang atau hanya keterkejutan semata, entahlah jessica selalu merasa hal aneh dengan tingkah yoona yang selalu tiba tiba

…………………

“bunuh yuri begitu dia terbebas nanti”


TBC

mohon maaf seharusnya ini diunggah kemarin2, karena ada kendala di lp yang sudah tua renta jadi terganggu

Oh ya, gomawo atas jawaban jawaban kalian beserta alasannya

Hampir semuanya memiliki pendapat yang sama

Sebenarnya author juga sependapat dengan kalian, karena author bukanlah anak gawel jadi ngga terlalu suka ff yg pake “lawh guweh” hehehe benar juga kata kalian, jadi sulit membayangkannya karena mereka dari korea rasanya aneh kalo pake bahasa gawel

Tapi author masih menyadari jika tulisan author masih jauh banget dari kata sempoa. 

Mohon maaf yass

32 thoughts on “We Are Different part 5

  1. Ros09 says:

    Yuri tertangkap ? Padahal bukan dia yang menmbak Mr. Kim. Tapi dengan kejadian itu yoong menjadi sadar dan dibantu dengan nasehat sica tentunya😆 sepertinya Mr. Lee baik, melihat anak angkatnya kesusahaan beliau meminta polisi memperlakukan yul dg khusus dan mencari kebenaran😁, lalu ada apa dengan soo, Kenapa seperti ada yg disembunyikan? Ah aku suka dengan part ini. Lanjut thor tolong jangan lama lama update 😄

    Like

  2. jokece5 says:

    pnasaran ma soo, apa dia terlibat sama rencana jahat bpa’a
    ciee yoong yg naksir jessie
    fany bakal putus ma tae ga ya? putus aja deh toh tae kya’a masih cinta sma sunny dan fany jga ada yul yg cinta ma dia

    Like

  3. Im d says:

    Penasaran sama kelanjutan hub’n taeny.. Putus ajj udh c taeny.. Udh Kasian my soebang yul d pukulin Tae.. Yoonsic couple yg unyu unyu gmna gto

    Like

  4. may185blog says:

    Apa yg tertembak oleh Yuri itu Sooyoung???
    Yoona dah ngutarain perasaan nya ke Sica, apakah Sica menerima nya???
    Mr Choi bener” sadis ingin membunuh Yuri agar Gk ada saksi, apa Yuri bisa selamat???
    Chayoo tuk next center. ✊😆

    Like

  5. Vin RfKimHwang says:

    Kaya nya sooyoung jahat deh,dia diam-diam mau ngancurin yuri jg yoona ..
    Semakin lama cerita nya semakin bkin up and down kekeke
    Fany,segitu sayang nya ama yuri ,knpa yah aku ngliay tae jadu sedih dgb sikap fany yg care ama yuri hiksss

    Like

  6. sophiltor says:

    Sepertinya anak buah choi yg 2 selamat salah satunya soo.berakting donk dia baek sama yoona.rumit thor jdinya
    apa yg dilihat fany sampe dia nangis bgitu???
    Yuri doank yg setia sama kamu fany!!
    Always in waiting next chapnya thor jgn lama” ya
    Fighting 🙂

    Like

  7. YOONRIS says:

    kyaa dipart ada manis ada sedihnya juga >< akhirnya YoonYul baikkan 😀
    kasian bgt ama Yul 😦 YoonSic manis bgt sedangkan TaeNy lgi berantem kyknya bakal putus 😥
    kahh lanjut thor penasaran ama part selanjutnya 😀 Fighting!!

    Like

  8. rzu says:

    nah lo, apa yg di liat tiffy?.
    yoong cemburuan banget, yul kan cuman nitip salam bukan nitip surat Cinta. ampe segitunya. hehehe.
    apa syoo yg membuat gagal atas penembakan yuri?.

    Like

  9. Ani says:

    Penasaran knpa tangan Soo sampai terluka akhirnya yoonyul baikkan yoong yg cemburu terhadap Yuri karena kirim salam untuk sica apakah hubungan taeny berakhir makin penasaran

    Like

  10. Yuni krismawati says:

    Alhamdulillah yoonyul baikan juga😄 yoona mulai ada rasa nih ma Jessica😂😂 ekhem sepertinya Jessica juga nih😂😂 wkwk

    Like

  11. Risnita Hahihu says:

    jgn bunuh yul pwissss, mak fanehhh mau di kemanain kalau yul kelar? 😭😭😭

    yaaasssss sunny tau!
    tatang sadar nak, memendam perasaan itu ga baik. apa lg ampe mempermaikan perasaan anak orang, pamali ih 😂

    YoonYul sweet aned yak, suka deh punya kaka macam yul. sica mah sok jual mahal, padahal mah suka ke Yoong 😄. tp kekiniannya blm menyadari rasa yg ada #eeeaaaaaa

    jangan jangan soo…..?
    ah syudahlah, ga baik menebak yg ga seharusnya 😱

    next author nim, semangat!

    Like

  12. sn says:

    Soo disini sebenarnya baik ga sih Wkwkwkwkw, soalnya dia sebenarnya kan ga pingin yoong dateng ke pemakaman karena dia tau bakalan ada pembunuhan buat kwon bersaudara . Bete sama ateng sama Ahahaha. Tapi gimana ya nanti kalo yoong sama ateng tau mereka bertiga bersaudara . Sica sukanya sama siapa sih? Yuri apa yoong? Kalo mr kim mati, kunci nya ada di hyo, Amber sama ahjuma itu sebagai saksi wkwkwkw sama Sooyoung kalo Sooyoung berpihak ke kwon.

    Liked by 1 person

  13. martha97 says:

    wohooo ,, kayaknya yoonsic deh , trus yulti . hahahha . suka banget sama mereka . terkhusus yoonsic . ciehhh sica ,,, ada benih2 cinta gak nihh . hahahha . trus , jangan bilang Sooyoung yg mau tembak yul , tpi malah kena appanya yul , sooyoung luka karna tembakan yul jga .. tahu dehhh ,, penasan banget . d tgg kelanjutannya ya ..

    Like

  14. tippara says:

    Di awal bab, tae ketauan kah? Hmmmm.. Semoga fany memutuskan yg terbaik lah.. Harusnya sih yul lebih terbuka sama fany, mengingat mereka sahabatan udah lama.. Yg hampir ngebunuh bapak kim pinter jg ya, jejak nya hampir nggak ada. Kaya nya yul emang harus ati2 nih.. Dan aku agak menyayangkan, amber terlalu fokus dimana sampai2 dia nggak tau klo ada yg buntutin yul dan nembak pak kim.. Hmm oh lupa amber bukan jin 🙊 baiklahh ditunggu next chips nya penulis-nim.. Oh paling aku cuma mau ngasih saran sihh, per part klo bisa satu paragraf aja dibikin adegan konyol kaya yoong yg godain sica, biar nggak butek 😂 tp bab ini udah lumayan kehibur sih hehe hwaiting 🙋🙋🙋🙋

    Like

  15. nurhuda nur says:

    save yuri . ingin rasanya sy mau mutilasi tuan choi , trus buang dia ke sungai han =,=¿¿¿¿
    dan smg amber bisa mengajarkan yoong belah diri . agar suatu saat nnti yoong bisa mlwan tuan choi dan bunuh dia , mslh pany lebih baik putus aja ma taeng biar tdk tersakiti dan lbh baik pcran ma yul yg tulus mencintaimu . ok menunggu kisah selanjutnya . hwataeng ^_~

    Like

  16. noviangale says:

    Waaaaaaa!…knp penjahatnya jadi bertebaran gini?? Pda saling ngincar lagi..😱
    Si fany knp?? Sunny?? Tae?? (Bingung )🙄
    Soo kah anak buah yg tertembak??
    Siapa lagi yg mau bunuh yul?? (Bawapolisisatubatalion)buat lindungin yul 😋

    Like

  17. grc_grace says:

    Omo siapa itu yg nyuruh bunuh Yuri ? 😨😱
    Aigoo my yoonsic cute bgt 😘😘
    Akhirnya yoonyul akur juga 😂
    Oh iya taeny bakal banyak drama nih 😥😢

    Like

  18. Hennyhilda says:

    Hah tangan soo terluka malah ampe bedarah karna kena pukul dr yoong dan sebelum pelaku yg coba bunuh yul ama bokapnya kena luka tembak dilengannya, apa orang itu si soo ya? Makin tambah penasaran gw

    Liked by 1 person

  19. junghyun1park says:

    Yoong sakit tp gak bakalan ad buat yoong kenapa2 kan ntar thor?
    Tangan soo luka ap jangan2 yg kena tembak sm si yul itu soo,, secara kan appa nya soo yg mau bunuh yoonyul
    Tp kan soo temenan sm yoong masa tega soo buat nyelakain yoonyul

    Like

Leave a comment